PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat...

103
i PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. K DENGAN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDA ( PSTW) DARMABAKTI WONOGIRI DI SUSUN OLEH : RIYASTORO NIM. P.13045 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat...

Page 1: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

i

PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. K DENGAN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL

TRESNA WREDA ( PSTW) DARMABAKTI

WONOGIRI

DI SUSUN OLEH :

RIYASTORO

NIM. P.13045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

i

PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. K DENGAN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL

TRESNA WREDA ( PSTW) DARMABAKTI

WONOGIRI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

RIYASTORO

NIM. P.13045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

ii

Page 4: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

iii

Page 5: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian terapi tertawa terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada asuhan keperawatan Ny.K dengan pasien hipertensi di Panti

Sosial Tresna Wreda (PSTW) Darma Bakti Wonogiri.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin,M.Kep,selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani,M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan yag

telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Joko Kismanto, M.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang

telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi

kasus ini.

4. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep, selaku dosen penguji I yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M. Kep, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan

nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 6: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

v

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang

bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk

menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 04Mei 2016

Penulis

Page 7: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

SURATPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DARTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ........................................................................................... 1

B.Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5

C.Manfaat Penulisan .................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teori .......................................................................................... 8

1.Hipertensi ............................................................................................ 8

2.kecemasan ........................................................................................... 25

3.Terapi tertawa ..................................................................................... 27

B.Kerangka Teori ......................................................................................... 29

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A.Subjek Aplikasi Riset .................................................................................. 30

B.Tempat dan Waktu .................................................................................... 30

C.Media atau Alat yang digunakan ............................................................... 30

D.Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ........................................... 30

E.Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset .................................................. 33

BAB IV LAPORAN KASUS

A.Identitas Klien ........................................................................................... 37

B.Pengkajian ................................................................................................. 37

C.Analisa data ............................................................................................... 42

D.Prioritas Diagnosa keperawatan ............................................................... 43

Page 8: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

vii

E.Perencanaan keperawatan ........................................................................ 43

F.Implementasi ............................................................................................. 45

G.Evaluasi................................................................................................ ..... 60

BAB V PEMBAHASAN

A.Pengkajian ................................................................................................. 65

B.Perumusan Masalah Keperawatan ........................................................... 70

C.Intervensi keperawatan ............................................................................ 74

D.Implementasi ............................................................................................ 77

F.Evaluasi ...................................................................................................... 83

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ................................................................................................ 85

B.Saran .......................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Alat Ukur HRS-A...................................................................34

Page 10: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Klasifikasi Hipertensi............................................................9

2. Gambar 2.1 Patway................................................................................15

3. Gambar 2.2 Kerangka Teori...................................................................30

Page 11: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Usulan Judul Aplikasi Jurnal

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3. Surat Pernyataan

Lampiran 4. Jurnal Utama

Lampiran 5. Asuhan Keperawatan

Lampiran 6. Look Book

Lampiran 7. Lembar Pendelegasian

Lampiran 8. Lembar Observasi

Lampiran 9. SOP Prosedur Terapi Tertawa

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif sejak beberapa

dasawarsa.silam telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri bagi tiap

negara di seluruh Indonesia. Bersama di semakin peliknya permasalahan yang

di akibatkan oleh berbagi macam penyakit menular, kasus penyakit non

infeksi menimbulkan adanya beban ganda bagi dunia kesehatan. Hingga saat

ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di

Indonesia transisi epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran pola

penyakit dimana penyakit kronis degeneratif sudah terjadi penigkatan.

Penyakit degeneratif merupaka nn penyakit tidak menular yang berlangsung

kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya

(Handajani,Roosihermiatie& Maryani, 2009).

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik diatas

140mmhg dan tekanan diastolik diatas 90mmhg (bruner &

suddarth,2002).Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang terjadi dinegara maju maupun berkembang.Prevalensi

hipertensi yang tinggi dikawatirkan dapat mengganggu pembangunan

kesehatan.

Page 13: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

2

Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia. Menurut

JNC-VII, hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia. Menurut

laporan World Health Organization (WHO), hipertensi merupakan penyebab

nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita

hipertensi (Girsang, 2013) Riset Kesehatan Dasar (Riskedas)

Departemen Kesehatan tahun 2013 menyatakan untuk angka kejadian

hipertensi di Indonesia mencapai sekitar 25,8% berdasarkan pengukuran

tekanan darah. Di wilayah Jawa Tengah, angka kejadian penyakit hipertensi

esensial pada tahun 2012 sebanyak 554.771 kasus atau sekitar 67,57%,

jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011 yang

jumlahnya sebesar 634.860 kasus atau sebesar 72,13 %. Disini terjadi

penurunan angka kejadian hipertensi esensial pada tahun 2012 dibandingkan

dengan tahun 2011 (Dinkesprov, 2012). Kekhawatiran akan timbulnya

masalah masalah baru pada hipertensi akan menyebabkan gangguan mental

emosional yang banyak ditunjukan dengan gangguan kecemasan. Prevalensi

gagguan mental emosional penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 15

tahun sebesar 11,6%, gejala umumnya adalah gagguan kecemasan dan

depresi terkait dengan tekanan yang bermakna dan gagguan fungsi selama

jangka waktu tertentu (Idaiani,Suhardi,Kristanto,2009).

Kecemasan merupakan reaksi emosional terhadap persepsi adanya

bahaya, baik yang nyata maupun yang hanya dibayangkan (Smeltzer & Bare,

2001:145). Cemas terhadap anestesi, nyeri atau kematian, deformitas, atau

Page 14: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

3

ancaman lain terhadap citra tubuh (Smeltzer & Bare, 2001:430). Keadaan

emosional pasien dalam hal ini cemas, akan berpengaruh kepada fungsi tubuh

menjelang operasi. Kecemasan yang tinggi, dapat mempengaruhi fungsi

fisiologis tubuh yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi nadi dan

respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada

kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab, peningkatan respirasi,

dilatasi pupil, dan mulut kering (Smeltzer & Bare, 2001:145)

Salan (2000) menyatakan bahwa pada kecemasan sedang terjadi sekresi

adrenalin yang berlebihan sehingga menyebabkan tekanan darah menigkat,

akan tetapi pada ketakutan yang sangat hebat bisa terjadi reaksi yang

dipegaruhi oleh komponen parasimpatis sehingga menyebabkan tekanan

darah meningkat. Pengobatan hipertensi tidak hanya mengandalkan obat-obat

dari dokter maupun mengatur diet semata, namun penting pula untuk

membuat tubuh kita selalu dalamkeadaan rileks diperlukan untuk

mengaktifkan sistem saraf simpatis, maka tubuh akan mereduksi produksi

stres hormon. (Idrus, 2010). Salah satu modifikasi gaya hidup yang maupun

menanggulangi hipertensi adalah dengan menganjurkan untuk lebih rileks.

Salah satu alternatif rileksasi pada penderita hipertensi adalah dengan terapi

tertawa.

Terapi tertawa merupakan metode terapidengan menggunakan humor

dan tawa dalamrangka membantu individu menyelesaikanmasalah mereka,

baik dalam bentuk gangguanmaupun gangguan mental. Penggunaan tawa

dalam terapi akan menghasilkan perasan lega pada alamkecemasan dan rasa

Page 15: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

4

sakit (Andol, 2009). Bains (2012) dalam Reifsnyder (2012), mengungkapkan

bahwa tertawa riang dapat mengurangi tingkat kecemasan dan mengurangi

hormone stres termasuk kortisol dan katekolamin. Kortisol, misalnya dapat

merusak sel - sel saraf dari hippocampus, yang merupakan bagian dari otak

yang bertanggung jawab untuk mengubah informasi sementara menjadi

informasi yang permanen.

Terapi tertawa bertujuan untuk mencapai kegembiraan di dalam hati

yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman

yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang

lapang, peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan

memelihara kesehatan (Andol,2009). Tertawa 1 menit ternyata sebanding

dengan bersepeda selama 15 menit. Hal ini membuat tekanan darah menurun ,

terjadi peningkatan oksigen pada darah yang akan mempercepat

penyembuhan tertawa juga melatih otot dada, pernafasan, wajah, kaki, dan

punggung. Selain fisik, tertawa juga berpegaruh terhadap kesehatan mental.

Tertawa terbukti memperbaiki suasan hati dalam konteks sosial

(Mangoenprasodjo & Hidayat, 2005:32). Tertawa akan mereleksasikan otot-

otot yang tegang. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah sehingga

memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Jadi, tertawa merupakan

meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang dinamis dalam waktu singkat

yang mampu mengurangi stres dan kecemasan seseorang (Kataria, 2004:70).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengaplikasikan “Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat

Page 16: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

5

Kecemasan Pada Asuhan keperawatan Ny. K Dengan Hipertensi Di Panti

Sosial Tresna Wreda Wonogiri”. Hasil studi pendahuluan selama 2 minggu

dari 25 orang lansia yang menderita hipertensi sebanyak 13 orang lansia,

yang menderita cemas berjumlah 1 orang, penatalaksanaan hipertensi

dilakukan dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat

belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. Penanganan

hipertensi yang mudah untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan

pemberian terapi tertawa, terapi tertawa ini dilakukan karena di PSTW

sebelumnya belum pernah melakukan tindakan ini untuk menurunkan

kecemasan, sebelumnya kecemasan pasien scor 27 (kecemasan sedang)

menjadi scor 10 (tidak ada kecemasan).

Terapi tertawa sangat baik, karena dapat memperbaiki psikologis

penderita hipertensi dengan kecemasan dan kekhawatiran akan

komplikasinya. Saat orang mengalami perubahan dalam kondisi psikologis

seperti stres, kecemasan, depresi dapat mempengaruhi sel saraf untuk

berespon sehingga merangsang sekresi hormon.

Tertawa melepaskan hormon endorfin ke dalam sirkulasi sehingga

tubuh menjadi lebih nyaman dan rileks. Hormon endorfin tersebut sebagai

morfin tubuh yang menimbulkan efek sensasi nyaman dansehat (Potter, 2005

dalam Setyoadi & Kushariyadi,2011). Saat tertawa bukan hanya hormon

endorfin saja yang keluar tetapi banyak hormon positif yang muncul.

Keluarnya hormon positif yaitu hormon yang keluar yang diproduksi oleh

tubuh ketika merasa bahagia, ceria dan gembira seperti hormon beta endorfin

Page 17: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

6

dan endomorfin. Hormon ini akan menyebabkan lancarnya peredaran darah

dalam tubuh sehingga fungsi kerja organ berjalan dengan normal (Setyoadi &

Kushariyadi, 2011)

B. Tujuan Penulisan KTI

1. Tujuan Umum

Untuk mengaplikasikan tindakan pemberian terapi tertawa terhadap

penurunan tingkat kecemasan pada Ny. K hipertensi

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. K dengan hipertensi

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan hipertensi

c. Penulis mampu menyusun intervensi pada Ny. K dengan hipertensi

d. Penulis mampu melakukan tindakan implementasi pada Ny.K

dengan hipertensi

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. K dengan hipertensi

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian tindakan terapi tertawa

terhadap tingkat kecemasan

Page 18: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

7

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Rumah Sakit

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya pada pasien untuk

menurunkan tingkat kecemasan

2. Bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang kecemasan dengan

pasien hipertensi.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Sebagai sumbangan pemikiran dan acuan sebagai kajian yang lebih

mendalam tentang pemberian tindakan terapi tertawa terhadap penurunan

tingkat kecemasan pada pasien hipertensi.

4. Bagi Penulis

Sebagai acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yang telah

diperoleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data-data dan

informasi-informasi ilmiah untuk kemudian dikaji, diteliti, dianalisi, dan

disusun dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informatif, bermanfaat,

serta menambah kekayaan intelektual.

Page 19: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya tidak menunjukan

gejala, apabila ada, gejalanya tidak jelas sehingga tekanan yang tinggi

didalam arteri sering tidak dirasakan penderita. Ukuran tekanan darah

(tensi) dinyatakan dua angka: angka diatas diperoleh pada saat jantung

berkontraksi(sistolik), agka dibawah diperoleh ketika jantung

berrileksasi(diastolik). (Iskandar Junaidi, 2010).

Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

ditunjukkan oleh angka systolic mencapai 140 mmHg dan angka

diastolic mencapai diatas 90 mmHg pada pemeriksaan tekanan darah

(Dewi, 2013).Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada

pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh

yang membutuhkannya (Pudiastuti, 2011).

1. Bentuk-bentuk Hipertensi

Hipertensi Sistolik Terisolasi, adalah hipertensi yang terjadi

ketika tekanan sistolik mencapai 140mmhg atau lebih, tetapi

Page 20: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

9

tekanan diastolik kurang dari 90mmhg. Hipertensi ini sering

ditemukan pada orang tua. Sejalan degan pertambahan usia

penigkatan ini sampai usia 80tahun. (Iskadar Junaidi, 2010).

b. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan

dunia WHO tahun 1999 adalah sebagai berikut :

Kategori Tekanan sistolik

(mmhg)

Tekanan

diastolik

(mmhg)

Tensi optimal

Tensi normal

Tensi normal tinggi

Tingkat 1 : hipertensi

ringan

Subgrup:batas

Tingkat 2 : hipertensi

sedang

Tingkat 3 : hipertensi

berat

Hipertensi sitolik isolasi

Subgrup: batas

Tingkat 4: Hipertensi

maligna

<120

<130

130-139

140-159

140-149

160-179

180-209

≥140

140-149

≥210

<80

<85

85-89

90-99

90-94

100-109

110-119

<90

<90

≥120

Tabel 2.1 Kategori Hipertensi

c. Etiologi

1) Hipertensi esensial atau primer menjadi penyebab utama mencapai

95%. Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

2) Penyebab sekunder dari hipertensi yaitu 5%. Penyakit yang sering

menjadi penyebab hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal,

Page 21: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

10

penyakit endokrin, koartasio aorta, faktor kehamilan, penyakit saraf,

obat-obat.

3) Penderita gagal ginjal biasanya juga membutuhkan perawatan

tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi pada penderita ini

terutama oleh kegagalan ginjal dalam mengatur jumlah garam dan

air dalam tubuh.

4) Penyakit endokrin dapat menyebabkan hipertensi terutama

hipertiroidisme, syndrome cushing, feokromositoma.

5) Koartasio aorta merupakan penyempitan lokal aorta dessendens,

dekat lokasi duk tus arteriosus dan biasanya sebelah distal arteri

subklavia kiri. Darah arteri memintas daerah obstruksi dan mencapai

bagian bawah tubuh melalui pembuluh darah kolateral yang sangat

membesar.

6) Hipertensi memiliki 5 bentuk komplikasi hipertensi gestasional,

preeklamsia, eklamsia, preklamsia superimpose pada hipertensi

menahun.

7) Penyebab lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah obat-

obatan yang dapat meningkatkan enzim renin namun tidak secara

langsung menaikan tekanan darah, tetapi yang dilakukannya adalah

menstimulasi prekursor hormon angiontensinogen, yang

menyebabkan tekanan dalam meningkat dengan menghasilkan

hormon angiotensin (Boestan dkk 2010).

Page 22: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

11

d. Tanda dan Gejala

Menurut Pudiastuti 2013 :

1) Penglihatan kabur karena kerusakan retina

2) Nyeri pada kepala

3) Mual dan muntah akibat meningkatkan tekanan intra kranial

4) Edema dependent

5) Adanya pembengkakan karena meningkatkannya tekanan kapiler

Menurut Padila (2013) bahwa tanda dan gejala pada hipertensi

dibedakan menjadi:

1) Tidak ada gejala : tidak ada gejala yang spesifik yang dapat

dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan

tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi

arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur.

2) Gejala yang lazim : sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang

menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam

kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

e. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan

lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan

kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat

Page 23: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

12

mengembangkan pada saat jantung memompa darah melalui arteri

tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui

pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya

tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya

telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkatkan pada

saat terjadi vaskonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk

sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon

didalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan

fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air

dari alam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga

tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya jika aktifitas memompa jantung berkurang arteri

mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan

darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut

dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otot

(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara

otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah

melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan

menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan

berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke

normal.

Page 24: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

13

Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan

garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah

kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah

dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu

pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu

pelepasan hormon aldesteron. Ginjal merupakan organ penting dalam

mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan

kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah

tinggi, misalnya penyempitan arteri yang menuju kesalah satu ginjal

(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi, peradangan dan

cidera pada salah satu atau keua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya

tekanan darah.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom

yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama

respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)

meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung dan juga

mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola

didaerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan

darah yang lebih banyak) mengurangi pembuangan air dan garam oleh

ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh,

melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin

(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Faktor

stres merupakan satu faktor pencetus terjadinya peningkatan tekanan

Page 25: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

14

darah dengan proses pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin

(Endang, 2014)

Page 26: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

15

Pathway

Umur, gaya hidup, obesitas

Hipertensi

Otak Ginjal Retina Pembuluh darah

Retensi Suplai O2 Vasokontriksi Spasmus Sistemik

pembuluh otak pembuluh darah arteriole

darah otak ginjal VasokontriksI

Tekanan Kesadaran Blood Flow Diplopia Afterload

Pembuluh

Darah otak Resiko injuri Respon KAA Resiko Injuri COP

Meningkat

Nyeri Kepala Vasokontriksi Intoleransi

Aktivitas

Rangsang

aldosteron Koroner jantung

Retensi Natrium

Infark miokard

Oedema

Gangguan Keseimbangan cairan Nyeri Dada

Gambar 2.1

(Sumber Dewi & Familia, 2010)

kecemasan

Page 27: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

16

f. Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya

penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan

dan penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi

semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar

10-20 tahun. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang

mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan

retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung

merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain

kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering perjadi perdarahan

yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat

mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah

proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Anggreini

AD et al, 2009)

g. Faktor yang Memicu Terjadinya Hipertensi

1) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang akan menyebabkan

Page 28: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

17

terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya

lebih tinggi dibandingkan wanita. Namun, hal ini akan terjadi

sebaliknya setelah berumur 55 tahun ketika sebagian wanita

mengalami menopause hipertensi lebih banyak dijumpai pada

wanita.

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan

berlebihan, stres dan pengaruh lain seperti merokok dan minum

alkohol (Gunawan, 2007).

h. Penatalaksanaan Hipertensi

1) Terapi Nonfarmakologi

a) Menurunkan berat badan bila ada obesitas

b) Meningkatkan aktivitas fisik dengan latihan aerobik yang

teratur

c) Berhenti merokok dan mengurangi asupan asam lemak jenuh

dan kolesterol, juga asupan alkohol

d) Relaksasi dan mengurangi stres psikososial

e) Diet vegetarian dan minyak ikan (Boestan dkk, 2010)

2) Terapi farmakologis

Pada umumnya pasien hipertensi memerlukan dua atau lebih obat

anti hipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang

diinginkan. Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda

Page 29: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

18

dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal

mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi

20/10 mmhg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai

terapi dengan dua obat (Irza, 2009)

Macam obat hipertensi antara lain :

a) Diuretik

b) Hydrochlorthiazid

c) Furosemide

d) Spinolacton

e) Beta blocker

f) Kalsium antagonis

g) ACE Inhibit or/ARB

h) Alfa blocker

2. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Biodata

2) Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

(1). Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur

(2). Faktor perangsang nyeri yang spontan

(3). Kualitas nyeri : rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak

yang berat/mencekik

Page 30: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

19

(4). Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher, dengan dagu

belakang, bahu atau lengan.

(5). Beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat atau

pemberian nitrat

(6). Waktu nyeri: berlangsung beberapa jam/hari, selama

serangan pasien memegang dada atau menggosok lengan

kiri

(7). Diaforeasi, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea

(8). Syndrom syok dalam berbagai tindakan

a) Riwayat kesehatan dahulu

(1). Penyakit pembuluh darah arteri

(2). Riwayat merokok

(3). Kebiasaan olahraga yang tidak teratur

(4). Riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif

(5). Riwayat penyakit pernafasan kronis

b) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat keluarga penyakit hipertensi, jantung/infark

miokard, DM,stroke, penyakit vaskuler perifer.

b. Pengkajian fokus

a) Aktivitas

Gejala:

(1). Kelemahan

(2). Kelelahan

Page 31: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

20

(3). Tidak dapat tidur

(4). Pola hidup menetap

(5). Jadwal olahraga tidak teratur

Tanda:

(1). Takikardi

(2). Dispnea pada istirahat atau aktifitas

b) Sirkulasi

Gejala: riwayat hipertensi sebelumnya

Tanda:

(1). Tekanan darah

Dapat normal/naik/turun. Perubahan postural dicatat

dari tidur sampai duduk atau berdiri

(2). Nadi

Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat

kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak

teratur (disritmia)

(3). Bunyi jantung

Bunyi jantung ekstra: S4 atau S5 mungkin

menunjukkan gagal jantung atau penurunan

kontraktilitas atau komplain ventrikel

(4). Murmur

Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot

jantung

Page 32: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

21

Friksi : dicurigai perikarditis

Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur

(5). Edema

Distensi vena juguler, edema dependent, perifer, edema

umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau

ventrikel

(6). Warna

Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa

atau bibir

c. Integritas ego

Gejala: menyangkal gejala penting atau saudaranya kondisi

takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit

atau perawatan, khawatir tentang keuangan, kerja, keluarga

Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata,

gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri,

koma nyeri

d. Eliminasi

Tanda: normal, bunyi usus menurun

e. Makanan atau cairan

Gejala: mual, anoreksia, bersendawa,nyeri ulu hati atau

terbakar

Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat,

muntah, perubahan berat badan

Page 33: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

22

f. Hygiene

Gejala atau tanda: kesulitan melakukan tugas perawatan

g. Neurosensori

Gejala: pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk

atau istirahat)

Tanda: perubahan mental, kelemahan

h. Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala:

a) Nyeri kepala yang timbulnya mendadak(dapat atau tidak

berhubungan dengan aktifitas).

b) Lokasi: kepala

c) Kualitas: cenut- cenut

d) Intensitas: biasanya 10(pada skala 1-10), mungkin

pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami

i. Pernafasan

Pada saat hipertensi pernapasan normal

j. Interaksi sosial

Gejala:

a) Stress

b) Kesulitan koping dengan stressor yang ada misal:

penyakit, perawatan di RS

Tanda:

a) Kesulitan istirahat dengan tenang

Page 34: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

23

b) Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut)

c) Menarik diri

b. Diagnosa Keperawatan

1) Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

vasokontriksi pembuluh darah

2) Nyeri berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah

3) Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap intregitas

biologis

c. Intervensi

1) Nyeri berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :

a) Nyeri kepala berkurang misalnya dari skala 3 ke 2

b) Ekspresi wajah rileks / tenang, tidak tegang

c) Tidak gelisah

d) Nadi 60-100 x/menit

e) TD 120/80 mmHg

Intervensi

a) Kaji tanda-tanda vital (Nadi & tekanan darah) tiap dua jam

b) Kaji skala nyeri dengan PQRST

c) Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada

serangan dan istirahat

Page 35: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

24

d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

2) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokarad, hipertrofi

ventricular

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapakan afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokontriksi,

tidak terjadi iskemia miokard.

Hasil yang diharapkan :

a) Berpartispasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

b) Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima

c) Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

Intervensi keperawatan :

a) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan

teknik yang tepat

b) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

c) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas

pengalihan

d) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

3) Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap intregitas

biologis

Tujuan :

Page 36: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

25

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan cemas hilang / berkurang dengan kriteria hasil :

a) Klien tampak rileks

b) Klien dapat beristirahat

c) TTV dalam batas normal

Intervensi :

a) Kaji TTV klien

b) Ajarkan teknik relaksasi

c) Ciptakan lingkungan yang nyaman

d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

3. Kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat

universal, suatu respon emosional yang tidak menyenangkan,

penuh kekhawatiran, suatu rasa takut yang tidak terekpresikan dan

tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran sesuatu

yang akan datang tidak jelas dan tidak teridentifikasi. (Taylor,

1995; dalam Solehati dan Kosasih, 2015). Menurut Sarafino (1994)

dalam Solehati dan Kosasih, (2015), kecemasan adalah suatu

ketakutan terhadap ketidakberdayan dirinya dan respon terhadap

kehidupan yang hampa dan tidak berarti.

Page 37: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

26

Menurut Stuart dan Sundeen (1998); dalam Solehati dan

Kosasih, (2015), kecemasan dapat digolongkan dalam beberapa

tingkat, yaitu sebagai berikut:

1) Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan

kehidupan sehari-hari. Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari

akan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Individu terdorong untuk

belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2) Kecemasan sedang

Kecemasan pada tingkat ini lahan persepsi terhadap

lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal-hal

yang dianggapnya penting saat itu dan mengesampingkan hal-

hal lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif,

namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

3) Kecemasan berat

Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi sesorang.

Sesorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang

terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain.

Individu tak mampu berpikir lagi dan membutuhkan banyak

pengarahan atau tuntunan.

Page 38: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

27

4) Panik

Tingkat panik ditandai dengan lahan persepsi yang sudah

terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan

diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah

diberikan pengarahan atau tuntunan, serta terjadinya peingkatan

aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan

pemikiran yang rasional.

b. Cara mengukurkecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan

seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali digunakan

alat ukur yang dikenal dengan nama Hamilton Ratting Scale For

Axiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri atas 14 item, tiap-tiap item

dinilai dengan skala 0-4 (0= tidak cemas, 1= cemas ringan, 2=

cemas sedang, 3= cemas berat, 4= cemas sangat berat) dengan niali

total 0-56. Skala ini dapat dipersepsikan sebagai berikut : niali ≤17

kecemasan ringan, niali 18-30 kecemasan sedang, ≥30 kecemasan

berat (Hamilton, 1959; dalam Solehati dan Kosasih, 2015).

4. Terapi Tertawa

a. Pengertian

Terapi tertawa merupakan metode terapidengan

menggunakan humor dan tawa dalamrangka membantu individu

menyelesaikanmasalah mereka, baik dalam bentuk

Page 39: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

28

gangguanmaupun gangguan mental. Penggunaan tawa dalam terapi

akan menghasilkan perasan lega pada alam kecemasan dan rasa

sakit dengan skor kecemasan 27 ( kecemasan sedang ). (Andol,

2009).

b. Tujuan terapi tertawa

Terapi tertawa bertujuan untuk mencapai kegembiraan di

dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara

tawa, atau senyuman yang menghiasi wajah, perasaan hati yang

lepas dan bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang

lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan memelihara

kesehatan (Andol,2009). Tertawa 1 menit ternyata sebanding

dengan bersepeda selama 15 menit. Hal ini membuat tekanan darah

menurun terjadi peningkatan oksigen pada darah yang akan

mempercepat penyembuhan tertawa juga melatih otot dada,

pernafasan, wajah, kaki, dan punggung. Selain fisik, tertawa juga

berpegaruh terhadap kesehatan mental. Tertawa terbukti

memperbaiki suasan hati dalam konteks sosial (Mangoenprasodjo

& Hidayat, 2005:32). Tertawa akan merelakskan otot-otot yang

tegang. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah sehingga

memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Jadi, tertawa

merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang dinamis

dalam waktu singkat yang mampu mengurangi stres dan kecemasan

seseorang (Kataria, 2004:70).

Page 40: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

29

B. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

(Sumber M. Faisal, 2010)

Etiologi:

- Konsumsi

garam

berlebih

- Stres

- penyakit

ginjal

- penyakit

endokrin

- koartasio

aorta

- faktor

kehamilan

- penyakit

saraf

- obat-obat.

Hipertensi Kecemasan

Non farmakologi Farmakologi

Terapi Tertawa

Menurunkan

tingkat

kecemasan

Hormon beta endofrin Endomorfin

Lancarnya peredaran darah

Fungsi organ normal

Relax

Cemas berkurang

Page 41: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

30

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subyek aplikasi riset adalah Pasien Hipertensi di Panti Sosial

Tresna Wreda Wonogiri yang mengalami kecemasan.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat aplikasi riset

Aplikasi riset ini dilakukan di Panti Sosial TresnaWreda Wonogiri.

2. Waktu aplikasi riset

Waktu aplikasi riset selama 2 minggu, mulai tanggal 4-16 Januari

2016, dimana pemberian teknik terapi tertawa terhadap penurunan

tingkat kecemasan diberikan satu hari dua kali, selama 20-30menit.

C. Media dan Alat Yang Digunakan

1) Kuesioner berpedoman pada Hamilton Anxiety Ratting Scale untuk

melihat tingkat kecemasan pasien

D. Prosedur Tindakan

1. Mengukur kecemasan sebelum terapi tertawa

2. Prosedur yang diberikan terapi tertawa adalah sebagai berikut :

a. Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil mendaras Ho-Ho...

Ha – Ha-Ha.

Page 42: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

31

b. Pernapasan dalam dengan tarik nafas melalui hidung dan

dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata penyembuhan,

memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5 kali.

c. Latihan bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali).

d. Tawa bersemagat-tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan

diudara dan kepala agak mendongak kebelakang. Rasakan seolah

tawa langsung keluar dari hati anda.

e. Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan menyapa ala

india atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang

anggota kelompok.

f. Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk

dan ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang

memberikan penghargaan atau memuji anggota kelompok anda

sambil tertawa.

g. Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan

anak panah ). tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil

mendasarkan Ae... Ae... Aeeee... dan kemudian para peserta

tertawa sambil merentangkan kedua lengan dengan dikit

mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut ( ulangi 4

kali).

Page 43: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

32

h. Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar dan

tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap

gerakan-gerakan lucu.

i. Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan mulut

tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat

tangan dengan orang berbeda.

j. Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan bergerak sambil

mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu...

k. Tawa singa – julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar

dan tangan teracung seperti cakar singa dan tertawa dari perut

l. Tertawa ponsel – berpura –puralah memegang sebuah hp dan coba

untuk tertawa, sambil membuat berbagai gerakan kepala dan

tangan serta berkeliling dan berjabat tangan dengan orang yang

berbeda.

m. Tawa bantahan – tertawa sambil menudingkan jari keberapa

anggota kelompok seolah sedang berbantahan.

n. Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum,

perlahan tambah tawa kecil dan intensitas tawa semakin

ditingkatkan. Lalu para anggota secara bertahap memalukan tawa

bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan tawa dan

berhenti.

Page 44: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

33

o. Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan berpegangan

tanganlah serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau

memeluk, apapunyang terasa nyaman.

Tehnik penutupan :

1) Meneriakan 3 slogan

a) “ Aku orang paling berbahagia didunua ini”Y...A,

b) “ Aku orang paling sehat didunia ini”Y...A,

c) “ Aku anggota kelub tawa”Y...A,

2) Yang terpenting

diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata terpejam

selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian dunia.

3. Mengukur kecemasan setelah terapi tertawa

E. Alat Ukur

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, berpedoman pada

Hamilton Anxiety Ratting Scale untuk melihat tingkat kecemasan pasien.

Adapun hal-hal yang dinilai pada alat ukur HRS-A ini adalah sebagai

berikut (Hamilton, 1959; dalam Solehati dan Kosasih, 2015) :

Page 45: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

34

Tabel alat ukur HRS-A(Hamilton Anxiety Ratting Scale).

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1 Perasaan Ansietas

a. Cemas

b. Firasat Buruk

c. Takut Akan Pikiran Sendiri

d. Mudah Tersinggung

2 Ketegangan

a. Merasa Tegang

b. Lesu

c. Tak Bisa Istirahat Tenang

d. Mudah Terkejut

e. Mudah Menangis

f. Gemetar

g. Gelisah

3 Ketakutan

a. Pada Gelap

b. Pada Orang Asing

c. Ditinggal Sendiri

d. Pada Binatang Besar

e. Pada Keramaian Lalu Lintas

f. Pada Kerumunan Orang

Banyak

4 Gangguan Tidur

a. Sukar Masuk Tidur

b. Terbangun Malam Hari

c. Tidak Nyenyak

d. Bangun dengan Lesu

e. Banyak Mimpi-Mimpi

f. Mimpi Buruk

g. Mimpi Menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan

a. Sukar Konsentrasi

b. Daya Ingat Buruk

6 Perasaan Depresi

a. Hilangnya Minat

b. Berkurangnya Kesenangan

Pada Hobi

c. Sedih

d. Bangun Dini Hari

e. Perasaan Berubah-Ubah

Sepanjang Hari

Page 46: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

35

7 Gejala Somatik (Otot)

a. Sakitdan Nyeri di Otot-Otot

b. Kaku

c. Kedutan Otot

d. Gigi Gemerutuk

e. Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)

a. Tinitus

b. Penglihatan Kabur

c. Muka Merah atau Pucat

d. Merasa Lemah

e. Perasaan ditusuk-Tusuk

9 Gejala Kardiovaskuler

a. Takhikardi

b. Berdebar

c. Nyeri di Dada

d. Denyut Nadi Mengeras

e. Perasaan Lesu/Lemas Seperti

Mau Pingsan

f. Detak Jantung Menghilang

(Berhenti Sekejap)

10 Gejala Respiratori

a. Rasa Tertekan atau Sempit Di

Dada

b. Perasaan Tercekik

c. Sering Menarik Napas

d. Napas Pendek/Sesak

11 Gejala Gastrointestinal

a. Sulit Menelan

b. Perut Melilit

c. Gangguan Pencernaan

d. Nyeri Sebelum dan Sesudah

Makan

e. Perasaan Terbakar di Perut

f. Rasa Penuh atau Kembung

g. Mual

h. Muntah

i. Buang Air Besar Lembek

j. Kehilangan Berat Badan

k. Sukar Buang Air Besar

(Konstipasi)

12 Gejala Urogenital

a. Sering Buang Air Kecil

b. Tidak Dapat Menahan Air Seni

c. Amenorrhoe

d. Menorrhagia

Page 47: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

36

Skor : 0 = tidak ada

1 = ringan

2 = sedang

3 = berat

4 = berat sekali

Total Skor : ≤14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

42 – 56 = kecemasan berat sekali

e. Menjadi Dingin (Frigid)

f. Ejakulasi Praecocks

g. Ereksi Hilang

h. Impotensi

13 Gejala Otonom

a. Mulut Kering

b. Muka Merah

c. Mudah Berkeringat

d. Pusing, Sakit Kepala

e. Bulu-Bulu Berdiri

14 Tingkah Laku PadaWawancara

a. Gelisah

b. Tidak Tenang

c. Jari Gemetar

d. Kerut Kening

e. Muka Tegang

f. Tonus Otot Meningkat

g. Napas Pendek dan Cepat

h. Muka Merah

Page 48: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

37

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini berisi tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.

K Hipertensi di Panti Sasana Tresna Wreda Dharma Wonogiri pada tanggal 4

Januarai 2016 adapun laporan kasus yang akan dikemukakan ini pada bab ini

meliputi pengkajian keperawatan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

A. Identitas Klien

Pengkajian pada tanggal 4 Januari 2016 pada jam 10.30 yang

dilakukan dengan metode Alloanamnesa dan Autoanamnesa, didapatkan hasil

pasien dengan nama Ny. K, umur 75 tahun, agama islam, pendidikan SMA,

pekerjaan rumah tangga, alamat Selogiri, diagnosa medis hipertensi, dokter

Sri Lestari, klien masuk tanggal 12 Febuari 2012. dan identitas penanggung

jawab nama Tn. N, umur 45 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan sopir, alamat

Selogiri, hubugan dengan klien anak.

B. Pengkajian

Riwayat kesehatan keluhan utama pasien mengatakan tampak

gelisah, riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri kepala setelah

tinggal di Panti Sasana Tresna Wreda Dharma Wonogiri, pasien mengeluh

susah tidur dan pengen ketemu anaknya, pasien merasa cemas kalau ingat

Page 49: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

38

pada anaknya dengan skor kecemasan 27 ( kecemasan sedang ), pasien hanya

tidur istirahat seperti tidur siang dan pasien tidak mengonsumsi obat apapun,

tekanan darah 150/90 mmHg, N :76x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,5 °C,

riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit

saat anak-anak, kecelakaan, operasi, dan belum pernah dirawat dirumah sakit

pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan apapun kebiasaan pasien

dirumah sehari hari biasanya pekerja misalnya bersih bersih rumah, mencuci

pakaian, mencuci piring masak dan lain lain.

Genogram

Keterangan =Laki - laki

=Perempuan

=Laki – laki meninggal

=Perempuan meninggal

=Pasien

Riwayat kesehatan lingkungan pasien mengatakan lingkungan

disekitarnya bersih, aman, nyaman, dan baunya segar. Pola kesehatan

fungsional, pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien mengatakan

kesehatan itu penting dan harus dijaga ketika pasien sakit pasien langsung

N

Page 50: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

39

berkonsultasi dengan dokter di panti tersebut dan rutin minum obat serta

makan secara teratur.

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit pasien mengatakan

makan 3x sehari nasi sayur lauk seperti tempe, tahu, maupun ayam, makan 1

porsi habis dan tidak ada keluhan minum air teh sehari 3 – 4 cangkir. Selama

sakit pasien mengatakan makan 3x sehari, nasi sayur lauk tempe, tahu, ayam,

makan setengah porsi habis mudah kenyang.

Pola eliminasi BAK sebelum sakit pasien mengatakan BAK 4x

sehari jumlah 1200cc warna kuning tidak ada keluhan, BAB pasien

mengatakan 2x/hari jumlah ( tidak ada ) warna kuning dan tidak ada keluhan,

selama sakit BAK pasien mengatakan BAK 4x/hari jumlah urine kurang lebih

1200 warna kuning jernih dan tidak ada keluhan, BAB pasien mengatakan

BAB 1x/hari konsisten lembek dan berbau khas.

Pola aktivitas latihan, kemampuan perawatan diri sebelum sakit

dan selama sakit makan minum mandiri, toileting mandiri, berpakaian

mandiri, mobilitas ditempat tidur mandiri, berpindah mandiri, ambulasi/ rom

mandiri.

Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan biasanya tidur

siang 2 jam dan tidur malam 7 jam tidur dengan nyenyak dan perasaan setelah

bangun segar, selama sakit pasien mengatakan biasanya tidur siang 30 menit

tidur malam 4 jam, tidur dengan sering terbangun tidak nyenyak dan perasaan

setelah bangun pusing.

Page 51: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

40

Pola kongnitif perseptual, sebelum sakit pasien mengatakn sebelum

sakit tidak merasakan rasa sakit pada anggota tubuhnya, setelah sakit pasien

mengatakan kepalanya pusing (cengeng) dibagiam kepala belakang.P: pasien

mengatakan pusing saat beraktivitas, Q: pusingnya cengeng, R: leher sampai

kepala, S: 5, T: hilang timbul. Pasien mengatakan cemas (was-was), merasa

tidak nyaman ingin bertemu dengan anaknya tetapi tidak bisa.

Pola persepsi konsep diri, sebelum sakit gambaran diri pasien

mengatakam mensyukuri seluruh anggota tubuhnya, ideal diri pasien

mengatakna ingin menjadi ibu yang baik pada anaknya, harga diri pasien

mengatakan bisa menerima keadaannya dan tetap mensyukuri, peran diri

pasien mengatakan melakukan kegiatan sehari – hari sebagai ibu rumah

tangga, identitas diri pasien mengatakan sebagai seorang perempuan. Setelah

sakit gambaran diri, pasien mengatakan mensyukuri seluruh anggota

tubuhnya, ideal diri pasien mengatakan belum bisa menjadi ibu yang baik

pada anaknya, haraga diri pasien mengatakan bisa menerima keadaanya dan

tetap mensyukuri, peran diri pasien mengatakan kegiatan sehari – hari sebagai

pasien di panti jompo, identitas diri pasien mengatakan sebagai seorang

perempuan.

Pola hubungan peran, sebelum sakit pasien mengatakan memiliki

hubungan yang baik dengan keluarga dan orang lain, setelah sakit pasien

mengatakan sudah tidak dijenguk oleh keluarganya dan tidak memiliki

hubungan baik dengan anaknya.

Page 52: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

41

Pola seksualitas reproduksi, sebelum sakit pasien mengatakan

sudah makan dan memiliki 1 anak, setelah sakit pasien mengatakan sudah

menikah dan memiliki 1 anak.

Pola mekanisme koping, sebelum sakit pasien mengatakan jika ada

masalah selalu berdiskusi dengan keluarga, setelah sakit pasien mengatakan

jika ada masalah selalu berdiskusi dengan pengurus rajin sholat dan berdoa,

setelah sakit pasien mengatakan masih rajin sholat dan berdoa.

Pemeriksaan fisik, keadaan/ penampilan umum kesadaran

composmantis, tekanan darah 150/90mmHg, N: 76x/menit, RR: 20x/menit, S:

36,5°C. Kepala, bentuk kepala bulat, kulit kepala putih bersih, rambut

berwarna putih, muka oval, mata palpebra tidak ada udem, konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, reflek terhadap cahaya ( + ) bila ada

cahaya, pengunaan alat bantu penglihatan tidak menggunakan alat bantu,

hidung bentuk simetris tidak ada secret, mulut mukosa bibir lembab tidak ada

perubahan tonsil, gigi bersih , telingga bersih tidak ada serumen, leher tidak

ada pembesaran limpe dan pembesaran tiroid. Dada, paru – paru inspeksi

simetris, palpasi vokal fremitus ka/ki sama ekspansi paru ka/ki sama, perkusi

sonore, auskultasi tidak ada suara tambahan. Jantung, inspeksi ictus cordis

tidak terlihat, palpasi ictus cordis teraba di intercosta 5 midclavikula sinistra,

perkusi pekak, auskultasi tidak ada suara tambahan reguler. Abdomen,

inspeksi tidak ada jejas, auskultasi bising usus 20x/menit, perkusi kuadran 1

redup kuadran 2,3,4 timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan. Genetalia bersih

tidak terpasang kateter. Rektum bersih tidak ada luka tidak ada hemoroid.

Page 53: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

42

Ekstremitas, atas kekuatan otot ka/ki bisa digerakkan normal, rom ka/ki bisa

bergerak dengan normal tidak ada udem, capilary refile krang dari 2 detik,

perubahan bentuk tulang tidak ada perubahan, perubahan akral hangat,

ekstremitas bawah kekuatan otot ka/ki bisa digerakkan tanpa alat bantu, rom

ka/ki normal.

C. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian penulis melakukan analisa data

dengan data subyektif dan objektif. Didapatkan data subyektif pasien

mengatakan pusing, P pusing saat beraktivitas, Q pusingnya seperti di tekan (

pegel ), R leher ( tengkuk ) kepala, S nyeri 5, T hilang timbul, data objektif

pasien tampak lesu vital sign tekanan darah 150/90mmhg, S: 36,5°C, RR:

20x/menit, N: 76x/menit. Maka masalah keperwatan yang didapatkan adalah

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.

Data subyektif yang kedua pasien mengatakan ingin bertemu

dengan anaknya sejak beberapa tahun masuk panti tidak ketemu anaknya,

data objektif pasien tampak gelisah pasien tampak melamun ketika diajak

berkomunikasi. Maka masalah keperawatan yang didapatkan adalah ansietas

berhubugan dengan perubahan dalam pola interaksi.

Data subyektif yang ketiga pasien mengatakan kalau pusing tidak

bisa tidur, data obyektif pasien tampak lemah tidur hanya 4 jam sering

terbangun perasaan setelah bangun pusing. Maka masalah keperawatan yang

Page 54: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

43

didapatkan adalah gangguan pola tidur yang berhubungan dengan restrain

fisik.

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis(00132)

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi(00146)

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restrain fisik(00198)

E. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa yang pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis, tujuan dari tindakan yang akan dilakukan adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan nyeri akut bisa

teratasi dengan kriteria hasil pasien mampu mengontrol nyeri, pasien

mengatakan nyeri hilang atau berkurang, skala nyeri menjadi 3, vital sign

dalan rentang normal TD: 120/80 mmHg – 140/90 mmHg, S: 36,5º C - 37º C,

HR: 60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24 kali per menit, dan pasien

mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang.

Intervensi yang dilakukan yang dilakukan untuk diagnosa yang

pertama adalah pain management (1400): kaji vital sign dan status nyeri

(Provoking, Quality, Ragion, Skala, Time) untuk mengetahui skala intensitas

nyeri dan vital sign, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk

mengurangi/mengalihkan rasa nyeri dengan nafas dalam, edukasikan pada

pasien tentang tindakan apa yang dapat diambil saat nyeri terasa (anjurkan

untuk menghentikan aktivitas) untuk memberikan pengetahuan kepada pasien

Page 55: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

44

untuk menangani nyeri saat datang, kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgetik untuk mengurangi/menghilangkan nyeri klien.

Diagnosa yang kedua ansietas berhubungan dengan perubahan

dalam pola interaksi, tujuan dari tindakan yang akan dilakukan adalah setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keceman

teratasi dengan kreteria hasil mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan

gejala cemas,tanda-tanda vital dalam rentan normal, pasien mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas, pasien mampu

menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas, ekspresi wajah dan tingkat

aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasan, skor kecemasan < 10 (tidak

ada kecemasan).

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada

Ny.K yaitu kaji vital sign (tekanan darah, nadi, pernafasan,suhu) dengan

rasional untuk mengetahui perubahan vital sign, kaji tingkat kecemasan

dengan rasional untuk mengetahui perubahan skor kecemasan pasien, ajarkan

teknik relaksasi otot progresif dengan rasional untuk mengurangi kecemasan

dan kekakuan otot, bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan

kecemasan dengan rasional agar pasien mengetahui apa yang menimbulkan

kecemasan, anjurkan keluarga untuk menemani pasien dengan rasional agar

pasien tidak ketakutan dan cemas, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

obat dengan rasional untuk memberikan terapi obat yang tepat dan

menurunkan angka kecemasan pada pasien.(00146)

Page 56: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

45

Diagnosa yang ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan

dengan gangguan (pemantauan sesak nafas), tujuan dari tindakan yang akan

dilakukan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan gangguan pola tidur teratasi dengan kriteria hasil pasien

mengatakan waktu tidur cukup, waktu tidur malam kembali normal 6 jam,

saat tidur tidak mudah terbangun, tidak tampak lesu dan menguap, ttv dalam

rentang normal TD: 120/80 mmHg – 140/90 mmHg, S: 36º C - 37º C, HR: 60

– 80 kali per menit, RR: 16 – 24 kali per menit

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang ketiga adalah sleep

enhancement (1850): kaji pola tidur klien untuk menciptakan pola tidur yang

adekuat, bantu klien mengurangi nyeri sebelum tidur sebelum tidur untuk

memberikan rasa nyaman, posisikan klien dengan nyaman untuk memberikan

rasa nyaman saat tidur, jaga lingkungan tenang untuk menciptakan suasana

yang tenang.

F. Implementasi

Tindakan dilakukan pada hari Selasa, 05 Januari 2016 jam 07.00

WIB mengobservasi tanda – tanda vital pasien didapatkan data subyektif

pasien mengatakan bersedia untuk di cek tanda tanda vital dan data obyektif

didapatka hasil TTV TD:150/90mmHg, N:76x/menit, RR: 20x/menit, S:

36,5°C. Jam 07.15 mengkaji nyeri pasien didapatkan data subyektif pasien

mengatakan pusing P: pusing saat beraktifitas, Q: pusingnya cengeng, R:

leher sampai kepala, S: 5, T: hilang timbul dan didapatkan data obyektif

Page 57: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

46

pasien tampak lesu, mata kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary

Refil kurang dari 2 detik.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama

pengelolaan Selasa, 05 januari 2016 untuk diagnosa kedua gangguan pola

tidur berhubungan dengan restrain fisik yaitu pada Jam 07.30 menkaji pola

tidur didapatkan data subyektif pasien mengatakan sulit tidur malamkarena

nyeri dan gelisah tidur hanya 4 jam dan didapatkan data obyektif pasien

tampak lesu kurang segar mata cekung. Jam 08.00 mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia

akan diajarkan teknik relaksasi dan didapatkan data obyektif pasien mengikuti

apa yang diajari perawat.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari pertama pengelolaan

Selasa, 05 januari 2016 Jam 09.00 untuk diagnosa Ansietas berhubungan

dengan perubahan dalam pola interaksiyang ketiga mengukur kecemasan

klien didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan

data obyektif dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale)

dengan hasil skor 27 (cemas sedang). Jam 10.00 melakukan terapi tertawa (

prosedur teknik terapi tertawa a).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil

mendaras Ho-Ho... Ha – Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas

melalui hidung dan dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata

penyembuhan, memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5

kali. c). Latihan bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d).

Tawa bersemagat-tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara

Page 58: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

47

dan kepala agak mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung

keluar dari hati anda. e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan

menyapa ala india atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang

anggota kelompok. f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil

dengan telunjuk dan ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan anda

sedang memberikan penghargaan atau memuji anggota kelompok anda sambil

tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing dari perut (

ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar

dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-

gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan

mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan

orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan bergerak

sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu... k). Tawa singa – julurkan lidah

sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung seperti cakar

singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa ponsel – berpura –puralah memegang

sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat berbagai gerakan kepala

dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan dengan orang yang berbeda.

Page 59: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

48

m). Tawa bantahan – tertawa sambil menudingkan jari keberapa anggota

kelompok seolah sedang berbantahan. n). Tawa bertahap – tawa bertahap

dimulai dengan bersenyum, perlahan tambah tawa kecil dan intensitas tawa

semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara bertahap memalukan tawa

bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan tawa dan berhenti. o).

Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan berpegangan tanganlah

serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau memeluk, apapunyang

terasa nyaman.Tehnik penutupan :Meneriakan 3 slogan :( Aku orang paling

berbahagia didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling sehat didunia ini”Y...A).

(Aku anggota kelub tawa”Y...A).

Yang terpenting diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata

terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian duni). mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 23

(cemas sedang). . Jam 16.00 mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 21

(cemas sedang). Jam 16.15 melakukan terapi tertawa ( prosedur teknik terapi

tertawa a).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil mendaras Ho-Ho...

Ha – Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas melalui hidung dan

dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata penyembuhan,

memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5 kali. c). Latihan

Page 60: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

49

bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d). Tawa bersemagat-

tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara dan kepala agak

mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar dari hati anda.

e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan menyapa ala india

atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang anggota kelompok.

f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu

jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang memberikan

penghargaan atau memuji anggota kelompok anda sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut (

ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar

dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-

gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan

mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan

orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan bergerak

sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu... k). Tawa singa – julurkan lidah

sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung seperti cakar

singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa ponsel – berpura –puralah memegang

sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat berbagai gerakan kepala

Page 61: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

50

dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan dengan orang yang berbeda.

m). Tawa bantahan – tertawa sambil menudingkan jari keberapa anggota

kelompok seolah sedang berbantahan. n). Tawa bertahap – tawa bertahap

dimulai dengan bersenyum, perlahan tambah tawa kecil dan intensitas tawa

semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara bertahap memalukan tawa

bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan tawa dan berhenti. o).

Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan berpegangan tanganlah

serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau memeluk, apapunyang

terasa nyaman. Tehnik penutupan :Meneriakan 3 slogan :( Aku orang paling

berbahagia didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling sehat didunia ini”Y...A).

(Aku anggota kelub tawa”Y...A). Yang terpenting diakhir sesi semua anggota

berdiri dengan mata terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang

kearah atas, mengharapkan perdamaian duni). mengukur kecemasan klien

didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data

obyektif dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan

hasil skor 21 (cemas sedang).

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua pengelolaan

Rabu, 06 januari 2016 untuk diagnosa pertama nyeri berhubungan dengan

agen cidera biologis yaitu pada jam 08.00 WIB mengobservasi tanda – tanda

vital pasien didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di

cek tanda tanda vital dan data obyektif didapatka hasil TTV

TD:140/90mmHg, N:72x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5°C. Jam 08.15

mengkaji nyeri pasien didapatkan data subyektif pasien mengatakan pusing P:

Page 62: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

51

pusing saat beraktifitas, Q: pusingnya cengeng, R: leher sampai kepala, S: 4,

T: hilang timbul dan didapatkan data obyektif pasien tampak lesu, mata

kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary Refil kurang dari 2 detik.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua pengelolaan

Rabu, 06 januari 2016 untuk diagnosa kedua gangguan pola tidur

berhubungan dengan restrain fisik yaitu pada Jam 08.30 menkaji pola tidur

didapatkan data subyektif pasien mengatakan sulit tidur malamkarena nyeri

dan gelisah tidur hanya 4 jam dan didapatkan data obyektif pasien tampak

lesu kurang segar mata cekung. Jam 09.00 mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia akan diajarkan

teknik relaksasi dan didapatkan data obyektif pasien mengikuti apa yang

diajari perawat.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua pengelolaan

Rabu, 06 januari 2016 untuk diagnosa ketiga ansietas berhubungan dengan

perubahan pola interaksi yaitu pada Jam 10.00 mengukur kecemasan klien

didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data

obyektif dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan

hasil skor 18 (cemas sedang). Jam 10.15 melakukan terapi tertawa ( prosedur

teknik terapi tertawaa).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil mendaras

Ho-Ho... Ha – Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas melalui hidung

dan dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata penyembuhan,

memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5 kali. c). Latihan

bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d). Tawa bersemagat-

Page 63: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

52

tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara dan kepala agak

mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar dari hati anda.

e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan menyapa ala india

atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang anggota kelompok.

f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu

jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang memberikan

penghargaan atau memuji anggota kelompok anda sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut (

ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar

dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-

gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan

mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan

orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan

bergerak sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu... k). Tawa singa –

julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung

seperti cakar singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa ponsel – berpura –

puralah memegang sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat

berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan

Page 64: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

53

dengan orang yang berbeda. m). Tawa bantahan – tertawa sambil

menudingkan jari keberapa anggota kelompok seolah sedang berbantahan. n).

Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum, perlahan tambah

tawa kecil dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara

bertahap memalukan tawa bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan

tawa dan berhenti. o). Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan

berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau

memeluk, apapunyang terasa nyaman.Tehnik penutupan :Meneriakan 3

slogan :( Aku orang paling berbahagia didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling

sehat didunia ini”Y...A). (Aku anggota kelub tawa”Y...A).

Yang terpenting diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata

terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian duni). mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 17

(cemas sedang). . Jam 16.00 mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 14

(cemas sedang). Jam 16.15 melakukan terapi tertawa ( prosedur teknik terapi

tertawaa).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil mendaras Ho-Ho... Ha

– Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas melalui hidung dan

dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata penyembuhan,

memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5 kali. c). Latihan

Page 65: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

54

bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d). Tawa bersemagat-

tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara dan kepala agak

mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar dari hati anda.

e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan menyapa ala india

atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang anggota kelompok.

f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu

jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang memberikan

penghargaan atau memuji anggota kelompok anda sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut (

ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar

dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-

gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan

mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan

orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan

bergerak sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu..., k). Tawa singa –

julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung

seperti cakar singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa ponsel – berpura –

puralah memegang sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat

Page 66: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

55

berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan

dengan orang yang berbeda. m). Tawa bantahan – tertawa sambil

menudingkan jari keberapa anggota kelompok seolah sedang berbantahan. n).

Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum, perlahan tambah

tawa kecil dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara

bertahap memalukan tawa bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan

tawa dan berhenti. o). Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan

berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau

memeluk, apapunyang terasa nyaman.Tehnik penutupan :Meneriakan 3

slogan :( Aku orang paling berbahagia didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling

sehat didunia ini”Y...A). (Aku anggota kelub tawa”Y...A). Yang

terpentingdiakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata terpejam selama 1

menit dengan lengan terpentang kearah atas, mengharapkan perdamaian

duni). mengukur kecemasan klien didapatkan data subyektif pasien

mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan kuesioner HRS-A

(Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 14 (cemas sedang).

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari ketiga

pengelolaan Kamis, 07 januari 2016 untuk diagnosa pertama nyeri

berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.00 WIB

mengobservasi tanda – tanda vital pasien didapatkan data subyektif pasien

mengatakan bersedia untuk di cek tanda tanda vital dan data obyektif

didapatka hasil TTV TD:140/80mmHg, N:72x/menit, RR: 20x/menit, S:

36,5°C. Jam 08.15 mengkaji nyeri pasien didapatkan data subyektif pasien

Page 67: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

56

mengatakan pusing P: pusing saat beraktifitas, Q: pusingnya cengeng, R:

leher sampai kepala, S: 3, T: hilang timbul dan didapatkan data obyektif

pasien tampak lesu, mata kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary

Refil kurang dari 2 detik.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari ketiga

pengelolaan Kamis, 07 januari 2016 untuk diagnosa kedua gangguan pola

tidur berhubungan dengan restrain fisik yaitu pada Jam 08.30 menkaji pola

tidur didapatkan data subyektif pasien mengatakan sulit tidur malamkarena

nyeri dan gelisah tidur hanya 4 jam dan didapatkan data obyektif pasien

tampak lesu kurang segar mata cekung. Jam 09.00 mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia

akan diajarkan teknik relaksasi dan didapatkan data obyektif pasien mengikuti

apa yang diajari perawat.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari ketiga

pengelolaan Kamis, 07 januari 2016 untuk diagnosa ketiga ansietas

berhubungan denga perubahan pola interaksi yaitu pada Jam 10.00 mengukur

kecemasan klien didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia dan

didapatkan data obyektif dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety

Ratting Scale) dengan hasil skor 12 (cemas sedang). Jam 10.15 melakukan

terapi tertawa ( prosedur teknik terapi tertawaa).Bertepuk tangan selama 1-2...

1 – 2-3 sambil mendaras Ho-Ho... Ha – Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan

tarik nafas melalui hidung dan dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-

kata penyembuhan, memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama

Page 68: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

57

5 kali. c). Latihan bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d).

Tawa bersemagat-tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara

dan kepala agak mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung

keluar dari hati anda. e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan

menyapa ala india atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang

anggota kelompok. f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil

dengan telunjuk dan ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan anda

sedang memberikan penghargaan atau memuji anggota kelompok anda

sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut (

ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar

dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-

gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan

mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan

orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan

bergerak sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu..., k). Tawa singa –

julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung

seperti cakar singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa ponsel – berpura –

Page 69: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

58

puralah memegang sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat

berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan

dengan orang yang berbeda. m). Tawa bantahan – tertawa sambil

menudingkan jari keberapa anggota kelompok seolah sedang berbantahan. n).

Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum, perlahan tambah

tawa kecil dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara

bertahap memalukan tawa bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan

tawa dan berhenti. o). Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan

berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau

memeluk, apapunyang terasa nyaman.Tehnik penutupan :Meneriakan 3

slogan :( Aku orang paling berbahagia didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling

sehat didunia ini”Y...A). (Aku anggota kelub tawa”Y...A).

Yang terpentingdiakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata

terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian duni). mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 12

(cemas sedang). . Jam 16.00 mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 12

(cemas sedang). Jam 16.15 melakukan terapi tertawa ( prosedur teknik terapi

tertawaa).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil mendaras Ho-Ho... Ha

– Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas melalui hidung dan

Page 70: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

59

dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata penyembuhan,

memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5 kali. c). Latihan

bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d). Tawa bersemagat-

tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara dan kepala agak

mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar dari hati anda.

e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan menyapa ala india

atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang anggota kelompok.

f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu

jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang memberikan

penghargaan atau memuji anggota kelompok anda sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan

anda yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut (

ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-lebar

dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-

gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup- tertawa dengan

mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung hmmmmmmmm.. saat

bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjabat tangan dengan

orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah dalam lingkaran dan

bergerak sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu..., k). Tawa singa –

julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung

Page 71: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

60

seperti cakar singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa ponsel – berpura –

puralah memegang sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat

berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan

dengan orang yang berbeda.m). Tawa bantahan – tertawa sambil

menudingkan jari keberapa anggota kelompok seolah sedang berbantahan. n).

Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum, perlahan tambah

tawa kecil dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara

bertahap memalukan tawa bersemangat kemudian berlahan- lahan melirihkan

tawa dan berhenti. o). Tawa dari hati-kehati tawa keakraban – mendekat dan

berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta bisa saling berjabat tangan atau

memeluk, apapunyang terasa nyaman.Tehnik penutupan :Meneriakan 3

slogan :( Aku orang paling berbahagia didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling

sehat didunia ini”Y...A). (Aku anggota kelub tawa”Y...A).

Yang terpentingdiakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata

terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian duni). mengukur kecemasan klien didapatkan data

subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif dengan

kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil skor 10

(cemas sedang).

G. Evaluasi

Evaluasi keperwatan dilakukan setelah dilakukaan tindakan

keperawatan saat itu juga, penulis melakukan evaluasi dengan metode

Page 72: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

61

wawancara dan obsrevasi terhadap pasien setelah dilakukan tindakan

keperawatan.

Evaluasi hari pertama, tanggal 5 Januari 2016 jam 16.30 WIB

diagnosa keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis dengan menggunakan metode SOAP diperoleh hasil sebagai berikut:

subyektif, pasien mengatakan pusing P: pusing saat beraktifitas, Q: pusingnya

cengeng, R: leher sampai kepala, S: 5, T: hilang timbul. Obyektif, pasien

tampak lesu, mata kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary Refil

kurang dari 2 detik dengan TTVTD:150/90mmHg, N:76x/menit, RR:

20x/menit, S: 36,5°C , Analisa, masalah belum teratasi. Planing, lanjutkan

intervensi kaji nyeri, ajarkan relaksasi nafas dalam, observasi TTV.

Evaluasi hari pertama, tanggal 5 Januari 2016 jam 16.40

WIBdiagnosa kedua ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola

interaksi dan didapatkan data Subyektif,pasien mengatakan ingin bertemu

dengan anaknya sejak beberapa tahun masuk panti tidak ketemu anaknya.

Obyektif, pasien tampak gelisah pasien tampak melamun ketika diajak

berkomunikasi. Analisa, maslah belum teratasi. Planing, lanjutkan intervensi

gunakan pendekatan yang menenagkan, temani pasien untuk memberikan

keamana dan mengurangi takut, berikan teapi non farmakologi ( terapi

tertawa).

Evaluasi hari pertama, tanggal 5 Januari 2016 jam 16.50 WIB

diangnosa ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan restrain fisik dan

didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan kalau pusing tidak bisa tidur,

Page 73: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

62

Objektif pasien tampak lemah tidur hanya 4 jam sering terbangun perasaan

setelah bangun pusing, Analisa, masalah belum teratasi, Planing, lanjutkan

intervensi kaji pola tidur klien, posisikan klien dengan nyaman untuk tidur,

jaga lingkungan tenang.

Evaluasi hari kedua, tanggal 6 Januari 2016 jam 16.45 WIB

diagnosa keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis dengan menggunakan metode SOAP diperoleh hasil sebagai berikut:

subyektif, pasien mengatakan pusing P: pusing saat beraktifitas, Q: pusingnya

cengeng, R: leher sampai kepala, S: 4, T: hilang timbul. Obyektif, pasien

tampak lesu, mata kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary Refil

kurang dari 2 detik dengan TTV TD:140/90mmHg, N:72x/menit, RR:

20x/menit, S: 36,5°C . Analisa, masalah teratasi sebagian.. Planing, lanjutkan

intervensi kaji nyeri, ajarkan relaksasi nafas dalam, observasi TTV.

Evaluasi hari kedua, tanggal 6 Januari 2016 jam 16.55 WIB

diagnosa keperawatan kedua ansietas berhubungan dengan perubahan dalam

pola interaksi dan didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan ingin

bertemu dengan anaknya sejak beberapa tahun masuk panti tidak ketemu

anaknya. Obyektif, pasien tampak gelisah pasien tampak melamun ketika

diajak berkomunikasi. Analisa, masalah teratasi sebagian. Planing, lanjutkan

intervensi gunakan pendekatan yang menenagkan, temani pasien untuk

memberikan keamana dan mengurangi takut, berikan teapi non farmakologi (

terapi tertawa).

Page 74: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

63

Evaluasi hari kedua, tanggal 6 Januari 2016 jam 17.00 WIB

diagnosa keperawatan ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan

restrain fisik dan didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan masih

mengantuk tidak bisa tidur tidur sering terbagun karenan tenkuk kepalanya

sedikit pusing , Objektif pasien tampak lemah tidur hanya 5 jam sering

terbangun setelah bangun masih pusing, Analisa, masalah teratasi sebagian,

Planing, lanjutkan intervensi kaji pola tidur klien, posisikan klien dengan

nyaman untuk tidur, jaga lingkungan tenang.

Evaluasi hari ketiga,tanggal 7 Januari 2016 jam 17.05 WIB diagnosa

keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

dengan menggunakan metode SOAP diperoleh hasil sebagai berikut:

subyektif, pasien mengatakan sudah tidak pusing nyeri nya sudah berkurang

P: pusing saat beraktifitas berkurang, Q: pusingnya masih sedikit terasa

ditekan - tekan, R: leher sampai kepala, S: 3, T: hilang timbul. Obyektif,

pasien tampak lesu, mata kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary

Refil kurang dari 2 detik denganTTV TD:140/80mmHg, N:72x/menit, RR:

20x/menit, S: 36,5°C . Analisa, masalah teratasi sebagian.. Planing, lanjutkan

intervensi kaji nyeri, ajarkan relaksasi nafas dalam, observasi TTV.

Evaluasi hari ketiga,tanggal 7 Januari 2016 jam 17.10 WIB diagnosa

keperawatan kedua ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola

interaksi dan didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan lebih tenag

apabila ditemani oleh perawat. Obyektif, pasien sudah tidak tampak gelisah

pasien tampak sudah tidak melamun ketika diajak berkomunikasi. Analisa,

Page 75: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

64

masalah teratasi. Planing, hentikan intervensi, temani pasien untuk

memberikan keamana dan mengurangi takut, berikan teapi non farmakologi (

terapi tertawa).

Evaluasi hari ketiga,tanggal 7 Januari 2016 jam 17.20 WIB diagnosa

keperawatan ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan restrain fisik

dan didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan tidak terlalu mengantuk,

pasien bisa tidur, tidur tidak terbagun terbangun lagi. Objektif pasien tampak

lemah tidur hanya 6 jam sering terbangun setelah bangun masih pusing.

Analisa, masalah teratasi. Planning, hentikan intervensi.

Page 76: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

65

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang hasil pelaksanan pemberian

terapi tertawa untuk menurunkan tingkat kecemasaan pada pasien hipertensi

pada asuhan kepwrawatan Ny. K dengan hipertensi di panti sasana tresna darma

wreda. Pembahasan pada bab ini membahas tentang kesesuaian maupun

kesenjagan antara teori dan kasus.

A. Pengkajian

Penulis melakukan pegkajian pada awal pengambilan kasus kelolaan

diperoleh dengan cara autoanamnesa. Pengkajian adalah tahap awal dan

dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian merupakan tahap yang paling

menentukan bagi tahap berikutnya (Rohmah dan walid,20120). Teknik

pengumpulan data dilakukan secara anamnesisi dan observasi. Anamnesis

adalah tanya jawab atau komunikasi secara lagsung dengan klien

autoanamnesa untuk menggali informasi tentang status kesehatan klien.

Observasi adalah tindakan mengamati secara umum terhadap perilaku dan

keadaan klien(Rohmah dan Walid,2012).

Dalam pengkajian penulis terhadap Ny.K pada tanggal 05 januari

2016 didapatkan data bahwa pasien dengan keluhan utama yang dirasakan

adalah nyeri kepala. Nyeri kepala yang dirasakan pada Ny. k disebabkan

karena tekanan darah meningkat. Tekanan darah meningkat pada saat

Page 77: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

66

vasokontriksi yaitu arteri kecil mengkerut karena perangsangan saraf

simpatis atau hormon didalam pembuluh darah yang meningkatkan tekanan

darah dan kekuatan jantung sehingga menyebabkan kerusakan vaskuler dan

dapat menimbulkan nyeri atau pusing kepala, rasa berat di tengkuk, dan

mudah lelah (Triyanto, 2014).

Pada Ny.K ditemukan bahwa Ny.K tampak gelisah, meringis

kesakitan dan lemah. Peningkatan tekanan darah ditandai dengan nyeri

kepala, gelisah cemas dengan sekor 27 ( kecemasan sedang), lemas, mual

muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial, meringis kesakitan,

adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler, sesak nafas,

epistaksis, kesadaran menurun (Pudjiastuti, 2011).

Dari pemeriksaan tanda-tanda vital Ny.K didapatkan hasil tekanan

darah 150/90 mmHg, nadi 76x/menit, respiratory rate 20x/ menit, suhu

36,5° C. Ny. S dikatakan terjadi peningkatan tekanan darah karena tekanan

darah pada Ny.K melebihi 140/90 mmHg. Diagnosa medis pada Ny.K

adalah hipertensi, Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

kelompok penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai

dengan peningkatan tekanan darah dapat mengakibatkan terjadinya stroke,

serangan jantung, gagal jantung dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi yang

menetap tersebut dapat mempengaruhi otak, mata, tulang dan fungsi

seksual. Selain itu juga hipertensi merupakan penyebab kematian ke tiga di

dunia (Spark, 2007).

Page 78: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

67

Kondisi Ny.K mengalami tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

yang sudah dianggap tinggi dan disebut hipertensi (Corwin, 2011).

Hipertensi yang dialami Ny. K yaitu hipertensi grade 1 140-159 mmHg dan

100-109 mmHg. Menurut Joint National Commite atau JNC VII derajat

hipertensi dapat dikelompokkan yaitu high normal sistolik 130-139 mmHg

dan diatolik 85-89 mmHg, grade I atau ringan sistolik 140-159 mmHg dan

diastolik 90-99 mmHg, grade 2 atau sedang sistolik 160-179 mmHg dan

diastolik 100-119 mmHg, grade 3 atau berat sistolik 180-209 mmHg dan

diastolik 100-119 mmHg, grade 4 atau sangat berat sistolik ˃ 210 mmHg

dan diastolik ˃120 mmHg (Triyanto, 2014).

Pengkajian yang dilakukan pada pasien hipertensi meliputi pengkajian

riwayat kesehatan pasien, aktivitas/istirahat pasien dengan gejala.

kelemahan, keletihan, sirkulasi pasien, neurosensori, ketidaknyamana pasien

terhadap nyeri yang dirasakanya (Saferi,2013).

Berdasarkan hasil pengkajian penulis melakukan analisa data dengan

data subyektif dan objektif. Didapatkan data subyektif pasien mengatakan

pusing, P pusing saat beraktivitas, Q pusingnya seperti di tekan ( pegel ), R

leher ( tengkuk ) kepala, S nyeri 5, T hilang timbul, data objektif pasien

tampak lesu vital sign tekanan darah 150/90mmhg, S: 36,5°C, RR:

20x/menit, N: 76x/menit. Maka masalah keperwatan yang didapatkan

adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Berdasarkan

teori menurut Sutanto (09), tanda dan gejala hiperteni adalah sakit kepala,

tengkuk terasa pegal, gelisah, sukar tidur, dan terasa berat ditengkuk. Dari

Page 79: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

68

tanda dan gejala yang disebutkan diatas, antara teori dan observasi serta

pengkajian pada Ny. K penulis menemukan persaman antara teori dengan

kasus salah satunya nyeri kepala.

Pada pola kesehatan fungsional gordon didapatkan data pada pola

kognitif dan perseptual Ny. K didapatkan data subyektif pasien mengatakan

pusing, P pusing saat beraktivitas, Q pusingnya seperti di tekan ( pegel ), R

leher ( tengkuk ) kepala, S nyeri 5, T hilang timbul. Peningkatan rangsagan

saraf atau hormo pada arteriol, atau respositivitas yang berlebihan dari

arteripl terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan

penyempitan pembuluh darah. Sehingga jantung harus memompa secara

lebih kuat dan dengan demikian meghasilkan tekanan yang lebih besar,

untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyemput(

Corwin,2000 dalam wijaya,2013).

Pola persepsi konsep diri, body image pasien mengatakan cemas

dengan keadaan sekarang dan tidak nyaman. Secara teori seseorang yang

mengalamai ansietas atau kecemasan biasanya disebabkan karena respon

terhadap sesuatu hal yang tidak menyenagkan, yang berdampak seperti

khawatir, gelisah yang tidak menentu, takut, tidak tentram, kadang-kadang

disertai berbagai keluhan fisik (Sehati H.M 2011 dalam Sumiati, et al.,

2009, hlm. 122).

Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan biasanya tidur

siang 2 jam dan tidur malam 7 jam tidur dengan nyenyak dan perasaan

setelah bangun segar, selama sakit pasien mengatakan biasanya tidur siang

Page 80: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

69

30 menit tidur malam 4 jam, tidur dengan sering terbangun tidak nyenyak

dan perasaan setelah bangun pusing (Marsor, 00 dalam Ahdiyati ). Tidak

seperti orang normal yang biasanya tidur dalam 30 menit ( Schacter, dalam

Ahdiyat ) salah satu penyebab pasien sukar tidur adalah seperti pusing dan

cemas (Ahyati, ). Penulis menemukan tidak ada kesenjangan antara teori

dengan kasus Ny. K yaitu penyebab gangguan pola tidur pada pasien

hipertesni.

Pada pemeriksaan dada pada paru – paru inspeksi simetris, palpasi

vokal fremitus ka/ki sama ekspansi paru ka/ki sama, perkusi sonore,

auskultasi tidak ada suara tambahan. Jantung, inspeksi ictus cordis tidak

terlihat, palpasi ictus cordis teraba di intercosta 5 midclavikula sinistra,

perkusi pekak, auskultasi tidak ada suara tambahan reguler. Abdomen,

inspeksi tidak ada jejas, auskultasi bising usus 20x/menit, perkusi kuadran 1

redup kuadran 2,3,4 timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan. Genetalia bersih

tidak terpasang kateter. Rektum bersih tidak ada luka tidak ada hemoroid.

Ekstremitas, atas kekuatan otot ka/ki bisa digerakkan normal, rom ka/ki bisa

bergerak dengan normal tidak ada udem, capilary refile krang dari 2 detik,

perubahan bentuk tulang tidak ada perubahan, perubahan akral hangat,

ekstremitas bawah kekuatan otot ka/ki bisa digerakkan tanpa alat bantu, rom

ka/ki normal.

Page 81: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

70

B. Perumusan Masalah Keperawatan

Perumusan masalah adalah penilaian klinik mengenai respon

individu keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang actual, potensial merupakan dasar untuk memilih intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab

perawat (Dermawan, 2011 ).

Berdasarkan analisa data diagnosa yang ditegakkan pada pasien

berdasarkan hasil pengkajian yaitu yang pertama nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (peningkatan tekanan vaskuler

serebral),diagona kedua ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola

interaksi, ketiga gangguan pola tidur yang berhubungan dengan restrain

fisik.

Penulis memprioritas kan diagnosa keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis ( peningkatan tekanan vaskuler

serebral) sebagai prioritas utama karena pasien mengatakan nyeri di

tengkuk karena pusing. Kedua ansietas berhubungan dengan perubahan

dalam pola interaksi karena pasien mengatakan kangen dengan anak nya

yang sudah lama tidak menjengguk di panti dan merasa was- was. Diagnosa

ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan adaptasi lingkungan (

bising)karena pasien mengtakan sulit tidur, istirahat tidur tidak nyenyak dan

sering terbangun.

Menurut teori Hierarki Maslow, Maslow membuat lima hierarki

kebutuhan dasar manusia, prioritas pemenuhan kebutuhan manusian terletak

Page 82: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

71

pada kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis. Kebutuhan fisiologis ini

meliputi oksigen, cairan elektrolit, eliminasi. Kebutuhan kedua adalah rasa

aman dan nyaman, prioritas ketiga cinta dan kasih sayang, prioritas yang

keempat kebutuhan harga diri dan aktualitas diri sebagai prioritas kelima

(Rohmah & Walid,2012).

Nyeri akut adalah nyeri yang biasanya terjadi secara tiba – tiba, bisa

bersumber dari dalam maupun luar, tanda – tanda klinis jelas terlihat dari

ekspresi wajah pasien dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan.

Dikatakan nyeri akut ditandai dengan adanya tekanan darah meningkat,

detak jantung meningkat. Frekuensi pernafasan meningkat, gelisah yang

ditunjukkan oleh pasien (Kartikawati, 2013).

Pada diagnosa nyeri akut dilakukan pengkajian dengan metode

PQRST untuk mempermudah perawat melakukan pengkajian nyeri, yang

dijabarkan menjadi P (provoking), apa yang menyebabkan gejala, apa yang

bisa memperberat, Q (quality), kualitas nyeri yang dialami pasien, R

(region), daerah nyeri dan penyebarannya S (scale), tingkat keparahan

nyeri. T ( time), waktu dan penyebab nyeri, berapa lama nyeri berlangsung

(Dewi kartikawati, 2013).

Diagnosa pertama yang ditegakkan adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (peningkatan tekanan vaskuler serebral). Hal ini

didapatkan data subyektif pasien mengatakan pusing, P pusing saat

beraktivitas, Q pusingnya seperti di tekan ( pegel ), R leher ( tengkuk )

kepala, S nyeri 5, T hilang timbul. Paisen tampak meringgis kesakitan, hasil

Page 83: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

72

pemeriksaaan tanda – tanda vital di dapatkan tekakan darah 150/90mmHg,

N: 76x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5°C.Berdasarkan dengan teori, batasan

karakteristik : perubahan selera makan, perubahan tekanan darah perubahan

frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, mengkspresikan

perilaku ( missal, gelisah, menangis, iritabilitas), sikap tubuh melindungi,

gangguan tidur, masker wajah ( misal, mata kurang berchaya, tampak kacau,

tetap pada satu fokus meringis), melaporkan nyeri secara verbal ( Potter &

Perry, 2009). Berdasarkan batasan karakteristik maka etiologi yang diambil

penulis adalah agen cidera biologis karena terjadi tekanan vaskuler serebral

( Potter & Perry, 2009).

Diagnosa kedua adalah ansietas berhubungan dengan perubahan

dalam pola interaksi data subyektif pasien mengatakan ingin bertemu

dengan anaknya sejak beberapa tahun masuk di panti tidak ketemu anaknya,

data objektif pasien tampak gelisah pasien tampak melamun ketika diajak

berkomunikasi. Data obyektif hasil pemeriksaaan tanda – tanda vital di

dapatkan tekakan darah 150/90mmHg, N: 76x/menit, RR: 20x/menit, S:

36,5°C.

Berdasarkan batasan karakteristik pada perilaku meliputi penurunan

produktivitas, mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam

peristiwa hidup, gerakan yang tidak relevan ( misalnya menyeret kaki,

gerakan lengan), gelisah, memandang sekilas, insomnia, kontak mata

buruk, resah, menyelidik dan tidak waspada. Afektif yang meliputi gelisah,

kesedihan mendalam distress, ketakutan, perasaan yang tidak adekuat, fokus

Page 84: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

73

pada diri sendiri, peningkatan kekhawatiran, iritabilitas, gugup, perasaan

takut. Fisiologis yaitu meliputi simpatis dan parasimpatis, respon

parasimpatis yaitu antar lain penurunan tekanan darah, penurunan nadi,

diare, mual, kelelahan, gangguan tidur berkemih tidak lampias, sedangkan

respon simpatis meliputi anoreksia, mulut kering, keteganggan wajah,

peningkatan tekanan darah, peningkatan berkeringat, peningkatan nadi,

peningkatan reflek, peningkatan pernafasan, peningkatan ketegangan,

dilatasi pupil, dan kelemahan ( Wilkinson, 2007).

Diagnosa yang ketiga Data subyektif yang ketiga pasien mengatakan

kalau pusing tidak bisa tidur, data obyektif pasien tampak lemah tidur hanya

4 jam sering terbangun perasaan setelah bangun pusing. Maka masalah

keperawatan yang didapatkan adalah gangguan pola tidur yang berhubungan

dengan restrain fisik. . Gangguan pola tidur adalah gangguan yang dialami

seseorang individu berupa gangguan kualitas atau kuantitas dan kualitas

waktu istiraht tidur akibat faktor eksternal. Berdasarkan dengan teori,

batasan karteristik: perubahan tidur normal, keluhan dari pasien yang

merasa kurang istiraht, kurang puas tidur, penurunasn kemampuan fungsi (

Potter & Perry, 2009). Berdasarkan batasan karakteristik maka etiologi yng

dialami oleh penulis adalah berhubungan dengan resterain fisik.

Saat melakukan pengkajian pada pasien Ny. K penulis merumuskan

diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( peningkatan

tekanan vaskuler serebral) sebagai prioritas diagnosa pertama. Prioritas

Page 85: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

74

kedua ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi,

prioritas ketiga gangguan pola tidur yang berhubungan dengan restrain fisik.

C. Intervensi keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses didalam pemecahan masalah

yangmerupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan

dilakukan,bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan

dari semuatindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

Intervensi atau rencana yang akan dilakukan oleh

penulisdisesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga

rencanatindakan dapat dilakukan dengan SMART yaitu Spesifik (jelas atau

khusus),Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat diterima), Rasional

dan Time(ada kriteria waktu) (Dermawan, 2012). Pembahasan dari

intervensi yangmeliputi tujuan, kriteria hasil dan tindakan pada diagnosa

keperawatan yaitu:

Intervensi pada diagnosa pertama kasus Ny.K penulis melakukan

rencana tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah nyeri

akut berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil: pasien mampu mengontrol

nyeri, pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang, skala nyeri menjadi

3, vital sign dalan rentang normal TD: 120/80 mmHg – 140/90 mmHg, S:

36,5º C - 37º C, HR: 60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24 kali per menit, dan

pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang.(Judith M. Wilkinson,

NANDA 2013).

Page 86: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

75

Intervensi yang dilakukan yang dilakukan untuk diagnosa yang

pertama adalah pain management (1400): kaji vital sign dan status nyeri

(Provoking, Quality, Ragion, Skala, Time) untuk mengetahui skala

intensitas nyeri dan vital sign, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk

mengurangi/mengalihkan rasa nyeri dengan nafas dalam, edukasikan pada

pasien tentang tindakan apa yang dapat diambil saat nyeri terasa (anjurkan

untuk menghentikan aktivitas) untuk memberikan pengetahuan kepada

pasien untuk menangani nyeri saat datang, kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgetik untuk mengurangi/menghilangkan nyeri klien.

Intervensi pada diagnosa kedua kasus Ny.K penulis melakukan

rencana tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah

kecemasan berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil: mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas, tanda-tanda vital dalam

rentan normal, pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala

cemas, pasien mampu menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas,

ekspresi wajah dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasan,

skor kecemasan < 10 (tidak ada kecemasan).

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu kaji vital

sign (tekanan darah, nadi, pernafasan,suhu) dengan rasional untuk

mengetahui perubahan vital sign, kaji tingkat kecemasan dengan rasional

untuk mengetahui perubahan skor kecemasan pasien, ajarkan teknik terapi

tertawa dengan rasionaltertawa dapat membantu untukmengontrol tekanan

Page 87: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

76

darah dengan menurunkan stres hormon sertamemunculkan kondisi rileks

untukmengatasi kecemasan (Kataria, 2004). Terapi tertawa sangat

baik,karena dapat memperbaiki psikologispenderita hipertensi dengan

kecemasandan kekhawatiran akan komplikasinya.Saat orang mengalami

perubahan dalamkondisi psikologis seperti stres,kecemasan, depresi dapat

mempengaruhiselsaraf untuk berespon sehinggamerangsang sekresi

hormon.

Tertawamelepaskan hormon endorfin ke dalamsirkulasi sehingga tubuh

menjadi lebihnyaman dan rileks. Hormon endorfintersebut sebagai morfin

tubuh yangmenimbulkan efek sensasi nyaman dansehat (Potter, 2005 dalam

Setyoadi & Kushariyadi,2011). Saattertawa bukan hanya hormon

endorfinsaja yang keluar tetapi banyak hormonpositif yang muncul.

Keluarnya hormonpositif yaitu hormon yang keluar yangdiproduksi oleh

tubuh ketika merasabahagia, ceria dan gembira sepertihormon betaendorfin

dan endomorfin.Hormon ini akan menyebabkan lancarnyaperedaran darah

dalam tubuh sehinggafungsi kerja organ berjalan dengannormal(Setyoadi &

Kushariyadi, 2011). bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan

kecemasan dengan rasional agar pasien mengetahui apa yang menimbulkan

kecemasan, anjurkan keluarga untuk menemani pasien dengan rasional agar

pasien tidak ketakutan dan cemas, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat dengan rasional untuk memberikan terapi obat yang tepat

dan menurunkan angka kecemasan pada pasien.

Page 88: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

77

Intervensi pada diagnosa ketiga kasus Ny.K penulis melakukan

rencana tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah

gangguan pola tidur berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil: pasien

mengatakan waktu tidur cukup, waktu tidur malam kembali normal 6 jam,

saat tidur tidak mudah terbangun, tidak tampak lesu dan menguap, ttv dalam

rentang normal TD: 120/80 mmHg – 140/90 mmHg, S: 36º C - 37º C, HR:

60 – 80 kali per menit, RR: 16 – 24 kali per menit.(Judith M. Wilkinson,

NANDA 2013).

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang ketiga adalah sleep

enhancement (1850): kaji pola tidur klien untuk menciptakan pola tidur

yang adekuat, bantu klien mengurangi nyeri sebelum tidur sebelum tidur

untuk memberikan rasa nyaman, posisikan klien dengan nyaman untuk

memberikan rasa nyaman saat tidur, jaga lingkungan tenang untuk

menciptakan suasana yang tenang.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih

baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Dermawan,

2012).

Implementasi dilakukan dari perencanaan yang disusun sebelumnya.

Berikut ini pembahasan implementasi dari masing-masing

diagnosa:Diangnosa keperawatan yang pertama adalah nyeri berhubungan

Page 89: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

78

dengan agen cidera biologis, implementasi yang dilakukan pada tanggal 05

Januari 2016 yaitu mengkaji nyeri pasien PQRST, sesuai dengan teori

bahwa metode PQRST meliputi Provoking inciden : Apakah ada peristiwa

yang menjadi factor prepitasi nyeri.Quality of pain : Seperti apa rasa nyeri

yang dirasakan pasien. Apakah seperti terbakar, berdenyut /

menusuk.Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa

sakit menjalar / menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.Saverity (scale of

pain) : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa berdasarkan

skala nyeri / pasien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya. Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan,

apakah bertambah buruk pada malam hari / siang hari (Nasrul Effendy,

1995) dalam Wijaya & Putri (2013).Setelah diberikan tindakan tersebut

diperoleh skala nyeri pasien menurun dari hari pertama pengelolaan skala

nyeri 5 menjadi skala nyeri 3 pada hari ketiga pengelolaan.

Diagnosa keperawatan dilakukan pada hari pertama pengelolaan

Selasa, 05 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga Ansietas berhubungan

dengan perubahan dalam pola interaksi ,mengukur kecemasan klien ,

dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil

skor 27 (cemas sedang). Jam 10.00 melakukan terapi tertawa ( prosedur

teknik terapi tertawa a).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil

mendaras Ho-Ho... Ha – Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas

melalui hidung dan dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata

penyembuhan, memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5

Page 90: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

79

kali. c). Latihan bahu, leher, dan peregangan(masing-masing 5 kali). d).

Tawa bersemangat-tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara

dan kepala agak mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung

keluar dari hati anda. e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan

dan menyapa ala india atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5

orang anggota kelompok. f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran

kecil dengan telunjuk dan ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan

anda sedang memberikan penghargaan atau memuji anggota kelompok anda

sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan anda

yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut

( ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-

lebar dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap

gerakan-gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup-

tertawa dengan mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung

hmmmmmmmm.. saat bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan

berjabat tangan dengan orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah

dalam lingkaran dan bergerak sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu...

k). Tawa singa – julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan

tangan teracung seperti cakar singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa

Page 91: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

80

ponsel – berpura –puralah memegang sebuah hp dan coba untuk tertawa,

sambil membuat berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan

berjabat tangan dengan orang yang berbeda. m). Tawa bantahan – tertawa

sambil menudingkan jari keberapa anggota kelompok seolah sedang

berbantahan. n). Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum,

perlahan tambah tawa kecil dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu

para anggota secara bertahap memalukan tawa bersemangat kemudian

berlahan- lahan melirihkan tawa dan berhenti. o). Tawa dari hati-kehati tawa

keakraban – mendekat dan berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta

bisa saling berjabat tangan atau memeluk, apapunyang terasa nyaman.

Tehnik penutupan :Meneriakan 3 slogan :( Aku orang paling berbahagia

didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling sehat didunia ini”Y...A). (Aku

anggota kelub tawa”Y...A).

Yang terpenting diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata

terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian duni). mengukur kecemasan klien didapatkan

data subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif

dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil

skor 23 (cemas sedang). . Jam 16.00 mengukur kecemasan klien didapatkan

data subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif

dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil

skor 21 (cemas sedang). Jam 16.15 melakukan terapi tertawa ( prosedur

teknik terapi tertawa a).Bertepuk tangan selama 1-2... 1 – 2-3 sambil

Page 92: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

81

mendaras Ho-Ho... Ha – Ha-Ha. b) Pernapasan dalam dengan tarik nafas

melalui hidung dan dihembuskan pelan-pelan.(bersamaan kata-kata

penyembuhan, memanfaatkan, melupakan, hidup dan tetap hidup)selama 5

kali. c). Latihan bahu, leher, dan pereganggan(masing-masing 5 kali). d).

Tawa bersemagat-tertawa dengan mengangkat kedua belah lengan diudara

dan kepala agak mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung

keluar dari hati anda. e). Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan

dan menyapa ala india atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5

orang anggota kelompok. f). Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran

kecil dengan telunjuk dan ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan

anda sedang memberikan penghargaan atau memuji anggota kelompok anda

sambil tertawa. g).

Tawa 1 meter: gerakan 1 tangan disepanjang bentangan lengan anda

yang lain ( seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah ).

tangan digerakan dalam 3 gerakan cepat sambil mendasarkan Ae... Ae...

Aeeee... dan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua

lengan dengan dikit mendorongkan kepala serta tertawa Bimbing pdari perut

( ulangi 4 kali). h). Tawa hening tanpa suara: bukalah mulut anda lebar-

lebar dan tertawalah tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap

gerakan-gerakan lucu. i). Tawa bersenandung dengan mulut tertutup-

tertawa dengan mulut tertutup dan mengeluarkan suara senandung

hmmmmmmmm.. saat bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan

berjabat tangan dengan orang berbeda. j). Tawa menganyun - berdirilah

Page 93: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

82

dalam lingkaran dan bergerak sambil mendaras Aee... Ooo... Eee... Uuu...

k). Tawa singa – julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan

tangan teracung seperti cakar singa dan tertawa dari perut. l). Tertawa

ponsel – berpura –puralah memegang sebuah hp dan coba untuk tertawa,

sambil membuat berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan

berjabat tangan dengan orang yang berbeda. m). Tawa bantahan – tertawa

sambil menudingkan jari keberapa anggota kelompok seolah sedang

berbantahan. n). Tawa bertahap – tawa bertahap dimulai dengan bersenyum,

perlahan tambah tawa kecil dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu

para anggota secara bertahap memalukan tawa bersemangat kemudian

berlahan- lahan melirihkan tawa dan berhenti. o). Tawa dari hati-kehati tawa

keakraban – mendekat dan berpegangan tanganlah serta tertawa. Peserta

bisa saling berjabat tangan atau memeluk, apapunyang terasa nyaman.

Tehnik penutupan :Meneriakan 3 slogan :( Aku orang paling berbahagia

didunua ini”Y...A). ( Aku orang paling sehat didunia ini”Y...A). (Aku

anggota kelub tawa”Y...A).

Yang terpenting diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata

terpejam selama 1 menit dengan lengan terpentang kearah atas,

mengharapkan perdamaian dunia). mengukur kecemasan klien didapatkan

data subyektif pasien mengatakan bersedia dan didapatkan data obyektif

dengan kuesioner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale) dengan hasil

skor 21 (cemas sedang). Setelah diberikan tindakan tersebut diperoleh skor

kecemasan pasien menurun dari hari pertama pegelolaan skor 27

Page 94: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

83

(kecemasan sedang) menjadi skor 10 ( tidsak ada kecemasan) pada hari

ketiga pengelolaan.

Diagnosa keperawatan yang dilakukan pada hari pertama pengelolaan

Selasa, 05 januari 2016 untuk diagnosa kedua gangguan pola tidur

berhubungan dengan restrain fisik yaitu mengkaji pola tidur pasien

mengatakan sulit tidur malam karena nyeri dan gelisah tidur hanya 4 jam

dan didapatkan, pasien mengatakan bersedia akan diajarkan teknik relaksasi

nafas dalam.

E. Evaluasi

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien telah ditetapkan

dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain

untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, menilai efektifitas dan

efisiensi tindakan keperawatan, mendapatkan umpan balik dari respon

klien dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan (Dermawan, 2012).

Evaluasi hari ketiga, tanggal 7 Januari 2016 jam 17.05 WIB

diagnosa keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis dengan menggunakan metode SOAP diperoleh hasil sebagai

berikut: subyektif, pasien mengatakan sudah tidak pusing nyeri nya sudah

berkurang P: pusing saat beraktifitas berkurang, Q: pusingnya masih

sedikit terasa ditekan - tekan, R: leher sampai kepala, S: 3, T: hilang

Page 95: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

84

timbul. Obyektif, pasien tampak lesu, mata kurang bercahaya, mukusa

bibir lembab Capilary Refil kurang dari 2 detik dengan TTV

TD:140/80mmHg, N:72x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5°C . Analisa,

masalah teratasi sebagian.. Planing, lanjutkan intervensi kaji nyeri, ajarkan

relaksasi nafas dalam, observasi TTV.

Evaluasi hari ketiga, tanggal 7 Januari 2016 jam 17.10 WIB

diagnosa keperawatan kedua ansietas berhubungan dengan perubahan

dalam pola interaksi dan didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan

lebih tenag apabila ditemani oleh perawat. Obyektif, pasien sudah tidak

tampak gelisah pasien tampak sudah tidak melamun ketika diajak

berkomunikasi. Analisa, masalah teratasi. Planing, hentikan intervensi,

temani pasien untuk memberikan keamana dan mengurangi takut, berikan

teapi non farmakologi ( terapi tertawa).

Evaluasi hari ketiga, tanggal 7 Januari 2016 jam 17.20 WIB

diagnosa keperawatan ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan

restrain fisik dan didapatkan data Subyektif, pasien mengatakan tidak

terlalu mengantuk, pasien bisa tidur, tidur tidak terbagun terbangun lagi.

Objektif pasien tampak lemah tidur hanya 6 jam sering terbangun setelah

bangun masih pusing. Analisa, masalah teratasi. Planing, hentikan

intervensi.

Page 96: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

85

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang metode mengaplikasikan

pemberian terapi tertawa terhadap penurunan tingkat kecemasan pada

asuhan keperawatan Ny.K Dengan Hipertensi di Panti Sasana Tresna

Wreda Wonogiri maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang ditemukan pada Ny. K dengan hipertensi

adalah pasien mengatakan tampak gelisah, nyeri kepala , skala nyeri 5,

nyeri hilang timbul, pasien mengeluh susah tidur dan pengen ketemu

anaknya, pasien merasa cemas kalau ingat pada anaknya pasien hanya

tidur istirahat seperti tidur siang dan pasien tidak mengonsumsi obat

apapaun, pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 150/90 mmHg,

hate rate:76kali/menit, Respiratory rate:20 kali/menit, Suhu:36,5 °C.

Page 97: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

86

2. Diagnosa Keperawatan

Dari data pengkajian, penulis merumuskan diagnosa dan membuat

prioritas diagnosa keperawatan yang pertamanyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis(00132), diagnosa keperawatan yang kedua

ansietas berhubungan dengan perubahan pola interaksi(00146),

diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan pola tidur berhubungan

dengan restrain fisik(00198)

3. Perencanaan Keperawatan

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang pertama adalah

pain management (1400): kaji vital sign dan status nyeri (Provoking,

Quality, Ragion, Skala, Time) untuk mengetahui skala intensitas nyeri

dan vital sign, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk

mengurangi/mengalihkan rasa nyeri dengan nafas dalam, edukasikan

pada pasien tentang tindakan apa yang dapat diambil saat nyeri terasa

(anjurkan untuk menghentikan aktivitas) untuk memberikan

pengetahuan kepada pasien untuk menangani nyeri saat datang,

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik untuk

mengurangi/menghilangkan nyeri klien.

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang kedua yaitu kaji

vital sign (tekanan darah, nadi, pernafasan,suhu) dengan rasional

untuk mengetahui perubahan vital sign, kaji tingkat kecemasan

dengan rasional untuk mengetahui perubahan skor kecemasan pasien,

Page 98: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

87

ajarkan teknik relaksasi otot progresif dengan rasional untuk

mengurangi kecemasan dan kekakuan otot, bantu pasien mengenal

situasi yang menimbulkan kecemasan dengan rasional agar pasien

mengetahui apa yang menimbulkan kecemasan, anjurkan keluarga

untuk menemani pasien dengan rasional agar pasien tidak ketakutan

dan cemas, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dengan

rasional untuk memberikan terapi obat yang tepat dan menurunkan

angka kecemasan pada pasien.

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang ketiga adalah sleep

enhancement (1850): kaji pola tidur klien untuk menciptakan pola

tidur yang adekuat, bantu klien mengurangi nyeri sebelum tidur

sebelum tidur untuk memberikan rasa nyaman, posisikan klien dengan

nyaman untuk memberikan rasa nyaman saat tidur, jaga lingkungan

tenang untuk menciptakan suasana yang tenang.

4. Implementasi Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan Ny. K dengan Hipertensi di Panti

Sasana Tresna Wreda Wonogiri telah sesuai dengan intervensi yang

dibuat penulis. Penulis menekankan penggunaan terapi tertawa untuk

menurunkan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi.

Page 99: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

88

5. Evaluasi Keperawatan

Tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode

SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning).

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan pertama nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis, pasien mengatakan sudah

tidak pusing nyeri nya sudah berkurang P: pusing saat beraktifitas

berkurang, Q: pusingnya masih sedikit terasa ditekan - tekan, R: leher

sampai kepala, S: 3, T: hilang timbul, pasien tampak lesu, mata

kurang bercahaya, mukusa bibir lembab Capilary Refil kurang dari 2

detik denganTTV TD:140/80mmHg, N:72x/menit, RR: 20x/menit, S:

36,5°C . Planing, lanjutkan intervensi kaji nyeri, ajarkan relaksasi

nafas dalam, observasi TTV.

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua ansietas

berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi, pasien

mengatakan lebih tenag apabila ditemani oleh perawat, pasien sudah

tidak tampak gelisah pasien tampak sudah tidak melamun ketika

diajak berkomunikasi. Planing, hentikan intervensi, temani pasien

untuk memberikan keamana dan mengurangi takut, berikan teapi non

farmakologi ( terapi tertawa).

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga gangguan

pola tidur berhubungan dengan restrain fisik, pasien mengatakan tidak

terlalu mengantuk, pasien bisa tidur, tidur tidak terbagun terbangun

Page 100: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

89

lagi, pasien tampak lemah tidur hanya 6 jam sering terbangun setelah

bangun masih pusing. Planing, hentikan intervensi.

6. Analisa Tindakan Keperawatan

Berdasarkan hasil analisa pada Ny. K dengan hipertensi

menunjukkan bahwa setelah diberikan terapi tertawa terhadap

penurunan tingkat kecemasan Ny. K menunjukkan peningkatan. Dari

sebelum diberikan terapi tertawa dan setelah diberikan terapi tertawa

skor kecemasan pasien berubah dengan menggunakan pengukuran

kuisoner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale). Pada hari pertama

Ny. K dengan hipertensi yaitu dengan hasil skor kecemasan 27 (cemas

sedang) setelah diberikan terapi tertawa selama 3 hari skor kecemasan

menjadi 10 ( tidak ada kecemasan).

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien

dengan Hipertensi, penulis akan memberikan usulan dan masukkan yang

positif khususnya dibidang kesehatan antara lain:

1. Bagi Panti

Diharapkan panti khususnya Panti Sasana Tresna Wreda Wonogiri

dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan

kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan pasien sehingga

Page 101: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

90

asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan

pasien.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan

ketrampilan yang baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

jantung khususnya, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu

membantu dalam kesembuhan klien serta memenuhi kebutuhan

dasarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuahan

keperawatan.

4. Bagi Penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien dengan hipertensi dalam pemberian terapi tertawa

terhadap penurunan tngkat kecemasan dengan menggunakan

pengukuran kuisoner HRS-A (Hamilton Anxiety Ratting Scale).

Page 102: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

91

DAFTAR PUSTAKA

Andol. (2009).Terapi tertawa.http://m.epochtimes.co.id diperoleh tanggal 20 November 2015

Bruner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah Ed.8.Jakarta: EGC.

Dinkes Jateng. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.

Girsang, Devi. (2013). Berita dan Informasi Hari Kesehatan Dunia 2013 Kampanye

Melawan Hipertensi.http://kardioipdrscm.com/5891/berita-dan-

informasi/harikesehatan-dunia-2013-kampanye-papdi-

melawanhipertensi/#sthash.7rFuaFqj.dpbs.Diakses pada tanggal 20 November 2015.

Handajani, R. & Maryani.(2009).Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola kematian

pada penyakit degeneratif di Indonesia. Jurnal Penelitian Sistem Kesehatan Volume

13. 1 Januari 2010: 42-53 http//penyakit.degeneratif,jurnal.keperawatan diperoleh

tanggal 8 januari 2013.

http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/SDK/Mibangkes/profil2012/ BAB_I-

VI_2012_fix.pdf. Diakses pada tanggal 20 November 2015.

Idaiani, S., Suhardi & Kristanto, A.Y.(2009).Analisis gejala gangguan mental emosional

penduduk Indonesia.Majalah Kedokteran Indonesia. Volume:59,

Nomor:10.http://gangguan.mental.emosional, jurnal.keperawatan diperoleh tanggal

20 November 2015

Idrus, M.Faisal. (2010).Pola tekanan darah pada gangguan cemas menyeluruh.

http://cemashipertensi/pola-tekanan-darah-pada-gangguan-cemas-menyeluruh.htm

diperoleh pada tanggal 20 November 2015.

Junaidi , Iskandar. 2010. Hipertensi. Jakarta Bhuana Ilmu Populer,.

Kataria, Madan. (2004).Laugh for no reason (terapi tertawa). Jakarta : PT. Gramedia.

Mangoenprasodjo & Hidayati. (2005).Terapi alternatif dan gaya hidup sehat.Yogyakarta:

Pradipta Pusblishing.

Pudiastuti, R. D. (2011). Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ratna Dewi, P. (2013).Penyakit-penyakit Mematikan. Nuha Medika: Yogyakarta.

Reifsnyder, H.(2012).Laughter research (new research shows that humor enhances short-term

memory in elderly).(http://www.llu.edu/assets/news/today/documents diakses

tanggal 20 November 2015.

Salan. (2000).Beberapa konsep tentang anxietas.Jakarta: Yayasan Dharma Usada.

Smeltzer, C.S. & Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and

Suddart.Vol.1 Edisi 8. Jakarta:EGC

Page 103: PEMBERIAN TERAPI TERTAWA TERHADAP … dengan pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah. Perawat belum mengaplikasikan secara maksimal tekanan darah pasien. ... Bentuk-bentuk Hipertensi

92

Terapi Tawa. (2010). Terapi Tawa. Diunduh dari http://www.hilisti-online. Com/

Humor_Therapy/humor_therapy_introduction.htm.