Pemilu Sudah Jelas myanmar cuma MI/ M IRFAN Pura-Pura filereformasi demokrasi dan menyelenggarakan...

1
untuk mengawasi pemilu, ASEAN nya mengirim pengawas pemilu. “Tapi pengunjung sebaiknya digunakan was saat memantau pemilu itu,” a. lu AS Hillary Rodham Clinton pun mendesak peserta pertemuan untuk menekan Myanmar supaya melakukan asi demokrasi dan menyelenggarakan u jujur dan adil pada akhir tahun ini di mar. ampaknya frustrasi karena junta mili- anmar belum juga mengikuti permin- ya, seperti membebaskan sekitar 2.000 n politik, termasuk tokoh prodemokra- g San Suu Kyi. u pura-pura ungkaman Myanmar saat ditanyai l pemilu pertamanya dalam 20 tahun ncuatkan dugaan dari kritikus bahwa a pemilu cuma pura-pura. Kalau tidak ura, mungkin pemilu sedang didesain ekuasaan junta militer semakin kuat h pemilu. aan itu boleh dibilang kuat karena Liga nal untuk Demokrasi (NLD) yang men- wara’ pada Pemilu 1990 yang diadakan militer dilarang mengikuti pemilu kali mimpin partai tersebut yang juga tokoh an prodemokrasi Aung San Suu Kyi larang berpartisipasi. Mengapa? Kar- LD dan Suu Kyi dianggap ancaman bagi pihak yang berkuasa. gai catatan, junta militer menganulir angan mutlak NLD pada Pemilu 1990. pemilu itu, NLD memenangi 392 dari rsi yang ada. gai calon dari NLD, Suu Kyi mungkin menjadi perdana menteri saat itu. Na- mun sebaliknya, junta militer tidak mengakui kemenangannya itu dan menolak memberi- kan kekuasaan pada Suu Kyi. Perlakuan junta itu membuat dunia marah. Aung San Suu Kyi dikenai tahanan rumah di Yangoon. Kini Suu Kyi sudah menjalani tahanan rumah selama 15 tahun dalam 21 tahun terakhir. “Pelarangan partai terbesar di Myanmar itu mengikuti pemilu itu sudah cukup men- jadi bukti bahwa pemilu yang dijanjikan junta militer cuma pura-pura,” kata direktur kampanye Myanmar di Inggris, Mark Far- maner. “Jelas pemi- lu itu tidak akan jujur dan adil dan saya ragu pemilu yang akan berlang- sung ini akan men- datangkan perubahan yang berarti bagi rakyat Myanmar.” Menurut Farmaner, kepura-puraan itu se- makin jelas terlihat setelah PBB gagal mem- bujuk pemimpin junta Jenderal Than Shwe untuk mencabut larangan NLD ikut pemi- lu. AS perbarui sanksi Utusan Kongres AS memperbarui larangan impor dari Myanmar untuk setahun lagi. Itu merupakan upaya AS untuk menekan junta militer agar memperhatikan HAM dan kaitannya dengan nuklir Korut. “AS harus mengingkari legitimasi junta ini dan menung- gu rakyat Myanmar memilih pemerintah mereka sendiri,” kata Mitch McConnell, ang- gota kongres dari Partai Republik. McConnell dan rekan senatornya juga menyuarakan kepedulian mereka terhadap pemilu yang akan berlangsung di Myanmar. Senat juga merasa ada kejanggalan dalam pemilu itu. Mereka menilai ada kepura- puraan dalam pemilu ini. Tahun lalu, pemerintah AS pernah meng- adakan pembicaraan dengan pihak rezim militer di Myanmar, tapi tidak membuahkan hasil. Namun, AS menekankan bahwa sanksi hanya akan dicabut jika demokrasi di Myanmar dapat ditegakkan, yaitu dengan mengadakan pemilu yang jujur dan adil serta mengikutsertakan semua pihak. Voting senat, kemarin WIB, itu menghasil- kan suara 99 berbanding 1. Hanya senator Mike Enzi, dari Partai Republik asal Wyo- ming, yang menyatakan pendapat berbeda. “Myanmar melanggar hak asasi manusia, tapi pertanyaannya adalah seberapa besar kemungkinan kita mampu mengubah me- reka. Jika kita dapat bantuan dari sekutu kita di regional itu, itu lebih baik,” kata Coy Kno- bel, juru bicara Enzi. (AP/Reuters/I-2) [email protected] SELASA, 27 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA | 29 Internasional ASEAN Inter-Parliamentary Myanmar Caucus (AIPMC) me- nyatakan akan memboikot dan tak akan mengakui hasil pemilihan umum dan meragukan masa depan demokrasi di Myanmar. Ke- tua AIPMC Eva Kusuma Sun- dari menyata- kan pernyataan sikap tersebut ketika ditemui Media Indone- sia. Bagaimana Anda melihat kondisi di Myan- mar saat ini terkait dengan rencana pemilu? Kami melihat junta militer belum memiliki komitmen politik sesuai standard demokrasi ASEAN Charter, yang salah salah satunya me- nyebutkan negara ASEAN harus melakukan free and fair election. Hingga saat ini junta belum menunjukkan kesiapan untuk melaksanakan pemilu yang bebas dan adil. Itu terlihat dari UU parpol yang sama sekali tidak demokratis dan diskriminatif. Apalagi hingga kini mereka belum juga memastikan tanggal pelaksanaan pemilu. Jadi, rencana pemilu tersebut mencermin- kan kondisi demokrasi yang buruk di Myan- mar? Kami ragu dengan masa depan demokrasi di Myanmar jika pemilu yang akan dilaksanakan masih menggunakan UU parpol pemilu yang berlaku saat ini. Pemilu ini tak menuju road map demokrasi dan proses rekonsiliasi. Tak pernah ada sepatah kata pun dari junta yang meng- evaluasi dan memberikan status kemenangan kepada partai Suu Kyi pada pemilu pada 1990. Lalu, apa salahnya NLD sebagai representasi dilarang maju dalam pemilu? Padahal, repre- sentasi itu kan perwujudan demokrasi. Dapatkah Anda jelaskan kelemahan UU parpol pemilu itu, yang mencerminkan tidak adanya proses demokrasi? UU parpol yang berlaku untuk pemilu itu pun hanya akan melanggengkan kekuatan militer di Myanmar karena substansi dari par- pol masih dikuasai militer. Junta kelihatannya mendorong para purnawirawan jenderal untuk duduk dalam parpol mereka. Lalu, indikator dari pemilu yang demokratis adalah keterliba- tan partai oposisi di dalamnya. Tapi, NLD yang merupakan representasi pihak oposisi dilarang ikut. UU itu pun diskriminatif karena melarang tokoh-tokoh agama untuk maju dalam pemilu. Jadi kalau nanti pemilu ini jadi, dan dilaksana- kan dengan menggunakan UU parpol yang sekarang, jelas bukan free and fair election. Pada Mei Anda bertemu perwakilan Bur- mas Movement for Democracy and Ethic Rights. Informasi apa yang Anda dapatkan dari mereka? Yang sedang berlangsung sekarang itu adanya proteksi kemenangan pemilu yang dilakukan junta. Ada indikasi, junta menum- pangi kebutuhan dasar sumber daya alam seperti air dan listrik demi kemenangan. Di Myanmar sedang krisis air. Pemerintah melakukan proteksi air, dengan mendirikan sebuah perusahaan untuk memonopoli. Jadi kalau warga perlu air, mereka harus memberi- kan suaranya untuk parpol militer. Mereka menumpangi perusahaan tersebut sehingga warga tak punya pilihan lain. Lalu apa yang dapat dilakukan ASEAN maupun dunia internasional, apakah Indone- sia menurut Anda telah cukup membuat pernyataan sikap? Kita harus membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah Myanmar. Saat ini Suu Kyi masih menjadi barometer internasional dalam bersikap. AS memang telah memberikan sanksi ekonomi terhadap Myanmar, tapi PBB masih memberi ruang untuk menjalankan proses demokrasi. ASEAN maupun dunia in- ternasional perlu bersikap tegas pada Myan- mar. (*/I-4) PEMILU MYANMAR CUMA PURA-PURA Sudah Jelas bukan Free and Fair Election Eva Kusuma Sundari Ketua AIPMC MI/ M IRFAN AP/ MANISH SWARUP Kyi terpasang saat diadakan doa bersama menyambut ulang tahun Aung San Suu Kyi di India. Sabtu (19/6). AS mendesak agar Myanmar melakukan reformasi demokrasi dan menyelenggarakan pemilu asuk Aung San Suu Kyi. FOKUS NUSANTARA BACA BESOK! Tema: Noktah Merah Monumen Bukit Gandrung

Transcript of Pemilu Sudah Jelas myanmar cuma MI/ M IRFAN Pura-Pura filereformasi demokrasi dan menyelenggarakan...

MENTERI Luar Negeri Myanmar Nyan Win menolak untuk mengumumkan kapan pemili-han umum di negaranya akan

digelar tahun ini. Dugaan sementara, pemilu akan diadakan pada Oktober hingga Desem-ber.

“Yang bertanggung jawab terhadap ber-langsungnya pemilu itu adalah komisi pemilu bukan menteri luar negeri,” kata Nyan Win sinis.

Gerakan tutup mulut Menlu Myanmar ini membuat gerah banyak pihak. Apalagi para politisi di Asia Tenggara telah menya-takan sangat menaruh perhatian pada rencana pemilu di Myanmar. Para politisi dari 10 anggota Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) yang hadir di ASEAN Regional Forum (ARF) di Hanoi, Vietnam, pekan lalu itu juga men-desak junta militer melaksanakan pemilu yang jujur dan adil.

Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan, mengata-kan Menlu Myanmar banyak mendapat te-guran saat jamuan makan malam itu. “Ba-nyak delegasi dari negara-negara peserta memberi perhatian lebih terhadap pemilu Myanmar,” ujar mantan Menteri Luar Negeri Thailand itu.

Menurut Surin, junta militer seharusnya tidak usah menutupi informasi pemilu ini. “Negara-negara seregional dengan Myanmar sangat peduli terhadap kondisi Myanmar. Apa pun yang terjadi di Myanmar nanti, pasti ada implikasinya bagi ASEAN, positif ataupun negatif,” tambah Surin.

Menurut Menlu Indonesia Marty Nalale-

gawa, untuk mengawasi pemilu, ASEAN sebaiknya mengirim pengawas pemilu. “Tapi istilah pengunjung sebaiknya digunakan pengawas saat memantau pemilu itu,” ujarnya.

Menlu AS Hillary Rodham Clinton pun ikut mendesak peserta pertemuan untuk lebih menekan Myanmar supaya melakukan reformasi demokrasi dan menyelenggarakan pemilu jujur dan adil pada akhir tahun ini di Myanmar.

AS tampaknya frustrasi karena junta mili-ter Myanmar belum juga mengikuti permin-taannya, seperti membebaskan sekitar 2.000 tahanan politik, termasuk tokoh prodemokra-si Aung San Suu Kyi.

Pemilu pura-puraKebungkaman Myanmar saat ditanyai

perihal pemilu pertamanya dalam 20 tahun itu mencuatkan dugaan dari kritikus bahwa rencana pemilu cuma pura-pura. Kalau tidak pura-pura, mungkin pemilu sedang didesain agar kekuasaan junta militer semakin kuat setelah pemilu.

Dugaan itu boleh dibilang kuat karena Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang men-jadi ‘jawara’ pada Pemilu 1990 yang diadakan junta militer dilarang mengikuti pemilu kali ini. Pemimpin partai tersebut yang juga tokoh gerakan prodemokrasi Aung San Suu Kyi pun dilarang berpartisipasi. Mengapa? Kar-ena NLD dan Suu Kyi dianggap ancaman politik bagi pihak yang berkuasa.

Sebagai catatan, junta militer menganulir kemenangan mutlak NLD pada Pemilu 1990. Pada pemilu itu, NLD memenangi 392 dari 492 kursi yang ada.

Sebagai calon dari NLD, Suu Kyi mungkin akan menjadi perdana menteri saat itu. Na-

mun sebaliknya, junta militer tidak mengakui kemenangannya itu dan menolak memberi-kan kekuasaan pada Suu Kyi. Perlakuan junta itu membuat dunia marah. Aung San Suu Kyi dikenai tahanan rumah di Yangoon. Kini Suu Kyi sudah menjalani tahanan rumah selama 15 tahun dalam 21 tahun terakhir.

“Pelarangan partai terbesar di Myanmar itu mengikuti pemilu itu sudah cukup men-jadi bukti bahwa pemilu yang dijanjikan junta militer cuma pura-pura,” kata direktur kampanye Myanmar di Inggris, Mark Far-

maner. “Jelas pemi-lu itu tidak akan jujur dan adil dan saya ragu pemilu yang akan berlang-sung ini akan men-datangkan perubahan yang berarti bagi rakyat Myanmar.”

Menurut Farmaner, kepura-puraan itu se-makin jelas terlihat setelah PBB gagal mem-

bujuk pemimpin junta Jenderal Than Shwe untuk mencabut larangan NLD ikut pemi-lu.

AS perbarui sanksiUtusan Kongres AS memperbarui larangan

impor dari Myanmar untuk setahun lagi. Itu merupakan upaya AS untuk menekan junta militer agar memperhatikan HAM dan kaitannya dengan nuklir Korut. “AS harus mengingkari legitimasi junta ini dan menung-gu rakyat Myanmar memilih pemerintah mereka sendiri,” kata Mitch McConnell, ang-gota kongres dari Partai Repu blik.

McConnell dan rekan senatornya juga menyuarakan kepedulian mereka terhadap pemilu yang akan berlangsung di Myanmar. Senat juga merasa ada kejanggalan dalam pemilu itu. Mereka menilai ada kepura-puraan dalam pemilu ini.

Tahun lalu, pemerintah AS pernah meng-adakan pembicaraan dengan pihak rezim militer di Myanmar, tapi tidak membuahkan hasil. Namun, AS menekankan bahwa sanksi hanya akan dicabut jika demokrasi di Myanmar dapat ditegakkan, yaitu dengan mengadakan pemilu yang jujur dan adil serta mengikutsertakan semua pihak.

Voting senat, kemarin WIB, itu menghasil-kan suara 99 berbanding 1. Hanya senator Mike Enzi, dari Partai Republik asal Wyo-ming, yang menyatakan pendapat berbeda.

“Myanmar melanggar hak asasi manusia, tapi pertanyaannya adalah seberapa besar kemungkinan kita mampu mengubah me-reka. Jika kita dapat bantuan dari sekutu kita di regional itu, itu lebih baik,” kata Coy Kno-bel, juru bicara Enzi. (AP/Reuters/I-2)

[email protected]

SELASA, 27 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA | 29Fokus Internasional

ASEAN Inter-Parliamentary Myanmar Caucus (AIPMC) me-nyatakan akan m e m b o i k o t dan tak akan mengakui hasil p e m i l i h a n u m u m d a n m e r a g u k a n masa depan demokrasi di Myanmar. Ke-tua AIPMC Eva Kusuma Sun­dari menyata-kan pernyataan sikap tersebut ketika ditemui Media Indone-sia.

Bagaimana Anda melihat kondisi di Myan­mar saat ini terkait dengan rencana pemilu?

Kami melihat junta militer belum memiliki komitmen politik sesuai standard demokrasi ASEAN Charter, yang salah salah satunya me-nyebutkan negara ASEAN harus melakukan free and fair election. Hingga saat ini junta belum menunjukkan kesiapan untuk melaksanakan pemilu yang bebas dan adil. Itu terlihat dari UU parpol yang sama sekali tidak demokratis dan diskriminatif. Apalagi hingga kini mereka belum juga memastikan tanggal pelaksanaan pemilu.

Jadi, rencana pemilu tersebut mencermin­kan kondisi demokrasi yang buruk di Myan­mar?

Kami ragu dengan masa depan demokrasi di Myanmar jika pemilu yang akan dilaksanakan masih menggunakan UU parpol pemilu yang berlaku saat ini. Pemilu ini tak menuju road map demokrasi dan proses rekonsiliasi. Tak pernah ada sepatah kata pun dari junta yang meng-evaluasi dan memberikan status kemenangan kepada partai Suu Kyi pada pemilu pada 1990. Lalu, apa salahnya NLD sebagai representasi dilarang maju dalam pemilu? Padahal, repre-sentasi itu kan perwujudan demokrasi.

Dapatkah Anda jelaskan kelemahan UU parpol pemilu itu, yang mencerminkan tidak adanya proses demokrasi?

UU parpol yang berlaku untuk pemilu itu pun hanya akan melanggengkan kekuatan militer di Myanmar karena substansi dari par-pol masih dikuasai militer. Junta kelihatannya mendorong para purnawirawan jenderal untuk duduk dalam parpol mereka. Lalu, indikator dari pemilu yang demokratis adalah keterliba-tan partai oposisi di dalamnya. Tapi, NLD yang merupakan representasi pihak oposisi dilarang ikut. UU itu pun diskriminatif karena melarang tokoh-tokoh agama untuk maju dalam pemilu. Jadi kalau nanti pemilu ini jadi, dan dilaksana-kan dengan menggunakan UU parpol yang sekarang, jelas bukan free and fair election.

Pada Mei Anda bertemu perwakilan Bur­mas Movement for Democracy and Ethic Rights. Informasi apa yang Anda dapatkan dari mereka?

Yang sedang berlangsung sekarang itu adanya proteksi kemenangan pemilu yang dilakukan junta. Ada indikasi, junta menum-pangi kebutuhan dasar sumber daya alam seperti air dan listrik demi kemenangan. Di Myanmar sedang krisis air. Pemerintah melakukan proteksi air, dengan mendirikan sebuah perusahaan untuk memonopoli. Jadi kalau warga perlu air, mereka harus memberi-kan suaranya untuk parpol militer. Mereka menumpangi perusahaan tersebut sehingga warga tak punya pilihan lain.

Lalu apa yang dapat dilakukan ASEAN maupun dunia internasional, apakah Indone­sia menurut Anda telah cukup membuat pernyataan sikap?

Kita harus membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah Myanmar. Saat ini Suu Kyi masih menjadi barometer internasional dalam bersikap. AS memang telah memberikan sanksi ekonomi terhadap Myanmar, tapi PBB masih memberi ruang untuk menjalankan proses demokrasi. ASEAN maupun dunia in-ternasional perlu bersikap tegas pada Myan-mar. (*/I-4)

Pemilu myanmar

cuma Pura-Pura

Sudah Jelas bukan Free and Fair Election

BACA BESOK!

Citarum makin Meradang

Fokus Nusantara

Eva Kusuma SundariKetua AIPMC

MI/ M IRFAN

AP/ MANIsh swARuP

DOA UNTUK AUNg SAN SUU Kyi: Poster bergambarkan aktivis Demokrasi Myanmar, Aung san suu Kyi terpasang saat diadakan doa bersama menyambut ulang tahun Aung san suu Kyi di India. sabtu (19/6). As mendesak agar Myanmar melakukan reformasi demokrasi dan menyelenggarakan pemilu secara adil dan jujur, selain itu diharapkan Junta Militer Myanmar melepaskan 2.000 tahanan politik termasuk Aung san suu Kyi.

FOKUSNUSANTARA

BACA BESOK!Tema:

Noktah MerahMonumen Bukit Gandrung