PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional...

8

Click here to load reader

Transcript of PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional...

Page 1: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

*) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN 197

PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL

UNTUK DISPOSAL LIMBAH RADIOAKTIF

(AREA SURVEY STAGE, IAEA 111-G-3.1)

Budi Setiawan, Sucipta, Teddy Sumantry, Soegeng Waluyo*)

ABSTRAK

PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL LIMBAH

RADIOAKTIF. Parameter standar dan kriteria yang diperoleh dari tahapan desktop study

diaplikasikan pada tahapan survey wilayah potensial untuk disposal limbah radioaktif di Pulau

Jawa dan sekitarnya. Kegiatan survei lapangan dilakukan untuk melengkapi hasil kerja desktop

study melalui survei wilayah dengan tujuan mendapatkan informasi yang dipakai untuk

menetapkan ada atau tidaknya wilayah potensial untuk penyimpanan lestari limbah radioaktif di

Pulau Jawa dan sekitarnya. Data yang berbentuk data primer dan sekunder yang berupa data

regional Pulau Jawa untuk aspek geologi maupun non-geologi perlu diperoleh. Untuk melengkapi

kegiatan lapangan perlu ditunjang dengan kegiatan lain, seperti pengkajian topografi dan geolistrik

daerah PPTN Serpong, kegiatan laboratorium (interaksi radionuklida dengan lempung) dan

penyiapan draft prosedur penerimaan limbah ke fasilitas penyimpanan akhir limbah radioaktif.

Pengambilan data telah dilakukan secara desk-study, lapangan maupun di laboratorium. Hasilnya

menunjukkan bahwa banyak kesesuaian pada aspek-aspek yang dipertimbangkan di kawasan yang

disurvei, seperti daerah Serang, Subang, Sumedang, Rembang dan Tuban, dan ada juga

kekurang/tidak sesuai pada kawasan yang disurvei, seperti Bogor, Karawang, Majalengka dan

Madura. Sebaran dan pola pengaliran air tanah baik dangkal maupun dalam di daerah PPTN

Serpong dapat diperkirakan. Hasil interaksi radionuklida-lempung menunjukkan bahwa reaksi

yang terjadi berupa reaksi sederhana. Sedangkan draft prosedur penerimaan limbah telah dibuat

secara umum untuk mengakomodasi kemungkinan penerimaan limbah dari pengolah limbah ke

fasilitas penyimpanan akhir di kemudian hari.

Kata kunci : survey wilayah potensial, kegiatan penunjang, aspek geologi dan non-geologi

ABSTRACT

SELECTION OF POTENTIAL AREAS FOR RADWASTE DISPOSAL. Parameters of

obtained standards and criteria from desktop study stage were applied on potentially area survey

stage in Jawa Island and surrounding area. Field survey activity was done to complete the

desktop study work results through area survey with objective to find out the information was used

to confirm whether any appropriate potentially area occurs (or not) in Jawa Island and

surrounding areas. The data could be formed as primary or secondary data of regional of Jawa

Island in geological and non-geological aspects need to be obtained. For completing field

activities other supporting activities were needed, such as study of topography and geoelectric on

PPTN Serpong area, laboratory activity (interaction of radionuclide with clay) and preparation of

draft of waste acceptance procedure to a disposal facility. Data was obtained through desktop

study, field trip and from laboratory activities. Results showed that many surveyed areas such as

Serang, Subang, Sumedang, Rembang dan Tuban areas were appropriate with considered aspects

, however some inappropriate aspects also exist on surveyed areas, such as in Bogor, Karawang,

Majalengka dan Madura areas. Dispersion and flow pattern of shallow/deep groundwater on

PPTN Serpong area could be predicted. Result of radionuclide-clay interaction showed that

occurred reaction as a simple reaction. And draft of waste acceptance procedure was arranged

generally to accommodate the possibility of waste acceptance from waste treatment facility to

waste disposal facility in the future.

Keywords : potentially areas survey, supporting activities, geological and non-geological aspects

Page 2: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

198

PENDAHULUAN

Tahapan pemilihan wilayah potensial

untuk disposal limbah radioaktif merupakan

kelanjutan dari tahapan sebelumnya berupa

kegiatan pembuatan konsep dan rencana,

dimana pada tahapan sebelumnya telah

disusun suatu jadual kegiatan bidang dalam

rentang waktu tahun 2007-2011, roadmap

pembangunan disposal, standar dan kriteria

untuk tiap tahapan pemilihan lokasi disposal

[1]. Parameter standar dan kriteria yang

telah dibuat kemudian diaplikasikan untuk

kegiatan survei wilayah potensial di Pulau

Jawa dan sekitarnya. Hal ini juga sejalan

dengan rekomendasi yang diberikan oleh

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)

melalui Extra Budgetary Program tahun

2008, dimana perlunya dilakukan kegiatan

survei lapangan untuk melengkapi hasil

kerja yang telah dilakukan secara desktop

study dengan kondisi lapangan yang

sebenarnya melalui kegiatan survei wilayah

[2]. Tujuan kegiatan ini secara keseluruhan

adalah guna mendapatkan informasi yang

dipakai untuk menetapkan ada atau tidaknya

wilayah potensial untuk penyimpanan lestari

limbah radioaktif di Pulau Jawa dan

sekitarnya, seperti wilayah Serang, Bogor,

Karawang, Subang, Majalengka, Rembang,

Tuban dan Madura [1]. Data dapat

berbentuk data primer maupun sekunder,

dimana data regional Pulau Jawa untuk

aspek geologi maupun non-geologi perlu

diperoleh baik lewat kegiatan lapangan

maupun dari kegiatan lain sebagai

pendukung kegiatan penetapan wilayah

potensial, seperti kegiatan pengkajian

tentang topografi dan geolistrik di daerah

Pusat Penelitian Teknologi Nuklir (PPTN)-

Serpong, laboratorium (interaksi

radionuklida dengan lempung) dan

penyiapan draft prosedur penerimaan limbah

ke fasilitas penyimpanan akhir limbah

radioaktif. Aspek-aspek yang diperlukan

untuk perolehan data diadopsi dari petunjuk

yang dipublikasi oleh IAEA dan pustaka

lainnya [3-9]. Hasil yang diperoleh

diharapkan akan semakin melengkapi

jumlah data yang telah diperoleh dari

kegiatan sebelumnya.

TATA KERJA

Pengambilan data lapangan yang

berhubungan dengan aspek-aspek geologi

dan non-geologi dilakukan secara

penyelidikan lapangan ke beberapa calon

wilayah potensial, dan sebagian lainnya

diperoleh dari penelusuran informasi di peta,

laporan hasil terdahulu dan internet. Aspek-

aspek yang diharapkan dan dipertimbangkan

dari kegiatan lapangan adalah aspek

geomorfologi, litostratigrafi, seismotektonik,

vulkanologi, hidrologi, hidrogeologi,

cebakan tambang, demografi, kawasan

penting dan situs bersejarah. Pengumpulan

data sekunder daerah PPTN Serpong serta

teori pendekatan kegiatan geolistrik yang

dilakukan melalui pengumpulan data tertulis

maupun elektronik. Penelitian tentang

interaksi radionuklida-lempung dilakukan di

laboratorium dengan cara mengontakkan

radiocesium dengan lempung dan hasilnya

adalah data sorpsi-desorpsi radionuklida

oleh lempung dari daerah Tuban. Sedangkan

kegiatan pembuatan draft prosedur

penerimaan limbah ke fasilitas penyimpanan

akhir limbah radioaktif dilakukan secara

desktop study. Semua kegiatan pengkajian

dan laboratorium telah dilakukan pada tahun

anggaran 2009 di Bidang Teknologi

Penyimpanan Lestari-PTLR.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan penelitian lapangan dalam

rangka pemilihan wilayah potensial untuk

penyimpanan limbah radioaktif di pulau

Jawa dan sekitarnya ditekankan pada

sejumlah daerah penelitian terutama yang

mempunyai batuan lempung. Kriteria yang

dikenakan pada daerah penelitian dapat

dilihat pada Tabel 1.

Page 3: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

199

Tabel 1. Kriteria lingkungan tapak penyimpanan limbah radioaktif [6]

1 Letak dan aksebilitas 1). Dekat dengan instalasi pengolahan limbah

2). Jangkauan mudah

2

Geomorfologi 1). Bentuk lahan bukan pegunungan terjal dan bukan lembah

2). Sudut kelerengan kecil (< 5o)

3). Intensitas proses geomorfologi kecil

3

Litologi 1). Permeabilitas rendah

2). Sifat sorpsi baik

3). Kompak keras dan homogen

4 Stratigrafi Pelapisan relatif sederhana

5 Struktur geologi Struktur relatif sederhana

6 Kegempaan Tidak ada (kecil) terhadap ancaman bahaya gempa bumi

7 Hidrologi 1). Aliran permukaan kecil

2). Jauh dari tubuh air permukaan

8 Hidrogeologi 1). Muka air tanah > 4 m dari dasar repository

2). Laju air tanah rendah

3). Pola aliran air tanah sederhana

9 Vulkanologi Tidak ada aktivitas dan ancaman bahaya gunung api

10 Iklim 1). Curah hujan rendah

2). Kelembaban rendah- sedang

11 Sumber daya alam

(SDA)

1). Tidak ada SDA yang bernilai tinggi

2). Dekat dengan potensi cadangan bahan kontruksi, bahan uruk

dan bahan pengisi repositori

12 Guna lahan dan data

ruang

1). Penggunaan lahan yang ada bernilai rendah

2). Kesesuaian dengan tata ruang wilayah

13 Demografi 1). Kerapatan penduduk relatif rendah

2). Perkembangan jumlah penduduk relatif kecil

14. Hak atas tanah Potensi pengalihan hak dan fungsi lahan

Berdasarkan kriteria pada Tabel 1 diatas

telah diperoleh data untuk masing-masing

aspek/parameter pada daerah penelitian.

Aspek Geomorfologi dan Litostratigrafi

Wilayah dengan batuan lempung dari

aspek geomorfologi mempunyai kesesuaian

yang cukup sebagai wilayah potensial,

kecuali di daerah Serang yang mempunyai

jenis batuan andesit piroksen (beku) [10-12].

Pada daerah-daerah yang disurvei terlihat

bahwa secara litostratigrafi daerah tersebut

memiliki pelapisan batuan yang relatif

sederhana tersusun dari batuan sedimen

(batuan lempung dan asosiasinya).

Aspek Kegempaan

Kemudian dari data kegempaan (Peta

Wilayah Gempa Indonesia), daerah-daerah

yang disurvei mempunyai nilai percepatan

gempa dengan rentang antara 0,1 – 0,2 g

atau secara seismotektonik berada pada

daerah dengan bahaya guncangan gempa

bumi sebesar 100-150 gal dimana daerah

Serang mempunyai nilai percepatan yang

tertinggi (0,2g) dan daerah-daerah Rembang,

Tuban dan Madura dengan percepatan

rendah (0,1g) seperti ditunjukkan pada

Gambar 1. Menyebabkan daerah-daerah

tersebut merupakan daerah dengan potensi

ancaman tsunami yang kecil [13,14].

Page 4: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

200

Aspek Struktur Geologi dan Vulkanologi

Keberadaan struktur geologi yang

komplek juga menjadi bahan pertimbangan

sehingga daerah-daerah seperti Bogor,

Madura dan sebagian Subang tereliminasi

sebagai wilayah potensial [15-17]. Hal ini

diperkuat dengan banyaknya patahan dan

lipatan yang dijumpai di daerah tersebut.

Dari aspek kegunungapian terlihat bila

daerah-daerah penelitian Serang, Karawang,

Subang, Rembang, Tuban dan Madura

mempunyai jarak yang cukup jauh (>30 km)

dari keberadaan gunung api yang aktif, baik

tipe A dan B kecuali pada daerah Bogor dan

Majalengka (jarak<25 km) [18].

Aspek Hidrogeologi

Aspek hidrogeologi dari daerah-

daerah yang disurvei menunjukkan bahwa

semua daerah penelitian termasuk daerah

bukan cekungan air tanah dengan

permeabilitas batuan yang sangat rendah.

Selain itu juga daerah penelitian termasuk

daerah aman terhadap potensi banjir dan

pergerakan tanah yang rendah/longsor

[19-23].

Aspek Demografi dan Tata Guna Lahan

Kepadatan penduduk yang rendah

(<1000 jiwa) menyebabkan daerah-daerah

yang diteliti cukup menjanjikan sebagai

wilayah potensial, kecuali daerah Bogor,

Karawang dan Majalengka. Berdasarkan

aspek tata guna lahan sebagaian wilayah

studi perlu dipertimbangkan lagi karena

merupakan daerah cebakan tambang,

kawasan penting maupun situs bersejarah.

Sehingga secara umum dapat disimpulkan

dari aspek-aspek yang dipertimbangkan

bahwa daerah penelitian Serang, Subang,

Sumedang, Rembang dan Tuban memiliki

keseuaian yang baik, sedangkan derah

Bogor, Karawang, Majalengka dan Madura

dinilai kurang sesuai untuk dipertimbangkan

sebagai wilayah potensial.

Gambar 1. Wilayah gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan

periode ulang 500 tahun

Page 5: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

201

Pengkajian Topografi Daerah Kawasan

Nuklir Serpong dan Geolistrik

Secara pengamatan dengan satelit

(Google Map) tampak bahwa morfologi

daerah penelitian/PPTN Serpong dapat

dikelompokkan kedalam klasifikasi

morfologi dataran bergelombang dengan

relief hampir datar dengan ketinggian 80 –

100 meter diatas muka laut. Morfologi

bergelombang lemah dapat ditemui sekitar

daerah Kranggan dengan lembah-lembah

kecil di sepanjang sungai Cisadane yang di

antaranya adalah sungai Cisalak yang berada

di sebelah selatan gedung Reaktor RSG dan

sungai Cipelang di sebelah timur gedung

Reaktor. Dekatnya lokasi sungai dengan

daerah penelitian menyebabkan kedua

sungai tersebut akan berpengaruh sangat

penting terhadap pola aliran air tanah

dangkal di sekitar (Sumur Pantau-4) SP-4

sehingga perkiraan sebaran dan pola

pengaliran air tanah baik dangkal maupun

dalam di daerah PPTN Serpong akan dapat

diduga.

Data geolistrik suatu lokasi/titik

penyelidikan akan diperoleh melalui

pengukuran beda potensial dari ketebalan

lapisan dan jenis batuan pada tiap-tiap titik

pengukuran daerah penyelidikan dan

hasilnya kemudian dibuatkan pemodelan

1-D dengan menggunakan program Resty.

Hasil pemodelan dengan menggunakan

Program Resty atau IPI2WIN 2006 diperoleh

variasi nilai resistivitas pada tiap kedalaman,

sehingga dapat diketahui ketebalan lapisan

dan jenis batuan pada tiap-tiap titik

pengukuran. Hasil pemodelan 2-D

didapatkan dari pengolahan data resistivitas

dengan menggunakan program Res2Dinv,

sehingga diperoleh model penampang 2-D.

Sedangkan untuk hasil pemodelan 3-D

diperoleh dengan menggabungkan harga

resistivitas sebenarnya pada model 1-D dan

2-D dengan menggunakan program

Rockwork. Dari data yang diperoleh

tersebut selanjutnya keadaan bawah

permukaan daerah penyelidikan dapat

dianalisis dengan lebih detil. [24-26].

Contoh hasil pengukuran geolistrik dapat

ditunjukkan pada Gambar 2. Dari hasil

resistivitas yang diperoleh menunjukkan bila

lapisan batuan pasir tufaan diperkirakan

berada pada kedalaman lebih dari 20 m,

dimana lapisan pasir tufaan akan berperan

sebagai zona perangkap air tanah dan

selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa pola

penyebaran air tanah di daerah tersebut akan

menyebar secara lateral.

dimana N adalah no lapisan tanah di

daerah penyelidikan, ρ adalah resistivitas

dari tanah pada lapisan n, h adalah ketebalan

lapisan tanah pada lapisan n, d adalah

kedalaman lapisan tanah n, dan Alt adalah

kedalaman lapisan tanah n dari titik 0 atau

permukaan tanah. Nilai resistivitas dapat

diperoleh dari perhitungan yang ada pada

perangkat lunak IPI2WIN 2006.

Gambar 2. Pengaruh kedalam terhadap resistivitas

Page 6: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

202

Aspek Interaksi Radionuklida dengan

Lempung

Hasil kinetika sorpsi-desorpsi

radiocesium ke lempung menunjukkan

bahwa fase kesetimbangan tercapai setelah

kontak selama 96 jam dengan nilai koefisien

distribusi, Kd= 6500 ml/g dan kondisi

kesetimbangan baru setelah desorpsi

tercapai setelah 72 jam kontak. Reaksi yang

relatif cepat ini kemungkinan besar

dikarenakan reaksi yang terjadi adalah reaksi

sederhana [27]. Pengaruh konsentrasi NaCl

di larutan (mewakili kekuatan ion larutan/I)

menyebabkan menurunnya nilai Kd

radionuklida cesium oleh lempung. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh terjadinya

kompetisi antara ion Na+ sebagai garam latar

dengan ion Cs+ pada permukaan lempung

yang menyebabkan terjadinya penurunan

nilai Kd [28].

Persyaratan, spesifikasi dan klasifikasi

limbah yang dapat diterima oleh suatu

fasilitas penyimpanan lestari harus

mengikuti segala aturan dan prosedur yang

dibuat oleh otoritas fasilitas

pembuangan/penyimpanan lestari limbah

tanah dangkal (near surface disposal),

dimana aturan tersebut merupakan hasil

adopsi dan penyesuaian dari aturan yang ada

di IAEA [29,30]. Hal ini dimaksudkan agar

paket limbah yang dikirim ke fasilitas

penyimpanan lestari dapat diterima oleh

fasilitas tersebut dan berdasarkan spesifikasi

kemampuan fasilitas tersebut tidak

membahayakan lingkungan dan masyarakat

di kemudian hari.

KESIMPULAN

Telah dilakukan penyelidikan dan

penelitian dalam rangka pemilihan wilayah

potensial untuk penyimpanan lestari limbah

radioaktif di pulau Jawa dan sekitarnya,

dimana hasilnya menunjukkan bahwa daerah

penelitian Serang, Subang, Sumedang,

Rembang dan Tuban memiliki kesesuaian

yang baik, sedangkan derah Bogor,

Karawang, Majalengka dan Madura dinilai

kurang sesuai untuk dipertimbangkan

sebagai wilayah potensial.

Kajian morfologi di derah Serpong

menunjukkan bahwa zona dataran setempat

lapuk dengan sudut kemiringan kecil.

Lapisan batuan pasir tufaan diperkirakan

berada pada kedalaman lebih dari 20 m, dan

pola penyebaran air tanah menyebar secara

lateral dimana lapisan pasir tufaan berperan

sebagai zona perangkap air tanah.

Dari hasil interaksi radionuklida-

lempung menunjukkan bila reaksi yang

terjadi sangat cepat (96 dan 72 jam)

sehingga dapat diperkirakan bila reaksi

tersebut berupa reaksi yang sederhana.

Draft prosedur penerimaan limbah

secara umum telah dibuat untuk

mengakomodasi kemungkinan penerimaan

limbah dari pengolah limbah ke fasilitas

penyimpanan akhir di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

1. B.SETIAWAN dkk, “Penyiapan Tapak

Penyimpanan Lestari Limbah

Radioaktif di Pulau Jawa dan

sekitarnya, Pros. Hasil Penelitian Tahun

2007, PTLR-BATAN (2008).

2. T.BANNAI et.al., Report of IAEA EBP-

Asia Expert Mission to Review Site

Evaluation Activities for a RW Disposal

Facility in Jawa Island, 25-29 Feb

2008, IAEA, (2008).

3. IAEA, Siting of Near Surface Disposal

Facilities, SS no 111 G-3.1, IAEA,

Vienna (1994).

4. IAEA, Near Surface Disposal of

Radioactive Waste, SS no 111 S-3,

IAEA, Vienna (1994).

5. IAEA, Site Investigations for

Repositories for Solid Radioactive

Wastes in Shallow Ground, TRS no

216, IAEA, Vienna (1982).

6. DJ.SQUIRES, Siting of Shallow Land

Repositories, RTC on National

Infrastucture for Radwaste

Management, Jakarta-Indonesia (1991).

7. IAEA, Storage of Radioactive Waste,

SSS No. WS-G-61, IAEA, Vienna

(2006).

8. IAEA, Near Surface Disposal of

Radioactive Waste, SSS No. WS-R-1,

IAEA, Vienna (1999).

9. IAEA, Classification of Radioactive

Waste, SS No. 111-G-1.1. IAEA,

Vienna (1994).

10. TC.AMIN, N.RATMAN, S.GAFOER,

Peta Geologi Lembar Jawa Bagian

Barat, skala 1: 500.000. P3G-ESDM,

Bandung-Indonesia (1998).

11. TC.AMIN, N.RATMAN, S.GAFOER,

Peta Geologi Lembar Jawa Bagian

Tengah skala 1: 500.000. P3G-ESDM,

Bandung-Indonesia (1999).

Page 7: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

203

12. TC.AMIN, N.RATMAN, S.GAFOER,

Peta Geologi Lembar Jawa Bagian

Timur skala 1: 500.000. P3G-ESDM,

Bandung-Indonesia (1999).

13. EK.KERTAPATI, YB.SETIAWAN,

IPRANTA, Peta Bahaya Goncangan

Gempabumi Indonesia, P3G-ESDM,

Bandung (1992).

14. DEPARTEMEN PEKERJAAN

UMUM-Direktur Jenderal Ciptakarya,

http://ciptakarya.pu.go.id/peta/list-

at.php, diunduh Desember 2008

15. AC.EFFENDI, KUSNAMA,

B.HERMANTO, Peta Geologi Lembar

Bogor, P3G-ESDM, Bandung (1998).

16. S.AZIZ, SUTRISNO, Y.NOYA,

K.BRATA, Peta Geologi Lembar

Pamekasan, P3G-ESDM, Bandung

(1992).

17. HD.TJIA, Peta Geologi Bersistem

Jawa, lembar 35 Subang, Field Report

1-4, tidak dipublikasi, Geological

Survey of Indonesia (1963).

18. Dir.Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi, Peta Sebaran Gunung Api

Aktif di Indonesia. DVMBG-ESDM,

Bandung (2001).

19. A.SUKRISNA, E.MURTIANTO,

S.RUCHIYAT, Peta Cekungan Air

Tanah Prop.Banten, PLG-ESDM,

Bandung (2008).

20. A.SUKRISNA, E.MURTIANTO,

S.RUCHIYAT, H.SETIADI, Peta

Cekungan Air Tanah Prop.DKI dan

Jawa Barat, PLG-ESDM, Bandung

(2008).

21. H.SETIADI, Peta Cekungan Air Tanah

Prop. Jawa Tengah, PLG-ESDM,

Bandung (2008).

22. MB.ARIFIN, Peta Cekungan Air Tanah

Jawa Timur, PLG-ESDM, Bandung

(2008).

23. KLH.,Peta Daerah Rawan Banjir dan

Longsor P.Jawa, (2006).

24. AZHAR, G. HANDAYANI, Penerapan

Metode Geolistrik Konfigurasi

Schlumberger Untuk Penentuan

Tahanan Jenis . Jurnal Natural

Indonesia, (2004)

25. L.HENDRADJAYA, I. ARIF,

Geolistrik Tahanan Jenis. Laboratorium

Fisika Bumi. Jurusan FMIPA. ITB.

Bandung (1988).

26. MH., LOKE, RES2DINV ver.3.3 for

Windows 3.1, 95 and NT: Rapid 3D

Resistivity & IP Inversion Using The

Least-Squares Method. Penang.

Malaysia, (1999).

27. HM. ERTEN et.al., Sorption of Cesium

and Strontium on Montmorillonite and

Kaolinite, Radiochim. Acta 44/45,

(1988), 147.

28. STAUNTON, S., ROUBAUD, M.,

Adsorption 137

Cs on Montmorillonite

and Illite, Clay & Clay Minerals

Vol.45, No.2, 251-260 (1997).

29. IAEA, Operational Experience in

Shallow Ground Disposal of

Radioactive Wastes TRS No. 253,

IAEA, Vienna, (1985).

30. RB.SHARAFUTDINOV. Waste

Acceptance Criteria for Storage and

(or) Disposal Requirements of the

Safety Regulatory Authority, Scie. and

Eng. Center for Nucl. and Rad. Safety,

Federal Environmental Industrial and

Nuclear Supervision Service, Russian

Federation (2007).

Page 8: PEMILIHAN WILAYAH POTENSIAL UNTUK DISPOSAL … BUDI S _197... · Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

204