Pemeriksaan Diagnostic Dan Pemeriksaan Penunjang

6
Pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan penunjang Diagnosis laboratorium Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan beberapa pemeriksaan laboratorium seperti isolasi virus dan tes serologi ( tes antibodi dengue IgG-IgM dan tes antigen dengue ) yang digolongkan sebagai tes yang spesifik, serta pemeriksaan lain yang digolongkan dalam tes laboratorium yangtidak spesifik. TES LABORATORIUM YANG SPESIFIK Tes antibodi dengue IgG-IgM Jika IgG positif dan IgM negatif disebut tersangka dengue atau infeksi dengue sekunder; jika IgG negatif dan IgM positif disebut infeksi dengue primer, jika IgG dan IgM positif disebut infeksi dengue sekunder, sedangkan jika IgG dan IgM negatif disebut tidak terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. Pada infeksi primer kadar IgM meningkat terlebih dahulu yaitu pada hari ke 3-5, sedangkan kadar IgG akan meningkat pada hari ke 14. Pada infeksi sekunder kadar IgG akan meningkat terlebih dahulu yaitu mulai hari ke 2, disusul oleh IgM pada hari ke 5. Namun peningkatan kadar IgM dan IgG dapat bervariasi pada setiap orang. Pada beberapa infeksi primer, IgM dapat bertahan di dalam darah sampai 90 hari setelah infeksi. Namun demikian, pada kebanyakan penderita, IgM akan menurun dan hilang pada hari ke 60. Bahan pemeriksaan adalahserum, dan umumnya pemeriksaan dilakukan dengan rapid test ( test cepat ) yang berdasarkanimmunoassay. Tes antigen dengue Tes antigen dengue, adalah pemeriksaan yang bertujuan mendeteksi langsung antigen virus dengue. Tes ini sangat berguna untuk mendeteksi infeksi virus dengue pada fase akut ; segera setelah terjadi infeksi. Namun demikian, tes antigen dengue tidak dapat membedakan infeksi dengue primer dari infeksi dengue sekunder. Salah satu cara pemeriksaan tes antigen dengue adalah secara Enzyme Linked Immunosorbent Assay ( ELISA ). Bahan pemeriksaan adalah serum.

description

acsddfs

Transcript of Pemeriksaan Diagnostic Dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan penunjangDiagnosis laboratoriumDiagnosis DBD ditegakkan berdasarkan beberapa pemeriksaan laboratorium sepertiisolasi virusdantes serologi(tes antibodidengue IgG-IgMdantes antigendengue ) yang digolongkan sebagai tes yangspesifik, serta pemeriksaan lain yang digolongkan dalam tes laboratorium yangtidak spesifik.

TES LABORATORIUM YANG SPESIFIK

Tes antibodi dengue IgG-IgMJikaIgG positif dan IgM negatifdisebut tersangka dengue atau infeksi dengue sekunder; jikaIgG negatif dan IgM positifdisebut infeksi dengue primer, jikaIgG dan IgM positifdisebut infeksi dengue sekunder, sedangkan jikaIgG dan IgM negatifdisebut tidak terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. Padainfeksi primerkadar IgM meningkat terlebih dahulu yaitu pada hari ke 3-5, sedangkan kadar IgG akan meningkat pada hari ke 14. Padainfeksi sekunderkadar IgG akan meningkat terlebih dahulu yaitu mulai hari ke 2, disusul oleh IgM pada hari ke 5. Namun peningkatan kadar IgM dan IgG dapat bervariasi pada setiap orang. Pada beberapa infeksi primer, IgM dapat bertahan di dalam darah sampai 90 hari setelah infeksi. Namun demikian, pada kebanyakan penderita, IgM akan menurun dan hilang pada hari ke 60. Bahan pemeriksaan adalahserum, dan umumnya pemeriksaan dilakukan denganrapid test( test cepat ) yang berdasarkanimmunoassay.

Tes antigen dengueTes antigen dengue, adalah pemeriksaan yang bertujuanmendeteksi langsung antigen virus dengue. Tes ini sangat berguna untuk mendeteksi infeksi virus dengue pada fase akut ; segera setelah terjadi infeksi. Namun demikian, tes antigen dengue tidak dapat membedakan infeksi dengue primer dari infeksi dengue sekunder. Salah satu cara pemeriksaan tes antigen dengue adalah secaraEnzyme Linked Immunosorbent Assay( ELISA ). Bahan pemeriksaan adalah serum.

TES LABORATORIUM YANG TIDAK SPESIFIKPemeriksaan laboratorium yang termasuk dalam tes yang tidak spesifik ialah kadar hemoglobin, nilai hematokrit, hitung leukosit, hitung trombosit, masa trombin, masa protrombin parsial teraktivasi, kadar fibrinogen, D-dimer, kadar protein serum, tes faal hati, natrium plasma, dan analisis gas darah.

Kadar hemoglobin(HGB)Kadar hemoglobin biasanya meningkat setelah hari kedua sakit, dan sering merupakan kelainan hematologi awal yang dapat ditemukan. Peningkatan kadarnya mengikuti peningkatan keadaan hemokonsentrasi.

Nilai hematokrit(HCT)Nilai hematokrit biasanya meningkat mulai hari ke-3 sakit, dan peningkatannya mengikuti perjalanan penyakit. Peningkatan hematokrit dapat mencapai 20%.

Hitung leukosit(WBC count)Hitung leukosit bervariasi selama perjalanan penyakit, antara leukopenia hingga leukositosis ringan. Leukopenia biasanya muncul pada fase akut mulai hari ke-3 sakit dan kembali normal pada fase penyembuhan.

Hitung jenis leukosit(differential count WBC)Pada DBD sering dijumpai limfositosis relatif disertai adanya limfositosis atipik (limfosit plasma biru) pada sediaan hapus darah tepi ( pewarnaan Wright atau Giemsa ). Pemeriksaan limfosit plasma biru sudah dapat dilakukan pada hari ke 4-5 sakit karena jumlahnya sudah meningkat. Pada sediaan hapus darah tepi dihitung jumlah limfosit plasma biru per 100 leukosit. Bila jumlahnya 8 % dikatakan positif. Keuntungan pemeriksaan ini adalah dapat mendeteksi adanya parasit malaria dalam eritrosit, jika pemeriksa jeli.

Hitung trombosit(Platelet count)Pada penderita DBD umumnya dijumpai penurunan jumlah trombositkurang dari 100.000/uldarah. Penurunan jumlah trombosit dapatmulaipada awal demam, antarahari ke 2-3 sakit, mencapai nilaiterendahsekitarhari ke-5sakit, kemudian jumlah trombosit akanmeningkatdengan cepat pada masa konvalesens ( penyembuhan ) dan mencapai nilainormal kembalipada hari ke 7-10 sejak sakit. Trombositopenia mempunyai hubungan yang bermakna dengan kebocoran plasma.

Defek sistem pembekuan darahDefek sistem pembekuan darah pada penderita DBD dapat terlihat padapemanjanganprothrombin time(PT),activated partial thromboplastin time(APTT), danthrombin time(TT). Selain itu terjadipenurunan aktivitas faktor pembekuan darahsepertifibrinogenyang derajat penurunannya berkorelasi dengan beratnya penyakit. Pada DBD terjadi aktivasi sistem fibrinolisis sehingga didapatkanD-dimer positif. Makin tinggiD-dimer, makin beratdisseminated intravascular coagulation( DIC ) yang terjadi.

Tes Faal HatiPada DBD dapat dijumpaipeningkatanaktivitas enzimSGPT,SGOT,ALP, danbilirubin.

Kadar natrium darahPada DBD dapat terjadihiponatremia, terutama pada ensefalopati dengue yang merupakan komplikasi syok.Analisis Gas DarahPada syok yang berkepanjangan dapat terjadiasidosis metabolik. Untuk mengetahui hal itu perlu diperiksa analisis gas darah agar dapat dikoreksi sesuai dengan keadaan.

Kadar ureum dan kreatininPada keadaan syok berat dan lama, sering kali ditemuiacute tubular necrosisyang ditandai dengan penurunan jumlah produksi urin (oliguri sampaianuri) danpeningkatan kadar ureum dan kreatinin.

PenatalaksanaanSetiap pasien yang tersangka DBD, sebaiknya dirawat dan terpisah dari pasien lainnya ( berkelambu ).Penatalaksanaan pasien tanpa penyulitantara lain adalah ; tirah baring, makanan lunak. Jika belum ada nafsu makan, dianjurkan minum banyak 1,5 2 liter dalam 24 jam berupa susu, air gula, air garam dll. Medikamentosa bersifat simtomatis ; hiperpireksia dikompres es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, dipiron, sedangkan asetosal dapat menyebabkan bahaya perdarahan. Antibiotik diberikan jika terdapat kekuatiran infeksi sekunder.Tujuan perawatan DD atau DBDtanpa penyulitadalah untuk mengantisipasi sekaligus menjaga volume cairan intra vaskular tetap normal. Adanya peningkatan Hb, Ht, dan penurunan jumlah trombosit termasuk penanda adanya kebocoran plasma, yang menyebabkan volume cairan intra vaskular berkurang ( hipovolemia ).Pasien DBDperlu diobservasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatanyaitu : keadaan umum memburuk, hati makin membesar, masa perdarahan memanjang karena trombositopenia, hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala. Dalam ditemukan tanda tersebut, infus harus terpasang. Observasi harus meliputi pemeriksaantiap jamterhadap : keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan; serta Hb dan Ht setiap 4-6 jam pada hari-hari pertama pengamatan, selanjutnya setiap 24 jam.Tujuan terapi sindroma syok dengue adalah mengembalikan volume cairan intravaskular ke tingkat normal. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian segera cairan intravena. Jenis cairan dapat berupa NaCl faali, Ringer laktat atau dapat dipakai plasma atau ekspander plasma. Kecepatan permulaan tetesan ialah 20 ml/kgBB/jam, dan bila renjatan telah diatasi kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml.kgBB/jam.Transfusi darah dilakukan pada: pasien dengan perdarahan yang membahayakan ( hematemesis dan melena ) ; pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukkan penurunan Hb dan Ht.

Jenis cairan ( rekomendasi WHO )Kristaloid : Ringer laktat, Ringer asetat, NaCl faali. Koloid : Dekstran 40 atau Plasma.Kriteria memulangkan pasienPasien dapat dipulangkan apabila : tidak demam selama 24 jamtanpa antipiretik, nafsu makan membaik, secara klinis tampak perbaikan, hematokrit stabil, tiga hari setelah syok diatasi, jumlah trombosit sudah meningkat > 50.000/ul, tidak dijumpai distres pernafasan ( disebabkan oleh efusi pleura atau asidodis ).PROGNOSISKematian oleh demam dengue (dengue primer) hampir tidak ada, sebaliknya pada demam berdarah dengue (dengue sekunder) terutama yangdisertai syok, mortalitasnya cukup tinggi. Penderita infeksi dengue orang dewasa biasanya lebih ringan daripada anak-anak. Beberapa penyakit yang dapat muncul bersama-sama infeksi dengue antara lain adalahdemam tifoid,bronkopneumonia, dananemia.

KekebalanJika sesorang terinfeksi oleh virus dengue serotipe tertentu, maka orang tersebut akan mendapat kekebalanhanya untukserotipe tersebut dan tidak untuk serotipe yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue pada Anak. Dalam Naskah lengkap Demam Berdarah Dengue ; Pelatihan bagi Peatih Dokter Spesialis Anak & Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dalam Tatalaksana Kasus DBD. Balai Penerbit FK-UI, 2000 ; 80-1352. Hendarwanto. Dengue dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-3, 1996. Balai Penerbit FK-UI.417-26.3. Parums DV. Tropical and Imported Infectious Disease; Dengue Fever in Essential Clinical Pathology. 1Sted . Blackwel science, Berlin 1996 : 111-144. Anonymous. Brosur kit tes Dengue IgG- IgM..5. Anonymous. Brosur kit tes Antigen Dengue NS1.6. Loho T. Diagnosis Laboratorium Demam Berdarah Dengue. Dalam, Suplemen Naskah Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2002. Bagian Patologi Klinik FK-UI.