PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN … filePeraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata...
-
Upload
hoanghuong -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN … filePeraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata...
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ”TIRTA KAJEN”
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PEKALONGAN,
Menimbang : a. bahwa untuk menjamin daya guna dan hasil guna yang sebesar-
besarnya atas pengelolaan air minum di Kabupaten Pekalongan, serta
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dipandang
perlu dilakukan penataan kembali Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Pekalongan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan Nomor 10 Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Air
Minum sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan keadaan saat
ini oleh karena itu perlu diadakan pembaharuan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perusahaan
Daerah Air Minum “Tirta Kajen”;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Batang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2757);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor
55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
2
5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4548 );
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724 );
10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3258);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1986 tentang Pemindahan
Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dari Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan ke Kota Kajen di Wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1986 Nomor 70);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah
Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3547);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4490);
3
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
17. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2008 Nomor 8);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PEKALONGAN
Dan
BUPATI PEKALONGAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM “TIRTA KAJEN”.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pekalongan.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Pekalongan.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Dearah Kabupaten Pekalongan.
5. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kajen yang selanjutnya disingkat
PDAM Tirta Kajen adalah Perusahaan Milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Pekalongan yang bergerak dibidang usaha Air Minum.
6. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kajen.
7. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Kajen.
8. Pegawai adalah Pegawai yang bekerja dalam lingkungan Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Kajen.
9. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah Pegawai
Negeri Sipil Daerah.
4
BAB II
PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Pekalongan dengan nama “Tirta Kajen”.
(2) PDAM “Tirta Kajen” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
membentuk, menghapus dan atau menggabungkan Cabang Unit pada
tempat lain.
BAB III
STATUS DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) PDAM “Tirta Kajen” adalah perusahaan berbadan hukum yang
berkedudukan dan berkantor pusat di Ibukota Kabupaten Pekalongan.
(2) PDAM “Tirta Kajen” dapat membuka status Kamtor Cabang dan atau
Kantor Unit, menetapkan status Kantor Cabang, menutup dan atau
menggabungkan Kantor Cabang dan atau Kantor Unit sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
AZAS, TUJUAN, DAN TUGAS
Pasal 4
PDAM “Tirta Kajen” dalam melakukan usahanya berazaskan Demokrasi
Ekonomi dengan prinsip profesional yang tetap memperhatikan fungsi
sosial.
Pasal 5
PDAM “Tirta Kajen” didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan
kebutuhan air minum yang mempunyai persyaratan kesehatan bagi
masyarakat dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah serta
mengupayakan sumber pendapatan daerah.
Pasal 6
(1) PDAM “Tirta Kajen” mempunyai tugas menjalankan usaha sebagai
Perusahaan Daerah Air Minum sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tugas PDAM “Tirta Kajen” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara
lain :
a. membangun, memelihara dan menjalankan operasi sarana
penyediaan air minum dengan senantiasa memperhatikan dampak
lingkungan.
b. menyelenggarakan pelayanan air minum bagi masyarakat secara
tertib dan teratur.
c. menyelenggarakan, menyempurnakan dan mengawasi pemakaian
air minum secara merata dan efisien.
5
BAB V
MODAL
Pasal 7
(1) Modal PDAM “Tirta Kajen” terdiri dari :
a. Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
b. Neraca Permulaan PDAM “Tirta Kajen” yang berasal dari semua
aktiva dan pasiva Badan Pengelola Air Minum Kabupaten
Pekalongan pada saat penyerahan.
(2) Modal PDAM “Tirta Kajen” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
ditambah dari modal disetor, pengalihan aset Daerah, bantuan-bantuan
dan pinjaman yang tidak mengikat.
(3) Modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan persetujuan DPRD
(4) Penyertaan modal yang berasal dari pengalihan aset Daerah, bantuan-
bantuan dan pinjaman yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) hanya dapat dilakukan atas persetujuan Bupati.
BAB V
PENGELOLAAN
Pasal 8
(1) Pengelolaan PDAM “Tirta Kajen” sebagai satuan usaha dilakukan oleh
Direksi.
(2) Direksi dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh Badan Pengawas.
(3) Tanggung Jawab Pengelolaan PDAM “Tirta Kajen” dilakukan oleh
Direksi kepada Bupati.
Pasal 9
Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM “Tirta Kajen” ditetapkan oleh
Bupati dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB VI
ORGAN
Pasal 10
Organ PDAM “Tirta Kajen” berbentuk Perusahaan Daerah yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah, terdiri dari Bupati, Badan Pengawas dan Direksi.
BAB VII
BADAN PENGAWAS DAN DIREKSI
Bagian Pertama
Badan Pengawas
Pasal 11
(1) Anggota Badan Pengawas diangkat oleh Bupati.
(2) Anggota Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari Pejabat Daerah dan pihak ketiga yang prosefional dan independen.
6
(3) Anggota Badan Pengawas :
a. paling banyak 3 (tiga) orang untuk jumlah pelanggan sampai dengan
30.000 (tigapuluh ribu);
b. paling banyak 5 (tiga) orang untuk jumlah pelanggan diatas 30.000
(tigapuluh ribu).
(2) Masa jabatan Badan Pengawas adalah 3 (tiga) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan;
(3) Anggota Badan Pengawas tidak dibenarkan memiliki kepentingan
prinadi dan kepentingan lainnya yang merugikan PDAM “Tirta Kajen”.
Pasal 12
(1) Untuk dapat diangkat sebagai Anggota Badan Pengawas harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan atau tindak pidana di
bidang keuangan, perekonomian maupun tindak pidana lainnya.
b. memiliki integritas antara lain :
1. memiliki akhlak dan moral yang baik;
2. mematuhi peraturan dan perundang-uandangan;
3. bersedia mengembangkan dan melakukan kegiatan usaha
PDAM Tirta Kajen yang sehat.
c. memeiliki kompetensi memadai, antara lain :
1. menguasai Peraturan Perundang-undangan di bidang
manajemen perusahaan;
2. memiliki pengetahuan dan atau pengalaman di bidang
manajemen perusahaan khususnya manajemen PDAM Tirta
Kajen;
3. paling rendah berpendidikan Diploma III atau setara.
d. sehat jasmani dan rohani
e. menyediakan waktu yang cukup;
f. tidak ada hubungan keluarga dengan Bupati atau dengan Anggota
Direksi atau dengan sesame anggota Badan Pengawas lain sampai
derajat ketiga menurut garis lurus maupun kesamping termasuk
menantu dan ipar.
g. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Bupati.
(2) Bupati dan Wakil Bupati tidak boleh menjadi Ketua maupun anggota
Badan Pengawas.
Pasal 13
(1) Badan Pengawas mempunyai wewenang pengawasan terhadap
kegaiatan PDAM “Tirta Kajen”.
(2) Pengawasan oleh Badan Pengawas dapat dijalankan secara :
a. periodik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
b. insidentil atau sewaktu-waktu jika dipandang perlu menurut
pertimbangan Badan Pengawas dalam menjalankan tugasnya.
(3) Badan Pengawas dapat menunjuk ahli untuk melaksanakan tugas
tertentu atas biaya PDAM “Tirta Kajen”.
(4) Badan Pengawas bertanggungjwab kepada Bupati.
7
Pasal 14
Badan Pengawas mempunyai kewajiban :
a. memberikan saran dan pendapat kepada Direksi dalam menentukan
kebijakan Rencana Kerja dan Anggaran PDAM “Tirta Kajen” serta
perubahannya;
b. mengawasi secara intensif pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
serta menyampaikan hasil penilaiannya kepada Bupati;
c. menyampaikan laporan kepada Bupati sesuai ketentuan pedoman
penyusunan laporan perusahaan serta ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
d. menyelenggarakan rapat Badan Pengawas dengan Direksi secara
periodik sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun.
Pasal 15
Pengahsilan Anggota Badan Pengawas ditetapkan dalam Anggaran dan
Belanja PDAM “Tirta Kajen”.
Pasal 16
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Badan Pengawas dapat dibantu staf
sekretariat.
Pasal 17
Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan oleh Bupati karena :
a. masa jabatan berakhir;
b. atas permintaan sendiri;
c. meninggal dunia;
d. melakukan tindakan yang merugikan PDAM “Tirta Kajen”;
e. melakukan tindakan atau sikap yang bertentangan dengan kepentingan
Daerah maupun negara;
f. sesuatu hal yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugas.
Pasal 18
(1) Anggota Badan Pengawas yang diduga melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, huruf e dan huruf f,
diberhentikan sementara oleh Bupati.
(2) Bupati memberitahukan secara tertulis pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada yang bersangkutan
disertai alasan-alasannya.
Pasal 19
(1) Paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), Bupati
harus sudah menetapkan keputusan apakah yang bersangkutan
diberhentikan atau direhabilitasi.
(2) Apabila dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penetapan belum dilaksanakan, maka
pemberhentian sementara batal demi hukum.
8
Pasal 20
(1) Paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak diterimanya
Keputusan tentang Pemberhentian, Badan Pengawas yang
bersangkutan dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Bupati.
(2) Paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak diterimanya
permohonan keberatan, Bupati memutuskan untuk menerima atau
menolak permohonan keberatan dimaksud.
(3) Apabila dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Bupati belum memutuskan terhadap
permohonan keberatan, maka Keputusan Bupati tentang
pemberhentian batal demi hukum.
Bagian Kedua
Direksi
Pasal 21
(1) PDAM “Tirta Kajen” dipimpin oleh Direksi paling banyak 3 (tiga) orang.
(2) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), salah seorang
diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.
(3) Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati untuk masa jabatan 4
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.
(4) Direksi diutamakan dari Pegawai PDAM “Tirta Kajen” atas usul Badan
Pengawas.
(5) Apabila dari Pegawai PDAM “Tirta Kajen” tidak memenuhi persyaratan
Badan Pengawas dapat mencari tenaga dari Pegawai Negeri Sipil dan
Masyarakat yang memenuhi persyaratan.
(6) Anggota Direksi yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil terlebih dahulu
harus menyatakan kesediaannya untuk mengundurkan diri dari
Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 22
(1) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi, harus memenuhi syarat-
syarat umum dan khusus sebagai berikut :
a. Syarat-syarat umum :
1. warga Negara Indonesia;
2. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945;
4. setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah;
5. tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
setiap kegiatan yang menghianati Negara dan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945;
6. mempunyai rasa pengabdian terhadap nusa dan bangsa serta
kepada Daerah;
7. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
9
8. sehat jasmani dan rohani serta berumur :
a) apabila berasal dari luar PDAM “Tirta Kajen” pada saat
diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh)
tahun;
b) apabila berasal dari PDAM “Tirta Kajen” pada saat diangkat
pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima)
tahun.
b. Syarat-syarat khusus :
1. mempunyai kepribadian dan sifat-sifat kepemimpinan yang baik;
2. bagi non PNS mempunyai pengetahuan, kecakapan dan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang pengelolaan
perusahaan serta berpendidikan paling rendah Sarjana (S1);
3. bagi PNS mempunyai pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh)
tahun;
4. membuat dan menyajikan proposal tentang visi dan misi PDAM
“Tirta Kajen” dihadapan DPRD;
5. pernah mengikuti pelatihan manajemen teknis;
6. memiliki akhlak dan moral mulia serta jujur, berwibawa;
7. tidak pernah melakukan tindakan tercela dan atau tindak pidana
di bidang keuangan, perekonomian maupun tindak pidana
umum lainya;
8. tidak ada hubungan keluarga anatara sesame Direksi dan
antara Direksi dengan Bupati atau dengan Badan Pengawas
sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun
kesamping termasuk menantu dan ipar;
9. syarat-syarat lain yang ditetapkan Bupati.
(2) Direksi bertempat tinggal di wilayah kedudukan PDAM “Tirta Kajen”.
(4) Sebelum Direksi menjalankan tugasnya, dilakukan pelantikan dan
pengambilan sumpah jabatan terlebih dahulu oleh Bupati;
(5) Direksi PDAM “Tirta Kajen” dilarang :
a. Memangku jabatan rangkap sebagai anggota Direksi dan atau
pengurus pada badan usaha sejenis atau badan usaha lainnya.
b. Mempunyai kepentingan pribadi dan atau lainnya baik langsung
maupun tidak langsung pada PDAM “Tirta Kajen”.
c. Memberikan surat kuasa yang mengakibatkan pengalihan tugas
tanpa batas.
Pasal 23
(1) Direksi dalam menjalankan tugasnya harus berlandaskan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Direksi berwenang menetapkan tata tertib PADM “Tirta Kajen” sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Penghasilan Direksi ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja PDAM “Tirta Kajen”.
10
Pasal 24
Direksi berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan pengawas dan
Bupati sesuai dengan pedoman penyusunan laporan perusahaan.
Pasal 25
(1) Direksi memerlukan persetujuan atau pemberian kuasa dari Bupati
untuk :
a. Mengadakan perjanjian pinjaman atau perjanjian lainnya dengan
lembaga keuangan/perbankan serta lembaga lainnya atas nama
PDAM “Tirta Kajen” untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun;
b. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau
melepaskan barang-barang inventaris milik PDAM “Tirta Kajen”.
(2) Direksi mewakili PDAM “Tirta Kajen” baik di dalam atau diluar
pengadilan dan apabila dipandang perlu dapat menunjuk kuasa.
(3) Dalam hal Direksi tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), segala tindakan Direksi
dianggap tidak mewakili PDAM “Tirta Kajen” dan menjadi tanggugjawab
pribadi Direksi yang bersangkutan.
Pasal 26
Tata Cara dan Tata Tertib menjalankan tugas Direksi ditetapkan oleh
Bupati.
Pasal 27
Anggota Direksi diberhentikan oleh Bupati karena :
a. masa jabatan berakhir;
b. atas permintaan sendiri;
c. meninggal dunia;
d. melakukan tindakan yang dapat merugikan PDAM “Tirta Kajen”;
e. melakukan tindakan atau sikap yang bertentangan dengan kepentingan
Daerah ataupun kepentingan Negara;
f. sesuatu hal yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugas.
Pasal 28
(1) Anggota Direksi yang diduga melakukan salah satu perbuatan
sebagaimana dimaksud pada 27 huruf d, huruf e dan huruf f,
diberhentikan sementara oleh Bupati atas usul Badan Pengawas.
(2) Bupati memberitahukan secara tertulis pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada yang bersangkutan
disertai alasan-alasannya.
Pasal 29
(1) Paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada Pasal 28 ayat (1), Bupati
harus sudah menetapkan keputusan apakah yang bersangkutan
diberhentikan atau direhabilitasi.
(2) Apabila dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penetapan belum dilaksanakan, maka
pemberhentian sementara batal demi hukum.
11
Pasal 30
(1) Paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak diterimanya
Keputusan tentang Pemberhentian, Direksi yang bersangkutan dapat
mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati.
(2) Paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak diterimanya
permohonan keberatan, Bupati memutuskan untuk menerima atau
menolak permohonan keberatan dimaksud.
(3) Apabila dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Bupati belum memutuskan terhadap
permohonan keberatan, maka Keputusan Bupati tentang
pemberhentian batal demi hukum.
BAB VIII
KEPEGAWAIAN
Pasal 31
(1) Ketentuan Pokok-pokok Kepegawaian dan Struktur Organisasi PDAM
“Tirta Kajen” diatur oleh Bupati.
(2) Pengadaan Pegawai PDAM “Tirta Kajen” dilakukan oleh Direksi setelah
rekomendasi Badan Pengawas dan mendapat persetujuan Bupati.
(3) Penempatan, pengangkatan dan pemberhentian pegawai dalam
jabatan dibawah Direksi dilakukan oleh Direksi atas persetujuan Bupati
melalui Badan Pengawas.
(4) Badan Pengawas, Direksi dan Pegawai dilarang mendirikan usaha yang
sama dan atau sejenis dengan kegiatan PDAM “Tirta Kajen”.
Pasal 32
(1) Suami istri tidak boleh menjadi pengurus dan atau pegawai pada PDAM
Tirta Kajen dalam 1 (satu) Kantor Pusat dan atau 1 (satu) Kantor
Cabang/Unit.
(2) Apabila terjadi perkawainan diantara pegawai PDAM Tirta Kajen setelah
berlakunya Peraturan Daerah ini, maka salah 1 (satu) pegawai PDAM
Tirta Kajen harus mengundurkan diri.
BAB X
DANA PENSIUN DAN TUNJANGAN HARI TUA
Pasal 33
(1) PDAM Tirta Kajen dapat membentuk dana pensiun dan tunjungan hari
tua bagi Pegawai PDAM Tirta Kajen yang merupakan kekayaan PDAM
Tirta Kajen yang dipisahkan.
(2) Dana pensiun dan tunjangan hari tua sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat bersumber dari :
a. anggaran pendapatan dan belanja tahunan;
b. dana pesangon dan pensiun;
c. iuran pegawai;
d. usaha-usaha lain yang sah dan tidak merugikan PDAM Tirta Kajen.
12
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga dengan persetujuan Bupati
melalui Badan Pengawas.
Pasal 34
Pensiun Direksi dan Pegawai diatur sesuai dengan Peraturan Dana
Pensiun Bersama Perusahaan Daerah Air Minum Seluruh Indonesia
(DAPENMA PAMSI).
BAB XI
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Pasal 35
(1) Paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tahun buku
berakhir, Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan kepada Bupati dengan persetujuan Badan Pengawas
untuk mendapat pengesahan Bupati.
(2) Apabila sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tahun buku
berakhir belum ada pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
naka Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dinyatakan berlaku.
(3) Setiap perubahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang
terjadi dalam tahun buku bersangkutan harus mendapat pengesahan
Bupati.
(4) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang telah mendapat
pengesahan Bupati disampaikan kepada Badan Pengawas dan Bupati.
BAB XII
TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 36
(1) Tahun buku PDAM Tirta Kajen adalah tahun takwim.
(2) Paling lama 120 (seratus dua puluh) hari kalender setelah tahun buku
berakhir, Direksi wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang
terdiri dari Neraca dan Laba Rugi yang telah disetujui Badan Pengawas
kepada Bupati untuk mendapat pengesahan.
(3) Disamping laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Direksi wajib menyampaikan laporan keuangan yang terdiri
dari Neraca dan Laba Rugi kepada Bupati setiap bulan.
(4) Dalam hal kewenangan pemeriksaan atas laporan keuangan PDAM
Tirta Kajen, Bupati dapat menunjuk pejabat yang berwenang atau
Auditor Kantor Akuntan Publik maupun Akuntan Negara.
13
BAB XIII
PEMBAGIAN LABA
Pasal 37
(1) Laba bersih setelah diperhitungkan pajak dan telah disahkan oleh
Bupati, pembagiannya ditetapkan sebagai berikut :
a. deviden sebesar : 55% (limapuluh lima
perseratus);
b. cadangan umum sebesar : 10% (sepuluh perseratus);
c. cadangan tujuan sebesar : 10% (sepuluh perseratus);
d. jasa produksi sebesar : 10% (sepuluh perseratus);
e. dana pendidikan sebesar : 5% (lima perseratus);
f. dana pesangon dan pensiun sebesar : 5% (lima perseratus);
g. dana sosial dan sumbangan sebesar : 5% (lima perseratus).
(2) Deviden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, disetorkan ke
Kas Daerah pada penerimaan APBD pada tahun anggaran berikutnya.
(3) Cadangan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
ditempatkan di PDAM “Tirta Kajen”.
(4) Cadangan Tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
ditempatkan di PDAM “Tirta Kajen” dan dapat dialihkan menjadi modal
disetor atas persetujuan Bupati.
(5) Jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, diberikan
kepada pihak terkait pengelola PDAM Tirta Kajen sebagai imbal jasa.
(6) Dana Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
dialokasikan untuk program pendidikan yang berkaitan dengan
pekerjaan bagi pengelola PDAM “Tirta Kajen”.
(7) Dana pesangon dan pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f, dialokasikan untuk pesangon dan pensiun pegawai serta
jaminan hari tua.
(8) Dana sosial dan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g, dikelola oleh PDAM “Tirta Kajen” dan penggunaannya atas
persetujuan Badan Pengawas.
BAB XIV
TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI
Pasal 38
(1) Anggota Direksi atau Pegawai PDAM “Tirta Kajen” baik yang dengan
sengaja atau karena kelalaiannya menimbulkan kerugian PDAM “Tirta
Kajen”, wajib mengganti kerugian dimaksud.
(2) Tata cara penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
14
BAB XV
PEMBINAAN
Pasal 39
(1) Bupati melakukan pembinaan umum terhadap PDAM “Tirta Kajen”
dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna PDAM sebagai
alat penunjang Otonomi Daerah.
(2) Dalam hal melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bupati dapat membentuk Badan Pembina.
(3) Sususnan Organisasi dan Tata Kerja Badan pembina diatur oleh Bupati.
BAB XVI
TARIF
Pasal 40
(1) Penetapan besarnya tarif air minum PDAM “Tirta Kajen” didasarkan
pada:
a. Kemampuan menutup biaya-biaya, yang meliputi :
1. tenaga kerja/gaji pegawai;
2. tenaga listrik/pemakaian listrik perusahaan/listrik negara;
3. bahan kimia;
4. operasional dan pemeliharaan;
5. administrasi umum;
6. penyusutan;
7. bunga pinjaman;
b. prediksi keuntungan yang dicapai PDAM “Tirta Kajen”.
c. dapat dijangkau oleh lapisan masyarakat;
d. pola struktur tarip Nasional yaitu yang kuat membantu yang lemah;
e. pola penghematan pemakaian air
(2) Sistem yang dianut dalam penetapan tarif air minum adalah tarif
progresif.
BAB XVII
KERJASAMA
Pasal 41
(1) PDAM “Tirta Kajen” dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga
Keuangan/Perbankan serta lembaga lainnya dalam usaha
meningkatkan modal, sumber daya manusia, manajemen
profesionalisme perusahaan dan lain-lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam hal melakukan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Bupati.
BAB XVIII
PEMBUBARAN
Pasal 42
(1) Pembubaran PDAM “Tirta Kajen” ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
15
(2) Bupati membentuk Panitia Pembubaran PDAM “Tirta Kajen”
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal pembubaran PDAM “Tirta Kajen”, maka hutang dan
kewajiban keuangan dibayarkan dari harta kekayaan PDAM “Tirta
Kajen”, sedangkan sisa lebih atau kurang menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah.
(4) Panitia Pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan pertanggungjawaban kepada Bupati.
Pasal 43
Dalam hal pembubaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 41, maka
penyelesaian hak dan kewajiban Direksi dan Pegawai PDAM “Tirta Kajen”
diatur oleh Bupati.
BAB XIX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian Kesatu Penambahan Kegiatan Usaha
Pasal 44
(1) PDAM “Tirta Kajen” dapat menambah kegiatan usahanya selain di
bidang air minum.
(2) Dalam hal penambahan kegiatan usaha selain di bidang air minum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PDAM “Tirta Kajen” dapat
menambah 1 (satu) Direksi.
Bagian Kedua
Dana Representatif
Pasal 45
Untuk mendukung kelancaran pengelolaan PDAM “Tirta Kajen”, Direksi
dapat diberikan dana representatif paling banyak 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari jumlah penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 46
Konstribusi dan perbaikan daerah sumber mata air diusulkan oleh Direksi
kepada Bupati dengan pertimbangan Badan Pengawas.
BAB XX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 47
Perusahaan Daerah Air Minum yang didirikan berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan Nomor 21 Tahun 1988
tentang Pendirian PDAM Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan, tetap
dapat melaksanakan usahanya sampai dengan diundangkannya Peraturan
Daerah ini.
.
16
BAB XXI
PENUTUP
Pasal 48
Pada saat Peraturan Daeah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Tingkat II Pekalongan Nomor 10 Tahun 1993 tentang
Perusahaan Daerah Air Minum (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Pekalongan Tahun 1993 Nomor 10 seri D) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 49
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur oleh Bupati.
Pasal 50
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Pekalongan.
Ditetapkan di Kajen
pada tanggal 27 April 2009
BUPATI PEKALONGAN,
ttd
SITI QOMARIYAH
Diundangkan di Kajen pada tanggal 27 April 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
ttd SUSIYANTO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 4
17
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ”TIRTA KAJEN”
a. UMUM
Bahwa dalam rangka penetapan perubahan bentuk Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Pekalongan yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Tingkat II Pekalongan Nomor 10 Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah
Air Minum (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan Tahun 1993
Nomor 10 seri D) dan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, perlu
meletakkan dasar-dasar pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum yang sesuai
dengan prinsip otonomi daerah dan perkembangan yang ada.
Selain dari pada itu, mengingat tingkat kebutuhan masyarakat atas ketersediaan
air minum yang bersih dan sehat dan sesuai dengan perkembangan perkotaan dan
pemukiman serta kemajuan masyarakat itu sendiri, maka perlu dilakukan upaya
pengelolaan dan pengadaan air minum yang lebih terorganisasi dan tertib
administrasi.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan Uandang-Undang Nomor 5 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah dan Undang-Undang Nomor Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, maka perlu mengatur tentang
tata cara pelaksanaan, pengelolaan, pembinaan dan pengawasan Perusahaan
Daerah Air Minum. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu membentuk Peraturan
Daerah Kabupaten Pekalongan tentang Perusahaan Air Minum Daerah ”Tirta Kajen”.
b. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a,
Yang dimaksud dengan “memperhatikan dampak lingkungan” adalah
bahwa “PDAM “Tirta Kajen” dalam melaksanakan kegiatan baik
membangun, memelihara dan menjalankan operasi sarana penyediaan
18
air minum dengan senantiasa memperhatikan dan menjaga kelestarian
lingkungan baik lingkungan secara fisik maupun lingkungan sosial.
Huruf b,
Yang dimaksud dengan ”menyelenggarakan pelayanan air minum bagi
masyarakat secara tertib dan teratur” adalah bahwa pelayanan dan
operasional penyediaan air minum dilaksanakan secara profesional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan tetap memperhatikan fungsi sosial dari PDAM ”Tirta Kajen” serta
memperhatikan hak-hak masyarakat selaku konsumen.
Huruf c,
Yang dimaksud dengan ”menyelenggarakan, menyempurnakan dan
mengawasi pemakaian air minum secara merata dan efisien” adalah
bahwa selain melaksanakan pelayanan penyediaan air minum juga
menjaga kualitas dan mutu air minum sesuai dengan hak konsumen
serta melakukan pengawasan air oleh konsumen agar pemanfaatan air
lebih adil, merata dan efesien.
Pasal 7
Ayat (1)
Huruf a,
Yang dimaksud dengan ”Kekayaan Daerah yang dipisahkan” adalah
modal yang berasal dari Pemerintah Daerah yang mana modal tersebut
tidak masuk dalam daftar piutang Pemerintah Daerah.
Huruf b,
Yang dimaksud dengan “Neraca Permulaan” adalah semua jumlah
modal baik aktiva maupun pasiva yang dimiliki PDAM “Tirta Kajen” saat
pendirian perusahaan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “modal disetor” adalah modal yang disetor secara
efektif oleh para pendiri.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1)
Badan Pengawas dalam menjalankan pengawasan terhadap PDAM “Tirta
Kajen” berdasarkan pada program kerja yang ditetapkan.
19
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pengangkatan kembali dapat dilakukan apabila Direksi dinilai dan terbukti
mampu meningkatkan kinerja PDAM “Tirta Kajen”. Dalam hal Direksi yang
telah habis masa jabatannya tidak diangkat kembali, apabila Direksi tersebut
berasal dari pegawai PDAM “Tirta Kajen” maka menjadi pegawai kembali
dengan hak dan kewajibannya dikembalikan seperti semula. Sedangkan
apabila Direksi tersebut bukan berasal dari pegawai PDAM “Tirta Kajen”
maka dinyatakan keluar.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Huruf a,
Angka 1,
Cukup jelas.
Angka 2,
Cukup jelas.
Angka 3,
Cukup jelas.
Angka 4,
Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah dibuktikan dengan
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian
setempat.
20
Angka 5,
Tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam setiap
kegiatan yang menghianati Negara dan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945 dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian setempat.
Angka 6,
Cukup jelas.
Angka 7,
Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap dibuktikan melalui surat ketetapan
dari Pengadilan Negeri setempat.
Angka 8,
Cukup jelas.
Huruf b,
Angka 1,
Cukup jelas.
Angka 2,
Cukup jelas.
Angka 3,
Cukup jelas.
Angka 4,
Cukup jelas.
Angka 5,
Cukup jelas.
Angka 6,
Cukup jelas.
Angka 7,
Cukup jelas.
Angka 8,
Cukup jelas.
Angka 9,
Yang dimaksud dengan ”Syarat-syarat khusus yang ditetapkan oleh
Bupati” adalah yang berkaitan dengan seleksi dan uji kelayakan yang
disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
21
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “ketentuan pokok-pokok kepegawaian” adalah
ketentuan yang memuat hak dan kewajiban pegawai PDAM “Tirta Kajen”
yang disusun dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “dana pensiun” adalah dana yang dikelola tersendiri
di luar dana operasional Perusahaan yang dimanfaatkan dan/atau
dibayarkan secara berkala kepada pegawai yang telah tidak aktif (catat total
dan tetap, meninggal atau pensiun).
Ayat (2)
Huruf a,
Cukup jelas.
Huruf b,
Cukup jelas.
Huruf c,
Cukup jelas.
Huruf d,
Yang termasuk dalam usaha-usaha lain yang sah diantaranya adalah
potong gaji.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
22
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2