Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

download Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

of 13

Transcript of Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    1/13

     

    PEMROSESAN NANOKOMPOSIT SELULOSA

    DENGAN TEKNOLOGI PEMROSESAN LELEHAN

    OLEH: KELOMPOK 5 RABU PAGI

    1.  Achmad Anggawirya Alimin 1406564912

    2.  Evan Libriandy 1406607722

    3.  Risyad Naufal 1406569863

    TEKNIK KIMIA

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

    APRIL 2016

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    2/13

    ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii 

    ABSTRAK .............................................................................................................. 1 

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 2 

    ISI ............................................................................................................................ 3 

    Proses Pelelehan Batch ....................................................................................... 3 

    Proses Pelelehan Kontinu .................................................................................... 6 

    KESIMPULAN ..................................................................................................... 10 

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11 

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    3/13

    1

    ABSTRAK

    Salah satu metode yang umum digunakan dalam pemrosesan nanokomposit

    selulosa adalah dengan melakukan proses pelelehan. Proses ini dapat dilakukan

     baik dengan cara bertahap dengan batch  maupun dilakukan dengan skala lebih

     besar dengan cara dilakukan secara kontinu. Dalam 10 tahun terakhir, teknologi dan

    metode yang digunakan sudah semakin berkembang dan mudah digunakan.

    Pesatnya perkembangan tersebut dicapai untuk memenuhi skala produksi dalam

    skala pasaran.

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    4/13

    2

    PENDAHULUAN

    Penelitian mengenai pemrosesan material nanokomposit selulosa dimulai

     pada pertengahan 90’-an. Penelitian tersebut dipelopori oleh kelompok Chanzy dan

    Cavaille di CERMAV di Grenoble, Prancis. Kelompok ini melakukan penelitian di

     bidang ini hingga awal tahun 2000, yang pada saat itu jumlah peneliti yang

     bergabung dalam bidang ini meningkat.

     Nanokomposit selulosa diproduksi menggunakan proses yang berbeda-

     beda, yang mengakibatkan perbedaan dalam sifat hasil nanokomposit yang

    dihasilkan. Maka, penelitian dan pengembangan dalam proses produksi

    nanokomposit selulosa merupakan bagian yang penting dalam pengembangan

    nanokomposit selulosa.

    Salah satu teknologi yang digunakan dalam produksi nanokomposit selulosa

    adalah teknologi pemrosesan lelehan. Proses pelelehan nanokomposit sangatlah

     penting dan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengolah dengan volume

    tinggi dalam skala pasaran. Teknologi pemrosesan lelehan digunakan untuk banyak

     jenis biokomposit dikarenakan metode yang cepat dan murah. Proses pelelehan

    dapat dilakukan secara bertahap dalam batch ataupun secara kontinu.

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    5/13

    3

    ISI

    Proses Pelelehan Batch

    Salah satu metode dalam memproduksi nanokomposit selulosa dalam

     proses extruksi adalah dengan menyiapkan sebuah master batch dengan nano

    selulosa yang tinggi. Kemudian akan dilarutkan dalam nano selulosa dengan

    konsentrasi yang berbeda.

    Langkah awal dalam menyiapkan master batch  yang dibuat dengan

     polyninil alkohol (PVOH) yaitu polimer yang larut dalam air. PVOH larut dan CNC

    dalam dispersi dicampurkan dan dikeringkan. Campuran kering PVOH dan CNC

    kemudian dihancurkan dan diberikan untuk proses melt compounding, di mana

    PLA digunakan sebagai matrix. Proses ini bekerja dengan baik dilihat dari sudut

     pandang proses. Namun penelitian menunjukkan fase PVOH terpisah pada PLA

    dan CNC dapat terdispersi dalam PVOH, namun tidak dalam PLA sehingga tidak

    meningkatkan sifat mekanik komposit. Tabel di bawah ini menunjukkan

    mikrostruktur dengan fase terpisah PVOH dalam PLA matrix dan detail lebih lanjut

    mengenai crystal yang terdispersi dengan baik dalam fase PVAOH.

    Tabel 1. Sifat Tensile dari PVAc dan PVAc/CNF

    Pengembangan lain adalah dengan menggunakan polyvinil asetat (PVAc),

    yaitu polimer bersifat water dispersive. Dalam kondisi ini bubuk PVAc terdispersi

    dalam air distilasi dan dicampur dengan suspensi CNFs untuk mencapai berat

    kering dengan ratio diantara PVAc dan CNF yaitu 4:1. Setelah pencampuran,

    dispersi diturunkan suhunya mencapai -200C kemudian dikeringkan (beku). Produk

    dari pengeringan tersebut dihancurkan menjadi bubuk dan digunakan sebagai

    master batch  (CNF dengan 25 wt%). Dalam master batch ini digunakan matrix

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    6/13

    4

     polimer (PVAc) dan lubricant untuk nanocomposite dengan menggunakan

    Coperion ZSK 18 MEGAlab co-rotating twin-screw extruder dengan rentang suhu

    120-1500C. Produk nanokomposit ini adalah 1, 5, dan 10 wt% CNF. Nanokomposit

    tersebut bernama PVAc-CNF1, PVAc-CNF5, dan PVAc-CNF10. Setelah

     pembentukkan, komposit akan dicompress menjadi lembaran dengan tebal 0.2-0.6

    mm dengan tekanan antara 2.50 sampai 6.25 MPa pada suhu 1300C dengan

    menggunakan laboratory press. Dumbbell shaped tensile bars (ASTM D638 Type

    V) akan dilepaskan dari lembaran. Seluruh spesimen akan dikondisikan dalam

    desiccator pada 50% relative humidity (RH) selama 30 hari untuk memastikan

    equilibrium moisture sebelum dieksperimentkan.

    Modulus dan kekuatan PVAc meningkat dengan penambahan CNFs.

     Namun hasil observasi menunjukkan bahwa increment modulus bersifat bebas

    terhadap CNF. Penelitian menunjukkan modulus dan kekuatan PVAc/CNF10

    adalah 59% dan 20%. Rata-rata nilai maksimum strain berkurang dengan

     bertambahnya CNF, menunjukkan deformasi terbatas dan penurunan ductility

    PVAc.

    Contoh akhir dari pengembangan master batch yaitu penelitian mengenai

     penggunaan CNF untuk memperkuat PLA. PLA larut dalam campuran acetone dan

    kloroform. CNFs terdispersi dalam air ditukar dengan aseton dan kloroform yang

    larut dengan PLA. Campuran akan mengering pada suhu ruang dalam semalam

    kemudian dikeringkan dengan oven. Master batch kering dengan 10% CNF

    kemudian diproses menjadi bubuk dengan warren blender. Hasilnya dilarutkan

    dengan PLA menjadi 1, 3, dan 5 wt% nanofiber dan pelletized dengan

    menggunakan co rotating twin screw extruder. Pellet kemudian di injeksi ke

    spesimen dan digunakan untuk uji mekanik.Studi mikoroskopis menunjukkan bahwa nanofiber hanya larut sebagian

    dalam matrix PLA. Uji mekanik menunjukkan hasil positif pada kekuatan tensile

    dan modulus, sedangan strain berkurang sedikit dibandingkan dengan neat PLA,

    namun tetap mirip dengan meningkatnya konten nanofiber. Sifat-sifatnya

    ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    7/13

    5

    Tabel 2. Sifat Mekanik PLA dan Nanokomposit dengan CNF berbeda

    Grafik 1 menunjukkan CNFs berpotensi tinggi sebagai penguat polimer.

    Eksperiment komposit value dekat dengan prediksi model Krenchel sehingga

    diduga karena fiber tidak beraturan dalam PLA. Eksperiment pada grafik 1

    menunjukkan modulus komposit tidak mencapai nilai eksperiment yang seharusnya

    disebabkan dipersi dan distribusi yang lemah terutama untuk konten nanofiber

    tinggi.

    Grafik 1. Eksperiment Pengukuran Tensile Modulus Nanokomposit dibandingkan teori Halpin dan Krencherl

    Sedangkan pada grafik 2 menunjukkan storage modulus dan tan delta curves

    PLA dan nanokomposit. Storage modulus dan tan delta curves mengalami

     peningkatan dibandingkan matrix PLA. Penambahan nanofiber meningkatkan

    kestabilan thermal PLA, storage modulus meningkat 28 kali lebih tinggi dari PLA

    murni pada 700C dan posisi tan peak bergerak 70 menuju temperatur lebih tinggi.

    Hal ini merupakan indikasi interaksi yang baik antara PLA dan CNFs.

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    8/13

    6

    Grafik 2. Storage Modulus dan Tan Delta Peak Curves Sebagai Fungsi Temperatur  

    Seluruh contoh proses master batch dalam membuat nanokomposit selulosa

    dengan menggunakan extruksi mendemonstrasikan cara untuk memberikan

    nanomaterial selulosa ke dalam extruder. Terdapat beberapa kelemahan pada proses

    ini dibandingkan liquid feeding. Membuat master batch menggunakan waktu yang

    lebih lama dan jika nanofiber mengalami kontak satu sama lain ketika proses

     pengeringan maka akan sulit dipisahkan ketika extrusi. Walaupun demikian, cara

    ini lebi sesuai digunakan dalam membuat nanokomposit dari CNFs dibandingkan

    liquid process.Meskipun proses melt compounding untuk nanokomposit selulosa adalah

    cara yang menjanjikan dalam memproduksi bahan ini menjadi bahan komersial,

    terdapat beberapa tantangan yang menyulitkan proses ini. Kesulitan utama antara

    lain adalah memproses nanomaterials (Fiber dan Crystal) ke dalam extruder,

    dispersi dan distribusi ke dalam dalam matrix polimer, dan thermal degradasi dari

    material.

    Proses Pelelehan Kontinu

    Proses pembuatan nano komposit dengan cara ini adalah dengan

    menggunakan dua tipe sekrup. Satu yang berputar searah jarum jam dan yang satu

    melawan arah jarum jam untuk proses penyatuan. Menggunakan dua sekrup lebih

     baik dibanding satu sekrup karena lebih efektif dalam mendispersikan dan

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    9/13

    7

    mencampur bahan, serta memudahkan pelepasan kelembaban dan molekul

    volatile.

    Penggunaan sekrup memiliki desain yang fleksibel dan dapat diatur , sekrup

    diatur berdasarkan material yang akan di proses, mulai dari pencampuran lelehan

    yang sensitif hingga pembairan material dengan shear force yang tinggi.

    Penambahan material dapat dilakukan secara kontinu dengan gravimetri ataupun

    dengan pemompaan ( jika material cair). Liquid-assisted adalah metode yang

    menjanjikan dalam pembuatan nanokomposit selulose secara kontinu. Dapat dilihat

     pada tabel berikut.

    Pada tabel tersebut didapatkan data dari berbagai kombinasi pre-process,

    nanocellulose, matriks, persentase nanocrystal. Jika dilihat produk nanoselulosa

    dengan bantuan air untuk memproduksi termoplastik nanokomposit memiliki

     beberapa keunggulan berupa ; (a) tidak diperlukan modifikasi pada permukaan

    sekrup (b) tidak terjadi degradasi pada permukaan (c) risiko terhadap kesehatan

    lebih kecil karena nanomaterial keluar dalam bentuk slurry dan (d) pedispersian

    Tabel 3. Pemrosesan Kontinu dengan Ekstrusi Twin-Screw 

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    10/13

    8

    semakin meningkat karena terjadi fenomena “blow-up” dikarenakan air menguap

     pada cairan campuran selulosa.

    Dalam suatu studi dimana pla (poly acetide) digunakan sebagai matriks

    nanokomposit selulosa, dmac/licl (n,n dimetyl acetamide dengan lithium chloride)

    dicampur dengan nanocrystal selulosa kemudian didispersikan kedalam air, yang

    kemudian dimasukkan ke dalam mesin ekstruder. Hasilnya cukup menjanjikan:

    semua sifat mekanis meningkat jika dibandingkan dengan pla dengan dmac / licl

    digunakan sebagai kontrol, seperti yang terlihat pada tabel diatas. Penggunaan peg

    (poli etilen glikol) sebagai pembantu dalam proses dapat meningkatkan ketegangan

     pada sampel hingga 17%. Sementara pada komposit cab- cnc (celulose acetate

     butyrate- celulose nanocrystal) dimana cellulose nanocrystal cicampur dengan

     plasticizer (dikarenakan cab bersifat rapuh) untuk mempermudah pemasukan cncke alat ekstruder. Baru-baru ini, herrera et al. [70] menggunakan pendekatan yang

    sama dan mempersiapkan nanokomposit dengan cna & cnf menghasilkan bahan

    dengan sifat menarik, dengan penambahan 1 % berat cnf (cellulose nanofiber) dapat

    menambah duktilitas pla. Studi lain oleh herrera et al. [99] pada pla dengan selulosa

    dan kitin nanocrystals menunjukkan bahwa 1 wt.% nanocrystals dari kedua selulosa

    dan kitin meningkatkan sifat mekanik pla yang terplastisasi.

    Usaha pertama untuk mempersiapkan master-batch menggunakan polimer

     pembawa untuk nanocellulose dengan tujuan untuk mendapatkan feed yang akan

    dimasukkan ke alat ekstruder dalam bentuk kering sehingga meningkatkan dispersi

    dilaporkan oleh bondeson dan oksman . Pvoh (poly vinyl alcohol) berlapis cnc yang

    telah kering-dimasukkan ke ekstruder dan dicampur dengan pla. Proses ini

    dibandingkan dengan feed cair dari bahan yang sama, menunjukkan bahwa dispersi

    yang lebih baik diperoleh dengan proses cair. Corrêa et al. Menggunakan pa6 (poli

    amide) sebagai polimer pembawa untuk cnc dalam matriks pa6 dan menunjukkan

    Gambar 1. twin ekstruder dengan fungsi yang fleksibel  

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    11/13

    9

    nanocrystals terdispersi dengan baik dan stabilitas termal meningkat, tetapi hanya

     peningkatan biasa modulus, dan tidak ada perubahan dari kekuatan yang

    ditunjukkan.

    Iyer et al. Menunjukkan bahwa nanocrystals selulosa dapat didispersikan

    dengan ldpe ( low density polyethilene) dan pp (poly propilene) menggunakan

     penumbukan fasa padat, yang merupakan jenis proses twin screw extrusion dalam

    keadaan padat, menggunakan pendingin untuk mengantisipasi pemanasan selama

     pencampuran. Hal ini menunjukkan cnc yang terdispersi dengan baik di ldpe dan

     pp memiliki sifat sedikit lebih baik. Namun, dalam metode ini, cnc adalah awalnya

    merupakan bahan baku yang kering dan beku serta dicampur dengan polimer, yangdapat berisiko karena parikel yang di proses adalah partikel bebas berukuran nano.

    Perkembangan lain adalah ekstrusi mana fibrilasi selulosa dilakukan dalam

     proses yang sama seperti nanocomposites. Hietala et al. Berusaha untuk

    memisahkan dan mendispersikan nanofibers dari pulp kayu dalam proses satu

    langkah, di mana proses persiapan ts (thermoplastic starch) dan peracikan serat dan

    matriks dilakukan dalam satu waktu . Sayangnya, hasil tidak menunjukkan fibrilasi

     baik dari pulp. Suzuki et al. Melakukan uji pendekatan yang sama tetapi dengan

     beberapa langkah: pertama fibrillating selulosa pada pp bubuk dalam keadaan padat

    (pada 0 °) dan kemudian peracikan polimer dan selulosa nanofibers. Pendekatan ini

    menjanjikan untuk persiapan industri masa depan nanocomposites selulosa dalam

     pengolahan skala besar.

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    12/13

    10

    KESIMPULAN

     Nanokomposit selulosa dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai

    cara. Namun, salah satu metode yang mudah dan sering digunakan adalah dengan

    menggunakan proses pelelehan. Di mana proses pelelehan nanokomposit terbagi

    menjadi proses secara bertahap dengan menggunakan batch dan proses pelelehan

    secara kontinu.

    Proses pelelehan batch dilakukan secara bertahap dengan cara menyiapkan

    master batch dengan kadar nano selulosa yang tinggi. Master batch ini kemudian

    dicampurkan dengan nano selulosa yang lebih rendah. Namun, salah satu kesulitan

    yang ditemukan dalam proses ini adalah sulitnya pemrosesan fiber dan kristal dalam

    tahap ekstrusi.

    Proses pelelehan kontinu dilakukan dengan cara memasukkan nano selulosa

    ke dalam  feed secara terus menerus untuk selanjutnya diproses dan di ekstrusi

    dengan menggunakan sekrup ganda. Proses ini tentunya akan menghasilkan

    nanokomposit yang lebih banyak. Namun, kekurangan dari proses ini adalah

    dibutuhkannya bahan dasar yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan proses

    batch.

  • 8/18/2019 Pemrosesan Nanokomposit Selulosa - Kelompok 5

    13/13

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    V. Favier, H. Chanzy and J.Y. Cavaille, Polymer nanocomposites reinforced

    with cellulose whiskers, Macromolecules 28 (1995) 6365-6367.

    K. Oksman, A. Mathew, P. Qvintus, Materials and Energu Vol 5

    Handbook of Green Materials. Singapore: World Scientific.

    Oksman, K., Review of the recent development in cellulose nanocomposites

     processing: Part A 83 (2016) 2-18