PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI · Soal Memaksimumkan. Tulisan ini disusun secara runtun...

64
i PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Transcript of PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI · Soal Memaksimumkan. Tulisan ini disusun secara runtun...

  • i

    PEMROGRAMAN LINIER:

    MODEL TRANSPORTASI

    Oleh:

    Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Kebutuhan akan sumber belajar bagi mahasiswa di Jurusan Matematika yang

    mengambil mata kuliah Pemrograman Linear, maupun yang akan dan sedang

    mengerjakan Tugas Akhir mengenai Pemrograman Linear, khususnya kajian model

    transportasi, merupakan pertimbangan disusunnya karya tulis ini. Pemanfaatan karya

    tulis ini sebagai sumber belajar diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran di

    kelas, maupun memperlancar proses penyelesaian Tugas Akhir mahasiswa di Jurusan

    Matematika, FMIPA Universitas Udayana.

    Materi-materi yang disajikan dalam tulisan ini disusun dalam tiga bab, meliputi:

    Kajian Transportasi, Pemecahan Masalah Transportasi, dan Kasus-kasus Masalah

    Transportasi. Bab Kajian Transportasi membahas mengenai Definisi & Aplikasi Model

    Transportasi dan Keseimbangan Model Transportasi. Bagian Pemecahan Masalah

    Transportasi membahas tentang Langkah-langkah Dasar dari Teknik Transportasi yang

    meliputi Penyelesaian Fisibel Awal dan Proses Menuju Solusi Optimal. Bagian ketiga

    menyajikan Kasus-kasus Masalah Transportasi, meliputi: Masalah Transportasi Tidak

    Seimbang; Ada jalan Rusak; Penalti Terhadap Permintaan yang Tidak Terpenuhi; dan

    Soal Memaksimumkan. Tulisan ini disusun secara runtun bagian demi bagian, dengan

    harapan dapat memudahkan pembaca untuk memahami isi materi. Akhir kata, tiada gading yang tak retak , keterbatasan dari isi tulisan ini memerlukan penyempuraan lebih lanjut di masa mendatang. Walaupun demikian,

    diharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

    pengguna.

    Bukit Jimbaran, 11 Desember 2015

    Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    PENGANTAR …………………………………..………………………………………….............................. ii DAFTAR ISI ……………………………………...……………………………….…………………………. iii BAB I. MODEL TRANSPORTASI……….……………………..……………..…............................. 1

    1.1 Definisi dan Aplikasi Model Transportasi ….………………………………..…..….. 1.2 Keseimbangan Model Transportasi …..………………………………………………...

    1

    3

    BAB II. PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI ………………………………………… 6 2.1 Langkah-langkah Dasar dari Teknik Transportasi …………………….….…..…

    2.1.1 Penyelesaian Fisibel Awal ………………………….……………………………… 2.1.2 Proses Menuju Solusi Optimal ………………….………………………………..

    6

    6

    15

    DAFTAR PUSTAKA ……………………………….…….......…………………………………………….. 29

  • 1

    BAB I

    MODEL TRANSPORTASI

    Model transportasi merupakan salah satu kasus khusus dari persoalan

    pemrograman linier. Model transportasi pada dasarnya merupakan sebuah

    program linear yang dapat dipecahkan oleh metode simpleks yang biasa. Tetapi,

    strukturnya yang khusus memungkinkan pengembangan sebuah prosedur

    pemecahan, yang disebut teknik transportasi, yang lebih efisien dalam hal

    perhitungan.

    1.1 Model Transportasi dan Aplikasinya

    Hal-hal yang dibahas dalam persoalan transportasi mencakup masalah

    pendistribusian suatu komuditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah

    tujuan (demand), yang ditujukan untuk meminimalkan terjadinya ongkos

    pengangkutan.

    Data yang digunakan dalam model meliputi data berikut: (1) Tingkat

    penawaran di setiap sumber; (2) Jumlah permintaan di setiap tujuan; dan (3) Biaya

    transportasi untuk setiap unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

    Sebuah tujuan dapat menerima permintaan dari 1 sumber atau lebih dari satu

    sumber (karena terdapat hanya satu barang). Model yang dibentuk bertujuan

    untuk menentukan jumlah yang harus dikirimkan dari setiap sumber ke setiap

    tujuan yang ditujukan untuk meminimalkan biaya transportasi total.

    Model transportasi memiliki beberapa kegunaan untuk memecahkan

    beberapa permasalahan, diantaranya: permasalahan distribusi (alokasi),

    permasalahan bisnis lainnya (alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi,

    keseimbangan lini perakitan, perencanaan produksi, pengiklanan, dan

    pembelanjaan modal).

    Ciri- ciri khusus persoalan transportasi menurut Dimyati, et al (2003) adalah:

    1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.

    2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber

    dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

    3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,

    besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.

    4. Ongkos pengangkutan kapasitas dari suatu sumber ke suatu tujuan,

    besarnya tertentu.

    Model transportasi dari sebuah jaringan dengan m sumber dan n tujuan

    disajikan pada gambar di bawah. Node mewakili sebuah sumber dan tujuan. Busur

    mewakili rute pengiriman barang (yang menghubungkan sebuah sumber dan

    sebuah tujuan). adalah jumlah penawaran di sumber dan . adalah permintaan di tujuan . adalah biaya unit transportasi antara sumber dan

  • 2

    tujuan dan mewakili jumlah barang yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan j.

    Model LP yang mewakili masalah transportasi, secara umum sebagai berikut:

    ai = Jumlah supply pada sumber i

    bj = Jumlah permintaan pada tujuan j

    cij = Harga satuan transportasi antara sumber i dan tujuan j

    Dengan demikian, maka formulasi program linearnya adalah sebagai berikut:

    Minimumkan ∑∑ Dengan batasan ∑ ∑

    Penetapan bahwa jumlah pengiriman dari sebuah sumber tidak dapat

    melebihi penawarannya merupakan kelompok batasan yang pertama dan

    kelompok batasan kedua mengharusan jumlah pengiriman ke sebuah tujuan harus

    memenuhi permintaannya.

  • 3

    Dalam bentuk tabel dapat disajikan seperti berikut ini:

    Tujuan

    1 2 n Persediaan

    Sumber

    1

    ...

    2

    … … … … …

    m

    Permintaan

    1.2 Keseimbangan Model Transportasi

    Apabila total supply sama dengan total demand, maka suatu model

    transportasi dikatakan seimbang, diwakili oleh persamaan berikut : ∑ ∑ Jika kondisi batasan ini tidak terpenuhi, atau mungkin jumlah supply yang

    tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang diminta,

    dikatakan bahwa model persoalan disebut sebagai model yang tidak seimbang.

    Untuk kondisi model yang tidak seimbang diatasi dengan membuat seimbang

    dengan cara memasukkan variabel dummy.

    Contoh 1 (Model Transportasi Standar)

    MG Auto Company memiliki pabrik di Los Angeles, Detroit, dan New Orleans.

    Pusat distribusinya terletak di Denver dan Miami. Kapasitas ketiga pabrik

    tersebut selama kwartal berikutnya adalah 1000, 1500, dan 1200 mobil.

    Permintaan kwartalan di kedua pusat distribusi adalah 2300 dan 1400 mobil.

    Biaya transportasi darat per mobil per mil adalah sekitar 8 sen. Bagan jarak

    antara pabrik dan pusat distribusi, sebagai berikut:

  • 4

    Denver Miami

    Los Angeles 1000 2690

    Detroit 1250 1350

    New Orleans 1275 850

    Bagan jarak di atas diidentifikasi menjadi biaya per mobil dengan tarif 8 sen

    per mil, menghasilkan biaya yang mewakili dalam model umum:

    Denver

    (1)

    Miami

    (2)

    Los Angeles

    (1)

    80 215

    Detroit

    (2)

    100 108

    New Orleans

    (3)

    102 68

    Dari table diatas, karena penawaran total (=1000+1500+1200=3700) sama dengan permintaan total (=2300+1400=3700), maka model transportasi yang

    dihasilkan berimbang. Sehingga model LP masalah ini memiliki batasan yang

    semuanya berbentuk persamaan:

    Minumumkan Dengan batasan

    Sebuah metode yang lebih ringkas untuk mewakili model traansportasi ini

    adalah menggunakan apa yang kita sebut tabel transportasi. Tabel ini adalah

    bentuk matriks dengan baris-baris yang mewakili sumber dan kolom-kolom

  • 5

    mewakili tujuan. Unsur biaya diringkaskan dalam sudut timur laut sel matriks . Model MG dapat diringkas seperti diperlihatkan pada tabel.

    Tujuan

    Denver Miami

    (1) ( 2)

    Penawaran

    Los Angeles (1) 1000

    Sumber Detroit (2) 1500

    New Orleans (3) 1200

    Permintaan 2300 1400

    x11

    x12

    x21

    x22

    x31

    x32

    80 215

    100 108

    102 68

  • 6

    BAB II

    PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI

    2.1 Langkah-langkah Dasar dari Teknik Transportasi

    Dalam bagian ini kami perkenalkan perincian untuk pemecahan model

    transportasi. Metode ini menggunakan langkah-langkah metode simpleks secara

    langsung dan hanya berbeda dalam perincian penerapan kondisi optimalitas dan

    kelayakan.

    Langkah-langkah dasar dari teknik transportasi adalah dengan

    1. Langkah 1: Menentukan penyelesaian fisibel awal.

    2. Langkah 2: Menentukan variabel masuk dari di antara variabel non dasar.

    Untuk metode simplek, jika semua variabel masuk memenuhi kondisi

    optimalitas, berhenti; jika tidak maka lanjutkan ke langkah 3

    3. Langkah 3: Tentukan variabel keluar (menggunakan kondisi kelayakan)

    dari di antara variabel-variabel dalam pemecahan dasar saat ini; lalu

    temukan pemecahan dasar baru. Selanjutnya kembali ke langkah 2.

    1.1.1 Penyelesaian Fisibel Awal

    Untuk menentukan penyelesaian awal masalah transportasi dengan

    penyelesaian fisibel awal. Beberapa metode yang biasa digunakan, dintaranya:

    metode sudut barat laut, metode biaya terendah, dan metode pendekatan Vogel.

    Masing-masing metode memiliki keuntungan yang berbeda. Metode sudut barat

    laut merupakan metode yang paling mudah, akan tetapi biasanya dibutuhkan lebih

    banyak iterasi untuk mencapai penyelesaian optimal dibandingkan dengan metode

    biaya terendah atau metode pendekatan Vogel. Tidak ada teori yang akan

    menjamin bahwa penyelesaian awal merupakan penyelesaian optimal.

    Jika tabel transportasi terdiri dari m baris dan n kolom, maka penyelesaian

    awal harus menghasilkan m + n – 1 buah variabel basis (sel yang terisi). Jika penyelesain awal berisi kurang dari m + n – 1 buah variabel basis maka harus ditambahkan variabel dummy agar proses pengecakan keoptimalan dan iterasi

    dapat dilakukan.

    Metode Sudut Barat Laut ( northwest-corner rule) Contoh :

    Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak

    mengirim barang ke tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.

  • 7

    Biaya pengiriman (ribuan) dari dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel

    berikut.

    Pabrik Kota

    A B C

    1 20 5 8

    2 15 20 10

    3 25 10 19

    Tentukan penyelesaian fisibel awal dengan metode sudut barat laut.

    Penyelesaian :

    Jumlah kapasitas yang dimiliki pabrik 1,2, dan 3 adalah 90 + 60 + 50 = 200

    ton, sedangkan jumlah permintaan di setiap kota A,B, dan C adalah 50 + 110

    + 40 = 200 ton. Karena jumlah permintaan dan penawaran sama, proses

    iterasi dapat dimulai. Biaya pengiriman perunit barang ditunjukkan pada

    ujung kanan atas tiap sel. Disisi kanan merupakan jumlah persediaan

    barang dari tiap pabrik, sedangkan sisi bawah tabel adalah jumlah

    permintaan tiap kota.

    Ujung barat laut dari tabel adalah sel c11 = 20. Sel ini diisi sebanyak

    mungkin. Pabrik 1 mempunyai 90 ton barang sedangkan kota A

    memerlukan 50 ton. Sehingga x11 diisi sebanyak mungkin, yaitu 50 ton.

    Dengan mengisi x11 = 50 maka otomatis permintaan kota A sudah terpenuhi

    sehingga x21 dan x31 tidak boleh diisi lagi.

  • 8

    Selanjutnya sel c12 = 5 akan diisi dengan barang sebanyak mungkin. Pabrik

    1 hanya mempunyai 90 ton dan sudah dikirimkan ke kota A sebanyak 50

    ton sehingga tersisa 40 ton. Di sisi lain, kota B membutuhkan sebanyak 110

    ton. Maka x12 = 40. Sehingga pabrik 1 sudah kehabisan barang sehingga x13

    tidak boleh diisi lagi.

  • 9

    Karena barang pabrik 1 sudah habis, selanjutnya ujung barat lautanya

    adalah sel c22 = 20. Pabrik 2 memiliki 60 ton barang sedangkan kota B

    tinggal membutuhkan 70 ton barang lagi. Maka x22 = 60 dan x23 tidak boleh

    diisi lagi. Sehingga semua barang sudah tersalurkan.

    Penyelesaian fisibel awal dengan metode sudut barat laut adalah sebagai

    berikut:

    Biaya total pendistribusian sebesar 50(20) + 40(5) + 60(20) + 10(10) +

    40(19) = 3.260 (ribuan).

    Jumlah sel basis (sel terisi) = 5 sel, yaitu sama dengan jumlah baris + jumlah

    kolom – 1 = 3 + 3 - 1 = 5. Sehingga jumlah basisnya mencukupi dan tidak perlu variabel basis dummy.

    Metode Biaya Terendah Metode Biaya Terendah menggunakan cara yang hampir sama

    dengan metode sudut barat laut, namun pengisian sel tidak dilakukan dari

    sisi barat laut, tetapi dari sel yang biaya pengirimannya terendah. Sel

    dengan biaya terendah diisi dengan barang semaksimal mungkin. Sel-sel

    yang biaya terendahnya sama, dapat dipilih dengan cara sembarang.

    Contoh :

    Pertimbangkan soal sebelumnya yang menggunakan metode biaya

    terendah.

    Penyelesaian :

    Biaya terkecil adalah pengiriman dari pabrik 1 ke kota B dengan c12 = 5

    sel ini diisi semaksimal mungkin, yaitu sebesar x12 = 90. Sehingga dari

  • 10

    sini pabrik 1 sudah kehabisan barang sehingga x11 dan x13 tidak bisa

    terisi lagi.

    Dari sisa sel yang masih bisa diisi pengiriman dengan biaya terendah adalah

    dari pabrik 3 ke kota B dengan biaya c32 = 10. x32 diisi sebanyak 20 untuk

    memenuhi permintaan kota b yaitu 110 ton.

    Dengan cara yang sama dilakukan untuk sel yang belum terarsir.

    Penyelesaian fisibel awal dengan metode biaya terendah adalah sebagai

    berikut: Biaya total pendistribusian sebesar 90(5) + 20(15) + 40(10) +

    30(25) + 20(10) = 2.100 (ribuan).

  • 11

    Kota

    A B C Persediaan

    1 90

    Pabrik

    2 60

    3 50

    Permintaan 50 110 40

    90

    20

    40

    30

    20

    20 8

    15 20 10

    25 10 19

    5

    Metode Pendekatan Vogel Metode Pendekatan Vogel menggunakan cara yang lebih kompleks

    dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya. Tetapi umumnya lebih

    mendekati solusi optimalnya.

    Langkah-langkah mendapatkan solusi awal dengan Metode Pendekatan

    Vogel adalah sebagai berikut :

    1. hitunglah selisih dua sel dengan biaya terkecil pada setiap baris dan

    kolom

    2. Tetukan baris/kolom berdasarkan (1) yang selisihnya terbesar. Jika ada

    lebih dari 1, pilihlah secara sembarang.

    3. Dari hasil langkah (2), sel dengan biaya terkecil diisi sebanyak

    banyaknya. Kemudian hilangkan baris/kolom yang dihabiskan karena

    pengisian tersebut pada perhitungan berikutnya. Jika baris dan kolom

    terhapus secara bersamaan, maka ditambahkan variabel

    buatan/dummy.

    4. Ulangi langkah satu sampai tiga hingga semua permintaan/persediaan

    habis.

  • 12

    Contoh :

    Selesaikan contoh sebelumnya dengan metode Pendekatan Vogel.

    Penyelesaian :

    Perhatikan baris 1, sel yang biayanya terkecil berturut-turut adalah c12

    = 5 dan c13 = 8. Selisihnya = 8 – 5 = 3. Dengan cara yang sama dihitung selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada

    tiap baris dan kolom. Hasilnya sebagai berikut.

    Baris atau Kolom 2 Sel dengan Biaya

    Terkecil

    Selisih

    Baris-1 c12 = 5 dan c13 = 8 8 – 5 = 3 Baris-2 c21 = 15 dan c23 = 10 15 – 10 = 5 Baris-3 c32 = 10 dan c33 = 19 19 – 10 = 9* Kolom-1 c11 = 20 dan c21 = 15 20 – 15 = 5 Kolom-2 c12 = 5 dan c32 = 10 10 – 5 = 5 Kolom-3 c13 = 8 dan c23 = 10 10 – 8 = 2

    Dari table terlihat bahwa selisih terbesar yaitu 9 terletak pada baris ke

    3. Dengan biaya terkecil pada baris ke 3 yaitu c32 = 10. Pada sel ini

    dimasukan barang semaksimal mungkin yaitu sebesar 50 ton. Sehingga x32

    = 50 ton. Sel lain pada baris 3 tidak diikutkan pada iterasi berikutnya.,

  • 13

    karena sudah kehabisan barang. Dengan cara yang sama diperoleh (tentu

    saja tanpa melibatkan baris 3) :

    Baris atau Kolom 2 Sel dengan Biaya

    Terkecil

    Selisih

    Baris-1 c12 = 5 , c13 = 8 8 – 5 = 3 Baris-2 c21 = 15 , c23 = 10 15 – 10 = 5 Kolom-1 c11 = 20 , c21 = 15 20 – 15 = 5 Kolom-2 c12 = 5 , c22 = 20 20 – 5 = 15* Kolom-3 C13 = 8 , c23 = 10 10 – 8 = 2

    Selisih terbesar ada pada kolom 2 yaitu 15, dengan biaya terkecilnya

    terletak pada baris 1 yaitu c21 = 5. sel ini diisi barang sebanyak mungkin,

    sebesar 110 ton, tetapi karena kolom 2 sudah terpenuhi 50 ton pada iterasi

    sebelumnya maka x12 = 60, sel lain pada kolom 2 tidak dapat diisi lagi,

    karena sudah terpenuhi

    Begitu seterusnya, selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada baris 1 dan 2

    berturut-turut adalah 12 dan 5. Selisih pada kolom 1 dan 3 adalah 5 dan 2.

    Nilai maksimum terjadi pada baris 1, maka x13 = 30 dan baris 1 tidak boleh

    diisi lagi.

  • 14

    Kota

    A B C

    selisih

    1 90 3 3

    12*

    Pabrik

    2 60 5 5 5

    3 50 9* - -

    50 110 40

    Selisih 5 5 2

    5 15* 2

    5 - 2

    60

    30

    50

    20 8

    15 20 10

    25 10 19

    5

    sisanya tinggal sel pada baris yang sama sehingga diisi mulai dari sel yang

    biayanya terkecil, yaitu x23 = 10 dan x21 = 50.

    Biaya total pendistribusian sebesar 60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10) +

    50(10) = 1.890 (ribuan).

  • 15

    Kota

    A B C

    selisih

    1 90 3 3

    12*

    Pabrik

    2 60 5 5 5

    3 50 9* - -

    50 110 40

    Selisih 5 5 2

    5 15* 2

    5 - 2

    60

    30

    50

    10

    50

    20 8

    15 20 10

    25 10 19

    5

    1.1.2 Proses Menuju Solusi Optimal

    Solusi Optimal akan diperoleh setelah penentuan solusi awal tadi, dan

    langkah berikutnya adalah mengecek apakah solusi tersebut sudah optimal.

    Menentukan entering dan leaving variable adalah tahap berikutnya dari

    pemecahan persoalan transportasi, setelah solusi fisible awal diperoleh. Cara

    menentukan entering dan leaving variable yaitu dengan menggunakan metode

    stepping stone dan metode Modified Distribution Method (MODI).

    1. Metode Stepping Stone

    Syarat : Jumlah rute atau sel yang mendapat alokasi harus sebanyak Jumlah

    Kolom + Jumlah Baris – 1 Langkah – langkahnya : i. Memilih salah satu sel kosong (yang tidak mendapatkan alokasi).

  • 16

    ii. Mulai dari sel ini, kita membuat jalur tertutup melalui sel-sel yang

    mendapatkan alokasi menuju sel kosong terpilih kembali. Jalur tertutup

    ini bergerak secara horizontal dan vertikal saja.

    iii. Mulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih, kita menempatkan

    tanda (-) dan (+) secara bergantian pada setiap sudut jalur tertutup.

    iv. Menghitung indeks perbaikan dengan cara menjumlahkan biaya

    transportasi pada sel bertanda (+) dan mengurangkan biaya

    transportasi pada sel bertanda (-).

    v. Mengulangi tahap 1 sampai 4 hingga indeks perbaikan untuk semua sel

    kosong telah terhitung. Jika indeks perbaikan dari sel-sel kosong lebih

    besar atau sama dengan nol, solusi optimal telah tercapai.

    Contoh :

    1) Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak

    mengirim barang ke tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.

    Biaya pengiriman (ribuan) dari dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel

    berikut.

    Pabrik Kota

    A B C

    1 20 5 8

    2 15 20 10

    3 25 10 19

    Berapakan total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan

    dalam memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut ?

    Penyelesaian :

    Tabel Transportasi

  • 17

    Dengan metode sudut barat laut diperoleh table fisible awal sebagai berikut :

    Tabel Alokasi Pertama dengan metode Stepping Stone

    Biaya pengiriman untuk alokasi tahap pertama :

    50(20) + 40(5) + 60(20) + 10(10) + 40(19) = 3260

    Menguji sel–sel yang masih kosong, apakah masih bisa memiliki nilai negatif atau tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi

    atau tidak. Sel yang diuji adalah : Sel . Pengujian dilakukan pada setiap sel kosong tersebut dengan menggunakan metode

    Stepping Stone. Pada metode ini, pengujian dilakukan mulai dari sel

    1

    2

    3

  • 18

    kosong tersebut, selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan

    boleh berlawanan) secara lurus/tidak boleh diagonal, ke arah sel yang

    telah terisi dengan alokasi, begitu seterusnya sampai kembali ke sel

    kosong tersebut. Setiap pergerakan ini akan mengurangi dan menambah

    secara bergantian biaya pada sel kosong tersebut. Perhatikan tanda

    panah dan tanda (+) atau (-) nya.

    Pengujian

    Sel = 8 – 19 + 10 – 5 = - 6 Sel = 15 – 20 + 5 -20 = - 20 Sel = 10 – 19 + 10 – 20 = - 19 Sel = 25 – 20 + 5 – 10 = 0

    Merubah alokasi pengiriman ke sel , yang pengujian sebelumnya memiliki pergerakan :

    Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang

    bertanda minus saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya

    memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi sebelumnya 50 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 60 ton. Selanjutnya angka 50 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai

    tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan

    tabel transportasi sebagai berikut:

  • 19

    Sel menjadi 0 karena 50 – 50 = 0 Sel menjadi 90 karena 40 + 50 = 90 Sel menjadi 10 karena 60 – 50 = 10 Sel menjadi 50 karena 0 + 50 = 50

    Pengujian : Sel = 20 – 5 + 20 – 15 = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton) Sel = 8 – 19 + 10 – 5 = - 6 Sel = 10 – 19 + 10 – 20 = -19 Sel = 25 – 15 + 20 – 10 = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton) Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan penurunan biaya sebesar RP 19/ton. Dengan demikian memang perlu

    dilakukan perubahan alokasi pengiriman, dengan mencoba

    mengalokasikan pengiriman ke sel dengan langkah :

    Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang

    bertanda minus saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya

    memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi sebelumnya 10 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 40 ton. Selanjutnya angka 10 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai

    tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan

    tabel transportasi sebagai berikut :

  • 20

    Sel menjadi 0 karena 10 – 10 = 0 Sel menjadi 10 karena 0 + 10 = 10 Sel menjadi 20 karena 10 + 10 = 20 Sel menjadi 50 karena 40 - 10 = 30

    Pengujian Sel = 20 – 5 + 10 – 19 + 10 - 15 = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton) Sel = 8 – 19 + 10 – 5 = - 6 Sel = 20 – 10 + 19 – 10 = 19 (lebih mahal 19/ton) Sel = 25 – 15 + 10 – 19 = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton) Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan penurunan biaya sebesar 6/ton. Dengan demikian memang perlu

    dilakukan perubahan alokasi pengiriman, dengan mencoba

    mengalokasikan pengiriman ke sel dengan langkah :

    Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang

    bertanda minus saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya

    memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi sebelumnya 30 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 90 ton. Selanjutnya angka 30 ton di sel tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai

    tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan

    tabel transportasi sebagai berikut :

  • 21

    Sel menjadi 60 karena 90 – 30 = 60 Sel menjadi 30 karena 0 + 30 = 30 Sel menjadi 50 karena 20 + 30 = 50 Sel menjadi 0 karena 30 - 30 = 0 Nilai alokasi pada sel dan tidak mengalami perubahan karena tidak termasuk dalam pergerakan pengujian sel tersebut.

    Pengujian Sel = 20 – 8 + 10 – 15 = 7 → menjadi lebih mahal 7/ton Sel = 20 – 5 + 8 – 10 = 13 → menjadi lebih mahal 13/ton Sel = 25 – 15 + 10 – 8 + 5 - 10 = 7 → lebih mahal 7/ton Sel = 19 – 10 + 5 – 8 = 6 → menjadi lebih mahal 6/ton) Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang

    bernilai negatif lagi, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat

    memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dengan demikian dapat

    dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya :

    Biaya mengirim 60 ton dari P1 ke kota B = 60 x 5 = 300

    Biaya mengirim 30 ton dari P1 ke kota C = 30 x 8 = 240

    Biaya mengirim 50 ton dari P2 ke kota A = 50 x 15 = 750

    Biaya mengirim 10 ton dari P2 ke kota C = 10 x 10 = 100

    Biaya mengirim 50 ton dari P3 ke kota B = 50 x 10 = 500

    -----------------------------------------------------------------------------+

    Total biaya pengirimannya = 1890

    Kesimpulan :

    Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam

    memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00.

    2. Modified Distribution Method (Metode MODI)

    Metode MODI menghitung indeks perbaikan untuk setiap sel kosong

    tanpa menggunakan jalur tertutup. Indeks perbaikan dihitung dengan

    terlebih dahulu menentukan nilai baris dan kolom. Notasi dalam metode

    MODI terdiri dari:

  • 22

    Ri = nilai yang ditetapkan untuk baris i

    Kj = nilai yang ditetapkan untuk kolom j

    cij = biaya transportasi dari sumber i ke tujuan j

    Ada lima langkah dalam aplikasi metode MODI, yaitu :

    1) Menghitung nilai setiap baris dan kolom, dengan menetapkan Ri +Kj

    = cij

    Formula tersebut berlaku untuk sel yang mendapat alokasi saja.

    2) Setelah semua persamaan telah tertulis, tetapkan R1 = 0

    3) Mencari solusi untuk semua R dan K.

    4) Menghitung indeks perbaikan dengan menggunakan formula cij - Ri -

    Kj

    5) Mengaplikasikan kriteria optimalitas sebagaimana pada metode

    stepping stone.

    Contoh :

    Dengan kasus yang sama seperti contoh pada metode stepping stone.

    Berapakan total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam

    memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut?

    Penyelesaian :

    Langkah-langkah:

    Tabel awal yang digunakan adalah tabel NWC

    Perubahan Alokasi 1 a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.

    b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan

    rumus:

    Nilai baris 1 = R1 = 0

    Mencari nilai kolom A :

    0 + KA = 20, nilai kolom A = 20

    Mencari nilai kolom dan baris yang lain :

    ; 0 + KB = 5 ; KB = 5

  • 23

    ; R2 + 5 = 20 ; R2 = 15 ; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5 ; 5 + KC = 19 ; KC = 14

    Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :

    c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:

    Index perbaikan = Sel Indeks Perbaikan

    2 – A 15 – 15 – 20 -20 3 – A 25 – 5 – 20 0 1 – C 8 – 0 – 14 -6 2 – C 10 – 15 – 14 -19

    d) Memilih titik tolak perubahan

    Sel yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi

    alokasi akan dapat mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila

    nilainya positif berarti pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya

    pengangkutan.

    Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel yang indeksnya bertanda negatif , dan angkanya terbesar . Dalam tabel diatas ternyata yang memenuhi syarat adalah sel 2 – A. Oleh karena itu sel ini dipilih sebagai sel yang akan diisi.

    e) Memperbaiki alokasi

    Buat jalur tertutup.

    Biaya transportasi = 90 (5) + 50 (15) + 10 (20) + 10 (10) + 40 (19) =

    2260

    f) Ulangi langkah – langkah tersebut sampai diperoleh biaya terendah.

    Perubahan Alokasi ke-2 a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.

  • 24

    b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan

    rumus : Nilai baris 1 = R1 = 0

    Mencari nilai kolom B :

    0 + KB = 5, nilai kolom B = 5

    Mencari nilai kolom dan baris yang lain :

    ; R2 + 5 = 20 ; R2 = 15 ; 15 + KA = 15 ; KA = 0 ; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5 ; 5 + KC = 19 ; KC = 14

    Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :

    c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:

    Index perbaikan = Sel

    Indeks Perbaikan

    1 – A 20 – 0 – 0 20 1 – C 8 – 0 – 14 -6 2 – C 10 – 15 – 14 -19 3 – A 25 – 5 – 0 20

    d) Memilih titik tolak perubahan

    Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 2 – C. e) Memperbaiki alokasi

  • 25

    Biaya transportasi = 90 (50) + 50 (15) + 10 (10) + 20 (10) + 30 (19)

    = 2070

    Perubahan Alokasi ke-3 a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.

    b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan

    rumus: Nilai baris 1 = R1 = 0

    Mencari nilai kolom B :

    0 + KB = 5, nilai kolom B = 5

    Mencari nilai kolom dan baris yang lain :

    ; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5 ; 5 + KC = 19 ; KC = 14 ; R2 + 14 = 10 ; R2 = -4 ; -4 + KA = 15 ; KC = 19

    Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :

  • 26

    c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:

    Index perbaikan = Sel Indeks Perbaikan

    1 – A 20 – 0 – 19 1 1 – C 8 – 0 – 14 -6 2 – B 20 + 4 – 5 19 3 – A 25 – 5 – 19 1

    d) Memilih titik tolak perubahan

    Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 1 – C. e) Memperbaiki alokasi

    Buat jalur tertutup.

    Biaya transportasi = 60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) =

    1890

    Perubahan Alokasi ke -4 a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.

    b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan

    rumus :

    Nilai baris 1 = R1 = 0

    Mencari nilai kolom B : 0 + KB = 5, nilai kolom B = 5

    Mencari nilai kolom dan baris yang lain : ; 0 + KC = 8 ; KC = 8 ; R2 + 8 = 10 ; R2 = 2 ; 2 + KA = 15 ; KA = 13 ; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5

  • 27

    Nilai – nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :

    c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:

    Index perbaikan = Sel Indeks Perbaikan

    1– A 20 – 0 – 13 7 2 – B 20 – 2 – 5 13 3 – A 25 – 5 – 5 15 3 – C 19 – 5 – 8 6

    Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang

    negatif, maka tabel pada perubahan alokasi ke-3 sudah optimal.

    Kesimpulan Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam

    memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Taha, Hamdy A. 1982. Riset Operasi Jilid 1. Tanggerang : Binarupa Aksara.

    Siang, Jong Jek. 2011. Riset Operasi dalam Pendekatan Algoritma. Yogyakarta: ANDI.

    Dimyati, Tjutju Tarliah dan Akhmad Dimyati. 2003. Operations Research Model– model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

    Subagyo, Pangestu dkk. 2000. Dasar – dasar Operations Research. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

  • PEMROGRAMAN LINIER:

    MODEL TRANSPORTASIby Ni Ketut Tari Tastrawati

    FILE

    TIME SUBMITTED 07-FEB-2016 07:09PM

    SUBMISSION ID 628713855

    WORD COUNT 4377

    CHARACTER COUNT 23667

    MODEL_TRANSPORTASI_NILA_EDIT.PDF (1.34M)

  • 16%SIMILARITY INDEX

    16%INTERNET SOURCES

    0%PUBLICATIONS

    0%STUDENT PAPERS

    1 8%

    2 5%

    3 2%

    4 1%

    5