Pemeriksaan klinis

3
Pemeriksaan klinis: Beberapa penyakit degenerative sendi menunjukkan gambaran klinis yakni rasa nyeri sendi dimana rasa nyeri tersebut meningkat ketika sendi digunakan beraktivitas, dan begitu sebaliknya, rasa nyeri akan reda ketika penderita beristirahat. Selain itu, terdapat gambaran lain, yaitu terbatasnya sendi dalam melakukan pergerakan, didaerah sekitar sendi akan terasa nyeri ketika ditekan, terjadi pembesaran tulang disekitar sendi dan krepitasi. Pada Temporomandibular joint biasa ditemukan kelainan sendi degeneratif yaitu Clicking. Gejala yang terjadi pada Clicking biasanya berupa suara hanya bisa didengar dan dirasa oleh penderita pada saat membuka dan menutup mulut, suara seperti letupan (popping) atau klik, juga ada yang merasakan suara gesekan atau geratan (grating) bisa disertai maupun tanpa disertai rasa nyeri pada sendi. Suara “keletuk” yang dikenal sebagai Clicking terjadi akibat adanya ketidakteraturan pada permukaan sendi yang mengakibatkan gerakan discus dan kondilus tidak seimbang (diskus seakan terkunci pada kondylus dan pada saat terbebas akan menimbulkan bunyi). Selain Clicking ada pula kelainan sendi degenerative yakni Locking yang merupakan terjadi penurunan kemampuan penderita dapat berupa rasa sakit yang berhubungan erat dengan sendi dan otot mastikasi. Bila terdapat keluhan rasa sakit sehingga menyebabkan penderita mencari perawatan. Rasa sakit dengan keluhan meliputi bendenyut demyut, menyayat, sara terbakar dan sebagainya, yang paling sering terjadi adalah pada telinga, pipi dan daerah temporal atau dari dari daerah sekitar yang meluas ke sendi. Beberapa rasa sakit akibat gangguan otot pengunyahan misalnya adalah nyeri Midfasial, Miosis, Miospasme, dan Trismus. Nyeri Midfasial ialah rasa sakit regional yang terjadi terus menerus yang berhubungan dengan beberapa otot pada region wajah. Biasanya disertai trismus. Sedangkan Miosis merupakan suatu radang otot yang melibatkan perlekatan otot, sehingga menimbulkan rasa sakit dan trismus. Selanjutnya adalah Miospasme, dimana Miospasme merupakan suatu keadaan dimana otot secara terus menerus mengalami kontraksi. Jika hal ini terjadi pada otot penutup mulut pada salah satu sisi, maka rahang akan tertahan terbuka dan mandibula bergeser ke sisi yang mengalami spasme. Yang terakhir adalah Trismus. Trismus merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu keadaan kesulitan membuka mulut karena terjadi kekakuan otot atau penyakit – penyakit disekitar sendi. 5 Kelainan sendi degeneratif pada temporo mandibular joint dapat di diagnosa dengan menggunakan pemeriksaan klinis. Untuk pemeriksaan klinis dapat dilakukan pemeriksaan secara ekstra dan intra oral.

description

dental

Transcript of Pemeriksaan klinis

Page 1: Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis:

Beberapa penyakit degenerative sendi menunjukkan gambaran klinis yakni rasa nyeri sendi dimana rasa nyeri tersebut meningkat ketika sendi

digunakan beraktivitas, dan begitu sebaliknya, rasa nyeri akan reda ketika penderita beristirahat. Selain itu, terdapat gambaran lain, yaitu

terbatasnya sendi dalam melakukan pergerakan, didaerah sekitar sendi akan terasa nyeri ketika ditekan, terjadi pembesaran tulang disekitar sendi

dan krepitasi.

Pada Temporomandibular joint biasa ditemukan kelainan sendi degeneratif yaitu Clicking. Gejala yang terjadi pada Clicking biasanya

berupa suara hanya bisa didengar dan dirasa oleh penderita pada saat membuka dan menutup mulut, suara seperti letupan (popping) atau klik,

juga ada yang merasakan suara gesekan atau geratan (grating) bisa disertai maupun tanpa disertai rasa nyeri pada sendi.

Suara “keletuk” yang dikenal sebagai Clicking terjadi akibat adanya ketidakteraturan pada permukaan sendi yang mengakibatkan

gerakan discus dan kondilus tidak seimbang (diskus seakan terkunci pada kondylus dan pada saat terbebas akan menimbulkan bunyi). Selain

Clicking ada pula kelainan sendi degenerative yakni Locking yang merupakan terjadi penurunan kemampuan penderita dapat berupa rasa sakit

yang berhubungan erat dengan sendi dan otot mastikasi.

Bila terdapat keluhan rasa sakit sehingga menyebabkan penderita mencari perawatan. Rasa sakit dengan keluhan meliputi bendenyut

demyut, menyayat, sara terbakar dan sebagainya, yang paling sering terjadi adalah pada telinga, pipi dan daerah temporal atau dari dari daerah

sekitar yang meluas ke sendi.

Beberapa rasa sakit akibat gangguan otot pengunyahan misalnya adalah nyeri Midfasial, Miosis, Miospasme, dan Trismus. Nyeri

Midfasial ialah rasa sakit regional yang terjadi terus menerus yang berhubungan dengan beberapa otot pada region wajah. Biasanya disertai

trismus. Sedangkan Miosis merupakan suatu radang otot yang melibatkan perlekatan otot, sehingga menimbulkan rasa sakit dan trismus.

Selanjutnya adalah Miospasme, dimana Miospasme merupakan suatu keadaan dimana otot secara terus menerus mengalami kontraksi. Jika hal ini

terjadi pada otot penutup mulut pada salah satu sisi, maka rahang akan tertahan terbuka dan mandibula bergeser ke sisi yang mengalami spasme.

Yang terakhir adalah Trismus. Trismus merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu keadaan kesulitan membuka mulut karena terjadi

kekakuan otot atau penyakit – penyakit disekitar sendi. 5

Kelainan sendi degeneratif pada temporo mandibular joint dapat di diagnosa dengan menggunakan pemeriksaan klinis. Untuk

pemeriksaan klinis dapat dilakukan pemeriksaan secara ekstra dan intra oral.

Pemeriksaan ekstra oral dilakukan dengan cara dilakukan palpasi pada daerah sekitar TMJ (depan tragus), pemeriksaan ini bertujuan

untuk mengetahui kelainan yang terlihat secara visual maupun yang terdeteksi dengan palpasi.

Pemeriksaan region TMJ dilakukan teknik inpeksi (melihat secara visual), palpasi daerah 1 cm didepan tragus untuk mengetahui

sinkronasi pergerakan kedua TMJ ketika menutup dan membuka, ada juga auskultasi menggunakan stetoskop untuk dapat mendengarkan apakah

ada bunyi abnormal ketika melakukan pergerakan sendi. Dapat pula dilakukan palpasi untuk mengetahui adanya inflamasi ditunjukkan dengan

adanya rasa nyeri dan fluktuasi kelenjar limfe.

Pemeriksaan intra oral dilakukan untuk mengetahui adanya factor predisposisi terjadinya kelainan sendi degeneratif seperti adanya

kehilangan gigi dan pola oklusi. Kehilangan gigi terutama gigi posterior dapat menyebabkan oklusi tidak harmonis, karena hilangnya kontak

antar gigi menyebabkan gigi lainya mengalami migrasi, rotasi, bahkan ekstrusi. Hal ini dapat memicu turunnya dimensi vertical. Pada kondisi

sepeti ini terjadi dislokasi diskus anterior ketika membuka mulut. Maka akan terjadi lipatan diskus ketika condil bergerak ke depan mendorong

diskus anterior dimana pada kondisi tertentu diskus tersebut tidak dapat kembali ke posisi normal sehingga condil akan melompati lipatan

tersebut yang menyebabkan bunyi klik.

Pemeriksaan klinis

1. Oklusi

Page 2: Pemeriksaan klinis

1. Pemeriksaan Subjektif

- Gejala yang ada adalah Nyeri, kekakuan, tegangan otot sendi, masalah sendi, kepekaan atau kenyerian geligi, kehebatan gejala nyeri,

lama dan permulaan gejala.

- Gejala yang Lalu adalah Apakah penderita menderita gejala yang sama pada masa lalu; apakah sifat dasarnya sama; apa penyebabnya.

- Riwayat sakit gigi terdahulu. Riwayat tatacara perawatan gigi menyebabkan perubahan oklusi; apakah perubahan tersebut berkaitan

dengan gejala disfungsi; riwayat penyesuaian oklusal yang dicoba; atau perawatn oklusal lain .

- Riwayat bruxisme. Apakah hal ini terjadi malam atau siang hari; apakah bruxissme terdengar oleh istri atau suaminya; berapa lama

penderita menyadari perilaku bruxisme; apa yang disangka penderita penyebab bruxisme tersebut; apakah penderita menyadari bahwa

keausan geliginya disebabkan oleh bruxisme.

2. Pemeriksaan Objektif

Palpasi otot. Perabaan dengan jari satu dan dwisisi pada otot penguyahan dan leher dapat menghasilkan nyeri otot yang berlebihan.

Nyeri setempat pada otot dapat menunjukkan titik pencetus. Otot yang harus diraba ; masseter, temporal, pterigoid medial, pterigoid

lateral, sternokleidomastoideus, servikal posterior dan suprahioid.18

Kombinasi palpasi bidigital atau bimanual ekstraoral dan intraoral pada musculus suprahyoideus dan sublingualis bisa dilakukan

langsung. Palpasi otot yang berhubungan dengan sendi juga bisa dilakukan dengan mudah, kecuali untuk m.pterygoideus lateralis yang

sulit dijangkau. Musculus masseter dan temporalis berada di superficial dan bisa langsung di palpasi di wajah.1

A B

A B

Gambar 7. A. Palpasi pada region prearicular dapat menunjukkan rasa sakit pada kutub lateral processus condylaris atau musculus

masseter.

Gambar B. Pendekatan endaural memungkinkan pa;pasi langsung dari processus condylaris tanpa terganggu otot

Auskultasi. Auskultasi stetoskop pada sendi memungkinkan penentuan sifaat dan waktu timbulnya bunyi abnormal secara lebih tepat.

Penentuan kliking dan besar pembukaan insisal dipermudah dengan auskultasi. Kliking yang terjadi pada awal fase membuka mulut

menunjukkan dislokasi discus anterior ringan, sementara kliking yang terjadi atau timbul lebih lambat berkaitan dengan kelaianan

meniscus.pada kasus resiprokal, terjadinya bunyi ‘klik’ pada saat membuka dan memendekkan jarak antara kliking seringkali

menunjukkan suatu pergeseran discus yang kronis dan sudah berlangsung lama, yang dapat berkurang dengan sendirinya.1