Pembuatan Reagen
-
Upload
rezky-novridha -
Category
Documents
-
view
283 -
download
3
Transcript of Pembuatan Reagen
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN REAGEN
NAMA : REZKY NOVRIDHANIM : H311 10 271KELOMPOK : IV (EMPAT)HARI/TGL PERC. : KAMIS, 23 FEBRUARI 2012ASISTEN : BALQIS MUSA
LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGERAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2012
BAB I
SIFAT BAHAN
1.1 Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar
tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati, terdapat pada
umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang
setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan. Umbi yang terdapat pada ubi
jalar atau akar ketela pohon singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab
ketela pohon atau singkong dapat digunakan sebagai makanan sumber
karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioka
(Poedjiadi, 1994).
Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air dingin,
akan tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid
yang kental, memberikan warna ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 1994).
Polisakarida penyimpan yang paling penting di alam adalah pati atau
amilum, yang khas bagi sel tanaman. Pati atau amilum adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar, dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting (Anonim, 2012).
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan
amilopektin memberikan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat
pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi (Anonim, 2012).
Pati terutama terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi, seperti
kentang, dan pada biji-bijian, seperti jagung, tetapi kemampuan membentuk pati
dijumpai pada hampir semua sel tanaman. Pati mengandung dua jenis polimer
glukosa, α-amilase dan amilopektin. α -Amilase terdiri dari rantai unit-unit D-
glukosa yang panjang, dan tidak bercabang, digabungkan oleh ikatan α (1→4).
Rantai ini beragam dalam berat molekulnya yang tinggi, dari beberapa ribu
sampai 500.000. Amilopektin juga memiliki berat molekul yang tinggi,tetapi
strukturnya bercabang tinggi. Ikatan glikosidik yang menggabungkan residu
glukosa yang berdekatan di dalam rantai amilopektin adalah ikatan α(1→4), tetapi
titik percabangan amilopektin merupakan ikatan α(1→6). Jika kentang direbus,
Kandungan amilosanya terekstrak oleh air panas, sehingga terlihat seperti susu.
(Lehninger, 1982).
1.2 Natrium-nitroprusida
Natrium-nitroprusida merupakan senyawa anorganik dengan rumus
{Na2 Fe (CN )5 NO}.2 H 2 O. Garam ini berwarna merah yang sering disingkat NSP,
merupakan vasodilator kuat (Anonim, 2012).
Adanya sulfida akan menyebabkan warna ungu yang tak tetap (transien).
Dengan adanya larutan-larutan alkali, tidak terjadi reaksi dengan larutan hidrogen
sulfida atau gas hidrogen sulfida yang bebas. Namun jika kertas saring dibasahi
dengan larutan reagensia ini yang telah dijadikan basa dengan larutan natrium
hidroksida atau ammonia, akan dihasilkan warna ungu dengan hidrogen sulfida
bebas (Anonim, 2012).
S2−¿+¿¿ ¿
Reagensia dibuat dengan melarutkan sebuah kristal (kira-kira sebesar
kacang polong), natrium-nitroprusida yang murni dalam sedikit air suling. Teknik
uji bercaknya yaitu campurkan di atas lempeng bercak setetes larutan uji yang
basa dengan setetes larutan natrium-nitroprusida 1 % yang akan muncul warna
lembayung (Anonim, 2012).
Gambar 1. Struktur Natrium-nitroprusida
1.3 Natrium Karbonat
Natrium karbonat dikenal dengan soda abu. Soda ialah garam natrium dari
asam karbonat. Sifat kimia dan sifat fisikanya diantaranya adalah berbentuk
butiran, berbau, ber-pH dalam larutan beraair 11,6, titik didih 400° C, titik leleh
851 °C (1564 F). Besrsifat higroskopis, mudah menyerap air dari udara dan
merupakan pelarut basa kuat (Anonim, 2012).
Natrium karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus molekul Na2CO3.
Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama dan
merupakan garam dari basa kuat dan asam lemah yang akan terhidrolisis parsial
dalam air. Natrium karbonat membentuk buffer dengan asam konjugasi asam
karbonat. Selain itu natrium karbonat dalam bentuk padat pada suhu kamar.
Natrium karbonat biasa digunakan sebagai pembersih lantai. Sepanjang sejarah
industri kimia, persediaan natrium karbonat, merupakan isu yang penting. Soda
adalah bahan dasar penting bukan hanya untuk keperluan sehari-hari seperti sabun
tetapi juga untuk produk industri yang lebih canggih (seperti gelas)
(Anonim, 2012).
Mengatasi kesadahan air yang mengurangi kinerja surfaktan. Sebagai
contoh natrium karbonat (soda cuci), natrium tripolifosfat. Yang belakangan
merupakan salah satu fosfat paling tidak disukai dalam detergen. Jika fosfat
masuk ke saluran pembuangan rumah tangga kemudian ke sungai-sungai dan
danau-danau nereka dapat merusak lingkungan dengan mengganggu
keseimbangan ekologis. Fosfat menyebabkan ganggang tumbuh berlimpah dan
ketika air tidak mampu mendukung perluasan lebih lanjut, mereka mati.
Ganggang mati mengundang bakteri berpesta-pora, namun bakteri melahap
oksigen, bangkai-bangkai ikan menjadikan bakteri makin banyak, demikian
seterusnya. Karena alasan ini fosfat tidak boleh lagi digunakan dalam detergen
(Anonim, 2012).
Gambar 2. Struktur Natrium Karbonat
1.4 Albumin
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia (±4,5 g/dl),
berbentuk elips dengan panjang 150 Å, mempunyai berat molekul yang bervariasi
tergantung jenis spesies. Berat molekul albumin plasma manusia 69.000, albumin
telur 44.00, dan di dalam daging mamalia 63.000 (Anonim,2012).
Albumin mencakup semua protein yang larut dalam air bebas dan
ammonium sulfat 2,03 mol/L. Albumin merupakan protein sederhana.
Berdasarkan klasifikasi protein menurut komposisinya, di dalam albumin tidak
terkandung komponen bukan protein (Anonim, 2012).
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang
mencapai kadar 60 %. Protein yang larut dalam air dan mengendap pada
pemanasan itu merupakan salah satu konstituen utama tubuh. Ia dibuat oleh hati.
Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi
ginjal dan saluran cerna (Anonim, 2012).
Kadar albumin merupakan salah satudeterminan laju filtrasi glomerulus
nefron tunggal, karena dapat mempengaruhi laju filtrasi glomerulus ginjal.
hipoalbuminemia masih sering dijumpai pada penduduk di Indonesia dan Negara
sedang berkembang lainnya, yang disebabkan oelh adanya malnutrisi enegrgi
protein, gangguan faal hati, dan lain sebagainya (Kosnadi, 1997).
1.5 Natrium Hidroksida
Berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet,
serpihan, atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh, dan
menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap
karbondioksida dan lembab. Mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut
dalam eter. Titik leleh 318 °C serta titik didih 1390 °C. Hidratnya mengandung 7;
5; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air. NaOH membentuk basa kuat jika dilarutkan dalam
air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1.
Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
(Anonim, 2012).
Natrium hidroksida, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah jenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa yang dilarutkan dalam air. Digunakan di berbagai macam bidang
industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas, tekstil, air minum, sabun, dan deterjen. Natrium hidroksida adalah
basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Anonim, 2012).
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, ataupun larutan jenuh 50 %. Bersifat lembab cair dan
secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebas. Sangat larut dalam air
dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Juga larut dalam etanol dan
metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada
kelarutan KOH. Tidak larut dalam dietil eter dan pelarut nonpolar lainnya.
Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas
(Anonim, 2012).
Gambar 4. Struktur Natrium Hidroksida
1.6 Natrium Hidrogenpospat
Natrium hidrogenpospat berbentuk padat, tidak berwarna, dan tidak
berbau. Memiliki pH 9,0-9,3 pada 50 g/L pada suhu 20° C. Titik lebur 35°C.
Densitas 1,52 g/cm³ pada 20°C dan densitas curah yaitu Ca.800-900 kg/m³.
Kelarutan Ca.218 g/L pada 20°C. Natrium hidrogenfosfat dua hidrat merupakan
bahan tambahan yang mampu mencegah pembentukan endapan pada unit boiler
(Anonim, 2012).
Gambar 5. Struktur Natrium Hidrogenposfat
1.7 Asam Sitrat
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Struktur asam ini tercermin pada
nama IUPAC-nya asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Asam sitrat
terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi
tinggi, yang dapat mencapai 8 % bobot kering, pada jeruk lemon dan limau
(misalnya jeruk nipis dan jeruk purut (Anonim,2012).
Asam sitrat merupakan produk makanan tambahan yang dibutuhkan,
sesuai dengan pengembangan industry makanan. Proses pembuatan secara batch,
fed-batch, kontinyu, dan semi kontinyu, dengan memanfaatkan mikroba.
Penelitian dilakukan dengan mempergunakan Aspergillus niger ITBCCl74 yang
diimobilisasi dalam kolom imibolisasi, untuk mendapatkan produk dengan
kemurnian tinggi (Hasibuan, 2010).
Gambar 6. Struktur Asam Sitrat
1.8 Akuades
Akuades adalah air yang dihasilkan melalui proses penyulingan. Senyawa
ini biasanya digunakan sebagai pelarut dalam mensintesis baik senyawa organik
maupun senyawa anorganik (Anonim, 2012).
Sifat akuades yaitu daya hantar listriknya rendah (konduktivitas ≤ 25μ Sc,
dibandingkan dengan air segar, PAM, dan air mineral ¿ 300 μ Sc). Dalam akuades
bakteri dan lumut tidak dapat hidup, maka akan menghambat terjadinya karat dan
kerak lumut (Anonim, 2012).
BAB II
PERHITUNGAN DAN PROSEDUR
2.1 Na-Nitroprusida 1%, 100 mL
% b/v=berat zat terlarutvolume larutan
x100 %
1 %= X100 mL
x 100 %
1 % x100 mL=X x 100 %
X=1 % x 100 mL100 %
X=1 gram
Na-Nitroprusida mula-mula ditimbang sebanyak 1 gram dengan
menggunakan neraca analitik kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100
mL, lalu dilarutkan dengan akuades sampai batas 100 mL. Selanjutnya
dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol reagen, kemudian diberi label.
2.2 Amilum 1%, 500 mL
% b/v=berat zat terlarutvolume larutan
x100 %
1 %= X500 mL
x 100 %
X=1 % x 500 mL100 %
X=5 gram
Amilum mula-mula ditimbang sebanyak 1 gram dengan menggunakan
neraca analitik kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 500 mL, lalu
dilarutkan dengan akuades sampai batas 500 mL. Selanjutnya dipanaskan dan
diaduk sekitar 30 menit agar larut dan homogen. Setelah itu didingankan,
kemudian dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Akuades, (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Akuades, diakses tanggal 27 Februari 2012 pukul 22:26 WITA.)
Anonim, 2012, Asam Sitrat, (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/ Natrium Hidrogenpospat, diakses 5 Februari, 2012 pukul 19.30 WITA.)
Anonim, 2012, Natrium Hidroksida, (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium hidroksia, diakses tanggal 27 Februari 2012 pukul 20:55 WITA.)
Anonim, 2012, Natrium Karbonat, (online) (http://id.wikipedia.org/w/ index.php?titl=Istimewa%3APencarian&search=natrium+karbonat, diakses tanggal 27 Februari 2012 pukul 22:30 WITA).
Hasibuan, 2010, Produksi Asam Sitrat dari Substrat Molase pada Pengaruh Penambahan VCO(Virgin Coconut Oil) terhadap Produktivitas, Biokimia, (online).
Kosnadi, L., 1997, Kadar Albumin Serum dan Faal Ginjal Anak (online) 203 (1), 1-7, (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/252972026.pdf, 25 Mei 2012 pukul 6.03 WITA.)
Lehninger, 1982, Dasar-dasar Biokimia, jilid 1, diterjemahkan oleh: Maggy T, Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokmia, UI-Press, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 29 Februari 2012
Asisten Praktikan
BALQIS MUSA REZKY NOVRIDHA
BAGAN KERJA
Na-nitroprusida 1%, 100 mL
Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
Dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas 100 mL
Dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.
Amilum 1%, 500 mL
Dimasukkan ke dalam gelas kimia 500 mL
Dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas 500 mL
Dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.
1 gram Na-Nitroprusida
Hasil
5 gram Amilum
Hasil
PRODUKSI ASAM SITRAT DARI SUBSTRAT MOLASEPADAPENGARUH PENAMBAHANVCO (VIRGIN COCONUT OIL)TERHADAPPRODUKTIVITAS
Asam sitrat merupakan produk tambahan makanan yang sangat dibutuhkan,sesuai pengembangan industri makanan. Proses pembuatan secara batch, fed-batch,kontinyu dan semi kontinyu, dengan memanfaatkan mikroba. Penelitian dilakukandengan mempergunakan Aspergillus niger ITBCC L74 yang diimobilisasi dalamkolom imobilisasi, untuk mendapatkan produk dengan kemurnian tinggi. Mediafermentasimenggunakan molase yang merupakan by product industri gula, karenakandungan gula masih cukup tinggi. Karakteristik molase dianalisis untukmengetahui komposisinya, didapatkan dalam molase terdapat kandungan MgO, Fe,Mn, dan Zn masing-masing 0,37 %, 226 ppm, 31 ppm, dan 10 ppm, sedang kadargula total sebesar 43,98 %., dan pH 5,6. Produktivitas sel akan meningkatkan hasil,maka ditentukan waktu optimum pertumbuahan sel, sehingga jumlah spora mencapai105-108/ml media, yang didapatkanpada 7 hari inokulasi dalam media PDA. Dalammedia PDB dan molase waktu pertumbuhan faseeksponensial dicapai selama 1 hari12 jam dan 1 hari 16,5 jam. Produktivitas sel pada waktu pertumbuhanoptimummemberikan hasil yang baik, dilihat dari jumlah spora pada hari ke 7 mencapai 14,7x 107spora /ml media, selanjutnya kondisi ini digunakan untuk memproduksi asamsitrat, didapatkan pada hari ke 7produksi asam total mencapai 0,166098 N denganasam sitrat 0,0029 N (1,7415 %) dan yield sebesar 17,65 %, penurunan pH mencapai3,94 dan berat sel kering 0,5041 gam/ml. Penurunan kadar gula 16,25 % - 8,44 %.Kenaikan berat sel kering menunjukkan adanya aktivitas sel. Untuk menaikkan kadarasam total dilakukanpenambahan suplemen VCO, karena lemak dapat meningkatkanproduktivitas. Dari variasi penambahan VCO (Virgin Coconut Oil) 0, 1, 2, 3, 4 %(v/v), kenaikan tertinggi didapatkan pada penambahan 3 %(v/v), . Data-data yangdidapatkan pada proses batch, selanjutnya digunakan untuk kondisi sel terimobilisasiproses semi kontinyu. Produk asam total pada hari ke 21 mengalami peningkatan,dari 0,11326 N, dengan jumlah asam sitrat terkandung 6,82 % atau 0,00773 N danyield sebesar 23,52 % tanpapenambahan VCO 3% menjadi 0,1298 N atau 0,0092 N(7,11 %) dan yield sebesar 28,02 % denganpenambahan VCO 3 % (v/v) .repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20306/.../Chapter%20II.pdfoleh M Hasibuan – 2010