Pemberontakan Andi Aziz

download Pemberontakan Andi Aziz

of 2

Transcript of Pemberontakan Andi Aziz

  • 7/31/2019 Pemberontakan Andi Aziz

    1/2

    Nama : Aji Saputro

    Kelas : XI A4

    No.absen : 02

    Pemberontakan Andi Aziz

    Andi Azis adalah seorang mantan Letnan KNIL dan sudah masuk TNI

    dengan pangkat Kapten, dia ikut berontak bahkan memimpinnya. Dia memiliki

    riwayat yang sama uniknya dengan petualang KNIL lainnya seperti Westerling.

    Andi Aziz memiliki cerita hidupnya sendiri. Cerita hidupnya sebelum berontak

    jauh berbeda dengan orang orang Sulawesi Selatan pada umumnya. Tidak

    heran bila Andi Azis menjalanani pekerjaan yang jauh berbeda seperti orang-

    orang Sulawesi Selatan pada umumnya, sebagai serdadu KNIL. Bisa dipastikan

    Andi Azis adalah salah satu dari sedikit orang Bugis yang menjadi serdadu

    KNIL. Bukan tidak mungkin bila Andi Azis adalah orang Bugis dengan pangkat

    tertinggi dalam KNIL. Pemberontakan Andi Azis terjadi di Sulawesi Selatan

    (Makassar) pada tanggal 5 April 1950.

    Latar belakang timbulnya pemberontakan Andi Aziz adalah sebagai

    berikut :

    1. Timbulnya pertentangan pendapat mengenai peleburan Negara bagian

    Indonesia Timur (NIT) ke dalam negara RI. Ada pihak yang tetap menginginkan

    NIT tetap dipertahankan dan tetap merupakan bagian dari wilayah RepublikIndonesia Serikat (RIS), sedangkan di satu pihak lagi menginginkan NIT

    melebur ke negara Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta.

    2. Ada perasaan curiga di kalangan bekas anggota anggota KNIL yang

    disalurkan ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Setikat (APRIS)/TNI.

    Anggota anggota KNIL beranggapan bahwa pemerintah akan

    menganaktirikannya, sedangkan pada pihak TNI sendiri ada semacam

    kecanggungan untuk bekerja sama dengan bekas lawan mereka selama

    perang kemerdekaan.

    Kedua hal tersebut mendorong lahirnya pemberontakan bersenjata yang

    dipimpin oleh bekas tentara KNIL, Andi Aziz, pada tanggal 5 April 1950.

    Padahal sebelumnya, pemerintah telah mengangkat Andi Aziz menjadi Kapten

    dalam suatu acara pelantikan penerimaan bekas anggota KNIL ke dalam tubuh

    APRIS pada tanggal 30 Maret 1950. Namun, karena Kapten Andi Aziz termakan

    hasutan Mr. Dr. Soumokil yang menginginkan tetap dipertahankannya Negara

    Indonesia Timur (NIT), akhirnya ia mengerahkan anak buahnya untuk

    menyerag Markas Panglima Territorium. Ia bersama anak buahnya melucuti

    senjata TNI yang menjaga daerah tersebut. Di samping itu, Kapten Andi Abdul

    Aziz berusaha menghalang halangi pendaratan pasukan TNI ke Makassar

  • 7/31/2019 Pemberontakan Andi Aziz

    2/2

    karena dianggapnya bahwa tanggung jawab Makassar harus berada di tangan

    bekas tentara KNIL.

    Adapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :

    1. Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas

    keamanan di Negara Indonesia Timur.

    2. Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI

    3. Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.

    Dengan anggapan sudah merasa kuat pada tanggal 5 April 1950, setelah

    menangkap dan menawan Letnan kolonel Mokoginta, Panglima Territorium

    Sulawesi, Kapten Andi Aziz mengeluarkan pernyataan yang ditujukan kepada

    pemerintah pusat di Jakarta. Adapun isi pernyataan itu adalah sebagaiberikut :

    1. Negara Indonesia Timur harus tetap dipertahankan agar tetap

    berdiri menjadi bagian dari RIS.

    2. Tanggung jawab keselamatan daerah NIT agar diserahkan kepada

    pasukan KNIL yang telah masuk menjadi anggota APRIS. TNI yang

    bukan berasal dari KNIL tidak perlu turut campur.

    3. Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Hatta supaya tidak

    mengizinkan NIT dibubarkan dan bersatu dengan Republik Indonesia.

    Karena tindakan Andi Azis tersebut maka pemerintah pusat bertindaktegas. Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4

    x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk

    mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi,

    senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan.

    Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan

    ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April

    1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di antaranya adalah

    Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis

    dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untukmempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun

    penjara.