Pembelahan Meiosis

18
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA II PEMBELAHAN MEIOSIS Semester: Genap 2008/2009 Oleh: Nama : Arif Ardiawan NIM : A1L008062 Rombongan : IV DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI PURWOKERTO 2009

Transcript of Pembelahan Meiosis

Page 1: Pembelahan Meiosis

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

ACARA II PEMBELAHAN MEIOSIS

Semester: Genap 2008/2009

Oleh:

Nama : Arif Ardiawan NIM : A1L008062 Rombongan : IV

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN

DAN BIOTEKNOLOGI PURWOKERTO

2009

Page 2: Pembelahan Meiosis

2

ACARA II PEMBELAHAN MEIOSIS

Tanggal Praktikum : 04 Juni 2009

Nama Praktikan : Arif Ardiawan

NIM : A1L008062

Nama Partner : -

Rombongan : IV

Asisten : Tin Kartika

Adie Ema K.S.

Page 3: Pembelahan Meiosis

3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam kehidupan, diawali dengan munculnya organisme uniseluler yang

selanjutnya menghasilkan organisme multiseluler. Peristiwa demikian dokenal

pada teori evolusi. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga menghasilkan

organisme multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu

mekanisme yang ditempuh adalah melalui proses reproduksi sel.

Sebagai unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau

dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui

pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme euksriot m,elipti

pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui

tahapan seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan

pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses

pembelahan. Pembelahan sel di diawali dengan adanya aktivitas pembelahan

kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan

mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik

atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut. Adapun

pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis.

Pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir

empat buah sel anak yang bersifat haploid dengan komposisi genotip yang

mungkin berbeda dengan sel induknya Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel

yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang

menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel

induknya.

B. Tujuan

Untuk mengamati lebih jelas tahapan-tahapan pembelahan sel yang terjadi secara meiosis

Page 4: Pembelahan Meiosis

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sel digolongkan menjadi 2 kelas utama, yaitu sel prokariot dan sel

eukariot. Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada keberadaan membran

inti yang membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak memiliki

membran inti dan eukariot memiliki membran inti. Semua sel hewan dan

tumbuhan adalah eukariot dan bakteri, cyanobacteria dan mycoplasma adalah

prokariot. Organisme prokariot tidak mengalami pembelahan sel berupa mitosis

atupun meiosis, ia hanya mengalami pembelahan sel berupa amitosis, salah satu

contohnya adalah pembelahan biner. Organisme eukariot mengalami pembelahan

sel secara mitosis pada sel somatisnya dan meiosis pada sel gametnya. Organisme

eukariot membutuhkan kemampuan untuk dapat tumbuh, dan proses ini dapat

terjadi melalui pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Pertumbuhan terkadang

merupakan hasil dari satu atau komponen lain saja, tetapi sering terjadi juga

bahwa pertumbuhan sel dan perkembangan sel tergabung dalam satu proses yang

dinamakan siklus sel (Koning, 1994).

Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam

kromosom dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik.

Proses ini merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi

pada fase S (S= sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh

waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan

kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan

waktu lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada

fase M yang dimulai dengan kromosom yang terkondensasi. Fase mitotik

merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan

kromosom replikan terjadi dalam mitosis(Alberts, 2002).

Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan nukleus yang melakukan

pemisahan tiap kromosom homolog menjadi gamet yang baru. Jika mitosis

menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka meiosis menghasilkan

sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel

anak yang berbeda dengan induknya(Farabee, 2000).

Page 5: Pembelahan Meiosis

5

Pada pembelahan meiosis terdapat dua macam pembelahan, yaitu

pembelahan reduksi (meiosis I) dan pembelahan sel (meiosis II). meiosis II

melakukan pembelahan sel seperti yang terjadi pada pembelahan mitosis,

sedangkan pada meiosis I terjadi peristiwa reduksi kromosom yang nantinya

berpengaruh terhadap sifat sel anakan(Cooper, 2000).

Pembelahan Meiosis I(Farabee, 2000):

1. Profase 1

Terjadi peristiwa unik pada fase ini, yaitu sinapsis. Sinapsis adalah suatu

proses penghubungan kromosom yang telah mengalami replikasi. Hasil dari

sinapsis tersebut adalah kromosom tetrad yang terdiri dari dua kromatid dari

setiap kromosom. Pada peristiwa sinapsis, seringkali terjadi peristiwa Crossing

Over. Selama peristiwa Crossing over terjadi, kromatid akan patah dan menempel

pada kromosom homolog yang berbeda. Adanya Crossing Over ditandai dengan

struktur khusus berupa chiasmata. Pada akhir profase I, kromosom homolog akan

mulai terpisah, tetapi ia tetap menempel pada chiasmata. Selain itu, peristiwa-

peristiwa profase pada pembelahan mitosis juga terjadi pada fase ini.

1. Metafase 1

Metafase I terjadi saat tetrad berjajar di bidang ekuatorial dan sentromer

terikat pada benang-benang spindel dari setiap pasangan kromosom yang

homolog.

1. Anafase 1

Fase Anafase I terjadi ketika tetrad terpisah dan bergerak menuju kutub

yang berlawanan dengan bantuan benang-benang spindel. Sentromer pada anafase

1 masih tetap utuh.

1. Telofase 1

Fase Telofase 1 memiliki kesamaan dengan telofase pada pmbelahan

mitosis, namun hanya satu set kromosom yang berada didalam sel anak. Jenis

spesies mempengaruhi terbentuknya membrane inti baru. Pada tahapan ini,

beberapa sel hewan mempuyai kemungkinan untuk mengalami pemisahan

sentriol.

Page 6: Pembelahan Meiosis

6

Pembelahan Meiosis II memiliki kesamaan dengan tahapan pada

pembelahan mitosis. Pada sel hewan, meiosis berperan dalam proses

gametogenesis. Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germ

line (2n). Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di

organ tertentu pada tumbuhan dikenal dengan istilah mikrosporogenesis. Sel anak

hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet, kemudian sel yang

dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma ataupun serbuk sari pada tanaman.

Selain itu, terjadi pula peristiwa Oogenesis, yaitu proses pembentukan ovum yang

terjadi di organ tertentu, yaitu ovarium. Pada sel tumbuhan, oogenesis terjadi

secara mitosis pada gametofit

Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin,

kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer

dan sentrosom(Alberts, 2002).

1. Kromatin adalah gabungan antara rantai DNA, protein histon dan protein non-

histon, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot.

2. Kromatid merupakan duplikat dari kromosom yang terbentuk dari peristiwa

replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer.

3. Sister chromatid adalah dua kromatid yang bersifat identik dimana merupakan

hasil proses duplikasi

4. Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan

tergabung dengan protein. Kromosom membawa bagian dari informasi genetik

suatu organisme.

5. Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan

struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang

sama(Campbell, 1987).

6. Kinetokor adalah protein yang terletak pada sentromer di tiap-tiap kromosom.

7. Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa

yunani yaitu Telos yang berarti ujung. Telomer berhubungan dengan rantai

karakteristik DNA.

Page 7: Pembelahan Meiosis

7

8. Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan (sentriol pada sel

tumbuhan) yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebgai

kutub dari benag-benag spindel selama proses pembelahan sel.

Meiosis memegang peran penting dalam pembentukan sel gamet dalam

kelenjar kelamin (gonad), yang terjadi di testis pada hewan jantan, serta ovarium

pada hewan betina. Pada tumbuhan berbiji, meiosisi terjadi pada kepala benang

sari dan kandungan lembaga. Pada tumbuhan lumut, meiosis terjadi di

sporogonium dan di sporangium pada tumbuhan paku(Pratiwi, 2004).

Page 8: Pembelahan Meiosis

8

III. BAHAN DAN ALAT

A. Bahan

bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. Serbuk sari bunga amarilis (Eurycles amboinensis (L.) Lindl)

2. Sel telur belalang ()

3. pewarna aceto carmine

4. larutan farmer (1 bagian asam asetat glacial + 3 bagian alkohol absolut)

5. Alkohol 70%

B. Alat

Alat yang dugunakan pada praktikum ini adalah:

1. Cawan Petridish

2. Jarum

3. Gelas preparat dan cover glass

4. Pembakar Bunsen

5. Mikroskop

Page 9: Pembelahan Meiosis

9

IV. PROSEDUR KERJA

A. Pengumpulan Bunga dan Fiksasi

1. Fiksasi dilakukan pada pagi hari.

2. Fiksasi serbuk sari bunga amarilis dilakukan dengan mengambil

kantung serbuk sari lalu di rending dengan larutan farmer.

3. Fiksasi sel telur belalang dilakukan dengan mengambil sel telur

belalang dan direndam dalam larutan NaCl.

4. Fiksasi sel telur belalang dilakukan pada pagi hari dan sore hari.

B. Penyiapan Preparat

1. Malai maupun kuncup bunga dilepaskan pada cawan petridish

berisi alcohol 70%.

2. Ambil satu atau beberapa kantung serbuk sari dan diletakan di

gelas preparat.

3. Serbuk sari diuraikan dengan menggunakan jarum.

4. preparat ditetesi dengan pewarna aceto carmine.

5. preparat ditutup dengan cover glass dan dipanaskan di atas api.

6. lakukan peremasan terhadap preparat.

7. preparat diamati dengan menggunakan mikroskop.

i. Cari dan amatilah fase-fase dalam meiosis

ii. Hitung fasemana yang jumlahnya paling banyak.

iii. Catat perbesaran yang digunakan.

iv. Gambar fase-fase yang ada di preparat.

Page 10: Pembelahan Meiosis

10

Telofase I

1. dinding sel 2. sekat pembelahan

Metafase I

1. dinding sel

Profase I

5. dinding sel 6. kromosom

Telofase II

3. dinding sel 4. empat sel anakan

Anafase I

7. dinding sel 8. kromosom

V. HASIL PENGAMATAN

Dari pengamatan terhadap preparat serbuk sari bunga amarilis (Eurycles

amboinensis (L.) Lindl) dengan jumlah kromosom 11 pasang, diperoleh gambar

fase meiosis sebagai berikut.(gambar diambil dengan menggunakan perbesaran

40x)

Pada sel telur belalang hijau (Sexava sp.)yang di fiksasi sore hari, tidak ditemukan adanya pembelahan meiosis

Page 11: Pembelahan Meiosis

11

Metafase

1. membrane sel 2. kromosom

Telofase I

1. sekat pembelahan 2. kromosom

Profase I

1. membrane sel 2. kromosom

Telofase II

1. sekat pembelahan 2. kromosom

Dari pengamatan terhadap preparat sel telur belalang hijau (Sexava sp.)

dengan jumlah kromosom 12 pasang, yang fiksasinya dilakukan pada pagi hari

diperoleh gambar fase meiosis sebagai berikut (gambar diambil dengan

menggunakan perbesaran 40x)

Page 12: Pembelahan Meiosis

12

VI. PEMBAHASAN

Dalam meiosis terjadi tahap meiosis I (pembelahan reduksi) dan meiosis

II, yang masing-masing menghasilkan sel dengan jumlah kromososm tereduksi,

yaitu dari jumlah kromosom diploid (2n) menjadi jumlah kromosom haploid (n).

Karena terjadi pengurangan jmlah kromosom, maka pembelahan meiosis disebut

pembelahan reduksi (meio artinya reduksi). Pembelahan meiosis terjadi pada

gonade atau alat reproduksi. Pada hewan terjadi pada testis ketika membentuk

spermatozoa, dan pada ovarium ketika membentuk ovum. Pada tumbuhan biji

terjadi pada putik ketika membentuk ovum dan pada benang sari ketika

membentuk serbuk sari. Pada tumbuhan paku dan lumut, terjadi pada anteridium

ketika membentuk spermatozoid dan pada arkegonium pada waktu membentuk

ovum. Dibandingkan mitosis, meiosis merupakan proses panjang, daur

lengkapnya memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu. Tahapannya

adalah sebagai berikut : profase I, matafase I, anafase I dan telofase I yang diikuti

oleh profase II, metafase II, anafase II dan telofase II.

Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap pembelahan meiosis

yang terjadi pada sel telur belalang hijau (Sexava sp.) dan serbuksari bunga

amarilis (Eurycles amboinensis (L.) Lindl.). Alasan penggunaan sel telur belalang

hijau (Sexava sp.) dan serbuksari bunga amarilis (Eurycles amboinensis (L.)

Lindl.) pada praktikum kali ini adalah antara lain karena belalang mudah di dapat

dan mudah cara mengeluarkan telurnya. Sedangkan bunga amarillis digunakan

karena mudah dalam pengambilan kantung sarinya. Selain itu, hal yang lebih

penting yang mendasari penggunaan bahan tersebut adalah karena belalang

mempunyai jumlah kromosom yang cukup sedikit yaitu 12 pasang, begitupula

bunga amarilis yang memiliki kromosom 11 pasang. Hal inilah yang

melatarbelakangi digunakannya sel telur belalang hijau (Sexava sp.) dan

serbuksari bunga amarilis (Eurycles amboinensis (L.) Lindl.) pada praktikum

pembelahan meiosis ini.

Sebelum diamati, sel telur belalang di fiksasi dengan menggunakan

larutan NaCl. Sedangkan fiksasi pada serbuksari bunga amarilis dilakukan denga

Page 13: Pembelahan Meiosis

13

larutran farmer yang terbuat dari 1 bagian asam asetat glacial + 3 bagian alkohol

absolut yang bertujuan menghentikan aktifitas pembelahan sel tersebut. khusus

pada serbuksari bunga amarilis, sebelum debuat preparat, serbuk sari dimasukan

ke alkohol 70% untuk menjaga kelembaban bahan.

Pada pengamatan terhadap preparat, hanya di temukan pada bunga

amarilis yaitu fase Profase I, metafase I, anafase I, telofase I dan telofase II.

Sedangkan pada preparat sel telur belalang hanya ditemukan fase profase I,

metafase I, telofase I dan telofase II.

Profase I merupakan tahapan yang lebih lamban dan sangat kompleks.

Profase I umumnya dibagi menjadi lima subtahap dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Leptonema (leptoten); kromosom memanjang, tampak sebagai benang tunggal

dan tidak berpilin.

2) Zygonema (zigoten); pasangan kromosom homolog, membentuk pasangan

disebut bivalen.

3) Pachynema (pakiten); bivalen memendek, masing-masing anggota sepasang

kromosom homolog menduplikasi diri, sehingga terbentuk empat kromatid

yang disebut tetrad. Sentriol bergerak menuju ke kutub sel.

4) Diplonema (diploten); homolog sedikit tertarik berpisahan sehingga tampak

kromatid dan kiasmata yang terpisah. Kiasmata yaitu peristiwa dimana dua

kromatid di bagian tengah dari kromatid tetrad bersilangan pada satu atau

beberapa tempat, sehingga terjadi pertukaran segmen kromatid yang

mengandung gen ‘crossingover’.

5) Diakinesis; sentromer homolog bergerak menjauh, kromatid terus memendek

Nukleolus dan membran nukleus menghilang. Ketika kromososm-kromosom

mula-mula mulai tampak (leptoten profase I), setiap homolog ternyata

merupakan struktur tunggal. Namun seperti halnya pada mitosis, kebanyakan

daripada DNA selnya berganda selama fase S yang mendahului profase I.

Selagi profase berlanjut (zigoten dan pakiten), setiap kromosom dalam sel itu

berpasang-pasangan dengan homolognya menurut panjangnya. Proses

berpasangan ini (disebut sinopsis), merupakanciri khas bagi meiosis.

Homolog yang berpasangan itu disebut bivalen.

Page 14: Pembelahan Meiosis

14

Pada fase profase yang ditemukan pada preparat sel telur belalang pagi

hari dan preparat bunga amarilis ditemukan fase profase dengan ciri-ciri:

menebalnya benang-benag kromatin sehingga kromosom nampak jelas.

Pada metafase I, kromosom homolog yang bivalen dan tetrad

menempatkan diri pada bidang ekuator nukleus, berhadapan dan melekat pada

benang spindel pada bagian sentromer kromosom. Kedua preparat menunjukan

penampakan tahapan metafase yang cukup jelas, terutama pada preparat serbuk

sari bunga amarilis sangat nampak barisan kromosomnya.

Pada anafase I, masing-masing anggota pasangan kromosom homolog

ditarik menuju ke kutub sel. Dengan demikian masing-masing kutub sel

memperoleh setengah jumlah kromosom sel induk. Tahapan anafase hanya

terlihat pada preparat serbuk sari bunga amarilis. Ditandai dengan adanya

kumpulan-kumpulan kromosom yang bergerak menuju kutub yang berlawanan.

Pada telofase I terjadi pembentukan membran anakan nukleus pada

masing-masing kutub. Bersamaan dengan kejadian tersebut terjadi pula

sitokinesis. Tahapan ini terjadi pada kedua preparat. Hanay saja, preparat sel telur

belalang tidak cukup jelas penampakannya. Di tandai dengan adanya sekat

pembelahan dan kromosom terlihat pada masing-masing sel yang hampir terpisah.

Selanjutnya adalah tahapan pembelahan meiosis II yang prosesnya sama

seperti pembelahan mitosis. Pada profase II kromosom pada nukleus sel anak

memendek dan menebal. Nukleolus menghilang. Sentriol (sepasang) bergerak

menuju ke kutub anakan sel. Benang spindel memencar dari masing-masing

kutub. Tahapan ini tidak ditemukan pada kedua preparat. Selain itu, tahapan-

tahapan yang tidak di temukan pada kedua preparat adalah: profase, metafase,

anagase pada meiosis ke II. Pada metafase II masing-masing kromosom yang

sudah terdiri atas dua kromatid menempatkan diri pada bidang ekuator. Benang

spindel mengikat kromosom tersebut pada bagian kromosom. Membran nukleus

menghilang. Pada anafase II sentromer membelah diri sehingga kedua kromatid

pada satu kromosom terpisah. Masing-masing kromatid ditarik menuju ke kutub

oleh benang spindel.

Page 15: Pembelahan Meiosis

15

Pada telofase II membran nukleus terbentuk pada masing-masing kutub.

Kromosom kemudian memipih, memanjang, dan menghilang. Benag spindel

lenyap. Bersamaan dengan kejadian tersebut terjadi pelekukan pada membran sel,

sehingga terbentuk empat anakan sel yang masing-masing sel anak memiliki

setengah jumlah kromosom yang dimiliki sel induknya. Nukleus pada telofase II

mengandung kromosom-kromosom yang haploid. Tidak lagi tersusum atas

kromatid. Sel-sel dari tetrad telah mengalami reduksi baik dalam jumlah

kromosom maupun genomnya. Sel-sel secara genetik tidak sama, yang merupakan

hasil dari peristiwa segregasi dan pengelompkan gen secara bebas(Suryo, 1995).

Beberapa peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa meiosis adalah

gametogenesis. Gametogenesis berlangsung pada sel tertentu dalam alat

perkembangbiakan. Pembentukan gamet terjadi secara meiosis dan berlangsung

dalam alat perkembangbiakan jantan dan betina pada individu dewasa. Peristiwa

pembentukan sel-sel kelamin atau sel-sel gamet disebut gametogenesis, yang

berlangsung di dalam gonad. Gametogenesis terutama terjadi pada hewan-hewan

bertulang belakang, termasuk manusia. Gametogenesis terdiri atas

spermatogenesis, yaitu proses pembentukan sperma di dalam testis dan

oogenesis, yaitu proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.

Gametogenesis juga berlangsung pada tumbuhan tingkat tinggi atau

tumbuhan berbiji. Pembentukan gamet terjadi di dalam gametofit jantan, yaitu

dalam kepala sari (anther), hingga menghasilkan butir serbuk sari (pollen grain)

yang haploid. Pembentukan gamet betina berlangsung dalam gametofit betina

pada embrio di dalam bakal biji (ovule), dan menghasilkan sel telur atau ovum.

Bunga yang lengkap mempunyai alat pembiak jantan yang disebut benang sari

(stamen). Benang sari terdiri dari kepala sari (anther) dan tangkai sari (filament).

Di dalam kepala sari terdapat 4 buah kantung serbuk sari (pollen sacs), yang

merupakan tempat terbentuknya serbuk sari, sebagai alat pembiak jantan yang

disebut mikrospor.

Di dalam serbuk sari, inti yang haploid ini membelah secara mitosis

menghasilkan 2 buah inti, yaitu inti generatif (generative nucleus) dan inti

pembuluh (tube nucleus) yang kelak akan berguna dalam proses pembuahan.

Page 16: Pembelahan Meiosis

16

Serbuk sari memiliki tempat khusus yang dikenal dengan nama kantung sari.

Kantung serbuk sari berisi sejumlah sel yang rapat susunannya disebut sel induk

serbuk sari (pollen mother cell) atau sel induk mikrospor yang masing-masing

selnya bersifat diploid. Sel induk serbuk sari mengalami pembelahan meiosis

menghasilkan tetrad yang terdiri atas 4 buah sel mikrospor haploid yang masih

bersatu. Selanjutnya akan memisah diri membentuk butir serbuk sari yang

haploid.

Semua gamet yang terlibat dalam reproduksi generatif dihasilkan melalui

proses miosis. Pada peristiwa mikrosporogenesis (pembentukan gamet jantan),

empat sel haploid dihasilkan dari setiap pembelahan meiosis yang lengkap. Sel-sel

yang terlibat dinamakan mikrospora. Mikrospora selanjutnya matang menjadi

butir-butir serbuk (pollen grains) pada kepala sari (arther). Sebelum penyerbukan,

inti sel didalam serbuk sari membelah secara mitosis membentuk dua inti

sel(Welsh, 1981).

Pada preparat sel telur belalang hijau tidak terlihat secara jelas

penampakan selnya, karena pembuatan preparatnya masih dipengaruhi oleh lemak

yang menempel pada sel telur belalang, sehingga yang nampak justru kelenjar

minyaknya. Selain hal itu, preparat belalang yang dilakukan fiksasi pada sore hari,

tidak ditemukan tahapan meiosis. Hal ini di sebabkan karena pembelahan yang

terjadi pada sel telur belalang terjadi pada pagi hari.

Page 17: Pembelahan Meiosis

17

VII. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Proses pembelahan meiosis melibatkan dua tahapan pembelahan yang

terpisah yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I merupakan proses pembelahan

seduksi sejati yang pada proses tersebut jumlah kromosom akan menjadi

setengah dari jumlah semula. Meiosis II merupakan proses proses pembelahan

yang serupa mitosis atau pembelahan duplikasi. Pada pengamatan didapat

tahapan meiosis yang umumnya terjadi pada tahapan meiosis I.

B. Saran

Untuk lebih memperoleh hasil yang maksimal, perlu dilakukan

pengamatan dengan waktu yang lebih lama. Assisten seharusnya membuat

preparat yang dapat dijadikan sebagai sampel.

Page 18: Pembelahan Meiosis

18

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B. dkk. 2002. ”Gambaran Umum dari Siklus Sel”. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.section.3169. diakses tanggal 08 Juni 2009.

Campbell, Neil A. 1987. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Cooper, G.M. 2000. Sel Molekuler. www.as.utexas.edu/biology/education/spring07/scalo/secure/CooperCh2Cell.pdf. diakses tanggal 08 Juni 2009.

Farabee M.J. 2000. “Pembentukan Sel: Meiosis dan Reproduksi Seksual”. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?highlight=mitotic%2Cmeiosis&rid=genomes%2Efiggrp%2E6244. diakses tanggal 10 Juni 2009.

Koning, R.E. 1994. ”Siklus Sel”. http://plantphys.info/plant_physiology/cellcycle.shtml. di akses tanggal 08 Juni 2009

Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga

Suryo H. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Welsh, James R. 1981. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Penerbit Erlangga.