Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

9

Click here to load reader

Transcript of Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

Page 1: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

TUGAS MATA KULIAH

PEMERIKSAAN PARAMETER AIR & UDARA

KEBISINGAN

Oleh :

Astrianti E2A006009

Dewik Wijiastutik E2A006024

Hardi Risdianto E2A006039

Kristi Riyandini E2A006054

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2009

Page 2: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

KEBISINGAN

1. Pengertian

Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki,

misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan

sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang

menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106,IEC60050-801 kosakata elektro-

teknik Internasional Bab 801:Akustikal dan elektroakustikal).1

Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau

kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan

(KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau

alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan

pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999).2

2. Pengukur Kebisingan

Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah soundlevel meter. Alat ini

mengukur kebisingan di antara 30 – 130 dB dan dari frekuensi-frekuensi dai

20 – 20.000 Hz.

Untuk kebisingan impulsif digunakan impact noise analyzer

3. Tipe – tipe kebisingan

Kategori kebisingan lingkungan dapat dilihat seperti dalam tabel

berikut :2

Jumlah

kebisingan

Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan

suatu waktu tertentu

Kebisingan

spesifik

Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat

dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan

akustik. Seringkali sumber kebisingan dapat

Page 3: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

diidentifikasikan

Kebisingan

residual

Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan

seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan

di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu

Kebisingan

latar

belakang

Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan

perhatian pada suatu kebisingan tertentu. Penting

untuk membedakan antara kebisingan residual

dengan kebisingan latar belakang

Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemui :3

a. Kebisingan yang kontinyu dengan spectrum frekuensi yang luas, misalnya

mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain.

b. Kebisingan kontinyu dengan spectrum frekuensi sempit, misalnya gergaji

sirkuler, katup gas, dan lain-lain.

c. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, suara kapal

terbang di lapangan udara.

d. Kebisingan impulsive, seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam,

ledakan.

e. Kebisingan impulsive berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.

4. Baku tingkat kebisingan

Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang

diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga

tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996).2 Baku tingkat kebisingan (Nilai

Ambang Batas,NAB) peruntukan kawasan/lingkungan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini (KepMenLH No.48 Tahun 1996) :4

Peruntukan kawasan / lingkungan

kegiatan

Tingkat kebisingan (A)

a. Peruntukan Kawasan

1. Perumahan dan pemukiman

2. Perdagangan dan jasa

3. Perkantoran dan perdagangan

55

70

65

Page 4: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

4. Ruang terbuka hijau

5. Industri

6. Pemerintahan dan fasilitas umum

7. Rekreasi

8. Khusus :

Bandar udara

Stasiun Kereta Api

Pelabuhan Laut

Cagar Budaya

b. Lingkungan Kegiatan

1. Rumah Sakit atau sejenisnya

2. Sekolah dan sejenisnya

3. Tempat ibadah dan sejenisnya

50

70

60

70

60

70

55

55

55

Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa

mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam

pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau

40 jam seminggu yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun

1999, KepMenKes No.1405 Tahun 2002).2 Pada lampiran 2

KepMenNaker No.51 Tahun 1999, NAB dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :5

Waktu pemajanan per hari Intensitas kebisingan

dB(A)

8 Jam 85

4 88

2 91

1 94

30 Menit 97

15 100

7.5 103

Page 5: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

3.75 106

1.88 109

0.94 112

28.12 Detik 115

14.06 118

7.03 121

3.52 124

1.76 127

0.88 130

0.44 133

0.22 136

0.11 139

Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB(A) walaupun sesaat

Page 6: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

5. Dampak Kebisingan

Dampak kebisingan terhadap lingkungan dan kesehatan :2

a. Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila

terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa

peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi

pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat

menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.

Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular

dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo.

Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan

bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin,

tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

b. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang

konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam

waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis,

jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

c. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang

menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan

suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.

Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada

kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau

tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung

membahayakan keselamatan seseorang.

d. Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang

angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis

berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

e. Efek pada pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada

indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah

Page 7: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek

bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi

secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi

apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli

menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada

frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya

dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk

percakapan.

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi

atas :

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)

Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi.

Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya

sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila

tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya

akan pulih kembali.

2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)

Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di

pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

a. Tingginya level suara

b. Lama paparan

c. Spektrum suara

d. Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan

terjadi TTS akan lebih besar

e. Kepekaan individu

f. Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat

(pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan

dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat

lainnya

g. Keadaan Kesehatan

3. Trauma Akustik

Page 8: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau

seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan

tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang

sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti

suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga,

merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.

4. Prebycusis

Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan

gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan

prebycusis (menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini

harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat

pajanan bising ditempat kerja.

5. Tinitus

Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan

pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging.

Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut

pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat

berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

6. Pengendalian Kebisingan

Kebisingan dapat dikendalikan dengan :3

a. Pengurangan kebisingan dari sumbernya dengan menempatkan peredam

pada sumber getaran

b. Penempatan penghalang pada jalan transmisi

c. Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga. Alat-alat ini dapat mengurangi

intensitas kebisingan sekitar 20 – 25 dB

Page 9: Pemeriksaan Parameter Air & Udara Kebisingan

DAFTAR PUSTAKA

1. Susanto, Arif. Kebisingan Serta Pengaruhnya Terhadap Kesehatan

Dan Lingkungan.

http://hseclubindonesia.wordpress.com/2006/10/13/kebisingan-serta

pengaruhnya-terhadap-kesehatan-dan-lingkungan/. diakses tanggal 29

oktober 2009.

2. Prabu. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan.

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/dampak-kebisingan-terhadap-

kesehatan/. diakses tanggal 29 Oktober 2009.

3. Suma’mur P.K. 1991. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.jakarta : Haji

Masagung

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep–51/Men/I999 Tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja. http://www.iips-

online.com/kepmenaker1999.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober 2009.

5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang :

Baku Tingkat Kebisingan.

http://www.proxsis.com/perundangan/LH/doc/uu/J07-1996-00048.pdf. Diakses

tanggal 2 Oktober 2009.