Pembentukan Batubara
-
Upload
tamzyaguante -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of Pembentukan Batubara
Proses Pembentukan Batubara
Pengertian Batubara
Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan,
batuan organik, yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara
terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah
oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk
lapisan batu bara.
Gambar 1 Batubara
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus
formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Pembentukan Batubara
Penimbunan lanau dan sedimen lainnya bersama dengan pergeseran kerak bumi
(dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai ke
kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan tersebut, material tumbuhan tersebut
terkena suhu dan tekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggi tersebut menyebabkan
tumbuhan tersebut mengalami proses perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah
tumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian batu bara.
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan
Karbon atau Batu Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung
antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu.
Gambar 2 Pembentukan Batubara
Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah
menjadi lignite (batu bara muda) atau ‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara
dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu
bara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu bara
muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan
mengubah batu bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’. Perubahan kimiawi dan fisika
terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya leb ih hitam dan
membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas
organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Proses perubahan sisa – sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan
istilah pembatubaraan ( coalification ). Secara ringkas ada dua tahap proses yang terjadi
yakni :
Tahap Diagenetik atau Biokimia
Dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama
yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan
gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia
Meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Jenis – Jenis Batubara
Tingkat perubahan yang dialami batu bara, dari gambut sampai menjadi antrasit
– disebut sebagai pengarangan – memiliki hubungan yang penting dan hubungan
tersebut disebut sebagai ‘tingkat mutu’ batu bara. Batu bara dengan mutu yang rendah,
seperti batu bara muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang
rapuh dan berwarna suram seperti tanah.
Baru bara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon
yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah. Batu bara dengan
mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam
cemerlang seperti kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan
karbon yang lebih banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah dan adalah batu bara
dengan mutu yang paling baik dan dengan demikian memiliki kandungan karbon dan
energi yang lebih tinggi serta tingkat kelembaban yang lebih rendah menghasilkan
energi yang lebih banyak.
Antrasit adalah batu bara dengan mutu yang paling baik dan dengan demikian
memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat kelembaban yang
lebih rendah.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas
dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-
bituminus, lignit dan gambut. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna
hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C)
dengan kadar air kurang dari 8%. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan
berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di
Australia. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75% dari beratnya. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai
kalori yang paling rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Crickmer, Douglas F. 1981. Elements Of Practical Coal Mining. New York : Society of
Mining Engineers of The American Institute Of Mining, Metallurgical, and
Petroleum Engineers, Inc.
http://encharta.msn.com
http://id.wikipedia.org
http://www.worldcoal.org
http://www.stoke.gov.uk