Pemboran Geoteknik

7
Langkah-langkah pengeboran geoteknik Menentukan titik lokasi pengeboran, pada proyek ini dilakukan pada daerah longsoran. Mulai dari bagian atas, tengah, dan bawah longsoran. Setiap lubang bor berjarak 25 m dari titik bor lain. Meletakkan mesin bor di titik pengeboran dengan posisi sedatar mungkin. Bagian spindle dari mesin bor tepat berada di atas titik yang akan dibor. Mendirikan tripod di lokasi pengeboran, memposisikan hoisting berada tepat di atas spindle. Memasukkan stang bor ke dalam spindle kemudian di bawahnya disambung dengan head-core barrel-mata bor. Pada saat awal pemboran digunakan core barrel dengan panjang 50 cm. Pada pengeboran ini digunakan mata bor dan core barrel berdiameter 73 mm. Menyalakan mesin pemboran dan melakukan pemboran inti (coring) sedalam 50 cm. Rangkaian kemudian diangkat untuk mengambil sampel dari dalam core barrel Lepaskan core barrel beserta head dan mata bor dari stang bor. Biarkan stang bor tetap berada pada spindle. Letakkan core barrel di atas tempat pengeluaran sampel. Bisa berupa tanah yang dilapisi terpal

description

Geologi

Transcript of Pemboran Geoteknik

Page 1: Pemboran Geoteknik

Langkah-langkah pengeboran geoteknik

Menentukan titik lokasi pengeboran, pada proyek ini dilakukan pada

daerah longsoran. Mulai dari bagian atas, tengah, dan bawah longsoran.

Setiap lubang bor berjarak 25 m dari titik bor lain.

Meletakkan mesin bor di titik pengeboran dengan posisi sedatar mungkin.

Bagian spindle dari mesin bor tepat berada di atas titik yang akan dibor.

Mendirikan tripod di lokasi pengeboran, memposisikan hoisting berada

tepat di atas spindle.

Memasukkan stang bor ke dalam spindle kemudian di bawahnya

disambung dengan head-core barrel-mata bor. Pada saat awal pemboran

digunakan core barrel dengan panjang 50 cm. Pada pengeboran ini

digunakan mata bor dan core barrel berdiameter 73 mm.

Menyalakan mesin pemboran dan melakukan pemboran inti (coring)

sedalam 50 cm.

Rangkaian kemudian diangkat untuk mengambil sampel dari dalam core

barrel

Lepaskan core barrel beserta head dan mata bor dari stang bor. Biarkan

stang bor tetap berada pada spindle.

Letakkan core barrel di atas tempat pengeluaran sampel. Bisa berupa tanah

yang dilapisi terpal kemudian di atasnya diletakkan 2 balok untuk

pengganjal core barrel

Memasangkan water swivel pada core-barrel head. Kemudian keran air

dibuka agar menekan sampel (core) ke luar dari core barrel.

Setelah sampel dikeluarkan, pasang kembali mata bor pada core barrel,

kemudian dipompakan air agar sampel yang berada pada mata bor bisa

dikeluarkan

Masukkan sampel pada plastik sampel lalu diikat kedua ujungnya agar

sampel tidak banyak kontak dengan udara.

Sampel yang sudah dibungkus plastik kemudian diletakkan pada core box

sesuai dengan kedalaman dari sampel tersebut diambil.

Uji SPT ke-1

Page 2: Pemboran Geoteknik

Pasangkan tabung SPT pada stang bor yang sudah berada pada spindle.

Masukkan rangkaian tersebut ke dalam lubang bor dengan memutar stang

spindle.

Pasangkan nocking pada bagian atas dari stang bor

Sambungkan jack hammer dengan hoisting kemudian angkat jack hammer

dengan bantuan mesin bor

Letakkan jack hammer di atas nocking. Sambungkan bagian atas dari

nocking dengan stang bor sepanjang 1,5 m yang sudah ditandai sepanjang

83 cm melalui bagian tengah dari jack hammer.

Pada stang bor di bagian bawah, ditandai sejajar dengan permukaan

lubang bor, dan setiap 15 cm di atasnya sebanyak 3 kali (sehingga

panjangnya 45 cm). Ini dilakukan untuk melihat nilai N1, N2, dan N3

setiap 15 cm.

Dilakukan pembebanan dengan cara menarik jack hammer setinggi 83 cm,

kemudian dijatuhkan sehingga jack hammer memukul bagian nocking dan

mendorong tabung SPT di bagian bawah masuk ke dalam tanah.

Dilakukan pukulan berkali-kali sehingga tabung SPT masuk sedalam 15

cm, diliat berdasarkan tanda yang sudah kita buat pada stang bor. Jumlah

pukulan yang dibutuhkan untuk masuk sedalam 15 cm pertama

menunjukkan nilai N1.

Pukulan dilakukan lagi hingga tabung SPT masuk sedalam 15 cm kedua.

Jumlah pukulan yang dibutuhkan menunjukkan nilai N2.

Pukulan dilakukan lagi hingga tabung SPT masuk sedalam 15 cm ketiga.

Jumlah pukulan yang dinutuhkan menunjukkan nilai N3.

Nilai N1, N2, dan N3 kemudian dicatat pada buku beserta kedalaman

dilakukannya uji SPT.

Nilai SPT didapatkan dengan menjumlahkan nilai N2 dan N3. N1 tidak

diikutkan dalam hitungan karena dianggap rusak oleh proses pengeboran

sebelumnya.

Kemudian rangkain diangkat ke atas dan tabung SPT dilepaskan dari stang

bor.

Page 3: Pemboran Geoteknik

Tabung SPT kemudian dibuka untuk diambil sampel yang masuk ke dalam

tabung.

Sampel kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label yang

menunjukkan bahwa sampel tersebut merupakan sampel SPT yang

dilakukan pada lubang bor “X” pada kedalaman tertentu. Misal “SPT BH

5 Ked. 0.50-0.95”

Pemboran inti selanjutnya

Core barrel yang panjangnya 50 cm dirangkaikan lagi dengan stang bor

yang masih terpasang di spindle pada mesin bor.

Dilakukan pengeboran inti (coring) pada lubang bor dari kedalaman 0.50

m hingga 1.00 m. Pada saat ini sampel (core) yang didapat adalah sampel

pada kedalaman yang sudah dilakukan uji SPT sehingga pada bagian

tengah sampel akan berlubang.

Setelah mencapai kedalaman 1.00 m rangkaian diangkat, kemudian core

barrel dilepaskan dari stang bor. Selanjutnya sampel dikeluarkan dengan

cara dipompa melalui water swivel yang dipasangkan pada head dari core

barrel.

Sampel pada kedalaman ini tidak dimasukkan ke dalam core box karena

sudah terambil sampel dari SPT dan dilakukan hanya untuk menambah

kedalaman lubang bor.

Selanjutnya digunakan core barrel sepanjang 1.50 m. Core barrel ini

dimasukkan ke dalam lubang bor kemudian dirangkaikan dengan stang bor

yang masih terpasang pada spindle.

Rangkaian kemudian diputar dengan mesin bor dan melakukan pemboran

inti (core) hingga kedalaman 1.50 m

Kemudian rangkaian diangkat dengan bantuan spindle.

Lepaskan core barrel dari stang bor dan biarkan stang bor tetap berada

pada spindle.

Sampel kemudian dikeluarkan dari core barrel dengan cara dipasangkan

water swivel lalu dipompakan air.

Page 4: Pemboran Geoteknik

Sampel kemudian dimasukkan ke dalam plastik sampel lalu diletakkan

dalam core box.

Saat pemboran sudah mencapai kedalaman 1.50 m, dilakukan pemasangan

casing pada lubang bor. Casing yang digunakan berukuran diameter 8…

mm dan panjang 125 cm.

Akibat ukuran casing yang lebih besar maka saat awal pemasangan casing

digunakan casing yang bagian bawahnya memiliki mata bor agar bisa

masuk ke dalam lubang bor.

Untuk bisa masuk ke dalam lubang bor casing perlu diputar dengan mesin

bor oleh karena itu pada bagian atas casing dipasangkan head casing agar

bisa dirangkai dengan stang bor.

(lalalala sampai pasang casing selesai pokoknya)

Selanjutnya core barrel panjang 1.50 m dimasukkan ke dalam lubang bor

dan dirangkaikan dengan stang bor. Kemudian dilakukan pemboran

hingga kedalaman 2.00 m.

Hasil sampel (core) yang diperoleh dari kedalaman ini kemudian disimpan

secara khusus menggunakan tabung besi yang kemudian dibungkus

dengan plastik sampel. Hal ini bertujuan agar sampel ini tidak banyak

berubah dari kondisi awalnya. Sampel ini disebut dengan istilah

“undisturbed sample” atau UDS. Pada sampel UDS juga dilakukan

penulisan label yang menunjukkan sampel tersebut merupakan sampel

UDS pada lubang bor “X” kedalaman tertentu, misalnya “UDS BH 1 ked

1.50 m - 2.00 m”.

Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel sepanjang 0.50 m dan uji SPT

secara bergantian pada tiap meter.

Saat telah mencapai kedalaman 5.00 m, dilakukan uji permeabilitas

dengan metode falling head

Uji Permeabilitas Falling Head

Memasukkan air ke dalam lubang bor hingga penuh, kemudian hitung

besarnya penurunan air selama 1 menit.

Page 5: Pemboran Geoteknik

Langkah ini dilakukan sebanyak 5 kali kemudian catat semua besarnya

penurunan air pada lubang bor ke dalam buku.