PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB...

47
PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS SPASIAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018 (Skripsi) Oleh AMAR IKHSAN PALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

PEMETAAN TINDAK PIDANA

PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

BERBASIS SPASIAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

(Skripsi)

Oleh

AMAR IKHSAN PALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

ABSTRAK

PEMETAAN TINDAK PIDANA

PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

BERBASIS SPASIAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

Amar Ikhsan Palam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) untuk membuat peta dan

basis data sebaran tindak pidana kriminalitas curanmor, (2) untuk mengetahui

lokasi persebaran wilayah tindak pidana kriminalitas curanmor, (3) untuk

mengetahui wilayah yang memiliki tindak pidana kriminalitas curanmor yang

tinggi, dan (4) untuk mengetahui faktor yang mengakibatkan rawan tindak pidana

kriminalitas curanmor di Kota Bandar Lampung.

Penelitian ini tergolong dalam penelitian survei. Sebaran lokasi tindak

kriminalitas curanmor di Kota Bandar Lampung yakni di Kecamatan Kedaton dan

Kecamatan Rajabasa. Objek dari penelitian ini adalah titik lokasi, jumlah kejadian

dan faktor yang mengakibatkan rawan tindak pidana kriminalitas curanmor di

Kota Bandar Lampung. Pengumpulan data dengan menggunakan metode

observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif berdasarkan

unit pemetaan dengan pendekatan spasial (keruangan).

Page 3: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peta dan basis data dapat digunakan

untuk menyediakan informasi serta mengolah data sebaran titik lokasi tindak

pidana curanmor di Kota Bandar Lampung serta dapat memberikan kemudahan

dalam proses penggunaannya. (2) Lokasi persebaran wilayah tindak pidana

kriminalitas curanmor di Kota Bandar Lampung terjadi di Kecamatan Kedaton

sebanyak 57 titik lokasi dan Kecamatan Rajabasa 63 titik lokasi. (3) Wilayah yang

memiliki tindak pidana kriminalitas curanmor tinggi yakni di Kecamatan Kedaton

meliputi Kelurahan Kedaton dan Penengahan Raya serta di Kecamatan Rajabasa

meliputi Kelurahan Rajabasa, Gedong Meneng, dan Kelurahan Rajabasa Nunyai.

(4) Faktor yang mengakibatkan rawan tindak pidana kriminalitas curanmor yakni

faktor personal; kelalaian pemilik saat memarkir kendaraannya dan kurangnya

kesadaran masyarakat terhadap tindak pidana curanmor yang bisa terjadi sewaktu-

waktu. Faktor situasional; daerah perumahan yang sepi, tidak ada petugas

keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang yang

tidak terdata, tidak ada kegiatan Siskamling, kemudahan mendapat informasi dari

‘orang dalam’, dan akses jalan pelarian bagi pelaku yang mudah.

Kata Kunci: Pemetaan, Tindak Pidana, Curian Kendaraan Bermotor.

Page 4: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

ABSTRACT

MAPPING OF SPATIAL BASED

MOTOR VEHICLE CRIMINAL ACTION

IN BANDAR LAMPUNG CITY

2018

By

Amar Ikhsan Palam

The aim of this research is to know about: (1) to make map and database of crime

stolen of motor vehicle, (2) to know the location of spreading of crime area of

motor vehicle, (3) to know the area having criminal crime stolen high motor

vehicle, and (4) to find out the factors causing prone crime of motor vehicle in

Bandar Lampung City.

This research belongs to survey research. The location distribution of motorcycle

vehicle action in Bandar Lampung City namely in Kedaton Subdistrict and

Rajabasa Subdistrict. The object of this study is the point of location, number of

events and factors that lead to crime criminality of motor vehicles in Bandar

Lampung City. Data collection using observation and documentation methods.

Data analysis uses descriptive based on mapping units with a spatial (spatial)

approach.

The results showed that: (1) Maps and databases can be used to provide

information and process data on the distribution of points of crime locations motor

Page 5: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

vehicle distribution in the city of Bandar Lampung and can provide convenience

in the process of use. cheap motor vehicle in Bandar Lampung City occurs in

Kedaton Subdistrict as many as 57 location points and Rajabasa District 63

location points. (3) Territories that have criminal acts of high vehicle vehicle

ceremony in Kedaton sub-district include Kedaton and Penengah Raya sub-

districts and Rajabasa sub-districts covering Rajabasa, Gedong Meneng, and

Rajabasa Niliki urban villages. (4) Factors that result in crime prone criminal

crime vehicles of motor vehicles ie personal factors; owner's negligence while

parking his vehicle and lack of public awareness of criminal acts that may occur at

any time. Situational factors; lonely residential areas, no security personel, remote

locations of security posts, many unaccompanied immigrants, no Siskamling

activities, easy information from 'insiders', and easy access to escape routes for the

easy perpetrators.

Keywords: Mapping, Crime, Motor Vehicle Curling.

Page 6: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

PEMETAAN TINDAK PIDANA

PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

BERBASIS SPASIAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

AMAR IKHSAN PALAM

1313034005

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 7: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang
Page 8: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang
Page 9: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang
Page 10: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19

September 1995 buah hati dari pasangan Chairul Husni

dan Yusnaini Munir. Penulis merupakan putra ke 4 dari

4 bersaudara. Memiliki 3 orang kakak perempuan yakni

Septia Roza, S.Pd., Wetharia, Amd., dan Lisa Kurniata,

S.Pd.

Pendidikan sekolah penulis dimulai Taman Kanak-Kanak Shandy Putra Telkom

pada tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan dasar di

Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Agung Bandar Lampung yang diselesaikan pada

tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di sekolah menengah pertama di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2007 hingga 2010.

Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2013.

Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SBMPTN).

Page 11: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

MOTTO

Ihsan : Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu

melihat-Nya. maka apabila kamu tidak dapat melihatnya,

sesungguhnya Dia melihatmu.

***

... dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik

bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,

Padahal ia amat buruk bagimu.

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(QS. Al – Baqarah : 216)

Page 12: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, tentu saja

beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman nanti. Aamiin.

Saya persembahkan hasil karya ini sebagai tanda bakti, cinta dan kasih sayang

kepada :

Yang tercinta, Ibunda Yusnaini Munir.

Yang terkasih, Adinda Mizha Nur Zevira.

Yang tersayang, ayunda Septia Roza, Wetharia, dan Lisa Kurniata.

Keluarga Besar Munir Labai – Siti Anyar.

Serta persembahan kepada almamater kebanggan, Universitas Lampung

sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan dan tempat membentuk

kepribadian untuk menjadi lebih mandiri dan berkarakter.

Page 13: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Pemetaan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Berbasis Spasial di

Kota Bandar Lampung Tahun 2018” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dedy Miswar, S.Si.,

M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama dan Kepala Laboratorium Terpadu

Pendidikan Geografi, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,

serta memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Ibu

Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu sekaligus

Pembimbing Akademik yang telah bersedia membimbing, serta memberikan

motivasi demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.

selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran selama

penyusunan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

Page 14: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Sunyono, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

6. Divisi Humas dan Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Bandar

Lampung yang telah memberikan bantuan sehingga tersusunnya skripsi ini.

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2013 di Program Studi Pendidikan

Geografi Universitas Lampung atas kebersamaanya dalam menuntut ilmu.

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan

pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis,

Amar Ikhsan Palam

Page 15: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. i

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8

1. Pemetaan ............................................................................................ 8

a) Proses Pemetaan ......................................................................... 9

b) Peta .............................................................................................. 10

2. Tindak Pidana Kriminalitas Pencurian .............................................. 11

a) Pengertian Tindak Pidana ........................................................... 11

b) Pengertian Kriminalitas (Kejahatan) .......................................... 12

c) Pencurian .................................................................................... 14

3. Kendaraan Bermotor .......................................................................... 14

4. Sistem Informasi Geografi (SIG) ....................................................... 15

a) Pengertian Sistem Informasi Geografi ........................................ 15

b) Komponen-komponen SIG ......................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ..................................................................................... 19

B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 20

1. Subjek Penelitian ............................................................................... 20

2. Objek Penelitian ................................................................................. 20

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ............................................ 20

1. Variabel Penelitian ............................................................................. 20

2. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 20

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 22

1. Teknik Observasi ............................................................................... 22

Page 16: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

2. Dokumentasi ...................................................................................... 22

E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah, Letak, Letak Geografis dan Luas Daerah Penelitian .................... 24

1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung ............................................... 24

2. Letak Astronomis Kota Bandar Lampung ........................................... 26

3. Letak Geografis Kota Bandar Lampung .............................................. 26

4. Luas Kota Bandar Lampung ................................................................ 27

5. Penggunaan Lahan Kota Bandar Lampung.......................................... 33

6. Keadaan Iklim Kota Bandar Lampung ................................................ 35

B. Kondisi Sosial Kota Bandar Lampung ....................................................... 38

1. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kota Bandar Lampung ............. 38

2. Komposisi Penduduk ........................................................................... 43

a) Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .................... 43

b) Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 46

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48

D. Pembahasan ................................................................................................ 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................... 68

B. Saran ......................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Tindak Pidana Curanmor di Provinsi Lampung ................... 2

Tabel 1.2 Jumlah Tindak Pidana Curanmor di Bandar Lampung .....................3

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Bandar Lampung ............................................. 27

Tabel 4.2 Luas Penggunaan Lahan Kota Bandar Lampung ............................. 33

Tabel 4.3 Data Curah Hujan Kota Bandar Lampung ………………................ 36

Tabel 4.4 Tipe Iklim Shcmidt – Ferguson ....................................................... 37

Tabel 4.5 Jumlah dan Persentase Jumlah Penduduk ........................................ 39

Tabel 4.6 Kepadatan Penduduk di Kota Bandar Lampung ............................... 41

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kota Bandar

Lampung Tahun 2017 .................................................................... 43

Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota

Bandar Lampung Tahun 2017 ........................................................ 47

Tabel 4.9 Jumlah Tindak Pidana Curanmor di Provinsi Lampung

Pada Tahun 2017 ............................................................................ 50

Tabel 4.10 Klasifikasi Tingkat Kerawanan Curanmor di Provinsi

Lampung Pada Tahun 2017 Per Kabupaten-Kota ............................ 50

Tabel 4.11 Jumlah Tindak Pidana Curanmor Berdasarkan Kecamatan di

Kota Bandar Lampung Pada Tahun 2013-2017 ................................52

Tabel 4.12 Klasifikasi Tingkat Kerawanan Curanmor di Kota Bandar

Lampung Pada Tahun 2017 Per Kecamatan .................................... 52

Page 18: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

Tabel 4.13 Jumlah Tindak Pidana Curanmor Di Kecamatan Kedaton

Berdasarkan Kelurahan Pada Tahun 2017 ....................................... 54

Tabel 4.14 Jumlah Tindak Pidana Curanmor Di Kecamatan Rajabasa

Berdasarkan Kelurahan Pada Tahun 2017 ...................................... 55

Tabel 4.15 Kriteria Penentuan Daerah Rawan Pada Peta Oleh Pihak

Kepolisian Per Kelurahan ................................................................ 56

Page 19: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Subsistem SIG ...................................................................... 16

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Bandar Lampung ....................................... 29

Gambar 4.2 Peta Kontur Kota Bandar Lampung ................................................. 31

Gambar 4.3 Peta Jaringan Jalan Kota Bandar Lampung ………..……................ 32

Gambar 4.4 Peta Penggunaan Lahan Kota Bandar Lampung ………….............. 34

Gambar 4.5 Diagram Batas Besar Nilai Dari Masing-Masing Tipe Curah

Hujan Schimidt-Ferguson ……………………................................. 37

Gambar 4.6 Peta Kepadatan Penduduk Kota Bandar Lampung .......................... 42

Gambar 4.7 Piramida Penduduk Kota Bandar Lampung ..................................... 45

Gambar 4.8 Peta Zona Kerawanan Curanmor Provinsi Lampung ....................... 51

Gambar 4.9 Peta Zona Kerawanan Curanmor Kota Bandar Lampung ................ 54

Gambar 4.10 Peta Tindak Pidana Curanmor Kec. Kedaton ................................... 57

Gambar 4.11 Peta Tindak Pidana Curanmor Kec. Rajabasa .................................. 58

Page 20: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor atau curanmor merupakan salah satu

tindak kriminal yang umum terjadi di berbagai tempat dengan waktu kejadian

yang berbeda. Tindak pidana curanmor sangat meresahkan masyarakat, karena

dapat menyebabkan kerugian yang bersifat material maupun non-material. Arti

material itu sendiri adalah kerugian bersifat fisik/kebendaan, sedangkan non-

material yaitu kerugian yang tidak bisa dinilai dalam jumlah yang pasti misalnya

rasa ketakutan, kehilangan kesenangan atau cacat anggota tubuh, dan kehilangan

kesusilaan atau kehormatan. Kerugian yang bersifat material maupun non-material

contohnya seperti pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan dengan tindak

kekerasan.

Tindak kekerasan tidak hanya sebatas melukai saja, akan tetapi juga seringkali

tindak pencurian disertai pembunuhan. Tindak pidana pencurian yang disertai

kekerasan tersebut mengakibatkan tidak hanya hilangnya benda dalam arti

kendaraan, akan tetapi hilangnya rasa aman, menyebabkan rasa takut bahkan

kehilangan nyawa. Ketersediaan data dan informasi mengenai kasus tindak pidana

curanmor sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan khususnya bagi pihak

kepolisian sebagai langkah antisipasi terjadinya tindak pidana curanmor

dikemudian hari.

Page 21: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

2

Hingga saat ini, berbagai cara sudah dilakukan upaya pencegahan tindak pidana

curanmor oleh pihak kepolisian dan masyarakat salah satunya dengan cara

memasang poster atau baliho yang berisi himbauan untuk menambah alat

keamanan pada kendaraan bermotor di sepanjang jalan dan tempat-tempat parkir

kendaraan. Namun pada kenyataannya upaya tersebut masih kurang efektif untuk

menekan tingkat kerawanan tindak pidana curanmor. Hampir setiap hari disiarkan

berita tentang kasus tindak pidana curanmor di Indonesia baik melalui media

elektronik maupun media cetak.

Kota Bandar Lampung merupakan tempat yang memiliki jumlah kasus tindak

pidana curanmor tertinggi di Provinsi Lampung pada tahun 2017. Hal ini

berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung yang dapat dilihat

pada tabel.

Tabel 1.1 Jumlah Tindak Pidana Curanmor di Provinsi Lampung Pada Tahun

2017

No Nama Kabupaten/Kota Jumlah Kasus

Curanmor

Persentase

(%)

1 Kabupaten Lampung Tengah 255 12,84

2 Kabupaten Lampung Utara 166 8,36

3 Kabupaten Lampung Selatan 161 8,11

4 Kabupaten Lampung Barat 32 1,61

5 Kabupaten Lampung Timur 214 10,78

6 Kabupaten Mesuji 47 2,37

7 Kabupaten Pesawaran 79 3,98

8 Kabupaten Pesisir Barat 49 2,47

9 Kabupaten Pringsewu 88 4,43

10 Kabupaten Tulang Bawang 105 5,29

11 Kabupaten Tulang Bawang Barat 69 3,47

12 Kabupaten Tanggamus 140 7,05

13 Kabupaten Way Kanan 122 6,14

14 Kota Bandar Lampung 442 22,26

15 Kota Metro 17 0,86

Total Kasus 1.986 100,00

Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2017

Page 22: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

3

Berdasarkan data pada Tabel 1.1, diketahui bahwa jumlah kasus curanmor di Kota

Bandar Lampung adalah sebanyak 442 kasus. Data yang diperoleh oleh Badan

Pusat Statisktik Provinsi Lampung tersebut berasal dari laporan Satlantas Polresta

Bandar Lampung yang merupakan data hasil laporan masyarakat. Terdapat

kemungkinan bahwa masih banyak kasus tindak pidana curanmor di Kota Bandar

Lampung yang tidak tercatat. Menurut data dari Satlantas Polresta Bandar

Lampung, dari 442 kasus tindak pidana curanmor yang terjadi di Kota Bandar

Lampung pada tahun 2017 sebagian besar adalah hasil laporan dari Polsek

Kedaton. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 1.2. Jumlah Tindak Pidana Curanmor Berdasarkan Kecamatan di Kota

Bandar Lampung Pada Tahun 2013-2017

No Nama Kecamatan Jumlah Kasus Curanmor

2013 2014 2015 2016 2017

1 Bumi Waras 28 26 37 18 23

2 Enggal 16 13 18 10 12

3 Kedamaian 20 14 24 15 17

4 Kedaton 83 72 102 66 57

5 Kemiling 27 34 41 23 31

6 Labuhan Ratu 35 30 26 19 27

7 Langkapura 17 14 16 7 11

8 Panjang 24 26 33 17 29

9 Rajabasa 94 84 88 78 63

10 Sukabumi 23 20 17 11 18

11 Sukarame 22 18 26 10 14

12 Tanjung Karang Barat 17 15 11 3 9

13 Tanjung Karang Pusat 21 19 27 23 16

14 Tanjung Karang Timur 9 14 21 16 12

15 Tanjung Senang 25 22 17 11 21

16 Teluk Betung Barat 32 29 21 18 19

17 Teluk Betung Selatan 20 18 12 19 17

18 Teluk Betung Timur 19 22 6 8 10

19 Teluk Betung Utara 18 11 18 23 12

20 Way Halim 29 21 24 18 22

Total Kasus 579 522 485 413 442

Sumber : Polresta Bandar Lampung, 2017

Page 23: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

4

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa terdapat dua kecamatan pada lima

tahun terkahir yang memiliki tingkat curanmor yang sangat tinggi yakni

Kecamatan Kedaton sebanyak 83 pada tahun 2013, 72 kasus pada tahun 2014, 102

kasus padatahun 2015, 66 kasus pada tahun 2016, 57 kasus pada tahun 2017 dan

Kecamatan Rajabasa sebanyak 94 pada tahun 2013, 84 kasus pada tahun 2014, 88

kasus padatahun 2015, 78 kasus pada tahun 2016, 63 kasus pada tahun 2017.

Data yang diperoleh merupakan data berdasarkan laporan dari warga masyarakat

yang umumnya menjadi korban tindak pidana curanmor. Informasi tentang jumlah

tindak pidana curanmor ini belum sepenuhnya sampai ke semua warga

masyarakat, mengingat pentingnya data dan informasi tersebut sebagai langkah

antisipasi bagi masyarakat. Terjadinya kejahatan pencurian kendaraan bermotor

ini membuat masyarakat merasa resah dan takut untuk mengendarai kendaraan

bermotor terutama saat melintasi jalan-jalan yang sepi.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perlu adanya penelitian

yang membahas tentang pemetaan tindak pidana curanmor. Sehingga penelitian

diberi judul “Pemetaan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Berbasis

Spasial di Kota Bandar Lampung Tahun 2018”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka indentifikasi dalam penelitian

ini yakni:

1. Belum tersedianya peta lokasi dan basisdata tindak pidana curanmor di Kota

Bandar Lampung.

Page 24: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

5

2. Banyaknya kasus tindak pidana curanmor yang tersebar di setiap kecamatan

di Kota Bandar Lampung khsusnya di Kecamatan Kedaton dan Rajabasa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka

dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini yakni;

1. Apakah peta dan basisdata dapat menyediakan informasi tentang lokasi

persebaran wilayah tindak pidana curanmor di Kota Bandar Lampung serta

memberikan kemudahan dalam penyimpanan dan penyajian data?

2. Wilayah mana yang memiliki tindak pidana kriminalitas curanmor yang

tinggi di Kota Bandar Lampung?

3. Faktor apa saja yang mengakibatkan rawan tindak pidana kriminalitas

curanmor di Kota Bandar Lampung?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membuat peta dan basisdata sebaran tindak pidana kriminalitas guna

mengetahui lokasi persebaran wilayah curanmor di Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui wilayah yang memiliki tindak pidana kriminalitas

curanmor yang tinggi di Kota Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mengakibatkan rawan tindak pidana

kriminalitas curanmor di Kota Bandar Lampung.

Page 25: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

6

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar

pada mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 2 pada

pokok bahasan Peta dan Pemetaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan informasi kepada

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung terkait dengan pantauan

daerah yang berpotensi terjadi tindak pidana curanmor.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan database tentang curanmor

beserta jumlah tindak kriminal curanmor melalui peta digital.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah adalah tindak pidana curanmor di Kota

Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah adalah titik lokasi tindak pidana curanmor

di Kota Bandar Lampung.

3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandar Lampung pada tahun 2018.

Page 26: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

7

4. Ruang lingkup ilmu yaitu Kartografi.

Kartografi adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah perpetaan meliputi

pembuatan peta sampai reproduksi peta, pembacaan peta, penggunaan peta,

analisis peta, dan penafsiran peta (Dedy Miswar, 2013:6).

Page 27: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemetaan

Menurut Dedy Miswar (2012:2) peta merupakan gambaran permukaan bumi yang

diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua

demensional. Menurut Prihanto (1988) (dalam Riyanto dkk, 2009:4)

mendefinisikan peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan

keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili.

Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan

dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi,

pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap

sosial kultural yang memiliki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang

tepat. (Soekidjo,1994: 34).

Pengertian lain tentang pemetaan yaitu sebuah tahapan yang harus dilakukan

dalam pembuatan peta. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan data,

dilanjutkan dengan pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta (Juhadi

dan Liesnoor, 2001: 4).

Page 28: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

9

a) Proses Pemetaan

Menurut Intan Permanasari dalam Nanda Kartika (2015: 1) mengemukakan

bahwa: ada 3 tahap proses pemetaan yang harus dilakukan yaitu:

1) Tahap Pengumpulan Data

Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data

merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data

sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi

tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer

atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial,

artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu

wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian

dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau

data kuantitatif.

Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan dan

pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan

dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam tabel–tabel, sebelum diolah

ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat

menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya,

melakukan perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang

sesuai.

2) Tahap Penyajian Data

Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data. Tahap ini merupakan upaya

melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut

menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data

pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan

dapat tercapai.

3) Tahap Penggunaan Peta

Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan

keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat

digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan

komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta

(mapmaker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat

merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan

dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan

memperoleh gambaran informasi sebenarnya dilapangan (real world).

Page 29: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

10

b) Peta

Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara pembuat peta dan

penggguna peta, sehingga peta dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan

informasi dari objek yang digambarkan secara optimal. Menurut Dedy Miswar

(2012:2) peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan

dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua demensional.

Menurut Prihanto (1988) (dalam Riyanto, 2009:4) mendefinisikan peta

merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara

berbagai perwujudan yang diwakili. Dari definisi para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa peta merupakan gambaran penyederhanaan dari pengecilan

permukaan bumi yang disajikan melalui bidang datar yang dilengkapi dengan

skala dan proyeksi tertentu serta simbol-simbol atau keterangan.

Fungsi utama dari peta itu sendiri yakni menyampaikan informasi antara

pengguna peta dengan pembuat peta. Agar informasi ini berjalan lancar maka

sebuah peta harus memiliki beberapa syarat. Menurut Riyanto dkk (2009:4)

syarat-syarat adalah sebagai berikut:

a) Peta tidak boleh membingungkan. Agar tidak membingungkan maka sebuah

peta perlu dilengkapi:

- Keterangan atau legenda (legend).

- Skala (scale) peta.

- Judul peta.

- Bagian dunia mana (insert).

b) Peta harus mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai

peta. Untuk itu agar mudah dimengerti atau ditangkap maknanya, dalam peta

digunakan:

- Warna.

- Simbol (terutama peta tematik).

- Sistem proyeksi dan sistem koordinat.

c) Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini peta berarti harus

cukup teliti sesuai dengan tujuanya.

Page 30: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

11

Peta memiliki berbagai macam klasifikasi. Menurut Riyanto dkk (2009:5) macam

peta dapat ditinjau dari empat segi yakni peta ditinjau dari segi jenis, peta ditinjau

dari skala, peta ditinjau dari fungsinya, dan peta yang ditinjau dari macam

persoalan. Dalam penelitian ini peta yang digunakan adalah peta tematik yakni

peta yang ditinjau dari fungsinya.

Menurut Subagio (2003:3) peta tematik adalah peta yang hanya menyajikan data-

data atau informasi dari suatu konsep/tema yang tertentu saja, baik berupa data

kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya dengan detail topografi

yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut.

2. Tindak Pidana Kriminalitas Pencurian

a) Pengertian Tindak Pidana

Istilah Pidana berasal dari bahasa Hindu Jawa yang artinya hukuman, nestapa atau

sedih hati, dalam bahasa Belanda disebut straf. Dipidana artinya dihukum,

kepidanaan artinya segala sesuatu yang bersifat tidak baik, jahat, pemidanaan

artinya penghukuman. Menurut E.Utrecht dalam Amiruddin dan H. Zainal Asikin

(2004: 47), pengertian tindak pidana dengan isilah peristiwa pidana yang sering

juga ia sebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan (handelen atau

doenpositif) atau suatu melalaikan (natalen-negatif), maupun akibatnya (keadaan

yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan).

Menurut Van Hamel dalam Adami Chazawi (2002: 154), Pengertian Tindak

Pidana ialah suatu serangan atau suatu ancaman terhadap hak-hak orang lain.

Page 31: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

12

Sedangkan menurut menurut Simons pengertian tindak pidana merupakan

tindakan melanggar hukum pidana yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun

tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya

dan oleh undang-undang hukum pidana telah dinyatakan sebagai suatu tindakan

yang dapat dihukum.

Setiap tindak kriminal di samping memunculkan pelaku juga akan menimbulkan

korban. Korban itu dapat berupa pelaku kriminal, maupun korban yang timbul

akibat dari tindak kriminal yang dilakukan oleh orang lain. Dalam menegakkan

hukum dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban yang dilakukan

secara bersama-sama antara kepolisian, kejaksaan dan kehakiman, adalah

merupakan suatu rangkaian yang cukup panjang dan juga membutuhkan sebuah

kordinasi antar instansi penegak hukum tersebut dalam menangani sebuah perkara

tindak pidana.

b) Pengertian Kriminalitas (Kejahatan)

Menurut Kartini Kartono (1992:122) Kejahatan adalah tingkah laku yang

melanggar hukum dan norma-norma sosial sehingga masyarakat menentangnya.

Menurut Romli Atmasasmita (1983:53) Kejahatan adalah suatu konsep yuridis

yang berarti tingkah laku manusia yang dapat dihukum berdasarkan hukum

pidana. Kejahatan juga bukan hanya suatu gejala hukum. Sedangkan Menurut

Richard Quinney (Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2001:11)

Menurut Made Darma Weda (1996:76) mengemukakan, bahwa ada dua faktor

yang menyebabkan terjadinya kejahatan yaitu:

Page 32: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

13

(1) faktor personal, termasuk di dalamnya faktor biologis (umur, jenis kelamin,

keadaan mental dan lain-lain) dan psikologis (agresivitas, kecerobohan, dan

keteransingan), dan,

(2) faktor situasional, seperti situasi konflik, faktor tempat dan waktu.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi seorang individu secara langsung adalah

faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang mempengaruhi tingkah laku

seperti:

a. Cacat yang bersifat biologis dan psikis.

b. Perkembangan kepribadian dan intelegensi yang terhambat sehingga tidak bisa

menghayati norma-norma yang berlaku. Faktor-faktor endogen ini

mempengaruhi unsur niat saja (Subhan Dika Putra, 2017: 5).

Faktor-faktor eksogen adalah faktor-faktor yang berasal dari luar yang

mempengaruhi tingkah laku, seperti:

a. Pengaruh negatif dari orang tua.

b. Pengaruh negatif dari lingkungan sekolah.

c. Pengaruh negatif dari lingkungan masyarakat.

d. Tidak ada atau kurang pengawasan orang tua.

e. Tidak ada atau kurang pengawasan pemerintah.

f. Tidak ada atau kurang pengawasan dari masyarakat.

g. Tidak atau kurang pengisian waktu yang sehat.

h. Tidak ada rekreasi yang sehat.

i. Tidak ada pekerjaan.

j. Lingkungan fisik kota besar.

k. Anonimitas karena banyaknya penduduk kota-kota besar (Subhan Dika Putra,

2017: 5).

Page 33: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

14

c) Pencurian

Dari segi bahasa (etimologi) pencurian berasal dari kata curi yang mendapat

awalan pe- dan akhiran -an. Kata curi sendiri artinya mengambil milik orang lain

tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Pencurian

dalam Kamus Hukum adalah mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan

tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Menurut kamus besar bahasa

Indonesia, arti dari kata “curi” adalah mengambil milik orang lain tanpa izin atau

dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Sedangkan arti

“pencurian” proses, cara, perbuatan.

Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur-unsurnya dirumuskan dalam

Pasal 362 KUHP adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk pokoknya yang

berbunyi: “barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian

milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam

karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 Tahun atau denda paling

banyak Rp.900,00,-“.

3. Kendaraan Bermotor

Menurut rumusan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan, pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan yang

digerakkan dengan peralatan teknik yang ada pada kendaraan itu. Kendaraan

Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang ada

pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau

barang dijalan selain dari pada kendaraan yang berjalan di atas rel.

Page 34: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

15

Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang

digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa

motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya

energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,

termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan

roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang

dioperasikan di air. (Pasal 1 Angka 13 UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah Dan Retribusi Daerah).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kendaraan bermotor

mempunyai makna yaitu kendaraan yang digunakan untuk dikendari atau dinaiki,

dimana kendaraan itu digerakkan oleh peralatan teknik atau motor sebagai tenaga

penggerak baik kendaraan beroda dua maupun beroda empat.

4. Sistem Informasi Geografi (SIG)

a) Pengertian Sistem Informasi Geografi

Saat ini perkembangan informasi geospasial sangat pesat, terutama

pengembanagan data Geospasial Digital. Kemampuan penyimpanan yang

semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan

proses data yang semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang

tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi. Maka dari itu,

diperlukan sebuah perangkat lunak yang berbasis data untuk dapat menganalisis

dan memungkinkan pencarian data yang mudah dalam suatu sistem informasi

yang disebut Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Page 35: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

16

menjadi salah satu sarana penyampaian informasi. Terutama untuk informasi-

informasi yang berhubungan dengan data spasial.

Menurut Eddy Prahasta (2002:4),Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu

teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial

dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-

kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial.

Geographic Information System (GIS), merupakan suatu sistem yang berbasiskan

komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-formasi

geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis

objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan

karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam

menangani data yang bereferensi geografis yaitu: masukan, keluaran, manajemen

data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data

(aronoff:89). Dalam sistem informasi geografis terdapat subsistem-subsistem

dalam SIG itu sendiri meliputi Data Input, Data Output, Data Management, dan

Data Manipulation and Analysis. Keempat subsistem tersebut akan saling

berkaitan antara satu sama lain. Dapat dilihat pada gambar skema berikut:

Page 36: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

17

b) Komponen-komponen SIG

Sistem Informasi Geografi memiliki sistem yang kompleks dan biasanya

terintegrasi dengan sistem-sistem komputer tingkat fungsional dan jaringan.

Komponen- komponen yang terdapat dalam yang terdapat dalam sistem informasi

geografi adalah:

1) Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras yang bekerja sebagai

pemasukan data, pemrosesan data, penyajian hasil, dan penyimpanan (storage).

Perangkat keras yang sering digunakan antara lain adalah Digitizer, scanner,

Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter.

2) Perangkat lunak (software)

Dari sudut pandang yang lain, SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak

yang tersusun secara modular dimana sistem basis datanya memegang peranan

kunci. Software SIG harus memiliki spesifikasi sebagai Database Management

System (DBMS), fasilitas untuk input dan manipulasi data geografis, fasilitas

untuk query, analisis, dan visualisasi serta Graphical User Interface (GUI) yang

baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada. Beberapa perangkat lunak

misalnya: R2V, Arc view, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain.

Page 37: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

18

3) Data

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan

baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Data SIG atau disebut data

geospatial dibedakan menjadi data spasial dan data attribute. Data grafis

mempunyai tiga elemen: titik (node), garis(arc), danluasan/ area (polygon), dalam

bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk,

posisi, dan arah. Tujuh fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk

titik, garis, dan polygon/area, yaitu: data kenampakan, unit area, jaringan topologi,

catatan sampel, data permukaan bumi, label/teks pada data, simbol data.

4) Sumber Daya Manusia

Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan

membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata. Suatu

proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-

orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Page 38: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

19

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoman yang sistematis

untuk memahami obyek penelitian geografi, dengan menggunakan alat dan

melalui prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di

bidang ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar

(Widoyo Alfandi, 2001:108).

Metode penelitian yang digunakan adalah Sistem Informasi Geografi (SIG).

Bernharsen dalam Rosana (2003:67) mendefinisikan: “Sistem Informasi Geografi

adalah sistem komputer yang digunakan untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi,

kompilasi, penyimpanan, perubahan (updating) manajemen dan pertukaran,

manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis data geografis”. Sistem

komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan,

memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan

data, berhubungan dengan posisi di permukaan bumi. Metode penelitian SIG

digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran tindak pidana

curanmor di Kota Bandar Lampung berbasis spasial.

Page 39: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

20

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sebaran lokasi tindak kriminalitas curanmor di

Kota Bandar Lampung yakni di Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Rajabasa.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah data geospasial yaitu :

a. Data Spasial yaitu peta administratif Kota Bandar Lampung.

b. Data Atribut yaitu data lokasi dan jumlah tindak kriminalitas curanmor di

Kota Bandar Lampung.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Lokasi persebaran wilayah tindak pidana kriminalitas curanmor di Kota

Bandar Lampung.

b) Faktor kerawanan tindak pidana kriminalitas curanmor di Kota Bandar

Lampung.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yakni

a) Lokasi sebaran tindak pidana curanmor di Kota Bandar Lampung berdasarkan

wilayah hukum. Dalam penelitian ini, lokasi yang dimaksud adalah lokasi

Page 40: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

21

absolut sebaran tindak pidana curanmor di Kota Bandar Lampung. Lokasi

tindak pidana curanmor di Kota Bandar Lampung ini didapat melalui hasil

pengukuran di lapangan dengan menggunakan GPS. Berikut adalah cara

menentukan titik koordinat suatu wilayah dengan menggunakan GPS:

Tekan tombol power pada GPS. Tunggu hingga GPS mendapatkan sinyal

yang baik (± 5-6 sinyal yang dapat ditangkap oleh GPS). Dalam

menentukan suatu koordinat lebih baik dilakukan di luar ruangan agar

sinyal dapat mudah ditangkap oleh GPS.

Tekan tombol pada menu utama. Kemudian pilih Mark Waypoint.

Tunggu beberapa saat, hingga akan muncul titik koordinat berserta

elevasinya (ketinggian tempat tersebut).

Catat titik lokasi koordinat tersebut.

Catatan:

Pada saat marking titik koordinat anda tidak boleh bergerak ke sana kemari

(berjalan-jalan), cukup berhenti di tempat sesaat sampai anda tekan Enter

untuk OK, menerima hasil yang diperoleh dan anda simpan, baik anda ubah

namanya ataupun default nama yang diberikan oleh GPS.

b) Faktor rawan tindak pidana kriminalitas curanmor di Kota Bandar Lampung.

Faktor yang dimaksud adalah faktor-faktor penyebab terjadinya rawan tindak

kriminalitas dengan melihat kondisi yang ada dilapangan dengan melihat di

Kota Bandar Lampung. Faktor rawan tindak pidana curanmor di tentukan

sebagai berikut:

Page 41: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

22

Faktor personal, termasuk didalamnya faktor biologis (umur, jenis

kelamin, keadaan mental dan lain-lain) dan psikologis (agresivitas,

kecerobohan, dan keteransingan), dan,

Faktor situasional, seperti situasi konflik, faktor tempat dan waktu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Dalam

penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yaitu:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala pada objek penelitian (Moh.

Pabundu Tika, 2005:44). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang data lokasi sebaran serta kondisi penyebab tindak

kriminal curanmor wilayah di Kota Bandar Lampung

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Dalam penelitian ini teknik

dokumentasi digunakan untuk mencari data skunder mengenai data tindak

kriminalitas curanmor, jumlah penduduk, peta dasar Kota Bandar Lampung dan

lain-lainnya yang diperoleh melalui lembaga instalansi terkait.

Page 42: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

23

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

berdasarkan unit pemetaan dengan pendekatan spasial (keruangan). Pendekatan

keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang

menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam

perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatialstructure), pola

(spatialpattern), dan proses (spatial processess).

Page 43: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian mengenai tingkat

rawan curanmor di Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Peta dan basis data dapat digunakan untuk menyediakan informasi serta

mengolah data sebaran titik lokasi tindak pidana curanmor di Kota Bandar

Lampung serta dapat memberikan kemudahan dalam proses penggunaannya.

Lokasi persebaran wilayah tindak pidana kriminalitas curanmor di Kota

Bandar Lampung terjadi di Kecamatan Kedaton sebanyak 57 titik lokasi dan

Kecamatan Rajabasa 63 titik lokasi.

2. Wilayah yang memiliki tindak pidana kriminalitas curanmor tinggi di Kota

Bandar Lampung yakni di Kecamatan Kedaton meliputi Kelurahan Kedaton

dengan jumlah kejadian sebanyak 19 kejadian atau sebesar 33,33% dan

Kelurahan Penengahan Raya dengan jumlah kejadian sebanyak 13 kejadian

atau sebesar 22,81%. Di Kecamatan Rajabasa meliputi Kelurahan Rajabasa

dengan jumlah kejadian sebanyak 21 kejadian atau sebesar 33,33%,

Kelurahan Gedong Meneng dengan jumlah kejadian 15 atau sebesar 23,81%

dan Kelurahan Rajabasa Nunyai dengan jumlah kejadian sebanyak 13

kejadian atau sebesar 20,63%.

Page 44: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

69

3. Faktor yang mengakibatkan rawan tindak pidana kriminalitas curanmor di

Kota Bandar Lampung yakni faktor personal, meliputi; kelalaian pemilik saat

memarkir kendaraannya dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap

tindak pidana curanmor yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Faktor situasional, meliputi: daerah perumahan yang tergolong sepi, tidak ada

petugas keamanan di tempat-tempat umum atau perumahan, lokasi yang jauh

dari pos keamanan atau pos polisi, banyak warga pendatang yang tidak

terdata, tidak ada kegiatan Siskamling atau hanya di malam hari, kemudahan

mendapat informasi dari ‘orang dalam’, sewaktu melakukan tindak pidana

curanmor, daerah yang tergolong ramai karena menjadi akses utama

masyarakat, kurangnya pengamanan di daerah pasar atau pertokoan, dan

akses jalan pelarian bagi pelaku yang mudah.

B. Saran

Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan antara lain:

1. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih teliti dan waspada dalam menjaga

keamanan lingkungan sekitar sehingga dapat mengurangi terjadinya tindak

kriminal curanmor.

2. Diharapkan kepada masyarakat untuk menggalakkan kembali bentuk

perlindungan sosial yang selama ini sudah ada, misalnya Siskamling (Sistem

Keamanan Lingkungan) dengan lebih efektif. Jika kontrol masyarakat lebih

kuat maka hal ini akan dapat mengurangi angka tindak kriminalitas curanmor.

Page 45: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

70

3. Disarankan kepada pihak kepolisian untuk lebih memperketat pengawasan di

daerah yang rawan terjadi tindak kriminalitas curanmor, guna untuk

mengantisipasi terjadinya tindak kriminalitas yang lebih tinggi lagi.

4. Masyarakat diharapkan menumbuhkan dan meningkatkan kewaspadaan

terhadap segala tindak kriminalitas khususnya tindak pidana pencurian

kendaraan bermotor yang bisa saja terjadi disekitar kita dan pada waktu yang

tidak terduga.

Page 46: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana 1. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta,

Amiruddin dan H. Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2016. Statistik Keamanan Provinsi

Lampung 2015. Lampung.

Barda Nawawi Arief. 1994. Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan

Kejahatan dengan Pidana Penjara. Badan Penerbit Universitas

Diponogoro Semarang.

Dedy Miswar. 2012. Kartografi Tematik. Anugrah Utama Raharja Printing &

Publishing. Bandar Lampung.

Eddy Prahasta. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.

Informatika. Bandung.

Juhadi dan Dewi Liesnoor Setiyowati. 2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik.

Pusat Pengkajian dan Pelayanan Sistem Informasi geografis, Geografi

UNNES. Semarang.

Kartini Kartono. 1992. Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Rajawali Press.

Jakarta.

Made Darma Weda.1996. Kriminologi, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.

Nanda Katika. Pemetaan Sumber Daya Kelautan. Oktober 2015.

http://nandakartika21.blogspot.co.id/2015/10/. Diakses pada 22 Januari

2018.

Riyanto, Prilnali EP dan Hendi Indelarko. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem

Informasi Geografis. Gava Media. Yogyakarta.

Romli Atmasasmita. 1983. Problem Kenakalan Anak-anak Remaja. Armico,

Bandung.

Page 47: PEMETAAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR ...digilib.unila.ac.id/54558/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keamanan, lokasi yang jauh dari pos keamanan, banyak warga pendatang

Rosana. 2003. Buku ajar Sistem Informasi Geografi. Diktat. Fakultas Keguruan

dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung. Lampung.

Soekidjo. 1994. Pengembangan Potensi Wilayah. Gramedia. 229 Halaman.

Bandung

Subagio. 2003. Pengetahuan Peta. Penerbit ITB. Bandung.

Subhan Dika Putra. 2017. Analisis Pemetaan Kasus Pencurian Di Jatinangor.

https://subhandikaputra.files.wordpress.com/2017/12/analisis-pemetaan-

kriminalitas-di-jatinangor.pdf. Diakses pada 22 Januari 2018.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta. Jakarta.

Topo Santoso & Eva Achjani Zulfa. 2001. Kriminologi. Rajawali Press. Jakarta,.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Tentang Lalu Lontsdan Angkutan Jalan.

Pustaka Yustisiaa. Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi

Daerah. Pustaka Yustisiaa. Yogyakarta.

Widoyo Alfandi. 2001. Epistemologi Geografi. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.