PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan...

99
PEMBERIAN PENURUNAN Ny. F DEN DI PU PROG SEKOLAH TIN RELAKSASI NAFAS DALAM TE N NYERI PADA ASUHAN KEPERA NGAN INPARTU KALA I FASE LA USKESMAS SIBELA SURAKARTA DISUSUN OLEH : DIYAH SETYANINGRUM NIM. P.13 017 GRAM STUDI DIII KEPERAWATA NGGI ILMU KESEHATAN KUSUM SURAKARTA 2016 ERHADAP AWATAN ATEN A AN MA HUSADA

Transcript of PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan...

Page 1: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

PEMBERIAN

PENURUNAN NYERI P

Ny. F DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

PROGRAM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. F DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

DIYAH SETYANINGRUM

NIM. P.13 017

GRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

ADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. F DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

PEMBERIAN

PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. F DENGAN

DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. F DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

DIYAH SETYANINGRUM

NIM. P.12 017

GRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

TERHADAP

PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

ii

Page 4: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

iii

Page 5: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena

berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “Pemberian Relaksasi Nafas Dalam terhadap

Penurunan Nyeri pada Asuhan Keperawatan Ny F dengan Inpartu Kala 1 fase

Laten di Ruang Bersalin Di Puskesmas Sibela Surakarta.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak

mendapatkan bimbingan dan dukungan dan berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi

- tingginya kepada yang terhormmat:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin M. Kep, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di

STIkes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani M. Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

dan selaku dosen penguji satu yang telah membimbing penulis dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

membimbing serta memfasilitasi penulis demi kesempurnaan studi kasus

ini.

3. Ns. Alfyana Nadya R. M. Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Page 6: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

v

4. Ns. Siti Mardiyah, S. Kep selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji kedua yang telah membimbing penulis dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta

memfasilitasi penulis demi kesempurnaan studi kasus ini.

5. Semua dosen program studi DIII Keperawtan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Direktur Puskesmas Sibela Surakarta yang telah memberikan kesempatan

pada penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. F di

Puskesmas Sibela Surakarta.

7. Nataliana Indah AN, SKep.NS selaku pembimbing lahan di Puskesmas

Sibela Surakarta yang telah memberikan banyak masukan dan membimbing

penulis dalam menyelesaikan asuhan keperawatan selama di Puskesmas

Sibela Surakarta.

8. Kedua orangtuaku (Sudarno dan Siti Muslikah), Kakak Untari Istiqomah,

Kedua Adik (Khoirul Nasiruddin dan Imanurul Fatimah) dan Fajar I M yang

selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan do’a serta menjadi inspirasi

dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan DIII

Keperawatan.

9. Sahabat-sahabat yang selalu memberi motivasi sehingga penulis mampu

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Page 7: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

vi

Page 8: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 3

C. Manfaat Penulisan ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 6

1. Persalinan ....................................................................... 6

2. Asuhan Keperawatan ....................................................... 14

3. Nyeri Persalinan ............................................................. 22

4. Relaksasi Nafas Dalam .................................................... 33

B. Kerangka Teori ...................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Aplikasi Riset ............................................................ 40

B. Tempat dan Waktu ................................................................. 40

C. Media dan Alat Yang Digunakan ........................................... 40

D. Prosedur Tindaka .................................................................... 40

E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset ......................... 41

Page 9: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

viii

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien....................................................................... 43

B. Pengkajian .............................................................................. 44

C. Analisa Data ........................................................................... 50

D. Diagnosa Keperawatan........................................................... 51

E. Intervensi Keperawatan .......................................................... 52

F. Implementasi Keperawatan ................................................... 55

G. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 58

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .............................................................................. 60

B. Diagnosa Keperawatan........................................................... 64

C. Intervensi Keperawatan .......................................................... 67

D. Implementasi Keperawatan ................................................... 71

E. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 79

B. Saran ................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

ix

DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar Skala nyeri........................................................................... 29

2.2. Gambar Skala nyeri........................................................................... 31

2.3. Gambar skala nyeri ........................................................................... 32

2.4. Gambar Skala nyeri........................................................................... 33

2.5. Gambar Kerangka Teori ................................................................... 39

3.1. Gambar alat ukur nyeri...................................................................... 42

Page 11: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Usulan Judul Aplikasi Jurnal

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Lampiran 3 : Surat Pernyataan

Lampiran 4 : Jurnal Utama

Lampiran 5 : Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 :Log Book

Lampiran 7 : Pendelegasian

Lampiran 8 : Lembar observasi

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak

belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak

melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomy). Dalam proses persalinan

normal biasanya diperlukan waktu kurang dari 24 jam (Anggraeni, 2012).

Menurut Jayanthi (2010) berdasarkan penelitian di Amerika Serikat

70% sampai 80% wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan

berlangsung tanpa rasa nyeri. Berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan

tidak selalu merasa sakit dan merasa nyaman. Saat ini 20% hingga 50%

persalinan di rumah sakit swasta di Indonesia dilakukan dengan operasi

caesar, tingginya operasi Caesar disebabkan para ibu yang hendak bersalin

lebih memilih operasi yang relative tidak nyeri. Di Brazil angka ini mencapai

lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu rumah sakit yang merupakan

persentase tertinggi diseluruh dunia (Wildan et.al, 2012)

Persalinan kala 1 merupakan sebagai permulaan kontraksi persalinan

sejati, yang ditandai adanya perubahan serviks yang progresif dan diakhiri

dengan pembukaan lengkap (10 cm). Hal ini dikenal sebagai tahap

pembukaan serviks (Varney, 2007). Persalinan kala satu merupakan salah

satu pembukaan yang berlangsung antara nol sampai pembukaan lengkap.

Lama kala 1 untuk primigravida sekitar 12 jam sedangkan pada multigravida

Page 13: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

2

Berlangsung selama 8 jam. Berdasarkan kurve friedman pembukaan primi 1

cm / jam dan multi 2 cm / jam (Manuaba, 2007).

Menurut Handerson (2005) Nyeri persalinan dapat mempengaruhi

kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamia dan kartisol yang

menaikkan dan akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat

menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan

mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan

lama dapat mempengaruhi verifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang

harus segera diatasi karna dapat menyebabkan kematian dalam (Fitriani,

2013)

Intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama

persalinan yaitu intervensi nonfarmakologis nyeri yaitu dengan teknik

relaksasi nafas dalam sesuai dengan teori Dick-Read dan Lamage bahwa

nyeri persalinan yang disebabkan oleh rasa nyeri, takut dan tegang dapat

dikurangi / diredakan dengan berbagai metode yaitu, menaikkan kepercayaan

diri dan relaksasi nafas dalam (Ghofur, 2010).

Menurut Prasetyo (2010) Teknik relaksasi nafas dalam merupakan

teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukkan terbesar karena

teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan

pasca persalinan. Adapun relaksasi nafas dalam selama proses persalinan

dapat mempertahankan komponen system saraf simpatis dalam keadaan

homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi

Page 14: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

3

kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama

proses persalinan dalam Fitriani (2013).

Dari hasil penelitian Fitriani (2013) menunjukkan bahwa dari 71

pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri

sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan nyeri hebat sebanyak

0 responden dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam nyeri ringan 7

responden, nyeri sedang 58 responden nyeri berat 6 responden, nyeri hebat 0

responden. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara

tingkat nyeri dan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala 1 fase laten

sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menyusun

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemberian Relaksasi Nafas Dalam

terhadap Penurunan Nyeri pada Asuhan Keperawatan Pasien Inpartu Kala 1

Fase Laten dan mengaplikasikan tindakan dipuskesmas.

A. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan meliputi :

1. Tujuan Umum

Untuk mengaplikasikan pemberian tindakan relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan nyeri pada pasien dengan inpartu kala 1 fase laten.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan inpartu

kala 1 fase laten.

Page 15: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

4

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan inpartu kala 1 fase laten.

c. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien

dengan inpartu kala 1 fase laten.

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien

dengan inpartu kala 1 fase laten.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan

inpartu kala 1 fase laten.

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian tindakan relaksasi

nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien dengan inpartu

kala 1 fase laten.

B. Manfaat Penulisan

Dari penulisan ini diharapkan agar dapat memberikan sesuatu yang

bermanfaat dan berharga bagi :

1. Institusi Pelayanan Kesehatan

Agar hasil penulisan ini dapat dijadikan intervensi tindakan pemberian

latihan relaksasi nafas dalam dengan intervensi relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan nyeri inpartu kala 1 fase laten.

Page 16: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

5

2. Institusi Pendidikan

Agar hasil penulisan ini dapat dijadikan pembelajaran di bidang

keperawatan mengenai pemberian latihan relaksasi nafas dalam dengan

intervensi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri inpartu kala 1

fase laten.

3. Klien dan keluarga

a. Sebagai bahan masukan bagi klien dalam mengatasi permasalahan

yang dihadapi.

b. Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang

pemberian relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri inpartu

kala 1 fase laten.

4. Pembaca

Sebagai sumber informasi mengenai teknik relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan nyeri inpartu kala 1 fase laten.

5. Penulis

Untuk mengetahui tindakan pemberian latihan relaksasi nafas dalam

dengan intervensi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri inpartu

kala 1 fase laten.

Page 17: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Persalinan

a. Definisi Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan yaitu (setelah kehamilan 37

minggu) dengan pelepasan dan pengeluaran pasenta dan selaput janin

dari tubuh ibu (Kumalasari, 2015).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang tejadi pada

kehamilan cukup bulan (37 minggu - 42 minggu), tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin (Nugroho, 2011).

Menurut Danuatmaja (2004) Proses persalinan diartikan

sebagai peregangan dan pelebaran mulut rahim yang terjadi ketika

otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot

rahim akan meregang saat terjadinya kontraksi. Bersamaan dengan

setiap kontraksi kandung kemih, rectum tulang belakang, dan tulang

pubis menerima tekanan kuat dari rahim (Wildan et.al, (2012)).

Page 18: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

7

b. Etiologi Persalinan

Penurunan Hormone

1-2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan hormone

progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot

polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah

sehingga timbul his bila progesterone turun.

1) Plasenta Menjadi Tua

Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan

kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim

2) Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik

otot-otot rahim sehingga menganggu sirkulasi utero-plasenta.

3) Iritasi Mekanik

Dibelakang servik terlihat ganglion servikal (fleksus franterrhaus).

Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin

akan timbul kontraksi uterus.

4) Induksi partus

Dapat pula ditimbulkan dengan jalan ganggang laminaria yang

dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang

pleksus frankenhauser, ( pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu

pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus

Page 19: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

8

c. Jenis Persalinan

Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan

1) Persalinan normal Persalinan normal (spontan) adalah proses

lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu

sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi

yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

2) Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga

luar.

3) Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

d. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan

1) Abortus (keguguran) adalah berakhirnya suatu kehamilan pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah

kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

2) Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-

36 minggu dengan berat janin kurang dari 2499 gram.

3) Persalinan matur (aterm) adalah persalinan dengan usia kehamilan

37-42 minggu dan berat janin di atas 2500 gram.

4) Persalinan matur (aterm) adalah persalinan dengan usia kehamilan

37-42 minggu dan berat janin di atas 2500 gram.

5) Partus post matures atau serotinus

Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu

Page 20: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

9

e. Manifestasi persalinan

Menurut Novita (2011) tanda gejala dapat terjadi tiga minggu

sebelum persalinan, seperti lightening merupakan sensasi yang bersifat

subjektif, terutama pada primigravida dimana fetus mulai bergerak

kearah bawah sehingga diaphragma berkurang tekanannya, terasa lega

saat bernafas dan mudah untuk bernafas dengan dalam. Tanda yang

lain adalah kontraksi Braxton hicks digambarkan sebagai sensasi

tarikan atas tulang pubis. Perubahan serviks, menjadi lebih tipis,

lembut, pendek. Hal tersebut terjadi karena kontraksi Braxton hicks.

Persalinan (inpartu) dimulai sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Tanda dan gejala

inpartu : penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang

mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali

dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah (blood show) melalui

vagina.

f. Tanda-tanda bahaya persalinan

Ada beberapa tanda-tanda bahaya ibu bersalin yang akan

mengancam jiwa diantaranya: Syok pada saat persalinan, nyeri kepala,

gangguan penglihatan, kejang atau koma, tekanan darah tinggi,

persalinan yang lama, gawat janin dalam persalinan, demam dalam

persalinan, nyeri perut hebat, sukar bernafas.

Page 21: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

10

Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong

harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau

penyulit. Menunda pemberian asuhan kegawat daruratan akan

meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir.

Langkah atau tindakan yang akan dipilih sebaiknya dapat memberikan

manfaat dan memastikan bahwa proses persalinan akan berlangsung

aman dan lancar sehingga akan berdampak baik terhadap keselamatan

ibu dan bayi yang akan dilahirkan (JNPK-KR, 2007).

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Rohani dkk (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi

persalinan yaitu :

1) Power (Tenaga/Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah

his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari

ligament. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan

adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah

tenaga meneran ibu.

2) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang

yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus

berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatife

kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan

sebelum persalinan dimulai.

Page 22: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

11

3) Passenger (Janin dan Plasenta)

Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di

sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor,

yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi

janin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga dapat juga

dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.

4) Psikis (Psikologis)

Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada

saat itulah benar-benar terjadi realitas “ kewanitaan sejati ” yaitu

munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anak.

Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya

mengalami perpanjangan waktu, mereka seolah-olah mendapatkan

kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “

keadaan yang belum pasti ” sekarang menjadi hal yang nyata.

5) Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin,

dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong

dalam menghadapi proses persalinan.

Page 23: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

12

h. Tahapan persalinan

Tahap-tahap persalinan

1) Menurut Nugroho (2011) persalinan dibagi 4 kala yaitu:

a) Kala 1

Saat persalinan (mulai HIS) sampai pembukaan lengap (10

cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase:

(1) Fase Laten, pembukaan berlangsung lamban. Pembukaan

serviks 0 – 3 cm berlangsung dalam 11-12 jam pada primi

& 6 – 8 jam pada multi gravida.

(2) Fase aktif, pembukaan lebih cepat. Fase ini di bagi dalam:

Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 sampai

4 cm, yang dicapai selama 2 jam, Fase kemajuan maksimal,

dari pembukaan 4 sampai 9 cm, selama 2 jam dan Fase

decelerasi (kurang percepatan), dari pembukaan 9 sampai

10 cm, selama 2 jam.

b) Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir.

Proses ini biasanya berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

c) Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Page 24: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

13

d) Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum.

2) Menurut kumalasari (2015) proses persalinan dibagi atas 4 kala

yaitu:

a) Kala 1 (pembukaan)

Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)

hingga servik membuka lengkap (10 cm). Kala 1 persalinan

terdiri atas 2 fase yaitu:

(1) Fase Laten

Dimulai sejak awal berkontraksi uterus yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks hingga ± 3 cm, pada

umumnya fase laten berlangsung dalam 7-8 jam.

(2) Fase Aktif

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas tiga subfase

yaitu Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan menjadi 2 cm, Periode dilatasi maksimal

(steady): berlangsung selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm, Periode deselerasi:

berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm (lengkap).

Page 25: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

14

b) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Dengan his

mengejan yang terpimpin maka akan lahir kepala, diikuti oleh

seluruh badan janin. Kala II pada primigrafida berlangsung 1½

- 2 jam, pada motigrafida ½ – 1 jam.

c) Kala III (Kala Pengeluaran plasenta)

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlansung

selama 15-30 menit. Kala III terdiri atas 2 fase yaitu:

(1) Fase pelepasan uri

(2) Fase pengeluaran uri

d) Kala IV

Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta

sampai 2 jam pertama post partum.

2. Asuhan Keperawatan

Pelaksanaan asuhan keperawatan intranatal melalui

pendekatan proses keperawatan dengan melaksanakan unsur proses

keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan,

intervensi dan evaluasi.

Page 26: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

15

a. Pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang dapat

diambil dari mengumpulkan data atau status kesehatan pasien

untuk menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diangkat

akan menentukan perencanaan, tindakan, dan evaluasi mengikuti

perencanaan yang telah dibuat (Rohmah dan Walit, 2012).

1) Anamnesa

Tujuan anamnesa adalah mengumpulkan informasi tentang

riwayat kesehatan dan kehamilan untuk digunakan dalam

proses membuat keputusan klinis guna menentukan

diagnosa dan mengembangkan rencana asuhan yang sesuai

(Erawati, 2011).

Pengakajian riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik

dilakukan setelah diagnosa kehamilan ditegakkan. Tujuan

penting adalah untuk mengembangkan rasa percaya “Trust”,

hubungan kerja antara pasien (ibu) dan teman kesehatan

(perawat).

2) Data umum kesehatan

Data kenaikan berat badan, masalah kesehatan khusus, obat-

obatan yang dikonsumsi, alergi, eliminasi BAK, dan pola tidur

3) Riwayat kebidanan

Riwayat kebidanan dicatat mengenai jumlah gravidity

(kehamilan) dan parity (persalinan). Gravid merupakan

Page 27: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

16

jumlah total kehamilan. Partus menggambarkan 4 serial

angka: persalinan cukup bulan (term), persalinan premature

(preterm), keguguran / aborsi (spontaneous atau elective), dan

persalinan dengan bayi hidup. Detail kehamilan sebelumnya,

seperti karakter dan lama persalinan, tipe persalinan,

komplikasi, status infant, dan berat lahir (BBL), harus dicatat.

Keguguran pada trimester pertama yang berulang atau riwayat

keguguran pada trimester kedua yang berulang menunjukkan

masalah genetik atau servik yang tidak kompeten. Jika pasien

memiliki riwayat persalinan caesar, rekomendasi persalinan

melalui vagina (pervagina) dapat didiskusikan pada saat ini

(Erawati, 2011)

4) Riwayat persalinan sekarang

Riwayat mulai persalinan, keadaan kontraksi dan frekuensi

denyut jantung janin.

5) Pemeriksaan fisik

Tujuan pemeriksaan fisik adalah menilai kesehatan dan

kenyamanan fisik ibu dan bayinya untuk membuat keputusan

klinis guna menentukan diagnosa dan mengembangkan

rencana asuhan yang paling sesuai (Erawati, 2011).

a) Keadaan umum, kesadaran

b) Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu, nadi dan

pernafasan.

Page 28: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

17

c) Payudara: ASI sudah keluar atau belum

d) Abdomen: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,

penghitungan DJJ.

e) Genetalia: keluar sedikit lendir

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang

respons individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah

kesehatan yang aktual dan potensial, atau proses kehidupan

(wilkinson, 2011).

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien intranatal adalah

1) Kala I

a) nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(kontraksi)

b) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada (status

kesehatan)

2) Kala II

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses

meneran)

3) Kala III

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses

pengeluaran plasenta)

Page 29: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

18

4) Kala IV

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif

c. Rencana Keperawatan

Perencanaan merupakan langkah berikutnya dalam proses

keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria

hasil yang diharapkan bagi klien dan merencanakan intervensi

keperawatan (wilkinson, 2011).

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi)

Tujuan dan kriteria hasil:

a) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

melakukan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri).

b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen.

c) Mampu mengenali (skala, intensitas, frekuensi dan tanda

nyeri).

d) Skala nyeri berkurang.

e) Pasien nyaman setelah nyeri berkurang.

f) Vital sign dalam batas normal.

Intervensi

a) Kaji nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif

Rasional: Mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan pasien

b) Observasi reaksi nonferbal dari ketidaknyamanan

Rasional: mengetahui segala nyeri.

Page 30: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

19

c) Monitor vital sign dan denyut jantung janin

Rasinonal: Untuk mengetahui vital sign dan DJJ

d) Anjurkan pasien untuk miring kekiri

Rasional: Memberikan kenyamanan pada janin

e) Ajarkan teknik non farmakologi (pemberian teknik relaksasi

nafas dalam)

Rasional: Untuk mengalihkan nyeri yang dirasakan pasien

f) Anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang

Rasional: untuk mengurangi nyeri saat proses persalinan

berlangsung

g) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik

Rasional: untuk mengurangi nyeri persalinan

2) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan)

Tujuan dan kriteria hasil

a) Mengidentifikasi, mengungkapkan, menunjukan teknik untuk

mengontrol cemas.

b) Vital sign dalam batas normal.

Intervensi

a) Gunakan pendekatan yang menenangkan

Rasional: Membuka kepercayaan kepada perawat

b) Jelaskan semua prosedur selama tindakan

Rasional: Untuk menengurangi kecemasan pasien

c) Berikan informasi tentang kesiapan persalinan

Page 31: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

20

Rasional: Untuk membuka pengetahuan pasien

d) Observasi vital sign

Rasional: Untuk mengetahui status kesehatan

e) Beri dukungan dan support pada pasien

Rasional: motivasi dan mengontrol perasaan pasien

3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (proses

meneran)

Tujuan dan kriteria hasil

a) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

b) Mampu mengenali nyeri (skala, intesitas, frekuensi dan tanda

nyeri)

c) Skala nyeri berkurang Pasien nyaman setelah nyeri berkurang

d) Vital sign dalam batas normal

Intervensi

a) Kaji skala nyeri P,Q,R,S,T

Rasional: Untuk mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan

pasien

b) Anjurkan pasien untuk nafas panjang

Rasional: Untuk mengurangi nyeri

c) Bimbing dan beri dukungan pada pasien untuk meneran

Rasional: Untuk memudahkan dalam proses persalinan

Page 32: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

21

4) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran

plasenta).

Tujuan dan kriteria hasil

a) Pasien mampu mengontrol nyeri

b) Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi:

a) Kaji kontraksi uterus

b) Pertahankan posisi litothomi

c) Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

d) Kolaborasi dengan bidan dalam pengeluaran plasenta

5) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan aktif

Tujuan dan kriteria hasil

a) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

b) Tidak mengalami haus yang tidak normal

c) Memiliki keseimbangan asupan yang seimbang dalam 24 jam

d) Menampilkan hidrasi yang baik (membran mukas lembab,

mampu berkeringat, elastis turgor kulit baik)

e) Memiliki asupan cairan oral dan atau intravena yang adekuat

Intervensi

a) Kaji keadaan umum dan monitor vital sign

Rasional: Untuk mengetahui keadaan umum pasien

b) Pantau perdarahan

Page 33: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

22

Rasional: Untuk mengetahui seberapa perdarahan yang

dikeluarkan

c) Identifikasi faktor-faktor yang berkonstribusi terhadap

bertambah buruknya dehidrasi (misalnya: obat-obatan, demam,

stress dan program pengobatan)

Rasional: Untuk mengetahui faktor yang berkontribusi terhadap

bertambah buruknya dehidrasi

d) Kolaborasi pemberian cairan parenteral

Rasional: Untuk menambah suplai cairan

6) Evaluasi

Evaluasi adalah catatan mengengenai perkembangan pasien

yang dibandingkan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan

sebelumnya, dengan menggunakan metode SOAP (Subyektif,

Obyektif, Analisa, Planning) (Wahit dan Suprapto, 2012).

3. Nyeri perasalinan

a. Definisi

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak

menyenangkan. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal

skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya (Azis, 2009)

The International Association for the Study of pain

mendefinisikan nyeri sebagai “Suatu ketidak nyamanan, bersifat

Page 34: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

23

subjektif, sensori, dan pengalaman emosional yang dihubungakan

dengan aktual dan potensial untuk merusak jaringan atau digambarkan

suatu yang merugikan” (Monahan, 2007).

Nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi.

Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah

perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya

pembukaan mulut rahim (serviks) dengan adanya pembukaan servik

ini maka akan terjadi persalinan (Judha dkk, 2012).

b. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri menurut Green (2007)

1) Nyeri akut

Nyeri akut didefinisikan sebagai suatu nyeri yang dapat di

kenali penyebabnya, waktunya pendek, dan diikuti oleh

peningkatan tegangan otot, serta kecemasan. Ketegangan otot dan

kecemasan tersebut dapat meningkatkan persepsi neyri.

2) Nyeri kronis

Nyeri kronis didefinisikan sebagai suatu nyeri yang tidak

dapat dikenali dengan jelas penyebabnya. Nyeri ini kerap kali

berpengaruh pada gaya hidup klien. Nyeri kronis biasanya terjadi

pada rentang waktu 3-6 bulan.

Page 35: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

24

c. Penyebab nyeri

Menurut Judha, dkk (2012 ), rasa nyeri persalinan muncul karena

1) Kontraksi otot rahim

Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan

serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium,

karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul

disebut nyeri visceral. Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan

pada punggung bagian bawah dan secrum. Biasanya ibu hanya

mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari

rasa nyeri pada interval antar kontraksi.

2) Regangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II, tidak

seperti nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum

dan perineum, sekitar anus. Nyeri kronis ini disebut nyeri somatik

dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah

akibat penurunan bagian terbawah janin.

3) Episiotomi

Pada nyeri episiotomi, nyeri dirasakan apabila ada tindakan

episiotomi, tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami

laserasi maupun rupture pada jalan lahir.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap Nyeri Persalinan

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Solehati &

Kosasih (2015), antara lain :

Page 36: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

25

1) Lingkungan

Lingkungan akan mempengaruhi persepsi dan reaksi nyeri.

Lingkungan yang ribut dan terang dapat meningkatkan intensitas

nyeri.

2) Keadaan umum

Kondisi fisik yang menurun, misalnya kelelahan dan

kurangnya asupan nutrisi dapat meningkatkan intensitas nyeri yang

dirasakan klien. Begitu juga rasa haus, dehidrasi, dan lapar akan

meningkatkan persepsi nyeri.

3) Endofrin

Tingkatan endofrin berbeda-beda antara satu orang dengan

yang lainnya. Hal inilah yang sering menyebabkan rasa nyeri yang

dirasakan oleh seseorang berbeda dengan yang lainnya.

4) Faktor situasional

Pengalaman nyeri pada situasi formal terasa lebih besar dari

pada sendirian. Persepsi nyeri juga dipengaruhi trauma jaringan.

5) Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor penting dalam merespon

adanya nyeri. Laki-laki kurang merasakan nyeri dibandingkan

dengan wanita berdasarkan etnis tertentu.

Page 37: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

26

6) Status emosi

Status emosi sangat memegang peranan penting dalam

persepsi nyeri karena akan meningkatkan persepsi dan membuat

impuls rasa nyeri lebih cepat. Status nyeri tersebut antara lain :

kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran.

7) Pengalaman yang lalu

Adanya pengalaman nyeri sebelumnya akan mempengaruhi

respon nyeri pada individu.

8) Ansietas dan Kepribadian

Ansietas mempunyai efek besar, pada kualitas maupun

intensitas pengalaman nyeri. Klien yang gelisah lebih sensitif

terhadap nyeri dan mengeluh nyeri dibandingkan dengan klien lain.

9) Budaya dan sosial

Budaya memiliki peran dalam mentoleransi nyeri. Aspek

ini berpengaruh besar terhadap psikologis seseorang dalam

mempersepsikan nyeri.

10) Usia

Persepsi nyeri dipengaruhi oleh usia, yaitu semakin

bertambah usia maka semakin mentoleransi rasa nyeri yang timbul.

Kemampuan untuk memahami dan mengontrol nyeri berkembang

dengan bertambahnya usia.

Page 38: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

27

e. Respon tubuh terhadap nyeri

Menurut Solehati & Kosasih, (2015) respon tubuh terhadap nyeri:

1) Respon Fisik

Respon fisik terhadap nyeri sangat bervariasi antara nyeri

akut dan nyeri kronis. Rasa nyeri akut akan menstimulasi sistem

saraf simpatis sehingga akan menimbulkan peningkatan tekanan

darah, denyut nadi, irama pernafasan, pucat, banyak keringat serta

dilatasi pupil dan kulit terasa dingin dan lembab.

Rasa nyeri kronis akan merangsang sistem saraf

parasimpatis yang akan mengakibatkan penurunan tekanan darah,

denyut nadi, irama pernafasan, kontraksi pupil, kulit kering dan

terasa panas atau hangat. Perubahan ekspresi wajah yang dapat di

amati adalah menutup gigi atau mengerutkan geraham,

menyeringai, mengerutkan dahi dan menggigit bibir.

2) Respon tingkah Laku

Perubahan perilaku dari individu yang mengalami rasa nyeri:

a) Menangis atau merintih

b) Gelisah, banyak bergerak atau tidak tenang

c) Insomnia

d) Mengelus-elus bagian tubuh yang mengalami skala nyeri

Page 39: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

28

f. Strategi pelaksanaan nyeri

Menurut Andarmoyo (2013), strategi penatalaksaan nyeri

adalah suatu tindakan untuk mengurangi nyeri yang terbagi menjadi

dua yaitu:

1) Strategi penatalaksanaan nyeri non farmakologis

a) Posisition

Perubahan posisi klien dengan frekuensi yang sering

dapat membantu meningkatkan kenyamanan yang disebabkan

oleh adanya nyeri. Dengan perubahan posisi tersebut akan

merangsang peredaran darah menjadi lancar. Hal ini mecegah

produksi asam laktat (perangsangan serabut rasa nyeri) yang

berlebihan sebagai mekanisme anaerob karena keadaan yang

statis. Posisi, seperti berdiri, duduk, miring, berjongkok,

berjalan-jalan, berlutut/bersujud, dan berayun (Bassett

Healthcare, 2008).

b) Massage

Massage yang lembut membatu otot untuk rileks, juga

membantu klien meringankan rasa nyeri saat persalinan.

Metode counter pressure dapat diterapkan pada saat klien

merasa nyeri pinggang akibat adanya kontraksi saat akan

melahirkan (Basset Helthcare, 2008).

Page 40: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

29

c) Teknik relaksasi

Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas

abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat

memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan

nyaman. Irama yang konstan dapat diperlukan dengan

menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi

(“hirup, dua, tiga”) dan ekhalasi (hembuskan, dua, tiga).

d) Distraksi

Distraksi adalah menepatkan nyeri di bawah ambang

sadar atau memfokuskan perhatian pada sesuatu yang lain

selain cemas dan nyeri itu sendiri. Distraksi yang dapat

digunakan antara lain:

(1) Menonton acara favorit di televisi

(2) Humor

(3) Mendorong untuk berkonsentrasi pada suatu yang menarik

2) Strategi penatalaksanaan nyeri farmakologis

Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk

mengatasi nyeri. Ada tiga jenis analgesik yaitu non narkotik dan

obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), analgesik narkotik atau

opiate dan obat tambahan.

Page 41: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

30

g. Cara Mengukur Nyeri

Menurut Andarmoyo (2013) penilaian klinis dari nyeri dapat

dilakukan dengan skala pendeskripsi verbal, penilaian numeric, dan

skala analog visual.

a. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale)

VDS merupakan garis yang terdiri atas tiga sampai lima

kata pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama

disepanjang garis. Pendeskripsian ini dirangking dari tidak terasa

nyeri sampai terasa nyeri pengukur menunjukkan pada pasien skala

tersebut untuk memilih intensitas nyeri yang dirasakannya.

Gambar 2.1

Skala bourbonnais

Sumber : Manurung, (2013)

Skala nyeri 0 : bebas nyeri

Skala nyeri 1-3 : nyeri sangat ringan hampir tidak terasa

sampai nyeri ringan berangsur-angsur

meningkat, rasa sakit bertambah dan rasa

sakit sekali-kali sudah mulai mengganggu

namun masih dapat beradaptasi.

Skala nyeri 4-6 : nyeri sedang , secara obyektif pasien

mulai terlihat menyeringai, dapat

Page 42: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

31

menunjukkan lokasi nyeri, masih dapat

mengikuti perintah dengan baik.

Skala nyeri 7-9 : nyeri kuat sampai dengan nyeri kuat

sekali. Secara obyektif pada awalnya

pasien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih repon terhadap

tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri

sampai tidak dapat mendeskripsikan

nyerinya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi

Skala nyeri 10 : nyeri sangat berat pasien sudah tidak

mampu lagi berkomunikasi perilaku

memukul, emosi tidak terkontrol

(Manurung, 2013 ).

b. Skala Intensitas Nyeri Numerik (Numerical Rating Scale)

NRS digunakan lebih sebagai pengganti atau pendamping

VDS, klien memberikan penilain 0 sampai 10. Nyeri pasien akan

dikategorikan tidak nyeri (0). Nyeri sedang (1-3) secara objektif

pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri ringan (4-6) secara

objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi

nyeri, dapat mendiskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah

dengan baik. Nyeri berat (7-9) secara objektif klien terkadang tidak

Page 43: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

32

dapat mengikuti perintah tapi masih merespon terhadap tindakan,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikannya,

serta tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang, dan

distraksi. Nyeri hebat (10) pasien sudah tidak mampu

berkomunikasi atau memukul.

gambar 2.2

Skala Intensitas nyeri Numerik 0-10

Sumber : Elkin, dkk., (2000) dalam Solehati dan Cecep (2015)

c. Visual Analog Scale (VAS)

Menurut McGuire dalam Potter & Perry (2005), VAS

merupakan alat pengukur tingkat nyeri yang lebih sensitive karena

pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian angka

yang menurut mereka paling tepat dalam menjelaskan tingkat nyeri

yang dirasakan pada satu waktu. VAS tidak melabelkan suatu

divisi, tapi tediri dari sebuah garis lurus yang dibagi secara merata

menjadi 10 segmen dalam angka 0 sampai 10 dan memiliki alat

pendiskripsi verbal pada setiap ujungnya. Pasien diberitahu bahwa

Page 44: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

0 menyatakan “tidak ada nyeri sama sekali”

menyatakan “nyeri paling parah” yang klien dapat bayangkan.

Skala ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

0

1-2

3-4

5-6

7-8

9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan

Sumber : Elkin, dkk, (2000) dalam Solehati dan Kosasih (2015)

d. Skala Face Pain Rating Scale (FPRS)

dengan enam tigkatan nyeri

sampai dengan 5. Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur

skala nyeri pada anak.

0

1

2

0 menyatakan “tidak ada nyeri sama sekali”

menyatakan “nyeri paling parah” yang klien dapat bayangkan.

Skala ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

= tidak ada nyeri

= nyeri ringan

= nyeri sedang

= nyeri berat

= nyeri sangat berat

10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan

Gambar 2.3

Skala Analog Visual (VAS)

Sumber : Elkin, dkk, (2000) dalam Solehati dan Kosasih (2015)

Skala Face Pain Rating Scale (FPRS)

FPRS merupakan skala nyeri dengan model gambar kartun

dengan enam tigkatan nyeri dan dilengkapi dengan angka dari 0

sampai dengan 5. Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur

skala nyeri pada anak.

: tidak menyakitkan

: sedikit sakit

: Lebih menyakitkan

33

0 menyatakan “tidak ada nyeri sama sekali” dan sepuluh

menyatakan “nyeri paling parah” yang klien dapat bayangkan.

Sumber : Elkin, dkk, (2000) dalam Solehati dan Kosasih (2015)

FPRS merupakan skala nyeri dengan model gambar kartun

dan dilengkapi dengan angka dari 0

sampai dengan 5. Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur

Page 45: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

34

3 : Lebih menyakitkan lagi

4 : jauh lebih menyakitkan lagi

5 : benar-benar manyakitkan

(sabatino, 2006)

Gambar 2.4

Skala Faces Pain Rating Scale

Sumber : Elkin, dkk., (2000) dalam Solehati dan Kosasih (2015)

3) Relaksasi Nafas Dalam

a. Pengertian relaksasi

Relaksasi merupakan salah satu bagian dari terapi

nonfarmakolgis, yaitu complementary dan alternative therapies

(CATs) yang dikelompokkan ke dalam Mind-body and spiritual

therapies.Relaksasi pertama kali dikenalkan oleh seorang psikolog dari

Chicago yang bernama Jacobson. Metode fisiologis ini dikembangkan

untuk melawan ketegangan dan kecemasan yang disebut relaksasi

progresif. Relaksasi progresif merupakan suatu teknik relaksasi yang

berguna untuk mengurangi ketegangan otot. Jacobson berpendapat,

bahwa semua bentuk ketegangan, termasuk ketegangan mental

didasarkan pada kontraksi otot.

Page 46: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

35

Banyak jenis relaksasi yang digunakan sebagai terapi

nonfarmakologis selain relaksasi progresif. Relaksasi yang sering

dilakukan kepada pasien adalah relaksai nafas dalam, Relaksai Benson,

Relaksasi progresif, dan relaksasi lain, seperti Relaksasi Musik,

Relaksasi Aromaterapi, dan Relaksasi modifikasi.

Terapi relaksasi banyak digunakan dalam menangani nyeri dan

kecemasan yang dialami oleh pasien karena relaksasi tidak memiliki

efek samping. Mudah dalam pelaksanaannya, tidak memerlukan waktu

yang banyak, serta relative murah. Berikut ini beberapa pengertian

tentang relaksai.

1) Relaksasi adalah suatu tindakan pengurangan tekanan mental,

fisik, dan emosi melalui suatu aktivitas dengan tujuan tertentu

yang dapat menenangkan pikiran dan fisik seseorang

(Lowdermilk, D. L., & Perry S.E2004).

2) Relaksasi merupakan salah satu teknik yang digunakan di dalam

terapi perilaku (Sheridan & Radmacher, 1992).

3) Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi prilaku yang bergunan

untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Relaksasi

merupakn suatu terapi yang diberikan kepada pasien dengan cara

menegangkan otot-otot tertentu, kemudian relaksasi (Smeltzer dan

Bare, 2002).

Page 47: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

36

4) Relaksasi merupakan salah satu cara terapi nonfarmakologis yang

digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri yang dialami klien

(pasien) paska operasi (Mader, 2006)

Dengan demikian, relaksasi adalah suatu teknik

nonfarmakologis di dalam terapi prilaku dengan tujuan untuk

menenangkan pikiran dan fisik seseorang sehingga terhindar dari

tekanan mental, fisik, ataupun emosi yang sedang dialami oleh

seseorang.

b. Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran relaksasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Relaksasi merupakan pengaktifan dari saraf parasimpatis yang

menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikan oleh system

saraf simpatis dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang

diturunkan oleh saraf simpatetis.

2) Tiap-tiap saraf parasimpatetis dan simpatetis tersebut saling

berpengaruh.

3) Dengan bertambahnya salah satu aktivitas system yang satu akan

menghambat atau menekan fungsi yang lain (Utami, 1993, dalam

Purwanto & Zulaekah, 2007)

4) Ketika seseorang mengalai gangguan rasa nyeri akibat adanya

luka pasca operasi, maka akan meningkatkan saraf simpatis yang

menyebabkan ketegangan pada otak dan otot seseorang. Dengan

penggunaan teknik relaksasi, maka saraf simpatis akan dihambat,

Page 48: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

37

sementara saraf parasimpatis meningkat sehingga mengakibatkan

ketegangan otot dan otak seseorang akan berkurang. Dengan

mengaktifkan saraf-saraf parasimpatetis akan menyebabkan

pasien merasakan nyeri berkurang.

Hal ini sejalan dengan penelitian Ments (2003) yang

membuktikan, bahwa ada hubungan antara otot, nyeri, dan kecemasan,

yaitu bila pasien merasakan ketegangan otot maka ia akan merasakan

nyeri secara cemas, dan sebaliknya. Ada beberapa bentuk relaksasi

yang telah diuji efektivitasnya dalam menurunkan rasa nyeri dan

kecemasan seseorang.

c. Tujuan

Relaksasi bertujuan untuk mengatasi atau mengurangi

kecemasan, menurunkan ketegangan otot dan tulang, serta secara tidak

langsung dapat mengurangi nyeri dan menurunkan ketegangan yang

berhubungan dengan fisiologis tubuh (Kozier & Olivier, 1996).

Pelatihan relaksasi bertujuan untuk melatih pasien agar dapat

mengkondisikan dirinya untuk mencapai suatu keadaan rileks. Pada

saat seseorang mengalami ketegangan dan kecemasan, saraf yang

berkerja adalah system saraf simpatis (berperan dalam meningkatkan

denyut jantung). Pada saat relaksasi, yang bekerja adalah system saraf

parasimpatis. Dengan demikian relaksasi dapat menekan rasa tegang

dan rasa cemas dengan cara resiprok (saling berbalasan) sehigga

Page 49: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

38

timbul counter conditioning dan penghilangan nyeri serta kecemasan

yang dialami seseorang.

d. Indikasi

Latihan relaksasi dapat digunakan pada pasien yang mengalami

nyeri, untuk mengurangi rasa nyeri karena kontraksi otot, mengurangi

pengaruh dari situasi stress, dan mengurangi efek samping dari

kemoterapi pada pasien kanker (Sheridan & Radmacher, 1992). Hal

ini terjadi karena teknik relaksasi dapat mengurangi keregangan,

kecemasan, dan merupakan sensitivitas nyeri (Bassett Healthcare,

2008).

e. Manfaat

Relaksasi telah dikenal dalam meringankan rasa nyeri dan

tingkat kecemasasan seseorang. Metode ini digunakan bekerja dengan

memutuskan lingkaran jalur nyeri dan ketegangan. Beberapa

percobaan menduga, bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri

akut, meskipun kualitas nyeri tersebut bervariasi (Bandolier, 2007).

Beberapa penelitian telah menunjukan, bahwa relaksasi efektif

dalam menurunkan nyeri paska oprasi (Good, dkk, 2007). Di Indonesia

sendiri sudah ada beberapa penelitian mengenai pengaruh teknik

relaksasi dalam menurunkan nyeri dengan hasil yang cukup signifikan

(Sukowati, 2007; Anggorowati, 2006).

Page 50: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

39

Terapi relaksasi efektif dapat menurunkan nyeri kronis, nyeri

punggung, nyeri saat menstruasi, nyeri operasi, nyeri yang diakibatkan

oleh reumatik, dan kecemasan seseorang (Monahan, 2007).

Terapi relaksasi juga merupakan salah satu carayang bisa

digunakan untuk menurunkan kecemasan. Selaras dengan Brooker

(2005) menyatakan, bahwa pengendalian gejala cemas bahkan stress

bisa dilakukan dengan teknik relaksasi.

Page 51: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

40

A. Kerangka Teori

Gambar 2.5

Kerangka teori

Nyeri persalinan

Kala 1

Intranatal

Teknik non

farmakologi :

relaksasi nafas dalam

Teknik farmakologi: analgesik

yaitu nonnarkotik, obat anti

inflamasi nonsteroid (NSAID),

analgesik narkotik dan obat

tambahan.

Terjadi peregangan

otot rahim (kontraksi)

Penurunan nyeri

Page 52: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

41

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Pada Ny F usia 21 tahun inpartu kala I fase laten dengan keluhan nyeri

usia kehamilan 38 minggu dengan status obstetrikus G2 P1 A0.

B. Tempat dan waktu

Aplikasi riset ini dilakukan di ruang bersalin Puskesmas Sibella Surakarta

pada tanggal 09 januari 2016.

C. Media dan Alat Yang Digunakan

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan adalah Lembar

Pengukuran Skala NRS

D. Prosedur Tindakan Menurut Riyadi dan Harmoko

1. Fase orientasi

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri ke pasien

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan

e. Menanyakan kesiapan pasien

Page 53: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

42

2. Fase kerja

a. Posisi klien diatur sedemukian rupa hingga rileks, dapat duduk atau

berbaring

b. Intruksikan klien untuk menghirup nafas dalam hinga rongga dada

berisi udara bersih

c. Pasien perlahan menghembuskan nafas dan membiarkannya keluar

dari semua bagian tubuh, saat itu suruh klien merasakan betapa

rasanya

d. Pasien bernafas normal beberapa saat (1-2 menit)

e. Pasien bernafas dalam dan menghembuskan berlahan dan rasakan

udara mengalir dari tangan, kaki dan menuju paru. Ulangi lagi

f. Setelah klien rileks kemudian irama nafas ditambah. Gunakan

pernafasan dada dan abdomen

3. Fase terminasi

a. Menyampaikan evaluasi hasil pada pasien

b. Menyampaikan rencana tidak lanjut

c. Berpamitan

E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset

Alat ukur yang digunakan mengevaluasi aplikasi riset dengan

pengukuran skala nyeri yaitu skala Intensitas Nyeri Numerik/Numeric

Rating Scale (NRS). Skala Numeric Rating Scale (NRS) merupakan skala

nyeri berbentuk garis horizontal yang menunjukan angka-angka dari 0-10,

Page 54: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

43

yaitu angka 0 menunjukan tidak ada nyeri dan angka 10 menunjukan nyeri

yang paling hebat. skala ini merupakan garis panjang berukuran 10 cm,

yaitu setiap panjangnya 1 cm di beri tanda. Skala ini dapat dipakai kelahiran

dengan nyeri yang hebat atau klin yang baru mengalai oprasi. Tigkat angka

yang ditunjukan oleh klin dapat digunakan untuk mengkaji efektifitas dari

itervensi pereda rasa nyeri.

Menurut Wong (1995) dalam Solehati dan Cecep (2015), skala ini

dapat diperesepsikan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10

Sumber : Elkin, dkk., (2000) dalam solehati dan Cecep (2015)

Page 55: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

44

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menjelaskan laporan kasus “Pemberian Relaksasi

Nafas Dalam terhadap penurunan nyeri pada Asuhan Keperawatan Ny.F

Dengan Inpartu Kala I Fase Laten di Ruang Bersalin Puskesmas Sibella Surakarta”.

Pasien masuk rumah sakit pada hari sabtu 09 Januari 2016 jam 01:20 WIB

dan dilakukan pengkajian pada 09 Januari 2016 jam 01:30 WIB. Pengkajian

dilakukan dengan metode anamnesa, observasi langsung, pemeriksaan fisik, serta

catatan medis dan catatan keperawatan. Asuhan keperawatan dimulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. F selama proses

persalinan di ruang bersalin dipuskesmas Sibella Surakarta.

A. Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan 09 Januari 2016 jam 01:30 WIB, meliputi nama

pasien Ny. F berumur 21 tahun, alamat Bibis, pekerjaan Ny.F ibu rumah tangga,

beragama islam, pendidikan terakhir SMA, Ny.F datang ke puskesmas pada

tangal 09 Januari 2016 jam 01:30 WIB. Identitas penanggung jawab Tn. Z ,Tn.

Z adalah suami Ny. F, Tn Z berumur 27 tahun, pendidikan terakhir SMA dan

pekerjaannya wiraswasta, Tn Z beralamat di bibis.

44

Page 56: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

45

B. Pengkajian

Data umum kesehatan Ny. F BB 54 kg dan TB 152 cm. Berat badan Ny.

F sebelum hamil yaitu 41 k. Ny. F mengatakan tidak mempunyai masalah

kesehatan khusus dan tidak mengkonsumsi obat-obatan selama hamil, Ny. F

juga tidak mempunyai alergi obat dan makanan. Eliminasi buang air kecil Ny. F

4-7 x/hari dan Ny. F belum buang air besar. Dalam istirahat pola tidur Ny F

mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam dan di malam hari kurang lebih 7-8

jam.

Riwayat kehamilan sekarang Ny F mengatakan ini kehamilan anak

kedua. Dalam riwayat haid Ny F mengatakan haid tidak teratur, kadang dua

bulan sekali. Status obstetrikus Ny F G2 P1 A0 dan usia kehamilan Ny F 38

minggu. HPHT (Hari pertama haid terakhir) Ny F pada 2 April 2015 dan HPL

(Hari perkiraan lahir) 25 Januari 2016. Jumlah kunjungan ke bidan pada

kehamilan ini yaitu 5 kali. Dalam riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

anak yang pertama lahir spontan, yang kedua spontan dengan berat badan 2800

gram keadaan hidup. Tidak ada masalah kehamilan dan persalinan yang lalu.

dalam masalah kehamilan yang sekarang Ny F mengatakan hamil yang ini

merasa sering mual dan pusing sampai usia kehamilan 8 bulan. Pasien belum

pernah melakukan KB sebelumnya. Dalam riwayat menyusui Ny F mengatakan

menyusui anak pertama dengan ASI eklusif. Pelajaran yang diinginkan saat ini

yaitu relaksasi nafas dalam dan manfaat ASI. Setelah lahir yang diharapkan

membantu dalam pengasuhan adalah suami dan orang tua.

Page 57: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

46

Riwayat persalinan sekarang pada tangal 09 januari 2016 jam 12.15

WIB. Ny F merasakan mules-mules kenceng-kenceng lalu dibawa ke

puskesmas Sibela Surakarta. Dilakukan pemeriksaan dalam hasilnya

pembukaan 2 cm, kontraksi/his 2 kali dalam 15 mnt durasi 30-35 detik.

Kekuatan adekuat, umbilicus tidak menonjol, frekuensi dan kualitas denyut

jantung janin dilakukan di IGD jam 00.50 WIB yaitu 142x/menit, jelas dan

teratur.

Dalam pemeriksaan fisik Ny F mengatakan Kenaikan berat badan

selama kehamilan yaitu 13 kg. Saat diperiksa kesadaran umum composmentris.

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi

82x/mnt, suhu 36,8o C, pernafasan 22x/mnt.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik kepala leher didapatkan data mata

tidak anemis sklera tidak ikterik. hidung simetris bersih tidak terdapat polip.

mulut bibir simetris, mukosa bibir lembab dan tidak ada sianosis. Telinga

simetris bersih tidak ada serumen. Pemeriksaan leher pada pasien tidak terjadi

pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada kaku kuduk.

Pemeriksaan jantung didapatkan hasil inspeksi (melihat) didapakan hasil

yaitu ictus cordis tidak tampak, yang kedua dengan palpasi (meraba) ictus

cordis paling teraba di IC V kiri, yang ketiga perkusi (mengetuk) didapatkan

pekak IC II kiri teraba batas atas jantung, IC II kiri (dekat sternum) batas kanan

jantung, IC V kiri (dekat lengan) batas kiri jantung. Kemudia yang terakhir

pemeriksaan dengan auskultasi (mendengarkan) yaitu BJ 1 dan BJ 2 normal,

reguler dan tidak ada suara tambahan. Pemeriksaan fisik Paru-Paru dengan

Page 58: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

47

teknik inspeksi (melihat) didapat hasil yaitu bentuk dada simetris. Yang ke dua

palpasi (meraba) yaitu vokal premitus kanan kiri sama. Pemeriksan yag ketiga

perkusi (mengetuk) yaitu didapatkan sonor diseluruh lapang paru. Dan yang

keempat auskultasi (mendengarkan) didapatkan vesikuler tidak ada suara

tambahan. Pemeriksaan payudara dihasilkan bentuk payudara pasien simetris,

dan aerola tampak kehitaman dan dalam pengkajian pengeluaran ASI

didapatkan hasil ASI belum keluar.

Dalam pemeriksaan abdomen kontraksi yang disetai nyeri. Pemeriksaan

leopold I tinggi fundus uteri 34 cm, teraba bulat lunak tidak melenting ( teraba

bokong). Leopold II bagian kiri teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas) dan

bagian kanan teraba keras seperti papan (punggung). Leopold III bagian bawah

teraba bulat keras tidak melenting (kepala). Leopold IV kepala janin sudah

masuk PAP. DJJ (Denyut Jantung Janin) 142 x/menit, Status janin hidup,

pigmentasi abdomen menjadi hiperpigmentasi (kecoklatan). Linanigra tampak,

striae juga tampak. Pada terapi ekstremitas atas dan bawah didapatkan hasil

tidak terdapat oedem, akral teraba hangat. Genetalia hasil pemeriksaan dalam

pada tanggal 9 januari 2016 jam 01:45 oleh bidan pembukaan 2 cm ketuban

utuh belum pecah pengeluaran pervaginam keluar sedikit lendir , dan tidak

terjadi perdarahan pervaginam.

Terapi medis pada tanggal 09 januari 2016 pemberian obat parenteral

yaitu oxytosin secara Intra Muskular sebanyak 10 ui/ml golongan uterotonik

dan relaksasi uterus fungsinya untuk merangsang kelahiran dimana kontraksi

uterus tidak sesuai perdarahan setelah melahirkan dan lidocain secara Intra

Page 59: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

48

Muscular dengan dosis 2 ml golongan anastesi berfungsi untuk anastesi topikal

pada kulit yang berhubungan dengan jarum. Obat peroral yaitu amoxilin dengan

dosis 3x500 mg golongan antimikroba berfungsi sebagai antibiotik infeksi kulit

dan jaringan lunak dan asam mefenamat dengan dosis 3x500 mg golongan

analgesik non narkotik berfungsi untuk meringankan nyeri (karena luka setelah

melahirkan).

LAPORAN PERSALINAN

KALA I

Kala I Mulai persalinan tanggal 9 januari 2016. Tanda dan gejala pasien

mengeluh kenceng-kenceng mulas ingin mengejan. TTV dengan hasil tekanan

darah 120/70 mmHg, S : 36,8 derajat celcius, N : 82 x/menit, RR: 22 x/mnt.

Pasien mengatakan nyeri P : Nyeri perut karena kontraksi, Q : Nyeri seperti

ditusuk-tusuk, R :Nyeri pada bagian perut bawah dan pinggang, S : Skala nyeri

8, T : Nyeri muncul sewaktu-waktu. Hasil pemeriksaan dalam VT buka 2 cm

pada jam 01:45 Keadaan psikososial ibu merasa cemas menghadapi persalinan

ke 2. Kebutuhan khusus pasien yaitu pasien butuh minum. Tindakan

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, mengajarkan pasien miring kiri dan

memberikan minum hangat. Saat ini pasien belum memerlukan pengobatan

khusus.

KALA II

Laporan kala II pada tangal 09 januari 2016 kala II yaitu 12:15 WIB

tanda gejalanya perineum menonjol, ibu tampak ingin mengejan saat kontraksi

Page 60: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

49

dan pengeluaran lendir dari vagina. Pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil

tekanan darah 120/70mmHg, nadi 82x/menit, pernafasan 22x/menit. Ny F

meneran dengan cara tarik nafas panjang, posisi kaki dorsal recumbent atau

kaki ditekuk,kemudian posisi kepala ditinggikan. Keadaan psikosasial Ny F

meringis kesakitan jika dilihat dari raut wajah skala nyeri 7. Ibu merasa lega

setelah melihat bayinya keluar. Tindakan yang dilakukan yaitu melatih ibu

untuk tarik nafas panjang dan ajarkan ibu meneran dengan baik.

CATATAN KELAHIRAN

Bayi lahir tanggal 09 januari 2016 jam 12.15 WIB jenis kelamin

perempuan. Dan nilai APGAR SCORE didapatkan pada menit pertama jantung

dengan nilai 2, nafas nilai 2,otak nilai 2, Rangsang nilai 1, warna nilai 1,dengan

total penilaian adalah 8. Dimenit ke 5 dengan nilai jantung 2, nafas nilai 2, otak

nilai 2. Rangsang nilai 2, warna nilai 1 dengan total penilaian 9 dan di menit 10

menit dengan nilai jantung 2, nafas nilai 2, otak nilai 2, rangsang nilai 2, warna

nilai 2, dengan total penilaian 10. Lama kala II yaitu 10 menit dan tanda-tanda

vital ibu hasilnya tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan

22x/menit dan suhu 36,80C. Pengobatan oxytosin secara Intra Muscular

sebanyak 10 ui/ml dan dilakkukan penjahitan dengan pola menjelujur dan

membersihkan luka dengan kasa betadin.

KALA III

Tanda dan gejala kala III yaitu keluar darah, tali pusat memanjang dan

uterus globuler, plasenta lahir jam jam 12.25 WIB lahir dengan spontan.

Karakteristik plasenta yaitu selaput plasenta utuh, kulit plasenta segar dan

Page 61: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

50

berbentuk cakram, kotiledon lengkap ukuran diameter kurang lebih 12 cm tidak

ada kelainan. Perdarahan yang keluar kurang lebih 100 cc, karekteristik

perdarahan normal. Keadaan psikososial ibu merasa lelah setelah melahirkan

plasenta. Kebutuhan khusus yang dibutuhkan yaitu berikan ibu minum dan

anjurkan ibu untuk istirahat, tindakan yang perlu dilakukan adalah massage

observasi perdarahan.

KALA IV

Laporan persalinan kala IV yaitu jam 12.30 WIB. Pemeriksaan tanda-

tanda vital dengan hasil tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu

36,60C dan pernafasan 20x/menit. Kontraksi uterus baik (keras). Perdarahan

yang keluar ± 100cc. Tindakan yang dilakukan observasi perdarahan, TTV,

anjurkan istirahat dan banyak minum. Pengobatan yang dilakukan dikala IV

yaitu asam mefenamat 500 mg x 2, amoxilin 500 mg.

BAYI

Bayi lahir pada tanggal 9 januari 2015 dan jam 12.15 dengan berat

badan 2800 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm dan lingkar dada

34 cm karakteristik (normal). Pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil

nadi 112 x/mnit pernafasan 34 x/menit, suhu 36,7 derajat celcius. Anus

berlubang. Perawatan tali pusat terjadi perdarahan karena baru lahir, tali pusat

dibungkus dengan kasa steril tanpa dibubuhi apapun.

Page 62: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

51

C. Analisa Data

Dari data pengkajian yang dilakukan pada tanggal 09 januari 2015 jam

01:30 WIB. Data tersebut ditunjang dengan data subjektif pada kala I pasien

mengatakan nyeri pada bagian pingang perut terasa kenceng - kenceng

(kontraksi). P (palites) : Nyeri perut karena kontraksi, Q (Qualiti) : Nyeri

seperti ditusuk-tusuk, R (Region) : Nyeri pada bagian perut dan pinggang, S

(Skala) : Skala nyeri 8, dan T (Time) Nyeri muncul sewaktu . Data ada his.

objektif yang diperoleh dari pasien tampak meringis kesakitan dengan skala

nyeri 8 dan tampak memegangi pingang dan perut. penulis menegakkan

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(kontraksi).

Pada kala I jam 01:35 WIB diperoleh data subjektif dari pasien

mengatakan takut dan cemas dalam menghadapi persalinan. Data objektif yang

diperoleh dari klien tampak gelisah ekspresi wajah tenang keluar keringat

dingin. TD = 120/70 mmHg, N = 82 x/mnt, S = 36,80C, RR = 22 x/mnt. Maka

penulis merumuskan prioritas masalah keperawatan ansietas berhubungan

dengan proses persalinan

Pada kala II jam 12:00 WIB. diperoleh data subjektif pasien mengatakan

perut terasa kenceng-kenceng pasien ingin meneran. Data objektif yang

diperoleh dari pasien tampak memegangi kaki dan meneran dengan perineum

menonjol, meningkatnya keluar lendir dan pembukaan lengkap 1-10 cm

(lengkap), skala nyeri dengan raut wajah menunjukkan 7 dan Ny F tampak

Page 63: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

52

meringis kesakitan. Maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera biologis (proses meneran).

Pada kal III jam 12.25 WIB diperoleh data tersebut ditunjang dari data

subjektif bahwa pasien mengatakan perut terasa nyeri. P : Pasien mengatakan

nyeri, Q : Nyeri, R : Di perut, S: skala nyeri 5, T : Pasien mengatakan nyeri

terus menerus. Data objektif yang diperoleh dari pasien tampak meringis

kesakitan menahan nyeri dengan hasil plasenta sudah lahir diameter 12 cm,

perdarahan 100 cc dan terdapat luka jahitan pada jalan lahir kurang lebih 2 cm.

Maka penulis merumuskan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik.

Pada kala IV jam 12.30 diperoleh data subjektif pasien mengatakan

sangat haus, perdarahan kala IV sebanyak 100 cc sedangkan data obyektif Ny F

tampak lemas, pucat, mukosa bibir kering dan tampak ada luka pada jalan lahir

kurang lebih 2 cm (jahitan menjelujur). Maka penulis merumuskan diagnosa

keperawatan resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan aktif.

D. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan rumusan masalah keperawatan dari hasil analisa data maka

dapat diprioritaskan diagnosa keperawatan sebagai berikut pada

Kala I Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) dan

Ansietas berhubungan dengan proses persalinan. Kala II Nyeri akut

Page 64: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

53

berhubungan dengan agen cidera biologis (proses meneran). Kala III Nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran plasenta). Kala IV

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

E. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan rumusan masalah yang didapatkan, maka penulis

menyusun rencana keperawatan pada diagnosa pertama yakni nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 10 jam dapat berkurang dengan

kriteria hasil pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang, mampu

mengontrol nyeri, dan mampu mengenali nyeri.

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada kala I

yaitu kaji nyeri P,Q,R,S,T dengan rasional untuk mengetahui tingkat nyeri yang

dirasakan Ny F, Ajarkan teknik relaksasi dengan rasional memberikan

kenyamanan pasien, Berikan posisi yang nyaman dengan rasional memberikan

kenyamanan pasien, Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik dengan

rasional untuk merangsang kelahiran.

Rencana keperawatan pada diagnosa kedua pada kala I yakni ansietas

berhubungan dengan proses persalinan dengan tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 1x10 jam ansietas dapat teratasi dengan kriteria

hasil pasien mampu mengidentifikasi cemas dan postur tubuh, ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Page 65: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

54

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan yaitu kaji tingkat

kecemasan dengan rasional mengidentifikasi kecemasan agar berkurang,

Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk mengurangi

kecemasan, berikan informasi tentang persiapan persalinan dengan rasional agar

mengurangi kecemasan pasien, Kolaborasi dengan melibatkan keluarga untuk

menemani disampingnya dengan rasional untuk menambah semangat pasien.

Rencana keperawatan pada diagnosa ketiga pada kala II adalah nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera biologis (proses meneran) dengan tujuan

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit masalah nyeri

dapat berkurang dengan kriteria hasil yaitu pasien mampu mengontrol nyeri,

mampu mengenali nyeri, mangatakan nyaman setelah nyeri berkurang.

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan yaitu kaji nyeri dengan

rasional untuk mengetahui skala nyeri, anjurkan relaksasi nafas panjang dengan

rasional untuk mengurangi nyeri pada pasien, beri posisi yang nyaman dengan

rasional untuk membantu memperlancar persalinan, kolaborasi bidan / dokter

untuk membantu persalinan dengan rasional untuk membantu persalinan pasien.

Rencana keperawatan pada diagnosa yang keempat pada kala III yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam nyeri dapat berkurang dengan

kriteria hasil yaitu mampu mengenali nyeri, mampu mengontrol nyeri, pasien

mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang.

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan yaitu observasi nyeri

dengan rasional untuk mengetahui tingkat nyeri, Memberikan posisi yang

Page 66: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

55

nyaman (dorsal recumben) dengan rasional untuk mengurangi nyeri, Anjurkan

pasien untuk relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk mengurangi nyeri.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik dengan rasional

untuk membantu mengurangi nyeri pasien.

Rencana keperawatan pada diagnose kelima pada kala IV yaitu resiko

resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

dengan tujuan setelah dilakukan tindakan selama 1x30 menit resiko kekurangan

volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu vital sign dalam batas

normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100x/menit, pernafasan 16-

24x/menit, suhu 36,5-37,50C), tidak ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit

baik).

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan yaitu monitor vital sign

dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien, monitor status hidrasi

dengan rasional untuk mengetahui status hidrasi pasien, dorong masukan oral

dengan rasional untuk menstabilkan kondisi pasien, kolaborasi pemberian

infuse RL dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.

F. Implementasi Keperawatan

Penyusunan intervensi atau perencanaan keperawatan telah dilakukan,

penulis kemudian melakukan implementasi atau tindakan keperawatan kepada

Ny F, yang dilakukan pada tanggal 9 januari 2016 jam 01:35 WIB pada kala I

dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (kontraksi), penulis mengkaji Jam 02:00 megkaji tingkat nyeri pasien

Page 67: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

56

denga PQRST. Respon subjektif pasien mengatakan nyeri di pinggag, P: nyeri

karena kontraksi, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri pada bagian perut

bawah dan pinggang, S : skala nyeri 8, T : nyeri muncul sewaktu-waktu, respon

objektif pasien tampak meringis kesakitan. Jam 01:40 WIB Mengajarkan pasien

tentang teknik relaksasi nafas dalam. Respon subjektif pasien bersdia diajarkan

teknik relaksasi nafas dalam. Respon objektif pasien terlihat lebih nyaman dan

rileks setelah melakukan relaksasi sendiri. Jam 03:40 WIB memberikan posisi

yang nyaman dengan respon subjektif pasien mau untuk diposisikan. Respon

objektif pasien miring ke kiri, dan pasien tampak lebih nyaman dan memegangi

perutnya.

Implementasi keperawatan pada diagnosa kedua pada kala I yakni

ansietas berhubungan dengan proses persalinan pada 9 januari 2016 jam 1:35

WIB mengkaji tingkat kecemasan pasien, respon subjektif pasien mengatakan

takut akan persalinan anak yang ke dua ini. Respon objektif pasien tampak

tegang dan keluar keringat dingin. Jam 01:50 WIB Menganjurkan dan

memberikan minum manis dan hangat. Respon subjektif pasien mau untuk

diberi minum teh hangat. Respon objektif pasien tampak lebih lega. Jam 02:15

WIB menganjurkan keluarga untuk menemani disampingnya. Respon subjektif

pasien bersedia untuk ditemani, respon objektif pasien tampak lebih nyaman

dengan hadirnya suami. Jam 03:20 WIB monitor TTV respon subjektif pasien

mengataan bersedia di ukur tanda-tanda vital. Respon objektif hasil TD :

120/70 mmHg, S : 36,80 C, RR : 22 x/menit, N : 82 x/menit.

Page 68: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

57

Implementasi keperawatan pada kala II dengan diagnosa keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (proses meneran) tanggal

09 januari 2016 jam 12:00 WIB memberikan posisi yang nyaman (dorsal

recumben) respon subjektif pasien mau diposisikan kaki ditekuk (dorsal

recumben), respon objektif pasien sudah diposisikan dorsal recumben. Jam

12:09 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam respon subjektif pasien

mengatakan nyeri sedikit berkurang, respon objektif pasien tampak menarik

nafas dari hidung dan menghembuskan lewat mulut dan pasien tampak

mengejan. Jam 12:10 WIB bimbing pasien meneran saat merasa kenceng-

kenceng respon subjektif pasien mau untuk dibimbing meneran, respon objektif

pasien tampak meneran saat ada kontraksi. jam 12:10 WIB memberi minum

pasien respon subjektif pasien mengatakan mau untuk diberi minum, data

objektif pasien tampak minum kurang lebih 50cc. Jam 12:13 WIB

mengbservasi karakteristik nyeri respon subjektif P : pasien mengatakan mules

Q : pasien mengatakan mules seperti ingin BAB R : pasien mengatakan mules

pada perut dan jalan lahir seperti mau robek. S : skala nyeri 6, T : pasien

mengatakan nyeri terus menerus. respon objektif pasien tampak berusaha

meneran saat ada kontraksi dan pasien tampak meringis kesakitan. Jam 12:13

bimbing pasien untuk meneran respon objektif pasien tampak berusaha meneran

saat ada kontraksi, dan bayi sudah keluar (jam 12.15).

Implementasi keperawatan kala III dengan diagnosa keperawatan

keempat yaitu nyeri akut b.d agen cidera fisik tangal 09 januari 2016 jam.12:25

WIB penulis membimbing pasien untuk menarik nafas panjang respon objektif

Page 69: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

58

pasien tampak menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat

mulut dan pasenta keluar. Jam 12:30 WIB mengobservasi karakteristik nyeri

(PQRST) respon subjektif P : pasien mengatakan masih nyeri, Q : pasien

mengatakan nyeri, R : pasien mengatakan nyeri pada perut, S : skala nyei 5, T :

pasien mengatakan terus menerus objektif: pasien tampak meringis kesakitan.

Implementasi keperawatan kala IV dengan diagnose keperawatan resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilanagan cairan aktif.

Tangal 09 januari 2016 jam 12:35 WIB penulis Jam 12:30 WIB mengkaji

keadaan umum pasien respon subjektif pasien mengatakan lelah, respon objektif

pasien tampak lelah, ttv dengan hasil TD : 120/70, N : 82 x/menit, RR : 20

x/menit, S : 36,50C. Jam 13:00 WIB melakukan vulva hygiene pada pasien

respon subjektif pasien mengatakan bersedia untuk dibersihkan, respon objektif

tampak jahitan 2 cm dengan jahitan menjelujur pada jalan lahir. Jam 13:10 WIB

memberikan minum dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia

minum dan respon objektif pasien tampak minum. Jam 13:30 WIB

mengkolaborasikan pemberian antibiotik amoxilin 3x500mg dan asam

mefenamat 3x500mg respon objektif pasien tampak minum obat, obat masuk

melalui oral.

G. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan yang dilakukan dengan metode subyektif,

obyektif, analisa dan perencanaan (SOAP). Pada diagnose pertama kala I yaitu

Page 70: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

59

masalah keperawatan nyeri akut b.d agen cidera biologis (kontraksi) pada hari

sabtu tangal 09 januari 2016 jam 12:10 WIB didapatkan hasil evaluasi sebagai

berikut, untuk data subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang, P : nyeri karna

kontraksi, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri pada perut bagian bawah

dan pinggang, S : sala nyeri 6, T : nyeri timbul sewaktu ada HIS. Objektif

pasien tampak menahan sakit dan meringis kesakitan. Analisa masalah belum

teratasi. Planing lanjutkan intervensi kaji nyeri (PQRST), ajarkan pasien untuk

relaksasi nafas dalam.

Pada diagnosa yang kedua pada kala I ansietas berhubungan dengan

proses persalinan pada tanggal 09 januari 2016 jam 12:15 WIB didapatkan hasil

data subjektif pasien mengatakan lebih tenang dan cemas berkurang. Objektif

pasien terlihat lebih rileks dan tenang. Planing intervensi dilanjutkan ajarkan

teknik relaksasi nafas dalam.

Pada diagnosa yang ketiga pada kala II nyeri akut b.d agen cidera

biologis (proses meneran) pada tanggal 09 januari 2016 jam 12:35 WIB

didapatkan hasil data subjektif pasien mengatakan masih merasa mules P :

pasien mengatakan mules, Q : mules, R : di perut, S : skala nyeri 4, T : nyeri

terus menerus. Objektif pasien tampak mengejan sekuat tenaga saat ada HIS,

Ny F tampak meringis kesakitan, bayi lahir spontan (2800 gram). Analisa

masalah nyeri akut sudah teratasi sebagian. Planing lanjutkan intervensi

anjurkan pasien untuk relaksasi nafas dalam dan kolaborasi pemberian

analgesik.

Page 71: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

60

Pada diagnosa yang keempat kala III nyeri akut b.d agen cidera fisik

pada tanggal 09 januari 2016 jam 13:05 WIB di dapatkan hasil data subjektif

pasien mengatakan sudah lega setelah bayinya lahir, tetapi masih merasakan

nyeri P : pasien mengatakan nyeri, Q : pasien mengatakan nyeri, R : diperut, S :

skala nyeri 3, T : pasien mengatakan nyeri terus menerus. Objektif pasien

tamapak meringis kesakitan menahan nyeri dan plasenta sudah keluar

sempurna, kotiledon utuh. Analisa masalah teratasi. Planing intervensi

dilanjutkan ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

Pada diagnose yang kelima kala IV resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, pada tanggal 09 januari 2016 jam

13:40 WIB didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut, untuk respon subjektif

Ny F mengatakan lebih nyaman dan sudah tidak terlalu haus. objektif Ny F

terlihat lebih rileks, mukosa bibir lembab, pasien tampak minum. Analisa

masalah resiko kekurangan cairan belum terjadi, perencanaan keperawatan

dilanjutkan yaitu monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi

kuat), anjurkan keluarga untuk membantu Ny F makan dan anjurkan untuk

banyak minum.

Page 72: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

61

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi jurnal mengenai

pemberian teknik nafas dalam yang sudah dilakukan penulis di ruang bersalin

Puskesmas Sibela Surakarta pada tanggal 9 januari 2016. Pembahasan pada bab ini

terutama pembahasan adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dengan

kasus. Asuhan Keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar

manusia melalui tahap, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi

dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk

mengumpulkan data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal

masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik,

mental, sosial dan lingkungan (Dermawan, 2012).

Pengkajian dalam kasus ini dilaksanakan tanggal 09 januari 2016 jam

01:30 WIB. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan metode anamnesa, observasi langsung, pemeriksaan fisik, serta

catatan medis dan catatan keperawatan.

Pada kasus yang diambil oleh penulis didapatkan data pada kala I yaitu

Ny. F mengatakan nyeri pada bagian pinggang bawah sangat nyeri dan perut

terasa kenceng-kenceng, nyeri perut karena kontraksi, nyeri seperti

61

Page 73: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

62

ditusuk-tusuk, nyeri pada pinggang bawah dan perut, skala nyeri 8, nyeri

muncul sewaktu his.

Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi

kadar katelokamin dan kartisol yang meningkat dan akibatnya mempengaruhi

durasi persalinan. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat

mempengaruhi sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena

dapat menyebabkan kematian janin (Handersen, 2005)

Nyeri ibu kala I persalinan tersebut disebabkan karena tertekannya

ujung syaraf sewaktu rahim berkontraksi dan terenggangnya rahim bawah,

vagina dan perineum (Indrawan, dkk, 2013)

Dari data pengkajian kala I keluhan utama klien mengatakan takut dan

cemas dalam menghadapi proses persalinan. Ny F tampak gelisah ekspresi

wajah tegang keluar keringat dingin. Secara teori ansietas merupakan respon

emosional dan penilaian individu yang subyektif dan dipengaruhi oleh alam

bawah sadar yang kadang disertai dengan berbagai keluhan fisik seperti sering

kali ditandai dengan tegang, lesu, tidak bisa istirahat dengan tenang, mudah

terkejut, mudah menangis, gemetar gelisah, timbul dari perasaan takut terhadap

tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal (hawai, 2011).

Ansietas adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan

kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami

dalam tingkat yang berbeda (Maimunah,2011).

Pada pengkajian kala II persalinan didapatkan data Ny F mengalami

kenceng-kenceng dan ingin meneran, pasien tampak meringis kesakitan,

Page 74: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

63

berteriak-teriak karena adanya proses meneran. Nyeri tersebut terjadi karena his

semakin kuat, Ny F merasa ingin meneran bersama dengan terjadi kontraksi, Ny

F merasakan semakin meningkatnya tekanan pada rectum dan vagina, perineum

menonjol, vulva vagina dan fringter ani terlihat membuka, dan peningkatan

lendir darah (Rohani, dkk, 2011)

Pada pengkajian kala III persalinan didapatkan data Ny F mengatakan

nyeri saat plasenta keluar. Plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh. Nyeri

tersebut terjadi karena ketika plasenta terlepas atau sepenuhnya terlepas tetapi

tidak keluar, maka pendarahan terjadi dibelakang plasenta sehingga uterus tidak

dapat sepenuhnya berkontraksi karena plasenta masih didalam. Kontraksi pada

otot uterus merupakan mekanisme fisiologis yang menghentikan perdarahan.

Begitu plasenta lepas, jika ibu tidak dapat melahirkan sendiri, atau petugas tidak

dapat menolong mengeluarkan plasenta, mungkin salah satu didiagnosis sebagai

retensi plasenta. Seringkali plasenta terperangkap dibawah serviks dan hanya

diperlukan sedikit dorongan untuk mengeluarkannya (Sarwono, 2009)

Pada pengkajian kala IV persalinan didapatkan data Ny F mengatakan

sangat haus, pucat, perdarahan kala IV sebanyak 100 cc. Resiko kekurangan

cairan tersebut terjadi karena masa post partum merupakan saat paling kritis

untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan perdarahan.

Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama

setelah kelahiran plasenta, setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan

persalinan. Kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.

Page 75: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

64

Apakah ibu membutuhkan minum atau apakah ibu ingin memegangi bayinya

(Sarwono, 2009).

Pengkajian payudara yang didapat pada klien, payudara simetris kanan

kiri, teraba keras, puting susu menonjol, ASI belum keluar, areola hiper

pigmentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat prawirohardjo (2010) mengatakan

pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi lunak.

Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena – vena di

bawah kulit akan terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan

tegak. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen akan menurun.

Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa dan pada akhirnya akan

meningkatkan produksi air susu. Pada bulan yang sama aerola akan lebih besar

dan kehitaman. Kelejar montgomery yaitu kelenjar sebasea dari aerola, akan

membesar cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara makin membesar

maka striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul.

Pemeriksaan pada abdomen didapatkan uterus hal ini sesuai dengan

pendapat prawirohardjo (2010). Pembesaran uterus pada awal kehamilan

biasanya tidak terjadi secara simetris. Secara normal ovum yang telah dibuahi

akan berinplantasi pada segmen atas uterus, terutama pada dinding posterior.

Pembesaran asimetri dan penonjolan salah satu kornus dikenali pemeriksaan

bimanual pelvik pada usia kehamilan 8 hingga 10 minggu.

Pemeriksaan leopold 1 didapatkan TFU 34 cm, fundus teraba bulat,

tidak melenting teraba (bokong). Leopold II bagian kiri teraba kecil-kecil

(ekstremitas) bagian kanan teraba keras seperti papan (punggung). Leopold III

Page 76: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

65

bagian bawah teraba bulat, keras tidak melenting (kepala). Leopold IV bagian

kepala sudah masuk PAP. Pembukaan 2 cm, Ny. F memasuki fase laten hal ini

menurut rukiyah (2009) bahwa fase laten adalah pembukan mendekati 4 cm,

kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik tidak terlalu

mules.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial

atau proses kehidupan (andarmoyo, 2013).

Diagnosa yang diambil oleh penulis adalah nyeri akut berhubungan agen

cidera biologis (kontraksi) nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan

aktual atau potensial gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa

(International for the study of pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari

intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau

diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan (Nurarif, 2012).

Batasan karakteristik nyeri akut antara lain: perubahan tekanan darah,

perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan selera

makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi, daerah yang nyeri,

dilatasi pupil, focus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati,

perubahan posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri

secara verbal (NANDA, 2012).

Page 77: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

66

Pada masalah keperawatan kala I diagnosa ke dua didapatkan diagnosa

ansietas berhubungan dengan proses persalinan. Ansietas adalah perasaan tidak

nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering

kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) perasaan takut yang

disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya dan memampukan individu untuk

bertindak menghadapi ancaman (herdmand, 2012).

Batasan karakteristik ansietas menurut (Herdman, 2012) adalah

penurunan produktivitas, gelisah , mengekspresikan kekhawatiran karena

perubahan dalam peristiwa hidup, kesedihan yang mendalam, ketakutan, rasa

nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan, wajah tegang, peningkatan

keringat, peningkatan ketegangan, gemetar.

Perumusan masalah keperawatan yang diambil penulisan ansietas yang

telah disesuaikan dengan diagnosa NANDA. Penulis memprioritaskan. Masalah

ansietas dengan alasan mengacu pada data pengkajian yaitu data subjektif Ny F

mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinan anak yang ke dua ini. Data

objektif Ny F tampak gelisah, ekspresi wajah tegang. TD : 120/70 mmHg, nadi

82x/menit, suhu 36,80C, respirasi 22x/menit.

Pada kala II penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan). Nyeri akut adalah

pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul

akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau gambaran dalam hal

kerusakan yang sedemikian rupa (international for the study of pain), awalnya

yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir

Page 78: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

67

yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6

bulan (Nurarif, 2012).

Batasan karakteristik nyeri akut antara lain : perubahan tekanan darah,

perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan selera

makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi daerah yang nyeri,

dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati,

perubahan posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri

secara verbal (NANDA, 2012).

Pada kala III penulis merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta). Nyeri akut

adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan

muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau gambaran dalam

dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the study of pain),

awalnya yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan

akhir yang dapat diantisipasi atau diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan

(Nurarif, 2012).

Batasan karakteristik nyeri akut antara lain: perubahan tekanan darah,

perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan selera

makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi daerah nyeri, dilatasi

pupil, focus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan

posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri secara verbal

(NANDA, 2012).

Page 79: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

68

Pada kala IV penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Resiko

kekurangan volume cairan adalah beresiko mengalami dehidrasi vascular,

selular, atau intraselular (NANDA, 2012).

Batasan karakteristik resiko kekurangan volume cairan (NANDA, 2012)

antara lain: perubahan status mental, perubahan status mental, penurunan

tekanan darah, penurunan frekuensi nadi, penurunan turgor kulit, penurunan

haluaran urine, membrane mukosa kering, peningkatan hematokrit, peningkatan

suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan konsentrasi urine,

penurunan berat badan tiba-tiba, haus dan kelemahan.

C. Intervensi Keperawatan

Perencanaan merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan.

Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan

bagi klien dan merencanakan intervensi keperawatan. Dari pernyataan tersebut

diketahui bahwa dalam membuat perencanaan perlu mempertimbangkan:

tujuan, kriteria diperkirakan atau diharapkan dan intervensi keperawatan

(Andarmoyo, 2013).

Intervensi atau rencana yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan

dengan kondisi pasien, sehingga tujuan dan kriteria hasil dapat dilaksanakan

dengan SMART, Spesifik, Measurable, Acceptance, Rasional dan Timing

(NANDA, 2013). Pembahasan dari intervensi yang meliputi tujuan, kriteria

hasil dan tindakan yaitu pada diagnosa keperawatan.

Page 80: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

69

Pada diagnosa yang pertama nyeri akut berhubungan dengan proses

persalinan (kontraksi). Pada kasus Ny. F penulis melakukan rencana tindakan

keperawatan selama 1 x 10 jam dengan kriteria hasil klien skala nyeri

berkurang, pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang, pasien mampu

mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non

farmakologi untuk mengurangi nyeri) dan pasien mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).

Intervensi atau rencana yang akan dilakukan berupa kaji nyeri atau

karakteristik (P,Q,R,S,T), Provocate/paliatif: apa penyebabnya, Quality:

bagaimana rasanya, Regio: dibagian mana yang terjadi, Skala: bagaimana

intesitas nyerinya jika menggunakan skala 1 sampai 10, bagaimana pengaruh

hal tersebut pada aktivitas, Time: kapan hal itu mulai terjadi (Iyer, patricia,

2006).

Tindakan yang diberikan kaji TTV dan DJJ. Menurut Hidayat (2006)

mengatakan pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi

adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi, suhu tubuh, denyut nadi,

frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat

tinggi pada fungsi suhu tubuh. Adanya perubahan tanda vital misalnya suhu

tubuh menunjukkan perubahan sistem kardiovaskuler, frekuensi pernafasan

menunjukan fungsi pernafasan dan tekanan darah dapat menilai kemampuan

sistem kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda

vital tersebut saling berhubungan saling mempengaruhi. Perubahan tanda vital

Page 81: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

70

dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas atau dalam keadaan sakit dan

perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh.

Intervensi selanjutnya adalah kolaborasi pemberian analgesik, menurut

Andarmoyo (2013), analgesik merupakan metode yang paling umum untuk

mengatasi nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan

efektif, perawatan dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya

analgesik dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak benar,

karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami ketagihan obat, cemas akan

melakukan kesalahan dalam menggunakan analgesik narkotik dan pemberian

obat yang kurang dari diresepkan.

Pada kala I diagnosa kedua yaitu ansietas berhubungan dengan proses

persalinan. Pada kasus Ny. F penulis melakukan rencana keperawatan setelah

dilakukan tindakan selama 1 x 10 jam dengan kriteria hasil mampu

mengidentifikasi cemas, postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat

aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Intervensi selanjutnya ajarkan klien tentang teknik relaksasi, menurut

Perry & Potter (2009) relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari

ketegangan dan stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika

terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan emosi pada nyeri, berikan

informasi tentang persiapan persalinan, rasionalnya mengurangi kecemasan.

Intervensi selanjutnya kolaborasi dengan melibatkan keluarga untuk

menemaninya, menurut Doenges (2001) rasa takut ketidak tahuan dan rasa takut

menjadi penghambat inkompatibel dengan psikologis dan istirahat emosional

Page 82: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

71

dan dapat memudahkan perkembangan hubungan saling percaya, penerima

yang tidak menghakimi meningkatkan rasa percaya.

Pada kala II diagnosa ketiga yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (proses meneran). Pada kasus Ny. F penulis melakukan rencana

keperawatan setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30 menit dengan kriteria

hasil pasien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri), mampu

mengenali nyeri (skala, intensitas,frekuensi dan tanda nyeri), mengatakan

nyaman setelah nyeri berkurang.

Intervensi keperawatan pada kala II dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik ( proses meneran) adalah kaji nyeri P, Q,

R, S, T, secara komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas nyeri yang

dirasakan Ny F, anjurkan pasien untuk relaksasi nafas dalam dengan rasional

agar lebih terarah untuk meneran, beri posisi yang nyaman dengan rasional

pasien lebih nyaman, kolaborasi dengan bidan untuk membantu persalinan

dengan rasional membantu persalinan Ny F.

Pada kala III diagnosa keempat yaitu nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik (proses meneran). Pada kasus Ny. F penulis melakukan

rencana keperawatan setelah dilakukan tindakan selama 1 x 1 jam dengan

kriteria hasil pasien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri), mampu

mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), mengatakan

nyaman setelah nyeri berkurang.

Page 83: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

72

Intervensi keperawatan pada kala III dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta) adalah kaji

nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkat nyeri, berikan posisi yang

nyaman dengan rasional pasien tetap nyaman, anjurkan relaksasi nafas panjang

dengan rasional untuk mengontrol nyeri, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesik dengan rasional untuk mengurangi nyeri.

Pada kala IV diagnosa kelima yaitu resiko kekurangan cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Pada kasus Ny F penulis

melakukan rencana keperawatan setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30

menit dengan kriteria hasil vital sign dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda

dehidrasi (turgor kulit baik).

Intervensi keperawatan pada diagnosa kala IV dengan diagnosa resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif adalah

monitor vital sign dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien,

monitor status dehidrasi dengan rasional untuk mengetahui status hidrasi pasien,

dorong masukan oral dengan rasional untuk menstabilkan kondisi umum pasien,

kolaborasi pemberian infuse RL dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan

cairan dan elektrolit.

Page 84: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

73

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses

keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlakukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan

dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Andarmoyo, 2013).

Pada implementasi yang dilakukan pada kala I persalinan adalah

mengkaji nyeri P, Q, R, S, T, nyeri dibagian perut bawah dan pinggang. Tujuan

dilakukan tindakan untuk mengetahui nyeri, karakteristik nyeri P : provocate,

tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri pada

penderita yang mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang

diderita dan faktor psikologisnya. Q : quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu

yang subyektif yang diungkapkan oleh pasien, seringkali pasien

mendiskripsikan nyeri dengan kalimat seperti ditusuk-tusuk, terbakar, sakit

nyeri dalam atau supervisal, atau bahkan seperti digencet. R : region, untuk

mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan

semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman. S: scale, tingkat keparahan

merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh penderita, karena

akan diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan

menggunakan skala yang sifatnya kualitas T : time, tenaga kesehatan mengkaji

tentang awitan, durasi dan rangkaian nyeri, perlu ditanyakan kapan mulai

muncul adanya nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering kambuh (Iyer,

2006).

Page 85: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

74

Pada implementasi yang dilakuan pada kala I adalah memberikan teknik

relaksasi nafas dalam. relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan

mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan

toleransi terhadap nyeri. Teknik yang sederhana terdiri atas nafas abdomen

dengan frekuensi lambat, berirama, pasien dapat memejamkan matanya dan

bernafas dengan perlahan dan nyaman. Nafas yang lambat dan berirama, juga

dapat digunakan sebagai teknik distraksi (Andarmoyo, 2013).

Aplikasi relaksasi nafas dalam untuk dunia kesehatan selain memiliki

aspek estetika, juga memiliki aspek terapetik, yang banyak digunakan untuk

membantu menenangkan, menyembuhkan, dan memulihkan kondisi fisiologis

pasien maupun tenaga medis. Terlepas dari berbagai pendapat pro dan kontra

mengenai kebenaran penggunaan relaksasi nafas dalam sebagai salah satu

bentuk terapi, studi-studi tentang tehnik relaksasi sebagai salah satu bentuk

terapi sudah banyak dilakukan dan hasilnya cukup signifikan (Saing, 2007).

Mekanisme kerja relaksai nafas dalam dapat mengurangi rasa sakit,

stres, kecemasan maupun menurunkan tekanan darah masih dalam kajian dan

kontroversi. Dalam mengurangi rasa sakit, muncul beberapa teori yang

menyatakan bahwa dimana saat seseorang terbebas dari tekanan dan kecemasan

atau kembalinya keseimbangan (equilibilirium) setelah terjadinya gangguan

tujuan dari teknik relaksasi nafs dalam adalah mencapai keadaan relaksasi

secara fisiologis, kognitif yang ditandai dengan penurunan kadar epinefrin dan

non epinefrin dalam darah (Rahmayati, 2010).

Page 86: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

75

Adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam sebagai berikut,

ciptakan lingkungan yang tenang, usahakan tetap rileks dan tenang, menarik

nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru udara melalui hitungan,

perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas

atas dan bawah secara rileks, anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali,

menarik lagi nafas dari hidung dan menghembuskan melalui mulut secara

perlahan-lahan, membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan tetap

konsentrasi, anjurkan melakukn teknik tersebut sampai rasa nyeri berkurang,

ulangi sampai 15 kali dengan selingi istirahat setiap 5 kali (Prawirohardjo,

2009).

Pada implementasi yang dilakukan pada kala II yaitu mengkaji tingkat

kecemasan. Menurut Saryono (2013) menyatakan mengukur tingkat kecemasan

dengan Hamilton anxiety rating scale (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14

kelompok gejala masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala

kecemasan yang lebih spesifik. Dari pengukuran kecemasan dengan Hamilton

anxiety rating scale (HARS) maka nantinya akan didapatkan penilaian klien

mengalami tingkat kecemasan ringan, sedang, berat, dan juga tingkat panik

(Saryono, 2013).

Dalam Fitriani (2014) yang berjudul “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas

Dalam Terhadap Respon Adaptasi Nyeri pada Pasien Inpartu Kala I Fase

Laten”. Dalam penelitian tersebut, peneliti memberikan memberikan relaksasi

nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan menunjukkan pengaruh yang

signifikan antara pemberian relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri

Page 87: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

76

persalinan kala I fase laten. Hasil rata rata tersebut adalah nilai rata-rata nyeri

menghadapi persalinan sebelum diberi relaksasi nafas dalam nyeri sedang

(skala 4-6) sebanyak 52,1 %, nyeri berat (skala 7-9) sebanyak 47,9 % dan

setelah dilakukan relaksasi nafas dalam menjadi nyeri sedang (skala 4-6)

sebanyak 81,6 % dan nyeri hebat (skala 7-9) menjadi 8,4 %. Nilai rata-rata ini

dapat diinterprestasikan bahwa ada penurunan nyeri inpartu kala I fase laten.

Prosedur pemberian teknik relaksasi nafas dalam, ciptakan suasana yang

nyaman dan usahakan tetap rileks dan tenang, posisikan pasien dengan nyaman,

anjurkan pasien menarik nafas dalam dari hidung dengan hitungan 1, 2, 3

(sebelum perawat memberi contoh), anjurkan pasien untuk menghembuskan

nafas perlahan lahan melalui mulut, anjurkan pasien mengulangi sebanyak 3

kali atau sewaktu pasien merasa nyeri.

Berdasarkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (proses meneran) tindakan keperawatan pada kala II yang dilakukan

pada tanggal 09 januari 2016 jam 12.09 WIB adalah mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam dan meneran dengan benar. Pada pengenalan kala II anus

membuka, perineum menonjol. Setiap ada his pimpin ibu meneran pada puncak

his dan minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat

siku agar tekanan abdomen menjadi efektif (Sarwono, 2009).

Berdasarkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

(proses meneran) tindakan keperawatan pada kala III yang dilakukan pada

tanggal 09 januari 2016 jam 12:20 WIB adalah mempertahankan posisi dorsal

recumben. Pemberian atau pengaturan posisi sangatlah penting membiarkan ibu

Page 88: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

77

bersalin untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan,

Misalnya mengurangi rasa tidak nyaman, mengurangi trauma perineum, dan

menjadi lebih mudah meneran. Posisi juga merupakan salah satu dasar yang

mempengaruhi keutuhan perineum. Oleh karena itu, ibu bersalin harus

diperbolehkan memilih posisi mereka sendiri saat persalinan (Rohani, dkk

2011).

Berdasarkan diagnosa resiko kekurang volume cairan tindakan

keperawatan pada kala IV adalah memeriksa keadaan umum pasien dan vital

sign. Pada pemantauan kala IV hal yang perlu dilakukan adalah memantau

tanda-tanda vilal pasien, memberi obat-obatan yang diperlukan dan minum

secukupnya. Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi,

pasangkan kasa penyerap dan celana, bawa keruang perawatan dan lakukan

rawat gabung sesegera mungkin (Sarwono, 2009)

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan

untuk mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan

klien kearah tujuan pencapain tujuan (Andarmoyo, 2013).

Evalusai yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan kondisi

pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan

dengan SOAP, subjective, objective, analisa, planning (Deden, 2012).

Evaluasi pada tanggal 09 januari 2016 jam masalah keperawatan nyeri

berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi), dengan subjektif Ny F

Page 89: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

78

mengatakan nyeri berkurang, Provocate/paliatif : nyeri karna kontraksi, Quality

: nyeri seperti ditusuk-tusuk, Regio : nyeri pada perut bagian bawah dan

pinggang, Skala : sala nyeri 6, Time : nyeri timbul sewaktu-waktu. Objektif

pasien tampak menahan sakit dan meringis kesakitan. Ny F mampu melakukan

relaksasi nafas dalam, lamanya his 2x dalam 15 menit dengan durasi 30-35

menit, maka masalah nyeri akut sudah teratasi sebagian dan intervensi

dilanjutkan.

Evaluasi pada tangal 09 januari 2016 masalah keperawatan ansietas

berhubungan dengan proses persalinan dengan subjektif pasien mengatakan

lebih tenang dan cemas berkurang. Objektif Ny F terlihat lebih rileks dan

tenang, Ny F didampingi oleh suaminya, vital sign dalam batas normal maka

masalah ansietas teratasi dan dilanjutkan intervensi.

Evaluasi pada tanggal 09 januari 2016 masalah keperawatan nyeri b.d

agen cidera fisik (proses meneran), dengan subjektif Ny F merintih dan

berteriak kesakitan. Objektif Ny F tampak mengejan sekuat tenaga saat ada his,

Ny F tampak meringis kesakitan, bayi lahir spontan (berat badan bayi 2800

gram). Maka masalah nyeri akut sudah teratasi sebagian dan intervensi

dilanjutkan.

Evaluasi pada tangal 09 januari 2016 masalah keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik ( pengeluaran plasenta), dengan subjektif

Ny F mengatakan sudah lega setelah bayinya lahir, tapi masih merasakan nyeri

dengan skala 3 dan nyeri terus menerus. Objektif Ny F tampak meringis

Page 90: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

79

menahan nyeri, plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh, vital sign dalam batas

normal, maka masalah nyeri akut sudah teratasi dan intervensi dilanjutkan.

Evaluasi pada tangal 09 januari 2016 masalah keperawatan resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, dengan

subyektif Ny F mengatakan lebih nyaman dan sudah tidak terlalu haus.

Obyektif Ny F terlihat minum dan mukosa bibir lembab maka masalah resiko

kekurangan volume cairan belum terjadi.

Page 91: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

80

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang pemberian relaksasi

nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada “Asuhan Keperawatan Ny.F dengan

Inpartu Kala I Fase Laten di Ruang Bersalin Puskesmas Sibela Surakarta”

dengan mengaplikasikan jurnal tentang pemberian relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan nyeri maka dapat disimpulkan:

1. Pengkajian

Pengkajian pada Ny.F kala I fase laten diperoleh data subyektif Ny.F

mengatakan bagian perut bawah dan pinggang sangat nyeri, nyeri diperberat

karena ada kontraksi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dibagian perut

bawah dan pinggang, skala nyeri 8, nyeri muncul sewaktu ada his, data

obyektif di tandai dengan Ny. F tampak meringis kesakitan, Ny.F

memegangi pinggang dan perut bawah.

Klien mengatakan cemas karena takut dalam menghadapi persalinan

yang kedua, dan data obyektif Ny.F tampak gelisah, raut wajah tempak

tegang, keluar keringat dingin, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82

x/menit, frekuensi pernafasan 22 x/menit, suhu 368derajat celcius.

Page 92: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

81

Pada pengkajian kala II diperoleh data subyektif klien mengatakan

perut terasa kenceng-kenceng dan pasien ingin meneran, dan data obyektif

Ny.F tampak memegangi kaki dan ingin meneran dengan perineum

menonjol, meningkatnya keluar lendir, dan pembukaan lengkap 1-10 cm

(lengkap), skala nyeri dengan raut wajah menunjukkan skala nyeri 6 dan Ny

F tampak meringis kesakitan.

Pada pengkajian kala III didapatkan data subyektif Ny.F mengatakan

nyeri, P : pasien mengatakan nyeri, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R :

Nyeri di perut, S : skala nyeri 5, T : pasien mengatakan nyeri terus menerus,

obyektif Ny F tampak meringis kesakitan menahan nyeri dengan hasil

plasenta sudah keluar lahir dengan diameter 12 cm, kotiledon utuh,

perdarahan 100 cc dan terdapat luka jahitan pada jalan lahir kurang lebih 2

cm.

Pada pengkajian kala IV persalinan didapatkan data subyektif Ny.F

mengatakan sangat haus, dengan data obyektif Ny.F tampak lemas, pucat,

mukosa bibir kering dan tampak ada luka pada jalan lahir kurang lebih 2 cm

(jahitan menjelujur). Tekanan darah TD : 120/80 mmHg, N: 86x/menit, RR:

20 x/menit, S: 36,60C. Perdarahan kala I 20 cc, kala II 50 cc, kala III 100 cc,

kala IV 100 cc, jumlah perdarahan 270 cc.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang di temukan pada kasus Ny.F adalah

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi), ansietas

Page 93: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

82

berhubungan dengan proses persalinan, nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis (proses meneran), nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik (pengeluaran plasenta) dan resiko kekurangan volume

cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi pada kala I yang pertama dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) adalah kaji nyeri P, Q,

R, S, T (Provoking, Incident, Quality of pain, Region, severity of pain,

time), ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, monitor vital sign.

Intervensi keperawatan pada kala I diagnosa kedua dengan diagnosa

ansietas berhubungan dengan proses persalinan adalah observasi penyebab

kecemasan dan identifikasi cemas pasien, bina hubungan saling percaya,

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, libatkan keluarga untuk mendampingi

pasien.

Intervensi keperawatan pada kala II dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (proses meneran) pada Ny F

adalah observasi karakteristik nyeri P, Q, R, S, T (Provoking, Incident,

Quality of pain, Region, severity of pain, time), monitor vital sign, beri

posisi yang nyaman (dorsal recumben), anjurkan Ny F untuk nafas panjang

dan meneran dengan benar sewaktu ada his, kolaborasi dengan bidan dalam

pertolongan persalinan.

Intervensi keperawatan pada kala III dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran plasenta) adalah kaji

Page 94: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

83

kontraksi uterus, pertahankan posisi dorsal recumben, ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam, monitor vital sign, kolaborasi dengan bidan dalam

pengeluaran plasenta.

Intervensi keperawatan yang dirumuskan pada kala IV dengan resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

adalah posisikan pasien tetap dorsal recumben massase fundus uteri,

monitor vital sign, dorong masukan oral, kolaborasi pemberian cairan infuse

pada pasien.

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan kala I dengan diagnosa nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) adalah

melakukan pengkajian nyeri (P, Q, R, S, T) , memonitor vital sign,

menganjurkan untuk miring ke kiri, mengajarkan untuk tarik nafas dalam.

Tindakan keperawatan dengan diagnosa ansietas berhubungan dengan

proses persalinan adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam,

anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien. Tindakan keperawatan pada

kala II dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (proses meneran) adalah memimpin meneran dengan benar dan

berkolaborasi dengan bidan dalam pertolongan persalinan. Tindakan

keperawatan pada kala III dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik adalah mempertahankan pasien dengan posisi dorsal

recumben, ajarkan pasien relaksasi nafas dalam dan berkolaborasi dengan

bidan dalam pengeluaran plasenta. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Page 95: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

84

pada kala IV dengan diagnosa resiko kekurangan volume berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif adalah memantau tanda-tanda vital dan

memberikan minum kepada pasien.

5. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan sudah komprehensif dengan acuan rencana

asuhan keperawatan, serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya

didapatkan hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil belum

tercapai, Pada kala I diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (kontraksi) pada Ny.F selama 1 hari belum teratasi, masalah nyeri

akut belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan. Pada diagnosa ansietas

berhubungan dengan proses persalinan hasil evaluasi keadaan klien dengan

kriteria hasil teratasi sebagian maka masalah ansietas teratasi sebagian dan

intervensi dilanjutkan.

Pada diagnosa kala II nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (proses meneran), hasil evaluasi keadaan klien dengan kriteria hasil

sudah tercapai maka masalah nyeri akut teratasi sebagian dan intervensi

lanjutkan.

Pada diagnosa kala III nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

fisik (pengeluaran plasenta), hasil evaluasi keadaan klien dengan kriteria

hasil tercapai sebagian maka masalah nyeri teratasi sebagian dan intervensi

dilanjutkan.

Page 96: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

85

Pada diagnosa kala IV resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan cairan aktif, hasil evaluasi keadaan klien dengan

kriteria hasil sudah tercapai maka masalah resiko kekurangan volume

cairan tidak terjadi dan intervensi dihentikan.

6. Analisis Praktik jurnal

Disini penulis dapat menganalisis bahwa teknik relaksai nafas dalam

terbukti secara signifikan dapat menurunkan nyeri persalinan inpartu kala I

fase laten pada Ny.F dengan nyeri persalinan pada kala I dengan skala 8 dan

sesudah dilakukan tindakan relaksasi nafas dalam nyeri berkurang dengan

skala 6.

A. SARAN

1. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat melakukan relaksasi nafas dalam secara

berulang ketika pasien merasa nyeri persalinan.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan relaksasi nafas dalam dapat menjadi salah satu

alternative untuk menurunkan intensitas nyeri pada persalinan kala I serta

dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerja sama

baik antara tim kesehatan lain maupun klien sehingga dapatr meningkatkan

mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal.

Page 97: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

86

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan aplikai berbasis riset ini dapat menjadi referensi bagi

institusi keperawatan dan dapat memberikan informasi dan meningkatkan

mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas sehingga dapat

menghasilkan perawat yang professional, terampil, dan bermutu dalam

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu

dan kode etik keperawatan.

Page 98: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

87

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Penerbit Ar-Ruzz.

Yogyakarta.

Aziz, A. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan Perencanaan Konsep dan kerangka kerja.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Ghofur, Abdul. 2010. Pengaruh teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien Kala I Fase

Laten Dirumah Bersalin Depok Jaya. Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Jakarta.

Hendersen. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Cet.I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Herdman, T. 2012. Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi

2011-2014. Ahli Bahasa: Sumarwati Made, Subekti Nike. EGC, Jakarta.

Kumalasari I. 2015. 2015. Perawatan Antenatal, Post Natal, Bayi Baru Lahir dan

Kontrasepsi. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Maimunah. 2011. Kecemasan Ibu Hamil Menjelang persalinan Pertama. Jurnal: Fakultas

Psikologi. Universitas Muhamadiyah Malang.

Manuaba. 2009. Memahami kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Monahan, dkk. 2007. Phipps’ Medical-Surgical Nursing: Health and Illness Perspectives. 8th

ed. Philadelphia: Mosby Inc.

Nurarif Amin dan Kusuma Hardi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

dan Nanda. Jilid 2. Media Action. Yogyakarta.

Novita, R VT. 2011. Keperawatan Materitas. penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.

Nugroho, T. 2012. Asuhan Keperawata. Penerbit Nuha Medika. yogyakarta.

Potter & perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Buku 1. Edisi 7. Jakarat: Salemba Medika.

Prasetyo, sigit Nian. 2010. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi I. Cet I yogyakarta:

Graha Ilmu.

Prawiroharjo, S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka

Riyadi dan Harmoko. 2012. Standart Operating Procedure Dalam Praktik Keperawatan. 1nd

ed. penerbit Pustaka Pelajar. Celeban.

Rohmah, dkk. 2012. Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Page 99: PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … · pasien inpartu kala 1 fase laten sebelum diberikan teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 37 responden, nyeri berat 34 responden dengan

88

Sabatino, D.A.2006. pain (The Fifth Vital Sign) and Pain Management. thousand Oaks:

Ocala Regional Medical Center.

Saryono. 2011. Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Huka Medika.

Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Solehati, T dan Kosasih C E. 2015. Konsep Dan Apikasi Relaksasi dalam Keperawatan

Maternitas. Reflika Aditama. Bandung.

Sulistyawati, A dan Esti N. 2010. Asuhan kebidanan Pada Ibu Bersalin. Penerbit Salemba

Medika. Jakarta.

Wahid Abd. dan I. Suprapto. 2012. Dokumentasi Proses Keperawatan. Penerbit Nuha

Medika. Yogyakarta.