Pemeriksaan Bola Mata

9
Pemeriksaan fisik mata Olivia 112014300 (ukrida) Yandri Apriansyah 112014322 (ukrida) I gede ungas ari sudan 10!10"00!# ($%I)

description

pf mata

Transcript of Pemeriksaan Bola Mata

Pemeriksaan fisik mata

Olivia 112014300 (ukrida)Yandri Apriansyah 112014322 (ukrida)I gede bungas ari sudan 1061050067 (UKI)

Langkah-langkah pemeriksaan mata

1. Perkenalan diri > Dengan salam, menyebutkan nama, menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.2. Pemeriksaan visus : Pasien duduk tegak dengan jarak 6 meter menghadap snellen chart.

Mata kiri ditutup kemudian pasien diminta menyebutkan huruf yang ada pada snellen chart sampai batas maksimal yang dapat dilihat pasien.

Begitu juga sebaliknya untuk mata kiri.

Pada snellen chart terdapat huruf dengan ukuran dan jumlah yang berbeda ini menunjukkan masing-masing visus. Nilai visus pada snellen chart diantaranya dari huruf yang besar hingga huruf terkecil : 6/60, 6/36, 6/21, 6/18, 6/15, 6/12, 6/10, 6/9, 6/8, 6/7, 6/6.

Apabila pasien hanya sampai 6/12 dilakukan Pinhole untuk menilai apakah kelainan terdapat pada refraksi atau organ. Apabila pasien dengan menggunakan pinhole mencapai 6/6, dapat ditulis visus 6/12 ph 6/6.

Apabila pasien tidak dapat melihat huruf yang paling besar dalam hal ini pasien tidak dapat melihat nilai visus 6/60 dilakukan counting finger dari jarak 1 meter hingga 5 meter. Visus dapat ditulis 1/6 - 5/6.

Apabila counting finger tidak bisa juga dilakukan hand movement nilai visus 1/300 dengan cara melambaikan tangan ke arah kanan - kiri atau atas bawah. Apabila pasien dapat menentukan arah gerakan visus pasien dapat dikatakan 1/300.

Apabila hand movement tidak bisa, dilakukan light projection dari segala arah. Bila pasien dapat melihat nilai visus 1/ tak terhingga.*Melakukan teknik cuci tangan 6 langkah versi WHO*

3. Pemeriksaan segment anterior :A. Kelopak mata dan bola mata Inspeksi : Bola mata. Amati ukuran bola mata dan posisi bola mata. Di samping itu amati simetrisitasnya. Gerak bola mata : pemeriksaan ini dilakukan dengan mengevaluasi six cardinal direction of gaze. Caranya dengan kepala pasien immobile dan meminta pasien hanya melihat untuk mengikuti gerakan jari pemeriksa. Pemeriksa menggerakan jari dari kanan - kiri - kanan atas - kanan bawah - kiri atas - kiri bawah.

Kelopak mata : Lihat adakah perubahan warna ( kemerahan, putih, hitam, biru, kuning), bentuk ( adakah bengkak, retraksi oleh jar parut dan paralysis). Perhatikan juga tepi kelopak mata dan distribusi bulu-bulu mata. Palpasi : Mata yang diperiksa diminta melirik kebawah. Dengan kedua jari telunjuk pemeriksa diletakkan bergantian diatas kelopak mata ( normal besar tekanan seperti menekan di pipi). Periksa adakah nyeri tekan.

B. Konjungtiva Konjungtiva palpebra inferior : Pasien melirik keatas kemudian pemeriksa menarik palpebra inferior kebawah. Bagaimana warnanya (merah muda), adakah benjolan (papil,fistula, cobble stone), perdarahan, sekret dan sikatrik, permukaannya licin, halus, basah, mengkilat.

Konjungtiva tarsal : Pasien melirik ke bawah, kemudia pemeriksa membalikkan permukaan dalam palpebra superior ke arah luar dengan menggunakan cotton bud. Periksa keadaan bagaimana warnanya (merah muda), adakah benjolan (papil,fistula, cobble stone), perdarahan, sekret dan sikatrik, permukaannya licin, halus, basah, mengkilat. Setelah inspeksi konjungtiva tarsalis, mintalah pasien untuk melihat ke atas untuk mengembalikan kelopak mata pada posisi normal.

Konjugtiva bulbi : Pemeriksaa melihat langsung bagaimana warna (putih atau kemerahan ), mengkilat atau tidak, basah atau kering, dan ada tidaknya pembengkakan. Kemudian adakah pterygium, pingueculum, simblefaron, pseudopterygium. kemudian adakah injeksi konjngtiva

C. Sklera Pemeriksaan dilakukan dengan cara menarik palpebra inferior. inpeksi sklera dan amati apakah ada nodul, hyperemia dan perubahan warna. Sklera normal seharusnya berwarna putih.

D. Kornea Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan senter (sinar senter disorot dari samping), diperhatikan bagaimana ukurannya (normalnya diameter 11-12mm), bentuknya, kecembungan (normalnya 7 - 8mm ) limbus, permukaan kornea, parenkim kornea, dan permukaan belakang kornea.

Dengan menggunakan keratoskop placido untuk melihat kerataan lengkungan kornea. Jarak pemeriksa pasien 0,5 meter.

Pemeriksaan sensitivitas dilakukan dengan menyentuhkan kapas pada kornea dengan lembut.

E. Pemeriksaan perkiraan kasar kedalaman Kamera Okuli Anterior Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sinar secara oblik menembus mata sehingga perkiraan kasar kedalaman kamera okuli anterior dapat dibuat. Kemudian juga periksa kejernihan, dan isi KOA.

F. Pemeriksaan IrisIris diperiksa warnanya, apakah ada nodul dan vaskularitas. Normalnya pembuluh darah iris tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.G. Pemeriksaan pupil : Pertama inspeksi diameter pupil pada mata kanan dan kiri. Normal diameter pupil berkisar 2 - 3 mm, isokor atau anisokor dan simetris apakah tidak Kemudian test refleks pupil, terdapat 2 refleks yaitu refleks pupil langsung dan tidak langsung. Refleks pupil langsung dilakukan dengan menyinari mata kanan dan perhatikan refleks pupil apakah miosis ataukah tidak. Begitu juga pada mata kiri. Kemudian untuk refleks pupil tidak langsung dilakukan dengan meminta pasien untuk meletakkan tangannya di hidung dan antara dua mata. Pemeriksa mata menyinari mata kanan dan menilai refleks pupil yang tidak disinari, apakah miosis atau tidak. Begitu juga dilakukan untuk mata kiri.H. Pemeriksaan lensa Pemeriksaan dilakukan dengan menyinari mata pada sudut 450. Kemudian dilihat bayangan iris pada lensa, kemudian juga lihat letaknya .4. Pemeriksaan segment posteriorA. Pemeriksaan oftalmoskop Ada dua cakram pada oftalmoskop: satu untuk mengatur lubang cahaya (dan filter),dan satu lagi untuk merubah lensa untuk mengoreksi kesalahan refraktif baik dari pemeriksa maupun pasien. Lubang-lubang dan Filter-filter yang paling penting adalah lubang kecil untuk pupil yang tidak berdilatasi, lubang besar untuk pupil yang berdilatasi,dan filter bebas merah menyingkirkan sinar merah dan dirancang untuk melihat pembuluh darah serta perdarahan. Dengan filter ini, retina tampak abu-abu, diskus berwarna putih, makula kuning, dan darah tampak berwarna hitam.Langkah-langkah Pemeriksaan: 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan.2. Persiapkan alat untuk pemeriksaan segmen posterior bola mata (direct ophthalmoscope). Ruangan dibuat setengah gelap, pasien diminta melepas kacamata dan pupil dibuat midriasis dengan tetes mata midriatil.3. Sesuaikanlah lensa oftalmoskop dengan ukuran kaca mata penderita.4. Mata kanan pemeriksa memeriksa mata kanan penderita, mata kiri pemeriksa memeriksa mata kiri penderita.5. Jika pemeriksaan menggunakan kaca mata, maka kaca mata harus dilepas supaya dapat melihat retina dengan lebih baik. Lampu oftalmoskop dinyalakan, lubang dipindahkan ke lubang kecil. Pemeriksa harus memulai dengan diopter lensa diaa`tur pada angka 0 jika ia tidak menggunakan kaca mata.6. Mintalah penderita untuk melihat satu titik di belakang pemeriksa.7. Arahkan ke pupil dari jarak 25-30 cm oftalmoskop untuk melihat refleks fundus dengan posisi/cara pegang yang benar. Cahaya harus menyinari pupil. Pantulan sinar berwarna merah, reflex merah, dapat dilihat pada pupil. Pemeriksaan harus memperhatikan setiap kekeruhan pada kornea atau lensa.8. Periksa secara seksama dengan perlahan maju mendekati penderita kurang lebih 5 cm.9. Sesuaikan fokus dengan mengatur ukuran lensa pada oftalmoskop.10. Jika sudah terjadi kontak dengan retina pasien, maka akan terlihat papil saraf optikus atau pembuluh darah, dengan memutar roda diopter dengan jari telunjuk, pemeriksa akan bisa melihat struktur ini dengan focus yang tajam. Amati secara sistematis struktur retina dimulai dari papil N.optik, arteri dan vena retina sentral, area makula, dan retina perifer. Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata dan catatlah hasil yang didapat dalam status penderita

5. Pemeriksaan lapang pandang test konfrotasiLangkah-langkah Pemeriksaan:1. Mintalah penderita untuk menutup satu mata tanpa menekannya, duduklah tepat di depan penderita, sama tinggi dengan penderita. 2. Tutuplah mata anda yang tepat berada di depan mata penderita yang ditutup (bila penderita menutup mata kanannya, anda menutup mata kiri anda). 3. Dengan perlahan gerakkanlah pensil atau obyek kecil lainnya dari perifer kearah tengah dari kedelapan arah dan mintalah penderita memberi tanda tepat ketika dia mulai melihat obyek tersebut. Selama pemeriksaan ini, jagalah agar obyek selalu berjarak sama dari mata anda dan mata penderita, agar anda dapat membandingkan lapang pandang anda dengan lapang pandang pasien anda.Fungsi pemeriksaan fisik mata1. Perkenalan diri dilakukan untuk mengetahui siapa yang akan memeriksa dan untuk menciptakan suasana nyaman. Kemudian penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan oleh pemeriksa berguna agar pasien memahami dan koperatif pada saat pemeriksaan.2. Pemeriksaan visus : Berguna untuk mengetahui ketajaman penglihatan pasien. Pada pemeriksaan dilakukan pinhole ini berguna untuk mengetahui apakah kelainan penglihatan pasien terdapat pada kelainan refraksi atau kelainan organ.3. Pemeriksaan segmen anterior:A. Bola mataDilakukan untuk memeriksa apakah adanya eksoftalmus, endoftalmus, dan untuk melihat apakah ada kelainan dari pergerakan otot bola mata diantaranya strabismus, paralysis otot-otot ekstraokuler.B. Kelopak mata (Palpebra)Melihat warna dari palpebra menunjukan adanya radang bila kemerahan, adanya sikatriks bila warnanya putih, adanya penyakit sistemik bila warnanya hitam, dan adanya hematoma bila berwarna biru. pemeriksaan palpasi yang dilakukan dapat juga dipakai untuk pemeriksaan tekanan intraokuler secara manual dimana kelopak mata akan terasa keras bila tekanan intraokular meningkatC. KonjungtivaPemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk melihat apakah ada peradangan, perdarahan maupun hemangioma pada konjungtivaD. SkleraPemeriksaan sklera dilakukan untuk melihat apakah ada nodul, pembengkakan ataupun warna - warna yang abnormal pada skleraE. KorneaPemeriksaan inspeksi kornea dengan senter berfungsi untuk melihat adanya kelainan ukuran, limbus, kecembungan, ataupun permukaan pada kornea. pada limbus kita memeriksa apakah adanya arkus senilis dan pada permukaan kornea kita amati apakah permukaanya licin atau kasar. parut dan infiltrat juga dapat terlihat pada pasien yang mengalami radang pada korneaF. Kamera okuli anteriorPemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kedalaman dari kamera okuli anterior dan kelainan yang membuat kamera okuli anterior menjadi tidak jernih seperti hifema dan hipopionG. IrisPemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kelainan iris seperti warna, penonjolan, dan pembuluh darah pada iris.H. PupilPemeriksaan pupil dilakukan untuk melihat diameter pupil, simetrisnya pupil kanan dan kiri dan refleks cahaya pada pupil secara langsung maupun tidak langsungI. LensaPemeriksaan lensa (shadow test) dilakukan untuk melihat kejernihan lensa dan melihat secara dini suspek katarak.4. Pemeriksaan segment posteriorInspeksi Diskus Optikus Daerah yang sangat menyolok dari retina adalah diskus saraf optikus. Diskus tersebut harusnya bulat,dengan batas yang tajam, batas sisi nasal biasanya agak buram. Cup adalah bagian diskus yang terletak ditengah,warnanya lebih muda, dan dimasuki oleh retina. Rasio normal cup-to-disc bervariasi dari 0,1 sampai 0,5. Pemeriksa harus mengecek kesimetrisan rasio cup-to-disc pada kedua mata.Inspeksi Pembuluh Darah RetinaPembuluh. Ukuran arteri adalah 2/3 sampai 4/5 dari ukuran diameter vena dan mempunyai refleks cahaya yang mencolok. Refleks cahaya adalah refleksi dari cahaya oftalmoskop pada dinding arteri dan normalnya sekitar 1/4 diameter kolumna darah. Pulsasi paling baik terlihat pada vena retina yang memasuki nervus optikus, dimana pulsasi dapat dilihat pada ujungnya. Karena pembuluh darah berjalan menjauhi papil, mereka tampak menyempit. Persilangan arteri dan vena terjadi pada 2 diameter papil. Dinding pembuluh darah normal tidak terlihat, dengan refleks cahayanya yang tipis. Pada hipertensi, pembuluh darah dapat mempunyai daerah penyempitan atau spasme setempat atau umum, menyebabkan refleks cahaya menjadi menyempit. Berjalan sesuai dengan waktu, dinding pembuluh darah menebal dan sklerotik, dan terjadi pelebaran refleks cahaya menjadi lebih dari separuh diameter kolumma darah. Refleks cahaya berkembang sebagai gambaran Jingga metalik, yang disebut kawat tembaga. Bila arteri seperti itu menyilang sebuah vena,akan tampak sepertinya kolumna vena terputus akibat pelebaran,tetapi dinding dapat terlihat.keadaan ini disebut sebagai takik arteriovenosa (AV).

Inspeksi MakulaJika Oftalmoskop tetap setinggi papil dan digerakkan ke temporal sekitar 2 diameter papil, makula akan terlihat. Makula tampak sebagai daerah avaskular dengan titik pusat refleksi, yaitu fovea. Jika pemeriksa mengalami kesulitan dalam melihat makula, pasien dapat diperintahkan untuk melihat langsung kearah cahaya, sehingga fovea dapat terlihat. Filter bebasmerah juga membantu untuk mengetahui lokasi makula. Menggambarkan setiap lesi retina dalam skrining fundus,pemeriksa mungkin menemukan kelainan. Jika terlihat suatu lesi, warna dan bentuknya penting untuk menentukan penyebabnya. Apakah berwarna merah, hitam, abu-abu atau keputihan/lesi merah biasanya adalah pendarahan. Hal ini paling baik ditentukan lokasinya dengan menggunakan filter hijau dari oftalmoskop. Perdarahan berbentuk linear, atau seperti api, terjadi pada lapisan saraf dari retina, sedangkan perdarahan berbentuk bundar terletak pada lapisan retina yang lebih dalam. Lesi hitam yang berbentuk seperti spikula tulang, berhubungan dengan retinitis pigmentosa.Pada keadaan ini, melanin cenderung untuk melapisi pembuluh darah retina. Lesi berbentuk donatsering ditemukan pada korioretinitis yang lama.Lesi berpigmen, meninggi, berbentuk cakram menandakan melanoma. Bercak yang menyebar pada retina seringkali merupakan keadaan degeneratif. Lesi abu-abu, rata, biasanya nevi jinak. Lesi putih dapat tampak sebagai daerah lunak, cotton-wool,atau dapat juga padat. Lesi putih sangat lazim dan sering berkaitan dengan hipertensi atau diabetes.

5. Pemeriksaan lapang pandangan sentral dan perifer dipergunakan untuk tiga alasan: Mendeteksi kelainan lapang pandanganMencari lokasi kelainan disepanjang jaras saraf penglihatanMelihat luasnya kelainan lapang pandangan dan perubahannya dari waktu ke waktu/follow up.