Pemberdayaan Sampah Di Lingkungan Sekolah

4
PEMBERDAYAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. Hanya manusia yang mengakibatkan munculnya sampah. Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik (hasil dari proses pabrik) misalnya plastik, logam, gelas, dan karet. Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang menumpuk pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam keadaan kekurangan oksigen akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh. Timbunan sampah menjadi sarang bagi penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah- celah sampah dapat berupa kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan tempat tinggal yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka. Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :

Transcript of Pemberdayaan Sampah Di Lingkungan Sekolah

Page 1: Pemberdayaan Sampah Di Lingkungan Sekolah

PEMBERDAYAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat (baik berupa zat

organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah

tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. Hanya manusia yang mengakibatkan

munculnya sampah.

Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan. Sebagian

besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik. Sampah

yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah

organik adalah sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik

(hasil dari proses pabrik) misalnya plastik, logam, gelas, dan karet.

Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang menumpuk pada suatu tempat

penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam keadaan kekurangan oksigen

akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap

bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah

lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.

Timbunan sampah menjadi sarang bagi penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak

dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa kaleng bekas, kardus, dan lain-

lain merupakan tempat tinggal yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada

sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan.

Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik

menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah

terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat

dipisahkan menjadi :

1. Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan,

sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).

2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet

dan tanah.

Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit

sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik bungkus snack

jajan dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan

dan daun pisang pembungkus makanan. Maka dari itu sekolah mengenalkan kepada siswa tentang

pengelolaan sampah, antara lain :

1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan

ditempatkan dalam wadah yang berbeda.

Page 2: Pemberdayaan Sampah Di Lingkungan Sekolah

2. Pengolahan dengan menerapkan 3 konsep, yaitu:

a. Penggunaan kembali yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih

memungkinkan untuk dipakai (penggunaan kembali tas kresek, botol-botol bekas dan lain

sebagainya).

b. Pengurangan yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah

serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada (membawa bekal snack atau minum dari

rumah).

c. Daur ulang yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang

lebih berguna (daur ulang sampah anorganik menjadi kerajinan tangan).

3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat

Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya dibuang ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) untuk dibakar.

Untuk memudahkan jangkauan siswa dalam membuang sampah biasanya juga disediakan

bak-bak sampah kecil yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh siswa

sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke TPA. Penampungan sampah

dalam bak sampah ini juga sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik.

Di lingkungan sekolah dasar, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius.

Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah para siswa (masih anak-anak) tidak menutup

kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media

pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan

lingkungan.

Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan

direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas.

Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau

bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora.

Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian

besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis inilah yang sekarang

banyak dicari orang. Bungkus jajan yang terbuat dari platik di daur ulang menjadi anyaman, dan

kemudian dirangkai menjadi tas atau dompet. Kaleng minuman bekas yang berbahan logam didaur

ulang menjadi alat telepon sederhana. Para siswa juga dapat berkreasi merangkainya menjadi

barang kerajinan yang lainnya.

Adapun proses pembuatan kerajinan tas atau dompet dari bahan dasar plastik bungkus jajan,

yakni sebagai berikut :

1. Siapkan alat dan bahan

a. Plastik bungkus jajan yang sejenis agar mendapat corak hasil yang bagus,

b. Plat ukuran 12x5 cm

c. Gunting atau cutter

d. Benang jahit sepatu dan jarumnya

2. Cara pembuatan

Page 3: Pemberdayaan Sampah Di Lingkungan Sekolah

a. Gunting plastik bungkus jajan sesuaikan dengan ukuran plat dengan memilih corak yang

sama, (untuk membuat sebuah dompet kecil membutuhkan 320 potong)

b. Lipat memanjang pada tengah-tengah potongan,

c. Ketemukan ujung (sisi memanjang) pada tengah-tengah lipatan,

d. Lipat melebar pada tengah-tengah,

e. Ketemukan ujung (sisi lebar) pada tengah-tengah lipatan,

f. Rangkailah dengan menyelipkan pada sela-sela lipatan hingga 32 buah terangkai dan

kemudian disambungkan dengan cara yang sama,

g. Buatlah langkah f sejumlah 10 rangkaian,

h. Sambungkanlah kesepuluh rangkaian tersebut secara bersusun dengan bantuan jarum dan

benang jahit sepatu,

Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula

kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari

seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya,

bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.

Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif.

Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok-kelompok. Kegiatan daur ulang mulai

dikenalkan pada siswa sejak usia dini ini bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah.

Sehingga muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.