PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN KESATUAN … · 2020-02-03 · oleh para Asosisasi atau...
Transcript of PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN KESATUAN … · 2020-02-03 · oleh para Asosisasi atau...
1
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
Jalan Jend. Urip Sumoharjo Nomor 269 Telepon (0411)444884,453046 Makassar 90231
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Dialog Publik Peningkatan Ketahanan Lembaga Usaha
Ekonomi Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Selatan
Pendahuluan
Lembaga atau badan usaha ekonomi merupakan pilar kegiatan ekonomi masyarakat yang
berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution), LUE
sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui konstribusinya dalam
penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan untuk mencari
keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar.
Lembaga Usaha menjadi factor utama penggerak roda perekonomian masyarakat.
Pemerintah daerah mempunyai peran penting dalam mendorong dan menggerakkan kegiatan
lembaga usaha sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan ketahanan ekonomi.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah berperan untuk memberikan penguatan berupa
pengembangan dan perlindungan yang dilakukan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan dan bantuan perkuatan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
Pemerintah Daerah melalui OPD teknis secara terus menerus memberikan penguatan
agar supaya :
1. Terjadi peningkatan integrasi perdagangan antar wilayah;
2. Terjadi peningkatan iklim usaha perdagangan;
3. Terjadi peningkatan keterampilan dan kemampuan lembaga usaha.
Pemerinah daerah diharapkan dapat menfasilitasi untuk pemasaran beberapa produk
Sulawesi Selatan seperti minyak nilam, minyak jahe dan beberapa bahan obat-obatan yang
menjadi produk unggulan Ekspor Sulawesi Selatan. Serta diperlukan komitmen yang kuat dalam
peningkatan ketahanan lembaga usaha kabupaten kota provinsi sulawesi selatan. Disi lainnya
dukungan infrastruktur pemerintah daerah kepada sarana dan prasana yang dibutuhkan oleh
para Asosisasi atau UKM yang ada.
a. Dasar Pelaksanaan
1. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Tahun 2015-2019;
2
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang
Perangkat Daerah Yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Di Bidang Kesatuan
Bangsa Dan Politik;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 1999 Tentang Dewan
Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
4. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 71 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Sulawesi Selatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor
5);
5. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 67/I/Tahun 2019 tentang pengesahan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Organisasi Perangkat Daerah Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019;
6. Keputusan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Nomor 003.1/099/TAHUN 2019
Tanggal 13 November 2019 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan Dialog
Publik Peningkatan Ketahanan Lembaga Usaha Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Selatan.
b. Maksud dan Tujuan
Maksud :
Untuk mewujudkan ketahanan daerah dan menciptakan kemandirian ekonomi pada
Lembaga Usaha Ekonomi.
Tujuan :
Memperkokoh ketahanan lembaga usaha ekonomi dan meningkatkan daya saing
usaha mikro dan menengah dalam menghadapi pasar bebas;
Ketersediaan informasi yang dapat diterima oleh para pelaku usaha kecil dan
menengah memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan daya saing komoditas
unggulannya.
I. Kegiatan Yang Dilaksanakan:
a. Pelaksanaan Acara
Acara Pembukaan
1. Pembukaan acara dibuka resmi pada hari Selasa, tanggal 19 November 2019 oleh
Asisten Pemerintahan Setda Prov. Sulsel atas nama Gubernur Sulawesi Selatan ;
2. Hadir pada acara pembukaan para Narasumber dari Lembaga Asperindo Provinsi
Sulawesi Selatan Bapak Narto, S.Pd, Tim Percepatan Pembangunan Provinsi Sulawesi
Selatan Bapak Prof. Dr. H. Muh. Asdar, SE., M.Si dan Moderator dari Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Selatan
Materi Acara dan Narasumber masing-masing:
Strategi Penguatan Lembaga Usaha dalam Menghadapi Era Globalisasi dari Lembaga
Asperindo Provinsi Sulawesi Selatan Oleh Bapak Rustam Mislang, MM;
3
Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Ketahanan Lembaga Usaha Ekonomi di Daerah
dari Tim Percepatan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Oleh Bapak Prof. Dr. H.
Muh. Asdar, SE., M.Si;
Pengembangan UMKM Dalam Menjaga Ketahanan Ekonomi Daerah dari Lembaga
Asperindo Provinsi Sulawesi Selatan Oleh Bapak Narto, S.Pd.
b. Peserta Dialog berjumlah 100 (seratus) Orang, terdiri dari 11 Asosiasi masing-masing:
1. Ketua Umum Bpk Muhammad Asaf bersama Anggota ASPRINDO Sulsel
anggota Asosiasi Pengusaha Industri Makanan & Minuman Indonesia
2. Ketua Umum bersama Anggota Apek UIN Sulsel
Asosiasi Pengolahan Komoditi Umbi-Umbian Indonesia
3. Sekretaris Umum bersama Anggota ASPEHORTI Sulsel
Asosiasi Petani, Pengusaha Hasil Hortikultura Sulsel
4. Ketua Bpk.H. Emil Haris, Se, M.Ba bersama Anggota ASKRINDO Sulsel
Asosiasi Koperasi / Retail Indonesia
5. Ketua Wilayah Bpk.Drs. Sulaiman H. Andi Loeloe bersama Anggota GAPPERINDO
Sulsel (Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia)
6. Ketua bersama Anggota Wilayah APKAI SULSEL
Asosiasi Petani Kakao Indonesia
7. Ketua Wilayah bersama Anggota APKASINDO SULSEL
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia
8. Ketua Wilayah bersama Anggota KOPMAMINDO SULSEL
Koperasi Produsen Makanan Dan Minuman Indosnesia Sulawesi Selatan
9. Ketua bersama Anggota ASSOSIASI PERIKANAN DAN KELAUTAN SULSEL
10. Ketua SEI (Smart Eunterpreneur Indonesia)
11. Ketua Sahabat UKM
II. Informasi yang Dicapai :
a. Terkait tentang Materi yang disajikan :
1. Strategy Penguatan Lembaga Usaha (UMKM) Dalam menghadapi Era Globalisasi yang
merupakan penyebaran inovasi ekonomi keseluruh dunia serta penyesuaian politis dan
budaya yang menyertainya dalam manajemen bisnis;
2. Globalisasi pasar dan kompetisi menciptakan suatu perubahan yang sangat besar.
Strategy yang tepat harus diaplikasi untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatan
peluang-peluang yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semaking
kompetitif serta diperlukan suatu analisa terhadap hambatan dan ancamannya yang akan
terjadi kedepan;
3. Ekonomi digital merubah ekonomi global, memungkinkan industri kecil menjadi industri
multinasional mikro dengan elastisitas dan dinamika yang mereka miliki;
4
4. Peran pemerintah dalam meningkatkan ketahanan lembaga usaha ekonomi didaerah
dengan memperhatikan suatu kebijakan pemerintah terhadap penguatan lembaga usaha
(UMKM dan Koperasi);
5. Diharapkan Provinsi Sulawesi Selatan dapat mengembangkan pangan, sebagaimana
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lumbung padi;
6. Ada 5 (lima) cara untuk memperbaiki kualitas pangan di Indonesia yakitu ; Pertama,
harus adanya peningkatan kualitas pangan yang didukung oleh berbagai pihak terutama
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/BUMD) yang
mengelola sektor pangan.- Kedua, BUMN/BUMD pangan sebagai agen pembangunan
harus bisa menciptakan stabilitas harga pangan. Agar gejolak harga pangan yang kerap
kali terjadi tidak menjadi suatu hal yang sulit untuk ditangani.- Ketiga, dengan terciptanya
peningkatan kualitas pangan dan stabilitas harga pangan, maka perbaikan gizi pun perlu
dikontrol perkembangannya, agar tidak ada lagi istilah gizi buruk yang terjadi di
masyarakat.- Keempat, mitigasi gangguan terhadap pangan pun perlu dilakukan.
"Pangan ini sangat rentan terhadap cuaca, maka dari itu perlu ada mitigasi gangguan
terhadap pangan,",- Kelima, guna menciptakan peningkatan kualitas pangan,
peningkatan kesejahteraan petani pangan pun perlu diperhatikan. Mengingat petani
adalah ujung tombak peningkatan pasokan pangan;
7. Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan
didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau;
8. Pembangunan insfrastruktur pertanian sangat penting dalam pencapaian target utama
pembangunan pertanian yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan,
peningkatan diversifikasi pangan dan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta
peningkatan kesejahteraan petani, terlebih pencapaian target produksi pangan nasional.
Serta pecapaian target lembaga usaha ekonomi lainnya;
9. Pengembangan lembaga usaha dibidang peternakan, pariwisata dan kerajinan tangan
tangan kreatif sesuai dengan potensi wilayah daerah;
10. Dinamika kebijakan ekonomi nasional terhadap ketahanan ekonomi masyarakat di
Daerah dan proses penciptaan kesejahteraan masyarakatyg tergabung dlm Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah;
11. Wujud Ketahanan Ekonomi Nasional (Daerah) Perekonomian Nasional (Daerah) yang
mampu :
Memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis
Menciptakan kemandirian ekonomi dengan daya saing yang tinggi
Mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata dari ancaman, gangguan,
hambatan gejolak ekternal dan internal, yang langsung maupun tidak langsung
12. Strategi Umum Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional (Daerah) :
5
Pengembangan sektor2 ekonomi, sehingga struktur ekonomi semakin seimbang dan
saling menunjang (terkait dlm ikatan kemitraan yg saling menguntungkan &
memberdayakan).
Peningkatan pemanfaatan sumber2 daya domestik sehingga sumber domestik
menjadi komponen yg semakin berperan dalam perekonomian nasional (Sisi
Penawaran Agregat)
Memperkuat pasar domestik sehingga pasar domestik menjadi penentu pertumbuhan
ekonomi
13. Dalam pengembangan ekonomi nasional di Indonesia, yang menjadi prioritas yaitu
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM menjadi tulang punggung sistem
ekonomi kerakyatan untuk mengurangi permasalahan kemiskinan dan
pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi serta dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan
ekonomi nasional;
14. Tantangan berat dalam pengembangan UMKM dalam era perdagangan bebas dan
persaingan global saat ini adalah persaingan bisnis yang semakin ketat. Ketatnya
kompetisi di dunia usaha juga dirasakan oleh UMKM batik di tanah air. Yang tentunya
intensitas kompetisi dalam industri ini, mewajibkan UMKM di tanah air untuk memiliki
keunggulan produk dan kekhasan dari produk yang dihasilkan yang berkelanjutan agar
dapat bertahan dan memenangkan persaingan;
15. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM merupakan langkah strategis menumbuhkan tingkat
pembangunan nasional. Kebijakan tersebut dirasakan dapat menjadi solusi konkrit untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong Koperasi
dan UMKM meningkatkan kapasitas dan perannya. Secara kontinyu dan berkelanjutan,
kebijakan ini diharapkan dapat mensukseskan gerakan pemerintah untuk menumbuhkan
perekonomian nasional (pro growth), memberikan kontribusi terhadap peningkatan
jumlah wirausahawan dan tenaga kerja serta menekan angka pengangguran (pro job),
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk menuju taraf hidup yang layak (pro poor);
16. UMKM dan ekonomi kreatif dapat mendukung penyerapan tenaga kerja khususnya
perempuan. Produk UMKM juga telah terbukti meningkatkan potensi budaya dan
pariwisata Indonesia, sehingga turut menjaga kelestarian citra budaya daerah. disamping
itu, di tengah gejolak ekonomi global, sektor UMKM dan produk kreatif juga relatif
memiliki ketahanan ekonomi yang kuat. Oleh karena itu, UMKM diyakini dapat menjadi
salah satu sektor penopang stabilitas sistem keuangan dan kesejahteraan masyarakat;
17. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulsel tidak hanya bertugas menjaga
dan memperkokoh ketahanan dan keamanan daerah, namun juga mewujudkan
ketahanan ekonomi dan kemandirian;
18. Di era perdagangan bebas dan era 4.0 saat ini, dimana transaksi perdagangan sudah
bergeser pada sistem online, Kesbangpol memiliki kewajiban melakukan deteksi dini,
6
persoalan-persoalan apa yang dihadapi para pelaku ekonomi, khususnya yang berskala
kecil hingga menengah (UMKM).
b. Respon dari peserta
1. Kegiatan dialog bagi Lembaga Usaha Ekonomi Kecil yang dilaksanakan oleh Badan
Kesbangpol Sulsel mendapat respon positif dari beberapa Assosiasi yang hadir karena
itu, beberapa peserta mengharapkan Peran Badan Kesbangpol untuk menfasilitasi
terhadap peran-peran OPD teknis :
Kurangnya perhatian lembaga teknis dalam pembinaan terhadap Assosiasi kecil yang
ada
Melakukan Update atau rekapitulasi data UKM yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan
Menfasilitasi terhadap Legalitas UKM-UKM yang ada termasuk diantaranya Surat
Keterangan Terdaftar (SKT) bagi Assosiasi yang ada.
2. Pemerintah Daerah perlu menerbitkan regulasi terbatas untuk membatasi masuknya
produk-produk luar khususnya untuk produk-produk unggulan daerah ;
3. Pemerinah daerah diharapkan dapat menfasilitasi untuk pemasaran beberapa produk
Sulawesi Selatan seperti minyak nilam, minyak jahe dan beberapa bahan obat-obatan
yang menjadi produk unggulan Ekspor Sulawesi Selatan;
4. Adanya komitmen Pemerintah Daerah untuk pengembangan lembaga usaha ekonomi
masyarakat agar lebih diberdayakan dan memiliki daya saing yang kuat. Termasuk
diantaranya adalah pembinaan keterampilan, pengolahan produk dan pengemasan
komoditas jualan assosiasi;
5. Dukungan infrastruktur pemerintah daerah kepada sarana dan prasana yang dibutuhkan
oleh para Asosisasi atau UKM yang ada.
c. Respon pemateri :
1. Memberikan Apresiasi kepada Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan, dalam hal ini
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Selatan terkait dialog publik
dengan lembaga usaha ekonomi;
2. Akan menindaklanjuti dengan membantu menfasilitasi membuka ruang diskusi antara
pemerintah provinsi sulawesi selatan dengan lembaga usaha ekonomi dalam
peningkatan ketahanan lembaga usaha ekonomi kabupaten/kota provinsi sulawesi
selatan.
III. Kesimpulan :
- Pemberdayaan Lembaga Usaha Ekonomi (LUE) selama ini hanya dilakukan oleh Pihak
Asosiasi;
7
- Untuk Optimalisasi Lembaga Usaha Ekonomi Mikro diharapkan peran Pemerintah untuk
memfasilitasi peningkatan SDM, Teknik kewirausahaan dan legalitas usaha kemitraan yang
selama ini tidak mendapat perhatian utama dari pihak Pemerintah;
- Perlu upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan strategi yang membangun komoditas
pangan sebagai bahan utama penggerak Lembaga Usaha Ekonomi (LUE).
IV. Penutup
Demikian dilaporkan Pelaksanaan Kegiatan Dialog Publik Peningkatan Ketahanan
Lembaga Usaha Ekonomi Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan untuk menjadi bahan seperlunya
dan mohon petunjuk lebih lanjut.
8
9
10
11
12