PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

107
PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA EDUKASI “PERSONAL HYGIENE” SKRIPSI MUHAMMAD IQBAL FAHLEVI 4616040028 PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2020

Transcript of PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Page 1: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA

MEDIA EDUKASI “PERSONAL HYGIENE”

SKRIPSI

MUHAMMAD IQBAL FAHLEVI

4616040028

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020

Page 2: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA

MEDIA EDUKASI “PERSONAL HYGIENE”

SKRIPSI

Dibuat untuk Melengkapi Syarat-Syarat yang Diperlukan

untuk Memperoleh Sarjana Terapan Politeknik

Muhammad Iqbal Fahlevi

4616040028

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020

Page 3: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : MUHAMMAD IQBAL FAHLEVI

NIM : 4616040028

Tanggal : 10 Agustus 2020

Tanda Tangan : ( )

Page 4: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi diajukan oleh :

Nama : Muhammad Iqbal Fahlevi

NIM : 4616040028

Program Studi : Teknik Multimedia Digital

Judul Skripsi : Pembuatan Gerak Animasi dan Game pada Media

Edukasi “Personal Hygiene”

Telah diuji oleh tim penguji dalam sidang skripsi pada hari ......... dan dinyatakan

...........

Disahkan oleh

Pembimbing : Eriya, S. Kom., M. T. ( )

Penguji I : Iwan Sonjaya, S.T., M.T. ( )

Penguji II : Hata Maulana, S.Si., M.Ti. ( )

Penguji III : Ade Rahma Yuly, S.Kom., M.Ds. ( )

.

Page 5: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana terapan Politeknik.

Skripsi ini membahas mengenai pembuatan media edukasi tentang “personal

hygiene”.

Saya menyadari bahwa, tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

mulai masa perkuliahan sampai pada penyusunannya, sangatlah sulit untuk

menyelesaikan Skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Mauldy Laya, S. Kom., M. Kom. selaku ketua Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer;

2. Iwan Sonjaya, S. T., M. T., selaku ketua Program Studi Teknik Multimedia

Digital;

3. Eriya, S. Kom., M. T., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyusunan Skripsi

ini;

4. Pihak Pondok Pesantren Al Faalah yang telah memberikan izin untuk

melakukan observasi pada Skripsi ini;

5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik

material dan moral;

6. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata, besar harapan agar Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu kedepannya.

Depok,

Muhammad Iqbal Fahlevi

Page 6: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Jakarta, saya bertanda tangan

dibawah ini :

Nama : Muhammad Iqbal Fahlevi

NIM : 4616040028

Jurusan/ProgramStudi : Teknik Informatika dan Komputer /Teknik

Multimedia Digital

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive

Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Pembuatan Gerak Animasi dan Game pada Media Edukasi “Personal Hygiene”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

Eksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta Berhak menyimpan,

mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan skripsi saya tanpa meminta izin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Kota Depok, Pada Tanggal :

Yang Menyatakan

(Muhammad Iqbal Fahlevi)

Page 7: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

vi

Pembuatan Gerak Animasi dan Game pada Media Edukasi “Personal

hygiene”

ABSTRAK

Pemberian pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, kebersihan diri, dan kesehatan sangat diperlukan terlebih harus ditanamkan kepada siswa dari masing – masing sekolah,

dimana akan menjadi sebuah kebiasaan atau perilaku baik yang dapat menumbuhkan

kesadaran dalam pengelolaan kebersihan lingkungannya masing – masing terlebih lagi di

sekolahnya. Pondok Pesantren Al Falah membutuhkan sebuah media untuk mengajarkan tentang kebersihan diri. Sebuah media edukasi dipilih untuk media pengenalan dan

pembelajaran. Media edukasi terdiri dari video animasi 3D dan game edukasi. Video

animasi 3D diharapkan dapat menyampaikan pesan dan informasi serta dapat diterima dengan mudah. Game edukasi diharapkan agar pengguna dapat terhibur dengan

memainkan game sekaligus dapat belajar dari permasalahan pada game tersebut. Tujuan

dari penelitian ini yaitu membuat gerak animasi dan game yang digunakan dalam media edukasi. Proses pembuatan gerak animasi dan game pada media edukasi ini menggunakan

software Autodesk Maya 2018 dan Unity 3D engine. Dari hasil penelitian yang dilakukan

didapatkan hasil 87,3% - 90,6% bahwa gerak animasi pada Film animasi 3D yang

terdapat pada media edukasi sudah menggambarkan dengan jelas gerakan yang sedang dilakukan dan disampaikan. Sedangkan untuk game edukasi didapatkan hasil 88% - 91,3%

bahwa game edukasi dapat dengam mudah dimengerti cara bermainnya juga dapat

dipahami pesan yang terkandung dalam game.

Kata kunci: animasi 3D, gerak animasi, game edukasi, media edukasi.

Page 8: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 4

1.4.1 Tujuan ...................................................................................................... 4

1.4.2 Manfaat .................................................................................................... 4

1.5 Metode Penyelesaian Masalah .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

2.1 Animasi .................................................................................................... 7

2.2 Animasi 3D .............................................................................................. 7

2.3 Prinsip Animasi ........................................................................................ 8

2.4 Metode Pose to Pose .............................................................................. 10

2.5 Computer Based Animation .................................................................... 10

2.6 Game Edukasi ........................................................................................ 10

2.7 Personal Hygiene ................................................................................... 11

2.8 Autodesk Maya ...................................................................................... 11

2.9 Unity ...................................................................................................... 11

2.10 Metode MDLC Versi Luther................................................................... 12

2.10 Skala Likert ............................................................................................ 13

2.11 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 14

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ............................................... 17

3.1 Perancangan Program Aplikasi ............................................................... 17

3.1.1 Deskripsi Video Animasi ........................................................................ 17

Page 9: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

viii

3.1.2 Deskripsi Game Edukasi ......................................................................... 18

3.1.3 Konsep Video Animasi ........................................................................... 19

3.1.4 Konsep Game Edukasi ............................................................................ 20

3.1.5 Storyline Video Animasi ......................................................................... 20

3.1.6 Storyboard Video Animasi ..................................................................... 21

3.1.7 Storyboard Game Edukasi ...................................................................... 24

3.2 Perancangan Game Edukasi .................................................................... 25

3.3 Material Collecting ................................................................................ 27

3.4 Realisasi Pembuatan Gerak Animasi....................................................... 33

3.4.1 Import Aset ............................................................................................ 34

3.4.2 Layouting Aset ....................................................................................... 34

3.4.3 Blocking ................................................................................................. 36

3.4.4 In Between ............................................................................................. 38

3.5 Realisasi Pembuatan Game Edukasi ....................................................... 39

3.5.1 Import User Interface dan Aset............................................................... 39

3.5.2 Layouting User Interface dan Aset ......................................................... 40

3.5.3 Pembuatan Game Script ......................................................................... 42

3.5.4 Penyatuan Animasi 3D dan Game Edukasi ............................................. 51

3.5.5 Proses Export ......................................................................................... 54

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 55

4.1 Pengujian ............................................................................................... 55

4.1.1 Deskripsi Pengujian ................................................................................ 55

4.1.2 Prosedur Pengujian ................................................................................. 56

4.1.3 Data Hasil Pengujian .............................................................................. 57

4.2 Analisis Data dan Evaluasi ..................................................................... 64

4.2.1 Analisis Alpha testing ............................................................................. 64

4.2.2 Analisis Beta testing ............................................................................... 65

4.3 Distribusi ................................................................................................ 68

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 69

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 69

5.2 Saran ...................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 71

Page 10: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Flowchart Game Edukasi ................................................................ 26

Gambar 3.2 Reference Editor ............................................................................. 34

Gambar 3.3 Layouting Aset Environment .......................................................... 35

Gambar 3.4 Layouting Aset Karakter ................................................................. 35

Gambar 3.5 Gerakan Blocking ........................................................................... 36

Gambar 3.6 Import Audio .................................................................................. 37

Gambar 3.7 Gerakan Blocking Mulut ................................................................. 37

Gambar 3.8 Gerakan In between ........................................................................ 38

Gambar 3.9 Gerakan In between Mulut .............................................................. 39

Gambar 3.10 Import Aset Game dan User Interface ........................................... 40

Gambar 3.11 Layouting User Interface............................................................... 40

Gambar 3.12 Layouting Aset Game Level 1 ....................................................... 41

Gambar 3.13 Layouting Aset Game Level 2 ....................................................... 42

Gambar 3.14 Game Script Controller Level Pertama .......................................... 43

Gambar 3.15 Game Script Controller Level Pertama .......................................... 44

Gambar 3.16 Game Script Level Selesai ............................................................ 46

Gambar 3.17 Game Script Level Gagal .............................................................. 47

Gambar 3.18 Game Script Level Gagal .............................................................. 47

Gambar 3.19 Game Script Controller Level Kedua ............................................ 48

Gambar 3.20 Game Script Controller Level Kedua ............................................ 49

Gambar 3.21 Game Script Next Level Dan Restart Level ................................... 50

Gambar 3.22 Game Script Untuk Mengatur Level .............................................. 51

Gambar 3.23 Scene Video Animasi .................................................................... 52

Page 11: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

x

Gambar 3.24 Script Video Controller ................................................................. 53

Gambar 3.25 Script Video Controller ................................................................. 53

Gambar 3.26 Proses Export ................................................................................ 54

Gambar 4.1 Grafiik Pernyataan Gerakan pada Video Animasi Sudah Sesuai

Dengan Gerakan Manusia Sehari – hari ............................................................. 65

Gambar 4.2 Grafiik Pernyataan Gerakan yang dilakukan karakter sudah

menggambarkan kegiatan yang sedang dilakukan .............................................. 66

Gambar 4.3 Grafiik Pernyataan Gerakan karakter pada animasi saat

berkomunikasi sudah menggambarkan manusia yang sedang berkomunikasi ..... 66

Gambar 4.4 Grafiik Pernyataan Cara bermain pada game mudah dimengerti ...... 67

Gambar 4.5 Grafiik Pernyataan Game sudah menggambarkan tentang kebersihan

diri dan lingkungan ............................................................................................ 67

Gambar 4.6 Grafiik Pernyataan Pesan pada game edukasi sudah tersampaikan .. 68

Page 12: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Konsep Gerak Animasi.......................................................................... 19

Tabel 2 Konsep Game Edukasi .......................................................................... 20

Tabel 3 Skenario Scene Animasi ........................................................................ 20

Tabel 4 Storyboard Scene Animasi .................................................................... 21

Tabel 5 Storyboard Game Edukasi ..................................................................... 24

Tabel 6 Material collecting Referensi Gerak Animasi ........................................ 27

Tabel 7 Material collecting Aset Gerak Animasi ................................................ 28

Tabel 8 Material collecting User Interface dan Aset Game Edukasi .................... 30

Tabel 9 Hasil Alpha Testing Berdasarkan Storboard .......................................... 57

Tabel 10 Hasil Alpha Testing Berdasarkan 12 Prinsip Animasi .......................... 58

Tabel 11 Interval Penilaian Skala Likert ............................................................. 61

Tabel 12 Hasil Beta Testing Responden ............................................................. 62

Page 13: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memberikan pengetahuan kepada siswa – siswi tentang kesehatan lingkungan dan

kebersihan diri sangat penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan agar perilaku

menjaga kebersihan diri dan lingkungan (baik sekolah maupun lingkungan rumah)

sudah tertanam pada diri masing – masing sejak dini. Sekolah merupakan tempat

yang mudah menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik,

terlebih lagi di pondok pesantren yang bertempat tinggal di asrama. Penerapan

PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) tentang menjaga kebersihan diri (personal

hygiene) di lingkungan pondok pesantren menjadi kebutuhan yang harus dilakukan

agar anak – anak tidak rentan terhadap penyakit.

Menurut Aulia dalam (Rohaeni, et al., 2019) personal hygiene merupakan aspek

yang penting dalam kebersihan diri individu yang melingkupi perawatan kulit

kepala, rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan, kaki, dan perawatan tubuh

secara keseluruhan. Dengan merawat diri dapat menghindari anak dari berbagai

penyakit kurang menjaga kebersihan yaitu penyakit kulit, dan penyakit pencernaan

seperti diare dan cacingan. Menurut Field dalam (Rohaeni, et al., 2019) personal

hygiene merupakan salah satu dari 12 kelompok long life skills yaitu healthy

lifestyle skills (kecakapan atau keterampilan gaya hidup sehat) yang harus dikuasai

anak.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar pesantren merupakan sebuah faktor

yang diperlukan untuk terciptanya suasana bersih dan nyaman. Lembaga pesantren

bernama Pondok Pesantren Al Faalah yang terletak di Jl. H. Abu Bakar No.1,

Hambalang, Citeureup, Bogor, Jawa Barat yang merupakan sebuah lembaga

pendidikan islam yang didirikan sejak tahun 2007. Pesantren ini dikelola oleh

Yayasan AL Fath yang dipimpin oleh Al Habib Muhammad Ridho Bin Achmad

Bin Yahya.

Dilakukan sebuah wawancara dengan salah satu pengurus pondok pesantren yaitu

Ibu Yasmin. Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa santri dengan rentang

usia 6-10 tahun masih kurang dalam menjaga kebersihan dirinya pribadi. Santri

Page 14: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

2

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

masih sangat memerlukan pengajaran tentang bagaimana cara menjaga kebersihan

dirinya pribadi dan lingkungannya.

Sebuah media edukasi diperlukan dalam penyampaian pentingnya menjaga

kebersihan diri pribadi dan lingkungan. Dengan media ini diharapkan santri dapat

mudah memahami pentingnya menjaga kebersihan diri pribadi dan lingkungan.

Dalam media edukasi ini akan terdiri dari video animasi dan game edukasi.

Penelitian terdahulu berdasarkan jurnal menurut (Sukmana, 2018) Video animasi

merupakan sebuah media dari beberapa gambar yang dirangkai sedemikian rupa

mengikuti alur yang sudah ditentukan agar terciptanya sebuah ilusi gerak yang

membuat gambar seolah nampak bergerak. Dikarenakan sifatnya yang menarik,

video animasi lebih mudah digunakan untuk proses pembelajaran. Penelitian

terdahulu menjelaskan tentang pembuatan video animasi 2D dengan software

Macromedia Flash MX. Penelitian ini akan membuat video animasi untuk

menyampaikan pesan untuk pembelajaran tentang kebersihan diri dan lingkungan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, dikarenakan animasi yang akan

dibuat dalam bentuk 3D dan akan menggunakan software Autodesk Maya.

Penelitan lainnya yang dilakukan oleh (Rahman & Tresnawati, 2016) Game edukasi

merupakan permainan yang dikemas untuk merangsang daya pikir, salah satu cara

untuk melatih meningkatkan konsentrasi penggunanya yang merupakan anak -

anak. Game edukasi pada proses belajar mengajar anak merupakan salah satu cara

yang tepat, karena game edukasi memiliki kelebihan yaitu dengan mengajak

pemainnya untuk turut serta untuk menentukan hasil akhir dari game tersebut.

Penelitian terdahulu tersebut bertujuan untuk membuat game edukasi pengenalan

nama hewan dan habitatnya dalam 3 bahasa untuk PAUD sampai SD. Dimana

menggunakan metode MDLC (Multimedia Development Life Circle) untuk

pembuatan game tersebut yang berbasis desktop. Berbeda dengan penelitian ini,

game edukasi yang dibuat merupakan game sederhana tentang menjaga kebersihan

diri dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam pembuatan game ini yaitu

metode MDLC sama seperti penelitian terdahulu, namun game ini berbasis mobile

yang bisa dimainkan pada platform smartphone.

Page 15: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

3

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Berdasarkan dari pemaparan masalah di atas, maka dibutuhkannya video animasi

dan game edukasi. Dalam video animasi sangat diperlukan sebuah gerak animasi

dikarenakan merupakan sebuah elemen penting dalam pembuatan animasi. Sebuah

objek tidak dapat dikatakan sebuah animasi apabila tidak ada pergerakan dari objek

tersebut. Gerak animasi yang digunakan dalam pembuatan video animasi akan

berpaku pada 12 prinsip animasi, agar tercipta gerakan animasi yang luwes dan

sesuai serta menghasilkan gerakan yang lebih dinamis.

Selain video animasi, dibutuhkan juga game edukasi dalam media edukasi yang

akan dibuat. Game edukasi akan berdasarkan dengan video animasi yang akan

dibuat, yaitu dengan latar yang sama. Game edukasi ini nantinya akan menyajikan

cara – cara dalam menjaga kebersihan diri dengan menyelesaikan game tersebut.

Diperlukannya sebuah program untuk membuat sebuah game edukasi, agar game

dapat dijalankan dan dimainkan. Oleh sebab itu, judul dari penelitian ini adalah

“Pembuatan Gerak Animasi dan Game Pada Media Edukasi ‘Personal Hygiene’”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan pada penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana pembuatan

gerak animasi dan game yang digunakan pada media edukasi berjudul “Personal

Hygiene”.

1.3 Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah yang digunakan untuk menghindari penyimpangan dari

judul dan tujuan sebenarnya adalah sebagai berikut:

a. Gerak animasi yang dibuat untuk video animasi ini berdasarkan pada 12 prinsip

animasi.

b. Software yang digunakan dalam pembuatan gerak animasi ini adalah Autodesk

Maya.

c. Pembuatan game edukasi akan menggunakan software Unity3D.

d. Audio berupa narasi penjelasan dan dialog antar karakter yang ada pada film

animasi pendek 3D.

e. Media edukasi ini ditujukan untuk santri di pondok pesantren Al Faalah dengan

usia 8-10 tahun.

Page 16: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

4

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

1.4 Tujuan dan Manfaat

Berikut merupakan tujuan dan manfaat dari Pembuatan Gerak Animasi dan Game

pada Media Edukasi “Personal Hygiene”.

1.4.1 Tujuan

Tujuan dari skripsi ini adalah membuat pergerakan pada objek 3d yang dilakukan

dengan berdasarkan pada 12 prinsip animasi dan mengacu pada konsep yang

dikembangkan serta storyboard film animasi 3 Dimensi serta pembuatan game

edukasi pada pembuatan media edukasi “Personal Hygiene”.

1.4.2 Manfaat

Berikut adalah manfaat dari pengerjaan skripsi:

a. Membuat gerak animasi dengan pegerakan yang luwes dan seusai dengan

prinsip animasi, sehingga dapat membantu dalam memahami cerita dan

penyampaian pesan yang terkandung dalam animasi.

b. Meyajikan game edukasi yang dapat dinikmati sekaligus mengedukasi

pengguna dalam menjaga kebersihan diri.

c. Sebagai media untuk menyampaikan dampak apa yang bisa disebabkan apabila

tidak menjaga kebersihan diri.

d. Mengajak pengguna untuk meningkatkan pentingnya menjaga kebersihan diri

1.5 Metode Penyelesaian Masalah

Metode yang digunakan dalam Pembuatan Gerak Animasi dan Game pada Media

Edukasi “Personal Hygiene” adalah metode Multimedia Development Life Cycle

(MDLC) versi Luther-Sutopo yang terdiri dari 6 tahapan, antara lain:

a. Konsep (Concept)

Tahap ini yaitu dengan melakukan identifikasi masalah sebagai latar belakang,

pengumpulan informasi dan data yang diperlukan dengan cara menghubungi

instansi atau organisasi yang terkait, sebelum memulai melakukan pembuatan gerak

animasi dan game edukasi. Produk yang dihasilkan dari tahap ini adalah alur cerita

yang ingin disampaikan dan konsep dari game edukasi.

b. Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan perencanaan gerak animasi yang lebih rinci berdasarkan

storyboard film animasi dan pembuatan alur game berdasarkan flowchart game

Page 17: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

5

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

edukasi. Produk dari tahapan ini adalah Narasi dan Storyboard untuk kemudian

dikembangkan dalam pembuatan gerak animasi untuk video animasi dalam media

edukasi. Dan untuk game edukasi dihasilkan sebuah flowchart untuk menentukan

alur dari game edukasi yang akan dibuat.

c. Pengumpulan Bahan (Material Collecting)

Tahap ini bahan-bahan atau material yang diperlukan dikumpulkan. Produk dari

tahapan ini berupa karakter dan environtment untuk dilakukannya proses

penggerakan kedua objek tersebut agar terciptanya gerak animasi yang sesuai untuk

video animasi serta dalam pembuatan game edukasi.

d. Pembuatan (Assembly)

Tahap ini dimulai dengan memindahkan aset 3d ke dalam software untuk dilakukan

penggerakan pada tiap aset yang mengacu pada storyboard dan 12 prinsip animasi.

Software yang digunakan untuk mengerjakan gerak animasi adalah Autodesk

Maya. Untuk game edukasi dilakukan pemindahan aset ke dalam software

Unity3D, dan dilakukan pembuatan script untuk game edukasi. Produk akhir dari

tahap ini adalah potongan – potongan video animasi dari tiap scene animasi yang

siap untuk dilakukan composite dan game edukasi.

e. Pengujian (Testing)

Tahap ini yaitu dilakukannya proses pengujian tentang media edukasi yang sudah

dibuat. Hasil dari tahap ini adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh pengembang

apabila setelah pengujian terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dan/atau dirubah.

f. Distribusi (Distribution)

Tahap terakhir yaitu dilakukannya distribusi dan penyebaran dari film animasi yang

sudah dibuat. Kemudian, pada tahap ini akan dilakukannya pengemasan dari

produk, bisa berupa CD dan poster.

Metode yang digunakan dalam pembuatan gerak animasi 3d ini yaitu dengan

menggunakan metode seperti:

a. Metode Pose to Pose

Merupakan sebuah metode yang menggunakan sebuah pose kunci dalam

pengerjaannya dan juga in between dimana berdasarkan dengan 12 prinsip animasi.

Dari setiap gerakan yang ada pada animasi akan ditentukan terlebih dahulu sebelum

memulai membuat animasi. Penggunaan metode ini terbilang lebih cepat dan

Page 18: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

6

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

mudah untuk diperbaiki apabila ada kesalahan, dikarenakan hanya dengan

mengubah pose kunci.

Adapun Teknik dalam pembuatan gerak animasi 3d yaitu dengan berdasarkan dari

metode yang digunakan, berikut berupa teknik animasi 3d seperti:

a. Key Pose

Key Pose merupakan sebuah pose kunci dimana teknik ini merupakan penentuan

titik awal dan akhir dari tiap gerakan animasi yang akan dibuat. Pose kunci akan

dibuat dalam sebuah frame animasi, yang akan disusun sesuai dengan gerakan yang

dibutuhkan.

b. In Between

In between merupakan sebuah gerakan yang berada diantara gerakan kunci satu

dengan lainnya. In between digunakan untuk memperhalus perpindahan dari

gerakan kunci yang sudah dibuat. Gerakan ini berada diantara frame animasi

gerakan kunci satu dengan yang lainnya.

Page 19: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Animasi

Menurut Prakoso dalam (Sonjaya & Zahra, 2017), Animasi berasal dari bahasa

Latin, yakni anima yang berarti jiwa, hidup, nyawa, semangat. Sedangkan dalam

bahasa Inggris berasal dari kata animation dengan kata dasar animate yang artinya

menjiwai atau menghidupkan. Arti menghidupkan disini adalah membuat gambar

seolah olah bergerak sehingga memberikan kesan kehidupan.

Animasi merupakan proses membuat obyek yang asalnya obyek mati, kemudian

disusun dalam posisi yang berbeda seolah menjadi hidup. Di dalam animasi ada dua

obyek penting, yaitu obyek atau gambar dan alur gerak. Animasi secara umum

dapat dikatakan sebagai suatu sequence gambar yang ditampilkan pada tenggang

waktu (timeline) tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi gambar bergerak (Eriya &

Zhafiri, 2017). Menurut Gunawan dalam (Pramudia, et al., 2016), secara umum

animasi terbagi 2 kategori, yaitu animasi 2D dan animasi 3D.

2.2 Animasi 3D

Animasi 3D adalah animasi yang dibuat berdasarkan sumbu x, y, dan z. Objek dapat

dilihat dari berbagai sudut pandang. Animasi 3D pada umumnya dikerjakan melalui

komputer dan sudah berupa file digital. Walaupun begitu, sketsa manual sangat

diperlukan dalam animasi 3D untuk dijadikan sebagai acuan (Pramudia, et al.,

2016). Menurut Nugroho dalam (Risata & Maulana, 2016), Secara umum animasi

bisa dikatakan sebagai sebuah tayangan yang memanfaatkan permainan dari

perbedaan gerakan dari beberapa gambar yang sudah ada sehingga membentuk

suatu ilusi gerakan yang dinamis dan nyata. Melalui proses-proses yang dilalui,

gambar yang telah ada disatukan sehingga menghasilkan sebuah gerakan yang

alami.

Animasi 3D mampu menyampaikan konsep yang rumit menjadi mudah dimengerti.

Selain itu, dengan kelebihan 3D yang dimiliknya, hal ini menjadikan penonton lebih

mudah memberikan perhatian. Dengan adanya beberapa manfaat tersebut, tentunya

Page 20: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

8

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

animasi 3D sangat bermanfaat dalam pembelajaran dan pendidikan (Pramudia, et

al., 2016). Menurut Beane, A dalam (Sonjaya & Zahra, 2017) Tahapan pokok

pengerjaan animasi 3D biasanya sama di setiap proyek. Tahapan pokok tersebut

terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pra produksi, produksi, dan paska produksi.

2.3 Prinsip Animasi

Animasi membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan film konvensional.

Pergerakan animasi adalah salah satu elemen sentral dan fundamental yang berbeda

dengan film konvensional. Dalam memperkuat pembangunan karakter dan adegan

yang akan ditampilkan prinsip animasi ini sangatlah penting. 12 prinsip animasi ini

merupakan prinsip yang dibuat oleh dua animator Disney, Ollie Jhonston dan Frank

Thomas pada taun 1981 adalah sebagai berikut (International Design School, 2019):

a. Anticipation

Anticipation merupakan prinsip yang memberikan pemberitahuan kepada

penonton bahwa sesuatu akan terjadi ang akan memberikan realisme kepada

aksi yang akan terjadi dan menjadikan pencitraan menjadi lebih natural,

misalnya ancang-ancang ingin lari: bergerak berlawanan dengan arah yang akan

dituju. Tanpa prinsip ini pergerakan animasi akan terlihat kaku dan tidak akan

menarik.

b. Squash and Stretch

Squash and stretch merupakan salah satu prinsip yang penting, karena dapat

membuat animasi menjadi lebih hidup. Prinsip ini memberikan ilusi terhadap

gravitasi, berat benda dan fleksibilitas. Prinsip ini harus memperhatikan

kebutuhan dari adegan yang akan dibuat.

c. Staging

Staging berhubungan dengan pembuatanya, termasuk sudut pengambilan

gambar, framing, dan panjang scene. Hal ini akan memengaruhi penonton dan

memudahkan penonton memahami interaksi yang terjadi pada animasi.

d. Straight-ahead Action dan Pose-to-Pose

Straight-ahead action dimulai dari satu titik dan berakhir di titik lain dalam satu

gerakan yang kontinu, misalnya berlari, sedangkan pose-to-pose merupakan

variasi gerakan dalam satu scene yang membutuhkan kejelasan penggambaran

Page 21: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

9

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

keyframe untuk menandai titik gerakan yang ekstrem. Penggunaan in between

dapat mengubah ritme gerakan secara menyeluruh.

e. Follow-through dan Overlapping Action

Follow-through merupakan lawan dari anticipation. Ketika karakter berhenti,

ada bagian yang masih bergerak, misalnya rambut atau baju. Overlapping

terjadi ketika ada aksi follow-through yang menjadi anticipation untuk aksi

berikutnya.

f. Slow In - Slow Out

Prinsip ini berarti menggunakan gambar berlebih di awal dan akhir dari suatu

aksi dan sedikit gambar di tengaah. Teknik ini akan membuat sebuah animasi

bola menggelinding melambat dulu baru kemudian menggelinding dengan

cepat, atau menggelinding dengan cepat, kemudian melambat untuk berhenti.

g. Arcs

Prinsip ini digunakan untuk menggambarkan gerakan yang alami. Semua aksi

membentuk gerakan memutar karena biasanya semua aksi memutari satu titik

seperti sebuah sendi. Arcs juga digunakan untuk menggambarkan garis aksi

suatu karakter.

h. Secondary Action

Secondary action adalah aksi lain yang mengambil tempat yang waktunya

bersamaan dengan aksi utama, misal hal-hal kecil seperti kepala yang menoleh

ketika sedang berjalan atau peregangan badan sebelum tidur.

i. Timing

Timing terkadang tidak bisa dipikirkan. Penentuanya tentu membutuhkan jam

terbang pembuat animasi. Timing berkaitan dengan bagaimana karakter

berinteraksi secara alamiah. Timing berkaitan dengan hal yang harus dilakukan

secara teknis untuk memutuskan berapa banyak gambar yang harus digunakan

untuk menggambarkan suatu aksi.

j. Exaggeration

Exaggeration mempunyai hubungan dengan anticipation dan staging untuk

mendapatkan perhatian dari penonton pada suatu aksi yang dibuat. Anticipation

akan memulai aksi, straging memastikan bahwa aksi aksi dapat dilihat dengan

baik, dan exaggeration memastikan bahwa aksi cukup terlihat sehingga

Page 22: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

10

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

penonton pun bisa melihatnya. Sebagai contoh, jika karakter animasi sedang

sedih, karakter tersebut dibuat menjadi lebih/sangat sedih.

k. Solid Drawing

Solid drawing digunakan untuk menyampaikan “sense” dari 3D melalui

penggambaran garis, warna, dan bayangan.

l. Appeal

Appeal memberikan kepribadian (personality) kepada karakter yang dibuat.

Jika disampaikan tanpa suara (tanpa soundtrack) pun, apa yang dimaksud sudah

bisa dimengerti.

2.4 Metode Pose to Pose

Metode pose to pose merupakan metode dimana pengerjaan animasinya dimulai

dengan merencanaan keseluruhan gerakan yang akan dianimasikan dan kemudian

menentukan keypose (pose kunci) dari setiap gerakan karakter. Keypose (pose

kunci) merupakan kumpulan gerakan atau pose awal menunjukan suatu gerakan

tententu atau merupakan gerakan utama. Metode pose to pose sering digunakan

oleh industry animasi karena metode ini dalam membuat pembuatan animasi

menjadi lebih cepat dan dapat dengan mudah diperbaiki apabila ada kesalahan

gerakan atau pose. (Salmon, et al., 2017)

2.5 Computer Based Animation

Terdapat dua jenis proses untuk menghasilkan sebuah film animasi, diantaranya

adalah secara konvensional dan digital. Proses alur kerja konvensional

membutuhkan dana yang cukup banyak dan waktu pengerjaan yang tidak sedikit.

Hal ini disebabkan karena pada tahap produksi misalnya pada teknik animasi cell,

dimana pengerjaannya masih dilakukan dengan cara menggambar dikertas secara

frame by frame untuk menghasilkan sebuah animasi. Dalam proses pembuatan

animasi dalam bentuk digital, terdapat perbedaan pada tahap prosuksi alur kerja

secara konvensional untuk menghasilkan sebuah film animasi. (Nugroho, 2013).

2.6 Game Edukasi

Menurut Eva dalam (Rahman & Tresnawati, 2016) game edukasi merupakan

sebuah permainan yang dikemas sedemikian rupa guna untuk merangsang daya

pikir termasuk dalam meningkatkan konsentrasi dan memecahkan masalah. Game

Page 23: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

11

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

edukasi selain dapat membantu dalam proses pendidikan, juga dapat dinikmati

layaknya game pada umumnya. Game sering kali dituduh memberikan banyak

pengaruh negatif terhadap anak, tetapi faktanya game mempunyai banyak fungsi

dan manfaat positif bagi anak yang diantaranya anak jadi mengenal teknologi,

memiliki pelajaran dalam mengikuti peraturan yang berlaku, melatih dalam

memecahkan masalah dan logika (Fithri & Setiawan, 2017).

2.7 Personal Hygiene

Personal Hygiene merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh individu ataupun

kelompok dalam menjaga kebersihan diri dan keadaan lingkungan sekitarnya

(Rozaaqi & Widati, 2017). Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang

tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi

dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta

kebersihan dan kerapihan pakaiannya (Rakhmawati, 2015).

2.8 Autodesk Maya

Autodesk Maya merupakan sebuah software yang biasa digunakan untuk

pembuatan 3D modeling/animasi. Maya ini terbilang lebih mudah dibandingkan

dengan perangkat 3D lain. Itulah yang menjadi salah satu kelebihannya. Selain

lebih mudah Maya juga memiliki kemampuan untuk kerajinan objek 3D custom

(Marlina, 2018). Fungsi dan kegunaan software ini sama seperti blender yang telah

dibahas sebelumnya, hanya berbeda pada tampilan dan shortcuts untuk tools-nya.

2.9 Unity

Salah satu jenis aplikasi untuk membuat game yang sedang di gemari saat ini adalah

membuat aplikasi game dengan Unity 3D. Dengan menggunakan Unity 3D ini tidak

hanya mudah dalam menggunakan atau mengerjakan suatu pekerjaaan, tetapi

aplikasi Unity 3D ini juga dapat bekerja dengan aplikasi lainnya yang dapat

menciptakan terbentuknya sebuah animasi dan game. Unity juga dapat digunakan

untuk membuat movie yang interaktif. Maksudnya, gerakan atau aksi yang akan

dilakukan animasi tergantung reaksi atau perintah atau masukan yang di berikan

oleh pemakainya. Perintah itu dapat dimasukkan dengan mengetikkan masukan

Page 24: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

12

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dengan keyboard maupun menggerakkan mouse sehingga mampu mengaktifkan

perintah pengaktifan program lain untuk menggerakkan objek, memasukkan dan

menampilkan informasi atau program lain. Unity 3D juga bisa di aplikasikan atau

di kombinasikan dengan berbagai macam aplikasi design 3D untuk membangun

karakter 3 Dimensi, seperti Blender, Maya, 3Ds Max, dan aplikasi-aplikasi desain

lainnya (Napitupulu, 2016).

2.10 Metode MDLC Versi Luther

Dalam pengembangan media edukasi “personal hygiene” digunakan sebuah

metode yaitu metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) menurut Luther

- Sutopo. Menurut Sutopo dalam (Mustika, 2018) yang berpendapat bahwa metode

pengembangan multimedia terdiri dari enam tahapan, yaitu concept, design,

material collecting, assembly, testing, dan distribution. Berikut penjelasan

mengenai tahapan yang dilakukan dalam pada metode MDLC yang memiliki 6

tahapan.

a. Konsep (Concept)

Tahap ini yaitu dengan melakukan identifikasi masalah sebagai latar belakang,

pengumpulan informasi dan data yang diperlukan dengan cara menghubungi

instansi atau organisasi yang terkait, sebelum memulai melakukan pembuatan gerak

animasi dan game edukasi. Produk yang dihasilkan dari tahap ini adalah alur cerita

yang ingin disampaikan dan konsep dari game edukasi.

b. Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan perencanaan gerak animasi yang lebih rinci berdasarkan

storyboard film animasi dan pembuatan alur game berdasarkan flowchart game

edukasi. Produk dari tahapan ini adalah Narasi dan Storyboard untuk kemudian

dikembangkan dalam pembuatan gerak animasi untuk video animasi dalam media

edukasi. Dan untuk game edukasi dihasilkan sebuah flowchart untuk menentukan

alur dari game edukasi yang akan dibuat.

c. Pengumpulan Bahan (Material Collecting)

Tahap ini bahan-bahan atau material yang diperlukan dikumpulkan. Produk dari

tahapan ini berupa karakter dan environtment untuk dilakukannya proses

Page 25: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

13

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

penggerakan kedua objek tersebut agar terciptanya gerak animasi yang sesuai untuk

video animasi serta dalam pembuatan game edukasi.

d. Pembuatan (Assembly)

Tahap ini dimulai dengan memindahkan aset 3d ke dalam software untuk dilakukan

penggerakan pada tiap aset yang mengacu pada storyboard dan 12 prinsip animasi.

Software yang digunakan untuk mengerjakan gerak animasi adalah Autodesk

Maya. Untuk game edukasi dilakukan pemindahan aset ke dalam software

Unity3D, dan dilakukan pembuatan script untuk game edukasi. Produk akhir dari

tahap ini adalah potongan – potongan video animasi dari tiap scene animasi yang

siap untuk dilakukan composite dan game edukasi.

e. Pengujian (Testing)

Tahap ini yaitu dilakukannya proses pengujian tentang media edukasi yang sudah

dibuat. Hasil dari tahap ini adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh pengembang

apabila setelah pengujian terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dan/atau dirubah.

f. Distribusi (Distribution)

Tahap terakhir yaitu dilakukannya distribusi dan penyebaran dari film animasi yang

sudah dibuat. Kemudian, pada tahap ini akan dilakukannya pengemasan dari

produk, bisa berupa CD dan poster.

2.10 Skala Likert

Skala likert adalah skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert (1932). Skala

likert mempunyai empat atau lebih butir – butir pertanyaan yang dikombinasikan

sehingga membentuk skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalnya

pengetahuan (Maryuliana, et al., 2016). Menurut Bahrun dalam (Pranatawijaya, et

al., 2019) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap

atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena.

Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: Sangat Setuju,

Setuju, Cukup Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.

Skala likert kerap digunakan dalam skala penilaian karena memberi nilai terhadap

sesuatu. Dalam keperluan analisis kuantitatif, skala jawaban pada skala likert diberi

skor seperti:

1. Sangat Setuju (SS) skor 5

Page 26: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

14

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

2. Setuju (S) skor 4

3. Cukup Setuju (CS) skor 3

4. Tidak Setuju (TS) skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1 (Maryuliana, et al., 2016)

Di bawah ini merupakan jabaran untuk mengetahui nilai total skor yang diperoleh:

Total skor = jumlah responden x Nilai skala

Setelah mengetahui total skor, selanjutnya adalah menentukan skor maksimum dan

minimum untuk kemudian digunakan dalam menentukan indeks (%) atau

persentase penilaian.

Skor maksimum = Jumlah responden x Skor tertinggi likert

Skor minimum = Jumlah responden x Skor terendah likert

Selanjutnya adalah perhitungan indeks untuk mengetahui persentase penilaian.

Total skor

Indeks (%) = x 100

Skor maksimum

Setelah mengetahui persentase penilaian pada setiap Pernyataan atau pernyataan,

melalui interval penilaian dapat diketahui kesimpulan penilaian. Nilai interval ini

dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.

100

Interval =

Jumlah skor likert

2.11 Penelitian Terdahulu

Terdapat sebuah penelitian tentang game edukasi yang berjudul “Efektivitas

Penggunaan Game Edukasi Berjenis Puzzle, RPG Dan Puzzle RPG Sebagai Sarana

Belajar Matematika”, dimana membahas tentang seberapa efektif game edukasi

sebagai sarana belajar matematika pada tingkat sekolah dasar yaitu kelas 1 – 3.

Dalam pendidikan dasar, matematika merupakan sebuah pelajaran dasar dan

fundamental. Namun, banyak peserta didik yang tidak menunjukan sikap positif

Page 27: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

15

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

terhadap mata pelajaran matematika. Digunakan sebuah game Puzzle, RPG, dan

Puzzle RPG untuk mengukur keefektifan ketiga jenis game tersebut sebagai sarana

belajar matematika.

Keefektifan game dilihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh setelah

dilakukan percobaan menggunakan metode ANOVA, untuk mengetahui jenis game

mana yang lebih efektif untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil yang didapat terbukti bahwa game puzzle RPG memiliki

pengaruh terbesar, namun tidak jauh berbeda dengan game RPG. Sedangkan untuk

game puzzle RPG sangat lebih efektif dibandingkan dengan game puzzle.

(Hermawan, et al., 2017). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini yaitu

penggunaan game edukasi, dimana pada penelitian ini dilakukan untuk menilai

apakah pesan tentang Personal Hygiene yang disampaikan pada game sudah

tersampaikan dengan baik atau belum.

Terdapat sebuah penelitian tentang gerak animasi yang berjudul “Implementasi

Gerakan Manusia Pada Animasi 3D Dengan Menggunakan Metode Pose to pose”,

dimana akan membahas implementasi gerakan manusia pada animasi 3d. Sebagai

bagian dari tahap produksi film animasi 3D. proses animating merupakan berperan

besar untuk menghasilkan film animasi 3D yang baik. Permasalahan yang sering

dihadapi dalam proses animating adalah kualitas gerak animasi yang jauh dari

kesan nyata dan halus, oleh karena itu cerita serta pesan yang ada pada film animasi

3D tidak tersampaikan dengan baik kepada penontonnya.

Penelitian ini berhasil mengimplementasikan gerakan manusia dalam bentuk

animasi 3D, yang diharapkan melalui penelitian ini dapat memperkenalkan metode

pose to pose kepada para pembaca yang sedang mempelajari topik pembuatan

animasi 3D serta dapat menghasilkan suatu film animasi 3D dengan kualitas

gerakan yang baik (Waeo, et al., 2016). Penelitian yang dilakukan saat ini

menggunakan metode pembuatan gerak animasi yaitu metode Pose to Pose, yang

mengambil metode dari penelitian terdahulu, agar animasi yang dihasilkan lebih

dinamis dan dapat dengan mudah menyampaikan pesan dan maksud dari film

animasi yang dibuat.

Page 28: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

16

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Terdapat penelitian tentang media edukasi atau media pembelajaran yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dengan Menggunakan Metode

Multimedia Development Life Cycle”, dimana membahas tentang pentingnya

media pembelajaran pada proses perkuliahan. Media Pembelajaran yang digunakan

pada mata kuliah Manajemen Proyek IT sub materi Metodologi Proyek pada

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) PalComTech

Palembang masih menggunakan modul yang didapat dari worksheet, dimana dosen

masih menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi.

Penelitian ini menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC),

dimana penelitian ini bertujuan untuk membuat media pembelajaran interaktif mata

kuliah manajemen proyek, sub materi metodologi manajemen proyek. Manfaat

yang diharapkan adalah media pembelajaran ini dapat menjadi alat bantu dalam

proses perkuliahan manajemen proyek yang ada di STMIK Palcomtech. Aplikasi

sudah diuji melalui blackbox testing, dengan hasil pengujian semua indicator

dinyatakan baik (Mustika, et al., 2017). Penelitian yang dilakukan saat ini

mengambil metode yang sam dengan penelitian terdahulu yaitu metode MDLC.

Perbedaannya yaitu obyek penelitian yang merupakan media pembelajaran untuk

santri usia 8-10 tahun pada pondok pesantren.

Page 29: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

17

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI

3.1 Perancangan Program Aplikasi

Media edukasi yang akan dibuat terdiri dari sebuah game edukasi dan animsi 3D

tentang bagaimana menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Pada penelitan ini,

akan dibahas bagaimana proses pembuatan gerak animasi 3D dan pembuatan game

edukasi. Gerak animasi yang digunakan merupakan gerak animasi manusia yang

terdiri dari gerak tubuh dan gerak mulut untuk percakapan. Dalam pembuatan gerak

animasi menggunakan software Autodesk Maya 2018.

Kemudian pada pembuatan game edukasi akan dilakukan beberapa tahapan seperti

import aset game pada software Unity, yang kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan script untuk menjalan game edukasi yang dibuat pada software Unity.

Setelah selesai game akan digabungkan dengan animasi menggunakan Unity dan

akan di-export kedalam platform android. Metodologi yang digunakan dalam

pembuatan media edukasi ini adalah metode MDLC (Multimedia Development Life

Circle) menurut Luther. Tahapan awal dalam metode ini adalah concept, design dan

material collecting yang akan menjelaskan bagaimana perancangan pembuatan

gerak animasi dan game edukasi.

3.1.1 Deskripsi Video Animasi

Video animasi yang akan dibuat bertujuan untuk memvisualisasikan tentang cara

menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar di dalam pondok pesantren.

Animasi ini akan memiliki latar tempat di salah satu pondok pesantren, dimana

menceritakan tentang kisah seorang santri bernama Alif tentang kebiasaannya

dalam menjalankan kegiatan selama di pondok pesantren dalam menjaga

kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya. Terdapat juga seorang Ustadz selaku

pengurus pondok pesantren yang selalu memberikan nasihat kepada santri -

santrinya. Saat pak Ustadz sedang berjalan ia melihat Alif yang sendirian di kamar

dan menghampirinya dimana Alif sedang duduk sambil membaca buku.

Terjadilah percakapan diantara mereka berdua, dimana pak Ustadz menanyakan

kepada Alif tentang bagaimana cara ia menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Page 30: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

18

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

sekitar. Alif menjelaskan apa yang ia ketahui tentang menjaga kebersihan diri dan

lingkungan. Pak Ustadz pun menambahkan dan memberikan gambaran tentang

menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Animasi ini berakhir dengan penjelasan kepada santri tersebut tentang bagaimana

pentingnya dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Penggambaran dari

kebersihan diri dan lingkungan akan ditampilkan sebagai kesimpulan dari film

animasi ini.

3.1.2 Deskripsi Game Edukasi

Game edukasi yang akan dibuat bertujuan untuk mengedukasi tentang cara menjaga

kebersihan diri dan lingkungan sekitar di dalam pondok pesantren, Game edukasi

ini sama seperti video animasi akan memiliki latar tempat di salah satu pondok

pesantren dimana dalam akan terdapat dua level yang dapat dimainkan dan

diselesaikan. Masing - masing level terdapat dua stage dimana pemain diharuskan

menyelesaikan stage secara berurut untuk membuka stage berikutnya.

Level pertama dalam game edukasi akan berlatar di salah satu kamar santri, dimana

pemain akan diminta untuk menata kamar sesuai dengan contoh yang diberikan.

Dalam level ini pemain akan diberikan waktu untuk menata kamar, dimana pada

stage pertama akan diberikan waktu selama 60 detik dan untuk stage kedua akan

diberikan waktu sebanyak 50 detik. Untuk menyelesaikan level ini pemain

diharuskan untuk menata empat benda sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.

Level kedua dalam game edukasi akan berlatar di kamar mandi dari pesantren.

Stage pertama pemain diharuskan untuk membersihkan kamar mandi yang terlihat

kotor, dimana akan terdapat tiga benda yang ada dalam kamar mandi yang terlihat

kotor. Stage kedua akan bersisi seorang santri yang badannya kotor dibeberapa

bagian. Pemain diharuskan untuk membersihkan bagian – bagian yang kotor

tersebut, dimana akan terdapat lima bagian yang kotor yang harus dibersihkan

untuk menyelesaikan stage ini. Level ini baik stage pertama maupun kedua akan

diberikan waktu sebanyak 60 detik, yang apabila waktu habis maka pemain gagal

menyelesaikan level.

Page 31: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

19

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Game edukasi ini memiliki sistem perhitungan skor berdasarkan waktu yang tersisa

dalam menyelesaikan level, dimana skor akan diilustrasikan dengan bintang. Untuk

perolehan bintang, apabila waktu yang diselesaikan lebih dari atau sama dengan 35

detik makan akan memperoleh tiga bintang. Apabila waktu yang tersisa diantara 25

detik sampai 34 detik maka akan mendapatkan dua bintang, dan apabila waktu yang

tersisa dibawah 25 detik maka akan mendapatkan satu bintang.

Game edukasi akan berakhir apabila pemain telah menyelesaikan semua level yang

ada. Dengan demikian diharapkan dengan memainkan game edukasi ini pemain

dapat menerapkan pesan yang disampaikan untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan sekitar.

3.1.3 Konsep Video Animasi

Hal yang dilakukan pertama kali dalam pembuatan gerak animasi menurut metode

MDLC (Multimedia Development Life Circle) menurut Luther, ialah pembuatan

konsep (concept). Tahap pembuatan konsep diawali dengan melakukan wawancara

dengan salah satu pengurus pondok pesantren untuk mengetahui dan

mengidentifikasi permasalahan yang ada pada pondok pesantren. Dari masalah

yang didapat, kemudian menjadi dasar dalam pengerjaan proyek yang kemudian

disusun menjadi sebuah konsep yang mengawali proses pembuatan media edukasi

yang didalamnya terdapat video animasi dan game edukasi. Khususnya dalam

pembuatan gerak animasi dan pembuatan game edukasi.

Tabel 1 Konsep Gerak Animasi

Tujuan Utama Menyediakan gerak animasi dalam

bentuk file Maya untuk video animasi

“personal hygiene”

Jenis Produk File maya (.mb)

Target Pengguna Anak-anak usia 8-10 tahun

Implementasi Produk Animasi 3D

Software yang digunakan Autodesk Maya

Durasi 3 – 4 menit

Output Produk - mb (maya binary)

Page 32: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

20

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.1.4 Konsep Game Edukasi

Sama seperti pembuatan gerak animasi, dalam pembuatan game edukasi hal yang

pertama kali dilakukan adalah pembuatan konsep (concept), berdasarkan dari

metode MDLC (Multimedia DSevelopment Life Circle) menurut Luther. Berasal

dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapat sebuah konsep

untuk pembuatan game edukasi.

Tabel 2 Konsep Game Edukasi

Tujuan Utama Menyediakan game edukasi dalam

bentuk aplikasi yang dapat dimainkan

secara mobile melalui smartphone

android.

Jenis Produk File aplikasi (apk)

Target Pengguna Anak-anak usia 8-10 tahun

Implementasi Produk Game Edukasi

Software yang digunakan Unity

Output Produk - apk (aplikasi)

3.1.5 Storyline Video Animasi

Setiap video animasi memiliki sebuah storyline untuk menggambarkan kisah dari

animasi pada storyboard. Animasi tentang “Personal Hygiene” ini akan

menceritakan kisah seorang santri bernama Alif tentang apa yang ia ketahui dalam

menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tabel 3 merupakan potongan dari skenario

yang terdiri dari beberapa scene dari keseluruhan skenario yang ada pada animasi.

Untuk versi lengkapnya akan dilampirkan.

Tabel 3 Skenario Scene Animasi

Scene Sequence Skenario

1 Opening Karakter alif dan pak ustadz muncul secara bersamaan,

kemudian diikuti dengan munculnya teks opening.

2 1

Shot masuk dari gerbang pondok pesantren menuju area

pesantren

2 Shot sekeliling area pondok pesantren

3 1 Shot ke gedung asrama santri, kemudian terdapat pak

ustadz yang sedang berjalan

Page 33: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

21

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

2 Shot dari arah depan, pak ustadz sedang berjalan di depan

kamar Alif

3 Shot dari arah samping, pak ustadz sedang berjalan di

depan kamar Alif

4

1 Pak ustadz melihat ada alif yang sedang duduk

dikamarnya

2 Pak ustadz datang menghampiri ke kamar tersebut,

kemudian duduk disebelah alif.

3 Pak ustadz bertanya apa yang sedang dilakukan alif.

3.1.6 Storyboard Video Animasi

Tahap pembuatan storyboard masuk kedalam tahap perancangan (design) pada

metode MDLC menurut Luther. Storyboard digunakan dalam proses pembuatan

animasi sebagai acuan untuk pembuatan gerak animasi, layouting dan proses

pembuatan aset yang dilakukan oleh tim aset. Storyboard dibuat berdasarkan hasil

dari skenario yang ada pada storyline yang sudah dibuat sebelumnya. Tabel 4

merupakan potongan dari storyboard yang sudah dibuat. Keseluruhan storyboard

terdapat pada lampiran.

Tabel 4 Storyboard Scene Animasi

Scene 1

Aksi & Shot:

- Shot terhadap santri dan ustad yang

sedang berjalan secara bergantian yang

akhirnya akan bertemu dan

memberikan salam.

Zoom

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 2 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot masuk dari gerbang pondok

pesantren menuju area pesantren.

Long shot

Page 34: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

22

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 2 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot sekeliling yang ada di pondok

pesantren

- Kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 3 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot ke gedung asrama santri,

kemudian terdapat pak ustad yang

sedang berjalan

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 3 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot dari arah depan, pak ustadz sedang

berjalan di depan kamar Alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 3 Sequence 3

Aksi & Shot:

- Shot dari arah samping, pak ustadz

sedang berjalan di depan kamar Alif

Page 35: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

23

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Berdasarkan storyboard pada tabel 4, maka dapat dijelaskan bahwa kebutuhan

gerak animasi pada video animasi ini adalah:

1. Scene 1 dibutuhkan sebuah gerak animasi Alif dan Pak Ustad yang sedang

berjalan menuju titik temu kedua karakter tersebut. Kemudian dilanjutkan

dengan gerak animasi memberikan salam oleh kedua karakter.

2. Scene 2 dikerjakan oleh tim compositing dikarenakan tidak memiliki gerak

animasi, hanya shot kamera yang dibutuhkan.

3. Scene 3 dibutuhkan sebuah gerak animasi Pak Ustad yang sedang berjalan

dilingkungan asrama pondok pesantren. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan

menoleh ke arah salah satu kamar santri.

Adapun gerak animasi yang dibutuhkan pada keseluruhan storyboard yang telah

dibuat, yaitu:

1. Scene 4 dibutuhkan sebuah gerak animasi karakter ustad mengucapkan salam,

berjalan masuk ke dalam kamar, duduk di kursi, dan kemudian gerak mulut

dalam berkomunikasi dengan karakter alif

2. Scene 5 dibutuhkan gerak animasi karkater alif yang sedang berjalan menuju

kamar mandi, membuka pintu kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi.

3. Scene 6 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang membersihkan

kamar mandi.

4. Scene 7 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang mencuci kaki.

5. Scene 8 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang menggosok gigi.

6. Scene 9 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang mencuci tangan.

7. Scene 10 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang membersihkan

tempat tidur pada kamarnya.

8. Scene 11 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang menyapu di

lingkungan sekitar pondok pesantren.

Page 36: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

24

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

9. Scene 12 dibutuhkan gerak animasi karakter ustad yang sedang berkomunikasi

dengan karakter alif.

10. Scene 13 dibutuhkan gerak animasi karakter alif yang sedang berkomunikasi

dengan karakter ustad.

11. Scene 14 dibutuhakan gerak animasi karakter alif dan ustad yang sedang

berkomunikasi.

3.1.7 Storyboard Game Edukasi

Pembuatan game edukasi juga memerlukan sebuah storyboard sebagai acuan dalam

pembuatan layout dan alur dari game edukasi yang akan dibuat. Storyboard

memudahkan proses pengerjaan game edukasi dalam proses pembuatan user

interface (UI) game yang dilakukan oleh tim UI dan dalam pembuatan game script

berdasarkan dari alur yang ada pada storyboard tersebut. Gambar 3.3 merupakan

potongan dari storyboard yang sudah dibuat. Keseluruhan storyboard terdapat pada

lampiran.

Tabel 5 Storyboard Game Edukasi

Scene Visual Keterangan

1

Deskripsi:

Scene berisi logo aplikasi

yang berfunsi sebagai

Launcher/Splash Screen

Objek:

Logo aplikasi personal

hygine

Navigasi: -

2

Deskripsi:

Scene berisi tampilan menu

utama dari aplikasi

Objek:

Background (Image)

Logo aplikasi

Button close

Page 37: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

25

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Button setting

Button animasi

Button game

Navigasi:

Button close untuk

keluar dari aplikasi

Button setting untuk

mengatur aplikasi

Button animasi untuk

ke halaman video

animasi

Button game untuk ke

halaman permainan

3

Deskripsi:

Scene berisi halaman

permainan Stage 1

Objek:

Background (Image)

Gambar Pendukung

Game

Button Pause

Gambar Time

Teks Pendukung

Navigasi:

Button Pause: untuk

menjeda permainan

sementara

Gambar Time: untuk

menunjukkan sisa

waktu dalam permainan

3.2 Perancangan Game Edukasi

Dalam pembuatan game edukasi yang dilakukan, setelah menentukan konsep maka

akan dibuat perancangan alur dari game edukasi yang akan dibuat. Alur dari game

edukasi akan mentukan bagaiman game dapat dimainkan dan apa saja yang dapat

dilakukan pemain dalam game edukasi yang dibuat. Dibuatlah sebuah flowchart

yang akan menggambarkan alur dan cara kerja dari game edukasi yang akan dibuat.

Page 38: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

26

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Flowchart dibuat untuk memudahkan dalam pembuatan game edukasi terutama

dalam game script yang akan dibuat menggunakan software Unity. Flowchart

dibuat berdasarkan dengan storyboard dari game yang telah dibuat sebelumnya.

Gambar 3.1 Flowchart Game Edukasi

Sumber: Pribadi

Setelah flowchart sudah sesuai dengan alur dan cara kerja dari game edukasi yang

dibuat, maka akan dilakukan import user interface (UI) dan aset game yang telah

dibuat oleh tim aset, kedalam software Unity. Dilakukanlah layouting user interface

dan aset game yang telah di-import sebelumnya, sesuai dengan storyboard game

yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian dibuatlah game script untuk menjalankan

game edukasi. Game script akan mengatur bagaimana game dapat berjalan dengan

baik dan juga agar game dapat dimainkan. Setelah game script selesai, game akan

disatukan kedalam bentuk .apk dengan animasi 3D yang telah dibuat, yang akan

menjadi sebuah media edukasi yang berisi animasi 3D dan game edukasi. Setelah

Page 39: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

27

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dilakukan penyatuan maka akan dilakukan export kedalam bentuk .apk agar media

edukasi dapat digunakan menggunakan perangkat smartphone android.

3.3 Material Collecting

Tahap ketiga berdasarkan metode MDLC menurut Luther adalah material

collecting. Pada Material collecting dilakukan tahap pengumpulan referensi gerak

animasi. Berikut tabel dari material collecting referensi untuk gerak animasi.

Tabel 6 Material collecting Referensi Gerak Animasi

No Referensi Gambar Sumber

1 Walk cycle

Google.com

2 Gerakan

Mulut

Google.com

Selain material collecting untuk referensi gerak animasi, dilakukan juga tahap

pengumpulan aset yang telah dibuat oleh tim aset. Aset nantinya akan digunakan

sebagai dasar obyek yang akan dianimasikan (dibuat gerak animasi). Berikut tabel

dari material collecting aset.

Page 40: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

28

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 7 Material collecting Aset Gerak Animasi

No Aset Gambar Sumber

1 Aset

Karakter

Tim Aset

2 Aset

Environtm

ent

Tim Aset

Page 41: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

29

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3 Suara

Dialog

Tim Aset

Tahap material collecting juga dilakukan pada pembuatan game edukasi dimana

tahap ini mengumpulkan user interface dan juga aset game edukasi yang telah

dibuat oleh tim aset. User interface dan aset game akan digunakan untuk keperluan

game edukasi agar game memiliki interface yang baik dan aset yang dapat

digunakan untuk memainkan game. Berikut tabel dari material collecting user

interface dan aset game edukasi.

Page 42: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

30

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 8 Material collecting User Interface dan Aset Game Edukasi

No Aset Gambar Sumber

1 Button

Tim Aset

2 User

Interface

Tim Aset

Page 43: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

31

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3 Aset

Game

Page 44: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

32

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Page 45: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

33

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.4 Realisasi Pembuatan Gerak Animasi

Setelah menyelesaikan tahap perancangan, tahap selanjutnya dilakukan proses

realisasi dari perancangan yang sudah dibuat. Menurut metode MDLC, tahapan ini

termasuk kedalam tahap assembly. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan gerak

animasi, yang selanjutnya akan dilakukan proses compositing yang akan dilakukan

oleh tim compositing.

Dalam pembuatan gerak animasi diterapkan juga beberapa prinsip yang terdapat

dalam 12 prinsip animasi sebagai panduan dalam membuat gerak animasi. 12

prinsip animasi terdiri dari Squash and Stretch, Anticipation, Staging, Straight

ahead action and Pose to pose, Follow Through and Overlapping action, Slow In

and Slow Out, Arcs, Secondary Action, Timing, Exaggeration, Solid Drawing dan

Appeal.

Anticipation digunakan pada saat gerak animasi karakter berjalan, mengetuk pintu,

berbicara, membersihkan tempat tidur dan membersihkan lingkungan. Stagging

digunakan pada keseluruhan animasi, agar gerak animasi yang menjadi fokus

dilakukan berurutan. Pose to pose digunakan pada seluruh proses pembuatan gerak

animasi. Follow through and Overlapping action diterapkan pada gerak animasi

saat karakter berhenti, menoleh, duduk dan mengangguk. Slow in and Slow out

diterapkan pada gerak animasi saat karakter menoleh, membersihkan tempat tidur

dan membersihkan lingkungan. Arcs diterapkan pada semua gerak animasi yang

dibuat. Secondary Action diterapkan saat gerak animasi berjalan dan berbicara.

Timing diterapkan untuk menentukan setiap gerak animasi akan dilakukan.

Squash and Stretch dan Exaggeration tidak diterapkan karena animasi akan dibuat

bertujuan untuk mengikuti atau menyerupai gerakan manusia asli tanpa dilebih -

lebihkan. Solid Drawing dan Appeal tidak diterapkan karena prinsip ini lebih tepat

Page 46: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

34

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

digunakan saat pembuatan karakter. Straight Ahead Action tidak diterapkan karena

animasi menggunakan Pose to pose pada setiap gerak animasi yang dibuat.

Dalam proses pembuatan gerak animasi, ada beberapa tahapan yang dilakukan

seperti import aset, layouting aset, blocking dan pembuatan gerakan in between.

3.4.1 Import Aset

Sebelum melakukan pembuatan gerak animasi, aset dimasukkan terlebih dahulu ke

dalam software Maya. Aset tersebut di dapat dari tim pembuat aset karakter dan

environment. Untuk memasukkan aset (import aset) yang dibutuhkan dalam sebuah

scene digunakan reference editor pada software Maya. Gambar 3.2 merupakan

tampilan dari reference editor untuk memasukkan aset.

Gambar 3.2 Reference Editor

Sumber: Pribadi

3.4.2 Layouting Aset

Setelah memasukkan semua aset yang dibutuhkan dalam setiap scene. Langkah

selanjutnya yaitu mengatur layouting dari aset tersebut. Pengaturan layouting

dilakukan sesuai storyboard yang sudah ada. Gambar 3.3 merupakan tampilan

mengenai layouting aset.

Page 47: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

35

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.3 Layouting Aset Environment

Sumber: Pribadi

Setelah mengatur layouting dari aset environment, kemudian dilakukan pengaturan

layout dari karakter animasi. Layouting karakter menyesuaikan dengan storyboard

pada setiap scene. Gambar 3.4 merupakan tampilan dari layouting karakter.

Gambar 3.4 Layouting Aset Karakter

Sumber: Pribadi

Page 48: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

36

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.4.3 Blocking

Tahap selanjutnya yaitu mulai membuat gerak animasi, yang dimulai dengan

pembuatan Blocking. Blocking sendiri adalah tahap membuat pose dari awal sampai

akhir atau biasa juga disebut sebagai pose to pose. Oleh sebab itu, karakter

diberikan gerakan blocking terlebih dahulu, dari awal sampai akhir gerakan. Karena

gerakan ini merupakan gerakan awal sebelum lanjut memberikan gerakan in

between. Gambar 3.5 merupakan tampilan dalam pembuatan gerak blocking.

Gambar 3.5 Gerakan Blocking

Sumber: Pribadi

Membuat gerak blocking tidak hanya diterapkan pada gerakan anggota tubuh

seperti kaki dan tangan, tetapi juga digunakan untuk gerakan mulut berbicara.

Sebelum membuat gerakan mulut, harus dilakukam import audio terlebih dahulu

sebagai acuan untuk membuat gerakan mulut. Gambar 3.6 merupakan tampilan

import audio ke dalam software Maya.

Page 49: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

37

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.6 Import Audio

Sumber: Pribadi

Pembuatan gerak blocking untuk gerakan mulut berbicara dilakukan setelah selesai

import audio ke dalam software Maya. Gambar 3.7 merupakan tampilan pembuatan

gerak blocking untuk gerakan mulut saat berbicara.

Gambar 3.7 Gerakan Blocking Mulut

Sumber: Pribadi

Page 50: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

38

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.4.4 In Between

Tahap selanjutnya yaitu memberikan gerakan in between pada karakter yang sudah

diberikan gerakan blocking. Gerakan in between ditambahkan agar gerak yang

dihasilkan lebih dinamis. Gerakan in between ditempatkan ditengah-tengah atau

diantara gerakan blocking yang sudah dibuat sebelumnya. Gambar 3.8 merupakan

tampilan dari pembuatan gerakkan in between untuk gerakkan tubuh.

Gambar 3.8 Gerakan In between

Sumber: Pribadi

Sama seperti gerakan tubuh, gerakkan mulut juga diperlukan gerak in between agar

gerakan mulut lebih dinamis. Gambar 3.9 merupakan tampilan dari pembuatan

gerakan in between untuk gerakan mulut saat berbicara.

Page 51: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

39

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.9 Gerakan In between Mulut

Sumber: Pribadi

3.5 Realisasi Pembuatan Game Edukasi

Tahap berikutnya setelah melakukan perancangan game edukasi ialah proses

realsiasi dari rancangan yang telah dibuat. Berdasarkan metode MDLC, tahap ini

termasuk kedalam tahap assembly. Dalam tahap ini akan dilakukan pembuatan

game edukasi, yang selanjutnya akan dilakukan penyatuan dengan animasi 3D yang

kemudian dilakukan proses export dalam bentuk .apk yang dapat dimainkan dalam

perangkat smartphone.

Dalam proses pembuatan game edukasi akan ada beberapa tahapan yang akan

dilakukan seperti import user interface dan aset game, layouting user interface dan

aset game, pembuatan game script, penyatuan dengan animasi 3D dan proses

terakhir yaitu melakukan export kedalam bentuk .apk.

3.5.1 Import User Interface dan Aset

Pembuatan game edukasi membutuhkan sebuah aset game dan user interface yang

akan digunakan untuk keperluan dalam game edukasi. Maka dilakukan import user

interface dan aset game yang telah dibuat tim aset kedalam software Unity.

Melakukan import user interface dan aset game pada software Unity cukup dengan

melakukan drag and drop dari folder aset kedalam software Unity. Gambar 3.10

merupakan tampilan dari import aset game dan user interface.

Page 52: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

40

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.10 Import Aset Game dan User Interface

Sumber: Pribadi

3.5.2 Layouting User Interface dan Aset

Setelah selesai melakukan import user interface dan aset game, maka dilakukan

proses layouting. Layouting yang dilakukan mencakup dua hal yang pertama yaitu

layouting user interface dan layouting aset game. Pertama dilakukan layouting user

interface untuk kebutuhan tampilan pada game edukasi. Layouting yang dilakukan

berdasarkan dengan storyboard dari game yang telah dibuat sebelumnya. Gambar

3.11 merupakan tampilan dari layouting user interface.

Gambar 3.11 Layouting User Interface

Sumber: Pribadi

Page 53: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

41

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Cara melakukan layouting user interface dalam software Unity adalah dengan

melakukan pembuatan obyek pada menu Hierarchy. Obyek bawaan yang ada saat

membuat scene hanyalah Main Camera. Untuk membuat obyek lainnya dengan klik

create pada menu hierarchy, dan pilihlah UI untuk membuat user interface. Obyek

yang harus dibuat ialah Canvas, Button dan Image. Canvas berfungsi sebagai

ukuran referensi untuk menentukan resolusi dari layar smartphone, sebagai

referensi resolusi yang digunakan adalah 2340x1080 pixel. Kemudian dibuatlah

button dan image, dimana dari image button bawaan akan di-replace dengan image

button yang telah dibuat oleh tim aset. Image yang telah dibuat juga akan di-replace

dengan background image dan juga title yang telah dibuat oleh tim aset.

Setelah selesai melakukan layouting pada user interface, selanjutnya dilakukan

layouting untuk aset game. Layouting aset juga berdasarkan dari storyboard yang

telah dibuat sebelumnya. Layouting aset dilakukan untuk kebutuhan game edukasi

agar game dapat dimainkan. Pembuatan layouting aset dibedakan tergantung dari

level game yang akan dibuat. Untuk level 1 akan dibuat aset untuk melakukan game

mencocokan tempat, sementara untuk level 2 akan dilakukan game membersihkan

tempat. Gambar 3.12 merupakan tampilan dari layouting aset game level 1.

Gambar 3.12 Layouting Aset Game Level 1

Sumber: Pribadi

Cara melakukan layouting aset sama seperti layouting user interface yaitu dengan

membuat obyek pada menu hierarchy. Tetapi beda dari sebelumnya obyek yang

Page 54: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

42

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dibuat untuk aset game ialah Canvas, button, Image dan juga Sprite. Pembuatan

Canvas, button, image dan sprite dibuat dengan cara yang sama seperti sebelumnya

pada layouting user interface. Namun yang berbeda adalah sprite dibuat sebagai

aset game yang dapat dimainkan nantinya. Untuk level 1 sprite nantinya dapat

digerakkan menggunakan touchscreen dari smartphone. Sedangkan untuk level 2

sprite nantinya dapat di-swipe pada layar smartphone. Gambar 3.13 merupakan

tampilan dari layouting aset game level 2.

Gambar 3.13 Layouting Aset Game Level 2

Sumber: Pribadi

3.5.3 Pembuatan Game Script

Dalam pembuatan game sebuah script merupakan elemen yang sangat penting agar

game yang dibuat dapat berjalan dengan semestinya. Pembuatan game script akan

dibuat berdasarkan dari alur game yang telah dibuat dengan menggunakan

flowchart. Berdasarkan dari flowchart maka dibutuhkan game script untuk dapat

memilih level, memainkan dan menyelesaikan level, mengulang level apabila waktu

yang disediakan habis dan mendapatkan feedback berupa skor apabila

menyelesaikan level.

Game script pertama yang dibuat ialah game script untuk dapat memainkan dan

menyelesaikan level pertama. Untuk memainkan level pertama maka dibutuhkan

sebuah controller yang dapat memindahkan sprite yang telah dibuat sebelumnya ke

tempat sprite yang telah disediakan. Dikarenakan game dibuat untuk perangkat

Page 55: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

43

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

smartphone android, maka controller yang digunakan menggunakan touchscreen.

Gambar 3.14 merupakan tampilan game script controller untuk level pertama.

Gambar 3.14 Game Script Controller Level Pertama

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.14 merupakan awal dalam pembuatan script, yaitu

mendeklarasikan variabel yang diperlukan dalam controller yang akan dibuat.

Yang pertama baris ke-7 sampai dengan ke-12 yaitu mendeklarasikan variabel

Class baru bernama ObjPlaceId yang bersifat public serializable, dimana

didalamnya terdapat Transform bernama objPlace bersifat public, Int objId berisfat

public dan juga Boolean locked bersifat public. Baris ke-14 sampai dengan ke-24

yaitu mendeklarasikan variabel Int id bersifat private serialize, variabel

GameObject onWin bersifat public, variabel Transform puzzlePoint bersifat

private, variabel Vector2 initalPosition bersifat private, variabel float deltaX dan

deltaY bersifat private, variabel array dari class ObjPlaceId bernama dataObjPlace

bersifat public.

Page 56: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

44

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Script baris ke-27 sampai ke-29 yang merupakan fungsi void Start merupakan

variabel bawaan yang ada apabila membuat sebuah script. Fungsi start digunakan

untuk menginisiasi script hanya saat script pertama kali dijalankan dan tidak akan

melakukan update. Di dalam fungsi start berisi variabel initialPosition yang

bernilai sama dengan variabel transform.position.

Setelah mendeklarasikan variabel, maka variabel yang sudah dideklarasikan akan

digunakan dalam script, agar dapat dikondisikan untuk membuat sprite yang telah

dibuat bisa digerakkan menggunakan touchscreen. Maka diperlukan sebuah fungsi

yang dapat menjalankan variabel tersebut. Gambar 3.15 merupakan tampilan

lanjutan dari game script controller untuk level pertama.

Gambar 3.15 Game Script Controller Level Pertama

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.15 merupakan pembuatan fungsi yang dapat menjalankan

sprite menggunakan touchscreen. Dari gambar terdapat sebuah fungsi bawaan

bernama void Update. Fungsi Update digunakan untuk menjalankan script per

frame, berbeda dengan fungsi Start yang hanya menjalankan pada saat awal script

Page 57: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

45

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dijalankan. Dalam fungsi update terdapat beberapa fungsi lain yang dijalankan,

seperti pada baris ke-33 sampai dengan ke-37 yang merupakan sebuah fungsi

looping untuk mencari nilai dari dataObjPlace berdasarkan dengan kondisi yang

diberikan. Jika kondisi id sama dengan dataObjPlace yang mengambil nilai dari

objId, maka puzzlePoint akan bernilai sama dengan dataObjPlace dari nilai

objPlace.

Script baris ke-32 sampai dengan ke-68 merupakan sebuah fungsi kondisi apabila

sprite belum berada posisi yang tepat. Dalam fungsi kondisi yang ada terdapat

sebuah deklarasi touch untuk menentukan banyakanya jari yang dapat digunakan

untuk dapat memindahkan sprite. TouchPos yang telah dideklarasikan merupakan

sebuah vector baru yang akan membaca letak dari posisi touch. Kemudian dibuatlah

sebuah fungsi switch berdasarkan touch.phase untuk mengendalikan beberapa case

yang dibuat.

Case pertama yaitu dengan memulai fase touch, dimana posisi dari sprite apabila

dilakukan touch akan membaca posisi dari touch. Case kedua yaitu fase touch

apabila digerakkan, dimana sprite yang dilakukan touch akan mengikuti perubahan

posisi touch. Case ketiga yaitu fase akhir touch, dimana apabila touch dilepaskan

maka akan terdapat kondisi. Apabila posisi sprite yang telah dilepas touch sesuai

dengan posisi tempat seharusnya, maka posisi sprite akan terkunci dan menyatu

dengan posisi tempat seharusnya. Namun apabila posisi tidak sama, maka posisi

sprite akan kembali ke posisi semula.

Setelah membuat controller, maka dibutuhkan sebuah script untuk memberikan

feedback apabila level selesai sesuai waktu yang tersisa dan level gagal dikarenakan

waktu habis. Pertama akan dibuat feedback untuk level selesai. Gambar 3.16

merupakan tampilan dari game script untuk level selesai.

Page 58: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

46

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.16 Game Script Level Selesai

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.16 merupakan pembuatan kondisi untuk level game dapat

diselesaikan. Proses pembuatannya sama seperti sebelumnya yaitu dengan

mendeklarasikan variabel yang dibutuhkan terlebih dahulu, agar dapat digunakan

dalam fungsi yang akan dibuat. Kemudian dibuatlah fungsi kondisi untuk

menyelesakan level game, yaitu apabila banyaknya sprite yang telah disusun sesuai

tempat sudah sama dengan total keseluruhan sprite yang harus disesuaikan

tempatnya, maka level selesai dan menampilkan level selesai. Apabila level selesai

maka akan terbuka level selanjutnya untuk dapat dimainkan.

Setelah script level selesai telah dibuat, maka dibutuhkan sebuah script untuk

menandakan bahwa level gagal. Level gagal, dikarenakan waktu yang telah

diberikan habis dan pemain belum selesai menyusun sprite. Gambar 3.17

merupakan tampilan dari kondisi waktu untuk level gagal.

Page 59: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

47

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.17 Game Script Level Gagal

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.17 merupakan pembuatan kondisi dimana level gagal. Sama

seperti sebelumnya dilakukan deklarasi variabel yang dibutuhkan dalam pembuatan

fungsi pada script. Kemudian dalam fungsi Start terdapat sebuah kondisi dimana

setiap level yang ada memiliki waktu yang berbeda.

Gambar 3.18 Game Script Level Gagal

Sumber: Pribadi

Page 60: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

48

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Script dalam gambar 3.18 merupakan pembuatan kondisi dimana untuk

menentukan skor yang diperoleh melalui waktu yang tersisa. Dalam fungsi Update

terdapat kondisi apabila waktu yang tersisa lebih dari sama dengan 35 detik, maka

akan mendapatkan bintang tiga. Apabila waktu yang tersisa diantara 25 detik

sampai 34 detik, maka akan mendapatkan bintang dua. Apabila waktu yang tersisa

diantara 1 detik sampai dengan 24 detik, maka akan mendapatkan bintang satu.

Terakhir apabila waktu yang telah disediakan habis, maka level gagal.

Kemudian untuk dapat memainkan level kedua dibutuhkan sebuah controller untuk

dapat melakukan touch swipe agar sprite awal yang disediakan dapat berubah /

mengganti dengan sprite lain apabila beberapa kondisi terpenuhi.

Gambar 3.19 Game Script Controller Level Kedua

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.19 merupakan pembuatan controller untuk level kedua.

Dibutuhkan sebuah controller touch swipe untuk memainkan level kedua.

Pembuatannya sama seperti pada controller level pertama, hanya saja yang berbeda

adalah touch tidak digunakan untuk memindahkan sprite. Fungsi switch touch

Page 61: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

49

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

phase pada script ini digunakan untuk membaca seberapa jauh swipe yang

dilakukan pada sprite. Case pertama akan membaca apakah obyek yang dilakukan

touch merupakan sebuah sprite atau bukan.

Gambar 3.20 Game Script Controller Level Kedua

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.20 merupakan lanjutan script controller level kedua. Case

kedua akan membaca seberapa jauh pergerakan touch swipe yang dilakukan

terhadap sprite. Sprite yang dilakukan touch swipe akan diberikan kondisi seberapa

banyaknya sprite harus dilakukan touch swipe, agar sprite terganti dengan sprite

kondisi level selesai. Case terakhir akan membaca apakah sprite sudah terganti

dengan kondisi level selesai, apabila sudah maka sprite sudah tidak bisa dilakukan

swipe.

Pembuatan script untuk memainkan dan menyelesaikan game sudah selesai.

Namun dibutuhkan sebuah script untuk melanjutkan level yang telah selesai ke level

selanjutnya dan juga mengulang level apabila level gagal. Juga dibutuhkan sebuah

script untuk mengatur level mana yang bisa dimainkan terlebih dahulu. Maka

dibuatlah script untuk mengatur ketiga hal tersebut.

Page 62: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

50

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.21 Game Script Next Level Dan Restart Level

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.21 merupakan sebuah script untuk mengatur apabila level

selesai maka dapat melanjutkan ke level selanjutnya. Apabila level gagal maka

dapat melakukan pengulangan level untuk dimainkan kembali sampai level selesai.

Script tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam button next untuk next level dan

button restart untuk mengulang level.

Page 63: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

51

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.22 Game Script Untuk Mengatur Level

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.22 merupakan sebuah script untuk mengatur level mana

yang dapat dimainkan terlebih dahulu. Script mengatur untuk memainkan level dari

urutan pertama. Apabila level tidak selesai maka tidak dapat memainkan level

selanjutnya. Apbila level selesai maka dapat memilih level selanjutnya untuk

dimainkan. Script akan digunakan pada game scene LevelSelection dimana scene

tersebut merupakan sebuah scene untuk memilih level untuk dimainkan.

Tahap pembuatan game script telah selesai dan game sudah dapat dimainkan.

Selanjutnya game akan digabungkan dengan animasi 3D dalam satu media edukasi.

Penyatuan game dan animasi 3D akan dilakukan menggunakan software Unity

sama seperti pembuatan game edukasi.

3.5.4 Penyatuan Animasi 3D dan Game Edukasi

Tahap selanjutnya yaitu penyatuan Animasi 3D yang telah dibuat sebelumnya

dengan Game Edukasi. Tahap ini dilakukan menggunakan software Unity, dimana

game edukasi dibuat. Dibuat sebuah scene baru untuk menampung video animasi

agar dapat diputar. Gambar 3.23 merupakan tampilan dari scene yang akan

digunakan untuk memutar video animasi.

Page 64: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

52

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.23 Scene Video Animasi

Sumber: Pribadi

Dilakukan tahapan seperti mengatur layout user interface, namun dengan

penambahan Video Player pada menu hierarchy agar video dapat diputar. Terdapat

juga penambahan button untuk melakukan pause dan play video animasi.

Dilakukan juga penambahan button untuk exit agar kembali ke menu utama.

Mengatur scene video animasi, diperlukan sebuah script agar video animasi dapat

dilakukan play, pause dan exit. Diperlukan juga sebuah fungsi script untuk menjeda

animasi selama satu detik pada saat scene dimulai. Agar video animasi yang diputar

tidak langsung berjalan, untuk menghindari terjadinya lag pada aplikasi.

Page 65: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

53

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.24 Script Video Controller

Sumber: Pribadi

Script dalam gambar 3.24 merupakan sebuah script untuk mengatur apa yang bisa

dilakukan pada scene video animasi. Fungsi Start berisi apabila video animasi

selesai diputar, maka akan kembali ke menu utama. Juga terdapat fungsi agar button

play, pause dan exit dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Gambar 3.25 Script Video Controller

Sumber: Pribadi

Page 66: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

54

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Script dalam gambar 3.25 merupakan lanjutan sebuah script untuk mengatur apa

yang bisa dilakukan pada scene video animasi. Fungsi yang digunakan sesuai

dengan nama dari fungsi yang diberikan, seperti onPause yaitu berfungsi untuk

melakukan pause pada video animasi. Terdapat sebuah coroutine yang memiliki

tipe fungsi IEnumerator, dimana sebelum video animasi mulai diputar maka akan

memiliki jeda sebanyak satu detik untuk menghindari lag.

Penyatuan animasi 3D dengan game edukasi telah selesai. Selanjutnya dilakukan

export agar media edukasi yang telah dibuat dapat digunakan melalui perangkat

smartphone android. Export dilakukan menggunakan software Unity.

3.5.5 Proses Export

Tahap terakhir yaitu melakukan export kedalam bentuk .apk yang merupaka sebuah

aplikasi yang bisa digunakan pada perangkat smartphone android. Tahapan ini

dilakukan dengan melakukan build dengan menekan ctrl + shift + B pada keyboard.

Kemudian menu build setting akan muncul dan pilihlah android sebagai platform

yang akan digunakan. Setelah selesai maka klik build dan tunggu hingga selesai,

dan aplikasi siap digunakan pada perangkat smartphone android. Gambar 3.26

merupakan tampilan dari proses export.

Gambar 3.26 Proses Export

Sumber: Pribadi

Page 67: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

55

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengujian

Proses pengujian pada media edukasi “Personal Hygiene” dapat dilakukan jika

seluruh proses realisasi telah selesai. Menurut metode MDLC menurut Luther,

tahap ini masuk kedalam tahapan pengujian. Pengujian dilakukan menggunakan

media edukasi sebagai objek dari penelitian yang akan dilakukan penilaian.

4.1.1 Deskripsi Pengujian

Pengujian terhadap pembuatan gerak animasi dan pembuatan game dilakukan

dalam dua tahapan, diantaranya alpha testing dan beta testing. Alpha testing

merupakan pengujian yang dilakukan mandiri beserta tim yang pembuat media

edukasi. Pengujian dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan pada media

edukasi yang selanjutnya dapat dilakukan perbaikan. Aspek yang menjadi obyek

penilaian adalah hal – hal yang bersifat teknis, seperti kesesuaian dengan

storyboard yang telah dibuat dan juga metode ataupun teknik – teknik yang

digunakan dalam pembuatan media edukasi khusunya pada pembuatan gerak

animasi dan game edukasi.

Setelah melakukan alpha testing, tahapan selanjutnya yaitu pengujian beta testing.

Beta testing merupakan pungujian yang dilakukan langsung ke santri Pondok

Pesantren Al Faalah dan juga pengurus Pondok Pesantrennya sebagai target

penelitian langsung atau bisa disebut user. Pengujian ini dilakukan kepada 29 santri

dengan kategori umur 8-10 tahun serta satu pengasuh Pondok Pesantren Al Faalah.

Responden memberikan penilaian secara langung menggunakan kuesioner setelah

menggunakan aplikasi media edukasi yang didalamnya terdapat game dan video

animasi “Personal Hygiene”. Beta testing bertujuan untuk mengetahui kualitas dari

media edukasi “Personal Hygiene” dan kelayakan dalam memberikan pesan moral

dan kepedulian santri tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan

sekitar.

Page 68: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

56

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

4.1.2 Prosedur Pengujian

Berikut merupakan prosedur pengujian yang digunakan dalam alpha dan beta

testing.

Alpha Testing

Alpha testing dilakukan terhadap video animasi yang ada pada media edukasi

“Personal Hygiene” yang sudah dibuat berdasarkan kesesuaian dengan storyboard

dan 12 prinsip animasi yang diterapkan. Sedangkan untuk game, dilakukan

pengujian alur game berdasarkan flowchart, fungsi-fungsi game seperti button dan

controller game untuk memastikan seluruh fungsi sudah berjalan dengan benar dan

semestinya.

b. Pengujian berdasarkan storyboard

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah gerak animasi yang dibuat dan

diterapkan sudah sesuai dengan storyboard dan storyline.

c. Pengujian berdasarkan 12 prinsip animasi

Pengujian dilakukan untuk menilai apakah gerak animasi yang dibuat dan

diterapkan sudah sesuai dengan 12 prinsip yang digunakan dalam pembuatan

gerak animasi.

d. Pengujian berdasarkan flowchart

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah alur dari game yang telah dibuat

sudah sesuai dengan alur game berdasarkan flowchart yang telah dibuat.

e. Pengujian berdasarkan fungi yang disediakan pada game

Pengujian dilakukan untuk menilai fungsi – fungsi yang ada pada game sudah

dapat berfungsi dengan semestinya dan berjalan dengan baik.

Beta Testing

Beta Testing dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada santri Pondok

Pesantren Al Faalah, dimana targetnya ialah santri berumur 8-10 tahun serta salah

satu dari pengasuh Pondok Pesantren Al Faalah. Pengujian dilakukan dengan

memberikan kuesioner kepada 29 responden santri dan satu responden pengasuh

Pondok Pesantren Al Faalah.

a. Responden diminta untuk menjalankan media edukasi “Personal Hygiene”

dengan menonton video animasi dan memainkan game edukasi yang disediakan

Page 69: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

57

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

b. Responden mengisi data

c. Responden memberikan penilaian pada kuesioner

Pengujian dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan 5 pilihan respon

yang tersedia. Respon tersebut, ialah sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup

setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

4.1.3 Data Hasil Pengujian

Hasil Alpha testing

a. Hasil alpha testing yang dilakukan oleh tim pembuat media edukasi yang dapat

dilihat dalam Tabel 9 untuk menguji kesesuaian dengan storyboard.

Tabel 9 Hasil Alpha Testing Berdasarkan Storyboard

Deskripsi Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Kesimpulan

Opening Gerak animasi yang

dihasilkan sesuai

dengan scene 1 dan 3

pada storyboard

Gerak animasi yang

dihasilkan sesuai

dengan scene 1 dan 3

pada storyboard

Sesuai

Percakapan

alif dan

ustadz

Gerak animasi yang

dihasilkan sesuai

dengan scene 4,12,13

dan 14 pada

storyboard

Gerak animasi yang

dihasilkan sesuai

dengan scene 4,12,13

dan 14 pada

storyboard

Sesuai

Ilustrasi

menjaga

kebersihan

Gerak animasi yang

dihasilkan sesuai

dengan scene

5,6,7,8,9,10, dan 11

pada storyboard

Gerak animasi yang

dihasilkan sesuai

dengan scene

5,6,7,8,9,10, dan 11

pada storyboard

Sesuai

b. Hasil alpha testing yang dilakukan oleh tim pembuat media edukasi yang dapat

dilihat dalam Tabel 10 untuk menguji kesesuaian dengan penggunaan 12 prinsip

animasi yang diterapkan pada gerak animasi.

Page 70: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

58

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 10 Hasil Alpha Testing Berdasarkan 12 Prinsip Animasi

Deskripsi Hasil yang

diharapkan

Hasil yang dicapai Kesimpulan

Squash and

Stretch

Tidak diterapkan Tidak diterapkan Sesuai

Anticipation Gerak ancang –

ancang sebelum

melakukan gerak

utama

Gerak animasi saat

karakter berjalan,

mengetuk pintu,

berbicara,

membersihkan tempat

tidur dan

membersihkan

lingkungan

Sesuai

Staging Sebuah cara untuk

memberikan fokus

untuk melihat apa

yang sedang terjadi

Gerak animasi

dilakukan berurut

agar antara gerak

animasi yang dibuat

dapat difokuskan

masing – masing

Sesuai

Straight

ahead action

and Pose to

pose

Straight ahead action

tidak diterapkan.

Pose to pose

membuat gerak

animasi berdasarkan

penentuan pose awal

dan pose akhir

Pose to pose

diterapkan sebagai

dasar dari pembuatan

gerak animasi

keseluruhan

Sesuai

Follow

Through and

Overlapping

Action

Follow through,

gerakan yang

dihasilkan

dikarenakan

Gerak animasi saat

karakter berhenti,

menoleh, duduk, dan

mengoangguk

Sesuai

Page 71: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

59

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dipengaruhi oleh

gerak lainnya yang

menjadi kebalikan

dari anticipation.

Overlapping Action,

gerakan anticipation

untuk gerakan Follow

Through

Slow In and

Slow Out

Gerakan yang

berawal dilakukan

perlahan dan diakhiri

dengan penambahan

kecepatan gerak

Gerak animasi saat

karakter menoleh,

membersihkan tempat

tidur dan

membersihkan

lingkungan

Sesuai

Arcs Gerak animasi yang

mengikuti pola atau

sebuah jalur

Arcs diterapkan pada

semua gerak animasi

yang dibuat

Sesuai

Secondary

Action

Gerakan lain yang

dilakukan bersamaan

dengan aksi utama

Gerak animasi pada

saat berjalan dan

berbicara

Sesuai

Timing Penentuan seberapa

banyak frame yang

dibutuhkan saat

pembuatan gerak

animasi

Durasi dari gerak

animasi yang

dilakukan

Sesuai

Exaggeration Tidak diterapkan Tidak diterapkan Sesuai

Solid

Drawing

Tidak diterapkan Tidak diterapkan Sesuai

Appeal Tidak diterapkan Tidak diterapkan Sesuai

c. Alur dari game edukasi yang dibuat sudah sesuai dengan alur game berdasarkan

flowchart, sehingga tidak diperlukan perbaikan.

Page 72: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

60

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

d. Fungsi dari game edukasi yang disediakan sudah berjalan sesuai dengan fungsi

yang seharusnya. Fungsi juga sudah berjalan dengan baik, sehingga tidak

diperlukan perbaikan

Selain melukan alpha testing oleh tim pembuat media edukasi, dilakukan juga

alpha testing terhadap seorang expert dibidang animasi dan game. Berikut hasil

alpha testing yang didapat.

a. Lebih baik hindari pose yang memperlihatkan twinning pada karakter (kesamaan

letak atau posisi tangan/kaki/lainnya) untuk menghindari kesan terlalu kaku pada

karakter dan menjadikan karakter lebih menarik.

b. Terlihat badan dan tangan atau telapak tangan dan pergelangan tangan seperti

terpisah, seperti pergerakan tangan yang tidak diikuti dengan pergerakan bahu.

Saat animasi dimulai, terlihat tangan seperti bergerak sendiri padahal seharusnya

tangan mengikuti gerakan badan. Kemungkinan diakibatkan proses rigging yang

bisa lebih ditingkatkan, saat ini sepertinya karakter lebih menggunakan Rigging

IK (Inverse Kinematics), untuk animasi dasar seperti berjalan lebih baik

menggunakan FK (Forward Kinematics).

c. Pada animasi berjalan di awal video, karakter yang harusnya berjalan namun

terlihat terlalu cepat pergerakannya dan tidak ada pergerakan tangan/badan yang

terlihat sehingga terkesan seperti melayang.

d. Penerapan salah satu prinsip animasi Arcs seharusnya bisa membuat animasi

terlihat lebih halus, tidak kaku dan lebih menarik. Belum terlihat dengan jelas

penerapan prinsip animasi ini yang seharusnya bisa diterapkan pada animasi

menoleh, pergerakan tangan, berjalan dan sebagainya.

e. Beberapa pergerakan animasi kurang terlihat koordinasi pergerakan antar

anggota tubuh yang seharusnya terjadi. Seperti pada animasi berjalan, koordinasi

antara badan dan tangan kurang terlihat, seakan-akan badan bergerak sendiri dan

tangan bergerak sendiri. Seharusnya secara prinsip saat berjalan badan, secara

otomatis menggerakan tangan yang mengikuti gerakan badan tersebut. Bisa

ditambahkan detail pergerakan pada bahu, kepala, dan badan. Sebaiknya

gunakan rigging FK (Forward Kinematics) untuk membuat animasi memiliki

kordinasi antara satu anggota tubuh dengan yang lain.

Page 73: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

61

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

f. Pada beberapa adegan terutama adegan yang memperlihatkan gerakan tangan,

perlu diperhatikan lagi kordinasi antara satu gerakan dengan yang lainnya.

Jangan sampai terlihat ada pergerakan yang tidak sesuai dengan pergerakan

seharusnya.

g. Animasi wajah atau ekspresi wajah bisa ditambahkan untuk membuat animasi

terlihat lebih nyata dan menarik. Paling dasar adalah gerakan mengedip yang

terjadi disetiap beberapa waktu dan pada pergerakan besar seperti menoleh.

Gerakan mulut pada karakter pak Ustadz juga bisa lebih ditingkatkan sehingga

tidak terlihat hanya dagunya yang bergerak.

h. Bisa ditambahkan interaksi antara pengguna dengan aplikasi seperti

penambahan efek suara atau perubahan gambar/ikon setiap kali pengguna meng-

klik ikon atau button. Sehingga pengguna mendapatkan feedback yang

membantu pengguna mengetahui apakah tombol sudah di klik atau belum.

i. Penambahan objek yang dimainkan pada stage 1 sehingga menambahkan efek

changeling. Pada stage 2 mengenai kebersihan, bisa ditambahkan interaksi lain

selain menggosok, bisa dengan drag and drop sampah dan sebagainya.

j. Pada stage membersihkan kamar mandi, saat menggosok bagian kotor tidak

terjadi perubahan yang telihat (tidak ada umpan balik) sehingga stage tersebut

tidak bisa diselesaikan.

k. Pada halaman animasi video animasi tidak terlihat/tidak muncul.

l. Petunjuk cara bermain bisa ditampilkan dengan singkat dan jelas.

Hasil Beta testing

Hasil beta testing didapat dari kuesioner yang telah diberikan kepada 29 orang

responden, yaitu santri di Pondok Pesantren Al Faalah dengn target usia 8-10 tahun.

Juga didapat hasil dari 1 orang responden yang merupakan pengasuh dari Pondok

Pesantren Al Faalah. Dilakukan penentuan interval penilaian berdasarkan skala

likert, untuk mengetahui presentase penilaian terhadap kuesioner yang telah

diberikan. Interval penilaian dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Interval Penilaian Skala Likert

Interval Penilaian Skala

0% - 19,99% Sangat Tidak Setuju (STS)

Page 74: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

62

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

20% - 39,99% Tidak Setuju (TS)

40% - 59,99% Cukup Setuju (CS)

60% - 79,99% Setuju (S)

80% - 100% Sangat Setuju (SS)

Berikut dapat dilihat hasil beta testing yang dilakukan berdasarkan kuesioner yang

diberikan kepada responden pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil Beta Testing Responden

No Pernyataan

1 Gerakan pada video animasi sudah sesuai dengan gerakan manusia sehari -

hari

Jawaban

Sangat

Tidak

Seuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 5 9 16

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

15 36 80

Presentasi 131/150 x 100% = 87,3%

2 Gerakan yang dilakukan karakter sudah menggambarkan kegiatan yang

sedang dilakukan

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 14 16

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

56 80

Presentasi 136/150 x 100% = 90.6%

Page 75: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

63

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3 Gerakan karakter pada animasi saat berkomunikasi sudah menggambarkan

manusia yang sedang berkomunikasi

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 5 7 18

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

15 28 90

Presentasi 133/150x100% = 88,7%

Cara bermain pada game mudah dimengerti

4

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 2 14 14

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

6 56 70

Presentasi 132/150 x 100% = 88%

5

Game sudah menggambarkan tentang kebersihan diri dan lingkungan

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 2 9 19

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

6 36 95

Presentasi 137/150 x 100% = 91,3%

6 Pesan pada game edukasi sudah tersampaikan

Page 76: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

64

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 2 13 15

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

6 52 75

Presentasi 133/150 x 100% = 88,7%

4.2 Analisis Data dan Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian maka data yang didapat dianalisis. Analisis data

berdasarkan hasil dari alpha dan beta testing.

4.2.1 Analisis Alpha testing

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada gerak animasi dan game edukasi,

dapat disimpulkan telah sesuai dengan yang diharapkan. Gerak animasi yang diuji

sesuai dengan storyboard yang terdiri dari 14 scene. Gerak animasi juga dinilai

telah sesuai dengan 12 prinsip animasi yang diterapkan pada pembuatan gerak

animasi keseluruhan pada scene.

Game edukasi yang diuji sudah sesuai dengan alur dari game berdasarkan flowchart

yang telah dibuat. Game edukasi sudah bisa dimainkan sesuai dengan ketentuan

yang berdasarkan pada alur game pada flowchart. Fungsi – fungsi yang disediakan

juga sudah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam game, sehingga fungsi dapat

berjalan dengan semestinya dan fungsi sudah berjalan dengan baik.

Berdasarkan dari keseluruhan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa alpha testing gerak animasi pada video animasi dan game

edukasi “Personal Hygiene” menunjukkan hasil telah sesuai. Dapat dibuktikan

semua aspek yang telah dilakukan pengujian pada alpha testing dinilai sudah sesuai

dengan storyboard, 12 prinsip animasi, alur game berdasarkan flowchart dan fungsi

yang ada berjalan dengan baik. Kemudian pengujian dapat dilanjukan ke tahap beta

testing yang dilakukan pengujian langsung kepada responden.

Page 77: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

65

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

4.2.2 Analisis Beta testing

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 30 responden yang sudah

memberikan penilaian melalui kuesioner. Maka didapat kesimpulan untuk setiap

pernyataan yang diajukan pada kuesioner. Berikut merupakan hasil analisis data

dari beta testing.

1. Pernyataan “Gerakan pada video animasi sudah sesuai dengan gerakan manusia

sehari – hari”. Berdasarkan pernyataan tersebut didapatkan hasil presentase

sebesar 87,3% dari perhitungan interval penilaian dimana angka tersebut

menunjukan skala berada pada sangat setuju. Dengan perincian, 16 orang merasa

sangat setuju, 9 orang merasa setuju dan 5 orang merasa cukup setuju. Sebagian

besar responden merasa sangat setuju bahwa gerakan pada video animasi sudah

sesuai dengan gerakan pada manusia berkegiatan sehari – hari.

Gambar 4.1 Grafiik Pernyataan Gerakan pada Video Animasi Sudah Sesuai Dengan Gerakan

Manusia Sehari – hari

Sumber: Pribadi

2. Pernyataan “Gerakan yang dilakukan karakter sudah menggambarkan kegiatan

yang sedang dilakukan”. Berdasarkan pernyataan tersebut didapatkan hasil

presentase sebesar 90,6% dari perhitungan interval penilaian dimana angka

tersebut menunjukan skala berada pada sangat setuju. Dengan perincian, 16

orang merasa sangat setuju dan 14 orang merasa setuju. Sebagian besar

responden merasa sangat setuju bahwa gerakan karakter pada video animasi

sudah dapat menggambarkan kegiatan yang sedang dilakukan.

Page 78: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

66

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.2 Grafiik Pernyataan Gerakan yang dilakukan karakter sudah menggambarkan

kegiatan yang sedang dilakukan

Sumber: Pribadi

3. Pernyataan “Gerakan karakter pada animasi saat berkomunikasi sudah

menggambarkan manusia yang sedang berkomunikasi”. Berdasarkan pernyataan

tersebut didapatkan hasil presentase sebesar 88,7% dari perhitungan interval

penilaian dimana angka tersebut menunjukan skala berada pada sangat setuju.

Dengan perincian, 18 orang merasa sangat setuju, 7 orang merasa setuju dan 5

orang merasa cukup setuju. Sebagian besar responden merasa sangat setuju

bahwa gerakan karakter saat berkomunikasi pada video animasi sudah seperti

manusia yang sedang berkomunikasi pada umumnya.

Gambar 4.3 Grafiik Pernyataan Gerakan karakter pada animasi saat berkomunikasi sudah menggambarkan manusia yang sedang berkomunikasi

Sumber: Pribadi

4. Pernyataan “Cara bermain pada game mudah dimengerti”. Berdasarkan

pernyataan tersebut didapatkan hasil presentase sebesar 88% dari perhitungan

Page 79: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

67

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

interval penilaian dimana angka tersebut menunjukan skala berada pada sangat

setuju. Dengan perincian, 14 orang merasa sangat setuju, 14 orang merasa setuju

dan 2 orang merasa cukup setuju. Sebagian besar responden merasa sangat setuju

dan setuju bahwa cara memainkan game sudah mudah untuk dimengerti.

Gambar 4.4 Grafiik Pernyataan Cara bermain pada game mudah dimengerti

Sumber: Pribadi

5. Pernyataan “Game sudah menggambarkan tentang kebersihan diri dan

lingkungan”. Berdasarkan pernyataan tersebut didapatkan hasil presentase

sebesar 91,3% dari perhitungan interval penilaian dimana angka tersebut

menunjukan skala berada pada sangat setuju. Dengan perincian, 19 orang merasa

sangat setuju, 19 orang merasa setuju dan 2 orang merasa cukup setuju. Sebagian

besar responden merasa sangat setuju bahwa game sudah dapat menggambarkan

tentang kebersihan diri dan lingkungan.

Gambar 4.5 Grafiik Pernyataan Game sudah menggambarkan tentang kebersihan diri dan

lingkungan

Sumber: Pribadi

Page 80: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

68

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

6. Pernyataan “Pesan pada game edukasi sudah tersampaikan”. Berdasarkan

pernyataan tersebut didapatkan hasil presentase sebesar 88,7% dari perhitungan

interval penilaian dimana angka tersebut menunjukan skala berada pada sangat

setuju. Dengan perincian, 15 orang merasa sangat setuju, 13orang merasa setuju

dan 2 orang merasa cukup setuju. Sebagian besar responden merasa sangat setuju

bahwa pesan yang terkandung pada game edukasi sudah dapat tersampaikan

dengan baik.

Gambar 4.6 Grafiik Pernyataan Pesan pada game edukasi sudah tersampaikan

Sumber: Pribadi

4.3 Distribusi

Setelah selesai dilakukan pengujian, maka hasil akhir dari pembuatan media

edukasi ”Personal Hygiene” ini akan didistribusikan kepada pihak Pondok

Pesantren Al Faalah dalam bentuk soft file aplikasi android.

Page 81: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

69

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dalam pembuatan gerak animasi dan game pada

media edukasi ”Personal Hygiene” dapat disimpulkan bahwa:

1. Penelitian berhasil membuat gerak animasi dan game edukasi untuk media

edukasi “Personal Hygiene” yang dapat dimainkan pada perangkat smartphone

android.

2. Pembuatan gerak animasi dan game edukasi berhasil sesuai dengan storyboard,

12 prinsip animasi, alur game berdasarkan flowchart serta fungsi yang tersedia

pada game edukasi sudah berjalan dengan baik. Gerak animasi terdiri dari

animasi yang dilakukan oleh karakter pada video animasi dan Game edukasi

terdiri dari pembuatan script game agar game edukasi dapat dimainkan.

3. Berdasarkan alpha testing, diperoleh bahwa pembuatan gerak animasi sudah

sesuai dengan storyboard yang ada dan 12 prinsip animasi yang diterapkan.

Game edukasi sudah dibuat sesuai dengan alur game berdasarkan flowchart yang

telah dibuat serta fungsi - fungsi yang ada pada game sudah berjalan

sebagaimana mestinya.

4. Berdasarkan beta testing, didapat bahwa secara keseluruhan dari pengisian

kuesioner oleh responden memperoleh presentase pengujian dengan rentang

87,3% - 90,6% yang menilai bahwa gerak animasi pada video animasi sudah

menggambarkan gerak manusia dalam kehidupan sehari – hari, juga gerak

animasi yang dilakukan sudah menggambarkan kegiatan yang sedang dilakukan.

Diperoleh presentase pengujian dengan rentang 88% - 91,3% yang menilai

bahwa game edukasi dapat dengan mudah dimainkan dan dipahami maksud dan

tujuan pembuatannya, yang merupakan penggambaran dalam menjaga

kebersihan diri dan lingkungan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat dalam pembuatan gerak animasi dan game pada

media edukasi ”Personal Hygiene”. Berikut merupakan saran yang dapat

bermanfaat bagi peneliti dan pembaca serta penelit berikutnya:

Page 82: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

70

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

1. Penerapan 12 prinsip animasi yang lebih baik merupakan hal yang sangat

penting dalam penentuan gerak animasi, agar animasi terlihat lebih baik.

2. Penggunaan dan penentuan 12 penerapan prinsip animasi sangat dibutuhkan

pengalaman dari sang animator.

3. Lebih diperhatikan keselarasan gerak animasi yang dilakukan, agar gerak

animasi yang dibuat tidak terlihat aneh dan animasi dapat lebih mudah untuk

dipahami maksudnya.

4. Penambahan level dan tingkat kesulitan pada game edukasi agar game yang

dibuat lebih menantang dan tidak terlihat terlalu mudah

Page 83: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

71

DAFTAR PUSTAKA

Eriya & Zhafiri, F. A., 2017. Pembuatan Film Animasi "TEMAN" Menggunakan

Teknik Puppet Pin dan Duik sebagai Media Edukasi Anak. Jurnal

Multinetics, pp. 31-39.

Fithri, D. L. & Setiawan, D. A., 2017. Analisa Dan Perancangan Game Edukasi

Sebagai Motivasi Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Simetris, Vol 8 No

1, pp. 225-230.

International Design School, 2019. Prinsip Dalam Membuat Animasi (Part 1).

[Online]

Available at: https://idseducation.com/articles/12-prinsip-dalam-membuat-

animasi-part-1/

[Accessed 16 06 2020].

Marlina, R., 2018. Verdant.id. [Online]

Available at: https://verdant.id/artikel/intip-7-software-animasi-3d-yang-

digunakan-animator/

Maryuliana, Subroto, I. M. I. & Haviana, S. F. C., 2016. Sistem Informasi Angket

Pengukuran Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan Sebagai

Pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas

Menggunakan Skala Likert. Jurnal Transistor Elektro dan Informatika,

1(02), pp. 1-12.

Mustika, 2018. Rancang Bangun Aplikasi SUMSEL Museum Berbasis Mobile

Menggunakan Metode Pengembangan Multimedia Development Life Cycle

(MDLC). Jurnal Mikrotik, 8(1), pp. 01-14.

Mustika, Eka, P. & Maissy, P., 2017. Pengembangan Media Pembelajaran interaktif

dengan Menggunakan Metode Multimedia Development Life Cycle. JOIN

(Jurnal Online Informatika), II(2), pp. 121-126.

Napitupulu, D., 2016. Perancangan Program Game PC Hack & Slash Berbasis

Multimedia Menggunakan Unity 3D. Seminar Nasional Technopreneurship

dan Alih Teknologi, pp. 82-91.

Nozomi, I., 2018. APLIKASI GAME EDUKASI PADA ANAK USIA 5 SAMPAI

10 TAHUN DENGAN METODE IMAGE MANIPULATION. Journal of

Information Technology and Computer Science , 1(2), p. 124.

Nugroho, A. S. M. &. S. A. F., 2013. Rancang Bagung Komunikasi Model Karakter

3D dengan Teknik Cut Out Menggunakan Phytonscript. Jurnal Teknologi

Informasi, pp. 17-34.

Pramudia, R., Apriyani, M. E. & Prasetyaningsih, S., 2016. Analisis dan

Implementasi Mel Script untuk Lighting dan Rendering Pada Film Animasi

Page 84: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

72

3D Robocube. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA), pp.

27-34.

Pranatawijaya, V. H., Widiatry, Priskila, R. & Putra, P. B. A. A., 2019.

Pengembangan Aplikasi Kuesioner Survey Berbasis Web Menggunakan

SkalaLikert dan Guttman. Jurnal Sains dan Informatika, 5(2), pp. 128-137.

Rahman, R. A. & Tresnawati, D., 2016. Pengembangan Game Edukasi Pengenalan

Nama Hewan Dan Habitatnya Dalam 3 Bahasa Sebagai Media Pembelajaran

Berbasis Multimedia. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut, pp.

184-190.

Rakhmawati, Y., 2015. Pentingnya Personal Hygiene. [Online]

Available at:

https://www.kompasiana.com/yulianarakhmawati/54f94e87a3331176178b4

b14/pentingnya-personal-hygiene

Risata, M. N. & Maulana, H., 2016. Penerapan Animasi dan Sinematografi dalam

Film Animasi Stopmotion "Jendral Soedirman". Jurnal Multinetics, pp. 42-

53.

Rohaeni, N., Azzahra, A. & Jubaedah, Y., 2019. Program Penyuluhan Perawatan

Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Berbasis Life Skill Untuk Anak

PraSekolah Di Panti Sosial Asuhan Anak. Jurnal Kesejahteraan Keluarga

dan Pendidikan, pp. 120-125.

Rozaaqi, R. B. & Widati, S., 2017. Gambaran personal Hygiene Berdasarkan

Persepsi Pola Asuh Anak di UPTD Kampung Anak Negeri. Jurnal Penelitian

Kesehatan Vol 15, 15(2), p. 135.

Salmon, S. F., Tulenan, V. & Sugiarso, B. A., 2017. Penggunaan Metode Pose to

Pose dalam Pembuatan Animasi 3D Tarian Minahasa Maengket. E-Journal

Teknik Informatika, 12(01), pp. 01-09.

Sonjaya, I. & Zahra, A., 2017. Low Poly Modelling Interior Restoran pada Film

Animasi 3D "Perjalanan Rempah-Rempah". Jurnal Multinetics, pp. 38-44.

Sukmana, J., 2018. Metode 2D Hybrid Animation dalam Pembuatan Film Animasi

Di Macromedia Flash MX. Jurnal Pseucode, Volume V Nomor 1, pp. 29-26.

Syofian, S., Setiyaningsih, T. & Syamsiah, N., 2015. Otomatisasi Metode Penelitian

Skala Likert Berbasis Web. Seminar Nasional Sains dan Teknologi, 17

November, pp. 2-3.

Wijaya, I. N. A., Sudana, O. & Buana, P. W., 2016. Aplikasi Pembelajaran

Membuat Ketupat dengan Animasi Model 3D Berbasis Android. MERPATI,

4(1), p. 1.

Yusuf, A. M., 2014. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. 1st penyunt. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Page 85: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

L-1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Muhammad Iqbal Fahlevi lahri Jakarta, 22 Maret

1998. Merupakan anak kedua dari empat

bersaudara. Bertempat tinggal di Jl. Rawa Tengah

VI No.1 RT 007 RW 004, Galur, Johar Baru,

Jakarta Pusat 10530. Lulus dari SDN Galur 01

Pagi tahun 2010. Lulus dari SMPN 137 Jakarta

tahun 2013. Lulus dari SMAN 30 Jakarta tahun

2016. Saat ini sedang menempuh pendidikan D4

Teknik Multimedia Digital, Jurusan Teknik

Informatika Dan Komputer, Politeknik Negeri

Jakarta sejak tahun 2016.

Page 86: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 2. Storyline

L-2

Scene Sequence Skenario

1 Opening Karakter alif dan pak ustadz muncul secara bersamaan,

kemudian diikuti dengan munculnya teks opening.

2 1

Shot masuk dari gerbang pondok pesantren menuju area

pesantren

2 Shot sekeliling area pondok pesantren

3

1 Shot ke gedung asrama santri, kemudian terdapat pak

ustadz yang sedang berjalan

2 Shot dari arah depan, pak ustadz sedang berjalan di

depan kamar Alif

3 Shot dari arah samping, pak ustadz sedang berjalan di

depan kamar Alif

4

1 Pak ustadz melihat ada alif yang sedang duduk

dikamarnya

2 Pak ustadz datang menghampiri ke kamar tersebut,

kemudian duduk disebelah alif.

3 Pak ustadz bertanya apa yang sedang dilakukan alif.

4 Pak ustadz duduk disamping alif, kemudian Alif

menjawab jika dia sedang membaca buku mengulang

pelajaran.

5 Shot keliling kamar yang rapi dan bersih

6 Pak ustadz berkata kepada alif bahwa kamarnya cukup

rapi dan bersih

8 Alif menjelaskan bahwa ia tidak suka jika kamarnya

berantakan

9 Pak ustadz bertanya kembali kepada alif apakah dia tau

tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan

10 Alif menjawab dalam menjaga kebersihan yang penting

harus rapi dan bersih.

5 Menampilkan ilustrasi mandi

6 Menampilkan ilustrasi membersihkan kamar mandi

Page 87: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-2

7 Menampilkan ilustrasi mencuci kaki

8 Menampilkan ilustrasi menggosok gigi

9 Menampilkan ilustrasi mencuci tangan

10 Menampilkan ilustrasi membereskan tempat tidur

11 Menampilkan ilustrasi membersihkan lingkungan

sekitar

12

Pak ustadz menjelaskan bahwa kebersihan diri dan

lingkungan sangat penting untuk selalu dijaga. Jika

tidak, bisa saja ia terserang penyakit

13 Alif pun menjawab akan menjaga kebersihan diri dan

lingkungan lebih baik lagi.

14

(closing) 1

Sudah masuk waktu sholat dzuhur, pak ustadz mengajak

alif untuk sholat berjamaah

14

(closing) 2

Alif pun mengikuti perintah pak ustadz untuk sholat

berjamaah

Page 88: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 3. Storyboard Animasi

L-3

Scene 1

Aksi & Shot:

- Shot ke gedung asrama santri,

kemudian terdapat pak ustad yang

sedang berjalan

Zoom

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 2 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot masuk dari gerbang pondok

pesantren menuju area pesantren.

Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 2 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot sekeliling yang ada di pondok

pesantren

- Kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 3 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot ke gedung asrama santri,

kemudian terdapat pak ustad yang

sedang berjalan

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Page 89: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-3

Scene 3 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot dari arah depan, pak ustadz sedang

berjalan di depan kamar Alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 3 Sequence 3

Aksi & Shot:

- Shot dari arah samping, pak ustadz

sedang berjalan di depan kamar Alif

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 4 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Kamera bergerak memutar, seolah

sedang menengok

- kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 4 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Pak ustadz mengetuk pintu dan

menghampiri alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

7 detik

Scene 4 Sequence 3

Aksi & Shot:

- Pak ustadz mengetuk pintu dan

menghampiri alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

Page 90: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-3

3 detik

Scene 4 Sequence 4

Aksi & Shot:

- Alif menjawab jika dia sedang

membaca buku

- Two shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 4 Sequence 5

Aksi & Shot:

- Menampilkan suasana kamar alif

- Kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 4 Sequence 6

Aksi & Shot:

- Pak ustadz mengatakan jika kamar

alif bersih dan rapi

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

7 detik

Scene 4 Sequence 7

Aksi & Shot:

- Alif mengatakan bahwa ia tidak

suka jika kamarnya berantakan

- Medium Shot

Narasi:

-

Page 91: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-3

Durasi:

8 detik

Scene 4 Sequence 8

Aksi & Shot:

- Pak ustadz bertanya apakah alif

apakah dia sudah tahu tentang

menjaga kebersihan diri dan

lingkungan

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 4 Sequence 9

Aksi & Shot:

- Alif mengatakan dalam menjaga

kebersihan yang terpenting harus

bersih dan rapi

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 4 Sequence 10

Aksi & Shot:

- Pak ustadz menjelaskan tentang

apa saja dalam menjaga kebersihan

diri dan lingkungan

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 5

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi mandi

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

7 detik

Page 92: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-3

Scene 6

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

membersihkan kamar mndi

- total shot

Narasi:

-

Durasi:

4 detik

Scene 7

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi mencuci

kaki

- Total shot

Narasi:

-

Durasi:

6 detik

Scene 8

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

menggosokn gigi

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 9

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi mencuci

tangan

- Medium shot

Narasi:

-

Page 93: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-3

Durasi:

8 detik

Scene 10

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

membereskan tempat tidur

- total shot & Medium shot

Narasi:

-

Durasi:

4 detik

Scene 11

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

membersihkan lingkungan sekitar

- Total shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 12

Aksi & Shot:

- Pak ustadz memberikan pesan

tentang pentingnya menjaga

kebersihan diri dan lingkungan

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

20 detik

Scene 13

Aksi & Shot:

- Alif menjawab akan menjaga

kebersihan diri dan lingkungan

lebih baik lagi

- Medium close up

Narasi:

Page 94: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-3

-

Durasi:

6 detik

Scene 14 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Sudah masuk waktu sholat dzuhur,

pak ustadz mengajak alif untuk

sholat berjamaah

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

8 detik

Scene 14 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Alif pun mengikuti perintah pak

ustadz untuk sholat berjamaah

- Two shot

Narasi:

-

Durasi:

2 detik

Page 95: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 4. Storyboard Game

L-4

Scene Visual Keterangan

1

Deskripsi:

Scene berisi logo aplikasi

yang berfunsi sebagai

Launcher/Splash Screen

Objek:

Logo aplikasi personal

hygine

Navigasi: -

2

Deskripsi:

Scene berisi tampilan menu

utama dari aplikasi

Objek:

Background (Image)

Logo aplikasi

Button close

Button setting

Button animasi

Button game

Navigasi:

Button close untuk

keluar dari aplikasi

Button setting untuk

mengatur aplikasi

Button animasi untuk ke

halaman video animasi

Button game untuk ke

halaman permainan

Page 96: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-4

3

Deskripsi:

Scene berisi halaman menu

utama game

Objek:

Background (Image)

Button Lavel

Button Back

Navigasi:

Button Lavel: untuk

memulai bermaian

game

Button Back: untuk

kembali ke menu

sebelumnya

4

Deskripsi:

Scene berisi menu level

game

Objek:

Background (Image)

Button Back

Button Stage

Navigasi:

Button Back: untuk

kembali ke menu lavel

game

Button Stage: untuk

menuju ke halaman

permainan

5

Deskripsi:

Scene berisi halaman

permainan Stage 1

Objek:

Background (Image)

Gambar Pendukung

Game

Button Pause

Gambar Time

Page 97: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-4

Teks Pendukung

Navigasi:

Button Pause: untuk

menjeda permainan

sementara

Gambar Time: untuk

menunjukkan sisa waktu

dalam permainan

6

Deskripsi:

Scene Pause

Objek:

Dialog Box

Gambar Pendukung

Teks Pendukung

Button Lanjut

Button Ulang

Button Keluar

Navigasi:

Button Lanjut: untuk

melanjutkan permainan

Button Ulang: untuk

memulai permainan dari

awal lagi

Button Kelaur: untuk

kembali ke menu

sebelumnya

Page 98: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-4

7

Deskripsi:

Scene Game End

Objek:

Dialog Box

Gambar Pendukung

Teks Pendukung

Button Home

Button Next

Button Reload

Navigasi:

Button Home: untuk

kembali ke halaman

menu game

Button Next: untuk

melanjutkan permainan

ke lavel selanjutnya

Button Reload: untuk

mengulang permainan

dari awal lagi

Page 99: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 5. Sampel Kuesioner

L-5

Page 100: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-5

Page 101: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-5

Page 102: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-5

Page 103: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-5

Page 104: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 6. CV Penguji Alpha Testing oleh Ahli

L-6

Page 105: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-6

Page 106: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

(Lanjutan)

L-6

Page 107: PEMBUATAN GERAK ANIMASI DAN GAME PADA MEDIA …

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

L-7

Beta Testing kepada pengurus Pondok Pesantren Al-Faalah

Beta Testing kepada santri Al-Faalah