Pemetaan

39
PEMETAAN (Peta Topografi dan Peta Geologi) Bidang Khusus Eksplorasi Sumberdaya Bumi Program Studi Rekayasa Pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Oleh: Rhoni Loenhard Sidabutar 22113037

description

Presentasi singkat mengenai pemetaan, peta topografi, dan peta geologi.

Transcript of Pemetaan

Page 1: Pemetaan

PEMETAAN (Peta Topografi dan Peta Geologi)

Bidang Khusus Eksplorasi Sumberdaya Bumi

Program Studi Rekayasa Pertambangan

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Institut Teknologi Bandung

Oleh:

Rhoni Loenhard Sidabutar

22113037

Page 2: Pemetaan

• Peta adalah suatu media dua demensi yang memperlihatkan

keadaan permukaan bumi beserta kenampakannya. (Syafrizal.

2013. Materi Kuliah Pemetaan Eksplorasi. Jurusan Teknik

Pertambangan. Institut Teknologi Bandung)

DEFINISI

• Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau

sebagian unsur permukaan bumi digambar dalam skala tertentu

dan sistem proyeksi tertentu. (Noor, D. 2012. Pengantar Geologi.

Bogor: Pakuan University Press)

Page 3: Pemetaan

• Jenis - Jenis Peta Yang Umum Digunakan Dalam Kegiatan

Eksplorasi:

Peta topografi

Peta geologi regional

Peta tata guna lahan

Peta kawasan lindung

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)

Peta kemiringan lereng

Dll.

• Pemetaan adalah suatu kegiatan pada daerah pengamatan dengan

melakukan pengukuran, pendataan, survei, dan kegiatan lainnya

dimana hasilnya berupa media dua dimensi (2D) yang

menggambarkan object pemetaan pada daerah pengamatan yang

digambarkan dengan skala tertentu.

Page 4: Pemetaan

Bagian – Bagian Utama Dalam Peta

Dalam Sebuah Peta yang baik diperlukan adanya bagian-bagian

pelengkap guna menperjelas peta tersebut sehingga mudah

dimengerti dan dipahami oloh penggunanya. Bagian-bagian tersebut

antara lain;

• Judul Peta dan lokasi; terkadang dilengkapi dengan indeks lokasi

• Nama pembuat peta dan tahun pembuatannya

• Skala peta; skala batang dan notasi

• Arah mata angin; umumnya digunakan arah utara sebagai acuan

utama

• Sistem koordinat; sistem utm atau derajat

• Legenda; untuk menjelaskan simbol, warna, dan keterang lainnya

yang ada didalam peta.

Page 5: Pemetaan

Contoh Dengan Kelengkapannya

Page 6: Pemetaan

Peta Topografi

Topografi berasal dari bahasa Yunani yaitu topos yang berarti

tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi dapat

didefinisikan sebagai gambaran dua dimensi yang menggambarkan

permukaan bumi dengan ketinggian sama yang dicirikan dengan

garis kontur.

Peta topografi merupakan peta dua dimensi yang memberikan

gambaran tiga dimensi (3D), yaitu unsur ketinggian pada suatu

daerah pengamatan. Oleh karena itu peta topografi merupakan

peta yang umum digunakan dalam kegiatan eksplorasi.

Page 7: Pemetaan

Methods of Representing Topography

Dalam merepresentasikan relief muka bumi (beda tinggi) dalam

sebuah peta topografi, setidaknya ada tiga metode yang digunakan,

yaitu; shading, hachures, dan contours.

• Shading

Metoda ini menggunakan gradasi warna untuk menggambarkan

perbedaan elavasi. Penggunaan metoda ini umumnya banyak

digunakan pada peta dengan skala kecil yang menggabarkan area

yang besar seperti provinsi, negara, dan atau benua.

• Hachures

Merupakan perkembangan dari metode shading dimana gradasi

warna digantikan dengan menggunakan garis. Garis digambarkan

tegak searah dengan kemiringan lereng (slope). Semakin rapat

garis-garis tersebut menunjukan lereng yang semakin curam

demikian juga sebaliknya. Metode ini terkadang dikombinasikan

dengan metode contours (kontur). Banyak digunakan di Perancis

dan Swis.

Page 8: Pemetaan

• Contours

Merupakan metoda representasi beda elevasi yang banyak

digunakan pada saat ini. Kontur didefinisikan sebagai garis yang

menghubungkan titik-titik dengan ketingian yang sama. Seperti

yang disebutkan diatas, bahwa penggunaan kontur dalam

merepresentasikan beda tinggi (elevasi) adalah yang paling banyak

digunakan terutama untuk pekerjaan-pekerjaan lapangan. Mis:

pembuatan peta geologi, peta geomorfologi, dll.

Page 9: Pemetaan

Contoh peta topography

menggunakan metode

shading

Central United States of America

Page 10: Pemetaan

Contoh Peta Topography

yang menggunakan metode

hachures

Page 11: Pemetaan

Contoh peta

topography yang

menggunakan

metode contours

Page 12: Pemetaan

Peta Topografi Karangsambung

Page 13: Pemetaan

Garis Kontur

• Tiap – tiap titik pada garis kontur memiliki ketinggian yang sama.

• Nilai elevasi dari kontur merupakan kelipatan sederhana dari

interval kontur; untuk memudahkan pengamatan maka dibuatlah

kontur indeks yang dicirikan dengan garis yang lebih tebal.

• Setiap garis kontur tidak mungkin saling berpotongan satu sama

lain.

• Kontur merupakan garis yang menutup atau berakhir pada garis

peta.

• Garis kontur tidak mungkin bercabang

• Kontur yang memiliki spasi yang seragam menunjukan daerah

dengan kemiringan lereng yang seragam.

• Kontur dengan spasi yang rapat menunjukan daerah lereng yang

terjal.

• Kontur dengan spasi yang renggang menunjukan daerah lereng

yang landai atau datar.

Page 14: Pemetaan

• Kontur yang saling berhimpitan menunjukan lereng yang vertikal

(± 900). • Kontur dengan kenampakan bergerigi mengindikasikan daerah

depresi

• Kontur yang membelok kearah hulu suatu lembah dan

membentuk pola V tajam pada alur lembah sungai yang sempit.

• Kontur akan membulat pada puncak pegunungan dan perbukitan.

Page 15: Pemetaan

Kontur yang rapat menunjukan daerah dengan kemiringan

lereng yang lebih besar

Kontur yang renggang menunjukan daerah yang landai atau

kemiringan lerengnya kecil.

Page 16: Pemetaan
Page 17: Pemetaan

PETA GEOLOGI

“Geological maps are used in planning future exploration, directing development work and coordinating

stoping” (Faddies et al., 1982, p. 43).

Definisi:

• Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi

suatu daerah/wilayah /kawasan dengan tingkat kualitas

berdasarkan skala.

• Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta

sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan

sumberdaya mineral serta energi.

• Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan

corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi,

misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat

diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.

Page 18: Pemetaan

• Peta geologi dengan skala 1:500.000 dan yang lebih kecil

(1:1000.000; 1:2000.000; dan 1: 5000.000) disebut sebagai peta

geologi berskala kecil. Peta geologi dengan skala ini bertujuan

untuk menyajikan tatanan geologi regional.

• Peta geologi dengan skala 1:250.000 dan yang lebih besar

(1:100.000; 1:50.000; 1: 10.000 dst) disebut dengan peta geologi

skala besar yang bertujuan untuk menyajikan tatanan geologi

lokal (detail).

• Peta geologi dibedakan secara umum dibedakan menjadi 2 jenis

yaitu:

a. Peta geologi sistematik, merupakan peta yang menyajikan

data dasar geologi dengan nama dan nomor lembarnya

mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No.

019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya

b. Peta geologi tematik, peta geologi yang menyajikan data

geologi untuk tujuan tertentu, misalnya peta geologi

teknik, peta geologi kuarter.

Page 19: Pemetaan

Wilyah Indonesia tercakup dalam peta geologi sistematik dari

berbagai skala sebagai berikut:

• 1007 lembar peta geologi skala 1: 100.000

• 198 lembar peta geologi skala 1: 250.000

• 76 lembar peta geologi skala 1: 500.000

• 16 lembar peta geologi skala 1: 1.000.000

• 2 lembar peta geologi skala 1: 2.000.000

• 1 lembar peta geolog skala 1: 5.000.000

Di Indonesia peta geologi diterbitkan oleh instansi pemerintah atau

badan usaha yang ditunjuk pemerintah. Instansi yang berwenang

menerbitkan peta geologi sistematik adalah Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi (P3G), Direktorat Jenderal Geologi dan

Sumberdaya Mineral, Departemen Petambangan dan Energi

Republik Indonesia.

Page 20: Pemetaan

Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat

interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk

berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk penilaian kualitas

air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana

longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya

mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna

lahan, dan lain sebagainya.

Page 21: Pemetaan
Page 22: Pemetaan

Alastair J. Sinclair and Garston H. Blackwell, 2004 menyatakan

informasi yang disajikan dalam sebuah peta geolog terkait

penggunaannya dalam inventarisasi deposit mineral adalah:

• Rock Types (tipe batuan)

Tipe batuan merupakan salah satu informasi fundamental yang

diperlukan dalam suatu peta geolgi. Hubungan antara atribut

kimia, fisik, dan umur dari batuan memberikan dasar untuk

mengetahui dan memahami sejarah dan geologi pada area

pengamatan.

• Faulting (sesar)

Adanya sesar mengidikasikan litologi yang komplek dari suatu

wilayah. Pengetahuan terhadapa umur sesar menjadi penting

karena sesar yang muncul sebelum adanya mineralisasi

mengidikasikan adanya minerasasi di wilayah sekitar sesar,

sedangkan sesar yang terjafdi setelah proses mineralisasi akan

mengganggu deposit mineral dan menjadi batasan (boundary)

untuk proses estimasi sumberdaya)

Page 23: Pemetaan

• Folding (perlipatan)

Hampir sama dengan sesar, adanya sturktur perlipatan akan dapat

mempengaruhi deposit yang ada dan membentuk geometri yang

kompleks.

• Fracture and Vein Density

Tempat dimana kontrol dari rekahan juga memberikan pengaruh pada

proses mineralisasi. Dengan mengetahui arah umum dari kekar, dapat

ditentukan arah dari kontrol mineralisasi.

• Porositas/ permeabilitas utama

Permeabilitas dalam proses mineralisasi memberikan kontrol yang

penting bagi fluida mineralisasi. Permeabilitas dapat dikontol oleh

struktur yang ada dan/atau oeh karakter litologi pada daerah

mineralisasi.

• Successive phases of mineralization

Untuk deposit – deposit dengan proses mineralisasi yang lebih dari satu

fase, diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap masing masing

fasa yang terjadi baik itu dari sisi paragenesa maupun hubungan/

pengaruh dari masing – masing fase terhadap deposit secara spasial. Hal

ini nantinya juga akan berkaitan dengan proses estimasi sumberdaya.

Page 24: Pemetaan
Page 25: Pemetaan
Page 26: Pemetaan

Pemetaan geologi dilakukan dilapangan dan peralatan untuk

pekerjaan lapangan meliputi antara lain: buku catatan lapangan, peta

topografi (peta dasar), kompas geologi, lensa stereoskop, palu

geologi, kamera, GPS (Global Positioning System), serta peralatan

tulis lainnya.

Page 27: Pemetaan
Page 28: Pemetaan

Strike dan Dip Lapisan Batuan

Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan

kedudukan perlapisan suatu batuan sedimen. Pada suatu singkapan

batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah dan kemiringan

sebagai besaran sudut

Page 29: Pemetaan

Pengukuran Strike (jurus) dan Dip (kemiringan)

dalam melakukan pengukuran strike dan dip perlu diperhatikan

beberapa hal:

• Secara geometris strike adalah perpotongan antara bidang miring

dengan bidang horisontal.

• Dip adalah besaran sudut yang dibentuk oleh bidang miring

terhadap bidang horisontal.

• Penulisan pengukuran dapat digunakan dua metode yaitu;

azimuth strike (00 – 3600) atau skala kwadran (00 – 900).

• Dalam penulisan hasil pengukuran menggunakan azimuth strike,

pengukuran menggunakan aturan tangan kanan yang berarti dip

pada suatu lapisan selalu berada disebelah kanan searah strike.

Page 30: Pemetaan

Contoh : Suatu lapisan memiliki strike berarah 120° dari utara ke

timur dan dip 45° ke arah selatan-barat, dituliskan sebagai berikut :

• Skala azimuth : N 120° E/45 SW atau

• Skala kwadran : S 60° E/45 SW

Page 31: Pemetaan

Berikut adalah contoh – contoh penulisan kedudukan lapisan

batuan:

Page 32: Pemetaan

Hubungan Kedudukan Lapisan dan Topografi

Suatu urutan perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang

datar akan terlihat sebagai lapisan-lapisan yang sejajar. Akan tetapi

pada permukaan bergelombang, batas-batas lapisan akan mengikuti

aturan sesuai dengan kedudukan lapisan terhadap peta topografi.

Aturan yang dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap

sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan antara

ketinggian (garis kontur) dengan lapisan batuan (garis dip/jurus) pada

ketinggian yang sama.

Page 33: Pemetaan
Page 34: Pemetaan

Sebaliknya, dari suatu penyebaran singkapan dapat pula ditentukan

kedudukan lapisan dengan mencari jurus jurusnya. Sehubungan

dengan ini terdapat suatu keteraturan antara bentuk topografi,

penyebaran singkapan dan kedudukan lapisan. Pada suatu bentuk

torehan lembah, keteraturan ini mengikuti Hukum V

Page 35: Pemetaan

Peta geologi menggunakan tanda

– tanda untuk menunjukan jenis

batuan, kedudukan, serta struktur

geologi yang ada pada daerah

pengamatan. Selain simbol atau

tanda, dalam peta geologi juga

sering digunakan warna untuk

membedakan jenis batuan atau

untuk keperluan lainnya.

Simbol Pada Peta dan Tanda Litologi

Page 36: Pemetaan
Page 37: Pemetaan

Tata Letak Keterangan Pada Peta Geologi secara umum

Page 38: Pemetaan

Daftar Pustaka

Noor, J. 2012. Pengantar Geologi 2nd Ed. Bogor: Pakuan

University Press.

Sinclair, A. J. and Blackwell, G.H. 2002. Applied Mineral

Inventory Estimation. Cambrige: Cambrige Unversity Press.

Dake C. L. and Brown J. S. 1925. Interpratation of Topography

and Geologic Maps. New York: McGraw-Hill.

BSN(Badan Standar Nasional). 1998. Penyusunan Peta Geologi.

SNI No.13-4691-1998. Indonesia: Jakarta.

Page 39: Pemetaan

TERIMA KASIH