Pemetaan situasi randika daniel000.docx

download Pemetaan situasi randika daniel000.docx

of 20

Transcript of Pemetaan situasi randika daniel000.docx

Departemen Teknik SipilUniversitas Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAHPEMETAAN SITUASI

KELOMPOK 24Randika Dwirahman( 1206260526 )Daniel Sibarani( 1206260495 )Sarah Pramiarsih( 1206222811 )Asprizal Hirsyam( 1206260564 )

Tanggal Praktikum: Kamis, 8 Mei 2014Asisten Praktikum: Radiansyah TaviputraTanggal Pengumpulan:Nilai:Paraf Asisten:

DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2014

I. Tujuan

1.Untuk mengumpulkan data geometris pada permukaan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, baik alami maupun buatan manusia.2.Melakukan pemetaan situasi, yaitu menggambarkan data-data geometris di permukaan bumi ke suatu bidang datar dengan skala tertentu.3.Memilih cara yang tepat dalam menentukan kerangka dasar pengukuran situasi sesuai dengan kondisi lapangan dan alat yang dipakai. 4. Mencari luas suatu bangunan atau lahan tanpa melakukan pengukuran langsung.5. Mengetahui kontur dari suatu area sekitar tempat dimana terdapat suatu bangunan gedung.

II. Landasan TeoriPemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajijan dalam dimensi horisontal dan vertikal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta. Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut:a. Pengukuran titik fundamental (Xo, Yo, Ho, dan ao)b. Pengukuran kerangka horisontal (sudut dan jarak)c. Pengukuran kerangka tinggi (beda tinggi)d. Pengukuran titik detail (arah, beda tinggi dan jarak terhadap titik detail yang dipilih sesuai dengan permintaan skala)Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu dilakukan dalam dua tahapan, yaitu:1. Penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik ikat2. Pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran fisik bumi yang akan muncul di petanya. Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan penggambaran dan kontur.

Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan ditentukan oleh kerangka serta jenis pengukuran. Bentuk kerangka yang didesain tidak harus sebuah polygon, namun dapat saja kombinasi dari kerangka yang ada.

a. Pengukuran HorisontalTerdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi horisontal yaitu pengukuran polygon utama dan pengukuran polygon bercabang. b. Pengukuran beda tinggiPengukuran situasi ditentukan oleh dua jenis pengukuran ketinggian, yaitu: Pengukuran sifat datar utama Pengukuran sifat datar bercabangc. Pengukuran DetailPada saat pengukuran di lapangan, data yang diambil untuk pengukuran detail adalah: Beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik detail yang bersangkutan Jarak optis atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail Sudut antara sisi kerangka dengan arah titik awal detail yang bersangkutan, atau sudut jurusan magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan.Adapun metode pengukuran situasi sendiri ada dua, yaitu:1. METODE OFFSETPada metode ini alat utama yang digunakan adalah pita/rantai dan alat bantu untuk membuat siku (prisma). Metode offset terdiri dari dua cara, yaitu:a. Metode siku-siku (garis tegak lurus)

Titik-titik detail diproyeksikan siku-siku terhadap garis ukur AB. Kemudian diukur jarak-jaraknya dengan mengukur jarak aa, bb, cc, dd, posisi titik a, b, c, dan d secara relatif dapat ditentukan.

b. Metode mengikat (Interpolasi)Titik-titik detail diikat dengan garis lururs pada garis ukur. Ada dua cara:1. Pengikatan pada sembarang titik

Tentukan sembarang garis pada garis ukur AB titik-titik a, a, b, b, c, c. Usahakan segitiga aaa, bbb, ccc merupakan segitiga sama sisi Bc, Bc, Bb, Bb, Ba, Ba, aa, aa, bb, bb, cc, cc, maka posisi titik-titik a, b, c dapat ditentukan. 2. Perpanjangan sisi

3. Cara Trilaterasi Sederhana

2. METODE POLARAlat: theodolit kompas (misal To) atau theodolit repetesi. 1. Dengan unsur Azimuth dan jarak

2. Dengan unsur sudut dan jarak Pengukuran sudut dilakukan dari titik dasar teknik Pengukuran jarak datar dilakukan dengan pita ukur atau EDM

Dalam menentukan titik bats dibutuhkan minimal tiga data ukuran yang diukur dengan menggunakan minimal dua titik tetap (referensi). Contoh:1. Sudut, sudut, sudut

2. Sudut, sudut, jarak

3. Sudut, jarak, jarak

Setelah pengukuran pemetaan stuau dan detail selesai dilaksanakan langkah berikutnya yaitu melakukan perhitungan terhadap data yang telah diperoleh da menyajikannya falam benttuk penggambaran peta yang dilengkapi dengan garis kontur.Garis kontur adalah yang ada di permukaan bumim yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama dari suatu bidang referensi tertentu, Konsep dari garis kontur ini dapat mudah dipahami dengan membayangkan kolam air. Jika air dalam keadaan tenang, maka tepi dari permukaan air itu akan menunjukkan garis yang ketinggiannya sama. Garis tersebut akan menutup pada tepi kolam dan membentuk garis kontur. Adapun keguanan dari garis kontur ini antara lain:1. Sebagai dasar untuk menentukan penampang tegak suatu permukaan tanah2. Sebagai dasar untuk perencanaan besarnya galian atau timbunan3. Memperlihatkan ketinggian tanah dalam lokasi atau peta tersebut dan sebagainya

Rumus-rumus yang dipakai :t = . 100 (a-b) sin 2d = 100 (a-b) cos2 (90-)dimana :t= selisih tinggi antara tempat theodolit dengan titik yang ditembak d = jarak horizontal antara tempat theodolit dengan titik yang ditembak (jarak optis)a= benang atas (dalam meter)b= benang bawah (dalam meter)= sudut miring/sudut vertical

Dengan rumus-rumus di atas, serta rumus dasar untuk menentukan koordinat, yaitu:XQ = XP + dPQ sin PQYQ = YP + dPQ cos PQdimana :dPQ = jarak dari P ke Q PQ = sudut jurusan dari P ke Q

III. Peralatan Theodolit1 buah Rambu1 buah Patok4 buah Pita Ukur1 buah Statif1 buah Unting-unting1 buah

IV. Prosedur Praktikum1. Menggambarkan sketsa bangunan.2. Memberikan nama pada sketsa.3. Menancapkan patok di titik pertama, yaitu titik B.4. Meletakkan statif pada titik pertama.5. Memasang theodolit diatas statif.6. Mengatur tinggi alat agar titik acuan terlihat pada lensa.7. Mengatur gelembung nivo dan waterpass agar tepat ditengah.8. Menancapkan patok pada titik kedua, yaitu titik C.9. Melakukan pembacaan pada layar theodolit untuk memastikan theodolit mengarah ke titik kedua atau patok kedua dengan sudut horizontal (HA) pada posisi 000'00" dan sudut vertikal (VA) pada posisi 9000'00".10. Meletakkan rambu pada titik B.11. Mengatur fokus lensa sehingga rambu dapat terlihat dengan jelas.12. Melakukan penembakan pada titik B dengan membidik theodolit ke arah titik B dan membaca benang atas, benang tengah, benang bawah dan sudut horizontal.13. Mencatat hasil pembacaan benang atas, benang tengah, benang bawah, dan sudut horizontalnya.14. Mengulangi langkah diatas dengan melakukan penembakan pada titik A, B, C, dan D dari titik bidik yang berbeda.15. Mencatat hasil pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah pada setiap titik tersebut.16. Mengukur tinggi alat dari tiap titik bidik yang berbeda.17. Mengukur jarak sebenarnya dengan pita ukur pada setiap titik untuk perhitungan kesalahan relatif.

V. Data Pengamatan & Pengolahan DataBP342A13CDB

Gambar 1. Sketsa Bangunan yang Diukur

Tempat AlatTitik TembakPembacaan Teodholit(cm)Sudut HorizontalSudut VertikalTinggi Alat (Cm)Jarak (D) (m)

BABTBB

AB135122109000'00"9000'00"12426,3

2121111100.5437'10"24,1

413451241108347'35"24,2

D13712511288123625,7

BA132122112000'00"12626,3

113212010753'20"24,1

311410290.58710'40"23,2

C117106939320'54"25,9

CB1471341218611'12"12425,9

21441321208537'20"23,2

4151142132.3329'30"24,4

D153139132000'00"26,8

DC12106938919'16"12526,8

311210888545'25"24,4

1126114102615'20"24,2

A131118105000'00"25,7

Tabel 1. Data Pengamatana. Jarak Titik Sasaran dengan Titik Acuan (Doptis)

Mencari Doptis menggunakan rumus:

Dan mencari kesalahan relatif jarak:

Tempat AlatTitik TembakBABBDoptis(m)D(m)Kesalahan Relatif (%)

AB1351092626,31,14

2121100.520.524,141,91

4134.511024,524,23,31

D1371122525,72,72

BA1321122026,31,14

11321072524,13,73

311490.523,523,27,76

C117932425,97,34

CB1471212625,90,39

2144122423,23,45

4151132.318,724,42,46

D1531322126,821,64

DC120932726,80,75

3112882424,41,64

11261022424,20,83

A1311052625,71,17

Tabel 2. Jarak Titik Sasaran dengan Titik Acuan

b. Beda Ketinggian (h)

Beda tinggi antara titik acuan dengan titik sasaran dapat dicari dengan rumus:

Tempat AlatTitik TembakTinggi Alat (Cm)BTh(m)

AB124122-0.02

2124109-0.15

41241240

D1241250.01

BA126119-0.07

1126120-0.06

3126101-0.25

C126106-0.20

CB1241340.1

21241320.08

41241480.24

D1241390.15

DC125106-0.19

312510-0.25

1125114-0.11

A125118-0.07

Tabel 3. Beda Ketinggian

c. Sudut Koreksi dan Polygon

TitikSudut Dalam

A8812'36"

B9320'54"

C8611'12"

D8919'16"

3573'58"

Tabel 4. Sudut Dalam Sebelum Dikoreksi

S1 + S2 + S3 + S4 + 4 f () = 3600000357358 + 4 f () = 3600000f () = 0440,5

TitikSudut Dalam

A8856'36,5"

B944'54,5"

C8655'12,5"

D903'16,5"

36000'00"

Tabel 5. Sudut Dalam Setelah Dikoreksi

Gambar Polygon dengan sudut setelah dikoreksi

d. Kontur

TititkBTTinggi Alat (Cm)hKontur

B122124-0.02-0.02

2109-0.15-0.15

412400

D1250.010.01

A119126-0.070

1120-0.06-0.105

3101-0.25-0.295

C106-0.20-0.245

B1341240.10.005

21320.08-0.015

41480.240.145

D1390.150.055

C106125-0.19-0.25

310-0.25-0.31

1114-0.11-0.17

A118-0.070

VI. ANALISIS

a. ANALISAPERCOBAAN

Praktikum pemetaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data geometris pada permukaan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, baik alami maupun buatan manusia. Selain itu juga bertujuan untuk melakukan pemetaan situasi, memilih cara yang tepat dalam menentukan kerangka dasar pengukuran situasi sesuai dengan kondisi lapangan dan alat yang dipakai, serta mencari luas suatu bangunan atau lahan tanpa melakukan pengukuran langsung. Dalam percobaan ini alat yang dibutuhkan adalah : theodolite, meteran, patok, payung, unting-unting, dan statif. Pertama, praktikan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dan membawanya ke lokasi praktikum. Lokasi yang dipilih adalah gedung BP3 Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Praktikan kemudian menentukan 4 tempat untuk menaruh patok dan menggambarkan sketsanya dalam kertas. 4 patok yang diletakkan harus mengeliingi bangun yang diukur. Kemudian, praktikan mulai menaruh teodolite pada titik A dan mengatur agar theodolite berada pada posisi datar dengan cara mengatur tinggi kaki statip dan menyeimbangkan posisi gelembung nivo kotak dan nivo aldehide. Setelah itu, mengatur posisi teropong agar berada pada posisi 90o0000 dan menentukan posisi 0 derajat titik yang akan ditembak (pada percobaan ini posisi 0 derajat berada pada titik-titik yang berada diluar bangunan. Selanjutnya, melakukan penembakan pada titik tempat patok diletakkan dan membaca hasil penembakan dengan theodolite berupa benang atas, benang tengah, benang bawah, dan sudut horizontal di titik 1, B, 2, D, dan 4. Praktikan juga mencatat jarak dari titik teodolit dan titik yang ditembak. Sebelum penggantian titik teodolite, praktikan mengukur tinggi alat teodolite. Setelah mencatat, praktikan memindahkan teodolit ke titik B dan mengukur ketinggian titik 2, C, 3, A, dan 1. Kemudian melakukan hal yang sama pada titik-titik selanjutnya. Setelah itu, praktikan mengukur luas bangunan yang diukur, yaitu gedung BP3.

b. ANALISA HASIL

Dari percobaan ini, data yang didapatkan adalah nilai benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut horizontal yang terbaca pada theodolite, panjang sisi bangunan, dan jarak antara theodolite dengan titik sasaran. Dari data tersebut, kita dapat menentukan besarnya jarak antara theodolite dengan titik sasaran, perbedaan tinggi antar titik, sudut koreksi, dan kontur.Berdasarkan hasil perhitungan pertama, didapatlah perbedaan jarak antar titik dengan menggunakan rumus:

Dengan kesalahan relatif yang didapat berdasarkan rumus,

Tempat AlatTitik TembakBABBDoptis(m)D(m)Kesalahan Relatif (%)

AB1351092626,31,14

2121100.520.524,141,91

4134.511024,524,23,31

D1371122525,72,72

BA1321122026,31,14

11321072524,13,73

311490.523,523,27,76

C117932425,97,34

CB1471212625,90,39

2144122423,23,45

4151132.318,724,42,46

D1531322126,821,64

DC120932726,80,75

3112882424,41,64

11261022424,20,83

A1311052625,71,17

Pada perhitungan kedua, didapat perbedaan tinggi antar titik dengan menggunakan rumus:

Tempat AlatTitik TembakTinggi Alat (Cm)BTh(m)

AB124122-0.02

2124109-0.15

41241240

D1241250.01

BA126119-0.07

1126120-0.06

3126101-0.25

C126106-0.20

CB1241340.1

21241320.08

41241480.24

D1241390.15

DC125106-0.19

312510-0.25

1125114-0.11

A125118-0.07

Pada perhitungan ketiga, didapat sudut koreksi sudut dalam yang terbentuk dari titik A, B, C, dan D dengan menggunakan rumus:

Dengan sudut koreksi sebesar 0440,5maka didapatlah sudut dalam titk A, B, C, dan D setelah dikoreksi sebagai berikut:TitikSudut Dalam

A8856'36,5"

B944'54,5"

C8655'12,5"

D903'16,5"

36000'00"

Selanjutnya, mencari kontur lokasi pemetaan, sebagai berikut:TititkBTTinggi Alat (Cm)hKontur

B122124-0.02-0.02

2109-0.15-0.15

412400

D1250.010.01

A119126-0.070

1120-0.06-0.105

3101-0.25-0.295

C106-0.20-0.245

B1341240.10.005

21320.08-0.015

41480.240.145

D1390.150.055

C106125-0.19-0.25

310-0.25-0.31

1114-0.11-0.17

A118-0.070

Dan gambar kontur yang dihasilkan sebagai berikut:

c. ANALISA KESALAHANPada praktikum kali ini, ketidaksesuaian data yang didapat berdasarkan hasil pengukuran langsung dengan hasil perhitungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:a. Pada saat pembacaan rambu melalui theodolite, karena skala pada rambu tidak spesifik sehingga dalam pembacaan skalanya tidak akurat. Selain itu, saat pemegangan rambu yang tidak pada posisi tegak sehingga dapat mempengaruhi pembacaan rambu dan pengukuran jarak menggunakan meteran kurang akurat di tiap titik.b. Kondisi theodolite yang tidak seimbang karena kondisi tanah yang tidak pada kondisi datar sehingga harus mengatur statif agar dapat berdiri pada kondisi seimbang.c. Posisi gelembung nivo kotak yang kadang masih berubah saat theodolite digerakkan sehingga mengindikasikan posisi theodolite tidak pada kondisi seimbang.d. Peletakan titik sasaran yang berada pada posisi yang kurang menguntungkan karena saat menembak dengan theodolite dapat terhalang dengan tumbuhan yang mengganggu sehingga posisi rambu harus digeser dari titik yang seharusnya.e. Saat pencatatan data yang terburu-buru sehingga data yang dicatat kurang rapi dan kurang jelas.

VII. KESIMPULANKesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:1. Praktikan mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam pemetaan situasi dengan kondisi lokasi yang sedang dipilih.2. Praktikan dapat membuat gambar kontur tanah di sekeliling bangunan dengan selisih tinggi alat dan tinggi tanah.3. Luas bangunan diukur secara langsung menggunakan meteran dan didapat luas sebesar 467,1 m2.

VIII. REFRENSI

Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Labratorium Survey dan Pemetaan. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Iniversitas.