PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

24
PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Lembaga Pembiayaan meliputi: 1. Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit. 2. Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha, dan 3. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur. 1.1 Perusahaan Pembiayaan 1.1.1 Leasing Menurut Financial Accounting Standar Board (FASB) : 1

Transcript of PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

Page 1: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

bentuk penyediaan dana atau barang modal.

Lembaga Pembiayaan meliputi:

1. Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa

Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.

2. Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan usaha

pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan

pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan

saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan atau pembiayaan berdasarkan

pembagian atas hasil usaha, dan

3. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk

melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur.

1.1 Perusahaan Pembiayaan

1.1.1 Leasing

Menurut Financial Accounting Standar Board (FASB) :

”..An agreementcoonveying the right to use property, plant or equipment (land and/or

depreciableassets) usulally for a stated period of time”

Definisi diatas menjelaskan adanya kesepakatan antara dua pihak, yaitu lessor(pihak yang

menyewakan) dan lessee (penyewa). Dalam perjanjian ini terdapat persetujuan penyerahan atau

pengalihan hak guna atau hak pakai atas aktiva yangdimilikinya yang dapat disiapkan selama

periode tertentu dari lessor kepada lessee.Selama periode yang dimaksud dalam perjanjian

sebagai balas jasa dari hak pakai yang diberikan lessor kepada lessee dituntut untuk membayar

sejumlah uang sewa atau kompensasi yang lain sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Lamanya

jangka waktu suatu perjanjian lease tergantung pada perjanjian yang dibuat oleh lessor dan

1

Page 2: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

2

lessee, sehingga jangka waktu perjanjian lease ini dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan

bersama

A. Prinsip leasing terdiri dari beberapa elemen di bawah ini:

1. Pembiayaan perusahaan

2. Penyediaan barang-barang modal

3. Jangka waktu tertentu

4. Pembayaran secara berkala

5. Adanya hak pilih (option right)

6. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama

7. Adanya pihak lessor

8. Adanya pihak lessee

B. Pihak yang terlibat dalam sistem pembiayaan leasing, diantaranya:

1. Lessor, merupakan pihak yang memberikan pembiayaan dengan cara leasing kepada

pihak yang membutuhkannya, baik berupa perusahaan yang bersifat “multi finance”

maupun perusahaan yang khusus bergerak di bidang leasing.

2. Lessee, merupakan pihak yang memerlukan barang modal.

3. Supplier, merupakan pihak yang menyediakan barang barang modal yang menjadi objek

leasing, barang modal mana dibayar oleh lessor kepada supplier untuk kepentingan lessee

Subjek leasing yaitu berbagai pihak yang terlibat dalam sistem pembiayaan leasing,

seperti lessor, lessee dan supplier.

Objek leasing yaitu barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing

yang meliputi segala macam barang modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi

menengah ataupun keperluan kantor.

C. Jenis sewa guna usaha

Sewa guna usaha memiliki tiga berbentuk berbeda yaitu:

1. Penjualan dan Penyewaan Kembali

Menurut perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback), sebuah

perusahaan yang memiliki tanah, bangunan, atau peralatan menjual properti tersebut dan

Page 3: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

3

sekaligus mengeksekusi perjanjian untuk menyewa property itu kembali selam jangka

waktu tertentu dengan ketentuan-ketentuan tertentu.

2. Sewa Guna Usaha Operasi

Sewa guna usaha operasi (operating lease), yang terkadang disebut pada sewa guna usaha

jasa (service lease), memberikan jasa pendanaan  danpemeliharaan. IBM adalah salah

satu pelopor kontrak sewa guna usaha operasi, dan computer serta mesin fotokopi, brrikut

mobil dan truk, adalah jenis-jenis peralatan utama yang disewakan.Biasanya, sewa guna

usaha seperti ini mengharuskan lessor memelihara dan merawat peralatan yang disewa,

dan biaya melakukan pemeliharaan tersebut telah diperhitungkan di dalam pembayaran

sewa.

Salah satu ciri khas penting dari sewa guna usaha operasi adalah adanya kenyataan bahwa

sewa guna usaha sering kali tidakdiamortisasipenuh; atau dengan kata lain, pembayaran

yang diminta menurut kontrak sewa guna usaha tidak cukup untuk melunasi biaya

peralatan secara penuh.

Fitur akhir adalah bahwa sewa guna usaha operasi sering kali memuat suatu klausial

pembatalan, yang memberikan hak kepada lessor untuk membatalkan sewa sebelum

tanggal berakhirnya perjanjian.

3. Sewa Guna Usaha Keuangan atau Modal

Sewa guna usaha keuangan atau modal (financial lease), atau disebut juga sewa guna

usaha modal (capital lease) berbeda dari sewa guna usaha operasi dalam tiga hal, antara

lain sewa guna usaha keuangan: (1) tidak  memberikan jasa pemeliharaan, (2) tidak dapat

dibatalkan, dan (3) diamortisasi secara penuh (atau, lessor menerima pembayaran sewa

yang sama dengan harga penuh dari peralatan yang disewa ditambah sejumlah

pengembalian atau investaasi). Dalam suatu perjanjian sewa guna usaha keuangan

umumnya, perusahaan yang akan menggunakan peralatan (lessee) memilih item-item

tertentu yang dibutuhkannya dan menegosiasikan harga dan syarat-syarat pengiriman

dengan pihak pembuat.

D. Hubungan hukum yang terjadi antara para pihak yaitu lessor, lessee dan supplier ada

beberapa alternatif sebagai berikut:

Page 4: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

4

4. Lessor membeli barang atas permintaan lessee, selanjutnya memberikan kepada 

lessee secarfa leasing.

5. Lessee membeli barang sebagai agennya lessor dan mengambil barang tersebut secara

leasing dari lessor.

6. Lessee membeli barang atas namanya sendiri, tetapi dalam kenyatannya sebagai agen

dari lessor dan mengambil barangnya tersebut secara leasing dari lessor.

7. Setelah lessee membeli barang atas namanya sendiri kemudian melakukan novasi,

sehingga lessor kemudian menghaki barang tersebut dan membayarnya.

8. Setelah lessee membeli barang untuk dan atas namanya sendiri kemudian menjualnya

kepada lessor dan mengambil kembali barang tersebut secara leasing. Ini adalah

contoh sale and lease back.

9. Lessor sendiri yang mendapatkan barang secara leasing dengan hak untuk melakukan

subleasing dan memberikan subleasing kepada lessee

E. Pengaruh Laporan Keuangan

Pembayaran sewa sewa guna usaha disajikan sebagai beban operasional dalam laporan

laba-rugi perusahaan, tetapi dalam kondisi tertentu, baik itu aktiva yang disewa maupun

kewajiban akibat kontrak sewa guna usaha tidak di sajikan di dalam neraca. Karana itu sewa

guuna usaha di sebut pendanaan di luar neraca.

Sewa guna usaha harus diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha modal, dan akibatnya

digunakan dan disajikan langsung di dalam neraca, jika memiliki salah satu dari persyaratan

berikut ini:

1. Menurut ketentuan sewa guna usaha, kepemilikan atas property akan secara efektif

berpindah dari lessor kepada lessee

2. Lessee  dapat membeli property atau memperpanjang sewanya dengan nilai yang

lebih rendah dari harga pasar yang wajar ketika masa sewa guna usaha berakhir.

3. Sewa guna usaha akan berlangsung dengan jangka waktu yang sama atau lebih lama

dari 75 persen umur aktiva. Jadi, jika suatu aktiva memiliki usia 10 tahun dan jika

sewa guna usaha tersebut harus digunakan.

4. Nilai sekarang atas pembayaran sewa guna usaha adalah sama atau lebih besar dari 90

persen nilai awal aktiva.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Sewa Guna Usaha

Page 5: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

5

Terdapat dua factor yang membutuhkan tambahan keterangan.

1. Estimasi Nilai Sisa

Penting untuk dicatat bahwa lessor-lah yang akan memiliki property setelah masa

sewa habis. Estimasi nilai property pada akhir masa sewa disebut nilai sewa (residual

value). Sepintas terlihat bahwa jika nilai sisa diperkirakan memiliki jumlah yang tidak

tinggi, maka memilikinya akan lebih menguntungkan dari pada menyewanya. Namun,

jika ekspektasi nilai sisa ternyata tinggi – karena mungkin kecilnya inflasi bagi

beberapa jenis peralatan ntertentu seperti juga jika melibatkan property real estat –

maka persaingan diantara persewaan sewa guna usaha akan memaksa tariff sewa turun

ke titik di mana nilai sisa potensial akan sepenuhnya diakui kedalam tariff kontrak

sewa guna usaha. Jadi, adanya nilai sisa yang tinggi atas peralatan kemungkinan tidak

akan menyebabkan terjadinya bisa pada keputusan yang menentang sewa guna usaha.

2. MeningkatkanKetersediaan Pinjaman

sewa guna usaha kadang dikatakan memberikan keuntungan bagi perusahaan-

perusahaan yang mencari tingkat leverage keuangan ynag maksimal. Pertama, kadang

terdapat perdebatan apakah melalui suatu perjanjian sewa guna usaha sebuah

perusahaan dapatb memperoleh lebih banyak uang, dan untuk jangka waktu yang lebih

lama daripada pinjaman yang dijamin dengan aktiva. Kedua, karena  sebagian sewa

guna usaha tidak disajikan didalam neraca, pendanaan melalui sewa guna usaha

dikatakan memberikan perusahaan penampilan yang lebih kuat dalam analisis

pinjaman yang dilakukan secara tidak mendalam, sehingga akibatnya memungkinkan

perusahaan menggunakan

G. Kelebihan dan Kelemahan Pembiayaan Leasing

Kelebihan Pembiayaan Leasing:

1. Unsur fleksibilitas

2. Ongkos yang relatif murah

3. Penghematan pajak

4. Pengaturannya tidak terlalu complicated

5. Kriteria bagi lessee yang longgar

6. Pemutusan kontak leasing oleh lessee

Page 6: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

6

7. Pembukuan yang lebih mudah

Kelemahan Pembiayaan Leasing

1. Biaya bunga yang cukup tinggi

2. Biaya marginal yang tinggi

3. Kurangnya perlindungan hukum

4. Proses eksekusi leasing macet yang sulit

1.1.2 Factoring

Menurut Keppres No. 61 tahun 1988, tentang lembaga pembiayaan, factoring merupakan

usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan / atau pengalihan serta pengurusan piutang atau

tagihan jangka pendek dari suatu perusahaan yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam

dan luar negeri.

A. Pihak yang terlibat dalam kegiatan factoring adalah:

1. Pihak perusahaan faktor, yakni merupakan pihak pemberi jasa factoring, dan bertindak

sebagai pihak pemberi piutang.

2. Pihak klien, merupakan pihak yang mempunyai piutang / tagihan yang akan dijual kepada

pihak perusahaan faktor.

3. Pihak customer, merupakan pihak debitur yang berhutang kepada pihak klien, untuk

selanjutnya dia akan membayar hutangnya kepada pihak perusahaan factor.

Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentau saja adalah Penjual, Pembeli dan

Perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah disesuaikan dengan hakekat anjak

piutang.

Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu sendiri. Baik itu dijual atau

dialihkan atau di urus oleh pihak lain.

B. Jenis- jenis factoring

Dari segi pemberitahuan customer

1. Diosclosed Factoring

2. Undiosclosed Factoring

Page 7: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

7

Dari segi keterlibatan klien

1. Recourse factoring

2. Without recourse factoring

Dari segi tempat kedudukan para pihak

1. Domestic factoring

2. International factoring

Dari segi banyaknya piutang yang dialihkan

1. Facultative factoring

2. Whole turnover factoring

Dari segi sarana pengalihan

1. Factoring dengan account receivables

2. Factoring dengan promissory notes

Dari segi servis yang diberikan

1. Maturity factoring

2. Financial factoring

Dilihat dari bentuk khusus

1. Bulk factoring

2. Agency factoring

C. Hubungan hukum dalam factoring

1. Dalam factoring InternasionalDalam suatu factoring internasional pihak perusahaan factor

yang terlibat terdiri dari dua pihak, yaitu okspor factor yang berkedudukan di negara pihak

pengekspor dan impor factor, yang berada di negara pengimpor. Sehingga keseluruhan

pihak yang terlibat menjadi empat pihak yaitu klien, ekspor factor, customer dan impor

factor.

2. Dalam factoring chain antar negaraApabila perusahaan factor domestik ingin berbisnis

secara internasional, maka perusahaan factor domestik haruslah masuk menjadi anggota

salah satu factoring chain antar negara, sehingga perusahaan factor tersebut tinggal

mengontak perusahaan factor di negara mana customernya berada, yang juga sama-sama

bernaung dibawah organisasi yang sama mengenai factoring internasional.

D. Kelebihan dan kelemahan pembiayaan factoring

Kelebihan pembiayaan factoring

Page 8: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

8

1. Dapat menurunkan biaya produksi

2. Membantu peningkatan sumber kredit

3. Meningkatkan daya saing dari dunia usaha

4. Dengan cepatnya mendapatkan instant cash, maka factoring dapat membantu peningkatan

perolehan laba dari dunia usaha

5. Pengambilalihan resiko kerugian dunia usaha jika ternyata tagihan tidak bisa dicairkan

6. Membantu akselerasi proses perputaran roda perekonomian

Kelemahan pembiayaan factoring

1. Pemborosan  biaya, banyak terlibatnya pihak lain

2. Menurunkan reputasi

3. Bisnis rentan resiko

4. Kurang profesional

1.1.3 Hybrid Financial Instrument

Insturment keuangan hybrid merupakan investasi yang memadukan chearacteristics baik

ekuitas dan utang pasar (saham dan obligasi). Bentuk yang paling umum dari insturment

hybrid adalah obligasi konversi.

Hal yang penting untuk menunjukkan ketika berhadapan dengan efek hibrida adalah

sangat sulit untuk nilai accuratly, dan misreresentation ini sering tercermin dalam nilai

pasarnya. Hal ini membuat banyak peluang untuk situasi arbitrase, di mana securtiy dapat

dibeli kemudian immediatly dijual untuk keuntungan simultan.

Jenis-jenis instrument keuangan hibrida

A. SAHAM PREFEREN

Saham preferen adalan suatu campuran yang mirip dengan obligasi dan saham

biasa.Para akuntan mengklasifikasikan saham preferen sebagai ekuitas.

Meskipun tidak dibayarkannya dividen saham preferen tidak akan membuat bangkrut

sebuah perusahaan, perusahaan menerbitkan saham preferen dengan tidak berarti

memberikan kendali atas perusahaan kepada para pemegang saham preferen, kegagalan

untuk membayarkan dividen saham preferen akan menghalangi dibayarkan dividen

saham biasa. Tambahan lagi, melawatkan pembayaran dividen menjadikan memperoleh

Page 9: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

9

modal melalui penjualan obligasi sulit untuk dilakukan, dan hampir mustahil untuk

menjual lebih banyak saham preferen atau saham biasa.Akan tetapi, memiliki saham

preferen yang masih beredar memang dapat memberikan kesembatan bagi sebuah

perusahaan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya.

Investor saham preferen lebih beresiko dari pada obligasi karena:

1. Klaim para pemegang saham preferen berada dibawah klaim para pemegang obligasi pada

saat terjadi likuidasi

2. Pemegang obligasi kemungkinan besar akan tetapi terus menerima pendapatan selama

masa-masa sulit dibandingkan dengna pemegang saham preferen.

Beberapa saham preferen memiliki ciri-ciri yang mirip dengan obligasi perpetual

dalam hal tidak ada tanggal jatuh tempo, tetapi kebanyakan emisi baru telah memiliki

tanggal jatuh tempo tertentu.

Para emiten, saham preferen memiliki kerugian pajak secara relatif terhadap utang –

beban beban bunga dapat menjadipengurang pajak, tetapi dividen saham preferen tidak.

Meskipun begitu, perusahaan yang dikenakan tarif pajak yang rendah mungkin akan

memiliki insentif untuk menerbitkan saham preferen yang dapat dibeli oleh para investor

perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi, yang akan dapat mengambil keuntungan dari

pengecualian 70 persen dividen. Jika sebuah perusahaan memiliki tarif pajak yang lebih

rendah dari calon pembeli perusahaan, perusahaan tersebut mungkin lebih baik

menerbitkan saham preferen dari pada uang.Kuncinya di sini adalah bahwa keuntungan

pajak dari perusahaan dengan tarif pajak tinggi adalah lebih besar dari kerugian pajak

yang di tanggung oleh emiten dengan tarif pajak rendah.

Jenis saham preferen

1. Saham Preferen dengan Tingkat Bunga yang Dapat Disesuaikan

Sebagai ganti dari membayarkan dividen dalam jumlah tetap, dividen dari saham

preferen dengan tingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable rate preferred stock

– ARP) dikaitkan dengan tingkat suku bunga dari sekuritas pemerintah. ARP, yang

terutama diterbitkan oleh perusahaan fasilitas umum dan bank komersial besar, dipuji-

puji sebagai investasi perusahaan jangka pendek yang hampir sempurna karena (1)

hanya 30 persen dari dividen yang dapat dikenakan pajak bagi perusahaan, dan (2) fitur

Page 10: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

10

tingkat bunga mengambang yang dimiliki saham ini seharusnya akan tetap menjaga

emisi diperdagangkan mendapatkan nilai pari. Sekuritas baru ini terbukti sangat

popular sebagai jangka pendek bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki dana

menganggur sehingga rekasa dana yang hanya dirancang ;untuk berinvestasi disekuritas

ini muncul seperti jamur di musim hujan (saham atas dana tersebut, pada akhirnya,

akan dibeli oleh perusahaan-perusahaan). Akan tetapi, ARP masih memiliki volatilitas

harga akibat (1) adanya perubahan-perubahan pada tingkat risiko dari emiten (beberapa

bank-bank besar yang menertibkan ARP, seperti Continental Illinouis, menghadapi

masalah kredit macet yang serius) dan (2) adanya fakta bahwa imbal hasil pemerintah

mengalami fluktuasi di antara tanggal-tanggal penyesuaian tariff dividen. Jadi, ARP

memiliki cukup banyak ketidakstabilan  harga untuk dapat dimiliki dalam portofolio

aktiva yang likuid dari kebanyakan investor perusahaan.

2. Saham Preferen  Lelang Pesar

Pada tahun 1984, para bankir investasi  memperkenalkan saham preferen pasar uang,

atau leleng pasar (money market / market auction preferred). Di sini penjamin akan

melakukan lelang atas emisi setiap tujuh minggu sekali ( untuk mendapatkan

pengecualian 70 persen dari penghasilan kena pajak, para pembeli harus memiliki

saham paling tidak selama 46 hari), para pemilik yang ingin menjual saham mereka

dapat menempatkannya untuk dilelang pada nilai pari. Para pembeli kemudian

memberikan penawaran mereka dalam bentuk imbal hasil yang bersedia mereka terima

selama jangka waktu tujuh minggu ke depan. Imbal hasil yang ditentukan untuk emisi

periode berikutnya adalah imbal hasil terendah yang cukup untuk menjual seluruh

saham yang ditawari pada lelang hari itu. Pembeli akanmembayarkan sebesar nilai pari

kepada penjual; sehingga para pemegang saham dapat yakin bahwa saham mereka

dapat dijual pada nilai parinya. Penjual kemudian harus membayarkan dividen selama

jangka waktu tujuh minggu kedepan seperti yang telah ditetapkan oleh lelang.Dari

sudut pandang pemegang saham, saham preferen melalui lelang pasar adalah sekuiritas

dengan masa tujuh minggu berisiko rendah, hampir tidak kena pajak yang dapat dijual

di antara tanggal-tanggal lelang mendekati nilai parinay.Akan tetapi, jika tidak ada

cukup banyak pembeli yang menyamai penjual (meskipun dengan imbal hasil yang

tinggi), maka lelang berarti gagal, seperti yang sesekali yang pernah terjadi.

Page 11: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

11

Keuntungan dan kerugian saham preferen

a. Berikut adalah keuntungan-keuntungan utama dilihat dari sudut pandang emiten saham :

1) Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayarkan diveden proferen bukanlah

hal yang tercantum pada kontrak, dan melewatkan pembayaran dividen saham

preferen tidak dapat memaksa perusahaan dinyatakan bangkrut.

2)  Dengan menerbitkan saham preferen, perusahaan terhindar dari dilusi ekuitas biasa

yang terjadi ketika saham bisa dijual.

3)   Karena saham preferen terkadang tidak memiliki waktu jatuh tempo, dan karena

pembayaran dana pelunasan saham preferen. Jika ada, umumnya disebar dalam

jangka waktu yang cukup panjang, emisi saham preferen akan mengurangi

pengeluaran arus kas akibat pelunasan kembali pokok yang terjadi pada emisi

utang.

b.      Terdapat dua kerugian penting:

1)      Dividen saham preferen bukanlah pengurang pajak bagi emiten saham, sehingga

biaya saham preferen setelah pajak umumnya menjadi lebih tinggi daripada biaya

utang setelah pajak. Akan tetapi. Keuntungan pajak saham preferen bagi pembeli

dari kalangan perusahaan akan menurunkan biaya setelah pajaknya dan berarti juga

biaya efektifnya.

2)      Meskipun dividen saham preferen dapat dilewatkan, investor berharap dividen

tersebut dapat dibayarkan, dan perusahaan bermaksud untuk membayarkannya jika

kondisi mengizinkan. Jadi, dividen saham preferen dapat dianggap sebagai biaya

tetap. Oleh karenanya, penggunaan dividen tersebut, seperti dalam utang, akan

meningkatkan risiko keuangan dan akibatnya biaya ekuitas biasa.

B. Warran

Waran adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang memberikan hak

kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah tertentu saham perusahaan pada harga dan selama

jangka waktu tertentu. Waran didistribusikan dengan utang, dan digunakan untuk merangsang

investor membeli utang jangka panjang dengan tingkat kupon yang lebih rendah daripada

seharusnya. Waran adalah opsi beli jangka panjang yang memiliki nilai dimana pemegangnya

dapat membeli saham biasa perusahaan pada harga pelaksanaan tanpa melihat berapapun

kenaikan harga pasarnya.

Page 12: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

12

1. Harga Pasar Perdana Obligasi dengan Waran

Harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan waran = nilai utang biasa dari obligasi +

pengeluaran. Masalah utama dalam menentukan syarat-syarat obligasi dengan waran adalah

menilai waran. Terdapat satu perbedaan penting di antara opsi beli dan waran. Ketika opsi

beli dilaksanakan, saham yang diberikan kepada pemegang opsi akan berasal dari pasar

sekunder, tetapi ketika waran dilaksanakan, saham yang diberikan kepada pemegang waran

adalah saham yang baru diterbitkan.

Memberikan penilaian yang tepat atas waran adalah suatu hal yang penting. Jika untuk emisi

yang menggunakan harga awal, nilai yang diberikan kepada waran lebih besar dari nilai

pasarnya yang sebenarnya, maka tingkat kupon obligasi akan ditentukan terlalu rendah,

sehingga menyebabkan menjual paket obligasi dengan waran menggunakan nilai pari

menjadi sesuatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Sebaliknya, jika nilai waran dinilai

terlalu rendah maka tingkat kupon akan ditentukan terlalu tinggi. Hal ini artinya niali

obligasi dengan waran yang sebenarnya akan lebih besar dari harga emisi.

2. Penggunaan Waran dalam Pendanaan

Waran umumnya dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil yang tumbuh dengan

cepat sebagai “pemanis” ketika perusahaan-perusahaan tersebut menjual utang atau saham

preferen. Perusahaan seperti itu seringkali dipandang oleh investor sebagai investasi yang

sangan beresiko sehingga obligasi meeka dapat dijual hanya jika memberikan tingkat kupon

yang sangat tinggi dan dengan ketentuan perwaliamanatan yang sangat ketat.

Hampir seluruh waran saat ini dapat dilepaskan. Jadi, setelah suatu obligasi dengan waran

terjual, waran tersebut dapat dilepaskan dan diperdagangkan secara terpisah dari obligasi.

Harga pelaksanaan waran umumnya ditentukan sekitar 20 – 30 % di atas harga pasar saham

pada tanggal obligasi tersebut diterbitkan. Jika perusahaan mengalami pertumbuhan dan

maju, dan jika harga saham naik di atas harga pelaksanaan dimana saham dapat dibeli, para

pemegang waran dapat melaksanakan waran mereka dan membeli saham pada harga yang

telah ditentukan. Akan tetapi, tanpa insentif  waran tidak akan pernah dilaksanakan sebelum

jatuh tempo – nilainya di pasar tebuka akan jauh lebih tinggi daripada nilai jika

dilaksanakan, sehingga pemegangnya akan lebih menjual waran daripada  melaksanakan

waran.

Page 13: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

13

Terdapat 3 kondisi yang akan mendorong pemegang waran melaksanakan waran:

a. Pemegang waran pasti akan melaksanakan dan membeli saham jika waran segera

kadaluarsa dan harga pasar saham di atas harga pelaksanaan

b. Pemegang waran akan melaksanakan waran secara sukarela jika perusahaan menaikan

dividen yang diberikan atas pemegang saham dalam jumlah yang memadai

c. Waran kadangkala memiliki harga pelaksanaan yang dinaikkan, yang akan mendorong

pemegang waran melaksanakannya

Salah satu fitur waran yang menarik adalah bahwa waran pada umumnya akan menarik dana

hanya jika dana tersebut dibutuhkan.

3. Pengaruh Kekayaan dan Dilusi Akibat Waran

Perpindahan kekayaan itu merugikan para pemegang saham awal. Karena nilai pemegang

saham awal sudah jelas akan lebih baik jika tidak ada waran. Akan tetapi, bisa juga tidak

merugikan pemegang saham awal karena mereka memang pada akhirnya mengharapkan

terjadi perpindahan dan menerima kompensasi secara adil dengan turunnya pembayaran

kupon.

4. Komponen Biaya dari Obligasi dengan Waran

Ekspektasi tingkat pengembalian investor adalah biaya sebelum pajak perusahaan, hal ini

berlaku bagi saham biasa, obligasi biasa, dan saham preferen dan berlaku pula pada

obligasi yang dijual dnegan waran.

5. Masalah dalam Emisi Waran

Meskipun waran dibeli dengan investor dengan harapan akan menerima total

pengembalian yang sepadan dengan tingkat resiko secara keseluruhan dari paket sekuritas

yang dibeli, kenyataan kadang tidak terjadi seperti yang diharapkan.

C. Konvertibel

Sekuritas konvertibel ialah sebuah sekuritas yang biasanya berupa obligasi atau saham

preferen, yang dapat ditukarkan (konversi) pada opsi pemegangnya dengan saham biasa dari

Page 14: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

14

perusahaan yang menerbitkan. Berbeda dengan waran yang akan memberikan tambahan dana

bagi perusahaan, konversi ini tidak menghasilkan modal didalam neraca, utang atau saham

preferen, ini hanya digantikan oleh saham biasa. Menurunkan jumlah utang atau saham preferen

akan memperbaiki kekuatan keuangan perusahaan dan menjadikannya lebih mudah memperoleh

tambahan modal.

1. Penggunaan Konvertibel Dalam Pendanaan

Konvertibel memiliki keunggulan penting jika dilihat dari sudut pandang emiten:

a. Konvertibel, seperti obligasi dengan waran, menawarkan kesempatan bagi perusahaan

untuk menjual utang dengan tingkat bunga yang rendah dengan sebagai gantinya

memberikan kesempatan untuk berpartisipasi didalam keberhasilan perusahaan jika

perusahaan memang melakukannya dengan baik

b. Secara tidak langsung, konvertibel memberikan jalan untuk menjual saham biasa pada

harga yang lebih tinggi daripada harga yang saat ini berlaku.

Konvertibel juga memiliki kerugian penting jika dilihat dari sudut pandang emiten:

a. Meskipun penggunaan obligasi konvertibel dapat memberikan kesempatan bagi

perusahaan untuk menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga

penjualan sekarang, jika harga saham mengalami kenaikan yang sangat tinggi,

perusahaan mungkin akan menyadari bahwa lebih baik jiga digunakan utang biasa

walaupun biayanya lebih tinggi dan kemudian menjual saham biasa lalu melunasi

utangnya

b. Konvertibel umumnya memiliki kupon tingkat bunga yang rendah, dan keuntungan

biaya yang rendah ini akan hilang ketika terjadi konversi

c. Jika perusahaan sebenarnya ingin menaikkan ekuitas modal, dan jika harga saham tidak

mengalami kenaikkan yang cukup tinggi setelah obligasi diterbitkan, maka perusahaan

tetap akan harus menanggung utangnya

2. Konvertibel dan Biaya Keagenan

Salah satu potensi masalah keagenan antara pemegang obligasi dan pemegang saham

adalah subtitusi aktiva. Pemegang saham memiliki keinginan untuk tetap melaksanakan

proyek-proyek yang mendatangkan keuntungan tinggi meskipun proyek itu juga akan

meningkatkan tingkat risiko perusahaan, hal ini memicu terjadinya perpindahaan

kekayaan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi. Tetapi ketika utang

Page 15: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

15

konvertibel diterbitkan, tindakan yang akan menaikkan tingkat risiko perusahaan 

kemungkinan juga akan menaikkan nilai utang konvertibelnya. Sehingga keuntungan

pemegang saham harus dibagi dengan pemegang obligasi konvertibel. Dikarenakan

pembagian keuntungan ini maka akan menurunkan biaya keagenan.

3. Perbandingan Akhir Antara Waran dan Konvertibel

Perbedaan antara utang dengan waran dan utang konvertibel

a. Pelaksanaan waran akan membawa modal ekuitas baru masuk, sedangkan konversi

dari konvertibel hanya akan mengakibatkan terjadinya perpindahan secara akuntansi

b. Berhubungan dengan fleksibilitas, kebanyakan emisi konvertibel mengandung suatu

ketentuan pembelian kembali yang memungkinkan emiten melunasi kembali

utangnya atau memaksa terjadinya konversi, tergantung pada hubungan diantara nilai

konversi dan harga pembelian kembali. Sedangkan sebagian besar waran tidak dapat

dibeli kembali sehingga perusahaan harus menunggu hingga saat jatuh tempo bagi

waran untuk menghasilkan ekuitas modal baru

Waran biasanya memiliki waktu jatuh tempo yang lebih singkat daripada konvertibel dan

waran biasanya kadaluwarsa sebelum utang yang menyertainya jatuh tempo. Waran

memberikan saham biasa dimasa depan yang lebih sedikit daripada konvertibel. Dalam

konvertibel, seluruh utang akan dikonversi menjadi saham biasa sedangkan ketika waran

dilaksanakan masih tetap akan ada utang yang masih harus dilunasi oleh perusahaan.

Fakta ini menunjukkan perusahaan yang menerbitkan utang plus waran sebenarnya lebih

tertarik untuk menjual utang daripada menjual ekuitas.

Biasanya perusahaan yang menerbitkan utang dengan waran adalah perusahaan yang

lebih kecil dan lebih berisiko daripada perusahaan yang menerbitkan konvertibel. Sulit

bagi calon pemberi pinjaman untuk menilai tingkat risiko dari perusahaan tersebut, dan

tentunya akan mengalami kesusahan ketika menentukan suatu tingkat suku bunga yang

wajar. Hal ini membuat investor enggan menempatkan investasinya sehingga perusahaan

perlu menentukan tingkat suku bunga tinggi untuk menarik modal utang.

Akhirnya terdapat satu perbedaan yang signifikan pada biaya emisinya. Obligasi dengan

waran umumnya membutuhkan biaya emisi sekitar 1,2 persen lebih tinggi daripada biaya

emisi konvertibel. Umumnya pendanaan obligasi dengan waran dikenakan biaya

penjaminan yang jumlahnya mendekati rata-rata tertimbang biaya yang terkait dengan

Page 16: PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

16

emisi utang dan ekuitas, sedangkan biaya penjaminan untuk konvertibel secara

substansial lebih rendah jumlahnya.