PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf ·...

115
PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh ULUM MUHFAIDAH NIM 11112106 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

Transcript of PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf ·...

Page 1: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA

TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA

TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ULUM MUHFAIDAH

NIM 11112106

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

Page 2: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut
Page 3: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

i

Page 4: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

ii

Page 5: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

iii

Page 6: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS. Asy-syarh :6-

7)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, serta diiringi dengan luapan syukur kan ku

persembahkan skripsi ini untuk: malaikat tak bersayapku,

bapak solikhin, serta ibu khasanah yang senantiasa

mencurahkan segala yang mereka punya, dukungan,

doa serta kasih sayang . kedua adikku tercinta, dek lutfi ,dek azam.

Serta tak tertinggal sahabat selangkah seperjuangan selaras se asa dalam

mencapai cita-cita.

Page 7: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi

agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya Amin.

Sebagai insan yang lemah, penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung, dan memberikan

pencerahan bagi penulis. Oleh karena itu dengan rasa hormat, penulis

mengucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan, motivasi, dan

bimbingan kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Tri Wahyu Hidayati. M.Ag, Selaku pembimbing skripsi

3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

4. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya

untuk menilai kelayakan dan meguji skripsi dalam rangka

menyelesaikan studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

Page 8: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

vi

5. K.H. Zoemri RWS (Alm) serta ibu nya Hj. Latifah selaku pengasuh

PPTI Al-Falah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di PPTI Al-Falah.

6. Para asatidz yang dengan ikhlas menyalurkan ilmu pengetahuannya.

7. Bapak Kepala SMPLB Negeri Salatiga, bapak Muhlisun, M.Pd. yang

telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

8. Bapak Eko Puji W, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran PAI

dan Alquran di SMPLB Negeri Salatiga.

9. Kepada orangtua yang selalu berkorban apapun demi keberhasilan

penulis, Bapak Solikhin beseta Ibu Khasanah tercinta.

10. Kawan selangkah seperjuangan, Luluk SN, kak Fiki, mbak Ani, kak

Hajar, ka epi, mbak Ninis, yu Fitroh, mbak Uzi, mbak Umi yang selalu

mensuport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

11. Kepada seluruh kawan sekampus, anak-anak PAI C angkatan 2012

12. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi serta dukungan

dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa mendo‟akan semoga Allah membalas

kebaikan yang berlipat ganda kepada mereka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari kajian yang akan

Page 9: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

vii

datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk perbakan skripsi ini.

Salatiga, 24 Agustus 2016

Penulis

(Ulum Muhfaidah)

Page 10: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

viii

ABSTRAK

Muhfaidah, Ulum. 2016. Pembelajaran Al-Quran pada Siswa Tunarungu di

SMPLB Salatiga TahunPembelajaran 2016/2017. Skripsi Jurusan

Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Tri Wahyu Hidayati. M.Ag.

Kata Kunci: Pembelajaran Al-Quran, Tunarungu

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana metode pembelajaran

Alquran di SMPLB Negeri Salatiga, bagaimana evaluasi hasil belajar Al-Quran di

SMPLB Negeri Salatiga, apasaja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran

Alquran di SMPLB Negeri Salatiga

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tehnik

pengumpulan data dlakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Sedangkan data penelitian dianalisis menggunakan analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan guru telah berusaha menggunakan multi

metode dalam pembelajaran. Metode yang diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran Alquran di SMPLB Ngeri Salatiga antara lain metode ceramah,

metode Drill, metode resitasi. Adapun evaluasi pembelajaran Al-Quran ada dua

cara yakni evaluasi harian dan test formatif yang diharapkan mampu

mempermudah siswa dalam belajar dan menghafal. Sedangkan faktor pendukung

diantaranya guru yang selalu sabar dan telaten, penambahan pelajaran skill bagi

anak-anak, guru yang proesional. Faktor penghambat diantaranya keterbatasan

jumlah tenaga pengajar, keterbatasan waktu pembelajaran. Usaha pemecahan

terhadap hambatan diantaranya diadakan kerjasama dengan guru-guru yang ada,

guru harus selalu sabar dan amapu memahami siswanya.

Page 11: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

ix

DAFTAR ISI

Sampul................................................................................................................... i

Persetujuan pembimbing ....................................................................................... iii

Lembar pengesahan ............................................................................................... iv

Pernyataan Keaslian Tulisan ................................................................................ v

Motto .................................................................................................................... vi

Persembahan ........................................................................................................ vii

Kata Pengantar ..................................................................................................... vii

Abstrak ................................................................................................................. x

Daftar Isi ............................................................................................................... xi

Daftar Tabel ......................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHUAN

Daftar Lampiran ................................................................................................... vi

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10

E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 11

F. Metode Penelitian...................................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI

1. Makna Pembelajaran .......................................................................... 17

2. Pengertian Al-Quran .......................................................................... 18

3. Fungsi Al-Quran.................................................................................. 20

4. Manfaat Membaca Al-Quran .............................................................. 23

a. Pengertian Tunarungu ................................................................... 25

Page 12: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

x

b. Syarat Penerapan NAO ................................................................ 30

c. Langkah-langkah Mengembangkan Kemampuan Anak

Tunarungu ..................................................................................... 32

d. Lingkungan Belajar ....................................................................... 34

e. Karakteristik Anak Tunarungu ...................................................... 35

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga

1. Letak Sekolah..... ......................................................................... 37

2. Sejarah Berdirinya ....................................................................... 37

3. Identitas Sekolah .......................................................................... 40

4. Visi, Misi dan Tujuan .................................................................. 41

5. Struktur Organisasi ...................................................................... 42

6. Keadaan Siswa ............................................................................. 44

7. Keadaan Guru .............................................................................. 45

8. Pendanaan .................................................................................. 47

9. Sarana Prasarana .......................................................................... 48

10. Keunggulan SMPLB Negeri Salatiga ........................................ 50

11. Partisipasi Lingkungan ............................................................. 51

B. Temuan Penelitian

1. Profil Responden ..................................................................... 52

2. Metode Pembelajaran Alquran pada Siswa Tunarungu

di SMPLB Negeri Salatiga ...................................................... 54

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran Alquran di SMPLB

Negeri Salatiga ........................................................................ 57

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Serta Usaha

Pemecahan Terhadap Hambatan Pembelajaran Al-Quran

di SMPLB Negeri Salatiga ...................................................... 59

Page 13: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

xi

BAB IV ANALISIS DATA

A. Metode Pembelajaran Al-Quran untuk Siswa Tunarungu

di SMPLB Negeri Salatiga .............................................................. 63

B. Evaluasi Hasil Pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri

Salatiga ............................................................................................. 65

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Serta Usaha

Pemecahan terhadap Hambatan Pembelajaran ............................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 71

B. Saran ................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VII B

Tabel 3.2 Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VIII B

Tabel 3.2 Keadaan Tenaga Pengajar di SMPLB Negeri Salatiga

Tabel 3.4 Data Sarana Prasarana

Page 15: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

2. Lembar Konsultasi Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Penelitian

4. Verbaltim Wawancara

5. Surat Keterangan Penelitian

6. Riwayat Hidup Penulis

7. Foto-foto

Page 16: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

1

BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama merupakan subjek pelajaran yang harus

dimasukan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di

Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu

dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan

dimensi kehidupan lain pada setiap individu warga Negara. Hanya dengan

keterpaduan berbagai dimensi kehidupan tersebutlah kehidupan yang utuh,

sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, dapat terwujud.

Pendidikan Agama diharapkan mampu mewujudkan dimensi kehidupan

beragama tersebut sehingga, bersama-sama subjek pendidikan yang lain,

mampu mewujudkan kepribadian individu yang utuh, sejalan dengan

pandangan hidup bangsa.

Berbeda dari subjek pelajaran lain yang lebih menekankan pada

penguasaan berbagai aspek pendidikan, pendidikan Agama tidak hanya

sekedar mengajarkan ajaran agama kepada peserta didik, tetapi jiga

menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang yang dipelajarinya.

Hal ini berarti bahwa pendidikan Agama memerlukan pendekatan

pengajaran yang berbeda dari pendekatan subyek pelajaran lain (Hadjar :1-

2 )

Page 17: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

2

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam

kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat

jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,

demikian halnya orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita.

Seseorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berbeda

jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan

diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi

peserta didik, jika tidak, maka hal ini dapat mengambil bagian dalam

proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi yang

dimilikinya.

Tugas guru adalah memahami bagaimana keadaan jurang pemisah

ini, dan bagaimana menjembataninya secara efektif. Jadi, yang menjadi

dasar adalah pikiran-pikiran tersebut , dan cara yang dipergunakan untuk

mengekspresikan bentuk oleh corak waktu ketika cara-cara tadi

dipergunakan. Bahasa memang alat untuk berpikir,melalui pengamatan

yang dilakukan dan menyusun kata-kata serta menyimpan dalam otak,

terjadilah pemahaman sebagai hasil belajar. Hal tersebut selalu mengalami

perubahan dalam setiap generasi, dan perubahan yang dilakukan melalui

pendidikan akan membarikan hasil yang positif.

Unsur yang hebat dari manusia adalah kemampuannya untuk belajar

dari pengalaman orang lain. Kita menyadari bahwa manusia normal dapat

menerima pendidikan, dengan memiliki kesempatan yang cukup, ia dapat

mengambil bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses belajar

Page 18: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

3

serta berprestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik dalam suatu

kepribadian yang unik dalam jangka waktu tertentu. Manusia tidak

terbatas pada pengalaman pribadinya, melainkan dapat mewujudkan

pengalaman dari semua waktu dan dari setiap kebudayaan. Dengan

demikian, ia dapat berdiri bebas pada saat terbaiknya, dan guru yang tidak

sensitif adalah buta akan kompetensi profesional. Kemampuan manusia

yang unik ini harus dikembangkan sehingga memberikan arti penting

terhadap kinerja guru (Mulyasa, 2011 : 44-45)

Pada dasarnya setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan

untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar mampu bertahan

hidup dengan layak, maka sangat dibutuhkan perhatian dan bantuan dari

orang lain yang mampu membimbingnya. Begitu pula dengan para

penyandang cacat tuna rungu, mereka mendapatka hak mendapatkan

pendidikan, karena pada hakekatnya mereka mempunya potensi

keagamaan yang sama dengan orang yang normal. Seperti firman Allah

dalam Q.S „Abasa ayat 1-4

1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling

2. karena telah datang seorang buta kepadanya

Page 19: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

4

3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari

dosa)

4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu

memberi manfaat kepadanya ( Terjemah Alquran Al-Karim penerbit

menara Kudus hal : 585)

Setiap manusia memang sangatlah memerlukan bantuan orang lain,

tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa bantuan manusia yang lain,

terlebih lagi pada penyandang tuna rungu.Mereka membutuhkan bantuan

yang lebih khusus dibandingkan dengan anak yang normal. Bantuan yang

mereka butuhkan bukan hanya sekedar berupa material saja, akan tetapi

lebih bersifat kepada spiritual. Anak tuna rungu membutuhkan rasa kasih

sayang lebih. Dengan dasar kasih sayang yang tulus diharapkan timbul

upaya yang nyata untuk mendidik anak tuna rungu, agar mereka dapat

mengembagkan potensinya secara optimal, berguna bagi masyarakat, dan

bukan menjadi beban untuk orang lain

Bagaimanapun keadaannya mereka adalah mahluk Allah yang nilai

kemanusiaannya perlu mendapat pengakuan yang diperhitungkan dalam

pelayanan-pelayanan kesejahteraan bagi mereka dengan cara memberikan

bimbingan rohani, agar mereka merasa aman dan mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan di sekiratnya. Anak-anak cacat juga berhak

mendapatkan pelajaran sebagaimana anak normal, karena pada dasarnya

Page 20: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

5

manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak dan kewajiban yang sama

dalam menuntun ilmu.

Pembelajaran Alquran saat ini telah ditempuh melalui pendidikan

formal (sekolah), informal (keluarga), maupun nonformal

(masyarakat).Pada jalur formal yakni sekolah, Alquran telah menjadi sub

mata pelajaran dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam, dimana telah

dilaksanakan pada sekolah-sekolah umum juga di sekolah luar biasa yang

pesertanya adalah anak-anak cacat.

Anak normal dengan pendengaran yang baik mempunyai

kemampuan untuk menangkap dan menghayati bunyi-bunyian yang ada di

sekitarnya. Hal ini merangsang dan memudahkannya untuk meniru bunyi-

bunyian tersebut sesuai dengan apa yang didengarnya. Berbeda dengan

penyandang tuna rungu, mereka mengalami hambatan dalam kontak bunyi

sehingga anak tidak dapat melakukan kegiatan menyimak dan meniru

sebagai dasar dan keterampilan berbicara. Oleh karena itu, kemampuan

komunikasi anak tuna rungu tidak dapat berkembang secara optimal,

sehingga pengembangan komunikasi anak tuna rungu perlu penanganan

yang khusus uuntuk itu dalam pembelajaran Alquran bagi anak tuna rungu

perlu diperhatihan tingkat perkembangan, kemuan anak serta

kebiasaannya.

Bukan hanya peran guru yang sangat penting untuk

keberlangsungan pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaran, akan

Page 21: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

6

tetapi kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang berbeda-beda

juga mempengaruhinya. Seperti kesulitan belajar misalnya, kesulitan

belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses

psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa

ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam

bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,

mengeja, atau berhitung.Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi

seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan.

Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema

belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam

penglihatan, pendengaran atau motorik, hambatan karena tunagrahita,

karena gangguan emosianal, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya,

atau ekonomi (Abdurrahman, 1999 : 6-7)

Agama Islam adalah agama yang kompleks, yang mana umat yang

menganut agama Islam mempunyai pedoman untuk kehidupannya. Allah

menurunkan Al-Quran sebagai pedoman untuk umat manusia, dan juga

Rasulullah yang di utus oleh Allah sebagai panutan untuk umat manusia.

Dengan demikian setiap manusia hendaklah belajar agama dengan

menggunakan pedoman yang telah diberikan Allah.

Begitu juga untuk anak-anak luar biasa yang memiliki keterbatasan

dalam fisik maupun mental, tidak ada halangan bagi mereka untuk

mempelajari serta memperdalam ilmu agama khususnya belajar membaca

Alquran. Karena pendidikan tidak hanya cukup memberi pengetahuan

Page 22: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

7

yang paling mutakhir, namun juga harus mampu membentuk dan

membangun sistem keyakinan dan karakter yang kuat pada setiap peserta

didik sehingga mampu mengembangkan potensi diri dan menemukan

tujuan hidupnya sesuai koridor dan aturan terutama aturan agama islam.

Tidak bisa diragukan lagi bahwa pendidikan sangatlah perting bagi

manusia, lebih khususnya lagi pendidikan Al-Quran untuk umat islam.

Pendidikan Agama Islam merupakan faktor penting untuk terciptanya

kehidupan yang baik serta harmonis dan berdasarkan tata nilai yang jelas.

Tanpa pendidikan tersebut pola hidup manusia tidak akan dapat berjalan

dengan benar sesuai dengan syariat yang telah diajarkan. Manusia akan

mengikuti hawa nafsu, dan jauh dari nilai ideal yang harus diperjuangkan

dan dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya mengajarkan pengetahuan

tentang agama Islam sangat penting bagi seluruh umat Islam. Hal ini

sejalan dengan konsep Alquran Surat Al Hajj ayat 54:

Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al

Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu merekaberiman dan tunduk hati

mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi

orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus ( Terjemah Alquran

penerbit menara Kudus hal : 326)

Page 23: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

8

Pendidikan luar biasa adalah pendidikan dengan cara yang khusus

yang disesuaikan dengan jenis dan taraf kelainan. Sekolah luar biasa ini

diperuntukkan bagi anak yang mengalami kekurangan atau tuna,

diantaranya adalah tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa dan

tunalaras.

SMPLB Salatiga, sebuah sekolah menengah pertama untuk anak-

anak dengan kebutuhan khusus mengambil peran dalam hal mendidik anak

berkebutuhan khusus.Sekolah ini beralamatkan di jalan Hassanuddin Gang

III, Banjaran, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota

Salatiga. Sekolah ini diharapkan dapat memberikan pelayanan pendidikan

terhadap anak dengan kebutuhan khusus di Salatiga pada khusunya dan

daerah lain secara lebih luas.

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Negeri Salatiga bersama

dengan TKLB, SDLB, dan SMALB mempunyai visi “Mendidik siswa

mandiri, berkemampuan optimal dan berakhlak mulia”.Insan yang

berakhlak menjadi prioritas dari pendirian sekolah ini. Diharapkan dengan

karakter anak didik yang berakhlak mulia, ketaqwaan anak didik semakin

sempurna. Diera globalisasi ini, pembentuka karakter sangatlah penting

Pembentukan karakter diharapkan mampu mewujudkan generasi yang bisa

dibanggakan kepribadiannya. Karena pembentukan karakter tidak hanya

mencakup anak-anak normal saja, akan tetapi pada anak-anak dengan

kelainan atau tuna yang juga akan menghadapi kehidupan yang global

dengan segala macam tantangan dan perkembangannya, maka peran

Page 24: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

9

sekolah-sekolah luar biasasangatlah penting dan strategis untuk mencetak

generasi bangsa yang lebih baik.

Mendidik anak cacat tidak semudah mendidik anak normal, apalagi

dalam mempelajari Alquran yang sebenarnya orang yang normal pun

banyak yang kesulitan mempelajarinya apabila tidak ditekan sejak

dini.Strategi guru adalah salah satu faktor yang penting untuk menentukan

keberhasilan pelaksanaan pendidikan, khususnya pendidikan membaca Al-

Quran bagi anak tuna rungu. Seorang guru bila tidak mengerti masalah-

masalah dalam proses pengajaran bagi anak didiknya maka guru

seharusnya berkonsultasi kepada psikiater, ahli kurikilam, dan sebagainya

yang mampu dalam bidang tersebut.

Uraian di atas menengarai bahwa pengajaran terhadap anak tuna

rungu merupakan tantangan tersediri, sehingga pemilihan strategi akan

mempengaruhi keberhasilan pelahsanaan pendidikan Al-Quran khususnya.

Dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis di atas,

maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNA RUNGU DI

SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN 2016/2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis mengajukan

permasalahan pokok sebagai berikut:

Page 25: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

10

1. Bagaimana metode pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga?

2. Bagaimana evaluasi hasil belajar yang dilakukan guru dalam

pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di SMPLB Negeri

Salatiga?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat serta usaha pemecahannya

dalam pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di SMPLB Negeri

Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari skripsi adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui metode yang di gunakan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di SMPLB Negeri

Salatiga?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi hasil belajar dalam

pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di SMPLB Negeri

Salatiga?

3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan hambatan serta usaha

pemecahan dalam pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga?

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis

1. Kegunaan secara teoritis

Page 26: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

11

Hasil penelitian ini penyusun harapkan dapat memberi masukan dan

sumbangan pemikiran dalam mengembangakan keilmuan Pendidikan

Agama Islam Negeri Institut Agama Islam Negeri Salatiga dalam hal

kompetensi guru khususnya yang mengajar di SMPLB.

2. Kegunaan secara praktis

a. Bagi penulis

Dapat menambah dan memperluas pemahaman berpikir dalam

metode pengajaran guru dilingkungan SMPLB

b. Bagi lembaga

Dapat memberi masukan dan mengoreksi diri agar sekolah ini

dapat lebih majukan juga dapat mengembangkan sistem

pendidikan yang lebih bermutu yang salah satunya dengan

meningkatkan kompetensi para guru khususnya guru pendidikan

Al-Quran.

E. Penegasan Istilah

Sebagai langkah untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam

memahami judul yang penulis bahas, maka terlebih dahulu akan dijelaska

istilah-istilah yang ada dalam pembatasan yang nyata. Adapun pembatasan

dan penjelasa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Al-Quran

Pembelajaran Alquran yang dimaksud oleh penulis adalah

belajar membaca, menulis, serta mengartikan dan memahami makna

dari Al-Quran.

Page 27: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

12

2. Siswa Tuna Rungu

Kelainan pendengaran atau tuna rungu adalah hilangnya

kemampuan pendengaran seseorang, baik itu sebagian (hard of

hearing) maupun seluruhnya (deaf). Hal terebut menyebabkan

kemampuan pendengaran orang itu tidak berfungsi (Kosasih,

2012:173).

Menurut peneliti sendiri adalah anak-anak di SMPLB N Salatiga

yang mengalami kekurangan dalam hal pendengaran.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yakni menjelaskan semua langkah yang

dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat

dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau

fakta-fakta yang dianggap benar tanpa adanya verifikasi dan

keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan sebagai

kerangka berfikir ( Maslikhah, 2013 : 81).

1. Pengamatan

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai

pengamatan. Meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek

dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002 : 133).

Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang

konkret tentang karakter anak SLB.Metode yang digunakan pendidik

dalam membentuk karakter anak, juga digunakan untuk

mengumpulkan data tentanng lokasi penelitian

Page 28: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

13

2. Wawancara

Metode wawancara adalah sebuah dialog atau Tanya jawab

yang dilakukan dua orang atau lebih yaitu pewawancara dan

terwawancara (nara sumber) dilakukan secara berhadap-hadapan (face

to face) ( Hanijito, 1994 : 57).

Metode ini penulis gunakan untuk mencari data secara umum

tentang Sekolah Luar Biasa dengan mewawancarai antara lain Kepala

Sekolah dan Guru PAI SMPLB Negeri Salatiga.

Pelaksanaan wawancara dengan bebas terpimpin, karena akan

memberi kebebasan pada pihak yang akan diteliti dalam memberikan

jawaban, seingga akan diperoleh data yang lebih mendalam dan lebih

jelas. Pihak peneliti dapat mengarahkan secara langsung pada pokok

persoalan yang sebenarnya.

3. Dokumentasi

Metode dokumantasi mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan buku, surat, transkip, mjalah, prasati, notulen,

lengger, agenda, dan sebagainya ( Riyanto, 1996 : 83).

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan

mengumpukan data tentang Sekolah Luar Biasa secara historis,

geografis, struktur organisasi dalam daftar nama anak-anak SMPLB

Negeri Salatiga.

Page 29: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

14

4. Analisis Data

Yaitu suatu analisis deskriptif mengenai kedalaman dari semua

bentuk kesadran dan pengalaman langsung ( Bagus, 1996 : 236).

Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya penulis akan

melakukananalisis pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian

data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikaji dan

dikupas secara runtut.

Karena sebagian data yang diperoleh ini merupakan data

kualitatif, maka penulis menggunakan teknik deskriptif analisis non

statistical, dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan

fenomenologi.Yaitu suatu analisis deskriptif mengenai kedalaman

dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman langsung.Penelitian

fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengakap makna konsep

atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu.Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang

alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami

fenomena yang dikaji.

5. Tahap-Tahap Penelitian

a. Penelitian Pendahuluan

Penulis mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan

pembelajaran Al qur‟an serta strategi guru, kemudian membuat

kerangka atau bahan untuk memulai penelitian.

Page 30: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

15

b. Pengembangan desain

Setelah penulis mengetahui banyak hal tentang

pembelajaran Al qur‟an serta strategi pembelajarannya untuk

anak tuna rungu, kemudian penulis melakukan observasi ke

objek penelitian untuk melihat secara langsung pembelajaran

Alquran pada siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini

dibatasi melalui penyusunan sistematika skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang beberapa hal yaitu : latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, methode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tentang pengertian dan teori tentang

pembelajaran Al-Quran serta hal hal mengenai tuna rungu

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini membahas paparan dan temuan penelitian yaitu,

sejarah SMPLB, visi dan misi SMPLB, motto SMPLB, pendidikan

Page 31: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

16

dan pengajaran serta berbagai kegiatan anak-anak SMPLB Negeri

Salatiga

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang metode apa yang

digunakan guru untuk belajar Al-Quran pada siswa tuna rungu,

cara mengevaluasi cara belajar, dan faktor-faktor pendukung serta

penghambat pembelajaran Al-Quran pada anak tuna rungu di

SMPLB Negeri Salatiga.

BAB V PENUTUP

Merupakan kesimpulan, saran-saran, penutup, lampiran, daftar

isi.

Page 32: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Al-Quran

1. Makna Pembelajaran

Secara sederhana, istlah pembelajaran (instruction) bermakna

sebagai upaya untuk pembelajaran seseorang atau kelompok orang melalui

berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan

kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan ( Mulyasa, 2012: 109)

Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruktusional untuk membuat siswa belajar

secara efektif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dengan

demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana

yang mengondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan

baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan

pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok, yaitu :

Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah

laku melalui kegiatan belajar.

Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu

pengetahuan melalui kegiatan mengajar.

Dengan demikian, makna pembelajaran merupakan kondisi

eksternal kegiatan belajar, yang antara lain dilakukan oleh guru dalam

mengondisikan seseorang untuk belajar.

Page 33: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

18

Paparan di atas, mengilustrasikan bahwa belajar merupakan proses

internal siswa dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar. Dari

segi guru, belajar merupakan akibat tindakan dari pembelajaran (Majid,

2012: 109-110).

Pembelajaran merupakan serangkaian proses interaktif yang rumit,

dan secara berulanga kali menyiapkan pengalaman masa depan individu.

Mausia dilahirkan untuk belajar. Kita sudah berevolusi selama puluhan

ribu tahun untuk melakukannya secara efisien dan mudah dalam

kehidupan kita. Komponen-komponen pembelajaran, motivasi, perhatian,

ingatan, pengertian, dan tindakan anak-anak, dan poses-proses yang

mendorong dan menginspirasi mereka (Ostroff, 2013 : 5) .

B. Pengertian Al-Quran

Al-Quran adalah kitab suci agama islam. Umat islam percaya bahwa

Al-Quran merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang

diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang

disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril.

Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Quran berasal dari bahasa arab

yang berarti “ bacaan” atau “ sesuatu yang dibaca berulang-ulang” kata Al-

Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara‟a yang

artinta membaca (http://asal-usul-motivasi.blogspot.co.id/ diakses 19-09-

16 11:17).

Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang diturunkan oleh Allah

SWT kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw melalui malaikat

Page 34: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

19

jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di

muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. Al-Quran adalah kitab suci

terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi Kitab Suci

yang akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenanya Al-Quran adalah

petunjuk paling lengkap bagi umat manusia sejak turunnya Al-Quran 15

abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada

saat ini maupun untuk masa yang akan datang sampai dengan datangnya

hari kiamat nanti.

Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang lengkap dan sempurna

seperti halnya kitab Al-Quran. Umat Islam wajib bangga dengan kitab suci

Al-Quran, Karena Al-Quran adalah bacaan yang maha sempurna dan maha

mulia sehingga disebut Al-Quran Al Karim. Al-Quran diturunkan kepada

manusia sebagai “petunjuk” didalam menjalankan tugasnya sebagai

khalifah dimuka bumi ini, selain dari petunjuk terdapat juga banyak

nasihat di dalam Al-Quran, juga sebagai penyembuh atau obat atau

penawar bagi penyakit-penyakit yang menyesak dada. Nama lain Al-

Quran ada juga Al Hikmah yaitu kebijaksanaan yang berisi kebijaksanaan

yang sangat diperlukan olehumat manusia tentang kebaikan yang

datangnya dari Allah. Al-Quran banyak sekali memuat petunjuk,

keterangan dan penjelasan tentang petunjuk itu serta pembeda antara yang

hak dan yang batil, sehingga disebut juga dengan Al bayan .

Page 35: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

20

C. Fungsi Al-Quran

Agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini,

diperlukan suatu pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju

kearah kebaikan di dinia maupun di akhirat nanti. Selama manusia

mempercayai dan mau menggunakan pedoman atau petunjuk tersebut,

insya‟ Allah tujuan untuk menjadi khalifah yang baik akan tercapai.

Hal ini dimungkinkan apabila petunjuk atau pedoman yang

dimaksudkan datangnya dari Allah SWT yang menciptakan langit dan

bumi beserta segala isinya (wardana, 2004 : 46-51). Kitab suci umat islam

yang merupakan petunjuk bagi seluruh umat islam tanpa memandang

bangsa, suku, atau golongan manusia. Seperti ayat dibawah ini

Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Alquran) dengan

(membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan

ketaatan kepada-Nya (QS. Azumar, 39:2)

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Alquran) sebagai kalimat yang

benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya

dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui (QS Al An‟am,

6:115)

Page 36: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

21

Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan)

yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang

Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala

yang besar (QS. Al Israa‟, 17:9

Kitab suci Al-Quran adalah kitab suci yang sangat istimewa Al-

Quran juga sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi yang

memberikan pelajaran dan petunjuk bagi manusia untuk dapat mengelola

kekayaan alam di bumi ini dengan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan

umat manusia itu sendiri, mencari ilmu adalah wajib bagi manusia dan

mengamalkannya adalah juga merupakan ibadah. Makin tinggi ilmu yang

dikuasai akan makin takut kepada Allah SWT sehingga dengan

sendirinya akan lebih akan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Dasar pemikiran untuk menentukan ilmu apakah yang sebaiknya

dicari agar manfaat bagi umat manusia, adalah dari beberapa firman Allah

dan sunnah Rasul yang berkaitan dengan masalah kehidupan dan

menuntut ilmu. Ilmu yang bermanfaat bagi umat manusia adalah ilmu

yang apabila dipelajari dan dipraktekkan akan membawa manusia kepada

kehidupan yang lebih baik dan lebih mendekakan diri kepada Allah. Ilmu

yang dimaksud tidak boleh menyebabkan kesengsaraan bagi orang lain,

tidak boleh menimbulkan permusuhan, tidak boleh menimbulkan

Page 37: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

22

kerusakan di muka bumi ini. Setiap ilmu yang dipelajari dan dipraktekkan

akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah dan kepadaNya kita

semua akan kembali. Sebagaimana firman Allah berikut ini :

(Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit

dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali

semua urusan (QS. Asy syuura, 42:53)

Ilmu yang dipelajari haruslah dapat lebih mendekatkan diri kepada

Allah, mengakui kebesaranNya sehingga kita akan menyembah dan

mengabdi dengan sepenuh hati (wardana, 2004 : 85-86)

Pengertian “ilmu” disini bermakna semua cabang pengetahuan

tanpa mengecualikan salah satu diantaranya. Ia mencakup semua studi

yang berhubungan dengan alam semesta serta subjek yang ada kaitannya

dengan itu, termasuk di dalam nya ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti

biologi, kimia, fisika, astronomi, geologi,dll. Kitab suci Al-Quran tak ayal

lagi mengangkat harkat dari ilmu-ilmu tersebut, dan mendorong manusia

agar mempelajarinya untuk kepentingan bersama.

Rujukan yang paling menakjubkan dan fakta yang paling penting

mengenai hal ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang turun paling awal, yang

Page 38: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

23

mendorong manusia untuk mencari serta menjunjung tinggi pengetahuan

itu(El-fandy, 2000 : 1).

Pada hakikatnya, bagian permulaan dari wahyu menjadi pertanda

bagi fajar ilmu pengetahuan, dan jadi pelopor pemberi kdudukan

terhormat kepada ilmu pengetahuan. Ayat yang pertama turun berbunyi

demikian :

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al

alaq 1-5) .

4. Manfaat dari membaca Al-Quran

a. Mengurangi Ketegangan (stress).

Al-Quran juga memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan

dalam menurunkan ketegangan.

Page 39: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

24

b. Meningkatkan kesehatan mental.

mendengarkan Al-Qur‟an selama 15 menit 3 kali seminggu

selama 4 minggu berturut-turut yang diperdengarkan melalui tape

recorder. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan mendengarkan

Alquran telah meningkatkan kesehatan mental.

c. Mencegah dan mengatasi kepikunan.

Membaca Alquran secara rutin dapat meningkatkan daya ingat dan

fungsi kerja otak kita karena secara spiritual Al-Quran merupakan

kumpulan wahyu yang sempurna yang menenangkan jiwa, meningkatkan

keyakinan, dan menyeimbangkna hidup manusia. Energi positif dari ayat-

ayat Allah Swt ini dapat menjadi nutrisi otak yang paling berharga dari

sebuah obat. Selain ketiga manfaat di atas, terdapat pula manfaat dari

membaca Al-Quran yang dikutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh

Agus Syafii pada tanggal 28 November 2010 dengan judul “Manfaat

Membaca Al-Quran”, bahwa membaca Alquran bagaikan saringan kelapa

yang kotor yang ditaruh dibawah kran air yang mengucur deras, maka

saringan tersebut menjadi bersih luar dan dalam karena telah tersiram air

(http://makalahratih.blogspot.co.id/2011/03/manfaat-membaca-dan-

mempelajari-alquran.html diakses pada 30/07/2016 pukul 10:07)

Didasari bahwa kelainan seorang anak memiliki tingkatan, yakni

dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dari kelainan tunggal,

ganda, hingga yang kompleks yang berkaitan dengan emosi, fisik, psikis,

Page 40: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

25

dan sosial. Ia merupakan kelompok yang heterigen, terdapat diberbagai

strata sosial, dan menyebar di daerah perkotaan, pedesaan bahkan di

daerah-daerah terpencil. Kelainan seseorang tidak memandang suatu suku

atau bangsa. Keadaan ini jelas memerlukan pendekatan khusus dalam

memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

tersebut terdapat anak yang karena kondisi kelainannya tidak

memungkinkan datang ke sekolah.

5. Pengertian Tunarungu

Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”. Tuna artinya

kurang dan rungu artinya pendengaran. Seseorang dikatakan tunarungu

apabila tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara

(http://pengertian-tuna-rungu.blogspot.co.id/ diakses pada 19-09-16

11:27)

Didasari bahwa kelainan seorang anak memiliki tingkatan, yakni dari

yang paling ringan sampai yang paling berat, dari kelainan tunggal,

ganda, hingga yang kompleks yang berkaitan dengan emosi, fisik, psikis,

dan sosial. Ia merupakan kelompok yang heterigen, terdapat diberbagai

strata sosial, dan menyebar di daerah perkotaan, pedesaan bahkan di

daerah-daerah terpencil. Kelainan seseorang tidak memandang suatu suku

atau bangsa. Keadaan ini jelas memerlukan pendekatan khusus dalam

memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

tersebut terdapat anak yang karena kondisi kelainannya tidak

memungkinkan datang ke sekolah.

Page 41: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

26

Kelainan pendengaran atau tuna rungu adalah hilaangnya kemampuan

pendengaran seseorang, baik itu sebagian (hard of hearing) maupun

seluruhnya (deaf). Hal tersebut menyebabkan kemampuan pendengaran

orang itu tidak berfungsi.

Melihat dari rentang waktu terjadinya ketunarunguan, Kirk (1970)

mengelompokkan gangguan itu kedalam dua jenis, yakni prelingual dan

postlingual. Kelompok anak tunarungu prelingual termasuk dalam

tunarungu berat. Adapun postlingual adalah anak yang mengalami

kehilangan ketajaman pendengaran setelah kelahirannya.

Terdapat kecenderungan bahwa seseorang yang mengalami

tunarungu sering kali diikuti pula dengan tunawicara. Kondisi ini dapat

menjadi satu rangkaian sebab dan akibat. Seseorang penderita tunarungu

prelingual dapat dipastikan bahwa akibat yang akan terjadi pada diri

penderita adalah kelainan bicara (tunawicara). Namun, tidak demikian

halnya seseorang yang menderita tuna cluttering (kekacauan artikulasi)

adalah contoh-contoh kelainan bicara yang sebenarnya kecil

kemungkinannya berkaitan dengan kondisi ketunarunguan.

Perkembangan bahasa dan bicara barkaitan erat dengan ketajaman

pendengaran. Akibat terbatasnya ketajaman pendengaran, anak

tunarungu tidak mampu mendengarkan dengan baik. Dengan demikian,

pada anak tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara setelah masa

anak-anak. Proses peniruannya hanya terbatas pada peniruan visual.

Selanjutnya, dalam perkembangan bicara dan bahasa, anak tunarungu

Page 42: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

27

memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai dengan

kemampuan dan taraf ketunarunguannya.

Perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasi anak tunarungu

terutama yang tergolong tunarungu total tentu tidak mungkin untuk

sampai pada penguasaan bahasa melalui pendengaannya. Ia harus

mengoptimalkan kemampuan penglihatannya. Anak tunarungu juga harus

mempergunakan segala aspek yang ada pada dirinya.

Ada dua hal penting yang menjadi ciri khas hambatan anak

tunarungu dalam aspek kebahasaannya. Pertama, konsekuansi akibat

kelainan pendengaran berdampak pada kesulitan dalam menerima segala

macam rangsangan bunyi atau peristiwa bunyi yang ada di sekitarnya.

Kedua, akibat keterbatasannya dalam menerima rangsangan bunyi pada

gilirannya penderita akan mengalami kesulitan dalam memproduksi suara

atau bunyi bahasa yang ada di kesitarnya. Kemunculan dua kondisi

tersebut pada anak tunarungu, secara langsung dapat berpengaruh

terhadap kelancaran perkembangan bahasa dan bicaranya.

Terhambatnya perkembangan bahasa jelas merupakan masalah

utama pada anak tuanrungu. Kita tau bahwa perkembangan bahasa dan

bicara bagi manusia mempunyai peran yang vital. Memang sulit di

buktikan tentang presi lisan (bicara) maupun penulisan bahasa (tulisan).

Bagi anak normal memahami tentang peristiwa benda yang pernah

dikenalnya bukan hal yang sulit. Ia dapat memahaminya melalui

Page 43: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

28

penglihatan dan pendengaran serta bantuan indera yang lain. Hasil

eksplorasi dari lingkungan akan disimpan dalam ingatan.

Tidak demikian halnya dengan anak tunarungu, segala sesuatu yang

direkamnya, tidak ubahnya dengan petunjukan film bisu. Ia hanya dapat

menangkap peristiwa itu secara visual saja. Atas dasar itulah rata-rata

permasalahan yang dihadapi anak tunarungu ada pada aspek-aspek

berikut.

1. Miskin kosakata, penguasaan perbendaharaan bahasanya yang

terbatas.

2. Sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan

atau sindiran

3. Kesulitan dalam mengartikan kata-kata abstrak seperti kata Tuhan,

pandai, mustahil

4. Kesulitan menguasai artikulasi, jeda, dan notasi.

NAO (Natural Auditori Oral) Sebagai Salah Satu Langkah

Penanganan Anak Tunarungu. Bahasa lisan anak tunarungu dapat

dikembangkan sesuai dengan kondisinya. Mereka perlu diberi

kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan kecakapan itu.

Tujuannya, anak itu bisa mengembangkan kecakapan berbahasanya

secara lebih baik sesuai dengan keterbatasan potensiyang dimilikinya.

Untuk mengembangkan kemampuan anak tunarungu, orangtua dan

guru harus memberikan kesempatan sejak usia dini. Misalnya, dengan

memberikan latihan-latihan. Hal itu terutama bagi anak yang masih

Page 44: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

29

mempunyai sisa pendengaran. Proses tersebut harus difokuskan secara

individual.

Adapun salah satu langkah penanganan yang di anggap efektif

adalah NAO ( Natural Auditory Oral ). Langkah ini berdasarkan

keyakinan bahwa, apabila anak dengan gangguan pendengaran itu dibantu

dengan baik, anak itu dapat mengembangkan kecakapan berbicaranya

secara mengagumkan. Langkah ini juga berlandaskan pada kenyataan

bahwa, hanya 3% dari anak dengan gangguan pendengaran kedua

orangtuanya juga tunarungu.

Langkah ini terbagi kedalam tiga cara.

1. Style natural, yakni dengan menyediakan lingkungan bagi anak

dengan gangguan pendengaran untuk tahap belajar bahasa sama

dengan anak yang dapat mendengar normal.

2. Style Auditory dengan menekankan penggunaan pendengaran

berapapun sisa pendengaran yang ada dibantu dengan alat bantu

dengar (ABD)

3. Style oral adalah kecakapan mendengar yang didapat anak dari

membangun kemampuan bicaranya.

Ketika anak dengan gangguan pendengaran memakai ketiga

cara itu, anak tersebut belajar untuk mendengar dan dapat mendengar

karakter-karakter dasar dalam bicara. Apabila mereka diberi

kesempatan untuk berada dilingkungan yang sama dengan anak yang

bisa mendengar normal, mereka akan termotifasi untuk terus memakai

Page 45: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

30

ketiganya dan berkembang kemampuan bicaranya, sesuai dengan

perkembangan anak-anak normal lainnya

A. Syarat-Syarat Penerapan NAO

1. Memaksimalkan sisa pendengaran sejak dini

2. Memakai ketiga cara tersebut secara berkesinambungan

3. Menciptakan lingkungan berbahasa yang natural

4. Lingkungan yang bebas bahasa isyarat

5. Orangtua dan terapis fokus pada tujuan yang sama, bahwa anak

dengan gangguan pendengaran mempunyai kesempatan yang

sama dengan anak yang memiliki pendengaran normal untuk

membangun bahasanya.

1. Hal-Hal yang Harus Dihindari

a. Gerakan mulut yang berlebihan.

b. Ekspresi wajah yang berlebihan.

c. Mengarahkan untuk melihat bibir pada saat berbicara.

d. Menyentuh anak untuk memanggil namanya atau untuk

mendapatkan perhatiannya.

e. Memakai bahasa tubuh yang tidak umum atau memakai

bahasa isyarat.

f. Memakai bahasa tubuh yang berlebihan daripada

mengembangkan kemampuan mendengar anak.

Selain itu, aktivitas sehari-hari pada anak-anak dapat digunakan

untuk meningkatkan pendengaran, ujaran, bahasa, dan berpikir.

Page 46: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

31

Kecakapan berbahasa anak dikembangkan melalui peningkatan

pendengaran dengan menggunakan bicaranya berulang-ulang dan dengan

perbedaan bunyi yang baik. Terapi harus mulai dari yang dipahami dan

bermakna pada anak-anak tersebut. Bahasa dan berpikir dibina barsama-

sama kemudian dikembangkan dalam bahasa lisan, disesuaikan dengan

cara berkomunikasi.

Dalam meningkatkan fungsi pendengaran, terdapat hubungan

antara pendengaran, bicara, bahasa, dan pemikiran didalam semua

aktivitas sehari-hari, yakni dengan cara-cara berikut.

1. Meningkatkan pendengaran dengan cara duduk bersebelahan dan dekat

dengan pengguna alat bantu dengar.

2. Mengurangi bunyi bising di sekitarnya, seperti bunyi radio, televisi,

dan AC.

3. Bantu anak agar bicaranya lebih jelas.

Pilih aktivitas yang sesuai dengan minat dan umur anak-anak tersebut.

Pendekatan oral menekankan pada pembimbingan ucapan dan

membaca ucapan (speechreading). Para pendidik khusus yang merasa

sehati dengan pendekatan oral merasa terbatas bahwa ketergantungan

pada bahasa isyarat dan finger spelling mengakibatkan eksklusi

penyandang tunarungu dari orang-orang lainnya. Menurut pendapat

mereka, karena mereka tunarungu dan tidak banyak orang yang tertarik

untuk bisa memahami komunikasi manual, orang-orang yang diajari

teknik tersebut sebagai alat komunikasi utama akan tersiksa hidupnya

Page 47: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

32

dengan kehidupan yang terbatas dan terisolasi. Dalam program bagi

siswa-siswa tunawicara yang ditekankan pada penggunaan bahasa oral,

siswa-siswa tidak didorong menggunakan komunikasi manual seperti

itu.

Metode oral difokuskan pada pemanfaatan pendengaran yang

tersisa (residual hearing) yang mungkin masih dimiliki siswa melalui

pertolongan alat bantu dengar dan pelatihan khusus. Penekanannya

pada meningkatkan sensitifitas terhadap suara serta meningkatkan

kemampuan dalam membedakan berbagai suara yang berbeda. (smith,

2013 :285)

D. Langkah-Langkah Mengembangkan Kemampuan Anak

Tunarungu

1) Identifikasi

Untu mengetahui tingkat anak dalam mendengar, orangtua

atau terapis dapat melakukan suatu permainan bunyi. Dalam hal

ini anak belajar memberi jawaban terhadap bunyi yang ia dengar.

Penggunaan vokal, a-i-u-e-o dapat dilatihkan kepada mereka.

Kemudian, disusun dengan pengenalan bunyi-bunyi konsonan.

2) Pembedaan Bunyi

Anak kemudian berlatih membedakan bunyi, terutama dalam

hal pengartikulasiannya. Bunyi-bunyi itu terutama yang homorgan

atau dihasilkan oleh alat ucap yang sama, seperti / b / , / p / , / m /

atau / t / , / d / n / . Atau dalam huruf arab sama dengan

Page 48: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

33

/ َب / دَب / , / َب / مَب / , / فَب / ,/ َب

3) Pemaknaan

Apabila anak sudah bisa menggunakan suatu kata dengan

artikulasi yang jelas, orangtua atau terapis perlu melanjutkannya

pada langkah pemaknaan. Langkah ini terutama ditujukan pada

kata-kata yang memiliki kemiripan dalam bunyinya, misalnya

pada kata batik, batuk, batak, atau murah, lurah, marah, parah,

jarah. Pemaknaan atau pemahaman suatu kata atau kalimat dapat

dilakukan dengan kegiatan tertentu, misalnya sebagai berikut.

1) Menyentuh atau memegang benda yang dimaksud oleh

kata itu.

2) Memeragakan tindakan tertentu, seperti duduk, lari,

tertawa, sesuai dengan makna kalimat yang di ucapkan

anak.

4) Penerapan

Langkah selanjutnya adalah penerapan kecakapan bahasa

anak pada kegiatan berkomunikasi yang sebenarnya. Anak

menggunakan kata-kata tertentu pada kalimat atau kegiatan

berbahasa yang lebih luas. Misalnya, melalui kegiatan tanya

jawab ataupun percakapan dengan sesama tentang suatu topik

yang berkenaan dengan kehidupan anak (Kosasih, 2012 : 173-

180)

Page 49: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

34

E. Lingkungan Belajar

Penting untuk memastikan anak-anak memperoleh

lingkungan belajar yang baik, tidak terkecuali anak dengan

gangguan pendengaran. Berikut ini poin-poin yang dapat

membentu guru merencanakan lingkungan belajar yang efektif

untuk anak dengan gangguan pendengaran.

1. Lingkungan fisik

Pastikan anak tersebut duduk ditempat yang paling mendukung

untuk memfasilitasi pendengarannya.

2. Pastikan anak tersebut dapat melihat guru dengan jelas agar

bisa membaca gerak bibir saat guru berbicara.

3. Pastikan guru berhadapan langsung dengan anak tersebut saat

berkomunikasi.

4. Jika jasa penerjemah bahasa digunakan, pastikan anak tersebut

duduk ditempat yang memungkinkannya melihat penerjemah.

Hal penting lainnya adalah dengan menyediakan lingkingan

akustik yang baik. Lingkungan akustik ini bisa diciptakan dengan

melakukan modifikasi-modifikasi berikut

a) Memasang karpet

b) Memasang tirai yang tebal

Page 50: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

35

c) Memasang penutup kaki kursi dan meja untuk mengurangi

kebisingan.( Thompson, 2010 : 107-108)

F. Karakteristik anak tunarungu

Alat audio meter merupakan alat untuk mengukur derajat

kehilngan pendengaran dengan ukuran decibel (dB). Derajat

kemampuan berdasarkan ukuran instrument audiometer klasifikasi

anak dengan hendaya pendengaran sebagai berikut

1. 0-26 dB Masih mempunyai pendengaran normal

2. 27-40 dB mempunyai kesulitan mendengar tingkat-ringan, masih

mampu mendengar bunyi-bunyian yang jauh. Individu tersebut

membutuhkan terapi bicara.

3. 41-55 dB termasuk tingkat menengah, dapat mengerti bahasa

percakapan. Individu tersebut membituhkan alat bantu dengar.

4. 56-70 dB termasuk tingkat berat. Individu tersebut termasuk orang

yang mengalami kesulitan, hanya mampu mendengar suara keras

yang berjarak kurang lebih satu meter. Kesulitan membedakan suara

yang berhubungan dengan bunyi secara tetap.

5. 71-90 dB termasuk tingkat berat. Individu tersebut termasuk orang

yang mengalami ketulian, hanya mampu mendengar suara keras

yang berjarak kurang lebih satu meter. Kesulitan membedakan suara

yang berhubungan dengan bunyi secara tetap.

Page 51: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

36

6. 91-dan seterusnya, termasuk individu yang mengalami ketulian

sangat berat. Tidak dapat mendengar suara. Sangat membutuhkan

bantuan khusus secara intensif terutama dalam keterampilan

kecakapan/berkomunikasi.

Prilaku yang muncul terhadap peserta didik dengan hendaya

pendengaran di sekolah secara dominan berkaitan dengan hambatan

dalam perkembangan bahasa dan komunikasi (Delphie, 2006 :102 )

Page 52: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

37

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga

SLB Negeri Salatiga adalah sekolah yang memiliki empat jenjang

pendidikan yaitu, TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Karena SMPLB

Negeri Salatiga merupakan jenjang pendidikan yang bangunannya tidak

berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari SLB Negeri Salatiga, maka

akan disajikan data secara umum SLB Negeri Salatiga.

1. Letak Sekolah

SLB Negeri Salatiga merupakan Areal tanah seluas 3810 m.

sebidang tanah ini berdiri bangunan permanen untuk sekolat TKLB,

SDLB, SMPLB, dan SMALB. Adapun batas-batasnya, yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk

b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk

c. Sebelah timur berbatasan dengan villa permata bajaran

d. Sebelah barat berbatasan dengan SD Mangun Sari 02

Lokasi SLB Negeri Salatiga terletak di Jl. Hasanudin Gang III desa

banjaran, kecamatan Sidomukti, kota Salatiga.(Observasi dan

Dokumentasi pada Tanggal 13 April 2016).

2. Sejarah Berdirinya

SLB Negeri Salatiga adalah sekolah yang melayani pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus/ luar biasa/ cacat jenis. Tunanetra (A),

Page 53: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

38

Tunarungu (B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E),

Tunaganda (G).

Sekolah ini berada di bawah naungan Departemen Pendidikan

Nasional. Pada awalnya, SLB Negeri Salatiga adalah SLB Mangunsari

Salatiga (jenjang sekolah dasar) yang berdiri tahun 1983 berdasarkan

Impres Nomer 4/1983, dengan jumlah siswa awalnya hanya 4 anak jenis

ketunaan Tunagrahita (C) yang diasuh oleh 5 orang guru.

Perkembangan selanjutnya, SLB Negeri Salatiga menyesuaikan

situasi dan kondisi utamanya difokuskan untuk memberikan pelayanan

pada anak yang berkebutuhan khusus. Layanan pendidikan tersebut

kemudian diberi SK Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah Nomer

421.8/24686 tanggal 25 juni 2007 beralih status menjadi SLB Negeri

Salatiga yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang TKLB,

SDLB, SMPLB, dan SMALB.

SLB Negeri salatiga mengawali pembelajaran pada tahun ajaran

2008/2009 dengan melayani pendidikan untuk jenjang: SDLB, jumlah

siswa 89 dalam 20 kelas belajar, dan SMPLB dngan jumlah siswa 29

dalam 6 kelas belajar, dan SMALB jumlah siswanya 3 dalam 1 kelas

belajar yang dilayani oleh 28 tenaga guru.

Ketika anak baru masuk SMPLB, setiap anak harus melakukan tahap

assessment atau penelaahan, pengungkapan masalah diantaranya : dengan

pengkajian diagnostic, observasi, dan wawancara.

Page 54: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

39

Setelah anak bisa mengungkapkan setiap masalah atau kebutuhan mereka,

maka dari pengajar atau pembimbing membagi mereka ke dalam beberapa

kelompok belajar.

SLB Negeri Salatiga adalah sekolah yang melayani pendidikan

bagi anak berkebutuhan khusus/ luar biasa/ cacat jenis :

a. Tunanetra (A)

Tunanetra adalah anak yang memiliki gangguan penglihatan (buta)

b. Tunarungu (B)

Tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan pendengaran, baik

ringan, sedang, ataupun berat. Sedangkan tunawicara merupakan anak

yang kehilangan daya pendengaran yang mengakibatkan gangguan

komunikasi verbal. Tunarungu wicara dilambangkan dengan huruf B.

c. Tunagrahita (C)

Tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata.

Tunagrahita dilambangkan denganhuruf C, selain itu ada perbedaan

kelas C1 untuk grahita sedang.

d. Tunadaksa (D)

Tunadaksa adalah anak yang memiliki gangguan fisik (cacat tubuh).

Tunadaksa dilambangkan dengan huruf D, sedangkan untuk tunadaksa

ringan dilambangkan dengan huruf D1.

e. Tunalaras (E)

Individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan

control sosial.

Page 55: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

40

f. Tunaganda (G)

Yang disebut anak tuna ganda adalah anak yang memiliki kombinasi

kelainan (baik dua jenis atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah

pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan

satu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan

harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai dengan

kelainan yang dimiliki.

g. Autis

Autis di SLB Negeri Salatiga merupakan criteria yang masih bisa

dikatakan bari, sehingga autis tidak dilambangkan huruf.

3. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SLB N Salatiga

b. NSS :101036203018

c. Provinsi : Jawa Tenga

d. Kecamatan : Sidomukti

e. Kelurahan : Mangunsari

f. Jenjang :TKLB,SDLB,SMPLB, SMALB

g. Alamat :JL. Hasanusin, banjaran,

Mangunsari,Jawa Tengah,

Indonesia

h. Kabupaten : Semarang

i. Provinsi : Jawa Tengah

j. Kode Pos : 50721

Page 56: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

41

k. Daerah : Perkotaan

l. Telpon / Fax : +62298238036

m. Status Sekolah : Negeri

n. Nama Kepala Sekolah :Muhlisun, M.Pd

o. NIP :196206101984071001

4. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

SLB Negeri memiliki visi yaitu “mendidik siswa mandiri,

berkemampuan optimal dan berakhlak mulia”

b. Misi

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengacu pada perundang

undangan yang berlaku

2) Melaksanakan program kurikulum yang berlaku

3) Menambah kegiatan ketrampilan

4) Mengintesifkan kegiatan agama

c. Tujuan

1) Menampung anak berkebutuhan khusus (anak luar biasa/

penyandang ketunaan) di daerah Salatiga dan sekitarnya dalam

lembaga pendidikan formal

2) Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi mereka

yang kompetitif

3) Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan

berkesinambungan.

Page 57: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

42

5. Struktur Organisasi

Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala

urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur

organisasi. Organisasi yang ada di SLB Negeri Salatiga meliputu struktur

organisasi sekolah dan struktur organisasi komite sekolah. Pengurus

komite sekolah diambil dari perwakilan orangtua siswa, guru, tokoh

pendidikan dan tokoh masyarakat .

Adapun struktur organisasi SLB Negeri Salatiga sebagai berikut :

Page 58: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

43

STRUKTUR ORGANISASI SLB N SALATIGA

KEPALA SEKOLAH

Muhlisun, M.Pd

KOMITE

M. Syatibi, S.Ag

PUSTAKAWAN

Reni I, A.Md

KURIKULUM

Sularno. S.Pd

Eko P, S.Ag

KEHUMASAN

Reni S, S.Pd

TATA USAHA

Paniyah, S.Pd. I

KESISWAAN

Wawan P, S.Pd

Indah W

SARPRAS

Juzan, S.Pd

Wisnu L, S.Si

KOORD SMA

Sri Lestari. S.Pd

KOORD SMP

Drs. Sarjiya

KOORD TK/SD

Siti A, SP.d

PENJAGA SEKOLAH

PETUGAS KEBERSIHAN

Sutikno

TUKANG KEBUN

Sri Rahayu

SISWA

GURU

Page 59: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

44

6. Keadaan Siswa

Agar lebih jelasnya akan disajikan data tentang keadaan siswa

SMPLB Negeri Salatiga bagian B pada anak tunarungu, dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SMPLB bagian B kelas VIII

NO NAMA AGAMA ALAMAT

1. Agus Nursalim Islam

Gedat RT 11/1 Wates

Getasan

2. Hilmy Ahmad Quds Islam

Jl. Dr. Muwardi 63

Salatiga

3. M. Sultan Syahrir

Ramadhan Islam

Kupang Kidul

RT.01/RW.08

Ambarawa

4. Musa Fasta Afdholi Islam Jl. Cerme, 545 Salatiga

5. Siti Nur Hidayah Islam

Sraten Rt 02 Rw 01

Tuntang, Kab. Semarang

Tabel 3. 2

Keadaan Siswa SMPLB bagian B kelas IX

6. Aqsal Samudya P Islam Perum Cendrawasih No.

27 RT 05/RW 04

Noborejo

7. Filisa Wanda Aisah Islam Kenteng, Susukan

8. Pradeva Satria Nugraha

Islam

Ngasem, Rt.01/Rw 03

Jetis, Bandungan, Amb.

Kab. Semarang

Keterangan: dokumentasi 16 Agustus 2016

Page 60: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

45

7. Keadaan Guru

Tenaga pengajar atau guru yang brtugas di SLB Negeri Salatiga

pada tahun 2016-2017 seluruhnya ada 39 orang yang terdiri dari 32 PNS, 6

guru wiyata bakti dan 1 orang penjaga. Gur yang mengajar di SLB Negeri

Salatiga tersebut berasal dari lulusan pendidikan luar biasa (PLB) dan

berpendidikan S1, D2,D3, dan SGPLB, 1 lulusan SMA dan 1 lagi lulusan

SMP. Adapun jumlah guru PAI sebagaimana dinyatakan oleh

Guru-guru di SLB Negeri Salatiga mendapat tugas dan

tanggungjawab mengampu mata pelajaran sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik guru-guru

yang ada di SLB Negeri Salatiga tidak pernah merasa mengeluh,

menjalankan tugasnya dengan penuh semangat, sabar dan ikhlas dalam

membembeing anak yang berkebutuhan khusus mulai dari anak tunarungu

sampai dengan anak yang mengalami keterbelakangan mental, dan anak

autis.

Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sajikan daftar tabel

pengajar di SLB Negeri Salatiga sebagai berikut

Tabel 3.3 keadaan Tenaga Pengajar di SLB Negeri Salatiga

NO NAMA JABATAN PENDIDIKA

N

MENGAJAR

KELAS

1. Muhlisun,

M.Pd GURU SLP. Mat PKn 4C,5C

2. Trisnani, GURU SGPLB C 4C

Page 61: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

46

S.Pd

3. Rohani Eko

S., S.Pd GURU SGPLB A 7 C1

4. Rohana Dwi

S., S.Pd GURU SGPLB 1C1(a)

5. Siti Aisyah,

S.Pd GURU S1.PKn 2C

6.

Nunik

Supriyatmi,

S.Pd

GURU SGPLB A 1A

7. Siti Rahayu,

S.Pd GURU SGPLB C 3C1

8. Drs. Sarjiya GURU S1 PLB 7B

9. Kusnanto GURU SGPLB A 3A

10. Sri Mulyani,

S.Pd GURU SGPLB E 3C

11. Wagiman,

S.Pd GURU SGPLB C 12C

12. Subiyati GURU SGPLB B 1C1(b)

13.

Yekti

Widayani,

S.Pd

GURU SGPLB C 6C1

14. Sri Rahayu,

S.Pd GURU SGPLB D 1C1 (c)

15. Rastini GURU SGPLB C 5C

16.

Wawan

Pamungkas,

S.Pd

GURU SGPLB A 7C

17. Indyatno, GURU Sm. PLB 6C

Page 62: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

47

BA

18. Muh Ihrom,

S.Pd.I GURU S1 PAI PAI SDLB

19. Sularno,

S.Pd GURU SGPLB D 8C

20. Juzan, S.Pd GURU SGPLB C 10C/D

21. Sri Lestari

W,S.Pd GURU S1 PPKN 8C1

22. Eko Puji W,

S.Pd GURU S1 PAI

PAI

SMP/SMA

22. Indah W,

S.Pd GURU S1.SENI 1B(b)

23. Tin Kartini,

S.Pd GURU S1.BHS&SENI 2C1

24.

Reni

Setyawati,

S.Pd

GURU S1 MIPA 12B

25. Khoirul H,

S.Pd GURU S1 PLB 6B

26.

Ninda

Solikhah,

S.Pd

GURU S1 PLB 1B(b)

27. Hestien

C.,S.Pd GURU S1 PLB Cuti

28. Yustiyana E.

H.S.Pd GURU S1 B,Ingg 2b

29. Heriani T,

S.Pd GURU S1 Komp 9C1

30. Fitri

Indriyani, GURU S1 Olahrga OR

SD/SMP/SM

Page 63: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

48

S.Si A

31.

Wisnu L,

S.Si GURU S1 Teologi

PAK

SD/SMP/SM

A

32. Lusi

Wulandari GURU SMA PAK SD

33. Masiyem GURU SGPLB C 10C1

34. Asih W,

S.Pd GURU S1.P.Bio 11B

35. Baniyah,

S.Pd.I GURU S1.B.Ingg 4B

36. Reni

I,A.A.Md

Pustakawa

n D.III T.Boga Pustakawan

37. Khoirul

sholeh PSD SMP

Penjaga

sekolah

38. Ika Yunita GURU S1 BK 5B

39. Fenny A,

S.Pd GURU S1 PLB 9B

40. Abdur R GURU S1.PAI PAI/SD

8. Pendanaan

Pendanaan adalah hal yang tidak dapat lagi ditawar demi kelangsungan

suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya pendanaan suatu lembaga

pendidikan akan lebih maju. Dari hasil penelitian tentang pendanaan yang ada

di SLB Negeri Salatiga dapat dilihat dari wawancara dibawah ini :

Page 64: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

49

“untuk masalah pendanaan di SLB Negeri Salatiga ini dari pemerintah,

kemudian dari komite sekolah, itupun sifatnya tidak mengikat, itu atinya

hanya membantu saja, tidak mematok seberapa banyak bantuan tersebut

hanya sifatnya membantu dan mereka tetap berkomunikasi dengan baik”

(wawancara pada tanggal 09 agustus 2016)

9. Sarana Prasarana

Sarana prasarana tidak lain untuk mendukung kelancaran, keberhasilan

proses belajara mengajar. Sarana prasarana d SMPLB Negeri Salatiga sebagai

pendukung jalannya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Kantor : yang digunakan sebagai tempat manajemen dan administrai

kerja.

2) Tata Usaha, menyelenggarakan administrasi SLB, pusat informasi SLB

serta sebagai tempat pendaftaran siswa baru.

3) Aula, digunakan sebagai tempat acara-acara penting, misalnya pelepasan

kelulusan peserta didik, untuk memperingati hari-hari besar dll.

4) Ruang kelas, terdiri dari 10 ruangan, dimana setiap kelasnya dihuni oleh

4-6 siswa, sedangkan siswa tersebut terbagi dalam 16 rombongan belajar.

Yaitu kelas 1B 10 siswa, 1C 11 siwa, 1C1 10 Siswa, 2B 3 siswa, 2C 9

siswa, 2C1 9 siswa, 3A 1 siswa, 3C 5 siswa, 3C1 1 siswa, 3C autis 2

siswa, 4C 9 siswa, 4C1 6 siswa, 5B 2 siswa, 5C 6 siswa, 5C1 7 siswa, 6C

4 siswa, 6D1 1) 5 siswa.

5) Mushola : digunakan sebagai sarana untuk kegiatan praktek sholat, kajian

keislaman, sholat berjamaah.

Page 65: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

50

6) Taman bermain : yang digunakan untuk melatih motorik kasar,

sosialisasi dengan teman bermain bersama.

7) Perpustakaan : yang befungsi sebagai bahan bacaan dan referensi bagi

pegawai dan siswa.

8) Lapangan olahraga : digunakan untuk olahaga, antara lain : ruang

badminton, tenis meja, dan volley.

9) Ruang terapi, meliputi : psikoterapi, psioterapi, hidroterapi, terapi musik.

10) Ruang praktek : digunakan para siswa untuk tata boga, dan praktek

melukis.

11) Kantin : sarana memenuhi kebutuhan siswa, guru dan karyawan sekolah

serta umum.

12) Gudang : digunakan untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak

terpakai.

13) UKS : Unit Kesehatan sekolah.

14) Kamar Mandi.

15) Rumah dinas penjaga.

DATA SARANA PRASARANA

Tabel 3.4 data sarana prasarana di SLB Negeri Salatiga

NO NAMA BARANG JUMLAH BAHAN

1 Gedung Sekolah 5 Beton

2 Gedung Asrama 1 Beton

Page 66: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

51

3 Gedung Artikulasi 1 Beton

4 Musolla 1 Beton

5 Perpustakaan 1 Beton

6 Rumah dinas 1 Beton

7 Ruang Sensiri Integrasi 1 Beton

8 Meja Guru 11 Kayu

9 Kursi Guru 11 Kayu

10 Meja Siswa/ Sekolah 129 Kayu

11 Kersi Siswa/ sekola 129 Kayu

12 Almari 29 Kayu

13 Papan Tulis 3 Triplek

14 White Board 35 Triplek

15 Papan Informasi 5 Tiplek

16 Meja Kursi Tamu 2 set Kayu

17 Alat Peraga 40

18 Alat Pertanian 1 set Besi

19 Jumlah Buku 1470 Kertas

20 Alat Kebersihan 1 set Plastic

21 Alat Petukangam 1 set Besi

22 Alat Kecantikan 2 set Kayu

23 Alat Perbengkelan 1 set Besi

24 Alat Boga 1 set

25 Lapangan 1

26 Kantin 1 Beton

Page 67: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

52

27 Tempat Parkir 2

28 Alat kesehatan 24

29 Alat Keterampilan 41

30 komputer 25 Elektronik

31 Monitor 21 Elektronik

32 TV 3 Elektronik

33 Sound System 5 Mesin

34 Speaker Sound King 2 Mesin

35 Mesin Jahit 10 Mesin

36 Tenda 7 Plastik Parasit

37 Kursi Lipat 3 Besi

38 Mesin Ketik 1 Mesin

39 Mesin Ketik Braille 1 Mesin

40 Camera Digital 1 Elektronok

41 Kursi Roda 8 Besi

42 Para Bola 1 Mesin

Keterangan : Dokumentasi 09 agustus 2016

10. Keunggulan SLB Negeri Salatiga

selain hasil belajar secara akademik, SLB Negeri Salatiga juga

memilki keunggulan dan potensi diluar akademik, diantaranya:

a. Juara I melukis POPDA tingkat Salatiga

b. Juara I lari 100 m putra POPDA tingkat Salatiga

c. Juara harapan I lompat jauh tingkat Jawa Tengan

d. Juara I baca puisi umum tingkat nasional

Page 68: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

53

e. Juara I jambore ABK tingkat Jawa Tengah

f. Juara I bulu tangkis tingkat Salatiga dll.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai beberapa keunggulan SLB

Negeri Salatiga dilihat dari wawancara sebagai berikut:

“ keunggulan dari SMPLB ini, mengenai biaya semuanya gratis karena ada

BOS( Bantuan Operasional Sekolah), sarana prasarana itu di bantu bantu

baik dari pusat, Provinsi, dan Kabupaten. Memang sekolah Negeri

mendapat fasilitas seperti ini, keunggulan lainnya memiliki banyak murid,

juga banyak yang pindah kesini. Lomba Olahraga lompat jauh, lomba

kursi roda, lomba jamboree pamuka bahkan juara 8 dan 1 tingkat propinsi

outbound. Untuk yang terbaru ada lomba lompat jauh tingkat propinsi”

(wawancara 09 agustus 2016)

11. Partisipasi Lingkungan

Pengaruh lingkungan terhadap peserta didik hanya merupakan

pengaruh belaka, tidak ada unsur tanggung jawab di dalamnya, peserta

didik akan beruntung apabila kebutuhan mendapat pengaruh yang baik

dari lingkungannya, dan sebaliknya akan rugi apabila kebetulan

mendapatkan pengaruh yang kurang baik.

Lingkungan di sekitar SLB Negeri Salatiga dan masyarakat kota salatiga

pada umumnya sangat mendukung keberadaan sekolah tesebut.

Sebagaimana pernyataan kepala sekolah SMPLB Negeri Salatiga berikut :

“peran masyarakat cukup bagus ketika ada perayaan 17 agustus kita

diikutsertakan untuk memperingati. Sekaligus dari instansi-instansi di

sekitar sekolah juga meminta anak-anak untuk tampil sehingga ada

penampilan seni band dan seni tari dari anak-anak SMPLB Negeri

Salatiga” (wawancara 09 Agustus 2016)

Page 69: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

54

.

B. Temuan Penelitian

1. Profil Responden

Berdasarkan jumlah informan yang diteliti oleh peneliti yang

berada di SMPLB Negeri Salatiga, masing-masing informan terdiri dari

siswa dan siswi yang mengalami ketunarunguan, teman dekat siswa

tunarungu, orangtua siswa tunarungu, dan guru siswa tunarungu yang

bersangkutan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai profil masing-

masing informan, yaitu sebagai berikut :

a) AN (15 TAHUN)

AN adalah siswa laki-laki yang duduk di bangku kelas 8 bagian B di

SMPLB Negeri Salatiga. AN adalah siswa laki-laki yang mengalami

ketunarunguan sejak lahir. AN hidup dalam keluarga petani, kedua

orangtuanya adalah petani. AN adalah tipe anak yang pendiam dia

juga anak yang rajin, AN selalu memperhatikan guru saat sedang

menerangkan pelajaran. AN selalu rajin belajar membaca Al-Quran

di sekolah, walau sulit tapi dia tetap semangat. Selain itu AN sangat

rajin beribadah walaupun sbenarnya AN tidak begitu paham bacaan

doa dalam solatnya, tetapi diyakin bahwa Allah mahatau.

b) SNH (15 TAHUN)

SNH adalah siswi yang tengah duduk di bangku kelas 8 bagian B.

SHN hidup dalam keluarga yang sederhana. Ibunya adalah seorang

wiraswasta begitupun dengan ayahya. Sejak SHN mengalami

Page 70: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

55

ketunarunguan, SHN lebih giat belajar dia tidak pernah putus asa

untuk terus belajar.

c) MFA (15 TAHUN)

MFA siswa laki-laki yang saat ini tengah duduk di bangku kelas 8

bagian B. MFA mengalami ketunarunguan sejak dia dilahirkan.

Beruntungnya MFA hidup dalam kondisi keluarga yang cukup. Ayah

serta ibunya memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Walaupun dia

tau kekurangannya MFA tidak pernah patah semangat dalam belajar.

MfA juga tengah menggeluti apa yang dia sukai.

d) HAQ (14 TAHUN)

HAQ sudah mengalami ketunarunguan sejak dia lahir. Saat ini HAQ

tengah duduk dibangku kelas 8. HAQ adalah anak yang sangat

kecukupan dalam hal financial karena orangtuanya adalah anggota

DPR. Dia adalah anak yang tekun dalam belajar baik ilmu umum,

agama, bahkan belajar membaca Al-Quran.

e) FWA (17 TAHUN)

FWA mengalami ketunarunguan kan tunawicara. Dia sangat

kesulitan dalam mengucapkan kata-kata yang sempurna seperti

teman lainnya yang sudah bisa berbicara mendekati sempurna. FWA

anak tunggal, tinggal di sebuah desa di lereng gunung sindoro, dalam

kesehariannya FWA sering membantu orangtuanya untuk berkebun

tembakau. Hebatnya, dia tidak pernah malu dalam menjalankan

segala hal. Walaupun tidak sesempurna teman-temannya dia tetap

Page 71: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

56

gembira menjalankan segala aktifitasnya. FWA adalah termasuk

anak yang rajin dan penurut. Saat ini dia duduk di bangku kelas 9

bagian B

f) MSSR (13 TAHUN)

MSSR adalah siswa kelas 8 bagian B. walaupun MSSR hidup dalam

keadaan keluarga yang terbilang pas-pasan tetapi dia adalah anak

yang sangat rajin, selalu berangkat pagi dan tidak pernah terlambat,

saat istirahat selalu keruang komputer. Dia juga sangat suka

menggambar

2. Metode Pembelajaran Alquran pada siswa Tunarungu di SMPLB

Negeri Salatiga

Keberhasilan dunia pendidikan dalam mencerdaskan para siswa

tentunya tidak akan lepas dari metode apa yang digunkan oleh para guru

yang mengajar. Ada banyak sekali metode yang dapat digunakan agar para

siswa paham terhadap materi pelajaran. Ini semua tergantung dari guru yang

mengajar tersebut. Setiap guru mempunyai metode yang berbeda-beda

dalam mengajar, macam-macam metode pembelajaran yakni metode

ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode experiment dll.

Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Al-Quran bagi siswa

tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga. Maka metode yang diterapka antara

lain sebagai berikut :

1. Metode ceramah

2. Metode Drill

Page 72: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

57

3. Metode Resitasi (pemberian Tugas)

Adapun penggunaan masing-masing metode dalam rangka pelaksanaan

pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri banjaran dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Metode Ceramah

Selama peneliti melakukan observasi, metode ceramah merupakan

metode yang paling lama dan paling sering digunakan oleh guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran Alquran bagi siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga. Penggunaan metode ceramah ini dilakukan

dengan bahasa yang sangat sederhana. Hal ini dikarenakan minimnya

kosa kata yang dimiliki oleh anak-anak tunarungu.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, dalam metode ceramah

ini, guru berhadapan langsung dengan siswa dalam jarak yang dekat

disertai dengan volume suara yang keras agar gerak bibir dapat terbaca

serta menggunakan isyarat abjad jari. Metode ceramah digunakan oleh

guru untuk menerangkan kandungan dari surat Al-Ikhlas, serta pesan

moral yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

agar penggunaan metode ceramah dapat berhasil dengan baik maka guru

menulis ayat tersebut di papan tulis dengan ejaan Indonesia. Dalam

penggunaan metode ceramah ini, prinsip keterarahwajahan,

keterarahsuaraan, dan keperagaan tidak boleh ditinggalkan.

Page 73: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

58

2. Metode Drill

Metode ini digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dengan

cara melatih anak terhadap materi pelajaran pelajaran yang telah

diajarkan, dari observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMPLB Negeri

Salatiga metode Drill ini dapat dilihat dalam :

a. Siswa dilatih melafalhan huruf-huruf hijaiyah secara berulang-ulang

b. Siswa dilatih menulis huruf satu persatu sampai siswa-siswa mampu

menulis dengan baik

c. Siswa dilatih untuk menulis dan mengucapkan huruf-huruf hijaiyya

secara berulang-ulang

Dalam praktek pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri

Salatiga metode Drill, guru dengan sabar mendampingi dan

membimbing siswa selama siswa melakukan kegiatan pembelajaran atau

selama siswa-siswa berlatih

3. Metode Resitasi (pemberian tugas)

Dari observasi yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Quran di

SMPLB Negeri Salatiga, dalam prakteknya metode resitasi atau

pemberian tugas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Memberi tugas untuk membaca kata, kelompok kata, kalimat atau

ayat

b. Memberi tugas menebalkan tulisan

Page 74: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

59

c. Memberi tugas untuk menyalin tulisan

d. Memberi tugas untuk menghafal ayat demi ayat (surat-surat

pendek) (wawancara 16 Agustus 2016 )

3. Evaluasi hasil pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri Salatiga

Evaluasi merupakan penilaian terhadap suatu usaha, apakah usaha

itu berhasil atau tidak. Arti dari penilaian adalah usaha untuk

mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesimanbungan dan

menyeluruh tentang proses dan hasil yang dipoleh dapat diketahui

apakah sistem pembelajaran yang telah diterapkan mencapai tujuan atau

justru membutuhkan pengembangan guna meningkatkan pembelajaran

Al-Quran. Keberhasilan yang dicapai tidak bisa dilihat dari satu

komponen saja, melainkan dari berbagai komponen yang ada. Maka

dalam pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri Salatiga ini evaluasi

berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam

menguasai materi yang telah disampaikan.

Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksaan pembelajaran Al-

Quran di SPMLB Negeri Salatiga, diperoleh informasi bahwa dalam

pembelajaran Alquran melaksanakan evaluasi sebagai berikut:

a. Evaluasi Harian

Dari observasi yang peneliti lakukan, evaluasi harian pada

pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di SPMBL Negeri

Salatiga berupa pekerjaan rumah. Siswa diberi tugas untuk

mempelajari huruf hijaiyah serta menghafalnya, setelah mereka

Page 75: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

60

mampu menghafal pada pertemuan selanjutnya barulah siswa belajar

membaca seperti sirat Al fatihah ayat pertama.

b. Test Formatif

Test formatif pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam

khususnya pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri Salatiga yang

dilakukan adalah dengan praktek menghafal dan munulis huruf

hijaiyah serta surat Al ikhlas ayat pertama itupun masih dengan

bimbingan guru. Sejauh mana siswa dapat membacanya.

kriteria penilaian untuk test formatif bagi tunarungu adalah

sebagai berikut:

1. Siswa mampu menghafal huruf hijaiyah dan mampu membaca

surat Al fatihah ayat pertama

2. Siswa mampu menulis dengan benar huruf-huruf hijaiyah

dengan lengkap

Skor penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Hafalan :

a. Benar dan lancar : 9-10

b. Benar dan kurang lancar : 7-8

c. Kurang benar : 5-6

2) Menulis

a) Benar : 9-10

b) Kurang benar : 7-8

c) Tidak benar : 5-6

Page 76: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

61

Contoh hasil penilaian test formatif Alquran anak tunarungu

No Nama Nilai Keterangan

1. Agus Nursalim 6

2. Aqshal Samudya P 7

3. Filisa Wanda A 7

4. Hilmy Ahmad Q 6,5

5. Musa Fasta 6

6. M. Sultan S R 7,5

7. Pradeva Satria N 7

8. Siti Nurul H 8

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembelajaran Al-Quran

serta Usaha Pemechan Hambatan di SMPLB Negeri Salatiga

A. Faktor Pendukung Pembelajaran Al-Quran bagi Siswa Tunarungu

Faktor pendukung pembelajaran Al-Quran bagi siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai tenaga pengajar yang professional dan berpengalaman

2. Sarana yang memadai untuk menunjang kelancaran proses

pembelajaran Agama Islam terutama pembelajaran Al-Quran

Page 77: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

62

3. Dukungan serta kerjasama yang baik dari keluarga siswa untuk ikut

berperan aktif dalam memajukan pendidikan

4. Partisipasi lingkungan yang mendukung

B. Faktor Penghambat

Meskipun hasil yang dicapai dalam pembelajaran Al-Quran bagi

siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga sudah cukup baik, namun

masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru. Adapun

kendala-kendala tersebut antara lain :

1. Kondisi ketunaan, sehingga para siswa dalam melakukan gerak-gerak

terutama untuk membaca Al-Quran tidak begitu pas

2. Keterbatasan cara berkomunikasi dan kurangnya pemahaman siswa

jika guru menjelaskan halhal yang lebih abstak

3. Keterbatasan jumlah tenaga pengajar. Hanya ada satu guru yang

menangani sekian siswa yang terdiri dari beberapa ketunaan.

4. Keterbatasan waktu pembelajaran.

5. Sekolah sudah menyediakan terapi khusus untuk mengkondisikan

siswa tunarungu, akan tetapi terkendala waktu karena guru terapis

tuna rungu wicara sedang sibuk

C. Usaha Pemecahan terhadap Hambatan

Adanya beberapa hambatan dalam proses pembelajaran Al-Quran

tersebut, maka usaha yang dilakukan guru di SMPLB Negeri Salatiga

adalah sebagai berikut :

Page 78: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

63

1. Untuk mengatasi kesulitan tentang keterbatasan cara berkomunikasi

dan kurangnya pemahaman terhadap hal-hal yang bersifat abstrak,

maka usaha yang dilakukan adalah ketika proses pembelajaran guru

menggunakan metode yang bervariasi dan disertai juga dengan bahasa

isyarat.

2. Untuk mengatasi kondisi yang hanya satu orang guru agama Islam di

SMPLB Negeri Salatiga, maka diadakan kerjasama dengan guru-guru

yang ada

3. Untuk mengatasi kondisi ketunaan, yaitu siswa yang bacaan Al-Quran

tidak bisa pas, maka dalam membimbing siswa guru berprinsip harus

memiliki kesabaran yang tinggi dan memahami keampuan siswa,

sedikit demi sedikit serta tidak bersifat memaksa.

4. Untuk mengatasi keterbatasan waktu, guru menentukan waktu yang

khusus diluar jam pelajaran untuk menyelesaikan materi yang belum

bisa diajarkan, misalnya les tambahan diluar jam sekolah. Hal ini

Karena guru memiliki harapan yang sangat besar meskupin hasil yang

dicapai tidak bisa sempurna namun setidak-tidaknya bisa berusaha

agar bisa mendekati hasil yang terbaik.

5. Untuk mengkondisikan siswa tunarungu untuk terapis, akan diatur

jadwal agar siswa dapat diterapi dengan tertib (wawancara dengan pak

eko tanggal 16 Agustus 2016)

Page 79: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

64

BAB IV

ANALISIS DATA

Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pada

bab ini akan dilakukan analisis data. Adapun hal-hal yang akan dianalisis

adalah pelaksanaan metode pembelajaran Al-Quran, evaluasi hasil

pembelajaran Al-Quran, serta faktor pendukung dan penghambat dan

usaha pemecahan terhadap hambatan dalam mempelajara Al-Quran

untuk siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

A. Metode pembelajaran Al-Quran untuk siswa tunarungu di SPMLB

Negeri Salatiga

Berbicara masalah metode pembelajaran, banyak metode atau cara-

cara yang dilakukan guru agar siswa mampu memahami pelajaran yang

diajarkan oleh guru. Metode pembelajaran dapat pula dipandang sebagai

kegitan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. Untuk lebih jelasnya, dijelaskan masing-masing metode

yang diterapkan oleh guru Al-Quran dalam mengajar, yaitu :

1. Metode cermah

Metode ceramah yakni cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu

berlangsung dalam interaktif edukatif. Metode mengajar dapat diartikan

Page 80: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

65

sebagai cara yang digunakanoleh guru dalam mengadakan hubungan

dengan plajar pada saat berlangsungnya mata pelajaran. Metode ini

dikatakan efektif apabila guru dapat membimbing siswasiswa untuk

memasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat

menimbulkan kegiatan belajar mengajar pada anak-anak.

Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi

secara aktif dan tekun mengikuti pelajaran secara sukarela. Oleh karena

itu pengalaman belajar yang diberikan oleh guru dalam kegiatan

demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan

dengan pengalaman yang lalu maupun yang akan datang. Metode

ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak

digunakan dlam proses belajar mengajar. Metode ini dilakukan dengan

cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara

langsung atau dengan mengucapkan artikulasi dengan jelas agar peserta

didik mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan.

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa teknik yang digunakan

ialan dengan cara memberikan srimulus kepada anak berupa kata atau

ucapan. Pemberian stimulus tersebut diharapkan anak tersebut merespon,

memahami, dan meniru kata-kata yang diucapkan oleh guru.

Metode ini juga didukung dengan bahasa isyarat dab bahasa tubuh agar

siswa mudah memahami.

2. Metode Drill

Page 81: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

66

Proses pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena metode merupakan suatu

cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai, dan serasi untuk menyajikan

suatu hal, sehingga tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan

efisien.

Metode Drill yakni metode dalam pegajaran dalam melatih peserta

didik terhadap bahan yang sudah diajarkan agar memiliki ketangkasan

atau keterampilan dari apa yang telah diajarkan. Jadi guru membimbing

siswa dengan sangat sabar belajar membaca mulai dari huruf per huruf,

kata per kata hingga ayat per ayat dan di ulang-ulang bahkan hingga

siswa paham betul.

3. Metode Resitasi

Metode Resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan

dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan

sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah,

diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.

Dari metode ini diharapkan siswa-siswa sesampainya dirumah mereka

mau mempelajari kembali materi yang telah diajarkan saat disekolah.

Dengan demikian siswa-siswa mampu dengan cepat belajar menulis,

membaca, dan menghafal Alquran.

B. Evaluasi hasil pembelajaran Al-Quran di SMPLB Negeri Salatiga

Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang

pengumpulan dan penafsiram informasi untuk menilai keputusan-keputusan

Page 82: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

67

yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. evaluasi juga

dapat diartikan sebagai suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu,

dan sesudah proses belajar mengajar. Proses evaluasi senantiasa diarahkan

ketujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang

bagaimana memperbaiki pengajaran. Evaluasi juga menuntut penggunaan

alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi

yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Adapun evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Quran di

SMLB Negeri Salatiga adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi harian

Evaluasi harian berupa tugas yang diberikan guru untuk dikerjakan

dirumah, seperti belajar menghafal huruf hijaiyah , menulis kembali surat

Al Fatihah, bertujuan agar siswa juga belajar diumah serta cepat

menghafal dan aham dengan materi yang telah disampaikan pada saat di

sekolah

2. Test Formatif

Test formatif ialah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan

proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh

umpan balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru. Test

formatif dilakukan dengan cara praktek membaca dan menulis huruf

surat Al Fatihah secara terus menerus sehingga siswa menghafal detail

setiap hurufnya.

Page 83: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

68

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Serta Usaha Pemecahan Terhadap

Hambatan Pembelajaran Alquran pada Siswa Tunarungu di SMPLB

Negeri Salatiga

Setiap insan yang diciptakan oleh Allah pasti tidak akan luput dari

yang dinamakan dengan persolan dan masalah. Masalah tersebut yang bisa

menjadikan pola pikir manusia menjadi lebih dewasa, karena dengan adanya

masalah, seseorang akan menggunakan otak untuk berfikir dan mencari

jalan keluar. Sama halnya dengan guru yang mengajar pastilah ada

penhambat dalam mengajar.

Hambatan atau kendala yang dihadapi oleh siswanya dalam

pembelajaran di dalam kelas, misalnya dalam menghafal, berbicara pada

seorang guru atau temannya, dalam menghadapi pelajaran, anak tersebut

merasa lebih lemah, karena pola pikirnya yang tidak bisa melampaui batas

maksimal. Sehingga dalam penyampaiannya pembelajaran harus dengan

sabara dan penuh ketelitian.

1. Faktor Pendukung Pembelajran Al-Quran pada Siswa Tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga.

a. Mempunyai tenaga pengajar yang professional dan berpengalaman.

Tenaga pengajar yang ada di SMPLB Negeri Salatiga rata-rata

berpendidikan khusus menangani anakanak berkebutuhan khusus dan

sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing.

Page 84: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

69

b. Sarana yang memadai untuk menunjang kelancaran proses

pembelajaran Agama Islam terutama pembelajaran Al-Quran

Adanya ruangan khusus untuk paa siswa belajar Al-Quran dan

dilengkapi dengan computer, LCD, proyektor, Alquran, Iqro‟, dll

c. Dukungan serta kerjasama yang baik dari keluarga siswa untuk ikut

berperan aktif dalam memajukan pendidikan

Orang tua siswa selalu diberi tau akan perkembangan putra

putri meka disekolah serta menghimbau para orang tua untuk

mendampingi anakanak belajar saat tidak disekolah.

d. Partisipasi lingkungan yang mendukung

Pada dasarnya lingkungan memiliki peran penting dalam

membangun proses pembelajaran di sekolah, terutama untk

menciptakan iklim yang positif bagi kemampuan siswa dan guru di

sekolah tersebut. Bagi kemajuan siswa, lingkungan turut mengundang

siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan, terutama pada perlombaan.

Kemudian bagi guru, lingkungan sellu mengadakan silaturahim,

sehingga terjalin kerja sama yang bagus dalam meningkatkan

pendidikan bagi siswa-siswa di SMPLB Negeri Salatiga.

2. Faktor Penghambat Pembelajran Al-Quran pada Siswa Tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga.

a) Kondisi ketunaan, sehingga para siswa dalam melakukan gerak-

gerak terutama untuk membaca Al-Quran tidak begitu pas,

Page 85: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

70

Mengingat mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus,

kondisi mereka tidak sama dengan anak normal pada

umumnya, dengan begitu, guru yang menangani harus

memiliki cara yang bervariasi agar mereka tidak jenuh belajar,

serta sabar yang tak pernah habis mengajar mereka huruf demi

huruf agar mereka mampu membaca Al-Quran dengan baik.

b) Keterbatasan cara berkomunikasi dan kurangnya pemahaman

siswa jika guru menjelaskan hal-hal yang lebih abstak.

Keterbatasan ini menjadikan guru harusnya tidak jenuh-

jenuhnya untuk mengolah kelas agar lebih menyenangkan

untuk mereka, guru berusaha semaksimal mungkin untuk

menyampaikan kepada siswa, dan memahamkan apa yang

sedang suru tersebut sampaikan. Memang tidak mudah karena

keterbatasan yang mereka miliki, tapi mereka bisa

melakukannya.

c) Keterbatasan jumlah tenaga pengajar. Hanya ada satu guru

yang menangani sekian siswa yang terdiri dari beberapa

ketunaan.

Berbanding terbalik dengan skolah-sekolah umun,

sekolah luar biasa kekurangan tenaga pengajar untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dikarenakan memang harus

memiliki keterampilan khusus untuk mampu menyampaikan

pelajaran kepada anak-anak berkebutuhan khusus

Page 86: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

71

d) Keterbatasan waktu pembelajaran.

Waktu yang ada sangat sempit karena banyak yang

mereka lakukan, dikarenakan pula mengajar mereka

membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa benar-benar

memahamkan mereka

e) Sekolah sudah menyediakan terapi khusus untuk

mengkondisikan siswa tunarungu, akan tetapi terkendala waktu

karena guru terapis tuna rungu wicara sedang sibuk .

3. Usaha Pemecahan terhadap Hambatan

Ada beberapa usaha yang dilakukan untuk pemecahan terhadap

hambatan pembelajaran Al-Quran untuk siswa tunarungu di SMPLB

Negeri Salatiga diantaranya :

a. Guru menggunakan metode yang bervarisi dan disertai dengan

bahasa isyarat

b. Mengadakan kerjasama dengan guru-guru yang ada

c. Guru harus memiliki prinsip memiliki kesabaran yang tinggi

dan mampu memahami kemampuan siswa-siswanya

d. Menentukan waktu yang khusus diluar jam belajaran untuk

menyelesaikan materi yang tertinggal

Page 87: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, mulai dari bab I

sampai bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian

yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan

sebagai kesimpulan dalam skripsi ini, yakni :

1. Metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Quran pada siswa

tunarungu yaitu : metode ceramah, yang didukung dengan

menggunakan bahasa tubuh dan bahasa isyarat, metode Tanya

jawab dilakukan dengancara guru mengajukan pertanyaan lalu

siswa menjawabnya atau sebaliknya, metode menggunakan

powerpoint digunakan sebagai stimulus agar siswa tidak jenuh

dengan materi plajaran karena dengan menggunakan powerpoint

guru mampu membuat variasi didalamnya, metode abjad jari bisa

juga diartikan sebagai bahasa isyarat untuk anak-anak tunarungu

agar lebih mudah untuk mereka belajar memahami huruf arab dan

membacanya, metode resitasi pemberian tugas untuk anak-anak.

2. Evaluasi pembelajaran Al-Quran pada siswa tunarungu di SMPLB

Negeri salatiga yaitu menggunakan evaluasi harian yakni dengan

memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah, test formatif yaitu tes

hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan

balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru.

Page 88: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

73

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Serta Usaha Pemecahan

Terhadap Hambatan Pembelajaran Al-Quran pada Siswa

Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

Pada penelitian ini, peneliti menemukan adanya beberapa

faktor pendukung beberapa diantaranya yakni, Mempunyai tenaga

pengajar yang professional dan berpengalaman, Sarana yang

memadai untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran Agama

Islam terutama pembelajaran Alquran,

Peneliti juga menemukan faktor penghambat sebagai

berikut : Kondisi ketunaan, sehingga para siswa dalam melakukan

gerak-gerak terutama untuk membaca Al-Quran tidak begitu pas,

Keterbatasan cara berkomunikasi dan kurangnya pemahaman siswa

jika guru menjelaskan hal-hal yang lebih abstak, dan lain

sebagainya. Usaha pemecahan hambatan yaitu dengan mengatasi

kesulitan tentang keterbatasan cara berkomunikasi dan kurangnya

pemahaman terhadap hal-hal yang bersifat abstrak, maka usaha

yang dilakukan adalah ketika proses pembelajaran guru

menggunakan metode yang bervariasi dan disertai juga dengan

bahasa isyarat, Untuk mengatasi kondisi yang hanya satu orang

guru agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga.

Page 89: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

74

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini

yaitu mengenai metode pembelajaran Al-Quran pada siswa tunarungu

di SMPLB Negeri Salatiga hendk menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Bagi siswa tunarungu diharapka di SMPLB Negeri Salatiga

setelah mendapatkan pelajaran mampu meningkatkan keimanan serta

ketaqwaan. Agar siswa dapat lebih disiplin dan hidup mandiri

sehingga tidak hanya mengandalkan orang lain.

2. Bagi guru

Bagi guru di SMPLB Negeri Salatiga

a. Meningkatkan kualitas guru untuk mengetahui sejauh mana

potensi siswa

b. Melakukan persiapan sebelum mengajar dan mampu

menggunakan metode yang variatif

c. Mengembangkan minat bakat siswa sesuai keahlian atau

keterampilan dengan ekstrakulikuler dengan mengikut sertakan

dalam perlombaan

3. Bagi pengurus SMPLB Negeri Salatiga

a) Untuk melengkapi sarana dan prasarana SMPLB Negeri Salatiga

agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar

b) Mengusahakan pendanaan dengan membuka jaringan terhadap

instansi yang tekait

Page 90: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

75

c) Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan

wali murid

d) Meningkatkan kualitas dalam memajukan sekolah dengan

menejemen yang baik

4. Bagi masyaralat Banjaran Salatiga

a) Kesadaran masyarakat agar lebih peduli untuk meningkatkan

kemajuan bersama

b) Memperbanyak silaturrahmi, tidak hanya pada saat acara resmi

melainkan waktu luang dijadikan ajang penguatan emosional

Ikut menciptakan lingkungan positif dalam mendukung proses pembelajaran dan

mengembangkan kreatifitas siswa.

Page 91: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1999, pendidikanbagianakberkesulitanbelajar,

Jakarta; PT. RinrkaCipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002.

ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek,Jakarta :RinekaCipta.

AryaWardana, Wisnu. 2004. AlqurandanEnergiNuklir. Yogyakarta:

PustakaPelajar.

Delphie, bandi. 2006. PembelajaranAnakBerkebutuhanKhusus. Bandung:

PT. RefikaAditama.

Hadjar, Ibnu. MetodologiPengajaran Agama, PustakaPelajar IAIN

WALISONGO Semarang.

Hanitijo, Rony. 1994. MetodePenelitiandanJurimeter, Jakarta: Ghalis

http://makalahratih.blogsport.co.id/2011/03/manfaat-membaca-dan-

mempelajari-Alquran.htmldiaksespada 30/07/2016 pukul 10:07

http://asal-usul-motivasi.blogspot.co.id/asal-usul-Al Qur’an.htmldiakses

19-09-16 11:17

Jamaluddin el Fandy, Muhammad. 2000. AlqurantentangAlamSemesta.

Jakarta: SinarGrafika Offset.

Kosasih.Kosasih. 2012, Cara BijakMemahamianakBerkebutuhanKhusus,

Bandung: YramaWidya.

Majid, Abdul. 2012, BelajardanPembelajaranPendidikan Agama Islam.

Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Page 92: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

77

Maslikhah.2013,

MelejitkanKemahiranMenulisKaryaIlmiahbagiMahasiswa.

Yogyakarta: Trust Madia.

Mulyasa. 2011, Menjadi GuruProfrsional

:MenciptakanpembelajaranKreatifdanMenyenangkan, Bandung :

PT.RemajaRosdakarya.

Ostroff, Wendy. 2013, Memahami Cara Anak-AnakBelajar, Jakarta : PT.

Indeks.

Riyanto, Yatim. 1996, MetodologiPenelitianPendidikanTinjauanDasar,

Surabaya : SIC

Smith, David D. 2013,

SekolahInklusifKonsepdanPenerapanPembelajaran, Bandung:

NuansaCendikia

Thompson, Jenny. 2010, MemahamiAnakBerkebutuhanKhusus, Bandung:

Erlangga.

Page 93: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

78

Page 94: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

79

Page 95: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

80

Page 96: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

81

VERBATIM WAWANCARA

Pembelajaran Alquran pada Siswa Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

Nama Responden : EKO PUJI WODODO, S.Pd. I

NIP : 19791013 201001 1 007

Pekerjaan : Guru Pendidikan Agama Islam SLB N Salatiga

Waktu : 11.30

Tempat : kantor guru

NO Pertanyaan Jawaban

1. Apasaja kegiatan keagamaan bagi

siswa tunarungu yang biasanya

dilakukan pak?

Ada macam macam mbak,

seperti jamaah setiap sholat

dzuhur, akan tetapi unuk

jamaah kita melibatkan

seluruh siswa yang

menjalankan solat supaya

musholanya juga penuh, ada

juga kegiatan MABIT (

malam bina iman dan takwa)

terutama yang sudah kelas 2

keatas , meraka tidur di

sekolah mbak, ada juga sholat

dhuha setiap hari senin walah

Page 97: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

82

ada sedikit kendala

2. Bagaimana respon siswa terhadap

pembelajaran Alquran pak?

Mereka sangat semangat,

antusias sekali saat saya

menanyangkan video anak-

anak tunarungu seterti mereka

dapat membaca Alquran.

Setiap pelajaran pun mereka

menyimak dengan baik,

3. Waktu pembelajaran Alquran nya

kapan pak?

Setiap hari selasa mbak,

setelah jamaah dzuhur

bersama, mereka langsung

menuju lab computer. Karena

memang disana kelas untuk

belajar Alquran agar lebih

mudah dengan menggunakan

media-media yang ada

4. Apasaja materi yang diajarkan

kepada mereka?

Kalau masalah materi kita

tidak mempunyai kurikulum

khusus mengenai pelajaran

Alquran mbak, hanya saja

kita berjalan seadanya.

Awalnya saya ajak mereka

Page 98: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

83

belajar membaca huruf

hijaiyah, dituntun satu persatu

sampai mereka benar-bnar

hafal berlanjut pada membaca

huruf bersambung, ya seperti

anak-anak yang belajar

membaca gitulah mbak,

Cuma bedanya waktunya

sangat lama

5. Untuk metode yang digunakan

dalam pembelajaran Alquran apa

saja pak?

Kita belajar menggunakan

macam-macam metode mbak,

seperti ceamah, jadi saya

menerangkan terlebih dahulu

huruf-huruf hijaiyyah, metode

Drill, metode resitasi

6. Apasaja alat peraganya? Kita lebih banyak

penggunakan media misalnya

gambar-gambar huruf

hijaiyah, Iqro‟

7. Apasaja faktor pendukung,

penghambat serta usaha pemecahan

Faktor pendukung

diantaranya ada Sarana yang

memadai untuk menunjang

Page 99: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

84

terhadap hambatannya? kelancaran proses

pembelajaran Alquran,

Faktor penghambat nya

antaralain karena kondisinya

mbak, jadi kan agak sulit

belajarnya

Usaha pemecahannya , ketika

proses pembelajaran guru

menggunakan metode yang

bervariasi dan disertai juga

dengan bahasa isyarat agar

anak-anak mudah memahami

8. Mengapa bapak lebih memilih

mengajar di SMPLB N Salatiga ,

bukan yang lain?

Yang pertama ya ibadah mas,

karena mereka berbeda dab

luar biasa, serta saya suka

tantangan lalu unik

9. Pengalaman apa yang bapak

dapatkan?

Banyak mbak, belajar

bersama mereka

menyenagkan, tetapi kadang

ada mis komunikasi, namun

masih bisa dimaklumi lah

Page 100: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

85

10. Bagaimana cara menangani anak-

anak yang kesulitan mengikuti

pelajaran?

Sabar menghadapi mereka

satu persatu mbak.

11 Harapan bapak setelah anak-anak

lulus apa pak?

Ya sama seperti guru-guru

yang lainnya mbak, mereka

berperilaku yang baik, dapat

mengamalkan ilmu, setra

bakat yang sudah mereka

miliki, bisa mandiri di liar

sana.

Page 101: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

86

VERBATIM WAWANCARA

Pembelajaran Alquran pada Siswa Tunarungu di SMPLB N Salatiga

Nama Responden : MUHLISUN, M.Pd

NIP : 19620610 198407 1 001

Pekerjaan : Kepala Sekolah SLBN Salatiga

Waktu : 13:20

Tempat : ruang kepala sekolah SMPLB N Salatiga

NO Pertanyan Jawaban

1. Adakah karakter tertentu pada

anak tunarungu di SMPLB N

Salatiga

Ya ada mbak, mereka kan bedan-

beda ada yang mudah tersingging,

orang yang suka bergerombol,

mereka juga kadang salah

komunikasi mbak jadi salah

paham

2. Bagaimana latar belakang guru Pak Eko ya, lulusan UIN JOGJA.

Page 102: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

87

Pendidikan Agama Islam nya

pak?

Beliau juga sudah punya ijazah

PLB. Sangat sabar dalam

menghadapi berbagai anak

berkebutuhan khusus. Kami

semua di tuntut ikhlas mbak agar

tidak lelah harus lillah. Kami tidak

mengeluh kok, mau anak

gini,anak gitu, kami semua bisa

memaklumi lah mbak. Kami

sangaat prihatin dengankeadaan

anak-anak mbak.

3. Apa saja keunggulan SMPLB

N Salatiga?

Mengenai biaya semua gratis

mbak karena mendapat dana

BOS(bantuan Operasional

Sekolah).sarana prasarana itu

dubantu baik dari pusat, dai

provinsi, dan kabupaten. Memang

sekolah negeri mendapat fasilitas

seperti ini mbak, keunggulan

lainnya murud juga banyak yang

pindah kesini.

Kita juga unggul dalam berbagai

Page 103: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

88

perlombaan, seperti lomba lompat

jauh tingkat propinsi, lomba kursi

roda, jamboree pramuka dan yang

paling hangat kemaren baru saja

anak tunarungu juara 3 lomba

pantomim tingkat kota salatiga

4. Bagaimana prestasi sekolah nya

pak?

Alhamdulillha sudah diakreditasi

dan hasilnya SMA mendapat A,

SMP juga akreditasi A, begitujuga

dengan SD

5. Apasaja faktor pendukung dan

penghambat di SMPLB N

Salatiga?

Kalo pendukung : yang jelas

ketenagaan atau jumlah guru

jumlahnya sudah memenuhi,

fasilitas, gedung baru juga kita

punya,

Pengkambat : tidak begitu

mencolok hanya terkadang dari

orangtua tidakmau

menyekolahkan anaknya karena

gengsi dan sebagainya. Lalu

sosialisasi kita juga masih kurang.

Sehingga mendapatkan murid

Page 104: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

89

yang berprestasi juga kurang

6. Usaha apasaja yang yang

dilakukan untuk mencapai

terwujudnya visi dan misi di

SMPLB N Salatiga

Usaha itu tetap kita lakukan untuk

menjaring anak-anak

berkebutuhan khusus terutama di

Salatiga, kalau kebetulan

asramanya sudah ada mungkin

kita bisa mencari diluar Salatiga,

kemudian kita tetap

memprogramkan supaya anak-

anak lebih beprestasi, kan setiap

mei ada OSM OBSM MLS2M itu

2 bulan sebelumnya persiapan ,

setelah semesteran kita gembleng

anak-anak sesuai dengan bidang

yang mereka tekuni.

7. Darimana saja pendanaan

SMPLB N Salatiga

Untuk endanaan di SMPLB N

Salatiga ini dari pemerintah mbak,

kemudian komite sekolah, itupun

sifatnya hanya membantu, tidak

mematok seberapa banyak

bantuan tersebut dan merekapun

Page 105: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

90

menjalin komunikasi dengan baik

8. Siapa saja komite di SMPLB N

Salatiga?

Komite di sekolah ini meliputi

wali murid, guru, tokoh-tokoh

masyarakat, ya itu saja mbak

9. Bagaimana peran lingkungan

terhadap sekolah pak?

Peran masyarakat cukup bagus

terbukti ketika ada perayaan

agustusan kita diajak untuk ikut

serta dalam merayakannya.

Sekaligus dari instansi-instansi

disekitar sekolah juga meminta

untuk anak ikut tampil sehingga

ada penampilan anak band dan

seni tari dari anak-anak SLB

Page 106: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ulum Muhfaidah

Tempat, Tanggal Lahir : Muara Enim, 18 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : DS.II Kencana Mulia, Rambang, Muara

Enim , Sumatera Selatan

Riwayat Pendidikan :

1.SD N 02 Rambang, lulus tahun 2006

2.MTs. Sabilul Huda, lulus tahun 2009

3.MAN 01 Semarang, lulus tahun 2012

4.IAIN Salatiga, lulus tahun 2016

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 24 Agustus 2016

Penulis,

Ulum Muhfaidah

NIM 111-12-106

Page 107: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

92

DOKUMENTASI

Page 108: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

93

Dokumentasi pada tanggal 16 Agustus 2016

Page 109: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

94

Page 110: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

95

Page 111: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

96

Dokumentasi pada tanggal 23 Agustus 201

Page 112: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

97

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Ulum Muhfaidah Jurusan : FTIK

NIM : 111-12-106 Progdi : PAI

NO JENIS KEGIATAN

WAKTU

KEGIATAN JABATAN NILAI

1. Sertifikat “Orientasi Peserta

Akademik dan

kemahasiswaan” (OPAK

DEMA)

05- 07

September 2012 Peserta 3

2. Piagam Penghargaan

“Mewujudkan Gerakan

Mahasiswa Tarbiyah

Sebagai Tonggak

Kebangkitan Pendidikan

Indonesia”(HMJ Tarbiyah)

08-09 September

2012 Peserta 3

3. Sertifikat “ Membangun

Karakter Keislaman

Bertaraf Internasional di

Era Globalisasi Bahasa”

(ODK)

10 September

2012 Peserta 2

4. Piagam Penghargaan “

Dalam SeminarExplore

Your Entrepreneurship

Talent‟‟ ( MAPALA dan

KASEI)

11 September

2012 Peserta

2

5. Sertifikat “Achivment

Motivation Training”

(AMT)

12 September

2012 Peserta 2

6. Sertifikat “ UPT

Perpustakaan” (IAIN)

13 September

2012 Peserta 2

Page 113: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

98

7. Sertifikat “ surat Cinta

Pembasmi Galau”

(KAMMI)

06 Oktober 2012 Peserta 2

8. Sertifikat “ Orientasi

Pengelolaan Koperasi

Pondok Pesantren Angkatan

1 Tahun

2012”(KEMENTRIAN

AGAMA)

08-11 Oktober

2012 Peserta 2

9. Surat Keputusan (SK)

Pengurus PPTI AL FALAH

2012/2013

17 Oktober 2012 Pengurus 4

10. Sertifikat “ Penerimaan

Anggota Baru (JQH)

17-18 Nopember

2012 Peserta 2

11. Piagam Penghargaan

”Tafsir Tematik dalam

Upaya Menjawab Persoalan

Israel dan Palestina

Landasan QS. Al-Fath: 26-

27” (JQH)

01 Desember

2012 Peserta 2

12. Sertifikat Seminar Nasional

“Ahlusunnah Waljamaah

dalam Perspektif Islam

Indonesia” (DEMA)

26 Maret 2013 Peserta 8

13. Sertifikat “ Berhenti Kerja

Semakin Kaya”

(KOMPAS)

05 April 2013 Peserta 2

14. Sertifikat” Seminar

Nasional

Enterpreneurship”(KOPMA

FATAWA)

27 Mei 2013 Peserta 8

15. Sertifikat “Ta‟aruf Santri

Pondok Al Falah

(TASPONA)” PPTI AL

28 Juli 2013 Panitia 8

Page 114: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

99

FALAH

16. Sertifikat “Dewan Formatur

Reformasi Kepengurusan

2013/2014” (PPTI AL

FALAH)

05 Oktober 2013 Dewan

Formatur 2

17. Piagam Penghargaan “

Musabaqoh Tilawatil

Qur‟an (MTQ) Mahasiswa

V (JQH)

23 Oktober 2013 Peserta 2

18. Surat Keputusan (SK)

“Pengurus PPTI AL

FALAH 2013/2014”

15 Oktober 2013 Pengurus 4

19. Sertifikat “ Panitia 1

Muharram 1435 H” ( PPTI

AL FALAH)

07 November

2013 Panitia 3

20. Sertifikat “Seminar

Nasional Perlindungan

Hukum Terhadap Usaha

Mikro Menghadapi Pasar

Bebas ASEAN” (HMPS

AS)

2014 Peserta 8

21. Sertifikat “ Seminar

Nasional Enterpreneurship”

(RACANA)

16 November

2014 Pesera 8

22. Sertifikat “panitia

Pertemuan Walisantri

Truwulan I

03 Januari 2015 Panitia

3

23. Sertifikat “Peringatan

Maulid Nabi SAW (PPTI

AL FALAH)

04 Januari 2015 Panitia 3

24. Sertifikat “Panitia Khotmil

Kutub Ramadhan” (PPTI

AL FALAH)

10 juli 2015 Panitia 3

Page 115: PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1311/1/SKRIPSI.pdf · seperti perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut

100

25. Sertifikat “Panitia Taaruf

Santri (TASPONA) PPTI

AL FALAH

19 Juli 2015 Panitia 3

26. Sertifikat “Halal Bi Halal

Santri” (PPTI AL FALAH) 30 Juli 2015 Panitia 3

27. Sertifikat “Peringatan 1

Muharram 1437 H” (PPTI

AL FALAH)

14 Oktober 2015 Panitia 3

28. Sertifikat “Petemuan Wali

Santi Triwulan II” (PPTI

AL FALAH)

3 April 2016 Panitia 3

28. Sertifikat “Ziarah

Waliyullah” (PPTI AL

FALAH)

15-16 Mei 2016 Panitia 3

JUMLAH SKOR 103

Salatiga, 22 Agustus 2016

Mengetahui,

Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama

Achmad Maimun, M.Ag.

NIP : 19700510 199803 1003