Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

21
Diterima: September 2017. Disetujui: November 2017. Dipublikasikan: Desember 2017 59 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Volume 2, Nomor 2, 2017, 59-79 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan Muhyidin * , Deden Sumpena, Ali Azis Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya yang dilakukan masyarakat kelurahan Rancanumpang dalam pelaksanaan program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan, dengan mengetahui bentuk dan hasil dari program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan di kelurahan Rancanumpang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dari penelitian ini, meliputi kantor kelurahan Rancanumpang dan lurah Rancanumpang, dan masyarakat. Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan (PIPPK) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan Rancanumpang relatif berhasil, hal ini dilihat dari banyaknya program yang telah dilakukan dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat; PIPPK; Kesejahteraan ABSTRACT This study aims to analyze the efforts made by Rancanumpang urban village community in the implementation of development innovation program and regional empowerment, by knowing the shape and result of development innovation program and regional empowerment in Rancanumpang urban village. This research is a qualitative research with descriptive method. Sources of data from this study include the Rancanumpang urban village office and Rancanumpang urban village, and the community. Data analysis in this study, using data reduction, data presentation and conclusion or verification. The results showed that community empowerment through development innovation program and regional empowerment (PIPPK) in improving the welfare of urban village Rancanumpang is relatively successful, it is seen from the many programs that have been done in reducing poverty level. Keywords: Community Empowerment; PIPPK; Welfare

Transcript of Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Page 1: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Diterima: September 2017. Disetujui: November 2017. Dipublikasikan: Desember 2017 59

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Volume 2, Nomor 2, 2017, 59-79 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Muhyidin*, Deden Sumpena, Ali Azis Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya yang dilakukan masyarakat kelurahan Rancanumpang dalam pelaksanaan program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan, dengan mengetahui bentuk dan hasil dari program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan di kelurahan Rancanumpang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dari penelitian ini, meliputi kantor kelurahan Rancanumpang dan lurah Rancanumpang, dan masyarakat. Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan (PIPPK) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan Rancanumpang relatif berhasil, hal ini dilihat dari banyaknya program yang telah dilakukan dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat; PIPPK; Kesejahteraan

ABSTRACT This study aims to analyze the efforts made by Rancanumpang urban village community in the implementation of development innovation program and regional empowerment, by knowing the shape and result of development innovation program and regional empowerment in Rancanumpang urban village. This research is a qualitative research with descriptive method. Sources of data from this study include the Rancanumpang urban village office and Rancanumpang urban village, and the community. Data analysis in this study, using data reduction, data presentation and conclusion or verification. The results showed that community empowerment through development innovation program and regional empowerment (PIPPK) in improving the welfare of urban village Rancanumpang is relatively successful, it is seen from the many programs that have been done in reducing poverty level. Keywords: Community Empowerment; PIPPK; Welfare

Page 2: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

60 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

PENDAHULUAN

Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi, sekarang telah banyak diterima, bahkan telah berkembang dalam berbagai iliteratur di dunia barat. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Sosial di Kopenhagen Tahun 1992 juga telah memuatnya dalam berbagai kesepakatannya. Namun, upaya mewujudkannya dalam praktik pembangunan tidak selalu berjalan mulus. Banyak pemikir dan praktisi yang belum memahami dan mungkin tidak meyakini bahwa konsep pemberdayaan merupakan alternatif pemecahan terhadap dilema-dilema pembangunan yang dihadapi (Soebianto, 2013, hal. 35-35). Di penghujung abad ke 20 yang lalu, PBB telah memutuskan agenda besar pembangunan di seluruh dunia yangkemudian dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDG’S) 1990-2015 yang terdiri dari 8 butir yaitu (OECD,2001) pertama, Eradicate Extreme Poverty And Hunger (pemberantasan kemiskinan dan kelaparan ekstrim) Kedua, Achieve Universal Primary Education (tercapainya pendidikan dasar secara universal) Ketiga, Promote Gender Equality And Empower Women (dikedepankannya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan) Keempat, Reduce Child Mortality (pengurangan kematian anak BALITA) Kelima, Improve Maternal Health (perbaikan kesehatan ibu) Keenam, Combat Hiv/Aids, Malaria And Other Disease (peperanagan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya) Ketujuh, Ensure Environmental Sustainability (kepastian keberlanjutan lingkungan) Kedelapan, Develop A Global Partnership For Development (pengembangan kemitraan global untuk pembangunan)

Jika dicermati, kedelapan agenda pebangunan PBB tersebut, ternyata semuanya telah tercakup dalam rumusan pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang dirumuskan oleh para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berbunyi:

“...melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangs, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...”

Hal ini menunjukan bahwa, tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini, sebenarnya merupakan kebutuhan sekaligus cita-cita universal, yaitu terwujudnya “kesejahteraan” (welfare) bagi semua warga negara, baik secara individual, nasional, maupun global. (Soebianto, 2013, hal. 1-2)

Program pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk menciptakan manfaat sosial, melalui proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh keuntungan dari hasil usaha mereka. Usaha dalam pemberdayaan masyarakat setiap daerah berbeda-beda, karena memang masing-masing desa memiliki ciri khas dan potensi yang berbeda. Melalui program

Page 3: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 61

nasional pemerintah telah berhasil memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan sehingga menjadi lebih mandiri dan hidup lebih bermartabat, dan menikmati kualitas hidup yang lebih besar. Tujuan program ini adalah memperkuat kapasitas masyarakat Indonesia agar mampu mencapai dan memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi mereka, membantu masyarakat mendapatkan keterampilan baru, akses informasi, akses layanan, membangun kepercayaan, serta menciptakan peluang baru untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat secara luas. Beberapa tahun belakangan ini sudah ada beberapa program pemberdayaan masyarakat di negara Indonesia, sebagai contoh; PNPM Mandiri, BLT (Bantuan Langsung Tunai), kredit untuk usaha mikro, dan home industry (industri rumah).

Kota Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia yang telah mengadakan program pemberdayaan masyarakat yang diberi nama dengan PIPPK (Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan). Program ini adalah salah satu program percepatan pembangunan dengan melibatkan langsung partisipasi masyarakat melalui lembaga kemasyarakatan Rukun Warga (RW), Karang Taruna, Tim Penggerak PKK, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Peraturan Wali Kota Bandung No 281/2015 menyebutkan maksud dan tujuan PIPPK ini, yaitu untuk meningkatkan tugas, peran, dan fungsi aparat kewilayahan beserta seluruh stakeholder lembaga kemasyarakatan kelurahan. Sasarannya, percepatan pelaksanaan pembangunan melalui pengembangan pemberdayaan masyarakat. Sementara tujuan PIPPK adalah untuk mewujudkan sinergitas kinerja aparatur kewilayahan dengan lembaga kemasyarakatan kelurahan dalam melaksanakan PIPPK berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Berbagai program pembangunan akan diamanatkan kepada setiap kelurahan berdasarkan kebutuhan masing-masing kelurahan, atas dasar kerja sama antara Pemkot Bandung dengan seluruh masyarakat Kota Bandung. Intinya, melalui program ini Pemkot Bandung ingin mengajak masyarakat bersama-sama mewujudkan percepatan dan pemerataan pembangunan di Kota Bandung. Di antaranya Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan RW, Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan PKK, Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Karang Taruna, serta Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan LPM. Untuk menjamin program ini tepat sasaran dan tepat manfaat, maka ada pula mekanisme pengawasan secara internal oleh petugas dari Pemkot Bandung dan pengawas eksternal yang melibatkan sejumlah elemen masyarakat.

Permasalahan kesejahteraan sosial yang cukup kompleks membutuhkan keterlibatan semua pihak secara bersama dan terkoordinasi, agar cita-cita peningkatan kesejahteraan sosial dapat tercapai dengan lebih dinamis. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Tanggung jawab sosial dalam kehidupan masyarakat yang menjadi sumber penting

Page 4: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

62 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

pembangunan dan pemecahan akar permasalahan peningkatan kesejahteraan sosial juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistematis dan menyeluruh dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial.

Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat merupakan salah satu program bangsa Indonesia, yang ditandai dengan masih banyaknya jumlah penduduk yang hidup dengan kesejahteraan yang masih di bawah standar. Penduduk yang hidup dengan kesejahteraan sosial yang masih di bawah standar ini menjadi perhatian pemerintah dan beberapa pihak termasuk perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, sehingga peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat menjadi salah satu hal yang diprioritaskan. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui pemenuhan kebutuhan dasar agar secara bertahap kehidupan yang lebih berkualitas dan kemandirian dapat dicapai. Pemberdayaan sosial secara bersamaan juga diarahkan agar seluruh potensi kesejahteraan sosial dapat dibangun menjadi sumber kesejahteraan sosial yang mampu berperan optimal dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Kelurahan Rancanumpang Kecamatan Gedebage Kota Bandung termasuk salah satu yang masuk dalam PIPPK, Pola yang dilaksanakan di Kelurahan tersebut menggunakan pola swasembada dengan warga sebagai pelaksana sekaligus pengontol program ini. Dengan potensi budaya yang masih melekat di daerah ini, fokus pengembangan masyarakat melalui budaya diiharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan Rancanumpang.

Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah dengan rumusan masalah: Bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat kelurahan Rancanumpang dalam pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan? Bagaimana bentuk pemberdayaan dari Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan di kelurahan Rancanumpang? Bagaimana hasil dari setelah adanya Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan terhadap masyarakat kelurahan Rancanumpang?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendkatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan anggota kantor kelurahan Rancanumpang dan lurah Rancanumpang, dan masyarakat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

LANDASAN TEORITIS

Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu empowerment. Secara harfiah, empowerment berarti pemberian kekuasaan atau pemberian kekuatan. Menurut Rappaport (1987), pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol terhadap keadaan sosial,

Page 5: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 63

kekuatan politik, dan hak-haknya menurut undang-undang. (Soetomo, 2011, hal. 86)

Pemberdayaan masyarakat merupakan uapaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekaranag tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkapn kemiskinan dan keterbelakangan. (Soebianto, 2013, hal. 30) Chambers (1995) Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people-contered, participatory, empowering, and sustainable”. (Soebianto, 2013, hal. 49)

Menurut konsep John Friedman (1992), pemberdayaan masyarakat harus berawal dari pemberdayaan setiap rumah tangga yang mencakup tiga hal yang pertama, pemberdayaan sosial ekonomi yang difokuskan pada upaya menciptakan akses bagi setiap rumah tangga dalam proses produksi seperti akses informasi, pengetahuan dan keterampilan, akses berpartisipasi dalam organisasi sosial dan akses kepada sumber-sumber keuangan. Kedua, pemberdayaan politik difokuskan pada upaya menciptakan akses bagi setiap rumah tangga ke dalam proses pengambilan keputusan publik yang mempengaruhi masa depannya. Pemberdayaan politik masyarakat tidak hanya sebatas protes pemilihan umum, akan tetapi juga kemampuan untuk mengemukaka n pendapat, melakukan kegaiatan kolektif atau bergabung dalam berbagai asosiasi politik, gerakan, atau kelompok kepentingan. Ketiga, pemberdayaan psikoligis difokuskan pada uapaya membangun kepercayaan diri bagi setiap rumah tangga yang lemah. Kepercayaan diri pada hakekatnya merupakan hasil dari proses pemberdayaan sosial ekonomi dan pemberdayaan politik. (Risyanti, 2006, hal. 13)

Hakikat pembangunan adalah pembangaunan yang berkelanjutan yang tidak parsial, instan, dan pembangunan kulit. Konsep Sustainable Development atau disebut juga SD memberikan wacanan baru mengenai pentingnya melestariakn lingkungan alam pada masa depan, generasi yang akan datang pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan terdiri atas tiang utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat. Ada beberapa pengertian dari pembangunan berkelanjutan. Pemabngunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhangenerasi masa depan”. Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987, pembangunan berkelanjutan adalah terjemah dari bahasa Inggris sustainable development, yaitu pembanguanan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah memperbaiki

Page 6: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

64 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan social.

Ada tiga kriteria pembangunan berkelanjutan di perkotaan, yang disebut 3 pro, yaitu sebagai berikut: Pertama, pro-keadilan sosial, artinya keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumber daya alam dan pelayanan public, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan gender. Kedua, pro-ekonomi kesejahteraan, artinya pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang berdampak minimum terhadap lingkungan. Ketiga, pro-lingkungan berkelanjutan, artinya etika lingkungan non-antroposentris menjadi pedoman hidup masyarakat sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan, konservasi sumaber daya alam vital, dan mengutamakan peningkatan kualitas hidup non-material. (Jamaludin, 2016, hal. 117-122)

Kesejahteraan sosial bermula dari kata sejahtera yang diberi imbuhan ke dan diberi akhiran an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, atau selamat. Jadi kesejahteraan merupakan keadaan yang terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Sedangkan istilah sosial berasal dari kata latin; socious yang berarti kawan atau teman. Selanjutnya menurut M. Fadhil Nurdin (1990: 27) bahwa istilah sosial ini dikaitkan dengan orang-orang yang berada dalam masyarakat.

Sementara itu, ada beberapa pendapat mengenai definisi kesejahteraan sosial seperti menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (M. Fadhil Nurdin, 1990: 28) bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental maupun sosial dan tidak hanya perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Hal yang hampir sama mengenai pengertian kesejahteraan sosial terdapat pada UU No. 6 tahun 1974 sebagai berikut (M. Fadhil Nurdin, 1990: 30) bahwa suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan mendukung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.

Menurut Arthur Dunham, (Notowidagdo, 2016: 37) menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu bidang usaha kemanusiaan yang luas dan mencakup jenis-jenis badan organisasi, secara macam-macam pelayanan. Dalam hal ini Ia mengemukakan definisi kesejahteraan sebagai berikut bahwa kesejahetraan sosial dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasikan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial, melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang; seperti kehidupan keluarga dan anak, kesejahteraan, penyesuaian sosial, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama

Page 7: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 65

terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas, pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan, dan pencegahan).

Friedlander (Notowidogdo, 2016: 39) mengemukakan definisi kesejahteraan sosial sebagai berikut bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasikan dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga, yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan kesejahteraan yang memuaskan, serta hubungan-hubungan perseorangan dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan segenap kemampuannya dan memungkinkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan keluarga maupun masyarakat).

Elizabeth Wickenden (1965) mengemukakan bahwa : “sosial welfare includes those laws, program, benefits, adn services which assure or strengthen provisions for meeting social needs recognized as basic to the well-being of the population and the better functioning of the social order” (Kesejahteraan sosial mencakup undang-undang, program-program, manfaat-manfaat, dan pelayanan-pelayanan yang menjamin atau memperkuat perbekalan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang dakui sebagai dasar bagi kesejahteraan penduduk dan keberfungsian yang lebih baik dari tata social) (Fahrudin, 2014, hal. 20).

Romanyshyn (1971) menggunakan definisi yang luas tentang kesejahteraan sosial yang meliputi smeua bentuk intervensi sosial yang mempunyai perhatian utama dan langsung dengan peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Kesejahteraan sosial mencakup persediaan/perbekalan dan proses-proses yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhan dan pencegahan masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan dalam kualitas kehidupan. Kesejahteraan sosial melibatkan pelayanan-pelayanan sosial kepada individu-individu dan keluarga-keluarga ataupun usaha-usaha untuk memperkuat atau mengubah institusi-institusi sosial.

Pemberdayaan disebut sebagai tamkiinu al-Dakwah yang memiliki makna kekuatan, kekuasaan, kepedulian dan kemauan yang keras. Arah pemberdayaan diharapkan tepat pada sasaran yang dimulai dari kemiskinan dan simbol-simbol ketidakberdayaan lainnya. Sasaran pemberdayaan dilihat dari segi penyandang masalah kesejahteraan sosial, yaitu: Kemiskinan, yaitu penduduk Indonesia yang termasuk kategori fakir miskin, Ketelantaran, yaitu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, yang melanda anak-anak, perempuan dan lanjut usia, gelandangan dan pengemis, Kecacatan baik cacat secara fisik ataupun cacat secara mental, Ketuna-sosialan, yaitu kondisi disharmonisasi dengan nilai susila dan sosial budaya yang umum berlaku di masyarakat, dan bencana, baik bencana alam maupun bencana social (Setiawan, 2012: 350-351).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 8: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

66 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

Kelurahan Rancanumpang termasuk daerah yang mudah dilalui oleh sarana angkutan transportasi ojeg motor dari jalan raya Cimincrang. Untuk kendaraan angkutan kota sampai saat ini belum masuk ke wilayah Kelurahan Rancanumpang, karena prasarana transportasi perhubungan darat belum memadai, terutama kondisi jalan yang masih sempit. Namun demikian, kondisi perhubungan darat berjalan lancar, dan secara fisik dan geografis Kelurahan Rancanumpang merupakan kelurahan strategis terutama untuk kemajuan perekonomian masyarakat di masa yang akan datang, karena di Kelurahan Rancanumpang telah berdiri Stadion Utama Sepak Bola (SUS) ”Bandung Lautan Api”, rencana pembangunan sarana prasarana olahraga lainnya, serta pembangunan berbagai infrastruktur lain sesuai rencana pembangunan kawasan primer baru Gedebage.

Tersedianya program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan (PIPPK) diharapkan dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan, Rancanumpang merupakan salah satu kelurahan yang giat aktif dalam menjalankan program tersebut. Mata pencaharian Penduduk Kelurahan Rancanumpang terbanyak adalah pegawai swasta. Sebelumnya matapencaharian penduduk adalah bertani dan sangat dominan. Perubahan ini disebabkan oleh adanya Pergeseran penggunaan tata guna tanah di kelurahan Rancanumpang, dulu dominan persawahan, sekarang menjadi sarana prasarana olahraga. Sehingga banyak penduduk yang bermata pencaharian bertani, beralih profesi dengan berdagang, buruh, pertukangan dan usaha lainnya. Pada tahun 2014 tercatat ada pengangguran (penduduk usia kerja tidak bekerja) sebanyak 113 orang atau sekitar 3,73% dari jumlah penduduk usia kerja 15 – 56 tahun. Data ini sedikit menurun dibanding tahun 2013 yang tercatat sebanyak 116 orang (3,83%).

Upaya dalam Pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan Dan Pemberdayaan Kewilayahan Upaya kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat kelurahan Rancanumpang melalui program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan dengan sosialisai, rembug warga/rapat anggota, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi. Seperti yang dikatakan oleh lurah Rancanumpang bapak Slamet Boedhi Hermawan yaitu:

jadi begini ya dek, ada beberapa upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan kelurahan Rancanumpang dalam pelaksanaan PIPPK ini yaitu pertama dengan sosialisai kepada seluruh aparat kelurahan, rembug warga yang dilakukan oleh ketua RW dan rapat anggota oleh ketua LPM, PKK, Karang Taruna, selanjutnya pelaksanaan program yang di damping dengan pengawasan serta yang terakhir yaitu evaluasi. Dari uraian diatas, kelurahan Rancanumpang sangat antusias dalam adanya

program tersebut karena kelurahan memliki harapan untuk mensejahterakan

Page 9: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 67

masyarakat. Untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut pihak kelurahan melakukan upaya-upaya agar proses pemberdayaan melalui PIPPK berjalan dengan baik, yaitu:

Pertama, sosialisai PIPPK merupakan upaya pertama sebelum melaksanakan suatu program atau kegiatan, hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih jelas tentang apa yanga akan kita laksanakan. Di sosialisasi inilah pihak kelurahan akan menjelaskan tentang PIPPK tersebut lebih dalam bagaimana petunjuk dan teknis yang harus dilakukan dalam menjalankan program tersebut mulai dari dasar hukum, tatacara sampai ke proses pelaksanaannya. Sosialisai dilakukan kepada seluruh aparat kelurahan dan mengundang ketua RW, LPM, PKK dan Karang Taruna serta beberapa tokoh masyarakat, karena program ini ditujukan untuk empat lembaga kelurahan tersebut. Sosialisasi ini bertujuan agar program tersebut dapat dipahami lebih jelas sebelum nantinya akan di sosialisasikan kembali kepada seluruh masyarakat maupun anggota di kelembagaannya.

Kedua, rembug warga dan rapat anggota merupakan upaya selanjutnya setelah melakukan sosialisai yaitu mengadakan rembug warga dan rapat anggota, hal ini sangat penting sekali agar seluruh masyarakat atau anggota mengetahui dengan jelas apa itu PIPPK. Dalam rembug warga dan rapat anggota ini masyarakat sangat antusias dalam memeberikan argument dan menanggapi kegiatan tersebut, selain itu di sosialisasikan kembali apa itu PIPPK kepada seluruh masyarakat dan anggota dengan lebih jelas serta mulai memusyawarahkan kepada masyarakat apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai kesepakatan, oleh karena itu rembug warga dan rapat anggota ini bentuk dari keterbukaan antara aparat pemerintah terhadap m asyarakat, sehingga masyarakat percaya terhadap birokrasi pemerintah. Seseuai dengan apa yang dikatakan oleh salah satu warga yang be rnama Tatang Rosidin (40): “…ku ayana program iyeu abdi secara pribados ngaraos bingah kumargi program iyeu teh taisa ngabantos pisan ka wargi sadayana, ku ngadangu tina sosialisasina”.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa warga sangat antusias terhadap program yang diupayakan oleh pemkot Bandung, seperti banyaknya warga yang aktif dalam menanggapi penjelasan dari RW perihal PIPPK sebab warga melihat adanya harapan akan kesejahteraan di masyarakat.

Ketiga, perencanaan program untuk melaksanakan kegiatan rembug warga maka upaya selanjutnya yaitu perencanaan program, merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan baik itu dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan sesuai dengan bidang pemberdayaan PIPPK, kemudian dibuat menjadi sebuah proposal pengajuan kegaiatan, proposal tersebut nanti akan di musrenbangkan di kelurahan sebelum diserahkan kepada pemerintah kota Bandung (pemkot Bandung) melalui pihak kelurahan dan kecamatan. Tahap selanjutnya yaitu menunggu konfirmasi dari pemkot Bandung, setelah adanya

Page 10: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

68 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

konfirmasi tentang kegiatan tersebut barulah program tersebut dapat dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaan tidak sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat sebab harus melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang diperintahkan oleh kelurahan untuk menangani atau mengerjakan PIPPK dalam proses pembangunan infrastruktur atau bisa disebut pemborong dalam pengerjaannya, tanpa adanya melibatkan masyarakat. Atas aturan dari kelurahan tersebut menjadikan masyarakat kurang percaya atau memiliki kecurigaan, hal tersebut terbukti adanya pembangunan yang tidak memuaskan sesuai yang dikatakan oleh ketua Rw 01 ibu Susi:

Jadi a eta teh teu sadaya balener sesuai jeng nu terjadi di lapangan, aya wae ngaran na omongan warga nu teu ngarenah mah malah mah aya warga oge anu langsung ka kelurahan protes iyeu pembangunan teh teu balener, teu sesuai anu cek pemerintah. Aya ti warga oge nu narsos naha teu ku pengurus setempat? saur na mah nagarah teu aya unsur korupsi, padahal anu karaos ku ibu mending kneh di biken ka warga. Sapertos tahun kamari pembangunan jalan teh sae karaos ku warga soal na seer swadaya ti masyarakat, anu tadina pembangunan kanggo dua gang janten na mah malah jadi genep gang, jadi aya opat gang bari hasil na sae da kahoyong warga sorangan nagadamelna. Tah pembangunan anu tahun ayeuna mah warga protes naha jalan teh goreng, aspal teh ipis pisan jeng teu sesuai sareng anggaran, makana warga seer nu protes ka ibu, ngan ibu mah alim pipiluen kanu karitu pusing, ken weh batur iyeuh nu nagadahar na oge tanggung ku maranehna urang mah nu penting jalan alus weh. Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa warga sangat memprotes

dengan adanya pihak ketiga sebagai pelaksana pembangunan, sedangkan warga tidak dilibatkan dalam proses pengerjaannya, mereka protes sebab pembangunannya tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Bahkan ketika pembangunan sebelumnya yang dilakukan oleh warga itu sangat puas sekali. Tapi namun di pihak kelurahan pun membantah tuduhan para warga karena mereka harus mengikuti aturan pemerinntah bahwasanya masyarakat itu hanya penerima manfaat saja dari adanya pembangunan PIPPK ini. Hal ini sesuia dengan apa yang dikatakan oleh lurah Rancanumpang bapak Slamet Boedhi Hermawan:

Sebenarnya dalam pelaksanaan program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan ini melalui proses pengajuan dari warga kepada pemerintah melalui kelurahan dan kecamatan, nah untuk masyarakat disini itu hanya sebagai penerima manfaat saja. Dari uraian diatas jelas dijelaskan menurut dari aturan pemerintah bahwa

dalam program ini dalam proses pelaksanaan pembangunan itu harus menggunakan pihak ketiga sebagai pengerjaannya dan masyarakat disana itu hanya sebagai penerima manfaat dari adanya program tersebut. Karena dengan

Page 11: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 69

adanya pembangunan dapat menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapain aspirasi setiap warga yang paling “humanistik” (Rustandi, 2011:119-121). Dengan adanya perselisihan itu masyarakat sekarang mulai kekurangan kepercayaan terhadap pihak kelurahan dalam terutama pihak pembangunan dan mempertanyakan kembali tentang kebijakan menggunakan pihak ketiga dalam proses pembangunannya. Dan penggunaan pihak ketiga ini juga hanya dilakukan pada pembangunan di lembaga RW namun untuk LPM, PKK dan Karang Taruna tidak menggunakannya karena dalam mekanismenya sama saja dengan lembaga RW yang membedakan hanya adanya pihak ketiga sebagai pengerjaannya.

Keempat, pengawasan dalam upaya selanjutnya yaitu pengawasan, sebenarnya pengawasan ini sudah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan, pengawas disini yaitu beberapa orang dari pemerintahan dan seluruh masyarakat. Tugas mereka yaitu mengawasi segala bentuk kegiatan atau program apa saja yang sedang dilaksanakan. Mereka yang nantinya akan melaporkan segala bentuk ataupun kejadian yang sesungguhnya dilapanganan.

Kelima, evaluasi merupakan upaya yang terakhir yaitu evaluasi, yang bisa diartikan juga sebagai proses penilaian, evaluasi juga sebagai proses pengukuran akan efektivitas kegiatan yang telah dilaksakan apakah kegiatan itu berjalan dengan baik atau buruk. Setelah mendapatkan data itu barulah masyarakat bisa merencanakan kembali kegaiatan apa yang harus dibenahi atau diperbaiki agar mencapai tujuan yang lebih maksimal.

Pendekatan-pendekatan dalam partisipasi yaitu: partisipasi pasif, suatu pendekatan yang menyatakan “kami lebih tahu apa yang baik bagimu” ini merupakan komunikasi satu arah, dimana informasi diberikan pada masyarakat untuk menerimanya, partisipasi aktif, merupakan pendekatan pelatihan dan kunjungan dimana dialog dan komunikasi dua arah keterikatan, suatu pendekatan “kontrak tugas yang dibayar” yang berpandangan bila anda melakukan ini, maka proyek akan melakukan itu, partisipasi atas permintaan setempat, merupakan pendekatan yang didorong oleh permintaan, dan dilakukan untuk menjawab kebutuhan yang dinyatakan oleh masyarakat, bukan kebutuhan perancang (Mikkelsen, 2003:65-70).

Bentuk pemberdayaan dari Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan. Era otonomi daerah sebagai implikasi dari berlakunya UU No. 32 tahun 2004, memebrikan peluang bagi setiap Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merencanakan dan mengelola daerahnya sendiri, serta tuntunan bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dalam pembangunan kewilayahan di tuntut adanya pemberdayaan masyarakat dalam setiap tahapnya. Masyarakat sebagai komponen utama dalam pembangunan kewilayahan, mempunyai peranan penting dalam

Page 12: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

70 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

menunjang pembangunan kewilayahan yang ditunjukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari lingkungan, sosial budaya ataupun ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu dalam hal pembangunan dan pemberdayan daerah, pemkot Bandung meluncurkan sebuah program yang dimana bertujuan untuk mengembangkan daerah agar terjadinya pemerataan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dikenal dengan PIPPK (Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan). PIPPK adalah sebuah program yang diluncurkan oleh pemkot Bandung untuk pembangunan dan pemberdayaan di setiap kelurahan melalui lembaga RW, LPM. PKK, dan Karang Taruna. Salah satunya yaitu kelurahan Rancanumpang yang giat aktif dalam pelaksanaan program tersebut.

Bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga di kelurahan Rancanumpang melalui Program Inovasi Pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan yang pertama, pemberdayaan di bidang ekonomi yang melanda Indonesia telah terasa pengaruhnya terhadapa kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Selain itu juga banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis yaitu kecilnya akses terhadap pasar dan sumber daya, lemahnya kemampuan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya, manusia, dan struktur sosial yang tidak seimbang.

Begitupun di kelurahan Rancanumpang dengan adanya PIPPK di setiap kelurahan ini menjadi sebuah harapan untuk meningkatkan kehidupan mereka, maka dari itu dengan adanya PIPPK ini masyarakat di tuntut untuk aktif, partisipatif, dan inovatif. Dalam bidang ekonomi ini sudah terdapat beberapa bentuk pemberdayaan yang sudah dilaksanakan diantaranya: Pertama, tali kur (kerajinan tangan) merupakan jenis tali yang terbuat dari rangkain tali yang disebut juga talikur ini semakin banyak digemari. Kebanyakan dari konsumen membeli tas talikur ini untuk keperluan pribadinya atau bahkan diberikan kepada orang yang sebagai hadiah. Kelebihan tas talikur ini yaitu bahannya yang sangat kuat sehingga membuat tas ini lebih awet dan dapat bertahan lama. Selain itu, daya tarik berupa rangkaian tali yang dimodifikasi dengan tambahan dengan rajutan bunga.

Kedua, Café Gowes Ramfes merupakan sebuah kreasi dari pemuda-pemuda karang taruna kelurahan Rancanumpang, café gowes ini diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi yang mampu meningkatkan ekonomi para pemuda karang taruna dan akan membantu kesejahteraan masyarakat minimal para anggotany terlebih dahulu.

Ketiga, pemberdayaan di bidang lingkungan meliputi pembangunan infrstruktur yang tidak hanya pemberdayaan ekonomi yang diutamakan dalam pelaksanan program ini namun pembangunan juga mesti diperhatikan sebab salah satu tujuan program ini yaitu pemerataan pembangunan di seluruh Kota

Page 13: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 71

Bandung. Oleh sebab itulah pembangunan infrastruktur juga sangat diperlukan untuk mencapai tata kota yang baik. Dalam hal ini kelurahan Rancanumpang banyak sekali melakukan pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan, pembangunan pos penjaga, lampu penerangan jalan, portal jalan, gapura, pagar pembatas, perbaikan kirmir, perbaikan saluran air dan pembangunan penampungan sampah.

Selain untuk pemerataan, pembangunan infrastruktur juga dapan meningkatkan kesejahteraan di bidang keamanan dan kenyamanan seperti perbaikan jalan menjadikan masyarakat menjadi nyaman dalam berkendara maupun berjalan kaki. Adapaun pembangunan pos penjaga, portal jalan, lampu penerangan jalan itu dapat menciptakan keamanan bagi masyarakat dari tindakan kriminal yang sudah sangat marak di sekitar wilayah kelurahan Rancanumpang. Selain itu perbaikan saluran air di wilayah Rw 06 sangat membatu masyarakat karena bila terjadi hujan yang cukup deras kawasan tersebut sering tergenang hal tersebut disebabkan oleh saluran air yang kurang baik, dengan adanya pembanguan dari program tersebut sekarang wilayah Rw 06 sudah mulai ada perubahan walaupun masih terjadi banjir apabila sungai Cinambo meluap, namun itu sudah merupakan kemajuan bila dibandingkan sebelumnya meski hujan tidak deras sudah dipastikan wilayah tersebut tergenang air. Hal ini tersebut di ungkapkan olh ketua Rw 06 bapak Jaya Suhenda yaitu:

Jadi dulunya sebelum ada perbaikan saluran air itu wilayah rw 06 ini selalu tergenang air kalau terjadi hujan walau pun hujan nya tidak deras pasti saja tergenang, itu karena saluran air yang ada di wilayah ini kurang baik jadi air yang ada disini tidak lancar mengalir ke pembuangan, terlebih lagi wilayah rw 06 posisinya lebih rendah dari sungai cinambo. Untuk saat ini wilayah yang tadinya selalu tergenang sekarang sudah mulai berkurang, walaupun tetap saja tergenang ketika sungai cinambo sudah meluap. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembanguan infrastruktur

juga dapat meningkatkan kesejahteraan terutama dalam bidang keamanan dan kenyaman masyarakat semakin baik, seperti yang terjadi di wilayah Rw 06 yang mana masyarakat sudah merasakan kenyamanan dan keamanan berkat adanya pembangunan infrastruktur dari PIPPK.

Keempat, pengadaan air bersih yang merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup termasuk manusia yang sangat bergantung kepada air bersih untuk di konsumsi dan segala kebutuhan lainnya. Air adalah bagian dari kehidupan dimuka bumi. Bagi kehidupan makhluk, air bukan merupakan hal baru, karena kita ketahuin bersama tidak satupun kehidupan dibumi ini dapat berlangsung tanpa adanya air.

Kelurahan Rancanumpang merupakan wilayah yang kadar air yang cukup buruk dan pasokan airnya sedikit apalagi dengan adanya pembangunan stadion sepak bola, hal itu menambah pasokan air untuk masyarakat menjadi lebih

Page 14: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

72 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

berkurang, terutama yang sangat menghawatirkan yaitu di wilayah Rw 04 karena selain dekat dengan stadion memang dahulunya lokasi tersebut adalah sebuah persawahan. Maka dari itu timbulah inisiatif dari warga Rw 04 dalam menjalankan program inovasi pembangunan dan pemberdayann kewilayahan (PIPPK) untuk membuat sebuah pengadaan air bersih bagi masyarakat melalui pengeboran.

Proses pemberdayaan ini dimulai dari pengajuan masyarakat ketika bermusyawarah kepada pemkot Bandung melalui kelurahan dengan menggunakan proposal kegaiatan, setelah mendapat persetujuan barulah masyarakat bersama pihak kelurahan mulai mencari lokasi yang tepat untuk pengeboran air, dan setelah mendapatkan tempat yang cocok maka diputuskan untuk memulai pengeboran dengan menggunakan pihak ketiga, walaupun begitu mayarakat juga ikut andil dalam proses pembuatan sumur bor ini, setelah beberapa hari pengerjaan sampai selesai barulah warga mulai memasang penampungan air bersih serta pemasangan pipa peralon untuk menyalurkan air bersih tersebut, dan saat ini pun masyarakat sudah bisa menggunakan air tersebut untuk keperluan sehari-hari.

Kelima, penanman pohon dengan tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup yaitu tercapainya keselarasan manusia dengan lingkungan, terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara efektif, terlaksananya pemabngunan berwawasan lingkungan. Ada banyak persoalan yang tengah mengancam masyarakat saat ini antara lain: krisis air, persoalan pangan, kekurangan energy, peubahan iklim

Adapun pemberdayaan di bidang lingkungan salah satunya yaitu dengan penanaman pohon kembali (Reboisasi). Sebagai salah satu kekayaan hayati, pohon mampu menghasilkan energi, juga bisa menghasilkan pangan, menyerap karbon yang mencemari lingkungan. Oleh karena itu kelurahan Rancanumpang pun ikut andil dalam pemberdayaan lingkungan melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan dengan melakukan beberapa kegiatan yaitu biodigester sampah organik, penanaman pohon dan rumput gajah di tiap-tiap Rw, pembuatan taman Rw, penanaman seribu pohon di sekitar stadion, tanaman obat keluarga (TOGA), pembuatan Urban Farming.

Keenam, pembuatan Biopori untuk pembangunan infrastruktur dan air bersih, reboaisasi, biopori merupakan salah satu upaya pemberdayaan dalam bidang lingkungan, Telah diketahui bahwa biopori bermanfaat besar pada lingkungan, maka setiap rumah sebaiknya memiliki lubang resapan biopori. Pembuatan lubang resapan biopori bisa di halaman rumah, kantor, lapangan parkir, lahan kebun yang terbuka dan di selokan yang berfungsi hanya untuk aliran pembuangan air hujan.

Pemberdayaan lingkungan hidup merupakan bagian dari peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain merupakan tugas dan tanggung jawab

Page 15: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 73

pemerintah, juga tidak terlepas dari tangung jawab dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu lingkungan di sekitar wilayah kelurahan Rancanumpang sebaiknya selalu di rawat dan diperbaiki demi kebaikan masyarakat. Dengan pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi atau memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial (Brundtlan, 1987). Dalam konsep pembangunan berkelanjutan sosial bahwa suatu sistem mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik (Jamaludin, 2016 : 117-122).

Ketujuh, pemberdayaan di bidang sosial budaya sebagau kondisi sosial yang beragam dalam kehidupan bermasyarakat memerlukan sentuhan kebijakan dan tindak lanjut untuk mendukung perbaikan di kehidupan masyarakat. Oleh karena tidak hanya di bidang ekonomi saja pemberdayaan baiknya dilakukan juga dalam bidang sosial budaya sebab ketika pemberdayaan sosialnya kurang baik akan berdampak juga kepada ekonomi dan lingkungan. Karena itu, dalam Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan keurahan Rancanumpang ikut andil dalam proses pemberdayaan di bidang sosial diantaranya dalam kesehatan dan bantuan sosial.

Dengan adanya pemberdayaan pada masyarakat dapat meningkatkan pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pada pembangunan, yakni yang bersifat “poeple contered, participatory, empowering, and sustainable” (Soebianto, 2013: 49).

Dalam bidang kesehatan sudah banyak kegiatan yang terlaksana dalam pemberdayaan kesehatan melalui pelatiahan, sosialisai, penyluhan, diataranya sosialisasi Dasa Wisma yaitu kelompok ibu-ibu dari 10 rumah bertetangga, yang kegiatannya diarahkan kepada peningkatan kesehatan dalam bentuk seperti pembuatan jamban, sumur, pengembangan dana sehat (pemberian makan tambahan bagi balita, pengobatan ringan, membangun sarana sampah) pemberian imunisasi bagi anak-anak. Penyuluhan tentang bahaya Narkotika dan kenakalan remaja oleh karang taruna kelurahan Rancanumpang, ada pun kegiatan yang sudah terlaksana yaitu senam sehat yang dilakukan setiap hari minggu pagi, perlombaan futsal antar Rw yang diselengarakan oleh karang taruna.

Pemberdayaan melalui pendidikan merupakan hal yang sangat efektif sebab selain memberikan ilmu ataupun keterampilan tentunya ketika pendidkan berjalan dengan baik akan menimbulkan kesadaran dengan sendirinya, itulah mengapa pendidikan sangat di perhatikan oleh pemerintah. Begitupun kelurahan Rancanumpang ingin berperan aktif dalam proses pendidikan masyarakat tersebut sebab hal itu merupakan awal untuk menciptakan kesejahteraan, adapun usahanya dengan selalu mensosialisasikan akan pentingnya pendidikan-pendidikan nonformal dan tentunya wajib belajar 12 tahun.

Page 16: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

74 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

Pemberdayaan adalah suatu cara agar rakyat, komunitas, dan organisasi diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupan-nya. Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. (Soebianto, 2013, hal. 28-29)

Adapun bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemberdayaan Mayarakat yaitu melalui pemberian sembako kepada masyarakat lansia dengan tema “Nyaah Ka Kolot” itu sudah bejalan dengan baik dan masyarakat pun sangat bersyukur dengan adanya program ini. Dalam partisipasi pemberdayaan kebudayaan kelurahan mengadakan acara gebyar PIPPK, acara tersebut merupakan upaya melestarikan budaya sunda khususnya "kaulinan barudak", dengan menyelenggarakan lomba-lomba jenis permainan masa anak-anak barudak lembur, dan kreasi seni setempat. Selain melestarikan kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkembangkan budaya sunda serta mengenalkan kembali budaya-budaya sunda yang sudah mulai hilang karena perubahan zaman yang sangat cepat. Diharapkan masyarakat akan selalu menjaga kebudayaan yang ada di kelurahan Rancanumpang.

Hasil setelah adanya Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan Untuk mengetahui keberhasilan sebuah program pengembangan masyarakat, maka perlu diketahui berbagai indikator menunjukan masyarakat berdaya atau tidak. Seluruh program meningkatkan kesejahteraan dalam pengembangan masyarakat yang menekankan pada pendampingan lembaga masyarakat sasaran untuk mengenali dan memahami permasalahannya sendiri serta dapat meningkatkan taraf hidup yang ternilai dalam bertambahnya jumlah pendapatan masyarakat.

Hasil yang telah dicapai dengan adanya program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilyahan sudah cukup memuaskan, tentunya hal tersebut tercapai atas adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat kelurahan Rancanumpang, tanpa adanya kerjasama antara kedua belah pihak tersebut program ini tidak akan berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa pihak yang merasa kurang maksimal.

Tetapi untuk saat ini masyarakat sudah sangat merasakan manfaat dari adanya program tersebut sebab sudah banyak sekali perubahan yang terjadi di kelurahan Rancanumpang baik di bidang lingkungan, sosial budaya, ekonomi. Keberhasilan di bidang lingkungan dilihat dengan sudah tingginya tingat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kenyamana di lingkungan

Page 17: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 75

masyarakat. Untuk yang pertama yaitu dalam proses pengeboran, masyarakat saat ini sudah bisa merasakan air bersih dengan mudah, tentunya hal ini sangat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Karena air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting terhadap keberlangsungan hidup manusia dan dengan menggunakan air bersih kesehatan kita pun bisa terjamin.

Dengan adanya program tersebut penataan lingkungan sudah cukup baik, mulai dari Urban Farming dan tanaman obat-obatan di masing-masing halaman rumah dan sudah terjaganya lingkungan dari sampah, dengan adanya biodigester sampah-sampah organik yang ada di masyarakat bisa dimanfaatkan menjadi gas untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan air hasil dari biodigester juga dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Karena itu penigkatan kualitas lingkungan hidup juga merupakan bagian dari peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kemudian hasil yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat adalah pembangunan infrastruktur, karena pembangunan infrastruktur sangat banyak sekali dilakukan di kelurahan Rancanumpang mulai dari perbaikan jalan, saluran pembuangan air, kirmir, pos penjaga, lampu penerangan jalan dan perbaikan seketariat kelembagaan. Namun dari sekian banyak pembangunan, perbaikan jalan merupakan pembangunan infrastruktur yang sangat terasa, sebab masyarakat merasa nyaman dalam segala hal aktifitas sehari-hari terutama dalam berkendara. Segala bentuk pemberdayaan dari PIPPK pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yaitu mendapatkan kehidupan yang layak baik itu dari ekonomi, kesehatan, hak asasi, keamanan, kenyamanan dalam berinteraksi sosial, maupun mendapatkan suasana lingkungan yang sehat.

Menurut Suhendra (2006) menyebutkan indikator masyarakat yang berdaya adalah : Pertama, mempunyai kemampuan menyiapkan dan menggunakan pranata dan sumber-sumber yang ada di masyarakat. Kedua, dapat berjalannya bottom-up planning. Ketiga, kemampuan dan aktivitas ekonomi. Keempat, kemampuan menyiapkan hari depan keluarga. Kelima, kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa adanya tekanan. Keenam, masyarakat yang berdaya akan mampu dan kuat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, mampu mengawasi jalannya pembangunan dan juga menikmati hasil pembangunan. (Suhana, 2011, hal. 103)

Selanjutnya keberhasilan di bidang ekonomi yaitu mulai dari meningakatnya kemampuan, keterampilan serta pendapatan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Seperti halnya pembuatan tas Tali kur, Café Gowes Ramfes dan ada juga yang bekreasi membuat kerajinan dari sampah plastik selain masyarakat terampil mereka juga mampu berinovasi membuat hal baru yang tentunya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi. Seperti yang di katakana oleh salah seorang pengerajin Tali kur ibu Rita yaitu:

Page 18: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

76 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

Upami bener-bener mah tekun ngadamel tali kur eta teh tiasa nambihan kana pendapatan a, nya meskipun teu acan terkenal tapi atos lumayan, komo upami atos ka kenal mah kitu pasti lah seer anu hoyongen. Hampir sadaya d kelurahan Rancanumpang mah atos tiasa ngadamel nyalira, jadi kantun aya kahoyongna weh ayeuna mah. Dari uarain diatas dapat kita ketahui bahwa dengan adanya pelatihan

kerajinan Tali kur menjadikan hampir seluruh masyarakat sudah terampil untuk membuat kerajinan, selain menambah keterampilan tentunya dapat menambah penghasilan juga. Tentunya itu merupakan sebuah keberhasilan dalam melaksanakan pemberdayaan ekonomi di masyarakat kelurahan Rancanumpang. Selain dari itu ada juga di bidang sosial, banyak sekali kegiatan di bidang sosial yang sudah terasa manfaatnya oleh masyarakat seperti dalam kesehatan, dengan adanya program senam pagi bersama ini memotifasi masyarakat untuk berolahraga dan pentingnya kesehatan serta yang paling penting yaitu timbulnya kemauan untuk hidup sehat dan berolahraga. Dengan hal ini tingkat kesejahteraan masyarakat ada peningkatan karena kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera terpenuhi baik kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial (Suharto, 2014:2). Ada pula pembuatan tanaman obat keluarga (Toga) dalam meningkatkan kesehatan keluarga, dengan adanaya Toga tentu masyarakat dapat memanfaatkan obat-obat alamai tanpa harus menggunakan obat-obat kimia. Sebab pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yaitu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Kelurahan Rancanumpang mengharapkan setiap tahun ada peningkatan kuantitas maupun kualitas pendidikan masyarakat dari setiap jenjang pendidikan, mengurangi angka putus sekolah, serta untuk mendukung Program Nasional Wajar (Wajib Belajar) 12 Tahun.

Berdasarkan data di atas, Kelurahan Rancanumpang masih menghadapi persoalan adanya penduduk usia sekolah (sampai SMP) yang tidak melanjutkan ke jenjang SMA, namun pada tahun 2016 jumlahnya semakin menurun seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serta ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Kelurahan Rancanumpang. Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa hasil kinerja pemerintah setempat dengan warga dalam proses pemberdayaan masyarakat disegala bidang cukup memuaskan, baik di bidang sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan sumber daya lingkungan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan pihak kelurahan Rancanumpang mereka semua mengatakan bahwa dengan adanya program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan tersebut sangat membantu sekali sebab baru kali ini walikota Ridwan Kamil mengadakan program tersebut dan manfaatnya sangat terasa, hal ini seperti yang di

Page 19: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 77

ungkapkan oleh bapak Abdul Latif: Banyak sekali manfaat yang sudah dirasakan oleh masyarakat dengan adanya program ini, baru walikota sekarang bapak Ridwan Kamil yang menciptakan program seperti ini, dan kami berharap bahwa program ini akan terus berjalan walaupun nanti ketika masa jabatan walikota sekarang sudah selesai. Karena masyarakat sangat membutuhkan program ini. Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa program ini sangat bermanfaat

bagi masyarakat baik itu dari pembangunan maupun dari pemberdayaannya, oleh karena itu masyarakat sendiri yang menagaktakan bahwa program ini diharapkan akan terus berjalan meskipun masa jabatan Ridwan Kamil sudah selesai, bukan tanpa alasan mereka mengatakan hal itu sebab program ini dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Friedlander, tujuan tujuan kesejahteraan sosial adalah untuk menjamin kebutuhan ekonomi manusia, standar kesehatan, dan kondisi kehidupan yang layak. Selain itu, juga mendapatkan kesempatan yang sama dengan warga negara lainnya, peningkatan derajat harga diri setinggi mungkin, kesehatan berpikir, dan melakukan kegiatan tanpa gangguan, sesuai dengan hak

asasi seperti yang dimiliki sesamanya (Notowidogdo, 2016: 39).

PENUTUP

Dari sekian banyak pembahasan yang telah dipaparkan mengenai Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Pariwisata, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, upaya yang dilakukan masyarakat kelurahan Rancanumpang yaitu : Sosialisai, dilakukan kepada seluruh aparat kelurahan dan mengundang ketua RW, LPM, PKK dan Karang Taruna serta beberapa tokoh masyarakat. Rembug warga, dalam hal ini bertujuan agar masyarakat bebas dalam memberikan argument dan menanggapi kegiatan tersebut, selain itu di sosialisasikan kembali apa itu PIPPK kepada seluruh masyarakat. Perencanaan program, merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan baik itu dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan sesuai dengan bidang pemberdayaan PIPPK, kemudian dibuat menjadi sebuah proposal pengajuan kegaiatan, proposal tersebut nanti akan di musrenbangkan di kelurahan sebelum diserahkan kepada pemerintah kota Bandung (pemkot Bandung). Pengawasan, yaitu beberapa orang dari pemerintahan dan seluruh masyarakat yang mengawasi segala bentuk kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan. Evaluasi, musyawarah untuk membahas tentang hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan mengeluarkan aspirasi sebagai bahan pelajaran untuk pembangunan ke depannya.

Kedua, bentuk pemberdayaan dari program inovasi pembangunan dan pemberdayaan kewilayahan di kelurahan Rancanumpang yaitu: pertama, Pemberdayaan di bidang ekonomi, masyarakat mulai memproduksi tas Tali kur, selain sebagai kerajinan tangan tali kur juga dijadikan sebagai peluang usaha

Page 20: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Muhyidin, Deden Sumpena, Ali Azis

78 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79

untuk menambah kebutuhan hidup. Café Gowes Ramfes, café berbentuk seperti bus mini, Selain untuk pengembangan ekonomi produktif Ramfes ini juga sebagai bagian dari pengembangan wisata olahraga Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Kedua, Pemberdayaan di bidang lingkungan, dengan melakukan pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan, pembangunan pos penjaga, lampu penerangan jalan, portal jalan, gapura, pagar pembatas, perbaikan kirmir, perbaikan saluran air dan pembangunan penampungan sampah. Ada juga dengan pengadaan air bersih, penanaman pohon kembali (Reboisasi), pembuatan biopori. Ketiga, Pemberdayaan di bidang Sosial Budaya, diantaranya dalam kesehatan melalui pelatiahan, penyluhan, sosialisasi Dasa Wisma, pemberian imunisasi, penyuluhan tentang bahaya Narkotika dan kenakalan remaja, senam sehat.

Ketiga, hasil dari setelah adaya Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan terhadap masyarakat kelurahan Rancanumpang, masyarakat sudah sangat merasakan manfaat dari adanya program tersebut sebab sudah banyak sekali perubahan yang terjadi baik di bidang Ekonomi mulai dari meningakatnya kemampuan, keterampilan, dan pendapatan masyarakat. Seperti pembuatan tas Tali kur, Café Gowes Ramfes dan ada juga yang membuat kerajinan dari sampah plastik. Lingkungan, dilihat dengan tingginya tingat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kenyamana, adanya air bersih, urban farming dan tanaman obat-obatan di halaman rumah, terjaganya lingkungan dari sampah, adanya biodigester sampah-sampah organik yang ada di masyarakat bisa dimanfaatkan menjadi gas untuk memasak dan air hasil dari biodigester dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.

Diharapkan pada masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Jamaludin, A. N. (2016). Sosiologi Pembangunan. Bandung : Cv Pustaka Setia. Mikkelsen. (2003). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. Notowidagdo. 2016. Pengantar Kesejahteraan Sosial. AMZAH, Jakarta. Suhana, K. S. (2011). Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan di Era Otonomi Daerah.

Bandung: Cakra. Soebianto, T. M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik.

Bandung: Cv Alfabeta. Soetomo. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Risyanti, R. d. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: Alqaprint Jatinangor. Rustandi, E.d. (2011). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Obor Indonesia. Setiawan, I,A. (2012) Dakwah Berbasis Pemberdayaan Ekonomi dan Peningkatan

Page 21: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi ...

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2017) 59-79 79

Kesejahteraan Mad’u: Academic Journal for Homiletic Studies, 6 (2). Suharto, E. (2014). Membangun Masyarkat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika

Aditama.