Pembukuan Dan Pencatatan Pajak

4
Pembukuan dan Pencatatan Pajak Pengertian Pembukuan dan Pencatatan. Akuntansi pajak membahas transaksi-transaksi penting Badan dan atau Orang priabadi dan berbagai peraturan perpajakan terkait serta pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan yang khususnya menentukan besarnya laba perusahaan. Misal, penjualan, dan pembelian, sewa, merger, pengalihan hak milik, dan lain-lain. Akuntansi perpajakan berperan berperan dan diterapkan dalam perusahaan perseroan (PT) dan lebih berkepentingan dengan berbagai alternatif tindakan yang dapat meminimumkan nilai pajak terhutang sepanjang diperkenankan oleh Undang-Undang / Peraturan Perpajakan. Disisi lain, kebutuhan akuntansi di atur juga dalam hukum Perdata dan Hukum Dagang yang memuat ketentuan tentang “kewajiban pembukuan” dalam pasal 6 KUHD sebagai berikut: “bahwa setiap orang yang menjalankan perusahaan diwajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan tentang semua kejadian mengenai perusahaan sedemikian rupa sehingga dari catatan pembukuan itu setiap waktu dapat diketahui hak dan kewajiban terhadap pihak ketiga”.

Transcript of Pembukuan Dan Pencatatan Pajak

Page 1: Pembukuan Dan Pencatatan Pajak

Pembukuan dan Pencatatan Pajak

Pengertian Pembukuan dan Pencatatan.

Akuntansi pajak membahas transaksi-transaksi penting Badan dan atau Orang

priabadi dan berbagai peraturan perpajakan terkait serta pengaruhnya terhadap

Laporan Keuangan yang khususnya menentukan besarnya laba perusahaan. Misal,

penjualan, dan pembelian, sewa, merger, pengalihan hak milik, dan lain-lain.

Akuntansi perpajakan berperan berperan dan diterapkan dalam perusahaan

perseroan (PT) dan lebih berkepentingan dengan berbagai alternatif tindakan yang

dapat meminimumkan nilai pajak terhutang sepanjang diperkenankan oleh

Undang-Undang / Peraturan Perpajakan.

Disisi lain, kebutuhan akuntansi di atur juga dalam hukum Perdata dan Hukum

Dagang yang memuat ketentuan tentang “kewajiban pembukuan” dalam pasal 6

KUHD sebagai berikut: “bahwa setiap orang yang menjalankan perusahaan

diwajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan tentang semua kejadian mengenai

perusahaan sedemikian rupa sehingga dari catatan pembukuan itu setiap waktu

dapat diketahui hak dan kewajiban terhadap pihak ketiga”.

Dari sisi Departemen Keuangan Republik Indonesia dalam seksi Dirjen

Perpajakan, hal itu di atur dalam Pasal 28 ayat (1) UU No. 16 tahun 2000 tentang

Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) sebagai berikut: “ Wajib Pajak Orang Pribadi

(WP-OP) yang melakukan kegiatan usaha / pekerjaan bebas dan Wajib Pajak

Badan (WP-Badan) di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.”

Pengertian pembukuan menurut pajak berbeda dengan pengertian menurut

akuntansi, jika dalam perpajakan pembukuan diartikan sebagai “proses pencatatan

yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan

yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga

perolehan dari penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan laporan keuangan

berupa Neraca dan Laporan Laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir” sesuai

Page 2: Pembukuan Dan Pencatatan Pajak

dengan undang-undang No. 16 tahun 2000. Sedangkan menurut akuntansi

pembukuan adalah “kegiatan mengumpulkan, mencatat, meringkas data transaksi

keuangan ke dalam buku atau catatan yang telah disediakan serta pengendalian

proses akuntansi melalui prinsip pengendalian internal, pengukuran nilai transaksi

kedalam nilai moneter berdasarkan standar akuntansi yang berlaku dan penyajian

hasil transaksi keuangan menjadi suatu informasi keuangan yang berguna bagi

pengambil keputusan.

Dari undang-undang perajakan tentang pengertian pembukuan, hal-hal penting

yang biasanya kurang diperhatikan oleh Wajib Pajak sebagai berikut :

1. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus dilakukan secara tertaur yang

berarti harus dikerjakan dari waktu ke waktu dan secara up to date atau

dimutakhirkan terus-menerus dan berkesinambungan. Hal ini bisa menjadi

indikasi dari benar-tidaknya pembukuan yang diselenggarakan oleh Wajib

Pajak; 

2. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan sedemikian rupa

sehingga dapat dengan mudah diketahui harga perolehan dan harga

penyerahan barang atau jasa yang terhutang PPN, tidak terhutang PPN,

dikenakan PPN 0%, PPN-nya ditangguhkan, PPN-nya ditanggung

pemerintah dan dikenakan PPnBM.

Dengan demikian pengertian pembukuan dalan peraturan perpajakan lebih luas

cakupannya, karena di samping tujuannya untuk memperoleh angka Penghasilan

Kena Pajak juga untuk menghitung kewajiban pemungutan PPN dan PPnBM serta

untuk menghitung kewajiban pemotongan dan pemungutan pajak yang menjadi

kewajiban Wajib Pajak.

Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto

dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang

Page 3: Pembukuan Dan Pencatatan Pajak

terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan

pajak yang bersifat final