Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya...

3
Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya nanti. Pada gigi yang masih vital (karies belum mencapai pulpa, persyarafan gigi masih vital), pengasahan ini dapat menyebabkan pasien merasakan sensitivitas terhadap panas atau dingin terutama jika pembuatan crown kurang baik di bagian tepi, yaitu di perbatasan crown dengan gusi. Selain itu, pembuatan crown metal-porcelain yang kurang baik dapat menyebabkan tepi crown tidak pas dengan tepi gusi sehingga batas logam akan nampak di daerah leher gigi, secara estetika kurang baik. Kondisi ini juga bisa meningkatkan resiko peradangan gusi, apalagi jika pasien kurang bersih dan telaten dalam merawat dan menjaga kebersihan gigi. Selain metal porcelain, ada juga jenis crown all porcelain, dimana tidak ada logam di bagian dalam/belakang mahkota. Secara estetik baik sekali karena warnanya dapat disesuaikan dengan gigi sebelah, namun karena sifat porcelain yang rigid maka kemungkinan untuk patah labih besar terutama jika tekanan kunyah pasien besar. Selain itu all porcelain crown juga dapat menyebabkan gigi yang berlawanan lama-lama menjadi aus. Intinya, mahkota tiruan adalah restorasi pilihan pada gigi dengan kerusakan mahkota berat dan tidak lagi dapat ditambal dengan bahan tambal biasa. Secara estetik pun baik sekali terutama yang menggunakan material porcelain/metal porcelain dan kekuatannya relatif paling baik dibandingkan mahkota dari bahan resin akrilik atau komposit. Namun untuk dapat bertahan lama (crown dapat bertahan hingga mencapai 10

Transcript of Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya...

Page 1: Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya nanti.docx

Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk

mahkota tiruannya nanti. Pada gigi yang masih vital (karies belum mencapai pulpa,

persyarafan gigi masih vital), pengasahan ini dapat menyebabkan pasien merasakan

sensitivitas terhadap panas atau dingin terutama jika pembuatan crown kurang baik di bagian

tepi, yaitu di perbatasan crown dengan gusi. Selain itu, pembuatan crown metal-porcelain

yang kurang baik dapat menyebabkan tepi crown tidak pas dengan tepi gusi sehingga batas

logam akan nampak di daerah leher gigi, secara estetika kurang baik. Kondisi ini juga bisa

meningkatkan resiko peradangan gusi, apalagi jika pasien kurang bersih dan telaten dalam

merawat dan menjaga kebersihan gigi.

Selain metal porcelain, ada juga jenis crown all porcelain, dimana tidak ada logam di

bagian dalam/belakang mahkota. Secara estetik baik sekali karena warnanya dapat

disesuaikan dengan gigi sebelah, namun karena sifat porcelain yang rigid maka kemungkinan

untuk patah labih besar terutama jika tekanan kunyah pasien besar. Selain itu all porcelain

crown juga dapat menyebabkan gigi yang berlawanan lama-lama menjadi aus.

Intinya, mahkota tiruan adalah restorasi pilihan pada gigi dengan kerusakan mahkota

berat dan tidak lagi dapat ditambal dengan bahan tambal biasa. Secara estetik pun baik sekali

terutama yang menggunakan material porcelain/metal porcelain dan kekuatannya relatif

paling baik dibandingkan mahkota dari bahan resin akrilik atau komposit. Namun untuk

dapat bertahan lama (crown dapat bertahan hingga mencapai 10 tahun), dibutuhkan skill dari

dokter gigi dan kedisiplinan pasien dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Tambal gigi crown (mahkota gigi) merupakan salah satu cara untuk memperbaiki

kondisi gigi. Tambal gigi crown biasanya digunakan saat seseorang mengalami patah gigi,

sehingga untuk memperoleh bentuk yang bagus seperti semula dilakukan tambal gigi crown,

atau karena lubang pada gigi sudah terlalu besar. Teknik ini memang banyak digunakan, tapi

bukan berarti para penggunanya bebas dari efek samping tambal gigi crown.

Salah satu efek samping tambal gigi crown diakibatkan bahan dasar pembuat crown

itu sendiri. Crown dibuat dari porcelain. Porcelain yang ditempelkan pada gigi ini bisa pecah

atau retak. Bila porcelain ini pecah, bisa diperbaiki atau diganti.

Page 2: Pembuatan crown mengharuskan gigi yang bersangkutan diasah sebagai tempat untuk mahkota tiruannya nanti.docx

Tapi, bila pecah atau retaknya sangat parah justru dapat membuat gigi terasa sangat

sakit. Maka, pemeriksaan rutin ke dokter gigi harus dilakukan agar dokter dapat mengecek

apakah crown pecah, retak, atau baik-baik saja. Kerusakan pada crown dapat membuat gigi

tidak terlindungi dan memicu kerusakan pada gigi. Selain itu, porcelain yang digunakan pada

crown akan membentuk permukaan yang kasar sehingga bila terjadi gesekan pada gigi lain,

akan mengikis enamel gigi yang lain.

Efek samping lainnya adalah crown dapat memicupenyakit gusi. Plak dapat

mudah terbentuk pada gusi atau pada dasar crown (mahkota gigi). Plak ini dapat

meningkatkan risiko sakit gusi. Crown pada gigi juga bisa longgar atau lepas. Hal ini

dapat terjadi karena adanya kerusakan pada semen gigi yang menyangga crown. Bila crown

ini terlepas, crown ini bisa tertelan dan masuk ke dalam perut tanpa dihancurkan sebelumnya

karena crown yang terlepas ini bisa sangat kecil dan halus sekali. Selain itu, crown yang

terlepas dapat menimbulkan ruang pada gigi. Ruang ini dapat menjadi tempat yang cocok

bagi bakteri untuk berkembang biak dan akhirnya merusak gigi.