PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI...

24
PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI ERNA PUJI ASTUTI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Transcript of PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI...

Page 1: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR

(Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING

AROMATERAPI

ERNA PUJI ASTUTI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

ABSTRAK

ERNA PUJI ASTUTI. Pemisahan Sitral dari Minyak Atsiri Serai Dapur

(Cymbopogon citratus) sebagai Pelangsing Aromaterapi. Dibimbing oleh

IRMANIDA BATUBARA dan IRMA HERAWATI SUPARTO.

Salah satu tanaman herba Indonesia yang mengandung minyak atsiri adalah

serai dapur. Minyak atsiri serai dapur memiliki kandungan utama berupa sitral.

Penelitian ini bertujuan memisahkan senyawa sitral yang terkandung dalam

minyak atsiri serai dapur dan menganalisis potensinya sebagai pelangsing

aromaterapi. Sitral dipisahkan dari minyak atsiri dengan mengendapkannya

dengan natrium bisulfit dan melarutkannya kembali dengan NaOH. Sitral yang

diperoleh difraksionasi menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP)

dan diperoleh F1(dekat titik awal elusi) dan F2 (dekat titik akhir elusi). Minyak

atsiri, sitral, dan F2 hasil KLTP dianalisis menggunakan kromatografi gas-

spektrometri massa dan diuji potensinya sebagai pelangsing aromaterapi secara in

vivo menggunakan hewan uji tikus putih jantan dewasa galur Sprague-Dawley.

Hasil inhalasi minyak atsiri, sitral, dan F2 menunjukkan rerata bobot badan tikus

setelah masa perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan tikus kelompok normal

dan kontrol yang mengonsumsi pakan tinggi kolesterol. Kelompok tikus dengan

inhalasi sitral memiliki rerata bobot badan akhir masa perlakuan terendah

dibandingkan kelompok dengan inhalasi minyak atsiri dan F2. Kesimpulan

penelitian ini ialah sitral merupakan senyawa yang berpotensi sebagai pelangsing

aromaterapi.

ABSTRACT

ERNA PUJI ASTUTI. Separation of Citral from Lemongrass Oil (Cymbopogon

citratus) as Slimming Aromatherapy. Supervised by IRMANIDA BATUBARA

and IRMA HERAWATI SUPARTO.

One of Indonesian herbs that contain essential oil is lemongrass. Essential

oil of lemongrass consist of citral as the main component. This research aim to

separate citral from lemongrass oil and to analyze its potency as slimming

aromatherapy. Citral was separated from lemongrass oil by precipitating using

sodium bisulphite and diluting using NaOH. Citral then was fractionated by

preparative thin layer chromatography (PTLC) that resulted F1 (near start point)

and F2 (near final point). Essential oil, citral, and F2 from PTLC were analyzed

by gas chromatography-mass spectrometry. The potency as slimming

aromatherapy was analyzed in vivo on adult male Sprague-Dawley rats. Inhalation

result of essential oil, citral, and F2 showed that the average body weight of rats

after 5 weeks treatment period was lower than the normal group and the control

group which consumed high cholesterol feed. The rats inhalated sitral had the

lowest body weight at the end of treatment as a compare rats inhalated essential

oil and F2. In conclusion, citral is a compound that is has potency as slimming

aromatherapy.

Page 3: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR

(Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING

AROMATERAPI

ERNA PUJI ASTUTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 4: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

Judul Skripsi : Pemisahan Sitral dari Minyak Atsiri Serai Dapur (Cymbopogon

citratus) sebagai Pelangsing Aromaterapi

Nama : Erna Puji Astuti

NIM : G44080032

Disetujui

Pembimbing I

Dr Irmanida Batubara, MSi

NIP 19750807 200501 2 001

Pembimbing II

Dr dr Irma Herawati Suparto, MS

NIP 19581123 198603 2 002

Diketahui

Ketua Departemen Kimia

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

NIP 19501227 197603 2 002

Tanggal lulus:

Page 5: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul

Pemisahan Sitral dari Minyak Atsiri Serai Dapur (Cymbopogon citratus) sebagai

Pelangsing Aromaterapi. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan semoga kita semua menjadi

pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Irmanida Batubara, MSi

selaku pembimbing pertama dan Dr dr Irma Herawati Suparto, MS selaku

pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan

dorongan selama pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

Ungkapan terima kasih penulis berikan kepada keluarga tercinta, Bapak, Ibu, dan

adikku Nita yang selalu memberikan semangat, doa, dan kasih sayang. Terima

kasih juga kepada seluruh staf Laboratorium Kimia Analitik, Bapak Eman, drh

Aulia Andi, Bapak Mul, dan para pegawai di Pusat Studi Biofarmaka atas fasilitas

dan bantuan yang diberikan selama penelitian. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Amin, Rofiqoh, Cahya, Sri Wahyuni, Ratna, Dumas, mbak

Irma, dan keluarga besar Kimia 45 yang turut membantu serta memberikan

semangat dan dukungannya dalam penyusunan karya ilmiah.

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Bogor, September 2012

Erna Puji Astuti

Page 6: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Boyolali pada tanggal 30 Juni 1991 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ngatimin dan Surati. Tahun 2008,

penulis lulus dari SMA Negeri 97 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi

masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) pada Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, IPB.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum

Kimia TPB tahun ajaran 2009/2010-2011/2012, asisten Kimia Fisik pada tahun

ajaran 2011/2012, dan asisten Spektrofotometri dan Aplikasi Kemometrik tahun

ajaran 2011/2012. Penulis pernah bergabung dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa

Kimia (Imasika) sebagai staff Pengembangan Kualitas dan Keprofesian

Mahasiswa tahun 2009/2010 dan pada tahun 2010/2011 aktif dalam Organisasi

Badan Eksekutif Mahasiwa FMIPA sebagai staff departemen Sains dan

Teknologi. Penulis juga aktif mengajar mata pelajaran Kimia SMA di VISION

(Education and Personality Consultant). Pada bulan Juli-Agustus 2011, penulis

mengikuti kegiatan Praktik Lapangan di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan

Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PATIR-Batan) dan menulis laporan

Praktik Lapangan yang berjudul Analisis Kadar Bahan Aktif Sipermetrin pada

Produk Pestisida.

Page 7: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

METODE ............................................................................................................ 2

Alat dan Bahan ................................................................................................ 2

Lingkup Kerja .................................................................................................. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 4

Isolasi Sitral dari Minyak Atsiri Serai Dapur .................................................. 4

Penentuan Eluen Terbaik dengan Kromatografi Lapis tipis ........................... 5

Fraksionasi Sitral dengan KLTP ..................................................................... 5

Analisis Senyawa yang Terkandung dalam Minyak Atsiri Serai Dapur ......... 6

Hasil Uji In Vivo Terhadap Bobot Badan, Bobot Pakan, Bobot Feses dan

Urin, serta Lemak tubuh .................................................................................. 8

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 10

Simpulan .......................................................................................................... 10

Saran ................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

LAMPIRAN ........................................................................................................ 12

Page 8: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Konsentrasi senyawa terpenoid dalam minyak atsiri, sitral hasil isolasi, dan

F2 .................................................................................................................... 6

2 Rerata bobot badan tikus pada akhir masa adaptasi dan masa perlakuan (g) . 8

3 Rerata bobot pakan tikus tiap tiga hari (g/ekor) selama masa adaptasi dan

perlakuan ........................................................................................................ 9

4 Rerata bobot feses dan urin tikus tiap tiga hari (g/ekor) selama masa adaptasi

dan perlakuan ................................................................................................. 9

5 Rerata bobot deposit lemak dan persentasi lemak tikus.................................. 9

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tanaman serai dapur ....................................................................................... 1

2 Struktur α-sitral dan β-sitral ............................................................................ 2

3 Minyak atsiri serai dapur ................................................................................. 4

4 Reaksi sitral dengan natrium bisulfit............................................................... 4

5 Sitral hasil isolasi ............................................................................................ 4

6 Kromatogram KLT sitral dengan delapan jenis eluen tunggal ....................... 5

7 Kromatogram KLT sitral dengan nisbah eluen ............................................... 5

8 Kromatogram KLT sitral dengan eluen PhCH3: EtOAc. ................................ 5

9 Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri serai dapur ........................... 6

10 Kromatogram ion total hasil GC-MS ............................................................. 7

11 Perubahan rerata bobot badan tikus tiap kelompok selama masa perlakuan

(i), dan perubahan bobot badan minggu ke-5 (%) perlakuan (ii) ................... 8

Page 9: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Diagram alir penelitian .................................................................................. 13

2 Pengelompokan dan perlakuan secara in vivo terhadap hewan uji (tikus

putih galur Sparague-Dawley) ..................................................................... 14

3 Komposisi pakan yang diberikan pada hewan uji ......................................... 15

4 Hasil KLTP sitral .......................................................................................... 15

5 Rangkaian alat inhalator untuk inhalasi ........................................................ 15

Page 10: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

PENDAHULUAN

Obesitas merupakan suatu tipe kegemukan

yang disebabkan ketidakseimbangan antara

energi yang masuk ke dalam tubuh yang

berasal dari makanan dengan energi yang

keluar. Obesitas saat ini menjadi salah satu

masalah kesehatan masyarakat karena dapat

menurunkan produktivitas kerja, mengganggu

penampilan, dan menyebabkan beberapa

penyakit degeneratif seperti diabetes,

aterosklerosis, kanker, penyakit jantung

koroner, penyempitan pembuluh darah, dan

hipertensi. Oleh karena itu, penderita

kegemukan rela melakukan berbagai upaya

untuk menurunkan bobot badan, mengatur

pola makan, berolah raga, mengonsumsi

berbagai obat penurun bobot badan atau

pelangsing, hingga melakukan pembedahan.

Salah satu pencegahan terhadap

kegemukan saat ini ialah menggunakan obat

sebagai alternatif pelangsing. Obat pelangsing

yang banyak beredar di pasaran terdiri atas

obat pelangsing sintetik dan pelangsing

herbal. Sebagian besar obat pelangsing

sintetik yang beredar memiliki efek yang

kurang baik terhadap kesehatan (Afriatni

2005). Oleh karena itu saat ini masyarakat

lebih memilih mengonsumsi obat pelangsing

dari tanaman herbal karena dinilai lebih aman.

Penggunaan obat pelangsing tersebut biasanya

dikonsumsi secara oral dalam bentuk pil atau

kapsul serta dapat juga dijadikan sebagai

minuman jamu tradisional. Selain dari kedua

jenis obat pelangsing tersebut, sedang

dikembangkan obat pelangsing aromaterapi

yang terbuat dari bahan-bahan herbal.

Pelangsing aromaterapi yang saat ini

dikembangkan ialah minyak atsiri yang

diperoleh dari tanaman herbal yang bersifat

mudah menguap dan masuk ke dalam tubuh

melalui pernafasan.

Penelitian tentang potensi aromaterapi

sebagai pelangsing pernah dilakukan

sebelumnya oleh Anggraeni (2010) yang

menyatakan bahwa senyawa β-elemenona

yang terkandung dalam minyak atsiri

temulawak dapat menurunkan bobot deposit

lemak tikus putih Sprague-Dawley. Wulandari

(2011) juga melakukan penelitian sejenis

menggunakan minyak atsiri bangle sebagai

pelangsing aromaterapi dan diperoleh hasil

bahwa senyawa terpinen-4-ol dalam minyak

atsiri bangle dapat menurunkan bobot deposit

lemak tikus. Monoterpena dan seskuiterpena

pada minyak atsiri daun sirih merah juga

berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi

(Utami 2011).

Serai dapur (Cymbopogon citratus,

Gambar 1) merupakan salah satu jenis

rumput-rumputan yang sudah sejak lama

dibudidayakan di Indonesia. Minyak atsiri

serai dapur memiliki potensi yang besar

sebagai antibakteri (Naik et al. 2010),

antijamur (Tzortzakis & Economokis 2007),

antiprotozoa Leishmania (Machado et al.

2012) antipasmodik, analgesik, antiinflamasi

(Francisco et al. 2011), obat penenang

(Carlini et al. 1986) dan juga dapat mengobati

sariawan pada penderita HIV/AIDS jika

dicampur dengan jus jeruk (Wright et al.

2009). Menurut Costa et al. (2011), minyak

atsiri serai dapat mengurangi kadar kolesterol

darah dan mengurangi efek genotoksik dan

racun pada tikus setelah 21 hari diberi asupan

oral minyak atsiri.

Gambar 1 Tanaman serai dapur (koleksi

pribadi).

Serai dapur memiliki aroma khas lemon.

Aroma lemon tersebut merupakan sebuah

senyawa bergugus fungsi aldehida, yakni

sitral sebagai senyawa utama minyak serai

dapur dan memiliki 2 isomer (Gambar 2),

yaitu geranial (trans-sitral, α-sitral) dan neral

(cis-sitral, β-sitral). Geranial memiliki aroma

lemon yang lebih kuat sedangkan neral

memiliki aroma lemon yang kurang kuat

tetapi lebih manis. Sitral berperan sebagai

antimikrob, antiinflamasi, mempunyai efek

diuretik, dan menstimulasi aktivitas sistem

saraf pusat (Carbajal et al. 1989). Sitral juga

diketahui sebagai antikanker dan menghambat

tumor kelenjar prostat pada tikus (Carlini et

al. 1986) serta memiliki efek mutagen

terhadap induksi siklopospamida (Ress 2003).

Peran penting lainnya adalah dalam rute

sintesis senyawa ionon serta vitamin A, E, dan

K (Sell 2003).

Minyak atsiri adalah kelompok besar

minyak nabati yang berwujud cairan kental

pada suhu ruang dan mudah menguap

sehingga memberikan aroma yang khas.

Minyak atsiri dibutuhkan dalam berbagai

industri seperti industri parfum, kosmetik,

farmasi/obat-obatan, industri makanan dan

Page 11: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

minuman (Nuryoto et al. 2011). Menurut

Niijima dan Nagai (2008) aroma dari minyak

esensial jeruk berpengaruh pada saraf otonom

tikus. Aroma tersebut dapat menstimulasi

saraf simpatis, mengendalikan jaringan

adiposa putih dan cokelat, kelenjar adrenalin

dan ginjal, dan menghambat saraf

parasimpatis. Stimulasi saraf simpatik pada

jaringan adiposa cokelat (brown adipose

tissue, BAT) diduga dapat menurunkan nafsu

makan serta mengurangi bobot badan karena

BAT merupakan jaringan yang berfungsi

mengatur panas tubuh melalui mekanisme

termogenesis (Bress et al. 2008).

α-sitral (Geranial) β-sitral (Neral)

bentuk trans bentuk cis

Gambar 2 Struktur α-sitral dan β-sitral.

Kajian mengenai potensi sitral dalam

minyak atsiri serai dapur sebagai pelangsing

aromaterapi yang dapat menurunkan bobot

badan belum dilakukan. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan memisahkan sitral

yang terkandung dalam minyak atsiri serai

dapur dan menganalisis potensinya sebagai

pelangsing aromaterapi secara in vivo

METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah peralatan

kaca, kromatografi gas-spektrometri massa

(GC-MS) (Shimadzu-QP-5050A), dan

kandang hewan uji berukuran 20×20×30 cm3

yang dilengkapi tabung inhalator.

Bahan-bahan yang digunakan adalah

minyak atsiri serai dapur, pakan standar tikus,

pakan kolesterol tinggi, akuades, aseton, n-

heksana, metanol, asam asetat, toluena, etanol,

etil asetat, kloroform, silika gel, NaOH,

natrium bisulfit, dan pelat aluminium jenis

silika gel G60F254 dari Merck. Hewan uji yang

digunakan pada penelitian ini adalah tikus

putih jantan dewasa galur Sprague-Dawley

yang diperoleh dari Laboratorium Uji Pusat

Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor.

Lingkup Kerja

Metode penelitian yang dilakukan

mengikuti diagram alir pada Lampiran 1 yang

meliputi isolasi sitral dari minyak atsiri,

penentuan eluen terbaik dengan KLT,

Pemisahan dengan kromatografi lapis tipis

preparatif (KLTP). Selanjutnya, identifikasi

senyawa dengan GC-MS. Kemudian, inhalasi

minyak atsiri, sitral, dan hasil KLTP selama 5

minggu terhadap hewan uji yang telah

melewati masa adaptasi selama 2 minggu.

Bobot pakan tiap kelompok hewan uji

ditimbang setiap hari dan bobot badan setiap

hewan uji ditimbang tiap minggu.Pada

minggu ke-5 setelah masa perlakuan, lemak

hewan uji dikeluarkan dari tubuhnya untuk

ditentukan bobot deposit lemaknya.

Isolasi Sitral dari Minyak Atsiri Serai

Dapur (Kar 2007)

Tahap isolasi sitral dari minyak atsiri serai

dapur dilakukan dengan cara 10 mL minyak

atsiri serai dapur ditambahkan natrium bisulfit

jenuh sebanyak 30 mL dan diaduk selama 30

menit. Kristal yang terbentuk kemudian

disaring menggunakan corong Buchner dan

kristal dicuci dengan etanol untuk

menghilangkan pengotor. Tahap selanjutnya

ialah penambahan NaOH encer dan campuran

diuapkan dengan penguap putar. Sitral yang

diperoleh kemudian disimpan untuk analisis

lebih lanjut.

Penentuan Eluen Terbaik (Houghton &

Raman 1998)

Pelat kromatografi lapis tipis (KLT) yang

digunakan adalah pelat aluminium jenis silika

gel G60F254 dari Merck dengan ukuran lebar 1

cm dan panjang 10 cm. Sitral hasil isolasi

ditotolkan pada pelat KLT sebanyak 20 kali

totolan. Setelah kering, langsung dielusi

dalam bejana kromatografi yang telah

dijenuhkan oleh uap eluen pengembang. Pada

tahap pertama, proses elusi sitral pada pelat

KLT dilakukan dengan menggunakan eluen

tunggal dari pelarut masing-masing yang

umum digunakan untuk pemisahan senyawa

dalam minyak atsiri, yaitu n-heksana, aseton,

kloroform, metanol, etil asetat, etanol, asam

asetat, dan toluena. Spot yang dihasilkan

dariproses elusi masing-masing eluen diamati

di bawah lampu UV pada panjang gelombang

254 dan 366 nm. Eluen yang menghasilkan

spot terpisah dipilih sebagai eluen terbaik.

Jika diperoleh 2 eluen yang dapat membuat

spot terpisah, maka eluen-eluen tersebut

dicampurkan dengan nisbah 9:1, 6:1, 3:1, 2:1,

Page 12: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

3

dan 1:1 sehingga diperoleh campuran eluen

terbaik untuk menghasilkan spot terpisah pada

pelat KLT.

Fraksionasi Sitral

Fraksionasi sitral dilakukan dengan

menggunakan kromatofrafi lapis tipis

preparatif (KLTP). Sebanyak 0.4 g sampel di

totolkan pada pelat dan dielusi dengan eluen

terbaik kemudian spot yang dihasilkan

dideteksi di bawah lampu UV dengan λ 254

nm dan 366 nm, spot yang dihasilkan pada

silika diambil dan dipisahkan. Untuk

mengambil hasil pemisahan, spot yang

dihasilkan diekstraksi dengan etil asetat

kemudian diuji dengan GC-MS dan digunakan

untuk uji in vivo.

Identifikasi Senyawa dengan GC-MS

Minyak atsiri, sitral hasil isolasi, F2 (dekat

titik akhir elusi) hasil KLTP yang diperoleh

diinjeksikan ke dalam injektor GC-MS

(Shimadzu-QP-5050A) dengan menggunakan

kolom DB-5 MS (dimensi 0.25 mm×30 m)

dan gas pembawa Helium dengan laju alir 42

mL/menit. Suhu injektor dan detektor sama,

yaitu 250 °C sedangkan suhu kolom yang

digunakan adalah suhu terprogram, yaitu

diawali dengan 70 °C ditahan selama 2 menit

kemudian diubah perlahan-lahan dengan laju

kenaikan suhu sebesar 5 °C/menit hingga

suhunya mencapai 250 °C dan suhu dibiarkan

pada kondisi 250 °C selama 8 menit.

Spektrometer massa yang digunakan ialah

energi ionisasi 70 eV, dengan mode

ionisasinya adalah ionisasi tumbukan elektron

(EI), split ratio: 25.0, dan area deteksinya

adalah 40-500 m/z. Setiap puncak yang

muncul dalam kromatogram ion total

diidentifikasi dengan menganalisis hasil

spektrum massa yang terdapat pada library

index MS.

Tahap Adaptasi Tikus Putih Jantan Galur

Sprague-Dawley sebagai Hewan Uji

(modifikasi Anggraeni 2010)

Penelitian menggunakan tikus putih jantan

galur Sprague-Dawley yang sehat, berumur

±2 bulan, dengan bobot badan 125-160 g dan

berjumlah 30 ekor. Setiap 3 ekor tikus

ditempatkan dalam satu kandang dengan

ukuran 20×20×30 cm3. Proses adaptasi

kondisi fisiologis, nutrisi, dan lingkungan

tikus tersebut dilakukan selama 2 minggu.

Semua kelompok tikus diberi pakan standar

tikus dengan dosis 20 g/ekor/hari dan diberi

akuades secara ad libitum. Masa adaptasi

dilakukan dengan tujuan untuk pengenalan

lingkungan baru bagi tikus yang digunakan

sebagai hewan uji.

Inhalasi terhadap Hewan Uji (modifikasi

Anggraeni 2010)

Uji inhalasi minyak atsiri kasar, sitral, dan

F2 (dekat titik akhir elusi) hasil KLTP dari

minyak atsiri serai dapur secara in vivo yang

dilakukan pada penelitian didasarkan pada

metode Anggraeni (2010). Kelompok tikus

yang dijadikan kontrol negatif (kelompok I)

tetap diberi pakan standar tikus dengan dosis

20 g/ekor/hari dan diberi akuades secara ad

libitum selama masa perlakuan, yaitu 5

minggu tanpa diinhalasi. Tikus-tikus yang

diberi pakan kolesterol tinggi dikelompokkan

menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok II, III,

IV, dan V (Lampiran 2). Komposisi pakan

standar dan pakan kolesterol tinggi untuk

tikus disajikan pada Lampiran 3. Masing-

masing kelompok tersebut terdiri atas 6 ekor

tikus.Kelompok II diberi pakan kolesterol

tinggi sebanyak 20 g/ekor/hari dan diberi

akuades selama 5 minggu tanpa perlakuan

inhalasi, kelompok III, IV, dan V diberi pakan

kolesterol tinggi sebanyak 20 g/hari dan diberi

perlakuan yang berbeda selama 5 minggu.

Kelompok III diinhalasi minyak atsiri kasar,

kelompok IV diinhalasi sitral, dan kelompok

V diinhalasi F2 hasil KLTP. Bobot badan

setiap tikus dari semua kelompok ditimbang

setiap satu minggu sekali. Jumlah feses dari

semua kelompok tikus ditimbang setiap tiga

hari sekali.

Penentuan Bobot Deposit Lemak pada

Hewan Uji

Pada minggu ke-5 setelah masa perlakuan,

masing-masing tikus dari setiap kelompok

perlakuan, yaitu kelompok I, II, III, IV, dan V

dipuasakan selama 12 jam. Tikus disedasi

(pembiusan) dengan cara menyuntikkan

ketamin (80 mg/kg bobot badan): xilazin (10

mg/kg bobot badan). Setelah tikus tidak

sadarkan diri kemudian proses pembedahan

dilakukan. Lemak pada bagian perut kanan

dan kiri serta bagain testis kanan dan kiri

dikeluarkan. Keadaan lemak tersebut diamati

ditimbang bobotnya, dan ditentukan

persentasenya terhadap bobot badan tikus

masing-masing.

Uji Statistik Data bobot pakan yang dikonsumsi, bobot

feses yang dihasilkan, bobot badan, sertabobot

deposit lemak hewan uji yang diperoleh

dianalisis dengan metode rancangan acak

lengkap (RAL) dan ANOVA (Analysis of

Page 13: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

Variance) pada taraf kepercayaan 95% (α =

0.05) dilanjutkan dengan Duncan’s multiple

range test menggunakan SPSS 16.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sitral dari Minyak Atsiri Serai Dapur

Minyak atsiri serai dapur komersil

memiliki warna kuning terang seperti yang

terlihat pada Gambar 3. Kandungan utama

minyak atsiri serai dapur adalah sitral. Sitral

merupakan senyawa dominan pada minyak

atsiri serai dapur dengan jumlah sekitar 65-

85% dari jumlah keseluruhan komponen

penyusun minyak atsiri (Machado et al. 2009,

Saddiq & Khayyat 2010).

Gambar 3 Minyak atsiri serai dapur.

Rendemen sitral yang diperoleh dari hasil

isolasi adalah sebesar 23.47%. Isolasi sitral

dilakukan dengan mereaksikan minyak atsiri

dengan natrium bisulfit jenuh sehingga

diperoleh endapan kristal. Endapan kristal

tersebut merupakan hasil reaksi sitral yang

terkandung dalam minyak atsiri dengan

natrium bisulfit yang terjadi dengan prinsip

reaksi antara aldehida dengan natrium bisulfit

(Gambar 4). Endapan yang terbentuk

kemudian disaring menggunakan corong

Buchner agar fase air dan sisa minyak atsiri

yang tidak terendapkan terpisahkan dari

endapan kristal. Endapan kristal kering yang

diperoleh kemudian ditambahkan dengan

NaOH 2 M untuk membentuk kembali sitral

dan melepaskan bisulfit yang selanjutnya

dipartisi dengan etil asetat untuk memisahkan

sitral dari fase air.

Gambar 4 Reaksi sitral dengan natrium

bisulfit.

Pada penelitian ini, dilakukan hidrolisis

dengan menggunakan basa (NaOH). Sitral

yang diperoleh dari hasil isolasi memiliki

warna kuning yang lebih pucat dibandingkan

dengan warna minyak atsiri seperti yang

terlihat pada Gambar 5. Ngadiwiyana et al.

(2011) juga melakukan isolasi sinamaldehida

yang merupakan senyawa golongan aldehida

pada minyak atsiri kayu manis dengan metode

adisi bisulfit. Namun, perbedaannya terletak

pada penggunaan HCl untuk hidrolisis

pembentukan kembali aldehida.

Gambar 5 Sitral hasil isolasi.

Sitral

Natrium Bisulfit

+

Sitral Bisulfit (kristal putih)

Transfer Proton

+

Sitral Natrium Sulfit

Page 14: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

5

Eluen Terbaik pada Kromatografi Lapis

Tipis

Penentuan eluen terbaik untuk

memisahkan kedua sitral dilakukan

menggunakan kromatografi lapis tipis dengan

silika G60F254 sebagai fase diam dan 8 jenis

pelarut sebagai fase gerak, yaitu metanol,

etanol, etil asetat, asam asetat, kloroforn,

aseton, heksana, dan toluena. Profil

kromatografi yang terbentuk setelah dielusi

dideteksi dibawah lampu UV λ 254 nm dan

366 nm. Pergerakan spot bergantung pada

polaritas eluen yang digunakan. Jika senyawa

yang memiliki kepolaran mirip dengan silika

(fase diam) maka akan menghasilkan spot

yang tertahan pada titik awal. Menurut Skoog

et al. (2004), eluen terbaik adalah eluen yang

dapat menghasilkan jumlah noda terbanyak

dan terpisah, namun semua eluen tunggal

yang digunakan hanya menghasilkan satu spot

sitral yang tidak terpisah seperti yang terlihat

pada Gambar 6 sehingga diperlukan campuran

beberapa eluen tunggal agar diperoleh spot

yang terpisah.

Gambar 6 Kromatogram KLT sitral dengan

delapan jenis eluen tunggal (kiri

ke kanan) (i) asam asetat; (ii)

aseton; (iii) ethanol; (iv) etil

asetat; (v) heksana; (vi)

kloroform; (vii) metanol; dan

(viii) toluena.

Menurut Harborne (1987) eluen yang

umum digunakan dalam pemisahan minyak

atsiri adalah campuran n-heksana: klorofrom

(3:2), kloroform: metanol (99:1) atau dietil

eter: kloroform: etil asetat (2:2:1). Penentuan

eluen terbaik menggunakan campuran

heksana:etil asetat, kloroform: etil asetat,

metanol: etil asetat, dan metanol: asam asetat

dengan beberapa perbandingan telah

dilakukan namun tidak menghasilkan spot

yang terpisah seperti yang terlihat pada

Gambar 7.

Gambar 7 Kromatogram KLT sitral dengan

nisbah eluen (kiri ke kanan) (i) n-

hek: EtOAc (8:1); (ii) MeOH:

EtOAc (1:2); (iii) CHCl3: EtOAc

(2:1); (iv) MeOH: AcOH (4:1);

dan (v) MeOH: AcOH (8:1)

Pemilihan eluen terbaik didasarkan pada

eluen tunggal yang dapat menahan senyawa

pada titik awal dan jenis eluen yang dapat

membawa komponen naik menuju garis akhir

pelat silika sehingga diperoleh perbedaan

kepolaran diantara pelarut tersebut. Eluen

tunggal toluena dan etil asetat dipilih untuk

dicampurkan dan dicoba beberapa

perbandingan. Spot yang dihasilkan pada pelat

KLT dengan beberapa perbandingan toluena:

etil asetat dapat dilihat pada Gambar 8.

Berdasarkan Gambar 8 diperoleh eluen terbaik

untuk memisahkan sitral ialah eluen dengan

perbandingan toluena: etil asetat (8:1). Nilai

Rf yang diperoleh pada dua spot yang

terbentuk ialah 0.225 untuk spot yang lebih

dekat titik awal sedangkan nilai Rf untuk spot

yang lebih dekat titik akhir ialah 0.694.

Gambar 8 Kromatogram KLT sitral dengan

eluen PhCH3: EtOAc dengan

nisbah (dari kiri ke kanan) (i)

20:1; (ii) 9:1; (iii) 3:1; dan (iv)

8:1.

Fraksionasi Sitral dengan KLTP

Fraksionasi sitral dilakukan dengan

menggunakan KLTP untuk mengambil

ekstrak yang terbawa dan tertahan (Lampiran

4). Rendemen yang diperoleh untuk F1 (dekat

titik awal elusi), yaitu 16.90% sedangkan

untuk F2 (dekat titik akhir elusi) sebesar

I ii iii iv v

I ii iii iv

I ii iii iv v vi vii viii

Page 15: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

6

72.52%. Rendemen F2 lebih tinggi sehingga

F2 yang digunakan untuk inhalasi hewan uji.

Senyawa yang Terkandung dalam Minyak

Atsiri Serai Dapur

Identifikasi kandungan senyawa yang

terdapat dalam minyak atsiri kasar, sitral hasil

isolasi, dan F2 hasil KLTP dilakukan dengan

menggunakan instrumen GC-MS. Hasil

analisis berupa kromatogram ion total yang

merupakan hubungan waktu retensi dengan

intensitas. Puncak-puncak yang dihasilkan

dalam kromatogram ion total diidentifikasi

dengan membandingkan spektrum massa yang

diperoleh dengan spektrum massa yang

terdapat pada library.

Senyawa dominan yang terkandung dalam

minyak atsiri adalah golongan terpenoid.

Terpenoid yang terbanyak pada minyak atsiri

adalah golongan monoterpena dan

seskuiterpena dengan jumlah C10 dan C15.

Kedua jenis terpenoid tersebut memiliki

perbedaan dalam hal titik didih sehingga

berpengaruh pada waktu retensi yang

dihasilkan. Pada sistem kromatografi gas,

senyawa yang memiliki titik didih rendah

akan keluar terlebih dahulu menuju detektor

karena titik didih yang lebih rendah

mengakibatkan senyawa lebih mudah

menguap sehingga waktu retensinya lebih

cepat. Senyawa yang termasuk golongan

monoterpena biasanya memiliki titik didih

berkisar 150-180 °C, sedangkan senyawa

yang termasuk golongan seskuiterpena

memiliki titik didih sebesar 240-280 °C

(Ketaren 1985).

Kromatogram yang dihasilkan terbentuk

berdasarkan jumlah ion total yang terbentuk

dari masing-masing komponen senyawa kimia

yang terkandung dalam suatu sampel.

Semakin besar persentase suatu komponen

dalam sampel tersebut maka puncak yang

dihasilkan akan semakin tinggi, begitu pula

sebaliknya (Agusta 2000). Spektrum massa

hasil analisis merupakan gambaran mengenai

jumlah fragmen molekul yang terbentuk dari

pecahan suatu komponen kimia yang memiliki

berat molekul berbeda.

Beberapa senyawa yang terkandung dalam

minyak atsiri serai dapur diantaranya α-sitral,

β-sitral, β-mirsena, sitronelal, tujhopsena,

nerol asetat, dan kolumelarin (Gambar 9).

Senyawa yang termasuk golongan

monoterpena adalah α-sitral, β-sitral, β-

mirsena, dan sitronelal. Senyawa tujhopsena

termasuk ke dalam golongan senyawa

seskuiterpena.

Gambar 9 Senyawa yang terkandung dalam

minyak atsiri serai dapur.

Tabel 1 Konsentrasi senyawa terpenoid dalam minyak atsiri, sitral hasil isolasi, dan F2

tR (menit) Senyawa Minyak atsiri kasar

(%)

Sitral hasil isolasi

(%) F2 (%)

4.394 β-mirsena 12.29 - -

8.119 sitronelal 1.23 - -

10.476 β-sitral 19.31 33.44 25.59

11.279 α-sitral 33.92 52.73 15.51

11.548 kolumelarin - - 21.37

12.482 Tujhopsena - 5.2 -

14.030 nerol asetat - - 1.19

Senyawa lain tidak teridentifikasi 33.25 8.63 36.64

β-mirsena sitronelal tujhopsena

nerol asetat kolumelarin

Page 16: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

7

Tabel 1 menggambarkan perbedaan

jumlah komposisi senyawa yang terkandung

dalam minyak atsiri kasar, sitral hasil isolasi,

dan F2. Berdasarkan hasil GC-MS dari

minyak atsiri serai dapur terdapat 11 senyawa

tetapi hanya empat senyawa yang dapat

teridentifikasi. Senyawa yang terkandung

dalam minyak atsiri kasar yaitu β-mirsena,

sitronelal, α-sitral, dan β-sitral. Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang telah dilaporkan

Saddiq & Khayyat (2010) yang menyatakan

bahwa minyak atsiri serai dapur memiliki

kandungan utama sitral dan juga

mengandungsitronelal, neril asetat, geranil

asetat, dan mirsena. Selain itu, menurut

Machado et al. (2012) kandungan lainnya

yaitu geraniol, linalool, dan osimena.

2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 35.0 37.5 40.0 42.5 45.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

7.0

(x10,000,000)TIC

1

2

34

(i)

2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 35.0 37.5 40.0 42.5 45.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

(x10,000,000)TIC

3

4

6

(ii)

2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 35.0 37.5 40.0 42.5 45.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

(x10,000,000)TIC

3

4

5

7

(iii)

1. β-mirsena; 2. sitronelal; 3. β-sitral;

4. α-sitral; 5. kolumelarin; 6. tujhopsena;

7. nerol asetat

Gambar 10 Kromatogram ion total hasil GC-

MS (i) Minyak atsiri kasar; (ii)

Sitral hasil isolasi; (iii) F2 (dekat

titik akhir elusi).

Komatogram ion total dari senyawa-

senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri

kasar, sitral hasil isolasi, serta F2 seperti yang

tertera pada tabel di atas ditunjukan pada

Gambar 10. Waktu retensi masing-masing

senyawa ditentukan oleh titik didih senyawa

tersebut. β-mirsena muncul lebih awal pada

kromatogram ion total minyak atsiri Gambar

10 (i) karena titik didih senyawa tersebut

sebesar 167 °C, diikuti senyawa sitronelal

dengan titik didih 208.35 °C. Sitral yang

memiliki dua isomer memiliki titik didih

sebesar 229 °C, namun waktu retensi β-sitral

lebih kecil dibandingkan α-sitral. Waktu

retensi β-sitral adalah 10.476min, sedangkan

α-sitral adalah 11.279min. Perbedaan waktu

retensi dari kedua senyawa tersebut dapat

disebabkan interaksi senyawa dengan fase

diam yang dalam hal ini adalah kolom yang

digunakan pada sistem kromatografi gas.

Kolom yang digunakan bersifat nonpolar

sehingga senyawa yang bersifat polar yang

keluar terlebih dahulu dan yang bersifat lebih

nonpolar akan tertahan lebih lama berada

dikolom, dengan demikian senyawa β-sitral

bersifat lebih polar dibandingkan senyawa α-

sitral.

Sitral hasil isolasi juga dianalisis

menggunakan GC-MS untuk mengetahui

senyawa yang terbentuk. Terdapat tiga

senyawa seperti yang terlihat pada Gambar 10

(ii) yang diperoleh berdasarkan hasil GC-MS

yaitu α-sitral, β-sitral, dan tujhopsena dengan

kandungan utama sitral sebesar 86.17% yang

terdiri dari α-sitral sebanyak 52.73% dan β-

sitral sebanyak 33.44%. Sitral yang diperoleh

masih belum murni karena masih terdapat

senyawa tujhopsena sebesar 5.2%. Komposisi

senyawa yang terkandung berdasarkan hasil

GC-MS dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil GC-MS untuk F2 hasil KLTP

(Gambar 10 (iii)) menunjukkan komposisi α-

sitral dan β-sitral yang lebih rendah. Selain

itu, terdapat senyawa kolumelarin yang

muncul setelah senyawa α-sitral. Berdasarkan

data komposisi senyawa pada Tabel 1, hasil

F2 dari proses KLTP menunjukkan bahwa

proses elusi sitral menyebabkan perubahan

komposisi senyawa, serta terjadi interaksi

antar senyawa sehingga beberapa senyawa

yang awalnya tidak muncul pada hasil GC-

MS sitral hasil isolasi, kemudian setelah

dielusi muncul senyawa yang teridentifikasi,

yaitu kolumelarin dan nerol asetat. Sitral

memiliki gugus fungsi aldehida yang mudah

teroksidasi menjadi asam karboksilat. Nerol

asetat merupakan senyawa golongan ester

turunan asam karboksilat sehingga

Waktu retensi (menit) Intensitas

Waktu retensi (menit) Intensitas

Waktu retensi (menit)

Intensitas

Page 17: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

8

kemungkinan terbentuknya senyawa nerol

asetat tersebut dapat terjadi selama proses

fraksionasi.

Hasil Uji In Vivo Terhadap Bobot Badan,

Bobot Pakan, Bobot Feses dan Urin, serta

Lemak Tubuh

Uji in vivo dari minyak atsiri serai dapur,

sitral, dan F2 hasil KLTP dilakukan terhadap

tikus putih jantan galur Sprague-Dawley

selama 5 minggu masa perlakuan. Hewan

model yang digunakan berjumlah 30 ekor,

dengan usia ±2 bulan dan berat badan antara

125-160 g. Perubahan bobot badan merupakan

salah satu analisis fisik yang menjadi

perhatian pada penderita obesitas. Pada

penelitian ini, dilakukan pengukuran bobot

badan tikus setiap satu minggu sekali untuk

memonitor perubahan bobot badan tikus.

Selain itu juga, dilakukan pengukuran bobot

feses dan urin setiap 3 hari sekali dan sisa

konsumsi pakan tikus setiap 3 hari sekali.

Tabel 2 Rerata bobot badan tikus pada akhir

masa adaptasi dan masa perlakuan

(g)

Kelompok Masa Adaptasi Masa

Perlakuan

(I) Pakan

Standar 190.00±12.41

a 252.50±26.49

c

(II) Tinggi

Kolesterol

(TK)

200.83±10.13a 225.50±15.47

b

(III) TK +

Minyak

Atsiri

209.67±24.92a 196.83±10.81

a

(IV) TK +

Sitral 195.00±13.17

a 190.83±10.53

a

(V) TK +

F2 200.10±20.80

a 191.50±19.87

a

Angka yang diikuti oleh huruf superscripts yang sama

tidak berbeda signifikan pada taraf uji (P<0.05) (Duncan’s multiple range test)

Tabel 2 menggambarkan rerata bobot

badan tikus pada akhir masa adaptasi dan

masa perlakuan. Selama masa adaptasi,

pemberian pakan untuk setiap kelompok tikus

sama dan bobot badan pada akhir masa

adaptasi berdasarkan uji statistika tidak

berbeda secara signifikan. Hasil inhalasi

minyak atsiri serai dapur, sitral, dan F2

menunjukkan bahwa ketiga kelompok tikus

tersebut memiliki rerata bobot badan yang

lebih rendah dibandingkan kelompok normal

dan pakan kolesterol saat masa perlakuan.

Kelompok IV yang diberi inhalasi sitral

memiliki rerata bobot badan terendah pada

akhir masa perlakuan yaitu sebesar 190.83 g

dan nilai rerata bobot badan terbesar pada

kelompok I sebesar 252.50 g. Bobot badan

kelompok III, IV, V pada akhir masa

perlakuan memiliki nilai yang berbeda nyata

secara signifikan dengan kelompok I dan

kelompok II. Berdasarkan penjelasan tersebut,

inhalasi minyak atsiri, sitral, dan F2

berpotensi menurunkan bobot badan hewan

uji.

(i)

(ii)

Keterangan:

kelompok I pakan Standar kelompok II pakan tinggi kolesterol (TK) kelompok III TK + minyak atsiri

kelompok IV TK + sitral

kelompok V TK + F2

Gambar 11 Perubahan rerata bobot badan

tikus tiap kelompok selama

masa perlakuan (i), dan

perubahan bobot badan minggu

ke-5 (%) perlakuan (ii).

Peningkatan bobot badan per minggu

selama masa perlakuan terlihat pada Gambar

11 (i). Peningkatan terbesar terjadi pada

kelompok I dan diikuti oleh kelompok II.

Kelompok III, IV, dan V pada minggu awal

terjadi kenaikan bobot badan tetapi setelah

170

190

210

230

250

270

0 1 2 3 4 5

I

II

III

IV

V

Perlakuan minggu ke-

Rer

ata

bob

ot

bad

an (

g)

-7

-5

-3

-1

1

3

5

I II III IV V

kelompok

Per

ub

ahan

bob

ot

bad

an

min

ggu

ke-

5 (

%)

Page 18: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

9

minggu kedua masa perlakuan bobot badan

yang terukur cenderung mengalami

penurunan. Gambar 11 (ii) memperlihatkan

persentase perubahan bobot badan tikus pada

minggu ke-5 setelah masa perlakuan yang

menunjukkan nilai negatif pada kelompok III,

IV, dan V. Nilai negatif tersebut menunjukkan

bahwa bobot badan pada akhir masa

perlakuan mengalami penurunan. Besarnya

peningkatan bobot badan tikus dipengaruhi

oleh jumlah pakan yang dikonsumsi. Tingkat

konsumsi pakan dari suatu hewan berbeda-

beda bergantung pada cara pemberian pakan

tersebut. Apabila pakan diberikan secara ad

libitum maka tingkat konsumsi pakan

dipengaruhi oleh faktor makanannya,

lingkungan sekitar, serta dari hewan model itu

sendiri (Parakkasi 1999).

Tabel 3 Rerata bobot pakan tikus tiap tiga

hari (g/ekor) selama masa adaptasi

dan perlakuan

Kelompok Masa

Adaptasi

Masa

Perlakuan

(I) Pakan

Standar 55.07±3.18

a 56.94±4.35

c

(II) Tinggi

Kolesterol

(TK)

56.90±2.23a 54.30±3.24

c

(III) TK +

Minyak

Atsiri

59.87±0.30a 44.77±3.57

b

(IV) TK +

Sitral 58.33±2.84

a 32.48±7.61

a

(V) TK +

F2 56.10±2.73

a 36.32±6.27

a

Angka yang diikuti oleh huruf superscripts yang sama

tidak berbeda signifikan pada taraf uji (P<0.05) (Duncan’s multiple range test)

Berdasarkan data pada Tabel 3, jumlah

konsumsi pakan selama masa adaptasi untuk

setiap kelompok menunjukkan nilai yang

tidak berbeda signifikan. Hal tersebut

menandakan bahwa selama masa adaptasi,

hewan coba memiliki respon yang baik

terhadap pakan yang diberikan. Perbedaan

jumlah konsumsi pakan terjadi pada masa

perlakuan. Konsumsi pakan terbesar pada

kelompok I sebesar 56.94 g/3 hari/ekor tikus.

Konsumsi pakan tersebut berbeda signifikan

dengan konsumsi pakan kelompok III, IV, dan

V. Konsumsi pakan terendah terendah

terdapat pada kelompok IV yang diinhalasi

sitral sebesar 32.48 g/3 hari/ekor tikus.

Tabel 4 Rerata bobot feses dan urin tikus tiap

tiga hari (g/ekor) selama masa

adaptasi dan perlakuan

Kelompok Masa

Adaptasi

Masa

Perlakuan

(I) Pakan

Standar 41.60±2.85

ab 40.77±5.96

c

(II) Tinggi

Kolesterol

(TK)

40.47±5.17a 41.76±7.25

c

(III) TK +

Minyak

Atsiri

39.97±7.70a 33.82±4.39

b

(IV) TK +

Sitral 47.70±2.88

b 22.25±8.19

a

(V) TK + F2 42.90±2.73ab

27.36±6.62a

Angka yang diikuti oleh huruf superscripts yang sama

tidak berbeda signifikan pada taraf uji (P<0.05)

(Duncan’s multiple range test)

Jumlah feses dan urin yang dihasilkan oleh

tiap kelompok selama masa adaptasi

sebanding dengan rerata bobot badannya.

Kelompok yang rerata bobot badannya cukup

tinggi cenderung mengeluarkan feses dan urin

relatif lebih kecil. Selama masa perlakuan,

feses dan urin yang dihasilkan untuk setiap

kelompok berbeda-beda. Feses dan urin yang

terbesar dihasilkan oleh tikus pada kelompok

II sebesar 41.76 g/3 hari/ekor, sedangkan

kelompok IV menghasilkan feses dan urin

yang terkecil sebesar 22.25 g/3 hari/ekor.

Tabel 5 Rerata bobot deposit lemak dan

persentase lemak tikus.

Kelompok Deposit lemak

(g)

Persentase

lemak (%)

(I) Pakan

Standar 2.4433±1.0632

a 0.0098±0.0044

a

(II) Tinggi

Kolesterol

(TK)

3.0834±1.1008a 0.0110±0.0066

a

(III) TK +

Minyak

Atsiri

2.8198±0.5605a 0.0144±0.0029

a

(IV) TK +

Sitral 2.6508±0.8911

a 0.0139±0.0049

a

(V) TK +

F2 2.5805±0.1891

a 0.0136±0.0017

a

Angka yang diikuti oleh huruf superscripts yang sama

tidak berbeda signifikan pada taraf uji (P<0.05)

(Duncan’s multiple range test)

Pengamatan terhadap bobot deposit lemak

hewan uji tikus dilakukan pada minggu ke-5

masa perlakuan. Berdasarkan data pada Tabel

5 di atas, nilai rerata bobot deposit lemak dan

persentase lemak hewan uji tidak berbeda

Page 19: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

secara signifikan. Rerata bobot lemak terbesar

terdapat pada kelompok II yang merupakan

kelompok yang diberi pakan kolesterol tinggi.

Kelompok V memiliki bobot deposit lemak

terendah sebesar 2.5805 g.

Berdasarkan data-data di atas, dapat

diketahui bahwa tikus pada kelompok VI dan

V mengkonsumsi pakan yang sedikit, yaitu

32.48 dan 36.32 g/3 hari/ekor. Hal ini

menunjukkan bahwa inhalasi sitral dan F2

diduga berpotensi sebagai pelangsing

aromaterapi dengan cara mengurangi nafsu

makan tikus sehingga bobot badan tikus tidak

akan mengalami kenaikan yang besar.

Utami (2011) menyatakan bahwa

golongan monoterpena dan seskuiterpena

pada minyak atsiri sirih merah dapat

menurunkan bobot badan, kadar kolesterol,

dan trigliserida serum darah tikus dan

meningkatkan kadar kolesterol HDL, sehingga

dinyatakan berpotensi sebagai pelangsing

aromaterapi. Sejalan dengan hal tersebut

Wulandari (2011) menyatakan senyawa

terpinen-4-ol pada minyak atsiri bangle juga

berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi

tanpa menyebabkan kerusakan hati hewan uji.

Penelitian sejenis yang dilakukan Anggraeni

(2010), senyawa β-elemenona pada minyak

atsiri temulawak berpotensi menjaga

perkembangan bobot badan tikus agar tidak

mengalami obesitas dan memiliki deposit

lemak yang rendah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Isolasi sitral dari minyak atsiri serai dapur

dengan metode adisi bisulfit menghasilkan

rendemen sebesar 23.47%. Fraksionasi sitral

menggunakan KLTP dengan fase gerak eluen

terbaik yang diperololeh yaitu toluena:etil

asetat (8:1) dan diperoleh F1 (dekat titik awal

elusi) dan F2 (dekat titik akhir elusi). Minyak

atsiri, sitral, dan F2 diuji aktivitasnya sebagai

pelangsing aromaterapi secara in vivo. Hasil

uji in vivo menunjukan bahwa inhalasi setelah

2 minggu dapat menurunkan bobot badan

hewan uji dan sitral yang terkandung dalam

minyak atsiri serai dapur berpotensi sebagai

pelangsing aromaterapi dengan cara menjaga

perkembangan bobot badan tikus serta

menurunkan konsumsi pakan.

Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan

untuk mendapatkan senyawa sitral murni

dengan konsentrasi yang optimum. Selain itu

perlu dilakukan uji konsentrasi minyak atsiri

yang terkandung dalam udara di sekitar ruang

inhalasi untuk mengetahui dosis optimum

aromaterapi yang berpotensi sebagai

pelangsing.

DAFTAR PUSTAKA Afriatni A. 2005. Badan POM ungkap kasus

jamu menggunakan obat keras [terhubung

berkala].

http://www.tempo.co/read/news/2005/08/2

0/05565522/ Badan-POM-Ungkap-Kasus-

Jamu-Menggunakan-Obat-Keras. [14 Agst

2012].

Agusta A. 2000. Minyak atsiri tumbuhan

tropika indonesia. Bandung: ITB Press.

Anggraeni A. 2010. Fraksinasi senyawa aktif

minyak atsiri temulawak sebagai

pelangsing aromaterapi secara in vivo

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Bress DJ, Elwell MR, Tingley FD, Sands SB,

Jakowski AB, Shen AC, Cai JH,

Finkelstein MB. 2008. Pharmatocoloical

effects of nicotinic therapies for smoking

cessation. Toxicologic Pathology 36:568-

575.

Carbajal D, Casaco A, Arruzazabala L,

Gonzalez, Tolon Z 1989. Pharmacological

study of Cymbopogon citratus leaves. J

Ethnopharmacol 25(1):103-107.

Carlini EA, Contar JDDP, Siva-Filho AR,

Dasilveira-Filho NG, Frochtengarten.

1986. Pharmacology of lemongrass

(Cymbopogon citratus stapf) effects of

teas prepared from the leaves on

laboratory animals. JEthnopharmacol

17:37-64.

Costa CARA, Bidinotto LT, Takahira RK,

Salvadori DMF, Barbisan UF, Costa M.

2011.Cholesterol reduction and lack of

genotoxic or toxic effects in mice after

repeated 21-day oral intake of lemongrass

(Cymbopogon citratus) essential oil.Food

and Chemical Toxicology 49:2268-2272.

Francisco V, Figueirinha A, Neves BM,

Garcia-Rodriguez C, Lopes MC, Cruz MT,

Batista MT. 2011. Cymbopogon citratus as

source of new and safe anti-inflammatory

drugs: Bio-guided assay using

lipopolysaccharide-

Page 20: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

11

stimulatedmacrophages. Coimbra. J

Ethnopharmacology 133:818-827.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia:

Penentuan Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Ed ke-2.Padmawinata dan

Sudiro I, penerjemah. Bandung: Institut

Teknologi Bandung. Terjemahan dari:

Phytochemical Method.

Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory

handbook for the Fractionation of Natural

Ekstract.London: Chapman & Hall.

Kar A. 2007. Pharmacognosy and

Pharmacobiotechnology Second Ed. New

Delhi: New Age International (P) Limited,

Publishers.

Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak

Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.

Machado M, Pires P, Dinis AM, Santos-Rosa

M, Alves V, Salgueiro L, Cavaleiro C,

Sousa MC. 2012. Monoterpenic aldehydes

as potential anti-Leishmania

agents:Activity of Cymbopogon citratus

and citral on L. infantum, L. tropica and L.

Major. Coimbra. Experimental

Parasitology 130:223-231.

Naik MI, Fomda BA, Jaykuman E, Bhat JA.

2010. Antibacterial activitiy of lemongrass

(Cymbopogon citratus) oil against some

selected phatogenic bacterials. Asia Pasific

Journal of Tropical Medicine 2010:535-

538

Ngadiwiyana, Ismiyarto, AP Nor Basid, RS

Purbowatiningrum. 2011. Potensi

sinamaldehid hasil isolasi minyak kayu

manis sebagai senyawa antidiabetes.

Majalah Farmasi Indonesia 22(1):9 -14.

Niijima A, Nagai K. 2003. Effect of olfactory

stimulation with flavor ofgrapefruit oil and

lemon oil on the activity of sympathetic

branch in the white adipose tissueof the

epididymis. Society for Experimental

Biology and Medicine:1190-1192.

Nuryoto, Jayanudin, Hartono R. 2011.

Karakterisasi minyak atsiri dari limbah

daun cengkeh. Di dalam: Pengembangan

Teknologi Kimia untuk Pengolahan

Sumber Daya Alam Indonesia. Prosiding

Seminar Nasional Teknik Kimia

“Kejuangan”; Yogyakarta, 22 Feb 2011.

hlm C07-1-C07-4.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan

ternak Ruminan. Jakarta: UI Press.

Ress NB. 2003. Toxicology and

carcinogenesis studies of

microencapsulated citral in rats and mice.

Toxicol. Sci.71 (2):198-206.

Saddiq AA, Khayyat SA. 2010. Chemical and

antimicrobial studies of monoterpene:

Citral. Pesticide Biochemistry and

Physiology 98:89-93.

Sell CS. 2003. A Fragrant Introduction to

Terpenoid Chemistry. United kingdom:

Royal Society of Chemistry.

Skoog DA, Holler PJ, Nieman TA. 2004.

Principles of Instrumental Analysis. Ed ke-

5. Philadelphia: Hartcaurt Brace.

Tzortzakis NG, Economokis CD. 2007.

Antifungal activity lemongrass

(Cymbopogon citratus L.) essential oil

against key postharvest phatogens. J

innovative Food Science and Emerging

technologies 8(2007):253-258.

Utami MR. 2011. Fraksinasi senyawa aktif

minyak atsiri sirih merah (Piper cf.

Fragile) sebagai pelangsing aromaterapi

[tesis]. Bogor: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Wright SC, Maree JE, Sibanyoni M. 2009.

Treatment of oral thrush in HIV/AIDS

patients with lemon juice and lemongrass

(Cymbopogon citratus) and gentian violet.

South Africa: Phytomedicine 16

(2009):118-124.

Wulandari R. 2011. Fraksinasi senyawa aktif

minyak atsiri bangle sebagai pelangsing

aromaterapi [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor.

Page 21: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

LAMPIRAN

Page 22: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

13

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Minyak atisiri

serai dapur

Sitral

Pemurnian

1. KLT dengan berbagai

eluen

2. KLTP dengan eluen

terbaik

F1 (Dekat titik awal

elusi)

Identifikasi

senyawa (GC-MS)

Uji in vivo

(Lampiran 2)

Fraksi tidak

terkristal

sitral

+ Natrium bisulfit jenuh

Kristal

+ etanol

+ NaOH encer

Pemekatan

F2 (Dekat titik akhir

elusi)

Page 23: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

14

Lampiran 2 Pengelompokan dan perlakuan secara in vivo terhadap hewan uji

(tikus putih galur Sparague-Dawley)

Hewan Uji (30 ekor)

I (n=6) II (n=6) III (n=6) IV (n=6) V (n=6)

Masa adaptasi 2 minggu

Kelompok I

Pakan standar Kelompok II

Pakan standar Kelompok III

Pakan standar Kelompok IV

Pakan standar Kelompok V

Pakan standar

Masa perlakuan selama 5 minggu

Kelompok I

Pakan standar

Tanpa perlakuan

inhalasi

Kelompok II

Pakan kolesterol

tinggi

Tanpa perlakuan

inhalasi

Kelompok III

Pakan kolesterol

tinggi

Inhalasi minyak

atsiri serai dapur

Kelompok IV

Pakan kolesterol

tinggi

Inhalasi sitral

Kelompok V

Pakan kolesterol

tinggi

Inhalasi F2 hasil

KLTP

Tahap Analisis

Keterangan:

- Masa adaptasi: semua kekelompok (I, II, III, IV, V) diberi pakan standar tikus (20

g/hari/ekor) dan diberi minum akuades secara ad libitum

- Masa perlakuan: kelompok 1 (kontrol negatif) diberi pakan standar tikus (20

g/hari/ekor) dan diberi minum akuades secara ad libitum; kelompok II, III, IV, dan V

diberi pakan kolesterol tinggi (20 g/hari/ekor) dan diberi minum akuades secara ad

libitum.

Pembagian kelompok

Bobot pakan

ditimbang

setiap hari

Bobot feses dan

urin ditimbang

setiap 3 hari sekali

Bobot badan

ditimbang setiap

minggu

Penentuan bobot

deposit lemak setelah

minggu ke-7

Page 24: PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR … · PEMISAHAN SITRAL DARI MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PELANGSING AROMATERAPI. ... Praktik Lapangan yang

15

Lampiran 3 Komposisi pakan yang diberikan pada hewan uji

Tabel 1 Pakan standar di Pusat Studi Biofarmaka (dari PT Indofeed)

Komposisi % Campuran

Protein 18

Lemak 4

Serat 4

Abu 11

Metabolisme Energi 2000 kkal

Tabel 2 Pakan tinggi kolesterol

Komposisi % Campuran

Kuning telur 12.5

Minyak Kelapa Barco 5

Pakan standar 82.5

Lampiran 4 Hasil KLTP sitral

Lampiran 5 Rangkaian alat inhalator untuk inhalasi

F2 (Dekat titik akhir elusi)

F1 (Dekat titik awal elusi)