Pemindahan Darurat Fix

17
EVAKUASI (PEMINDAHAN KORBAN) A. Pengertian Evakuasi adalah pemindahan korban atau orang yang terancam keselamatan jiwanya dari tempat yang berbahaya atau berpotensi bahaya menuju ke tempat yang aman serta untuk mendapatkan pertolongan medis yang lebih lengkap. Kecepatan merupakan salah satu tujuan penting dalam pertolongan gawat darurat. Pada keadaan yang berbahaya mungkin penolong harus segera memutuskan tempat aman sesuai dengan bahaya atau yang ada di lokasi kejadian, tempat aman juga harus berlawanan dengan arah angin. Supaya terhindar dari bergeraknya bahaya ke tempat korban yang sedang ditolong. Bila lokasi kejadian tidak berbahaya, aman untuk pasien dan penolong sebaiknya korban tidak dipindah – pindah dengan terburu – buru, sebaiknya lakukan pemeriksaan dini dan tindakan pertolongan sampai pasien siap untuk dipindah atau bantuan datang. Pada situasi berbahaya tindakan yang tepat, cepat dan waspada sangatlah penting, cepat tidak berarti boleh salah. Penolong mungkin berpikir harus memindahkan korban secepat mungkin sehingga dapat terjadi kesalahan atau kelalaian. Cara yang salah dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

Transcript of Pemindahan Darurat Fix

EVAKUASI (PEMINDAHAN KORBAN)

A. PengertianEvakuasi adalah pemindahan korban atau orang yang terancam keselamatan jiwanya dari tempat yang berbahaya atau berpotensi bahaya menuju ke tempat yang aman serta untuk mendapatkan pertolongan medis yang lebih lengkap.Kecepatan merupakan salah satu tujuan penting dalam pertolongan gawat darurat. Pada keadaan yang berbahaya mungkin penolong harus segera memutuskan tempat aman sesuai dengan bahaya atau yang ada di lokasi kejadian, tempat aman juga harus berlawanan dengan arah angin. Supaya terhindar dari bergeraknya bahaya ke tempat korban yang sedang ditolong.Bila lokasi kejadian tidak berbahaya, aman untuk pasien dan penolong sebaiknya korban tidak dipindah pindah dengan terburu buru, sebaiknya lakukan pemeriksaan dini dan tindakan pertolongan sampai pasien siap untuk dipindah atau bantuan datang. Pada situasi berbahaya tindakan yang tepat, cepat dan waspada sangatlah penting, cepat tidak berarti boleh salah. Penolong mungkin berpikir harus memindahkan korban secepat mungkin sehingga dapat terjadi kesalahan atau kelalaian.Cara yang salah dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:1. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat2. Bertumpu pada paha, jangan pada punggung3. Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh4. Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang5. Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban6. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahapHal hal tersebut diatas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau mengangkat korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi. Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik. Setelah melakukan penilaian keadaan dan penilaian dini, selanjutnya kita menentukan prioritas pemindahan penderita. Beberapa pertanyaan yang mungkin terjadi adalah:1. Kapan saatnya penderita dipindahkan2. Apakah penilaian dan pemeriksaanpenderita harus selesai sebelum pemindahan.3. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga (stabilisasi manual)Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan.2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita.3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu.4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut.5. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.6. Jaga keseimbangan.7. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.8. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.Prinsip dasar pemindahan penderita1. Jangan dilakukan jika tidak perlu.2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar.3. Kondisi fisik penolong harus baik dan terlatih.Tidak ada definisi yang pasti kapan seorang penderita harus dipindahkan. Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya berikan pertolongan dulu baru pindahkan penderita. Bila situasi dan kondisi di lapangan relative tidak aman mungkin harus dilakukan pemindahan korban terlebih dahulu.

B. Memindahkan Korban Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan. Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik tangani di tempat. Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu:1. Pemindahan DaruratPemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong. Contoh:a. Ancaman kebakaranb. Ancaman ledakanc. Ancaman bangunan runtuhd. Ancaman mobil terguling bensin tumpahe. Adanya bahan-bahan berbahaya.f. Orang sekitar yang berperilaku anehg. Kondisi cuaca yang buruk.h. Memperoleh akses menuju korban lainnyai. Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban, misalnya melakukan RJP.Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal. Ini dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu panjang badan dan menjaga kepala dan leher semaksimal mungkin.

1) Cara pemindahan darurata. Tarikan LenganBerdirilah pada sisi kepala korban, selipkan lengan kanan anda dibawah ketiak kanan korban dan pegang lengan bawah kanan korban, lakukan hal yang sama dengan lengan kiri. Silangkan lengan korban didepan dada, lalu tarik korban ke belakang.b. Tarikan BahuBerlututlah dibagian kepala korban, masukan ke-2 tangan anda dibawah kedua ketiak korban, cengkram lalu tariklah ke arah belakang. Cara ini juga berbahaya.c. Tarikan BajuUntuk melakukan penarikan baju, sebelumnya ikat tangan korban atau pergelangan dengan longgar dengan 2 kain segitiga (mitela) atau kasa untuk perlindungan selama memindahkan. Kemudian cengkram bahu dari baju korban. Menarik baju ke bawah kepala korban untuk membentuk penyokong. Lalu gunakan ujung baju ini sebagai gagang untuk menarik korban kearah anda. Hati hati untuk tidak mencekik korban. Penarikan baju ini sebaiknya dilakukan dengan menarik baju pada ketiak korban, bukan leher.d. Tarikan SelimutBila korban sudah tertidur di atas selimut (atau alas lainnya) peganglah bagian selimut yang berada dikepala korban, lalu tariklah korban ke belakang. Jangan lupa untuk menyimpul selimut pada bagian kaki, agar korban tidak bergeser kebawah.e. Memindahkan dalam keadaan darurat lainnyaMemindahkan dalam keadaan darurat lainnya termasuk menggendong korban dibelakang punggung dengan satu penolong seperti membawa tas punggung (ransel). Menopang korban dari sisinya sambil berjalan, oleh satu penolong. Membopong korban oleh satu penolong seperti membawa anak kecil.2. Pemindahan BiasaApabila lokasi kejadian sudah dipastikan aman dan tidak ada kemungkinan bahaa susulan maka pengangkatan dan pemindahan penderita harus dialkukan setelah stabilisasi penderita atau dengan memperhatinkan masalah, cidera dan perlukaannya. Kesalahan dalam pengangkatan pada cidera tertentu misalnya: patah tulang leher dan tulang belakang akan berakibat fatal dan mengancam nyawa penderita. Pengangkatan pada kondisi yang aman harus direncanakan dengan baik. Keamanan dan keselamatan penolong pada saat akan melakukan pengangkatan hatrus dilakukan. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan apabila kemampuan menolong dirasakan belum memadai.Jenis emergency moves adalah:1. Direct Ground Lift ( mengangkat langsung dari tanah)Mengangkat langsung dari tanah biasanya memerlukan paling sedikit 3 penolong. Cara mengangkat ini bermanfaat kalau tandu tidak dapat di bawa ke penderita. Cara ini akan terasa berat bila bobot penderita lebih dari 70-80 kg, permukaan tanah yang dilalui tidak rata atau penderita tidak mau berkerjasama.Beritahukan penderita apa yang anda akan kerjakan, dan usahakan agar penderita harus tetap tenang demi keseimbangan penolong. Letakkan lengan penderita di atas dadanya jika memungkinkan.Untuk melakukan pengangkatan langsung dari tanah ikuti langka-langkah berikut ini:a. Pengangkatan ini membutuhkan paling tidak 3 orang penolong, ketiga orang penolong tersebut berada pada salah satu sisi penderita, jika memungkinkan, beradalah pada sisi yang paling sedikit cidera.b. Berlutut pada posisi awal, lebih baik pada lutut yang sama utuk semua penolong.c. Penolong pertama mengunci kepala penderita dengan meletakkan satu lengan di bawah leher dan bahu. Dia harus meletakkan lengan yang laindi bawah pungung bawah penderita.d. Penolong kedua meletakkan tangan di bawah pungung dan bokonge. Penolong ketiga mletakkan satu lungan di bawah lutut penderita, dan lenganlainnya di bawah bokong.f. Setiap gerakkan pengangkatan harus didahului isyarat yang dikomando oleh penolong yang mengangkat di daerah kepalag. Korban siap diangkat (peritah: siap angkat)h. Dengan isyarat (perintah: angkat ke lutut), seluruh penolong mengangkat korban ke lutut mereka secara bersamaan.i. Korban dimiringkan kea rah dada penolong (perintah: siap putar?, putar!), dengan gerakan lembut, putar korban secara bersamaan kea rah dada penolong sehingga korban terletak miring di lekukan siku penolong.j. Berdiri secara bersamaan (perintah: siap berdiri?, berdiri!).k. Untuk menurunkan korban di atas tandu, lakukan urutan sebaliknya.

2. Extermity Lift (mengangkat tangan dan kaki) Jangan melakukan pemindahan ini jika penderita mengalami trauma. Jika korban non trauma tapi tidak sadar dapat menggunakan pemindahan dengan cara ini. Pemindahan extrimitas dilakukan oleh dua petugas. Cara melakukan extremitas:a. Petugas yang satu mengambil posisi di atas kepala penderita, dan yang satunya berada di bagian bawah (memegang bagian lutut).b. Petugas yang di bagian atas memegang bagian bahu penderita dan menahan penderita.c. Petugas kedua memegang bagian lutut penderita dan menjaga bagian bawah penderitad. Beri aba-aba untuk melakukan pemindahan3.Teknik angkat langsung dengan tiga penolonga. Ketiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita, jika memungkingkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera.b. Penolong pertama menyisipkan satu lengan dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita.c. Penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita.d. Penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita.e. Penderita siap diangkat dengan satu perintah.f. Angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan.g. Sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain.h. Letakkan kembali penderita diatas tandu dengan satu perintah yang tepat.i. Jika akan berjalan tanpa memakai tandu, dari langkah f teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong.j. Penolong berdiri secara bersamaan dengan satu perintah.k. Berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap.Log Roll Setiap ada kecurigaan cidera tulang belakang Tidak boleh memutar korban semaunya karena dapat mengakibatkan kelumpuhan Jika perlu memutar korban perhatikan caranya log roll Log roll adalah cara memutar korban seolah-olah mengguling battang kayu utuh (log) Kepala korban diusahakan selalu segaris terhadap sumbu tubuh Untuk mencapai tujuan ini seorang penolong ditempatkan khusus untuk memegang kepala korban dan penolong lainnya di daerah badan korban

Mengatur posisi korban.Pengaturan posisi korban tergantung pada kondisi korban.1) Korban dengan sesak napas, rasa mual atau radang dibiarkan mengambil posisi yang diinginkan. Pada korban dengan kesulitan bernapas biasa memilih untuk duduk tegak. Seorang korban dengan nyeri perut, berbaring pada posisi menarik lutut.2) Korban yang pingsan dan bukan karena cidera sebaiknya dalam posisi normal.3) Korban cedera berat sebaiknya posisi netral-segaris. Posisi netral: kepala tidak ditekuk dan tidak diluruskan (tidak fleksi/ekstensi). Posisi segaris: kepala segaris dengan sumbu tubuh.4) Kalau ditemukan korban trauma (cidera) dalam keadaan darurat yang mengancam nyawa, jangan dipindahkan.5) Korban yang menunjukkan tanda-tanda syok baringkan pada posisi syok, yaitu korban terlentang, tinggikan kakinya sekitar 20-30cm dari tanah. Hati-hati dalam melakukan tindakan ini, jangan sampai memperparah cedera tungkai atau tulang belakang.

Bila tidak ada bahaya langsung terhadap korban, maka korban hanya dipindahkan bila semuanya telah siap, baru biosa dipindahkan ke rumah sakit setelah penolong melakukan:a. Pada pemeriksaan tanda tanda vital stabilb. Perdarahan sudah dikendalikan, perdarahan eksternal sudah dibalut tekan dan perdarahan berhentic. Tidak ada cedera leherd. Semua patah tulang sudah dimobilisasie. Pasien sudah dipasang oksigen high flowf. Infus sudah terpasang, urin kateter sudah dipasang

C. Faktor Penentu Keberhasilan1. Kecepatan ditemukannya korban2. Kecepatan minta tolong3. Kecepatan dan kualitas pertolonganD. Alat transport1. Darata. Tradisional; kereta kuda, tandub. Modern; mobil ambulans, taxi, bajaj2. Lauta. Tradisional; perahu, rakit, getekb. Modern; kapal, speed boat dll3. Pesawat udara, Fix Wing atau Rotary WingE. Peralatan Medis/Non MedisApabila tersedia peralatan untuk mengangkat dan memindahkan penderita maka sebaiknya tindakan pengangkatan langsung (terutama pada penderita trauma) dihindari untuk mencegah cidera lebiih lanjut.

Ada banyak alat yang tersedia 1. Scoop StrecherHanya untuk memindahkan pasien (dari branchart ke tempat tidur atau sebaliknya). Bukan alat untuk imobilisasi pasien, bukan alat transportasi dan jangan mengangkat scoop strecher hanya pada ujungnya saja karena dapat menyebabkan scoop melengkung di tengah bahklan sampai patah.Tandu yang terdiri dari dua ( kadang-kadang 4) belahan, yang masing-masing diselipkan dari satu sisi penderita, dan kemudian diselipkan masing-masing di bawah satu sisi penderita, dan kemudian dapat dikunci. Sangat ideal untuk mengangkat dari ruangan yang sempit.Pada saat mengangkat penderita sebaiknya 4 penolong, satu di bagian kepala, satu di kaki dan masing-masing satu di kiri dan kanan. Ingat ; tandu scoop hanya dipakai untuk mengangkat dan memindahkan, bukan transportasi.

Membuat tandu sendiriAnda dapat membuat tandu sendiri dengan dua tongkat dan satu selimut.1) Bentangkan selimut di atas lantai.2) Tempatkan satu tongkat sejajar dengan panjang selimut, pada tepi selimut.3) Lipatkan tepi selimut di atas tongkat sampai 30cm dari tepi selimut.4) Lakukan pada sisi yang lain.5) Ketika korban ditempatkan di atas selimut, berat dari tubuh akanmengunci tepi selimut ke tongkat.Tandu juga dibuat dari tiga atau empat mantel autau jaket. Pertama menggulung lengan baju secara terbalik lalu kencangkan jaket dengan lengan baju bagian dalam mantel. Tempatkan tongkat melalui tiap-tiap lengan baju2. BranchartSebuah tandu yang mempunyai kaki-kaki yang beroda. Tandu ini ada yang dapat dilipat kakinya sehingga dapat masuk kedalam ambulance. Alat ini harus dilatih dalam pemakaiannya.3. Rostul atau Kursi Roda4. Long, Short Spine BoardAlat ini biasanya terbuat dari kayu atau fiber yang tidak menyerap cairan. Biasanya ada lubang di bagian sisinya untuk tali pengikat. Indikasi: untuk pasien yang dicurigai cidera tulang belakang. Jangan meletakkan pasien di atas LSB terlalu lama ( > 2 jam ).Papan punggung panjang (long spine board) adalah sepanjang tubuh korban dan dipakai bila ada kecurigaan cedera tulang belakang. Setelah berada di atas papan punggung panjang, korban tidak akan dipindah lagi (yang dipindah adalah papannya), sehingga tidak menambah cedara, kadang-kadang di RS pun korban akan tetap berada di atas papan ini.Papan punggung pendek hanya sampai pinggul korban, dan dapat menstabilkan korban sampai pinggul. Ini digunakan untuk menstabilkan seorang korban yang berada pada posisi duduk dengan kecurigaan ada cedera tulang belakang. Alat ini dipakai sebelum korban di rujuk ke RS dan bermanfaat pada keadaan tertentu, misalnya; mengeluarkana pengendara mobil dari mobil yang bertabrakan. Mengeluarkan korban dengan cara ini dikenal sebagai ekstrikasi.Pada papan yang panjang maupun yang pendek, korban akan diikat di atas papan (dilakukan stripping).5. Vacuum Matrass6. Papan, Daun Pintu dllF. Persyaratan Yang Harus Dipenuhi pada Evakuasi1. Sebelum diangkata. Gangguan pernafasan dan cardio vascular telah ditanganib. Perdarahan telah dihentikanc. Luka telah dibalut atau dirawatd. Fraktur telah difiksasi atau balut-bidai2. Selama dalam perjalanana. Harus dimonitor kesadaranb. Pernafasanc. Tekanan darahd. Denyut nadi atau keadaan luka

Daftar PustakaDiklat Keperawatan. 2014. Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). Jakarta: Rumah Sakit Haji JakartaWardhana, Ardian. 2009. Pemindahan Penderit Panduan Pertolongan Pertama. Online. http://djendohcommunity.blogspot.com/2009/08/pemindahan-penderita-panduan.html. Selasa, 11 Maret 2014. 10.53 wita.Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan . 2007. Kurikulum & Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS). Pusbankes 118 Baker PGDM PERSI cabang DIY.Pro Emergency Basic Trauma Life Support. Edisi 2. 2011. Jakarta