Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

93
P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T M E L A L U I K E LO M P O K K E M AS A M A D A L A M P E N G O L A H A N I K A N ( P E N G E R I N G A N ) D I D E S A A E M U R I K E C A M A T A N W E W A R I A K A B U P A T E N E N D E OLEH ROLAND KOLIVORNIA 1

description

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH ROLAND KOLIVORNIA

Transcript of Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Page 1: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T M E L A L U I K E LO M P O K K E M AS A M A D A L A M P E N G O L A H A N I K A N

( P E N G E R I N G A N ) D I D E S A A E M U R IK E C A M A T A N W E W A R I A

K A B U P A T E N E N D E

OLEH

ROLAND KOLIVORNIA

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (STPM )SANTA URSU LA ENDE FLORES

2007

1

Page 2: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta

Diketahui oleh ketua program studi

Ende,11 Juni 2007

MengetahuKetua Program Studi

Pembangunan Masyarakat

Yulita Eme, S.Sos, M.Si

Dosen Pembimbing

Drs.Moses Nggesu

2

Page 3: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertanggungjawabkan dihadapan Tim penguji pada:

Hari : Senin

Tanggal : 14 September 2007

Tempat : STPM St. Ursula

Penguji I

Petrus Lako, S. Sos, M. Si

Penguji II

DRS.Moses Nggesu,S.Sos

MengesahkanKetua Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Santa Ursula

Sr. Mariana Ita Batmomolin OSU, S. Pi

Ende, Agustus 2007

Mengetahui Ketua Program Studi Pembangunan masyarakat

Yulita Eme, S. Sos, M. Si

3

Page 4: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

M O T T O

KEBERUNTUNGAN ADALAH KESIAPAN MENGHADAPI KESEMPATAN

4

Page 5: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan akhir ini kupersembakan buat tercinta:

MAMA MARIA GORETI

5

Page 6: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

6

Page 7: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menulis dengan baik laporan tugas akhir

tentang PEMBERDAYAAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK KEMA

SAMA DALAM PENGOLAHAN IKAN (PENGERINGAN) di desa Aemuri

kecamatan Wewaria Kabuaten Ende.

Penuklis melihat bahwa yang menjadi faktor penting adalah bagaimana

masyarakat bisa mendayagunakan potensi sumberdaya alam yang ada di daerah kita,

untuk bisa menghasilkan uang, barang/jasa sehingga dengan apa yang di perolehnya

masyarakat dapat memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena

dalam penulisan ini banyak mengalami rintangan yang cukup berat dan penulis

menyadari melalui campur tangan Tuhan dan Berkat Kuasanya, serta dukungan dari

kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan akhir ini tepat pada

waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang telah

membantu penulis baik secara moril maupun material, baik secara langsung maupun

secara tidak langsung, karena jasa baik Bapak / I bu, saudara / saudarI berikan tidak

dapat di balas oleh penulis, kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu menuntun langkah

kita.

Lebih khusus lagi penulis ucapkan limpah terima kasih kepada:

1. Ketua STPM St.Ursula Ende

7

Page 8: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

2. Ketua prodi Pembangunan Masyarakat

3. Bapak Kepala Desa Aemuri beserta stafnya dan seluruh masyrakat Aemuri

4. Bapak Moses Nggesu, S.sos sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing penulis dalam menyusun laporan akhir pada waktunya.

5. kelompok kemasama karena telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tulisan ini tepat waktu dengan memberikan informasi yang dapat memudakan

penulis dalam menulis tulisan.

Penulis menyadari bahwa sesungguhnya penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan usul saran dari kita semua

untuk menyempurnakan tulisan ini sehingga dapat memberikan makna bagi para

pembaca.

Penulis

8

Page 9: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

ABSTRAKSI

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan melalui ber bagai perubahan dan pembaharuan.dengan pembangunan itu pula kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkatd dari waktu ke waktu. Pelaksanaan program pembangunan selalu berorientasi pada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Salah bentuk dalam meningkatkan taraf hidup adalah melalui peningkatan pendapatan keluarga. Kondisi ini mengngambarkn bahwa pembangunan itu dilakukan oleh dan un tuk masyarakat. Dengan demikian esensi penting manjadi sentral perhatian adalah pembangunan masyarakat dalam upaya peningkatan panda[patan keluarga serta masyarakat.

Hal lain yang hendak di perhatikan dalam keberhasilan itu adfalah timbulnya etos kerja yang tinggi dari maysarakat dalam menyiasati setiap program pembangunan. Aspek ini tentunya di dukung oleh kemampuan berpiker kritis dan realistis di tingkat masyarakat Aemuri.

Namun perlu di akui bahwa setiap tatanan pelaksanaan program pembangunan di dominasi dan di barengi kepentingan adapt dan kebiasaan masyarakat setempat. Ritus budaya yang mendominasi dalam setiap tatanan kehidupan masyarakat menjadi kendala bagi setiap masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya karena setiap itus di jalankan akan menelan biaya yang sangat besar sementara tata upacara di lakukan terus setiap tahun tanpa mengenal kondi perekonomian keluarga. Faktor lain yang menyebabkan merosotnya perekonomian keluarga pada masyarakat Aemuri adalah sistim pengolahan usaha tani yang masih bersifat tradisional, pengaturan ekonomi rumah tangga yang tidak memperhitungkan nilai ekonomi dan kurang memanfaatkan peluang atau waktu sebaik mungkin.

Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan anggota kelompok yang harus di perhatikan adlalah sikap tanggap anggota kelompok dalam mengembangkan usaha kelompok kearah yang lebih baik. Dalam rangka menuju proses tersebut, yang menjadi faktor penting yaitu bagaimana anggota kelompok bisa mendayagunakan SDA untuk mencapai kesejahteraan keluarganya.Untuk menjawabi fenomena di atas, penulis mengdakan kajian tentang pemberdayaan masyarakat kemasama dalam pengolahan ikan dalam hal ini pengeringan di desa Aemuri kecamatan Wewaria kabupaten Ende.

Hasil kajian menunjukan bahwa kelompok kemasama dalam pemberdayaan dengan mengembangkan pengolahan ikan dalam hal ini pengeringan masih menggunakan pola tradisional tetapi sejauh ini kelompok merasa sangat efektif dan mudah untuk di kerjakan namun masih ada kendala yaitu dalam hal proses pemasaran. Hal ini menunjukan bahwa kerja keras kelompok dalam menunjang upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dari para anggota. Dengan demikian maka hal yang perlu di perhatikan adalah manajemen pengolahan ikan sehingga kendala seperti pemasaran dan lainnya dapat di atasi agar cita-cita atau misi dari kelompok kemasama dapat di wujudkan atau di capai.

9

Page 10: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii

LEMBARAN PENGESAHAN........................................................................iii

MOTTO............................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................v

KATA PENGANTAR.......................................................................................vi

ABSTRAKSI....................................................................................................viii

DAFTAR ISI.....................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................4

1.3 Tujuan Dan Pengguanaan....................................................................4

1.4 Metode Penulisan.................................................................................5

1.5 Relevansi Program Studi......................................................................5

1.6 Sistimmatika Penulisann......................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberdayaan Masyrakat..........................................................................7

2.1.1. Pengertian Pemberdayaan.....................................................7

2.1.2. Pendekatan Pemberdayaan....................................................8

2.1.3. Tahap-Tahap Pemberdayaan.................................................10

2.2. Pengolahan Ikan (Pengeringan).................................................................11

2.2.1. Pengertian Pengolahan............................................................11

2.2.2. Pengertian Ikan.......................................................................12

2.2.3. Bagia-Bagian Ikan .................................................................13

2.3. Cara-Cara Pengolahan Ikan.......................................................................11

2.4. Pendapatan Keluarga.................................................................................15

10

Page 11: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

2.4.1. Pengertian Pendapatan .........................................................15

2.4.2. Sumber Pendapatan Keluarga...............................................16

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Profil Desa Aemuri..............................................................................19

3.1.1. Keadaan Geografis......................................................................19

3.1.2. Keadaan Topografi......................................................................19

3.1.3. Keadaan Demigrafi.................................................................................19

3.1.4. Keadaan Ekonomi.......................................................................23

3.2. Profi Kelompok Kemasama...........................................................24

3.2.1. Sejarah Pembentukan Kelompok Kemasama.............................24

3.2.2. Keadaan Kelompok Kemasama .................................................24

BAB IV. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEOLMPOK

KEMASAMA DALAM PENGOLAHAN IKAN (PENGERINGAN)

4.1. Pemberdayaan Masyarakat........................................................................27

4.1.1. Pola Pendektaan Kelompok Kemasama.....................................27

4.1.2. Strategi Kelompok Kemasama dan Pemaparan Hasil Wawancara 29

4.2. Pengolahan Ikan.........................................................................................42

4.2.1. Penanganan Hasil Perikanan.......................................................42

4.2.2. Pengolahan Ikan..........................................................................43

4.2.2.1. Penggaraman............................................................................43

4.2.2.2. Pengeringan..............................................................................51

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan....................................................................................56

5.2. Saran-Saran....................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang bertujuan

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan melalui

berbagai perubahan dan pembaharuhan . Dengan pembangunan itu pula

kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Pelaksanaan program pembangunan selalu berorientasi pada upaya

peningkatan taraf hidup masyarakat . Salah satu bentuk dalam meningkatkan

taraf hidup adalah melalui peningkatan pendapatan keluarga . Kondisi ini

menggambarkan bahwa pembangunan itu dilakukan oleh dan untuk

masyarakat . Dengan demikian esensi penting yang menjadi sentaral

perhatian adalah pembangunan masyarakat dalam upaya meningkatan

pendapatan keluarga atau masyarakat .

Sunyoto menyatakan bahwa persoalan kemiskinan dan kesenjangan masih

merupakan masalah krusial di pedesaan.Persoalan ini tidak bisa diabaikan

karena bisa menjadi pemicu konflik1. Dengan demikian bila pembangunan di

pedesaan di seluruh wilayah Indonesia berjalan secara merata dan adil serta

1 Dr. Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) Hal. 29

12

Page 13: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

dikoordinasikan secara baik, maka hal itu akan memberi dampak bagi

kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara.

Dari pernyataan tersebut namun masih ada penilaian yang menyatakan

bahwa hambatan dan kendala pelaksanaan progaram pembangunan di Desa

atau Kelurahan dikarenakan ketidak mampuan masyarakat dan

kelembagaan Desa atau Kelurahan. Alasan ini sebagai pembenar

pelaksanaan program pembangunan selama ini ditentukan dari atas dan

masyarakat hanya menerima. Penilaian ini ternyata kurang tepat, sikap pasif

masyarakat terhadap program pembangunan adalah akibat dari tidak

terlibatnya masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari tahap

perencanaan sampai evaluasi.

Produk hasil pertanian maupun perikanan merupakan produk yang

tidak tahan (mudah membusuk). Salah satu solusi agar produk tersebut

dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan tetap dapat dikonsumsi oleh

masyarakat yaitu melalui proses pengeringan ikan. Potensi perikanan laut

yang cukup besar. Namun demikian, kegiatan pengolahan ikan di wilayah

Pantai utara kabupaten Ende masih belum berkembang secara optimal.

Padahal jika dikelola dengan baik dapat menciptakan nilai tambah dan

meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya.

Dalam buku Pengawetan dan Pengelolaan Ikan, mengemukakan

bahwa penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari

mata rantai industri perikanan karena dapat mempengaruhi mutu.baik

13

Page 14: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

buruknya penanganan ikan segar akan mempengaruhi mutu ikan sebagai

bahan makanan atau sebagai bahan mentah untuk proses pengolahan lebih

lanjut.2

Dari pandangan tersebut di atas sebenarnya merupakan suatu usaha

untuk mempertinggi daya tahan dengan menggunakan berbagai cara

sehingga kualitas ikan dapat dipertahankan tetap dalam kondisi baik.

Untuk mengatasi hal–hal tersebut di atas, maka pemberdayaan

masyarakat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan dalam

keluarga dengan mengembangkan usaha pengolahan ikan dalam hal

pengeringan.

Berangkat dari kesadaran masyarakat Aemuri, ini sebetulnya sudah

mencerminkan adanya partisipasi yang tinggi dari masyarakat dalam proses

pembangunan menuju masyarakat yang maju dan mandiri sesuai tujuan

pembangunan nasional yang termuat dalam undang – undang Dasar negara

republik Indonesia pada alinea ke-4 yaitu ,untuk memajukan kesejahteraan

umum,mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban

dunia berdasarkan kemerdekaan ,perdamaian abadi dan keadilan social.

Penulis melihat bahwa Belum maksimal kegiatan pemberdayaan

masyarakat dalam usaha pengolahan ikan dalam hal pengeringan, sehingga

ikan memberikan suatu hasil yang dapat menambah penghasilan dalam

2 ?Ir.Eddy afrianto dkk, pengawetan dan pengolahan ikan, (yokyakarta, penerbit kanisius, 1989), hlm.24

14

Page 15: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

keluarga bagi para petani ikan.Kenyataan menggambarkan bahwa

masyarakat desa Aemuri dalam pengeringan ikan masi menggunakan pola

tradisonal sehingga dapat menurunkan kualitas dari ikan sendiri.

Dasar – dasar pemikiran tentang permasalahan tersebut di atas

merupakan landasan pemikiran bagi penulis untuk mengembangkan tulisan

dengan judul PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK

KEMA SAMA DALAM PENGOLAHAN IKAN (PENGERINGAN) DI DESA

AEMURI KECAMATAN WEWARIA KABUPATEN ENDE.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan

pokok permasalahan sebagai berikut BAGAIMANA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK KEMA SAMA DALAM

PENGOLAHAN IKAN (PENGERINGAN) DI DESA AEMURI KECAMATAN

WEWARIA KABUPATEN ENDE

1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN

1.3.1 TUJUAN

1. Tujuan dari studi ini untuk mengetahui bagaimana

pemberdayaan masyarakat dalam memingkatkan

kesejahteraan keluarga dengan melalui pengolahan ikan

(pengeringan) di desa Aemuri kecamatan wewaria kabupaten

Ende.

15

Page 16: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

2. Untuk mengetahui apa upaya pemberdayaan masyarakat

dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan melalui

pengolahan ikan ( pengeringan ) di Desa Aemuri , kecamatan

Wewaria ,kabupaten Ende.

1.3.2 KEGUNAAN

1. Sebagai masukan bagi masyarakat Desa Aemuri untuk lebih

berperan aktif dalam program pembangunan di barbagai sektor

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2. Sebagai input dan sumbangan pikiran kepada pemerintah desa

agar lebih meningkatkan perannya dalam memotivasi masayarakat

Aemuri untuk lebih berprestasi dalam meningkatkan pendapatan

keluarga .

3. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi jenjang

Diploma III pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

(STPM) Santa Ursula , Ende .

1.4 METODE PENULISAN

Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui

pengolahan ikan ( pengeringan ) di Desa Aemuri Kecamatan Wewaria

Kabupaten Ende.Maka penulis menggunakan metode deskripif dengan

menggunakan beberapa teknik dalam memperoleh data yaitu dengan cara

16

Page 17: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

wawancara dan juga memanfaatkan literarur sebagai refrensi dan

perbandingan

1.5 RELEVANSI PROGRAM STUDY

Dalam tulisan ini penulis melihat bahwa permasalahan yang diangkat

ini sangat sesuai relevansi dengan program studi pembangunan masyarakat ,

sebab dalam program studi pembangunan masyarakat lebih memfokuskan

pada kemampuan mendayagunakan potensi yang ada dalam diri dan juga

potensi sumber daya alam yang ada di daerahnya untuk bisa dikembangkan

lebih lanjut .

Atas dasar pertimbangan di atas maka penulis dapat mengangkat

permasalahan yang dihadapai di Desa Aemuri yaitu pengolahan ikan

( pengeringan ). Dengan demikian bila dikaji dari judul ini maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa relevansi dari judul yang diangkat dengan program

studi adalah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam maka

masyarakat dapat meningkatkan pendapatan keluarga sehingga pendapatan

itu bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .

1.6 SISTIMATIKA PENULISAN

Dalam menyusun tulisan ini penulis mengelompokkan kedalam

beberapa bagian , yakni ; BAB I PENDAHULUAN Bagian ini berisikan latar

belakang , rumusan masalah , tujuan dan kegunaan , metode penulisan , dan

17

Page 18: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

sistematika penulisan . BAB II TINJUAN PUSTAKA Bagian ini berisikan

pandangan dan pendapat para ahli berkaitan dengan topik tulisan .

BAB III PROFIL WILAYAH DESA AEMURI DAN PROFIL KELOMPOK

KEMA SAMA.Bagian ini memuat tentang keadaan dan kelompok masyarakat

di Desa Aemuri . BAB IV PEMBAHASAN Bagian ini memuat , data

pendukung serta langkah-langkah pemecahan masalah yang ditawarkan

BAB V PENUTUP Berisikan Kesimpulan dan Saran penulis .

18

Page 19: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberdayaan Masyarakat

2.1.1 Apa itu Pemberdayaan ?

Secara konseptual, pemberdayaan ( empowerment ), berasal dari kata

power

(kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan

bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.Kesuasaan seringkali

dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa

yang kita inginkan terlepas dari keinginan dan minat mereka3.

Dengan demikian maka pemberdayaan adalah penguatan masyarakat

untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang

mrmpengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat

memperoleh faktor-faktor produksi dan penguatan masyarakat untuk

menentukan pilihan masa depannya.

Dari pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pemberdayaan memiliki dua tujuan yaitu pertama melepaskan belenggu

kemiskinan dan keterbelakangan. Kedua memperkuat posisi lapisan

3 Edi Suaharto, Membagun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: Refika Aditama: 2005) Hal. 57

19

Page 20: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

masyarakat dalam struktur sosial. Atau pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu dengan memotifasikan dan membangkitkan kesadaran

akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.

Lebih lanjut Winarni mengemukakan bahwa, inti dari pemberdayaan

adalah meliputi tiga hal yaitu pengembangan (enablin) memperkuat potensi

atau daya (empowering) tercipta kemandirian4.

Bertolak dari kedua pendapat di atas bahwa pemberdayaan tidak saja

terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada

masyarakat yang memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan

hingga mencapai kemandirian.

2.1.2 Pendekatan Pemberdayaan

Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dicapai

melalui perubahan pendekatan pemberdayaan. pendekatan pemberdayaan

di antaranya adalah5:

1. Pemukinan.

Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan

masyarakat dari sekat-sekat kultur dan struktur yang menghambat.

2. Penguatan.

4 Winarni, Tri, Memahami Pemberdayaan Desa Partisipatif Dalam Orientasi Pembanugnan Masyarakat Desa Menyonsong Abad 21, (Yogyakarta, Aditya Media 1998) Hal. 75-76

56 Opcit. Hal. 67

20

Page 21: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat

dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap

kemapuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka.

3. Perlindungan.

Melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak

tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang

tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan

mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok

lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis

diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

4. Penyokongan.

Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu

menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pembedayaan

harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam

keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan

Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan

distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

21

Page 22: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan

yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

Dengan demikian maka penulis dapat mengatakan bahwa pendekatan

utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak

dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan tetapi merupakan subjek

dari upaya pembangunan itu sendiri.

2.1.3 Tahap – Tahap Pemberdayaan

Sampai kapankah pemberdayaan tersebut harus dilakukan? Menurut

Sumodiningrat bahwa pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan

sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas untuk

mandiri meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi6.

Dilihat dari pendapat tersebut penulis dapat mengatakan bahwa

pemberdayaan melalui suatu prosees belajar, sehingga mencapai status

mandiri. Meskipun demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut

tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara

terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi.

Sebagaimana proses belajar dalam rangka pemberdayaan

masyarakat akan berlangsung secara bertahap.tahap-tahap yang dilalui

sebagai berikut7:

6 Drs. Aloysius B. Kelen, Materi Kuliah Teori Pembangunan Masyarakat (Ende STPM 2006)7 Ibid.

22

Page 23: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

1. Tahap penyadaran dan pembentukan prilaku menuju prilaku

sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas

diri.

Pada tahap ini pihak pemberdaya atau pelaku pemberdayaan berusaha

menciptakan sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan

kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, dan dengan demikian

akan dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya

memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

2. Tahap transformasi kemampuan berubah wawasan

pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawaan dan

memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran

didalam pembangunan.

Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi

pada tingkat yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek

pembangunan saja, belum mampu menjadi subjek dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan peningkatan kemampuan intelektual,

kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.

Apabila masyarakat telah mencapai tahap ini maka masyarakat dapat

secara mandiri melakukan pembangunan. Dalam konsep pembangunan

masyarakat pada kondisi ini seringkali didudukan sebagai subyek

pembangunan.

23

Page 24: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Sejalan dengan pendapat Sumodiningrat maka masyarakat sudah

mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat tersebut tetap

memerlukan perlindungan, supaya dengan kemandirian yang dimiliki dapat

melakukan dan mengambil tindakan nyata dalam pembangunan.Disamping

itu kemandirian mereka perlu dilindungi supaya dapat terpupuk dan

terpelihara dengan baik.

2.2PENGOLAHAN IKAN ( PENGERINGAN )

2.2.1 PENGERTIAN PENGOLAHAN

Ikan merupakan salah satu kekayaan alam yang ada di bumi

Nusantara ini, karena ikan merupakan salah satu sumberdaya alam yang ada

di laut yang melimpah, karena sebagian besar dari nusantara terdiri dari

lautan. Ikan mudah rusak, hanya bertahan tidak lebih dari 12 jam. Setelah itu

ikan akan membusuk kecuali diawetkan dengan pendinginan

Apabila hasil tangkapan ikan melampaui kemampuan penjualan, akan terjadi

kerusakan pada ikan dan hanya akan dibuang begitu saja, yang berarti akan

terjadi kerugian pada nelayan. Oleh karenanya perlu dilakukan pengolahan

ikan sebagai upaya mencegah kerugian yang lebih banyak bagi nelayan.

Pengolahan dimaksudkan sebagai transformasi bahan baku ikan menjadi

produk lain yang lebih dalam arti ekonomi sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat8

8 Diposkan oleh Surya Mas, Perdagangan Bahan dan Alat Laboratorium & Jasa

Konsultan Lingkungan,(www.google, Kamis, 2008 Juli 17 )page 1

24

Page 25: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Dengan melakukan pengolahan dan pemanfaatan ikan berarti

melakukan sebuah cara untuk meminimalisir kerusakan ikan sehingga ikan

dapat bertahan walau disimpan dalam jangkah waktu yang lama. Dan juga

dapat memberi nilai tangbah bagi pengolah ikan tersebut.

2.2.2 PENGERTIAN I KAN

Suraswati,mengemukakan bahwa ikan adalah bahan makanan

dengan kandungan gizi yang tinggi, dan kaya akan protein,selai itu ikan juga

merupakan sumber penghasilan pokok bagi nelayan indonesiakhusus

yangberada di pantai. 9

Lebih lanjut Eddy Afrianto,mengatakan bahwa ikan merupakan salah

satu sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena banyak

mengandung protein.dengan kandungan protein dan air yang cukup tinggi,

ikan termasuk komoditi yang sangat mudah busuk ( highly perishable ).oleh

karena itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu

mengharapakan ikan segar,penanganan ikan perlu dilakukan agar bias

sampai ketangan konsumen atau pabrik pengolahan dalam keadaan segar

atau mendekati segar10

Dengan demikian dilihat dari beberapa pengertian ikan d I atas maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa ikan merupakan salah satu hewan air

9 Suraswati,Mengawetkan Ikan,(jakarta,bhratara,1993)hal 1

10 opcit,hal 5

25

Page 26: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

yang juga mempunyai kandungan gizi sangat tinggi yaitu kandungan protein

yang berguna bagi tubuh manusia bila dikonsumsi dan ikan juga merupakan

salah satu sumber penghasilan bagi petani ikan yang bisa memberikan

kesejahteraan bagi para nelayan.

2.2.3 BAGIAN – BAGIAN IKAN

Ensoklopedi fauna,menerangkan bahwa bagian – bagian ikan adalah

sebagai berikut:

1. Kepala Ikan

2. Kulit

3. Sisik

4. Mata

5. Insang

6. Daging

7. Ekor ikan

8. Tulang ikan11

Dengan demikian maka penulis dapat menggambarkan bagian – bagian ikan

seperti di bawah ini :

2..3 CARA – CARA PENGOLAHAN IKAN

11 Stefen frink dkk,Ensoklopedi fauna ( Jakarta,Erlangga,1988)hal 126

26

Kepala ikan

Mata ikan

Sisik ikan

Kulit ikan

Ekor ikan

Insang (di dalam)

Tulang

(di dalam)

Daging

(di dalam)

Page 27: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Hamijaya, mengemukakan bahwa cara yang lasim digunakan dalam

pengolahan ikan adalah:

1. ikan didinginkan

2. ikan dikeringkan

3. ikan dipanaskan

4. ikan diasap

5. ikan dikalengkan

6. ikan diasinkan12

Dari pendapat di atas maka penulis dapat mengatakan bahwa semua

cara pengolahan ikan bertujuan untuk mempertahankan kualitas dari

ikan.sebab Oleh karenanya perlu dilakukan pengolahan ikan sebagai upaya

mencegah kerugian yang lebih banyak bagi nelayan. Pengolahan

dimaksudkan sebagai transformasi bahan baku ikan menjadi produk lain

yang lebih dalam arti ekonomi sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat.

2..4 PENDAPATAN KELUARGA

2.4.1 PENGERTIAN PENDAPATAN

12 Hamijaya DRS,Pendidikan Keterampilan Perikanan,(Jakarta-Bandung,Penerbit c.v. Indradjaya,1982)hal 64

27

Page 28: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Trisusanto , menyatakan bahwa pendapatan adalah hasil usaha atau

Produksi Barang dan Jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu untuk

memenuhi kebutuhan hidup13.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan atau

penghasilan merupakan bentuk penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan

atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi . Hasil

dari usaha yang diperoleh tersebut dapat berupa barang atau imbalan jasa

dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari agar dapat

meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga atau masyarakat .

Labih lanjut Michael , mengemukakan bahwa tujuan pembangunan

pertanian dan pembangunan Desa dalam progresif tingkat hidup di pedesaan

dapat meningkatkan pendapatan petani kecil , meningkatkan out-put dan

produktivitas , maka yang paling penting adalah meneliti sumber-sumber

prinsipiil tentang kemajuan pertanian dan kondisi dasar yang esensial dalam

usaha mencapai kemajuan, hal-hal ini sudah pasti saling berhubungan dan

kait mengait satu sama lain14.

Konsep pemikiran di atas memberi isyarat bahwa pelaksanaan

pembangunan yang berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan dan

produktivitas keluarga atau masyarkat harus dilihat dari esensi yang paling

mendasar , yang ditekankan dalam esensi pembangunan adalah

13 Trisusanto, SE, dkk Penuntung Pelajaran dan Ekonomi dan Koperasi, (Penerbit, Ganeca Exact Bandung, 1984) Hal 154

14 Michael P. Todaro, Pembangunan di Dunia Ke-3, (Ghalia Indonesia, 1993) Hlm 412

28

Page 29: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

keterpaduan , keserasihan , keseimbangan dan kebulatan yang utuh dalam

melaksanakan seluruh aspek pembangunan . Karena pembangunan itu untuk

manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan, maka

meskipun pembangunan menduduki tempat utama dalam pembangunan

sector lainnya , namun unsure manusia, unsur sosial budaya dan unsur

lainnya selalu mendapat perhatian seimbang . Hal ini menunjukkan bahwa

pembangunan pada sektor yang satu tidak dapat dipisahkan dari unsur

pembangunan pada sektor lainnya .

2.4.2 SUMBER PENDAPATAN KELUARGA

Dalam rangkaian program pembangunan nasional, sejak REPELITA I,

pembangunan sektor pertanian menjadi tolok ukur bagi keberhasilan sektor

lainya. Basis ini yang dapat menghidupkan program pembangunan adalah

sumber daya-sumber daya yang ada di daerah pedesaan .

Dikatakan demikian karena daerah pedesaan menyimpang berbagai

potensi andalan yang dapat mengerakkan pelaksanaan pembangunan

nasional. Bersamaan dengan itu potensi dapat pula menghidupkan

masyarakat tani yang ada dan berkiprah di desa tersebut .

Mubyarto, mengatakan bahwa keberhasilan sektor pertanian telah

memberikan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi sebagian

besar masyarakat pedesaan yang mempunyai sumber penghasilan dari

29

Page 30: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

pertanian antara lain melalui BIMAS dan intensifikasi lainnya. Pengendalian

harga dan program peningkatan pendapatan petani kecil15.

Pada initinya basis pelaksanaan pembangunan pedesaan secara

umum dan Desa Aemuri Khususnya maliputi dua hal ; pertama , SDA yang

tersedia dan kedua , SDM yang akan memanfaatkan SDA tersebut . Sumber

daya alam memberikan kontrobusi bagi peningkatan pendapatan ekonomi

yang telah , sementara dan akan diolah dan dikembangkan , selanjutnya

diperuntukan manusia .

Potensi SDA yang begitu banyak merupakan asset untuk dapat

mengembangkan dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat setempat

. Sehingga dengan demikian setiap orang dipacu untuk lebih meningkatkan

kemampuannya untuk lebih menghayati serta menjiwai etos kerja dalam

menyiasati potensi SDA yang ada .

Mubyarto , menerangkan bahwa GBHN 1993 mununjukkan bahwa

perluasan dan penataan dunia usaha perlu ditingkatkan dalam rangka

menggairahkan kegiatan ekonomi , memperluas lapangan kerja dan

kesempatan peningkatan pendapatan masyarakat secara lebih merata

melalui kerja sama kemitraan antara koperasi , usaha Negara dan usaha

swasta16.

15 Prof.Dr. Mobyart, Masyarakat Terasing, (Aditya Media, Yogyakarta 1994) Hlm 1116 Op, Cit. Hlm 16-17

30

Page 31: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Seirama dengan pemikiran tesebut di atas , maka lebih lanjut Faisal ,

mangatakan bahwa struktur ekonomi akan lebih maju dan berkembang ,

mengarah ke penguatan yang semakin memperkukuh landasan bagi tumbuh

dan berkembangnya sebagian besar aktor di dalam perekonomian . Artinya

pertumbuhan ekonomi akan lebih merata dan dari segi pendapatan akan

semakin baik , bahkan bias memperkukuh fondasi sosial dan karenanya kita

bias terhindar dari system pengalokasian sumber daya ekonomi yang

mengalir kebidang-bidang yang sangat tidak produktif dan tidak menopang

penguatan struktur ekonomi masyarakat17.

Dari kedua konsep pemikiran di atas menjadi dasar pijak bagi penulis

untuk melihat realita kehidupan keluarga di Desa Aemuri dalam bentuk pola

laku , pola pikir dan pola hubungan . Pola laku menunjuk pada etos kerja

keluarga dalam mengali dan mengelola serta memanfaatkan potensi SDA

yang ada, juga mencakupi tata krama dan tata pergaulan dalam kehidupan

keluarga . Pola pikir menenkankan cara dan orientasi berpikir konstruktif yang

ditandai dengan cara hidup hemat , sederhana dan mandiri . Pola hubungan

menekankan pada sikap kesetiakawanan , membina hubungan kekerabatan

dan kerelaan dalam menerima dan melayani sesama tanpa memilih-milih

satu dengan yang lain begitu pula keakraban dengan lingkungan alam

sekitarnya .

17 Faisal H. Basri. Majalah DR, (Analisis Kita, 1998) Hlm 21-22.

31

Page 32: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Profil Desa Aemuri

3.1.1 Keadaan Geografis

Desa Aemuri berada di wilayah Kecamatan Wewaria, Kabupaten

Ende. Desa Aemuri terbagi dalam 4 Dusun yaitu: Dusun A ( Waka 1), Dusun

B (Aemur 1), Dusun C (Aemuri 2), Dusun D (Aekole). Secara luas Desa

Aemuri, 15 KM² , dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara

berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Ekoae, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wewaria, sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Mukusaki.

3.1.2 Keadaan Topografi

Wilayah desa aemuri sebagian besar berdaratan rendah yang

merupakan wilayah pesisir pantai. Keadaan iklim tergolong dalam daerah

yang beriklim tropis.

32

Page 33: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

3.1.3 Keadaan demografi

Keadaan penduduk Desa Aemuri berdasarkan perkembangan data

penduduk tahun 2008 tercatat sebanyak 223 KK dengan jumlah penduduk

sebanyak 823 jiwa, tidak terhitung dengan yang berada di daerah

perantauan. Untuk lebih jelas dan terperinci dapat dilihat pada table data

penduduk di bawah ini:

a. Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

Tabel 01.

Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

No Kelompok Umur Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

0-5

6-12

13-15

16-20

21-30

31-40

41-Seterusnya

123

126

108

114

125

123

104

Total 823

Sumber Data: Kantor Desa Aemuri Tahun 2008

33

Page 34: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Berdasarkan table di atas, maka dapat dikatakan bahwa dari

keseluruhan populasi masyarakat Desa Aemuri lebi dominasi oleh

kaum perempuan berusia produktif.

b. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Tabel 02.

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama jumlah

1

2

3

4

5

Islam

Katolik

Protestan

Hindu

budha

16

807

-

-

Total 823

Sumber Data: Kantor Desa Aemuri Tahun 2008

34

Page 35: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Dengan demikian maka dilihat data di atas dapat disimpulkan

bahwa masyarakat desa Aemuri di dominasi oleh masyarakat yang

beragama Katolik

c. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 03.

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan jumlah

1

2

3

4

5

6

7

Tidak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

Diploma

Strata Satu

Belum sekolah

179

382

68

59

5

7

123

Total 823

Sumber Data: Kantor Desa Aemuri Tahun 2008

Dengan melihat tabel di atas maka diketahui bahwa masyarakat

desa Aemuri tergolong dalam kategori masyarakat yang

berpendidikan rendah dan sebagaian besar tidak mengenyam

pendidikan . Dengan demikian tingkat sumber daya manusia

tergolong rendah .

35

Page 36: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

d. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencarian

Tabel 04.

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

No Mata pencaharian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Petani

Pedagang

Buruh Swasta

PNS

Wiraswasta

Tukang

Nelayan

Pelajar

Pengangguran

414 orang

2 orang

23 orang

7 orang

9 orang

5 orang

17 orang

213 orang

123 orang

Total 706 orang

Sumber Data : Kantor desa Aemuri, tahun 2008

Dari data yang ada terlihat bahwa penduduk desa Aemuri didominasi

oleh masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani , di

samping Pengangguran, dan Pelajar .

3.1.4 Keadaan Ekonomi

Masyarakat desa aemuri pada umumnya bermata pencaharian

sebagai petani

36

Page 37: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

. Adapun hasil komoditi masyarakat desa aemuri yang sangat

dominant adalah; ikan, jambu mete, coklat, dan kelapa dan juga garam.

Dengan demikian bahwa kehidupan perekonomian masyarakat desa aemuri

cukup berkembang dengan baik.

3.2 Profil Kelompok Kema Sama

3.2.1 Sejarah Pembentukan Kelompok Kema Sama

Kelompok Kema Sama ini didirikan pada tahun 1982 dan diprakarsai

oleh Bapak Polikarpus Kaki dengan beberapa teman-temannya.

Tujuan pembentukan kelompok ini adalah untuk memajukan dan

mengembangkan usaha bersama dengan menumbuhkan persatuan dan

kesatuan serta mendayagunakan segalah potensi yang dimiliki demi

kesejahteraan anggota dan masyarakat.

3.2.2 Keadaan Kelompok Kema Sama

Dari hasil pendataan penulis maka keadaan kelompok kema sama

dapat terlihat dalam table di bawah ini.

a. Jumlah Anggota Kelompok Kema Sama

Tabel 05.

Jumlah Anggota Kelompok Kema Sama Sesuai Jabatan

NO NAMA ANGGOTA JENIS KELAMIN JABATAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

37

Page 38: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

1

2

3

4

5

6

Polikarpus Kaki

Vinsensius Gawa

Arnoldus Tau

Petrus Mea

Konsolinus Dua

Wilbrodus Karno

V

V

V

V

V

V

-

-

-

-

-

-

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Anggota

Anggota

Anggota

Sumber Data Dokumen Kelompok Kema Sama 2008

Berdasarkan data pada table 5 di atas bahwa dari keenam anggota

kelompok semuanya adalah laki-laki karena kita tahu bahwa profesi sebagai

nelayan harus dibutukan fisik yang kuat dalam mengarungi samudera demi

mencari hasil laut dengan berbagai tantangan yang dapat mengancam

nyawa bagi para nelayan. Sehingga kelompok ini lebih mengutamakan laki-

laki dari pada kaum perempuan dengan pertimbangan seperti diutarakan di

atas.

b. Pengurus

Tabel 06

Pengurus Kelompok Kema Sama

NO JABATAN NAMA

1

2

Pelindung

Ketua

Kepala Desa

Polikarpus Kaki

38

Page 39: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

3

4

5

Sekertaris

Bendahara

Pemeriksa

Vinsensius Gawa

Arnoldus Tau

Perangkat

Pemerintah Desa

Sumber Data Dokumen Kelompok Kema Sama 2008

Berdasarkan paparan sejarah dan data kelompok pada table –tabel

di atas, menunjukan bahwa kelompok tersebut terbentuk dari sebuah

kesadaran dan inisiatif masyarakat terutama para anggota kelompok kema

sama untuk memanfaatkan komoditas local dengan segala potensi sumber

daya yang dimilikinya.

BAB IV

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK KEMA SAMA

DALAM PENGELOLAHAN IKAN (PENGERINGAN)

4.1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

39

Page 40: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Nelayan dan komunitas desa pesisir, pada umumnya adalah bagian

dari kelompok masyarakat miskin yang berada pada level paling bawah dan

acapkali menjadi korban pertama yang paling menderita akibat

ketidakberdayaan dan kerentanannya. Berbagai kajian yang telah dilakukan

menemukan, bahwa para nelayan (tradisional) bukan saja sehari-hari harus

berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik

ikan yang panjang, tetapi lebih dari itu mereka juga sering harus berhadapan

dengan berbagai tekanan dan bentuk eksploitasi yang muncul bersamaan

dengan berkembangnya proses modernisasi di sektor perikanan

4.1.1 POLA PENDEKATAN KELOMPOK KEMA SAMA

Kelompok kema sama merupakan sebuah organisasi akar rumput non

formal  yang tidak mempunyai badan hukum, otonom yang berarti organisasi

tidak berada dibawah organisasi apapun. Sebagai organisasi akarumput,

Kelompok Kema Sama bebas menentukan tujuan dan berbagai kegiatan

untuk mengembangkan diri sejauh tidak menyimpang dengan peraturan dan

Undang – Undang yang berlaku, kelompok ini bebas mengatur rumah

tangganya sendiri, sedangkan campur tangan pihak lain hanya bersifat

pelengkap.  

Dengan dasar orientasinya adalah Orientasi Pertumbuhan, artinya

kelompok swadaya ini harus memberitahukan keuntungan secara ekonomis

bagi anggotanya. Pemerataan, artinya dimana setiap anggota ikut memiliki

kekayaan Kelompok sekaligus ikut menikmati hasil– hasil  Kelompok secara

40

Page 41: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

adil. Kemandirian, artinya mampu mengambil keputusan secara mandiri dan

demokratis dan tidak  bergantung pada orang lain. Partisipasi, semua

anggota berkewajiban mendukung berbagai kegiatan Kelompok.

Keberkelanjutan, layanan Kelompok memberikan keuntungan secara  moral

maupun material dan senantiasa memyesuaikan kebutuhan anggota.  

Prinsip – prinsip yang dibangun dalam Kelompok diantaranya;

keanggotaan atas dasar kesadaran , sukarela dan terbuka untuk siapa saja.

Prinsip kerja Kelompok dari , oleh dan untuk  anggotanya. menyelenggarakan

pendidikan bagi anggotanya secara teratur dan berkelanjutan.Gerakan

kelompok di bidang pengembangan  sosial- ekonomi bagi anggotanya. Juga

dalam kelompok menerapkan manajemen terbuka dan  partisipatif.

Anggota Kelompok adalah semuanya laki-laki dengan kegiatan usaha

skala rumah tangga. Diantaranya; mencari ikan di laut, dan dari mendapatkan

hasil laut maka akan dilanjutkan pekerjaan pengolahan ikan dalam hal

penggaraman sampai pengeringan, dan juga melaksanakan pekerjaan

sebagai petani. Seluruh kegiatan usaha ekonomi yang dilakukan dengan

mekanisme pengelolaan pada Kelompok berupaya meningkatkan

kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat akarrumput.

4.1.2 STRATEGI KELOMPOK KEMA SAMA

41

Page 42: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Inti dari strategi pembangunan Masyarakat yang terpenting adalah

partisipasi dari segenap kehidupan masyarakat dalam segala bentuk melalui

komunikasi sosial , termasuk kreativitas sosial dan imajinasi bersama .

Artinya masyarakat merncanakan , melaksanakan , menguasai , dan

mengawasi sumber daya dan tujuan produksi yang berbasis pada kebutuhan

dan keinginan bersama . Kapan sebaliknya maka dapat dipastikan bahwa

istilah pemandirian akan kembali kepada pola lama yang hanya merupakan

sebuah simbol retorika politik belaka .

Makanya untuk mengembangkan usaha di desa khususnya desa

aemuri dalam konteks pengentasan kemiskinan dan kebodohan barangkali

tidak berlebihan kalau penulis mengatakan bahwa sebelum merencanakan

dan melaksanakan sebuah program diawali dengan memperhatikan hal-hal

seperti :

(1) apa potensi alam dan sosial yang ada di desa

(2) jenis usaha apa saja yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan

potensi alam dan sosial pada suatu komunitas setempat atau pada

suatu desa , dan jangan lupa peluang pasarnya ,

(3) bagaimana pembinaan yang harus dilakukan terhadap petani atau

masyarakat miskin dalam berusaha ,

(4) bagaimana mengoptimalkan dukungan financial dari pemerintah

sehingga penggunaan dana tidak konsumtif , tapi memiliki nilai

42

Page 43: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

ganda dalam rangka penyediaan modal kerja , pembinaan SDM

petani dan penerapan teknologi pertanian ,

(5) bagaimana membina pengelola agar memiliki tiga sehat yakni;

sehat mental , sehat administrasi dan sehat organisasi . 18

Lebih lanjut Korten menyatakan Kebijakan pembangunan pedesaan

yang mandiri, harus menekankan kepada :

(1) prakarsa dan proses pengambilan keputusan utuk memenuhi

kebutuhan masyarakat , tahap demi tahap harus diletakkan pada

masyarakat sendiri .

(2) fokus utamanya adalah meningkatkan kemanpuan masyarakat

untuk mengelola dan memobilisasi sumber –sumber yang terdapat

pada desa tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka .

(3) pendekatan ini mentoleransi variasi lokal , dan karenanya memiliki

sifat amat fleksibel menyesuaikan dengan kondisi lokal

.(4) dalam melaksanakan pembangunan , pendekatan ini menekankan

pada proses social learning , yang padanya terdapat interaksi

kolaborasi antara birokrasi dan komunitas , mulai dari proses

perencanaan sampai evaluasi proyek , refleksi dengan

mendasarkan pada sikap saling belajar .

18 ? Drs. Zaenuddin Kabai, M.Pd, Akselerasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa      Kab . Bantaeng Antara Peluang Dan Tantangan, (http://zaenuddin.blogspot.com, 2008), page 3

43

Page 44: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

(5) proses pembentukan jaringan (ne tworking) antara birokrasi dan

lembaga swadaya masyarakat yang resmi dan teruji kredibilitasnya

, dan satuan – satuan organisasi tradisional yang mandiri

merupakan bagian integral dari pendekatan ini . 19  

Dengan melihat pendapat mengenai strategi dari kedua ahli di atas

maka penulis dapat mengatakan bahwa dengan melihat realita yang terjadi di

kelompok kema sama Salah satu strategi yang dibangun adalah dengan

melalui usaha bersama yaitu dengan memanfaatkan potensi yang ada maka

usaha yang di kembangakan adalah pengolahan ikan sebab potensi yang

ada di desa aemuri kecamatan wewaria merupakan daerang penghasil ikan

dengan demikian sehingga kelompok kema sama melihat ini sebuah strategi

pemberdayaan dengan memenfaatkan potensi daerah setempat guna

mencapai kesehjateraan anggota pada khususnya dan masyarakat aemuri

keseluruhan.untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kegagalan . Melalui

kelompok ini ketua kelompok, mengatakan anggota dan perangkat kelompok

sebagai pengelola akan mendapat pembinaan yang intensif dari pihak

pemerintah setempat yaitu dengan penyuluhan sampai kelompok bisa

mandiri.

Dengan demikian maka beberapa langka strategi pemberdayaan

masyarakat desa aemuri yang dilakukan kelompok kema sama yaitu:

19 ? Rahayu Budi, Pembangunan perekonomian nasional melalui pemberdayaan masyarakat desa, (Jakarta Selatan : Iskandarsyah Institut), 2006 hlm 112

44

Page 45: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

a. Pemulihan ekonomi masyarakat untuk perbaikan taraf hidup

masyarakat.

b. ·Meningkatkan pengawasan sistim perencanaan, pengendalian

program pemberdayaan dan penataan administrasi keuangan serta

pemantapan kelembagaan Badan Pemberdayaan Masyarakat.

c. Meningkatkan peran pemerintahan desa serta kelembagaan

masyarakat dalam pembangunan desa.

d. Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia.

e. Mengembangkan potensi sumber daya yang berwawasan lingkungan.

f. Mengembangkan sarana dan prasarana sosial ekonomi masyarakat.

g. Memasyarakatkan Tekhnologi Tepat Guna.

h. Melakukan koordinasi dan kerjasama terpadu dengan instansi/dinas

terkait, kalangan Perguruan Tinggi Lembaga Swadaya Masyarakat,

Dunia Usaha dan Masyarakat di wilayah propinsi NTT, dalam rangka

perumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

i. Mendorong prakarsa dan kemandirian masyarakat dalam

melaksanakan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dari strategi yang dikembangkan oleh kelompok kema sama ini maka

usaha pengeringan ikan dapat di kembangkan demi kesehjateraan kelompok

dan masyarakat sehingga pemanfaatan potensi sumber daya yang ada di

wilaya wewaria khusunya desa aemuri dapat dikembangkan dan

45

Page 46: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

dimanfaatkan demi memenuhi hidup dan masa depan masyarakat. Dengan

pengolahan ikan yang dikembangkan oleh kelompok ini dari mulai

penangkapan ikan yaitu dilakukan kelompok dengan cara pergi melaut dan

mincing serta penangkapan melalaui penjalahan. Dari hasil penangkapan

tersebut maka akan dilakukan pengolahan yang akan penulis jelaskan pada

poin di bawah ini.

4.2 PENGELOLAHAN IKAN

4.2.1 Penanganan Hasil Perikanan

Produksi Perikanan yang dicapai dalam pemanfaatannya tergantung

pada cara penanganan hasil perikanan setelah ditangkap sampai

Pengolahan yang dilakukan oleh kelompok kema sama, yang meliputi

penanganan dengan kapal atau perahu motor, penanganan dipasar sampai

ke konsumen baik itu berupa hasil perikanan dalam bentuk segar, siap

dikonsumsi maupun berupa bahan baku bagi pabrik-pabrik pengolah hasil

perikanan.

Pada kenyataannya penanganan hasil perikanan yang telah dijalankan

oleh kelompok kema sama belum sepenuhnya optimal karena cara yang

46

Page 47: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

dilakukan adalah melalui cara tradisonal yang merupakan warisan dari

leluhur yang ada di daerah wewaria.sehingga yang menjadi kendalah adalah

belum seberapa besar ikan yang diperoleh.dan juga kendalah lain adalah

kendala seperti pengetahuan/keterampilan nelayan, sikap, nelayan yang

agak sulit menerima teknologi, serta sarana/prasarana yang belum memadai.

Dengan segala keterbatasan yang ada tetap dilaksanakan pembinaan

penanganan hasil perikanan dengan maksud secara perlahan-lahan dapat

mengubah kebiasaan masyarakat setempat dalam menangani ikan agar

dapat terjadi perubahan kearah yang lebih baik, agar pemanfaatan hasil

perikanan dapat semaksimal mungkin.

Dengan demikian maka pihak pemerintah setempat sangat berperan

penting guna membinah kelompok-kelompok yang sudah tumbuh dan

berkembang guna mencapai tujuan yang diimpihkan oleh kelompok tersebut.

4.2.2 PENGOLAHAN IKAN

4.2.2.1 PENGGARAMAN

A. TEKNIK PENGGARAMAN

Istilah penggaraman yang lebih akrab dikenal dengan sebutan

pengasinan, merupakan cara pengawetan ikan yang produknya paling

gampang ditemui diseluruh pelosok Indonesia. Ada beberapa alasan yang

47

Page 48: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

menyebabkan teknologi penggaraman ini merupakan cara yang paling

banyak dilakukan untuk mengawetkan ikan, yaitu :

1. Teknik penggaraman merupakan teknologi yang sangat sederhana

dan dapat dilakukan oleh semua orang

2. Teknologi yang menggunakan garam ini merupakan cara pengawetan

paling murah

3. Hasil olahan yang dikombinasikan dengan cara pengeringan

mempunyai daya tahan lama, sehingga dapat disimpan atau

didistribusikan ke daerah yang jauh tanpa memerlukan perlakukan

khusus

4. Produk ikan asin harganya murah, sehingga dapat terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat. 20

Secara umum pengertian penggaraman adalah suatu rangkaian

kegiatan

yang bertujuan untuk mengawetkan produk hasil perikanan dengan

menggunakan garam.

Mekanisme pengawetan ikan melalui proses penggaraman adalah

sebagai berikut

1. Garam menyerap air dari dalam tubuh ikan melalui proses osmosa.

Akibatnya kandungan air dalam tubuh ikan yang menjadi media hidup

bakteri menjadi berkurang. Kekurangan air dilingkungan tempat bakteri

20 ? Ibid, page 3

48

Page 49: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

hidup mengakibatkan proses metabolisme dalam tubuh bakteri menjadi

terganggu. Dengan demikian proses kemunduran mutu ikan oleh bakteri

dapat dihambat atau dihentikan.

2. Selain menyerap kandungan air dari tubuh ikan, garam juga menyerap air

dari dalam tubuh bakteri sehingga bekteri akan mengalami pemisahan inti

plasma sehingga bakteri akan mati.

Teknologi penggaraman biasanya tidak digunakan sebagai metode

pengawetan tunggal, biasanya masih dilanjutkan dengan proses pengawetan

lain seperti pengeringan ataupun dengan perebusan. Sehingga kita bisa

menjumpai tiga macam produk ikan asin, yaitu: ikan asin basah, ikan asin

kering dan ikan asin rebus (ikan pindang).

B. GARAM

Secara tradisional, umumnya garam dibuat dengan cara mengalirkan

air laut kedalam petakan lahan tanah yang dasarnya sudah padat dan rata.

Kemudian air laut dibiarkan terkena sinar matahari dan menguap sampai

habis. Penguapan air akan menghasilkan endapan kristal garam. Garam

yang digunakan untuk mengawetkan ikan sebaiknya memakai garam murni.

Garam yang baik dapat diperoleh dengan pengendalian waktu dalam

proses pengendapan garam. Tetepi cara ini sulit dilakukan untuk

menghasilkan garam berkualitas baik. Sehingga kristal garam hasil endapan

biasanya diolah lagi di pabrik pengolahan garam untuk menghilangkan unsur-

49

Page 50: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

unsur yang merugikan. Ada dua cara penggaraman yang biasa digunakan

oleh kelompok kemasama yaitu:

1. Penggaraman Kering (Dry Salting)

Metode penggaraman kering menggunakan kristal garam yang

dicampurkan dengan ikan. Pada umumnya, ikan yang berukuran besar

dibuang isi perut dan badannya dibelah dua. Dalam proses penggaraman

ikan ditempatkan didalam wadah yang kedap air. Ikan disusun rapi dalam

wadah selapis demi selapis dengan setiap lapisan kan ditaburi garam.

Lapisan paling atas dan paling bawah wadah merupakan lapisan garam.

Garam yang digunakan pada proses penggaraman umumnya berjumlah 10

% - 35 % dari berat ikan yang digarami.

Pada waktu ikan bersentuhan dengan kulit / daging ikan (yang

basah/berair), garam itu mula-mula akan membentuk larutan pekat. Larutan

ini kemudian akan meresap kedalam daging ikan melalui proses osmosa.

Jadi, kristal garam tidak langsung menyerap air, tetapi terlebih dahulu

berubah jadi larutan. Semakin lama larutan akan semakin banyak dan ini

berarti kandungan air dalam tubuh ikan semakin berkurang.

2. Kench Salting

Pada dasarnya, teknik penggaraman ini sama dengan pengaraman

kering (dry salting) tetapi tidak mengunakan bak /wadah penyimpanan. Ikan

dicampur dengan garam dan dibiarkan diatas antai atau geladak kapal,

50

Page 51: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

larutan air yang terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Kelemahan dari

cara ini adalah memerlukan jumlah garam yang lebih banyak dan proses

penggaraman berlangsung sangat lambat. 21

C. PELAKSANAAN PENGGARAMAN

a. Persiapan

1) Penyediaan bahan baku.

a. Ikan yang akan diproses sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis,

tingkat kesegaran dan ukuran ikannya. Hal ini dilakukan untuk

penyeragaman penetrasi garam pada saat penggaraman berlangsung

b. Sediakan garam sebanyak 10 – 35 % dari berat total ikan yang akan

diproses, tergantung tingkat keasinan yang diinginkan.

2) Penyediaan peralatan

a. Siapkan wadah bak kedap air yang terbuat dari semen, kayu, fibre

atau plastik. Bila proses penggaraman menggunakan metode kench

salting, wadah bak penggaraman tidak diperlukan.

b. Siapkan penutup bak sesuai ukuran bak dilengkapi dengan pemberat

untuk membantu agar semua ikan terendam dalam larutan garam

c. Pisai atau golok yang tajam untuk membersihkan dan menyiangi ikan

d. Timbangan untuk menimbang ikan yang telah dibersihkan serta jumlah

garam yang dibutuhkan

21 ? ibid, page 19

51

Page 52: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

e. Keranjang plastik atau bambu untuk mengangkut ikan sebelum dan

setelah proses penggaraman

f. Tempat penjemuran atau para-para yang tingginya kurang lebih 1

meter diatas permukaan tanah. Sebaiknya para-para dibuat miring 15o

ke arah datangnya angin untuk mempercepat proses pengeringan

3) Penanganan dan penyiangan

a. Untuk mempermudah proses penanganan, tempatkan ikan diwadah

terpisah sesuai ukuran, jenis dan tingkat kesegaran

b. Pada ikan berukuran besar, perlu dilakukan penyiangan dengan

membuang isi perut, insang dan sisik. Kemudian tubuh ikan dibelah

menjadi dua sepanjang garis punggung kearah perut. Hal ini dilakukan

untuk mempercepat proses penggaraman

c. Pada ikan yang berukuran sedang, cukup dibersihkan insang, sisik

dan isi perut. Bagian badan tidak perlu dibelah.

d. Pada ikan kecil seperti teri atau petek, cukup dicuci dengan air bersih

saja, tidak perlu disiangi.

e. Proses pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir, agar

ikan benar benar bersih

f. Tiriskan ikan yang telah dicuci bersih dalam wadah keranjang plastik

atau bambu yang telah disediakan. Pada proses penirisan ni, ikan

52

Page 53: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

disusun rapi dengan perut menghadap ke bawah agar tidak ada air

yang menggenang dirongga perutnya

g. Setelah ikan agak kering, timbanglah ikan agar dapat mengetahui

jumlah garam yang diperlukan dalam proses penggaraman

`b. Tahapan proses penggaraman

1) Metode dry salting

a. Sediakan kristal garam sesuai dengan jumlah ikan yang akan

diproses. Untuk ikan besar sediakan garam 20 – 30 % dari berat

ikan, ikan ukuran sedang 15 – 20 % sedangkan ikan berukuran

kecil cukup 5 %. Gunakan garam murni agar hasil olahannya

berkualitas baik.

b. Taburkan garam ke dasar bak setebal 1 – 5 cm tergantung jumlah

ikan yang diolah. Lapisan ini berfungsi sebagai alas ikan pada saat

proses penggaraman

c. Susunlah ikan dengan rapi diatas lapisan garam tadi. Usahakan

bagian perut ikan menghadap kebawah. Diatas lapisan ikan yang

sudah tersusun, taburkan kembali garam secukupnya. Pada

lapisan atas ditebarkan garam setebal 5 cm agar tidak dihinggapi

lalat.

53

Page 54: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

d. Tutuplah bak atau wadah dengan papan yang telah diberi

pemberat agar proses penggaraman dapat berlangsung dengan

baik. Ikan dengan tingkat keasinan tertentu dapat diperoleh

sebagai hasil akhir proses penggaraman.

e. Selesainya proses penggaraman ditandai dengan adanya

perubahan tekstur, daging ikan menjadi kencang dan padat.

f. amanya penggaraman tergantung jenis, ukuran dan tingkat

kesegaran ikan. Walau demikian, umumnya proses penggaraman

dapat berlangsung 1 – 3 hari untuk ikan ukuran besar, 12 – 24 jam

untuk ikan ukuran sedang dan 6 – 12 jam untuk ikan ukuran kecil

g. Langkah selanjutnya, ikan diangkat dari tempat penggaraman. Ikan

dicuci dan dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian

ditiriskan dan selanjutnya ikan dijemur dengan disusun diatas para-

para yang sudah disiapkan

2) Metode kench salting

a. Seperti metode sebelumnya, ikan dipisahkan sesuai jenis, ukuran

dan tingkat kesegaran

b. Karena tidak menggunakan wadah, ikan ditumpuk pada suatu

bidang datar ditaburi garam secukupnya sampai seluruh

permukaan tubuh ikan tertutup oleh garam. Tumpukan ikan

tersebut ditutup dengan plastik agar tidak dihinggapi lalat

54

Page 55: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

c. Proses penggaraman dianggap selesai bila telah terjadi perubahan

tekstur pada tubuh ikan. Tubuh ikan jadi lebih kencang dan padat

C. PROSEDUR PENGGARAMAN

Prosedur penggaraman yang biasa dilakukan oleh kelompok

kemasama dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:

PROSEDUR PENGGARAM

AN

55

PROSEDUR PENGGARAMAN

IKAN DIPISAHKAN BERDASARKAN JENIS

ukuran dan tingkat

IKAN DISIANGI BAGIAN SISIK, ISI PERUT DAN

INSANG.

IKAN DIGARAMI DENGAN METODE DRY SALTING, ATAU KENCH

SALTING

IKAN DIGARAMI DENGAN METODE DRY SALTING, ATAU KENCH

SALTING

LAMA PENGGARAMANDIPENGARUHI OLEH METODE YANG

DIGUNAKAN, UKURAN DAN TINGKATKESEGARAN IKAN

Page 56: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

4.2.2.2 PENGERINGAN

A. TEKNIK PENGERINGAN

Pengeringan merupakan cara pengawetan produk makanan yang

pertama digunakan oleh manusia. Pengeringan ikan merupakan cara

pengawetan sebagai lanjutan dari kegiatan pengawetan dengan

penggaraman. Ikan hasil proses penggaraman segera diangkat dari wadah

penggaraman, dicuci bersih kemudian dikeringkan. Pada awalnya proses

pengeringan hanya menggunakan panas sinar matahari dan tiupan angin.

Pada prinsipnya proses pengeringan akan mengurangi kadar air dalam tubuh

ikan sebanyak-banyaknya, sehingga kegiatan bakteri akan bisa dihambat

atau bila memungkinkan bisa dihentikan.

Oleh karena itu sebelum dilakukan proses pengeringan, selalu diawali

dengan penggaraman untuk menghambat proses pembusukan pada saat

56

Page 57: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

pengeringan berlangsung. Karena itulah, produk ikan kering selalu

diasosiasikan dengan istilah ikan asin.

Cara yang umum digunakan untuk mengeringkan ikan adalah dengan

menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan

udara panas. Dengan hawa panas ini, akan terjadi penguapan air dari tubuh

ikan dari mulai permukaan hingga ke bagian dalam tubuh ikan.

B. METODE PENGERINGAN

Cara pengeringan bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu pengeringan

alami dan pengeringan mekanis (buatan).

a. Pengeringan alami.

Pengeringan alami adalah proses pengeringan yang dilakukan dengan

menggunakan media angin dan sinar matahari. Dalam pengeringan alam,

ikan dijemur diatas rak-rak yang dipasang miring (+15o) kearah datangnya

angin dan diletakkan ditempat terbuka supaya terkena sinar matahari dan

hembusan angin secara langsung. Keunggulan pengeringan alami adalah

proses sangat sederhana, murah dan tidak memerlukan peralatan khusus

sehingga gampang dilakukan oleh semua orang.

Pada proses pengeringan ini, angin berfungsi untuk memindahkan uap

57

Page 58: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

air yang terlepas dari ikan, dari atas ikan ke tempat lain sehingga penguapan

berlangsung lebih cepat. Tanpa adanya pergerakan udara, misalnya jika

penjemuran ditempat tertutup (tanpa adanya hembusan angin), pengeringan

akan berjalan lambat. Selain tiupan angin, pengeringan alami juga

dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari pada saat penjemuran

berlangsung. Makin tinggi intensitasnya maka proses pengeringan akan

semakin cepat berlangsung begitupun sebaliknya.Oleh karena itu, proses

pengeringan alami sering terhambat pada saat musim penghujan karena

intensitas cahaya matahari sangat kurang. Karena lambatnya pengeringan,

proses pembusukan kemungkinan tetap berlangsung selama proses

pengeringan.

Masalah lain yang dihadapi oleh kelompok kemasama pada

pengeringan alami adalah ikan yang dijemur ditempat terbuka gampang

dihinggapi serangga atau lalat. Lalat yang hinggap akan meninggalkan telur,

dalam waktu 24 jam telur tersbut akan menetas dan menjadi ulat yang hidup

didalam daging ikan.

b. Pengeringan Mekanis

Karena banyaknya kesulitan yang didapat pada proses pengeringan

alami terutama pada saat musim hujan, maka kelompok kemasama mencoba

membuat alat baru untuk menghasilkan produk yang lebih baik dengan cara

yang lebih efisien. Pada pengeringan mekanis, ikan disusun diatas rak-rak

penyimpanan didalam ruangan atau dalam rumah yang dibuat seperti pera-

58

Page 59: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

para yang kemudian ikan tersebut disimpan di atas dan akan di panaskan

atau pengasapan dari bagian bawa para-para.

C. PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN

Produk ikan asin kering yang sudah jadi perlu dijaga kualitasnya selama

proses penyimpanan, transportasi dan distribusi sehingga harga jual bisa

tidak menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengemasan yang baik

supaya kualitasnya tidak menurun.

Pengemasan bisa dilakukan dengan menggunakan, kertas, kardus ataupun

plastik. Bahan-bahan yang digunakan selama proses pengemasan

disesuaikan dengan keperluan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

tahap penyimpanan adalah :

a. Ruang penyimpan harus bersih, kering dan sejuk

b. Sirkulasi udara lancar, sehingga menghilangkan bau-bau yang tidak

sedap

c. Ikan kering dibongkar dan dijemur kembali bila terjadi kelembaban

yang tinggi

d. Banda lain yang dapat menjadi bahan pencemar seperti pestisida,

minyak tanah dan sebagainya, tidak disimpan didekat ikan asin.

D. PROSEDUR PENGERINGAN

59

Page 60: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Prosedur pengeringan oleh kelompok kemasama dapat di gambarkan

dalam diagram di bawa ini

60

Page 61: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

61

PROSEDUR PENGERINGAN

SETELAH SELESAI PROSES PENGGARAMAN,

KELUARKANIKAN DARI WADAH

PENGGARAMAN

CUCI DAN BERSIHKAN IKAN DARI KOTORAN SERTA

SISA-SISA GARAM YANG MENEMPEL DITUBUHNYA

MASUKKAN IKAN KETEMPAT PENGERINGAN

PENGERINGAN ALAMI ATAU PENGERINGAN MEKANIS

LAMA PENGERINGAN DIPENGARUHI OLEH JENIS

PENGERINGAN YANG DIGUNAKAN SERTA

UKURAN

SETELAH KERING, IKAN DISORTIR BERDASARKAN

KUALITASNYA DAN DIKEMAS DENGAN BAIK

UNTUK

Page 62: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pemberdayaan merujuk pada kemampuan, khususnya kelompok rentan

dan lemah sehingga mereka memiliki kekutan atau kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan

dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melaikan bebas

dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan dan juga

menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat

meningkatkan pendapatan serta dapat memenuhi kabutuhan hidupnya.

Disamping itu juga mereka berpartisipasi dalam proses pembangunan

dan keputusan-keputusan yang memperngaruhi mereka.

2. Keterkaitan kodrat manusia dan lingkungan harus pula memampukan

manusia menjaga harmoni dan keutuhan dengan alam semesta sebagai

tempat ia mengadu. Kelestarian bumi ini berada dalam telapak tangan

dan pikiran serta pertimbangan manusia dalam mendiami dan mengelola

bumi. Hanya dengan kepedulian ini manusia akan mampu mewujudkan

62

Page 63: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

kemandiriannya dengan memanfaatkan potensi yang tersedia. Setiap

proses pembangunan harus diarahkan kepada tujuan luhur yakni

kesejahteraan umat manusia yang tetap menjunjung dan menjaga

keutuhan serta keberlanjutan ekosistem alam semesta.

3. kelompok Kemasama aemuri merupakan polah pemberdayan masyarakat

dalam pembangunan sebab parisipasi aktif dalam pembangunan

merupakan wujut nyata kesadaran masyarakat membangun kehidupan

menuju kesejahteraan.

5.2 SARAN-SARAN

Menelaah uraian-uraian di atas maka pada bagaian ini penulis hendak

menyarankan kepada pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan

masalah ini, yakni;

1. Kelompok Kemasama

Disarankan agar anggota kelompok selalu tetap kompak dalam

membangun kelompok demi mencapai tujuan yang di inginkan serta

dapat memberikan conoh bagi masyarakat di desa aemuri.

2. Masyarakat

Diharapkan berperan aktif dalam setiap upaya pelaksanaan

pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian serta eksistensi

ekosistem sustainability untuk generasi yang akan dating dan peran aktif

dalam pembangunan seperti yang di contohkan oleh kelompok

Kemasama desa aemuri.

63

Page 64: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

3. Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggungjawab utama dalam setiap proses

pelaksanaan pembangunan yang memgerti dan memahami akan manfaat

ekologi harus memberikan teladan yang baik dalam mengelola dan

memanfaatkan SDA, dan harus manjadikan masyarakat sebagai mitra

dalam pembangunan dan selaluh menyokong masyarakat dalam

pembangunan alam dimensi sewadaya masyarakat sehingga masyarakat

semakin sadar bahwa pebangunan ini merupakan milik memua orang

yang harus dijalakan.

64

Page 65: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003)

Ir.Eddy afrianto dkk, pengawetan dan pengolahan ikan, (yokyakarta, penerbit

Kanisius, 1989)

Edi Suaharto, Membagun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung:

Refika Aditama: 2005)

Winarni, Tri, Memahami Pemberdayaan Desa Partisipatif Dalam Orientasi

Pembangunan Masyarakat Desa Menyonsong Abad 21,(Yogyakarta, Aditya

Media 1998)

Suraswati,Mengawetkan Ikan,(jakarta,bhratara,1993)

Hamijaya DRS, Pendidikan Keterampilan Perikanan,(Jakarta-Bandung,Penerbit C.V.

Indradjaya,1982)

Trisusanto, SE, dkk Penuntung Pelajaran dan Ekonomi dan Koperasi, (Penerbit,

Ganeca Exact Bandung, 1984)

Michael P. Todaro, Pembangunan di Dunia Ke-3, (Ghalia Indonesia, 1993)

Prof. Dr. Mobyart, Masyarakat Terasing, (Aditya Media, Yogyakarta 1994

Stefen frink dkk,Ensoklopedi fauna ( Jakarta,Erlangga,1988)

Diposkan oleh Surya Mas, Perdagangan Bahan dan Alat Laboratorium & Jasa

Konsultan Lingkungan,(www.google, Kamis, 2008 Juli 17 )

Faisal H. Basri. Majalah DR, (Analisis Kita, 1998)

65

Page 66: Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Kema Sama Asli

Drs. Zaenuddin Kabai, M.Pd, Akselerasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Des

Kab . Bantaeng Antara Peluang Dan Tantangan, (http://zaenuddin.blogspot.com,

2008)

Rahayu Budi, Pembangunan perekonomian nasional melalui pemberdayaan

masyarakat desa, (Jakarta Selatan : Iskandarsyah Institut), 2006

Google,http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial

Http://Tunas63.Wordpress.Com/2008/12/23/Visi-Misi-Dan-Strategi-Pembangunan-

Nasional-2004-2009

Http://Gogle.com.PK..TPHPii..C..02..M Tekniik Penggarraman dan Pengerriingan

Teori Kendala / Theory Of Constraint (Toc),http://www.google.com

Http://miningwatch.tripod.com/activitymenambang.html, Bandung, 26 Juni 2001

66