PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal,...

19
PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN 2 TEMUREJO KAB. GROBOGAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Oleh : MAHMUD Q 100 140 068 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

Transcript of PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal,...

Page 1: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM PADA KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI SDN 2 TEMUREJO

KAB. GROBOGAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Oleh :

MAHMUD

Q 100 140 068

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

Page 2: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

i

Page 3: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

ii

Page 4: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

iii

Page 5: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

1

PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI SDN 2 TEMUREJO KAB. GROBOGAN

Abstrak

Penelitian memiliki 3 tujuan yaitu untuk mendeskripsikan: 1) kompetensi profesionalisme guru PAI, 2) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PAI, 3) faktor-faktor yang mempermudah dan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Hasil penelitian ini ada 3 hal: 1) Kompetensi Profesionalisme Guru PAI berlatar pendidikan SD, MTs, MA dan STAI, memiliki keterampilan keterampilan menulis Kaligrafi dan Tilawatil Quran, menguasai materi mata pelajaran Agama Islam, menguasai keterampilan menyampaikan ceramah dan berkemauan kuat untuk membagikan kompetensi Tilawatil Quran dan keterampilan menulis kaligrafi. 2) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai cara untuk pemberdayaan kompetensi profesionalisme guru PAI meliputi ekstrakurikuler menulis kaligrafi, Tilawatil Quran, Mocopat dan Khitobah yang dilakukan setelah jam istirahat dan di luar jam sekolah. Proses pembelajaran ekstrakurikuler MTQ atau Tilawatil Quran, dibantu ustadz dari luar sedangkan keterampilan menulis kaligrafi ditangani secara langsung oleh bapak Turmudzi. 3) Faktor-faktor yang mempermudah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah adanya dukungan dari siswa, orang tua siswa dan kebijakan dari sekolah untuk mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler menulis kaligrafi, Tilawatil Qur’an, Mocopat Islam, dan Khitobah. Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yaitu kurangnya fasilitas, minimnya buku materi pendukung dan keterbatasan dana.

Kata Kunci: pemberdayaan, kompetensi profesional, guru PAI, ekstrakurikuler

Abstract

The objectives of this study areto describe: 1) professionalism competence of islamic education teacher, 2) implementation of extracurricular activities as a way to improve the professional competence of islamic education teachers, 3) factors that facilitate and constraint in the implementation of extracurricular activities as a way to enhance the professional competence of Islamic teacher teachers in SDN 2 Temurejo District of Grobogan. This research is qualitative research with case study design. Data was collected by observation, interview, and documentation. Data analysis consists of three components: data reduction, data display, and drawing conclusions or verification. Results of this research there are that: 1) Professionalism competence of Islamic education teacher have education background are elementary school, Islamic Junior High School, Islamic Senior High School and Islamic Education High School, have Islamic calligraphy writing skill and Quran recitation, master the subject matter of Islamic Religion, master the skill of deliver lectures and Strong-willed to give the competencies of Quran recitation and Islamic calligraphy writing skill. 2) Implementation of extracurricular activities as a way to empowering the professional competence of Islamic education teacher includes extracurricular of Islamic calligraphy writing, Quran recitation, Islamic Javanesse Poetry and Islamic speech

Page 6: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

2

conducted after the hours of rest and outside school hours. Learning process of MTQ or Quran recitation extracurricular, assisted by Islamic teacher from the outside while the calligraphy writing skills are handled directly by Islamic teacher. 3) Factors that facilitate the implementation of extracurricular activities as a way to enhance the professional competence of Islamic education teachers are support from students, parents and the policy of the school to oblige extracurricular activities of Islamic calligraphy, Tilawatil Qur'an, Islamic Javanesse Poetry, and Islamic speech. Problems were found in the implementation of extracurricular activities, namely the lack of facilities, lack of books support materials and limited funds.

Keywords: empowerment, professional competence, islamic education teacher, extracurricular

1. PENDAHULUAN

SDN 2 Temurejo adalah sekolah dasar yang terletak di desa Temurejo Kecamatan

Karangrayung Kabupaten Grobogan. Desa Temurejo merupakan sebuah desa

agraris dan religius. Apalagi desa Temurejo dekat dengan Desa Ngroto

Kecamatan Gubug yang terdapat tokoh kharismatik yaitu Simbah Abdurrohman

Ganjur dan Simbah Sirojuddin. Simbah Abdurrohman Ganjur dan Simbah

Sirojuddin merupakan tokoh yang ikut melawan penjajah Belanda. Mereka

berandil besar dalam perkembangan agama Islam di desa-desa sekitar.

Ketokohan kedua ulama besar tersebut mewarnai kehidupan religius di

desa Temurejo, tak terkecuali siswa yang sekolah di SDN 2 Temurejo. Siswa-

siswa di SDN 2 Temurejo telah menyatu dalam kondisi relegius yang ditanamkan

oleh para tokoh lelulurnya sehingga terbawa rasa suka kepada mata Pelajaran

Agama Islam. Hal tersebut menjadikan siswa-siswa SDN 2 Temurejo senang

sekali dengan kegiatan yang bersifat islami. Gayung bersambut yang dirasakan

oleh guru PAI di sekolah itu. Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang tepat

untuk menyalurkan bakat dan keinginan siswa-siswanya. Dari beberapa jenis

kegiatan dilakukan oleh siswa. Kegiatan Kaligrafi Islam, Rebana, Tilawatil

Qur’an, Pidato dan kegiatan lainnya.

Dari beberapa kegiatan tersebut sudah berhasil mempersembahkan prestasi

yang menggembirakan, meskipun baru pada tingkat kecamatan. Artinya masih

perlu adanya peningkatan pemberdayaan bagi guru PAI agar dapat

mempersembahkan prestasi yang tertinggi, minimal tingkat kabupaten. Hal ini

sebagaimana instruksi kepala UPTD Pendidikan kecamatan Karangrayung, yang

Page 7: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

3

sering disampaikan rapat dinas kepala sekolah. Pada setiap kesempatan rapat

tersebut, kepala UPTD Pendidikan kecamatan Karangrayung memberikan

motivasi kepada semua kepala sekolah agar dapat meningkatkan prestasi sekolah

yang dikelolanya. Atas instruksi kepala UPTD Pendidikan kecamatan

Karangrayung tersebut, SD Temurejo menerima instruksi untuk meningkatkan

prestasi sekolah, dan salah satunya adalah prestasi mata pelajaran PAI.

SD Negeri 2 Temurejo merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

selalu berusaha dan terus meningkatkan mutu pendidikan serta sumber daya

manusia yang berkualitas. Agar tenaga pendidik lebih berkualitas maka

diperlukan berbagai upaya untuk pemberdayaan profesionalisme guru.

Pemberdayaan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik di SD Negeri 2

Temurejo tidak hanya bersifat formal saja, antara lain guru mengikuti seminar,

pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-

guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan strategi

dalam pembelajaran di kelas. Salah satu upaya pemberdayaan profesionalisme

guru PAI di sekolah adalah pemberdayaan guru dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) kompetensi

profesionalisme guru PAI, 2) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai cara

untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PAI, 3) faktor-faktor yang

mempermudah dan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN

2 Temurejo Kab. Grobogan.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain studi

kasus. Lokasi studi ini dilakukan di sekolah dasar di SDN 2 Temurejo Kab.

Grobogan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan perencanaan yang sudah dibuat

sebelumnya, dengan waktu enam bulan, mulai dari bulan September 2015 sampai

bulan Februari 2016.

Nara sumber penelitian ini antara lain seperti kepala sekolah, guru

Pendidikan Agama Islam serta guru lainnya. Teknik pengumpulan data melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Page 8: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

4

Penelitian ini menggunakan teknis analisis model interaktif (Interactive

Model of Analysis). Ada tiga unsur dalam model analisis interaktif, meliputi

reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, yang dilakukan dengan cara

interaktif dalam proses menghimpun data (data collecting) pada suatu siklus

penelitian (Miles dan Huberman, 2008: 16).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kompetensi Profesionalisme Guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab.

Grobogan

Profesi guru Pendidikan Agama Islam berbeda dengan guru mata pelajaran yang

lain. Guru PAI selain mengajarkan materi pembelajaran PAI juga mendidik

siswanya dalam pembentukan dan pembinaan akhlak, serta

menumbuhkembangkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, guru PAI dituntut

memiliki kompetensi, salah satunya adalah kompetensi profesional. Kompetensi

profesional guru merupakan kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap guru

sehubungan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,

yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan

substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur

dan metodologi keilmuannya. Seperti yang disampaikan oleh Ghazi (2013) dalam

penelitiannya bahwa pentingnya pengetahuan tentang teori materi pelajaran,

inkuiri tentang nilai pengetahuan materi pelajaran. Jika guru tidak memiliki

pengetahuan tentang materi pelajaran bagaimana siswa akan belajar dan

bagaimana metode mengajar akan menjadi yang terbaik dalam strategi pengajaran

jika strategi pengajaran tidak dapat menyampaikan pengetahuan materi pelajaran

berkualitas tinggi.

Berdasarkan temuan penelitian, Guru PAI di SDN 2 Temurejo berlatar

belakang pendidikan SD, MTs, MA dan Sekolah Tinggi Agama Islam Wali

Sembilan Semarang. Semakin tinggi kualifikasi pendidikan yang dimiliki seorang

guru, semakin luas penguasaan materi pembelajaran yang dimiliki. Kualifikasi

pendidikan merupakan salah satu upaya pemberdayaan guru dalam rangka

peningkatan kompetensi profesional guru PAI. Seperti yang disampaikan oleh

Page 9: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

5

Subroto (2013) pemberdayaan kemampuan guru yang salah satunya adalah

peningkatan kualifikasi pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja guru

yang dalam hal ini peningkatan kompetensi profesional guru PAI. Untuk itu

kepala sekolah perlu memberikan dukungan terhadap setiap guru dalam rangka

peningkatan kompetensi profesional guru melalui pemberian kesempatan ijin

belajar pada tingkat kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi.

Kompetensi yang dimiliki guru PAI di SDN 2 Temurejo yang paling

menonjol berdasarkan temuan penelitian adalah keterampilan menulis Kaligrafi

dan Tilawatil Quran. Keterampilan yang dimiliki oleh guru PAI selama belajar

pada jenjang pendidikan sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi dapat

diajarkan pada siswa ketika guru tersebut mengajar, dimana dalam temuan

penelitian ini keterampilan yang dimiliki guru PAI adalah menulis Kaligrafi dan

Tilawatil Quran. Penyaluran keterampilan yang dimiliki guru PAI terhadap siswa

ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

sesuai dengan penelitian dari Ghaemi dan Sabokrouh (2014) bahwa Kombinasi

pengembangan dan peningkatan pengetahuan profesional dan kompetensi guru,

akan mempromosikan keterampilan guru atau kinerja sekolah, dan dapat

meningkatkan belajar siswa yang mengarah pada kinerja yang lebih baik.

Secara akademis kompetensi guru PAI menguasai materi mata pelajaran

Agama Islam yang didukung dari hasil perkuliahan di STAI WS Semarang.

Seperti yang pernah disampaikan sebelumnya bahwa tingkat pendidikan juga turut

mempengaruhi kompetensi profesional guru PAI. Guru PAI yang profesional

memiliki penguasaan materi mata pelajaran Agama Islam yang luas. Hal ini

dipertegas oleh Aziz dan Akhtar (2014) yang menyampaikan bahwa guru yang

terlatih lebih kompeten daripada guru yang tidak pernah mengikuti pelatihan.

Training atau program pengembangan profesional dibutuhkan untuk

meningkatkan kompetensi. Pengembangan profesional guru memberikan dampak

yang menentukan guru keterampilan profesional, pengetahuan dan kemampuan

pada pembelajaran siswa serta realisasi kemampuan guru dalam komitmen

profesional mereka. Sejalan dengan penelitian Rahman (2014) yang

menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik

Page 10: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

6

guru, usaha yang harus dilakukan adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan

secara teratur, aktif dalam forum guru, dan melanjutkan pendidikan. Oleh karena

itu, kinerja guru memiliki peran penting dalam mempengaruhi peningkatan

kualitas pendidikan.

Secara praktis guru PAI di SDN 2 Temurejo menguasai keterampilan

menyampaikan ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang umum sering

digunakan oleh para pendidik, seperti penelitian yang disampaikan oleh Marmah

(2014) bahwa metode ceramah menjadi metode pembelajaran dominan yang

sering digunakan. Siswa menyukai metode ceramah ini karena mereka membayar

uang sekolah namun tidak bagi siswa yang ingin mencari informasi secara

mandiri. Pendidik harus mencari cara dan sarana agar pembelajaran lebih menarik

dan melibatkan siswa. Metode ceramah diperlukan ketika guru memiliki persiapan

yang memadai dan siswa sudah diberikan tugas membaca terlebih dahulu. Metode

ceramah tidak boleh digunakan dalam waktu yang lama agar siswa tidak

kehilangan fokus pelajaran. Hal ini diperkuat oleh penelitian Kaur (2011) bahwa

metode ceramah seperti metode lainnya yang tidak layak untuk semua tujuan

metode pembelajaran, tetapi metode ceramah dapat digunakan dalam banyak

fungsi pengajaran yang berguna. Pendekatan ceramah penjelasan bila digunakan

dengan benar dapat menginspirasi antusiasme dan menangkap imajinasi siswa.

Oleh karena itu penguasaan penggunaan metode pembelajaran yang disesuaikan

dengan materi yang diajarkan sangat dibutuhkan dalam rangka menyampaikan

materi pembelajaran.

Temuan lain terkait kompetensi guru PAI SDN 2 Temurejo adalah

berkemauan kuat untuk membagikan kompetensi Tilawatil Quran dan

keterampilan menulis kaligrafi. Kemauan untuk melatih siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler ini dapat memberikan manfaat adanya keterikatan antara guru dan

siswa. Seperti yang disimpulkan Sutton (2015) dalam penelitiannya dimana guru

yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan mendukung siswa mereka dalam

kegiatan ekstrakurikuler memiliki hubungan yang kuat dengan siswa, siswa

merasa memiliki dan karena itu lebih mungkin untuk membuka diri dan terlibat

dengan guru-guru mereka.

Page 11: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

7

Kemauan kuat yang dimiliki guru PAI ini perlu diapresiasi oleh kepala

sekolah dengan cara memberikan dukungan dan pemberian motivasi terhadap

pelaksanaan pengembangan kompetensi guru PAI. Hal ini sejalan dengan

penelitian dari Kimwarey, dkk. (2014) dimana bagi guru yang telah meningkatkan

diri secara akademis, dukungan finansial yang memadai dan promosi motivasi

perlu dilakukan. Dengan dukungan dari kepala sekolah, guru PAI akan lebih

termotivasi untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya demi

peningkatan kualitas dan prestasi belajar siswa.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Cara untuk

Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru PAI di SDN 2 Temurejo

Kab. Grobogan

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai cara untuk pemberdayaan

kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan dapat

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Pemberdayaan Kompetensi Profesional Guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan

Jenis Ekstrakurikuler

Instruktur Waktu Fungsi Materi yang diajarkan

Menulis kaligrafi

bapak Turmudzi

Setiap Senin 1 kali/ minggu Pukul 15.00-16.00 WIB

Mengembangkan bakat seni para siswa di bidang menulis huruf Hijaiyah

Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Menulis kaligrafi tanpa melihat contoh kaligrafi yang sudah ada. Setelah siswa mahir dalam menulis kaligrafi dilanjutkan dengan mewarnai gambar tersebut menggunakan krayon

Tilawatil Quran

bapak Turmudzi dibantu Ustadz Rofiah

Setiap Selasa 1 kali/ minggu Pukul 15.00-16.00 WIB

Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang keterampilan seni membaca al-Quran

Pengajaran bagaimana membaca al-Quran dengan indah sesuai dengan kaidah-kaidah tilawah/qiraat dan kaidah-kaidah tajwid al-Quran

Page 12: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

8

Jenis Ekstrakurikuler

Instruktur Waktu Fungsi Materi yang diajarkan

Mocopat Islami

bapak Turmudzi

Setiap Rabu 1 kali/ minggu Pukul 15.00-16.00 WIB

Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam tembang-tembang Jawa bernuansakan Islam

Menceritakan asal-usul macapat dan arti tembang yang diajarkan, mengajari tembang-tembang jawa Islami dan merekamnya sebagai latihan siswa di rumah.

Khitobah bapak Turmudzi

Setiap Kamis 1 kali/ minggu Pukul 15.00-16.00 WIB

Membentuk moral para siswa untuk berani menyampaikan kebenaran dan saling menasehati pada hal kebaikan

Materi-materi dari pembelajaran PAI yang telah diperoleh anak-anak

Bentuk pemberdayaan kompetensi profesional guru PAI di SDN 2

Temurejo dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler menulis kaligrafi, Tilawatil

Quran, Mocopat dan Khitobah. Ekstrakurikuler PAI yang dimiliki oleh SDN 2

Temurejo ini sudah cukup beragam, seperti hasil penelitian dari Nuryani dan

Hakam (2013) bahwa pengembangan kegiatan ekstrakurikuler spiritual Islam

dapat dilakukan melalui berbagai jenis kegiatan seperti: mentoring, tilawah dan

tahsin, Bahasa Arab, mabit, rihlah, majalah dinding, bakti sosial, Peringatan Hari

Besar Islam (PHBI), pesantren kilat (Bulan ramadhan), dan sholat dhuha.

Berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler PAI ini bertujuan untuk mengembangkan

perilaku atau akhlak yang mulia sesuai dengan tujuan undang-undang sistem

pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003.

Pelajaran ekstrakurikuler PAI di SDN 2 Temurejo dilaksanakan secara

terjadwal setelah jam istirahat dan di luar jam sekolah. Hal ini sejalan dengan

penelitian dari Berglund (2014) yang menyatakan bahwa Sekolah dapat

menyisihkan beberapa jam per minggu untuk mata pelajaran agama sebagai

kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kasus sekolah Islam, jumlah ini sama dengan satu

sampai tiga jam per minggu untuk kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama

Islam. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Sayiu, dkk. (2013) bahwa dalam

pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler, kepala sekolah dapat mengatur dan

memberikan pembagian kerja yang efektif dan efesien sesuai dengan kemampuan

Page 13: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

9

guru, pembagian kerja disesuaikan dengan waktu dan kesediaan guru untuk

menjadi instruktur. Dalam hal ini, yang perlu ditekankan adalah kegiatan

ekstrakurikuler tidak boleh mengganggu jadwal kegiatan belajar mengajar yang

utama.

Proses pembelajaran ekstrakurikuler MTQ atau Tilawatil Quran, dibantu

ustad dari luar yaitu Ustadzah Rofiah. Bantuan ustadz dari luar ini dikarenakan

keterbatasan SDM dalam mengajarkan ekstrakurikuler MTQ atau Tilawatil Quran.

Dalam hal ini, guru yang berkompeten sebagai SDM yang mengajarkan

pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler sangat dibutuhkan. Sesuai dengan

penelitian dari Aoyagi, dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa untuk mengatasi

kekurangan guru yang ahli dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler, sekolah

melakukan dukungan perekrutan pelatih dari luar. Salah satu solusi dari

keterbatasan SDM ini adalah dengan cara merekrut alumni dan meningkatkan

kaderisasi.

Berdasarkan temuan penelitian, proses pembelajaran keterampilan menulis

kaligrafi ditangani secara langsung oleh bapak Turmudzi. Hal ini dilakukan

karena bapak Turmudzi memiliki keterampilan menulis kaligrafi sejak beliau

menempuh pendidikan sekolah dasar. Selain itu, dari ekstrakurikuler Tilawatil

Quran yang diampu bapak Turmudzi telah berprestasi hingga tingkat kabupaten.

Hal ini membuktikan dari kegiatan ekstrakurikuler ini dapat meningkatkan

keterampilan dan kemampuan siswa dengan cara pemberian latihan-latihan sesuai

dengan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Sejalan dengan hasil penelitian

dari Sheikh (2009) bahwa kegiatan ekstrakurikuler sangat membantu dalam

mengeksplorasi keterampilan dan kemampuan yang dimiliki. Diperkuat dengan

penelitian dari Adeyemo (2010) bahwa kegiatan ekstrakurikuler akan membuat

siswa lebih aktif dan membangun keterampilan mereka. Sejalan dengan penelitian

dari Annu dan Sunita (2013) dimana manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

termasuk memiliki nilai yang lebih baik, memiliki nilai tes standar yang lebih

tinggi dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sekolah lebih teratur, dan

memiliki tinggi konsep diri yang lebih tinggi. Ekstrakurikuler memiliki efek

positif pada kehidupan siswa dengan meningkatkan perilaku, kinerja sekolah,

Page 14: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

10

penyempurnaan sekolah, aspek positif dalam keberhasilan proses pendewasaan,

dan aspek sosial. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler sangat penting

keberadaannya dalam rangka peningkatan keterampilan dan kemampuan siswa.

3.3 Faktor-faktor yang Mempermudah dan Menjadi Kendala dalam

Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Cara untuk Meningkatkan

Kompetensi Profesionalisme Guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan

Faktor-faktor yang mempermudah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai

cara untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN 2

Temurejo dapat diketahui adanya dukungan dari siswa, orang tua siswa dan

kebijakan dari sekolah untuk mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler menulis

kaligrafi, Tilawatil Qur’an, Mocopat Islam, dan Khitobah. Hal ini sesuai dengan

penelitian dari Prianto (2016) bahwa dukungan orang tua dan guru ikut

berpengaruh keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Guru

lebih menyukai kerja sama orang tua dalam mengembangkan nilai keterampilan

siswa.

Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN 2

Temurejo adalah adanya kendala fasilitas untuk keterampilan menulis kaligrafi

seperti kanvas atau kain, kuas dan pigura terbatas, dan perlu biaya tinggi. Selain

itu, kendala lainnya adalah minimnya buku materi pendukung dalam

pembelajaran ekstrakurikuler Khitobah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari

Mufaidah dan Lukitaningsih (2014) bahwa salah satu hambatan pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler yaitu kurangnya dukungan komponen dari sekolah dan

kurangnya sarana prasarana. Untuk mengatasi hambatan tersebut pihak sekolah

meminta siswa membawa peralatan sendiri dari rumah atau dengan menyewa

tempat yang mendukung pelaksanaan ekstrakurikuler.

Kendala lainnya adalah keterbatasan dana, keterbatasan ini karena tidak

adanya alokasi dana khusus untuk ekstrakurikuler dalam pelajaran PAI.

Penggalangan dana operasional ekstrakurikuler pelajaran PAI diperoleh dari sisa

anggaran yang ada. Diperkuat dengan hasil penelitian dari Sumaryono, dkk.

Page 15: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

11

(2014) bahwa salah satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

adalah keterbatasan dana. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

keterbatasan dana ini adalah dapat dilakukan dengan mencari sponsor dari luar

dengan cara menyebarkan proposal.

4. PENUTUP

Kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan

berlatar belakang pendidikan SD, MTs, MA dan Sekolah Tinggi Agama Islam,

kompetensi guru PAI yang paling menonjol adalah keterampilan menulis

Kaligrafi dan Tilawatil Quran. Secara akademis kompetensi guru PAI menguasai

materi mata pelajaran Agama Islam yang didukung dari hasil perkuliahan di

Sekolah Tinggi Agama Islam, sedangkan secara praktis guru PAI menguasai

keterampilan menyampaikan ceramah. Guru PAI berkemauan kuat untuk

membagikan kompetensi Tilawatil Quran dan keterampilan menulis kaligrafi.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai cara untuk pemberdayaan

kompetensi profesionalisme guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan melalui

ekstrakurikuler menulis kaligrafi, Tilawatil Quran, Mocopat Islami dan Khitobah.

Pelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan setelah jam istirahat dan di luar jam

sekolah. Proses pembelajaran ekstrakurikuler MTQ atau Tilawatil Quran, dibantu

ustadz dari luar. Proses pembelajaran keterampilan menulis kaligrafi ditangani

secara langsung oleh guru PAI. Ekstrakurikuler menulis kaligrafi, Tilawatil

Quran, Mocopat Islami dan Khitobah telah membuahkan prestasi pada tingkat

kecamatan hingga tingkat kabupaten.

Faktor-faktor yang mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme

guru PAI di SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan adalah adanya dukungan dari kepala

sekolah, siswa dan orang tua siswa, sedangkan faktor yang menjadi kendala

adalah keterbatasan pendanaan dan fasilitas untuk keterampilan menulis kaligrafi

seperti kanvas atau kain, kuas dan pigura terbatas dan perlu biaya tinggi,

minimnya buku materi pendukung dalam pembelajaran ekstrakurikuler khitobah.

Page 16: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

12

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan beberapa saran berikut. 1) hendaknya kepala sekolah menjalin

teamwork dengan guru sehingga dapat mengenali masing-masing kompetensi

guru yang ada dalam tanggung jawab dan kewenangannya. Kepala sekolah perlu

tahu latar belakang masing-masing kompetensi guru sehingga dapat menempatkan

guru sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya (the right man on the right

job). 2) hendaknya guru PAI melakukan pengembangan diri dalam melengkapi

kompetensi profesional selain sebagai tenaga pendidikan materi Agama Islam.

Pengembangan dapat dilakukan melalui workshop ataupun inhouse training dan

bahkan mungkin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3)

hendaknya peneliti yang akan datang mendalami lebih lanjut pemberdayaan guru

terhadap masing-masing kompetensi, sehingga masing-masing kompetensi

tersebut dapat terungkap yang layak untuk diberdayakan dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

PERSANTUNAN

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam

penulisan tesis ini, banyak pihak telah membantu memberikan dorongan, bantuan

serta masukan. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta,

yang berkenan memberikan kesempatan dan informasi kepada penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini.

2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, S.H., M.Hum., Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan kemudahan

fasilitas di Program Pasca Sarjana.

3. Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, pembimbing I yang dengan kesabarannya

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk dalam

penyelesaian tesis ini.

Page 17: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

13

4. Dr. Sumardi, M.Si., pembimbing II yang dengan kesabarannya telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk dalam

penyelesaian tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam

menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Sutarti, selaku kepala SDN 2 Temurejo Kab. Grobogan yang telah

memberikan ijin dan membantu untuk melakukan penelitian di sekolah yang

ibu pimpin.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran dalam penyelesaian tesis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemo, Sunday A. 2010. “The Relationship Between Students’ Participation In School Based Extracurricular Activities And Their Achievement In Physics”. International Journal of Science and Technology Education Research, Vol. 1, No. 6, pp. 111 – 117.

Annu, Singh dan Sunita, Mishra. 2013. “Impact of Extracurricular Activities on Students in Private School of Lucknow District”. International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 2, No. 2, pp. 92-94.

Aoyagi, K., Ishii, K., Shibata, A., Arai, H., Hibi, C., dan Oka, K. 2013. “Facilitators and Barriers of External Coaches’ Involvement into School-Based Extracurricular Sports Activities: A Qualitative Study”. Advances in Physical Education, Vol.3, No.3, pp. 116-124.

Aziz, Fakhra dan Akhtar, Mahar M. S. 2014. “Impact Of Training On Teachers Competencies At Higher Education Level In Pakistan”. Journal of Arts, Science & Commerce, Vol. 5, No. 1, pp. 121-128.

Berglund, Jenny. 2014. “Islamic Religious Education in State Funded Muslim Schools in Sweden: A Sign of Secularization or Not?”. Tidsskrift for Islamforskning, The Nordic Welfare State, Vol. 8, No. 1, pp. 275-301.

Ghaemi, Farid dan Sabokrouh, Farzane. 2014. “Teacher Empowerment And Its Relationship To Job Satisfaction: A Case Study In Mazandaran University”. International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW), Volume 5 (2), February 2014; 287-298.

Page 18: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

14

Ghazi, S.R., Shahzada, G., Shah, T. M. dan Shauib, M. 2013. “Teacher’s Professional Competencies in Knowledge of Subject Matter at Secondary Level in Southern Districts of Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan”. Journal of Educational and Social Research, Vol. 3, No. 2, pp. 453-460.

Kaur, Gurpreet. 2011. “Study and Analysis of Lecture Model of Teaching”. International Journal of Educational Planning & Administration, Volume 1, Number 1, pp. 9-13.

Kimwarey, M.C.; Chirure, H.N.; Omondi, M. 2014. “Teacher Empowerment in Education Practice: Strategies, Constraints and Suggestions”. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), e-ISSN: 2320–7388, p-ISSN: 2320-737X. Volume 4, Issue 2 Ver. II (Mar-Apr. 2014), PP 51-56.

Marmah, Alex A. 2014. Students’ Perception About The Lecture As A Method Of Teaching In Tertiary Institutions. Views Of Students From College Of Technology Eduction, Kumasi (Coltek)”. International Journal of Education and Research, Vol. 2, No. 6, pp. 601-612.

Miles, B Matthew & A. Michael Huberman. 2008. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Mufaidah, Ragilia S. dan Lukitaningsih, R. 2014. “Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Bimbingan dan Konseling Menurut Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Tuban. Jurnal BK, Vol. 4, No. 3, hlm. 1-9.

Nuryani, Ani dan Hakam, Kama Abdul. 2013. “Kajian Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Di Sekolah (Studi di SMA Negeri 1 Lembang Kab. Bandung Barat)”. Integritas, Vol. 1 No. 2, April 2013.

Prianto, Agus. 2016. “The Role of Parents’ and Teachers’ Supports toward Students’ Involvement in the Scouts and the Students’ Entrepreneurial Values (Longitudinal Studies on Students in Jombang, East Java, Indonesia)”. International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 6, No. 1, hlm. 61-71.

Rahman, Mardia H. 2014. “Professional Competence, Pedagogical Competence and the Performance of Junior High School of Science Teachers”. Journal of Education and Practice, Vol.5, No.9, pp. 75-80.

Sayiu, Nirmawaty S., Polinggapo, M., dan Arifin. 2013. “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Asparaga Kabupaten Gorontalo”. KIM Fakultas Ilmu Pendidikan, Vol. 1, No.l , hlm. 1-15.

Sheikh, Sabeen. 2009. “Improving Communication and Leadership Skills: The Impact of Extracurricular Activities on MBA Students”. Graduate Management Admission Council Research Reports, RR-09-06, January 28, 2009.

Page 19: PEMBERDAYAAN GURU MATA PELAJARAN ...pelatihan, dan sebagainya. Pemberdayaan juga bersifat informal, yang mana guru-guru berdiskusi dan bertukar pikiran tentang bagaimana metode dan

15

Subroto, Waspodo T. 2013. “Analysis Influence Of Teacher Empowerment Performance Within Improving The Quality Of Education In Elementary School In Surabaya City”. Journal of Economics and Sustainable Development, Vol.4, No.2, 2013.

Sumaryono, I.G., Mudjiman, H., dan Haryanto, S. 2014. “Extracurricular Learning Model In Girls Volleyball (Case Studies in SMP Negeri 1 Bancak Kabupaten Semarang Academic Year 2013/2014)”. Jurnal Teknologi dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 3, hlm. 375-392.

Sutton, Gareth. 2015. “Extracurricular engagement and the effects on teacher-student educational relationship”. Journal of Initial Teacher Inquiry, Vol. 1, No. 1, pp. 51-53.