EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

81
EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI LARVASIDA Aedes sp. KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari OLEH: DEVILIYA NANDA OSCAR MANGELEP NIM. P00341015011 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Transcript of EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Page 1: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon

citratus) SEBAGAI LARVASIDA Aedes sp.

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma

III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH:

DEVILIYA NANDA OSCAR MANGELEP

NIM. P00341015011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

Page 2: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

ii

Page 3: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

iii

Page 4: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

iv

Page 5: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Deviliya Nanda Oscar Mangelep

NIM : P00341015011

TTL : Kendari, 17 Desember 1996

Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama :Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 1 Poasia, tamat tahun 2008

2. SMP Negeri 5 Kendari , tamat tahun 2011

3. SMA Negeri 2 Kendari, tamat tahun 2014

4. Tahun 2015 melanjutkan pendidikkan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari Jurusan Analis Kesehatan sampai sekarang.

Page 6: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

vi

MOTTO

Apa yang membuatmu tidak nyaman adalah kesempatan terbesarmu untuk tumbuh

Kesuksesan itu tidak ditunggu , tetapi diwujudkan

Lewat usaha dan kegigihan. Saya tidak Pernah Gagal Saya Hanya Menemukan 10.000 Cara yang Tidak Tepat (Thomas A. Edison)

Karya Tulis ini Kupersembahkan Kepada

Ayahanda dan ibunda tercinta

Keluargaku tersayang

Sahabat-sahabatku tersayang

Agama, Bangsa dan Negaraku

Serta Almamaterku

Page 7: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

vii

ABSTRAK

Deviliya Nanda Oscar Mangelep “Efektivitas Sari Batang Serai Dapur

(Cymbopogon citratus) Sebagai Larvasida Aedes sp “. yang dibimbing oleh Anita

Rosanty sebagai Pembimbing I dan Reni Yunus sebagai Pembimbing II

(xiv+49 halaman+8 gambar +3 tabel+6 lampiran). Vektor utama penyakit Demam

Berdarah Dengue adalah Nyamuk Aedes sp . Metode larvasida secara kimia

merupakan pilihan terbaik namun penggunaan larvasida telah mengalami

resistensi. Sari batang serai dapur diduga memiliki efek sebagai larvasida

terhadap larva Aedes sp karena mengandung zat Flavonoid, Saponin dan Tanin

yang bersifat larvasida.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas sari

batang serai dapur (Cymbopogon citratus) sebagai larvasida Aedes sp. Sari batang

serai dapur di bedakan menjadi beberapa kelompok konsentrasi yaitu konsentrasi

20%,30%,40% dan 50% yang diperoleh dari 700 gram batang serai dan di ujikan

pada bahan uji yaitu 200 ekor larva Aedes sp Instar III dengan 2 kali

pengulangan dengan menggunakan Metode Exsperiment. Hasil Penelitian

menunjukan setelah 24 jam, presentase kematian larva pada konsentrasi 20%

sebanyak 82,5%, pada konsentrasi 30% presentase kematian larva sebnyak 92,5%,

dan pada konsentrasi 40% dan 50% presentase kematian larva sebanyak 100%.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini sari batang serai dapur efektif sebagai

larvasida Aedes sp dengan konsentrasi 40% dan 50% yang paling efektif. Saran

dari penelitian ini, dapat menjadi sumber bacaan bagi Mahasiswa khususnya

Mahasiswa Analis Kesehatan dan menambah wawasan serta pengalaman belajar

dalam penelitian khususnya dibidang Parasitologi,bagi masyarakat dapat

menggunakan sari batang serai dapur sebagai larvasida Aedes sp serta bagi

peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan konsentrasi yang

lebih rendah.

Kata Kunci : Dengue, Larvasida Batang Serai Dapur

Daftar Pustaka : 30 buah (1993-2017)

Page 8: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul “Efektivitas Sari Batang Serai Dapur (Cymbopogon

citratus) Sebagai Larvasida Aedes sp”. Penelitian ini disusun dalam rangka

melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma

III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan rasa hormat, terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Sosok terhebat dalam hidup

penulis Ayahhanda Oscar Mangelep dan Ibunda Hilda Saranani atas semua

bantuan moril maupun materi, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta

doa yang tak henti – hentinya di panjatkan demi kesuksesan studi yang penulis

jalani selama menuntut ilmu sampai menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa proses penelitian karya tulis ini telah melewati

perjalanan panjang, dan peneliti banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti juga menghaturkan

rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Anita Rosanty, SST.,M.Kes selaku

pembimbing I dan Ibu Reni Yunus, S.Si, M.Sc selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala

pengorbanan waktu dan pikiran sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

Ucapan terimakasih peneliti juga tujukan kepada :

1. Askrening, SKM.,M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Dr.Ir.Sukanto Toding,MPS.MA Selaku Kepala kantor Badan Penelitian

dan Pengembangan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian ini.

3. Anita Rosanty, S.ST, M.Kes selaku ketua Jurusan Analis Kesehatan

4. Kepada Penguji, Ruth Mongan,BSc.,S.Pd.,M.Pd dan Muhaimin

Saranani,S.Kep,NS.,M.Sc yang telah memberi arahan perbaikan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 9: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

ix

5. Kepada instruktur penelitian Muh.Ihwan.,S.ST yang telah dengan sabar

mendampingi dan mengarahkan peneliti demi terselesaikannya penelitian

ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala faslitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

7. Terima Kasih banyak penulis ucapkan kepada Hendra Mustafa yang

dengan sabar membantu, meluangkan waktu serta selalu memberikan

dukungan kepada penulis, kepada kaka Rini Hapsanjani Putri yang tidak

pernah bosan mendengar keluh kesah penulis dan selalu memberikan

dukungan dan arahan serta teman – teman seperjuangan Ni Nyoman

fitriani, Epran, dan Rekan –rekan penelitian Bidang Parasitologi sehingga

karya Tulis Ilmiah imi mampu penulis pertahankan didepan penguji.

8. Terima Kasih kepada Keluarga,Sahabat, dan Teman- teman yang tidak

dapat disebutkan satu- persatu yang telah membantu dan mensupotr

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua,

semoga dengan terselesaikannya tugas akhir ini dapat menjadi awal yang baik

bagi penulis untuk meraih kesuksesan yang lain. Amin..

Kendari, Juni 2018

Peneliti

Page 10: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………………ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………..iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................ 1

Rumusan Masalah .................................................................................. 5

Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Nyamuk Aedes sp ........................................................ 7

Larvasida ..............................................................................................18

Tinjauan Tentang Tanaman Serai ......................................................... 21

BAB III KERANGKA KONSEP

Dasar Pemikiran ................................................................................... 27

Kerangka Konsep .................................................................................. 28

Kerangka Pikir ...................................................................................... 29

Variabel ................................................................................................. 30

Defenisi Operasional Prosedur dan Kriteria Objektif............................ 30

Page 11: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

xi

BAB IV METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ..................................................................................... 31

Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 31

Bahan uji ............................................................................................... 31

Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 31

Instrumen Penelitian ............................................................................. 31

Prosedur penelitian ...............................................................................32

Jenis Data .............................................................................................. 37

Pengolahan Data ................................................................................... 37

Analisis Data ......................................................................................... 37

Penyajian Data ...................................................................................... 37

Keterbatasan Penelitian ………………………………………………38

BAB V HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum lokasi penelitian ....................................................... 37

Hasil penelitian ..................................................................................... 41

Pembahasan .......................................................................................... 42

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………..48

Kesimpulan ........................................................................................... 48

Saran ..................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Perbedaan Stadium Perkembangan Larva Aedessp…... 13

Tabel 2.Deskripsi Varietas Tanaman Serai Wangi ................................................ 21

Tabel 5.1Jumlah kematian Larva Aedes sp pada berbagai konsentrasi Sari

BatangSerai Dapur (Cymbopogon citratus) setelah 24 jam Perlakukan ....... ……42

Page 13: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus………8

Gambar 2.2 Perbedaan Punggung Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

………………………………………………………………………………9

Gambar 2.3 Siklus hidup nyamuk Aedes sp…………………………………...11

Gambar 2.4 Telur nyamuk Aedes sp…………………………………………...12

Gambar 2.5 Larva Nyamuk Aedes sp……………………………………….….12

Gambar 2.6 Pupa Aedes sp…………………………………………….……….14

Gambar 2.7 Serai Wangi……………………………………….………………21

Gambar 2.8 Serai Dapur…………………………………………………..……23

Page 14: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Asia Tenggara telah di

laporkan oleh World Health Organization (WHO) menempatkan negara

Indonesia sebagai negara dengan kasus Demam Berdarah Dengue tertinggi di

Asia Tenggara. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

beriklim tropis dengan jumlah kasus DBD sebanyak 156,086 kasus dengan

jumlah kematian akibat DBD sebesar 1,358 orang. (WHO,2012). Di

Indonesia kasus DBD pertama kali terjadi di surabaya pada tahun 1968,

penyakit DBD di temukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB

(kejadian luar biasa) akibat DBD. Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah

tahun 1999 melaporkan bahwa kelompok tertinggi adalah usia 5-14 tahun

yang terserang sebanyak 42% dan kelompok usia 15-44 tahun yang tersrang

sebanyak 37% ,data tersebut di dapatkan dari data rawat inap rumah

sakit.Rata-rata insidensi penyakit DBD sebesar 6-27 per 100.000 penduduk

(Widoyono,2011).

Di Sulawesi Tenggara angka penderita penyakit DBD tertinggi terjadi

pada tahun 2015 di mana penderita penyakit DBD di Sulawesi Tenggara

tercatat sebanyak 1.597 kasus dengan jumlah kematian akibat DBD sebanyak

22 orang dari jumlah total 1.597 kasus DBD,dengan jumlah kematian

tertinggi terjadi di kabupaten Kolaka sebanyak 8 kasus kematian (Profil Dikes

Sultra,2016).

Sebaran kasus Demam Berdarah Dengue menurut Kabupaten/Kota di

mana dari 17 kabupaten hanya 2 kabupaten yang bebas DBD, ini berarti 88%

Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara terkena wabah DBD dengan jumlah

kasus tertinggi dialami Kolaka dengan 761 kasus, kabupaten tersebut

ditetapkan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa(KLB) DBD tahun 2015.

Kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 22 orang dari jumlah total

Page 15: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

2

1.597 kasus DBD, dengan jumlah kematian tertinggi terjadi di Kabupaten

Kolaka sebanyak 8 kasus kematian, sedangkan kasus DBD di Kota kendari

sendiri mendapat peringkat ke-lima tertinggi setelah Kolaka, Kolaka Utara,

Baubau dan Konawe dengan jumlah kasus DBD (Profile Dinkes Sultra,

2016).

Kota Kendari merupakan salah satu daerah yang dikategorikan

endemis kejadian DBD dengan prevalensi kasus DBD sebanyak 30 kasus

dengan kematian sebanyak 9 orang di Tahun 2014. pada tahun 2015 terjadi

peningkatan prevalenwsi kasus DBD sebanyak 78 kasus dengan kematian

sebanyak 2 orang, di Tahun 2016 dilaporkan kematian akibhat DBD

sebanyak 4 orang dari jumlah total kasus 349 kasus DBD. Seluruh kecamatan

dikota kendari telah diklasifikasikan menjadi daerah endemis DBD. Kasus

DBD pada tahun 2014-2016 terbanyak terjadi di Tahun 2016 yang tersebar di

15 puskesmas yang tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu

dengan jumlah kasus sebanyak 51 kasus, kemudian wilayah kerja Puskesmas

Poasia yaitu sebanyak 45 kasus dan diikuti dengan wilayah kerja puskesmas

Mokoau yaitu sebanyak 41 kasus (Hiijroh et al,2017).

Vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue adalah Nyamuk

Aedes sp nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang

menjadi infeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia

(terdapat virus dalam darahnya). Penularan virus dapat di tularkan secara

transovarial dari nyamuk ke telur-telurnya (Widoyono,2011).

World Health Organization (WHO) sendiri telah meluncurkan

program pengendalian kasus DBD. Departemen Kesehatan sendiri pada tahun

2010 juga telah meluncurkan beberapa program pengendalian DBD. Salah

satu langkah yang diambil adalah dengan mengendalikan vektor DBD dengan

pengendalian DBD adalah : (a) Kimiawi dengan insektisida dan larvasida, (b)

Biologi dengan menggunakan predator, bakteri, (c) Managemen lingkungan

seperti mengelola atau meniadakan habitat perkembangbiakan nyamuk atau

gerakan PSN (pengendalian sarang nyamuk), (d) penerapan peraturan

perundangan, (e) meningkatkan peran serta masyarakat akan pengendalian

Page 16: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

3

vektor. WHO melaporkan bahwa program ini berjalan efektif di Asia

Tenggara.

Pemberantasan nyamuk salah satunya adalah dengan cara

memutuskan rantai penularannya yaitu dengan menggunakan bahan kimia

atau insektisida sintetis seperti obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar

Hal ini banyak dipilih oleh masyarakat kota Metro politan karena praktis dan

mudah. Namun, disamping adanya dampak positif yang dihasilkan yaitu

dapat membunuh nyamuk penular secara cepat, ada pula dampak negatif yang

dihasilkan oleh bahan kimianya yaitu mampu mempengaruhi kesehatan pada

manusia, hewan ternak, polusi lingkungan, dan hama (nyamuk) menjadi

resisten (Andriani,2013).

Upaya mengurangi penggunaan Insektisida kimia sintetik sangatlah

bijak. Bila mengoptimalkan penggunaan tumbuhan yang mempunyai

kemampuan sebagai Insektisida nabati terutama bagi nyamuk Aedes sp.

Insektisida nabati merupakan bahan alami, bersifat mudah terurai di alam

(biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi

manusia maupun ternak karena residunya mudah hilang (Eka, 2010).

Berbagai jenis tumbuhan dapat di jadikan larvasida alami, dimana

tanaman serai (Cymbopogon citratus) merupakan salah satunya yang dapat di

manfaatkan kandungannya yang lebih di bagian batang dan daun. Tanaman

ini banyak di temukan di berbagai daerah dan biasanya digunakan sebagai

bumbu masak ternyata dapat di gunakana sebagai insektisida alami. Tanaman

serai dapur (Cymbopogon citratus) mengandung kandungan ini memiliki

banyak manfaat di antaranya memiliki efek pengobatan. Adapun kandungan

fitokimia dalam batang serai adalah Alkoloid, Flavonoid, Saponin, Tanin,

Anthtaquinon, Steroid, Asam Fenol (Derivat Caffeic dan P-counaric) dan

Flavon glikosida (derivat Apigenin dan Luteolin).Diantara kandungan

senyawa kimia yang di anggap berperan sebagai larvasida adalah

Flavonoid,Saponin,dan Tanin (Apriangga,2014).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan

penelitian tentang efektifitas sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus)

Page 17: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

4

sebagai larvasida Aedes sp, dimana kandungan dari batang serai dapur

(Cymbopogon citratus) dapat menggangu metabolime,sistem pernafasan larva

dan menyebabkan kematian. Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa

kandungan Flavonoid, Saponin dan Tanin dapat berfungsi sebagai larvasida

nyamuk Aedes sp.

Berdasarkan penelitian Aprianggara (2014) tentang Efektivias

Ekstrak Serai Dapur (Cymbopogon citratus) sebagai Larvasida Aedes sp

Instar III/IV menggunakan metode post test only control group dengan

menggunakan 6 konsentrasi ekstrak serai dapur yaitu 156 ppm, 312,5 ppm,

625 ppm, 1250 ppm dan 2500 ppm dan menggunakan 25 ekor larva Aedes sp

yang berumur 3-4 hari pada masing-masing konsentrasi dengan 5 kali

pengulangan, pengamatan di lakukan selama 24 jam dan aquades sebagai

kontrol negatif. Hasil penelitiannya Ekstrak Serai Dapur (Cymbopogon

citratus) sebagai Larvasida Aedes sp Instar III/IV Pada konsentrasi 2500

ppm( 0,25%).

Menurut Soegijanto (2006), masa pertumbuhan dan perkembangan

nyamuk Aedes sp dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu telur, larva, pupa,

dan nyamuk dewasa, sehingga termasuk metamorfosis sempurna atau

holometabola. Berdasarkan data dari Depkes RI (2005), ada empat tingkat

(instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu Instar I :

berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm, Instar II : 2,5-3,8 mm, Instar III : lebih

besar sedikit dari larva instar II, Instar IV : berukuran paling besar, yaitu 5

mm.

Dari uraian latar belakang di atas mendorong peneliti untuk

mengadakan penelitian tentang efektivitas sari batang serai dapur

(Cymbopogon citratus) dalam membunuh larva Aedes sp menggunakan

konsentrasi 20%, 30%,40%,dan 50%, serta menggunakan 20 ekor larva

Aedes sp pada masing-masing konsentrasi. Dalam penelitian ini batang serai

dapur dipilih karena tanaman ini sudah sangat dikenal masyarakat, dan

merupakan tanaman daerah tropis yang sering ditemui tanpa mengenal musim

terutama di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas

Page 18: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

5

sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus) dalam membunuh larva Aedes

sp.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Apakah sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus)

efektif sebagai larvasida Aedes sp ?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk menguji efektivitas sari

batang serai dapur (Cymbopogon citratus) sebagai larvasida Aedes sp.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui konsentrasi 20%, sari batang serai dapur (Cymbopogon

citratus) yang dapat mematikan larva Aedes sp.

b. Mengetahui konsentrasi 30%, sari batang serai dapur (Cymbopogon

citratus) yang dapat mematikan larva Aedes sp.

c. Mengetahui konsentrasi 40%, sari batang serai dapur (Cymbopogon

citratus) yang dapat mematikan larva Aedes sp.

d. Mengetahui konsentrasi 50%, sari batang serai dapur (Cymbopogon

citratus) yang dapat mematikan larva Aedes sp.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan bukti ilmiah tentang larvasida alami dari sari batang

serai dapur (Cymbopogon citratus) terhadap larva Aedes sp.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi istitusi pendidikan , hasil penelitian diharapkan dapat

menambah sumber bacaan bagi mahasiswa atau mahasiswi Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari untuk penelitian

selanjutnya.

b. Bagi peneliti sendiri dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan .

Page 19: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

6

c. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terkait manfaat

sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus) yang dapat digunakan

sebagai larvasida alami terhadap Aedes sp.

d. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi

untuk melakukan penelitian pada bidang yang sama.

Page 20: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

7

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Mengenai Nyamuk Aides sp.

Nyamuk Aedes sp merupakan vektor penyebar virus Dengue

penyebab penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) yaitu Aedes aegypti

dan Aedes albopictus, namun dalam penuluran virus dangue nyamuk

Aedes aegypti lebih berperan dari pada nyamuk Aedes albopictus karena

habitat Aedes aegypti lebih dekat dengan lingkungan hidup manusia dari

pada habitat nyamuk Aedes albopictus yang berada di kebun-kebun dan

rawa-rawa (Umi, 2011).

Nyamuk Aedes aegypti dikenal dengan sebutan black white

mosquito atau tiger mosquito karena nyamuk ini mempunyai ciri khas

yang berupa adanya garis-garis dan bercak-bercak putih keperakan di atas

dasar warna hitam yang terdapat pada kaki dan tubuhnya (Wati,2010).

Nyamuk Aedes aegypti bersifat diurnal yaitu melakukan aktivitas secara

aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan virus dengue dilakukan oleh

nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah

sebagai asupan protein untuk memproduksi telur. Nyamuk Aedes aegypti

jantan menghisap sari bunga sebagai asupan energi (Nauli, 2011).

Nyamuk Aedes albopictus mempunyai habitat di kebun-kebun atau

di kawasan pinggir hutan sehingga sering disebut dengan nyamuk kebun.

Nyamuk Aedes albopictus dapat berkembang biak pada lubang pohon

yang berair dan meletakkan telurnya di atas permukaan air di lubang

pohon tersebut (Nauli, 2011).

1. Klasifikasi Ilmiah Nyamuk Aedes sp

Menurut Djakaria (2004) Nyamuk Aedes sp. Diperkirakan

mencapai 950 spesies tersebar di seluruh dunia. Urutan klasifikasi dari

nyamuk Aedes sp adalah sebagai berikut:

Page 21: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

8

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Uniramia

Kelas : Insekta

Ordo : Diptera

Subordo :Nematosera

Familia : Culicidae

Sub family : Culicinae

Tribus : Culicini

Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti

Aedes albopictus

2. Morfologi Nyamuk Aedes sp

Secara morfologis nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus sangat mirip. Akan tetapi keduanya dapat dibedakan dari

strip putih yang terdapat pada bagian skutumnya, skutum Aedes

aegypti berwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian

punggung (dorsal) tengah yang diapit oleh dua garis lengkung

berwarna putih. Sementara itu, skutum Aedes albopictus juga

berwarna hitam, namun hanya berisi satu garis putih tebal di bagian

dorsalnya (Suparta,2008).

Gambar 2.1: Karakteristik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Sumber: Suparta

Page 22: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

9

Nyamuk Aedes aegypti disebut black-white mosquito, karena

tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan di atas

dasar hitam. Nyamuk Aedes aegypti memiliki ukuran bervariasi,

kebanyakan nyamuk betina yang sering diidentifikasi morfologinya.

Struktur kepala berbentuk globular, dengan clypus (perisai) yang

memiliki tanda putih keabu-abuan pada betina dan polos pada nyamuk

jantan. Adapun bentuk depan dari perisai ada yang lurus dan ada yang

menonjol. Pada bagian tengah dari vortex (puncak) terdapat sisik datar

berwarna putih. Selain itu nyamuk Aedes aegypti juga memiliki

proboscis yang berwarna hitam, panjang, lurus, ramping, yang

berbentuk silinder. Adapun maxillary palphi yang menempel pada

ujung proboscis berwarna putih keabu-abuan yang terbagi menjadi 5

segmen pada nyamuk jantan, sedangkan 4-5 segmen pada betina

dengan panjang (0,76 ± 0,04 mm). Nyamuk Aedes aegypti juga

memilki antenna berbeda ukurannya pada setiap nyamuk (Ananya

Bar,2013).

Gambar 2.2 : Perbedaan Punggung Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus

Sumber: Sivanathan

Adapun toraks pada nyamuk Aedes aegypti berwarna coklat

atau hitam dengan luas yang berbeda antara nyamuk jantan dan betina.

Page 23: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

10

Betina memilki toraks yang lebih laus, dengan panjang ± 0.08 mm dan

lebar 0,35 ± 0,07 mm. Adapun pada jantan, panjangnya hanya 0,41 ±

0,06 mm dan lebar 0,29 ± 0,02 mm. Nyamuk ini memiliki tiga pasang

kaki, dengan bagian coxa, trochanter, femur, tibia, dan tarsal. Adapun

tarsal paling ujung langsung menempel dengan cakar. Abdomen dari

nyamuk ini terbagi menjadi 8 segmen dengan corak hitam putih. Pada

betina segmen yang kedelapan sangat pendek (Ananya Bar,2013).

Adapun nyamuk Aedes albopictus sendiri mempunyai ciri

tubuh yang hitam diselingi garis-garis putih yang mencolok serta garis

tunggal pada punggung belakang. seperti nyamuk pada umumnya, ia

memiliki bentuk badan yang ramoing, sepasang sayap yang

sempit,tiga pasang kaki, dan belalai yang panjang digunakan untuk

makan (Ananya Bar,2013).

3. Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus memiliki siklus

hidup sempurna. Siklus hidup nyamuk ini terdiri dari empat fase,

mulai dari telur, larva, pupa dan kemudian menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur pada permukaan air bersih

secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah

satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi

larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang

disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan

waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah

menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan

selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.

Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu

8 hingga 10 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan

tidak mendukung (Sivanathan,2006).

Page 24: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

11

Gambar 2.3:Siklus hidup nyamuk Aedes sp

Sumber:Sivanathan

Menurut Soegijanto (2006), masa pertumbuhan dan

perkembangan nyamuk Aedes sp dapat dibagi menjadi empat tahap,

yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa, sehingga termasuk

metamorfosis sempurna atau holometabola.

a. Stadium Telur

Menurut Herms (2006), telur nyamuk Aedes sp berbentuk ellips

atau oval memanjang, berwarna hitam, berukuran 0,5-0,8 mm, dan

tidak memiliki alat pelampung. Nyamuk Aedes sp meletakkan telur-

telurnya satu per satu pada permukaan air, biasanya pada tepi air di

tempat-tempat penampungan air bersih dan sedikit di atas permukaan

air. Nyamuk Aedes sp betina dapat menghasilkan hingga 100 telur

apabila telah menghisap darah manusia. Telur pada tempat kering

(tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan. Telur-telur ini kemudian

akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 1-2 hari terendam air.

TELUR

NYAMUK

DEWASA

LARVA

PUPA

Page 25: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

12

Gambar 2.4: Telur nyamuk Aedes sp

Sumber: Sivanthan

b. Stadium Larva (Jentik)

Menurut Herms, W. (2006), larva nyamuk Aedes aegypti

mempunyai ciri khas memiliki siphon yang pendek, besar dan

berwarna hitam. Larva ini tubuhnya langsing, bergerak sangat lincah,

bersifat fototaksis negatif dan pada waktu istirahat membentuk sudut

hampir tegak lurus dengan permukaan air. Larva menuju ke

permukaan air dalam waktu kira-kira setiap ½-1 menit, guna

mendapatkan oksigen untuk bernapas. Larva nyamuk Aedes aegypti

dapat berkembang selama 6-8 hari.

Gambar 2.5: Larva Nyamuk Aedes sp

Sumber:Herms

Page 26: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

13

Berdasarkan data dari Depkes RI (2004), ada empat tingkat

(instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut dapat dilihat

pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Stadium Perkembangan Larva Aedes sp

Larva Instar I Larva Instar II Larva Instar III Larva Instar VI

Berukuran

paling kecil

yaitu 1-2 mm

atau satu sampai

dua hari setelah

telur menetas,

duri-duri

(spinae) pada

dada belum

jelas dan corong

pernapasan pada

siphon belum

menghitam

(Hoedojo, R.

1993).

Berukuran

2,5-3,5 mm

berumur dua

sampai tiga

hari setelah

telur menetas,

duri-duri dada

belum jelas,

corong

pernapasan

sudah mulai

menghitam

(Hoedojo, R.

1993).

Berukuran 4-

5 mm

berumur tiga

sampai empat

hari setelah

telur menetas,

duri-duri

dada mulai

jelas dan

corong

pernapasan

berwarna

coklat

kehitaman

(Hoedojo, R.

1993).

Berukuran

paling besar

yaitu 5-6

mm berumur

empat sampai

enam hari

setelah telur

menetas

dengan warna

kepala gelap

(Hoedojo, R.

1993).

Page 27: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

14

c. Stadium Pupa

Menurut Achmadi (2011), pupa nyamuk Aedes sp

mempunyai bentuk tubuh bengkok, dengan bagian kepala dada

(cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan dengan bagian

perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca „koma‟. Tahap pupa

pada nyamuk Aedes sp umumnya berlangsung selama 2-4 hari.

Saat nyamuk dewasa akan melengkapi perkembangannya dalam

cangkang pupa, pupa akan naik ke permukaan dan berbaring

sejajar dengan permukaan air untuk persiapan munculnya nyamuk

dewasa.

Gambar 2.6:Pupa Aedes sp

Sumber : Dept. Entomology ICPMR

d. Nyamuk Dewasa

Nyamuk dewasa yang baru muncul akan beristirahat untuk

periode singkat di atas permukaan air agar sayap-sayap dan badan

mereka kering dan menguat sebelum akhirnya dapat terbang.

Nyamuk jantan dan betina muncul dengan perbandingan

jumlahnya 1:1. Nyamuk jantan muncul satu hari sebelum nyamuk

betina, menetap dekat tempat perkembangbiakan, makan dari sari

buah tumbuhan dan kawin dengan nyamuk betina yang muncul

kemudian. Setelah kemunculan pertama nyamuk betina makan

sari buah tumbuhan untuk mengisi tenaga, kemudian kawin dan

menghisap darah manusia. Umur nyamuk betinanya dapat

mencapai 2-3 bulan (Achmadi, 2011).

Page 28: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

15

4. Bionomik Nyamuk Aedes sp

a. Tempat Perindukan atau Berkembang Biak

Aedes aegypti tersebar luas di seluruh indonesia meliputi semua

provinsi yang ada. Walaupun spesies ini ditemukan dikota-kota

pelabuhan yang pendududknya padat. Namun, spesies ini juga

ditemukan di daerah pedesaan yang terletak disekitar kota pelabuhan.

Penyebaran Aedes aegypti dari pelabuhan ke desa disebabkan karena

larva Aedes aegypti terbawa malaui transportasi yang mengangkut

benda-benda berisi air hujan pengandung larva spesies ini. Aedes

albopictus hidup dalam satu tempat perindukan dengan larva Aedes

aegypti namun dalam larva nyamuk ini lebih menyukai tempat-tempat

perindukan alamiah seperti kelopak daun, tanaman, tebasan tonggak

bamboo dan tempurung kelapa yang mengandung air hujan.

(Natadisastra, 2009).

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia

tahun 2005 yang dikutip oleh Supartha (2008), tempat

perkembangbiakan utama nyamuk Aedes sp adalah tempat-tempat

penampungan air bersih di dalam atau di sekitar rumah, berupa

genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana seperti bak

mandi, tempayan, tempat minum burung, dan barang-barang bekas

yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan akan terisi air.

Nyamuk ini tidak dapat berkembang biak di genangan air yang

langsung berhubungan dengan tanah.

Menurut Soegijanto (2006), tempat perindukan utama tersebut

dapat dikelompokkan menjadi: (1) Tempat Penampungan Air (TPA)

untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak

WC, ember, dan sejenisnya, (2) Tempat Penampungan Air (TPA)

bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minuman hewan, ban

bekas, kaleng bekas, vas bunga, perangkap semut, dan sebagainya, dan

(3) Tempat Penampungan Air (TPA) alamiah yang terdiri dari lubang

Page 29: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

16

pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang,

pangkal pohon pisang, dan lain-lain.

a. Perilaku Menghisap Darah

Nyamuk betina membutuhkan protein untuk memproduksi

telurnya. Oleh karena itu, setelah kawin nyamuk betina

memerlukan darah untuk pemenuhan kebutuhan proteinnya.

Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2-3 hari sekali.

Nyamuk betina menghisap darah pada pagi dan sore hari dan

biasanya pada jam 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 WIB. Untuk

mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigit

lebih dari satu orang. Posisi menghisap darah nyamuk Aedes sp

sejajar dengan permukaan kulit manusia. Jarak terbang nyamuk

Aedes sp sekitar 100 meter (Depkes RI, 2004).

b. Perilaku Istirahat

Setelah selesai menghisap darah, nyamuk betina akan

beristirahat sekitar 2-3 hari untuk mematangkan telurnya. Nyamuk

Aedes aegypti hidup domestik, artinya lebih menyukai tinggal di

dalam rumah dari pada di luar rumah. Tempat beristirahat yang

disenangi nyamuk ini adalah tempat-tempat yang lembab dan

kurang terang seperti kamar mandi, dapur, dan WC. Di dalam

rumah nyamuk ini beristirahat di baju-baju yang digantung,

kelambu, dan tirai. Sedangkan di luar rumah nyamuk ini

beristirahat pada tanaman-tanaman yang ada di luar rumah (Depkes

RI, 2004).

Perilaku nyamuk Aedes albopictus sendiri boleh dkatakan

mirip dengan Aedes aegypti meskipun nyamuk ini lebih suka

bersitirahat di luar rumah (outdoor resting) (Natadisastra, 2009).

c. Penyebaran

Nyamuk Aedes sp tersebar luas di daerah tropis dan sub

tropis. Di Indonesia, nyamuk ini tersebar luas baik di rumah-rumah

maupun tempat-tempat umum. Nyamuk ini dapat hidup dan

Page 30: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

17

berkembang biak sampai ketinggian daerah ±1.000 m dari

permukaan air laut. Di atas ketinggian 1.000 m nyamuk ini tidak

dapat berkembang biak, karena pada ketinggian tersebut suhu udara

terlalu rendah, sehingga tidak memunginkan bagi kehidupan

nyamuk tersebut (Depkes RI, 2004).

d. Variasi Musim

Pada saat musim hujan tiba, tempat perkembangbiakan

nyamuk Aedes sp yang pada musim kemarau tidak terisi air, akan

mulai terisi air. Telur-telur yang tadinya belum sempat menetas

akan menetas. Selain itu, pada musim hujan semakin banyak

tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat

digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk ini. Oleh

karena itu, pada musim hujan populasi nyamuk Aedes sp akan

meningkat. Bertambahnya populasi nyamuk ini merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit

dengue (Depkes RI, 2004).

5. Pengendalian Serangga

Tujuan Pengendalian serangga (arthropods control ) yang menjadi

vektor penular penyakit adalah untuk menekan populasi vektor sampai

berada di bawah batas kemampuannya menularkan penyakit dan

menimbulkan endemi. Pengendalian dan pemberantasan serangga dapat

dilakukan secara mekanis,secara biologi atau secara

kimiawi(Soedarto,2016).

Menurut Soedarto (2016) pengendalian serangga dapat dikelompokan

sebagai berikut :

a. Pengendalian secara mekanis. Dengan tindakan fisik tempat

berkembang serangga biak (breedingplace) dimusnahkan, misalnya

dengan cara mengeringkan genangan air yang menjadi sarang

nyamuk, membakar sampah yang menjadi tempat lalat bertelur dan

berkembang biak, membersihkan sarang dan tempat persembunyian

Page 31: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

18

laba-laba, lipan, dan ektoparasit lainnya. Mencegah terjadinya kontak

antara serangga dan manusia dengan menggunakan kawat nyamuk

pada jendela dan jalan angin lainnya termasuk pengendalian secara

mekanis.

b. Pengendalian secara biologis. Pada pengendalian serangga secara

biologis digunakan makhluk hidup yang menjadi predator atau

pemangsa serangga atau menggunakan organisme yang bersifat

parasitik terhadap serangga, sehingga penurunan populasi serangga

terjadi secara alami tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan

ekologi lingkungan. Pemelihara ikan yang menjadi predator jentik

nyamuk dan melakukan sterilisasi serangga jantan dengan radiasi

sehingga tidak mampu membuahi betinanya, merupakan contoh

pengendalian serangga secara biologis.

Beberapa jenis organisme yang hidup parasitik pada

serangga,misalnya virus, bakteri, jamur, cacing, dan ptorozoa sudah

dapat dibiakkan dan diproduksi secara komersial. Bacillus

thuringiensis merupakan salah satu bakteri pengendali serangga dan

Heterorhabditis yang termasuk cacing nematoda yang bersifat

patogenik terhadap serangga ( Entomopathogenic nematodes) sudah

diproduksi secara komersial.

c. Pengendalian secara kimiawi. Pada waktu ini pengendalian serangga

secara kimiawi menggunakan insektisida (pembunuh serangga) masih

paling sering dilaksanakan karena dalam waktu pendek dapat

diproduksi dalam jumlah besar, mudah dikemas dan dikirimkan dengan

cepat ke daerah tempat terjadinya epidemi penyakit yang ditularkan

oleh serangga.

6. Larvasida

Bahan kimia yang digunakan untuk memberantas dan mengendalikan

serangga ini berdasar atas stadium serangga yang menjadi targetnya

dibagi menjadi imagosida untuk memberantas serangga dewasa, larvisida

Page 32: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

19

ditujukan terhadap larva, dan ovisida jika insektisida ditujukan untuk

memberantas telur serangga. Insektisida juga dikelompokan berdasar atas

tempat masuknya ke dalam tubuh serangga, yaitu racun kontak (contact

poison) yang masuk melalui kulit, racun perut (stomach poison) jika

masuk melalui mulut atau alat pencernaan, danfumigans yang masuk

melalui saluran pernapasan seranggga. Bahan kimia yang menjadi bahan

dasar insektisida dapat berasal dari bahan kimia inorganik misalnya arsen

dan fluorin, bahan kimia berasal dari tumbuhan misalnya piretrum dan

rotenon, bahan kimia organofosfat, hidrokarbon chlorin atau bahan-bahan

kimia lainnya. (Soedarto,2016).

Menurut Soedarto (2016) ada faktor-faktor dalam memilih

ionsektisida sebagai berikut :

a. Faktor serangga

Faktor serangga yang menjadi target yang harus diperhatikan

antara lain adalah spesies serangga,stadium serangga yang akan

diberantas (bentuk telur,larva atau bentuk dewasa),sifat biologis

seranngga (misanya bagaimana cara hidup,cara makan,jenis makanan

yang disukai, waktu terajdinya aktivitas dalam mencari makan, sistem

pernafasan,tempat berkembang biak.

b. faktor lingkungan

Lingkungan harus diperhatikan agar pemberantasan serangga

tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang merugikan

kehidupan manusia dan hewan serta organisme lain yang berada di

lingkungan tempat serangga hidup (misalnya di sawah, di dalam

rumah, di luar rumah, atau di udara).

C. Tinjauan Jenis-Jenis Tanaman Serai

Secara umum, serai dibagi menjadi 2 jenis, yaitu serai wangi

(sitronella) dan serai dapur (lemongrass). Keduanya memiliki aroma yang

berbeda. Minyak serai yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan

minyak serai wangi (citronella oil) yang biasanya terdapat dalam

komposisi minyak tawon dan minyak gandapura (Feryanto, 2006). Dari

Page 33: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

20

segi komposisi kimianya, keduanya memiliki komponen utama yang

berbeda. Serai wangi kandungan utamanya adalah citronella, sedangkan

serai dapur adalah sitral (Feryanto, 2006).

1. Jenis- Jenis Tanaman Serai

a. Serai Wangi

Menurut Haris (1994) Tanaman serai wangi (Cymbopogon

nardus ), secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Devisio : Spermatophyta

Klas : Angiospermae

Sub klas : Monocotyledonae

Ordo : Graminales

Family : Gramineae

Sub family : Panicoidae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon nardus (M)

Cymbopogon nardus (L)

Serai wangi merupakan tanaman tahunan (perennial) dan

stolonifera (berbatang semu). Berdaun memanjang seperti pita,

makin ke ujung makin meruncing, daunnya agak kaku, dan

berwarna hijau dengan bagian pinggir daun berwarna merah atau

ungu, Panjang daunnya berkisar antara 0,8-1,0 m, aroma tajam

dan dapat tercium dari jarak yang cukup jauh. Mempunyai akar

yang cukup kuat, pertumbuhannya berlangsung cepat dalam

waktu 6-9 bulan.Pemanenan dilakukan tiap 3-4 bulan dengan cara

memangkas daunnya. Umur tanamnya terbatas sampai 5 tahun

saja (Harris, 1994).

Page 34: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

21

Gambar 2.7: Serai Wangi

Sumber: Feryanto

Selama ini tanaman serai wangi di indonesia, yang sudah

biasa ditanam dapat dibedakan menjadi 2 varietas, yaitu;

Mahapengiri dan Lenabatu. Deskripsi dari kedua varietas tersebut

dapat di lihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.2. Deskripsi Varietas Tanaman Serai Wangi

NO Uraian Mahapegin Lenabatu

1 Asal Belum dipastikan,

disatu pihak diduga

berasal dari srilangka,

namun dipihak lain

justru dianggap asli

indonesia.

Diperkenalkan dari

srilangka.

2 Morfologi Tumbuh berumpun

dalam bentuk yang lebih

rendah dan lebar. Daun

berwarna hijau muda

dan bagian bawahnya

agak kasar.

Tumbuh berumpun

dalam bentuk yang

lebih tinggi dan tegak.

Daun berwarna hijau

kebirubiruan dan kasar

pada kedua pinggirnya.

3 Fisiologi Menghasilkan minyak

yang lebih banyak dan

bermutu tinggi. Kadar

Geraniol 65-90 % dan

citronella 30-45 %.

Harum minyaknya lebih

unggul, yaitu keras dan

wangi, warna minyak

antara tidak berwarna

sampai kuning muda.

Menghasilkan minyak

yang lebih sedikit dan

bermutu rendah. Kadar

Geraniol 55-65 % dan

citronella 7-15 %.

Harum minyaknya

lebih lemah dan

kurang wangi, warna

minyak antara kuning

sampai coklat muda.

(Haris,1994)

Page 35: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

22

Tanaman serai wangi banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

kita sebagai tanaman pelindung, yaitu serai wangi digunakan untuk

mencegah erosi untuk itu tanaman ini banyak ditanam ditanggul-

tanggul (galengan) waduk, maupun dipinggir jalan bahkan ditebing-

tebing yang curam. Selain itu, karena aromanya yang tajam dan khas,

biasanya tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat kita untuk

mengusir nyamuk dengan cara menanamnya didalam pot dan

diletakkan di samping rumah. Serai wangi juga dimanfaatkan untuk

menghasilkan minyak yang dikenal sebagai `citronella oil’. Minyak

sitronela mengandung dua bahan kimia penting yaitu sitronelal dan

geraniol. Sitronelal dan geraniol umumnya digunakan untuk bahan

dasar pembuatan ester-ester seperti hidroksi sitronelal, genaniol

asetat dan mentol sintetik yang mempunyai sifat lebih stabil dan

banyak digunakan dalam industri wangi-wangian. Hidroksi sitronelal

penting untuk sabun dan minyak wangi yang berharga tinggi,

sedangkan mentol untuk bahan dasar obat batuk, obat gigi dan

pencuci mulut (Haris,1994).

b. Serai Dapur (Cymbopogon citratus)

Menurut Muhlisah (1999) Tanaman serai dapur secara

taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Devisio : Magnoliophyta

Klas : Liliopsida

Sub klas : Commelinidae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Sub family : Panicoideae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon citrarus

Cymbopogon flexuosus

Page 36: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

23

Gambar 2.8: Serai Dapur

Sumber : Feryanto

Secara fisik kedua jenis varietas ini memiliki ciri-ciri dan

persyaratan tumbuh yang hampir sama, yang membedakan dari

kedua tanaman ini adalah komposisi/sifat fisik dan kimia minyak

yang dihasilkan. Selain itu perbedaan didasarkan pada daerah asal

dan tempat dibudidayakan, dimana varietas Cymbopogon flexuosus

banyak dibudidayakan dan berasal dari india, srilangka, RRC dan

brasil. Sedangkan varietas Cymbopogon citratus dibudidayakan dan

berasal dari Guatemala dan indonesia (Feryanto, 2006). Serai

(Cymbopogon citratus) dikenal juga dengan nama serai dapur

(Indonesia) ,sereh (Sunda), dan bubu (Halmahera). Tanaman ini

dikenal dengan istilah Lemongrass karena memiliki bau yang kuat

seperti lemon, sering ditemukan tumbuh alami di negara-negara

tropis (Oyen danDung, 1999).

Menurut ilmu taksonomi, tanaman serai dapur termasuk

dalam famili gramineae (rumput-rumputan) dan genus Cymbopogon.

Serai dapur merupakan tanaman tahunan (perennial) dan stolonifera

(berbatang semu). Berdaun memanjang seperti pita, makin ke ujung

makin meruncing dan berwarna hijau, sebgaimana layaknya famili

rumput-rumputan yang lain seperti ilalang dan padi. Panjang

daunnya berkisar 0,6 – 1,2 m yang tersusun pada stolon. Rumput ini

tidak berbunga dan tidak menghasilkan biji meskipun dibiarkan tidak

dipangkas dalam kondisi dan waktu tertentu (Feryanto, 2006).

Page 37: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

24

2. Pemanfaatan Tanaman Serai Dapur

Menurut Apriangga (2014) Tanaman ini sering dimanfaatkan oleh

manusia, diantaranya:

1. Sebagai komposisi makanan, salah satu yang populer adalah sebagi

salah satu bahan sup, salad dan bahan minuman.

2. Kosmetik, sering di gubakan sebagai salha satu bahan untuk aroma

dari sabun, deterjen, parfum

3. Anti fungi: tanaman ini aktif membunuh beberapa Dermatophytes,

seperti Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum,

Epideemophyton floccosum dan Microsporum gypseum.

4. Anti malaria : Ekstrak minyak dari tumbuhan ini dapat menekan

pertumbuhan Plasmodium berghei hingga 86,6 %.

5. Anti inflamasi : Minyak atsiri dari tumbuhan ini terbukti memberi

efek kematian terhadap bakteri Bacillus subtilis, Eschericia

coli,Staphylococcus aureus, Salmonella paratyphi, Shigella flexneri.

Adapun kandungan yang diduga berperan adalah α citral (geranial)

dan β citral (netral).

3. Kandungan Tanaman Serai Dapur

Menurut Aprianggara (2014) Kandungan yang terdapat pada pada

tanaman daun serai (Cymbopogon citratus) meliputi :

1. Nutrisi, kandungan nutrisi yang terdapat pada daun serai meliputi :

karbohidrat (55%) yang menunjukan bahwa serai merupakan sumber

enrgi yang baik, protein (4,.56%), serat (9,28%). adapun energi yang

bisa didapatkan adalah (360,5 kal/100 gram).

2. Mineral, mineral yang terkandung pada serai meliputi: Fosfor (1245

ppm), Magnesium (226 ppm), Kalsium, Besi (43 ppm), Mangan (25

ppm), dan Zinc (16 ppm).

3. Fitokimia, kandungan ini memiliki banyak manfaat di antaranya

memiliki efek pengobatan.Adapun kandungan fitokimia dalam serai

adalah Alkoloid, Flavonoid, Saponin, Tanin, Anthtaquinon, Steroid,

Page 38: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

25

Asam Fenol (Derivat Caffeic dan P-counaric) dan Flavon glikosida

(derivat Apigenin dan Luteolin).Diantara kandungan senyawa kimia

yang di anggap berperan sebagai larvasida adalah

Flavonoid,Saponin,dan Tanin.

4. Kandungan Senyawa Kimia Batang Serai Dapur (Cymbopogon

citratus)

1. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang

terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid merupakan

senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan

mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Beberapa fungsi flavonoid bagi

tumbuhan adalah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja

antimikroba dan antivirus (Yunilda D, 2011).Berdasarkan penelitian

Dinata (2009) menunjukan hasil ekstrak tanaman yang mengandung

unsur atau senyawa flavonoid memiliki efek toksisitas terhadap larva

Aedes aegypti instar III serta dapat bersifat menghambat sistem

pernafasan dan metabolisme larva.

2. Saponin

Saponin adalah suatu glikosida alamiah. Saponin mempunyai

aktifitas farmakologi yang cukup luas diantaranya meliputi

immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, anti jamur, dapat

membunuh kerang-kerangan, hipoglikemik, dan efek

hypocholesterol. Saponin juga mempunyai sifat bermacam-macam,

misalnya terasa manis, pahit, dapat berbentuk buih, dapat

menstabilkan emulsi, dapat menyebabkan hemolisis. Terdapat tiga

kelas saponin dimana salah satunya adalah kelas triterpenoid (Dinata

, 2009).

Saponin merupakan salah satu senyawa yang bersifat

larvasida. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput

mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus menjadi

korosif (Rahmawati, 2012).Saponin yang terdapat dalam makanan

Page 39: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

26

yang dikonsumsi serangga dapat menurunkan aktivitas enzim

pencernaan dan penyerapan makanan (Dinata , 2009).

3. Tanin

Definisi Tanin menurut Horvarth (1981) yang dikutip oleh

Aprianggara (2014) adalah setiap senyawa fenolik yang memiliki

berat molekul cukup tinggi dengan kandungan hidroksil dan

kelompok lain (karboksil) yang cukup efektif untuk mengikat protein

dan makromolekul lain pada kondisi tertentu. Tanin sendiri

merupakan senyawa sekunder yang ada pada tanaman . Menurut

Aprianggara (2014) Tanin yang terkandung dalam tanaman serai

bersifat larvasida, dimana senyawa tanin dapat mengikat protein-

protein penting untuk larva sehingga pertumbuhannya menjadi

terganggu.

Page 40: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

27

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan

penyebarannya semakin luas .Penyakit akibat virus Dengue di hasilkan oleh

penularan vektor nyamuk Aides sp.

Nyamuk Aedes sp merupakan vektor utama penularan virus dengue

penyebab penyakit Demam Berdarah (DBD) . Dalam penuluran virusnya nyamuk

Aedes aegypti lebih berperan dari pada nyamuk Aedes albopictus karena habitat

Aedes aegypti lebih dekat dengan lingkungan hidup manusia dari pada habitat

nyamuk Aedes albopictus yang berada di kebun-kebun dan rawa-rawa.

Pengendalian vektor bertujuan untuk menekan populasi vektor samapi

berada dibawah batas kemampuannya untuk menularkan penyakit. pengendalian

dapat dilakukan secara makanis, biologis dan kimiawi. pengedalian secara

kimiawi menggunakan larvasida kimia mengkibatkan resisten terhadap larva

nyamuk serta mengganggu lingkungan dalam jangka panjang. larvasida nabati di

gunakan sebagai alternatif karena menggunakan bahan – bahan alami yang tidak

mencemari lingkungan .salah satu larvasida nabati yang dapat digunakan adalah

Batang Serai Dapur (Cymbopogon citratus)

Batang Serai Dapur (Cymbopogon citratus) merupakan salah satu

tumbuhan yang dapat digunakan sebagai insektisida alami stadium larva Aedes sp

karena mengandung senyawa yang bersifat insektisida yaitu dan

Flavonoid,Saponin dan Tanin, dimana senyawa flavonoid dapat mengganggu

sistem pernafasan dan metabolisme larva, sedangkan senyawa saponin dapat

merusak membran traktus digestivus dan epikutikula larva, dan senyawa tannin

bersifat mengikat protein-protein penting untuk larva sehingga pertumbuhan larva

menjadi terganggu.

Page 41: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

28

B. Kerangka Konsep

Sari batang serai dapur

kandungan bahan aktif dalam

sari batang serai dapur

Larva Aedes sp Variabel luar

tidak terkendali

Kelembapan

Kesehatan Larva

Variabel luar

terkendali

Kualitas Air

Tempat perindukan

Suhu

Volume Air

Kandungan

Flavonoid dapat

mengganggu sistem

pernafasan dan

metabolisme larva

Kandungan senyawa

Saponin dapat

merusak membran

traktus digestivus dan

epikutikula larva

kandungan senyawa

Tanin bersifat mengikat

protein –protein yang

penting untuk larva

sehingga pertumbuhan

larva menjadi terganggu.

Page 42: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

29

C. Kerangka Pikir

20%

30%

40%

50%

Di amati setelah 24

jam

Efektif Tidak efektif

Kematian

< 50%

Batang serai dapur dihaluskan dengan cara diblender

Batang serai Dapur

Dibuat Sari Batang Serai Berbagai Konsentrasi

20 ekor larva

Aedes sp

instar III

20 ekor

larva Aedes

sp instar III

20 ekor larva

Aedes sp

instar III

20 ekor larva

Aedes sp

instar III

Kematian

> 50%

Page 43: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

30

D. Variabel

1. Variabel Bebas ( Variabel Independent )

Variabel bebas yang diteliti adalah konsentrasi sari batang serai daur

sebagai larvasida.

2. Variabel Terikat ( Variabel Dependent )

Varibel terikat dalam penelitian ini adalah Larva Aedes sp

E. Defenisi Operasional Prosedur dan Kriteria Objektif

1. Larvasida adalah zat yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk.

2. larva Aedes sp dalam penelitian ini adalah larva Aedes sp Instar III .

3. Sari batang serai dapur dalam penelitian ini adalah batang serai dapur

yang telah di blender dan dilarutkan dengan aquadest dengan berbagai

konsentrasi sebagai larvasida alami.

Kriteria objektif :

a. Efektif : Bila kematian larva Aedes sp

> 50 %.

b. Tidak efektif :Bila kematian larva Aedes sp < 50 %.

Page 44: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimental Laboratories

dengan rancangan post test only control group. Subjek dibagi atas dua

kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control.Subjek

penelitian ini adalah Larva Aedes sp Instar III.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian telah di laksanakan pada tanggal 08 – 31 Maret 2018

2. Tempat penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah

pemasangan ovitrap di kampus Politeknik Kesehatan Kendari untuk

mendapatkan larva Aedes sp Instar III dan Tahap kedua yaitu

penelitian dilakukan di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kendari.

C. Bahan uji

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 ekor

larva Aedes sp Instar III dari penetasan telur yang diperoleh dari

pemasangan ovitrap.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari buku dan

jurnal penelitian yang merupakan data sekunder.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini berupa alat dan bahan yang akan di gunakan

pada penelitian ini yaitu :

1. Ovitrap

2. Pisau

3. Talenan

Page 45: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

32

4. Blender

5. Timbangan digital

6. pH meter

7. Kertas saring

8. Pipet tetes

9. Gelas perlakuan

10. Gelas ukur 150 ml

11. Gelas beaker 500 ml

12. Batang pengaduk kaca

13. Corong

14. Sendok tanduk

15. Kertas label

16. Nampan plastik untuk medium pertumbuhan larva

F. Prosedur Penelitian

1. Pra Analitik

a. Persiapan bahan uji : Larva Aedes sp Instar III

b. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Ovitrap

b. Pisau

c. Talenan

d. Blender

e. Timbangan digital

f. pH meter

g. Pipet tetes

h. Gelas ukur 150 ml

i. Gelas Beakes 500 ml

j. Tabung reaksi

k. Batang pengaduk kaca

l. Corong

Page 46: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

33

m. Sendok tanduk

n. Nampan plastik untuk medium pertumbuhan larva

2. Bahan

a. Batang serai dapur

b. Aquades

c. Air Keran

d. Kertas Saring

e. Kertas label

2. Analitik

a. Pemasangan Ovitrap (Mardihosodo. 2003)

1. Kegiatan mengumpulkan telur nyamuk Aedes sp

menggunakan perangkap telur (ovitrap).

2. Pemasangan Ovitrap di lakukan di lingkungan Kampus

Politeknik Kesehatan kendari.

3. Ovitrap di luar ruangan dipasang di tempat yang tidak

terkena sinar matahari langsung dan air hujan.

4. Lama pemasangan ovitrap adalah 3 hari dan dilakukan hanya

satu kali selama penelitian di masing-masing lokasi.

5. Ovitrap kemudian dibawa ke laboratorium jurusan analis

kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

b. Kolonisasi larva Aedes sp (Murdihusodo. 2003)

1. Ovitrap yang berisi telur nyamuk Aedes sp dimasukan dalam

nampan plastik yang berisi air.

2. Dibiarkan selama 1-2 hari sampai menetas menjadi larva.

3. Larva nyamuk Aedes sp yang telah menetas diberikan pakan

hati ayam untuk makanan larva.

4. larva di kembangkan sampai stadium instar III (3-4 hari).

Page 47: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

34

c. Pengadaan Sari Batang Serai Dapur

1. Tanaman Serai Dapur dicuci bersih dengan air mengalir

untuk menghilangkan kotoran yang menempel dan diangin-

anginkan.

2. Tanaman Serai dapur tersebut kemudian dirajang dan di

ambil bagian batangnya .

3. Batang Serai Dapur yang terlah dirajang sebanyak 700 gram

ditimbang dan dilumatkan dengan blender.

4. Hasil blender diperas dengan kain bersih kemudian disaring

dengan saringan plastik dan di saring tahap akhir

menggunakan kertas saring.

d. Tahap Uji larvasida

1. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode uji kerentanan

(Suspectibility Test).

2. Disiapkan larva Instar III sebanyak 20 ekor larva pada

masing-masing gelas perlakukan yang berjumlah 10 buah.

3. Konsentrasi sari batang serai dapur yang digunakan dalam

penelitian ini 20%,30%,40%,dan 50%

4. Sari batang serai dapur ukur dengan menggunakan gelas ukur

kemudian di masukkan ke dalam gelas perlakuan. Volume

sari batang serai yang diambil dihitung dengan rumus

pengenceran sebagai berikut :

Keterangan :

V1 : Volume sari sebelum diencerkan

M1 : Konsentrasi sari sebelum diencerkan(100%)

V2 : Volume sari sesudah diencerakna (100ml)

M2 :Konsentrasi sari sesudah diencerkan ( 20%, 30%, 40%,

dan 50%)

Page 48: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

35

Berdasarkan rumus diatas maka perlakuan untuk

pengenceran konsentrasi sari batang serai dapur dapat

dihitung dengan rumus tersebut.

1. Pembuatan sari batang serai dapur konsentrasi 20%

VI x 100% = 100 mL x 20 %

VI = 100 mL x 20%

100%

= 20 mL

2. Pembuatan sari batang serai dapur konsentrasi 30%

VI x 100% = 100 mL x 30 %

VI = 100 mL x 30%

100 %

= 30 mL

3. Pembuatan sari batang serai dapur konsentrasi 40%

VI x 100% = 100 mL x 40 %

VI = 100 mL x 40%

100 %

= 40 mL

4. Pembuatan sari batang serai dapur konsentrasi50%

VI x 100% = 100 mL x 50 %

VI = 100 mL x 50%

100 %

= 50 mL

Berdasarkan hasil perhitungan pada masing masing

konsentrasi diatas, maka prosedur pembuatan konsentrasi

sari batang serai dapur dibagi menjadi 4 macam yaitu:

1) Konsentrasi 20%

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Dipipet 20 mL sari batang serai dapur, dimasukkan

kedalam gelas perlakuan

c) Dipipet 80 mL aquades, dimasukkan kedalam gelas

perlakuan

2) Konsentrasi 30%

a) Disiapkan alat dan bahan

Page 49: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

36

b) Dipipet 30 mL sari batang serai dapur, dimasukkan

kedalam gelas perlakuan

c) Dipipet 70 mL aquades, dimasukkan kedalam gelas

perlakuan

3) Konsentrasi 40%

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Dipipet 40 mL sari batang serai dapur, dimasukkan

kedalam gelas perlakuan

c) Dipipet 60 mL aquades, dimasukkan kedalam gelas

perlakuan

4) Konsentrasi 50%

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Dipipet 50 mL sari batang serai dapur, dimasukkan

kedalam gelas perlakuan

c) Dipipet 50 mL aquades, dimasukkan kedalam gelas

perlakuan

5. Larva instar III yang telah disiapkan dimasukkan kedalam

masing-masing konsentrasi

6. Dilakukan pengamatan dengan menghitung jumlah dan

persentase kematian larva pada jam ke-24 dan dilakukan

pengulangan sebanyak 2 kali.

7. Catat hasil dalam bentuk persentasi jumlah kematian larva

untuk setiap konsentrasi.

3. Pasca Analitik

a. Pencatatan hasil penelitian

b. Dokumentasi hasil penelitian

c. Pelaporan hasil penelitian

Page 50: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

37

G. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

yaitu:

1. Data primer yakni diambil dari efektifitas sari batang serai dapur

(Cymbopogon citratus) terhadap jumlah larva yang mati selama 24

jam pada setiap konsentrasi sari batang serai dapur (Cymbopogon

citratus). Data yang dikumpulkan dicatat dalam bentuk tabel.

2. Data sekunder yaitu data dari sumber-sumber penelitian yang

relevan, baik yang diperoleh melalui buku, bahan kuliah, dan

informasi – informasi yang ada kaitannya dengan penelitian ini

dijadikan sebagai landasan teoritis dalam penulisan karya tulis.

H. Pengelolahan

Data-data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh

dari hasil perhitungan jumlah kematian larva Aedes sp selama penelitian

dan di catat dalam bentuk table.

I. Analisis Data

Untuk mengetahui jumlah mortalitas larva akibat uji efektivitas

sari batang serai dapur sebagai larvasida terhadap larva Aedes sp dapat di

hitung menggunakan Rumus Hitung Presentase Kematian Larva Uji

sebagai berikut:

(Yulia Pujiastuti,et al, 2006)

J. Penyajian Data

Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel kemudian

dideskripsikan sehingga diperoleh hasil analisis efektifitas sari batang serai

dapur dalam membunuh larva Aedes sp.

Page 51: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

38

K. Keterbatasan penelitian

Ada beberapa keterbatasan dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti,diantaranya :

1. Kondisi kesehatan larva sebelum perlakuan tidak diketahui

2. Kandungan senyawa yang berperan tidak diketahu.

Page 52: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

39

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Poltekkes Kemenkes Kendari didirkan sebagai hasil penggabungan

tiga akademik kesehatan yang berada diprovinsi Sulawesi Tenggara yaitu

: Akademi Keperawatan , Akademi Gizi dan Akademi Kebidanan

berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor 298/Menkes-

Kessos/SK/IV/2001, tanggal 16 April 2001. ketiga Akademik tersebut

kemudian menjadi bagian jursan yang merupakan unsur pelaksanaan

akdemik pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari yaitu Jurusan

Keperawatan , Jurusan Gizi dan Jurusan Kebidanan. Pada Tahun 2013

Poltekkes Kemenkes Kendari membuka satu jurusan baru yaitu Jurusan

Analis Kesehatan .

Saat ini Poltekkes Kemenkes Kendari menyelenggarakan 4

program Studi Diploma III, Yaitu D-III Keperawatan, D-III kebidanan, D-

III Gizi dan D-III Analis Kesehatan serta 2 program studi Diploma IV,

yaitu D-IV Kebidanan dan D-VI Gizi berdasarkan surat keputusan

Menteri Pendididikan dan Kebudayaan Nomor : 355/E/O/2012 tanggal 10

Oktober 2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Prodi pada Poltekkes

Kemenkes RI dari Kementerian Kesehatan kepada Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Pendidikan Diploma III membutuhkan waktu 3 tahun atau 6

semester sedangkan Diploma IV membutuhkan waktu 4 tahun atau 8

semester .Bagi Jurusan Analis Kesehatan pendidikan selama 3 tahun

terdiri dari pembelajaran tentang materi Analis Kesehatan yang telah

menggunakan kurikulum baru, praktek laboratorium ,serta terjun

langsung di lapangan atau rumah sakit.

Page 53: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

40

a. Letak Geografis

Poltekkes Kemenkes Kendari terletak di Jl.Jend

A.H.Nasution No. G 14 anduonohu, tepatnya kelurahan Kambu

Kecamatan kambu, Kota Kendari, Batas Wilayah Poltekkes

Kemenkes Kendari adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Barat berbatasan dengan kompleks

pertokohan/bagunan Ruko dan Perumahan warga sekitar

2) Sebelah Timur berbatasan dengan kompleks

pertokohan/bagunan ruko dan perumahan warga sekitar.

3) Sebelah Utara berbatasan dengan Akademi keperawatan PPNI.

4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kost-kostsan Mahasiswa

a. Visi dan Misi

1) Visi

Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan yang

Unggul, Menghasilkan Lulusan yang Profesional , Mandiri,

Inovatif, kompetitif, Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan

yang Maha Esa dan Berwawasan Kemaritiman di Indonesia

pada Tahun 2028.

2) Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan Vokasional bidang

Kesehatan Berwawasan Maritim melalui Perbaikan

Standar dan Sistem Manajemen serta Berkelanjutan

yang Didukung dengan Teknologi Informasi.

b. Menyelenggarakan Penelitian Terapan Sesuai

Perkembangan IPTEK.

c. Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat Bidang

Kesehatan.

d. Melaksanakan Manajemen yang Profesional dalam

Mengola Perguruan Tinggi

Page 54: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

41

e. Mengembangkan Kemitraan dengan berbagai Institusi

pengguna Baik nasional maupun Internasional dalam

Rangka Memperluas Pasar kerja .

f. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasana

sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

g. Menyelenggarakan Kegiatan Keagamaan untuk

Mendukung Kerukunan Beragama di Lingkup Institusi.

a. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Kesehatan kendari dan di

lanjutkan dilaboratorium Parasitologi Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Kendari, penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Maret

sampai dengan 31 Maret 2018. Sampel larva yang digunakan pada

penelitian ini sebanyak 200 ekor larva Aedes sp instar III yang diperoleh

dari lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Pengambilan sampel larva Aedes sp diawali dengan pemasangan

ovitrap atau yang biasa disebut perangkap telur nyamuk. Pemasangan

ovitrap di tempat-tempat yang diperkirakan berpotensi menjadi tempat

bertelurnya nyamuk Aedes sp, seperti di kamar mandi, dan di ruanggan

kosong, setelah didapatkan telur Aedes sp dikembang biakkan menjadi

larva instar III.

1. Karakteristik Sampel Uji

Sampel larva pada penelitian ini digunakan sebanyak 200 larva

Aedes sp instar III yang diperoleh dari lingkungan Poltekkes

Kemenkes Kendari. Batang serai dapur yang digunakan dalam

penelitian ini, diperoleh dari pasar tradisonal di wilayah Kota kendari.

Sari batang serai dapur ini didapatkan dengan cara yaitu tanaman serai

dapur di cuci dengan air mengalir kemudian di ambil bagian batangnya

dan di rajang agar mudah diblender selanjutnya disaring menggunakan

kain bersih dan kertas saring untuk mendapatkan sarinya.

Page 55: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

42

2. Efektivitas sari batang serai dapur sebagai larvasida Larva Aedes sp

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi

Analis kesehatan, awal pertama yang dilakukan pada penelitian ini

adalah dengan memasang ovitrap pada lingkungan Poltekkes

Kemenkes Kendari setelah dilakukan pemasangan ovitrap, kertas

saring yang berisi telur Aedes sp kemudian ditetaskan pada nampang

yang berisi air. Larva Aedes sp Instar III hasil penetasan telur di ujikan

pada sari batang serai dapur dengan berbagai konsentrasi,jangka

waktu yang diperlukan pada penelitian untuk melihat efek pengujian

efektivitas sari batang serai dapur sebagai larvasida larva Aedes sp

yaitu 24 jam.

Tabel 5.1 Jumlah kematian Larva Aedes sp pada berbagai

konsentrasi Sari Batang Serai Dapur (Cymbopogon

citratus) setelah 24 jam Perlakukan.

Konsentrasi Jumlah

larva

bahan

uji

Replikasi kematian larva setelah 24

jam

Hasil

Penelitian

I II Jumlah Rata-

rata

Persentasi

Control 20 0 0 0 0 0 Kontrol

20% 20 16 17 33 16,5 82,5% Efektif

30% 20 18 19 37 18,5 92,5% Efektif

40% 20 20 20 40 20 100% Efektif

50% 20 20 20 40 20 100% Efektif

Pada Tabel 5.1 menunjukan konsentrasi yang efektif sebagai

larvasida Aedes sp yaitu konsentrasi 20%,30%,40% dan 50% di mana

dikatakan efektif jika presentase kematian larva menunjukan > 50%

sedangkan dikatakan tidak efektif jika presentase kematian larva

menunjukan < 50%. Pada kelompok kontrol pada kedua replikasi tidak

ditemukan adanya kematian larva.

Page 56: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

43

b. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifivitas sari batang

serai dapur sebagai larvasida Aedes sp dengan menggunakan berbagai

kelompok konsentrasi yang berbeda. Jumlah larva yang digunakan pada

masing-masing konsentrasi yaitu 20 ekor larva dengan 2 kali pengulangan.

Larva instar III dipilih sebagai sampel pengujian dikarenakan larva yang

aktif mengkomsumsi makanan diair, pada larva tersebut selain itu larva

instar III ini mempunyai organ tubuh yang sudah lengkap terbentuk dan

struktur dinding tubuhnya belum mengalami pengerasan sehingga

memenuhi untuk perlakuan dengan senyawa flavonoid, saponin dan tanin.

Tanaman Serai Dapur yang digunakan yaitu tanaman serai yang segar

dan muda berwarna hijau yang diambil bagian batangnya. Untuk

memperoleh sari batang serai dapur ini terlebih dahulu tanaman serai

dapur yang telah didapatkan dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir

kemudian dikeringkan dan dirajang diambil bagian batangnya lalu

ditimbang batang serai dapur sebanyak 700 gram kemudain di blender.

Setelah itu hasil blenderan tersebut diperas dengan menggunakan kain

yang bersih, ampas yang didapatkan dibuang dan sari hasil perasan di

saring kembali dengan menggunakan saringgan plastik kemudian

dilakukan penyaringan tahap akhir menggunakan kertas saring dan

selanjutnya dibuat konsentrasi, konsentrasi batang serai dapur yang

digunakan pada penelitian ini adalah 20%, 30%, 40%, dan 50% kemudian

diujikan pada larva Aedes sp yang masing-masing berjumlah 20 ekor dan

dilihat efektivitasnya pada waktu 24 jam setelah diberi perlakuan.

1. Efektivitas Konsentrasi 20%

Konsentrasi sari batang serai dapur 20% yang di gunakan pada

penelitian ini di ujikan pada larva Aedes sp yang berjumlah 20 ekor

kemudian di lihat efektivitasnya pada waktu 24 jam setelah diberi

perlakuan (Konsentrasi berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5.1).

kelompok konsentrasi 20% jumlah kematian larva sebanyak 16 ekor

pada pengulangan ke 2 jumlah kematian larva tidak jauh berbeda yaitu

Page 57: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

44

sebanyak 17 ekor, rata-rata kematian larva pada konsentrasi tersebut

adalah 16,5 sedangkan presentase kematian larva yaitu 82,5%, hal ini

menunjukkan konsentrasi tersebut dikatakan efektif karena presentase

kematian larvanya lebih dari 50%. Tidak terjadi kematian larva

keseluruhan pada konsentrasi 20%, hal ini ditandai dengan larva yang

masih hidup dan saat di sentuh masih bergerak aktif, hal ini di

karenakan setiap larva memiliki daya serap zat toksik yang berbeda-

beda, membutuhkan waktu perlakuan yang lebih lama dan system

daya tahan tubuh larva yang baik sehingga zat toksik dari kandungan

sari batang serai dapur tidak mudah mempengaruhi larva. Riyanti

(2005) mengatakan bahwa interaksi zat beracun suatu sistem biologi

ditentukan oleh konsentrasi dan lamanya waktu perlakuan.

2. Efektivitas Konsentrasi 30%

Konsentrasi sari batang serai dapur 30% yang di gunakana pada

penelitian ini di ujikan pada larva Aedes sp yang berjumlah 20 ekor

kemudian di lihat efektivitasnya pada waktu 24 jam setelah diberi

perlakuan (Konsentrasi berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5.1).

Kelompok konsentrasi 30% jumlah kematian larva sebanyak 18 ekor

sedangkan pada pengulangan ke 2 jumlah kematian larva sebanyak 19

ekor, rata-rata kematian larva pada konsentrasi tersebut adalah 18,5,

presentase kematian larvanya yaitu 92,5%, hal ini menunjukkan

konsentrasi tersebut dikatakan efektif karena presentase kematian

larvanya lebih dari 50%. Mortalitas larva dapat dilihat dari larva yang

mengapung di permukaan dan saat di sentuh larva tidak bergerak. Zat

toksik yang terkandung dalam sari batang serai mampu menyebabkan

respon toksik pada larva sehingga terjadi perubahan pada gerakan

tubuh dan cara bernapas (Aisiah,2009). Larva yang masih hidup saat

disentuh masih bergerak namun pergerakan larva mulai melambat hal

ini dikarenakan zat toksik yag terdapat dalam sari batang serai dapur

sudah mempengaruhi tubuh larva namun penyerapan atau

pemamparannya lambat.

Page 58: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

45

3. Efektivitas Konsentrasi 40% dan 50%

Konsentrasi sari batang serai dapur 40% dan 50% yang di

gunakan pada penelitian ini di ujikan pada larva Aedes sp yang

masing-masing berjumlah 20 ekor kemudian di lihat efektivitasnya

pada waktu 24 jam setelah diberi perlakuan (konsentrasi Berdasarkan

hasil pengamatan pada tabel 5.1). Pada konsentrasi 40% jumlah

kematian larva sebanyak 20 ekor sedangkan pada pengulangan ke 2

jumlah kematian larva sebanyak 20 ekor , rata-rata kematian larva pada

konsentrasi tersebut adalah 20 dengan presentase kematian larva yaitu

100%, hal ini menunjukkan konsentrasi tersebut dikatakan efektif

karena presentase kematian larvanya lebih dari 50%. Pada konsenrasi

50% jumlah kematian larva sebanyak 20 ekor sedangkan pada

pengulangan ke 2 jumlah kematian larva sebanyak 20 ekor, rata-rata

kematian larva pada konsentrasi tersebut adalah 20 ekor dengan

presentase kematian larvanya yaitu 100%, hal ini menunjukkan

konsentrasi tersebut dikatakan efektif karena presentase kematian

larvanya lebih dari 50%. Pada konsentrasi 40% dan 50% dikatakan

sangat efektif karena terjadi kematian larva keseluruhan pada bahan uji

, kematian larva uji ditandai dengan tidak adanya respon pergerakan

larva saat disentuh dan mengapungnya larva pada permukaan gelas

perlakuan. Meningkatnya toksisitas sari batang serai dapur karena

kangdungan zat yang dimilikinya apabila tereabsorbsi oleh larva

nyamuk sebagai hewan uji melebihi batas toleransi akan

mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan pada tubuh larva. Hal ini

sesuai dengan pendapat Krisdayanta (2002), yang mengatakan bahwa

daya bunuh yang dimiliki insektisida nabati berasal dari zat toksik

yang dikandungnya. Zat toksik tersebut dapat bersifat sebagai racun

melalui absorbsi saluran cerna atau melalui kulit pada hewan yang

bertubuh lunak.

Page 59: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

46

Pada hasil penelitian ini, terlihat semakin tinggi konsentrasi yang

digunakan tingkat kematian larvanya akan bertambah pula, hal ini sesuai

dengan pendapat (Aprianggara,2014) yang menyatakan kematian larva uji

pada masing-masing kelompok menunjukkan jumlah kematian yang

bertambah seiring lamanya waktu perlakuan dan besarnya konsentrasi.

Dimana terjadi peningkatan jumlah kematian larva pada konsentrasi dari

yang terendah sampai terbesar. Meskipun terjadi peningkatan,

konsentrasi yang paling efektif sebagai larvasida hanya pada kelompok

konsentrasi 40% dan 50% karena jumlah presentase kematian mencapai

100 %.

Batang serai dapur mengandung zat flavonoid, saponin dan tannin.

Ketiga senyawa ini merupakan pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat

menghambat saluran pencernaan serangga dan juga bersifat toksik.

Apabila Flovonoid masuk ke mulut serangga dapat menimbulkan

kelayuan pada saraf dan kerusakan spirakel yang mengakibatkan serangga

tidak bisa bernafas dan akhirnya mati. Saponin merupakan senyawa yang

berasa pahit, masuknya zat toksis ini kedalam tubuh larva melalui saluran

pencernaan dan mengganggu proses penyerapan makanan sehingga

saponin berfungsi sebagai racun perut (Dinata, 2009). Selain itu terdapat

kandungan tanin, dimana senyawa tanin ini berperan sebagai pertahanan

tumbuhan dengan cara menghalangi serangga dalam mencerna makanan

karena senyawa tannin dapat mengikat protein-protein penting untuk larva,

sehingga serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tanin

tinggi akan memperoleh sedikit makanan, akibatnya akan terjadi

penurunan pertumbuhan(Aprianggara,2014).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Aprianggara (2014) dengan menggunakan konsentrasi 156 ppm, 312,5

ppm, 625 ppm, 1250 ppm dan 2500 ppm dan control negatif. Pada

kematian uji masing-masing kelompok menunjukkan jumlah kematian

larva seiring lamanya waktu pajanan dan besarnya konsentrasi. Hal ini

terlihat dari hasil penelitian dimana kematian larva dalam waktu 24 jam

Page 60: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

47

dengan presentase kematian larva 0% pada konsentrasi 156 ppm,

presentase kematian larva 8% pada konsentrasi 312,5 ppm, presentase

kematian larva 42% pada konsentrasi 625 ppm, presentase kematian larva

49% pada konsentrasi 1250 ppm dan presentase kematian larva 90% pada

konsentrasi 2500 ppm. Hal ini menunjukan konsentrasai 2500 ppm(0,25%)

efektif dalam membunuh larva Aedes sp.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kematian jumlah

larva yang mati dari setiap konsentrasi yaitu semakin tinggi tingkat

kekentalan/kepekatan konsentrasi sari batang serai maka larva akan sulit

untuk mengambil udara dari permukaan air sehingga larva akan

mengalami kekurangan oksigen untuk pertumbuhannya dan

mengakibatkan larva akan mati. Saat pemindahan masing-masing larva

sebelum dimasukkan kedalam konsentrasi larutan, yang mungkin saja

mengalami trauma ketika di ambil dengan pipet sehingga dapat

memudahkan kematian larva. Selain itu, faktor-faktor dari tanaman juga

dapat berpengaruh seperti kualitas dan kuantitas zat aktif yang terkandung

dalam tanaman dan variable luar tidak terkendali seperti kelembapan dan

kesehatan larva dapat memberi sumbangsi besar terhadap kematian larva.

Page 61: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

48

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji efektifitas sari batang serai dapur

(Cymbopogon citratus) terhadap larva Aedes sp di ketahui efektif dalam

membunuh larva Aedes sp dengan konsentrasi 40% dan 50% yang paling

efektif dan dapat di simpulkan bahwa :

1. Konsentrasi 20%, sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus)

efektif dalam mematikan larva Aedes sp dengan presentase kematian >

50% yaitu 82,5%.

2. Konsentrasi 30%, sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus)

efektif dalam mematikan larva Aedes sp dengan pesentase kematian

kematian > 50% yaitu 92,5%.

3. Konsentrasi 40%, sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus)

sangat efektif dalam mematikan larva Aedes sp kematian kematian >

50% yaitu 100%.

4. Konsentrasi 50%, sari batang serai dapur (Cymbopogon citratus)

sangat efektif dalam mematikan larva Aedes sp kematian kematian >

50% yaitu 100%.

B. Saran .

1. Bagi institusi dapat digunakan sumber bacaan bagi Mahasiswa

khususnya Mahasiswa Analis kesehatan dalam pengembangan

penelitian ilmiah.

2. Diharapkan bagi peneliti menambah wawasan dan pengalaman belajar

dalam penelitian khususnya di bidang ilmu Parasitologi.

3. Diharapkan bagi masyarakat untuk menggunakan sari batang serai

dapur karena efektif dalam membunuh larva Aedes sp terutama pada

konsentrasi 40% dan 50%.

4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian

pada konsentrasi yang lebih rendah dari penelitian sebelumnya untuk

Page 62: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

49

melihat konsentrasi terendah yang dapat mematikan larva Aedes sp,

dan pada jenis larva dan serangga lainnya.

Page 63: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F., 2011.Dasar-dasar Penyakit Berbasis LingkunganJakarta:

Rajawali Press.

Adriani F. 2013. Hubungan Keberadaan Jentik Aedes aegypti dan pelaksanaan

3M Plus dengan kejadian penyakit DBD di Lingkungan XVIII Kelurahan

Binjai Kota Medan tahun 2012 (Skripsi). Universitas Sumatera Utara.

Medan. Ananya Bar, J. Andrew.2013.Morphology An Morphometry Of Aedes aegypti

Adult Mosquito. SCIENCEDOMAIN International.

Depkes RI. 2004. Perilaku Hidup Nyamuk Aedes aegypti Sangat Penting

Diketahui Dalam Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Termasuk Pemantauan Jentik Berkala. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Jakarta: Dirjen PP& PL

Dinkes Sultra.2016.Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari

Dinata A. 2009. Atasi Jentik DBD dengan Kulit Jengkol. Skripsi. Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Djakaria, S. 2004. Pendahuluan Entomologi Parasitologi Kedokteran Edisi Ke-3.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Feryanto.2006.minyak serai dapur ./lemongrass Oil.http:// ferry. atsiri. blogspot.

com/2006/0/minyak-serai-dapur-lemongrass-Oil.html. Diakses pada

tanggal 17 january 2017.

Herms, W. 2006. Medical Entomology. The Macmillan Company, United States

of America.

Hiijroh et al.2017.Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) Puskesma Puatu Kota Kendari Tahun

2017.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat(6):2

Hoedojo, R., 1993, Vektor demam berdarah dengue dan upaya

penanggulangannya, Majalah Parasitologi Indonesia, Vol 6 (1).

Krisdayanta.2002.Efikasi Insektisida Berbagai Ekstrak Etanol daun Tumbuhan

terhadap Nyamuk Aedes aegyptivdan Anopheles aconitus di

Laboratorium. Tesis. S-2 Ilmu kesehatan Lingkungan ,Universitas Gajah

Mada,Yogyakarta.

Page 64: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Manorenjitha,Sivanathan.2006. The Ecology and Biology of Aedes aegyti (L)and

Aedes albopictus(Skuese) (DIPTERA:CULICIDAE) AND

RESISTANCE STATUS OF Aedes albopictus (FIELC STRAIN)

AGAINST ORGANOPHOSPHATES IN PENANG, MALAYSIA.

Naria, Eka. 2010. Insektisida Nabati Untuk Rumah Tangga. Jurnal Universitas

Sumatra Utara.

Oyen, L. P. A., and N. X. Dung. 1999. Plants Resources of South East Asia :

Essential Oil No. 19, Prosea, Bogor, Indonesia : 110-114.

Poltekkes Kemenkes kendari.Profil Poltekkes Kemenkes Kendari.Kendari.

Rahmawati, L. 2012. Isolasi, Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa

Saponin Daunbinahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis). Fakultas

Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.

Riyanti F.2005. Studi Perilaku Istirahat Nyamuk Anopheles di Desa Sedayu

Kedalaman Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tegah.[Tesis].Bogor:IPB.

Sastriawan,Aprianggara.2014.Efektivitas Seai Dapur (Cymbopongon citratus)

Sebagai Larvasida Pada Larva Nyamuk Aedes sp Instar

III/IV.Skripsi.Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.Jakarta.

Soedarto.2016.Demam Berdarah Dengue .Sagung Seto:Jakarta

Soegijanto,Soegeng.2006.Demam Berdarah Dengue. [Artikel Karya Ilmiah].

Surabaya: Airlangga University Press.

Supartha IW.2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah

Dengue, Aedes aegypti (Linn) dan Aedes albopictus (Skuse) Diptera :

Culicidae, Senior Entomologist, Guru Besar Fakultas Pertanian

Universitas Udayana, Denpasar.

Umi,K.2011. Perbedaan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Cointainer dalam

rumah di Kelurahan Rawa Sari dan Cempaka Putih Barat.Jakarta.

Wati,F.2010.Pengaruh air perasan kulit jeruk manis (Citrus aurantiumsub spesies

sinensis ) Terhadap Tingkat Kematian Larva Aedes aegypti Instar III IN

VITRO. Skripsi.Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

WHO.2012.Comprehensive Guidelines For Prevention And Control of Dengue

and Dengue Hemorrhagic Fever. New Delhi: World Health Organization,

Regional Office for South-East Asia.

Widoyono.2011.Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya.Jakarta: Erlangga.

Page 65: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Yulia,Pujiastuti et al,2006. Keefektivan Beauveria bassiana(Bals) Vuil.Isolat

Indigenous Pagaralam Sumatera Selatan pada Media Beras terhadap

Larva Plutella xylostella linn. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

J.Entomol.Ind.April 2006 ,vol 3,No.1,30-40.

Yunilda,D. 2011. Analisa Zat Berkhasiat Daun Selasih. Sekolah Pasca Sarjana.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 66: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

LAMPIRAN

Page 67: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …
Page 68: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …
Page 69: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …
Page 70: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

TABULASI DATA

Efektivitas Sari Batang Serai Dapur (Cymbopogon citratus)

sebagai Larvasida Aedes sp

Keefektifan Sari Batang Serai Dapur ( Cymbopogon citratus) sebagai Larvasida

Aedes sp di lihat dengan jumlah kematian larva sebagai berikut :

Efektif : Bila kematian larva > 50 %

Tidak Efektif : Bila kematian larva < 50 %

Konsentrasi Jumlah

larva

bahan

uji

Replikasi kematian larva setelah 24

jam

Hasil

Penelitian

I II Jumlah Rata-

rata

Persentasi

Control 20 0 0 0 0 0 Kontrol

20% 20 16 17 33 16,5 82,5% Efektif

30% 20 18 19 37 18,5 92,5% Efektif

40% 20 20 20 40 20 100% Efektif

50% 20 20 20 40 20 100% Efektif

Lampiran.5

Page 71: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

GAMBAR PENELITIAN

1. Senin, 26 maret 2018

Gambar kegiatan Keterangan

Kertas saring yang berisi telur

nyamuk yang akan dikembangkan

menjadi larva.

Proses perkembangbiakan larva dari

telur Aedes sp. Yang terdapat pada

kertas saring. “Penambahan air pada

nampan sampai kertas saring

tergenang”

Pengukuran pH air keran sebagai

media perkembangan telur menjadi

larva Aedes sp. Menggunakan pH

meter.

Lampiran.6

Page 72: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

2. Selasa, 27 maret 2018

Gambar Kegiatan Keterangan

Pengamatan perkembangan Telur

menjandi larva

3. Rabu, 28 maret 2018

Gambar Kegiatan Keterangan

Gambar larva instar 1 pada salah

satu nampan larva menyebar tidak

mengumpul pada satu titik.

Page 73: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

4. Kamis, 29 maret 2018

Gambar Kegiatan Keterangan

Gambar larva Aedes sp instar II dan

telah diberi makan hati ayam.

Page 74: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

5. Jum’at, 30 maret 2018

Gambar Kegiatan Keterangan

Larva instar III Aedes sp.

Pengamatan telur dan larva Aedes sp

dibawah Mikroskop

Page 75: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Pengamatan telur dan larva Aedes sp

dibawah Mikroskop

Telur Aedes sp di bawah mikroskop

pembesaran 10X.

Gambaran morfologi badan larva

(pembesaran 10X)

Gambaran morfologi ekor larva

(pembesaran 10X)

Page 76: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Pembersihan batang serai sebagai

bahan larvasida

Proses perajangan untuk

memisahkan bagian batang dari

tanaman serai utuh

Proses penimbangan batang serai

sampai mencapai 700 gram.

Page 77: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Proses blender batang serai dapur

Proses pemerasan tahap awal hasil

blender batang serai dapur

menggunakan kain bersih

Proses penyaringan tahap kedua

menggunakan saringan plastik untuk

memisahkan jika masih ada ampas

yang tersisa.

Page 78: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Proses penyaringan tahap ketiga

menggunakan kertas saring untuk

mendapatkan sari batag serai .

Larva Aedes sp yang telah di

pisahkan dan akan di pindahkan

pada gelas perlakuan masing-masing

20 ekor larva

Pembuatan sari batang serai dapur

dengan berbagai konsentarsi yaitu

20%,30%,40% dan 50%.

Page 79: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

Percobaan I Larva Aedes sp yang telah dimasukkan kedalam gelas perlakuan

pada masing masing konsentrasi (Kontrol, 20%, 30%, 40%, dan 50%)

Percobaan II Larva Aedes sp yang telah dimasukkan kedalam gelas perlakuan

pada masing masing konsentrasi (Kontrol, 20%, 30%, 40%, dan 50%)

Kontrol 20% 30% 40% 50%

kontrol 20% 30% 40% 50%

Page 80: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …

6. Sabtu, 31 maret 2018

Pengamatan setelah 1X 24 jam pengujian larvasida alami batang serai

dapur

Percobaan I Setelah 1x 24 jam Larva Aedes sp yang telah di uji pada masing

masing konsentrasi (Kontrol, 20%, 30%, 40%, dan 50%)

Percobaan II Setelah 1x 24 jam Larva Aedes sp yang telah di uji pada masing

masing konsentrasi (Kontrol, 20%, 30%, 40%, dan 50%) .

Kontrol 20% 30% 40% 50%

Kontrol 20% 30% 40% 50%

Larva Aedes sp yang telah mati di tandai

dengan terapungnya larva.

Larva Aedes sp yang telah mati di

tandai dengan terapungnya

larva.

Page 81: EFEKTIVITAS SARI BATANG SERAI DAPUR (Cymbopogon …