Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

44
KETRAMPILAN DALAM PRAKTEK ILMU KESEHATAN THT Dr. AYU TRISNA, Sp.THT

Transcript of Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Page 1: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

KETRAMPILAN DALAM PRAKTEK ILMU KESEHATAN THT

Dr. AYU TRISNA, Sp.THT

Page 2: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

PEMERIKSAAN THT

Page 3: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

KEADAAN RUANGAN

Ruangan sedikit gelap

Page 4: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

POSISI PASIEN

Pasien duduk dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari pemeriksa

Kepala pasien sedikit ekstensi atau condong ke depan dengan punggung tetap lurus

Page 5: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

POSISI PEMERIKSA

Pemeriksa duduk menyerong dengan penderita atau berdiri

Page 6: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

PEMERIKSAAN TELINGA LUAR, MEMBRAN TIMPANI DAN MASTOID

Page 7: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

PEMERIKSAAN TELINGA1. Alat :

Lampu kepala Spekulum telinga Otoskopi Pelilit kapas Pengait serumen Pinset telinga Garputala

Page 8: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

2. CARA MENGGUNAKAN ALAT

• Pasang lampu kepala sedikit diatas diantara kedua

alis dan atur fokus lampu

• Luruskan liang telinga dengan menarik aurikula ke

belakang atas pada dewasa dan anak : ke arah

bawah

• Gunakan spekulum telinga atau otoskop untuk

memudahkan melihat MAE dan MT

• Untuk telinga kanan : otoskop dipegang dengan

tangan kanan dan tangan kiri memfiksasi telinga

atau sebaliknya

Page 9: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

TEHNIK MENGGUNAKAN OTOSKOP

Page 10: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

3. LANGKAH – LANGKAH PEMERIKSAAN TELINGA

1. Inspeksi dimulai dari : daun telinga, retro

aurikuler

2. Bila ada serumen dikeluarkan dengan pelilit

kapas/pengait/pinset/ irigasi serumen ------

alat yang digunakan tergantung konsistensi

serumen?

3. Perhatikan liang telinga dan membran timpani

4. Uji pendengaran dengan garputala

Page 11: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Inspeksi telinga : warna kulit tanda radang bentuk Sikatrik bekas operasi fistel pre/retro aurikula, dll

Inspeksi MAE dengan otoskop atau spekulum telinga : tanda radang Granuloma Furunkel Serumen corpus alienum sekret telinga (jenis/bau/tidak bau) Kolesteatom Atresia Stenosis, dll

Page 12: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012
Page 13: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

OTORE Cairan yang keluar dari telinga

Jenis : - seros

- sero-mukos - mukus

- purulen - mukopurulen

- hemorhagis

Penyebab: - Otitis eksterna- Otitis media- Trauma

Page 14: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Palpasi : Otitis eksterna nyeri tekan pada tragus Otitis eksterna nyeri tarik aurikula Massa / tumor/ kelenjar ?

Page 15: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

INSPEKSI TELINGA LUAR

PERIKONDRITIS AURIKULA

FISTEL PREAURIKULAR

Page 16: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Inspeksi Membran timpani dengan spekulum atau otoskop Intak, perforasi (sentral,marginal,total,subtotal), tanda

radang (hiperemi), suram/reflek cahaya (+/-), bulging/retraksi

Page 17: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

INSPEKSI MAE DAN MEMBRAN TIMPANI

Page 18: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012
Page 19: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

PEMERIKSAAN PENDENGARAN

1. Pemeriksaan pendengaran dasar ( Audiologi dasar):

1. tes penala (kualitatif)

2. tes bisik (semi-kuantitatif)

3. audiometri nada murni(kuantitatif)

2. Garpu tala :128,256, 512, 1024, dan 2048 Hz umum

dipakai 512,1024,2048 Hz dan bila hanya ada satu garpu

tala : 512 Hz

3. Audiologi khusus : membedakan tuli sensorineural koklea

dengan retrokoklea, audiometri obyektif, tes tuli anorganik,

audiologi anak, audiologi industri

Page 20: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

TES PENALA

Tes Rinne, Weber, Schwabach

Tes Rinne membandingkan hantaran udara

dan tulang pada telinga yang diperiksa

Tes Weber membandingkan hantaran tulang

kiri dan kanan

Tes Schwabach membandingkan hantaran

tulang yang diperiksa dan pemeriksa yang

pendengarannya normal

Page 21: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

CARA MEMERIKSA

Tes Rinne

letakkan tangkai garpu tala yang

bergetar di prosessus mastoid, setelah

tidak terdengar dipindah ke depan

telinga (2,5 cm)

Inteprestasi :

Rinne (+):bila masih terdengar

Rinne(-) : bila tidak terdengar

Page 22: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Tes Weber

Penela digetarkan dan tengkainya diletakkan di

tengah kepala atau vertex,dahi,pangkal hidung ,

ditengah gigi seri atau di dagu.

Interpretasi : Lateralisasi ke telinga yang sakit

atau telinga yang sehat

Page 23: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Tes Schwabach :

penala digetarkan diletakkan di prosesus mastoid

telinga yang diperiksa sampai bunyi tidak terdengar

dipindah ke prosesus mastoid telinga pemeriksa yang

sehat

Interpretasi :

Schwabach memanjang pasien masih dapat mendengar

bunyi

schwabach memendek pemeriksa masih dapat mendengar

Page 24: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Tes Rinne Tes Weber

Tes Schwabach

Diagnosis

Positif Lateralisasi (-)

Sama dengan pemeriksa

Normal

Negative Lateralisasi ke telinga sakit

Memanjang Tuli konduksi

Positif Lateralisasi ke telinga sehat

memendek Tuli sensorineural

Page 25: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Tes Berbisik

ruangan yang cukup luas dan tenang, dengan panjang

minimal 6 meter.

Interpretasi : Tes bisik normal : 5/6-6/6

Page 26: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

BUNYI

Bunyi dihasilkan oleh suatu tenaga getaran dengan

frekuensi dan amplitudo tertentu

Frekuensi (Hertz/Hz) tingginya nada

Amplitudo (deci Bell/dB) kerasnya suara (ambang

suara)

Frekuensi nada murni yang dapat didengar manusia

20-20.000 Hz

Frekuensi yang paling sensitif : 500-8000 Hz

audiometri gambaran grafik ambang pendengaran

pada audiogram

Page 27: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

AUDIOMETRI NADA MURNI

Audiogram hubungan antara ambang hantaran udara dan tulang

Ac (hantaran udara) dan BC (hantaran tulang), AC pada grafik dibuat

dengan garis penuh dan BC dengan garis terputus-putus

Telinga kanan : tinta merah, kiri : tinta biru

Frekwensi yang diperiksa : 125-8000Hz

Derajat ketulian di hitung dengan indeks Fletcher

Ambang dengar(AD) = AD 500Hz + AD1000Hz+AD2000Hz

3

Bila ditambahkan (AD) 4000Hz dibagi 4

Interpretasi : a. Telinga ?,b.Jenis tuli?, C.Derajat tuli

Telinga kiri tuli campuran sedang

Page 28: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

INTERPRETASI AUDIOGRAM SESUAI DERAJAT KETULIAN (ISO) 0-25 dB ; Normal >25-40 dB : Tuli ringan >40-55dB : tuli sedang >55-70 dB : tuli sedang berat >70-90 dB : tuli Berat

>90 dB : tuli sangat berat

- Pendengaran normal : AC dan BC sama atau kurang dari 25 dB

- Tuli konduksi (CHL) : BC normal (< 25 dB) dan AC >25 dB

- Tuli sensorineural (SNHL) : AC dan BC >25 dB dimana AC dan BC berimpit

atau tidak ada gap (gap BC <AC = <10 dB)

-Tuli campuran (MHL) : AC dan BC >25 dB dimana AC > BC dengan gap > atau

sama dengan 10 dB

Page 29: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Tuli konduksi murni memperlihatkan derajat gangguan pendengaran hingga 70 dB dan apabila ambang dengar > 70 dB ; Tuli neurosensoris

Page 30: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

TULI KOKLEA DAN RETROKOKLEA

Audiometri khusus : tes SISI, ABLB, tes kelelahan (tone decay),

audiometri tutur(speech audiometri), audiometri bekesy

Audiometri khusus rekrutmen dan kelelahan (decay/fatigue)

Rekrutmen : fenomena peningkatan sensitifitas pendengaran

yang berlebihan diatas ambang dengar (Dapat membedakan

bunyi 1dB dan orang normaL membedakan bunyi 5 dB)

penderita kelainan koklea

Tes sisi dan ABLB kelainan koklea?

Kelelahan : adaptasi abnormal tanda khas tuli retrokoklea

Tone decay tuli retrokoklea?

Page 31: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Audiometri Objektif :

1. AUDIOMETRI IMPEDANS2. Electrokokleografi3. Evoked response audiometry (BERA)4. Oto Acoustic Emmision (OAE)

Page 32: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

AUDIOMETRI IMPEDANS

Audiometri impedans kelenturan MT dengan tekanan

tertentu pada MAE

Istilah : Timpanometri, Fungsi tuba Eustachius dan Reflek

stapes

Timpanometri kondisi Cavum timpani : cairan?,

rangkaian tulang?, kekakuan atau kelenturan MT?

Fungsi Tuba Eustachius terbuka / tertutup

Reflek stapedius (RS) telinga normal muncul pada

rangsangan 70-80 dB tetapi pada lesi koklea RS menurun

dan lesi retrokoklea RS meningkat

Page 33: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

GAMBARAN HASIL TIMPANOMETRI

Tipe A : Normal Tipe B : Cairan di telinga tengah Tipe C : gangguan fungsi tuba Eustachius Tipe Ao : gangguan rangkaian tulang

pendengaran Tipe As : kekakuan tulang pendengaran

(otosclerosis)

Page 34: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

TULI ANORGANIK Pura-pura tuli Tes Stenger

prinsip masking Beri nada yang bersamaan pada kedua telinga secara

bersamaan dengan menggunakan 2 penala yang sama ( telinga kanan normal dan telinga kiri pura – pura tuli) Penala I di depan telinga kanan dan Penala II di getarkan lebih keras ditaruh didepan telinga kiri

Hasil : Kedua normal : hanya telinga kiri yang mendengar Telinga kiri tuli : Telinga kanan tetap mendengar

Audiometri nada murni periksa berulang selama 1 minggu

Impedans BERA

Page 35: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

EKSTRAKSI –IRIGASI SERUMEN DAN EKSTRAKSI BENDA ASING

Page 36: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

SERUMEN

Sekret kelenjar sebasea,kelenjar serumenosa, epitel

kulit yang terlepas dan partikel debu

Normal : 1/3 luar MAE

Konsistensi : basah dan kering

Serumen keluar sendiri gerakan rahang saat

mengunyah

Efek proteksi mengikat kotoran ,aroma yang khas

dapat mengusir serangga

Serumen abnormal tuli konduktif, otalgia atau

tinitus

Page 37: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

PENANGANAN SERUMEN

Tehnik yang dipilih konsistensi serumen ?

Irigasi air hangat tidak boleh dilakukan pada

membran timpani yang perforasi

Lembek toilet dengan kapas aplikator atau irigasi

dengan air hangat

Keras pengait dan bila tidak berhasil dilunakkan

dengan tetes telinga berupa karboglicerin 10%

selama 4-5 hari irigasi telinga

Page 38: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

EKSTRAKSI SERUMEN

Alat dan bahan:

- Lampu kepala

- Otoskopi

- Kapas aplikator

- Serumen haak / sendok serumen

Cara Arahkan ujung serumen haak sejajar dengan

liang telinga dengan menyelusuri tepi pinggiran

serumen dan ujung haak menghadap ke sentral

untuk menarik serumen

Page 39: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

IRIGASI TELINGA

Alat dan bahan:

- Lampu kepala

- Otoskop

- Kapas aplikator

- Spuit 50 cc dengan abocath no. 14

- Bengkok untuk menampung air bekas irigasi

- Com tempat air hangat

- Handuk

Page 40: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

IRIGASI TELINGA

Pastikan membran timpani tidak perforasi

Gunakan air hangat dengan suhu sesuai suhu

tubuh supaya tidak vertigo/pusing

Semprotkan air ke telinga tidak boleh terlalu

keras dengan arah ujung abocath membentuk

sudut 30o dengan dinding superior MAE

Tangan kanan memegang telinga pasien dan

tangan kiri memegang spuit

Page 41: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

IRIGASI TELINGA

Page 42: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

EKSTRAKSI BENDA ASING

Lakukan konseling yang baik pada pasien

sebelum dilakukan tindakan

Hati – hati pada pasien yang tidak koperatif

trauma MAE atau perforasi membran timpani

Ekstraksi dengan pinset, kait (Haak),alligator

Gunakan alat ekstraksi sesuai dengan

bentuk, jenis dan posisi benda

Page 43: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

BENDA ASING

Benda mati (kapas,busa, baterai, manik – manik, karet

penghapus dll)

Benda hidup ( serangga, komponen tumbuh –

tumbuhan)

Binatang hidup matikan dahulu dengan minyak

kelapa, rivanol, karboglicerin 10% ekstraksi atau

irigasi air hangat

Benda mati ekstraksi dengan pinset atau kait/haak

Baterai jangan di irigasi efek korosif ekstraksi

dengan kait/haak

Page 44: Pemeriksaan Telinga Dan Tes Pendengaran 1012

Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas,

diekstraksi dengan pinset / pengait/ alligator.

Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-

manik, biji-bijian pada anak yang tidak kooperatif

dilakukan dengan narkose

dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena

dapat menyebabkan trauma pada MAE atau membran

timpani.

Dapat dilakukan irigasi telinga (misalnya : kerikil,

mainan, manik-manik, penghapus) perforasi lubang

membrana timpani (-).