Pemimpin dalam Islam

3
PEMIMPIN DALAM ISLAM Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya : 1. Beriman dan Beramal Shaleh (Muslim) Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh. Firman Allah :“ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)” (Q.S. An-Nisa :144) Firman Allah lainnya: “Hai orang -orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman (Q.S. Al- Maidah:57) 2. Niat yang Lurus “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan. 3. Laki-Laki Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita. “Kaum laki -laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-

Transcript of Pemimpin dalam Islam

Page 1: Pemimpin dalam Islam

PEMIMPIN DALAM ISLAM

Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang

pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya

seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi

pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh

pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas

kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang

pemimpin yang baik diantaranya :

1. Beriman dan Beramal Shaleh (Muslim)

Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu

menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang

membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat.

Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal

soleh. Firman Allah :“ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang

kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan

alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)” (Q.S. An-Nisa :144)

Firman Allah lainnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang

yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang

telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan

bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman” (Q.S. Al-

Maidah:57)

2. Niat yang Lurus

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap

orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan

Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya

karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin

dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”

Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH

saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan

kesempatan dan kemuliaan.

3. Laki-Laki

Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin

dari kaum wanita.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan

sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-

Page 2: Pemimpin dalam Islam

laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah

yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun

curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena

Allah telah memelihara “

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka

kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi

Bakrah dari ayahnya).

4. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,

”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.

Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu

akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu

bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat

Bukhari dan Muslim)

5. Berpegang pada Hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.

Allah berfirman,

”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan

Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (Q.S. Al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Rasulullah bersabda,

”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari

kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan

dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-

Kabir).

7. Lemah Lembut

Doa Rasullullah :

"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka

persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut

kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"

Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki

STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh

pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah

Sidiq(jujur),Tablig(menyampaikan), Amanah(dapat dipercaya), Fatonah(cerdas)

Sidiq itu berarti jujur.

Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi yang

terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu

menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat berupa informasi

Page 3: Pemimpin dalam Islam

juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat

diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,

”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan,

hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan,

hajat, dan kemiskinannya.” (H.R. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,

” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak

mereka.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).

Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas.

Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi

juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan

masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.

Jika calon pemimpin itu semuanya Muslim, tentu yang harus kita pilih adalah yang

terbaik. Untuk menentukan siapa yang terbaik di antara mereka, sangatlah relatif. Setiap

kita akan mengatakan si A yang terbaik atau si B yang terbaik, dengan kriteria tertentu

yang kita pakai.

Terkait dengan pemimpin yang egoistis, Nabi Saw. bersabda: “Siapa yang memimpin,

sedangkan ia tidak memerhatikan urusan kaum Muslim, tidaklah ia termasuk dalam

golongan mereka” (HR. al-Bukhari).

Hal ini termasuk juga dengan kebijakan-kebijakan yang direncanakan pemimpin tersebut,

maka berhati-hatilah dan cermatlah dalam memilih pemimpin terutama dengan visi dan misi

yang mereka kemukakan. Jika visi, misi dan program kerja mereka tidak mendukung

Islam maka dapat termasuk kedalam golongan yang tidak memerhatikan urusan kaum

muslim.

Dengan kriteria-kriteria dari al-Quran dan hadis di atas jelaslah bahwa memilih

pemimpin yang baik itu tidaklah mudah, apalagi di negara kita yang terkadang yang

menjadi calon pemimpin itu jauh dari kriteria tersebut. Jika demikian halnya, tentu yang

harus kita lakukan adalah kita memilih yang terbaik dari yang ada (paling banyak

kelebihannya) tentunya dengan tolak ukur Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Di akhir tulisan ini perlu ditegaskan bahwa iktikad baik yang merupakan buah

keimanan harus diterjemahkan menjadi tindakan kebaikan yang nyata dalam masyarakat, berupa “amal shalih”, yaitu tindakan yang membawa kebaikan untuk sesama manusia.

Tindakan kebaikan bukan untuk kepentingan Allah SWT, sebab Allah adalah Maha Kaya, tidak membutuhkan apa pun dari manusia. Tegaknya hukum dan keadilan di negara kita sangat memerlukan seorang pemimpin yang baik. Karena itulah marilah kita

bersama-sama berikhtiar untuk memilih pemimpin yang terbaik buat bangsa dan negara kita tercinta, Indonesia.

Wallahu’alam bisshawab.