PEMBENTUKAN PUSAT DATA HUKUM NASIONAL SEBAGAI ... · oleh terbitnya UUD 1945, yang kemudian di...

14
PEMBENTUKAN PUSAT DATA HUKUM NASIONAL SEBAGAI IMPLEMENTANSI UU NO.4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM TUGAS MATA KULIAH “MANAJEMEN BASIS DATA PERPUSTAKAAN” IRHAMNI NRP/Mayor : G652110115/MTP SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of PEMBENTUKAN PUSAT DATA HUKUM NASIONAL SEBAGAI ... · oleh terbitnya UUD 1945, yang kemudian di...

PEMBENTUKAN PUSAT DATA HUKUM NASIONAL SEBAGAI

IMPLEMENTANSI UU NO.4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN

KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

TUGAS MATA KULIAH

“MANAJEMEN BASIS DATA PERPUSTAKAAN”

IRHAMNI

NRP/Mayor : G652110115/MTP

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

PEMBENTUKAN PUSAT DATA HUKUM NASIONAL SEBAGAI

IMPLEMENTANSI UU NO.4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN

KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

ABSTRAK

Sejak berdirinya Negara Kesatuan Repulik Indonesia pada tahun 1945 telah banyak

produk hukum yang dikeluarkan dalam rangka menjamin kehidupan berbangsa dan

bernegara, untuk itu beberapa cara dilakukan delam rangka tersimpannya dan tersebarnya

produk-produk hukum tersebut salah satunya adalah dengan Sistem Jaringan

Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDIH), namun SJDIH dirasa kurang begitu efektif

karena jaringan tersebut belum memiliki koordinator yang kuat. UU No.4 Tahun 1990

tentang serah-simpan karya cetak dan karya rekam dirasa cukup untuk menjadikan

Perpustakaan Nasional RI sebagai koordinator Pusat Data Hukum Nasional sehingga

memudahkan SJDIH dalam mendiseminasi produk hukum yang telah dibuatnya. Pusat

Data Hukum Nasional akan dirancang susuai perkembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi sekarang, penggunaan struktur data yang berorientasi objek serta format data

yang standar serta penggunaan Database manajemen Sistem yang baik akan membuat

Pusat Data Hukum Nasional sebagai pionir guna mewujudkan Perpustakaan Nasional RI

menjadi salah satu perpustakaan nasional yang terkemuka dan diperhitungkan di kawasan

regional dan internasional.

Kata kunci : Pusat Data Hukum, Legal Data Center,

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdirinya sebuah Negara tak lepas dari diterbitkannya sebuah dokumen, seperti

contoh Negara Amerika Serikat berdiri dengan di tandatanganinya “Declaration Of

Independence” pada tanggal 4 juli 1776. Demikian juga dengan Negara Kesatuan

republic Indonesia yang berdiri pada tahun 1945 dengan ditandatangainya naskah

“Proklamasi” yang ditandatangani oleh sukarno-hatta.

Produk hukum di Indonesia pertama kali ditandai oleh proklamasi kemudian disusul

oleh terbitnya UUD 1945, yang kemudian di jelaskan kembali melalui UU dan

diturunkan melalui Peraturan pemerintah, peraturan daerah, Keputusan presiden,

Keputusan menteri dan lain sebagainya.Hal ini membuktikan bahwa sebuah negara

tak bisa terlepas dari dokumen. Hal ini karena dokumen merupakan bagian yang

penting dalam kehidupan bernegara.

Contoh di atas membuktikan Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat tak

lepas dari dokumen, selain naskah proklamasi perlu adanya dokumen-dokumen dalam

kehidupan bernegara dan salah satu yang paling vital dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara dokumen bidang hukum berfungsi sebagai alat bukti kepastian hukum

juga berfungsi untuk menjamin kepastian dalam mengambil keputusan.

Untuk itu diperlukan adanya suatu system dokumentasi dan informasi hukum yang

jelas sehingga memudahkan seluruh rakyat untuk mengakses dokumen-dokumen

hukum serta peraturan lainnya agar adanya kepastian dan jaminan hukum dari

negaranya.

1.2 Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

Sebenarnya Indonesia telah mempunyai Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Hukum (JDIH)yang pertama kali dikemukakan dalam Seminar Hukum Nasional ke

III di Surabaya pada tahun 1974. Seminar berpendapat bahwa keberadaan

dokumentasi dan perpustakaan hukum yang baik merupakan syarat mutlak untuk

membina hukum di Indonesia.Namun pada waktu itu baik dokumentasi maupun

perpustakaan hukum di Indonesia masih dalam keadaan lemah dan kurang mendapat

perhatian. Oleh karena itu seminar merekomendasikan : “Perlu adanya suatu

kebijaksanaan nasional untuk mulai menyusun suatu Sistem Jaringan Dokumentasi

dan Informasi (SJDI) Hukum, dan agar dapat secepatnya berfungsi.

Merespon hasil rekomendasi seminar tersebut, Badan Pembinaan Hukum Nasional

berupaya memprakarsai lokakarya-lokakarya di Jakarta (tahun 1975), di Malang

(tahun 1977), dan di Pontianak (tahun 1977). Agenda pokok dalam setiap lokakarya

tersebut membahas ke arah terwujudnya Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Hukum serta menentukan program-program kegiatan yang dapat mendukung

terwujudnya dan terlaksananya pemikiran yang dicetuskan tahun 1974 dimaksud.

Dalam sebuah Lokakarya di Jakarta tahun 1978 Badan Pembinaan Hukum Nasional

disepakati sebagai Pusat Jaringan berskala nasional. Dan sementara itu Biro-biro

Hukum Departemen, LPND, Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara (saat ini tidak ada

lagi sebutan Lembaga Tertinggi), Pemerintah Daerah Tingkat I (berdasarkan Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian dinyatakan tidak berlaku lagi oleh

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebutan tersebut menjadi Pemerintah

Provinsi) menjadi Anggota-nya. Pelaksanaan kegiatan JDIH yang dilakukan oleh

instansi-instansi pemerintah waktu itu hanya didasarkan atas kesepakatan belaka,

belum ada landasan hukum yang mengikatnya. Sejak itu instansi yang merasa telah

siap mulai melakukan gerakan untuk maju, struktur organisasi yang memungkinkan

untuk berkoordinasi dibentuk, perencanaan program kegiatan disusun, sarana fisik

seperti gedung atau ruangan diwujudkan, koleksi peraturan mulai dikumpulkan,

sumber daya manusia dilatih dan dididik mengenai dokumentasi dan informasi

hukum, pelayanan informasi hukum dilakukan, serta anggaran untuk pelaksanaan

semua kegiatan dimaksud diperjuangkan. Para pakar di bidang ini kemudian

meletakkan landasan dasar kerja JDIH yang dibingkai dalam aspek Organisasi dan

Metoda, Personalia dan Diklat, Koleksi, Teknis, Sarana dan Prasarana, serta

Mekanisme dan Otomasi.

Setelah kegiatan jaringan dokumentasi dan informasi hukum berjalan lebih dari dua

puluh tahun, Pemerintah menerbitkan Keputusan (baca Peraturan) Presiden Nomor 91

Tahun 1999 (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 135) tentang Jaringan

Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional.

1.3 Perpustakaan Nasional RI Sebagai Pusat Data Nasional

Berdasarkan UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI

sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggungjawan untuk,

mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat

pembelajar sepanjang hayat serta mengembangkan koleksi nasional untuk

melestarikan hasil budaya bangsa. salah satu khasanah budaya manusia adalah

produk-produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah baik di pusat maupun di

daerah. Untuk itu perpustakaan nasional ri perlu mengembangkan fungsinya sebagai

perpustakaan deposit.

Untuk fungsi deposit atau penyimpanan Perpustakaan Nasional RI telah lebih dulu

mempunyai UU No. 4 Tahun 1990 tentang wajib serah karya cetak dan karya rekam

yang menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional RI adalah lembaga yang

bertanggung jawab untuk menerima materi perpustakaan yang diterbitkan oleh

penerbit swasta maupun lembaga pemerintah disebut perpustakaan deposit

(depository library). Pengertian perpustakaan deposit sedikit berbeda dengan reposit

atau repository. Ada pun perpustakaan deposit (repository library) adalah

perpustakaan yang menerima materi deposit dari perpustakaan lain, disimpan di

perpustakaan repositori serta menjadi milik perpustakaan reposit. Perpustakaan

reposit tidak selalu perpustakaan nasional maupun perpustakaan deposit, namun

perpustakaan nasional selalu menjadi perpustakaan deposit( Sulisto-basuki, 2009)

Perkembangan teknologi informasi diharapkan akan membuat Perpustakaan nasional

RI lebih mudah dalam menghimpun produk-produk hukum di negri ini terlebih lagi

dengan telah terbentuknya Sistem Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Hukum

(SJDIH) walaupun pelaksanaan kegiatan JDIH yang dilakukan oleh instansi-instansi

pemerintah waktu itu hanya didasarkan atas kesepakatan belaka, belum ada landasan

hukum yang mengikatnya. Sesuai amanat UU No.43 Tahun 2007 tentang

perpustakaan dan UU No.4 tahun 1990 tentang serah-simpan karya cetak dan karya

rekamuntuk menghimpun seluruh data yang diterbitkan di Indonesia atau tentang

Indonesia sudah cukup kuat bagi Perpustakaan Nasional RI untuk melakukan

kegiatan koordinasi pengumpulan dokumen-dokumen hukum di Indonesia yang

masih tersebar di setiap kementrian dan lembaga negara juga daerah sehingga akan

mempermudah pencarian dan pengelolaan data hukum nasional.

2. STRUKTUR DATA DAN FORMAT METADATA DATABASE PUSAT DATA

HUKUM NASIONAL RI

Kumpulan data terstruktur dan terpadu mengenai koleksi dokumen serta data terkait

yang dimiliki suatu institusi. Untuk itu pembuatan Pusat Data Hukum Nasional RI harus

memperhatikan struktur datadan format metadata agar database yang ada dapat

terpelihara dengan baik.

2.1 Struktur Database

Struktur data adalah cara penyimpanan, penyusunan dan pengaturan data di dalam

media penyimpanan komputer sehingga data tersebut dapat digunakan secara

efisien.Dalam teknik pemrograman, struktur data berarti tata letak data yang berisi

kolom-kolom data, baik itu kolom yang tampak oleh pengguna (user) atau pun kolom

yang hanya digunakan untuk keperluan pemrograman yang tidak tampak oleh

pengguna.Setiap baris dari kumpulan kolom-kolom tersebut dinamakan catatan

(record).Lebar kolom untuk data dapat berubah dan bervariasi.Ada kolom yang

lebarnya berubah secara dinamis sesuai masukan dari pengguna, dan juga ada kolom

yang lebarnya tetap.Dengan sifatnya ini, sebuah struktur data dapat diterapkan untuk

pengolahan database (misalnya untuk keperluan data keuangan) atau untuk pengolah

kata (word processor) yang kolomnya berubah secara dinamis.Contoh struktur data

dapat dilihat pada berkas-berkas lembar-sebar (spreadsheet), pangkal-data (database),

pengolahan kata, citra yang dipampat (dikompres), juga pemampatan berkas dengan

teknik tertentu yang memanfaatkan struktur data (Wikipedia).

Sistem Manajemen Database (Database Management Sistem – DBMS) merupakan

system didesain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data

dalam jumlah besar, menyimpan struktur database, data itu sendiri, hubungan antar

data di dalam database, maupun formulir dan laporan yang berhubungan dengan

database, DBMS dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi,

misalnya penyimpanan data dalam field dan menulis kode aplikasi yang spesifik

untuk pengaturannyam salah satu struktur database adalah sruktur database

berorientasi Object model/ relational dimana Obyek / sistem manajemen database

relasional (ORDBMS) menambah kemampuan objek penyimpanan baru dengan

sistem relasional pada inti sistem informasi modern. Fasilitas baru ini

akanmengintegrasikan pengelolaan data menerjunkan tradisional, objek yang

kompleks seperti time-series dan data geospasial dan media biner beragam seperti

audio, video, gambar, dan applet. Dengan encapsulating metode dengan struktur data,

server ORDBMS dapat menjalankan pelengkapan operasi manipulasi dan data

analitis untuk mencari dan mengubah multimedia dan objek kompleks lainnya.

Struktur Pusat Data Hukum Nasional hendaknya menggunakan Struktur database

berorientasi objek model/relational dimana pengelolaan data akan terintegrasi dengan

objek yang kompleks seperti time-series dan data geospasial dan media biner

beragam seperti audio, video, gambar, dan applet serta aplikasi lainnya dan

memungkinkan untuk menyimpan data dalam format apapun.

2.2 Format Metadata Database

Metadata adalah data terstruktur tentang data. Defenisi yang singkat itu belum

menyebut ciri metadata antara lain terstruktur, ditandai dengan kode agar dapat

diproses dengan computer, mendeskripsikan ciri-ciri satuan-satuan pembawa

informasi dan terakhir Membantu identifikasi, penemuan, penilaian, dan pengolahan

satuan pembawa informasi tersebut.

Dua format standar metadata yang digunakan dalam database dalam perpustakaan

yang pertama adalah MARC (Machine Readable Cataloguing) dan yang kedua adalah

Dublin Core. Kedua system ini merupakan system yang biasa dipakai dalam dunia

perpustakaan.Machine Readable Cataloging (MARC) adalah standar untuk

komunikasi data katalog di dunia perpustakaan dan informasi yang dikembangkan

oleh library of congress di amerika serikat. Pada dasarnya, MARC adalah format data

(atau lebih tepatnya: sekumpulan format data) yang memungkinkan pertukaran data

katalog atau data lainnya yang terkait antar sistem-sistem perpustakaan yang memakai

computer.

Dublin Core Metadata Element Set (DCMES) yaitu standar metadata yang sekarang

dikenal dengan nama singkat Dublin Core. Dublin Core merupakan hasil dari

lokakarya yang diadakan di Online Computer Library Center (OCLC)di kota Dublin,

Ohio tahun 1995 yang dibentuk karena dipengaruhi oleh adanya rasa kurang puas

dengan standar lama seperti misalnya MARC. MARC dianggap terlampau sulit (hanya

dimengerti dan bisa diterapkan oleh pustakawan) dan kurang bisa digunakan untuk

web resources. Untuk menangani banjir webresources diperlukan cara dan format yang

lebih sederhana, dikarenakan keterbatasan MARC dalam penerapan dokumen digital

maka Pusat Data Hukum Nasional akan lebih baik jika mengacu pada format standar

data Dublin Core, Metadata Dublin Core menyediakan cara sederhana dan

terstandarisasi untuk mendeskripsikan suatu informasi (Dwi Adjie Miyarso, - ).

Metadata Dublin Core dapat digunakanuntuk mendefinisikandokumen fisik maupun

digital dengan unsur-unsur adalah sebagai berikut :

a) Title : judul dari sumber informasi

b) Creator : pencipta sumber informasi

c) Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk

kata

kunci atau nomor klasifikasi

d) Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak,

daftar isi atau uraian

e) Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi

f) Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi

g) Date : tanggal penciptaan sumber informasi

h) Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya

i) Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi, sumber informasi

j) Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian

sumberinformasi. Contoh URL, alamat situs

k) Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi

l) Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi

m) Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi

lainnya.

n) Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu

o) Rights : pemilik hak cipta sumber informasi. (NISO)

Dublin core merupakan merupakan skema metadata yang digunakan untuk web resource

description and discover, Metadata Dublin Core memiliki beberapa keunggulan sebagai

berikut:

●Memiliki kesamaan kategori kode

●Memiliki deskripsi yang sangat sederhana

●Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum

●Expandable ; memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Karena keuanggulannya Dublin core dapat dijadikan standar metadata hukum nasional

sehingga akan mempermudah transfer antar data kementrian/lembaga dan daerah dalam

menyerahkan produk hukumnya ke perpustakaan nasional RI sebagai pengumpul koleksi

hukum nasional.

3. APLIKASI SISTEM INFORMASI PUSAT DATA HUKUM NASIONAL

Aplikasi sistem informasi pusat data hukum nasional merupakan Database Management

System (DBMS) merupakan software yang akan menentukan bagaimana data

diorganisasikan, disimpan, diubah, diambil kembali, pengaturan mekanisme pengamanan

data, mekanisme pemakaian data secara bersama, keakuratan/konsistensi data, dan

sebagainya (Fathansyah 2007), ada beberapa hal Langkah yang harus diperhatikan dalam

memilih DBMS adalah :

a. Berdasarkan spesifikasi permintaan user

b. memperhatikan2 atau 3 produk dengan memperhatikan budget yang tersedia,

dukungan vendor, kompatible dengan software lainnya.

c. mengevaluasi produk berdasakan fitur data definition (berhubungan dengan

pendefinian data), physical definition (misal struktur file, indexing, data

compression, enkripsi, dll) , accessbility (bahasa query, multi user, security)

,transaction handling (Backup dan recovery data, check pinting, parallel query

processing), utilities (fasilitas load dan unload, database administration support) ,

development (CASE tools, 4GL/5GL, windows aplication)

Manajemen data merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi yang

mencakup pengumpulan data yang sebelumnya akurasinya diuji terlebih dahulu.Data

tersebut disimpan, dipelihara dan dapat diambil sewaktu-waktu jika diperlukan. Basisdata

merupakan kumpulan data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan

dengan suatu cara yang memudahkan untuk pengambilan kembali (Mannino 2007).

Untuk itu pusat data hukum nasional mempunyai database yang dapat berbagi (shared)

dan saling terkait (interrelated) (Mannino 2007). Sistem basisdata yang telah terintegrasi

dengan sistem informasi yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya

dalam beberapa aplikasi yang beragam di dalam organisasi (Fathansyah 2007). Sistem

manajemen database hendaknya memungkinkan untuk bisa saling terkoneksi antara

sesame anggota jaringan, sehingga database mampu untuk bisa bertukar data antara

sesama anggota Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDIH) melalui

Pusat Data Hukum Nasional .gambar akan terlihat jaringan sebagai berikut :

Pusat data Hukum nasional hendaknya bersifat tertutup dan hanya bisa diakses oleh

anggota jaringan serta pemustaka yang menjadi anggotalayanan PerpustakaanNasional

RI, hal ini diperlukan untuk

1. Meningkatkan sistem keamanan data

2. Pengawasan terhadap penyimpanan data,

KEMENTERIAN

LEMBAGA

DAERAH

PUSAT DATA HUKUM NASIONAL PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

3. Menyediakan data lengkap untuk pembuatan laporan serta memungkinkan sistim

evaluasi kinerja kontributor dan pemakai.

Namun penggunaan pusat data hukum nasional hendaknya dikenakan secara gratis

karena semua dokumen hukum adalah dokumen Negara yang bersifat terbuka dan bebas

di akses bagi masyarakat luas bagi yang membutuhkannya.

Managemen data yang digunakan Pusat Data Hukum Nasional berfungsi untuk mengolah

basisdata dan memelihara integrasi logis antar file baik langsung maupun tidak langsung,

untuk itu sejumlah perangkat lunak yang dipakai pada database pusat data hukum

nasional adalah Inputing & Manipulating: DML (Data Modification Language), QL

(Query Language), yang berfungsi untuk melakukan input serta memanipulasi data serta

Searching & Retrieving: QL (Query Language): SQL * QBE yang berfungsi untuk

sebagai search engine.

Database Management System berguna untuk memelihara koleksi pusat data hukum

nasional yang adasehingga dapat dipakai secara bersama dan membentuk hubungan

antar data, meminimalkan data yang berlebihan (redundancy), menyediakan cara

pencarian data dan pengawasan terhadap penyimpanan data, menyediakan data lengkap

untuk pembuatan laporan serta memungkinkan pengembangan aplikasi.

Berbagai Aplikasi Manajemen pangkalan data telah tersedia namun untuk pembuatan

aplikasi database adalah mySQL dengan dukungan Php, alasan penggunaan MySQL dan

PHP adalah :

1. Program dapat running di semua OS, PHP MySQL berjalan secara web base, itu

artinya semua operating system yang memiliki web browser dapat menggunakan

aplikasi ini, dan semua OS tentu saja selalu memiliki web browser, Windows

dengan internet explorer, Linux dengan Mozilla, Macintosh dengan Safari, dan

Handphone dengan Opera Mini. Sangat mobile dan fleksible.

2. Sangat cocok dan mudah diterapkan pada komputer berjaringan, program PHP

MySQL cukup diinstall disalahsatu komputer pada jaringan yang dalam hal ini

adalah komputer server, pada komputer client, kita tidak usah menginstalasikan

program apapun lagi. Pada komputer client kita cukup mengarahkan web browser

ke komputer server dan program dapat langsung running, apabila program error

(walau kemungkinan sangat kecil sekali) program cukup di maintenance di pihak

komputer server yang terinstalasikan program tanpa harus memaintenance

komputer client juga. sangat mudah dan simple

3. Tidak ada virus yang menginfeksi program PHP, sampai saat ini, progrm php

belum dapat diinfeksi virus, kebanyakan virus menginfeksi file berekstensi *.exe

dan *.dll, sangat awet dan aman.

4. Sangat stabil di semua operating sistem, program PHP walaupun dipakai dalam

waktu yang sangat lama tidak akan memberatkan sistem dan tidak akan

mempengaruhi komputer untuk berjalan sangat lambat, sangat cocok diterapkan

pada komputer yang selalu nyala 24 jam

5. Sangat multi user, program php tidak akan bentrok dengan pengguna lain yang

sama-sama menggunakan program dalam satu jaringan.

4. TANTANGAN

Tantangan yang dihadapi Perpustakaan Nasional RI adalah bagaimana menghidupkan

Pusat Data Hukum Nasional ini, sehingga ia tetap eksis dan selalu uptodate untuk itu

perlu dibuat sebuah program komunikasi antar anggota jejaring seperti seminar,

pertemuan serta bimbingan teknis. Kekuatan teknologi Pusat Data Hukum Nasional yang

diimplementasikan di Perpustakaan Nasional RI tidak akan berarti apa-apa kalau tidak

didukung oleh ketersedian pustakawan yang memiliki kompetensi dan profesionalisme

tinggi. Karena itu,Perpustakaan Nasional RI harus menyiapkan berbagai program

pengembangan staf (staff development) yang berkelanjutan yang dapat berupa program

pendidikan dan pelatihan sehingga kompetensi dan profesionalisme pustakawan

meningkat.

Selain itu Perpustakaan Nasional RI juga perlu ditantang untuk melakukan penggalakan

upaya pengumpulan produk-produk hukum nasional yang tersebar pada kementrian,

lembaga non kementerian serta daerah baik propinsi maupun kabupaten, melakukan

Koordinasi yang lebih baik dengan kementrian, lembaga non kementerian serta daerah

dalam penerbitan produk hukum nasional.

Perpustakaan nasional RI juga ditantang untuk mengeluarkan peraturan-peraturan yang

bisa mengadposi teknologi mutakhir seperti melakukan revisi atas UU no. 4 menyangkut

kewajiban serah simpan terutama untuk karya dalam bentuk digital dan terakhir

Perpustakaan Nasional RI ditantang untuk melakukan diversifikasi layanan Pusat data

hukum Nasional dengan mengembangan Biblioteca Hukum Indonesiana. Biblioteca

Hukum Indonesiana adalah kumpulan materi perpustakaan tentang hukum Indonesia baik

terbitan dalam maupun luar negeri (hukum Negara laintentang Indonesia misal : MoU,

Undang-undang dan lain sebagainya).

5. PENUTUP

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bukan lagi sebagai sebuah fenomena, tetapi

telah menjadi sebuah keniscayaan.Teknologi ini telah memasuki hampir seluruh aspek

kehidupan manusia.Perpustakaan Nasional RI sebagai perpustakaan deposit yang

melakukan pengumpulan seluruh terbitan produk hukum di Indonesia perlu

mengimplementasikan Pusat Data Hukum Nasional.Dalam skop lebih kecil, kehadiran

Pusat Data Hukum Nasional di Perpustakaan Nasional RI akan berkontribusi signifikan

terhadap peningkatan kualitasdiversifikasi layanannya. Tidak hanya sampai di situ, Pusat

Data Hukum Nasional akan menjadi faktor menentukan guna mewujudkan Perpustakaan

Nasional RI menjadi salah satu perpustakaan nasional yang terkemuka dan

diperhitungkan di kawasan regional dan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Christianto Noel. 2004. StrukturDatabase.http://zafnatpaneyah.blogspot.com/2010/11/struktur-

database.html. [30Oktober 2011].

Dwi Adjie Miyarso.Metadata.[-]

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARS

O_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2311-Metadata.pdf[ 29 Oktober

2011]

Fathansyah. 2007. Buku Teks Komputer Basisdata. Bandung: Informatika.

Mannino MV. 2007. Database Design, Appilcation Development, andAdministration. Third

Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Pendit PL. 2008. Perpustakaan Digital Dari A sampai Z. Jakarta: Cita KaryaKarsa Mandiri.

[Perpusnas RI] Perpustakaan Nasional RI. 2007. Undang-Undang RI Nomor 43Tahun 2007

Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpusnas RI.

[Perpusnas RI] Perpustakaan Nasional RI. 1990. Undang-Undang RI Nomor 4Tahun 1990

Tentang Wajib Serah Dan Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam. Jakarta: Perpusnas RI.

Sulistyo-Basuki. 2009. Terbitan Elektronik dalam Kaitannya dengan Undang-undang Nomor 4

1990.http://www.pnri.go.id/Lists/List%20Majalah%20Online/DispForm.aspx?ID=127&Sourc

e=http%3A%2F%2Fwww.pnri.go.id%2FMajalah%2520Online.aspx [ 30 Oktober 2011]

wikipedia. 2011. Struktur Data . http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_data [ 28 Oktober 2011]