PEMETAAN GEOLOGI

8
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pemetaan geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian lapangan yang bertujuan mengidentifikasi penyebaran batuan dan endapan lainnya di suatu lokasi. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan. Pemetaan geologi ber-output Peta Geologi yang umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat seperti kompas geologi, palu geologi, patok ukur, dan GPS untuk posisi dari Bahan Galian. Kemudian dengan menerapkan hukum- hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari pembahasan mengenai pemeetaan bahan galian ini, agar dapat mengidentifikasi keberadaan suatu bahan galian dengan metode-metode tertentu. 1.2.2 Tujuan Membuat Peta Geologi Lokal Membaca dan Mengiterpretasikan keadaan Geologi Lokal

description

GEOLOGI

Transcript of PEMETAAN GEOLOGI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada dasarnya pemetaan geologi merupakan rangkaian dari hasil

    berbagai kajian lapangan yang bertujuan mengidentifikasi penyebaran batuan

    dan endapan lainnya di suatu lokasi. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa

    pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan. Pemetaan geologi

    ber-output Peta Geologi yang umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta

    topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-singkapan batuan beserta

    unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut.

    Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan

    dengan menggunakan alat seperti kompas geologi, palu geologi, patok ukur, dan

    GPS untuk posisi dari Bahan Galian. Kemudian dengan menerapkan hukum-

    hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan serta

    unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap

    1.2 Maksud dan Tujuan

    1.2.1 Maksud

    Maksud dari pembahasan mengenai pemeetaan bahan galian ini, agar

    dapat mengidentifikasi keberadaan suatu bahan galian dengan metode-metode

    tertentu.

    1.2.2 Tujuan

    Membuat Peta Geologi Lokal

    Membaca dan Mengiterpretasikan keadaan Geologi Lokal

  • 2

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pemetaan Bahan Galian (Geologi)

    Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-

    informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa

    peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan

    susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur

    geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah

    tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus

    memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Contohnya

    peta geologi (formasi batuan).

    Sumber : Introduction to Mineral Eksploration, UruguwayGeospublishing,2006.

    Gambar 2.1 Pemetaan Bahan Galian

    Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada

    informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta

    tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang

    diperoleh. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah

  • 3

    cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi

    sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

    2.2 Tahapan dan Pengambilan Data Di Lapangan

    Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan)

    dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta

    penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-kompas.

    Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan

    dapat diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji

    parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan

    dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane

    table atau dengan teodolit.

    Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh

    melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat

    didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap

    (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah

    penutupnya.

    a) Penampang Lintasan (traverse)

    Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan

    lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan.

    Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum

    seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan

    yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.

    Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan

    kompas dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured

    section atau tali kompas) dilakukan dengan tujuan membuat penampang

    (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran penampang

    stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi

    satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran

    penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap

    paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.

    b) Interpretasi dan informasi data

    Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan

    pemetaan geologi/alterasi antara lain :

  • 4

    Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).

    Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau

    batubara.

    Penyebaran dan pola alterasi yang ada.

    Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau

    formasi).

    Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.

    Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi

    geoteknik dan hidrologi.

    Bangunan-bangunan, dll.

    Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan

    manfaat antara lain :

    Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui

    (diperkirakan).

    Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.

    Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat

    dihindarkan (efisiensi).

    Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui

    dengan pasti.

    menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan

    penampang geologi dari data pengamatan singkapan di lapangan.

    c) Input Pemetaan Geologi + Bahan Galian BIJIH

    Mengetahui batas-batas wilayah yang dipetakan dari peta datar topografi

    lalu menentukan batasan koordinat tersebut.

    Dari data pustaka kita mencari batas-batas yang terdapat dalam batuan

    dan bahan galian yang ada disitu

    Peta selesai , cari input data geologi ( Junior Geologist ) untuk bahan

    galian bijih ( emas, perak , besi dll ) karena tidak ada kedudukannya maka

    luasan daerah kita cari dengan tracking GPS lalu plot di peta kontur / peta

    dasar yang kita buat.

    d) Output PETA BAHAN GALIAN

    Adanya peta bahan galian harus diawali dengan peta geologi

  • 5

    Dari peta geologi yang bisa kita bsia ketahui adanya bahan galian

    tertentu, kita petakan daerah bernilai ekonomis karena adanya bahan

    galian

    2.3 Metode Pengolahan dan Interpretasi Data

    Tahapan pengolahan data dilakukan setelah mendapatkan data dan bukti

    tentang kebedaraan suatu bahan galian di lapangan adalah menuangkan data

    data tersebut kedalam peta. Dengan menggunakan peta topografi dalam di

    tentukan ketersebaran bahan galian tersebut, kesesuaian data ketinggian

    dengan penyebaran data akan menggabarkan sekilas tentang bentuk bahan

    galian yang ada. Terdapat beberapa metode untuk menggambarkan penyebaran

    pada peta topografi.

    Sumber : Introduction to Mineral Eksploration, UruguwayGeospublishing,2006.

    Gambar 2.2 Superfisicial Deposits in Topography.

  • 6

    Metode 1 titik.

    Syarat srayat pemetaan dengan metode 1 titik.

    a. Diketahui 1 data singkapan berupa litologi dengan kedudukannya pada

    ketinggian tertentu.

    b. Diketahui 2 data singkapan dengan litologi dan kedudukan yang relatif

    sama. Garis lurus penghubung 2 titik tersebut akan menjadi kedudukan

    sebenarnya dari singkapan tersebut.

    c. Jarak cropline dapat dihitung dengan perhitungan trigonometri.

    Metode 2 titik

    Syarat srayat pemetaan dengan metode 2 titik.

    a. Diketahui 3 data singkapan dengan lithologi yang sama.

    b. 2 singkapan berada pada ketinggian yang sama, dan 1 singkapan lainnya

    berada pada ketinggian berbeda.

    c. Garis penghubung antara 2 titik singkapan pertama akan menjadi

    kedudukan sebenarnya dari singkapan tersebut, 1 titik singkapan lainnya

    mensejajarkan dengan kedudukan awal.

    Metode 3 titik

    Metode ini biasanya di terapkan pada data-data bor yang memiliki jenis

    bahan galian sama. Menggukan metode triangulasi, ketinggian terendah akan

    menentukan arah miring bahan galian, sedang arah horizontal dapat ditentukan

    dari tegak lurus arah miring. Jarak cropline ditentukan berdasarkan interval

    kontur.

  • 7

    BAB IIII

    KESIMPULAN

    Pemetaan Geologi (Endapan Bahan Galian) dapat dilakukan dengan

    beberapa metode, dengan berdasarkan bentuk topografi dan keadaan geologi

    setempat. Dengan peta topografi dapat dilakukan dilineasi sebaran satuan

    endapan bahan galian. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh

    tahapan eksplorasi yang dilakukan.

    Metode-metode nya antara lain adalah: 1, 2, dan 3 titik. 3 metode ini

    diterapkan dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Pemetaan geologi ini juga

    beroutput pada interpretasi atau pendekatan tentang sebaran sebenarnya di

    lapangan terhadap suatu endapan bahan galian. Dimana dapat

    menginterpretasikan berdasarkan jenis batuan sesuai fisik, mineral-mineral

    terkandung, daerah-daerah spot pembawa mineral dengan memperhatikan pola

    topografi dan aliran sungai, juga struktur baik tektonik maupun eksogenetik yang

    mempengaruhi suatu endapan bahan galian.

  • 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Muchsin, A.H. Machali., 2015, Materi Kuliah Teknik Eksplorasi,. Universitas

    Islam bandung.

    Charles, J. Moon., 2006, Introduction To Mineral Eksploration (Firts Edition).,

    Blackwell Publishing.