pembersih.docx

9
Tujuan: 1. Merancang pembuatan produk pembersih rumah tangga ramah lingkungan 2. Menentukan prinsip green chemistry yang digunakan ketika pembuatan produk pembersih rumah tangga yang ramah lingkungan 3. Merancang program pengenalan produk green chemistry yaitu produk pembersih rumah tangga ramah lingkungan untuk mengatasi pencemaran bahan berbahaya dalam produk pembersih komersil secara kreatif Dasar teori: Green chemistry adalah suatu konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat berbahaya. Green chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat kimia. Green chemistry berlaku diseluruh siklus hidup dari produk kimia, termasuk desain, manufaktur, sampai pada penggunaannya. Teknologi ini mempunyai sejumlah manfaat antara lain, mengurangi limbah, mengurangi biaya, produk yang lebih aman, mengurangi penggunaan energy dan mengatasi penggunaan zat yang berbahaya. Adapun 12 prinsip yang mendefinisikan gerakan green chemistry yaitu: 1. Pencegahan limbah Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengelolah dan membersihkannya. 2. Ekonomi atom Metode sintesis harus dirancang dengan memaksimalkan keterlibatan semua atom reaktan menjadi produk akhir yang diinginkan (efisien). 3. Sintesis dengan bahan kimia yang tidak berbahaya Metodologi sintesis seharusnya dirancang dengan menggunakan senyawa yang memiliki toksititas serendah mungkin bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

description

pembersih alami

Transcript of pembersih.docx

Page 1: pembersih.docx

Tujuan:

1. Merancang pembuatan produk pembersih rumah tangga ramah lingkungan 2. Menentukan prinsip green chemistry yang digunakan ketika pembuatan produk

pembersih rumah tangga yang ramah lingkungan3. Merancang program pengenalan produk green chemistry yaitu produk pembersih rumah

tangga ramah lingkungan untuk mengatasi pencemaran bahan berbahaya dalam produk pembersih komersil secara kreatif

Dasar teori:

Green chemistry adalah suatu konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat berbahaya. Green chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat kimia. Green chemistry berlaku diseluruh siklus hidup dari produk kimia, termasuk desain, manufaktur, sampai pada penggunaannya. Teknologi ini mempunyai sejumlah manfaat antara lain, mengurangi limbah, mengurangi biaya, produk yang lebih aman, mengurangi penggunaan energy dan mengatasi penggunaan zat yang berbahaya. Adapun 12 prinsip yang mendefinisikan gerakan green chemistry yaitu:

1. Pencegahan limbah

Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengelolah dan membersihkannya.

2. Ekonomi atom

Metode sintesis harus dirancang dengan memaksimalkan keterlibatan semua atom reaktan menjadi produk akhir yang diinginkan (efisien).

3. Sintesis dengan bahan kimia yang tidak berbahaya

Metodologi sintesis seharusnya dirancang dengan menggunakan senyawa yang memiliki toksititas serendah mungkin bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

4. Mendesain senyawa kimia yang tak beracun (yang aman)

Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan fungsi sebagaimana yang diinginkan dan memberikan toksisitas seminimal mungkin.

5. Pemakaian pelarut dan bahan-bahan yang aman

Ini digunakan sehemat mungkin dan dipilih yang paling aman karena kebanyakan pelarut bersifat racun atau mudah terbakar dan hamper semuanya senyawa organic yang mudah menguap sehingga menyumbang pencemaran udara.

6. Mendesain pemakaian energi yang efisien

Kebutuhan energy dalam proses kimia berdampak pada lingkunagn dan ekonomi dan harus diminimalkan. Mungkin metose sistetis dan pemurnian harus dirancang untuk suhu dan tekanan ruang sehingga biaya energy dapat diminimalkan.

7. Bahan bakar terbaharui

Page 2: pembersih.docx

Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui karena minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas.

8. Mengurangi senyawa turunan yang tak perlu (mengurangi tahapan reaksi)

Tahapan reaksi yang timbul dalam suatu proses kimia harus dicegah atau diminimalkan karena setiap tahapan memerlukan tambahan pereaksi, energy, dan dapat menghasilkan limbah.

9. Katalis

Pemakaian katalis sangat baik secara stoikiometris. Dengan reaksi katalis, pemakaian bahan dan reagen kimia dapat diminimalkan dan konsep lebih baik mencegah daripada mengobati dapat dilaksanakan.

10. Pencegahan terhadap kecelakaan

Dalam percobaan ini bahan-bahan yang digunakan aman tidak beracun dan juga tidak mudah terbakar sehingga dalam melakukan pembuatan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

11. Perancangan peruraian

Dalam proses kimia harus dirancang sehingga pada saat akhir penggunaannya dapat terurai menjadi akhir yang tidak berbahaya.

12. Pencegahan polusi lingkungan

Dalam pembuatan ini tidak menyebabkan polusi lingkungan karena bahan-bahan yang digunakan tidak mudah tersebar diudara

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak jenis barang buatan pabrik yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan kita perlu kita ketahui bahwa diantara bahan-bahan tersebut ada yang berbahaya atau bersifat racun oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui jenis, sifat, kegunaan, serta bahaya dari setiap bahan kimia yang kita gunakan dirumah. Sebagai mana kita ketahui, segala macam benda yang ada disekitar kita merupakan materi sebenarnya, semua materi terdira dari bahan kimia namun, dalam kehidupan sehari-hari kita lazim menggunakan istilah materi  dari pada bahan kimia. Bila dilihat dari asalnya, bahan kimia dapat dibagi dalam 2 bagian:

1. Bahan kimia alamiYaitu bahan kimia yang terdapat di alam. Misalnya air, kayu, cabai, bawang dll.

2. Bahan kimia sintetisYaitu bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik, sampo, bahan pembasmi serangga dllBahan kimia alami pada umunnya tidak menimbulkan masalah baik bagi manusia

maupun lingkungan sebaliknya, bahan kimia buatan pabrik dapat menimbulkan masalah. Masalah dapat terjadi karena ada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, berbahaya, atau karena sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan sekarang ini, banyak bahan kimia alami yang telah berhasil dibuat dalam laboratorium, sehingga dapat diproduksi secara besar-besaran, misalnya vitamin C . sumber utama vitamin C berasal dari buah-buahan dan sayuran. Dalam kehidupan sehari-hari, produk buatan pabrik inilah yang sering kita sebut dengan istilah bahan kimia. Dengan kata lain, istilah bahan kimia, dimaksudkan untuk

Page 3: pembersih.docx

bahan kimia buatan pabrik, atau bahan kimia sintetis. Berbagai jenis bahan kimia yang kita gunakan di rumah, dapat digolongkan berdasar penggunaanya. Diantaranya:1. Bahan pembersih2. Bahan pemutih

Setiap bahan, mengandung senyawa kimia tertentu sebagai bahan aktifnya. Misalnya pemutih, mengandung natrium hipoklorit (NaClO) sebagai bahan aktifnya. Bahan aktif biasanya dicantumkan pada label krmasan bahan tersebut.Jenis Bahan Rumah Tangga dan Kandungan Zat Kimia yaitu:

A. Bahan pemutihBahan pemutih adalah senyawa kimia yang biasa dipergunakan dan dimanfaatkan selain

sebagai pemutih pada bahan tertentu juga sebagai penghilang noda maupun desinfektan.Pemutih berdasarkan wujudnya dapat dibedakan menjadi dua :1. Padat (bubuk putih)

Misalnya kalsium hipoklorit dengan rumus kimianya Ca(OCl)2 , pada umumnya masyarakat mengenal sebagai kaporit. Kaporit dapat dimanfaatkan dalam mensterilkan air dari bakteri.

2. CairPemutih cair biasa disebut sebagai natrium hipoklorit (NaOCl) Selain dalam komposisi senyawa tersebut pemutih cair umumnya juga mengandung : alkyl sulphate, parfum (jika diperlukan) dan air. Di pasaran produk pemutih cair biasanya mengandung natrium hipoklorit dengan konsentrasi sekitar 12%-13%. Alkyl sulphate dalam merek dagang sering disebutemal-70 ditambahkan dan berfungsi sebagai penghilang noda (stain remover).Sedangkan berdasarkan fungsi atau kegunaanya, bahan pemutih dapat dikelompokkan

menjadi pemutih pakaian seperti yang telah kita lakukan pada percobaan ini:1. Pemutih pakaian

Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Sedangkan serbuk pemutih mengandung senyawa kalsium hipoklorit, (CaClO). Senyawa hipoklorit mudah melepaskan klorin. Dalam kadar tinggi, klorin dapat merusak pakaian.  Pemutih Hipoklorit tidak baik untuk bahan poliester, sebab lebih memberikesan kuning daripada memutihkan. Pada umumnya, bahan pemutih yang dijual di pasaran sudah aman untuk dipakai selama pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan noda, zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian. Oleh karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk. Pemutih merupakan bahan kimia yang sangat reaktif. Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah tangga lainnya dapat sangat berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan pembersih kloset yang mengandung asam klorida dapat menghasilkan gas klorin. Gasklorin dapat merusak saluran pernafasan, dan jika kadarnya cukup besardapat mematikan. Mencampur pemutih dengan ammonia jugamenghasilkan gas beracun, yaitu kloramin (NH2Cl) dan hidrazin (N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali mencampur pemutih dengan bahanlain tanpa petunjuk atau pengetahuan yang jelas. Pemutih pakaian sebagaian besar dibuat dari jenis bahan kimia yang sangat kuat. Umumnya bersifat korosif. Oleh karena itu, hindari kontak langsung dalam waktu lama.

  Pemutih (bleaching agent) adalah bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengatasi kotoran yang membandel pada pakaian. Bahan aktif yang terkandung dalam pemutih pakaian, antara lain natrium hipoklorit atau natrium perklorat. Namun demikian, pemakaian pemutih yang terlalu sering dan berlebihan dapat menyebabkan pakaian cepat rusak. Ini

Page 4: pembersih.docx

disebabkan bahan aktif tersebut dapat merusak partikel-partikel dan serat kain. Pemakaian pemutih yang berlebih dan terlalu sering menyebabkan serat-serat kain menjadi keras dan rapuh, dan dapat mengakibatkan memudarnya warna pada pakaian berwarna. Penggunaan pemutih yang berlebihan selain dapat menyebabkan kerusakan juga berdampak negatif pada lingkungan. Jika air bekas cucian yang mengandung pemutih dibuang ke tanah maupun ke sungai-sungai dapat menimbulkan pencemaran air. Selain itu, dalam pemutih terkandung zat-zat aktif dan bahan-bahan yang bersifat korosif yang dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam tanah. Akibatnya, kesuburan tanah dapat terganggu. Lebih luas lagi pembuangan limbah yang mengandung pemutih akan menimbulkan pencemaran lingkungan baru.

B. Bahan PembersihPada dasarnya pembersih badan, pembersih pakaian dan pembersih lantai memiliki sifat

yang sama, semuanya adalah sabun atau deterjen.  Sabun adalah bahan kimia yang terbuat dari bahan alam, seperti minyak dan lemak yang direaksikan dengan bahan kimia lain yang disebut basa. Contoh bahan kimia basa, yaitu kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH). Adapun detergen adalah senyawa kimia bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida (NaOH). Bahan ABS diperoleh dari pengolahan minyak bumi.. Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai pembersih karena sabun memiliki dua sifat sekaligus, yaitu sifat polar dan sifat non polar. Air disebut sebagai larutan yang bersifat polar artinya larutan yang dapat bermuatan listrik, meskipun sangat lemah. Minyak bersifat non polar artinya tidak dapat bermuatan listrik. Minyak yang bersifat non polar tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar. Agar minyak dan air dapat bercampur maka digunakan sabun yang memiliki dua sifat, yaitu satu sisi bersifat non polar dan sisi lain bersifat polar. Air yang bersifat polar diikat oleh ujung sabun yang bersifat polar sedangkan minyak/lemak/kotoran organik yang bersifat non polar diikat oleh ujung sabun lainnya yang bersifat non polar juga. Perbedaan detergen dengan sabun antara lain daya cuci detergen lebih kuat dibandingkan sabun dan detergen dapat bekerja pada air sadah. Akan tetapi sabun lebih mudah diurai oleh mikroorganisme dari pada deterjen.Macam – macam bahan pembersih dan Kandungannya  :Bahan-bahan kimia yang termasuk kategori pembersih sangat banyak misalnya pembersih lantai, pembersih kaca, dan masih banyak lainnya.

- Pembersih LantaiPembersih lantai umumnya mengandung formalin sebagai bahan aktif. Formalin berfungsi sebagai pembunuh kuman, akan tetapi beracun jika termakan. Untuk itu berhati- hatilah menggunakan pembersih lantai. Untuk lebih memberikan kenyamanan pada si pemakai, biasanya pembersih lantai diberi pewangi. Hal ini karena bau formalin yang tidak enak.Bahan utama dalam pembersih lantai adalah disinfektan (pembasmi kuman). Disin fektan yang pertama digunakan dalam pembersih lantai  yaitu fenol atau asam karbolat (carbolic acid). Fenol tergolong zat yang beracun dan merusak kulit. Sekarang ini, terdapat berbagai disinfektanlain yang lebih baik, misalnya heksil resorsinol dan kresol. Rumah atau kamar mandi yang berporselen biasanya menggunakan pembersih porselen. Pembersih porselen memiliki komposisi yang berbeda dengan pembersih lantai. Biasanya pembersih porselen dibuat dari asam-asam kuat seperti klorida (HCL). Asam tersebut berguna untuk melarutkan kotoran yang ada di porselen

- Pembersih KacaPenggunaan cairan pembersih kaca semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan cairan pembersih kaca dari waktu ke waktu semakin meningkat. Bangunan elit dan modern, seperti perumahan, hotel, perkantoran dan gedung-gedung

Page 5: pembersih.docx

bertingkat semakin bertambah. Ban gunan-bangunan seperti itu umumnya dilengkapi dengan kaca-kaca. Hal ini sangat menjanjikan dan membei peluang untuk berkesempatan berusaha dalam bidang bisnis produk ini. Produsen cairan pembersih kaca yang pada awalnya hanya didominasi oleh perusahaan besar, saat ini mulai diproduksi oleh perusahaan dalam skala rumah tangga, karena teknologi pembuatannya sangat sederhana serta menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dari toko-toko kimia.

a. Bahan yang digunakan yaitu :1. Metanol

Metanol (metil alkohol) dengan rumus kimia CH3OH merupakan senyawa/larutan yang mirip dengan alkohol (etanol). Bentuk metanol adalah cairan encer bening, tidak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar. Jika metanol tidak ada, larutan ini dapat diganti dengan IPA (iso propil alhokol)

2. AmoniakCiri khas amoniak adalah gas yang aromanya menyengat dengan rumus kimia NH3. Mudah larut dalam air tetapi bau larutannya sama dnegan bau gasnya. Inilah sebabnya maka larutan amoniak dalam air yang sering disebut amonium hidroksida karena dianggap hasil reaksi antara NH3 dengan air dan tidak terbukti secara ilmiah. Bahan ini berbentuk cair tidak berwarna dan tidak terlalu kering. Konsentrasi amoniak yang dijual di pasaran cukup beragam, antara 25%, 40% dan 28%. Dengan demikian, jumlah amoniak dalamformula bisa bervariasi, tergantung  kadar/konsentrasinya

3. Emal-70Jumlah Emal-70 dalam formula yang diperlukan dalam pembuatan cairan pembersih kaca sangatsedikit namun keberadaannya sangat diperlukan. Secara kimia, Emal-70 termasuk golongan surfaktan alkil sulfat. Senyawa ini merupakan bahan inti pada produk cairan pembersih kaca. Bahan ini berbentuk pasta tidak berwarna dan bening. Jenis surfaktan ini mempunyai kemampuan mengeluarkan busa dalam jumlah cukup banyak dan mempunyai daya pembersih (cleansing ability) yang cukup tinggi. Kelarutannya dalam air mendekati 100% (larut sempurna), hanya kecepatan pelarutannya rendah. Artinya untuk melarutkannya membutuhkan waktu lama.

4. PewarnaWarna cairan pembersih kaca yang umumnya beredar di pasaran adalah hijau, kuning, dan biru. Banyaknya jumlah pewarna yang digunakan tergantung selera masing-masing. Meskipun jumlah pemakaiannya sangat sedikit, keseragaman warna poduk harus dijaga. Itulah sebabnya pada penyusunan formula, bahan ini tidak dimasukkan dalam hitungan yang mengikat.

5. ParfumJenis parfum yang dipakai untuk cairan pembersih kaca harus memiliki kualitas dan aroma yang khas. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat konsumen dari produk ini mencerminkan golongan ekonomi tertentu di masyarakat.

6. AirAir yang ideal digunakan adalah air sudah mengalami deionisasi (deionized water). Tujuannya untuk menjaga kestabilan produk. Akan tetapi, jika kondisi air di daerah bersangkutan tidak menimbulkan masalah serius, dapat digunakan air biasa (air tanah).

b. FormulaMembuat cairan pembersih kaca skala kecil ditujukan bagi pembaca yang hanya ingin menyalurkan hobi atau untuk digunakan sendiri. Juga dapat digunakan sebagai uji coba bagi

Page 6: pembersih.docx

peminat membuat produk skala besar. Berikut disajikan perhitungan prosentase bahan dalam arti prosentase berat per berat dari 1 kg keselurhan bahan:

      Metanol 18% = 180 g      Emal-70 0,1% = 1 g      Amoniak(25%) 0,1% = 1 g      Pewarna = sangat sedikit (trace)      Parfum 0,3% = 3 g      Air 81,5% = 815 g

Menggunakan bahan-bahan alternatif untuk mengganti bahan kimia yang berbahaya baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan:

1. Jeruk nipis: bisa digunakan untuk menghilangkan minyak pada cermin atau meja.2. Asam cuka: ampuh menghilangkan minyak, mencegah tumbuhnya jamur, membersihkan

kaca jendela dan lantai.3. Sodium bikarbonat atau baking powder: sebagai pembersih, penghilang bau, penghilang

noda, melembutkan kain dan membantu melancarkan saluran air yang tersumbat (dengan campuran cuka).

4. Lemon bisa digunakan untuk menghilangkan minyak, bau tidak sedap, pada lantai5. Buah mengkudu dapat digunakan untuk menghilangkan noda, melembutkan kain dan

penghilang jamur6. Baking soda digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur, menghilangkan kuman,dll

http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2013/04/makalah-bahan-kimia-rumah-tangga-dan.html

http://anekailmu.blogspot.com/2009/11/bahan-pembersih-alternatif-pengganti.html