Anak tunalaras

21
ANAK TUNALARAS Esty Aryani Safithry, M.Psi, psikolog

description

Anak tunalaras. Esty Aryani Safithry , M.Psi , psikolog. Tuna Laras. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Anak tunalaras

Page 1: Anak tunalaras

ANAK TUNALARASEsty Aryani Safithry, M.Psi, psikolog

Page 2: Anak tunalaras

TUNA LARASAnak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya,sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungan

Page 3: Anak tunalaras

KAREKTERISTIK ANAK TUNA LARAS 1. Anak yang mengalami gangguan perilaku

a. berkelahi, memukul menyerang b. Pemarah c. Pembangkang d. Suka merusak e. Kurang ajar, tidak sopan f. Penentang, tidak mau bekerjasama g. Suka menggangu h. Suka ribut, pembolos i. Mudah marah, Suka pamer j. Hiperaktif, pembohong k. Iri hati, pembantah l. Ceroboh, pengacau m. Suka menyalahkan orang lain n. Mementingkan diri sendiri

Page 4: Anak tunalaras

2. Anak yang mengalami kecemasan dan menyendiri a. Cemas b. Tegang c. Tidak punya teman d. Tertekan e. Sensitif f. Rendah diri g. Mudah frustasi h. Pendiam i. Mudah bimbang

Page 5: Anak tunalaras

3. Anak yang kurang dewasa a. Pelamun b. Kaku c. Pasif d. Mudah dipengaruhi e. Pengantuk f. Pembosan

4. Anak yang agresif bersosialisasi a. Mempunyai komplotan jahat b. Berbuat onar bersama komplotannya c. Membuat genk d. Suka diluar rumah sampai larut e. Bolos sekolah f. Pergi dari rumah

Page 6: Anak tunalaras

1. Karakteristik Akademik : Kelainan perilaku mengakibatkan penyesuaian sosial dan sekolah yang buruk. Akibatnya, dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut : a. Hasil belajar dibawah rata-rata b. Sering berurusan dengan guru BK c. Tidak naik kelas d. Sering membolos e. Sering melakukan pelanggaran, baik disekolah maupun dimasyarakat, dll

Page 7: Anak tunalaras

2. Karakteristik Sosial/ Emosional : Karakteristik sosial/ emosional tuna laras dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Karakteristik Sosial

1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain : - Perilaku itu tidak diterima masyarakat, biasanya melanggar norma budaya - Perilaku itu bersifat menggangu, dan dapat dikenai sanksi oleh kelompok sosial 2) Perilaku itu ditandai dengan tindakan agresif, - Tidak mengikuti aturan - Bersifat mengganggu - Bersifat membangkang dan menentang - Tidak dapat bekerjasama 3) Melakukan tindakan yang melanggar hukum dan kejahatan remaja

Page 8: Anak tunalaras

b. Karakteristik Emosional a) Hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, misalnya tekanan batin dan rasa cemas b) Ditandai dengan rasa gelisah, rasa malu, rendah diri, ketakutan dan sifat perasa/ sensitif

c. Karakteristik Fisik/ kesehatan : Pada anak tuna laras umumnya masalah fisik/ kesehatan yang dialami berupa gangguan makan, gangguan tidur atau gangguan gerakan. Umumnya mereka merasa ada yang tidak beres dengan jasmaninya, ia mudah mengalami kecelakaan, merasa cemas pada kesehatannya, seolah-olah merasa sakit, dll. Kelainan lain yang berupa fisik yaitu gagap, buang air tidak terkontrol, sering mengompol, dll.

Page 9: Anak tunalaras

KLASIFIKASI ANAK TUNALARASWilliam M. C (1975) mengemukakan klasifikasi sebagai berikut : 1. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial : a. The semi-socialize child Anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial namun terbatas hanya pada lingkungan tertentu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan norma/ aturan yang ada dikelompok/ keluarganya dengan norma/ aturan yang ada di masyarakat. b. Children arrested at a primitive level of socialization Anak pada kelompok ini perkembangan sosialnya berhenti pada tingkatan yang rendah. Hal ini disebabkan mereka tidak mendapat bimbingan dan dorongan dari orangtuanya kearah sikap sosial yang benar, sehingga dalam berperilaku mereka cenderung didorong oleh nafsu.

Page 10: Anak tunalaras

c. Children arrested with minimum socialization capacity Anak dalam kelompok ini sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk belajar sikap-sikap sosial. Hal ini disebabkan mereka tidak pernah mengenal kasih sayang, sehingga mereka cenderung bersikap apatis dan egois. 2. Anak yang mengalami gangguan emosi :a. Neurotic behavior Anak dikelompok ini masih dapat bergaul dengan orang lain, namun mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Anak seperti ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak atau terlalu memanjakan mereka, kesalahan pengajaran atau karena kesulitan belajar yang berat

Page 11: Anak tunalaras

b. Children with psycotic processes Mereka mengalami gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan nyata

1. Anak yang mengalami gangguan perilaku yang kacau (conduct disorder) mengacu pada anak yang melawan pada peraturan, hiperaktif dll.

2. Anak yang cemas-menarik diri (anxicus-withdraw) yaitu anak yang pemalu, suka menyendiri, minder dll. Mereka tertekan batinnya.

3. Dimensi ketidakmatangan (immaturity) mengacu pada anak yang lambat, kurang perhatian, pemalas dll. Mereka mirip anak autistik.

4. d) Anak agresi sosialisasi (sozialized-aggressive) memiliki ciri yang mirip dengan gangguan perilaku yang bersosialisasi dengan “genk” tertentu. Umumnya mereka menjadi ancaman bagi masyarakat umum.

Page 12: Anak tunalaras

PEDOMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN INTENSITAS BERAT RINGANNYA KETUNA LARASANa. Besar kecilnya gangguan emosi. Makin dalam perasaan

negatif, makin berat penyimpangan b. Frekuensi tindakan. Semakin sering dan kurangnya

penyesalan setelah melakukan perbuatan yang tidak baik, dianggap makin berat penyimpangannya

c. Berat ringan kejahatan yang dilakukan. Disesuaikan dengan peraturan hukum pidana

d. Tempat dan situasi pelanggaran/ kenakalan dilakukan. Dianggap berat jika berani melakukannya di lingkungan masyarakat

e. Mudah sukarnya dipengaruhi untuk bertingkah laku baik.

f. Tunggal atau gandanya ketunaan yang dialami. Jika mempunyai ketunaan lain, masuk dalam kategori berat dalam pembinaannya.

Page 13: Anak tunalaras

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETUNALARASAN

1. Faktor Internal a. Berkercerdasan rendah atau kurang dapat mengikuti tuntutan sekolah. b. Adanya ganguan atau kerusakan pada otak c. Memiliki ganguan kejiwaan bawaan. d. Frustasi yang terus menerus

2. Faktor Eksternal a. Kemampuan sosial dan ekonomi rendah b. Adanya konflik budaya yaitu adanya perbedaan pandangan hidup antara keadaan sekolah dan kebiasaan keluarga. c. Adanya pengaruh negatif dari genk-genk atau kelompok. d. Kurangnya kasih sayang orang tua karena kehadirannya tidak diharapkan. e. Kondisi keluarga yang tidak harmonis (broken home).

Page 14: Anak tunalaras

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNA LARAS1. Berusaha mengatasi semua masalah perilaku anak

dengan menyesuaikan kondisi dan proses belajar dengan karakteristik anak tuna laras tersebut

2. Berusaha mengembangkan kemampuan fisik anak serta mengembangkan bakat dan intelektualnya

3. Memberi bekal berupa keterampilan khusus yang bermanfaat

4. Memberi kesempatan pada anak agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan norma-norma hidup di masyarakat dengan sebaik-baiknya

5. Memberi rasa aman agar mereka tidak merasa dikucilkan dan mampu mengembangkan rasa percaya diri

6. Memberikan penghargaan pada mereka agar moral mereka terangkat sehingga mereka merasa diterima oleh lingkungan

Page 15: Anak tunalaras

KONDISI YANG MENYEBABKAN KETUNA LARASAN DAN PEMBELAJARAN TIDAK BERHASIL1. Guru yang tidak sensitif terhadap anak2. Harapan guru yang tidak wajar 3. Pengelolaan pembelajaran yang tidak

konsisten4. Pengajaran keterampilan yang tidak relevan

atau nonfungsional 5. Pola reinforcement yang keliru, misalnya

diberikan saat anak berlaku tidak wajar 6. Model/ contoh yang tidak baik dari guru

atau dari teman sebaya

Page 16: Anak tunalaras

BENTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNA LARAS/ SOSIAL1. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan di

sekolah reguler. Mereka masih tinggal bersama-sama kawannya di kelas, hanya mereka mendapat perhatian dan layanan khusus.

2. Kelas khusus Apabila anak tuna laras perlu belajar terpisah dari teman pada satu kelas.

3. Sekolah Luar Biasa bagian Tuna laras tanpa asrama Bagi Anak Tuna laras yang perlu dipisah belajarnya dengan kata kawan yang lain karena kenakalannya cukup berat atau merugikan kawan sebayanya.

Page 17: Anak tunalaras

4. Sekolah dengan asrama Bagi mereka yang kenakalannya berat, sehingga harus terpisah dengan kawan maupun dengan orangtuanya, maka mereka dikirim ke asrama. Hal ini juga dimaksudkan agar anak secara kontinyu dapat terus dibimbing dan dibina

Page 18: Anak tunalaras

MODEL LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNALARASa.    Model biogenetik

gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan geniti atau biokimiawi sehingga penyembuhannya ditekankan pada pengobatan, diet, olahraga atau mengubah lingkungan.

b.   Model behavioral (tingkah laku)emosi merupakan indikasi ketidakmampuan menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan mungkin berkembang karena berinteraksi dengan lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, penanganannya tidak hanya ditujukan kepada anak, tetapi pada lingkungan tempat anak belajar dan tinggal.

Page 19: Anak tunalaras

c.  Model psikodinamikagangguan emosi disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku itu dapat diadakan pengajaran psikoedukasional, yaitu menggabungkan usaha membantu anak dalam mengekspresikan dan mengendalikan perasaannya.

d. Model ekologisModel ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi antara anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini menghendaki dalam memperbaiki problem perilaku agar mengupayakan interaksi yang baik antara anak tentang lingkungannya.

Page 20: Anak tunalaras

TEKNIK PENDEKATANa)  Perawatan dengan obatb)   Modifikasi perilaku

Ada beberapa langkah dalam melaksanakan modifikasi perilaku, yaitu :1)      Menjelaskan perilaku yang akan diubah;2)      Menyediakan bahan yang mengharuskan anak

duduk diam;3)      Mengatakan perilaku yang diterima.

c)    Strategi psikodinamikamembantu anak menjadi sadar akan kebutuhannya, keinginan, dan kekuatannya sendiri.

d)   Strategi ekologiPendukung teknik, mengasumsikan bahwa dengan diciptakannya lingkungan yang baik maka perilaku anak akan baik

Page 21: Anak tunalaras

FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK TUNALARAS Ruangan fisioterapi dan peralatannya, yaitu

peralatan yang lebih diarahkan pada upaya peregangan otot dan sendi, dan pembentukan otot, misalnya: barbel, box tinju, dan sebagainya.

Ruangan terapi bermain dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih diarahkan pada model terapi sublimasi dan latihan pengendalian diri. Misalnya puzzle dan boneka .

Ruangan terapi okupsi dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih diarahkan pada pembentukan keterampilan kerja dan pengisian pengisian waktu luang sesuai dengan kondisi anak.