PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD...

113
i PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: SEPTINE DWI NINGSIH MARYANI NIM: 111-12-060 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD...

Page 1: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

i

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN

DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SEPTINE DWI NINGSIH MARYANI

NIM: 111-12-060

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

Page 2: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

ii

Page 3: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

iii

Page 4: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

iv

Page 5: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

v

Page 6: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar.” (Qs. An-Nisa’ 4: 9).

PERSEMBAHAN :

Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya.

2. Ibuku tercinta, Ibu Tri Maryani yang tak henti-hentinya melantunkan do’a

untuk anak-anaknya, yang selalu membimbing dan mendukung setiap

langkah putra-putrinya, dan yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk

anak-anaknya.

3. Mbah Kung, Bapak Amat Karyo Musri terima kasih untuk semua kasih

sayang, nasehat, do’a dan dukungan yang telah diberikan.

Page 7: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

vii

4. Kakak adikku, Mas Novandhi Bagus Wicaksono dan Nikmattul Fitri yang

selalu menjadi teman bertengkar, namun itu menjadi sesuatu yang sangat

dirindukan.

5. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dalam mencapai kesuksesan.

6. Seluruh siswa-siswi SLB Negeri Salatiga, jangan pernah menyerah dalam

menjalani kehidupan meskipun dengan berbagai keterbatasan.

7. Untuk Nur Aini, Bai’atun Nisak, yang tak pernah lelah melukiskan cerita-

cerita indah untuk mewarnai hidupku, yang selalu ada dalam menemaniku

menggapai mimpi.

8. Untuk Ika, Tilam, kawan-kawan yang menjadi teman suka duka di

kampus, yang sama-sama berjuang meraih kesuksesan. Seluruh teman-

teman PAI B 2012 seperjuangan, terimakasih atas canda tawa yang luar

biasa.

9. Seluruh teman PPL Diponegoro Salatiga dan KKN 2016 yang

mengajarkanku arti kesabaran, kesungguhan, dan kebersamaan.

Page 8: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

banyak memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan

seluruh umat Islam Nabi Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafa’atnya di

hari akhir kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri

Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.”

Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah

penulis lalui dengan baik. Tidak ada ungkapan lain yang dapat penulis utarakan

selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT karena hanya atas ridho

dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga.

Page 9: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

ix

4. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd., selaku Dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, dan motivasi yang diberikan.

5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag., selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Eko Puji, S.Ag. selaku guru PAI, Bapak Wawan P, S.PdSD selaku

Waka Kurikulum, seluruh staf dan karyawan serta seluruh peserta didik

SLB Negeri Salatiga.

8. Keluargaku yang selalu mencurahkan dukungan dan do’a yang tiada henti

bagi keberhasilan penulis.

9. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam

penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a, semoga amal dan kebaikan seluruh

pihak dapat diterima oleh Allah sebagai amal ibadah dan mendapatkan balasan

sebaik-baiknya. Tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini melainkan Dia

Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada

semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Salatiga,10 Agustus 2016

Penulis

Septine Dwi Ningsih Maryani

111-12-060

Page 10: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

x

ABSTRAK

Maryani, Septine Dwi Ningsih. 2016. 111-12-060. Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di

SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas

Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

Kata Kunci: Pembelajaran, PAI, dan Tunagrahita Ringan

Pendidikan agama menjadi sangat penting karena membantu peserta didik

dalam meningkatkan kemampuan intelektual maupun psikologisnya,

mengembangkan bakat dan potensi, membentuk manusia yang beriman dan

bertakwa, dan untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk itu semua orang berhak

mendapatkan layanan pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : sistem pembelajaran PAI pada

kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga. Permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana sistem pembelajaran PAI yang diterapkan pada

kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga. Serta bagaimana solusi

yang diberikan sekolah dalam menghadapai hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif analitik. Untuk mendapatkan data teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi , wawancara.

Sedangkan teknik analisis menggunakan model analisis data kualitatif deskriptif.

Berdasarkan temuan penelitian dapat dipahami bahwa dalam

menyampaikan pembelajaran PAI menggunakan beberapa metode yang

disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, metode-metode tersebut

diharapkan dapat membantu memudahkan peserta didik yang memiliki

keterbatasan dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Materi pembelajaran

PAI juga disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan dalam penyampaian

materi dilakukan dengan berulang-ulang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

pelaksanaan pembelajaran PAI yang menggunakan berbagai metode dan bantuan

berbagai media, dalam menghadapi hambatan pada pelaksanaan pembelajaran

dengan mengulang-ulang materi yang disampaikan.

Page 11: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO................................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi

KATA PENGANTAR...................................................................................... viii

ABSTRAK........................................................................................................ x

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6

D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7

E. Definisi Operasional............................................................................. 8

F. Metode Penelitian................................................................................. 9

G. Sistematika Penulisan.......................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 17

A. Pendidikan Agama Islam..................................................................... 17

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................................. 17

2. Landasan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam............................ 20

Page 12: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

xii

B. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak

Tunagrahita.......................................................................................... 29

1. Pengertian Belajar.......................................................................... 29

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam........................................ 33

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...................... 44

A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga.............................................. 44

1. Sejarah Berdirinya SLB Negeri Salatiga....................................... 44

2. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pembelajaran SLB Negeri

Salatiga.......................................................................................... 45

3. Data Guru, Siswa, serta Sarana dan Prasarana SLB Negeri

Salatiga......................................................................................... 47

4. Dukungan Masyarakat Untuk SLB Negeri Salatiga..................... 48

5. Peran SLB Negeri Salatiga Dalam Memunculkan Kesadaran

Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan Bagi

Anak Tunagrahita.......................................................................... 49

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga..................................................... 51

1. Kurikulum yang Digunakan.......................................................... 51

2. Materi yang Diajarkan................................................................... 51

3. Metode yang Digunakan Pada Pembelajaran Agama Islam.......... 53

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Pembelajaran PAI Tunagrahita Ringan di SMPLB

Negeri Salatiga.............................................................................. 58

Page 13: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

xiii

C. Solusi Menghadapi Hambatan Pembelajaran PAI Pada Anak

Tunagrahita Ringan di SMPLB

Negeri Salatiga..................................................................................... 59

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 61

A. Implementasi Pembelajaran PAI Pada Kelas Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga...................................................... 61

1. Kurikulum dalam Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga.. 61

2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga........... 62

3. Metode Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga................... 63

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran PAI Pada

Anak Tunagrahita Ringan di SMPLB

Negeri Salatiga....................................................................................... 66

1. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga.. 67

2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPLB

Negeri Salatiga................................................................................. 68

C. Solusi Menghadapi Hambatan Pemebelajaran PAI Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga........................................................ 68

BAB V PENUTUP............................................................................................ 70

A. Kesimpulan............................................................................................ 70

B. Saran...................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilaksanakan guna

membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan intelektual

maupun psikologisnya serta dapat mengembangkan bakat atau potensi –

potensi yang mereka miliki, sehingga dapat berbaur atau menyesuaikan

diri dilingkungannya serta dapat mencapai tujuan hidupnya. Setiap

individu tentunya berhak untuk mendapatkan suatu layanan pendidikan

yang dapat membantu diri individu dalam menjalani proses kehidupan.

Tidak terkecuali pada anak Tunagrahita, meskipun memiliki kemampuan

intelektual yang rendah atau di bawah rata-rata namun mereka juga berhak

untuk mendapatkan layanan pendidikan.

Pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 5 menyatakan, bahwa setiap warga mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan. Kemudian pada pasal 8 Ayat 1 dari

Undang-Undang yang sama menyebutkan, bahwa warga negara yang

memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan

luar biasa adalah pendidikan yang disesuaikan dengan kelainan peserta

didik berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan

(Apriyanto, 2012:12).

Page 15: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

2

Dengan berlandaskan UU inilah anak Tunagrahita yang termasuk dalam

individu yang memiliki keterbatasan intelektual berhak mendapatkan

layanan atau kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi lain yang masih dimiliki secara maksimal.

Pelayanan pendidikan pada setiap anak yang memiliki kebutuhan

khusus tentu akan berbeda-beda, tergantung kekurangan apa yang dialami

oleh masing-masing anak dan seberapa parahkah kekurangan tersebut

sehingga pelayanannya pun dapat sampai kepada ABK dengan tepat

(Smart, 2012:102).

Sekolah Luar Biasa tidak hanya untuk penyandang cacat mental

saja, namun juga peruntukan bagi para peyandang cacat fisik atau ABK,

yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Anak Berbakat, Anak Lamban Belajar, serta Tunagrahita dimana anak

Tunagrahita masuk dalam kelas SLB-C.

Undang-Undang Pendidikan No 19 Tahun 1954 Pasal 6 Ayat 2

menyebutkan bahwa Pendidikan dan Pengajaran Luar Biasa diberikan

dengan khas untuk mereka yang membutuhkan, Ayat 3 menyebutkan

bahwa pendidikan dan pengajaran luar biasa yang di maksudkan di atas di

wujudkan dalam bentuk sekolah khusus. Adapun maksud khas dari

pernyataan di atas adalah bahwa pendidikan dan pengajaran diberikan

secara berbeda dengan sekolah pada umumnya. Sekolah yang memberikan

pengajaran dan pendidikan luar biasa yang disediakan pemerintah, sering

dikenal dengan nama Sekolah Luar Biasa (SLB) (Apriyanto, 2012:18).

Page 16: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

3

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sekolah yang dirancang

khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus dari satu jenis kelainan.

Dalam satu unit SLB biasanya terdapat berbagai jenjang pendidikan mulai

dari SD, SMP, hingga lanjutan. SMPLB atau Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa sendiri merupakan salah satu unit jenjang pendidikan dari SLB

yang bertujuan melaksanakan pendidikan sehingga dapat mencerdaskan

anak-anak berkebutuhan khusus pada tingkat lanjutan.

Dalam pelaksanaan pendidikan tentunya diperlukan kerjasama

antara pihak sekolah, orang tua, masyarakat, serta pemerintah, sehingga

diharapkan dapat terwujudnya sistem pendidikan yang sesuai dengan

siswa dan hasil yang sesuai dengan harapan orang tua.

Anak Tunagrahita selain membutuhkan keterampilan dan ilmu

pengetahuan umum seperti ilmu alam, membaca, berhitung, dan lainnya,

juga membutuhkan Pendidikan Agama karena bertujuan untuk membentuk

pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia yang

berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan

yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta

(Daulay dan Pasa, 2012:3).

Page 17: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

4

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di

muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui." (Qs. Al-Baqarah 2:30).

Dalam Qs. Al-Baqarah 2:30 disebutkan bahwa manusia

mempunyai tugas sebagai khalifah Allah di bumi ini, untuk itu manusia

memikul amanah untuk menjaga, merawat, memelihara, dan melestarikan

alam ini. Tidak terkecuali bagi anak Tunagrahita, mereka juga memiliki

fungsi sebagai khalifah dibumi ini, mereka juga memiliki tugas yang sama

seperti manusia normal lainnya meskipun kapasitasnya tidak sama

besarnya.

Agama Islam sendiri mengajarkan kepada manusia untuk tidak

membeda-bedakan terhadap sesama termasuk kepada anak Tunagrahita

yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dengan

memberikan pendidikan agama kepada mereka diharapkan anak-anak

Tunagrahita memiliki bekal spiritual untuk dapat menjalani kehidupan

didunia serta dapat menerima keadaan atau kondisi mereka. Melalui

pendidikan agama anak-anak Tunagrahita juga belajar untuk mengenal

siapa Tuhan mereka dan belajar untuk menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhannya serta belajar untuk memiliki sikap budi pekerti

yang luhur terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya.

Page 18: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

5

Setiap peserta didik tentu memiliki karakteristik dan latar belakang

yang berbeda-beda, namun sebagai seorang pendidik harus dapat mengerti

dan memahami perbedaan dari setiap siswanya. Karenanya, pendidik tidak

boleh membeda-bedakan siswanya, seperti halnya siswa yang normal

dengan siswa berkebutuhan khusus harus diperlakukan sama karena

mereka sama-sama memiliki hak untuk memperoleh pendidikan.

Pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tidak boleh dipandang

sebelah mata, mereka memerlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan

agar dapat menjalani berbagai tantangan kehidupan.

Sebagai anak berkebutuhan khusus yang berbeda dari anak-anak

normal lainnya tentunya mereka memerlukan lembaga pendidikan khusus

untuk belajar yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLB ini akan

memberikan layanan pendidikan khusus yang sesuai dengan ketunaan

masing-masing pesera didiknya, seperti pendidik khusus, kurikulum

khusus, alat-alat bantu khusus, serta pembinaan-pembinaan khusus

sehingga dapat membatu mereka agar dapat berinteraksi dengan

lingkungannya, memiliki sikap yang luhur serta membantu mereka untuk

mencapai cita-citanya dan juga bekal untuk kehidupan di akhirat nantinya.

SLB Negeri Salatiga yang memberikan pendidikan bagi anak-anak

berkebutuhan khusus juga memiliki layanan-layanan khusus dalam

membantu pelaksanaan pembelajaran khususnya untuk pembelajaran PAI.

Terlihat dengan sebagian siswa khususnya anak tunagrahita yang memiliki

kesadaran untuk melaksanakan shalat saat adzan telah berkumandang,

Page 19: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

6

serta memiliki sikap dan perilaku yang sopan terhadap orang lain.

Tentunya hal ini menjadi menarik mengingat anak tunagrahita memiliki

keterbatasan intelektual sehingga bagaimana peranan sekolah khususnya

dalam memberikan pendidikan agama untuk membina anak-anak

tunagrahita ini menjadi anak yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhannya serta memiliki sikap dan budi pekerti yang baik.

Berdasarkan latar belakang inilah, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB

Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran PAI yang diterapkan pada kelas Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

pembelajaran PAI pada kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri

Salatiga?

3. Bagaimana solusi yang diberikan dari SMPLB Negeri Salatiga untuk

menghadapi hambatan dalam implementasi pembelajaran PAI kelas

Tunagrahita Ringan?

Page 20: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

7

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini,

maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

1. Mengetahui pembelajaran PAI yang diterapkan pada kelas Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga.

2. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat

pelaksanaan pembelajaran PAI pada kelas Tunagrahita Ringan di

SMPLB Negeri Salatiga.

3. Mengetahui solusi yang diberikan dari SMPLB Negeri Salatiga untuk

menghadapi hambatan dalam implementasi pembelajaran PAI kelas

Tunagrahita Ringan.

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan akan memberikan informasi

tentang implementasi pembelajaran PAI pada siswa Tunagrahita Ringan,

sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta dapat

berpartisipasi dalam pengembangan pengetahuan di IAIN Salatiga,

khususnya pada pengembangan ilmu pengetahuan Pendidikan Agama

Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan serta memberikan

khazanah keilmuan bagi para pendidik sehingga menjadi pendidik

yang berkompeten.

Page 21: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

8

2. Secara praktis

Dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan

guna pengembangan SLB Negeri Salatiga. Dan diharapkan dapat

memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana memberikan

pendidikan bagi anak Tunagrahita yang sesuai dengan kebutuhan

mereka, dan bagi siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan

lebih baik dan hasil yang dicapai siswa dapat lebih maksimal.

E. Definisi Operasional

Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa istilah yang perlu

diperjelas agar tidak terjadi kesalah pahaman pembaca sehingga dapat

memudahkan pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini. Adapun

istilah-istilah tersebut ialah:

1. Pembelajaran PAI

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah pelaksanaan suatu

kegiatan atau upaya untuk membelajarkan peserta didik yang telah

disusun secara matang dan terperinci yang lebih khusus ditekankan

pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar

mampu mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan mampu

mempertahankan kehidupannya didunia dan sebagai bekal di akhirat

(Achmadi, 1987:10).

Page 22: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

9

2. Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita ialah anak-anak dalam kelompok dibawah

normal dan atau lebih lamban daripada anak normal, baik

perkembangan sosial maupun lecerdasannya disebut anak terbelakang

mental (Apriyanto, 2012:21).

Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut

anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-

rata atau bisa juga disebut dengan retardasi mental. Tunagrahita

ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam

interaksi sosial. Keterbatasan inilah yang membuat para tunagrahita

sulit untuk mengikuti program pendidikan seperti anak pada umumnya.

F. Metode Penelitian

Coghlan dan Brannick (2010); Collis dan Hussey (2003); Leedy

dan Ormrod (2005), mengungkapkan bahwa metode penelitian adalah cara

yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan

penelitian atau rumusan masalah (Sarosa, 2012:36).

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana

penelitian ini akan mewawancarai wakil kepala sekolah, mengamati

guru Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas C Tunagrahita Ringan

di SMPLB Negeri Salatiga, dengan memperhatikan proses belajar

Page 23: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

10

mengajar terhadap anak-anak tunagrahita, sehingga akan diketahui apa

saja hambatan pada pelaksanaan pembelajaran PAI.

2. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat dan juga

pendamping guru Pendidikan Agama Islam dalam penyampaian materi

PAI terhadap anak-anak tunagrahita ringan di SMPLB Negeri Salatiga.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMPLB

Negeri Salatiga.

b. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian di mulai Bulan April 2016 s.d selesai.

4. Sumber Data

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio

tape, pengambilan foto atau film (Moleong, 2009:157).

Adapun sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari

wakil kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan para siswa

serta pihak-pihak yang terkait selama proses pembelajaran PAI anak-

anak tunagrahita. Adapun sumber yang lain berasal dari buku-buku

yang berkaitan dengan tunagrahita dan Pendidikan Agama Islam.

Page 24: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

11

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek

dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarrumidi,

2004:69). Pengamatan dilaksanakan secara langsung dimana

pewawancara dan yang diwawancarai saling berhadapan. Peneliti

menulis hasil observasi dan merekamnya menggunakan alat bantu

seperti video dan audio tape agar data yang didapatlan lebih akurat.

Leedy (1980) mengungkapkan bahwa : Obsevation has

been accompanied by the making of a record and the record is

always a part of the observation. Observation is indissolubly linked

with a record. Artinya “Observasi selalu disertai dengan

pembuatan rekaman dan rekaman sendiri merupakan bagian dari

observasi. Observasi tidak dapat dipisahkan dengan perekaman

(Yunus, 2010:375).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi

partisipan. Observasi partisipan ialah jenis observasi dimana

peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh subyek yang diamati (Sukandarrumidi,

2004:71). Selain meneliti, dalam pelaksanaannya peneliti juga

berperan serta dalam proses pembelajaran PAI Tunagrahita Ringan

kelas C SMPLB Negeri Salatiga.

Page 25: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

12

b. Interview / Wawancara

Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan peneliti dengan cara menanyakan secara langsung pada

sumber informasi (Yunus, 2010:357).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan interview kepada wakil

kepala sekolah, guru PAI dan siswa guna mengetahui apa saja yang

menjadi pendukung dan penghambat pembelajaran PAI

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

ditujukan kepada subyek penelitian, dokumen dapat berupa catatan

pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat,

catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain

sebagainya (Sukandarrumidi, 2004:100-101). Metode ini penulis

gunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan data-

data sekolah yang diperlukan dalam penelitian ini.

6. Analisis Data

Bogdan dan Biklen (1982) mengungkapkan bahwa analisis data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009:248).

Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif

deskriptif, dimana data yang sudah terkumpul melalui observasi,

Page 26: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

13

interview / wawancara serta dokumentasi akan dipilah sesuai dengan

yang diperlukan untuk kemudian diolah atau disusun sehingga dapat

dideskripsikan secara sistematis. Hal ini berkaitan dengan, penelitian

ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen

(Moleong, 2009:9).

7. Pemeriksaan Keabsahan Data

Agar peneliti ini mendapatkan kepercayaan dari pembaca, maka

diperlukan pemeriksaan keabsahan data menggunakan :

a. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di

lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai

(Moleong, 2009:327). Dalam pelaksanaan metode ini, peneliti ikut

berperan serta dalam proses pembelajaran PAI, yaitu dengan ikut

menjadi pengajar mata pelajaran PAI. Sehingga dengan metode ini

diharapkan dapat memperoleh data yang valid mengenai proses

pembelajaran PAI dan apa saja hambatan-hambatannya.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,

2009:330). Metode triangulasi juga dapat diartikan sebagai suatu

metode untuk mengumpulkan data dengan cara menggabungkan

Page 27: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

14

berbagai teknik pengumpulan data dengan maksud untuk

memperoleh tingkat kebenaran yang tinggi (Yunus, 2010:409).

Pemanfaatan metode triangulasi dapat dilaksanakan menggunakan

tiga macam cara :

1) Triangulasi dengan sumber, menurut Patton (1987:331) berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2009:330).

2) Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329)

terdapat dua strategi yaitu : (1) pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong,

2009:331).

3) Triangulasi dengan penyidik yaitu dengan jalan memanfaatkan

peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan

kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat

lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam

pengumpulan data (Moleong, 2009:331).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis triangulasi dengan

metode, dimana peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data yang dapat menunjang keakuratan data, seperti observasi,

interview / wawancara dan juga dokumentasi.

Page 28: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

15

8. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap Pra lapangan

Peneliti merancang apa saja yang akan dilakukan seperti

memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menyiapkan

perlengkapan penelitian serta memperhatikan etika dalam

penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap ini peneliti mengkaji buku-buku yang

berkaitan dengan isi skripsi, kemudian mengumpulkan data dengan

melakukan observasi ke sekolah dan melaksanakan wawancara

kepada wakil kepala sekolah, guru PAI serta para peserta didik.

c. Tahap analisis data

1) Pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data, penulis mengumpulkan

data dari yang diperoleh dari proses obervasi, wawancara dan

dokumentasi.

2) Analisis data

Pada tahap ini penulis menelaah semua data yang telah

terkumpul dari berbagai sumber yaitu kepala sekolah, guru

PAI dan peserta didik.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika disini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

Page 29: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

16

BAB I berisikan Pendahuluan yang membahas tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan

Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis

Penelitian, Kehadiran Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber

Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pemeriksaan Keabsahan

Data, Tahap-Tahap Penelitian), dan Sistematika Penulisan.

BAB II memuat Kajian Pustaka yang berisi Landasan Teori, yang

mengungkapkan tentang implementasi pembelajaran PAI pada Sekolah

Luar Biasa.

BAB III akan membahas mengenai gambaran umum lokasi dan

subyek penelitian yaitu sejarah berdirinya SMPLB Negeri Salatiga, lokasi,

visi dan misi, keadaan siswa, guru dan karyawan, struktur organisasi,

sarana dan prasarana, serta penyajian data hasil penelitian.

BAB IV berisikan analisis data yang terdiri dari : analisis deskriptif

dan pembahasan. Pembahasan tersebut meliputi : Sistem pembelajaran

PAI SMPLB (Kelas C) Negeri Salatiga, faktor yang mendukung dan

menghambat pelaksanaan pembelajaran PAI di SMPLB (Kelas C) Negeri

Salatiga, serta solusi yang diberikan dari SMPLB Negeri Salatiga untuk

menghadapi hambatan dalam implementasi pembelajaran PAI kelas

Tunagrahita Ringan (Kelas C).

BAB V merupakan bab terakhir yang berisikan Penutup yang akan

memuat kesimpulan dan saran-saran.

Page 30: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara bahasa, pendidikan dalam Bahasa Arab berasal dari kata

“Attarbiyah” yang merupakan masdar dari Rabbaa yang memiliki arti

antara lain mengasuh, mendidik dan memelihara yang sesuai dengan

Qs. Al-Israa’ : 24

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,

kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua

telah mendidik aku waktu kecil".” (Qs. Al-Israa’ : 24).

Selain Rabbaa ada pula kata-kata yang serumpun

dengannya yaitu Rabba yang artinya memiliki, memimpin,

memperbaiki, menambah. Kemudian ada kata Rabaa yang artinya

tumbuh dan berkembang.

Dari pengertian yang telah diuraikan maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan ialah tindakan yang sadar tujuan untuk

Page 31: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

18

memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya

insani) menuju kesempurnaan insani (Insan Kamil).

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses kegiatan

yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, seirama

dengan perkembangan anak (Achmadi, 1987:1-5).

Dengan makna yang sama Moh. Roqib mengungkapkan bahwa

pendidikan yang dalam bahasa disebut Tarbiyah berasal dari kata

Rabb yang seperti dinyatakan dalam Qs. Al-Fatihah (1) : 2, Allah

sebagai Tuhan seluruh alam (Rabb al-álamin) yaitu Tuhan yang

mengatur dan mendidik seluruh alam (Roqib, 2009:14).

Dalam al-Qurán istilah agama menggunakan kata al-din al-

haqq yang berarti agama yang benar. Allah Swt. berfirman dalam Qs.

At-Taubah (9) : 33

Artinya: “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa)

petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk

dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang

musyrikin tidak menyukai.” (Qs. At-Taubah (9) : 33).

Agama yang benar adalah agama yang bersumber dari Allah

Swt. yang disampaikan melalui Rasul-Rasul Allah (Makbuloh, 2013:2-

23). Al-dinu Al-haq dalam arti luas adalah sistem hidup yang diterima

dan diridhai Allah ialah sistem yang hanya diciptakan-Nya sendiri atas

Page 32: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

19

dasar tunduk dan patuh kepada-Nya. Siapa yang menolak tunduk

kepada Allah dan mengikuti aturan / sistem agama lain dari agama

yang benar yang diciptakanNya, untuk mengatur kehidupan, akan

mengalami kerugian di akhirat nanti (Ahmad, 1985:8).

Selain pengertian tersebut, ada pula beberapa pendapat dari

para ahli diantaranya :

a. Zakiyah Daradjat

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui

ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan

ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran

agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta

menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan

hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia

maupun di akhirat kelak (Daradjat, dkk, 2011:86).

b. Achmadi

Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang lebih khusus

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan

sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Achmadi, 1987:10).

c. Muhaimin, dkk

Didalam GBPP PAI, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

Page 33: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

20

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2008:75-76).

2. Landasan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Landasan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia,

harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua

perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan.

Adapun landasan tersebut terdiri dari :

1) Al-Qur’an

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang

disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan

melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu

terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan

masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang

berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah.

Pendidikan karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan

untuk membentuk manusia termasuk ke dalam ruang lingkup

mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut

Page 34: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

21

menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia,

baik pribadi maupun masyarakat (Daradjat, dkk, 2011:19-20).

Didalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi

prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha

pendidikan. Salah satunya ialah Qs. At-Tahrim (66) : 6

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu

dan keluargamu dari api neraka yang bahan

bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-

Tahrim (66) : 6).

Dari ayat Qs. At-Tahrim (66) : 6 dapat kita simpulkan

pengertiannya, bahwasanya pendidikan hendaknya dimulai

sedini mungkin, yaitu dapat dimulai dari orang tua terhadap

anak-anaknya. Oleh karena itu, Daradjat (2011:20)

berpendapat bahwa pendidikan Islam harus berlandaskan ayat-

ayat Al-Qur’an yang penafsirannya dapat dilakukan

berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan

pembaharuan.

Page 35: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

22

2) As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan

Rasul Allah Swt. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah

kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah

dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu

berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-

Qur’an. Seperti Al-Qur’an, Sunnah juga berisi aqidah dan

syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk

kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk

membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang

bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik

utama. Beliau sendiri mendidik pertama dengan menggunakan

rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan

memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis,

ketiga denga mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang

baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka

pembentukan manusia muslim dan masyarakat Islam. Oleh

karena itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara

pembinaan pribadi manusia muslim (Daradjat, dkk, 2011:20-

21).

3) Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan

Page 36: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

23

syari’at Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu

hukum syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum

ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad

dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan

termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-

Qur’an dan Sunnah. Namun demikian, ijtihad harus mengikuti

kaidah-kaidah yang diatur oleh para mujtahid tidak boleh

bertentangan dengan isi Al-Qur’an dan Sunnah tersebut.

Karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum

Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah Rasul

Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang

diperlukan dalam kehidupan yang senantiasa berkembang.

Ijtihad bidang pendidikan sejalan dengan perkembangan

zaman yang semakin maju, terasa semakin urgen dan

mendesak, tidak saja dibidang materi atau isi, melainkan juga

dibidang sistem dalam artinya yang luas.

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-

Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para

ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal

yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup disuatu

tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan

baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan

kebutuhan hidup (Daradjat, dkk, 2011:21-22).

Page 37: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

24

Selain landasan diatas, terdapat pula dasar pendidikan dari

negara, landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari

atau titik tolak. Pendidikan menurut UUD 1945 yakni terdapat pada

Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, tiap-tiap warga negara berhak

mendapatkan pengajaran. Ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional, yang diatur dengan undang-undang. UU No 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah

No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Kadir,

2012:97).

Pendidikan Agama juga memiliki dasar pelaksanaan

pendidikan yang berasal dari perundang-undangan yang secara

tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan

pendidikan agama disekolah secara formal. Dasar yuridis formal

tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :

1) Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama :

Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Dasar Struktural / Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab

XI Pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi : 1) Negara

berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara

menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.

Page 38: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

25

3) Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No

IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No

IV/MPR/1978. Ketetapan MPR No II/MPR/1983 diperkuat

oleh Tap MPR No II/MPR/1988 dan Tap MPR No

II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (Majid,

2005:132).

Dari dasar yuridis formal tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwasanya setiap warga negara memiliki kebebasan dalam

memeluk agama sesuai dengan keyakinannya sehingga mereka

harus mengerti ajaran agama masing-masing, oleh karena itulah

pendidikan agama sangat penting untuk diberikan kepada para

peserta didik.

b. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah suatu

usaha atau kegiatan selesai (Daradjat, dkk, 2011:29).

Sedangkan tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan

setelah subyek didik mengalami proses pendidikan baik pada

tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun

kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu

hidup (Achmadi, 1987:82).

Adapun tujuan pendidikan nasional tertuang dalam UU Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi

“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

Page 39: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

26

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab” (Komarudin, 2009:14).

Tujuan pendidikan agama Islam sendiri menurut GBPP PAI

(1994) ialah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan

dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga

menjadi manusia muslim yang beriman dan berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

(Muhaimin, dkk, 2008:78).

Adapun tujuan pendidikan meliputi :

1) Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua

kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara

lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang

meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan

pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur,

kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama.

Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar

pada pribadi seseorang yang sudah dididik, walaupun dalam

ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-

tingkat tersebut (Daradjat, dkk, 2011:30).

Page 40: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

27

2) Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka

tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup ini telah berakhir

pula. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola

takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan

berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan,

lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena

itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk

menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan

mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Tujuan

akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan

janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

Keadaan beragama Islam.” (Qs. Ali-Imran : 102).

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai

muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari

proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari

proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan

akhirnya. Insan Kamil yang mati dan akan menghadap

Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan

Islam (Daradjat, dkk, 2011:31).

Page 41: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

28

3) Tujuan Sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah

anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang

direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal

(Daradjat, dkk 2011:31).

4) Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit

kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah

dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu

disebut tujuan operasional (Daradjat, dkk, 2011:32).

B. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama pada Anak Tunagrahita

1. Pengertian Belajar

Meskipun memiliki keterbatasan, anak tunagrahita juga memiliki

hak yang sama untuk belajar, belajar tidak hanya dilakukan di dalam

sekolah namun dapat dilakukan dilingkungannya serta di sepanjang

hidupnya.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut pengertian secara

psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

Page 42: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

29

dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:2).

Dari uraian definisi belajar diatas telah djelaskan bahwa ciri belajar

itu adanya perubahan dalam diri individu. Syah (2003) menyatakan

bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud

perubahan, yaitu:

a. Kebiasaan

Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan

yang tidak diperlukan serta akan menjadikaan seseorang

berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

b. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengat urat syaraf

dan otot yang bersifat motorik. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat

dilihat tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu.

c. Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menasirkan dan

mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama

mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan

pengamatan yang obyektif dan benar.

d. Berpikir asosiatif dan daya ingat

Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan

sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Orang yang belajar akan

Page 43: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

30

mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut, serta akan memiliki

daya ingat yang lebih baik.

e. Berpikir rasional dan kritis

Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk

menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan

meramalkan sesuatu.

f. Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi

terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul

kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu

obyek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

g. Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan

individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak

perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih

baik.

h. Apresiasi

Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan

menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.

i. Tingkah laku efektif

Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki

tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki

manfaat (Sriyanti, dkk, 2009:20-21).

Page 44: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

31

Meskipun kesembilan poin tersebut tidak dapat dicapai oleh anak-

anak tunagrahita secara keseluruhan, namun ada beberapa bentuk

perubahan yang dapat mereka capai setelah melalui proses belajar,

seperti perubahan pada kebiasaan, sikap dan tingkah laku, juga

keterampilan-keterampilan yang diberikan dari sekolah sebagai bekal

menjalani kehidupan dimasa yang akan datang.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut

Suryabrata (2004) secara umum dipengaruhi oleh faktor eksternal dan

internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Faktor Eksternal

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi

fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa

manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah

menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan

masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya,

kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara

anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran

Page 45: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

32

dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan

sebagainya.

b. Faktor Internal

1) Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat

maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika

badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang

sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan

fungsi jasmani yang terkait dengan fungsi panca indra yang

ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu

gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

c) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagainya (Sriyanti, 2009:23-25).

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Anak yang mengalami tunagrahita menunjukkan urutan tahapan

perkembangan yang teratur, tetapi terlambat yang meliputi

Page 46: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

33

keterlambatan bicara reseptif, ekspresif dan disertai keterlambatan

visio-motor. Kemampuan penafsiran sesuatu yang didengar, serta

gangguan penggunaan mimik (Maulana, 2012:200).

Hal-hal yang perlu disiapkan oleh orang tua dengan anak tunagrahita:

a. Tumbuhkan kepercayaan diri orang tua

Anak sangat memerlukan orang tuanya dalam menghadapi

kenyataan tentang variasi psikis yang dimilikinya. Dengan adanya

kepercayaan diri dan keikhlasan menerima kondisi si anak, akan

lebih mudah bagi orang tua untuk mengarahkan mereka sesuai

dengan kemampuan dan efektifitas yang bisa dijangkau.

b. Beri lingkungan yang nyaman dan kondusif bagi anak

Anak akan mampu berkembang semaksimal mungkin jika

diberikan kepercayaan, lingkungan, dan pengasuhan yang tepat.

Target utama untuk dapat menolong diri sendiri minimal bisa

diatasi. Selanjutnya, anak dilatih sesuai tingkat maksimal

kemampuan dan intelegensi masing-masing.

c. Mencari sekolah yang tepat

Disamping untuk melatih kemampuan, sekolah juga

dimaksudkan untuk melatih sosialisasi mereka. Pilihan sekolah

harus disesuaikan dengan kemampuan si anak dan fasilitas yang

tersedia sehingga memungkinkan untuk dapat memaksimalkan

potensinya.

Page 47: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

34

d. Mengembangkan kemampuan anak semaksimal mungkin

Sebagai orang tua jangan terlalu banyak menuntut apalagi

membandingkan mereka, cukup berikan dukungan dengan apa

yang bisa mereka kerjakan. Bisa jadi si anak tergolong ke dalam

tingkat intelegensi rendah, tetapi tetap memiliki bakat yang bisa

diandalkan semacam melukis atau membuat kerajinan tangan

(Pratiwi dan Murtiningsih, 2013:87-88).

Selaras dengan pendapat Pratiwi dan Murtiningsih (2013) bahwa

meskipun memiliki IQ dibawah rata-rata, namun bukan berarti anak

tunagrahita lantas tidak mendapatkan pendidikan, mereka juga berhak

mendapat pendidikan seperti anak normal lainnya. Hal ini sesuai dengan

UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 8 ayat 1

yang menyebutkan bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik

dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa adalah

pendidikan yang disesuaikan dengan kelainan peserta didik berkenaan

dengan penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan (Apriyanto,

2012:12).

a. Pendidikan di rumah

Penanaman iman lebih utama dilakukan dirumah oleh orang tua

anak. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Utama karena

pengaruh mereka amat mendasar dalam perkembangan kepribadian

anaknya; pertama karena orang tua adalah orang pertama dan paling

banyak melakukan kontak dengan anaknya. Pendidikan agama

Page 48: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

35

dirumah sangatlah penting, alasan yang pertama, pendidikan di tiga

tempat pendidikan lainnya (masyarakat, rumah ibadah, sekolah)

frekuensinya rendah, sedangkan alasan yang kedua ialah, inti

pendidikan agama (Islam) ialah penanaman iman. Penanaman iman itu

hanya mungkin dilaksanakan secara maksimal dalam kehidupan

sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan dirumah (Tafsir,

2008:134-135).

Pendidikan agama bagi anak tunagrahita juga menjadi tanggung

jawab orang tua, yang sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam

rangka :

1) Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup

manusia.

2) Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun

rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan

kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan

agama yang dianutnya.

3) Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak

memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan

seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

4) Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim (Daradjat, dkk, 2011:38).

Page 49: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

36

b. Pendidikan di sekolah

Sekolah merupakan tempat dimana sistem pembelajaran telah

terstruktur sesuai dengan standar pendidikan nasional dimana telah

disesuaikan dengan kebutuhan para peserta didiknya dimana

didalamnya juga terdapat visi, misi dan tujuan pembelajaran yang

sesuai.

Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang wajib terdapat

pada kurikulum pendidikan. Karena pelajaran agama memuat tentang

nilai-nilai kemanusiaan yang berisikan bagaimana cara berhubungan

yang baik kepada sesama manusia serta makhluk Allah lainnya.

Peserta didik diajarkan bagaimana berakhlak mulia sesuai aturan

agamanya sehingga peserta didik termasuk anak tunagrahita mampu

bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya.

Kedua, pelajaran agama berisikan pengenalan terhadap Tuhannya,

dimana didalamnya memuat siapa Tuhannya, bagaimana para peserta

didik berkomunikasi terhadap Tuhannya melalui ibadah yang harus

dilakukan sesuai dengan ajaran agamanya.

Dengan kedua hal yang terdapat dalam pendidikan agama Islam

diharapkan peserta didik khususnya anak tunagrahita mampu

menjalani kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang terdapat

dalam ajaran agamanya (Islam), dan dengan komunikasi yang baik

dengan ritual ibadah terhadap Tuhannya peserta didik mampu

Page 50: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

37

mendekatkan jiwanya terhadap Tuhannya sehingga dapat tertanam

sikap-sikap positif dalam diri peserta didik.

c. Pengelolaan Pembelajaran

Peran dan fungsi PAI ialah membentuk pribadi muslim yang

beriman dan berakhlak mulia sebagai bekal peserta didik dalam

menjalani kehidupan didunia dan di akhirat, sehingga dalam

pelaksanaan pembelajarannya diperlukan berbagai persiapan (seperti

kurikulum, metode, alat, bahan, dan lainnya) yang dapat menunjang

proses pembelajaran agar dapat tersampaikan maksud dan tujuan dari

setiap materi yang disampaikan. Tidak terkecuali bagi para siswa

tunagrahita, dimana mereka juga memerlukan bekal agama dalam

menjalani kehidupannya, sehingga guru haruslah memiliki metode

maupun cara serta memiliki pemahaman berbagai prinsip dan prosedur

dalam penyampaian pembelajaran PAI sehingga dapat diterima oleh

para siswa tunagrahita dengan baik.

1) Prinsip-prinsip pembelajaran

Terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita

dari tindakan Rasulullah dalam menanamkan rasa keimanan dan

akhlak terhadap anak, yaitu:

a) Motivasi, segala ucapan Rasulullah mempunyai kekuatan yang

dapat menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan

suatu kegiatan mencapai tujuan. Kebutuhan akan pengakuan

sosial mendorong seseorang untuk melakukan berbagai upaya

Page 51: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

38

kegiatan sosial. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang

bersumber dari dalam dan dari luar individu.

b) Fokus, ucapannya ringkas, langsung pada inti pembicaraan

tanpa ada kata yang memalingkan dari ucapannya, sehingga

mudah dipahami.

c) Pembicaraannya tdak terlalu cepat sehingga dapat memberikan

waktu kepada anak untuk menguasainya.

d) Repetisi, senantiasa melakukan tiga kali pengulangan pada

kalimat-kalimatnya supaya dapat diingat atau dihafal.

e) Analogi langsung, sehingga dapat memberikan motivasi, hasrat

ingin tahu, memuji atau mencela, dan mengasah otak untuk

menggerakkan potensi pemikiran atau timbul kesadaran untuk

merenung dan tafakkur.

f) Memperhatikan keragaman anak, sehingga dapat melahirkan

pemahaman yang berbedadan tidak terbatas satu pemahaman

saja, dan dapat memotivasi siswa untuk terus belajar tanpa

dihinggapi perasaan jemu.

g) Memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu: kognitif, emosional

dan kinetik.

h) Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak (aspek

psikologis / ilmu jiwa).

Page 52: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

39

i) Menumbuhkan kreativitas anak, dengan mengajukan

pertanyaan, kemudian mendapat jawaban dari anak yang diajak

bicara.

j) Berbaur dengan anak-anak, masyarakat, dan sebagainya, tidak

eksklusif / terpisah, seperti bermusyawarah dan sebagainya.

k) Aplikasi, Rasulullah langsung memberikan pekerjaan kepada

anak.

l) Do’a, setiap perbuatan diawali dan diakhiri dengan menyebut

Asma Allah.

m) Teladan, satu kata antara ucapan dan perbuatan yang dilandasi

dengan niat yang tulus karena Allah (Majid, 2008:130-131).

2) Prosedur Pembelajaran

Dalam pelakasanaan pembelajaran PAI hendaknya guru harus

memahami bahwasanya kemampuan setiap anak dalam menerima

pelajaran pastinya berbeda, terlebih lagi bagi anak tunagrahita yang

mana anak-anak tersebut memiliki intelegensi dibawah rata-rata

normal. Untuk itu, guru sebaiknya memahami tentang pendekatan

dan metode pembelajaran yang akan diuraikan sebagai berikut:

a) Pendekatan

Pendekatan dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi

berkenaan dengan hakikat dan belajar mengajar agama Islam.

Depag (2004) menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam

pembelajran Agama Islam yang meliputi:

Page 53: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

40

(1) Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk

mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai

sumber kehidupan makhluk sejagat ini.

(2) Pengamalan, memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil

pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-

tugas dan masalah dalam kehidupan.

(3) Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai

dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi

masalah kehidupan.

(4) Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal)

peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai

bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan

perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam

kehidupan duniawi.

(5) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta

didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran

agama dan budaya bangsa.

(6) Fungsional, menyajikan bentuk semua standar materi (al-

Qur’an), Keimanan, Akhlak, Fiqih / Ibadah dan Tarikh),

dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan

Page 54: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

41

sehari-hari dalam arti luas sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

(7) Keteladanan, yaitu menjadi figur guru, petugas sekolah

lainnya, maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin

manusia berkepribadian agama (Majid, 2008:134-135).

b) Metode

Metode ialah rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar

secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan.

Ada banyak metode yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran PAI, diantaranya : metode ceramah, tanya jawab,

diskusi, kisah, perumpamaan, praktek, dan sebagainya (Majid,

2008:135).

d. Metode Pendidikan Agama

Dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya diperlukan

metode untuk menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan

pembelajaran agama Islam.

Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani

yang terdiri dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang

berarti jalan atau cara, dan kata “logos” yang berarti ilmu

pengetahuan. Jadi, metodologi pendidikan adalah jalan yang kita lalui

untuk memberikan kepahaman atau pengertian kepada anak didik, atau

segala macam pelajaran yang diberikan.

Page 55: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

42

Adapun yang dimaksud dengan metodologi pendidikan

agama Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang

bagaimana cara-cara yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam

upaya menyampaikan materi pendidikan agama Islam kepada

obyeknya, yaitu manusia (anak didik), berdasarkan petunjuk atau

tuntunan Al-Qur’an dan al-Sunnah (Majid, 2008:135-136).

Pengertian yang hampir sama juga diungkapkan Usman

(2002:4-5) bahwasannya metodologi pengajaran agama Islam adalah

ilmu yang membicarakan cara-cara menyajikan bahan pelajaran agama

Islam kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

secara efektif dan efisien.

Metode yang digunakan dalam sistem pembelajaran agama

Islam haruslah disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta

didik, karakteristik peserta didik, situasi dan kondisi, serta sarana dan

prasarana yang terdapat disekolah sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Untuk itu, guru hendaknya tidak hanya mampu menguasai

materi-materi pelajaran saja, namun juga harus menguasai berbagai

jenis pendekatan, metode-metode yang digunakan serta mengetahui

kesesuain metode yang digunakan terhadap materi, memahami

karakteristik siswa, serta kondisi psikologis masing-masing siswanya.

Page 56: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

43

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga

1. Sejarah berdirinya SLB Negeri Salatiga

SLB Negeri Salatiga merupakan sekolah yang berdiri dibawah

naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pada awalnya SLB Negeri

Salatiga adalah SDLB Negeri Mangunsari Salatiga (jenjang sekolah

dasar), pada tahun 2007 beralih status menjadi SLB Negeri Salatiga

yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang TKLB, SDLB,

SMPLB, dan SMALB, saat ini Kepala Sekolah yang menjabat ialah

Bapak Muhlisun.

SLB Negeri Salatiga berdiri pada tanggal 07 Januari 1983

dengan SK Pendirian Sekolah No 4 / 1983 dan dengan No SK Izin

Operasional 421.8/24686 yang dikeluarkan pada tanggal 25 Juni 2007,

SLB Negeri juga telah terakreditasi dengan SK Akreditasi yang

dikeluarkan pada tanggal 22 Januari 2015.

SLB Negeri Salatiga beralamatkan di Jalan Hasanudin Gang III

(Cakra), RT 03 RW 12, Banjaran, Kel. Mangunsari, Kec. Sidomukti,

Salatiga, 50721.

Adapun kelebihan dari SLB Negeri Salatiga menurut Bapak

Wawan Pamungkas selaku Waka. Kesiswaan ialah sebagai berikut:

Page 57: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

44

a. Satu-satunya SLB Negeri di Salatiga.

b. Dapat mendidik anak berkebutuhan khusus.

c. Fasilitas yang lebih lengkap dari SLB yang lain.

d. Prestasi yang lebih menonjol dari SLB lainnya.

e. Menggali potensi peserta didik agar menjadi mandiri sebagai bekal

di masa depannya.

f. Menumbuhkan kemampuan / skill dari setiap peserta didik.

2. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pembelajaran SLB Negeri Salatiga

SLB Negeri Salatiga senantiasa berusaha memberikan bekal

kepada setiap peserta didiknya, baik berupa ilmu pengetahuan,

pengalaman, mengembangkan bakat yang ada pada diri individu, serta

membekali keterampilan yang disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan setiap peserta didiknya sehingga dapat dijadikan bekal

untuk mereka saat nanti telah selesai mengenyam bangku pendidikan

di SLB Negeri Salatiga.

Adapun visi, misi, tujuan, serta strategi pembelajaran dari SLB

Negeri Salatiga adalah sebagai berikut:

a. Visi

Visi yang akan dikembangkan Sekolah Luar Biasa Negeri Salatiga

adalah “Mendidik siswa bisa mandiri, berkemampuan optimal dan

berakhlak mulia”.

b. Misi

Dalam rangka mencapai visi tersebut, SLB Negeri Salatiga akan:

Page 58: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

45

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengacu pada

perundang-undangan yang berlaku.

2) Melaksanakan program kurikulum yang berlaku.

3) Menambah kegiatan keterampilan.

4) Mengintensifkan kegiatan agama.

c. Tujuan Sekolah

1) Menampung anak berkebutuhan khusus (Anak Luar Biasa /

Penyandang Ketunaan) di daerah Salatiga dan sekitarnya

dalam lembaga pendidikan formal.

2) Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa

depan mereka yang kompetitif.

3) Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan

berkesinambungan.

d. Strategi Pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran, SLB Negeri Salatiga

menggunakan strategi pembelajaran sebagai berikut:

1) Menerapkan pembelajaran individual dan klasikal, sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

2) Menerapkan sistem guru kelas dan guru mata pelajaran yang

berlatar belakang pendidikan luar biasa dan umum.

3) Pembelajaran didukung oleh berbagai media pendidikan

seperti LCD, TV, Komputer, Video, VCD dan menggunakan

alat bantu mengajar sesuai kebutuhan.

Page 59: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

46

3. Data Guru, Siswa, serta Sarana dan Prasarana SLB Negeri Salatiga

a. Data Guru, siswa, serta sarana dan prasarana SLB Negeri Salatiga

Guru yang mengajar di SLB Negeri Salatiga merupakan guru

lulusan S1 PLB dan yang sebagian guru SI umum (bukan lulusan dari

PLB). (wawancara, kode WP). Adapun jumlah siswa SMPLB kelas

tunagrahita ringan untuk kelas VII hingga kelas IX yang beragama

Islam ialah 11 anak yang terdiri dari 9 laki-laki dan 2 perempuan.

Sedangkan luas bangunan dari SLB Negeri Salatiga ialah 2414 m2

dengan status kepemilikan yaitu milik sendiri, dan untuk sarana

prasana sudah lengkap untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran

seperti perpustakaan, lab komputer, ruang untuk vokasiona, kamar

mandi dan sebagainya.

b. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Muhlisun, M. Pd.

Waka. Kurikulum : Sularno, S. PdSD.

Eko Puji, S. Ag.

Waka. Kesiswaan : Wawan P, S. PdSD.

Indah W

Waka. Sarpras : Juzan, S. Pd.

: Wisnu L. J, S. Si.

Waka. Kehumasan : Reni S, S. Pd.

Otto D. P

Koord. TK / SD : Siti Aisyah, S. Pd.

Page 60: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

47

Koord. SMP : Drs. Sarjiya.

Koord. SMA : Sri Lestari, S. Pd.

Komite : M. Syatibi, S. Ag.

Penjaga Sekolah : C. Sholeh.

Petugas Kebersihan : Sutikto.

Tukang Kebun : Sri Rahayu.

4. Dukungan masyarakat untuk SLB N Salatiga

SLB Negeri Salatiga yang merupakan sekolah untuk

menangani anak-anak berkebutuhan khusus sangat didukung oleh

masyarakat sekitar, baik dari lembaga maupun perorangan.

Lembaga-lembaga yang memberikan dukungan untuk

kemajuan SLB Negeri Salatiga ini seperti kecamatan, kelurahan serta

puskesmas, terbukti dengan ketika pada wasana warsa lembaga-

lembaga tersebut sangat antusias untuk menghadiri serta menyaksikan

penampilan seni dari para siswa-siswi SLB Negeri Salatiga. Untuk

menambah wawasan peserta didik, kelurahan setempat juga pernah

mengundang siswa-siswi SLB Negeri Salatiga untuk memberikan

penyuluhan mengenai bahaya dari penggunaan narkoba, meski dengan

tingkat pemahaman yang sulit namun para siswa-siswi sangat antusias

dalam menyambut kegiatan tersebut, dan tentunya para guru selalu

mendampingi untuk memberikan penjelasan lanjutan mengingat yang

memberikan penyuluhan merupakan orang umum.

Page 61: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

48

Dari pihak puskesmas pun juga mengadakan pemeriksaan serta

imunisasi untuk siswa-siswi SLB Negeri Salatiga yang dilaksanakan

sesuai jadwal dengan rentang waktu beberapa bulan sekali, imunisasi

ini dilaksanakan menyeluruh untuk semua siswa sesuai dengan tingkat

umurnya, seperti pada anak usia SMA diberikan pemeriksaan gigi.

Puskemas juga menyediakan buku catatan pemeriksaan bagi para

peserta didik, serta tak lupa memberikan penyuluhan untuk para siswa

seperti penyuluhan yang berkenaan dengan pergaulan bebas.

5. Peran SLB Negeri Salatiga dalam memunculkan kesadaran orang tua

akan pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

Dalam realita di masyarakat orang tua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus banyak sekali yang merasa malu, bahkan ada

yang mengurung anaknya dirumah. Banyak juga orang tua yang tidak

memperdulikan pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus,

mereka menganggap anaknya sudah tidak dapat diharapkan, namun

pada kenyataannya ABK yang bersekolah dapat digali potensi yang

ada dalam dirinya dan dapat berprestasi seperti anak normal lainnya.

SLB Negeri Salatiga sebagai sekolah yang melayani

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pastinya sudah menjadi

tugasnya dalam memunculkan kesadaran orang tua akan pentingnya

pendidikan bagi anaknya yang ABK. Adapun usaha yang telah

dilakukan SLB Negeri Salatiga dalam hal ini adalah sebagai berikut:

Page 62: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

49

a. Menampilkan anak dengan seni musiknya dalam acara-acara

seperti halal bihalal, pameran-pameran, dan lainnya.

b. Menampilkan anak-anak yang berprestasi seperti prestasi di

pramuka pada bidang cipta baca puisi, dan terbukti dengan

terharunya semua hadirin.

c. Menjaring siswa dengan mendatangi rumah-rumah orang tua yang

memiliki anak berkebutuhan khusus, dengan informasi dari teman,

tetangga, dan lainnya.

d. Memasang MMT maupun pamflet, namun keduanya kurang

efektif.

e. Mendatangi SD maupun TK untuk menjaring siswa-siswa

berkebutuhan khusus agar pindah bersekolah di SLB karena

tentunya di SLB akan lebih digali potensi dirinya, hal ini juga

mengingat bahwa masih banyak orang tua yang tetap memaksakan

anaknya yang berkebutuhan khusus untuk tetap belajar di sekolah-

sekolah umum.

f. Mendatangi posyandu-posyandu karena di posyandu juga terdapat

data yang lengkap tentang perkembangan anak.

(wawancara, kode WP).

Seluruh usaha tersebut dimaksudkan sebagai bukti kepada

orang tua bahwa anak yang berkebutuhan khusus juga mampu untuk

berkembang,menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk

kemudian dapat berprestasi, dan yang pasti menunjukkan kepada

Page 63: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

50

orang tua bahwa anak yang berkebutuhan khusus juga membutuhkan

pendidikan sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupan di

kemudian hari.

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Tunagrahita di

SMPLB Negeri Salatiga

1. Kurikulum yang digunakan

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada anak tunagrahita di SMPLB Negeri Salatiga menggunakan

Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII, sedangkan untuk kelas IX

menggunakan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) sesuai

dengan peraturan pemerintah karena memang pelaksanaan kurikulum

2013 berjenjang.

2. Materi yang diajarkan

Materi-materi yang disampaikan dalam pelaksanaan

pembelajaran agama islam meliputi, keislaman, ibadah, akhlak, Al-

Qur’an, tarikh. Adapun materi PAI diantaranya sebagai berikut:

a. Kelas VII

1) Keislaman

a) Memahami dan menampilkan perilaku sebagai cermin dari

sifat-sifat Allah.

b) Mengimani akan adanya malaikat.

Page 64: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

51

2) Ibadah

a) Memahami cara-cara bersuci.

b) Memahami tata cara sholat.

c) Memahami dan mempraktekkan sholat Jum’at.

d) Memahami dan mempraktekkan sholat jama’ dan qashar.

3) Akhlak

a) Memahami dan membiasakan perilaku terpuji.

b) Memahami dan membiasakan perilaku kerja keras, tekun,

ulet, dan teliti.

4) Al-Qur’an

a) Menerapkan hukum bacaan Al-Syamsiyah dan Al-

Qamariyah.

b) Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin serta mim

mati.

5) Tarikh

a) Meneladani perilaku Nabi SAW dan para sahabat dalam

menghadapi masyarakat Makkah.

b) Menjelaskan misi Nabi SAW untuk menyempurnakan

akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat.

c) Membaca sejarah Nabi SAW sebagai rahmat bagi alam

semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan

kemajuan masyarakat.

Page 65: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

52

b. Kelas VIII

1) Keislaman

a) Meningkatkan keimanan kepada Kitab-Kitab Allah.

b) Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah.

2) Ibadah

a) Mengenal tata cara sholat sunnah Rawatib.

b) Memahami dan menerapkan macam-macam sujud.

c) Memahami dan menerapkan tata cara puasa.

3) Akhlak

a) Memahami dan menerapkan perilaku zuhud dan tawakal.

b) Menghindari perilaku tercela.

c) Membiasakan perilaku terpuji (adab makan dan minum).

d) Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber

bahan makanan.

4) Al-Qur’an

a) Menerapkan hukum bacaan Qalqalah, Lam, Ra.

b) Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.

5) Tarikh

a) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW.

b) Memahami sejarah dakwah Islam.

3. Metode yang digunakan pada pembelajaran agama Islam

Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di

SMPLB Negeri Salatiga pada anak tunagrahita disesuaikan dengan

Page 66: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

53

kemampuan siswa-siswanya mengingat kemampuan kecerdasan anak-

anak kelas C yang berada dibawah rata-rata, tidak banyak metode

yang dapat diterapkan saat proses pembelajaran.

Bapak Eko Puji Widodo selaku guru Pendidikan Agama Islam

kelas C menuturkan ada beberapa metode yang diterapkan didalam

kelas, seperti ceramah, tanya jawab, drill, demonstrasi, serta

pemberian tugas. (wawancara, kode EP).

Berikut jabaran dari metode-metode yang digunakan dalam

pembelajaran PAI untuk kelas C di SMPLB Negeri Salatiga :

a. Metode ceramah

Metode ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian

bahan secara lisan oleh guru dimuka kelas. Peran murid disini

sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan

mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan

(Usman, 2002:34).

Penggunaan metode ceramah ini memberikan ruang yang

lebih kepada guru untuk menyampaikan materi sebanyak-

banyaknya, namun untuk anak kelas C penggunaan metode

ceramah ini tidak dapat maksimal karena memang anak kelas C

sangat sulit menerima pelajaran, bahkan menurut Bapak Eko ketika

guru selesai menjelaskan mereka juga akan seketika lupa dengan

apa yang telah disampaikan oleh guru-guru mereka, sehingga guru

Page 67: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

54

perlu mengulang-ulang materi-materi tersebut hingga anak dapat

sedikit memahami apa yang disampaikan oleh gurunya.

Metode ceramah ini akan dapat maksimal apabila didalam

penyampaian materi menggunakan tambahan media lainnya,

seperti gambar, video, suara, dan lainnya. Penggunaan media-

media akan menambah semangat siswa dalam belajar serta materi

akan lebih mudah diterima oleh siswa karena mereka dapat melihat

secara langsung materi yang sedang disampaikan oleh gurunya.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Mustianah siswa

tunagrahita kelas VIII bahwa ia lebih jelas dan lebih mudah

menerima pelajaran dengan melihat gambar maupun video disertai

dengan penjelasan dari gurunya. (wawancara, kode MT).

Bapak Eko juga menuturkan hal yang selaras dengan Mustianah,

bahwasannya penggunaan IT / media lebih memudahkan siswa

dalam menerima pelajaran seperti gambar atau video. (wawancara,

kode EP).

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa

memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan

bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan (Usman, 2002:43).

Metode tanya jawab dapat diterapkan pada awal, tengah maupun

akhir pada proses pembelajaran. Penggunaan metode tanya jawab

Page 68: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

55

ini akan meningkatkan keberanian siswa dalam menyampaikan

pendapatnya di dalam forum serta dapat mengaktifkan proses

belajar mengajar, guru juga dapat mengukur sampai dimana tingkat

pemahaman siswanya.

Namun, menurut Bapak Eko selaku guru PAI penggunaan

metode tanya jawab juga belum dapat maksimal karena

keterbatasan siswa-siswanya, saat diberikan pertanyaan oleh

gurunya anak-anak tunagrahita ini memberikan jawaban yang tidak

sesuai dengan pertanyaan. (wawancara, kode EP).

c. Metode drill

Menurut data yang diperoleh, metode drill ini dilakukan

pada saat sebelum memulai pelajaran, penggunaan metode ini

dimaksudkan agar siswa dapat menghafalkan seperti bacaan-

bacaan sholat, surat-surat pendek, dan do’a sehari-hari. Karena

sistem pelaksanaannya yang diulang-ulang maka penggunaan

metode drill untuk anak kelas C sangatlah sesuai, karena memang

daya ingat anak kelas C yang rendah sehingga metode drill ini

sangat membantu mereka untuk dapat menghafalkan.

d. Metode demonstrasi

Demonstrasi adalah suatu teknik mengajar yang dilakukan

oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta

atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlhatkan kepada kelas

Page 69: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

56

tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu (Usman,

2002:45).

Metode demonstrasi akan memudahkan siswa dalam

menerima materi, karena dengan metode demonstrasi anak akan

terlibat langsung dalam memperagakan suatu kegiatan sehingga

akan memberikan pengalaman yang nyata dan akan mudah untuk

dipahami.

e. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas disebut juga dengan metode

resitasi dimana dalam metode ini siswa diberikan tugas-tugas

khusus di luar jam pelajaran (Usman, 2002:47).

Menurut Bapak Eko, penggunaan metode ini tidak berjalan dengan

baik, karena ketika diberikan tugas rumah anak-anak kelas C ini

tidak mau mengerjakan tugas-tugas tersebut, sehingga tugas-tugas

itu tetap akan dikerjakan disekolah dengan arahan dari guru.

(wawancara, kode EP).

f. Hasil pembelajaran PAI

Bapak Eko menyampaikan bahwa setelah mengikuti mata

pelajaran PAI, sebagian anak muncul kesadaran untuk

melaksanakan ibadah, setiap mendengar adzan mereka langsung

bergegas ke mushola sekolah untuk melaksanakan sholat. Anak-

anak juga mulai menghafalkan bacaan-bacaan sholat, berperilaku

Page 70: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

57

sopan, dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya. (wawancara

kode EP).

4. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran

PAI tunagrahita ringan kelas C di SMPLB Negeri Salatiga

a. Faktor pendukung

1) Siswa mau mendengarkan pelajaran meskipun mudah lupa.

2) Alat-alat peraga yang sudah lengkap, seperti alat sholat, tempat

ibadah, Al-Qur’an.

3) Sekolah menerapkan aturan untuk membiasakan siswa-

siswanya sholat dengan memberikan hukuman kepada siswa

yang tidak mengikuti sholat berjama’ah dua kali dalam

seminggu.

4) Kegiatan ekstrakurikuler untuk Qiro’atil Qur’an.

5) Guru yang selalu mengarahkan siswa-siswanya dengan sabar

dan telaten.

6) Sering diikutsertakannya guru-guru dalam program-program

pendidikan dan latihan khususnya untuk guru agama sehingga

dapat meningkatkan kompetensi guru.

b. Faktor penghambat

1) Memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata normal.

2) Jumlah guru yang kurang, antara jumlah guru dan rombongan

belajar tidak sesuai.

3) Siswa-siswa kurang fokus terhadap pelajaran.

Page 71: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

58

4) Tidak dapat menulis dan membaca.

5) Memiliki hambatan dalam menghafal.

6) Dikelas cenderung bersifat pasif.

7) Tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik.

8) Masih bertingkah semaunya sendiri.

9) Masuk sekolah tidak konsisten.

C. Solusi menghadapi hambatan Pembelajaran PAI Pada Anak

Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga

Menurut Bapak Wawan Pamungkas, dalam menghadapi

hambatan-hambatan yang telah diuraikan sebelumnya pihak sekolah

melakukan :

a) Mencari tambahan guru agama, baik dari swadaya sekolah maupun

pengangkatan guru dari pemerintah.

b) Penggunaan model drill atau pengulangan sehingga anak mampu

mengikuti pelajaran terutama dalam hal hafalan do’a-do’a, bacaan

sholat, serta surat-surat pendek. (wawancara, kode WP).

Adapun solusi untuk menghadapi hambatan menurut Bapak

Eko ialah dengan penggunaan metode yang sesuai dengan

kemampuan siswa, misalnya siswa kelas C yang lebih mudah belajar

dengan visual, maka guru akan memberikan pelajaran dengan

menggunakan media seperti gambar maupun video sehingga dengan

melihat gambar maupun video tersebut siswa akan dengan mudah

Page 72: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

59

menangkap materi yang disampaikan, sedang siswa yang lebih mudah

menerima pelajaran dengan membaca maka guru akan memberikan

materi dengan teks bacaan, meskipun sangat lambat dalam membaca

namun siswa ini juga akan lebih mudah menerima materi.

(wawancara, kode EP).

Page 73: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

60

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran PAI Pada Kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri

Salatiga

Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang wajib terdapat

dalam kurikulum pendidikan, pendidikan agama yang diberikan dikelas

akan membentuk pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya,

serta menjadikan muslim yang berguna dilingkungannya. Di sekolah luar

biasa juga mengajarkan pendidikan agama sebagai bekal untuk siswa-

siswanya agar menjadi manusia yang bertakwa meskipun dengan segala

kekurangannya. Dalam memberikan materi pendidikan agama juga

disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa sesuai

dengan kategori ketunaannya.

1. Kurikulum dalam Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di

SMPLB Negeri Salatiga sudah menggunakan kurikulum 2013. Dalam

pelaksanaannya seluruh materi PAI disesuaikan dengan kemampuan

anak kelas C karena memang kemampuan intelegensi anak tunagrahita

yang dibawah rata-rata anak pada umumnya. Sedangkan apabila

materi tidak disesuaiakan dengan kemampuan siswa maka materi-

materi tersebut tidak dapat diterima oleh peserta didik, sehingga

meskipun seluruh materi yang terdapat dalam kurikulum tetap

Page 74: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

61

disampaikan kepada peserta didik namun dengan porsi yang lebih

sederhana sesuai dengan kemampuan peserta didik. Dan yang menjadi

tujuan utama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk

anak tunagrahita ialah anak-anak tunagrahita sudah bisa sholat karena

memang sholat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan bagi

orang-orang Islam, selain sholat anak juga diharapkan dapat

melaksanakan wudhu dengan tertib serta dapat melafalkan niat

wudhu, mengingat kemampuan anak yang rendah sehingga dalam

membimbing menghafalkan bacaan-bacaan tersebut guru memerlukan

ketelatenan dan juga kesabaran agar tujuan-tujuan tersebut dapat

tercapai. Adab sehari-hari juga menjadi fokus utama dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena meskipun anak

tunagrahita memiliki kekurangan namun diharapkan mereka memiliki

perilaku yang baik sehingga akan dapat bersosialisasi dengan

lingkungannya.

2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga

Di SMPLB Negeri Salatiga alokasi waktu pembelajaran

Pendidikan Agama Islam hanya dijadwalkan bertatap muka satu kali

pertemuan dalam satu minggu. Dalam setiap pertemuan diberikan

waktu tiga jam pelajaran, setiap satu jam berdurasi selama 35 menit,

sehingga dalam satu minggu waktu pelajaran Pendidikan Agama

Islam hanya 105 menit.

Page 75: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

62

Dengan waktu yang sangat terbatas tersebut maka guru PAI

diharapkan memiliki manajemen waktu yang tepat sehingga materi

akan tersampaiakan seluruhnya sesuai dengan tujuan. Mengingat

waktu yang sangat terbatas tersebut hendaknya guru juga menjalin

komunikasi yang baik dengan orang tua, sehingga orang tua dirumah

dapat memantau kegiatan keagamaan anak-anaknya, seperti untuk

sholat orang tua dirumah juga memiliki peran yang besar untuk

membiasakan anak-anaknya melaksanakan sholat.

Dengan waktu yang terbatas, anak-anak kelas C juga

diharapkan dapat mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

yaitu 75, dengan KKM yang cukup tinggi maka anak-anak kelas C

akan diberikan ulangan setiap akhir bulan sehingga guru dapat

memantau perkembangan siswanya, sekolah juga akan memberikan

evaluasi yang sama dengan sekolah umum lainnya yaitu dengan

Ulangan Tengah Semester dan juga Ulangan Akhir Semester, dalam

kegiatan ini orang tua juga berperan penting untuk selalu

mengingatkan anak-anaknya agar senantiasa belajar dan tidak patah

semangat agar anak-anak mereka dapat berkembang lebih baik.

3. Metode Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga

Metode dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi yang sangat

penting untuk diperhatikan. Penggunaan metode yang tepat khususnya

untuk anak tunagrahita yang memiliki kemampuan intelektual

dibawah rata-rata akan membantu mereka dalam menerima materi

Page 76: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

63

pelajaran dengan lebih baik. Dalam pemilihan penggunaan metode

pastinya disesuaikan dengan situasi, sarana prasarana, serta kondisi

dan karakteristik siswanya. Untuk pembelajaran anak tunagrahita

tidak semua metode dapat digunakan, guru harus tepat dalam memilih

metode yang sesuai dengan materi serta dengan kondisi siswanya.

Untuk SMPLB Negeri Salatiga, guru Pendidikan Agama Islam

menerapkan metode ceramah, tanya jawab, drill, demonstrasi serta

pemberian tugas pada kelas tunagrahita ringan.

Penggunaan metode ceramah hendaknya diimbangi dengan

media pendukung seperti dengan gambar, video, suara, alat peraga dan

media lainnya yang sesuai dengan kebutuhan materi yang akan

diajarkan. Jika ceramah saja maka peserta didik yang kurang dapat

konsentrasi seperti anak tunagrahita akan cepat merasa bosan dan

keinginan belajarnya akan semakin menurun. Dalam penyampaiannya

pun guru hendaknya memperhatikan kondisi siswanya, seperti pada

anak tunagrahita maka guru harus dengan bahasa yang mudah

diterima oleh peserta didiknya.

Pada penggunaan metode tanya jawab hendaknya guru

memberikan pertanyaan yang tidak terlalu membebani siswanya, akan

lebih baik lagi jika menggunakan perumpamaan, penggunaan

perumpaan akan memudahkan siswa untuk mencerna pertanyaan yang

diberikan guru. Namun, mengingat anak tunagrahita yang

kemungkinan akan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan

Page 77: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

64

pertanyaan, maka hendaknya guru harus selalu sabar dan telaten untuk

memberikan pengertian dan meluruskan jawaban dari siswanya yang

belum sesuai dengan pertanyaan. Metode tanya jawab ini juga akan

membantu guru dalam mengukur sampai dimana pemahaman

siswanya terhadap materi yang diajarkan. Sedangkan penggunaan

metode drill akan memberikan pengaruh yang baik untuk anak

tunagrahita, karena dengan mengulang-ulang materi maka sedikit-

demi sedikit akan membantu siswa untuk sedikit menghafal materi

pelajarannya. Metode drill ini sangat sesuai digunakan untuk

membantu anak-anak tunagrahita dalam menghafalkan bacaan-bacaan

sholat, do’a-do’a, surat-surat pendek, dan bacaan yang berkenaan

dengan ibadah lainnya. Dalam pelaksanaannya SMPLB Negeri

Salatiga menggunakan metode drill untuk hafalan pada saat sebelum

memulai pelajaran.

Pada metode demonstrasi dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang nyata kepada peserta didik sehingga mereka tidak

mengalami kendala dalam membayangkan apa yang dimaksudkan

dalam materi. Metode demonstrasi dapat dilakukan oleh guru, namun

akan lebih baik lagi jika setelah guru memberikan demonstrasi maka

untuk kemudian siswa bergantian mendemonstrasikan sesuai dengan

yang dicontohkan oleh gurunya, hal ini akan memberikan pengalaman

kepada siswanya dengan memperagakan secara langsung dan akan

bertahan lebih lama dalam ingatannya. Dengan penggunaan metode

Page 78: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

65

demonstrasi siswa juga akan lebih banyak memperhatikan gurunya

karena banyak gerakan-gerakan yang membuat siswa ingin tahu dan

tidak merasa cepat bosan.

Sedangkan untuk metode pemberian tugas hendaknya guru

lebih memperhatikan siswanya saat mengerjakan sehingga akan sesuai

dengan apa yang diharapkan. Namun, untuk pemberian tugas rumah

hendaknya guru melakukan komunikasi yang lebih kepada orang tua

agar orang tua dirumah dapat mengingkatkan anak-anaknya untuk

mengerjakan tugasnya serta membimbing anak-anaknya. Metode

pemberian tugas ini mengajarkan kepada peserta didik untuk dapat

bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.

Segala bentuk metode yang diterapkan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dikelas tunagrahita ringan SMPLB Negeri

Salatiga tersebut telah memberikan dampak yang baik untuk anak para

peserta didiknya, meskipun belum semua siswa namun kesadaran para

peserta didik untuk melaksanakan sholat jika adzan telah

berkumandang sudah mulai muncul, mereka juga memiliki kesadaran

penuh untuk melaksanakan puasa Ramadhan.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran PAI Pada Anak

Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga

Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran pastinya terdapat berbagi

pendukung dan penghambat yang menyertainya. Begitu juga pada

Page 79: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

66

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga,

adapun faktor pendukung dan penghambat tersebut ialah:

1. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga

a. Siswa mau mendengarkan pelajaran meskipun mudah lupa.

b. Alat-alat peraga yang sudah lengkap, seperti alat sholat, tempat

ibadah, Al-Qur’an.

c. Sekolah menerapkan aturan untuk membiasakan siswa-siswanya

sholat dengan memberikan hukuman kepada siswa yang tidak

mengikuti sholat berjama’ah dua kali dalam seminggu.

d. Kegiatan ekstrakurikuler untuk Qiro’atil Qur’an.

e. Guru yang selalu mengarahkan siswa-siswanya dengan sabar dan

telaten.

f. Sering diikutsertakannya guru-guru dalam program-program

pendidikan dan latihan khususnya untuk guru agama sehingga

dapat meningkatkan kompetensi guru.

Dari uraian faktor-faktor pendukung tersebut maka dapat

dipahami bahwa siswa juga berperan baik dalam mendukung

pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan apa yang diajarkan

oleh guru meskipun mereka memiliki keterbatasan kecerdasan. Guru

dan sekolah juga memberikan perhatian yang lebih untuk pendidikan

anak tunagrahita dengan memberikan berbagai fasilitas, serta

meningkatkan wawasan untuk para pengajar dengan mengikutsertakan

Page 80: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

67

dalam berbagai pelatihan. Berbagai kegiatan tersebut pastinya akan

meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar.

2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri

Salatiga

a. Memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata normal.

b. Jumlah guru yang kurang, antara jumlah guru dan rombongan

belajar tidak sesuai.

c. Siswa-siswa kurang fokus terhadap pelajaran.

d. Tidak dapat menulis dan membaca.

e. Memiliki hambatan dalam menghafal.

f. Dikelas cenderung bersifat pasif.

g. Tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik.

h. Masih bertingkah semaunya sendiri.

i. Masuk sekolah tidak konsisten.

C. Solusi Menghadapi Hambatan Pembelajaran PAI Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga

Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada, SMPLB Negeri

Salatiga telah menyiapkan solusi yang diharapkan dapat mengurai

hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran. Adapun solusinya adalah

sebagai berikut:

1. Mencari tambahan guru agama, baik dari swadaya sekolah maupun

pengangkatan guru dari pemerintah.

Page 81: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

68

2. Penggunaan model drill atau pengulangan sehingga anak mampu

mengikuti pelajaran terutama dalam hal hafalan do’a-do’a, bacaan

sholat, serta surat-surat pendek.

3. Penggunaan metode yang sesuai dengan kemampuan siswa, misalnya

siswa kelas C yang lebih mudah belajar dengan visual, maka guru akan

memberikan pelajaran dengan menggunakan media seperti gambar

maupun video sehingga dengan melihat gambar maupun video tersebut

siswa akan dengan mudah menangkap materi yang disampaikan,

sedang siswa yang lebih mudah menerima pelajaran dengan membaca

maka guru akan memberikan materi dengan teks bacaan, meskipun

sangat lambat dalam membaca namun siswa ini juga akan lebih mudah

menerima materi.

Seluruh upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam menyelesaikan

hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran bertujuan agar

pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat

menerima hak-haknya dalam menempuh pendidikan.

Page 82: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kelas

Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga yang telah dilaksanakan,

maka dapat diambil kesimpulan:

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kelas Tunagrahita

Ringan di SMPLB Negeri Salatiga menggunakan berbagai metode

yang digunakan diantaranya metode ceramah, tanya jawab, drill,

demonstrasi, serta pemberian tugas. Metode-metode tersebut

disesuaikan kondisi peserta didik yang mempunyai ketunaan. Sebagian

besar penyampaian materi dengan bantuan berbagai media pendukung

seperti gambar, video, dan suara. Yang dapat mempermudah dalam

menerima pelajaran. Selain itu dengan cara mengulang-ulang materi

juga akan membantu siswa untuk mengingat apa yang telah diajarkan

oleh gurunya.

2. Faktor pendukung ialah alat-alat peraga yang telah tersedia sehingga

dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran, sekolah dan guru yang

selalu sabar dan telaten serta senantiasa menambah wawasan sehingga

dapat memberikan pelayanan yang jauh lebih baik untuk siswa-

siswanya. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran

PAI pada anak tunagrahita ringan di SMPLB Negeri Salatiga ialah

Page 83: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

70

keterbatasan intelektual siswa dalam mengikuti pembelajaran, banyak

juga yang jarang masuk sekolah sehingga akan sangat menghambat

perkembangan dirinya, jumlah guru yang kurang memadai juga

menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

3. Solusi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam tunagrahita ringan di SMPLB

Negeri Salatiga adalah dengan segera mungkin mencari guru tambahan

sehingga untuk pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

akan lebih baik lagi. Mengulang-ulang penyampaian materi juga

membantu siswa menghadapi kesulitan dalam menerima pelajaran,

penggunan metode ini baik digunakan untuk materi-materi

menghafalkan. Penggunaan metode yang disesuaikan dengan kondisi

siswa juga menjadi suatu solusi yang baik, sehingga siswa akan

menerima pelajaran dengan hati lapang karena sesuai dengan

keinginan dan kemampuannya.

B. Saran

1. Penggunaan metode drill yang lebih intensif agar tercapainya tujuan

utama dalam pembelajaran PAI yaitu anak dapat menghafalkan

bacaan-bacaan sholat dapat tercapai.

2. Pemberian reward atau hadiah atas suatu pencapaian dikelas, seperti

mau mengerjakan tugas rumah, dapat menjawab dengan tepat

Page 84: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

71

pertanyaan dari guru, dan lain sebagainya akan membantu siswa untuk

lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.

3. Meningkatkan komunikasi dengan orang tua agar orang tua dapat

membantu mensukseskan pembelajaran agama disekolah dengan

memantau kegiatan keagamaan siswa dirumah.

Page 85: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

72

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 1987, Ilmu Pendidikan Islam. Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo.

Ahmad, Muhammad Abdul Qadir, 1985, Thuruqu Ta’limi Al-Tarbiyah Al-

Islamiyah. Terj. Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Perguruan

Tinggi Agama.

Apriyanto, Nunung, Seluk-Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya.

Jogjakarta: Javalitera, 2012.

Daradjat, Zakiyah, 2011, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daulay, Haidar Putra, Nurgaya Pasa, 2012, Pendidikan Islam Dalam

Mencerdaskan Bangsa. Jakarta: Rineka Cipta.

Kadir, Abdul, 2012, Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Komarudin, M. Sukardjo Ukim, 2009, Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, Abdul, 2005, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul, 2008, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Makbuloh, Deden, 2013, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Maulana, Mirza, 2012, Anak Autis ; Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental

Lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat. Jogjakarta: Katahati.

Moleong, Lexy J, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muhaimin, dkk, 2008, Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah). Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Pratiwi, Ratih Putri, Afin Murtiningsih, 2013, Kiat Sukses Mengasuh Anak

Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Roqib, Moh, 2009, Ilmu Pendidikan Islam (Pengembangan Pendidikan Integratif

Sekolah, Keluarga dan Masyarakat). Yogyakarta: PT LkiS Printing

Cemerlang.

Sarosa, Samiaji, 2012, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta Barat: PT

Indeks.

Slameto, 1991, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Smart, Aqila, Anak Cacat Bukan Kiamat : Metode Pembelajaran & Terapi untuk

Anak Berkebutuhan Khusus. Jogjakarta: Katahati, 2012.

Page 86: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

73

Sriyanti, Lilik, Suwardi, Muna Erawati, 2009, Teori-Teori Belajar. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

Subini, Nini, 2013, Panduan Mendidik Anak dengan Kecerdasan di Bawah Rata-

Rata. Jogjakarta: Javalitera.

Sukandarrumidi, 2004, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tafsir, Ahmad, 2008, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Usman, Basyiruddin, 2002, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers.

Yunus, Hadi Sabari, Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010.

(http://12051eag.blogspot.com/2013/05/karakteristik-slb.html?m=1).

(http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-

para.html?m=1).

Page 87: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

DAFTAR TABEL

a. Data Guru SMPLB Negeri Salatiga Kelas Tunagrahita

No Nama L

/

P

TTL Jabatan Agama Ijazah

Terakhir

TMT

1. Muhlisun

L Ambarawa,

1962-06-10

Kepala

Sekolah

Islam S2 08-

08-

1995

2. Eko Puji

Widodo

L Kab.

Semarang,

1979-10-13

Waka

Kurikulum,

Guru PAI

Islam S1 01-

09-

2011

3. Fitri

Indriyani

P Sragen, 13

Juni 1985

Guru Mata

Pelajaran

Islam S1 01-

01-

2010

4. Yustina

Emma

Hartati

P Kab.

Semarang, 22

Desember

1979

Guru

Bahasa

Ingrris

Kristen S1 01-

01-

2010

5. Siti

Rahayu

P Klaten, 18 Juli

1965

Guru Kelas Islam S1 01-

08-

1987

6. Siti Aisah P Kab.

Semarang, 30

April 1962

Guru Kelas Islam S1 01-

05-

1984

7. Indiyatno L Klaten, 23

Mei 1957

Guru Kelas Islam S1 01-

11-

1988

8. Rohana

Dwi

Sunaryanti

P Yogyakarta,06

Juni 1958

Guru Kelas Katholik S1 01-

10-

1985

Page 88: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

9. Heriani

Thamrin

P Balo-balo, 25

Mei 1979

Guru Kelas Islam S1 01-

01-

2010

10. Wawan

Pamungkas

L Purworejo, 05

Februari 1964

Waka

Kesiswaan,

Guru

Vokasional

Islam S1 01-

06-

1986

11. Sarjiya L Sukoharjo, 14

Maret 1963

Guru

Vokasional

Islam S1 20-

03-

1986

12. Kusnanto L Banyumas, 05

September

1957

Guru

Vokasional

Islam S1 01-

04-

1986

13. Sularno L Karanganyar,

15 Juni 1967

Guru

Vokasional

Islam S1 01-

04-

1991

14. Reni

Setiawati

P Semarang, 26

Maret 1980

Guru

Vokasional

Islam S1 01-

01-

2010

b. Data Siswa Tunagrahita Ringan SMPLB Negeri Salatiga

No Nama Jenis

kelamin

Tempat

tanggal

lahir

Alamat Rombel

1. Adam Wahab L Kab.

Semarang,

30-09-2002

Bulusari, RT 01/01,

Lebak, Kec.

Bringin.

7-C

2. Catur Joko

Wicaksono

L Salatiga, 16-

04-1996

Tegalrejo, RT

01/04, Tegalrejo,

Salatiga.

7-C

Page 89: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

3. Adi Nugroho

Febriyanto

L Salatiga, 09-

02-2002

Jl. Kendalisodo No.

13, RT 05/06,

Kalicacing, Kec.

Sidomukti,

Salatiga.

8-C

4. Dedi Irawan L Magelang,

27-07-1996

Mrican, Ledok,

Salatiga.

8-C

5. M. Alpha

Teddy

L Salatiga, 22-

05-2001

Randu Kuning, RT

05/01, Gintang,

Kab. Boyolali.

8-C

6. Nadya Yuliana

Puspita

P Salatiga, 26-

07-1997

Jl. Suropati II/46,

RT 01/05,

Mangunsari, Kec.

Sidomukti,

Salatiga.

8-C

7. Tri Sukarsono L Salatiga, 17-

12-1998

Ngawen Randusari,

RT 04/06,

Mangunsari, Kec.

Sidomukti,

Salatiga.

8-C

8. Arif Widodo

Pamungkas

L Blora, 26-

05-2000

Jl. Joko Tingkir,

RT 02/07, Tingkir

Lor, Kec. Tingkir,

Salatiga.

9-C

9. Aryo Ardi

Prasetyo

L Salatiga, 27-

07-1997

Jl. Abiyasa, RT

04/07, Dukuh, Kec.

Sidomukti,

Salatiga.

9-C

10. Kania Tyas

Anggreni

P Kab.

Semarang,

Sejambu, RT

02/05, Kesongo,

9-C

Page 90: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

01-09-1998 Kec. Tuntang.

11. R. Leonard

Richky

Hendrico

L Salatiga, 19-

08-1993

Jl. Diponegoro No.

146, Kec. Sidorejo,

Salatiga.

9-C

c. Data Sarana dan Prasarana

Luas tanah dan bangunan

No Jenis Luas (m2) Status Kepemilikan

1. Bangunan 2414 Sendiri

2. Halaman 896 Sendiri

3. Kebun 0 Sendiri

4. Taman + lain-lain 500 Sendiri

Tabel sarana dan prasarana

No Jenis Ruangan Jumlah Luas

(m2)

Keterangan

1. Ruang Aula Ada

2. Rumah Dinas Kepala

Sekolah

Ada

3. Rumah Dinas Guru Ada

4. Rumah Dinas Penjaga Ada

5. Rumah Dinas Asrama Ada

6. Ruang Kepala Sekolah Ada

7. Ruang Guru Ada

8. Ruang TU Di dalam ruang guru

9. Ruang Tamu Di dalam ruang guru

10. Ruang Kelas 35 614,75

11. Ruang Perpustakaan 1 56

12. Ruang Ibadah Ada

Page 91: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

13. Ruang Konsultasi Ada

14. Ruang Observasi Ada

15. Ruang Kemandirian 1 24

16. Ruang Cuci Motor 1 28

17. Ruang Tata Rias 1 14

18. Ruang Tata Busana 1 32

19. Ruang Tata Boga 1 30

20. Ruang BK Ada

21. Ruang Koperasi Ada

22. Ruang Gudang Ada

23. Ruang UKS Ada

24. Ruang Kamar Mandi /

WC

Ada

25. Ruang OM Ada

26. Ruang BPBI /

Binawicara

Ada

27. Ruang KMD Ada

28. Ruang Psikoterapi Ada

29. Ruang Fisioterapi Ada

30. Ruang Hydroterapi Ada

31. Ruang Terapi Musik Ada

Page 92: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

d. Data barang / perkakas

No Jenis Barang Jumlah

1. Meja siswa 203 buah

2. Kursi siswa 203 buah

3. Meja guru 47 buah

4. Kursi guru 60 buah

5. Almari 27 buah

6. Rak buku 7 buah

7. Papan tulis 30 buah

8. Papan statistik 8 buah

9. Meja tamu 2 set

10. Alat peraga 10 set

11. Unit alat pertanian 1 set

12. Unit alat kesenian 4 set

13. Unit alat olahraga 3 set

14. Unit alat pertukangan 3 set

15. Unit alat rias / kecantikan 1 set

16. Unit alat perbengkelan 1 set

17. Unit alat boga 1 set

18. Almari perpustakaan 1 buah

Page 93: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Lampiran:

Page 94: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 95: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 96: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 97: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 98: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

PEDOMAN WAWANCARA

A. Wawancara dengan Waka Kesiswaan

1. Apa saja kelebihan dari SLB Negeri Salatiga?

2. Apakah fasilitas sudah mendukung untuk pembelajaran?

3. Apa saja syarat untuk menjadi guru di SLB Negeri Salatiga?

4. Bagaimana peran masyarakat sekitar untuk memajukan SLB Negeri

Salatiga?

5. Bagaimana peran SLB Negeri Salatiga dalam menyadarkan

masyarakat tentang petingnya pendidikan untuk ABK?

6. Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran PAI untuk kelas

C?

7. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pembelajaran PAI untuk anak tunagrahita?

8. Bagaimana solusi yang diberikan sekolah dalam menghadapi

hambatan-hambatan tersebut?

B. Wawancara dengan guru PAI

1. Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran PAI untuk kelas

C?

2. Materi apa saja yang diajarkan untuk anak tunagrahita?

3. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran PAI?

4. Apa saja alat peraga yang menunjang pembelajaran PAI?

Page 99: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

5. Apa saja kegiatan keagamaan yang dapat menunjang pembelajaran

PAI?

6. Apakah ada perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti

pembelajaran PAI?

7. Apa yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran PAI?

8. Apa saja evaluasi yang digunakan?

9. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari pembelajaran PAI?

10. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan-

hambatan tersebut?

Page 100: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Bapak Wawan Pamungkas (WP)

Jabatan : Waka Kesiswaan

Hari/tanggal : Jum’at, 22 Juli 2016

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang Tamu SMPLB Negeri Salatiga

Mahasiswa :“Assalamu’alaikum wr.wb, saya Septine mahasiswa IAIN

Salatiga pak, maaf mengganggu waktu Bapak, saya hendak

menanyakan beberapa hal yang berkenaan dengan seputar SLB

Negeri ini pak.”

WP : “Waalaikumsalam wr.wb, baik mbak silahkan.”

Mahasiswa : “Apa saja kelebihan dari SLB Negeri ini?”

WP :“Kelebihan SLB ini ya bisa mendidik anak-anak yang

berkebutuhan khusus, dan kalau dibandingkan dengan yang lain

SLB ini satu-satunya SLB Negeri di Salatiga, kemudian fasilitas

juga lebih lengkap dari yang lain, prestasi juga lebih menonjol, dan

yang paling penting disini mendidik anak-anak yang sudah tidak

bisa disekolahkan di reguler jadi disini kita cari potensi pada diri

anak untuk kemudian dikembangkan agar nantinya anak mandiri.”

Mahasiswa : “Apakah fasilitasnya sudah mendukung untuk pembelajaran

pak?”

WP : “Ya, disini sudah ada Lab-Kom, ruangan seni musik, karawitan,

drumblek, semua peralatan yang mendukung anak secara umum

sudah lengkap. Sedangkan kalau untuk PAI, ada mushola untuk

sholat berjama’ah dan juga ada Al-Qur’an.”

Mahasiswa : “Kalau untuk menjadi guru disini apakah harus lulusan dari

PLB?”

Page 101: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

WP : “Guru-guru ada yang lulusan PLB namun ada juga yang lulusan

S1 umum untuk mata pelajaran, dan biasanya guru-guru yang dari

umum akan tetap berlatih seperti berlatih bahasa isyarat.”

Mahasiswa : “Bagaimana peran masyarakat sekitar untuk memajukan SLB ini

pak?”

WP : “Peran masyarakat disekitar sini sangat mendukung sekali ya,

baik lembaga maupun perorangan. Kalau lembaga itu seperti

pemerintahan kelurahan, kecamatan, puskesmas sangat mendukung

sekali terbukti setiap ada wasana warsa beliau-beliau sangat

antusias hadir untuk menyaksikan penampilan-penampilan seni dari

anak-anak. Dari puskesmas juga ada pemeriksaan, imunisasi sesuai

kelas dan umur, kalau sakit juga ada buku catatan di puskesmas,

sedangkan kalau dari kelurahan pernah ada penyuluhan juga,

walaupun tingkat pemahaman anak sulit namun mereka merespon

baik dan untuk kemudian menjadi tugas guru untuk memperdalam

lagi.”

Mahasiswa : ”Bagaimana peran SLB dalam menyadarkan masyarakat tentang

petingnya pendidikan untuk ABK?”

WP “Itu menjadi tugas bagi kami sebagai pendidik bahwa kecacatan

bukan halangan untuk berprestasi dengan kami menampilkan anak-

anak berprestasi dalam acara-acara umum untuk meyakinkan

masyarakat. Kami juga menjaring anak-anak yang berkebutuhan

khusus dengan mengunjungi rumah anak-anak tersebut, kami juga

mendatangi sekolah-sekolah reguler untuk mencari anak-anak yang

berkebutuhan khusus agar masuk di SLB sehingga mendapatkan

pelayanan pendidikan yang tepat, kami juga mendatangi posyndu-

posyandu dan PKK karena disana terdapat data yang lengkap.”

Page 102: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Mahasiswa : “Untuk Pembelajaran PAI kelas C menggunakan kurikulum apa?”

WP : “Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, dan

penyampaian materi disesuaikan dengan kemampuan siswanya”.

Mahasiswa : “Menurut Bapak apa sajakah faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan pembelajaran PAI?”

WP : “Untuk faktor pendukung sudah tersedianya alat peraga sholat,

Al-Qur’an, untuk guru juga sering mengikuti pendidikan dan

latihan, ada ekstra kurikuler untuk Qiro’atil Qur’an, sekolah juga

memberlakukan hukuman bagi siswa yang dua kali dalam

seminggu tidak mengikuti sholat berjama’ah. Sedangkan untuk

penghambatnya jumlah guru yang kurang, siswa yang kurang fokus

terhadap pelajaran, masih semaunya sendiri, dan juga IQ yang

rendah.”

Mahasiswa : “Lalu bagaimana upaya pihak sekolah dalam menghadapi

hambatan-hambatan tersebut?”

WP : “Kami akan mencari guru tambahan baik dengan swadaya sekolah

maupun pengangkatan dari pemerintah, kami juga akan lebih

mengintensifkan penggunaan metode drill agar dapat membantu

anak dalam pembelajaran.”

Narasumber : Mustianah (MT)

Jabatan : Siswa Tunagrahita

Hari/tanggal : Senin, 16 Mei 2016

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Lab Komputer

Mahasiswa : “Mustianah lebih senang kalo belajarnya bagaimana?”

MT : “Lebih jelas kalau lihat gambar atau lihat video, lalu dijelaskan

Pak Guru.”

Page 103: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Narasumber : Bapak Eko Puji (EP)

Jabatan : Guru PAI

Hari/tanggal : Senin, 16 Mei 2016

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Lab Komputer

Mahasiswa : “Assalamu’alaikum wr.wb, saya Septine mahasiswa IAIN

Salatiga pak, maaf mengganggu waktu Bapak, saya hendak

menanyakan beberapa hal yang berkenaan dengan pembelajaran

PAI anak tunagrahita ringan di SMPLB Negeri ini pak.”

EP : “Wa’alaikumsalam wr.wb, baik mbak silahkan.”

Mahasiswa : “Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran PAI untuk

anak tunagrahita ini pak?”

EP : “Kelas tunagrahita ini sudah menggunakan kurikulum 2013

untuk yang kelas VII dan VIII, kalau untuk kelas XII masih

menggunakan KTSP.

Mahasiswa : “Lalu materi apa saja yang diajarkan untuk anak tunagrahita?”

EP : “Untuk materinya terdiri dari keislaman, ibadah, akhlak, Al-

Qur’an, dan tarikh. Materi yang ada pada silabus semua kami

sampaikan namun tetap disesuaikan dengan kondisi siswa

karena memang anak tunagrahita yang memiliki keterbatasan

intelektual.”

Mahasiswa : “Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran PAI?”

EP : “Yang pertama dengan ceramah yang juga menggunakan

bantuan dari media-media seperti gambar dan video sehingga

akan lebih memudahkan siswa, yang kedua dengan tanya jawab

meskipun terkadang jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan

pertanyaan, selanjutnya dengan drill seperti saat sebelum

Page 104: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

memulai pelajaran anak diajak untuk menghafalkan bacaan-

bacaan sholat, do’a dan sebaginya, kemudian dengan metode

demonstrasi, dan yang terakhir dengan metode pemberian tugas

meskipun kalau ada PR anak juga tidak mengerjakan.”

Narasumber : Bapak Eko Puji (EP)

Jabatan : Guru PAI

Hari/tanggal : Senin, 23 Mei 2016

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Kesenian

Mahasiswa : “Assalamu’alaikum pak, saya hendak melanjutkan wawancara

mengenai pembelajaran PAI pada anak tunagrahita.”

EP : “Wa’alaikumsalam, iya mbak, silahkan.”

Mahasiswa : “Apa saja alat peraga yang menunjang pembelajaran PAI?”

EP : “Ada gambar peraga sholat, wudhu, dan juga poster-poster.”

Mahasiswa : “Apa saja kegiatan keagamaan yang dapat menunjang

pembelajaran PAI?”

EP : “Ada sholat dhuhur berjama’ah, ada juga pesantren kilat setiap

bulan Ramadhan.”

Mahasiswa : “Apakah ada perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti

pembelajaran PAI?”

EP : “Ada, sebagian dari mereka apabila mendengar adzan langsung

sholat, untuk melaksanakan puasa juga sudah kuat.”

Mahasiswa : “Apa yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran PAI?”

EP : “Maksimal anak bisa sholat, bisa gerakannya, bacaan-bacaannya,

adab sehari-hari juga baik meskipun mereka memiliki kekurangan.”

Page 105: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Mahasiswa : “Apa saja evaluasi yang digunakan?”

EP : “Evaluasi dengan ulangan setiap minggu keempat, dan juga ada

UTS serta UAS.”

Mahasiswa : “Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari pembelajaran

PAI?”

EP : “Kalau untuk pendukungnya anak-anak memiliki semangat untuk

belajar sedangkan yang menghambat anak susah menangkap apa

yang dijelaskan oleh guru, kurang konsentrasi, belum bisa baca dan

tulis dan susah diajak komunikasi.”

Mahasiswa : “Lalu apa solusi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan-

hambatan tersebut?”

EP : “Penggunaan metode yang sesuai dengan kemampuan siswa,

misalnya siswa kelas C yang lebih mudah belajar dengan visual,

maka guru akan memberikan pelajaran dengan menggunakan

media seperti gambar maupun video sehingga dengan melihat

gambar maupun video tersebut siswa akan dengan mudah

menangkap materi yang disampaikan, sedang siswa yang lebih

mudah menerima pelajaran dengan membaca maka guru akan

memberikan materi dengan teks bacaan, meskipun sangat lambat

dalam membaca namun siswa ini juga akan lebih mudah menerima

materi.”

Page 106: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

DOKUMENTASI

Siswa tunagrahita ringan saat mengikuti pembelajaran PAI

Page 107: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 108: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 109: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Siswa tunagrahita ringan mendengarkan penjelasan materi dengan bantuan vide

Page 110: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Hasil tulisan tangan siswa tunagrahita ringan

Page 111: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,
Page 112: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

Observasi / wawancara dengan Waka. Kesiswaan

Page 113: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1434/1/CD septine.pdf · yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Septine Dwi Ningsih Maryani

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 03 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Ngentak Mulyo III, no. 859 A, RT 06/05, Kel.

Kutowinangun Lor, Kec. Tingkir, Salatiga, 50742.

Pendidikan :

1. TK Islam Taruna Tama Kalioso Salatiga.

2. SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga.

3. SMP Muhammadiyah Salatiga.

4. SMA Muhammadiyah Salatiga.

5. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.