PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DALAM PERKUMPULAN …
Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DALAM PERKUMPULAN …
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DALAM
PERKUMPULAN PENCAK SILAT CINGKRIG
SERBAGUNA MELALUI PROGRAM PELATIHAN
PENCAK SILAT DALAM PENINGKATAN
PELESTARIAN BUDAYA DAN KESEJAHTERAAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
Taufik Hidayatulloh
NIM 11160540000007
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DALAM PERKUMPULAN
PENCAK SILAT CINGKRIG SERBAGUNAMELALUI PROGRAM
PELATIHAN PENCAK SILAT DALAM PENINGKATAN
PELESTARIAN BUDAYA DAN KESEJAHTERAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
TAUFIK HIDAYATULLOH
NIM: 11160540000007
Di Bawah Bimbingan
Dr. Muhtadi, M.Si.
NIP. 197506012014111001
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program Pelatihan Pencak Silat
Dalam Peningkatan Pelestarian Budaya dan Kesejahteraan” telah diujikan
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 12 Juli 2021
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Muhtadi, M.Si. Dr. Wahyunengsih, M.Pd.
NIP. 197506012014111001 NIP.198505202020122009
Penguji I Penguji II
Drs. Yusra Kilun, M.Pd WG. Pramita Ratnasari, S. Ant.,M.Si
NIP.195706051991031004 NIP. 197602102003122202
Pembimbing
Dr. Muhtadi, M.Si.
NIP. 197506012014111001
i
ABSTRAK
Taufik Hidayatullah (11160540000007)
Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program
Pelatihan Pencak Silat Dalam Peningkatan Pelestarian
Budaya Dan Kesejahteraan.
Silat cingkrig merupakan faktor penyatu dan pengikat
dari masyarakat Betawi. Hal ini bisa dibuktikan bahwa silat
cingkrig banyak digunakan dalam adat Betawi pada acara-
acara, seperti pernikahan yaitu palang pintu. Namun seiring
berjalannya waktu, kemajuan teknologi mendorong
munculnya produk-produk kebudayaan baru dalam
masyarakat yang telah membuat tradisi kebudayaan Betawi
kian jarang terlihat. Keberadaan sebuah “Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna” memberikan dampak
berupa perubahan ekosistem lingkungan hidup dan perubahan
perilaku sosial dan budaya. Salah satunya adalah melalui
pembentukan perkumpulan tersebut yang kemudian dilatih
agar mempunyai kemauan, pengetahuan, dan kemampuan
untuk mandiri. Pemberdayaan merupakan hakikat pendidikan
karena apa yang disebut dengan pendidikan adalah usaha
untuk memberdayakan individu, meningkatkan kemampuan
individu, dan mengembangkan potensi yang ada pada diri
individu tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan teknik
ii
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teori tahapan
pemberdayaan yang dikemukakan oleh Muhtadi dan
Hermansyah yang menjelaskan tahapan POAC (Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dengan
adanya Perkumpulan Pencak Silat Cangkring Serbaguna
tersebut dengan menggunakan proses pemberdayaan yang
dilakukan menghasilkan dua hasil yaitu, dapat meningkatkan
pelestarian budaya Betawi dan meningkatkan kesejahteraan
para aggotanya untuk dapat mendapatkan penghasilan.
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pelestarian
Budaya, Kesejahteraan, Budaya Betawi, Pencak Silat
Cingkrig
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmahtullahi Wabarakatuh
Bismillahirrohmanirrohim Puji dan syukur bagi Allah
SWT, berkat rahmat dan ridho-Nya, taufiq serta inayah-Nya.
Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat di Dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui
Program Peltihan Pencak Silat Dalam Peningkatan Pelestarian
Budaya dan Kesejahteraan”. Skirpsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi di
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta agar dapat mencapai gelar Sarjana Sosial. Dengan
tersusunnya skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis sehingga skripsi ini selesai disusun.
Secara khusus pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc MA,
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Suparto, M. Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah,
S.Ag.,BSW,MSW., Wakil Dekan I Bidang Akademik
iv
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr.
Sihabudin Noor, M.Ag., Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Cecep Sastra Wijaya, MA., Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syari Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Muhtadi, M.Si., Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant, M.Si., Sekretaris
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syari Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Muhtadi, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu serta memberikan araham
dengan sangat baik sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
6. Dr. Muhtadi, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberi masukan dan saran dari awal
sampai dengan akhir perkuliahan.
7. Dosen-dosen pengajar selama perkuliahan; Prof. Dr.
H. Asep Usman Ismail, MA., Dr. Tantan Hermansah,
M.Si., Drs. Yusra Kilun, M.Pd., Nurul Hidayati, S.Ag,
M.Pd., Wati Nilamsari, M.Si., Rosita Tandos,
M.Comdev, Ph.D., M. Hudri, M.Ag., Dicky Andika,
v
M.Si beserta seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan ilmunya
selama perkuliahan.
8. Kedua Orang tua peneliti, Ibu Hj. Teti dan Bapak H.
Saduni serta kakakku Syari Hidayatullah, S,Pd.I yang
tak henti-hentinya memberikan dukungan dan doa
hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian karya
ilmiah ini.
9. Bapak H. Sabeni Banteng selaku Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna dan
Bapak Ahyar selaku Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna beserta seluruh anggota yang
telah bersedia membantu peneliti dalam memberikan
informasi terkait penelitian.
10. Bima Sena, S.H selaku sahabat yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi.
11. Putra Wahyu Ramadhan yang telah menemani selama
duduk dibangku perkuliahan dan teman seperjuangan
Pengembangan Masyarakat Islam 2016.
12. Kepada semua pihak yang terlibat yang peneliti tidak
dapat sebutkan namanya satu persatu.
Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya bagi peneliti, juga sebagai
referensi bagi teman-teman yang akan melakukan
vi
penelitian atau Skripsi yang berkenaan dengan judul ini
pada tahun yang akan datang.
Wassalamulaiakum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 12 Juli 2021
Taufik Hidayatulloh
vii
DAFTAR ISI
Contents ABSTRAK ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ....................................................................... xiii
BAB I LATAR BELAKANG ........................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 8
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah.............. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 9
E. Metode Penelitian ............................................................. 11
F. Teknik Keabsahan Data .................................................. 19
G. Tinjauan Pustaka ......................................................... 20
H. Sistematika Penulisan .................................................. 26
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................ 30
A. Pemberdayaan Masyarakat ............................................ 30
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat .......................... 30
2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat .......................... 34
3. Tahapan-tahapan Pemberdayaan Masyarakat ......... 37
C. Kesejahteraan Sosial ........................................................ 45
D. Kerangka Pikir ................................................................. 47
BAB III GAMBARAN UMUM................................................... 52
A. Gambaran Umum Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna ................................................................................. 52
viii
1. Budaya Pencak Silat .................................................... 52
2. Sejarah Singkat Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna ............................................................................. 54
3. Profil Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
........................................................................................60
4. Tujuan, Fungsi dan Tugas Pokok Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna ....................................... 62
5. Tugas dan Wewenang Susunan Organ Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna ....................................... 64
6. Data Demografis dan Geografis Kecamatan Kebon
Jeruk...................................................................................... 66
BAB IV TEMUAN LAPANGAN ................................................ 75
A. Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program Pelatihan
Pencak Silat .............................................................................. 76
1. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ........................ 77
B. Hasil Dari Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat di
Dalam Perkumpulan Cingkrig Serbaguna Melalui Program
Pelatihan Pencak Silat ........................................................... 109
1. Pelestarian Budaya .................................................... 109
2. Peningkatan Kesejahteraan ...................................... 117
BAB V PEMBAHASAN ............................................................ 125
A. Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program Pelatihan
Pencak Silat ............................................................................ 125
1. Tahap Perencanaan ................................................... 127
2. Tahap Pelaksanaan .................................................... 128
3. Tahap Pelembagaan ................................................... 130
4. Tahap Pengawasan .................................................... 132
ix
B. Hasil Dari Pemberdayaan Masyarakat di Dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui
Program Pelatihan Pencak Silat ........................................... 134
1. Pelestarian Budaya ........................................................ 134
2. Peningkatan Kesejahteraan .......................................... 136
BAB VI PENUTUP .................................................................... 141
A. Kesimpulan ..................................................................... 141
B. Saran ............................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 146
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Badan Hukum Berdasarkan berdasarkan
Keputusan Mentri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Gambar 3.2 Kegiatan Penyerahan Akta Notaris
Gambar 3.3 Profil Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna
Gambar 3.4 Susunan Organ Perkumpulan
Gambar 4.1 Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Gambar 4.2 Pelaksanaan Pelatihan Pencak Silat
Gambar 4.3 Pelaksanaan Kegiatan Marawis
Gambar 4.4 Pelaksanaan Kegiatan Pengajian dan Buka
Bersama
Gambar 4.5 Kegiatan Kumpul Bersama
Gambar 4.6 Pemberian Cendramata Kepada Bapak Lurah
Gambar 4.7 Pembina, Ketua dan Tim Pelatih
Gambar 4.8 Anggota Yang Sedang Fokus Menyimak
Gambar 4.9 Kegiatan Panggilan Acara Palang Pintu
Gambar 4.10 Pengawalan Ustad
xi
Gambar 4.11 Prestasi Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna
Gambar 4.12 Panggilan Acara Palang Pintu
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Teknik Theoritical Sampling
Tabel 1.2 Matriks Tinjauan Pustaka
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk yang Bekerja PNS
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 3.3 Jumlah RT, RW, KK, Penduduk dan
Kepadatan Penduduk dalam Kecamatan Kebon
Jeruk
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang
dianut
Tabel 3.5 Data Geografis
Tabel 3.6 Letak Geografis
Tabel 5.1 Dampak Yang Dirasakan Anggota
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pemberdayaan Masarakat di
Dalam Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna Melalui Program Pelatihan Pencak
Silat
1
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Masalah
Jakarta berkembang dari interaksi antar-berbagai
ragam kebudayaan etnis di kawasan Nusantara dengan hampir
seluruh kebudayaan tinggi dunia, yaitu India, Cina, Islam, dan
Eropa. Sebagai jantung Negara Republik Indonesia, Jakarta
sekarang bukan hanya sebagai pusat kegiatan perdagangan
interinsuler yang berarti jenis pertukaran barang dan jasa antar
pulau, tetapi merupakan bagian dari jaringan industri dan
perdagangan internasional.
Masyarakat kota Jakarta bukanlah masyarakat terasing
atau terpencil, tetapi sebuah masyarakat yang anggota-
anggotanya adalah warga asli dan pendatang dari seluruh
penjuru tanah air serta dari berbagai penjuru dunia. Warga
Jakarta terdiri atas penduduk tetap, pendatang musiman, dan
para pengunjung yang datang untuk urusan bisnis atau dinas.
Sebagai suatu kelompok etnis, Orang Betawi memang
memiliki berbagai corak dan ragam budayanya yang meliputi
berbagai sektor kehidupan, seperti khasnya ondel-ondel,
palang pintu, rumah adat, silat cingkrik dan palang pintu. Dari
semua khas budaya Betawi silat cingkrig sudah mulai tidak
2
terlihat eksistensinya, padahal silat cingkrig ini yang
mengangkat nama Betawi.
Silat merupakan beladiri rakyat Indonesia yang sampai
sekarang masih bertahan. Silat Indonesia diperkirakan sudah
ada sejak abad ke-6 Masehi. Pada waktu itu penduduk yang
mendiami lebih dari 3000 buah pulau yang tersebar diseluruh
wilayah Indonesia masih hidup secara primitif karena
pengetahuan mereka masih sangat rendah. Keganasan
binatang buas, peperangan antar suku, penjarahan dan
perampokan yang masih merajalela, selalu mengancam
kelangsungan hidup mereka. Maka dibuatlah sebuah sistem
pertahanan diri yang terinspirasi dari berbagai gerakan
binatang yang ada di alam. Akhirnya sistem tersebut
mengkristal dalam sebuah bentuk yang dinamakan sebagai
Silat.
Terdapat banyak sejarah dari terbentuknya silat
cingkrig ini, banyak pula masyarakat yang meyakini bahwa
silat cingkrig ini merupakan silat yang dipakai oleh si Pitung
yang menjadi legenda di masyarakat Betawi. Pitung di
masyarakat Betawi adalah pendekar dan pahlawan pembela
kaum lemah dari kesewenang-wenangan penjajah Belanda
dan Pitung diyakini menggunakan silat cingkrik dalam
menghadapi para penjajah tersebut. Namun, banyak pula yang
percaya bahwa silat cingkrig ini lahir jauh setelah zaman
Pitung, yang ditemukan oleh Ki Maing. Ki Maing
3
menemukan jurus silat cingkrik ini dari seekor Kera yang
berhasil mencuri tongkat yang Ia bawa, sampai terjadi
perebutan tongkat antara Ki Maing dan Kera tersebut yang
kemudian gerakan-gerakan Kera itu dijadikan jurus-jurus dan
dinamakan silat cingkrik.
Selain berfungsi sebagai sebuah sistem bela diri, silat
cingkrig juga merupakan faktor penyatu dan pengikat dari
masyarakat Betawi. Hal ini bisa dibuktikan bahwa silat
cingkrig banyak digunakan dalam adat Betawi pada acara-
acara, seperti pernikahan yaitu palang pintu.
Dalam pernikahan masyarakat Betawi, sebelum akad
pernikahan dilakukan prosesi buka palang pintu yang
merupakan serangkaian acara untuk membuka penghalang
yang dijaga oleh jawara. Buka palang pintu merupakan tradisi
yang diwariskan dari generasi sebelumnya kepada generasi
penerus. Awal tradisi buka palang pintu tidak tertulis,
melainkan hanya cerita turun-temurun dari generasi terdahulu.
Pada saat ini buka palang pintu menurut Zahrudin Ali Al
Batawi (2012) adalah “salah satu bagian dari serangkaian
acara prosesi perkawinan adat Betawi yang lebih dikenal
dengan istilah palang pintu. Palang pintu menjadi ujung
tombak budaya Betawi, palang pintu merupakan campuran
beberapa seni budaya seperti silat, pantun, dialek logat betawi
dan humoris.”
4
Dalam bidang seni tradisi, dinamika perkembangan
Kota Jakarta menyebabkan berkurangnya kegiatan
berkesenian, seperti seni lenong, silat cingkrig, seni suara
(cokek), samrah, gambang kromong, tanjidor, palang pintu,
pantun Betawi, cerita sahibul hikayat dan lain-lain.
Seni Betawi saat ini sulit berkembang meskipun
pelaku seni masih hidup dan kurang berkreatifitas dalam
berkesenian. Hasil observasi oleh Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia FIB UI (2012), telah menghimpun data
kesenian Betawi, yang dilakukan pada tahun 2010 hingga
2012 menunjukkan bahwa beberapa kesenian Betawi
terancam punah, seperti rebana biang dan blantek. Selain itu
seniman Betawi sudah menua dan belum sempat diwariskan
kepada seniman generasi muda di bawahnya. Kondisi itu
dikhawatirkan akan menghilangnya kekayaan budaya Betawi
tersapu oleh perkembangan kehidupan metropolitan Jakarta.
Percepatan perubahan Jakarta yang tidak pernah
berhenti, jumlah pendatang yang tidak pernah surut, budaya
asing yang terus menggempur, kemajuan teknologi baik
dalam bidang teknologi informasi maupun teknologi
transportasi mendorong munculnya produk-produk
kebudayaan baru dalam masyarakat telah membuat tradisi
kebudayaan Betawi kian jarang terlihat. Akhirnya sebagian
generasi muda yang belum sempat diwariskan kurang
mengetahui tradisi kesenian Betawi, salah satunya silat
5
cingkrig dan tradisi buka palang pintu pada perkawinan
masyarakat Betawi.
Keberadaan sebuah “Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna” mau tidak mau akan memberikan
dampak berupa perubahan ekosistem lingkungan hidup dan
perubahan perilaku sosial dan budaya. Pendekatan
pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu cara dalam
pengembangan masyarakat mandiri. Pemberdayaan
mempunyai arti membangkitkan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam menentukan dan mengembangkan dirinya
secara ekonomis. Pemberdayaan masyarakat merupakan
usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang (aktivis) atau
organisasi atau lembaga melalui pendidikan nonformal
dengan berbagai bentuk.
Salah satunya adalah melalui pembentukan
perkumpulan tersebut yang kemudian dilatih agar mempunyai
kemauan, pengetahuan, dan kemampuan untuk mandiri.
Pemberdayaan merupakan hakikat pendidikan karena apa
yang disebut dengan pendidikan adalah usaha untuk
memberdayakan individu, meningkatkan kemampuan
individu, dan mengembangkan potensi yang ada pada diri
individu tersebut. Menurut Vidhandika (2006), indikator dari
pemberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan
untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau
6
memperbaiki kehidupannya. Konsep pemberdayaan
mencakup pengertian pembangunan masyarakat (community
development) dan pembangunan yang bertumpu pada
masyarakat (community based development). Artinya
masyarakat dibina dan dilatih agar mempunyai pengetahuan,
keahlian, dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan secara
ekonomis sehingga masyarakat dapat maju dan
memberdayakan dirinya melalaui usaha-usaha ekonomi yang
produktif.
Esensi dari program pemberdayaan masyarakat adalah
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya sosial, lingkungan alam dan sumber daya
manusia dalam kegiatan peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara ekonomi. Program pemberdayaan
masyarakat perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna
diwujudkan dalam bentuk partisipasi atau keterlibatan mereka
dalam setiap tahap implementasi program mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil usaha sampai
dengan monitoring, dan evaluasi.
Di dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna ada beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan, seperti pelatihan pencak silat, kesenian
marawis, dan palang pintu pernikahan. Kegiatan lainnya yang
seringkali dilakukan antara lain buka puasa bersama dan ikut
7
serta dalam perayaan hari besar Islam yang melibatkan
masyarakat umum di luar perkumpulan tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini bisa berdampak
positif pada perkembangan pemberdayaan perkumpulan itu
sendiri maupun masyarakat yang ikut bergabung dan
berpartisipasi. Di antara tujuan lainnya adalah untuk
melestarikan kebudayaan betawi seperti yang dikatakan oleh
pendiri perkumpulan pencaksilat tersebut yaitu H. Sinan.
Tidak terlupakan seperti amanah pendiri perkumpulan
tersebut yaitu untuk memakmurkan orang-orang disekitar,
maka setiap ada yang memakai jasa pencak silat tersebut,
orang-orang yang terlibat akan diberikan upah dan beberapa
disisihkan untuk perkembangan perkempulan tersebut.
Berdasarkan dari fenomena tersebut, maka peneliti
tertarik ingin mengetahui proses pemberdayaan masyarakat,
faktor pendukung, faktor penghambat dan hasil pemberdayaan
masyarakat di dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna dengan bentuk sebuah skripsi, yaitu dengan judul
“Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program
Pelatihan Pencak Silat Dalam Peningkatan Pelestarian
Budaya dan Kesejahteraan (Studi Kasus di Kebon Jeruk,
Jakarta Barat).
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah, sebagai berikut:
1. Rendahnya minat dan krisis kesadaran masyarakat
Betawi untuk mempertahankan silat cingkrig sebagai
produk untuk melestarikan budaya Betawi.
2. Transformasi budaya asing mempunyai dampak yang
luar biasa sehingga mempengaruhi kecintaan pada
kebudayaan daerah, masyarakat enggan mempelajari
budayanya sendiri.
3. Banyaknya sanggar silat cingkrig yang terancam tutup
karena kekurangan guru, murid, dan dana.
4. Kerjasama yang kurang baik antara Pemerintah
daerah, lembaga Betawi, dan masyarakat Betawi
terhadap pelestarian kebudayaan.
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya masalah mengenai seni
tradisi budaya Betawi yang dikhawatirkan terancam
hilang, serta begitu luasnya cakupan kebudayaan Betawi
maka dalam penulisan skripsi ini hanya dibatasi
mengenai proses pemberdayaan masyarakat di dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna melalui
program pelatihan pencak silat.
9
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka
permasalahan yang dirumuskan dalam kajian skripsi ini
adalah:
a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat di dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
melalui program pelatihan pencak silat?
b. Bagaimana hasil dari pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat di dalam Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna melalui program pelatihan
pencak silat?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pemberdayaan masyarakat di dalam perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna, dan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan diri untuk anggota yang bernaung di
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna dan apa
dampaknya.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu untuk
menambah khazanah ilmu dakwah, khususnya yang
10
berhubungan dengan unsur-unsur masyarakat Islam.
Adapun secara praktis penelitian ini yaitu:
a. Manfaat Akademis
1. Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
peneliti khususnya untuk mengetahui bagaimana
pemberdayaan masyarakat di dalam perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna, dan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan diri untuk anggota yang
bernaung di perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna.
3. Menambah khazanah keilmuan, khususnya
memperkaya model-model dalam pengembangan
masyarakat. Disamping itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
menemukan dan mengembangkan pola-pola dalam
pemberdayaan khususnya di dalam perkumpulan
pencak silat.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh
kelembagaan atau komunitas dengan menjaga dan
mengembangkan perkumpulan pencak silat.
11
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono (Sugiyono., 2010:7-9) pada
penggunaan metode penelitian ini, digunakan melalui
pendekatan kualitatif dan disebut sebagai metode
interpretasi karena hasil akhir data tersebut akan
berhubungan dengan interpretasi terhadap data yang
diperoleh pada saat peneliti terjun di lapangan. Kemudian
dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang
atau human instrument, yaitu peneliti sendiri. Selain itu
untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki bekal teori dan basis data ataupun informasi,
sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih
jelas dan bermakna. Arti makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik
data yang tampak.
Menurut Suryana (Suryana, 2010: 14), peneliti di
sini akan menggunakan jenis penelitian studi kasus,
dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu,
kelompok dan masyarakat. Penelitian ini mempunyai ciri
sifat yang mendalam tentang suatu unit sosial tertentu.
Dengan pendekatan ini, peneliti bisa mengetahui lebih
mendalam mengenai bagaimana pemberdayaan
12
masyarakat di dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna.
Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil
pendekatan kualitatif deskriptif yakni memberikan
gambaran mengenai individu, keadaan maupun kelompok
tertentu. Penelitian yang dimaksud adalah pemberdayaan
masyarakat di dalam Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna melalui program Pelatihan Pencak Silat dalam
peningkatan pelestarian budaya dan kesejahteraan.
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. H. Marjuki No.
59 Rw. 3, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta
sedangkan waktu penelitian dimulai pada September
2020 sampai dengan selesai.
2. Macam dan Sumber Data
Sumber data yang akan ditelusuri untuk
memperoleh data lapangan terdiri atas 2 sumber yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang
diperoleh langsung dari narasumber yang akan
diteliti dengan cara wawancara mendalam,
narasumber dalam penelitian ini yaitu Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna, dan anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna.
b. Sumber Data Sekunder
13
Data sekunder diperoleh dari dokumen-
dokumen yang mendukung penelitian ini seperti
buku-buku, catatan dan transkrip serta dokumen
yang lainnya.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Sedangkan yang dijadikan objek
penelitian adalah pemberdayaan masyarakat di
dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti
menggunakan beberapa tahap, yaitu:
a. Observasi
Menurut (Suryana, 2010: 226),
observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara
dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain. Salah satu observasi yang sesuai dengan
penelitian kali ini adalah observasi
partisipatif. Hasil temuan dari observasi akan
peneliti lihat sebagai bahan perbandingan
14
dengan hasil yang diperoleh dari wawancara
tersebut.
Tujuan dari observasi adalah untuk
mendiskripsikan setting, kegiatan yang
terjadi, orang yang terlibat di dalam kegiatan,
waktu kegiatan dan makna yang diberikan
oleh para pelaku yang diamati tentang
peristiwa yang bersangkutan.
Berdasarkan keterlibatan pengamat
dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati,
observasi dapat dibedakan menjadi observasi
partisipan dan observasi tak partisipan. Dan
penelitian ini tergolong dalam observasi
partisipan. Dimana peneliti melibatkan diri
pada kegiatan yang dilakukan subjek dalam
lingkungannya dengan mengumpulkan data
secara sistematis dari data yang diperlukan.
Sehingga tidak dianggap sebagai orang asing,
melainkan sudah seperti anggota sendiri.
Dengan metode observasi ini peneliti
gunakan untuk mengumpulkan data secara
langsung mengenai lokasi penelitian dan hal-
hal yang di perlukan dalam perkembangan
perkumpulan pencaksilat cingkrig serbaguna,
kemudian keputusan-keputusan yang
tergolong sebagai pemberdayaan,
15
peningkatan kelestariaan budaya, dan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti
dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden/narasumber yang lebih
mendalam. Mengenai pembuatan wawancara
disini, peneliti menggunakan wawancara
terbuka dan dilakukan dengan cara sistematis
artinya bahwa menggunakan unsur
pertanyaan 5W+1H.
Wawancara ini penulis fokuskan
kepada 2 pihak yang terpisah dan berbeda
fungsi dan peran masing-masing. Pihak
pertama, yaitu yang terdiri dari pembina dan
ketua Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna. Pihak kedua, yaitu anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna yang tergabung sebanyak 6 orang.
Adapun Indikator pertanyaan untuk
narasumber difokuskan perihal pemberdayaan
masyarakat, kelangsungan budaya betawi dan
apa dampak anggota. Di samping itu, penulis
16
juga menambahkan beberapa indikator lain
dalam memperoleh informasi tambahan
terkait skripsi ini. Untuk lokasi wawancara,
penulis langsung melalukannya di Jl. H.
Marjuki No.59, RT.5/RW.3, Kb. Jeruk, Kec.
Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat dimana
merupakan tempat pusat perkumpulan
pencaksilat cingkig serbaguna berada.
c. Studi Dokumentasi
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2010)
studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam metode kualitati. Hasil penelitian juga
akan kredibel apabila didukung foto-foto atau
karya tulis. Metode studi dokumentasi
merupakan suatu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat dan menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek
sendiri atau orang lain tentang subjek
tersebut. Peneliti dalam hal ini mencari data
baik yang tertulis di buku, jurnal, laporan dan
lainnya. Dokumen ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data-data yang berupa catatan-
catatan yang tersimpan dari dokumen yang
penulis perlukan untuk mendapatkan
informasi yang belum penulis dapati ketika
17
melakukan wawancara dan observasi berupa
dokumen atau catatn-catatan yang ada.
5. Teknik Analisis Data
Menurut Emzir (Emzir & Pd, 2012), dalam teknik
analisis data, peneliti menggunakan pendekatan analisis
model yang didalamnya membahas tentang: pertama,
reduksi data ialah pengumpulan data, memfokuskan, serta
memilah dan memilih data mana saja yang dibutuhkan.
Kedua, model data yaitu suatu proses pengumpulan data
yang tersusun sesuai kriterianya masing-masing. Ketiga,
penarikan kesimpulan merupakan langkah akhir pada
sebuah kegiatan penelitian, di mana isinya berisikan
tentang ringkasan semua data yang diperoleh sehingga
muncul sebuah manfaat dan saran untuk kedepannya.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara,
catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Proses analisis data
dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, memasuki lapangan dan setelah
selesai di lapangan. Berikut adalah komponen dalam
analisis data:
a. Reduksi Data
Kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memilih,
menyederhanakan data lapangan ke dalam format
yang telah disiapkan baik format catatan lapangan,
hasil wawancara dan hasil dokumentasi. Reduksi
18
data dilakukan secara bersamaan ketika
berlangsungnya pengumpulan data.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu cara untuk
memaparkan data secara rinci setelah dianalisis ke
dalam format yang disiapkan. Jika kenyataannya
data yang disajikan belum sesuai, maka
konsekuensinya data tidak dapat diambil
kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan sementara sejak awal
proses pengumpulan data dilapangan peneliti dan
peneliti dimungkinkan untuk menarik kesimpulan.
Mengapa disebut kesimpulan sementara, sebab
data masih data berubah sesuai kondisi yang
berkembang di lapangan. Jadi, peneliti
menganalisis data setelah melakukan
pengumpulan data melalui metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Kemudian peneliti
merangkumnya dan mencari hal-hal penting. Lalu
kemudia menyajikan data tersebut dalam bentuk
tabel, gambar dan lain-lainnya, sehingga akan
mudah dipahami. Setelah itu barulah ditarik
kesimpulan dari hasil temuan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang menjadi dasar pada
studi ini.
19
F. Teknik Keabsahan Data
Menurut Tjetjep Rohendi Rohidi (Miles &
Huberman, 1992:436-437), teknik validasi keabsahan data
ialah berfungsi sebagai menjaga kebenaran dalam isi data
yang telah didapat, dari sini peneliti menggunakan taktik
triangulasi metode. Di dalam teknik ini, menggunakan
berbagai metode pengumpulan data untuk menggali data
sejenis. Pada triangulasi ini, terdapat dua strategi yaitu :
a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian beberapa teknik pengumpulan data.
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
Menurut William Wiersman dalam Sugiyono
(Sugiyono., 2010: 125) , triangulasi diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Tujuan triangulasi bukanlah
untuk mencari kebenaran data, melainkan untuk
meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data atau
fakta. Dalam hal ini, peneliti menggunakan berbagai cara
dalam triangulasi untuk menguji keabsahan data yaitu
triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi
waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengcek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Selanjutnya triangulasi teknik dapat diperoleh dengan
wawancara dan triangulasi waktu dapat dilakukan dengan
20
melihat waktu yang dapat mempengaruhi kredibilitas.
Dengan demikian, data yang diperoleh dari pemberdayaan
masyarakat di dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna didapatkan dari wawancara kepada anggota
program pelatihan pencak silat terlebih dahulu, barulah
kemudian kepada Pembina dan Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna. Pola ini diulang untuk melihat
validitas data.
G. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti melakukan penelitian, baiknya
peneliti melakukan peninjauan terhadap skripsi, jurnal atau
tesis terleih dahulu yang memiliki kesamaan dan kaitan
dengan penelitian yang akan ditulis. Skripsi yang memiliki
kesamaan yaitu sebagai berikut:
Pertama skripsi berjudul “Tradisi Buka Palang Pintu
Pada Pernikahan Masyarakat Betawi (Studi Kasus di Tanjung
Barat Jakarta Selatan)”. Ditulis oleh Lita Jamallia (2014).
Penelitian ini membahas mengenai tradisi Budaya Betawi
yaitu Palang Pintu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tradisi buka palang pintu pada pernikahan masyarakat Betawi
di Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 dan
berakhir pada bulan Oktober 2014.
21
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive
sampling sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Sedangkan teknik yang digunakan untuk pemeriksaan
keabsahan data yaitu menggunakan teknik triangulasi metode
dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa adat
pernikahan masyarakat Betawi di Tanjung Barat sudah tidak
mengikuti adat Betawi aslinya. Namun tradisi buka palang
pintu yang dilaksanakan sebelum akad pernikahan masih
digunakan oleh sebagian besar masyarakat Betawi di Tanjung
Barat. Beberapa masyarakat Betawi yang tidak menggunakan
tradisi ini, dikarenakan dana yang dikeluarkan cukup besar.
Tradisi buka palang pintu yang berkembang saat ini hanya
digunakan sebagai simbol kesenian dalam acara adat
pernikahan masyarakat Betawi. Isi dalam tradisi buka palang
pintu di Tanjung Barat meliputi seni rebana, seni silat, seni
pantun, dan pembacaan irama sikeh. Makna yang penting dari
tradisi buka palang pintu bagi masyarakat Betawi yaitu calon
suami harus mengerti agama, dapat melindungi istri dan
keluarganya dari bahaya, berguna bagi nusa dan bangsa serta
sebagai penghormatan untuk calon mempelai perempuan.
Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan
memfokuskan mengenai peran perkumpulan pencak silat
22
cingkrig untuk pemberdayaan ekonomi. Dengan metode
pendekatan kualitatif studi kasus.
Kedua, Tugas Akhir berjudul “Makna Dan Seni Sastra
Dalam Tradisi Palang Pintu Betawi” di tulis oleh Marcia
Audita (2014). Penelitian ini membahas tentang makna yang
terkandung di dalam tradisi Palang Pintu Betawi serta seni
sastra yang digunakan dalam berkomunikasi antar pihak
pengantin. Tradisi Palang Pintu merupakan sebuah tradisi di
dalam pernikahan Betawi yang dilahirkan dari kebudayaan
Betawi Tengah yang kental akan nilai-nilai keislamannya.
Oleh sebab itu, tradisi Palang Pintu betawi bermakna untuk
menguji keseriusan pihak laki-laki terhadap pengantin
perempuan yang mengacu kepada nilai-nilai Islam. Pihak
laki-laki dikatakan telah berhasil melewati Palang Pintu
apabila telah melaksanakan dua persyaratan, yaitu adu silat
dan melafalkan Alquran. Komunikasi yang disampaikan antar
pihak pengantin menggunakan seni sastra Pantun Betawi yang
mengandung pesan moral, nasihat, dan unsur humoris.
Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan
memfokuskan mengenai peran perkumpulan pencak silat
cingkrig untuk pemberdayaan ekonomi. Dengan metode
pendekatan kualitatif studi kasus.
Ketiga, skripsi berjudul “Komodifikasi Budaya:
Rekacipta Tradisi Palang Pintu Betawi (Studi Kasus Festival
Palang Pintu Kemang) di tulis oleh Muhammad Shafly
23
Alaudin (2020). Penelitian ini menjelaskan bahwa disetiap
tahapan palang pintu memiliki makna simboliknya. Makna
simbolik dalam tradisi palang pintu tersebut tidak semata –
mata hadir melaikan bentuk penyampaian nilai moral yang
terkandung, yang kemudian disampaikan melalui simbol –
simbol agar maksud dan tujuan dari respresentasi nya
dipahami oleh individu lain. Maka saat ini banyaknya
pembaharuan atau rekacipta tradisi palang pintu menjadi suatu
hiburan baik dalam pernikahan maupaun dalam acara – acara
budaya lainnya yang dimana tetap memiliki makna sesuai
dengan tradisi awal. Hal tersebut karena masyarakat dapat
mengubah makna dan simbol mereka karena kemampuan
mereka dalam berinteraksi, mereka bisa memilih tindakan
yang lebih raasional. Kemudian, fenomena Festival Palang
Pintu yang diselenggarakan di Kemang menunjukan bahwa
terdapat suatu bentuk komodifikasi yang dimana dilakukan
oleh aktor pelaksanaan dalam rangka guna memproduksi
budaya sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakaat pada
saat ini yang mengarah pada nilai modernisasi dengan
mendapatkan suatu manfaat serta keuntungan bagi
penyelenggara maupun masyarakat yaitu terdapat suatu nilai
komoditas bagi penggiat seni kesenian palang pintu serta
masyarakat dapat menjalankan perputaran ekonomi nya dalam
Festival Palang Pintu Kemang melalui stand – stand bazzar
yang disediakan.
24
Keempat, Skripsi berjudul “Implementasi Pelatihan
Ketrampilan Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Studi
Kasus Pelatihan Ketrampilan di Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa Kota Tangerang)” di tulis oleh Fajriansyah (2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya
pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan
dalam berbagai bidang yang dilakukan oleh Institut
Kemandirian Dompet Duafa di Kota Tangerang dengan
mengetahui seperti apa pelaksanaan pelatihan tersebut.
Disamping itu juga mengaitkan dengan teori tentang strategi
dan tahapan dalam pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Dengan teknik analisis deskriptif
yang didapatkan dari data-data yang telah berhasil diolah
secara sistematis baik berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari
orang dan perilaku yang dapat diamati.
Hasil yang ditemukan di lapangan dalam penelitian ini
diantaranya mengenai konsep, strategi dan tahapan dalam
pemberdayaan masyarakat yang diterapkan oleh Institut
Kemandirian Dompet Duafa telah sesuai sebagaimana prinsip
dan unsur pemberdayaan masyarakat pada dasarnya. Selain
itu juga dibahas mengenai bagaimana pelaksanaan pelatihan
keterampilan yang berupaya dalam pemberdayaan
masyarakat.
25
Kelima, Skripsi berjudul “Strategi Mempertahankan
Silat Cingkrik Dalam Pelestarian Budaya Betawi (Studi kasus
Perguruan Cingkrik Rawa Belong, Jakarta Barat)” di tulis
oleh Radita Melati (2019). Penelitian ini meneliti tentang
strategi sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong dalam
mempertahankan silat cingkrik untuk melestarikan budaya
Betawi. Tujuannya adalah untuk mengetahui 3 tahapan
strategi dalam mempertahankan silat cingkrik, yakni
perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi
strategi yang digunakan oleh Perguruan Cingkrik Rawa
Belong sebagai sebuah sanggar yang menggeluti bidang silat,
terlebih silat cingkrik di Jakarta. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dan peneliti mengambil data dengan
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menerangkan bahwa sanggar Perguruan Cingkrik
Rawa Belong memakai 3 tahapan strategi dalam
mempertahankan sanggar tersebut. Yakni, perumusan strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Dalam
perumusan strategi, yang dilakukan oleh sanggar Perguruan
Cingkrik Rawa Belong adalah (1) menentukan cakupannya
terlebih dahulu agar memudahkan penyampaian sasaran,
yakni remaja. (2) rencana melakukan pengenalan silat
cingkrik melalui festival- festival budaya. (3) rencana tahapan
pelaksanaan latihan. Dalam tahapan implementasi strategi
sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong memasukkan silat
cingkrik ke dalam ektrakulikuler di berbagai sekolah, karena
26
sasaran yang ingin dirangkul adalah para remaja. Dan tahapan
strategi yang ketiga adalah evaluasi strategi, dalam tahapan
yang terakhir ini sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong
melakukan evaluasi dari pelaksanaan setiap rencana yang
dibuat. Menurut sanggar Perguruan Cingkrik Rawa Belong
mereka telah berhasil dalam melaksanakan semua rencana
yang dibuat walau dengan beberapa hambatan dan
kekurangan.
Dari semua literatur yang dipilih tersebut, penulis
memilih dan memfokuskan pada implementasi pemberdayaan
masyarakat melalui program pelatihan pencak silat di dalam
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna dalam
peningkatan pelestarian budaya dan kesejahteraan. Yang
mana dari semua literatur tersebut belum dibahas dalam aspek
kesejahteraan sosial dan pelestariaan budaya, maka penulis
terdorong untuk meneliti keterkaitan perkumpulan budaya
dengan kesejahteraan sosial.
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama
yang berisi jawaban apa dan
mengapa penelitian ini perlu
dilakukan. Bagian ini memberikan
gambaran mengenai topik penelitian
27
yang hendak disajikan. Oleh karena
itu, pada bab pendahuluan ini
memuat beberapa bagian yang terdiri
dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis adalah penegasan
landasan teori dari isi penelitian yang
meliputi konsep pembedayaan
masyarakat dan komunitas.
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Gambaran umum penelitian membahas
tentang informasi dari objek penelian
yang meliputi profil umum
perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna dan segala yang berhubungan
mengenai objek.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang temuan
selama di lapangan penelitian yang
ditulis oleh peneliti. Hasil temuan
tersebut tentu saja berisi seputar objek.
28
BAB V ANALISIS PENELITIAN
Analisis data adalah bentuk pengolahan
data menjadi informasi sehingga
karakteristik data bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan.
Analisis data dalam penelitian ini
membahas tentang bagaimana
pemberdayaan masyarakat di dalam
perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna serta sumbangsihnya bagi
keberdayaan masyarakat setempat.
BAB VI PENUTUP
Penutup merupakan bagian akhir dari
penelitian yang telah dibuat yaitu
meliputi Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang
berisi semua sumber bacaan atau
rujukan yang digunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan karya ilmiah.
LAMPIRAN
Lampiran adalah berisi semua dokumen
yang digunakan dalam penelitian dan
dalam penulisan hasil-hasilnya menjadi
29
suatu karya tulis ilmiah, dan analisis
data menjadi suatu karya tulis ilmiah,
dan analisis data yang tidak
dicantumkan dalam naskah. Setiap
lampiran diberi nomor urut.
30
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Secara epistimologis pemberdayaan berasal dari kata
dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan.
Bertolak belakang dari pengertian tersebut, pemberdayaan
dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses
memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, atau proses
pemberian daya/kekuatan/kemauan dari pihak yang
memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya (Keban dan Lele, 1999).
Pengertian “proses” menunjuk kepada tindakan atau
langkah yang dilakukan secara sistematis yang
mencerminkan tahapan upaya untuk mengubah masyarakat
yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan.
Proses akan merujuk kepada suatu tindakan nyata yang
dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondisi
masyarakat yang lemah, baik knowledge, attitude, maupun
practice (KAP) menuju pada pengetahuan, sikap perilaku
sadar dan keterampilan-ketarampilan yang baik.
Menurut Parsons (Anwas, 2013: 49), pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk
31
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain
yang menjadi perhatiannya. Selanjutnya Ife (Anwas, 2013:
49), pemberdayaan adalah menyiapkan kepada masyarakat
berupa sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan
keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di
dalam menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi
dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas
masyarakat itu sendiri.
Secara lebih rinci Slamet (Anwas, 2013: 49),
menekankan bahwa hakikat pemberdayaan adalah
bagaimana membuat masyarakat mampu membangun
dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri. Istilah
mampu di sini mengandung makna: berdaya, paham,
termotivasi, memiliki kesempatan dan memanfaatkan
peluang, berenergi, mampu bekerja sama, mampu
mengambil keputusan, resiko dan menangkap informasi,
serta bertindak sesuai inisiatif.
Menurut (Suharto, 2005: 59-60) pemberdayaan
merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah
dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang
mengalami masalah kemiskinan, Sedangkan Sebagai
tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil
yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial. Dalam
(Adi, 2002: 79) juga menyatakan bahwa pemberdayaan
32
masyarakat sebagai suatu proses adalah suatu yang
berkesinambungan sepanjang itu masih ingin melakukan
perubahan dan perbaikan.
Berbeda dengan pendapat tersebut. Pranarka dan
Muljarto (Anwas, 2013: 50), pemberdayaan adalah suatu
upaya untuk membangun eksisteni pribadi, keluarga,
masyarakat, bangsa, pemerintah, negara dan tata nilai
dalam aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab dan
lain sebagainya. Pemberdayaan adalah memberi energi
agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara
mandiri. Dapat dipahami bahwa untuk konteks Barat, apa
yang disebut empowerment lebih merupakan pemberian
kekuasaan daripada pemberian daya. Sedangkan dalam
kenteks Indonesia apa yang disebut dengan pemberdayaan
merupakan suatu usaha untuk memberikan daya atau
meningkatkan daya.
Pada dasarnya Islam adalah agama pemberdayaan.
Dalam konteks Indonesia, masyarakat Islam sebagai
penghuni mayoritas bangsa masih terlalu jauh dari segala
keunggulan bila dibandingkan dengan sesama umat
manusia di negara-negara lain. Istilah pemberdayaan
adalah terjemahan dari istilah asing empowerment. Secara
leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Istilah
pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah
pengembangan. Dalam pengertian lain, pengembangan
atau pemberdayaan sumberdaya manusia adalah upaya
33
memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarati
masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Proses
pengembangan atau pemberdayaan pada akhirnya akan
menyediakan sebuah ruang kepada masyarakat yang dapat
memajukan pilihan-pilihan. Secara terminologis,
pengembangan atau pemberdayaan masyarakat berarti
mentransformasikan dan melembagakan semua segi ajaran
islam dalam kehidupan keluarga, kelompok sosial, dan
masyarakat.
a. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Keban (1999), tujuan yang ingin
dicapai dari pemberdayan adalah untuk membentuk
individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian
berpikir, bertindak, dan mengandalkan apa yang
mereka lakukan tersebut. lebih lanjut perlu
ditelusuri apa yang mereka sesungguhnya dimaknai
sebagai suatu masyarakat yang mandiri.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi
yang dialami oleh masyarakat ditandai dengan
kemampuan berfikir, memutuskan serta melakukan
sesuatu demi mencapai pemecahan masalah-
masalah dengan mempergunakan kemampuan yang
terdiri atas kognitif, konatif, psikomotorik, afektif
34
dengan pengerahan yang dimiliki oleh lingkungan
masyarakat.
2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan ditujukan untuk mengubah
perilaku masyarakat agar mampu berdaya sehingga
ia dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraannya. Namun keberhasilan
pemberdayaan tidak sekedar menekankan pada
hasil, tetapi juga pada prosesnya. Tujuan dan
strategi pemberdayaan dapat diperkenalkan kepada
kelompok atau dikembangkan dalam kelompok itu
sendiri. Proses ini membantu memberikan
hubungan yang lebih erat antara visi dan aksi yang
akan dikembangkan.
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan
pemberdayaan dicapai melalui penerapan
pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkt
menjadi 5P, yaitu: Pemungkinan, Penguatan,
Perlindungan, Penyokongan, dan Pemeliharaan
(Suharto, 2005: 67-68).
1. Pemungkinan: menciptakan suasana atau
iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkemban secara optimal.
Pemberdayaan harus membebaskan
masyarkat dari sekat-sekat kultural dan
structural yang menghambat.
35
2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki masyarakat
dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
3. Perlindungan: melindungi masyarakat
terutama kelompok-kelompok lemah agar
tidak tertindas oleh kelompok kuat.
4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan
dukungan agar masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya.
5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang
kondusif agar tetap terjadi keseimbangan
antara berbagai kelompok masyarakat.
Pemberdayaan harus mampu menjamin
keseimbangan yang memungkinkan setiap
orang memperoleh kesempatan berusaha.
Kehidupan dan realitas dalam masyarakat
yang heterogen. Begitu pula dalam masyarakat,
keragaman karakter akan mempengaruhi agen
peberdayaan dalam memilah dan memilih teknik
pelaksanaan pemberdayaan. Teknik tentu saja
mempengaruhi keberhasilan proses dan hasil dari
kegiatan pemberdayaan tersebut (Anwas, 2013:
88). Dalam hal ini Dubois dan Miley (Suharto,
36
2005: 68) memberi beberapa cara atau teknik yang
lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam
pemberdayaan masyarakat:
1. Membangun relasi pertolongan yang
diwujudkan dalam bentuk mereleksikan
respon empati, mrnghargai pilihan klien,
menghargai perbedaan, dan menekankan
kerjasama.
2. Membangun komunikasi yang diwujudkan
dalam bentuk menghargai klien,
mempertimbangkan keragaman individu,
berfokus pada klen, dan menjaga
kerahasiaan klien.
3. Terlibat dalam pemecahan masalah yang
memperkuat partisipasi dalam semua aspek,
menghargai hak-hak klien, merangkai
tantangan sebagai kesempatan belajar, dan
melibatkan klien dalam pembuatan
keputusan.
4. Merefleksikan sikap dan nilai profesi
pekerjaan sosial melalui ketaatan kode etik
profesi, keterlibatan dalam pengembangan
riset dan kebijakan, penerjemahan kesulitan
serta penghapusan segala bentuk
37
diskriminasi dan ketidaksetaraan
kesempatan.
3. Tahapan-tahapan Pemberdayaan
Masyarakat
Dalam (Suharto, 2005: 71) pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat seringkali
melibatkan perencanaan, pengkoordinasian dan
pengembangan berbagai aktivitas pembuatan
program atau proyek kemasyarakatan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Sebagai pemberdayaan masyarakat
melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial,
masyarakat setempat, lembaga donor serta instansi
terkait, yang saling bekerjasama mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi
terhadap program atau proyek tersebut.
Adapun tahapan-tahapan dalam
pengembangan atau pemberdayaan masyarakat
dapat mengacu pada apa yang dijabarkan oleh (Adi,
2002: 173-176) melihat kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan mengikuti tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan, pada tahapan ini terdapat
dua kegiatan yang perlu dilakukan yaitu
38
penyiapan petugas dan penentuan lokasi
program.
2. Tahapan Assesment, kegiatan yang dilakukan
pada tahapan ini ada mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan yang dirasakan (felt
needs) dan sumberdaya yang dimiliki oleh
masyarakat. Assesment misalnya dilakukan
denga metode PRA dan FGD.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program, pada
tahap ini pengelola program berusaha
memfasilitasi masyarakat untuk menyusun
perencanaan dan menetapkan program-
program kerja sebagai agenda yang harus
dilaksanakan.
4. Tahap Formulasi Rencana Aksi, kegiatan
utama pada tahap ini adalah pihak agen
perubahan membantu membimbing warga
atau kelompok untuk menyusun proposal
kegiatan yang akan diajukan kepada pihak
penyandang dana.bantuan dari pihak agen
biasanya amat diperlukan pada kelompok
yang belum pernah mengajukan proposal.
5. Tahap Pelaksanaan Program, tahap
implementasi program ini merupakan tahap
yang paling penting dalam proses
pemberdayaan masyarakat agar pelaksanaan
39
rencana berjalan lancer. Dalam upaya
melaksanakan program pemberdayaan
masyarakat, peran masyarakat sebagai kader
diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan.
6. Tahap Evaluasi, kegiatan evaluasi perlu
dilakukan pada semua program
pemberdayaan masyarakat. Evaluasi
dilakukan dengan melibatkan warga.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program yang telah
dilaksanakan. Sehingga dalam jangka panjang
diharapkan akan membentuk masyarakat
yang lebih mandiri dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada.
7. Tahap Terminasi, tahap ini merupakan tahap
pemutusan hubungan secara formal dengan
komunitas sasaran. Hal ini perlu dilakukan
agar masyarakat agar masyarakat tidak
merasa ditinggalkan secara sepihak oleh
petugas.
Kegiatan pengembangan atau
pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk
memperbesar akses masyarakat untuk mencapai
kondisi sosial, ekonomi, budaya yang lebih baik
40
dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan
pembangunan (Muhtadi & Hermansah, 2013).
Dalam konteks tersebut maka seorang pemberdaya
seyogyanya harus dapat merumuskan suatu sistem
untuk dapat memberdayakan masyarakat. Hal
tersebut tentu tidak terlepas dari fungsi POAC
(Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).
dari beberapa fungsi tersebut terhimpunlah 4 tahap
yakni:
a. Tahap Planning (Perencanaan)
Dalam (Muhtadi & Hermansah, 2013)
perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Pengertian
perencanaan adalah sebagai hasil pemikiran
yang mengarah ke masa depan menyangkut
serangkaian tindakan yang berdasarkan
pemahaman dan yang diarahkan kepada sasaran
khusus (Muhtadi & Hermansah, 2013: 83).
Sebenarnya ada banyak jenis dari
perencanaan, akan tetapi dalam konteks
pengembangan masyarakat lebih sering
menggunakan metode buttom up daripada top
down. Karena konsep buttom up merupakan
41
konsep yang dilakukan dengan arus dari
masyarakat kepada pemilik kebijakan. Dengan
kata lain perencanaan yang dilakukan semua
didominasi oleh masyarakat dari gagasan, ide
sampai teknis masyarakatlah yang berperan
aktif. Pada tahap perencanaan ini terlihat sekali
melalui tahap pengenalan, tahap penerimaan,
tahap identifikasi masalah, sampai tahap
sosialisasi.
b. Tahap Actuating (Pelaksanaan)
Menurut (Suharto, 2005: 79) yakni tahap
implementasi intinya menunjuk pada perubahan
proses perencanaan pada tingkat abstraksi yang
lebih rendah. Penerapan kebijakan atau
pemberian pelayanan merupakan tujuan,
sedangkan proses atau kegiatan untuk
mencapainya adalah alat pencapaian tujuan.
Dalam kaitan tahapan pelaksanaan ada
dua hal yang perlu diperhatikan yakni pertama,
mengorganisasi. Kedua, mengkordinasi, yang
terdiri koordinasi dengan pihak internal dan
eksternal. Adapun kegiatan dalam pelaksanaan
terdiri dari sosialisasi program, pelatihan tenaga
pengelola program, pemberian bantuan teknis,
pelatihan pendukung lainnya, penyediaan sarana
42
dan prasarana dan lain-lain (Mahendra, 2004:
28-29).
c. Tahap Organizing (Pelembagaan)
Dalam (Muhtadi & Hermansah, 2013:
112) pengembangan masyarakat terdapat
beberapa model salah satunya adalah model
intervensi. Model tersebut mengatakan bahwa
program atau kegiatan yang akan diadakan oleh
masyarakat haruslah selaras dan dipantau oleh
fasilitator. Dalam tahap ini masyarakat dan
fasilitator sama-sama bekerja tim untuk
membuat skema berjalannya kegiatan.
Menurut Soetomo (Muhtadi &
Hermansah, 2013: 48) menyatakan bahwa
melaksanakan program yang berorientasi
pemberdayaan agar berkelanjutan bukanlah hal
yang mudah. Banyak ditemukan bahwa suatu
program atas bantuan dari pemerintah maupun
non-pemeritah memang dapat mendorong
tumbuhnya aktivitas lokal. Tahapan
pelembagaan ini merupakan tahapan khusus
yang dilakukan dalam rangka membangun aspek
kemandirian atau keberlanjutan tersebut.
d. Tahap Controlling (Pengawasan)
Tahap ini dapat kita kenal dengan
monitoring. Monitoring adalah pemantauan
43
secara terus menerus proses perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan. Monitoring dapat
dilakukan dengan mengikuti langsung kegiatan
atau membaca hasil laporan dari pelaksanaan
kegiatan (Suharto, 2005). Monitoring merupakan
aktivitas yang berkelanjutan yang utamanya
dimaksudkan untuk memberikan informasi
dalam mengidentifikasi perubahan yang terjadi
dalam tahap implementasi. Monitoring
merupakan mekanisme yang digunakan untuk
megoreksi penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin timbul dalam suatu kegiatan dengan
membandingkan antara apa yang diharapkan
dengan apa yang dilakukan.
Dalam Sumodiningrat (2000) telah
disampaikan bahwa proses belajar dalam
pemberdayaan masyarakat berlangsung secara
bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui
tersebut meliputi:
a. Tahap penyadaran dan tahap
pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli sehingga merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa
wawasan pengetahuan, kecakapan
keterampilan agar terbuka wawasan
44
sehingga dapat mengambil peran dalam
pembangunan
c. Tahap pengayaan atau peningkatan
kemampuan intelektual dan kemampuan
inovatif untuk mengantarkan pada
kemandirian.
B. Pengembangan Budaya
Adapun budaya menurut Soekamto (Soekanto, 2014)
berasal dari kata Sansekerta “buddayah” yang merupakan
jamak dari kata “buddhi” yang beerati akal. Maka Budaya
dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan
akal dan budi.
Menurut Jim Ife (Ife & Tesoriero, 2014: 447-449),
pengembangan budaya adalah suatu proses meningkatkan
atau mempertahankan kebiasaan yang ada pada
masyarakat dalam kajian pengembangan masyarakat yang
menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu
berubah dari waktu ke waktu yang banyak ditunjukkan
sebagai pengaruh global. Pengembangan budaya
dikembangkan secara luas melalui kepentingan
transnasional. Segala bentuk kesenangan ikut terlibat
dalam upaya pengembangan budaya ini. Untuk
menghadapi globalisasi budaya, sangat sulit bagi
masyarakat untuk melestarikan budaya lokal mereka
sendiri yang menjadi keunikan wilayahnya, tetapi
45
globalisasi budaya ini merupakan komponen penting
dalam pengembangan masyarakat wilayahnya sendiri.
C. Kesejahteraan Sosial
Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial,
baik kita suka atau tidak, hampir semua yang kita
lakukan dalam kehidupan kita berkaitan dengan orang
lain. Berdasarkan asal kata, kesejahteraan berasal dari
kata “sejahtera” yang mengandung pengertian dari
bahasa Sansekreta “cetera” yang artinya “payung”.
Asal kata ini menunjukkan bahwa yang dimaksud
dengan kesejahteraan yang terkandung dalam “cetera”
adalah orang yang sejahtera, yaitu orang yang dalam
hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman
tentram, baik lahir maupun batin (Fahrudin, 2012).
Suandi (2006) mengatakan bahwa
kesejahteraan subjektif merupakan tingkat
kesejahteraan seorang individu yang dilihat secara
personal yang diukur dalam bentuk kepuasan dan
kebahagiaan. Ransome (2010), dalam Australian
Journal of Social Issues, mengatakan bahwa Amartya
Sen mengusulkan pendekatan „kapabilitas‟ untuk
kesejahteraan pribadi berdasarkan kebebasan dalam
memilih. Penciptaan potensi atau kemampuan manusia
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
46
keluarga. Kapabilitas merupakan elemen penting dan
paling mendasar dari seorang manusia. Melalui
peningkatan kapabilitas atau kemampuan yang
dimilikinya, manusia mampu merespon peluang-
peluang yang ada sehingga dapat mempengaruhi
perubahan sosial dan ekonominya. Inti kesejahteraan
menurut Sen (2006) adalah kapabilitas. Setiap
masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan program bagi setiap warganya,
khususnya anak-anak dan gender sehingga mereka
dapat mencapai pemenuhan kebutuhan maksimal dan
berkembang menjadi manusia yang capable. Semakin
besar kapabilitas maka semakin besar pula kebebasan
dalam merespon peluan-peluang yang ada.
Pengembangan kemampuan (kapabilitas) manusia
berkaitan dengan peningkatan harapan hidup, bebas
dari buta huruf, kesehatan, dan pendidikan dalam
masyarakat. Kapabilitas memungkinkan manusia
untuk dapat menjalani hidup yang lebih bermakna
(sejahtera).
Teori kesejahteraan dengan pendekatan
kapabilitas sejalan dengan konsep keberdayaan.
Menurut Mardikanto dan Soebianto (2015), dalam
pemberdayaan terdapat proses peningkatan
kemampuan (kapabilitas) dan sikap kemandirian
masyarakat dalam memperbaiki mutu hidup atau
47
kesejahteraan setiap individu dan masyarakat.
Kapabilitas dapat pula dimaknai sebagai keberdayaan
individu atau organisasi dalam mewujudkan
kesejahteraan bagi kehidupannya. Kartasasmita (1996)
menyatakan bahwa keberdayaan merupakan unsur-
unsur yang memungkinkan individu, organisasi atau
masyarakat bertahan (survive) dan dinamis serta dapat
mengembangkan diri mencapai tujuan atau
kesejahteraan hidupnya.
D. Kerangka Pikir
Perguruan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
terbentuk Tahun 1975, di tangan Guru
Sabeni(Banteng) yang merupakan salah satu murid
dari pendiri perguruan Cingkrig Serbaguna Kebon
Jeruk Lebih dikenal masyarakat dan bahkan telah
diakui oleh pemerintah karena sudah ada Badan
Hukum dari Kemenkumham Nomor AHU–
0007618.AH.01.07. Tahun 2018 Dan Akta Nomor 07
Tanggal 27 April 2018.Jakarta,(01/02/19). Berkat
diturunkannya perguruan silat Cingkrig Serbaguna
Kebon Jeruk ini, kepada Babeh Guru Pembina Sabeni
(Banteng) sudah tersebar 4 Cabang Sanggar Cingkrig
Serbaguna diberbagai kampung, di antaranya
kampung Rawabelong, kampung Rawa Kebon Jeruk,
Perjuangan kebon jeruk, dan Kedoya Pilar kebon
jeruk.
48
Untuk mengetahui perkembangan dan
kelangsungan perguruan tersebut akan dilakukan
berbagai tahapan-tahapan pemberdayaan masyarakat,
di antaranya tahap perencanaan, pelembagaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
a. Tahap Planning (Perencanaan)
Dalam (Muhtadi & Hermansah, 2013)
perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Pengertian perencanaan adalah
sebagai hasil pemikiran yang mengarah ke masa
depan menyangkut serangkaian tindakan yang
berdasarkan pemahaman dan yang diarahkan
kepada sasaran khusus (Firdaus, 2009 dalam
Tantan: 84).
b. Tahap Actuating (Pelaksanaan)
Menurut (Suharto, 2005: 79) yakni tahap
implementasi intinya menunjuk pada perubahan
proses perencanaan pada tingkat abstraksi yang
lebih rendah. Penerapan kebijakan atau pemberian
pelayanan merupakan tujuan, sedangkan proses
atau kegiatan untuk mencapainya adalah alat
pencapaian tujuan.
Dalam kaitan tahapan pelaksanaan ada dua
hal yang perlu diperhatikan yakni pertama,
49
mengorganisasi (Mahendra, 2004: 28-29). Kedua,
mengkordinasi, yang terdiri koordinasi dengan
pihak internal dan eksternal. Adapun kegiatan
dalam pelaksanaan terdiri dari sosialisasi program,
pelatihan tenaga pengelola program, pemberian
bantuan teknis, pelatihan pendukung lainnya,
penyediaan sarana dan prasarana dan lain-lain.
c. Tahap Organizing (Pelembagaan)
Dalam (Muhtadi & Hermansah, 2013)
pengembangan masyarakat terdapat beberapa
model salah satunya adalah model intervensi.
Model tersebut mengatakan bahwa program atau
kegiatan yang akan diadakan oleh masyarakat
haruslah selaras dan dipantau oleh fasilitator.
Dalam tahap ini masyarakat dan fasilitator sama-
sama bekerja tim untuk membuat skema
berjalannya kegiatan.
Menurut Soetomo (Muhtadi & Hermansah,
2013: 48) menyatakan bahwa melaksanakan
program yang berorientasi pemberdayaan agar
berkelanjutan bukanlah hal yang mudah. Banyak
ditemukan bahwa suatu program atas bantuan dari
pemerintah maupun non-pemeritah memang dapat
mendorong tumbuhnya aktivitas lokal. Tahapan
pelembagaan ini merupakan tahapan khusus yang
50
dilakukan ddalam rangka membangun aspek
kemandirian atau keberlanjutan tersebut.
d. Tahap Controlling (Pengawasan)
Tahap ini dapat kita kenal dengan
monitoring. Monitoring adalah pemantauan secara
terus menerus proses perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan. Monitoring dapat dilakukan
dengan mengikuti langsung kegiatan atau
membaca hasil laporan dari pelaksanaan kegiatan
(Marjuki dan Suharto, 1996). Monitoring
merupakan aktivitas yang berkelanjutan yang
utamanya dimaksudkan untuk memberikan
informasi dalam mengidentifikasi perubahan yang
terjadi dalam tahap implementasi. Monitoring
merupakan mekanisme yang digunakan untuk
megoreksi penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin timbul dalam suatu kegiatan dengan
membandingkan antara apa yang diharapkan
dengan apa yang dilakukan.
Aspek pemberdayaan masyarakat akan terlihat
hasilnya jika masyarakat tersebut mendapatkan hasil
dari progran pelatihan tersebut yaitu peningkatan
pelestarian budaya dan kesejahteraan.
51
Kerangka Pikir
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
Pemberdayaan Masyarakat di
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
Melalui Program Pencak Silat
Peningkatan Pelestarian
Budaya
Peningkatan Kesejahteraan
Tahap Perencanaan
Tahap Pelembagaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengawasan
52
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna
1. Budaya Pencak Silat
Sebagai suatu kelompok etnis, Orang Betawi
memang memiliki berbagai corak dan ragam budayanya
yang meliputi berbagai sektor kehidupan, seperti
khasnya ondel-ondel, palang pintu, rumah adat, silat
cingkrik dan palang pintu. Dari semua khas budaya
Betawi silat cingkrik sudah mulai tidak terlihat
eksistensinya, padahal silat cingkrik ini yang
mengangkat nama Betawi.
Silat merupakan beladiri rakyat Indonesia yang
sampai sekarang masih bertahan. Silat Indonesia
diperkirakan sudah ada sejak abad ke-6 Masehi. Pada
waktu itu penduduk yang mendiami lebih dari 3000
buah pulau yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia
masih hidup secara primitif karena pengetahuan mereka
masih sangat rendah. Keganasan binatang buas,
peperangan antar suku, penjarahan dan perampokan
yang masih merajalela, selalu mengancam kelangsungan
hidup mereka. Maka dibuatlah sebuah sistem
pertahanan diri yang terinspirasi dari berbagai gerakan
53
binatang yang ada di alam. Akhirnya sistem tersebut
mengkristal dalam sebuah bentuk yang dinamakan
sebagai Silat.
Terdapat banyak sejarah dari terbentuknya silat
cingkrig ini, banyak pula masyarakat yang meyakini
bahwa silat cingkrig ini merupakan silat yang dipakai
oleh si Pitung yang menjadi legenda di masyarakat
Betawi. Pitung di masyarakat Betawi adalah pendekar
dan pahlawan pembela kaum lemah dari kesewenang-
wenangan penjajah Belanda dan Pitung diyakini
menggunakan silat cingkrik dalam menghadapi para
penjajah tersebut. Namun, banyak pula yang percaya
bahwa silat cingkrik ini lahir jauh setelah zaman Pitung,
yang ditemukan oleh Ki Maing. Ki Maing menemukan
jurus silat cingkrik ini dari seekor Kera yang berhasil
mencuri tongkat yang Ia bawa, sampai terjadi perebutan
tongkat antara Ki Maing dan Kera tersebut yang
kemudian gerakan-gerakan Kera itu dijadikan jurus-
jurus dan dinamakan silat cingkrig.
Selain berfungsi sebagai sebuah sistem bela diri,
silat cingkrig juga merupakan faktor penyatu dan
pengikat dari masyarakat Betawi. Hal ini bisa
dibuktikan bahwa silat cingkrig digunakan dalam adat
Betawi pada acara pernikahan yaitu palang pintu.
54
2. Sejarah Singkat Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna adalah salah satu
warisan budaya tradisional Betawi. Khususnya
masyarakat Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Diperkenalkan
dan dikembangkan oleh almarhum H. Sinan bin Mi‟un
sejak zaman kolonial Belanda hingga Indonesia
merdeka. Waktu itu Kong Haji Sinan yang mendapatkan
cingkrig ini. Tetapi belum Cingkrig Serbaguna, masih
Cingkrig. Jadi cerita dari orangtua-orangtua zaman dulu
Kong Haji Sinan mendapat doa dari Kyai Syekh Abdul
Karim, Kong Haji Sinan langsung menjalani bertapa
dan puasa, dan dari hal-hal itulah beliau mendapatkan
Cingkrig. Bernama "Cingkrig" sendiri diambil dari kata
bahasa Betawi jingkrak-jingkrik atau cingrak-cingkrik,
yang artinya lincah, yaitu menggambarkan gerakan
lincah sang monyet (Nawi, 2016: 103). Kong Haji
Sinan lahir tahun 1894, pada umur 14 tahun Kong Haji
Sinan sudah mengajar dan pada tahun 1925 Kong Haji
Sinan sudah mengajar di Batalyon X. Kong Haji Sinan
mengajar tidak sendirian, beliau di damping muridmya
yang selalu bersamanya yang bernama Kong Satiri
Kelek.
Pada tahun 1975 Kong Haji Sinan meninggal dunia.
Akhirnya hal-hal yang beliau perjuangkan diturunkan ke
kerabatnya yaitu Kong Satiri Kelek. Karena amanah
55
yang diminta oleh Kong Haji Sinan akhirnya Kong
Satiri meneruskan perjuangan ini. Pada tahun 1975
mulai berjalan lagi untuk melangkah maju bersama
Kong Satiri Kelek.
Pada tahun 1990 organisasi cingkrig ini bubar dan
mulai membangun lagi pada hari Rabu tanggal 19 April
tahun 1994 di Kebon Jeruk dan langsung berganti nama
menjadi Cingkrig Serbaguna dan mulai berjalan
kegiatan aktivitas pelatihan. Dinamakan Cingkrig
Serbaguna adalah karena Serbaguna itu berarti dapat
digunakan dalam segala hal atau untuk berbagai
maksud. Setelah kurang lebih 5 tahun berjalan kegiatan
pelatihan dibawah asuhan Kong Satiri Kelek, akhirnya
Kong Satiri Kelek sakit, lalu menitipkan amanah kepada
Babeh Sabeni Banteng untuk meneruskan Cingkrig
Serbaguna ini.
Ditangan Pendekar Guru Besar Satiri (Kelek) inilah
Perguruan Cingkrig mulai lebih berkembang dengan
nama Cingkrig Serbaguna Kebon Jeruk. Pada tahun
1999 Pendekar Guru Besar Satiri(Kelek) wafat dan
Beliau menurunkan Perguruan Cingkrig Serbaguna
Kebon Jeruk pada murid pertamanya untuk meneruskan
perguruan ini kepada Guru Sabeni(Banteng), yang
didampingi oleh adik seperguruannya, Guru Afriando,
Guru Su‟aib,Guru Ahyar Gobang. Ditangan Beliaulah
Perguruan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Kebon
56
Jeruk lebih dikenal masyarakat dan bahkan telah diakui
oleh pemerintah karena sudah menjadi Badan Hukum
yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-0007618.AH.01.07. Tahun 2018 Dan
Akta Nomor 07 Tanggal 27 April
2018.Jakarta,(01/02/19).
Gambar 3.1
Badan Hukum Berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia
57
Gambar 3.2
Kegiatan Penyerahan Akta Notaris
Berkat diturunkannya perguruan silat Cingkrig
Serbaguna Kebon Jeruk ini kepada Babeh Guru
Pembina Sabeni (Banteng) sudah tersebar 4 Cabang
Sanggar Cingkrig Serbaguna diberbagai kampung,
diantaranya kampung Rawabelong, Kampung Rawa
Kebon Jeruk, Perjuangan Kebon Jeruk, dan Kedoya
Pilar Kebon Jeruk, Sudah berbagai Festival Pencak Silat
di DKI turut pertandingan dengan prestasi Juara 1 Silat
Tradisional Betawi. Dengan berkembangnya Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna bisa melestarikan Budaya
Khas Betawi di Indonesia.
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
adalah perkumpulan yang mengelola secara
58
profesional, amanah, berjangkauan luas demi
membangun kesejahteraan masyarakat yang berhak
menerimanya melalui program-program yang terutama
bersifat memberdayakan (produktif). Keberadaan
sebuah “Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna” mau tidak mau akan memberikan dampak
berupa perubahan ekosistem lingkungan hidup dan
perubahan perilaku sosial dan budaya. Pendekatan
pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu cara
dalam pengembangan masyarakat mandiri.
Pemberdayaan mempunyai arti membangkitkan sumber
daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menentukan
dan mengembangkan dirinya secara ekonomis.
Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang (aktivis) atau
organisasi atau lembaga melalui pendidikan nonformal
dengan berbagai bentuk.
Salah satunya adalah melalui pembentukan
perkumpulan tersebut yang kemudian dilatih agar
mempunyai kemauan, pengetahuan, dan kemampuan
untuk mandiri. Pemberdayaan merupakan hakikat
pendidikan karena apa yang disebut dengan pendidikan
adalah usaha untuk memberdayakan individu,
meningkatkan kemampuan individu, dan
59
mengembangkan potensi yang ada pada diri individu
tersebut.
Di dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna ada beberapa kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan, seperti latihan pencak silat,
kesenian marawis, dan palang pintu pernikahan.
Kegiatan lainnya yang seringkali dilakukan antara lain
buka puasa bersama dan ikut serta dalam perayaan hari
besar Islam yang melibatkan masyarakat umum di luar
perkumpulan tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini bisa
berdampak positif pada perkembangan pemberdayaan
perkumpulan itu sendiri maupun masyarakat yang ikut
bergabung dan berpartisipasi. Di antara tujuan lainnya
adalah untuk melestarikan kebudayaan betawi seperti
yang dikatakan oleh pendiri perkumpulan pencaksilat
tersebut yaitu H. Sinan. Tidak terlupakan seperti
amanah pendiri perkumpulan tersebut yaitu untuk
memakmurkan orang-orang disekitar, maka setiap ada
yang memakai jasa pencaksilat tersebut, orang-orang
yang terlibat akan diberikan upah dan beberapa
disisihkan untuk perkembangan perkempulan tersebut.
60
3. Profil Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
(PPSCS) adalah salah satu warisan budaya tradisional
Betawi. Khususnya masyarakat Kebon Jeruk, Jakarta
Barat. Diperkenalkan dan dikembangkan oleh almarhum
H. Sinan bin Mi‟un sejak zaman kolonial Belanda
hingga Indonesia merdeka. Akhirnya melalui
musyawarah para sesepuh, tokoh masyarakat dan
pendekar Cingkrig Serbaguna, maka dibentuklah satu
wadah organisasi yang diberi nama “PERKUMPULAN
PENCAK SILAT CINGKRIG SERBAGUNA”.
Bahwa Pencak Silat Serbaguna ini merupakan
pusaka leluhur bangsa Indonesia dan bagian dari
kebudayaan Nasional, berfalsafah budi pekerti luhur
serta memiliki aspek mental spiritual, bela diri, seni dan
olahraga sebagai satu kesatuan guna mewujudkan
ketahanan Nasional Negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dalam
rangka ikut melestarikan, membina dan
mengembangkan Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna (PPSCS) didirikan pada hari Rabu tanggal 19
April !994 di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
61
Gambar 3.3
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
Adapun pengurus inti dari Perkumpulan Pencak
Silat CIngkrig Serbaguna berjumlah 13 orang. Dan
anggota kelompok sebanyak 60 orang. Sumber dana
atau modal yang mereka gunakan untuk mengelola dan
menghidupkan Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna berasal dari pemasukan panggilan-panggilan
mentas dan donatur.
62
Gambar 3.4
Susunan Organ Perkumpulan
4. Tujuan, Fungsi dan Tugas Pokok Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
Adapun tujuan, fungsi dan tugas pokok PPSCS
diantara lain :
a. Tujuan PPSCS adalah:
1. Menghimpun masyarakat untuk bersama-sama
memelihara warisan budaya bangsa.
2. Mengerahkan, mengembangkan serta
melestarikan budaya bangsa.
3. Menjadikan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
beserta nilai-nilainya sebagai sarana
63
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkepribadian Pancasila.
b. Fungsi PPSCS adalah:
PPSCS berfungsi sebagai wadah perjuangan
dan pengembangan aliran seni bela diri Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna.
c. Tugas Pokok PPSCS adalah:
1. Membangun manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
2. Menampung, memantau serta memperjuangkan
terwujudnya aspirasi seluruh jajaran Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna.
3. Mengembangkan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna sesuai tuntutan masyarakat
sekitarnya, umumnya masyarakat Betawi.
4. Membina, mengarahkan serta memelihara
persatuan dan kesatuan seluruh jajaran
pengurus dan anggota PPSCS untuk menjadi
penegak pengaman dan pengamal Pancasila.
5. Menggali, melestarikan, mengembangkan dan
memasyarakatkan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna beserta nilai-nilainya dengan terus
meningkatkan partisipasi seluruh jajaran
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna secara aktif
dan terorganisir.
64
5. Tugas dan Wewenang Susunan Organ
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
A. Pembina
1. Pembina adalah jabatan kehormatan tertinggi
dalam jajaran pengurus PPSCS.
2. Di setiap pengurus PPSCS dapat diangkat
seorang Pembina.
3. Di tingkat PPSCS Pusat disebut Pembina Utama.
4. Di tingkat PPSCS Cabang disebut Pembina
Cabang.
5. Di tingkat PPSCS Ranting disebut Pembina
Ranting.
6. Yang dapat di angkat sebagai pembina adalah
orang yang karena fungsi/jabatannya menjadi
pengayom masyarakat di setiap tingkat
keberadaannya.
Berkoordinasi dengan semua jajaran
pengurus dan anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna serta sedapat mungkin
membina dan mengarahkan pengurus agar
mampu melaksanakan kegiatan sesuai tugasnya
masing-masing. Menciptakan sinergitas dengan
masyarakat dan lingkungan setempat. Dan
membangun opini publik untuk kemudian secara
bersama-sama memelihara keberadaan
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
65
kedalam situasi dan kondisi yang aman dan
nyaman.
B. Ketua
Menyelenggarakan dan memandu rapat-
rapat yang di agendakan PPSCS, serta
melaksanakan pembinaan kepada jajaran
pengurus dalam menjalankan tugas sesuai
fungsinya masing-masing. Menindaklanjuti
aspirasi yang terserap dari anggota dan pengurus
PPSCS kepada pihak yang terkait atau kepada
instansi terkait lainnya. Serta menjalankan
kewenangannya, bersinergi dengan semua pihak
dalam upaya pengembangan PPSCS.
C. Sekertaris
Memimpin rapat, mengambil alih tugas
ketua jika ketua berhalangan hadir. Menjalankan
kegiatan administrasi dan menyusun laporan
keuangan PPSCS. Menyusun rencana kerja
berjangka sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
D. Bendahara
Menerima sumber-sumber pendapatan
yang diperoleh secara sah. Mengelola
pembukuan, administrasi keuangan,
mengevaluasi dan mengendalikan keuangan
PPSCS. Mengeluarkan keuangan berdasarkan
66
persetujuan pengurus dalam keputusan yang
telah disepakati bersama dan melaporkan kondisi
keuangan kepada ketua dan pembina.
E. Anggota
Selain diatur dalam ADART BAB V
pasal 11, anggota PPSCS ialah individu atau
perorangan yang terdaftar sebagai anggota
PPSCS dan untuk menjadi anggota PPSCS harus
menempuh tata cara tertentu yang diatur dalam
anggaran rumah tangga. Kepada seluruh anggota
diharapkan: Beritikad baik, saling asah, asih dan
asuh berkontribusi positif, bersatu dalam
membangun kemajuan PPSCS.
6. Data Demografis dan Geografis Kecamatan
Kebon Jeruk
A. Data Demografis
Data demografis berdasarkan katalog Suku Dinas
Jakarta Barat tahun 2018, berikut jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin:
67
Tabel 3.1. Tabel Jumlah Penduduk
Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat, 2018)
No Kelurahan L P Jml Rasio Jenis
Kelamin Persentase
1 Sukabumi Selatan 22.997 22.364 45.361 102.83 13%
2 Sukabumi Utara 23.406 23.16 46.566 101.06 13%
3 Kelapa Dua 14.25 14.155 28.405 100.67 8%
4 Kebon Jeruk 32.334 32.013 64.347 101 18%
5 Duri Kepa 36.028 36.163 72.191 99.3 21%
6 Kedoya Selatan 19.573 19.243 38.816 101.71 11%
7 Kedoya Utara 27.577 27.015 54.592 102.08 16%
Jumlah 350.278
100%
68
Berikut jumlah penduduk Kecamatan Kebon Jeruk berdasarkan yang bekerja PNS berdasarkan
pendidikan terakhir yang mereka tempuh:
Tabel 3.2. Tabel Jumlah Penduduk yang Bekerja PNS Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Kelurahan SD SMP SMA PTN Jml
1 Sukabumi Selatan - 1 5 3 9
2 Sukabumi Utara - - 3 7 10
3 Kelapa Dua - - 5 5 10
4 Kebon Jeruk - - 4 7 11
5 Duri Kepa - 1 4 4 9
6 Kedoya Selatan - 1 7 2 10
7 Kedoya Utara - - 7 5 12
8 Kec. Kebon Jeruk - - 4 10 14
Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat, 2018)
69
Berikut jumlah penduduk Kecamatan Kebon Jeruk berdasarkan jumlah RT, RW, KK,
Penduduk dan Kepadatan Penduduk :
Tabel 3.3. Jumlah RT, RW, KK, Penduduk dan
Kepadatan Penduduk dalam Kecamatan Kebon Jeruk
No Kelurahan Luas
Wilayah RT RW KK Penduduk Kepadatan Penduduk
1 Sukabumi
Selatan 1,57 73 8 13.872 45.361 27.023
2 Sukabumi
Utara 1,57 103 11 14.272 46.566 29.645
3 Kelapa Dua 1,50 60 8 8.658 28.405 18.299
4 Kebon Jeruk 3,69 136 13 20.184 64.347 17.438
5 Duri Kepa 3,87 135 14 23.356 72.191 18.616
6 Kedoya 2,28 73 5 12.243 38.816 16.937
70
No Kelurahan Luas
Wilayah RT RW KK Penduduk Kepadatan Penduduk
Selatan
7 Kedoya Utara 3,15 132 11 17.246 54.592 16.510
Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat, 2018)
71
Berikut jumlah penduduk Kecamatan Kebon Jeruk berdasarkan Agama yang dianut :
Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang dianut
Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat, 2018)
No Kelurahan Islam Protestan Katolik Hindu Buddha Lainnya
1 Sukabumi Selatan 43.560 374 1.114 39 274 -
2 Sukabumi Utara 44.394 647 1.261 30 234 -
3 Kelapa Dua 26.143 798 1.258 48 154 4
4 Kebon Jeruk 55.061 3.829 4.345 63 1.034 15
5 Duri Kepa 42.583 9.787 12.965 148 6.632 73
6 Kedoya Selatan 28.461 4.059 4.602 40 1.635 19
7 Kedoya Utara 37.323 5.281 5.281 70 4.626 12
72
B. Data dan Letak Geografis Kecamatan Kebon
Jeruk
Kecamatan Kebon Jeruk merupakan salah satu
kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat,
terdiri atas 7 kelurahan, 70 RW (Rukun Warga) dan 713
RT ( Rukun Tetangga).
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007, luas wilayah
Kecamatan Kebon Jeruk adalah 17,63 km2 dengan luas
masing-masing kelurahan sebagai berikut :
a. Kelurahan Sukabumi Selatan 1,57 Km².
b. Kelurahan Sukabumi Utara 1,57 Km².
c. Kelurahan Kelapa Dua 1,50 Km²
d. Kelurahan Kebon Jeruk 3,69 Km²
e. Kelurahan Duri Kepa 3,87 Km²
f. Kelurahan Kedoya Selatan 2,28 Km²
g. Kelurahan Kedoya Utara 3,15 Km²
Tabel 3.5. Data Geografis
No Kelurahan Luas
Persentasi
Terhadap
Luas
Kecamatan
1 Sukabumi Selatan 1,57 8,91
2 Sukabumi Utara 1,57 8,91
3 Kelapa Dua 1,50 8,51
73
No Kelurahan Luas
Persentasi
Terhadap
Luas
Kecamatan
4 Kebon Jeruk 3,69 20,93
5 Duri Kepa 3,87 21,95
6 Kedoya Selatan 2,28 12,93
7 Kedoya Utara 3,15 17,87
Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota
Administrasi Jakarta Barat, 2018)
Tabel 3.6. Letak Geografis
No Letak Geografis Penjelasan
1
Letak Kecamatan
Kebon Jeruk
106º22‟42” BT -
106º58‟18” BT 5º19‟12”
LS - 6º23‟54” LS
2 Luas Wilayah 17,63 Km²
3 Letak di atas
Permukaan Laut 7 meter DPL
4 Jumlah Kelurahan 7 Kelurahan
5
Batas Wilayah
5.1. Utara
5.2. Timur
5.3. Selatan
5.4. Barat
Kel. Wijaya Kusuma,
Kec. Grogol
Petamburan, Jakarta
Barat
Kel. Kemanggisan,
Kec. Palmerah, Jakarta
74
No Letak Geografis Penjelasan
Barat
Kec. Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan dan
Kec. Ciledug, Banten.
Kec. Kembangan,
Jakarta Barat.
Sumber: (Badan Pusat Statistik Kota
Administrasi Jakarta Barat, 2018)
75
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN
Berdasarkan hasil yang peneliti amati dan juga
penelitian di lapangan, maka peneliti mendapatkan informasi
tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
program pelatihan pencak silat di Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna. Terdapat beberapa temuan yang dihadapi
para masyarakat di Kelurahan Kebon Jeruk diantaranya
kurangnya kegiatan keagamaan, masalah ekonomi dan
terkikisnya budaya betawi karena perkembangan zaman
merupakan faktor masalah utama. Masyarakat dibina dan
dilatih agar mempunyai pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis
sehingga masyarakat dapat maju dan memberdayakan dirinya
melalaui usaha-usaha ekonomi yang produktif.
Seperti yang telah di ungkapkan oleh Bapak Sabeni
selaku Pembina Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna :
“...Tujuan didirikan Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna yaitu sesuai amanah dari Kong Haji
Sinan yang mana pesennya untuk terus ngelestariin ni
pencak silat cingkrig, poles anak-anak agamanye dan
juga bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar...”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Cingkrig Serbaguna 2021).
76
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bang Iqbal
selaku Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna:
“...Menurut saya mah semenjak saya ngikut masuk
saya benerbener di rangkul, saya diajarin gimane caranye
berakhlaq yang baik, dikasih pengetahuan soal budaya
betawi, bahkan pas belajar silat saya bener-bener diayomin
banget sampe sekarang udah 3 ape 4 tahun ngikut sekarang
udah bisa ngajar-ngajar...” (Wawancara dengan Bang
Iqbal, Anggota Perkumpulan Cingkrig Serbaguna 2021).
Berikut ini adalah beberapa temuan peneliti
berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada para
informan yaitu pengurus dan anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna.
A. Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program
Pelatihan Pencak Silat
Dalam proses yang peneliti lakukan akhirnya
mendapatkan data dari sejumlah pihak melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi. Hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada sembilan narasumber terdiri dari;
Pembina Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
(satu orang), Ketua Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna ( satu orang ) dan Anggota Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna (enam orang).
77
Temuan lapangan tentang pemberdayaan di dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna melalui
program pelatihan pencak silat akan diulas menjadi
beberapa sub- judul, sebagai berikut :
1. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Ada beberapa tahapan dalam proses pemberdayaan
masyarakat diantaranya adalah:
a. Tahap Perencanaan
Musyawarah Bersama Masyarakat
1. Proses
Sebelum terbentuknya Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna tentu tidak
langsung terbentuk melainkan ada beberapa
proses. Pada awalnya cingkrig serbaguna ini
hanya turunan dari Kong Haji Sinan kepada
temannya yaitu Kong Satiri, tetapi setelah
Kong Haji Sinan meninggal dunia, beliau
berpesan kepada Kong Satiri untuk
melebarkan ilmu cingkrig serbaguna kepada
masyarakat untuk kemanfaatan masyarakat.
Akhirnya sesuai amanah beliau, Kong Satiri
pun menjalankan itu dan mengumpulkan para
rekan-rekannya serta tokoh masyarakat untuk
berkumpul dan berdiskusi tentang apa yang
mau kita buat yang tujuannya agar
78
bermanfaat untuk masyarakat dengan ilmu
yang kita bisa.
“…Dari amanah Kong Haji Sinan,
kite berembuk dan kita ni merancang kira-
kira kegiatan apa yang bisa melestarikan
budaya dan juga bisa bermanfaat bagi
orang-orang di sekililing kita …”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Cingkrig Serbaguna
2021).
Hal ini sama seperti yang di sampaikan
oleh Bang Umar selaku pengurus
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna.
“…Memang berawal dari amanah
Kong Haji Sinan, akhirnye Kong Satiri
ngajak kite semua berembuk buat mikirin
sama-sama gimane baeknya…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Cingkrig Serbaguna 2021).
2. Partisipan
Pada saat berlangsungnya kegiatan
musyawarah di hadiri oleh Kong Satiri selaku
orang yang di amanahkan oleh Kong Haji
Sinan, Bapak Sabeni, Bapak Ahyar dan
tokoh-tokoh serta para orangtua-orangtua
sekitar.
79
“…Dulu si paling yang seinget
saya yang ada pas rembukkan itu ada
Kong Satiri, Ahyar sama ada temen-
temen saya udah pada meninggal
kebanyakan, saya lupa siapa aja…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Bapak Ahyar selaku ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna:
“…Waktu entu kite emang
musyawarahin apa yang emang amanah
dari Kong Haji Sinan, kite berembuk
sama ada Babeh, pendekar Cingkrig
Serbaguna, sama masyarakat juga kita
ajak diskusiin…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Cingkrig Serbaguna 2021).
3. Metode
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna melakukan musyawarah dengan
melibatkan beberapa pihak untuk
menjalankan kegiatan tersebut partisipannya
di antaranya pembina, para orangtua-orangtua
dan para masyarakat setempat.
80
“…Waktu dulu pas kita mikirin
beginian kita mikirin kegiatan apa yang
mao kite buat dari amanah kong Haji
Sinan, kita ngobrol juga sama beberapa
orang. Kita ajak ngobrol, disitu ada ketua
dan beberapa temennya dan orangtua-
orangtua kita, sama masyarakat setempat,
dan ape tujuan dari apa yang kite
buat…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Ahyar:
“…Metode mah yang namanya di
Cingkrig Serbaguna selalu musyawarah
sih dari dulu-dulu…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Cingkrig Serbaguna 2021).
Pada penyelenggaraan pertemuan
tersebut, mereka membahas kegiatan yang
akan direncanakan dengan mengkaji terlebih
dahulu keadaan. Penyelenggaraan pertemuan
tersebut terjadi dengan cara kabar dari mulut
ke mulut, ada beberapa atas undangan dan
inisiatif.
81
4. Output
Setelah Kong Satiri berkumpul
bersama rekan-rekan dan tokoh masyarakat
sekitar dengan perbedaan pendapat dan
berbagai pertimbangan, akhirnya tercapai
hasil yaitu terbentuklah sebuah wadah
kegiatan pelatihan pencak silat yang
dinamakan Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna dengan harapan dapat
melestarikan budaya betawi dan bermanfaat
untuk masyarakat.
“…Makanya kita membuat
wadah pelatihan pencak silat cingkrig
serbaguna, itu bisa manfaat dan bisa
melestarikan budaya yang kita punya…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Ahyar:
“…Dari musyawarah kita banyak
beda pendapat, tapi alhamdulillah
akhirnya bisa sama pandangan untuk
membuat itu…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Cingkrig Serbaguna 2021).
82
5. Kendala
Pada saat melakukan kegiatan
musyawarah anggota dan masyarakat ada
beberapa kendala seperti siapa saja yang perlu
kami kumpulkan, banyaknya perbedaan
pendapat dan sulitnya menyamakan satu
pandangan.
“...Pas waktu membentuk ini ni,
ya biasa dah ada aja yang emang ragu,
tapi setelah kita bermusyawarah dan
berhubung emang banyak yang
ngedukung, akhirnya jadi lah ini ....”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Ahyar:
“…Kalo ditanya kendala pas
waktu ngerencanain mah paling
perbedaan pendapat aja si…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Cingkrig Serbaguna 2021).
83
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Pencak Silat
1. Proses
Setelah tercetus membuat sebuah
wadah pelatihan pencak silat, Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna membentuk
struktur kepengurusan agar masing-masing
divisi dapat mengetahui tugas pokoknya dan
melakukan sosialisasi agar dapat terlaksana.
“…Kami membuat kepengurusan,
ada pembina, ketua, sekertaris,
bendahara dan tim pelatih pun ada.
Sengaja ngebuat itu biar masing-masing
tau tugasnya …” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“…Setelah dibentuknye
perkumpulan, kami ngebuat susunan
organ, biar pada tau tugas-tugasnye…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Di dalam Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna ada beberapa program.
Untuk program yang dijalankan oleh
84
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dilakukan dengan cara datang
langsung ke tempat latihan. Untuk program
kerja menitik beratkan pada pelatihan pencak
silat namun ada beberapa program lain seperti
mengaji dan pelatihan marawis.
“…Buat program yang kita
utamain si pelatihan pencak silatnya, tapi
ada kegiatan lain kaya mengaji sama
latian marawis…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga di sampaikan oleh
Bapak Sabeni selaku pengurus:
“…Kalo buat program mah yang
di utamain disini ya pelatihan pencak
silat, program laen juga ada, cuma ya
selingan aje…” (Wawancara dengan
Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna melakukan rapat bersama struktur
kepengurusan dan setelah berdiskusi bersama
para struktur organisasi akhirnya memutuskan
untuk mengadakan kegiatan rutin satu minggu
satu kali dan kumpul bulanan satu kali
sebulan.
85
“…Waktu ntu kite ngumpul
ngerembuk mikirin kegiatan pelatihan ini
berape kali seminggu…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“…Kite emang dari dulu kalo
soal ape-ape selalu diomongin bareng-
bareng…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan
di adakan satu minggu satu kali pada hari
Minggu atau malam Senin berlokasi di
lapangan SMPN 229 Jakarta Barat dan satu
bulan sekali untuk kegiatan kumpul bulanan
antara pengurus dan anggota di rumah
Pembina.
“...Kegiatan pelatihan pada
umumnya satu kali seminggu di hari
Minggu dan satu bulan sekali kumpul
bulanan dan bisa ada kumpul-kumpul
kalo ada sesuatu hal. Untuk latihan kite
memakai lapangan SMPN 229 dan kalo
kumpul bulanan biasanye di rumah babeh
Sabeni…” (Wawancara dengan Bapak
86
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“...Untuk kegiatan latian silat
emang kite adain sengaja seminggu
sekali, karena kan orang-orang pasti ada
urusan-urusan laen, apalagi kebanyakan
anggota di kite anak-anak muda…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Gambar 4.1
Tempat Pelaksanaan Pelatihan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna
Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
yang terjadwal satu minggu satu kali tak
melulu soal pelatihan pencak silat. Kadang
melakukan kegiatan lain yaitu mengaji.
87
Karena bagi Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna pencak silat dan mengaji
itu adalah hal yang tak dapat dipisahkan. Di
dalam pencak silat tertanam nilai nilai utama
yaitu menanamkan nilai budi pekerti yang
baik kepada sesama, yang lebih tua dan yang
lebih muda.
“...Di cingkrig serbaguna ini kita
belajar tujuannya bukan untuk berantem
tapi mao cari persaudaraan. Makanya
nilai-nilai yang harus kita tanamkan
adalah nilai pribadi, nilai akhlaq dan
prilaku. Terutama kita mengarahin
bagaimana dia terhadap orangtuanya,
akhalaqul karimahnya gimane, ama
keluarganye gimane dan ama yang lebih
tua gimane, yang di utamain nilai itu
dulu...” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Pada hal ini Bapak Sabeni juga
menyampaikan:
“...Kalo disini kami lebih
ngeutamain gimana ini pencak silat terus
ada, dan bisa memiliki para penerus yang
hebat dan beragama..” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
88
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Gambar 4.2
Pelaksanaan Pelatihan Pencak Silat
Gambar 4.3
Pelaksanaan Kegiatan Marawis
89
Gambar 4.4
Pelaksanaan Kegiatan Pengajian dan Buka Bersama
Gambar 4.5
Kegiatan Kumpul Bulanan
Hal yang sama di sampaikan oleh
Abang Rizky selaku Anggota dari
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna:
90
“...Pertama kali masuk tuh kita
ga langsung di pegang sama guru
besarnya yak ada tim pelatih yang
ditunjuk untuk mengajar orang-orang
yang baru masuk nih kaya tahap
pengenalan, sejarah dan kaya
pengenalan-pengenalan jurus, saya
bener-bener di bina dan dari pembinaan
tuh sebenernya tuh di cingkrig serbaguna
yang pertama kan adab yak, adabnya
kaya gimana terus sopan santunnya
gimana kita di rumah di polesnya lebih ke
agamis dulu si baru ke fisiknya...”
(Wawancara dengan Abang Rizky,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna terbukti menjalankan koordinasi
dengan baik, yang dibuktikan dengan adanya
rapat rutin setiap satu bulan satu kali dengan
anggota rapat yaitu semua pengurus, pelatih
dan perwakilan anggota kelompok latihan.
2. Partisipan
Pada pelaksanaan program pelatihan
pencak silat rutin setiap satu kali seminggu
biasanya selalu di hadiri oleh pembina dan
ketua kalau masing-masing tidak ada
91
halangan, tetapi untuk tim pelatih selalu
tersedia untuk memberikan pelatihan dan
pembinaan kepada para anak-anak didik.
“...Kalo dalam pelaksanaan
pelatihan biasanya ada babeh Sabeni,
saya sendiri sama tim pelatih…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni selaku anggota:
“...Pas latihan ya paling ada
Ahyar ama tim pelatih yang emang
megang anak-anak…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
3. Metode
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna melakukan rapat para struktur
kepengurusan yang di pimpin oleh Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna, mereka bermusyawarah untuk
membahas agenda pelatihan.
“...Pada saat itu kami selaku
pengurus berdiskusi, berkumpul untuk
ngebahas kapan aja waktu latian dan
92
gimane baenya…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“...Pelaksanaan kegiatan
pelatihan kita langsung ketemu di tempat
pelaksanaan pelatihan, dateng
langsung…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Di dalam Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna ada beberapa program.
Untuk program yang dijalankan oleh
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dilakukan dengan cara datang
langsung ke tempat latihan.
4. Output
Di dalam sebuah organisasi, tentu
mempunyai target. Target dalam pelaksanaan
kegiatan pelatihan pencak silat cingkrig
serbaguna adalah sebagian besar pemuda.
“…Kalo kita ni gapunya target,
siapapun yang mau, siapapun yang niat
ingin belajar. Mau itu anak kecil atau
orang dewasa bahkan itu orang tua baik
itu perempuan atau laki-laki. Pokonya
93
kita gapunya target tertentu. Kalo di
anggota itu dari usia 7 tahun sampe
orang orang tua, tapi mayoritas anak
muda. Karena apa kita utamakan anak
muda karena kita liat dari sisi budaya
dan pergaulan sekarang itu memang itu
di butuhkan. Artinya khususnya Betawi,
kalo gabisa silat percuma jadi orang
Betawi, makanya kita fokuskan ke anak-
anak tingkat SD-SMA, agar
memperpanjang umur budaya…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Dari wawancara di atas terlihat hasil
dari apa yang dilakukan Perkumpulan
Cingkrig Serbaguna yaitu di mulai dari anak
usia 7 tahun pun ada yang menjadi anggota,
anak muda dan orangtua.
Dalam pelaksanaan pelatihan pencak
silat tentu tidak langsung mahir, semua butuh
proses dan pembinaan. Para anggota pelatihan
pencak silat cingkrig serbaguna semua
berlatih dari memang tidak bisa dan tidak
tahu, sampai menjadi bisa. Semua diberi
pelatihan dan pembinaan sesuai kurikulum
94
pelatihan, dan jika ingin naik tingkat tentu
harus mengikuti ujian kenaikan tingkat.
“...Semua anggota disini memang
dari kaga bisa ape-ape, disini mereka
dilatih dan dibina. Di latihan mereka kalo
belom bisa naek jurus kaga bakal di kasih
naek, memang kudu bisa dulu itu baru
boleh naek dan kalo emang pengen naek
itu kite ujikan dulu…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga di sampaikan oleh
Abang Ibnu selaku anggota:
“…Waktu pertama gabung si
sama sekali belom bisa bang, jadi semua
belajar dari awal banget bang sampe
akhirnya dikit-dikit ampe sekarang bisa
dah. Pembinaan di Cingkrig Serbaguna
bagus si kita dari yang gabise diajarin
bener-bener tuh sampe seluk beluknye
ampe gerakan dasarnye ampe sambutnye
tuh kita diajarin semua si, pengajaran
juga baik si…”(Wawancara dengan
Abang Ibnu, Anggota Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama di sampaikan oleh
Abang Aldi selaku anggota:
95
“…Pertama kali gabung saya
emang bener-bener orang yang awam
banget yang engga ngerti pencak silat itu
apa, cingkrig itu apa pokonya bener-
bener buta deh masalah silat Betawi
apalagi makanya saya disini bergabung
dengan Cingkrig Serbaguna tuh kepengen
tau sebenernya, tujuan saya masuk tuh
ingin tahu kebudayaan Betawi khususnya
buat Pencak Silat…”(Wawancara dengan
Aldi, Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
5. Kendala
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna tentu memiliki kendala, karena itu
adalah hal yang pasti dalam sebuah
organisasi. Untuk kendala dalam pelaksanaan
pelatihan di Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna adalah persoalan anggota
pada saat latihan tidak semua full hadir.
“…Sebenernya si kendala ada
aja. Jadi gini kita selalu kalo di umpama
di perguruan-perguruan laen memang
ketat sekali, bahkan setiap dateng itu
kudu isi daftar hadir, nah kalo kite ni
engga. Jadi kita berawal dari
kekeluargaan.…” (Wawancara dengan
96
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni :
“…Kalo buat kendala mah paling
yang sering kurang konsistennya anggota,
kadang rajin kadang kaga…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
c. Tahap Pelembagaan Menjalin Kerjasama
1. Proses
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dalam membangun relasi hanya
dengan beberapa organisasi sekitar seperti
Pemerintahan Kebon Jeruk, Forkabi, FBR,
Masyarakat dan Perguruan Pencak Silat
lainnya. Mereka terjalin relasi dengan
beberapa organisasi tersebut melainkan
karena sering menjalin silaturahmi. Seperti
misal dengan Pemerintahan Kebon Jeruk,
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna selalu dipanggil dalam acara-
acaranya. Selain itu Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna juga sering menjalin
silaturahmi dengan berlatih bersama serta
berkumpul bersama dengan sanggar-sanggar
97
lainnya dengan cara berkomunikasi terlebih
dahulu antar pihak dan biasanya saling
mengunjungi tempat latihan.
“…Jadi kita rembuk dan
berinisiatif supaya ada kesamaan
pandangan di dalam kegiatan tersebut,
jangan sampe kegiatan ini angot-angotan
maksudnya engga langgeng lah jalannya
dan masih bisa kita pantau…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
bang Umar selaku pengurus:
“…Ya waktu ntu kita berembuk
buat nyatuin pikiran…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
98
Gambar 4.6
Pemberian Cendramata
Kepada Bapak Lurah Kebon Jeruk
Dari menjalin silaturahmi Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
mendapatkan beberapa keuntungan seperti
nama makin di kenal banyak orang, tempat
latihan, perizin masyarakat dan panggilan-
panggilan untuk mengisi acara-acara. Untuk
panggilan biasanya sering di panggil untuk
mengisi pembukaan acara pada saat
Kelurahan atau Kecamatan setempat
mengadakan acara, sedangkan dari
masyarakat biasanya acara khitanan,
pernikahan, dan lain-lain.
99
2. Partisipan
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dalam hal menjalin kerjasama atau
memperluas jaringan tentu melibatkan
beberapa pihak atau beberapa orang, tetapi
hal ini lebih ditekankan kepada jajaran
pengurus, para anggota dan masyarakat
sekitar.
“…Kalo soal siapa aje yang
terlibat untuk ngenyebarluasin ini
perkumpulan tentu kepada jajaran
pengurus dan anak-anak kite, tak lupa
juga masyarakat sekitar, nah dari situ
mulut ke mulut dah…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Ahyar :
“…Partisipan mah kite utamain
masyarakat sekitar kite, terus rekan-rekan
perguruan laen, sama paling Kelurahan
sama organisasi betawi kaya Forkabi…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
100
3. Metode
Metode yang digunakan Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna hanya
dengan menjalin silaturahmi ke beberapa
instansi, acara-acara kebudayaan, sanggar-
sanggar pencak silat dan masyarakat.
“...Kalo relasi mah kite paling
dari mulut ke mulut aje si, karna kita
emang sering kumpul sama orang
kelurahan, orang kecamatan, terus juga
ada rekan-rekan perguruan laen. Ya kita
sering silaturahmi aje sama mereka,
terutama seluruh masyarakat.…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“...Untuk ngebangun relasi mah
kita paling silaturahmi aja si sama
perguruan laen, sama masyarakat paling,
dari situ mulut ke mulut dah.…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
101
4. Output
Dari apa yang dilakukan Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna yang
menjalin silaturahmi ke masyarakat, pihak
Kelurahan dan Kecamatan setempat serta
perguruan pencak silat lainnya membuka
peluang Perkumpulan Cingkrig Serbaguna
untuk menyebarluaskan dan melestarikan
kebudayaan betawi serta mendapatkan
beberapa panggilan-panggilan untuk mengisi
acara-acara apapun kebutuhan dan dari hal itu
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna mendapatkan pemasukan
keuangan untuk kas organisasi dan disisihkan
untuk dibagi ke anggota-anggota yang
bermain di acara itu.
“...Ya alhamduillah si walaupun
relasinya cuma begitu aja jarang pake
media sosial tapi orang pada tau kite, dan
ada aja si yang dateng ke kite untuk ngisi
acaranye.…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“...Berkat dari silaturahmi yang
kite jalanin, alhamdulillah rejeki ada aje
102
yang dateng.…” (Wawancara dengan
Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
5. Kendala
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna memiliki kendala dalam menjalin
relasi seperti waktu karena kesibukan masing-
masing.
“...Ya kendalanye si paling
waktu, karna kan orang ga selalu lowong,
ada yang sibuk sama pekerjaannye atau
sekolahnye.…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“...Kendalanye si paling waktu
kadang bentrok.…” (Wawancara dengan
Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
d. Tahap Pengawasan
Monitoring Pelaksanaan Program Pelatihan
Pencak Silat
1. Proses
Dengan adanya struktur kepengurusan
yang setiap divisi memiliki tugas pokonya,
maka yang bertugas dalam mengawasi
103
tumbuh kembang anggota adalah tim pelatih
dan ketua. Di setiap berjalannya kegiatan
pelatihan pencak silat cingkrig serbaguna tim
pelatih dan ketua memiliki cara tersendiri,
seperti memantau tingkat kehadiran,
kesungguh-sungguhan para anggotanya dan
memantau perkembangan dari setiap kegiatan
pelatihan yang di ajarkan.
“…Kalo untuk di bidang
pelatihan yang paling kita perhatiin itu
kerajinan dia, kita pantau terus, dan kita
disini gapernah pilah pilih mau anggota
baru atau anggota lama. Dan untuk
umum dia mau apa, ya paling kita kasih
support aja dan kasih masukan dan
rekomen. Tapi kalo dari belajar silatnya
ya kita liat dari kehadiran dia, keyakinan
dia, kesungguh-sungguhan dia baru kita
adakan pendekatan, kita kasih masukan
dengan tujuan kamu belajar bukan untuk
orang lain tapi untuk diri kamu
sendiri…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga di sampaikan oleh
Bapak Sabeni selaku Pembina:
104
“...Ya kami paling kalo
pengawasan mah pas jalannya kegiatan
pelatihan aja paling, disitu kita perhatiin
anggota-anggota kita, kita bina pelan-
pelan, sama paling kalo udah lama kaga
nongol-nongol latian, paling kita cari tau
dengan nanya ke temennya kabar dia...”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
2. Partisipan
Untuk berjalannya sebuah organisasi
tentu harus ada keterlibatan dan keaktifan
dalam setiap individu. Yang terlibat dalam
pengawasan kegiatan pelatihan adalah ketua
dan para tim pelatih.
“…Pembina, ketua dan tim
pelatih. Kita setiap jadwal latian tuh kite
katakanlah pembina dan ketua itu
berkewajiban untuk memantau. Karna
mereka dikasih jadwal cuma satu minggu
sekali, ya harus kita pantau selalu …”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan
oleh Bapak Sabeni:
105
“…Yang terlibat dalam
mengawasi anak-anak tentu ya kita semua
yang ada disini, tapi biasanya yang
emang paling tau gimane anak-anak pas
latian ya tim pelatih…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
3. Metode
Dalam hal pengawasan Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna memberikan
kepercayaan kepada tim pelatih dan ketua.
Karena tim pelatih dan ketua selalu ada dalam
berjalannya kegiatan pelatihan sehingga bisa
melakukan pemantauan secara terus menerus
proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
“…Ya untuk mengawasi tumbuh
kembang anggota saat berlatih itu kite
serahin ke tim pelatih, karna kan emang
die yang ngikutin langsung terus
menerus…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Bapak Sabeni:
“…Kalo ditanya gimane cara kite
mengawasi anak-anak ya kite paling bisa
106
pantau pas kegiatan pelatihan…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Dari apa yang di lakukan, metode
yang di gunakan Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna dalam hal pengawasan
yaitu dengan cara mengikuti langsung
kegiatan pelatihan.
4. Output
Dari cara pengawasan yang dilakukan
dengan mengikuti secara langsung dan di
awasi oleh tim pelatih serta ketua maka
mendapatkan hasil yaitu dapat lebih
mengetahui secara langsung tumbuh
kembang, kemajuan, kekurangan dan
peningkatan pelatihan setiap anggota pencak
silat cingkrig serbaguna serta dapat
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin timbul dalam suatu kegiatan
dengan membandingkan antara apa yang
diharapkan dengan apa yang dilakukan.
“…Dari tim pelatih dan juga
saya selaku ketua, dengan ngikutin secara
langsung kegiatan latihan saya jadi tau
gimana anak-anak kalo lagi latian, dan
juga jadi tau apa yang kiranya kurang…”
107
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan Bapak
Sabeni:
“…Dengan mantau langsung
intinye kite jadi tau tumbuh kembang
anak didik kite…” (Wawancara dengan
Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Gambar 4.7
Pembina, Ketua dan Tim Pelatih Cingkrig Serbaguna
5. Kendala
Dalam hal ini Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna tentu memiliki
kendala. Kendala-kendala yang sering dialami
108
seperti anggota-anggota yang tiba-tiba hilang
hingga datang berlatih lagi.
“…Jadi gini sejarah cingkrig hal-
hal itu bukan hal yang baru, kita udah
yakin banget anak ini bakal jadi, dia akti
dan sungguh-sungguh tapi tiba-tiba
mandek. Kita sebagai pengurus
menyikapinya kebutuhan hidup, kita
harus cari tahu dulu kenapa dia males,
karena kan orang lg males latian mungkin
ada kesibukan laen, misal lagi sibuk
belajar, urusan sekolah atau lagi situasi
urusan kerja, jadi kita pantau hal-hal itu
dulu, ga langsung ngomelin nah kalo
udah tau sebab musababnye baru kite
kasih arahan kalo memang itu yang
utama laksanain dulu itu kewajiban, kalo
emang udah silahkan latian lagi…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga di sampaikan oleh
Bapak Sabeni selaku pembina:
“...Kalo kendala mah ya paling
namanya latian beginian gajauh-jauh
paling kadang rajin latian kadang kaga,
ya kita bisa maklumi namanya juga anak
muda...” (Wawancara dengan Bapak
109
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
B. Hasil Dari Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat di
Dalam Perkumpulan Cingkrig Serbaguna Melalui
Program Pelatihan Pencak Silat
1. Pelestarian Budaya
Dalam bidang seni tradisi, dinamika perkembangan
kota Jakarta menyebabkan berkurangnya kegiatan
berkesenian, seperti seni lenong, silat cingkrig, seni
suara (cokek), samrah, gambang kromong, tanjidor,
palang pintu, pantun Betawi, cerita sahibul hikayat dan
lain-lain. Seni Betawi saat ini sulit berkembang
meskipun pelaku seni masih hidup dan kurang
berkreatifitas dalam berkesenian. Kondisi itu
dikhawatirkan akan menghilangnya kekayaan budaya
Betawi tersapu oleh perkembangan kehidupan
metropolitan Jakarta.
Keberadaan sebuah Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna mau tidak mau akan memberikan
dampak berupa perubahan ekosistem lingkungan hidup
dan perubahan perilaku sosial dan budaya. Dengan
adanya Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
melalui program pelatihan pencak silat dapat
memperpanjang umur budaya pencak silat sekaligus
110
agar anak-anak yang kelak akan hadir ke dunia akan
bisa merasakan budaya pencak silat.
“...Kita berjalan atas dasar amanah dari Kong
Haji Sinan, ya kita coba selalu usahakan niat baik
beliau, kita ikhlas dan kita pun ridho ngejalanin ini,
lagipula sebagai orang betawi kalo bukan kite siape
lagi...” (Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Dalam hal menyebarluaskan budaya pencak silat,
cara cingkrig serbaguna dengan memberikan
pengetahuan-pengetahuan seputar pencak silat kepada
para anggotanya, mengikuti kegiatan-kegiatan budaya
seperti festival kebudayaan, pentas-pentas dan
panggilan palang pintu.
“…Kalo untuk menyebarluaskan kite utamain
anak didik kite dulu, kite kasih mereka pemahaman,
dan juga memang kite ni engga, biasanya kan orang
menyebarluaskannya ntu melalui media sosial, nah
kite cuman paling dari kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan seni budaya, seperti festival,
pentas terus kegiatan palang pintu ntu kan memang
murni budaya. Nah paling kite untuk menyebarkannya
dari entu aja dulu atau dari kenalan dan dari mulut ke
mulut…” (Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
111
Gambar 4.8
Anggota-Anggota Yang Sedang Fokus Menyimak
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak
Sabeni :
“…Nyebar luasin dari mulut ke mulut aja
paling, terus kita sering mengunjungi atau dikunjungi
ama perguruan laen, sama paling karna kita sering
maen di acara-acara orang jadi orang pada tau kite,
beberapa guru dari sini juga ngelatih di sekolahan,
sama paling kalo ada festival budaya nah kita pasti
ikut…” (Wawancara dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
112
Gambar 4.9
Kegiatan Panggilan Acara Palang Pintu
Gambar 4.10
Pengawalan Ustad
Sebagai salah satu anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna, Abang Aldi pun merasakan
dampak dari selama bergabung di Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna.
113
“…Pertama kali gabung saya emang bener-bener
orang yang awam banget yang engga ngerti pencak
silat itu apa, cingkrig itu apa pokonya bener-bener
buta deh masalah silat Betawi apalagi makanya saya
disini bergabung dengan Cingkrig Serbaguna tuh
kepengen tau sebenernya, tujuan saya masuk tuh ingin
tahu kebudayaan Betawi khususnya buat Pencak
Silat…”(Wawancara dengan Aldi, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal ini juga disampaikan oleh anggota lainnya yaitu
Habib:
“…Pas masuk mah awalnya diajak sama temen,
ada niat kepengen belajar silat sampe sekarang udeh
setahunan ngikut udah tau dah sedikit banyaknye…”
(Wawancara dengan Habib, Anggota Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Dari bebarapa kali ikut acara-acara festival,
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna pernah
meraih penghargaan sebagai Perguruan Silat Cingkrig
terbaik se-Jakarta. Dan dari situ juga nama Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna semakin dikenal dan
diketahui banyak orang.
“…Waktu itu kita ikut acara festival budaya di
Monas, disitu kite menang dan alhamdulillah dapet
penghargaan sebagai perguruan silat cingkrig terbaik,
dan dari situ juga nama kita semakin dikenal…”
114
(Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Sabeni:
“…Festival di Monas kite menang menjadi
perguruan silat cabang cingkrig…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Gambar 4.11
Prestasi Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
Kendala yang di alami oleh Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna dalam melestarikan budaya
pencak silat antara lain; banyaknya budaya luar yang
masuk ke Indonesia sehingga mempengaruhi
masyarakat untuk mengikutinya, kurangnya kesadaran
masyarakat akan kelestarian budaya, menganggap
kebudayaan pencak silat cingkrig itu kuno.
115
“…Kalo soal kendala si ya paling anak-anak
sekarang pada kedemenan ama budaya-budaya luar
pada niru entu, dan kurang sadar akan budaya
sendiri…” (Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal ini juga disampaikan Bapak Sabeni :
“…Kendalanye mah perkembangan zaman
anak-anak mungking nganggep silat itu kuno …”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Untuk mengatasi kendala-kendala tadi,
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
mengatasinya dengan memberikan kesadaran dan
motivasi kepada para anggota dalam pelestarian
kebudayaan itu menjadi cara untuk mempertahankan
dan memelihara agar anggota tetap rajin dalam berlatih.
“…Kita liat dari kehadiran dia, keyakinan dia,
kesungguh-sungguhan dia baru kita adakan
pendekatan, kita kasih masukan dengan tujuan kamu
belajar bukan untuk orang lain tapi untuk diri kamu
sendiri…” (Wawancara dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak
Sabeni:
“...Kalo ditanya cara ngatasin kita mah selalu
ngasih pandangan ke anggota-anggota pada saat
latian…” (Wawancara dengan Bapak Sabeni,
116
Pembina Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Di dalam pencak silat tertanam nilai nilai utama
yaitu menanamkan nilai budi pekerti yang baik kepada
sesama, yang lebih tua dan yang lebih muda. Ada
kebanggaan bahwa kebudayaan Betawi masih ada yang
mau melestarikan.
“…Kalo untuk nilai-nilai ya kita tuh ada
kebanggaan bahwa budaya betawi ini masih ada yang
mau melestarikan, masih ada yang mau menjaga dan
saya berharap budaya betawi ini terus berkembang.
Di cingkrig serbaguna ini kita belajar tujuannya
bukan untuk berantem tapi mao cari persaudaraan.
Makanya nilai-nilai yang harus kita tanamkan adalah
nilai pribadi, nilai akhlaq dan prilaku. Terutama kita
mengarahin bagaimana dia terhadap orangtuanya,
akhalaqul karimahnya gimane, ama keluarganye
gimane dan ama yang lebih tua gimane, yang di
utamain nilai itu dulu dah, urusan bisa berantem ntu
nilai keberapa aja dah …” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Bapak Sabeni juga menyampaikan:
“…Kalo di dalam silat kan banyak nilai-nilai
baenya, makanye kita iringin silat ama ngaji biar
imbang…” (Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
117
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
sejak awal tak mungkin langsung memiliki banyak
anggota, semua di mulai melalui proses yang
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna lakukan.
Perkembangan jumlah anggota perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna mengalami peningkatan,
sampai saat ini berjumlah 60 anggota.
“…Perkembangan soal anak didik ya naik
turun, itu kalo lagi latihan, tapi kalo anggota yang
terdaftar itu ada kenaikan, tapi kalo untuk latian ya itu
pasang surutnya itu…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan Bapak Sabeni:
“…Kalo ditanya anggota mah banyak, ada kali
enam puluhan, tapi kalo pas latian ya naek turun kaga
nentu…” (Wawancara dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
2. Peningkatan Kesejahteraan
Berdasarkan hasil data wawancara peneliti
kepada beberapa anggota yang ikut tergabung dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna melalui
program pelatihan pencak silat, dari pelaksanaan
program banyak dari mereka yang merasa cukup
terbantu merasakan adanya perubahan dalam dirinya
mulai dari ketrampilan pencak silat, pengetahuan
118
seputar pencak silat, perubahan prilaku sampai
khususnya dari segi perekonomian. Anggota-anggota
yang tergabung dalam program tersebut dapat mencari
penghasilan tambahan sendiri dengan menjadi guru
private, guru ekstrakulikuler di sekolah, bermain palang
pintu dan berkontribusi dalam meningkatkan
penghasilan tambahan. Berikut diungkapkan oleh
Abang Iqbal dan Abang Ferry.
“...Yang saya dapet selama bergabung nih
yang pertama saya dapet pengetahuan seputar
sejarah-sejarah cingkrig, dapet juga ilmunya tentang
pencak silat buat bela diri terus benefitnya si buat
saya terutama skills ya, skills saya alhamdulillah yang
tadinya gabisa sekarang jadi bisa, yang tadinya
belajar sekarang udah bisa ngajar...” (Wawancara
dengan Abang Iqbal, Anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
“...Selama saya bergabung yang udah di
dapet ya pasti rasa kekeluargaannye, selain dapet ilmu
bela diri gitu ya ntu si yang paling kita rasain tuh
kebersamaannye, kekeluargaannye, selaen bisa belajar
ilmu bela dirinye. Selalu diingetin juga jangan cuma
latihan silatnye aje, diingetin juga agamanye ngaji kita
jadi menurut saya ntu si yang ngebentuk jadi pribadi
yang baek. Kalo buat pemasukan uang si ya
alhamdulillah dikit-dikit si dapet buat palang pintu
walaupun ga banyak gitu tapi namanya kita orang di
119
panggil, ya ada aja cukuplah buat pegangan sehari-
hari mah...” (Wawancara dengan Abang Ferry,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Salah satu contohnya adalah Abang Iqbal.
Abang Iqbal dan Abang Ferry merasakan dampak dari
program tersebut. Dengan mengisi kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah beliau perbulan bisa
mendapat pemasukan tambahan Rp. 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu rupiah) dengan melatih
ekstrakulikuler di sekolah. Dari pendapatan yang
diperolehnya tentu Abang Iqbal dan Abang Ferry dapat
berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya.
“…Dari eskul kan sekolah emang punya dana
sendiri ye, emang udah ditentuin dananya berapa, per
orang sih biasanya kalo ditunjuk dapet dua ratus lima puluh
ribu per bulan, masing-masing dapet dua ratus lima puluh
ribu deh per orang. Biasanya kalo ditunjuk tuh dua, paling
banyak tiga, dan sisa uangnya dimasukan untuk uang
kas…” (Wawancara dengan Abang Iqbal dan Abang Ferry,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
Dan dari mengisi kegiatan lain yaitu mengisi
kegiatan les private, Abang Iqbal dan Abang Ferry bisa
mendapatkan pemasukan tambahan lagi, dari kegiatan
ini beliau bisa mendapatkan Rp. 500.000 – 700.000,-
(lima ratus ribu rupiah sampai tujuh ratus ribu rupiah),
120
dari penghasilan itu beliau bagi dua dan disisihkan
untuk uang kas Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna.
“...Buat ngelatih private ada, cuman kita tuh
harus izin ke pusat dulu misalkan nih di rumah kita
mau private ntu kita kudu izin dulu ke Pembina,
biasanye langsung di acc sama babeh. Kalo untuk
latih private kan emang dari Cingkrig Serbaguna
sendiri kita gaboleh minta uang, di peseninnya emang
gitu, buat komersil dilarang, cuma kalo dikasih ambil.
Kalo dari private si biasanya lima ratus ribuan sampe
tujuh ratus ribu dan ada yang kite sisihin untuk
Cingkrig Serbaguna…” (Wawancara dengan Abang
Iqbal dan Abang Ferry, Anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Contoh lainnya adalah Abang Abib, Abang Ibnu,
Abang Aldi dan Abang Rizky. Abang Abib
mendapatkan keuangan tambahan pada setiap mengisi
acara palang pintu, khitanan atau acara-acara lain.
Sekali mengisi satu kali acara, beliau bisa mendapatkan
Rp. 100.000 – 300.000,- (seratus ribu rupiah sampai tiga
ratus ribu rupiah). Beliau mengungkapkan program ini
sangat membantu untuk membeli bensin, pegangan
jajan tambahan, dan membeli kuota.
“...Kalo di bilang dapat sedikit peningkatan
ekonomi saya ya bener, mayanlah dari panggilan ngisi
acara palang pintu bisa dapet cepe sampe tiga ratus,
121
apalagi kan saya Mahasiswa nih kaya butuhlah duit
jajan tambahan apa gimana buat jalan ama cewe dan
bisa membeli apa yang saya inginkan juga..”
(Wawancara dengan Abang Abib, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
“...Untuk merasakan pendapatan ya lumayan
si untuk ngopi-ngopi ngeroko-ngeroko, dari ngisi-ngisi
acara palang pintu disuruh babeh, buat harian mah
cukuplah nambain gitu....” (Wawancara dengan
Abang Ibnu, Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Hal yang sama juga disampaikan Abang Aldi:
“...Sedikit banyaknya si saya merasakan,
karena dengan pelatihan yang saya lakukan disana
saya dapat memiliki kapabilitas, dari situ saya sering
disuru babeh untuk ngisi acara..” (Wawancara
dengan Abang Aldi, Anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Begitupula Abang Rizky merasakannya:
“...Bener merasakan, karena kan tadinye kite
kaga bisa ape-ape jadi sekarang bise, dan dari situ
juga karena bisa jadi sering disuruh babeh maen ngisi
acara...” (Wawancara dengan Abang Rizky, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
122
Gambar 4.12
Panggilan Acara Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna
Dampak yang dirasakan oleh masing anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna setelah
mengikuti program tersebut sangat beragam. Kegiatan
pelatihan pencak silat selain dapat melestarikan dan
menjaga budaya Betawi juga dapat membantu dalam
ketrampilan, kepribadian dan bahkan pemasukan-
pemasukan keuangan tambahan.
Tabel 5.1
Data Dampak Yang Dirasakan Anggota
No. Nama Usia Sumber
Pendapatan
Hasil
Pendapatan
1. Ferry 21 Ekstrakulilkuer Rp.250.000
123
No. Nama Usia Sumber
Pendapatan
Hasil
Pendapatan
Husein Guru Private Rp.500.000
2. Ibnu
Sofyan 22
Palang Pintu Rp.100.000
-300.000
3. Muhamma
d Iqbal 21
Ekstrakulikuler
Guru Private
Rp.250.000
Rp.500.000
4.
Muhamma
d Habib
Rizky
20
Palang Pintu Rp.100.000
-300.000
5. Rizky
Kurniawan 21
Palang Pintu
Rp.100.000
-300.000
6. Aldi
Setyawan 22
Palang Pintu Rp.100.000
-300.000
Melalui program pelatihan pencak silat para
anggota merasa terbantu, pertama dalam segi
pengetahuan akan pencak silat. Kedua, ketrampilan dan
kepribadian karena dengan begitu para anggota merasa
mampu meningkatkan kapabilitas dirinya. Ketiga, bisa
mendapatkan pemasukan keuangan tambahan. Dengan
meningkatnya hal-hal tersebut, maka meningkat pula
kualitas diri dan kemandirian anggota-anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna.
124
Dapat disimpulkan bahwa dampak program
pelatihan pencak silat secara umum dapat membantu
para anggota-anggota untuk memenuhi beberapa
kebutuhan hidupnya. Peneliti melihat program pelatihan
pencak silat Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna telah sedikit menanggulangi masalah.
125
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan Masyarakat di Dalam Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna Melalui Program
Pelatihan Pencak Silat
Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang
pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan pencak
silat yang dilakukan oleh Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna. Awal berdirinya Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna karena amanah dari Kong Haji Sinan
yang di amanahkan kepada Kong Satiri yang isi amanahnya
kurang lebih karena merasa prihatin dengan budaya pencak
silat yang seiring perkembangan zaman anak-anak
menganggap pencak silat itu adalah budaya yang kuno, maka
dari itu beliau mengamanahkan kepada Kong Satiri bahwa
pencak silat perlu dilestarikan agar anak-anak penerus kita
bisa terus mengetahui dan merasakan budaya pencak silat ini
dan dari budaya pencak silat ini mudah-mudahan bisa
bermanfaat untuk masyarakat. Melalui pembentukan
Perkumpulan Pelatihan Pencak Silat tersebut anggota-anggota
kemudian dilatih agar mempunyai kemauan, pengetahuan,
dan kemampuan untuk mandiri.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini berdampak
positif pada perkembangan pemberdayaan perkumpulan itu
126
sendiri maupun masyarakat yang ikut bergabung dan
berpartisipasi. Di antara tujuan lainnya adalah untuk
melestarikan kebudayaan Betawi dan untuk memakmurkan
orang-orang disekitar, maka setiap ada yang memakai jasa
pencak silat tersebut, orang-orang yang terlibat akan diberikan
upah dan beberapa disisihkan untuk perkembangan
perkempulan tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan Parsons (dalam Anwas,
2013:49), sebagai proses, pemberdayaan menekankan bahwa
orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan
yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Selanjutnya,
Ife (dalam Anwas, 2013:49), pemberdayaan adalah
menyiapkan kepada masyarakat berupa sumberdaya,
kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan
kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan
mereka, serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan
dalam komunitas masyarakat itu sendiri.
Kegiatan pengembangan atau pemberdayaan
masyarakat diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, budaya yang lebih
baik dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan
pembangunan (Arif, 2003 dalam Tantan, 2016: 83). Dalam
konteks tersebut maka seorang pemberdaya seyogyanya harus
dapat merumuskan suatu sistem untuk dapat memberdayakan
masyarakat. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari fungsi
127
POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).
dari beberapa fungsi tersebut terhimpunlah 4 tahap yakni:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna dalam menjalankan
amanah yang disampaikan oleh Kong Haji Sinan kepada
Kong Satiri yaitu dengan cara mengumpulkan orangtua-
orangtua, tokoh masyarakat dan masyarakat untuk
melakukan kegiatan musyawarah yang dikomandoi oleh
Kong Satiri demi mencapai tujuan bersama. Salah satu
poin dalam tahap ini adalah penyelenggaraan pertemuan
yang dikomandoi oleh Kong Satiri. Pertemuan tersebut
dilakukan di rumah Kong Satiri. Pertemuan tersebut
dilakukan dengan metode musyawarah. Tahap ini
penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan dan
menghindari gesekan demi keberhasilan program
kegiatan pemberdayaan yang dilakukan.
Mereka berhasil melihat potensi, peluang dan
permasalahan yang ada. Sehingga dari pertemuan
tersebut terbentuk koordinasi agar kegiatan yang akan
dilakukan lebih terarah.
Pada saat melakukan kegiatan musyawarah
anggota dan masyarakat ada beberapa kendala seperti
siapa saja yang perlu kami kumpulkan, banyaknya
perbedaan pendapat dan sulitnya menyamakan satu
128
pandangan. Setelah Kong Satiri berkumpul bersama
rekan-rekan dan tokoh masyarakat sekitar dengan
perbedaan pendapat dan berbagai pertimbangan,
akhirnya tercapai hasil yaitu terbentuklah sebuah wadah
kegiatan pelatihan pencak silat yang dinamakan
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna dengan
harapan dapat melestarikan budaya betawi dan
bermanfaat untuk masyarakat.
Hal tersebut sesuai dengan Muhtadi dan Tantan
(2013), perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan ini diperlukan untuk
menyamakan persepsi.
Berdasarkan pernyataan di atas menurut peneliti,
tahap perencanaan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam membentuk suatu organisasi, karena
dengan begitu berjalannya organisasi dapat lebih
terarah.
2. Tahap Pelaksanaan
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
membentuk struktur kepengurusan agar masing-masing
divisi dapat mengetahui tugas pokoknya dan melakukan
sosialisasi agar dapat terlaksana. Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna melakukan rapat bersama
129
struktur kepengurusan dan setelah berdiskusi bersama
para struktur organisasi akhirnya memutuskan untuk
mengadakan kegiatan rutin satu minggu satu kali dan
kumpul bulanan satu kali sebulan.
Untuk kegiatan pelatihan di adakan satu minggu
satu kali pada hari Minggu atau malam Senin berlokasi
di lapangan SMPN 229 Jakarta Barat dan satu bulan
sekali untuk kegiatan kumpul bulanan antara pengurus
dan anggota di rumah Bapak Sabeni. Dalam
pelaksanaan pelatihan pencak silat tentu tidak langsung
mahir, semua butuh proses dan pembinaan. Para
anggota pelatihan pencak silat cingkrig serbaguna
semua berlatih dari memang tidak bisa dan tidak tahu,
sampai menjadi bisa. Semua diberi pelatihan dan
pembinaan sesuai kurikulum pelatihan, dan jika ingin
naik tingkat tentu harus mengikuti ujian kenaikan
tingkat. Tahap pelaksanaan merupakan tahapan kedua
yang harus dilakukan oleh pemberdaya untuk
meningkatkan pelestarian budaya, ketrampilan dan
menyebarluaskan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya serta bisa bermanfaat dalam ekonomi. Pada
tahap kedua ini pelaksanaan program dapat berlangsung
dengan baik, penuh semangat dan berjalan.
Menurut (Suharto, 2005: 79) yakni tahap
implementasi intinya menunjuk pada perubahan proses
perencanaan pada tingkat abstraksi yang lebih rendah.
130
Penerapan kebijakan atau pemberian pelayanan
merupakan tujuan, sedangkan proses atau kegiatan
untuk mencapainya adalah alat pencapaian tujuan.
Berdasarkan pernyataan di atas menurut peneliti,
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna terbukti
menjalankan koordinasi dengan baik dalam
pelaksanaan, yang dibuktikan dengan adanya rapat rutin
setiap satu bulan satu kali dengan anggota rapat yaitu
semua pengurus, pelatih dan perwakilan anggota
kelompok latihan.
3. Tahap Pelembagaan
Tahap pelembagaan yang dilakukan
Perkumpulan Pencak Silat cingkrig Serbaguna
merupakan tahapan untuk menjalin kerjasama kepada
instansi sekitar, masyarakat dan sanggar-sanggar pencak
silat lainnya. Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dalam membangun relasi hanya dengan
beberapa organisasi sekitar seperti Pemerintahan Kebon
Jeruk, Forkabi, FBR, Masyarakat dan Perguruan
Pencak Silat lainnya. Mereka terjalin relasi dengan
beberapa organisasi tersebut melainkan karena sering
menjalin silaturahmi. Seperti misal dengan
Pemerintahan Kebon Jeruk, Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna selalu dipanggil dalam acara-
acaranya. Selain itu Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
131
Serbaguna juga sering menjalin silaturahmi dengan
berlatih bersama serta berkumpul bersama dengan
sanggar-sanggar lainnya dengan cara berkomunikasi
terlebih dahulu antar pihak dan biasanya saling
mengunjungi tempat latihan.
Dari apa yang dilakukan Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna yang menjalin silaturahmi
kepada masyarakat, pihak Kelurahan dan Kecamatan
setempat serta perguruan pencak silat lainnya membuka
peluang Perkumpulan Cingkrig Serbaguna untuk
menyebarluaskan dan melestarikan kebudayaan betawi
serta mendapatkan beberapa panggilan-panggilan untuk
mengisi acara-acara apapun kebutuhan dan dari hal itu
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
mendapatkan pemasukan keuangan untuk kas organisasi
dan disisihkan untuk dibagi ke anggota-anggota yang
bermain di acara itu.
Dalam kaitan tahapan pelembagaan,
pengembangan masyarakat terdapat beberapa model
salah satunya adalah model intervensi. Model tersebut
mengatakan bahwa program atau kegiatan yang akan
diadakan oleh masyarakat haruslah selaras dan dipantau
oleh fasilitator. Dalam tahap ini masyarakat dan
fasilitator sama-sama bekerja tim untuk membuat skema
berjalannya kegiatan (Muhtadi & Hermansah, 2013:
112).
132
Berdasarkan pernyataan di atas menurut
peneliti, Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
telah terbukti menjalin kerjasama antara pengurus
organisasi, anggota, masyarakat dan beberapa sanggar
pencak silat lainnya untuk mencapai tujuan.
4. Tahap Pengawasan
Tahap ini dapat kita kenal dengan monitoring.
Monitoring adalah pemantauan secara terus menerus
proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Dengan
adanya struktur kepengurusan yang setiap divisi
memiliki tugas pokonya, maka yang bertugas dalam
mengawasi tumbuh kembang anggota adalah tim pelatih
dan ketua. Di setiap berjalannya kegiatan pelatihan
pencak silat cingkrig serbaguna tim pelatih dan ketua
memiliki cara tersendiri, seperti memantau tingkat
kehadiran, kesungguh-sungguhan para anggotanya, dan
memantau perkembangan dari setiap kegiatan pelatihan
yang di ajarkan.
Dalam hal pengawasan Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna memberikan kepercayaan
kepada tim pelatih dan ketua. Karena tim pelatih dan
ketua selalu ada dalam berjalannya kegiatan pelatihan
sehingga bisa melakukan pemantauan secara terus
menerus proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
133
Monitoring merupakan aktivitas yang
berkelanjutan yang utamanya dimaksudkan untuk
memberikan informasi dalam mengidentifikasi
perubahan yang terjadi dalam tahap implementasi.
Monitoring merupakan mekanisme yang digunakan
untuk megoreksi penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin timbul dalam suatu kegiatan dengan
membandingkan antara apa yang diharapkan dengan apa
yang dilakukan. Monitoring dapat dilakukan dengan
mengikuti langsung kegiatan atau membaca hasil
laporan dari pelaksanaan kegiatan (Suharto, 2005).
Dari cara pengawasan yang dilakukan dengan
mengikuti secara langsung dan di awasi oleh tim pelatih
serta ketua maka mendapatkan hasil yaitu dapat lebih
mengetahui secara langsung tumbuh kembang,
kemajuan, kekurangan dan peningkatan pelatihan setiap
anggota pencak silat cingkrig serbaguna serta dapat
megoreksi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
timbul dalam suatu kegiatan dengan membandingkan
antara apa yang diharapkan dengan apa yang dilakukan.
Berdasarkan pernyataan di atas menurut peneliti,
merupakan tahapan dimana pelaksanaan program
diawasi dan dipantau apakah berjalan sesuai atau tidak.
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
melakukannya dengan cara mengikuti secara langsung
jalannya kegiatan pelatihan.
134
B. Hasil Dari Pemberdayaan Masyarakat di Dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
Melalui Program Pelatihan Pencak Silat
1. Pelestarian Budaya
Dalam bidang seni tradisi, dinamika
perkembangan kota Jakarta menyebabkan berkurangnya
kegiatan berkesenian, seperti seni lenong, silat cingkrig,
seni suara (cokek), samrah, gambang kromong, tanjidor,
palang pintu, pantun Betawi, cerita sahibul hikayat dan
lain-lain. Seni Betawi saat ini sulit berkembang
meskipun pelaku seni masih hidup dan kurang
berkreatifitas dalam berkesenian. Kondisi itu
dikhawatirkan akan menghilangnya kekayaan budaya
Betawi tersapu oleh perkembangan kehidupan
metropolitan Jakarta.
Keberadaan sebuah Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna mau tidak mau akan memberikan
dampak berupa perubahan ekosistem lingkungan hidup
dan perubahan perilaku sosial dan budaya. Dengan
adanya Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
melalui program pelatihan pencak silat dapat
memperpanjang umur budaya pencak silat sekaligus
agar anak-anak yang kelak akan hadir ke dunia akan
bisa merasakan budaya pencak silat.
135
Pengembangan budaya adalah suatu proses
meningkatkan atau mempertahankan kebiasaan yang
ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan
masyarakat yang menggambarkan bagaimana budaya
dan masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu yang
banyak ditunjukkan sebagai pengaruh global.
Pengembangan budaya dikembangkan secara luas
melalui kepentingan transnasional. Segala bentuk
kesenangan ikut terlibat dalam upaya pengembangan
budaya ini. Untuk menghadapi globalisasi budaya,
sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan budaya
lokal mereka sendiri yang menjadi keunikan
wilayahnya, tetapi globalisasi budaya ini merupakan
komponen penting dalam pengembangan masyarakat
wilayahnya sendiri (Ife & Tesoriero, 2014).
Dalam hal menyebarluaskan budaya pencak
silat, cara Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dengan memberikan pengetahuan-
pengetahuan seputar pencak silat kepada para
anggotanya, mengikuti kegiatan-kegiatan budaya seperti
festival kebudayaan, pentas-pentas dan panggilan
palang pintu. Dari bebarapa kali ikut acara-acara
festival, Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
pernah meraih penghargaan sebagai Perguruan Silat
Cingkrig terbaik se-Jakarta. Dan dari situ juga nama
136
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna semakin
dikenal dan diketahui banyak orang.
Berdasarkan pernyataan di atas menurut peneliti,
apa yang telah di lakukan Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna melalui program pelatihan pencak
silat ini telah membantu untuk terus memelihara budaya
Betawi yaitu pencak silat dapat terus dinikmati sampai
sekarang oleh kita semua. Selain itu, Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna telah membantu para
anggota-anggotanya untuk meningkatkan kapabilitas
setiap anggota-anggotanya. Program pelatihan pencak
silat menjadi modal awal proses pemberdayaan kepada
anggota-anggotanya. Modal yang dimaksud adalah
ketrampilan dalam pencak silat.
2. Peningkatan Kesejahteraan
Pelaksanaan program pelatihan pencak silat di
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna selain
menimbulkan peningkatan kapabilitas anggota-
anggotanya, terdapat juga dampak ekonomi dari adanya
peningkatan pendapatan yang dilihat dari banyaknya
anggota-anggotanya.
Kesejahteraan subjektif merupakan tingkat
kesejahteraan seorang individu yang dilihat secara
personal yang diukur dalam bentuk kepuasan dan
kebahagiaan. Dalam Australian Journal of Social Issues,
137
mengatakan bahwa Amartya Sen mengusulkan
pendekatan „kapabilitas‟ untuk kesejahteraan pribadi
berdasarkan kebebasan dalam memilih. Penciptaan
potensi atau kemampuan manusia dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan keluarga. Kapabilitas
merupakan elemen penting dan paling mendasar dari
seorang manusia. Melalui peningkatan kapabilitas atau
kemampuan yang dimilikinya, manusia mampu
merespon peluang-peluang yang ada sehingga dapat
mempengaruhi perubahan sosial dan ekonominya
(Ransome, 2010). Inti kesejahteraan adalah kapabilitas.
Setiap masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan program bagi setiap warganya,
khususnya anak-anak dan gender sehingga mereka dapat
mencapai pemenuhan kebutuhan maksimal dan
berkembang menjadi manusia yang capable.
Berdasarkan hasil data wawancara peneliti
kepada beberapa anggota yang ikut tergabung dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna melalui
program pelatihan pencak silat, dari pelaksanaan
program banyak dari mereka yang merasa cukup
terbantu merasakan adanya perubahan dalam dirinya
mulai dari ketrampilan pencak silat, pengetahuan
seputar pencak silat, perubahan prilaku sampai
khususnya dari segi perekonomian. Anggota-anggota
yang tergabung dalam program tersebut dapat mencari
138
penghasilan tambahan sendiri dengan menjadi guru
private, guru ekstrakulikuler di sekolah, bermain palang
pintu dan berkontribusi dalam meningkatkan
penghasilan tambahan. Dengan apa yang dilakukan,
selain dapat memelihara budaya pencak silat dan
melestarikannya, tetapi juga mendapatkan tambahan
ekonomi.
Pendapatan yang mereka dapat pun bervariatif di
setiap kegiatan yang dilakukan. Salah satu contohnya
adalah Abang Iqbal. Abang Iqbal dan Abang Ferry
merasakan dampak dari program tersebut. Dengan
mengisi kegiatan ekstrakulikuler di sekolah beliau
perbulan bisa mendapat pemasukan tambahan Rp.
250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan
melatih ekstrakulikuler di sekolah. Dari pendapatan
yang diperolehnya tentu Abang Iqbal dan Abang Ferry
dapat berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya. Dan dari mengisi kegiatan lain yaitu mengisi
kegiatan les private, Abang Iqbal dan Abang Ferry bisa
mendapatkan pemasukan tambahan lagi, dari kegiatan
ini beliau bisa mendapatkan Rp. 500.000 – 700.000,-
(lima ratus ribu rupiah sampai tujuh ratus ribu rupiah),
dari penghasilan itu beliau bagi dua dan disisihkan
untuk uang kas Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna.
139
Contoh lainnya adalah Abang Abib dan Abang
Ibnu. Abang abib mendapatkan keuangan tambahan
pada setiap mengisi acara palang pintu, khitanan atau
acara-acara lain. Sekali mengisi satu kali acara, beliau
bisa mendapatkan Rp. 100.000 – 300.000,- (seratus ribu
rupiah sampai tiga ratus ribu rupiah). Beliau
mengungkapkan program ini sangat membantu untuk
membeli bensin, pegangan jajan tambahan, dan
membeli kuota.
Dampak yang dirasakan oleh masing-masing
anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
setelah mengikuti program tersebut sangat beragam.
Kegiatan pelatihan pencak silat selain dapat
melestarikan dan memelihara budaya Betawi juga dapat
membantu dalam ketrampilan, kepribadian dan bahkan
pemasukan-pemasukan keuangan tambahan.
Berdasarkan pernyataan di atas menurut peneliti,
melalui program pelatihan pencak silat para anggota
merasa terbantu, pertama dalam segi pengetahuan akan
pencak silat. Kedua, ketrampilan dan kepribadian
karena dengan begitu para anggota merasa mampu
meningkatkan kapabilitas dirinya. Ketiga, bisa
mendapatkan pemasukan keuangan tambahan. Dengan
meningkatnya hal-hal tersebut, maka meningkat pula
kualitas diri dan kemandirian anggota-anggota
140
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna. Dapat
disimpulkan bahwa dampak program pelatihan pencak
silat secara umum dapat membantu para anggota-
anggota untuk memenuhi beberapa kebutuhan hidupnya.
141
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian dan penelitian diatas yang
dilakukan oleh peneliti dengan cara pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi di
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat dalam pelaksanaan Program Pelatihan Pencak
Silat maka dapat disimpulkan proses dan hasil pemberdayaan
yang dilakukan oleh Perkumpulan Pencak Silat CIngkrig
Serbaguna yaitu sebagai berikut:
1. Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna :
a. Tahap Perencanaan
Berawal dari amanah Kong Haji Sinan
kepada Kong Satiri yang berisi untuk
menyebarluaskan ilmu pencak silat ini yang selain
dapat memelihara kebudayaan betawi dan juga
dapat bermanfaat untuk masyarakat, akhirnya
Kong Satiri mengumpulkan orangtua-orangtua
lingkungan sekitar dan beberapa tokoh dengan
mengundangnya untuk bermusyawarah
menyatukan pendapat dan pikiran mengenai apa
yang mau kita buat, bagaimana jalannya kegiatan
dan apa manfaat untuk masyarakat.
142
Dengan segala gesekan dan perbedaan
pendapat, alhamdulillah akhirnya kita dapat sama-
sama menyatukan pandangan dengan membentuk
sebuah wadah kepengurusan perkumpulan pencak
silat yang dimana para anggota-anggotanya akan
dilatih dan dibina baik sisi ilmu pencak silatnya
dan juga sisi agamanya.
b. Tahap Pelaksanaan
Di dalam Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna ada beberapa program. Untuk program
yang dijalankan oleh Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna dilakukan dengan cara datang
langsung ke tempat latihan. Untuk program kerja
menitik beratkan pada pelatihan pencak silat
namun ada beberapa program lain seperti mengaji
dan pelatihan marawis. Pada tahap pelaksanaan ini
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
memberikan pelatihan seputar ilmu pencak silat
dan membentuk kepribadian anggota-anggotanya
dengan kegiatan keagamaan seperti mengaji.
c. Tahap Pelembagaan
Pada tahap ini Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna melakukan kerja sama kepada
Kecamatan, Kelurahan, Organisasi sekitar dan
perguruan pencak silat lainnya. Dengan tujuan
agar dapat menyebarluaskan Perkumpulan Pencak
143
Silat Cingkrig Serbaguna, melestarikan budaya
pencak silat dan bisa mendapatkan panggilan-
panggilan untuk mengisi acara.
d. Tahap Pengawasan
Monitoring pada program pelatihan pencak
silat di Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna dilakukan pada setiap hari pelaksanaan
pelatihan, yaitu satu minggu sekali. Yang
bertanggung jawab dalam hal monitoring yaitu
Bapak pembina dan Ketua tetapi diutamakan
kepada tim pelatih karena beliau yang sangat
mengetahui tumbuh kembang anggota-
anggotanya.
2. Hasil Dari Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat di
Dalam Perkumpulan Cingkrig Serbaguna Melalui
Program Pelatihan Pencak Silat
a. Peningkatan Pelestarian Budaya
Keberadaan sebuah Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna mau tidak mau akan
memberikan dampak berupa perubahan ekosistem
lingkungan hidup dan perubahan perilaku sosial
dan budaya. Dengan adanya Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna melalui program
pelatihan pencak silat dapat memperpanjang umur
budaya pencak silat sekaligus agar anak-anak
144
yang kelak akan hadir ke dunia akan bisa
merasakan budaya pencak silat.
Dalam hal menyebarluaskan budaya pencak
silat, cara cingkrig serbaguna dengan memberikan
pengetahuan-pengetahuan seputar pencak silat
kepada para anggotanya, mengikuti kegiatan-
kegiatan budaya seperti festival kebudayaan,
pentas-pentas dan panggilan palang pintu. Dari
bebarapa kali ikut acara-acara festival,
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
pernah meraih penghargaan sebagai Perguruan
Silat Cingkrig terbaik se-Jakarta. Dan dari situ
juga nama Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna semakin dikenal dan diketahui banyak
orang.
b. Peningkatan Kesejahteraan
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna melalui program pelatihan pencak silat,
dari pelaksanaan program banyak dari mereka
yang merasa cukup terbantu merasakan adanya
perubahan dalam dirinya mulai dari ketrampilan
pencak silat, pengetahuan seputar pencak silat,
perubahan prilaku sampai khususnya dari segi
perekonomian. Anggota-anggota yang tergabung
dalam program tersebut dapat mencari
penghasilan tambahan sendiri dengan menjadi
145
guru private, guru ekstrakulikuler di sekolah,
bermain palang pintu dan berkontribusi dalam
meningkatkan penghasilan tambahan.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna melalui
program pelatihan pencak silat dan peneliti yang selanjutnya
akan meneliti mengenai Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna yaitu sebagai berikut:
1. Kepada para anggota-anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna harus tetap semangat berlatih
dan melestarikan budaya pencak silat ini, karena dengan
melakukan hal itu kita akan bisa melihat pencak silat
akan terus ada di masa depan.
2. Kepada Pembina dan Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna agar terus menyebarluaskan budaya
pencak silat ini ke lebih banyak jangkauan.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar bisa
mengembangkan penelitian ini lebih dalam lagi dari
berbagai aspek pemberdayaan.
146
DAFTAR PUSTAKA
Adi, I. R. (2002). Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga penerbit FE UI.
Anwas, M. O. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era
Global. Bandung: Alfabeta.
Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat. (2018).
Kecamatan Kebon Jeruk dalam Angka.
Emzir, M., & Pd, M. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif
Analisis data. Jakarta: Raja Grafindo.
Fahrudin, A. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial.
Bandung: Pt Refika Aditama.
Ife, J., & Tesoriero, F. (2014). Community Development:
Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era
Globalisasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Mahendra, A. (2004). Model Pendidikan Gerak. Bandung:
FPOK UPI.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data
Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Muhtadi, & Hermansah, T. (2013). Manajemen
Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta: UIN Jakarta
Press.
Nawi, G. J. (2016). Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi:
Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ransome, B. (2010). Sen and Aristotle on wellbeing.
Australian Journal of Social Issues, 45(1), 41–52.
https://doi.org/10.1002/j.1839-4655.2010.tb00162.x
Soekanto, S. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali.
147
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat,
Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Pt
Refika Aditama.
Suryana. (2010). Metode Penelitian Model Praktis Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: UPI.
148
LAMPIRAN
149
Lampiran 1
SURAT-SURAT
150
151
152
Lampiran 2
Dokumentasi
Selesai Pelatihan Pencak Silat
Acara Palang Pintu
153
Wawancara Dengan Bapak Ahyar
Wawancara Dengan Bapak Sabeni
154
Wawancara Dengan Abang Iqbal
Wawancara Dengan Abang Ibnu dan Rizky
155
Wawancara Dengan Abang Ferry
Wawancara Dengan Abang Aldi
156
Wawancara Dengan Abang Habib
157
Lampiran 3
CATATAN OBSERVASI
Nama Pengamat : Taufik Hidayatulloh
Waktu : 4 Maret 2020 – 15 April 2021
Tempat : Jl. H. Marjuki No.59, RT.5/RW.3, Kb.
Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta
Barat
Metode : Observasi Terbuka
Materi : Pemberdayaan Masyarakat di Dalam
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna Melalui Program Pelatihan
Pencak Silat Dalam Peningkatan
Pelestarian Budaya dan Kesejahteraan
No Tanggal Observa
si Ke -
Objek
Observasi
Aktivitas
1. 04 Maret
2020
Ke- 1
(satu)
Rumah
Bapak
Sabeni
Pembina
PPSCS
Pada pertemuan
pertama ini,
peneliti
mengunjungi
PPSCS tepat
pada puku 07.20
WIB (ba‟da
158
Isya) untuk
bertemu
Pembina PPSCS
dan meminta
izin penelitian
sekaligus
melihat kegiatan
pelatihan.
2. 10 Febuari
2021
Ke- 2
(dua)
Rumah
Bapak
Sabeni
Pembina
PPSCS
Pada pertemuan
kedua ini pada
pukul 07.45
WIB peneliti
bersilaturahmi
ke rumah dan
mewawancarai
Bapak Sabeni
Banteng
(Pembina
PPSCS) dengan
pertanyaan yang
sudah peneliti
susun.
3. 11 April
2021
Ke- 3
(tiga)
Rumah
Bapak
Ahyar
Pada pertemuan
ketiga ini pada
pukul 14.00
159
Ketua
PPSCS
WIB peneliti
bersilaturahmi
ke rumah dan
mewawancarai
Bapak Ahyar
(Ketua PPSCS)
dengan
pertanyaan yang
sudah peneliti
susun.
4. 13 April
2021
Ke- 4
(empat)
Noza Kopi Pada pertemuan
keempat ini
peneliti janjian
dengan Abang
Iqbal, Abang
Ferry, Abang
Ibnu dan Abang
Rizky pada
pukul 07.00
WIB untuk
mewawancarai
dengan susunan
wawancara yang
sudah peneliti
susun.
160
5. 15 April
2021
Ke- 5
(lima)
Kedai
Lante Satu
Pada pertemuan
kelima ini
peneliti janjian
dengan Abang
Aldi dan Abang
Habib pada
pukul 15.00
WIB untuk
mewawancarai
dengan susunan
wawancara yang
sudah peneliti
susun.
161
Lampiran 4
Pedoman Wawancara untuk PPSCS
A. Tahap Perencanaan
1. Bagaimana proses melakukan perencanaan
untuk membuat pelatihan di dalam
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna?
2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam proses
perencanaan untuk membuat pelatihan di
dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna?
3. Metode apa yang digunakan dalam proses
perencanaan pelatihan pencak silat singkrig
serbaguna? Misal diskusi atau seperti apa?
4. Bagaimana hasil dari perencanaan?
5. Apa saja kendala pada saat merencanakan?
B. Tahap Pelaksanaan
6. Bagaimana proses melaksanakan program
pelatihan pencak silat di perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna?
7. Program apa saja yang ada di Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna?
8. Berapa kali kegiatan pelaksanaan pelatihan?
9. Adakah kegiatan penunjang lainnya?
10. Bagaimana cara anda memberi pelatihan?
162
11. Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan?
C. Tahap Pelembagaan
12. Bagaimana proses perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna menjalin kerjasama?
13. Siapa saja pihak yang kerjasama dengan
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna?
14. Bagaimana cara Perkumpulan Pencak silat
cingkrig serbaguna menjalin kerjasama?
15. Apa hasil dari kerjasama yang perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna lakukan?
16. Apa kendala dalam menjalin kerjasama?
D. Tahap Pengawasan
17. Bagaimana proses yang perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna lakukan dalam
melakukan pengawasan?
18. Siapa saja yang terlibat untuk mengawasi
jalannya kegiatan pelaksanaan program?
19. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna dalam melakukan
pengawasan program?
20. Apa hasil yang didapat?
21. Apa kendala dalam melakukan pengawasan?
E. Pelestarian Budaya
163
22. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
melestarikan dan menyebarluaskan budaya
pencak silat?
23. Apa prestasi yang sudah di dapat?
24. Apa kendala dalam melestarikan budaya?
25. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna mengatasi kendala
melestarikan budaya?
26. Apa nilai-nilai dari pencak silat?
27. Berapa anggota sekarang di perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna?
F. Dampak yang dirasakan
28. Selama bergabung apa yang sudah dampak
yang dirasakan?
29. Apakah anda merasakan ada peningkatan
ekonomi?
30. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
164
TRANSKIP WAWANCARA
Bapak Sabeni Pembina PPSCS
A. Tahap Perencanaan
1. Bagaimana proses melakukan perencanaan
untuk membuat pelatihan di dalam
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna?
“…Dari amanah Kong Haji Sinan,
kite berembuk dan kita ni merancang kira-
kira kegiatan apa yang bisa melestarikan
budaya dan juga bisa bermanfaat bagi
orang-orang di sekililing kita …”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Cingkrig
Serbaguna 2021).
2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam proses
perencanaan untuk membuat pelatihan di
dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna?
“…Dulu si paling yang seinget
saya yang ada pas rembukkan itu ada
Kong Satiri, Ahyar sama ada temen-temen
saya udah pada meninggal kebanyakan,
saya lupa siapa aja…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Cingkrig Serbaguna 2021).
165
3. Metode apa yang digunakan dalam proses
perencanaan pelatihan pencak silat singkrig
serbaguna? Misal diskusi atau seperti apa?
“…Waktu dulu pas kita mikirin
beginian kita mikirin kegiatan apa yang
mao kite buat dari amanah kong Haji
Sinan, kita ngobrol juga sama beberapa
orang. Kita ajak ngobrol, disitu ada ketua
dan beberapa temennya dan orangtua-
orangtua kita, sama masyarakat setempat,
dan ape tujuan dari apa yang kite buat…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
4. Bagaimana hasil dari perencanaan?
“…Makanya kita membuat wadah
pelatihan pencak silat cingkrig serbaguna,
itu bisa manfaat dan bisa melestarikan
budaya yang kita punya…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
5. Apa saja kendala pada saat merencanakan?
“...Pas waktu membentuk ini ni, ya
biasa dah ada aja yang emang ragu, tapi
setelah kita bermusyawarah dan
berhubung emang banyak yang ngedukung,
akhirnya jadi lah ini ....” (Wawancara
166
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
B. Tahap Pelaksanaan
6. Bagaimana proses melaksanakan program
pelatihan pencak silat di perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna?
“…Setelah dibentuknye
perkumpulan, kami ngebuat susunan
organ, biar pada tau tugas-tugasnye…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
7. Program apa saja yang ada di Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna?
“…Kalo buat program mah yang
di utamain disini ya pelatihan pencak silat,
program laen juga ada, cuma ya selingan
aje…” (Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
8. Bagaimana proses awal agenda pelatihan?
“…Kite emang dari dulu kalo soal
ape-ape selalu diomongin bareng-
bareng…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
9. Berapa kali kegiatan pelaksanaan pelatihan?
167
“...Untuk kegiatan latian silat
emang kite adain sengaja seminggu sekali,
karena kan orang-orang pasti ada urusan-
urusan laen, apalagi kebanyakan anggota
di kite anak-anak muda…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
10. Bagaimana cara anda memberi pelatihan?
“...Kalo disini kami lebih
ngeutamain gimana ini pencak silat terus
ada, dan bisa memiliki para penerus yang
hebat dan beragama..” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
11. Siapa saja partisipan dalam pelaksanaan
program?
“...Pas latihan ya paling ada
Ahyar ama tim pelatih yang emang megang
anak-anak…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
12. Bagaimana cara pelaksanaan kegiatan pelatihan
pencak silat cingkrig serbaguna?
“...Pelaksanaan kegiatan pelatihan
kita langsung ketemu di tempat
pelaksanaan pelatihan, dateng
168
langsung…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
13. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program?
“...Semua anggota disini memang
dari kaga bisa ape-ape, disini mereka
dilatih dan dibina. Di latihan mereka kalo
belom bisa naek jurus kaga bakal di kasih
naek, memang kudu bisa dulu itu baru
boleh naek dan kalo emang pengen naek
itu kite ujikan dulu…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
14. Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan?
“…Kalo buat kendala mah paling
yang sering kurang konsistennya anggota,
kadang rajin kadang kaga…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
C. Tahap Pelembagaan
15. Bagaimana proses perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna menjalin kerjasama?
“…Jadi kita rembuk dan
berinisiatif supaya ada kesamaan
pandangan di dalam kegiatan tersebut,
169
jangan sampe kegiatan ini angot-angotan
maksudnya engga langgeng lah jalannya
dan masih bisa kita pantau…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
16. Siapa saja pihak yang kerjasama dengan
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna?
“…Kalo soal siapa aje yang
terlibat untuk ngenyebarluasin ini
perkumpulan tentu kepada jajaran
pengurus dan anak-anak kite, tak lupa juga
masyarakat sekitar, nah dari situ mulut ke
mulut dah…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
17. Bagaimana cara Perkumpulan Pencak silat
cingkrig serbaguna menjalin kerjasama?
“...Untuk ngebangun relasi mah
kita paling silaturahmi aja si sama
perguruan laen, sama masyarakat paling,
dari situ mulut ke mulut dah.…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
18. Apa hasil dari kerjasama yang perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna lakukan?
170
“...Berkat dari silaturahmi yang
kite jalanin, alhamdulillah rejeki ada aje
yang dateng.…” (Wawancara dengan
Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
19. Apa kendala dalam menjalin kerjasama?
“...Kendalanye si paling waktu
kadang bentrok.…” (Wawancara dengan
Bapak Sabeni, Pembina Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
D. Tahap Pengawasan
20. Bagaimana proses yang perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna lakukan dalam
melakukan pengawasan?
“...Ya kami paling kalo
pengawasan mah pas jalannya kegiatan
pelatihan aja paling, disitu kita perhatiin
anggota-anggota kita, kita bina pelan-
pelan, sama paling kalo udah lama kaga
nongol-nongol latian, paling kita cari tau
dengan nanya ke temennya kabar dia...”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
21. Siapa saja yang terlibat untuk mengawasi
jalannya kegiatan pelaksanaan program?
“…Yang terlibat dalam mengawasi
anak-anak tentu ya kita semua yang ada
171
disini, tapi biasanya yang emang paling
tau gimane anak-anak pas latian ya tim
pelatih…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
22. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna dalam melakukan
pengawasan program?
“…Kalo ditanya gimane cara kite
mengawasi anak-anak ya kite paling bisa
pantau pas kegiatan pelatihan…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
23. Apa hasil yang didapat?
“…Dengan mantau langsung
intinye kite jadi tau tumbuh kembang anak
didik kite…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
24. Apa kendala dalam melakukan pengawasan?
“...Kalo kendala mah ya paling
namanya latian beginian gajauh-jauh
paling kadang rajin latian kadang kaga, ya
kita bisa maklumi namanya juga anak
muda...” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
172
E. Pelestarian Budaya
25. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
melestarikan dan menyebarluaskan budaya
pencak silat?
“…Nyebar luasin dari mulut ke
mulut aja paling, terus kita sering
mengunjungi atau dikunjungi ama
perguruan laen, sama paling karna kita
sering maen di acara-acara orang jadi
orang pada tau kite, beberapa guru dari
sini juga ngelatih di sekolahan, sama
paling kalo ada festival budaya nah kita
pasti ikut…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
26. Apa prestasi yang sudah di dapat?
“…Festival di Monas kite menang
menjadi perguruan silat cabang
cingkrig…” (Wawancara dengan Bapak
Sabeni, Pembina Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
27. Apa kendala dalam melestarikan budaya?
“…Kendalanye mah
perkembangan zaman anak-anak mungking
nganggep silat itu kuno …” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
173
28. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna mengatasi kendala
melestarikan budaya?
“...Kalo ditanya cara ngatasin kita
mah selalu ngasih pandangan ke anggota-
anggota pada saat latian…” (Wawancara
dengan Bapak Sabeni, Pembina
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
29. Apa nilai-nilai dari pencak silat?
“…Kalo di dalam silat kan banyak
nilai-nilai baenya, makanye kita iringin
silat ama ngaji biar imbang…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
30. Berapa anggota sekarang di perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna?
“…Kalo ditanya anggota mah
banyak, ada kali enam puluhan, tapi kalo
pas latian ya naek turun kaga nentu…”
(Wawancara dengan Bapak Sabeni,
Pembina Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
174
Bapak Ahyar Ketua PPSCS
A. Tahap Perencanaan
31. Bagaimana proses melakukan perencanaan
untuk membuat pelatihan di dalam
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna?
“…Memang berawal dari
amanah Kong Haji Sinan, akhirnye
Kong Satiri ngajak kite semua
berembuk buat mikirin sama-sama
gimane baeknya…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Cingkrig Serbaguna
2021).
32. Siapa saja pihak yang terlibat dalam proses
perencanaan untuk membuat pelatihan di
dalam perkumpulan pencak silat cingkrig
serbaguna?
“…Waktu entu kite emang
musyawarahin apa yang emang
amanah dari Kong Haji Sinan, kite
berembuk sama ada Babeh, pendekar
Cingkrig Serbaguna, sama masyarakat
juga kita ajak diskusiin…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
175
Ketua Perkumpulan Cingkrig
Serbaguna 2021).
33. Metode apa yang digunakan dalam proses
perencanaan pelatihan pencak silat singkrig
serbaguna? Misal diskusi atau seperti apa?
“…Metode mah yang namanya
di Cingkrig Serbaguna selalu
musyawarah sih dari dulu-dulu…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Cingkrig
Serbaguna 2021).
34. Bagaimana hasil dari perencanaan?
“…Dari musyawarah kita
banyak beda pendapat, tapi
alhamdulillah akhirnya bisa sama
pandangan untuk membuat itu…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Cingkrig
Serbaguna 2021).
35. Apa saja kendala pada saat merencanakan?
“…Kalo ditanya kendala pas
waktu ngerencanain mah paling
perbedaan pendapat aja si…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Cingkrig
Serbaguna 2021).
176
B. Tahap Pelaksanaan
15. Bagaimana proses melaksanakan program
pelatihan pencak silat di perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna?
“…Kami membuat
kepengurusan, ada pembina, ketua,
sekertaris, bendahara dan tim pelatih
pun ada. Sengaja ngebuat itu biar
masing-masing tau tugasnya …”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
16. Program apa saja yang ada di Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna?
“…Buat program yang kita
utamain si pelatihan pencak silatnya,
tapi ada kegiatan lain kaya mengaji
sama latian marawis…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
17. Bagaimana proses awal agenda pelatihan?
“…Waktu ntu kite ngumpul
ngerembuk mikirin kegiatan pelatihan
ini berape kali seminggu…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
177
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
18. Berapa kali kegiatan pelaksanaan pelatihan?
“...Kegiatan pelatihan pada
umumnya satu kali seminggu di hari
Minggu dan satu bulan sekali kumpul
bulanan dan bisa ada kumpul-kumpul
kalo ada sesuatu hal. Untuk latihan kite
memakai lapangan SMPN 229 dan kalo
kumpul bulanan biasanye di rumah
babeh Sabeni…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
19. Bagaimana cara anda memberi pelatihan?
“...Di cingkrig serbaguna ini
kita belajar tujuannya bukan untuk
berantem tapi mao cari persaudaraan.
Makanya nilai-nilai yang harus kita
tanamkan adalah nilai pribadi, nilai
akhlaq dan prilaku. Terutama kita
mengarahin bagaimana dia terhadap
orangtuanya, akhalaqul karimahnya
gimane, ama keluarganye gimane dan
ama yang lebih tua gimane, yang di
utamain nilai itu dulu...” (Wawancara
178
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
20. Siapa saja partisipan dalam pelaksanaan
program?
“...Kalo dalam pelaksanaan
pelatihan biasanya ada babeh Sabeni,
saya sendiri sama tim pelatih…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
21. Bagaimana cara pelaksanaan kegiatan pelatihan
pencak silat cingkrig serbaguna?
“...Pada saat itu kami selaku
pengurus berdiskusi, berkumpul untuk
ngebahas kapan aja waktu latian dan
gimane baenya…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
22. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program?
“…Kalo kita ni gapunya target,
siapapun yang mau, siapapun yang niat
ingin belajar. Mau itu anak kecil atau
orang dewasa bahkan itu orang tua
baik itu perempuan atau laki-laki.
179
Pokonya kita gapunya target tertentu.
Kalo di anggota itu dari usia 7 tahun
sampe orang orang tua, tapi mayoritas
anak muda. Karena apa kita utamakan
anak muda karena kita liat dari sisi
budaya dan pergaulan sekarang itu
memang itu di butuhkan. Artinya
khususnya Betawi, kalo gabisa silat
percuma jadi orang Betawi, makanya
kita fokuskan ke anak-anak tingkat SD-
SMA, agar memperpanjang umur
budaya…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
23. Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan?
“…Sebenernya si kendala ada
aja. Jadi gini kita selalu kalo di
umpama di perguruan-perguruan laen
memang ketat sekali, bahkan setiap
dateng itu kudu isi daftar hadir, nah
kalo kite ni engga. Jadi kita berawal
dari kekeluargaan.…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
180
C. Tahap Pelembagaan
25. Bagaimana proses perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna menjalin kerjasama?
“…Ya waktu ntu kita berembuk
buat nyatuin pikiran…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
26. Siapa saja pihak yang kerjasama dengan
perkumpulan pencak silat cingkrig serbaguna?
“…Partisipan mah kite utamain
masyarakat sekitar kite, terus rekan-
rekan perguruan laen, sama paling
Kelurahan sama organisasi betawi
kaya Forkabi…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
27. Bagaimana cara Perkumpulan Pencak silat
cingkrig serbaguna menjalin kerjasama?
“...Kalo relasi mah kite paling
dari mulut ke mulut aje si, karna kita
emang sering kumpul sama orang
kelurahan, orang kecamatan, terus
juga ada rekan-rekan perguruan laen.
Ya kita sering silaturahmi aje sama
181
mereka, terutama seluruh
masyarakat.…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
28. Apa hasil dari kerjasama yang perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna lakukan?
“...Ya alhamduillah si
walaupun relasinya cuma begitu aja
jarang pake media sosial tapi orang
pada tau kite, dan ada aja si yang
dateng ke kite untuk ngisi acaranye.…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
29. Apa kendala dalam menjalin kerjasama?
“...Ya kendalanye si paling
waktu, karna kan orang ga selalu
lowong, ada yang sibuk sama
pekerjaannye atau sekolahnye.…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
D. Tahap Pengawasan
182
30. Bagaimana proses yang perkumpulan pencak
silat cingkrig serbaguna lakukan dalam
melakukan pengawasan?
“…Kalo untuk di bidang
pelatihan yang paling kita perhatiin itu
kerajinan dia, kita pantau terus, dan
kita disini gapernah pilah pilih mau
anggota baru atau anggota lama. Dan
untuk umum dia mau apa, ya paling
kita kasih support aja dan kasih
masukan dan rekomen. Tapi kalo dari
belajar silatnya ya kita liat dari
kehadiran dia, keyakinan dia,
kesungguh-sungguhan dia baru kita
adakan pendekatan, kita kasih masukan
dengan tujuan kamu belajar bukan
untuk orang lain tapi untuk diri kamu
sendiri…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
31. Siapa saja yang terlibat untuk mengawasi
jalannya kegiatan pelaksanaan program?
“…Pembina, ketua dan tim
pelatih. Kita setiap jadwal latian tuh
kite katakanlah pembina dan ketua itu
berkewajiban untuk memantau. Karna
183
mereka dikasih jadwal cuma satu
minggu sekali, ya harus kita pantau
selalu …” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
32. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna dalam melakukan
pengawasan program?
“…Ya untuk mengawasi tumbuh
kembang anggota saat berlatih itu kite
serahin ke tim pelatih, karna kan
emang die yang ngikutin langsung terus
menerus…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
33. Apa hasil yang didapat?
“…Dari tim pelatih dan juga
saya selaku ketua, dengan ngikutin
secara langsung kegiatan latihan saya
jadi tau gimana anak-anak kalo lagi
latian, dan juga jadi tau apa yang
kiranya kurang…” (Wawancara
dengan Bapak Ahyar, Ketua
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
184
34. Apa kendala dalam melakukan pengawasan?
“…Jadi gini sejarah cingkrig
hal-hal itu bukan hal yang baru, kita
udah yakin banget anak ini bakal jadi,
dia akti dan sungguh-sungguh tapi
tiba-tiba mandek. Kita sebagai
pengurus menyikapinya kebutuhan
hidup, kita harus cari tahu dulu kenapa
dia males, karena kan orang lg males
latian mungkin ada kesibukan laen,
misal lagi sibuk belajar, urusan
sekolah atau lagi situasi urusan kerja,
jadi kita pantau hal-hal itu dulu, ga
langsung ngomelin nah kalo udah tau
sebab musababnye baru kite kasih
arahan kalo memang itu yang utama
laksanain dulu itu kewajiban, kalo
emang udah silahkan latian lagi…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
E. Pelestarian Budaya
28. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
melestarikan dan menyebarluaskan budaya
pencak silat?
185
“…Kalo untuk
menyebarluaskan kite utamain anak
didik kite dulu, kite kasih mereka
pemahaman, dan juga memang kite ni
engga, biasanya kan orang
menyebarluaskannya ntu melalui media
sosial, nah kite cuman paling dari
kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan seni budaya, seperti festival,
pentas terus kegiatan palang pintu ntu
kan memang murni budaya. Nah paling
kite untuk menyebarkannya dari entu
aja dulu atau dari kenalan dan dari
mulut ke mulut…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
29. Apa prestasi yang sudah di dapat?
“…Waktu itu kita ikut acara
festival budaya di Monas, disitu kite
menang dan alhamdulillah dapet
penghargaan sebagai perguruan silat
cingkrig terbaik, dan dari situ juga
nama kita semakin dikenal…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
186
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
30. Apa kendala dalam melestarikan budaya?
“…Kalo soal kendala si ya
paling anak-anak sekarang pada
kedemenan ama budaya-budaya luar
pada niru entu, dan kurang sadar akan
budaya sendiri…” (Wawancara dengan
Bapak Ahyar, Ketua Perkumpulan
Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
31. Bagaimana cara perkumpulan pencak silat
cingkrig serbaguna mengatasi kendala
melestarikan budaya?
“…Kita liat dari kehadiran dia,
keyakinan dia, kesungguh-sungguhan
dia baru kita adakan pendekatan, kita
kasih masukan dengan tujuan kamu
belajar bukan untuk orang lain tapi
untuk diri kamu sendiri…”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
32. Apa nilai-nilai dari pencak silat?
“…Kalo untuk nilai-nilai ya
kita tuh ada kebanggaan bahwa budaya
187
betawi ini masih ada yang mau
melestarikan, masih ada yang mau
menjaga dan saya berharap budaya
betawi ini terus berkembang. Di
cingkrig serbaguna ini kita belajar
tujuannya bukan untuk berantem tapi
mao cari persaudaraan. Makanya
nilai-nilai yang harus kita tanamkan
adalah nilai pribadi, nilai akhlaq dan
prilaku. Terutama kita mengarahin
bagaimana dia terhadap orangtuanya,
akhalaqul karimahnya gimane, ama
keluarganye gimane dan ama yang
lebih tua gimane, yang di utamain nilai
itu dulu dah, urusan bisa berantem ntu
nilai keberapa aja dah …”
(Wawancara dengan Bapak Ahyar,
Ketua Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
33. Berapa anggota sekarang di perkumpulan
pencak silat cingkrig serbaguna?
“…Perkembangan soal anak
didik ya naik turun, itu kalo lagi
latihan, tapi kalo anggota yang
terdaftar itu ada kenaikan, tapi kalo
untuk latian ya itu pasang surutnya
188
itu…” (Wawancara dengan Bapak
Ahyar, Ketua Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Dampak Yang Dirasakan Anggota
Muhammad Iqbal
1. Selama bergabung apa yang sudah dampak yang
dirasakan?
“...Menurut saya mah semenjak saya
ngikut masuk saya benerbener di rangkul, saya
diajarin gimane caranye berakhlaq yang baik,
dikasih pengetahuan soal budaya betawi, bahkan
pas belajar silat saya bener-bener diayomin banget
sampe sekarang udah 3 ape 4 tahun ngikut
sekarang udah bisa ngajar-ngajar. Yang saya
dapet selama bergabung nih yang pertama saya
dapet pengetahuan seputar sejarah-sejarah
cingkrig, dapet juga ilmunya tentang pencak silat
buat bela diri terus benefitnya si buat saya
terutama skills ya, skills saya alhamdulillah yang
tadinya gabisa sekarang jadi bisa, yang tadinya
belajar sekarang udah bisa ngajar...” (Wawancara
dengan Bang Iqbal, Anggota Perkumpulan
Cingkrig Serbaguna 2021).
2. Apakah anda merasakan ada peningkatan ekonomi?
189
“...Alhamdulillah merasakan adanya
sedikit tambah-tambahan pemasukan ...”
(Wawancara dengan Abang Iqbal, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
3. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
“…Dari eskul kan sekolah emang punya
dana sendiri ye, emang udah ditentuin dananya
berapa, per orang sih biasanya kalo ditunjuk dapet
dua ratus lima puluh ribu per bulan, masing-
masing dapet dua ratus lima puluh ribu deh per
orang. Biasanya kalo ditunjuk tuh dua, paling
banyak tiga, dan sisa uangnya dimasukan untuk
uang kas…” (Wawancara dengan Abang Iqbal dan
Abang Ferry, Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
“...Buat ngelatih private ada, cuman kita
tuh harus izin ke pusat dulu misalkan nih di rumah
kita mau private ntu kita kudu izin dulu ke
Pembina, biasanye langsung di acc sama babeh.
Kalo untuk latih private kan emang dari Cingkrig
Serbaguna sendiri kita gaboleh minta uang, di
peseninnya emang gitu, buat komersil dilarang,
cuma kalo dikasih ambil. Kalo dari private si
biasanya lima ratus ribuan sampe tujuh ratus ribu
dan ada yang kite sisihin untuk Cingkrig
Serbaguna…” (Wawancara dengan Abang Iqbal
190
dan Abang Ferry, Anggota Perkumpulan Pencak
Silat Cingkrig Serbaguna 2021).
Dampak Yang Dirasakan Anggota
Ferry Husein
1. Selama bergabung apa yang sudah dampak
yang dirasakan?
“...Selama saya bergabung yang
udah di dapet ya pasti rasa
kekeluargaannye, selain dapet ilmu bela
diri gitu ya ntu si yang paling kita rasain
tuh kebersamaannye, kekeluargaannye,
selaen bisa belajar ilmu bela dirinye.
Selalu diingetin juga jangan cuma latihan
silatnye aje, diingetin juga agamanye ngaji
kita jadi menurut saya ntu si yang
ngebentuk jadi pribadi yang baek. Kalo
buat pemasukan uang si ya alhamdulillah
dikit-dikit si dapet buat palang pintu
walaupun ga banyak gitu tapi namanya
kita orang di panggil, ya ada aja cukuplah
buat pegangan sehari-hari mah...”
(Wawancara dengan Abang Ferry,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
2. Apakah anda merasakan ada peningkatan
ekonomi?
191
“...Kalo buat pemasukan uang si
ya alhamdulillah dikit-dikit si dapet buat
palang pintu walaupun ga banyak gitu tapi
namanya kita orang di panggil, ya ada aja
cukuplah buat pegangan sehari-hari
mah...” (Wawancara dengan Abang Ferry,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
3. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
“…Dari eskul kan sekolah emang
punya dana sendiri ye, emang udah
ditentuin dananya berapa, per orang sih
biasanya kalo ditunjuk dapet dua ratus
lima puluh ribu per bulan, masing-masing
dapet dua ratus lima puluh ribu deh per
orang. Biasanya kalo ditunjuk tuh dua,
paling banyak tiga, dan sisa uangnya
dimasukan untuk uang kas…” (Wawancara
dengan Abang Iqbal dan Abang Ferry,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
“...Buat ngelatih private ada,
cuman kita tuh harus izin ke pusat dulu
misalkan nih di rumah kita mau private ntu
kita kudu izin dulu ke Pembina, biasanye
langsung di acc sama babeh. Kalo untuk
latih private kan emang dari Cingkrig
Serbaguna sendiri kita gaboleh minta
192
uang, di peseninnya emang gitu, buat
komersil dilarang, cuma kalo dikasih
ambil. Kalo dari private si biasanya lima
ratus ribuan sampe tujuh ratus ribu dan
ada yang kite sisihin untuk Cingkrig
Serbaguna…” (Wawancara dengan Abang
Iqbal dan Abang Ferry, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Dampak Yang Dirasakan Anggota
Ibnu Sofyan
1. Selama bergabung apa yang sudah dampak yang
dirasakan?
“…Waktu pertama gabung si sama sekali
belom bisa bang, jadi semua belajar dari awal
banget bang sampe akhirnya dikit-dikit ampe
sekarang bisa dah. Pembinaan di Cingkrig
Serbaguna bagus si kita dari yang gabise diajarin
bener-bener tuh sampe seluk beluknye ampe
gerakan dasarnye ampe sambutnye tuh kita
diajarin semua si, pengajaran juga baik si…”
(Wawancara dengan Abang Ibnu, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
2. Apakah anda merasakan ada peningkatan ekonomi?
193
“...Untuk merasakan pendapatan ya
lumayan si...” (Wawancara dengan Abang Ibnu,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
3. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
“...Untuk merasakan pendapatan ya
lumayan si untuk ngopi-ngopi ngeroko-ngeroko,
dari ngisi-ngisi acara palang pintu disuruh babeh,
buat harian mah cukuplah nambain gitu....”
(Wawancara dengan Abang Ibnu, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
Dampak Yang Dirasakan Anggota
Rizky Kurniawan
1. Selama bergabung apa yang sudah dampak yang
dirasakan?
“...Pertama kali masuk tuh kita ga
langsung di pegang sama guru besarnya yak ada
tim pelatih yang ditunjuk untuk mengajar orang-
orang yang baru masuk nih kaya tahap
pengenalan, sejarah dan kaya pengenalan-
pengenalan jurus, saya bener-bener di bina dan
dari pembinaan tuh sebenernya tuh di cingkrig
serbaguna yang pertama kan adab yak, adabnya
kaya gimana terus sopan santunnya gimana kita di
rumah di polesnya lebih ke agamis dulu si baru ke
194
fisiknya...” (Wawancara dengan Abang Rizky,
Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
2. Apakah anda merasakan ada peningkatan ekonomi?
“...Bener merasakan, karena kan tadinye
kite kaga bisa ape-ape jadi sekarang bise...”
(Wawancara dengan Abang Rizky, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
3. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
“...Bener merasakan, karena kan tadinye
kite kaga bisa ape-ape jadi sekarang bise, dan dari
situ juga karena bisa jadi sering disuruh babeh
maen ngisi acara...” (Wawancara dengan Abang
Rizky, Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
Dampak Yang Dirasakan Anggota
Aldi Setyawan
1. Selama bergabung apa yang sudah dampak yang
dirasakan?
“…Pertama kali gabung saya emang
bener-bener orang yang awam banget yang engga
ngerti pencak silat itu apa, cingkrig itu apa
pokonya bener-bener buta deh masalah silat
Betawi apalagi makanya saya disini bergabung
dengan Cingkrig Serbaguna tuh kepengen tau
195
sebenernya, tujuan saya masuk tuh ingin tahu
kebudayaan Betawi khususnya buat Pencak
Silat…”(Wawancara dengan Aldi, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
2. Apakah anda merasakan ada peningkatan ekonomi?
“...Sedikit banyaknya si saya merasakan,
karena dengan pelatihan yang saya lakukan disana
saya dapat memiliki kapabilitas, dari situ saya
sering disuru babeh untuk ngisi acara..”
(Wawancara dengan Abang Aldi, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).
3. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
“...Tergantung babeh nyuruhnye, biasanye
maen palang pintu..” (Wawancara dengan Abang
Aldi, Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
Dampak Yang Dirasakan Anggota
Muhammad Habib
1. Selama bergabung apa yang sudah dampak yang
dirasakan?
“…Pas masuk mah awalnya diajak sama
temen, ada niat kepengen belajar silat sampe
sekarang udeh setahunan ngikut udah tau dah
sedikit banyaknye…” (Wawancara dengan Rizky,
196
Anggota Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig
Serbaguna 2021).
2. Apakah anda merasakan ada peningkatan ekonomi?
“...Kalo di bilang dapat sedikit
peningkatan ekonomi saya ya bener, mayanlah dari
panggilan ngisi acara..” (Wawancara dengan
Abang Abib, Anggota Perkumpulan Pencak Silat
Cingkrig Serbaguna 2021).
3. Biasanya darimana aja anda mendapatkannya?
“...Dari panggilan ngisi acara palang
pintu bisa dapet cepe sampe tiga ratus, apalagi kan
saya Mahasiswa nih kaya butuhlah duit jajan
tambahan apa gimana buat jalan ama cewe dan
bisa membeli apa yang saya inginkan juga..”
(Wawancara dengan Abang Abib, Anggota
Perkumpulan Pencak Silat Cingkrig Serbaguna
2021).