PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI...

89
PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Kholik A. JURUSAN JINAYAll SlYASAH PROGRAM STUDI SIYASAH SYAR'IYYAH FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM VIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H 12006 M

Transcript of PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI...

Page 1: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG

REVOLUSI DAN ISLAM DI INDONESIA

Oleh:

Kholik A.

JURUSAN JINAYAll SlYASAH

PROGRAM STUDI SIYASAH SYAR'IYYAH

FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM

VIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H 12006 M

Page 2: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKt\ TENTANG

REVOLUSI DAN ISLAM DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajulmn Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh:

Kholik A.NIM: 102045225168

Oi Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Drs. Tabrani Syabirin, M.AgNIP: 150312427

Pembimbing II

NIP: I

/

JURUSAN JINAYAH SIYASAH

PROGRAM STUDl SIYASAH SYAR'IYYAH

FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HlDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H 12006 M

Page 3: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

PENGESAHANPANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Pemikiran PoIitik Tan Malaka Tentang Revolusi danIslam Di Indonesia", telah diajukan dalam sidang Munaqosah Fakultas Syari'ah danHukum Jurusan Jinayah Siyasah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Strata I (Sl) pada Jurusan Jinayah Siyasah.

Jakarta, 24 Januari 2006Mengetahui,

Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum

( Prof. Dr. R. Muhammad Amin Suma, SR. MA. MM)NIP. ISO 210 422

L Ketua

2. Sekretaris

3. Penguji I

4. Penguji II

5. Pembimbing I

6. Pembimbing II

: Sri Hidavati, MAgNIP. 150282403

: Drs. H. Afifi Fauzi Abbas, MANIP. 150210 421

: Yayan Sopyan, MAgNIP. 150277 911

: Drs. H. Tabrani Syabirin, MAgNIP. ISO 302 998

: Drs. Noryamin Aini, MANIP. 150247330

., )

Page 4: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, hanya kepada Allah SWT, puji dan syukur penul is panjatkan.

Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Cukup bagiku Allah

sebagai wakil, sebaik-baik tuan dan sebaik-baik penolong. Dialah Allah yang Maha

Esa, yang menciptakan alam semcsta dan Maha Pengatur makhluk-Nya. Salawat scrta

salam untuk kekasih-Nya kanjeng Nabi Muhammad SAW. Pembawa syariat yang

sempurna atas para Nabi dan Rasul untuk mendamaikan, mensejahterakan dan

memberikan ketentraman bagi umatnya, sehingga kita menjadi umat yang mulia

karena ajarannya baik di bidang akhlak maupun ilmu pengetahuan.

Penulis berusaha seoptimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ml, namun

sudah pasti banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasannya. Untuk itu

kritik dan saran sangat diharapkan. Sebagai karya ilmiah, skripsi ini bertujuan untuk

memberikan masukan kepada pihak-pihak yang peduli dengan masalah ini dan pihak

yang terkait dengan masalah ini.

Penyelelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu

penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung yang membantu serta mendorong selesainya skripsi ini sampai tahap

awal penulisan hingga diterimanya sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Hukum Islam (S.HI) pada Fakultas Syari'ah dan Hukum U1N Syarif Hidayatullah

Jakarta. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada :

Page 5: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

1. Prof Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA selaku Dekan FakuItas Syari'ah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis ulltuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Asmawi, M.Ag, dan Sri Hidayati, M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Prol,'Tam

Studi Siyasah Syar'iyyah atas bimbingan dan dukungannya.

3. Bapak Drs. Tabrani Syabirin, 11.Ag, dan Drs. Noryamin Aini, MA, saya haturkan

terima kasih yang telah membimbing penulis dalal11l11enyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum, dan K.H. Abus Suyuf Bin Abdillah

Mathali', yang telah l11emberikan ilmunya kepada penulis.

5. Kedua orang tua yaitu Ayahanda H. Asy'ari dan Ibunda Yundariyah sekeluarga,

kepada beliau skripsi ini penulis persembahkan. Segala pengorbanan dan cucuran

air l11ata yang tidak l11engenal han dan waktu, sel11ata-mata untuk keberhasilan

penulis, semoga keduanya l11endapatkan kasih sayang Ilahi dan keridhoan-Nya.

6. Adik-adikku tersayang Andini, Wasi'ah, Yatik, Hosl11awa, Hafir, dan Bek Ziaroh

yang telah l11embenkan semangat kepada penulis. Dan kawan-kawan Semanggi

Sai, Rahem, Ecuk, Enjai, Udin Bajigur, Yamin, Fian, dan Keluarga FORMAD,

dan kawan-kawan Program Studi Siyasah Syar'iyyah, Tagin, Febri, Luli, Ii', Irwa,

Ida, yang tidak bisa disebutkan semuanya, penulis tidak bisa lupakan.

PenuIis berharap semoga karya yang sederhana illi dapat bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya, serta dapat menambah khazanah keilmuan kita. Amin

Jakarta, 24 Januari 2006

Penulis

Page 6: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

DAFTARISI

KATAPENGANTAR .

DAFTAR ISI........................................................................................................ III

BABI

BABII

PENDAHULUAN .

A. Latar Belakang Masalah ..

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 12

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 13

D. Review Studi Terdahulu 13

E. Metode Penelitian 16

F. Sistematika Penulisan 17

TAN MALAKA TOKOH REVOLUSIONER DARI

BUMI MINANGKABAU 19

A. Riwayat Hidup Tan Malaka.................................................... 19

B. Masa Pendidikan Tan Malaka................................................. 20

C. Petualangan Politik Tan Malaka 22

D. Karya-karya Tan Malaka 30

E. Tan Malaka, Tokoh kiri dari Sumatra Barat............... 32

F. Tan Malaka dan Ideologi Marxisme...................................... 35

Page 7: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABID

BABN

REVOLUSI AWAL LEPAS DARI PENINDASAN 39

A. Revolusi dalam PerspektifTan Malaka.................................. 39

B. Revolusi Nasional; Usaha untuk Membebaskan Indonesia

dari Penindasan Kaum Penjajah 45

C. Islam dan PerspektifTan Malaka 47

D. Keterlibatan dan Keperpihakan Tan Malaka Terhadap

Perpolitikan Islam............................................................ 51

E. Pemikiran Tan Malaka dalam Menghadapi Perpecahan

Sarekat Islam dan Partai Komunis Indonesia........................ 52

F. Pandangan Tan Malaka di Komintem: usaha Menyatukan

Dua Karang Gerakan Pan Islamisme dan Komunisme di

Indonesia................................................................................ 58

ANALISIS PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAI(A

TENTANG KONSEP REVOLUSI DAN ISLAM................... 62

A. Tan Malaka dalam Hubungannya dengan Marxisme 62

B. Tan Malaka dalam Hubungannya dengan Islam..................... 65

C. Tan Malaka dalam Kemelut Revolusi..................................... 67

D. Relevansi Pemikiran Politik Tan Malaka Terhadap

Perpolitikan Masa Kini 72

a. Nasionalisme dan Politik 73

b. Islam sebagai Etika Berpolitik.......................................... 75

Page 8: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABV PENUTUP................................................................................... 78

A. Kesimpulan............................................................................. 78

B. Saran 79

DAFTARPUSTAKA.......................................................................................... 80

Page 9: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meskipun jarang terjadi, namun revolusi J merupakan momentum penting

dalam dunia modern. Bennula dari Prancis pada tahun 1789-an sampai di

Vietnam pada pertengahan abad XX. Sejarah revolusi yang terjadi di seantero

dunia telah banyak membawa perubahan pada organisasi Negara, struktur kelas

sosial, dan ideologi yang dominan. Revolusi telah melahirkan banyak Negara

yang memiliki kekuasaan dan otonomi yang jauh melebihi kekuasaan mereka

sebelum revolusi.2

Revolusi merupakan satu peristiwa besar yang bekerja secara ganda, kekuatan

penghancur sekaligus penciptaJ Revolusi sungguh-sungguh harus bersifat

revolusioner. 1a harus merupakan suatu penjungkirbalikkan dan pendobrakan

I Revolusi merupakan suatu perubahan yang mendadak dan tajam dalam siklus kekuasaansosial. Ia tercermin dalam perubahan radikal terhadap proses pemerintahan yang berdaulat terhadapkewenangan dan legitimasi resmi, dan sekaligus perubahan radikaJ dalam konsepsi tataran sosialnya­transformasi demikian pada umumnya telah diyakini, tak kan mungkin dapat terjadi tanpa kekerasan.Tapi seandainya mereka melakukannya tanpa pertumpahan darah, tetap masih dianggap revolusi.Samuel P. Hungtington, merumuskan revolusi sebagai suatu penjungkir balikkan nilai-nilai, mitos,lembaga-lembaga politik, struktur sosial, kepemimpinan, serta aktivitas maupun kebijaksanaanpemerintah yang telah dominan di masyarakat. Eisenstadt, Revolusi dan Transjormasi Masyarakal, terj.Chandra Johan, (Jakarta: CV Rajawali, 1986), Cet. 1, hal. 5

2 Theda Skocpol, Negara dan Revolusi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1991), hal. 1

3 Hary Prabowo, Perspektif Marxisme, Tan Malaka: Teori dan Praktis Menu}u Republik,(Yogyakarta: Jendela, 2002), Cet. 2, hal. ix

Page 10: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

2

segala nilai lama sampai keakar-akamya,4 sebuah perubahan sosial yang dalam

suatu waktu meluluhlantakkan tatanan masyarakat lama dan menciptakan tatanan

masyarakat baru. Juga harus diakui, bahwa revolusi tentu melibatkan massa

rakyat yang bukan hanya busa-busa kosong dalam gelombang sejarah, namun

menjadi arus utama dan penentu dalam gelombang perubahan itu sendiri. Sebab,

revolusi adalah kekuatan radikal dan progresif yang mengbancurkan sistem tua

dengan mengerahkan sepenuh-penuhnya tenaga rakyat tertindas menuju

terciptanya tatanan masyarakat baru. Disinilah letak pesona yang paling

mendasar, kenapa revolusi menjadi persoalan (dikursus keilmuan) yang menarik

untuk dikaji secara lebih mendalam.

Pada dasarnya revolusi dipahami sebagai proses yang amat luar biasa, sangat

kasar dan merupakan suatu gerakan yang paling terpadu dari seluruh gerakan-

gerakan sosial apapun. Ia dipahami sebagai ungkapan ata.u pernyataan akhir dari

suatu keinginan otonom dan emosi-emosi yang mendalam serta mencakup

segenap kapasitas keorganisasian maupun ideologi, proses sosial yang dikerjakan

secara seksama. Khususnya citra utopis atau pembebasan yang bertumpu pada

simbol-simbol persamaan, kemajuan, kemerdekaan. Dengan asumsi sentral;

bahwa revolusi akan menciptakan suatu tatanan sosial baru yang lebih baik. 5

4 Taufik Abdullah, Denyu! Nadi Revolusi Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum,1999) haL 4

5 Eisenstadt, Op. Cit, haL 3

Page 11: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

3

Seperti halnya dikatakan Franz Kafka (1883-1924)" setiap revolusi akan menguap

dan kemudian hanya menyisakan sebuah birokrasi baru".

Revolusi tidak hanya dipahami sebagai peristiwa temporer dan frustasi

marjinal atau kegelisahan saja. Revolusi terjadi karena berbagai anomali

(pergeseran) sosial atau ketimpangan yang sangat fundamental, terutama

perjuangan antar elit, perpaduan pergolakan tersebut dengan kekuasaan sosial,

maupun konflik golongan yang lebih dalam dan menyebar lebih luas seperti

konflik kelas dan dislokasi serta mobilisasi sosial juga organisasi-organisasi

politik dari berbagai kelompok sosial yang lebih besar (khususnya yang baru

muncul). Maka secara spesifik revolusi merupakan upaya untuk membebaskan

masyarakat, negara dari sebuah kungkungan sistem ku,asa yang dianggap tidak

lagi relevan dan tidak lagi berpihak pada keadilan (justice) serta prinsip-prinsip

dasar kemanusiaan lainnya. 6

Oleh karenanya, revolusi merupakan manifestasi dari harapan-harapan agar

tercipta sistem, kondisi masyarakat serta kehidupan bangsa yang lebih baik,

independen serta penuh kebebasan. Itulah sebabnya Crane Brinton seperti yang

dikutip oleh Jalaluddin Raklunat mengatakan revolusi selalu mengejutkan "the

actual revolution is always a surprise,".7

6 Eisenstadt, Revolusi dan Transjormasi Masyarakal, teIj. Chandra Johan, (Jakarta: CVRajawali, 1986) hal. 3

7 Jalaluddin Rahmat, Rekayasa Sosial: Rejormasi alau RevDlusi, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1999) hal. 182

Page 12: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

4

Di samping persoalan di atas revolusi tentu juga mengandung aspek-aspek

pokok lainnya berupa gagasan perubahan (paham) dan tokoh panutan. Gagasan

merupakan kekuatan pencerah yang bekerja mengelupas kesadaran masyarakat

lama menuju keinsyafan baru sekaligus memandu siapa yang harus dilawan, cara

perlawanan dan tujuan perubahan yang hiirus terjadi. Proses revolusi dan

tercapaiannya sangat ditentukakan oleh kualitas banglman epistimologi yang

menyusun gagasan-gagasan tersebut. Sebab, revolusi tentu bukan gerakan

berdasar "Ielamunan" atau bisikan wahyu. Bisa dibayangkan bila revolusi tanpa

dipandu oleh seperangkat gagasan yang baik, maka yang terjadi hanyalah amuk

massa yang sarna dengan kekacauan dan kehancuran tatanan sosial. Segala

penghancuran yang tak menawarkan daya cipta adalah sampah.8

Revolusi tidak pemah lepas dari keterlibatan ma.ssa, baik massa yang

teroganisir maupun tidak. Dalam sejarah Indonesia, gerakan yang melibatkan

massa rakyat pemah terjadi beberapa kali, pada 1926/1927, pemberontakan

meletus di Jawa pada bulan Nopember 1926, di Sumatra pada Januari 1927.

Tetapi semua usaha tersebut menemui kegaga1an secara massif. Kegagalan

tersebut dikarenakan belum siapnya kekuatan yang dimiliki oleh rakyat, sehingga

pemberontakan di pelbagai daerah dapat dipatahkan oleh pemerintah Hindia

Belanda. Sebenarnya Tan Malaka ketika tiba di Singapura, ia meyakinkan paling

tidak ada dua pemimpin Komunis, yaitu Suhakat dan Djamaludin Tamin bahwa

8 Hal)' Prabowo, Op.Cit., hal. x

Page 13: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

5

keadaan-keadaan tidak memungkinkan untuk suatu revolusi9 Gerakan politik

komunis pada waktu itu lebih mengutamakan anarkis. Tan Malaka mengajukan

konsep massa-aksi yang teratur dan teorganisir. Strategi perj uangan yang

dimajukan lebih mengandalkan taktik-taktik "pemboikotan" dan "Pemogokan"

daripada tindakan-tindakan kekerasan yang pada akhimya akan melemahkan atau

menghancurkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. 10

Karenanya, sejarah revolusi sosial dunia tidak dapat dipungkiri selalu

melibatkan masyarakat dan tak jarang revolusi terjadi dengan mengorbankan

ratusan, ribuan bahkan jutaan nyawa manusia. Sebab, dalam terminologi revolusi

gerakan massa merupakan kekuatan penghancur, sekaligus sebagai kekuatan

perubahan. Ambillah contoh kasus meletusnya gerakan reformasi untuk

melengserkan Soeharto sebagai tokoh sentral kekuatan Orde Baru Tahun 1997-

1998, dimana puluhan mahasiswa dari perbagai perguruan tinggi seperti Trisakti

dan masyarakat menjadi korban dalam drama refonnasi tersebut.

Namun perlu diingat, bahwa tidak semua gerakan yang melibatkan massa

rakyat yang menjadi penentu dalam proses perubahan sosial-politik. Tidak bisa

disebut revolusi manakala perubahan tersebut masih seputar perubahan

kepemimpinan dan kebijakan politik saja, sedang nasib rakyat tidak berubah.

Gerakan massa semacam itu dilihat sebagai fenomena politik yang muncul dari

9 George Me Tuman, Rejleksi Pergumulan Lahimya Republik, Nasionalisme dan Revolusi diIndonesia, (teIj. Nin Bakdi Soemanto) (Yogyakarta: UNS Press, 1995) Cet. 2, hal. 106

10 Tan Malaka, Gerpolek, Gerilya-Polilik-Ekonomi, (Jakarta: Djambatan, 2000) hal. IX

Page 14: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

6

proses politik semata. Perubahan terjadi karena pergeseran perimbangan kekuatan

dan pertarungan di antara para kontestan untuk merebut hegemoni dan

mengendalikan Negara. 11 Sementara dalam konteks takoh adalah pemilik dan

penyebar gagasan yang kerapkali menjadi inspirator dan sekaligus berfungsi

menjadi pemimpin pergerakan masyarakat, antara tokoh dan gagasan nyaris tidak

bisa dipisahkan, karena keduanya inheren dalam suatu belati ketajamannya. Oleh

karenanya revolusi harus ditopeng oleh adanya tokoh pelopor perubahan.

Banyak kasus revolusi di dunia ini selalu melahirkan tokoh-tokoh pelopor

perubahan. Revolusi Praneis (1789-1799) melahirkan Reobespierra, seorang

tokoh dari kubu Montagne yang disegani dan legendaris di kalangan rakyat jelata.

Di Rusia, lewat revolusi Oktober (1917) yang menggoneangkan dunia itu, muneul

pula tokoh-tokoh legendaris seperti Lenin dan Trotsky dari kubu Bolshevik.

Sebagai kekuatan revolusioner yang berdasar pada perjuangan kelas, kala

Bolshevik meletakkan kekuatannya pada kelas Proletar (All power to the soviet)

dan membentuk tentera sendiri (Tentera Merah) dan mempropagandakan gagasan

anti pemerintah Borjuisi. 12 Cina melahirkan revolusi kebudayaan (1966),

melahirkan tokoh Mau Zedong, seorang pelopor dalam peristiwa long march

untuk mendukung paham komunis ke wilayah Cina, dengan menggunakan basis

11 Jalaluddin Rahmat, Rekayasa Sosial: Reformasi alau Revolusi, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1999) hal.208

12 Hary Prabowo, Gp. Cil., hal. Xi

Page 15: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

7

barunya Shaanxi sebagai landasan untuk melancarkan serangan gerilya terhadap

Kuo Min Tang. 13

Demikian juga dengan pengalaman revolusi di Indonesia, dari tahun 1nO-an

sampai proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan berianjut sampai 1949,14

juga telah banyak melahirkan tokoh-tokoh revolusioner seperti Soekarno, Sjahrir,

Moh. Hatta, dan Tan Malaka, dari empat raksasa revolusi nasional inilah

Indonesia dapat menemukan wajah barunya berupa kemerdekaan.

Dalam penulisan studi ini penulis tidak mengupas semua gagasan para tokoh

tersebut, melainkanlebih spesifikpada kajian tentang gagasan Tan Malaka.

Dalam latar gerak sejarah revolusioner yang panjang telah menjadikan Tan

Malaka sebagai "momok Zaman" yang kontroversial, sepak teIjang perjnangan

yang penuh intrik dan konsekuen terhadap nilai-nilai pergerakan serta ideologi

Marxis yang diyakininya, telah merUadikan dia sebagai salah satu tokoh

revolusioner besar dunia yang tak pernah merasakan nikmatnya perjnangan,

hidup dalam kejaran wa1:tu dan musuh seakan telah menjadi bagian episode takdir

kehidupan yang harus dilewatinya, jeruji penjara kaurn penjajah untuk

membebaskan negeri ini dari kungkungan dan cengkrarnan kaurn penjajah.

Karena bagi Tan Malaka MERDEKA 100% adalah satu jarninan buat terus

merdekanya Indonesia. Tanpa MERDEKA 100% Indonesia takkan bisa

13 Niccholas Tate, Eksplorasi Sejarah Perang Dunia, (Jakarta: CV. Lontar Utama, 2001) hal.177

14 Hary Prabowo, Op.Cit, hal. xii

Page 16: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

8

mengadakan kemakmuran cukup buat dirinya sendiri. Karena tak akan diberi

kesempatan oleh kapitalisme asing buat mendirikan "Industri-Berat nasional".15

Maka memerdekakan Indonesia secara 100% adalah suatu hal yang tak bisa

ditawar-tawar lagi, walaupun nyawa harus menjadi taruhannya.

Berbicara tentang Tan Malaka, maka kita berbicara mengenai tokoh

legendaris. Boleh jadi, dialah pejuang paling misterius sepanjang sejarah

kemerdekaan. Selama hidupnya ia hanya beberapa tahun saja merasakan

kebebasan dan berjuang di tengah-tengah rakyat, dan selebihnya ia berada dalam

penjara. Terhitung sejak pertama kali ia teIjun dalam aktivitas politik yang

sebenamya, yaitu sejak kepindahannya dari Sumatra (sehabis pulang dari

Belanda) ke Jawa pada Juni 1921 dan setelah itu bergabung dengan PKI, serta

jabatan ketua PKI sempat di tangannya. Kemudian pembuangannya yang begitu

lama menimpanya, ketika tuduhan mengganggu keseimbangan "rust en orde"

yang berusaha dijaga oleh pemerintahan Hindia Belanda jatuh padanya, itu terjadi

pada Maret 1922. Karena itu praktis Tan Malaka hanya mempunyai waktu satu

tahun lamanya untuk berjuang, kemudian dari Agustus 1945 sampai Juli 1946 ia

juga bam merasakan kebebasannya, selebihnya, sampai saat ini ia tewas terbunuh.

Tan Malaka telah banyak menghabiskan waktunya di dalam penjara. Kalau

IS Tan Malaka, Merdeka 100% Tiga Percakapan Ekol1omi-Politik,(Jakarta: MaJjin, 2005) cet.2 hal. 40

Page 17: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

9

dihitung-hitung selama hidupnya praktis hanya mempunyal waktu dua tahun

lamanya untuk beIjuang secara terbuka. 16

Hampir seluruh perjalanan hidup beliau ia pergunakan untuk berjuang di

bawah tanah, lari dari kejaran intel-intel imperialis, bersembunyi, memiliki

banyak nama samaran dan berpindah dari satu Negara kenegara lain. 17 Sosoknya

yang misterius inilah salah satu yang menyebabkan penulis tertarik untuk

menilitinya.

Satu hal yang sangat tertarik untuk menjadikan Tan Malaka sebagai obyek

dalam studi ini adalah, bahwa dengan sederet nama samaran yang dimiliki (Elias

Fuentes, Gng Soong, Cheng Kun Tat, Eliseo Rivera, Howard Law, Ramli Husein

dan Ilyas Husein) Tan Malaka adalah seorang Marxis yang berbeda. Dialah

seorang tokoh yang memiliki pandangan terlengkap baik dalam konteks revolusi

dunia maupun revolusi nasional Indonesia. Dalanl hal pene:rapan ajaran Marxisme

sebagai komponen ilmu dan cara pandang terhadap dunia dan garis perjuangan,

Tan Malaka menjadi tokoh yang mampu membumikan gagasan atau paham

tersebut pada konteknya. Ia adalah penafsir dinamis dan dialektis, suatu yang

menempatkan dirinya bukan seorang tahanan dogma. 18

Dalam penulisan studi ini, penulis berusaha untuk rnenjelaskan sikap dan

pemikiran Tan Malaka yang nasionalistik terutama pemikirannya tentang revolusi

16 Safrizal Rambe, Pemikira/l Poliiik Tan Malaka, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) eel. Ihal. 6

17 Ibid, hal. V

18 Hary Prabowo, PerspektifMarxisme Tall Malaka, hal. xiv

Page 18: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

10

dan Islam serta keperpihakannya terhadap perpolitikan Islam. Selain itu tulisan ini

juga akan membahas tentang bagaimana kaitan Tan Malaka dengan ideo1ogi

Marxis yang ia katakan sebagai ideologi yang dianutnya. Dalam lingkaran

pemikiran tentang politik yang berkembang di Indonesia, selama ini Tan Malaka

dikenal sebagai komunis. Apalagi bila melihat banyaknya asumsi, statemen yang

menyatakan bahwa Tan Malaka adalah seorang komlmis rasanya slliit untuk

ditepis apalagi bila menyimak keterlibatannya dalam KOMINTERN dan PKI.

Namun adalah citra lain (Nasionalis) yang dapat dilekatkan kepadanya selain

seorang komunis, yang seakan-akan itu adaiall sesuatu yang sudah semestinya

(Taken for granted). 19

Kalau membaca karya-karyanya sejak awal dan mengikuti perjalanan

hidupnya yang revolusioner, kita akan jumpai Marxisme yang ada dalam dirinya

tidak dianggap sebagai dogma yang beku, yang selalll saja menuruti tafsiran

Lenin dan Stelin. Apalagi pasca pemberontakan PKl 1926/1927 dan pendirian

PARI, Tan Malaka mulai menunjukkan independensinya dalam meneIjemahkan

Marxisme dan muIai bergerak mendekati nasionalisme.

Menurut Safrizal Rambe penuIis buku "Pemikiran Politik Tan Malaka" Tan

Malaka adalah seorang revolusioner, radikal dan kiri; ia seorang yang kiri

19 Safrizal Rambe, Op.Cit. hal. Vii

Page 19: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

11

nasionalis2o Dan begitupun dalam pandangan kami penulis, Tan Malaka

merupakan seorang kiri nasionalis.

Dalam sistem berpikimya, Tan Malaka banyak menempatkan nasionalisme

sebagai hal terpenting. Baginya nasionalisme adalah perwujudan dari merdekanya

Indonesia yang didasarkan atas sosialisme dan bersatunya kekuatan-kekuatan

revolusioner. TelUtama kekuatan Islam dan nasionalis dan komunis. Pada

mulanya ia memang berharap banyak dari PKI sebagai partai pelopor. Karena Tan

Malaka yakin bahwa PKI tidak akan mampu memonopoli dan berjuang sendiri

melawan Belanda yang kuat dan otoriter. Apalagi ia mengetahui bahwa PKI

sebagai organisasi politik belum berakar di dalam masyarakat ketika itu. Ia

menambahkan bahwa dalam Negara yang berpenduduk mayoritas Islam, maka

Sarekat Islam adalah satu kekuatan revolusioner yang harus didukung dan keliru

apabiia PKI memusuhinya. Seperti apa yang dijelaskan oleh Safrizal Rambe,

bahwa Tan Malaka, tokoh yang kontroversial. Walaupun ia menjadi ketua PKI

dan wakil KOMINTERN untuk Asia Tenggara pernah clijabatnya, bukanlah dia

berarti komunis dalam pengertian umum yang biasa, setidaknya ia bukanlah orang

yang dogmatis dan doktriner daIam meneIjemahkan ajaran-ajaran Marxis. 21

Selama ini Tan Malaka seringkali dilihat sebagai seorang pemimpin komunis,

walaupun demikian ada sisi menarik yang sebenarnya yang terdapat dalam diri

Tan Malaka, yaitu aspek nasionalismenya yang selama. ini terlihat kurang di

20 Ibid, hal. vi21 Ibid, hal. 7

Page 20: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

12

eksplorasi dan diekspos. Sehingga kesan yang terekam dalam benak kita saat ini

adalah Tan Malaka yang sangat Marxian, bahkan tak jarang tudingan sebagai

pemberontak, kafir, sesat dialamatkan kepadanya.

Oleh karena itu, penilitian ini kiranya dapat memberikan pemahaman dan

kontribusi pemikiran yang jelas dan konkret bagi kita semua terutama dalam

memahami napak tilas perjuangan, pemikiran Tan Malak.a.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari sinilah, penulis mencoba menelaah lebih lanjut atas gagasan pemikiran

politik Tan Malaka tentang revolusi dan Islam. Revolusi sebuah perubahan

ketatanegaraan secara fundamental yang menyangkut pembagian kekuasaan

politik, sosial, ekonomi; dan sikap budaya masyarakat. Dan setelah itu, penulis

mencoba untuk memaparkan tentang konsep revolusi di Indonesia dan Islam

dalam perspektif Tan Malaka guna mencari relevansinya terhadap perpolitikan

masa kini.

Dalam penulisan ini penulis mengklarifikasikan dalam beberapa persoalan

pokok yang dirumuskan dalam rumusan sebagai berikut:

1. Siapa sebenarnya Tan Malaka?

2. Bagaimana pemikiran Tan Malaka tentang revolm;i di Indonesia?

3. Bagaimana Islam dalam Prespektif Tan Malaka, sejauh mana

keberpihakan Tan Malaka terhadap perpolitikan Islam di Indonesia?

Page 21: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

13

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

I. Untuk mengetahui lebih dalam pemikiran politik Tan Malaka terhadap

perpolitikan di Indonesia

2. Untuk mengetahui pemikiran Tan Malaka tentang revolusi di Indonesia

3. Untuk mengetahui lebih tentang Islam dalam perspeldifTan Malaka

4. Untuk mengetahui lebih dalam sejauhmana keterkaitan Tan Malaka dengan

ideologi Marxis

Kegunaan dari penelitian iill adalah :

I. Secara akademis, guna menyumbangkan karya ilmiah terutama untuk

memperkaya khazanah keilmuan politik Islam, khususnya yang berkaitan

dengan pemikiran dan dinamika politik Islam di Indonesia.

2. Secara praktis, dapat dijadikan sebagai dasar atau pembanding bagi para

peminat studi ini untuk mengkajinya secara lebih mendalam lagi.

3. Sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Sl bidang Siyasah Syar'iyyah di

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatuJlah Jakarta.

D. Review Studi Terdahulu

Tan Malaka sering dilihat sebagai seorang komunis, walaupun ada sisi

menarik yang sebenarnya terdapat dalam diri Tan Malaka yaitu aspek nasionalis

yang selama ini terdapat kurang dieksplorasi dan diekspos. Alasan ulama untuk

Page 22: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

14

melakukan skripsi ini karena kurangnya studi yang yang memfokuskan pada

pemikiran politik Tan Malaka Tentang Revolusi dan Islam. Selama ini hanya ada

studi yang membahas pemikiran Tan Malaka Marxisme dan Agama, diantaranya

skripsi Ahmad Zarfani Fakllltas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Peradaban

Islam yang berjudul, "Pandangan Tan Malaka terhadap Marxisme dan Agama".

Zarfani dalam studinya ini lebih membahas pemikiran Tan Malaka tentang

Marxisme dan Agama, dari skripsi inilah kita dapat mengetahlli pandangan

tentang Marxisme dan Agama. Tan Malaka mengatakan yang dikutip oleh

Zarfani;

Marxisme sendiri oleh Tan Malaka di taftirkan dengan, bagaimanamanusia harus berperilaku secara lurus sesuai dengan hukum alam. Madilogmerupakan pengejawantahan suatu cara berpikir yang menuntut agarmanusia konsekuen dengan kelurusan hukum-hukum alam itu, teratur,sistematis dengan mengakt!fkan seluruh potensi energi berpikir kita untukmemandang hidup sebagai struktur yang mendomng kita untuk berbuatsecara terstruktur pula, dan untuk itu manusia men(punyai tujuan hidup yangjelas. Tan Malaka mengatakan bahwa Marxisme bukanlah dogma, melainkanpetunjuk untuk revolusi. Dan Tan Malaka juga mengatakan bahwa Marxismetidak bisa di salin begitu saja ke bumi Indonesia, /m'rena Indonesia berlainansekali kondisinya dengan Eropa. 21

Dalam pandangan terhadap agama Islam, Kristen, dan Yahudi TanMalaka dengan ketiga agama itu merupakan kepercayaan-kepercayaan AsiaBarat.22 Dalam hal ini Tan Malaka berpendapat bahwa agama adalahmerupakan alat perjuangan untuk melawan dari penguasa yang sewenang­wenang. Orang yang hidupnya tertindas atau orang yang berasal dari statusyang rendah dapat melakukan apa saja yang dihendakinya. 23

21 Ahmad Zarfani, Pandangan Tall Malaka lerhadap Marxisme dan Agama,Skripsi, (Jakarta:Fakultas Adab dan Humaniora DIN Syahid Jakarta, 2002) hal. 20

22 Ibid, hal. 38

23 Ibid. hal. 29

Page 23: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

15

Dan satu lagi yang dapat kita jumpai skripsi M.A Hisyam KaIim, Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat, Jurusan Aqidah Filsafat, mengenai Tan Malaka yang

berjudul, "Agama dalam Pandangan Tan Malaka". Dalam skripsi ini lebih pada

pandangan Tan Malaka tentang Agama, menurut Tan Malaka yang dikutip

Hisyam Karim:

Agama sebagai urusan pribadi yang memiliki kebebasan berpendapat danberkepercayaan. Kepercayaan pada masing-masing orang sesuai dengankecocokan , 1a menjelaskan, ..... .benar tidaknya ,matu kepercayaan ituterserah rada otak perasaan, kemauan, atau singkalnya pada jiwa masing­masing. 2

Berbeda dengan dua skripsi di atas, skripsi kami ingin mencermati bagaimana

pemikiran politik seorang nasionalis yang mengidentifikasi dirinya sebagai

penganut Marxisme. Karena nasionalisme adalah perwujudan dari merdekanya

Indonesia yang didasarkan atas sosialisme dan bersatunya kekuatan-kekuatan

revolusioner yaitu Islam, Nasionalis, Komunis, dan kesadaran untuk merdeka dan

peljuangan yang tanpa henti akhirnya membuahkan basil. Skripsi ini lebih

melihat pada peranan Tan Malaka dalam gerakan da.n perjuangan merebut

kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda dan melakukan gerakan-gerakan

revolusinya, untuk bebas dari cengkraman kaum imperialisme. Inti dari skripsi ini

lebih ditekankan pada pemikiran politik Tan Malaka tentang Revolusi dan Islam

di Indonesia.

24 MA Hisyam Karim, Agama dalam Pandangan Tan Malaka, Skripsi (Jakarta: FakultasUshuluiddin dan Filsafat UlN Syahid Jakarta, 2004) hal. 64

Page 24: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

16

E. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Dalam skripsi ini objek penelitian difokuskan pada studi tokoh tentang

Pemikiran Politik Tan Malaka yang meliputi latar belakang kehidupan Tan

Malaka, Islam dan perspektif Tan Malaka, keterlibatan dan keperpihakan Tan

Malaka terhadap perpolitikan di Indonesia, dan konsep revolusi dan Islam di

Indonesia dengan mengambil sumber berdasarkan data-data yang terkumpul.

Data-data tersebut terbagi kepada dua yaitu data sebagai sumber primer dan data

sebagai sumber sekunder, sumber primer meliputi karya-karya Tan Malaka :

seperti Madilog, Gerpolek, Dari Penjara ke Penjara, lain-lain. Sedangkan sumber

sekunder meliputi buku-buku yang membahas tentang pemikiran Tan Malaka.

2. Tehnik Pengumpulan data

Dalam menggarap skripsi ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatitf

dimana pengumpulan data diperoleh dari berbagai sumber tertulis. Data tersebut

terbagi kepada dua sumber yaitu sumber Primer dan Sekunder. Sumber primer

diperoleh dari buku-buku karya Tan Malaka sendiri seperti Madilog, dan lain­

lain. Sumber sekunder diperoleh daTi buku-buku yang menulis tentang Tan

Malaka seperti karya Safrizal Rambe, Pemikiran Politik Tan Malaka, Perspektif

Marxisme, Tan Malaka; Teori dan Praktis Menuju Republik, dan lain-lain. Data

sekunder juga berupa majalah dan surat kabar. Karya-karya Tan Malaka sebagai

referensi utama serta karya orang lain yang menulis tentang Tan Malaka sebagai

Page 25: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

17

rujukan yang melengkapinya. Kemudian penulis mengkaji dan mempelajari

secara mendalam.

4. Tehnik Pengolahan Data

Data tersebut kemudian diklasifikasi sesmii dengan jlldul yang akan dibahas

oleh penulis. Secara metodologis, penelitian ini bersifat Deskripti-analitis.

Deskriptif berarti memaparkan dan menggambarkan pemikiran politik Tan

Malaka secara apa adanya. Analitis berarti lIpaya memahami posisi, pemikiran,

dan upaya mencari paradigrna baru pemikiran politik Tan Malaka, disertai kritik

dan kesimpulan. Adapun teknik penulisannya merujuk kepada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syari'ah dan Hukum (UIlN) Universitas Islam

Negeri SyarifHidayatullah Jakarta 2005.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan tentang isi dan esensi skripsi ml, maim

penulisannya dilakukan berdasarkan sistematika sebagai berikut :

BABI PENDAHULUAN

Yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Rreview Studi Terdahuli,

Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Page 26: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABn

BAB III

BABIV

BABV

18

PEMBAHASAN TENTANG LATAR BELAKANG KEHIDUPAN

TANMALAKA

Yang meliputi, Riwayat Hidup Tan Malaka, Masa Pendidikan Tan

Malaka, Petualangan Tan Malaka, Karya-karya Tan Malaka, Tan

Malaka: Tokoh Kiri dari Sumatra Barat, Tan Malaka dan Ideologi

Marxisme.

MEMBAHAS TENTANG GAGASAN TAN MALAKA

TENTANG REVOLUSI

Revolusi dan Islam dalam Perspektif Tan Malaka, Revolusi Nasional;

Usaha Untuk Membebaskan Indonesia dari Penindasan Kaum

Penjajah, Keterlibatan dan Keperpihakan Tan Malaka Terhadap

Perpolitikan Islam Di Indonesia, Pemikiran Tan Malaka Dalam

Menghadapi Perpecahan Sarekat Islam dan Partai Komunis Indonesia.

ANALISIS TERHADAP PEMIKlRAN POLITIK TAN

MALAKA

Hubungan Tan Malaka dengan Marxisme dan Islam di Indonesia, Tan

Malaka Dalam Kemelut Revolusi, dan Relevansi Pemikiran Politik

Tan Malaka Terhadap Perpolitikan Islam di Indonesia Masa Kini.

PENUTUP

Yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 27: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABil

TAN MALAKA TOKOH REVOLUSIONER DAR!

BUMI MINANGKABAU

A. Riwayat Hidup Tan Malaka

Rasanya akan kurang menyentuh pembahasan mengenai Tan Malaka bila kita

tidak mengawalinya dengan melihat sejarah kehidupan dia (Biografi) Tan Malaka

bernama lengkapnya Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka. Dia dilahirkan pada

2 Juni 1897 di Suluki, Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat. I Menurut Harry

A. Poeze, yang dikutip Safrizal Rambe tahun kelahiran Tan Malaka secara tepat

tidak diketahui, pada waktu belum ada register (daftar) penduduk bagi orang

Indonesia.

Harry A. Poeze menemukan data tahun kelahiran Tan Malaka yang dikutip

Safrizal Rambe berbeda; 1893, 1894, 1895,2 Juni 1896,2 Juni 1897, dan 1897.

Ia sendiri mengatakan bahwa ia dilahirkan pada tahun 1894 tanggal 14 Oktober

1894, dan pada tahun 1896. Harry A. Poeze cenderung untuk menganggap tahun

1897 sebagai tahun ke1ahiran Tan Malaka yang paling tepat. Melihat fakta bahwa

pada tahun 1903 ia mengikuti pendidikan di sekolah rendah. Maka, dapatlah

ditarik kesimpulan bahwa ketika itu ia berusia kurang lebih 6 tahun2

1 Safrizal Rambe, Pemikiran Po/itik Tall Ma/aka, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) ce!.IhaI. 18

2 Ibid, hal. 18

Page 28: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

20

Tan Malaka menyatakan bahwa beragama Islam dan beradat asli

Minangkabau. 3 Ia lahir dalam kultur yang peduli terhadap pendidikan dan

memiliki tradisi keagamaan yang kuat. Keluarganya adalah tergolong taat kepada

agama Islam4

Ketika ibunya sedang sakit, ia melihat ibunya selalu membaca ayat-ayat Al-

Qur'an (Yasin). Ketika ia masih kecil ibunya sering menceritakan kisah-kisah

para Nabi, seperti Nabi Adam dan Hawa, Musa, dan Muhammad. Ayahnya

adalah seorang vaksinator (penyuluh kesehatan) yang bekerja pada pemerintah

Hindia Belanda5

B. Masa Pendidikan Tan Malalm

Pendidikan pertamanya diawali dengan belajar di Sekolah Rakyat. Setelah

tamat dari Sekolah Rakyat, ia melaJ1jutkan ke Kweek School (sekolah guru) pada

tahun 1908-1913, di Bukittinggi, Sumatera Barat. Otaknya yang cemerlang

menarik perhatian seorang guru Belanda, dan guru tersebut menganjurkan Tan

Malaka untuk melanjutkan studinya ke Belanda. Pada tahun 1913, bersama guru

Belanda itu ia pergi ke Belanda6

3 Tan Malaka, Dari Penjara Ke Pelyara II, (Jakarta: Teplok Press, 200) hal. 72

4 Tan Maika, MADILOG, Materia/isme-Dia/ektika-Logika, (Jakarta: Teplok Press,2000). hal. 381-382

5 Ibid, hal. 381

6 N. Oshikawa, Tan Ma/aka, Serpikir telllang Nasib Gagasan Po/Wk, Kompas, Jakarta, Edisi.1 Januari 2000

Page 29: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

21

Di negeri Belanda Tan Malaka masuk Rijkskweekschool, sebuah sekolah

untuk memperoleh diploma guru kepala bagi anak-anak 13elanda di kota Haarlem,

Nederland. Sebagai murid imbas politik Etis, Tan Malaka menghadapi dunia yang

sarna sekali bam baik lingkungan, masyarakat maupun tata cara hidup. Kondisi

yang sangat bertolak belakang dengan kampung halamannya. Iklim Eropa yang

tidak sesuai dengan Hindia 13elanda dalam waktu singkat membuat kesehatannya

merosot dan menyerang pam-pam. Suatu kondisi sulit yang tidak hanya membuat

proses belajarnya terganggu dan molor sampai beberapa tahun, namun penyakit

yang ia derita menjadi momok laten seumur hidup yang setiap saat bisa

menyerangnya.

Tan Malaka tidak hanya mendalami pelajaran-pelajaran sekolah semata, tetapi

juga menjadi kutu buku yang keranjingan menggeluti pemikiran-pemikiran

radikal yang ramai di perbincangkan di Eropa. Waktu itu dunia filsafat sedang

menyambut pemikiran-pernikira radikal dari Friedrich Nietzsche, seorang filsafat

Jerman yang terkenal dengan pembalikan segala nilai. Tan Malaka ternyata tidak

hanya membaca lembar-lembar pemikiran Nietszche semata. Kehausan

intelektual semakin menyeret hasratnya untuk menyusuri buku-buku karangan

para pemikir termuka beraliran komunis yang tengah menjadi arus paling kuat di

dataran Eropa. Tan Malaka menggambarkan ketika membaca buku Revolusi

Perancis merasa menemukan ternan pemikiran yang lelah senantiasa mencari.

Page 30: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

22

Dahaganya bertemu sumber pengetahuan yang menyegarkan. Ia melahap Het

Kapital karangan Karl Marx-Engel dalam Bahasa Belanda....7

Pada akhir tahun 1919, setelah 6 tahun mengenyam pendidikan di Belanda,

Tan Malaka pulang ke Indonesia. Ia datang dengan isi kepala yang jauh berbeda

dengan 6 tahun sHam. Mata dan otak yang tidak lagi seluas lembah, rawa dan

bukit-bukit tinggi di tanah Minang, namun telah menembus horizon seantero

Eropa beserta alam pemikirannya. Selain menimbun paham Marxisme dan

Boishevisme di kepala, ia juga menentang ijazah diploma guru di tangan. Ia gagal

menggondol ijazah diploma guru kepala (Hoofdacte). 8

C. Petllalangan Politik Tan Malaka

Dalam masa kepergiannya di Belanda, yaitu ketika ia masuk Rijk Kweek

School (sekolah guru), Tan Malaka terpukau oleh kedigdayaan kebudayaan

Jerman dan Perancis. Ia tertarik pada militer Jennan yang menjunjung tinggi

kedisiplinan, keberanian dan semangat korps. Jennan dipujinya karena

mengagungkan supremasi power dan dinamii\ Jennan telah mengilhaminya

\bahwa Negara yang kuat adalah Negara yanremiliki angkatan bersenjata yang

tangguh. Kekaguman terhadap Jennan itu kemudian ml:ndorong Tan Malaka

7 Hary Prabowo, PerspektifMarxisme, Tall Malaka, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999)hal. 7-9

8 Ibid, Hal. 10

Page 31: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

23

untuk masuk dinas militer tentara Jerman. Tetapi lamarannya ditolak karena

Jerman tidak menerima warga asing dan tidak mempunyai laskar sukarela asing.9

Perkenalannya dengan Herman di Belanda yaitu ternan sekamarnya di

Jacobijnstraat (sebuah jalan dimana ia tinggal) menggugah minatnya pada

pemikiran-pemikiran anti kapitalisme-imperialisme. Buku-buku, majalah dan

surat kabarnya beraliran "kin' yang diketahuinya dan H~rman. Tan Malaka pun

tenggelam dalam dunia pemikiran "kiri" yang kemudian sangat

mempengaruhinya. Pada saat itu juga ia terkesan pada "Revolusi Borjuis",

Revolusi Prancis (1879). Sebuah buku revolusi itu, Defi'ansche Revolutie, yang

merupakan buku pemberian gurunya yang bernama Horensma, telah menjelma

menjadi ternan bahagianya dalam proses pencarian jati dirinya sebagai seorang

revolusioner. Dari buku itulah nampaknya Tan Malaka mengenal tokoh-tokoh

revolusi Prancis, seperti Mirabeu, Obestie, Danten, dan Jaures. 10

Revolusi Bolsyewik, pimpinan Lenin meletus pada tahun 1917, sejak itu

karya-karya Marx-Engels, Lenin, dan tokoh-tokoh komunis lainnya banyak di

baca orang, tidak terkecuali Tan Malaka. Tan Malaka membaca karya Karl Marx,

Het Capital, teIjemahan Van Dergoes, Marxistische Economie karya Karl

Kautsky dan buku-buku komunis lainnya. MuJailah ia memahami ajaran Marx-

Engels secara menyeluruh. Semangat revolusioner, gagasan-gagasan Karl Marx

9 Ahmad Suhelmi,dkk, Islam Dalam Tinjauan Madilog, (Jakarta: Komunitas Banbu, 2000)cet. 2 hal. 73-74

10 Ibid, hal. 74

Page 32: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

24

meresapi jiwanya. Apalagi setelah ia menetap di Moscow (Rusia) selama I tahun,

pengetahuannya tentang komunisme jauh melampaui pengetahuan rata-rata para

pemimpin komunis Indonesia ketika itu. Namun menariknya, Tan Malaka tetap

kritis terhadap Marx-Engels dan Lenin. Dia tidak pernah menjadi pemikir

dogmatis doktriner sebagaimana komunis sebangsanya seperti Muso dan

Darsono. II

Tan Malaka kembali ke Indonesia tahun 1919. Kemudian ia bekerja di

Sanembah Corporation, Deli Sumatera Timur (Desember 1919-Juni 1921). Inilah

kepulangannya dari rantau yang pertama. Di tempat ini ia menyaksikan dialektika

sosial dalam bentuk pertarungan gigih antara kaurn buruh kuli kontrak melawan

tuan-tuan kapitalis Belanda. Tan Malaka menaruh empati amat dalam terhadap

penderitaan kaum jelata. Kejadian ini memacu semangat revolusionernya. Benih-

benih pemberontakan mulai bersemi dalam dirinya. Semangat revolusionernya itu

semakin kokoh ketika ia bekerja di "kota merah" Semarang. I2 Di kota ini ia

digembleng oleh tokoh PKI, Semaun dan lambat laun berhasil menjadi salah

seorang tokoh terkemuka PKI di kota itu.

Awal petualangan politiknya-pun dimulai. Dirnulai pula fase rantaunya yang

kedua (1922-1942), suatu fase kehidupan yang dilukiskan Tan Malaka sebagai

II Ibid, hal. 75

12 Oi Semarang inilah ia menjalin hubungan dekat dengan tokoh-lokoh Sarekat Islam (merah)yang paling kuat. Oisinilah terdapat pusat kegiatan organisasi FSTP (Fereeniging-Fan Spoor den TramPersonel atau Serikat Kereta Api) yang didominasi komunis (PKI). Oi kota ini pula Muso, Semaun,dan rekan-rekannya melal,:ukan aksi-aksi radikal revolusioner. Mengenai "Kota Merah", lihat TanMalaka, Dari Pe/yam ke Pe/yam II. (Jakarta: Teplok Press, 200) Hal. 63-73

Page 33: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

25

"Masa Isolasi Politik Total Sesungguhnya". Tan Malaka mengembara,

berpetualang ke berbagai Negara. Dari Belanda ia pergi ke Moskow (Uni Soviet)

melalui Polandia. Tan Malaka banyak memakai nama sarnaran sehingga ia sukar

ditangkap. Dengan nama samaran itu ia bebas bergerak, menyusup kesuatu

Negara asing, berkelit dari tangkapan intel atau spion kolonial Belanda, Inggris,

Jepang, Amerika, dan Prancis. Karena di mata mereka Tan Malaka adalah

buronan politik "kaliber kakap". 13

Ketika memasuki Manila dan Hongkong (1927), Tan Malaka merubah

namanya menjadi Elias Fuente. Bemama Oang Soong Lee ketika memasuki

Sanghai dan Hongkong (1932), Ramli Husein pada saat kembali ke Indonesia dari

Singapura melalui Penang terns ke Medan, Padang, dan Jakarta (1942). Ketika

berada di Bayah (Banten), sebagai pekerja yang membantu romusha di masa awal

revolusi, nama samarannya I1yas Hussein, Nama samarannya adalah Cheng Kun,

Tat, Eliseo Rivera, dan Howard Law, H. Hasan ketika ia berada di Chiangmay

(Thailand). 14

Nasib naas dialami Tan Malaka ketika memasuki Filipina 12 Agustus 1927.

kerjasama agen-agen spionase tiga Negara (Belanda, Inggris, dan mereka)

berhasil menangkap petualang politik ini. Penangkapan itu menjadi berita besar

13 Ahmad Suhelmi,dkk, Gp. Cit, hal. 77

14 Harry A. Poeze, Tal/ Malaka, Pergulalal/ Mel/u}u Republik, (Jakarta: Pustaka UtamaGrafiti, 1999) hal. 60

Page 34: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

26

dan menjadi simpati mendalam peJuang nasional di Negara itu. Mereka

menghonnati tokoh ini karena perjuangannya yang gigih melawan kolonial asing

di Indonesia. Surat kabar The Tribune, umpamanya menyebut Tan Malaka

"Patriot Sejati" yang apabila mati akan menjadi martir karena membela dan

memperjuangkan kemerdekaan tanah airnya. Tan Malaka juga disejajarkan

dengan pejuang nasional Filipina, Jose Rizal. 15 Merupakiill suatu penghornlatan

yang luar biasa yang diberikan Filipina bagi seorang buronan politik asing seperti

dirinya.

Ketika berada dalam pengasingan di luar negeri, Tan Malaka mendengar

berita rencana PKI (Partai Komunis Indonesia) melakukan pemberontakan

terhadap Belanda dalam pertemuan Prambanan, Desember 192516 Tan Malaka

sangat khawatir dengan rencana pemberontakan tersebut. Karena menurut

kalkulasi politiknya, syarat keberhasilan suatu revolusi pada pemberontakan itu

belum mencapai target. Walaupun dengan kepemimpinan PKI yang solid dan

massa yang mendukung PKI serta program revolusinya yang jelas. Jadi

seandainya pemberontakan itu benar-benar meletus, Tan Malaka memprediksikan

bahwa pemberontakan tersebut akan gagal, abortif yang pasti akan menelan

korban yang kebanyakan dari kalangan rakyat jelata. Maka, kepada Alimin yang

" Alvian, Tan Malak: Pejuang Revolusioner Yang Kesepian Dalam Manusia, Dalam KemelutSejarah, (Jakarta: LP3ES, 1991) hal. 56

16 Rencana pemberontakan diusulkan Sardjono, usulnya" diadakan aksi bersama, dimulaidengan mengadakan pemogokan dan di sambung aksi bersenjata. Kaum tani supaya dipersenjatai, danserdadu-serdadu harns ditarik dalam pemberotankan ini". Lembaga sejarah PKI, PemberontakanPertama di Indonesia, (1926), hal. 9-10

Page 35: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

27

tersebut segera dibatalkan. Kalaupun PKI melakukan pemberontakan tersebut,

maka harns didukung oleh berbagai syarat keberhasilan revolusi lainnya. Dengan

segala otoritasnya sebagai anggota Komintem (komunisme intemasional) Tan

Malaka berupaya menggagalkan rencana pemberontakan itu, namun upaya gagal

karena pemberontakan itu benar-benar terjadi pada 12 November 1926 di Jawa

Barat dan Januari 1927 di Sumatera Barat. 17 Prediksi Tan Malaka terbukti benar

Revolusi 1926 itu gagal dan menyebabkan ribuan orang mati, disiksa, dan

dibuang ke Boven Digoel (Irian Jaya). Kekerasan sebagaijalan mencapai cita-cita

komunis gagal.

Sejak itu, suasana politik sangat mencekam karena Belanda merepresl

gerakan-gerakan perlawanan rah.-yat baik itu kuhu "kanan" maupun kubu "kiri"

(nasionalis radikal). Inilah episode sejarah paling gelap bagi kaum pejuang anti

kolonial, khususnya kaum komunis. Ironisnya Tan Malaka dituduh sebagai

"musuh dalam selimut" dan "Biang keladi" kegagalan pemberontakan oleh kaum

komunis. Dari sinilah kebencian kaum komunis kepada Tan Malaka mulai

berkembang.

Tan Malaka pemah menjadi ketua PKI, tepatnya pada tahun 1921. Dalam

masa kepemill1pinannya, PKI mengalami kejayaan yang sangat mengagumkan

karena Tan Malaka berhasil menghill1pun kita kekuatan besar dibawah

kepemill1pinannya, masing-masing Serikat Islam dan NasionaI Indische Partij.

17 Harry A. Poeze, Tall Malaka, Pergulatall Mellujll Repllblik. (Jakarta: Pustaka UtamaGrafiti, 1999) hal. 66

Page 36: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

28

Sarekat Islam dan Nasional Indische Partij mau bekerjasama dengan PKl karena

mereka melihat garis perjuangannya sarna, yaitu melawan kolonialis dan

imperialis. PKl dan SI, ini berjuang bahu-membahu dan saling membantu. Serikat

Islam aktif dalam demontrasi-demontrasi buruh, sementara PKI aktif dalam

berdemontrasi memprotes kecilnya kuota Haji yang diberikan pemerintah Hindia

Belanda sampai akhir Kuota Haji itu berhasil diperbesar.

Dalam masa kepemimpinan Tan Malaka ini garis perjuangan PKl menjadi

nasionalis. Bergabungnya dua kekuatan politik besar ini membuat takut

pemerintah Hindia Belanda. Tan Malaka dianggap sebagai aktor intelektual yang

memproYokasi SI dan PKI untuk bersatu sehingga iapun dikenakan hukuman

pembuangan ke negeri Belanda.

Pada 2 Juni 1927 di Bangkok, Thailand dalam pelariannya menghindari

kejaran tentara kolonial, Tan Malaka bersama kawan-lawannya (Subakat dan

Djamaluddin Tamin) mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI), sebagai

kelanjutan wujud menuju Republik Indonesia. Walaupun secara internal, PARI

memilih garis Marxisme sebagai alat analisis dan komunisme sebagai sistem

sosial-ekonomi, namun secara ekstemaI, PARI berjuang bahu-membahu bersarna

seIuruh komponen bangsa menuju Indonesia merdeka.

PARI berhasil memasukkan jaringannya hampir ke seluruh Indonesia dan

dapat bertahan selama 10 tahun. Walaupun pemimpin-pemimpinnya banyak yang

ditangkap dan masuk penjara atau dihukum mati. Tan Malaka sendiri terisolasi di

Cina-Jepang di pedalarnan negeri tersebut. Ketika ia dalarn keadaan sakit dan

Page 37: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

29

desanya diserang, ia melarikan diri menyusuri negeri-negeri Asia Tenggara dan

terdesak oleh tentara Jepang. Lalu ia masuk Ice Malaysia, Singapura dan pada

akhirnya sampai ke Medan. Dengan menyusuri Sumatera ia tiba di Jakarta.

Pada masa Jepang Tan Malaka melihat ada dua kekuatan besar, pertama

Soekarno dan Hatta yang dianggapnya sebagai simbol dari golongan tua yang

berkolaborasi dengan kekuasaan Jepang. Tan Malaka dan Soekarno sebagai orang

yang oportunis. Kelcuatan yang kedua adalah pemuda yang dinilainya sebagai

tombak revolusi. Baginya di sinilah terletak kekuatan revolusi yang sebenarnya. 18

Tidak lama setelah proklamasi, ia sempat berbicara dengan Soekarno tentang

ide-ide revolusinya. Di samping Soekarno-Hatta, Sjahrir merupakan tokoh

penting dalam minggu-minggu pertama revolusi. Ia dengan dukungan pemuda di

sekitarnya, banyak mempengaruhi jalannya politik, terbukti ia dapat menduduki

kursi Perdana Menteri. Dan itu teIjadi pada tanggal 14 November 1945. Revolusi

bagi Tan Malaka adalah pemberontakan masyarakat Indonesia yqng bennakna

dan itu mungkin terjadi melalui suatu revolusi total, yaitu mengikis habis semua

sisa-sisa kebudayaan lama, seperti feodalisme yang menyuburkan mentalitas

budak dalam masyarakat. Baginya Icemerdelcaan bukan hanya politik, tapi juga

elconomi-sosial dan lebih dari itU. 19

18 Alfian, Pemikiran dan Perubahan PaUlik Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1992) hal. 171

19 Ibid, hal. 176

Page 38: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

30

Pada tanggal 17 Maret 1946, Tan Malaka dipenjara oleh pemerintahan

Perdana Menteri Sjahrir, dengan tuduhan melakukan kudeta pada pemerintahan

Sjahrir. Tuduhan yang diberikan kepada Tan Malaka, tampak sekali berbau

politik, karena tentang penangkapan itu tidak atas sepengetahuan Soekarno

sebagai Presiden. Dugaan yang kuat adalah bahwa penangkapan itu merupakan

inisiatif Sjahrir dan kawan-kawan separtainya, terutama Amir Sjarifuddin

(Menteri Pertahanan), dan Dr. Soedarsono (Menteri dalam Negeri). Dalam kaitan

ini sangat jelas, bahwa penangkapan Tan Malaka merupakan pertentangan antara

kelompok Sjahrir dan Tan Malaka. Pada tanggal 18 Septe:mber 1948, Tan Malaka

dibebaskan dari penjara karena ia tidak terbukti melakukan kudeta. Pada tahun

yang sarna, Tan Malaka mendirikan Partai Murba, dan ia kembali aktif dalam

revolusi sebagai gerilyawan. Tidak lama setelah itu nasib malang menimpa

dirinya, Tan Malaka meninggal di hadapan sekelompok tentara republik

Indonesia sendiri, yaitu pada tanggal 19 Februari 1949 di sungai Brantas, Jawa

T · 20Imur.

D. Karya-karya Tan MaIalm

Tan Malaka adalah salah seorang korban kejahatan besar historiografi Orde

Baru, bahkan telah mengarah pada character as sasiratiol1. Orde Baru telah

meredusir sedemikian rupa peran Tan Malaka. Putera Minangkabau ini dalam

kacamata Orde Baru tidak lebih hanya seorang buronan politik yang Marxis,

20 Ibid, hal. 181

Page 39: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

31

komunis dan atheis. Dengan cara menghilangkan foto-fotonya pada buku-buku

sejarah atau melempar karya-karyanya dari perpustakaan, melarang penerbitan

ulang karyanya dan menyegel sumber-sumber untuk studi tentang pemikiran­

pemikirannya, yang salab satunya dengan membredel buku biografi Tan Malaka

karya Harry A. Poeze, Pergulatan Menuju Republik. Nasib Tan Malaka agaknya

bisa disamakan dengan nasib founding father yang lain, Soekamo misalnya21

Sebagian besar karya-karya Tan Malaka ditulis ketika ia sedang di penjara

(dalam pembuangan) dan di luar negeri. Dari sekian banyak karya-karyanya,

Madilog lah yang merupakan karya terbaik Tan Malaka. Ignas Kleden,

contohnya, dalam esainya "Rasionalitas Kebudayaan clan Sejarah Intelektual"

yang diterbitkan Kompas 4 februari 2000, menyebut buku ini sebagai bahan

rujukan penting yang akan sering dikutip. Pada Madi/ag, ada bagian yang

membahas agama-agama, terutama Islam. Tan Malak21 menilai Islam dengan

seperangkat pemikiran filosofis yang dijadikan landas:llI bagi seseorang atau

sekelompok orang dalam menjalani hidup.

Sedangkan karyanya beIjudul Gerpolek ditulisnya ketika ia berada di penjara,

Madiun 17 Mei 1948. Gerpolek merupakan suatu buku panduan bagi strategi

perang rakyat semesta menuju kemerdekaan. Di dalamnya tertuang pengetabuan

Tan Malaka mengenai tehnik perang dan ilmu keprajuritan yang dikumpuIkan

selama perantauannya menimba ilmu. Tan Malaka memisahkan antara tentara dan

fungsi politik. Menurutnya tentara itu tidak berpolitik. Tan Malaka ingin

21 Ibid, hal. 60

Page 40: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

32

mengembalikan revolusi kemerdekaan rakyat Indonesia kepada esensinya yaitu

kepentingan rakyat 1ndonesia22

Sedangkan Aksi Massa berisikan tentang tawaran strategi gerakan politik dan

sosiaI. 1a boleh disebut "pamplet politik". Aksi Massa memperlihatkan pemikiran

taktis yang cermat, dan argumentatif. Aksi Massa terbit pertama kali di Singapura

pada tahun 1926,23 Karya Tan Malaka yang beIjudul Dari Penjara ke Penjara,

ditulisnya ketika ia berada di penjara Ponorogo, tahun 1947, yaitu ketika ia

dituduh ingin melakukan kudeta terhadap pemerintah, tepatnya pada

pemerintahan Sjahrir. Buku ini berisikan ide-ide perjuangannya dalam melawan

kolonialisasi. Dan buleu ini juga menceritakan tentang perjalanan hidupnya dari

suatu Negara ke Negara lain24

Apa yang ditampilkan Tan Malaka lewat pemikiran-pemikirannya adalah

sebuah proses mencari pengetahuan makna hidup manusia. Dalam karya­

karyanya terlihat upaya membuang nilai-nilai lama yang menghambat kemajuan.

E. Tan Malaka : Tokoh Kiri dari Sumatra Barat

Dalam tradisi politik, kiri diartikan sebagai kelompok paling ekstrim yang

anti kemapanan, anti status quo, anti penindasan dan <:enderung radikal yang

dalam gerakan-gerakanya berupaya mengubah struktur masyarakat secara

22 Tan Malaka, GERPOLEK (Gerilya-Politik-Ekollomi), (Yogyakarta: Jendela, 2000) hal. 4

23 Tan Malaka, Aksi Massa, (Jakarta: Cedi dan Aliansi Press, 2000) hal. 2

24 Tan Malaka, Dari Pelljara ke Pelljara, (Jakarta: Teplok Press, 200) hal. 1

Page 41: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

33

fundamental. Kiri biasanya dianggap sebagai ideologi perlawanan bagi kelompok

reaksioner yang menindas dan diposisikan sebagai "sayap kanan", dan sering

"sayap kiri" dalam gerakannya mengklaim sebagai kelompok yang paling

mempeIjuangkan "orang-orang tertindas" ketika berhadapan dengan "kaum

penindas". Dengan demikian "sayap kiri" berada daJam posisi yang berhadap-

hadapan dengan "sayap kanan".

Seperti diakui Hugh Purcell, menetapkan kiri dan kanan bukan sesuatu yang

mudah. Paling tidak, menurutnya ada beberapa hal yang dapat dijadikan patokan

untuk menetapkan kiri dan kanan. Kanan itu berusaha mempertahankan kondisi

sekarang, konservatif dan reaksioner serta berupaya untuk membawa ke masa

lalu. Sedangkan kiri itu progresifnya untuk membawa ke masa depan. Kemudian,

kanan selama ini menekankan adanya liberalisme dan kebebasan individu yang

cukup besar sedangkan kiri menuntut adanya egalitarian dalam bidang sosial

k ·25e onom!.

Bila dilacak dari dimensi historisitasnya, istilah kiri dan kanan bermula dari

pengaturan tempat duduk dalam parlemen Perancis setelah revolusi 1789. Tiap

golongan menempatkan dirinya dalam posisi yang sesuai dengan kecenderungan

ekstrim pandangannya. Tempat duduk parlemen tersebut berbentuk tapal kuda.

Posisi paling kiri ditempati oleh pejabat-pejabat yang paling menentang raja,

sedangkan yang paling kanan adalah para pendukung raja, dan posisi tengah

2S Safrizal Rambe, Pemikiran Politik Tan Malaka, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) eet. Ihal. Vii

Page 42: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

34

untuk kelompok moderat. Dalam perkembangannya kiri diidentikkan dengan

k . 26OmUnISme.

Memang menetapkan kiri dan kanan itu cukup sulit dan bersifat ambivalen,

yang pengertiannya bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Suatu pandangan

politik dalam situasi dan konteks tertentu dapat dikatakan kiri, namun pada saat

yang lain bisa dikatakan kanan. Contohnya, kaum kOlTIlmis di Uni Sovyet ketika

mereka menumbangkan Tsar Rusia dan mendirikan Negara komunis mereka

dianggap sebagai kaum kiri, namun di tahun-tahun selanjutnya setelah Negara

komunis Uni Sovyet kuat dan mempraktekkan otoriterianisme dan berusaha

mempertahankan kestabilan politik dan cenderung konservatif terhadap tuntutan

demokrasi dan keterbukaan, apalagi di tangan Stalin, maka sebenamya komunis

Uni Sovyet itu kanan, bukan kiri27

Walaupun sampai saat ini garis batas antara kiri dan kanan agak kabur, selama

dunia ini masih mengalami ketimpangan makna selama ini pula kiri dan kanan

masih tetap ada. Disini pulalah kita juga dapat melihat perspektif kiri dalam

pemikiran Tan Malaka. Kiri, tengah dan kanan dal8l111 terminologi politik

Indonesia, juga telah terbentuk seperti yang terjadi di barat walaupun tidak persis.

Dalam konteks Indonesia, kiri diartikan sebagai anti penindasan dan amti terhadap

26 Ibid, hal. X

27 Ibid, hal. viii

Page 43: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

35

imperialisme dalam segala bentuknya. Sedangkan kanan diartikan sebagai

pendukung tatanan kolonial yang imperialistik28

Kaum kiri dalam perjuangan menekankan aspek pembebasan nasional yang

diperlihatkan secara konsisten oleh Bung Kamo, Tan Malaka, Hatta, Sjahrir,

Tjokroaminoto, Agus Salim, Natsir dan lain-lain. Dalam konteks ini kiri bukan

hanya identik dengan kaum Marxis, namun semua orang yang berjuang untuk

kemerdekaan negerinya. Kaum kanan adalah orang-orang yang pro terhadap

tatanan kolonial Belanda seperti kaum bangsawan dan orang-orang yang pemah

menjadi kaki tangan Belanda29

F. Tan Malaka dan Ideologi Marxisme

Marxisme sebagai aliran pemikiran dapat digolongkan sebagai anak emas dari

tradisi Renaissance dan Aujklarung yang paling istimewa. Keistimewaan ini

berdasarkan pada kemampuan Marxisme keluar dari wilayah idealisme abstrak

yang utopian dan melampaui semua pemikiran filosof dari tradisi Abad

pencerahan yang pemah ada30 Tak dapat dipungkiri bahwa Marxisme adalah

praksis barn bagi filsafat, yakni cara berpikir yang banyak beJjasa membongkar

tipu daya palsu yang bersembunyi di balik sistem nilai yang kanan "suci dan

sopan" namun temyata sungguh " tidak suci dan tak punya sopan santun".

" Ibid, hal. Xi

29 Ibid, hal. Xii

30 Hari Prabowo, PerspektifMarxisme Tall Malaka,(Yogyakarta: Jendela, 2002) eel. 2 hal. 37

Page 44: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

36

Marxisme juga menyerang semua klaim-klaim sistem moral maupun yang konon

berdasar "wahyu Tuhan", tetapi pada kenyataannya "wahyu kerakusan" yang

bikin nestapa nasib manusia karena suatu rekayasa jahat yang sangat dibenci

Tuhan. Pendek kata, Tuhan tentu tidak pernah menurunkan wahyu ketidakadilan,

selain karena ulah tangan-tangan manusia sendiri31

Semenjak kelahirannya di akhir abad ke-19 sampai abad ke-21 kini, Marxisme

membawa dampak yang luar biasa bagi orde kehidupan Ilmat manllsia, terutama

sebagai alat bongkar manipulasi ideologis yang menyembunyikan penipuan

massal. Selain membongkar manipulasi, ia sekaligus menawarkan panduan

ideologi massa rakyat tertindas. Dalam kurun waktu di mana mayoritas

masyarakat dunia masuk ke gerbong-gerbong proletariat, mengalami anomali dan

pewahyuan perih atas kapitalisme; Marxisme hadir btikan dengan lelamunan

profan namun tindakan kongkret ke arah penyelamatan soroial.32

Oleh karenanya, tak diragukan lagi bila Marxisme dengan segala variannya.

Telah merentangkan sayap raksasanya menyusup ke hampir setia sudut-sudut

bumi. Marxismelah yang merupakan faktor pokok, meskipun btikan satu-satnya

faktor, yang dulu telah membawa Uni Sovyet tampil menjadi negara superpower

31 Ibid, hal. 38

32 Ibid, hal. 39

Page 45: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

37

di luar Amerika dan Eropa Sarat yang memiliki kemampuan Power Gaining yang

tinggi dengan Slok Sarat33

Sampai disini, kita lantas apa yang membuat Marxisme begitu digandrungi

oleh banyak orang? Ada empat alasan yang menurut Sidney Hook, seperti yang

dikutip Harsja Sachtiar4 membuat Marxisme tetap rdevan bagi zaman ini.

Perfama, Marxisme adalah teori yang monistik yang memegang kunci penjelasan

mengenai segala sesuatu yang penting dalam organisasi masyarakat dan mengenai

sesuatu yang mungkin terjadi dalam sejarah.

Kedua, adalah karena Marxisme dalam bentuk-bentuknya yang terselubung,

dalam seluruh teori-teorinya terkandung sesuatu ekspersi harapan, sebagaimana

telah kita Iihat di muka dalam jaminan ini orang yang l1lenjadi sinis, kritis, dan

menderita akibat malas suatu masyarakat yang megah, dimana hidup telah

kehilangan maknanya bagi kebanyakan orang. Dalam situasi del1likian, filsafat

Marxis l1lenyodorkan janji penyelamatan sosial. Ia menjanjikan bahwa suatu

ketika ia akan mencapai kedamaian dan keamanan serta pemecahan aneka ragam

masalah. Pengharapan ini merupakan faktor penting, karena sekalipun pel1likir-

pemikir perorangan menyerah dalam keputusasaan, namun sebagian manusia

harus hidup berdasarkan harapan. Jika mereka sudah tidak memiliki agar untuk

33 Baskara T. Wardaya, Marxisme MlIda; Marxisme Berwajah Manllsiawi ,(YOl,'Yakarta:Buku Baik, 2003) hal. 72

34 Harsja Bachtiar, Percakapan Dengan Sidney Hook, (Jakarta: Jambatan, 1986) hal. 110-113

Page 46: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

38

memenuhi pengharapan-pengharapan mereka, maka janji-janji yang ditawarkan

Marxisme menjadi menarik.

Ketiga, Marxisme memberikan kepercayaan akan kebebasan di negara-negara

yang diperintah oleh kaum Marxis, dimana tiap hari rakyatnya mengalami depresi

atas kebebasannya, orang masih yakin bahwa suatu saat nanti akan ada kebebasan

yang dicita-citakan. Keempat, terdapat unsur-unsur keb'enaran alam Marxisme,

betapapun kabumya ia membeberkan beberapa peristiwa dan fakta sosial yang

khususnya menyangkut hakikat masyarakat industri, tidak jarang bahwa

Marxisme menyodorkan analisis yang cukup tajam terhadap masyarakat industri

modem35

Rasanya berbincangan masalah Marxisme ini akan rnemberikan kita sedikit

banyak kesepakatan bila Marxisme merupakan suatu ideologi anti kediktatoran,

anti penindasan. Marxisme, oleh Tan Malaka ditafsirkan dengan bagaimana

manusia harus berperilaku secara lurus sesuai dengan hukum-hukum alam36

Marxisme bukanlah dogma, melainkan petunjuk untuk revolusi.

35 Baskara T. Wardaya, op.cit. hal. 74-75

36 Ahmad SUhelmi,dkk, Islam Dalam Tinjauan Madi/og, (Jakana: Komunitas Banbu, 2000)eel. 2 hal. 64

Page 47: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABID

REVOLUSI AWAL LEPAS DARI PENINDASAN

A. Revolusi Dalam Perspektif Tau Malaka

Revousi Indonesia, dipahami sebagai perubahan mdikal dalam kehidupan

masyarakat. Ini terbukti pada perubahan struktur sosial masyarakat pasca revolusi.

Revolusi Indonesia yang dikenal juga dengan revolusi nasional merupakan masa­

masa di mana struktur masyarakat lama (masyarakat kolonial) dijungkirbalikkan

seiring dengan perubahan dalam pemegang kekuasaan (peralihan kekuasaan dan

tangan penjajahan ke tangan bangsa Indonesia).!

Perlu disadari, bahwa pada penjajahan masyarakat Indonesia adalah

masyarakat majemuk (Plural societies) yaitu masyarakat yang terbagi dalam tiga

atau lebih elemen masyarakat. Struktur sosial seperti ini lazimnya berbentuk

piramida, dengan bagian atas namun ked] dalam jumlah penduduk, tetapi

memiliki kekuasaan yang luas sebagai penguasa. Di bagian tengah denganjumlah

penduduk yang sedang sebagai kelas penengah. Sedangkan bagian bawah yang

berpenduduk besar namun tidak memiliki apa-apa, adalah warga kelas tiga yang

posisinya selalu dimarginalkan?

Struktur di atas dengan adanya revolusi Indonesia dijungkirbalikkan,

fenomena perebutan hak milik, pembunuhan dan kekacauan teljadi di mana-mana

I Safrizal Rambe, Pemlkirall Palillk Tall Malaka, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) Hal.191

2 Ibid, bal. 192

Page 48: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

40

seiring dengan bergeraknya massa rakyat untuk menghancurkan tatanan sosial

masyarakat kolonial saat itu. Selama ini pandangan Barat (indonisinist) umumnya

melihat revolusi sebagai revolusi penentangan terhadap kekuasaan Belanda disatu

pihak, dan impian untuk mencapai cita kemerdekaan yang dipahami sebagai

persamaan sosial ekonomi di pihak lain. Revolusi nasional dan revolusi sosial di

Indonesia berhimpitan dan saling berhubungan satu sarna lain.

Dari sudut pandang ideologis, revolusi di Indonesia lebih bemuansa religius

dan sekuler. Kaum religius mengidentikkan revolusi Indonesia sebagai upaya

"Penbentukan masyarakat Islam yang seringkali dianggap berkaitan erat dengan

pembentukan suatu masyarakat yang adil". Di samping itll, golongan sekuler yang

beraliran Marxis juga berpikiran bahwa revolusi nasional yang berwatak borjuis,

hanya merupakan kemerdekaan politik saja3

Gerakan revolusi yang harus dilakukan di Indonesia dalam pemikiran Tan

Malaka aksentuasinya lebih kepada bagaimana mempergunakan segala faktor

yang dapat memperkuatkan dan mendukung jalannya revolusi dan tentunya

dengan dukungan masa yang solid. Dilihat dari faktor ekonomi, politik dan

sosialnya menurut Tan Malaka, sifat dan watak gerakan revolusi di Indonesia

tidak bisa disejajarkan dengan gerakan revolusi yang te~iadi di beberapa negara

seperti halnya Maroko, mengingat Indonesia memiliki tenaga produksi yang

sangat tinggi, baik dari segi industri, pertanian, pengangkotan dan perdagangan.

3 Ibid, hal. 193

Page 49: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

41

Begitu juga dengan revolusi proletar sejati di Jennan, Inggris, dan Amerika yang

penduduknya didominasi oleh kaum buruh. Indonesia tidak bisa menyerupainya

hal ini karena baik dan segi kuantitas maupun kualitas, buruh Indonesia jauh

ketinggalan dibandingkan dengan beberapa negara tersebut, begitu pula dengan

revolusi yang terjadi di Perancis dan Rusia. 4

Di dalam kata pengatar "Aksi Massa", Tan Malaka yang telah dikutip oleh

Safrizal Rambe, telah menjelaskan bahwa sebenarnya Indonesia adalah mata

rantai yang paling lemah dalam rantai kolonial Asia5 Pada masa awal dan "Aksi

Massa" Tan MaIaka menganalisis sebab-sebab terjadi revolusi. Menurutnya,

suatu revolusi adalah akibat pertentangan dalam kelas sosial ekonomi yang tidak

dapat diselesaikan. Hal ini tersebut dinyatakan dengan tegas:

Suatu revolusi bukanlah sebuah ide yang luar biasa atau perintah dariorang luar biasa, revolusi adalah suatu peristiwa yang disebabkan olehpergaulan hidup, satu akibat tertentu dari perbuatan-perbuatan masyarakat.Atau disebut dengan perkataan dinamis, dia adalah akibat yang tertentu yangtak dapat disingkirkan yang timbul akibat pertentangan kelas yang bertambahhari bertambah tajam. Ketajaman pertentangan yang menimbulkanpertempuran ditentukan berbagai macam Jaktor: ekonomi sosial, politik, danpsikologi. Semakin besar kekayaan pada satu pihak semakin beratlahkesengsaraan dan perbudakan dipihak lain. Pendeknya, semakin besarjurangantara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah semakinbesarlah hantu revolusi. TUjuan satu revolusi adalah menentukan kelas manayang akan memegang kekuasaan negeri, politik, ekonomi dan dijalankandengan kekerasan. 6

4 Tan Malaka, Massa Aksi, (Jakarta: Cedi dan Aliansi Press, 2000) hal. 112-113

, Ibid, Hal. 194

6 Tan Malaka, Gp. Cit., Hal.

Page 50: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

42

Satu hal yang menjadi titik peIjuallgan dalam revolusi dalam hemat Tan

Malaka adalah agar dihapuskallnya hak-hak feodal dan penetapan sistem

perekonomian kapitalis. Pendeknya, ia mengatakan;"bahwa dengan jalan revolusi

dan perang kemerdekaan nasionallah Indonesia dapat melepaskan diri dari

kungkungan kelas penjajah".

Lebih tegas lagi Tan Malaka menekankan dalam satu proses revolusi bukan

saja menghukum kecurangan dan kelaliman, tetapi juga mencapai semua

perbaikan dari kecelaannya. Bagi Tan Malaka, dalam revolusilah tercapainya

puncak kekuatan moral, teIjadinya kecerdasan pikiran clan memperoleh semua

kemampuan untuk mendirikan masyarakat baru. Dalam. tataran inilah, makna

revolusi sejatinya adalah menciptakan7

Dalam hal ini, Tan Malaka sangat optimis dan yakin suatu saat kapitalisme

akan tergusur dan digantikan dengan tahap sosialis komunis. Semboyan

Mephistopheles yang dipergunakan Tan Malaka dalam pembukuan bukunya

berlaku disini, "Allewas bestehtis went, das eszu gruende geht" (Segala sesuatu

yang ada akan musnah), Akhimya ia mengatakan satu bangsa atau kelas yang

tidak mampu mengadakan revolusi untuk mengadakan sistem pemerintahan yang

sudah tua dan juga perubahan niscaya akan musnah selam~.-Iamanya.

Menurut Tan Malaka revolusi sesuatu yang dikarang oleh otak dan bukan

lahir atas perintah seorang manusia. Sekalipun ia mahir memimpin arah yang

7 Hary Prabowo, Perspektij Marxisme: Tan Malaka Teori dan Praksis menuju Republik,(Yogyakarta: Jendela, 2002) hal. 125

Page 51: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

197

43

benar untuk pencapaian kemenangan revolusi, namun ia tidak dapat

mengusahakannya senditian. Tapi revolusi adalah suatu kondisi objektif yang

melanda masyarakat sebagai hasil dati pertental1gan kela:l dan suku bangsa, dan

ini merupakan kelanjutal1 dati perubahan sistem produksi yang terjadi di dalam

masyarakat kolonial.8

Dan revolusi dalam pandangan Tan Malaka merupakan sesuatu yang

disebarkan oleh pergaulan hidup, satu hakikat tertentu dati perbuatan-perbuatan

masyarakat atau dengan perkataan lain, revolusi adalah akibat yang tertentu dan

tak dapat disingkirkan dari timbulnya pertentangan kelas yang semakin menajam.

Menurutnya, ketajaman pertentangan kelas yang timbul dalam masyarakat secara

tidak langsung akal1 berdampak pada pertempuran yang ditentukan oleh beberapa

faktor ekonomi, sosial, politik dan psikologis masyarakat itu sendiri. Semakin

besar jurang antara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah dan

semakin besar kekayaan pada satu pihak, maka semakil1 besar pula tingkat

kemelaratan dan perbudakan di lain pihak. Pada posisi inilah menurut Tan Malaka

hantu revolusi itu akan menjalar, merasuk, bersemayam dan menjelma dalam

jiwa-jiwa manusia yang tertindas. 9

Sebuah revolusi menurutnya akan berhasil apabila memperhatikan tiga hal

pokok yaitu; progran, organisasi, dan taktik. Ketiga hal tersebut harus dikupas

, Safrizal Rambe, Pemikiran Palilik Tan Malaka, (Yogyakarta: l'uslaka Pelajar, 2003), hal.

9 Tan Malaka, Gp. Cit., hal. 2

Page 52: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

44

dengan memperhatikan situasi Indonesia, Dengan, berpegang pada Marxisme

sebagai pedoman, garis besar revolusi Indonesia dapat diarahkan, Menurutnya

revolusi yang akan teIjadi di Indonesia akan ditopang oleh kaum buruh industri,

petani dan borjuis kecil juga akan ikut beIjuang di belakangnya,1O

Di lain hal, Tan Malaka mengingatkan bahwa untuk mencapai kemenangan

revolusi perlu diperhatikan dua syarat: pertama, kondisr. obyektif, yaitu suatu

tingkatan sistem produksi yang tertentu dari masyarakat dan taraf tertentu dari

"Kesengsaraan rakyat", Kedua. adalah kondisi subyektif, yaitu kesediaan rakyat

untuk membuat sebuab rantai revolusioner yang berdisiplin dan mengakar dalam

massa rakyat II DaJam hal ini, kaum Marxis sering menegaskan bahwa

pemberontakan mengangkat momen yang paling tajam dan paling kritis dalam

pertarungan demi kekuasaan antara kedua kelas, Pemberontakan dapat mencapai

kemenangan yang sesungguhnya dari revolusi dan mencapai kemapanan sebuah

tatanan baru hanya ketika ia berbasis sebuah kelas yang progresif, yang mampu

menarik mayoritas rakyat untuk berkumpuL Berbeda dengan proses alam, sebuah

revolusi struktural dibuat oleh manusia dan melalui manusia, Tapi, selama

revolusi manusia juga bertindak eli bawah pengaruh kondisi-kondisi sosial yang

tidak mereka pilih selama bebas, melainkan diterima dari masa lalu dan dengan

sendirinya menunjukkanjalan yang harus mereka ikuti,

10 Deliar Noer, Pemikiran Politik dinegeri Baraf, (Bandung: Mizan, It) haL 217

II Ibid, hal, 219

Page 53: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

45

Untuk alasan ini, sebuah revolusi mengikuti hukum-hukum yang pasti. Tetapi

kesadaran manusia tidak semata secara pasif mencenninkan kondisi

obyektifnya. 12

B. Revolusi Nasional; Usaha untuk Membebaskan Indonesia dari Penindasan

Kaum Penjajah.

Sebagai seorang penganut Materialism Dialektika yaitu pandangan hidup

yang berkenaan dengan kebendaan yang bergerak dan Historical Materialis

diartikan sebagai ilmu sejarah yang disandarkan kepada sejarahnya sistem

produksi, yang berdasarkan pada benda yang nyata. Sering diucapkan dalam

karya-karyanya, Tan Malaka melihat revolusi nasional adalah sebuah revolusi

yang melawan inperialisme, kapitalisme. Dalam pengertian ini dapatlah dikatakan

bahwa revolusi nasional Indonesia adalah revolusi dari imperialisme sebagai

tahap tertinggi dari era kapitalisme. Dalam pandangan Historical Materialism

dengan memakai analisis dialektika, Marx menyatakan bahwa perubahan

masyarakat terjadi melalui perubahan sistem produksi. lJ

Di dalam "The Communist Manifesto". Marx mengulas perkembangan sejarah

masyarakat menurutnya; dahulu kala masyarakat didunia ini adalah masyarakat

tanpa luas, tanpa penindasan dan masyarakat seperti mencukupi kebutuhannya

12 Lukman Hakim, Revolllsi Sistemik, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003) Hal. 277

13 Safrizal Rambe, Pemikiran Politik Tan Malaka, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) hal.204-205

Page 54: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

46

melalui alam, mengambil secukupnya tidak pemah ada penumpukan modal

seperti masyarakat Indonesia. Pada zaman feodal, kelas-kelas dalam masyarakat

berkembang menjadi maju dan rumit seperti kelas bangsawan, kelas pemilik

tanah, kelas pekerja upahan, kelas budak, kelas tukang ahli dan lain-lain.

Kemudian setelah zaman feodal berlalu yang oleh Marx dikatakan kaum feodal

ini dengan perantaraan revolusi nantinya akan disingkirkan oleh kaum borjuisi

dan kaum pekerja pun tidak boleh tinggal diam, namun hams turut membantu. 14

Marx berkeyakinan, perubahan masyarakat tidak dapat dilakukan secara

tambal suIam, karena kelas borjuisi tidak akan pemah rela memberikan sedikit

kapitalnya bagi kesejahteraan baru. Oleh karena itu perubahan masyarakat dan

konfilk kelas hanya dapat diselesaikan melaluijalan revolusi. 15

Tan Malaka menyatakan sikap Marxistis yang benar sebagai kesimpulan,

terutama dalam revolusi adalah; Perrama, cara menyelesaikan persoalan

kemasyarakan dengan menggunakan dialektika (memakal hukum pertentangan

bukan hukum mekanis). Kedua, memakai tafsiran materialisme dalam melihat

perubahan sejarah dan bukan dengan tafsiran idealisme (yang menurutnya adalah

khayalan) dan ketiga, seorang Marxis haruslah beJjiwa revolusioner dalam

14 Ibid, hal. 205

15 Ibid, hal. 207

Page 55: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

47

melihat keadaan, melihat ke depan (Puture Oriented), bukan mundur ke

belakang. 16

Dalam " Aksi Massa" yang ditulisnya tahun 1926 Tan Malaka mengatakan

yang dikutip oleh Safrizal Rambe, Bahwa revolusi Indonesia tidak sarna dengan

revolusi borjuasi di Perancis tahoo 1989, karena borjuasi kita masih terlalu lemah

dan feodalisme sebagian besar sudah dimusnahkan oleh Belanda juga revolusi di

Inggris, Jerman dan Amerika Serikat (yang penduduknya sebagian besar terdiri

dari kaum bumh), karena kapital indonesia masih terlalu muda, sebelum subur

dan masih terlalu terlemah, karena kalau dibandingkan dengan negara eropa di

Barat, maka kaum buruh kita baik secara kuantitas maupoo kualitas amat jauh

tertinggal. Dengan demikian, Tan Malaka revolusi Indonesia adalah revolusi

nasional (dimana revolusi sosial dapat dimasukkan ke dalamnya). yang sebagian

kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagi.an besar menentang imperialisme

barat yang menjajah bangsa Indonesia. 17

c. Islam Dalam PrespektifTan Malaka

Dalam karya besarnya yang monumental" MADILOG ", walaupoo Tan

Malaka mengatakan yang dikutip oleh Safrizal Rambe, zaman kegelapan terjadi

begitu panjang, namun ia mengemukakan ada juga hams berpikir lain yang datang,

dimana nilai-nilainya sarna seperti masa Indonesia asli dan sesuai dengan cara

16 Ibid, hal. 207

17 Ibid, hal. 213

Page 56: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

48

berpikir "MADILOG" yaitu Islam. Oleh karena itu, wajar bila Tan Malak menaruh

harapan padanya:"walaupun revolusi Bolsyevik 1917 banyak mengobarkan

semangat senubari saya diusia muda, membawaku menjauh dan menyayatku untuk

mengikuti kekinian, namun minatku terhadap Islam terus hidup ".

Tan Malaka mengakui alam Minangkabau lempal dimana ia dilahirkanjuga lurul membenluk pemahaman dan keyakinannya yang amal mendalammengenai agama Islam. Sumberku belajar islam adalah sumber yang hidup.Sebagaimana lelah aku sebulkan sekilas, aku dilahirkan dilingkungankeluarga yang memeluk Islam pada waklu sejarah Islam Indonesia merosot,seorang alim ulama lahir dilingkungan keluarga kami, yang hingga sekarangmasih dianggap suei ... sewaktu aku masih kanak-kanak aku sudah mampumenafsirkan Al-Quran dan dipereaya sebagai guru bantu, ibu seringmeneeritakan Adam, Hawa, dan Nabi Yusuf Juga sering dieeritakan pemuka­pemuka Islam serla yalim pialunya Muhammad bin Abdullah SAW, entahkenapa air mala membasahi kedua mata saya. 18

Menurut Cc. Berg" Hinduisme di Sumatera berpengaruh kecil dibandingkan

di Jawa. Sehingga Islam di Sumatera lebih murni dibandingkan di Jawa.'9 Aliran

pembaruan islam, yang mencapai kepulauan Indonesia pada abad XIX menurut

Deliar Noer pertama kali diterima masyarakat Minangkabau yang berorientasi

komonalis20 Dan oleh Kahin dikatakan " disaring masuk ke Indonesia pertama

secara prisip melalui anggota masyarakat Minangkabau yang berorientasi

komunalis ... " Islam menjadi inspirasi ideo1ogis. Ideologi adalah dasar, patokan,

pegangan yang diyakini untuk bersama-sama mengarahkan kegiatan dalam

18 Tan Malaka, MADILOG; Materialistik-Dialektika-Logika, (Jakarta: Teolpk Press, 2000)cet. 2 hal. 450

19 Deliar Noer, Gerakan Modem Islam, 1900 - 1942, (Jakarta: LP3ES, 1994) hal. 36

20 Rudolf Mrazek, Semesta Tan Malaka, (Jakarta: PT. Bayu lndra Grafika, 1994) hal. 63

Page 57: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

49

mencapai "tujuan nasional". Ideologi menjadi wawasan pemikiran dan kesepakatan

mengenai pola-pola dalam melaksanakan fungsi Negara guna dapat mencapai

tujuan nasional atau "cita-cita luhur" bangsa dan Negara 21 Dalam perekonomian

dan jiwa berusaha masyarakat Minagkabau. Prinsip dasar pembangunan Islam

adalah upaya memahami kembali semangat Islam militan yang murni, yang jauh

dari tahayyul (khurafat) maupun pemikiran yang dogmatis, sehingga dapat

menjadi " senjata bagi pembaharuan sosial politik " dengan demikian tidak

diragukan bila Tan Malaka banyak mempergunakan semangat Islam pembaharuan

dalam tindakannya. Sebagai intelektual Minangkabau cenderung melihat Islam

sebagai simbol superioritas budaya mereka dalam pergerakan di seluruh

Indonesia.22 Bahkan, gerakan komunis di Sumatera barat, sampai batas-batas

tertentu dipengaruh oleh simbol Islam. Cabang-cabang partai komunis Indonesia

yang baru berdiri sepanjang tahun 1920-an masih memperlihatkan orientasi

keagamaan yang cukup kuat. Kenyataan ini dapat dilihat dari Djamaluddin Tamin,

pengikut setia dan ternan sepeJjuangan Tan Malaka. Tamin memulai karimya di

Sumatera Thawalib, Padang Panjang, sebagai pengajar dan dia berusaha

mensintesakan antara " pengetahuan tentang pengaturan masyarakat bagi

kepentigan rakyat yang sengsara dan miskin, " dengan " kehendak dan tuntunan

Islam yang sesungguhnya.

21 May Rudy, Pengantar Ilmu Palitik, (Bandung: PT. Reflika Aditama, 1993) hal. 63-64

22 RudolfMrazek, Gp. Cit, hal. 64

Page 58: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

50

Menurut Tan Malaka Islam merupakan agama monoteis yang paling

konsisten, konsekuen dan rasional dibandingkan dengan agama monoteis lain

seperti halnyaYahudi dan Nasram. Menurutnya, konsistensi dan rasionalitas agama

Islam itu sendiri. Dilihat dari segi historisnya, Islam jauh dari hal-hal yang berbau

mitos, perjalanan Nabi Muhammad sendiri dalam meny.,barkan agamanya jauh

dari unsur kegaiban dan keajaiban. Tidak seperti halnya yang dialami oleh Nabi

Musa dengan kekuatan tongkatnya yang bisa membelah lautan atau Nabi Isa

dengan kekuatannya bisa membangkitkan kematian. Nabi Muhammad, menurut

Tan Malaka jauh lebih membumi, nyata terlibat dalam aktifitas masyarakat sehari-

hari. Dalam perjalanan hidupnya Nabi Muhammad merupakan seorangburuh,

penggembala kambing yang hidup serba paspasan, selain itu ia juga adalah seorang

propagandis, panglima perang serta pemuka masyarakat yang mengajak umatnya

untuk beIjuang melawan jalahiliah. 23

Kemudian hal yang penting dari Islam, seperti yang ditunjukkan oleh Tan

Malaka yang dikutip oleh Safrizal Rambe, adalah Islam memberikan kemajuan

bagi bangsa Eropa. Lewat Islamlah ilmu pengetahuan dapat menjembatani dari

masa Yunani -Romawi ke masa Eropa sekarang, sebab, Eropa pada abad

pertengahan dikenal sebagai abad kegelapan, yaitu ketika beriakunya zaman

skolastik Kristen dimana dominasi dogma mengalahkan aka!. I1mu pengetahuan

23 Eko P. Dannawan, Agama itu Bukan Candu: Thesis-thesis Few'back, Marx, dan TanMalaka, (Yogyakarta: Resis Book, 2005) eel. I hal. 165

Page 59: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

51

yang didasarkan pada eksperimen, diuji dan dibuktikan lewat percobaan-cobaan

semakin berkembang pesat. 24

Menurut Safrizal Rambe dalam hal ke-Tuhanan tentu semua agama percaya

bahwa ini adalah inti dari doktrin sebuah agama yang diajarkan pada seluruh

umatnya. Semua agama di dunia terutama agama-agama samawi, menyatakan

dirinya sebagai agama Monotheis. Demikian pula keyakinan Tan Malaka, dalam

hal agama menurutnya tidak mungkin Tuhan mempersonifikasikan diri dari

banyak bentuk. Kalau ini terjadi, maka Tuhan dengan sendirinya diturunkan

derajatnya setingkat manusia. Bagi Tan Malaka Tuhan semata-mata rohani yang

mutlak. Dalam "MADILOG ", ia menjelaskan berbagai kepercayaan yang terdapat

pada bangsa Semit (Yahudi dan Arab), ia mengatakan ketiga agama (Yahudi,

Kristen, dan Islam) tersebut yang dibawa oleh Nabi Musa pada agama Yahudi, Isa

pada agama Kristen dan Islam yang di dibawa oleh Nabi Muhammad dengan

kitabnya AI-Qur'an adalah bersumber pada satu sumber. 25

D. Keterlibatan Serta Keberpihakan Tan Malaka Terhadap Perpolitikan Islam

Dalam perjalanan dan pergerakan politik Tan Malaka ,ji Tanah Air, secara riil

Tan Malaka tidak pernah aktif secara langsung terjun dalam perpolitikan Islam.

Kata perpolitikan Islam di sini pada dasarnya merujuk pada istiIah politik Islam,

24 Safrizal Rambe, Pemikirml Polilik Tan Malaka, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) Hal.103

2' Ibid, Hal. 106

Page 60: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

52

istilah politik Islam adalah istilah untuk menyebut gerakim-gerakan ke-agamaan

yang mengkampanyekan Negara Islam, dalam konteks ini yang di maksud politik

Islam adalah gerakan politik yang dilakukan oleh partai-partai Islam seperti 81.26

Dalam Partai maupun dalam organisasi Islam yang ada pada saat itu. Hal ini

dapat dimaklumi bila melihat perjalanan hidup beliau yang tidak lebih dua tahun

hidup dalam kebebasan beJjuang dan bennasyarakat. Karena hampir secara

keseluruhan kehidupan Tan Malaka di Tanah Air dihabiskan dalarn penjara.

Walaupun dalam peJjalanan hidupnya Tan Malaka tidak pernah secara langsung

terlibat dalam pergerakan politik Islam, bukan berarti kemudian Tan Malaka anti

terhadap Islam dan menjaga jarak dengan tokoh-tokoh polotik Islam dengan

memusuhi pergerakan mereka. Tapi sebaliknya, sikap dan peJjuangan Tan Malaka

sangat berpihak terhadap eksistensi perjuangan dan perpolitikan Islam. Komunis

yang diakuinya sebagai ideologi dan konsep peJjuangan yang paling benar, untuk

melakukan perlawanan terhadap penjajahan. 8enyatanya tidak membuat Tan

Malaka mencari jarak terhadap perjuangan politik Islam saat itu. Hal ini terbukti

dengan sikapnya yang dengan tegas dan konsisten menjaga hubungan antara PKI

dan Pan Islarnisme untuk sarna-sarna bergerak melawan ka.um Imperialis.

E. Pemikiran Tan Malaka dalam Menghadapi Perpecahan Sarekat Islam dan

Partai Komnnis Indonesia

26 Hamami Zada, ArifR. Diskllrslls Politik Islam, (Jakarta: ISIP, 2004) hal. ix

Page 61: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

53

Jauh hari sebelum Tan Malaka duduk sebagain ketua PKI sudah muneul riak­

riak perdebatan yang runeing antara komunisme dan Pan-Islamisme. Duduk

persoalan yang paling mendasar berakar pada konsep gagasan (ideologi) yang

harus diturunkan dalam orientasi peIjuangan. Pihak SI bersikukuh untuk

meletakkan Islam sebagai panduan perjuangan, sehingga prespektif yang

digunakan Iebih pada kesadaran ke-Umat-an, yakni peIjuangan kaurn muslimin

menentang penjajah kulit putih yang menindas dan kafir. Sementara itu, kaum

komunis meletakkan tinjauannya atas Prespektif kelas yakni perjuangan kelas

proletariat menentang dominasi kelas para kapitalis, pilihan atas prespektif kelas

ini, membuat kaum komunis harus bekeIja keras dan ber!latih dalam hal militansi

dengan sangat mengandalkan kelas buruh di perusahaan-perusahaan strategis milik

asing dan kelas tani sebagai basis massa pedesaan yang juga diorganisir.

Merekalah kaurn yang dibangunkan dari tidur panjang dan ketertindasannya, untuk

bangkit dan melawan kaurn kapitalis. Perbedaan pada tataran ideologis ini jelas

akan berpengaruh pada watak, sifat dan tujuan perjuangan. 27

Perseteruan antara orang-orang komunis dan SI, tanpa dirasa makin hari

makin melebar tidak hanya di kalangan elit, namun sudah merambat ke Grass

Root. Kondisi ini menimbulkan kerisauan yang amat mendalam didalam diri

beberapa tokoh termasuk Tan Malaka. Sebagai kader komunis, sikap Tan Malaka

terhadap Islam eukup simpatik, rasional dan senatiasa meneari pertalian antara

27 Rary Prabowo, PerspektijMarxisme Tan MaLaka, (Yogyakarta: Jendela, 2002) haL 190

Page 62: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

54

Islam dan Komunisme. Secara kepartaian (PKI), dalam suatu kongres PKI diawal

kepemimpinannya, Tan Malaka juga mengusung tema persatuan antara Komunis

dan Islam sebagai syarat subyektif untuk menggalang kekuatan perlawanan dalam

skala luas28

Pada dasarnya puncak pertikaian gagasan antara Islam dan Komunisme ini

terjadi pada Kongres Nasional Sarekat Islam keenam, yang diselenggarakan pada

bulan Oktober 1921. Dalam forum ini H. Agoes Salim dengan memprakarsai

suatu tindakan yang didukung oleh Abdul Moeis dengan menegaskan perlunya

disiplin partai, meminta agar tidak ada anggota Sarekat Islam juga menjadi

anggota partai lain daIam waktu bersamaan29 Dalam forum itu, Agoes Salim juga

melontarkan statemen bahwa PKI tidak beragama,30 sembari memberikan argumen

bahwa Nabi Muhammad sudah berbicara tentang ekonomi sosialis pada dna be1as

abad sebelum Karl Marx lahir ke dunia. Akhirnya mayoritas delegasi secara bulat

menyetujui adanya disiplin partaiJI Melihat fenomena tersebut Tan Malaka

mencoba menemukan sebab-sebab konflik, menurutnya :

Saya tidak dapat menemukan sebab-sebab dari perpecahan tersebut. Cumasaya melihat polemik-polemik dalam utusan Hindia dan Sinar Hindia tidakada hubungannya dengan asas-asas atau hal-hal yang prinsipil melainkanhampir seluruhnya bersifat personal, yang disertai maki-makian yang tiada

28 Tan Malaka, Dari penjara ke Penjara IJ, (Jakarta: Teplok Press, 2000) haL 73

29 Hari Parabowo, Gp. Cit, haL 194

30 Safrizal Rambe, Pemikiran Politik Tan Malaka, ('{ogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), haL279

31 Hari Prabowo, Gp. Cil, haL 194

Page 63: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

55

melihat persoalan prinsipil. sangat menghilangkan kepecayaan kaum kromokepada pimpinan SI maupun PKI. 32

Dalam kongres tersebut, Tan malaka hanya diberi waktu lima menit untuk

berbicara dan sebelumnya oleh ketua kongres sudah diperingatkan agar tidak

melakukan propaganda komunis. DaJam kongres tersebut Tan Malaka berusaha

untuk tetap menjaga pesatuan, dengan lantang ia mengemukakan pendapatnya:

Saya telah mengemukakan berbagai hal yang sama-sama ada di PKI danSf. Saya menunjuk pesatuan antara kaum muslimin di Kaukakus. Persia.Bukhara dengan sebagainya dan kaum Bolsyevik. Persatuan dengan guruberagama Islam itulah yang dianggap kapitalis Inggris sebagai sesuatubahaya bagi kekuasaannya di tanah jajahan. Itulall sebabnya pemerintahInggris sampai dua kali minta dengan sangat pada pemerintah Sovyet untukmenghentikan propaganda di negeri Islam. Ini rnenggambarkan betapasadarnya kau islam diluar Hindia dan benar-benar memahami siapa lawanmereka di dunia ini. Kongres saya meminta pemimpin-pemimpin SI membujukanggota-anggota supaya tidak menerima disiplin partai.33

Dalam menghadapi perpecahan ini, Tan Malaka merupakan orang yang paling

tegas menginginkan tetapnya persatuan itu ditegakkan (dikubu Semarang).

Menurut Tan Malaka perpecahan ini hanya akan melemahkan pergerakan rakyat,

dan semakin terbukaJah kesempatan bagi kaum reaksioner untuk memecah

beJahnya imperialis Belanda. Ini diterangkan oJehnya panjang dan lebar pada

kongres PKI ke VIII di Semarang tanggaJ 25 Desember J92 J dalam kongres ini

dan juga dihadiri oJeh wakil cabang Sarekat Islam Pro-Komunis, Sarekat Hindia

32 Safrizal Rambe, Op. Cit, hal. 280

33 Ibid, hal. 281

Page 64: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

56

dan utusan Central Sarekat Islam (CSI) Tan Malaka berpidato selama enam jam

untuk mengemukakan alasan bahayanya disiplin partai diberlakukan. Diantaranya :

Petama : menurutnya kapitalisme dunia akan runtuh. Sehingga masyarakat

Hindia Belanda harus siap dengan persatuan dengan kaum buruhnya. Kapitalisme

dunia terutama Amerika Serikat dan Jepang yang saat itu merupakan negeri

kapitalis terbesar di Asia Pasifik, suatu saat nanti akan saling bersaing dan

berperang dalam memperebutkan sumber-sumber produksi yang ada.

Kedua : menurutnya kalau rakyat sekarang mempunyai dua partai (SI dan

PKI) maka mudah bagi kaum reoksioner untuk menghasut satu sama lainnya.

Menghadapi SI kepada Komunis dengan tuduhan tidak bemgama, kemudian kaum

komunis yang diserang pada akhirnyapun balas menyerang. Dengan saling

pecahnya kekuatan rakyat ini maka bertambah mudahlah kaum reoksioner dalam

menguasai Hindia Belanda kita ini. Karena dengan perpccahan itu SI dan kuam

KomUl1is lupa akanmusuh yang sebenarnya yaitu kapitalis Belanda.

Ketiga : menurutnya dalam CSI terdapat banyak kaum revoluisoner, walaupun

revolusionernya tidak didasarkan atas komunisme. Apabila kaum revolusioner

tersebut berdarnpingan dan bekerjasama dengan kita untuk gerakan rakyat ini,

maka akan menambah kekuatan dan aset dalam pergerakan uutuk melawan

imperialis saat ini.

Selanjutnya Tan Malaka mengatakan, karena kaum revoluisoner kita masih

sedikit, maka keIja bersama dengan kaum revolusioner dalam CSI adalah kata

Page 65: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

57

kunci, supaya pesaudaraan itu tidak saja di mulut namun dalam juga persatuan

organisasi. Oleh karena itu, disiplin partai harus dicabut.

Keempat : menurutnya, kekuasaan Belanda sekarang dalam posisi kuat.

Berkali-kali Belanda menahan dan membuang pemimpin pergerakan tanpa diadili

dipergunakannya hak menahan (Preventief Recht). Hak membuang (Exorbitant

Recht) tidak lagi dilakukan demi menjaga keamanan, namun telah dipergunakan

sebagai usaha untuk memecah persatuan buruh kalau persatuan rakyat kuat maka

tidaklah teIjadi pembuangan politik tadi, karena rakyat akan membahasnya dengan

pemogokan buruh dan pembaikotan barang produksi belanda.34 Seperti yang

diungkap Tan Malaka yang dikutip oleh Safrizal Rambe:

Selama pembuangan sewenang-wenangnya tidak dibahas dengan Massa Aksi,selama itu pula pembuangan yang sewenang-wenang akan terus dilakukan.Namun untuk menggerakkan Massa Aksi ini, diperlukan adanya "kerukunanrakyat" dan kerukunan rakyat yang ada dalam CSJ ini mustahil dapat berbuatbanyak bila disiplin partai tidak dicabut kembali. 35

Apa yang diutarakan Tan Malaka di atas merupakan bentuk keprihatinannya

terhadap sikap pemimpin SI yang "ngoto1" untuk tetap diberlakukannya disiplin

partai, hanya karena persoalan perbedaan ideologis yang diyakini antara SI dan

PKI.

34 Safiizal Rambe, Pernikiran Politik Tan Malaka, (Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 2003) hal.282-286

3S Ibid, hal. 286

Page 66: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

58

F. Pandangan Tan Malaka di KOMINTERN: Usaha Untuk Menyatukan Dua

Karang Gerakan Pan-Islamisme dan Komunisme di Indonesia.

Setelah dibuang dari Indonesia, Tan Malaka dalam waktu singkat beberapa

kali berpindah-pindah tempat, Belanda, Jerman, dan Rusia di kunjungi di Moskow,

ini mewakili PKI menghadiri kongres internasional (Komintern) ke IV dad tanggal

5 November sampai 5 Desember 1921. Dalam kongres tersebut terjadi perbedaan

yang sangat sengit dalam pembahasan tentang masalah-masalah Komunis di

Timur. Masalah ini bermula dari perkara bagaimana sikap kaum komunis di Timur

terhadap gerakan-gerakan nasionalis di Cina dan India contohnya, serta gerakan­

gerakan Pan-Islamisme seperti negeri-negeri di Arab ataupun Indonesia. Padahal

semua gerakan itu menurut Tan Malaka mempunyai suatu tujuan yang sarna

seperti juga tujuan komunis, yaitu berjuang melawan imperialisme36

Dengan demikian Tan Malaka mengatakan, Sarekat Islam melakukan

propaganda yang sarna seperti yang dilakukan partal Komunis Indonesia,

walaupun sering menggunakan kata-kata yang lain tetapi di tahun 1921 terjadi

perpecahan antara golongan Komunis dengan golongan Islam. Perpecahan ini

tentunya akan dimanfaatkan oleh pemerintah jajaban mdalui agen-agennya di

Sarekat Islam, namun di kongres PKl Desember 1921, Tan Malaka mengatakan

yang dikutip oleh Safrizal Rambe "Kita berusaha memulihkan hubungan kita

dengan Sarekat Islam", Selanjutnya Tan Malaka yang juga dikutip oleh Safrizal

Rambe menguatkan "Bahwa kaum muslim di Kaukasus dan negeri-negeri lain

36 Ibid, hal. 287

Page 67: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

59

yang bekeIja sama dengan Sovyet dan berjuang melawan kapitalisme

internasional, lebih tahu tentang agama kalian". Oleh karenanya, seruan akan

persatuanlah yang diharapkan dari kejadian ini. Dalam pidatonya di kongres

Komunis Intemasional (Komintem) tersebut, selanjutnya Tan Malaka

menyatakanyang dikutip oleh Safrizal Rambe, bahwa Pan-Islamisme yang kita

kenaI sekarang ini tidaklah sama seperti zaman Nabi Muhammad dahulu, karena

kaum muslim sekarang sudah terpecah belah dalam tiga kerajaan besar yaitu

khalifah di Spanyol, Mesir, serta Baghdad dan dengan demikian hilanglah arti

jihad itu dalam seluruh dunia islam. Karena itu Pan-Islamisme sekarang berarti

Perjuangan nasional, perjuangan dalam merebut kemerdekaan nasional,

peIjuangan yang ditujukan dalam melawan Kapitalisme dan Pan Islamisme berarti

tidak lain hanyalah persatuan semua orang muslim terhadap penindasnya.37

Dengan demikian jelaslah sikap Tan Malaka mendukung persatuan seluruh

kekuatan revolusioner rakyat yang berangkat dari kesadaran nurani yang amat

mendalam dan jauh dari fanatisme kelompok apa-apa yang dilakukan Tan Malaka

tersebut, temyata belumlah berhasil secara maksimal, jurang konflik pun semakin

meruncing, namun dengan kandasnya upaya integrasi politik SI-PKI dalam negeri

bukan berarti Tan MaIaka frustasi, beberapa sikap toleran dan rasionaI Tan Malaka

terhadap islamisme.

Setidaknya Tan Malaka telah melakukan tranformasi wacana dan Pan­

Islamisme dalam tubuh KOMINTERN selain itu. Tan MaIaka telah merumuskan

37 Ibid, hal. 289

Page 68: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

60

sifat politik seeara jelas dalam konteks thesis perjuangan revolusioner di Indonesia

yang melibatkan aspek-aspek penting seperti islamisme. Sekalipun persoalan ini

lebih berwatak kultur ketimbang stmktural. Islam sebagaJ\ agama mayoritas rakyat

Indonesia jelas satu kondisi objelctif yang hams dilihat. Islam memang berbeda

dengan komunisme, namun apabila kaum komunis menentang Islam sebagai

agama rakyat mayoritas adalah sarna halnya dengan melawan akar sosial massa

rakyat dan sarna artinya menggali kubur sendiri, sebab dalam riil politik,

keberadaan Islam dan kaum muslimin bisa menjadi salah satu faktor kunei dalam

perjuangan rakyat. Sebagai kesimpulan Tan Malaka dalam kasus pertaliannya

dengan Islamisme jelas mendorong adanya proses dialektik yang mempertemukan

antara Marxisme dan Islamisme dalam wang revolusioner rakyat Indonesia waktu

ini. Sejarah mungkin akan bieara lain, bila pada waktu iiu antara Pan-Islamisme

dan Marxisme membangun aliansi besar-besaran untuk seeara bergerak melawan

kaum imperialisme.

Dari usaha yang melelehkan untuk menyatukan Marxisme dan Pan-Islamisme

di KOMINTERN tersebut, Tan Malaka telah menyampaikan pelientangannya

terhadap paradigma kaum Marxis (komunis) yang sering bersikap skeptis dan

negatif terhadap Pan-Islamisme. Dengan tegas dan lantang Tan Malaka

mengutarakan bahwa Pan-Islamisme juga berjuang melawan inperialisme dan

kapitalisme. Sehingga ia hams didukung oleh kaum Marxis di seantero dunia

dengan mengambil eontoh pada Sarekat Islam, adalah sebuah perkunlpulan yang

Page 69: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

61

luas, yang didalamnya banyak sekali anggota petani miskin yang hams dibela dan

diperhatikan nasib mereka oleh kaum Marxis. 38

38 Ibid, hal. 288

Page 70: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABIV

ANALISIS PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA

TENTANG KONSEP REVOLUSI DAN ISLAM Dl INDONESIA

A. Tan Malaka Dalam Hubungannya Dengau Marxisme

Sejarah adalah masa silam, eli daJamnya terdapat arsJp peIJuangan yang

merekanl perjalanan panjang dari berbagai tokoh-tokoh revolusioner dunia, Tan

Malaka adalah salah satu dari sekian banyak tokoh revolmlioner dunia, yang tidak

luput dari rekaman kamera sejarah Indonesia. Sebagai tokoh besar yang berbeda

dengan tokoh-tokoh perjuangan lain sezamannya. Tan Malaka mengeluarkan ide­

ide cemerlang serta gagasan-gagasan brilian tentang konsep perjuangan dan

perubahan.

Sudah tak lagi menjadi rahasia umum bila ideologi marxisme sangat

mempengaruhi pemikiran, sikap dan gerakan yang dilakukan oleh Tan Malaka.

Namun meskipun unsur marxisme sangat kental mempengaruhinya, ia menoleh

menjadikan dirinya sebagai pengikut Marx. Dia pun berusaha tidak menerima

pemikiran secara dogmatis dan selalu berusaha dan memberi kontek sosial budaya

pada pemikiran Marxis. Oleh karena itu dalam membahas persoaJan Indonesia

Tan Malaka selalu menyertakan kontek sosial budaya Indonesia sebagai acuan

dasar dalam menerjemahkan setiap pemikiran Marxis. Di sinilah terlihat

orisinalitas pemikiran Tan Malaka yang membuat berbagai konsep dan strategi

pergerakan dan perjuangan dalam merebut kemerdekaau. Marxisme bagi Tan

Page 71: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

63

Malaka harus dipahami dalam kerangka teoritis dan penerapannya sangat

tergantung pada masyarakat di mana ia tinggal. lni dinyatalcan bahwa yang

penting bagi Marxisme adalah penerapan metode berpikir bukan menjalankan

hasil eara berpikir. Lebih tegasnya Tan Malaka mengatakan, bahwa Marxisme

hanyalah sebagai petunjuk melakukan pergerakan bukan sebagai dogma paten

yang tidak bisa lagi diinterpretasi uIang. 1

Sikap anti dogmatis dalam berpikir terlihat jelas danpemahamannya terhadap

materialisme yang menurutnya berlainan dengan filsafat materialisme yang ada di

Barat, seperti yang ditulisnya di dalam "MADILOG" kalau filsafat materialisme di

Barat menganggap bahwa segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini berasal dari

benda (matter), maka sesuatu yang bukan benda (un matter), dan tidak masuk

diakalltidak rasional walaupun seeara fakta ada, akan dianggap sebagai sesuatu

yang tidak ilmiah dan hams ditolak. Namun, menurut Tan Malaka yang dikutip

oleh Safrizal Rambe, dasar dan aksioma materialisme Barat tidak eoeok

diterapkan di ldnonesia. Bagi Tan Malaka sekalipun sesuatu belum dapat

diterangkan, tapi kalau fakta sebagai lantainya ilmu bukti itu ada seeara konkret,

maka ia bersedia menerimanya sebagai bukti. Oleh karena itu, materialisme

dalam pandangan Tan Malaka merupakan suatu eara berpikir yang realistis,

pragmatis dan fleksibel. Karena perbedaan aksioma dalam memahami

materialisme inilah yang membuat Tan Malaka dalarn melihat materialisme

'Safrizal Ramhe, Pemikiran Palilik Tan Malaka " Kajian Terhadap Perjuangan "Sang KiriNosianalis" , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) hal. 314

Page 72: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

64

dialektis berlainan dengan yang dipahami Marx dan Engels. Kalau Marx dan

Engels dalam melihat materialisme-dialektis (sistem kefilsafatan yang

dibangunnya) sarna sekali menafikan hal-hal yang tidak dapat diterangkan secara

rasional, namun Tan Malaka tidak. Di sinilah letak perbedaan yang amat

mendasar antara Marxisme yang dikembangkannya semakin menajamkan

pemikirannya yang independen dan anti pragrnatis. 2

Dengan melihat konsep Marxisme yang dikembangkan oleh Tan Malaka

tersebut, penulis meyakini bahwa Tan Malaka adalah seorang Marxis Indonesia

yang menyadari bila masyarakat Indonesia dari dahulu sampai sekarang secara

sosiologis maupun antropoIogis tidak mungkin menjadi masyarakat materialis

seperti yang dialami Barat, otomatis Marxisme adalah turunannya. Karena

masyarakat selalu percaya akan adanya kekuatan lain di luar dirinya yang

menguasai alam serta isinya dan ini bersifat gaib. Ini ditunjukkan oleh Tan

Malaka berbagai kepercayaan seperti animisme dan dinamisme serta agama

Hindu, Budha, Kristen, dan Islam yang bermunculan dan dianut penduduk

nusantara disamping itu sepanjang masyarakat Indonesia tidak pemah

sekuIeralisasi pemikiran karena upaya untuk melepaskan pengaruh duniawi secara

tegas seperti yang ditunjukkan masyarakat eropa dengan Renaisance dan

Aufklarung yang memberi tempat bagi makin subumya filsafat materialisme tidak

pemah terjadi maka tak mengherankan bila kemudian orientasi adi duniawi ini

selalu dipakai baik oleh penguasa maupun rakyat untuk memberikan legitimasi

2 Ibid, hal. 315-316

Page 73: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

65

bahkan oleh penguasa pengaruh adi duniawi ini semakin diperkuat dengan

berbagai perlengkapan magis religius untuk memperkuat kekuasaannya.

Perbedaan inilah yang membuat Tan Malaka beranggapan masyarakat Indonesia

tidak mungkin tidak bertuhan3

Setelah memahami pembahasan tentang Marxisme yang ada pada Tan

Malaka, penulis menemukan ada dua keunikan sebagai pembeda antara Tan

Malaka dengan tokoh Marxis umumnya. Pertama, kemampuan Tan Malaka untuk

menerjemahkan Marxisme secara kontekstual sesuai dengan kualitas dan ruang

yang dihadapinya, tanpa teIjebak dalam alam berpikir yang doktriner, maka tidak

heran bila Tan Malaka lebih mengagumi Nabi Muhammad Saw dali pada Marx

dalam hidupnya. Kedua, kemampuan Tan Malaka untuk mensinkronisasikan

antara Marxisme dan spirit Islam dalam segala aktivitas lPikiran maupun gerakan

yang dijalaninya. Kemampuan dia dalam memadukan Marxisme dan Islam secara

"berjalin kelindan" seiring dan seirama merupakan suatu yang amat sukar bagi

kita untuk menemukannya di dalam tokoh-tokoh Marxis lainnya.

B. Tan Malaka dalam Hubungannya Dengan Islam

Pandangan Tan Malaka tentang Islam sangat menarik, mengingat selama ini

la dikenal sebagai tokoh komunis. Selama hidup tidak pemah ia memiliki

pemikiran negatif terhadap Islam. Bahkan dalam karya besamya "MAD/LOG"

3 Ibid, hal. 316

Page 74: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

66

yang dikutip oleh Achmad Suhelmi, ia menunjukkan rasa kekaguman dan

simpatinya yang amat mendalam terhadap agama ini 4

Bila melihat napak tilas perjuangan dan pemikiran Tan Malaka seperti yang

telah dijelaskan pada bab yang sebelumnya mungkin akan ada pertanyaan yang

sebelumnya mungkinkan seorang berideologi komunis bisa sekaligus seorang

yang beragama? Secara tidak langsung pertanyaan ini sudah terjawab dengan

sendiri oleh Tan Malaka dalam karya besamya "MADILOG". Dalam penjelasan

di Bab-bab sebelumnya kita seakan menganggap tidak ada konsklusi linier antara

Marxisme dan Islam seorang bisu menjadi Marxisme tanpa hams ganti agama.

Sungguh bukanlah suatu kesalahan bila seorang mungkin miskin berpikir-kiri­

kirian atau mengadopsi aliran-aliran atau ideologi revolusioner dan radikal dalam

sebuah perjuangan melawan kejahatan imperalisme dan kolonialisme. Itulah

sebabnya di zaman kolonial pernah muncul fenomena "Ffaji komunis" Misbach

seorang Muslim taat beragama, namun dalam peIjuangan anti kolonialisme

berpihak pada ideologi Marxisme dengan memakai perspektif ini. Memperkuat

kesimpulan Hamka dalam buku Islam dalam Tinjauan Madilog, bahwa Tan

Malaka adalah seorang pemimpin Islam atau setidalmya dialah bukanlah

"komunis tulen" termasuk, memusuhi keberadaan Tuhan dan anti agama dari

asumsi yang kembangkan ini kita dapat meletakkan tokoh Tan Malaka sebagai

seorang Muslim yang berparadigma kekirian yang dalam konteks kekinian

4 Achmad Suhelmi dkk, Islam dalam Tilljauan MADILOG, (Jakarta: Komunitas Banbu, 2000)hal. 93

Page 75: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

67

dikenal dengan istilah aliran "Islam kiri (Islamic lejiism). Bagaimanapun,

perjuangan dan pemikiran Tan Malaka menunjukkan kuatnya karakter "kiri

Islam" dalam diri tokoh ini. Apalagi Tan Malaka dengan jujur mengakui bahwa

dirinya sangat kuat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam "MADILOG" ia

menulis bahwa Islam merupakan sumber hidup dan inspirasi bagi pemikiran dan

perjuangannya5

Pemikiran Tan Malaka tentang Islam di atas merupakan bukti faktual bahwa

seorang pejuang komunis yang anti Islam, pemikiran tentang Islam pengaruh

Islam dan Nabi Muhammad menunjuk keperpihakannya yang sangat jelas

terhadap agama Islam. Satu hal yang harus dicatat bahwa keberpihakan Tan

Malaka terhadap Islam tersebut lebih didasarkan pada pengakuan yang tulus,

pengakuan yang lebih didasarkan pesimpangan komitmennya terhadap kebenaran

Islam, bukan sebuah pengakuan praktis yang melihat Islam sebagai sebuah

kekuatan politik yang bisa dijadikan basis kekuatan nasional menghadapi

kolonialisme dan imperialisme.

C. Tan Malaka Dalam Kernelut Revolusi

Sebagai seorang tokoh Marxis, Tan Malaka tidak hanya menjadikan ide-ide

serta gagasan-gagasannya hanyut begitu saja bak busa di tengah lautan,

keterlibatan dan keaktifan Tan Malaka di dunia pergerabm bersama grass rood

dalam upaya menentang hegemoni kaum kolonialis, setidaknya telah

5 Ibid, hal. 95

Page 76: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

68

membuktikan bahwa ia bukan tokoh besar "menara gading" yang hanya bisa

berteriak lantang namun kemudian bersembunyi di balik selimut sembari tidur

dalam kamar tanpa memperdulikan jerit-tangis kaum lemah yang setiap hari

ditindas oleh penjajah.

Namun terlepas dari konsistensi Tan Malaka terhadap Marxisme, aJaran

pergerakan pada pendekatan peIjuangan kelas (class struggle) baik usaha

melawan kaum imperialis maupun tirani-tirani penguasa. Pada kenyataannya

dalam konteks pergerakan Indonesia, Tan Malaka adalah tokoh yang kalah dan

tidak pemah mendapatkan posisi dan perpolitikan nasional kemenangan. Tan

MaJaka hanyalah dalam konteks gagasan, sementara d':llam merallgkul massa

untuk melakukan aksi yang bertumpu pada kekuatan kelas proletariat ia selalu

gaga!. Sepanjang perjuangan dan keterlibatannya dalam perpolitikan nasional Tan

Malaka tidak pernah mampu membangun sebuah partai yang berbasis massa yang

kokoh yang kuat, sehingga lumrah bila pada saat revolusi meletus gerakan aksi

massa dari kaum proletari atau seperti yang dicita-cita.kan Tan Malaka tidak

pemah terwujud sama sekali.

Salah satu bukti kongret dapat kita lihat ketika Tan Malaka menetap di Banten

dan bekerja di bawah sebuah pusat pertambangan batu bara yang dieksploitasi

oleh perusahaan Jepang, yaitu Sumtomo, dalam kurun waktu tersebut. Hampir

setiap saat Tan Malaka bergaul dengan kerumunan kaum buruh di sepanjang

waktu masa keIjanya di Bayah, Tan Malaka yang mendapat kesempatan

bergumul dengan kaul11 buruh, ternyata tidak melakukan transformasi politik

Page 77: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

69

secara baik atau membangun secara ilegal sebuah kekuatan kelas buruh yang

banyak. Gagasannya bahkan tidak dimengerti oleh kaum buruh sendiri tampaklah

bahwa Tan Malaka dalam kesendiriannya tidale mampu membumi di kalangan

buruh, sehingga tidak mengherankan apabila pada masa·masa mendekati gelora

revolusi dan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Terdapat gerakan dari Ieelas

buruh yang muncul dari Bayah atau Ieota-kota sekJitamya6 Bahkan pada

kenyataannya, gerakan-gerakan pemudalah yang tampil ke panggung sejarah dan

melakukan pendoprakan melalui gerakan politik yang mempunyai arti terpenting

bagi proklamasi dan kemerdekaan Indonesia.

Sepanjang perjuangan dan keterlibatannya dalam perpolitikan nasional Tan

Malalea tidak pernah mampu membangun sebuah partai yang membasislean massa

yang kukuh dan kuat, lahirnya sebuah revolusi yang bertumpu proktariat seperti

yang dicita-citalean Tan Malaka tidak pernah terjadi.

Dalam hemat penulis, kegagalan Tan Malaka dalam membangun sebuah

Ieeleuatan massa yang solid yang kuat disebabkan adanya tiga keleuatan yang ada

pada Tan Malaka. Pertama, Tan Malaka hanya mengemdalkan gagasan besar

tanpa mempertimbangkan fakta-fakta politik dengan kekuasaan riil hal ini terlihat

dari leasus pendidikan partai PARI oleh Tan Malaka. Pendirian partai ini tidak

dibarengi dengan orientasi konsep pergerakan yang jelas Tan Malaka tersebut

dalam subyektivitas sempit yang membuat ia lupa apabila saat itu situasi

2596Harry Prabowo, PerspeklijMarxlsme Tan Malaka, ( Yogyakarta: Jendela, 2002) hal. 258 -

Page 78: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

70

perpolitikan nasional dalam kondisi curat-marnt, konsolidasi kekuatan massa-pun

tidak lagi menjadi agenda prioritas, terbukti setelah kemandirian partai PARI dan

MOREA Tan Malaka menuai banyak kritik dari kawan komunis internasional.

Dalam hemat penulis idealnya Tan Malaka saat itu bukanJah mendirikan partai

barn, tapi, bagaimana membangun arns konsolidasi antara kekuatan partai yang

telah ada karena bagaimanapun pendirian partai yang barn jelas akan menyitakan

wal-1:u yang lama untuk membangun kembali kekuatan masa yang solid dan kuat.

Kedua, ketidak mampuan Tan Malaka dalam mentransforrnasikan gagasan­

gagasannya terhadap masyarakat rendah terntama pada kaum burnh, bagaimana

mungkin, gerakan yang bertumpu pada kekuatan massa tertindas akan terwujud

secara tepat dan benar, manakala dalam tataran teoritis dan konseptual tidak

dipahami oleh mereka yang berada pada kelas bawah.

Ketiga: sikap Tan Malaka yang cenderung tertutup dan jarang membuka

rnang konsolidasi politik dengna tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno, Sjahril,

Hatta, dll. Karena bagaimanapun, bicara politik perlu tidak akan lepas dari yang

namanya kepentingan, kekusaan, dan sikap prakmatisme, yang dimaksud di sini

adalah pragmatisme yang dalam pengertian luas, yaitll bernpa sikap untuk

mempeIjuangkan kemaslahatan umat yang banyak sikap Tan Malaka yang sangat

teguh terhadap nilai-nilai ideologis Marxisme secara eksklusif temyata membuat

Tan Malaka hams tergusur dan dimusuhi oleh mereka-mereka kaum nasionalis

yang saat itu memegang kendali kekuasaan.

Page 79: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

71

Harus dicatat bahwa kegagalan Tan Malaka tersebut bukan karena gagasannya

yang salah dan tidak terburnikan (World liness) atau sulit untuk diterima oleh

akal, tapi lebih dikarenakan waktu dan zaman yang kurang berpihak padanya.

Dari sini kita bisa rasakan jika Tan Malaka adalah orang yang benar pada tempat

yang salah, karena waktu dan ruang yang berupa aspek sosiologis Indonesia

waktu itu belum bisa menerima Tan Malaka.

Namun terlepas dari usahanya yang selalu gagal membangun kekuatan partai

yang kuat dan solid konsistensi Tan Malaka dalam memegang ideologi mumi

Marxis dalam segala aktivitas gerakan yang dilakukannya setidaknya

mencenninkan pemahaman Tan Malaka yang sangat matang terhadap ideologi

Marxis yang dianutnya sampai membawanya ke jalanan. Kemudian ia adalah

seorang Marxis sejati yang mencoba mempraktekk:an Marxisme sebagai

paradigma kehidupan sekaligus panduan perjuangan rakyat Indonesia.

Dalam suatu praktek cara berpikir dialektik terhadap revolusi Indonesia Tan

Malaka mempraktekkan cara hukum materialisme dialektika dalam rumus tesa­

antitesa dan sintesa yang mana hal ini membedakannya dengan para pemimpin

lain sekalipun Soekarno, Hatta atau Sjahrir yang lebih memaknai hukum logika

dan oportunisme ketimbang hukum dialektika. Inilah perbedaan mendasar antara

Tan Malaka dan pemimpin nasional lainnya, ia menggunakan pemahaman

Marxisme dalam setiap jengkal perjuangan sampai penghabisan. Merupakan

praktik dan strategi perjuangan yang tak pernah lepas dari kerangka konsepsi

ideologis.

Page 80: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

72

Cara pandang dialektika Tan Malaka dan kasus revolusi nasional Indonesia

bisa dijabarkan sebagai berikut: apabila kondisi ketertindasan dan keterhisapan

rakyat Indonesia disebabkan oleh kapitalisme atau imprialisme, hal ini berarti

bagaimana hukum-hukum objektif dalam struktur sosial masyarakat Indonesia

terbagi dalam kelas-kalas. Hal ini juga berarti terdapat kelas penindas (borjuasi)

dan kelas tertindas (murba I proletar). Pemandangan obyektif dari struktur

masyarakat kapitalis adalah pertentangan kelas atau antogonisme kelas yang tak

terdamaikan akibat dari kontradiksi dalam sistem kapitalisme itu sendiri, sehingga

dinamika sejarah berlangsung dalam pertarungan kelas-kelas.

Tan Malaka mencoba mengacu pada Marxisme dialektika ini dalam sejarah

masyarakat Indonesia, di bawah cengkraman kapitalisme atau imperialisme

sebagai tesanya maka harus dilakukan sebagai anti-tesa, yakni mewujudkan

masyarakat sosialisme di Indonesia dengan jalan revolusi kelas tertindas

Indonesia jalan revolusi kelas menjadi syarat mutlak tergabungnya sistem baru

dan tersingkimya sistem lama. Hukum dialektika ini b,erarti perubahan basis­

struktur dan super struktur yang semula dengan tesa dikuasai kaum borjuasi,

maka sebagai anti tesa-nya keduanya dikuasai kaurn murba tertindas atau kaurn

proktariat Indonesia lewat jaIan revolusi kelas.

D. Relevansi Pemikiran Politik Tan Malalm Terhadap Perpolitikan Masa Kini

Dari pemaparan tentang pemikiran politik Tan Malaka di atas, jelaslah bagi

kita bahwa keteguhan sikap, semangat patriotisme yang tinggi untuk membangun

Page 81: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

73

bangsa Indonesia dari hegemoni kaum Imperialisme serta sikap keperpihakan

terhadap kaum lemah yang tak kenaI lelah adalah bagian dati sebuah teladan

dalam sosok Tan Malaka yang bisa diambil dan diikuti oleh para elit-elit politik di

negeri ini. Apalagi nuansa politik dewasa ini lebih banyak berorientasi pada

perebutan kekuasaan dati pada semangat perubahan untuk membangun Indonesia

yang lebih maju dan sejahtera. Relevansinya terhadap konsep perpolitikan saat ini

penulis berkesimpulan bahwa secara materiil gagasan-gagasan politik Tan Malaka

tidak mungkin untuk diterapkan dalam kontek politik di Indonesia pada saat ini,

sebab pada saat ini model sosial masyarakat Indonesia masih cenderung berbau

patron sehingga nuansa rasionalitas berpikir belurnlah mengakar dalam

masyarakat Indonesia di mana faktor teologis, agama masih mendominasi

paradigma berpikir mereka.

Tapi secara gagasan dalam hemat penulis pemikiran politik Tan Malaka

adalah sesuatu hal yang sangat reIevan untuk dihadirkan kembali dalam konteks

perpolitikan di Indonesia pada saat ini: seperti pemikiran Tan Malaka tentang

persatuan pemihakan terhadap kaum tetindas dan lemah resistensi terhadap

dominasi kapitalis dan lain sebagainya.

a. Nasionalisme dan Politik

Memasuki pertengahan tahun 2005 kemarin, adalah merupakan bulan-bulannya

partai politik dan setiap parpol besar melakukan perhelatan akbar dengan melaksanakan

muktamar atan kongres namun sayang tragis tapi nyata, itulah mungkin yang teIjadi dari

Page 82: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

74

pelaksanaan muktamar atau kongres di pelbagai parpol besar di negeri ini. hampir di

setiap muktamar kongres di setiap parpol kita disodori dengan fenomena politik yang

memperhatikan7 semua muktamar dan kongres yang digelar oleh mayoritas parpol, POI,

PKB, PBR, PAN, Golkar, berakbir dengan konflik.

Anehnya demi sebagai partai yang konflik tersebut adala~l partai berbasis Islam,

seperti PKB, PBR, PAN. Fenomena konflik antara parpol di Indonesia khususnya partai

Islam di karenakan agama dijadikan panglima strategi politik umat Islam masih

berOIientasi kepentingan jangka waktn pendek, bukan mengglmakan nkuran

kemaslaltatan nmat yang lebih besar. Dan menafIkan semangat nasionalisme

kebersamaan dan komitmen perjnangan nntnk mempeIjuangkan kepentingan masyarakat

bangsa dan negara yang sudalt Illenjadi cita-cita dan kesepakatar bersama.

Uraian tentang pelllikiran Tan Malaka dalam konteks perpolitikan seperti ini kiranya

kita dapat hadirkan kembali sebagai inspirator bagi para politikus di negeri ini, agar tidak

lagi berpolitik seperti "ayam yang berkelalti dalam kandang yang sallla" tarpa

menghiraukan aksesnya terhadap umat dan kehidupan berbargsa dan bernegara.

Setidaknya apa yang dilakukar Tan Malaka nntnk Illendamaikan konflik antara CSI,

dengan komunis baik di ajang KOMINTRENT maupun di kongres PKI dan CSI adalalt

bukti sejaralt yang Illenampilkan sosok Tan Malaka sebgai seorang politisi yang sadar

akan kepentingannya persatnan dan kebersamaan dalam sebnall peljuangan konflik yang

bennuara pada keknasaan seperti teIjadi di berbagai parpol pada saat ini / jelas

mempakan sebualI bukti kongret dan potret politisi kita yang Illasili kekanak-kanakan dan

janh dari kearifan, kelllatangan serta kedewasaan, seperti halnya keprihatinan yang

7 Harian Media Indonesia, 03 Mei 2005

Page 83: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

75

diungkapkan oleh Prof. Dr. Achmad Syafi'l Ma'arif dalarn resonansi harian Republik

')angan ditanya lagi pattai politik" semuanya sarat dengan buruk, sisa-sisa idealisme

selalu katldas berhadapan dengan syahwat kekuasaan dan uang tdah dijadikan ideologi8

b. Islam Sebagai Etilrn Berpolitik

Masih segar dalam ingatan tentang pelaksanaan pilkada yang berlangsung

diberbagai daerah di Indonesia kemarin dan pilkada yang berlangsung pada saat

ini memang agak beda dengan pilkada sebelumnya yang masih menggunakan

mekanisme pemilihan melalui perwakilan raJ,,:yat (DPRD) berbeda dengan

sekarang, dimana calon kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat. Sebelum

memasuki waktu pemilihan ada senggallg waktu bagi setiap kandidat untuk

melaksanakan kampanye yang pada intinya, hal tersebut merupakan sebuah

mekanisme untuk mempromosikan kandidat yang akan berlaga, terlepas ia

merupakan moment penting bagi setiap kandidat untuk mengeluarkan janji­

janjinya yang dapat merangsang untuk pemilihnya.

Proses ini adalah konsekuensi logis dari tuntunan demokratisasi yang sedang

berjalan di negeri. Sebagai sebuah proses pembelajaran politik kerakyatan (civili

of political education) walaupun masih jauh dari kedewasaan dan kematangan

seperti banyaknya kandidat-kandidat yang mengangkat isu-isu agama setiap

berkampanye. Karena agama merupakan yang masih Inenjadi isu sentral dan

'Harian Republika, 26 April 2005

Page 84: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

76

urgen untuk dibawa untuk menjatuhkan lawan samgan maupun sebagai alat

legitimasi status calon itu sendiri.

Fenomena-fenomena politik seperti ini bukanlah hal yang baru dalam dunia

perpolitikan di negeri ini. Hal yang sarna juga terjadi ketika pemilihan umum

tahun 1999 dan 2004 fenomena politik yang surut dengan persoalan melibatkan

agama, secara tidak langsung membenarkan teori kJasik, bahwa manusia harus

tunduk pada orang yang membawa kita dan misi ke-Tuhanan seperti halnya yang

terjadi di Eropa pada abad pertengahan. Di mana hegemoni kaum gereja sangat

mendominasi pesoalan politik dalam pembacaan saya. Realitas politik semacam

ini adalah sebuah indikasi betapa agama masih sering dijadikan komoditas

politik9 Yang mempunyai daya magnet luar biasa sekalipun konsekuensinya harus

menanggalkan unsur rasionalitas berpolitik itu sendiri adalah kecelakaan besar,

bila persoalan idiologis hanya dijadikan alat legitimasi untuk meraup kekuasaan

politik semata, karena senyatannya hal tersebut akan mernbunuh niiai suci yang

terdapat dalam agama itu sendiri dan persoalan politik agama secara /ideal hams

ditetapkan sebagai control value (nilai kontrol) dan etiJkaIO moral yang hams

dipegang sebagai landasan utarna sehingga rahmat dan berkah kehidupan sebagai

'Pembahasan tentang dinamika perpolitikan Indonesia yang cenderung membawa-bawa namaagama, baca: Komaruddin Hidayat M. Yudhie Haryono, Manuver Politik Wama Tafsir KepemimpinanEra Reformasi dan Dialektika Ulama - Negara. (Bandung: Jala Sntra, 2004) ha. 21

IOMeletakkan Agama sebagai Etika berpolitik adalah sesuatu yang sangat relevan saat ini, danakan selalu reIevan, karena kehdupan manusia terus menerus ditandai oleh pertarungan (konflik)sementara antar kekuatan "baik" (good) dan kekuatan "jahat" (evil) tidak pemah herhenti, lihat, DalisoMangunkusumo, Penjara Politiklndonesia, (Yogyakarta: LPSAS PROSPEK, 1999) hal. 141

Page 85: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

77

mana tujuan agama itu sendiri tidak tergusur oleh sebuah kepentingan. Dan

prakmatisme sempit bagi siapa saja yang ingin mencari kekuasaan

Tan Malaka dalam pergulatannya di pentas perpohtikan nasional telah

mengajarkan kepada kita betapa agama adalah merupakan sebuah hal yang amat

"sahal". Sekalipun dan persoalan duniawi meyakini kebenaran Marxisme ia telah

meletakkan agama sebagai aturan nilai, etika moral dalam segala tindakannya

baik dalanl berpolitik berjuang maupun berpikir.

Page 86: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam rumusan tentang konsep revolusi nasional, Tan Malaka lebih inenitik

beratkan peIjuangannya pada kekuatan aksi massa rakyat tertindas. Dalam

pandangan Tan Malaka, revolusi nasional sejatinya bukanlah untuk menindas,

tapi upaya untuk membebaskan rakyat Indonesia dari hegemoni kaum

imperialis. Sementara tujuan dari revolusi itu sendiri menurut Tan Malaka

adaJah usaha untuk memerdekakan Indonesia secara 100%.

2. Selain sebagai seorang Marxis yang konsisten ia juga seorang muslim yang

taat dalam menjalankan perintah agama. Menurut Tan Malaka Islam adalah

agama yang rasional, membebaskan umat manusia dari sikap apatis dan

dogmatis serta percaya pada tahayyuJ. Selain itu, Islam dalam perspektif Tan

Malaka adalah agama yang sangat berpihak terhadap kaum lemah dan

tertindas dari berbagai macam tirani.

3. Dalam pergulatan politik, Tan Malaka merupakan sosok Marxis sekaligus

agamis. Sepanjang hayatnya Tan Malaka sangat akrab dan persahabat dengan

tokoh-tokoh pergerakan muslim, sekalipun ia seorang Marxis, namun

keperpihakannya terhadap pergerakan-pergerakan d(ill perpolitikan umat

Islam baik di Indonesia maupun di dunia internasionaJ. Usaha Tan Malaka

yang tanpa mengenal menyerah untuk menyatukan PKI dengan Pan-

Page 87: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

79

Islamisme, atau PKI dengan CSI yang pada masa revolusi sering terjadi

konflik adalah bukti konkret dan keperpihakannya terhadap perjuangan dan

perpolitikan umat Islam.

B. Saran-saran

I. Pembahasan yang dikembangkan studi ini merupakan usaha untuk

mengungkapkan sejarah perjuangan serta pemikiran politik Tan Malaka. Apa

yang ditulis dalam skripsi ini masih ')auh panggang dari api ", belumlah

menjadi suatu kajian yang utuh dan sempurna. Oleh karenanya, diharapkan

agar peniliti berikutnya dapat menyempurnakan penulisan ini. Sehingga studi

tentang pemikiran politik Tan Malaka dapat menjadi lebih komprehensif,

terutama pembahasan pemikiran Tan Malaka tentang revolusi dan Islam di

Indonesia.

2. Bagi para politisi yang sampai han ini masih sibuk dengan perebutan

kekuasaan, kiranya dapat mencontoh sikap dan perjua.ngan Tan Malaka, yang

sampai akhir hayatnya tidak pernah menjadi budak kekuasaan dan tidak

pernah menjadikan agama sebagai alat untllk mencapai kepentingan pribadi,

kelompok dan kekllasaan politik, tapi lebih menjadikannya sebagai etika

berpolitik dan beJjllang untuk kepentingan bangsa dan negara.

Page 88: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Taufik,Denyut Nadi Revo/usi Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka UmUl11.

AI Vian, Tan Ma/aka: Pejuang Revo/usioner yang Kesepian, da/am Manusia, da/am.Keme/ut Sejarah, Jakarta, LP3ES, 1988

Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992

Bahctiar, Harsja, Percakapan dengan Sidney Hook, Jakarta: Jambatan, 1999.

Suhelmi, Dkk, Achmad, Is/am da/am Tinjauan Madi/og, Jakarta: Komunitas Bambu,2000

Eisenstadt, Revo/usi dan transformasi Masyarakat, Jakarta: Cv. Rajawali, 1986.

Hakim, Lukman, Revo/usi Sistemik, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003

Harian Media Indonesia, 03 Mei 2005

Harian Republika, 26 April 2005

Haryono, M., Yudie dan Hidayat, Komaruddin, Manuver Politik U/ama Taf~ir

Kepemimpinan Era Reformasi dan Dia/ektika Uiama _. Negara, Bandung:Jala Sutra, 2004

Karim, M.A., I-lisyam, Agama da/am Pandangan Tan Ma/aka, Skripsi,(Jakarta:Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syahid Jakarta, 2004)

Malaka, Tan, MADI LOG, Jakarta: Teplok Press, 2000 .

____.__, Aksi Massa, Jakarta: Cedi dan Aliansi Press 2000. -

, Dari Penjara ke Penjara, Jakarta: Teplok Press, 2000

______, GERPOLEK: Geri/ya, Politik, Ekonomi, Yogyakarta: Jendela, 2000

--=-::c-:-' Merdeka 100% Tiga Percakapan Ekonomi-Politik, Jakmia : MarjinKiri,2005

Mangunkusumo, Daliso, Penjara Politik Indonesia, Yogyakmia: LPSAS PROSPEK,1999

Page 89: PEMIKIRAN POLITIKTAN MALAKA TENTANG REVOLUSI DAN ISLAM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13513/1/KHOLIK-FSH.pdfkarena ajarannya baik di bidang akhlak maupun

81

Mrazek, Rudolf, A polica/ Resu Nality's Strukture of Experience, ter}. Semesta TanMa/aka, Jakarta, PT. Bayu 1ndra Grafika 1994

Noer, Deliar, Pemikiran Politik di Negeri Bm'at, Bandung, Mizan, 1999, GerakanModern Is/am 1900-1942, Jakarta, LP3ES, 1994

Oshikawa, N, Tan Ma/aka, Belpikir tentang Nasib Gagasan Politik, JakartaKompas, Edisi 1 Januari 2000

Poeze, A., Harry, Tan Ma/aka Pergubtan Men1{ju Republik, Jakarta: Pustaka UtamaGrafiti,1999.

Prabowo, Hary, Perspektif Marxisme Tan Ma/aka, Teori dan Prakfis MenujuRepublik, Yogyakarta: Jendela, 2002

R. Arif dan Zada, Hamami, Diskursus Politik Is/am, Jakarta IS-IP, 2004

Rahmad, Jalaluddin, Rekayasa Sosia/, Reformasi atau Revolusi, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1999

Rambe, Safrizal, Pemikiran Politik Tan Aialaka Kajian Terhadap Pejuang Sang KiriNasionalis, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003

Rudy, May, Pengantar I1mu Politik, Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya,Bandung: PT. Ret1ika Aditama, 1993.

Skocpol, Theda, Negara dan Revolusi Sosia/, Jakarta: Erlangga, 1991

Tate, Nicholas, Explorasi Sejarah Perang Dunia, Jakarta, CV, Lontar Utama, 2001

Tuman, george, Kahin, Mc, Refleksi Pergumu/an Lahirnya R.epublik, Nasionalismedan Revolusi di Indonesia, Yogyakarta: UNS Pres, 1995

Wardaya, T., Baskara, Marxisme ]Viuda: ]Viao:isme Berwajah Manusiawi,Yogyakarta: Buku Baik 2003.

Zarfani, Ahmad, Pandangan Tan Ma/aka Terhadap Marxisme·· danAgama,Skripsi,(Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid Jakarta,2002) hal. 20