pemnbahasan ornitologi

45
Pengamatan burung kelompok 1 di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 1 pada pagi hari berjumlah 15 jenis dengan jumlah individu sebesar 27. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik 1 pada pengamatan pagi hari. Tabel 1. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 1 di hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari No . Jenis Pi ln Pi Pi.ln Pi 1 Gereja Erasia 4 0.1481 48 - 1.909 54 - 0.2829 2 Walet Linci 1 0.0370 37 - 3.295 84 - 0.1220 7 3 Cekakak Sungai 2 0.0740 74 - 2.602 69 - 0.1927 9 4 Gajahan Besar 1 0.0370 37 - 3.295 84 - 0.1220 7

Transcript of pemnbahasan ornitologi

Page 1: pemnbahasan ornitologi

Pengamatan burung kelompok 1 di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 1 pada pagi hari berjumlah 15 jenis dengan jumlah individu sebesar 27.

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik 1 pada pengamatan pagi hari.

Tabel 1. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 1 di hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari

No

.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1 Gereja Erasia 40.14814

8

-

1.90954-0.2829

2 Walet Linci 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

3 Cekakak Sungai 20.07407

4

-

2.60269-0.19279

4 Gajahan Besar 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

5 Bondol Jawa 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

6 Kapinis Rumah 30.11111

1

-

2.19722-0.24414

7 Cici Padi 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

8 Dara Laut Benggala 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

9Raja Udang Kalung

Biru5

0.18518

5-1.6864 -0.3123

10 Perenjak Jawa 1 0.03703 - -0.12207

Page 2: pemnbahasan ornitologi

7 3.29584

11 Belekok sawah 20.07407

4

-

2.60269-0.19279

12 Cabai Merah 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

13 Cabai Polos 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

14 Merebah Cerucuk 20.07407

4

-

2.60269-0.19279

15 Kerakbasi Ramai 10.03703

7

-

3.29584-0.12207

  Jumlah Individu 27

H'2.51631

5

E0.92919

8

Pada tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak adalah raja

udang kalung biru (Alcedo euryzona), dengan jumlahnya 5 dan nilai kelimpahannya

sebesar 0.185185. Jenis burung yang paling sedikit adalah wallet linci, gajahan besar,

bondol jawa, cici padi, dara laut benggala, perenjak jawa, cabai merah, cabai polos,

kerakbasi ramai, dengan jumlahnya masing-masing sebesar 1 dan nilai

kelimpahannya sebesar 0.037037. Jumlah burung raja udang kalung biru yang sangat

tinggi di kawasan hutan pantai di titik pengamatan ini disebabkan burung jenis ini

habitat utamanya di hutan pesisir dataran rendah selain itu pakan utama dari burung

jenis ini ialah ikan-ikan kecil yang banyak tersedia di daerah pantai ujung genteng.

Kondisi arus pantai ujung genteng yang cukup tenang juga sangat menentukan

keberadaan burung raja udang kalung biru karena burung lebih mudah untuk

mendapatkan ikan-ikan yang merupakan utama bagi burung jenis ini.

Page 3: pemnbahasan ornitologi

Burung raja udang kalung biru (Alcedo euryzona) berukuran sedang (18 cm),

berwarna biru tua dan putih. Mahkota, sisi kepala, dan sayap hitam kebiruan gelap;

garis dada, punggung, dan ekor biru muda. Punya paruh yang cukup panjang.

Morfologi burung jenis ini sangat mempengaruhi jenis makanannya yaitu ikan-ikan

kecil dan cara mereka mengambil makanannya. Rose dan Scoot (1994) menyatakan,

lokasi mencari makan pada burung biasanya dipilih berdasarkan perbedaan bentuk

dan ukuran tubuh setiap jenis serta makanan yang disukai.

Nilai H’ pada pengamatan pagi hari di hutan pantai di titik pengamatan 1

sebesar 2.516315, ini membuktikan indeks keanekaragaman yang sedang pada lokasi

hutan pantai karena nilainya lebih besar dari 1,5 dan kurang dari 3,5. Nilai E pada

pengamatan pagi hari di hutan pantai sebesar 0.929198, nilai ini menunjukkan nilai

indeks kemerataan yang tinggi karena nilainya lebih dari 0,6. Nilai indeks H’ yang

sedang dan E yang tinggi ini membuktikan bahwa kawasan hutan pantai Ujung

Genteng kondisi masih sangat terjaga dengan sangat baik.

Pengamatan burung kelompok 2 di hutan lindung Ujung Genteng pada pagi

hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 8. Dibawah ini adalah daftar

jenis burung Kelompok 2 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di hutan pantai

Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari.

Tabel 2. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 2 di hutan pada pengamatan pagi hari

No

.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1 Cekakak Jawa 1 0.125 -2.07944 -0.25993

2 Merebah Cerucuk 1 0.125 -2.07944 -0.25993

3 Cinenen Pisang 2 0.25 -1.38629 -0.34657

4 Madu Sriganti 1 0.125 -2.07944 -0.25993

5 Kacamata Laut 1 0.125 -2.07944 -0.25993

Page 4: pemnbahasan ornitologi

6 Perenjak Jawa 1 0.125 -2.07944 -0.25993

7 Dara Laut Benggala 1 0.125 -2.07944 -0.25993

 

 

Jumlah Individu

8H'

1.90615

5

E 0.97957

Berdasarkan tabel di atas, jenis burung yang paling banyak jumlahnya adalah

cinenen pisang dengan jumlah 2 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.25, sedangkan

burung jenis lain berjumlah masing-masing 1 dengan nilai kelimpahan sebesar 0.125.

Tingginya jumlah burung jenis cinenen pisang (Orthotomus sutorius) pada

pengamatan pagi hari dengan lokasi pengamatan hutan lindung Ujung Genteng

dikarenakan burung jenis ini merupakan jenis burung endemic pulau jawa sehingga

hanya ditemukan di hutan-hutan pulau jawa, salah satunya hutan lindung Ujung

Genteng. Waktu pengamatan pada pagi hari juga sangat mempengaruhi hasil

pengamatan yang tinggi. Menurut Mulyani (1985) Orthotomus sutorius aktif

bergerak (lompat-lompat) sambil bersuara kemudian terbang. Kadang terlihat

bersuara sambil diam dan kadang saling bersahutan dengan individu lain yang

berbeda pohon lebih sering dijumpai di pagi hari sekitar pukul tujuh hingga pukul

sepuluh.

Menurut Mackinnon (2010) morfologi Orthotomus sutorius ialah berukuran

sekitar 10 cm, memiliki ekor yang cukup panjang dan biasanya ditegakkan (berdiri)

dan bulu ekor tengahnya lebih panjang daripada bulu ekor yang lain mahkota merah

karat, perut putih, ekor panjang, alis kekuningtuaan, lekang dan sisi kepala keputih-

putihan,tengkuk keabu-abuan, punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun. Tubuh bagian

bawah putih dengan sisi tubuh abu-abu, iris (mata) kuning tua pucat, paruh atas

hitam, paruh bawah kemerahjambuan, kaki merah jambu. Morfologi burung ini

Page 5: pemnbahasan ornitologi

memudahkan burung ini dalam mencari makan dan menjalani aktivitas sehari-

harinya untuk dapat tumbuh dan berkembang.

Nilai H’ pada pengamatan pagi hari di hutan lindung Ujung Genteng sebesar

1.906155. nilai ini membuktikan indeks keanekaragaman yang sedang pada lokasi

hutan pantai karena nilainya lebih besar dari 1 dan kurang dari 3. Nilai E pada

pengamatan pagi hari di kawasan hutan sebesar 0.97957, nilai ini menunjukkan nilai

indeks kemerataan yang tinggi karena nilainya lebih dari 0,6. Nilai indeks H’ yang

sedang dan E yang tinggi ini membuktikan bahwa kawasan hutan pantai Ujung

Genteng kondisi masih sangat terjaga dengan sangat baik.

Pengamatan burung kelompok di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 2 pada pagi hari berjumlah 11 jenis dengan jumlah individu sebesar 23.

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 3 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan pada pengamatan pagi

hari.

Tabel 3. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 3 di hutan pantai di titik pengamatan 2 pada pengamatan pagi hari

N

oJenis

individuPi Ln Pi

Pi X Ln

Pi

1 Kutilang 40.17391

3-1.7492 -0.30421

2 Kipasan Belang 20.08695

7-2.44235 -0.21238

3 Remetuk Laut 30.13043

5-2.03688 -0.26568

4 Kepudang Hitam 50.21739

1-1.52606 -0.33175

5 Layang-Layang Api 2 0.08695 -2.44235 -0.21238

Page 6: pemnbahasan ornitologi

7

6 Dara laut Benggala 20.08695

7-2.44235 -0.21238

7 Walet Linci 10.04347

8-3.13549 -0.13633

8 Trinil Kaki Merah 10.04347

8-3.13549 -0.13633

9Camar Kepala

Coklat1

0.04347

8-3.13549 -0.13633

10 cabai Jawa 10.04347

8-3.13549 -0.13633

11 Perenjak Jawa 10.04347

8-3.13549 -0.13633

 Jumlah 23

H'2.22040

3

  E 0.92598

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling sering

muncul adalah kepudang hitam (Oriolus hosii) dengan jumlah individu 5 dengan nilai

kelimpahan sebesar 0,217391. Jenis burung yang jumlahnya paling rendah ialah

wallet linci, trinil kaki merah, camar kepala coklat, cabai jawa dengan jumlah

individu masing-masing sebesar 1 dengan nilai kelimpahan sebesar 0.217391.

Tingginya jumlah burung kepodang hitam pada pagi hari di kawasan hutan pantai

ujung genteng di titik pengamatan 2 ini disebabkan pada lokasi tersebut masih banyak

keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan penghasilkan buah yang merupakan

makanan bagi burung kepodang hitam (Oriolus hosii).

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) pada pengamatan pagi di

hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 2 sebesar 2.220403. Nilai indeks

Page 7: pemnbahasan ornitologi

keanekaragaman jenis ini masuk ke dalam kriteria sedang karena nilainya di antara

1,5 dan 3,5. Nilai indeks kemerataan (E) pada lokasi ini sebesar 0.92598. Nilai ini

masuk dalam kriteria kemerataan yang tinggi karena nilainya di atas 0,6. Nilai indeks

kemerataan (H’) yang sedang ini menunjukaan bahwa kondisi hutan pantai ujung

genteng pada titik pengamatan 3 masih dalam kondisi yang masih terjaga dengan

baik. Nilai indeks kemerataan yang tinggi pada hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 2 pada titik pengamatan 3 ini disebabkan persebaran individu per

spesies pada lokasi tersebut yang merata, sehingga tidak ada spesies burung yang

jumlahnya mendominasi pada lokasi tersebut.

Menurut Mackinnon morfologi burung kepodang hitam (Oriolus hosii)

adalah Berukuran 21 cm dengan tungging berwarna coklat berangan khas. Dibedakan

dari kepudang dada merah oleh dada yang hitam, dan dari burung gagak oleh

ukurannya yang kecil, iris abu-abu, paruh merah jambu muram, kaki abu-abu dan

punya paruh yang agak memendek. Bentuk morfologi ini memudahkan burung

kepodang hitam dalam mencari makan dan beraktivitas sehari-hari.

Pengamatan burung kelompok di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 3 pada pagi hari berjumlah 11 jenis dengan jumlah individu sebesar 49.

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari.

Tabel 4. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 4 di hutan pantai di titik pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari

N

ONama Σ Pi ln Pi

Pi.ln

Pi

1 Camar Kepala Coklat 25 0.510 -0.673 -0.343

2 Cikalang Besar 3 0.061 -2.793 -0.171

3 Dara Laut Benggala 1 0.020 -3.892 -0.079

4 Kacamata Laut 2 0.041 -3.199 -0.131

Page 8: pemnbahasan ornitologi

5 Kapinis Rumah 2 0.041 -3.199 -0.131

6 Kepodang hitam 1 0.020 -3.892 -0.079

7 Kuntul Karang 1 0.020 -3.892 -0.079

8 Merebah Cerucuk 1 0.020 -3.892 -0.079

9 Pecuk Padi Hitam 8 0.163 -1.812 -0.296

10 Tekukur 2 0.041 -3.199 -0.131

11 wallet Rici 3 0.061 -2.793 -0.171

Jumlah Individu 49 Jumlah -1.691

H' 1,691

E 0,7052

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling sering

muncul adalah camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dengan jumlah individu

sebesar 25 dan nilai kelimpahan sebesar 0.510. Jenis burung yang paling sedikit

jumlahnya adalah dara laut, kepodang hitam, kuntul karang, merebak cerucuk dengan

jumlah masing-masing individunya sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0,020.

Tingginya jumlah burung camar pada pengamatan pagi hari di lokasi hutan pantai

dengan titik pengamatan 3 dikarenakan habitat burung ini sebagian besar di laut dan

makanan utamanya adalah ikan yang jumlahnya cukup melimpah baik di kawasan

pantai. Kondisi arus pantai ujung genteng yang cukup tenang juga mempengaruhi

keberadaan burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dikarenakan burung

ini lebih mudah untuk mencari makanannya. Tingginya jumlah burung camar kepala

coklat (Larus brunicephalus) juga dikarenakan sifat burung air dalam melakukan

aktivitas sehari-harinya cenderung berkelompok, umumnya dalam kelompok yang

Page 9: pemnbahasan ornitologi

sangat besar . Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat

mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik

mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995).

Nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) pada lokasi hutan pantai di titik

pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari sebesar 1,691. Nilai ini masuk dalam

kriteria keanekaragaman jenis yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5.

Nilai indeks (H’) ini menunjukkan bahwa lokasi hutan pantai di titik pengamatan 3

pada pengamatan pagi hari masih sangat terjaga dengan baik, sehingga faktor-faktor

pendukung bagi keberadaan burung jumlahnya masih sangat melimpah. Nilai indeks

kemerataan (E) pada lokasi ini sebesar 0,7052. Nilai ini masuk dalam kriteria

kemerataan yang tinggi karena nilainya di atas 0,6, namun jika dibandingkan dengan

nilai indeks kemerataan pada tiga tabel pengamatan sebelumnya nilai ini termasuk

yang paling rendah. Hal ini dikarenakan penyebaran inividu per spesies pada lokasi

pengamatan hutan pantai di titik pengamatan 3 kurang merata, pada spesies burung

camar kepala coklat (Larus brunicephalus) jumlah individunya sangat tinggi sekali

yaitu sebesar 25, sedangkan jumlah individu pada spesies yang lain punya rentang

nilai yang jauh sekali dengan jumlah individu spesies burung camar kepala coklat

(Larus brunicephalus).

Menurut Mackinnon burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus)

mempunyai morfologi yang memudahakan burung ini beraktivitas untuk dapat

tumbuh dan berkembang, yaitu Berukuran 42 cm, berwarna putih. Punggung abu-abu,

ada bercak putih lebar pada pangkal bulu primer dan bintik putih khas pada ujung

sayap yang hitam. Iris kuning keputih-putihan atau abu-abu, cincin mata merah,

paruh merah jambu, kaki merah oranye. Paruhnya panjang dan kuat, kakinya

berselaput.

Pengamatan burung kelompok di hutan pantai di titik pengamatan 4

Ujung Genteng pada pagi hari berjumlah 10 jenis dengan jumlah individu sebesar 14.

Page 10: pemnbahasan ornitologi

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari.

Tabel 5. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 5 di hutan pantai di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari

No. Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1 Cabai Jawa 20.14285

7

-

1.94591-0.27799

2 Perenjak Jawa 10.07142

9

-

2.63906-0.1885

3 Pungai Gagak 20.14285

7

-

1.94591-0.27799

4 Dara Laut Benggala 10.07142

9

-

2.63906-0.1885

5 Cipoh Kacat 10.07142

9

-

2.63906-0.1885

6 Burung Gereja Erasia 10.07142

9

-

2.63906-0.1885

7 Kapinis Rumah 10.07142

9

-

2.63906-0.1885

8 Cekakak Sungai 30.21428

6

-

1.54045-0.3301

9Raja Udang Kalung

Biru1

0.07142

9

-

2.63906-0.1885

10 Camar Kepala Coklat 10.07142

9

-

2.63906-0.1885

 Jumlah Individu 14 H' 2.20559

Page 11: pemnbahasan ornitologi

8

E0.95787

9

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak ialah

cekakak sungai (Todirhampus chloris) dengan jumlah individu sebesar 3 dan nilai

kelimpahan sebesar 0.214286. Tingginya jumlah burung cekakak sungai

(Todirhampus chloris) di lokasi ini disebabkan habitat burung ini adalah di tepi hutan

selain itu makanan burung ini ialah kadal, serangga besar, katak, ulat, cacing yang

jumlahnya sangat melimpah di lokasi pengamatan dikarenakan lokasi yang masih

sangat terjaga dengan baik kelesatariannya. jenis burung yang jumlahnya paling

sedikit ialah perenjak jawa, dara laut benggala, cipoh cacat, gereja erasia, kapinis

rumah, raja udang kalung biru, camar kepala coklat dengan masing-masing berjumlah

1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.071429. Jumlah individu yang sedikit bagi

burung camar kepala coklat pada lokasi pengamatan hutan pantai di titik pengamatan

4 ini dengan jumlah individu sebesar 1 dikarenakan banyak kemungkinan, salah

satunya ialah burung ini punya masalah dengan kesehatannya, sehingga tidak

memungkinkan untuk dapat terbang untuk menjalani aktivitas sehari-harinya. Burung

camar merupakan salah satu jenis burung air yang biasanya hidup mengelompok. Hal

ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan.

Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang

bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995).

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik

pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari sebesar 2,205598. Nilai keanekaragaman

jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena

nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang

ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan

4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan

Page 12: pemnbahasan ornitologi

perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)

lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari

sebesar 0,957897. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang

tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini

menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan

4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya

mendominasi.

Menurut Mackinnon morfologi burung cekakak sungai (Todirhampus

chloris) ialah Tubuh berukuran 24 cm. Warna biru dan putih. Mahkota, sayap,

punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang. Setrip hitam melewati mata.

Kekang putih. Kerah dan Tubuh bagian bawah putih bersih. Iris coklat, paruh atas

abu tua, paruh bawah pucat, kaki abu-abu. Paruhnya panjang dan berukuran cukup

besar. Morfologi burung ini sangat mempengaruhi burung cekakak sungai

(Todirhampus chloris) dalam menjalani aktivitas sehari-harinya seperti makan,

bertengger, terbang, dll

Pengamatan burung kelompok di hutan pantai di titik pengamatan 1 Ujung

Genteng pada pagi hari berjumlah 8 jenis dengan jumlah individu sebesar 17.

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengmatan 1 pada pengamatan sore

hari.

Tabel 6. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 1 di hutan pantai pada pengamatan sore hari

No

.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1 Wallet Rinci 70.41176

5-0.8873 -0.36536

2 Kapinis Rumah 1 0.05882 - -0.16666

Page 13: pemnbahasan ornitologi

4 2.83321

3 Cabai Jawa 30.17647

1-1.7346 -0.30611

4 Layang Layang Api 20.11764

7

-

2.14007-0.25177

5 Cabak Kota 10.05882

4

-

2.83321-0.16666

6 Trinil Kaki Merah 10.05882

4

-

2.83321-0.16666

7 Bondol Jawa 10.05882

4

-

2.83321-0.16666

8 Cinenen Pisang 10.05882

4

-

2.83321-0.16666

 

Jumlah Individu 17

H'1.75653

7

  E0.84471

6

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa spesies burung yang mendominasi

adalah Wallet Rinci (Collocilia linchi) dengan jumlah individu sebesar 7 dan nilai

kelimpahan sebesar 0,411765. Burung Walet merupakan burung pemakan serangga

yang bersifat aerial dan suka meluncur. Keadaan hutan pantai Ujung Genteng yang

masih sangat terjaga dengan sangat baik, menyebabkan keanekaragaman dan jumlah

individu serangga yang tinggi yang merupakan makanan bagi burung wallet rinci

(Collocilia linchi) . Burung jenis ini punya kebiasaan tidak pernah hinggap di pohon

sehingga sangat mudah terlihat bertebangan di udara, berdiam di gua-gua atau

rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan

langitlangit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembang

Page 14: pemnbahasan ornitologi

biak. Kebiasaan seperti ini lah yang menyebabkan burung ini mudah ditemukan

berterbangan di udara. Spesies burung yang jumlahnya paling sedikit adalah kapinis

rumah, cabak kota, trinil kaki merah, bondol jawa, cinenen pisang dengan jumlah

individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0,058824.

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik

pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.756537. Nilai keanekaragaman

jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena

nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang

ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan

4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan

perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)

lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari

sebesar 0.844716. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang

tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini

menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan

4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya

mendominasi.

Menurut Mackinnon morfologi burung Walet Linci (Collocilia linchi) adalaha

tubuh berukuran 10 cm. Tubuh bagian atas hitam kehijauan buram, tubuh bagian

bawah abu-abu jelaga, perut keputih-putihan ekor sedikit bertakik, iris coklat tua

paruh dan kaki hitam. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran

tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing,

kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya. Morfologi burung ini sangat

mempengaruhi dalam aktivitas bagi burung dalam cara terbangnya yang khas,

membuat sarang di gua-gua, dll.

Pengamatan burung kelompok 2 di pantai Ujung Genteng pada sore

hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 75. Dibawah ini adalah daftar

Page 15: pemnbahasan ornitologi

jenis burung Kelompok 2 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di pantai Ujung

Genteng pada pengamatan sore hari.

Tabel 7. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 2 di pantai pada pengamatan sore hari

No

.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1 Elang Laut 10.01333

3-4.31749 -0.05757

2 Trinil Kaki Merah 15 0.2 -1.60944 -0.32189

3 Trulek Jawa 350.46666

7-0.76214 -0.35567

4 Dara Laut Benggala 12 0.16 -1.83258 -0.29321

5 Ibis Rokoroko 70.09333

3-2.37158 -0.22135

6 Cikalang Besar 20.02666

7-3.62434 -0.09665

7 Kuntul Karang 3 0.04 -3.21888 -0.12876

Jumlah Individu 75

H'1.47508

4

E0.75804

3

Berdasarkakn tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak

ialah trulek jawa dengan jumlah individu sebesar 35 dengan nilai kelimpahannya

sebesar 0,466667. Tingginya jumlah Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) di

lokasi pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari ini dikarenakan Burung

Page 16: pemnbahasan ornitologi

Trulek Jawa (Vanellus macropterus) punya ciri khas yaitu hidup berpasangan

dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Jumlah individu yang ganjil, yaitu 35

mungkin disebabkan masih ada burung yang masih juvenile sehingga ada individu

yang belum punya pasangan. Selain itu tingginya jumlah burung Trulek Jawa

(Vanellus macropterus) dikarenakan habitat utama mereka ialah di padang rumput

terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat. Jenis burung yang paling sedikit jumlah

individunya adalah elang laut dengan jumlah individu sebesar 1 dan nilai kelimpahan

sebesar 0.013333. jumlah individu burung elang laut (Haliacctus leucogaster) ini

menurut Mackinnon dikarenakan oleh Jumlah burung ini sudah sangat sedikit dan

frekuensinya sangat jarang dikarenakan oleh aktivitas perburuan liar.

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi pantai di pada

pengamatan sore hari sebesar 1.475084. Nilai keanekaragaman jenis burung ini

masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang rendah karena nilainya di bawah 1,5.

Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang rendah ini mungkin dikarenakan

jenis burung pantai kurang aktif pada sore, ini dikarenakan kondisi pasang air laut

menyebabkan ikan-ikan dan serangga di pinggir pantai yang merupakan makanan

utama berbagai jenis burung pantai susah untuk ditemukan. . Nilai indeks

kemerataan jenis burung (E) lokasi pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada

pengamatan pagi hari sebesar 0.758043. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria

kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Namun nilai

kemerataan ini tidak terlalu berbeda dengan nilai acuan, yaitu sebesar 0,6. Hal ini

dikarenakan ada spesies burung yang jumlah individunya sangat besar dan

rentangnya sangat jauh dengan jumlah individu pada spesies yang lain.

Menurut Mackinnon morfologi burung trulek jawa (Vanellus macropterus)

ialah Berukuran panjang 70-80cm. Tubuh berwarna putih, Abu-abu dan hitam.

Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih. Sayap,

punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu yang masih

anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar umur 3 tahun.

Page 17: pemnbahasan ornitologi

sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua. Bentuk ekor menyerupai baji.

Warna iris coklat, paruh dan sera abu-abu. Morfologi burung ini sangat

mempengaruhi aktivitas burung ini seperti dalam jenis makanannya, dan menjalani

aktivitas sehari-harinya

Pengamatan burung kelompok 3 di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 2 pada sore hari berjumlah 9 jenis dengan jumlah individu sebesar 59.

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok3 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari.

Tabel 8. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 3 di hutan pantai di titik pengamatan 2 pada pengamatan sore hari

N

oJenis

individuPi Ln Pi

Pi X Ln

PiKR (%)

1Camar Kepala

Coklat30

0.50847

5-0.67634 -0.3439

50.8474

6

2 Elang laut 30.05084

7-2.97893 -0.15147

5.08474

6

3 Layang-layang api 10.01694

9-4.07754 -0.06911

1.69491

5

4 Walet Linci 70.11864

4-2.13163 -0.2529

11.8644

1

5 Trulek Jawa 100.16949

2-1.77495 -0.30084

16.9491

5

6 Dara laut Benggala 50.08474

6-2.4681 -0.20916

8.47457

6

Page 18: pemnbahasan ornitologi

7 Remetuk Laut 10.01694

9-4.07754 -0.06911

1.69491

5

8 Perenjak Jawa 10.01694

9-4.07754 -0.06911

1.69491

5

9 Bondol Jawa 10.01694

9-4.07754 -0.06911

1.69491

5

  Jumlah 59     -1.53472  

        H'1.53472

        E0.69848

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang individunya paling

banyak adalah burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dengan jumlah

individu sebesar 30 dan nilai kelimpahan sebesar 0,508475. Burung camar kepala

coklat (Larus brunicephalus) . Tingginya jumlah individu Larus brunicephalus ini

disebabkan aktivitas burung air yang suka mengelompok. Cara ini merupakan salah

satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada

saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur

(Sibuea dkk., 1995).

Jenis burung yang jumlah individunya paling sedikit adalah laying-layang api,

remetuk laut, perenjak jawa, bondol jawa dengan jumlah individu masing-masing

sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0.016949.

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik

pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.534721. Nilai keanekaragaman

jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena

nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang

ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan

Page 19: pemnbahasan ornitologi

2 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan

perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)

lokasi hutan pantai titik pengamatan 2 di ujung genteng di titik pengamatan 1 pada

pengamatan pagi hari sebesar 0.698482. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria

kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Namun nilai

kemerataan ini nilainya tidak berbeda jauh dengan nilai acuan yaitu 0,6. Ini

dikarenakan penyebaran individu per spesies pada lokasi hutan panta di titik

pengamatan 2 ada yang kurang merata, yaitu jenis burung camar kepala coklat yang

punya jumlah individu sebesar 30 dan jenis burung yang lain jumlah individunya

punya rentang yang cukup jauh dengan jumlah individu burung camar kepala coklat.

Sehingga di lokasi hutan pantai di titik pengamatan 2 ada spesies yang mendominasi.

Menurut Mackinnon morfologi burung camar kepala coklat (Larus

brunicephalus)Berukuran 42 cm, berwarna putih. Punggung abu-abu, ada bercak

putih lebar pada pangkalbulu primer dan bintik putih khas pada ujung sayap yang

hitam. Iris kuning keputih-putihan atau abu-abu, cincin mata merah, paruh merah

jambu, kaki merah oranye. Morfologi barang ini sangat sangat mempengaruhi burung

beraktivitas sehari-hari.

Pengamatan burung kelompok 4 di pantai Ujung Genteng pada sore hari

berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 59. Dibawah ini adalah daftar jenis

burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di pantai Ujung

Genteng pada pengamatan sore hari.

Tabel 9. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 4 di pantai pada pengamatan sore hari

NO Nama Σ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1

Camar kepala

Coklat 6 0.102 -2.286 -0.232

Page 20: pemnbahasan ornitologi

2

Cikalang

christmas 20 0.339 -1.082 -0.367

3 Dara laut 1 0.017 -4.078 -0.069

4

Elang laut perut

putih (Haliaetus

leucogaster) 4 0.068 -2.691 -0.182

5 Kapinis Rumah 4 0.068 -2.691 -0.182

6 Trulek Jawa 20 0.339 -1.082 -0.367

7 Wallet Linci 4 0.068 -2.691 -0.182

Jumlah Individu 59 Jumlah -1.582

        H' 1,582

        E 0,81299

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burug yang paling mendominasi

adalah cikalang Christmas ( Fregata andrewsi) dan trulek jawa (Vanellus

macropterus) dengan jumlah individu masing-masing sebesar 20 dan nilai

kelimpahan masing-masing sebesar 0.339. Tingginya jumlah individu jenis cikalang

Christmas di lokasi pengamatan hutan pantai dikarenakan burung ini habitat

utamanya adalah di laut dan pantai, selain itu kehadiran burung ini sangat erat

kaitannya dengan adanya rombongan ikan yang berada di permukaan laut yang

merupakan sumber makanannya. Tingginya jumlah Burung Trulek Jawa (Vanellus

macropterus) di lokasi pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari ini

dikarenakan Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) punya ciri khas yaitu

hidup berpasangan dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Ini terbukti dengan

ditemukannya jumlah individu burung trulek jawa sebesar 20.Jumlah. Selain itu

tingginya jumlah burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) dikarenakan habitat

utama mereka ialah di padang rumput terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat.

Jenis burung yang paling sedikit jumlahnya adalah dara laut dengan jumlah individu

Page 21: pemnbahasan ornitologi

sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0,017. Seharusnya jumlah burung ini terdapat

dalam jumlah individu yang banyak karena habitat mereka ialah di hutan berpasir dan

mereka hidup mengelompok. Mungkin kawanan burung dara laut yang lain sedang

mencari ikan di laut, sedangkan individu yang teramati mungkin sedang ada

masalah dengan kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk dapat terbang untuk

mencar makan.

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik

pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.582. Nilai keanekaragaman jenis

burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di

antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini

menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4

masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan

perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)

lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari

sebesar 0.81299. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang

tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini

menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan

4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya

mendominasi.

morfologi burung cikalang Christmas adalah Tubuh berukuran besar (95 cm).

Jantan: Hitam-hijau berkilap. Kantung paruh merah. Perut putih.

Betina: Dada, perut putih, "taji" putih meluas sampai sayap bawah. Kerah putih.

Lingkar mata merah jambu. Remaja: Lebih coklat. Kepala coklat karat pucat. Garis

gelap lebar melintang dada.

Iris coklat gelap, paruh hitam (jantan) atau merah jambu (betina), kaki abu-abu

keunguan, telapak kaki kemerahjambuan. morfologi burung trulek jawa (Vanellus

macropterus) ialah Berukuran panjang 70-80cm. Tubuh berwarna putih, Abu-abu

dan hitam. Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih.

Page 22: pemnbahasan ornitologi

Sayap, punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu

yang masih anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar

umur 3 tahun. sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua. Bentuk ekor

menyerupai baji. Warna iris coklat, paruh dan sera abu-abu( Mackinnon,…).

Morfologi burung ini sangat mempengaruhi aktivitas burung ini seperti dalam jenis

makanannya, dan menjalani aktivitas sehari-harinya.

Pengamatan burung kelompok 5 di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 4 pada sore hari berjumlah 10 jenis dengan jumlah individu sebesar 14.

Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 5 beserta nilai kelimpahan, indeks

H’ dan E di pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari.

Tabel 10. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung

kelompok 5 di hutan pantai di titik pengamatan pada pengamatan sore hari

No

.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi

1 Elang Laut 10.05555

6-2.89037 -0.16058

2 Trinil Kaki Merah 30.16666

7-1.79176 -0.29863

3 Ibis Rokoroko 20.11111

1-2.19722 -0.24414

4 Walet Linci 10.05555

6-2.89037 -0.16058

5 Cikalang Besar 10.05555

6-2.89037 -0.16058

6 Cabe Jawa 1 0.05555 -2.89037 -0.16058

Page 23: pemnbahasan ornitologi

6

7 Cipoh Kacat 30.16666

7-1.79176 -0.29863

8 Dara Laut 30.16666

7-1.79176 -0.29863

9 Pungai Gagak 10.05555

6-2.89037 -0.16058

10 Kapinis Rumah 10.05555

6-2.89037 -0.16058

11 Pecuk Padi Hitam 10.05555

6-2.89037 -0.16058

 

Jumlah Individu

18 H'2.26404

9

    E0.94418

2

Berdasarkan tabel hasil pengamatan di lokasi hutan pantai di titik 4 di atas

terlihat bahwa jenis burung yang jumlah individunya terbanyak pada adalah trinil

kaki merah, cipoh kacat dan dara laut dengan jumlah individu masing-masing

sebesar 3 dan nilai kelimpahannya sebesarr 0,166667. Tingginya jumlah individu

burung cipoh kacat (Aegithina tiphia) dikarenakan salah satu makanan burung ini

ialah biji-bijian. Kondisi hutan pantai ujung genteng yang sangat terjaga dengan

sangat baik, sehingga menyediakan berbagai jenis tumbuhan-tumbuhan penghasil biji

yang merupakan bagi burung cipoh kacat. Tingginya jumlah individu burung trinil

kaki merah (Tringa tetanus) di lokasi hutan pantai dikarenakan burung ini Hidup

dalam kelompok kecil, bergabung dengan perancah lain dan makanan utama mereka

adalah cacing, moluska, krustasea (Mackinnon,…). Kondisi hutan pantai Ujung

Genteng yang masih sangat terjaga dengan sangat baik, sehingga menyediakan

Page 24: pemnbahasan ornitologi

berbagai invertebrate yang merupakan makanan utama bagi burung trinil kaki merah.

Tingginya jumlah individu burung dara laut dikarenakan sifat hewan air yang

biasanya hidup mengelompok. Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri

pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk

mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995). Jenis

burung yang jumlah paling sedikit adalah pungai gagak, kapinis rumah, pecuk padi

hitam dengan jumlah individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahannya

sebesar 0.944182. Jumlah burung yang jumlahnya paling sedikit ini sebagian besar

merupakan burung yang biasa hidup berkoloni, sehingga kemungkinan dia ada di

lokasi pengamatan karena dia punya masalah dengan kesehatannya sehingga

mempunyai keterbatasan dalam kemampuan terbang.

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik

pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 2.264049. Nilai keanekaragaman

jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena

nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang

ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan

4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan

perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)

lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari

sebesar 0.944182. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang

tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini

menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan

4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya

mendominasi.

Menurut Mackinnon, morfologi burung yang jumlahnya tinggi di hutan pantai titik

pengamatan 4 ialah, Trinil kaki merah Tubuh berukuran sedang (28 cm).

Kaki jingga kemerahan, pangkal coklat. Bagian atas abu-abu kecoklatan. Bagian

bawah putih, dada bercoret coklat. Tunggir putih, bulu sekunder putih terlihat jelas

Page 25: pemnbahasan ornitologi

saat terbang. Ekor seluruhnya bergaris-garis halus hitam putih. Iris coklat, pangkal

paruh merah, ujung paruh hitam, kaki jingga merah.

Hidup dalam kelompok kecil, bergabung dengan perancah lain. Cipoh kacat Tubuh

berukuran kecil (14 cm).

Berwarna hijau dan kuning dengan dua garis putih mencolok pada sayap. Tubuh

bagian atas hijau zaitun. Sayap kehitaman. Sisi bulu sayap putih. Lingkar mata

kuning. Tubuh bagian bawah kuning. Ras masing-masing pulau bervariasi warna

hijaunya.

Iris putih keabu-abuan, paruh hitam kebiruan, kaki hitam kebiruan. Dara laut

benggala Tubuh berukuran 35cm. Tengkuk hitam. Ekor menggarpu dalam. Bulu tak

berbiak: Sayap atas dan punggung abu-abu. Penutup ekor atas, tungging dan ekor

putih. Dahi putih, mahkota berbintik hitam putih, tengkuk hitam, tubuh bagian bawah

putih. Struktur morfologi yang spesifik pada masing-masing jenis burung,

memudahkan burung tersebut dapat melakukan aktivitas sehari-harinya, yaitu untuk

makan, bertengger, dll.

Berdasarkan pengamatan di waktu pagi dan sore hari, terdapat satu jenis

burung yang tidak ditemukan pada dua waktu pengamatan, yaitu burung elang laut

(Haliacctus leucogasteyr). Elang laut merupakan burung yang sangat khas, dia punya

morfologi sayap menjari yang dapat memanfaatkan panas matahari untuk memulai

terbang dan mendarat dengan kepakan sayap yang pelan. Pada saat siang hari dia

memanfaatkan tekanan udara di bawah tubuhnya yang lebih tinggi daripada di bagian

atas tubuhnya, sehingga akan menimbulkan gaya dorong ke atas dari bagian bawah

tubuh elang laut dan burung ini dapat terbang. Pada saat sore hari, dia memanfaatkan

tekanan udara di atas tubuhnya yang lebih tinggi untuk dapat mendarat. Perilaku khas

dari burung elang ini menyebabkan burung ini ditemukan pada waktu pengamatan

pagi yang di mulai dari pukul 06.00-7.30 karena pada waktu tersebut intensitas

cahaya matahari masih belum maksimal.

Page 26: pemnbahasan ornitologi

Jumlah individu burung total pada pengamatan pagi hari sebesar 121 dan

jumlah individu burung total pada pengamatan sore hari sebesar 228 ini menunjukkan

bahwa jumlah individu burung total pada waktu pengamatan sore hari lebih banyak

dibanding dengan pengamatan pagi hari. Hal ini mungkin disebabkansebagian besar

burung di hutan lindung Ujung Genteng merupakan burung yang menjalani aktivitas

pagi harinya di luar hutan seperti di laut, perkotaan. Dan pada saat sore hari mereka

baru kembali ke kawasan hutan lindung untuk beristirahat karena hutan merupakan

habitat bagi sebagian besar burung yang diamati.

Page 27: pemnbahasan ornitologi

BAB V

KESIMPULAN

1. Kondisi seluruh kawasan Hutan Lindung Ujung Genteng belum tercemar.

2. Jumlah individu burung pada pengamatan sore hari lebih banyak daripada

pengamatan pagi hari.

3. Rata-rata nilai Indeks keanekaragaman jenis (H’) burung pada seluruh lokasi

Hutan Lindung Ujung Genteng termasuk dalam kriteria sedang

4. Rata-rata Indeks kemerataan jenis (E) burung pada seluruh lokasi Hutan Lindung

Ujung Genteng.

5. Jenis burung yang paling banyak adalah camar kepala coklat, trulek jawa, wallet

linci.

6. Morfologi burung mempengaruhi perilaku cara makan dan jenis makanan bagi

burung

Page 28: pemnbahasan ornitologi