PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program...

92
PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA

Transcript of PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program...

Page 1: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA

Page 2: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,
Page 3: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

BAB XIVPEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA

A. PENDAHULUAN

Trilogi Pembangunan yang tercantum di dalam GBHN menyatakan bahwa kebijaksanaan dan langkah-langkah di bidang pembangunan daerah, desa dan kota ditujukan untuk meningkatkan pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air, meningkatkan laju pertumbuhan setiap daerah, memperkuat kesatuan serta ikatan ekonomi dan sosial wilayah dan lebih meninggikan semangat dan gairah partisipasi masyarakat dalam meningkatkan hasil guna dan daya guna kegiatan pembangunan di daerah. Di samping itu, pembangunan daerah, desa dan kota ju-ga diarahkan untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihada-pi oleh daerah-daerah minus dan relatif terkebelakang, daerah pedesaan dan perkotaan serta usaha lainnya dalam rangka me-ningkatkan keserasian dan laju pertumbuhan antara kota dan pedesaan. Selanjutnya untuk meningkatkan penggunaan tanah se-optimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan peruntukannya, maka usaha-usaha penataan kembali penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah dilaksanakan dalam rangka peningkatan kese-jahteraan rakyat dan keadilan sosial.

Dalam tahun 1982/83 langkah dan kebijaksanaan yang ditem-puh pada umumnya merupakan kelanjutan dan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu meliputi program pembangunan da-erah tingkat I, program pembangunan daerah tingkat II, pro-gram pembangunan desa, program pengembangan tata guna tanah, program tata agraria, pendidikan aparatur pemerintah daerah, penelitian daerah, desa dan kota, serta pembangunan daerah Timor Timur.

Untuk merangsang pelaksanaan pembangunan di daerah, me-ningkatkan partisipasi daerah dalam pembangunan serta mening-katkan keserasian pembangunan sektoral dan regional, sejak Repelita II Pemerintah Pusat telah memberikan bantuan pem-bangunan langsung kepada masing-masing daerah tingkat I. Dalam rangka program pembangunan daerah tingkat I, bantuan yang diberikan setiap tahunnya selalu ditingkatkan. Demikian pula bantuan yang diberikan dalam tahun 1982/83 telah ditingkatkan menjadi Rp.253.000 juta dari Rp.215.000 juta pada tahun 1981/ 82, sedangkan bantuan minimum yang diberikan untuk masing-masing propinsi telah ditingkatkan dari Rp.7.500 juta pada tahun 1981/82 menjadi Rp.9.000 juta pada tahun 1982/83. De-ngan semakin meningkatnya bantuan yang diberikan hal ini te-

XIV/3

Page 4: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

lah memungkinkan daerah melaksanakkan pembangunan yang lebih sesuai lagi dengan prioritas dan kebutuhan daerah yang mende-sak. Dalam tahun 1982/83 dari jumlah dana sebesar Rp.253.000 juta telah dapat diselesaikan berbagai macam kegiatan pem-bangunan baik di bidang ekonomi, sosial maupun kebudayaan yang seluruhnya dilaksanakan oleh aparat pemerintah daerah. Sejalan dengan itu, kegiatan pengembangan wilayah di 10 Pro-pinsi terus dilanjutkan.

Program pembangunan daerah tingkat II bertujuan antara lain untuk menciptakan dan memperluas kesempatan kerja di da-erah-daerah tingkat II. Bantuan yang diberikan didasarkan atas perhitungan jumlah penduduk di tiap-tiap daerah tingkat II, dan jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apa-bila dalam tahun 1981/82 bantuan yang diberikan adalah Rp.1.000 per kapita, maka dalam tahun 1982/83 telah diting-katkan menjadi Rp.1.150 per kapita, sedangkan bantuan minimum telah ditingkatkan dari Rp.150 juta pada tahun 1981/82 menja-di Rp.160 juta pada tahun 1982/83. Jumlah seluruh program pembangunan daerah tingkat II ialah sebanyak Rp.185.934,8 ju-ta dan telah dipergunakan untuk melaksanakan 4.677 proyek me-liputi prasarana perhutungan, prasarana pengairan dan proyek-proyek lainnya seperti pasar, riool dan lain sebagainya.

Untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduk di pedesaan serta mempercepat pembangunan pedesaan, maka jum-lah bantuan yang diberikan kepada setiap desa terus diting-katkan. Dalam tahun 1981/82 bantuan yang diberikan ialah se-besar Rp. 1 juta untuk setiap desa, telah ditingkatkan men-jadi Rp.1,25 juta dalam tahun 1982/83. Kecuali bantuan terse-but, diberikan pula bantuan-bantuan lainnya berupa bantuan keserasian, bantuan hadiah pemenang perlombaan desa serta bantuan untuk pembinaan dan pengendalian pembangunan desa. Jumlah seluruh biaya yang telah dipergunakan untuk pembangunan desa pada tahun 1982/83 mencapai Rp. 89.391 juta. Dengan biaya tersebut telah dihasilkan 85.450 proyek prasarana desa.

Dalam rangka tertib penggunaan, penguasaan dan pemilikan atas tanah, kegiatan program pengembangan tata guna tanah dan program tata agraria terus dilanjutkan dan bahkan ditingkat-kan. Kegiatan pemetaan tata guna tanah telah meningkat dari 127.620 km2 pada tahun 1981/82 menjadi 196.926 km 2 dalam tahun 1982/83. Demikian pula kegiatan pemetaan situasi tanah dan penerbitan SK berbagai hak atas tanah telah meningkat dari tahun ke tahun, sehingga semakin bertambahlah anggota ma-syarakat yang memperoleh kepastian hukum atas tanah mereka.

XV/4

Page 5: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Dengan semakin meningkatnya pembangunan yang dilaksanakan di daerah, maka diperlukan dukungan kemampuan dan ketrampilan aparat pembangunan yang memadai. Untuk itu telah dilakukan usaha-usaha peningkatan kemampuan dan ketrampilan aparatur pemerintah daerah melalui berbagai kursus dan latihan baik oleh Pemerintah Pusat bekerjasama dengan lembaga-lembaga Per-guruan Tinggi, maupun yang dilaksanakan oleh Pemerintah Dae-rah sendiri. Dalam tahun 1982/83 telah dilatih kurang lebih 1.894 orang aparat Pemerintah Daerah baik Tingkat I maupun Tingkat II, melalui berbagai kursus dan latihan.

Pembangunan Daerah Timor Timur yang telah dilaksanakan dalam tahun-tahun sebelumnya, terus dilanjutkan dan semakin ditingkatkan dalam tahun 1982/83. Sasaran pembangunan teruta-ma diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga dalam waktu singkat diharapkan kehidupan masyarakat di daerah tersebut dapat sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Indo-nesia. Dana yang dialokasikan ke daerah meningkat dari Rp.29.549,7 juta dalam tahun 1981/82 menjadi Rp.41.144,9 juta dalam tahun 1982/83.

Kegiatan lainnya dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota adalah penelitian regional dan daerah. Penelitian terutama diarahkan untuk mempelajari berbagai aspek sosial, ekonomi, politik dan kelembagaan pemerintahan dalam negeri serta penelitian pada bidang pertanahan dan agraria terutama dalam rangka mempersiapkan penyusunan Rencana Undang-Undang Tata Guna Tanah. Dalam pada itu bagi penyusunan kebijaksanaan mengenai penyelenggaraan dan pembinaan Daerah Otonom, telah diadakan pengumpulan data dibeberapa Kabupaten/Kotamadya di 15 Propinsi.

B. PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I

1. Bantuan Pembagunan Daerah Tingkat I

a. Pendahuluan

Dalam rangka memanfaatkan potensi pembangunan yang terse-bar di seluruh wilayah negara, Pemerintah berusaha meningkat-kan pelaksanaan pembangunan di Daerah melalui berbagai program yang terarah baik yang dilaksanakan oleh berbagai departemen melalui aparaturnya di Daerah maupun oleh Pemerintah Daerah sendiri.

Untuk merangsang pelaksanaan pembangunan Daerah,khususnya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, sejak Repelita II

XV/5

Page 6: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Pemerintah Pusat telah memberikan bantuan dana langsung kepa-da masing-masing Daerah dengan tujuan untuk meningkatkan par-tisipasi Daerah dalam pembangunan sehingga diharapkan terca-painya keselarasan pembangunan sektoral dan regional serta keserasian laju pertumbuhan antar Daerah.

Disamping bantuan dana, diberikan pula berbagai bantuan seperti peningkatan personil baik jumlah maupun ketrampilan-nya, peralatan, serta peningkatan sistem perencanaan, pengen-dalian dan sebagainya.

Jumlah bantuan dana yang diberikan selama ini kepada Dae-rah, masing-masing mengalami peningkatan yang cukup tinggi setiap tahunnya. Pada tahun I Repelita 11 (1974/75) jumlah bantuan seluruhnya Rp. 43.950,- juta yang pada tahun 1978/79 meningkat menjadi Rp. 85.674,- juta, yaitu kenaikan sebesar 94,9%. Kemudian pada tahun 1979/80, yaitu pada awal Repelita III bantuan telah mencapai Rp. 102.222,- juta, meningkat 19,3%. Kemudian pada tahun 1980/81 ditingkatkan lagi menjadi Rp. 166.590,- juta, yaitu kenaikan 62,9%, pada tahun 1981/82 naik lagi 29,1% menjadi Rp. 215.000,- juta, dan seterusnya pada tahun 1982/83 meningkat 17,7% menjadi Rp. 253.000,- juta. Perkembangan jumlah bantuan tersebut sejak tahun 1978/79 tercantum dalam tabel XIV-1.

Untuk meningkatkan hasil-guna dan daya-guna penggunaan dana tersebut, serta dalam rangka tercapainya keselarasan an-tara tujuan pembangunan Nasional dengan tujuan pembangunan daerah dan sekaligus memanfaatkan potensi Daerah yang ada serta memecahkan permasalahan daerah yang dihadapi, maka dana bantuan tersebut dibagi ataa dua bagian, yaitu :

(1) bagian dana bantuan yang penggunaannya ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yakni diperuntukkan bagi penunjangan jalan dan jembatan, peningkatan dan penyempurnaan irigasi serta biaya eksploitasi dan pemeliharaan pengairan.

(2) bagian dana bantuan yang penggunaannya diarahkan oleh Pemerintah Pusat namun sesuai dengan kebutuhan pembangun-an Daerah untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomis produktif, pengembangan daerah minus, pembangun-an perkotaan, peningkatan aparatur pemerintah, pembinaan generasi muda, pembinaan golongan ekonomi lemah, pening-katan kesejahteraan masyarakat dan kegiatan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh Daerah bersangkutan,

Untuk memperlancar pelaksanaan maksud tersebut disusun berbagai kebijaksanaan, antara lain menentukan mekanisme pe-

XV/6

Page 7: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PfEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT 11)MENURUT DAERAH TINGKAT 1.

1978/79 - 1982/83(dalam Jutaan rupiah)

1) Angka APBN2) Termasuk bantuan untuk fasilitas Universitas, pengembangan wilayah

dan monitoring proyek sebesar Bp 1.548,- juta yang belum diperhitungkan sebelumnya dalam Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I.

XIV/7

Page 8: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

GRAFIK XIV - 1

PERKEMIBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I,

1978/79 - 1982/83

XIV/8

Page 9: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

rencanaan yang mengatur tata cara pengajuan rencana dan peni-laian proyek, penyusunan dan pengajuan Rencana Anggaran Pen-dapatan dan Belanja Daerah kepada DPRD serta sistem pengenda-lian pelaksanaan proyek.

Usul-usul rencana kegiatan atau proyek yang diajukan oleh dinas dan lembaga Pemerintah Daerah ditelaah bersama oleh Bappeda, Biro Pembangunan dan Biro Keuangan sehingga proyek-proyek tersebut betul-betul sesuai dengan sasaran pembangunan daerah. Seluruh rencana proyek yang telah memperoleh kesepa-katan dituangkan kedalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dan setelah ada persetujuan dituangkan dalam Peraturan Daerah (PERDA). APBD yang telah disetujui oleh DPRD dalam bentuk Peraturan Daerah tersebut diajukan kepada Mente-ri Dalam Negeri untuk memperoleh pengesahan. Atas dasar APBD yang telah disahkan tersebut, seluruh unit/lembaga/satuan kerja dilingkungan Pemerintah Daerah menyusun Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA) yang merupakan dokumen dan dasar untuk melaksanakan proyek. DIPDA ini kemudian diteliti oleh Bappe-da, Biro Pembangunan dan Biro Keuangan, untuk selanjutnya di-sahkan oleh Gubernur Kepala Daerah. Untuk memperlancar pelak-sanaan Proyek-proyek yang telah tertuang dalam DIPDA, Kepala Dinas/Lembaga/Satuan Kerja mengeluarkan Petunjuk Operasional (P0) sebagai pengarahan dan petunjuk kerja dalam pelaksanaan proyek yang bersangkutan.

Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan proyek setiap bulan Pimpinan Proyek melaporkan kepada kepala dinas/lemba-ga/satuan kerja dilingkungan/Setwilda. Kemudian Kepala di-nas/lembaga/satuan kerja dilingkungan Setwilda membuat anali-sa dan setiap triwulan melaporkan perkembangan seluruh proyek dalam lingkungannya kepada Gubernur Kepala Daerah. Atas dasar laporan ini disusunlah laporan per triwulan oleh Gubernur Ke-pala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri.

b. Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat 11982/83

Seluruh bantuan untuk tahun 1982/83 berjumlah Rp.253.000,- juta. Dari jumlah tersebut Rp. 77.674,- juta di-antaranya merupakan dana yang ditetapkan penggunaannya seba-gai berikut :

(1) Penunjangan jalan jembatan propinsi sejumlah Rp. 34.720,-juta, meliputi pembiayaan penunjangan jalan 9.644,7 km, penunjangan jembatan 4.609,8 m, gorong-gorong 120 buah dan penggantian jembatan 3.098 m.

XIV/9

Page 10: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

(2) Perbaikan dan peningkatan Irigasi sejumlah Rp. 11.719,juta meliputi pembiayaan perbaikan dan peningkatan bendung 100 buah, saluran 2.634,9 km, bangunan bagi 407 buah, dan bangunan pelengkap 624, yang seluruhnya dapat mengairi 67.992 ha.

(3) Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan sejumlah Rp.31.235,- juta. Untuk pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan bendung 13.878 buah, bendungan air 104.768 buah, saluran pembawa 52.568,9 km, dan saluran pembuang 15.352,3 km, fasilitas eksploitasi 3.802 buah, tanggul banjir 5.064 km, jalan inspeksi 6.536,9 km, pompa 5.266 PK, waduk 677 juta m3 yang seluruhnya meliputi luas areal pengairan seluas 4.513.577,6 ha dan jaringan telepon 1.238,3 km.

Perincian jumlah bantuan yang ditetapkan dan yang diarah-kan untuk tahun 1982/83 masing-masing propinsi tercantum da-lam tabel XIV-2. Bantuan yang diarahkan penggunaannya yang berjumlah Rp. 175.326,- juta digunakan untuk membiayai berba-gai macam kegiatan pembangunan baik di bidang ekonomi, sosial maupun kebudayaan dan olah raga yang dilaksanakan oleh aparat Pemerintah Daerah seluruhnya berjumlah 2.794 buah proyek, se-bagai berikut :

Disamping itu dari dana yang diarahkan, sebesar Rp.4.405,3 juta digunakan sebagai dana pelengkap (1iaya rupiah) bagi pro-yek bantuan luar negeri yang berasal dari Pemerintah Amerika Serikat, Bank Dunia, Republik Federasi Jerman, untuk melaksa-nakan kegiatan-kegiatan pembangunan wilayah yang meliputi ke-giatan peningkatan aparatur pemerintahan, penyempurnaan iriga-si, pertanian pangan, perkebunan, perkebunan rakyat, perikan-an, peternakan, industri keoil dan kehutanan yang dilaksana-kan di 10 propinsi Daerah Tingkat I yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

XIV/10

Page 11: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 2JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN) DAERAH TINGKAT I

MENURUT DAERAH TINGKAT I DAN JENIS KEGUNAAN, 1982/83(ribu rupiah)

*) Angka APBN

XIV/11

Page 12: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

2. Pengembangan Wilayah

Program Pengembangan Wilayah (PPW) mempunyai tiga tujuan pokok yaitu : pertama, meningkatkan secara langsung pendapatan masyarakat miskin di pedesaan, dengan mengadakan berbagai ke-giatan pembangunan yang berkaitan langsung dengan kegiatan mereka, memberikan bantuan kredit dengan cara yang sederhana serta bisa diikuti oleh anggota masyarakat yang dimaksud. Tu-juan kedua, meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah daerah baik ditingkat propinsi maupun ditingkat kabupaten/kotamadya serta ditingkat bawahnya dalam perencanaan, penyusunan pro-gram terpadu, pelaksanaan pembangunan, monitoring dan evalua-si pelaksanaan pembangunan di daerah. Tujuan ketiga, mengisi kekosongan atau kesenjangan dalam kegiatan pembangunan ter- utama di daerah yang oleh satu dan lain hal belum terjamah pembangunan. Dengan program ini kekosongan tersebut dapat diisi sehingga dengan demikian berbagai program pembangunan yang telah dilaksanakan di wilayah tersebut dapat berfungsi dengan lebih baik.

Dalam Pelita III, program ini telah dilaksanakan di bebe-rapa propinsi yang menghadapi masalah-masalah yang mendesak. Pada masing-masing propinsi tersebut dipilih beberapa kabupa-ten yang dinilai terkebelakang atau miskin, kemudian dari ka-bupaten tersebut dipilih lagi beberapa kecamatan yang diang-gap miskin. Didalam kecamatan tersebut akhirnya dipilih sa-saran desa dan warga desa/keluarga yang paling memerlukan bantuan.

Dengan cara demikian itu maka manfaat program diusahakan agar benar-benar menjangkau daerah dan anggota masyarakat pe-desaan yang paling memerlukan. Berkaitan dengan program ini tersedia pula bantuan teknik yang berupa tenaga ahli dan per-alatan, yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan dibi-dang penyusunan rencana, monitoring dan evaluasi, dan pelak-sanaan proyek.

Sejak pelaksanaan program ini (1978/79) baik dana yang disediakan maupun jumlah lokasi dan proyek dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan. Pada tahun 1978/79 proagram ini dilaksanakan di 2 propinsi dan meliputi 7 kabupaten, menyerap dana sebesar Rp 1,3 milyar dengan jumlah proyek sebanyak 96 buah. Dalam tahun 1979/80 meningkat di 7 propinsi meliputi 21 kabupaten dan menyerap dana sebanyak Rp 4,1 milyar dengan jumlah proyek 206 buah.

XIV/12

Page 13: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Tahun 1980/81 meliputi 10 propinsi di 28 kabupaten serta menyerap dana sebesar Rp 8,8 milyar untuk 450 proyek. Tahun berikutnya 1981/82 meliputi 10 propinsi di 28 kabupaten, me-nyerap Rp 10,6 milyar dengan jumlah proyek sebesar 419 buah.

Tahun 1982/83 kegiatan program meliputi 51 kabupaten di 10 propinsi dengan dana sebesar Rp 11,5 milyar dengan jumlah proyek sebesar 310 buah, sebagaimana terlihat dalam Tabel XIV-3.

Program ini dimaksudkan untuk langsung membantu golongan masyarakat yang kurang mampu dan daerah yang terkebelakang. Berlainan dengan program-program lain, program ini dilaksana-kan sepenuhnya oleh aparatur Pemerintah daerah. Program ini dalam pelaksanaannya memanfaatkan bantuan luar negeri yang berasal dari negara dan badan internasional yaitu Amerika Se-rikat, Jerman Barat, Belanda dan Bank Dunia.

C. PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II

1. Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II

a. Pendahuluan

Sejak tahun kedua PELITA I (1970/1971) pemerintah telah melaksanakan program bantuan pembangunan Daerah Tingkat II. Melalui program ini pemerintah telah menyediakan dana pem-bangunan yang disisihkan dari anggaran pembangunan nasional untuk membantu Daerah Tingkat II agar dapat meningkatkan ke-giatan pembangunannya di daerah masing-masing. Tujuan utama penyelengaraan program ini adalah untuk menciptakan dan mem-perluas kesempatan kerja di daerah-daerah melalui pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan perbaikan, peningkatan dan pembangunan baru berbagai jenis prasarana fisik perekonomian dan ling-kungan yang sangat diperlukan oleh masyarakat di daerah itu sendiri.

Sesuai dengan tujuan tersebut di atas maka jumlah bantuan yang diberikan kepada masing-masing daerah Tingkat II dida-sarkan atas jumlah penduduk daerah bersangkutan. Kepada Dae-rah Tingkat II yang mempunyai penduduk kurang dari batas jum-lah tertentu diberikan bantuan minimum.

Dengan tersedianya berbagai prasarana dan sarana yang le-bih baik sebagai hasil pembangunan, maka masyarakat di dae-rah-daerah telah dapat lebih leluasa melakukan kegiatan eko-

XIV/13

Page 14: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV – 3

DAERAH-DAERAH PROGRAM PENGEMBANGAN WILAYAH SERTA JUMLAH ANGGARAN DAN JUMLAH PROYEK,

1978/79 – 1982/83

1) Tambahan dana untuk proyek DAS di Jawa Tengah sebesar Rp.90,0 jutadan proyek di Jawa Barat sebesar Rp.135,0 juta

2) Tambahan dana untuk proyek di Jawa Tengah sebesar Rp.364,4 juta (dimana Central JavaEnterprise Development Project Rp.276,3) dan proyek DAS di Jawa Baratsebesar Rp.132,2 juta

XIV/14

Page 15: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

nomi dan sosial mereka guna meningkatkan penghasilan dan ke-sejahteraannya. Dengan meningkatnya penghasilan mereka maka meningkat pulalah kemampuan masyarakat untuk melunasi kewa-jibannya, antara lain di dalam membayar pajak IPEDA. Untuk merangsang usaha ini maka pemerintah telah menyediakan pula bantuan yang pembagiannya didasarkan atas prestasi Daerah Tingkat II dalam pengumpulan IPEDA.

Walaupun IPEDA itu sendiri adalah pajak pemerintah namun hasilnya diserahkan kepada Daerah Tingkat II untuk digunakan sebagai dana pembangunan. Dengan meningkatnya hasil IPEDA me-ningkat pula kemampuan daerah untuk melaksanakan pembangunan, sekaligus berarti meningkatnya kewibawaan pemerintah daerah itu sendiri.

Agar tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan sebaik-baiknya maka penggunaan bantuan diarahkan untuk membiayai proyek-proyek prasarana fisik, baik prasarana fisik perhu-bungan seperti jalan, jembatan, gorong-gorong dan sebagainya, prasarana pengairan seperti bendungan, saluran pembawa dan bangunan pengairan lainnya; maupun proyek-proyek lain yang sangat dibutuhkan oleh daerah dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapi dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Untuk daerah perkotaan, peng-gunaan bantuan ini diarahkan untuk proyek-proyek yang dapat memperbaiki lingkungan hidup perkotaan, terutama lingkungan hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah. Untuk membantu kelancaran pekerjaan konstruksi proyek-proyek tersebut peme-rintah telah memberikan pula bantuan peralatan berupa mesin gilas jalan dan kompaktor.

Proyek-proyek yang akan dilaksanaksn oleh masing-masing daerah dipilih dan direncanakan oleh daerah sendiri sesuai dengan tingkat kepentingannya dengan berpedoman kepada petun-juk-petunjuk yang telah digariskan. Proyek-proyek yang dipi-lih adalah proyek-proyek yang sangat effisien untuk dilaksa-nakan secara padat-karya, karena itu proyek-proyek tersebut adalah proyek-proyek yang sedang besarnya dan bukan proyek mewah, serta memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

(1) Menciptakan dan memperluas kesempatan kerja dalam pem-bangunannya;

(2) Menggunakan tenaga-kerja dan bahan yang tersedia setem-pat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor;

XIV/15

Page 16: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

(3) Mempertinggi produksi dan memperlancar diatribusi hasil pertanian, serta dapat memperbaiki lingkungan hidup ma-syarakat yang berpenghasilan rendah;

(4) Meningkatkan partisipasi penduduk dalam pembangunan;(5) Secara teknis dapat dipertanggung-jawabkan;(6) Pembangunannya dilakukan atas dasar pengupahan yang wa-

jar dan bukan dengan gotong royong;(7) Dapat direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh tenaga

teknis yang ada di daerah;(8) Pelaksanaannya tidak tergantung pada proyek-proyek lain;(9) Dapat diselesaikan dalam tahun anggaran yang bersang-

kutan;(10) Serasi dengan proyek-proyek lain, yaitu proyek-proyek

Daerah Tingkat II, proyek-proyek Daerah Tingkat I dan proyek-proyek Nasional di Daerah.

Agar supaya proyek-proyek yang direncanakan oleh Daerah Tingkat II selalu sejalan dengan proyek-proyek lain, baik yang dilaksanakan oleh Daerah Tingkat I dan Pemerintah maupun yang dilaksanakan oleh daerah-daerah tetangga maka proyek-proyek tersebut terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Propinsi Daerah Tingkat I yang bersangkutan.

Pembangunan proyek-proyek yang dibiayai dari Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk selalu dilaksa-nakan oleh para pemborong setempat, dengan mengikuti pedoman yang telah digariskan. Sedangkan prosedur pembayaran selalu diusahakan agar lebih sederhana. Untuk mempercepat penyaluran dana dari pusat ke daerah-daerah maka Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II telah menggunakan jasa Bank Rakyat Indone-sia (BRI). Penyaluran dana bantuan untuk Daerah Tingkat II di Propinsi Daerah Tingat I Irian Jaya dilakukan melalui Bank Ekapor Impor (EKSIM) Indonesia, dan untuk Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur melalui Bank Dagang Negara (BDN).

Sejak dilaksanakannya bantuan pembangunan Daerah Tingkat II, dari tahun ke tahun jumlah bantuan ditingkatkan. Pada ta-hun pertama yaitu tahun 1970/71, bantuan dihitung atas dasar Rp. 50,- per penduduk dengan minimum Rp. 5,- juta. Jumlah mi-nimum ini ditetapkan dengan maksud agar setidak-tidaknya dae-rah dapat melaksanakan 1 (satu) proyek dari bantuan yang di-sediakan. Pada akhir PELITA Pertama yaitu tahun 1973/74 ban-tuan tersebut dihitung atas dasar Rp. 150,- per penduduk de-ngan minimum Rp. 12 juta. Pada akhir PELITA Kedua yaitu ta-hun 1978/79, bantuan per penduduk telah ditingkatkan lagi menjadi Rp. 450,- dengan minimum bantuan Rp.50 juta. Untuk

XIV/16

Page 17: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

tahun 1982/83 telah disediakan bantuan yang dihitung atas dasar Rp. 1.150 per penduduk, sedangkan bantuan minimum adalah Rp.160 juta. Perkembangan jumlah bantuan sejak tahun terakhir PELITA Kedua sampai dengan tahun 1982/83 dapat dili-hat pada Tabel XIV - 4.

b. Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II Tahun 1982/83

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II yang disediakan untuk tahun 1982/83 seluruhnya berjumlah Rp.193.889 juta. Dari jumlah ini yang disalurkan secara langsung kepada Daerah Tingkat II berjumlah Rp.185.934.806.000,-. Sedang sisanya di-gunakan untuk membeli 295 buah mesin gilas jalan dan 590 buah kompaktor, pembinaan tingkat Propinsii dan propisi Bank.

Dari jumlah bantuan yang diterima oleh Daerah Tingkat II tersebut di atas, sebesar Rp. 172.526 juta telah digunakan untuk melaksanakan 4.677 proyek. Proyek-proyek tersebut meli-puti :

(1) 3.456 buah proyek prasarana perhubungan yang terdiri atas 2.804 buah proyek peningkatan, perbaikan, pembangunan baru dan pemeliharaan jalan sepanjang 14.801 Km dan 652 buah proyek peningkatan, perbaikan, pembangunan baru dan pemeliharaan jembatan sepanjang 22.881 M;

(2) 408 buah proyek prasarana pengairan, meliputi perbaikan, peningkatan, pembangunan baru dan pemeliharaan bendungan, saluran pembagi dan bangunan pengairan lainnya untuk ke-perluan 49.654 Ha sawah;

(3) 813 buah proyek-proyek lain seperti pasar, riool, stasiun bus dan lain sebagainya.

Perincian masing-masing jumlah proyek dan volume fisik untuk masing-masing jenis proyek menurut Daerah Tingkat I tercantum dalam Tabel XIV - 5.

Selain dari proyek-proyek tersebut, sejumlah dana diguna-kan untuk persiapan proyek-proyek tahun 1983/84 sebesar Rp.6.388 juta, dan untuk keperluan biaya umum dalam rangka pe-ngendalian meliputi Rp. 4.940 juta.

Dari rencana proyek yang telah disusun oleh Daerah Ting-kat II tersebut di atas terlihat bahwa 28,7% dari bantuan yang diterima oleh Daerah telah digunakan untuk pembayaran upah; 38,1% dari bantuan telah digunakan untuk pembelian ba-han atau material setempat. Sisanya digunakan untuk pembelian bahan atau material yang harus didatangkan dari luar daerah

XIV/17

Page 18: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 4

PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT IIMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1978/79 - 1982/83(juta rupiah)

1) Angka APBN di luar bantuan untuk mesin gilas jalan, pembinaan dan propisi Bank

2) Angka diperbaiki

XIV/18

Page 19: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

GRAFIK XIV – 2

PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II,1978/79 – 1982/83

XIV/19

Page 20: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 5VOLUME FISIK DAN JUMLAH PROYEK - PROYEK BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II

MENURUT DAERAH TINGKAT I DAN JENIS KEGUNAAN,1982/83

XIV/20

Page 21: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

dan luar negeri (antara lain aspal), untuk ganti rugi tana-man, untuk pembelian alat-alat kerja dan sebagainya.

Diperkirakan bahwa selama pelaksanaan proyek-proyek telah dipekerjakan tenaga kerja harian sebanyak lebih dari 295.000 pekerja, sedang dari pengadaan bahan atau material lokal di-perkirakan telah melibatkan lebih dari 293.000 pekerja hari-an. Dengan demikian, pelaksanaan Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II tahun 1982/83 diperkirakan telah dapat menciptakan suatu jumlah kesempatan kerja yang cukup besar, walaupun jum-lah ini masih relatip kecil dibandingkan dengan pertambahan angkatan kerja setiap tahunnya. Keseluruhan hasil proyek Ban-tuan Pembangunan Daerah Tingkat II tersebut dapat dilihat pada Tabel XIV - 6.

2. Kordinasi Pembangunan di Daerah Tingkat II

Berturut-turut sejak tahun 1973/74, 1974/75, 1975/76 dan 1976/77 pemerintah telah menyediakan pula alokasi keuangan untuk membantu daerah tingkatr II melaksanakan kewajibannya di dalam pembangunan sekolah dasar, pembangunan sarana kesehatan dan usaha penghijauan. Sejak tahun 1976/77 pemerintah juga telah menyediakan bantuan kredit kepada daerah tingkat II un-tuk pembangunan dan pemugaran pasar. Yang terakhir adalah bantuan untuk penunjangan jalan yang telah diberikan kepada daerah tingkat II sejak tahun 1979/80.

Agar supaya proyek-proyek yang dibiayai dengan berbagai sumber tersebut di atas dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka usaha untuk mengadakan kordinasi mulai dari proses perencanaan sampai dengan pengendaliannya telah dilakukan terus menerus. Dengan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1980 telah dibentuk BAPPEDA Tingkat II yaitu badan staf yang membantu Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di dalam perencanaan pembangunan. Secara bertahap telah dilakukan pula penataan tugas-tugas pelaksanaan oleh Dinas-dinas sesuai dengan ruang-lingkup tugas masing-masing, di samping tugas pengendalian yang dilakukan oleh Bagian Pem-bangunan. Dengan demikian Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dapat lebih leluasa melaksanakan tugasnya sebagai penanggung jawab seluruh proyek yang ada di daerahnya.

Sementara itu, bantuan-bantuan tersebut di atas telah pu- la dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Daerah Tingkat II dengan maksud untuk meningkatkan

XIV/21

Page 22: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 6

PERKEMBANGAN HASIL FISIK PELAKSANAAN PROYEK-PROYEKBANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II,

1978/79 - 1982/83

XIV/22

Page 23: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

partisipasi Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah. Bantuan-bantuan tersebut dicantumkan dalam Urusan Kas dan Perhitungan sebagai Pos Transito. Sedangkan untuk keperluan pengawasan intern se-cara bertahap telah pula ditingkatkan peranan Inspektorat Wi-layah Daerah Tingkat II. Usaha-usaha tersebut ini diharapkan dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna bantuan-bantuan pembangunan tersebut di atas khususnya dan seluruh kegiatan pembangunan yang ada di Daerah pada umumnya.

3. Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten

Untuk meningkatkan kegiatan pembangunan di Kabupaten-Ka-bupaten Daerah Tingkat II diluar Pulau Jawa, di samping Ban-tuan Pembangunan Daerah Tingkat II yang penentuan besarnya jumlah bantuan didasarkan atas jumlah penduduk, sehingga Dae-rah-daerah yang banyak penduduknya memperoleh bantuan yang jumlahnya besar, mulai tahun 1979/80 dilaksanakan Bantuan Pe-nunjangan Jalan Kabupaten. Kriteria penetapan jumlah bantuan penunjangan jalan bukan jumlah penduduk, tetapi kebutuhan akan pembangunan jalan dimasing-masing daerah. Pada tahun 1979/80 disediakan dana sebesar Rp. 13 milyar, dan.pada tahun 1982/83 menjadi Rp. 80,1 milyar. Dengan dana tersebut, telah dapat dilaksanakan penunjangan jalan kabupaten sepanjang 7.607 Km, dan jembatan 19.660 M. Jalan yang dibangun adalah jalan kabupaten, terutama ruas-ruas jalan yang diharapkan da-pat meningkatkan kegiatan perekonomian rakyat seperti pening-katan produksi pangan, perkebunan, kerajinan, dan perdagang-an, dan ruas-ruas jalan yang menghubungkan daerah-daerah ter-pencil.

Di samping itu, dalam rangka bantuan penunjangan jalan, beberapa Kabupaten mendapat bantuan peralatan, dan untuk pen-dayagunaan serta pemeliharaan peralatan tersebut, telah diba-ngun Workshop di 46 Kabupaten.

Dalam rangka peningkatan ketrampilan teknis aparatur Di-nas PU Tingkat II, dalam rangka penunjangan jalan dan penda-yagunaan serta pemeliharaan peralatan, telah diadakan latihan ketrampilan teknis juru ukur, tenaga pengawas, operator, me-kanik, tenaga administrasi peralatan dan tenaga lainnya,- me-liputi 2.271 orang.

XIV/23

Page 24: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

D. PEMBANGUNAN PEDESAAN

1. U m u m

Pembangunan Pedesaan adalah kebijaksanaan Pemerintah un-tuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduk di daerah pedesaan.

Sasaran pembangunan pedesaan jangka panjang adalah untuk meletakkan dasar-dasar pembangunan nasional yang sehat dan kuat, supaya desa mampu melaksanakan pembangunan desanya atas dasar kemampuannya secara swadaya dan gotongroyong. Semua itu dilakukan dengan memperhatikan keselarasan dan keserasian an-tara perkembangan pedesaan dan perkotaan dalam rangka pemba-ngunan regional dan nasional.

Sasaran dalam jangka pendek adalah untuk menunjang keber-hasilan pembangunan sektor-sektor yang menjadi prioritas na-sional yang dapat menggerakkan peranserta masyarakat desa da-lam meningkatkan produksi, perluasan lapangan kerja, pemera-taan dan penyebaran penduduk, pengembangan koperasi, keluarga berencana, kesehatan dan pendidikan.

Pembangunan pedesaan dimaksudkan untuk meletakkan landas-an yang kokoh kuat bagi masyarakat di daerah pedesaan untuk berkembang atas kekuatan dan kemampuan sendiri, sedangkan pe-ranan Pemerintah hanyalah bersifat memberikan bantuan, peng-arahan, bimbingan dan pengendalian yang dapat meningkatkan usaha swadaya yang berdasarkan atas kegotong-royongan masya-rakat untuk tumbuh dan berkembang dari desa swadaya menjadi desa swakarya dan desa swasembada.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran Repelita III, pemerin-tah telah melaksanakan pembangunan pedesaan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Bantuan Pembangunan Desa bertujuan untuk peningkatan dan pemerataan kegiatan serta hasil-hasil pembangunan keselu-ruh penjuru tanah air Indonesia, sekaligus mendorong dan menggerakkan potensi swadaya gotong-royong yang ada pada masyarakat bagi pembangunan desanya.

b. Pembanguan dan pembinaan Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) sebgai suatu wadah sitim perencanaan dan pelaksa-naan pembangunan secara menyeluruh dan terpadu yang dimu-lai dari bawah pada wilayah Kecamatan.

c. Meningkatkan prakarsa dan swadaya masyarakat dengan mem-bentuk Kader-kader Pembangunan Desa (KPD) melalui Lembaga

XIV/24

Page 25: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) sebagai wadah peranserta masyarakat dalam pembangunan desa.

d. Pemukiman kembali penduduk (resettlement) desa, yang ber-tujuan untuk menempatkan kembali kelompok penduduk yang terpencil dan tersebar yang mata pencahariannya bercocok tanam secara berpindah-pindah, ke lokasi baru yang lebih sehat agar mereka dapat tinggal dan mengusahakan mata pencahariannya secara menetap.

e. Pemugaran perumahan dan lingkungan desa, sebagai salah satu usaha Pemerintah untuk membantu masyarakat desa yang tidak mampu untuk membangun atau memperbaiki rumah sesuai dengan syarat-syarat kesehatan.

f. Melaksanakan monitoring dan,evaluasi tingkat perkembangan desa, untuk mengetahui dan mengikuti tingkat pertumbuhan serta. perkembangan desa dari desa swadya menjadi desa swakarya dan desa swasembada.

2. Bantuan Pembangunan Desa

a. Pendahuluan

Bantuan Pembangunan Desa merupakan salah satu kebijaksa-naan Pemerintah dalam rangka pembangunan pedesaan. Bantuan Pembangunan Desa diberikan secara langsung kepada. Desa/Kelu-rahan. Dengan bantuan ini diharapkan dapat mendorong pening-katan usaha swadaya gotong-royong masyarakat desa/kelurahan.

Sebagai suatu usaha untuk mempercepat pembangunan desa, maka peranan wanita di pedesaan telah ditingkatkan dengan memberikan bantuan khusus yang disisihkan dari bantuan pem-bangunan desa/kelurahan.

Makna pembangunan desa lebih dirasakan apabila kegiatan pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa/kelurahan yang bersangkutan. Oleh karena itu didalam melaksanakan Bantuan Pembangunan Desa, maka desa/kelurahan itu sendiri yang harus merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan memelihara hasil pembangunannya, agar dapat memberikan pelayanan dan manfaat dalam jangka waktu yang lama.

Tata cara pembuatan rencana dan pelaksanaannya, dilakukan dengan sistim perencanaan dari bawah dimana Kepala Desa/Ke-pala Kelurahan yang dibantu oleh perangkat desa dan LKMD, membuat suatu daftar inventarisasi kebutuhan masyarakat de-sa/kelurahan yang bersangkutan. Dari daftar kebutuhan terse-but, dapat diketahui kebutuhan mana yang sangat mendesak dan

XIV/25

Page 26: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kemudian diadakan peneli-tian untuk memperoleh data guna penyuaunan rencana proyeknya.

Rencana proyek tersebut selanjutnya dibahas di dalam mu-syawarah LKMD dan ditetapkan dalam rapat Lembaga Musyawarah Desa (LMD) bagi desa-desa dan oleh rapat paripurna LKMD bagi desa/kelurahan. Di dalam musyawarah LKMD tersebut, ditentukan pula bentuk, jenis dan besarnya swadaya masyarakat yang di-peruntukkan bagi pembangunan desanya. Hasil keputusan LKMD itu, dituangkan ke dalam Keputusan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Kelurahan.

Untuk kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ketua Seksi PKK dalam LKMD yang dibantu oleh anggota pengurus Seksi PKK, menyusun rencana proyek yang dimusyawarahkan dan ditetapkan dalam rapat PKK. Hasil keputusan rapat tersebut dituangkan ke dalam berita acara keputusan musyawarah PKK. Berdasarkan keputusan itu, Ketua Seksi PKK menyusun dan me-nyampaikan rencana proyek kepada Kepala Desa/Kepala Kelurahan.

Kepala Desa/Kepala Kelurahan membuat daftar usulan rencana proyek yang disampaikan kepada Camat untuk ditelaah, dan selanjutnya, Camat menyampaikan daftar usulan rencana itu ke-pada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II untuk di-telaah dan disahkan.

Atas dasar rencana proyek yang telah disahkan tersebut, Kepala Desa dan Ketua Seksi PKK dalam satu wilayah Kecamatan, menerima bantuan dari Bank yang ditunjuk Pemerintah, pada ke-sempatan rapat dinas di Kecamatan yang dihadiri oleh para Ke-pala Desa, para Kepala Seksi PKK, pengurus LKMD dan Camat. Pada kesempatan rapat ini, Bupati Kepala Daerah Tingkat II memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk tentang peng-gunaan dan pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa.

Di Kelurahan-kelurahan, para Kepala Kelurahan dan Ketua Seksi PKK dari satu wilayah Kotamadya, menerima bantuan dari Bank yang ditunjuk Pemerintah di Kantor Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II pada kesempatan rapat dinas. yang dihadiri oleh semua Kepala Kelurahan dan Ketua Seksi PKK, pengurus LKMD dan Camat pada kesempatan ini pula, Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan dan pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa.

XIV/26

Page 27: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

b. Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa

Pada akhir Pelita 11 (1978/79) jumlah desa hanya 60.645 desa dengan bantuan tiap desa sebesar Rp.350.000,- Pada awal Pelita 111 (1979/80) jumlah desa telah bertambah menjadi 62.875 desa dengan bantuan tiap desa Rp.450.000,-. Pada ta-hun 1980/81 jumlah desa ini bertambah lagi menjadi 63.058 de-sa dengan bantuan tiap desanya sebesar Rp 750.000,- dalam jumlah.ini termasuk bantuan untuk PKK sebesar Rp 100.000,-. Pada tahun 1981/82 jumlah desa telah bertambah menjadi 64.650 desa dengan bantuan untuk setiap desa sebesar Rp 1.000.000,-termasuk bantuan untuk PKK sebesar Rp.200.000,- dan pada ta-hun 1982/83 jumlah desa terus meningkat menjadi 65.127 desa dengan bantuan sebesar Rp. 1.250.000,- termasuk bantuan untuk PKK sebesar Rp. 250.000,-.

Kecuali bantuan tersebut, diberikan pula bantuan-bantuan lainnya berupa bantuan keserasian, bantuan untuk hadiah peme-nang pelombaan desa juara kesatu, kedua dan ketiga tingkat Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II dan Propinsi Daerah Tingkat I, serta bantuan untuk pembinaan dan pengendalian pe-laksanaan pembangunan desa di tingkat kecamatan. Jumlah ban-tuan pada tahun 1982/83 meliputi Rp.88.431 juta. Perkembangan jumlah bantuan mulai tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 terlihat pada Tabel XIV - 7.

Dari Tabel tersebut dapat diketahui bahwa selama 4 tahun Repelita III, jumlah Bantuan Pembangunan Desa telah mencapai Rp.240,664 milyar.

Bantuan Pembangunan Desa tahun 1982/83, sebesar Rp.88.431 milyar, telah disalurkan kepada desa-desa/kelurahan oleh Bank Rakyat Indonesia (SRI), Bank Ekspor Impor Indonesia (BEII) untuk Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya dan Bank Dagang Negara (BDN) untuk Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur. Dari jumlah bantuan tersebut, telah dilaporkan penggunaannya oleh Desa/Kelurahan sekitar Rp 52.150 milyar atau 59,0% dari jumlah bantuan.

Kecuali dari bantuan Pemerintah diperoleh pula bantuan dari Pemerintah Daerah sebesar Rp. 350,5 juta dan swadaya masyarakat bernilai Rp. 36,89 milyar. Dengan demikian jumlah biaya yang telah dipergunakan untuk pembangunan prasarana desa pada tahun 1982/83 ini mencapai Rp 89,391 milyar. Dengan biaya tersebut telah dihasilkan 85.450 proyek prasarana desa yang terdiri atas 3.827- (4,5%) proyek prasarana produksi,

XIV/27

Page 28: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 7

PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN DESA, 1)1978/79 – 1982/83

1) Bantuan Pemerintah Pusat dalam angka 2) Belum termasuk jumlah desa di Propinsi Timor Timur3) Termasuk bantuan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebesar Rp. 100.000,- per desa4) Termasuk bantuan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebesar Rp. 200.000,- per desa5) Termasuk bantuan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebesar Rp. 250.000,- per desa6) Digunakan untuk provisi Bank

XIV/28

Page 29: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

GRAFIK XIV - 3PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMBANGUNAN DESA,

1978/79 - 1982/83

XIV/29

Page 30: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

20.502 (24,0%) proyek prasarana perhubungan, 4.836 (5,7%) pro-yek prasarana pemasaran dan 56.285 (65,8%) proyek prasarana sosial.

Besarnya peran serta masyarakat dalam Pelita III ini, diperlihatkan dalam bentuk swadaya gotong-royong yang mempu-nyai nilai sebesar Rp. 136,713 milyar atau sekitar 56,8% dari jumlah bantuan Pemerintah (Perincian perbandingan besarnya bantuan dan swadaya masyarakat terlihat pada Tabel XIV - 8).

Sekalipun Bantuan Pembangunan Desa terus ditingkatkan dari tahun ke tahun dan telah banyak prasarana desa yang di-bangun, tetapi masih terdapat berbagai permasalahan yang su-lit diatasi terutama masalah transportasi, kondisi alam pede-saan yang terpencil (terisolir), tingkat pengetahuan dan ke-mampuan aparat Pemerintah Desa yang masih rendah, terbatasnya tenaga dan peralatan lainnya, yang memerlukan penanganan ber-sama secara terpadu dari berbagai sektor pembangunan yang di-arahkan ke daerah pedesaan.

3. Pembangunan dan Pembinaan Unit Daerah Kerja Pemba-ngunan (UDKP)

Pembangunan desa dalam Pelita III telah diarahkan kepada pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah tanah air, dengan tata cara yang lebih baik melalui Unit Daerah Kerja Pembangu-nan (UDKP) sebagai suatu sistim perencanaan, pelaksanaan, pe-ngendalian dan evaluasi pembangunan. Usaha tersebut merupakan penerapan sistim penyusunan rencana dari bawah yang disesuai-kan dengan kebutuhan dasar masyarakat desa yang berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan. Dengan adanya keterpadu-an pembangunan yang berasal dari berbagai sumber dana dan rencana pada wilayah ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap wilayah atasannya yang secara keseluruhan merupakan suatu wilayah yang luas pada tingkat propinsi.

Pembangunan di wilayah kecamatan melalui sistim UDKP ini, diutamakan pada kecamatan yang tergolon miskin, rawan, mi-nus, terkebelakang, wilayah perbatasan/kepulauan dan padat penduduk yang rata-rata pendapatan penduduknya sangat rendah, agar kecamatan sedemikian itu dapat berkembang serasi dengan kecamatan lainnya.

Dari 3.484 kecamatan yang ada telah diusahakan sistim UDKP pada 1.863 kecamatan yang tersebar pada 27 propinsi

XIV/30

Page 31: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 8

PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH PUSAT, BANTUAN PEMERINTAH DAERAHDAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN DESA,

1978/79 - 1982/83(ribu rupiah)

Sumber Bantuan 1978/79 1979/80 1980/81*) 1981/82 *) 1982/83*)

Bantuan Pemerintah Pusat 23.955.000 (47,3%) 31.025.000 (51,2%) 50.738.000 (56,6%) 70.450.000 (68,5%) 52.150.000 (58,3%)Bantuan Femerintah Daerah 469.522 (0,9%) 401.031 (0,7%) 381.913 (0,4%) 280.895 (0,3%) 350.500 ( 0,4%)Swadaya Masyarakat 26.180.705 (51,8%) 29.170.958 (48,1%) 38.545.316 (43,0%) 32.106.350 (31,2%) 36.890.000 (41,3%)

Jumlah 50.605.227 (100%) 60.596.989 (l00%) 89.665.229 (100%) 102.837.245 (100%) 89.390.500 (100%)

*) Angka diperbaiki

XIV/31

Page 32: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

daerah tingkat I. Di dalam rangka mengisi program kegiatan pada wilayah kecamatan UDKP, telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain penataran para Camat UDKP sebanyak 803 orang, kursus para Kepala Urusan Pembangunan Desa tingkat Kecamatan yang diikuti oleh sebanyak 3.429 orang dari 27 propinsi, penempatan tenaga TKS BUTSI sebanyak 663 orang dan kegiatan musyawarah LKMD, diskusi UDKP/Temu Karya LKMD di tingkat kecamatan, dan rapat kordinasi di tingkat Propinsi Daerah Tingkat I.

4. Peningkatan Prakarsa dan Swadaya Masyarakat

Agar supaya desa secara keseluruhan merupakan landasan yang kuat bagi ketahanan nasional,maka setiap desa perlu me-miliki suatu lembaga yang mampu menggerakkan dan mengemban-kan prakarsa dan swadaya masyarakat desa untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan desa secara bergotong-royong dalam bentuk Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Dengan adanya LKMD sebagai penyempurnaan dari Lembaga Sosial Desa (LSD) disetiap desa/ kelurahan, dapat ditumbuhkan dan dikem-bangkan peran aktif swadaya masyarakat untuk meningkatkan ke-sejahteraan hidupnya, dan pembangunan desanya.

Program pembinaan LKMD dalam Pelita III bersifat melan-jutkan program Pelita II, dengan mengadakan pengembangan dan peningkatan kegiatan sesuai dengan kebutuhan. Sampai dengan tahun keempat Pelita III, telah dibentuk 62.270 LKMD atau se-kitar 95,3% dari 65.127 desa yang ada di Indonesia. Untuk de-sa lainnya belum dapat dibentuk LKMD, karena adanya beberapa masalah seperti sulitnya transportasi, tingkat pengetahuan aparat desa yang masih belum memadai dan lain sebagainya.

Dari jumlah 62.270 LKMD itu, menurut tingkat perkembang-annya dapat dikelompokkan kedalam 3 katagori yaitu kategori pasif sebanyak 10.252 LKMD (16,5%), kategori berkembang 25.775 LKMD (41,2%) dan kategori aktif berfungsi sebanyak 26.243 LKMD ( 42,2%).

Untuk mempercepat terwujudnya LKMD yang aktif berfungsi dalam pelaksanaan pembangunan, telah dikembangkan LKMD-LKMD percontohan meliputi 7.753 LKMD, yang diharapkan akan menjadi LKMD teladan. Berbagai kegiatan bimbingan dan pembinaan telah diberikan melalui Team Pembinaan LKMD dan Team Penggerak PKK pada semua tingkat pemerintahan, latihan/kursus para pelatih Kader Pembangunan Desa (KPD). Dalam rangka peningkatan fungsi

XIV/32

Page 33: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

LKMD telah dilaksanakan latihan pelatih tingkat propinsi se-banyak 526 orang, latihan/orientasi Kepala Instansi Kabupa-ten/Kotamadya Daerah Tingkat II dan Camat sebanyak 1.475 orang, latihan untuk pembina teknis LKMD/KPD tingkat Kabupa-ten/Kotamadya Darah Tingkat II sebanyak 1.298 orang dan petu-gas lapangan serta Kepala Desa sebanyak 337 orang.

Latihan/kursus telah dilaksanakan didalam rangka membentuk tenaga terlatih dan trampil dalam pembangunan desa di bidang perekonomian desa, teknologi desa, tata desa dan prasarana desa, diikuti oleh sebanyak 734 orang. Latihan terdiri dari pengurus LKMD, pemuka/tokoh masyarakat serta anggota ma-syarakat sebanyak 23.748 orang. Latihan untuk anggota masya-rakat dalam rangka pengembangan teknologi desa, ketrampilan dalam pembangunan/pemugaran perumahan desa, ketrampilan dalam rangka pemukiman kembali penduduk, dan ketrampilan dalam penciptaan lapangan kerja meliputi 42.315 orang.

Kecuali kegiatan kursus/latihan tersebut, telah di-laksanakan pula penyuluhan dan peningkatan motivasi terutama untuk desa-desa yang terbelakang.Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk latihan sosiodrama yang diikuti oleh 9.575 pe-serta dari kelompok kesenian rakyat, pementasan kegiatan LKMD melalui TVRI, siaran pedesaan melalui RRI dan penerbitan ser- ta penyebaran folder/poster/brosure-brosure penyuluhan.

Erat kaitannya dengan pembinaan LKMD adalah Pembinaan Ke-sejahteraan Keluarga (PKK). Untuk membentuk kader-kader PKK telah diadakan kursus-kursus PKK yang sampai dengan tahun 1982/83 telah diikuti oleh sebanyak 222.618 orang, diantara-nya yang mengikuti kursus pada tahun 1982/83 sebanyak 33.990 orang.

5. Pemukiman Kembali Penduduk (Resettlement) Desa

Kegiatan pemukiman kembali penduduk (resettlement) desa dilaksanakan untuk mengatasi masalah kelompok-kelompok pendu-duk yang hidupnya terpencil dan terisolasi, mata pencaharian-nya bercocok tanam dengan cara berpindah-pindah. Cara berco-cok tanam berpindah-pindah tersebut, dapat mengganggu keutu-han dan kelestarian hutan serta lingkungan hidup. Untuk men-cegah hal yang demikian itu dilaksanakan usaha untuk memukim-kan kembali kelompok-kelompok penduduk itu, ke lokasi-lokasi pemukiman baru yang lebih sehat dengan menyediakan perumahan, tempat ibadah, prasarana dan sarana lingkungan lainnya serta diharapkan mereka dapat tinggal menetap dan meningkatkan ta-rap hidup dan kesejahteraan.

XIV/33

Page 34: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Sejak tahun 1979/80 sampai dengan 1962/83 telah dimukim-kan kembali penduduk 10.251 Kepala Keluarga, dan telah diada-kan pembinaan terhadap para pemukim sebanyak 34.759 Kepala Keluarga, diantaranya sebanyak 7.365 Kepala Keluarga dibina pada tahun 1982/83.

6. Pemugaran Perumahan dan Lingkungan Desa

Kegiatan pemugaran perumahan dan lingkungan desa dilaksa-nakan dalam rangka mengembangkan usaha pembangunan dan pemu-garan rumah-rumah penduduk yang miskin di desa-desa yang ti-dak mampu membangun atau memperbaiki rumahnya sesuai dengan syarat-syarat kesehatan.

Oleh karena itu pemerintah berusaha mendorong swadaya go-tong-royong masyarakat memugar rumah mereka, dengan memberi-kan bantuan penyuluhan dan bimbingan melalui latihan, pembe-rian peralatan pertukangan dan bahan-bahan bangunan non-lokal.

Pada tahun 1982/83 telah dilaksanakan pemugaran sebanyak 6.080 rumah yang tersebar pada 152 lokasi/desa. Dengan demi-kian sejak tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 telah dilaksanakan pemugaran bagi 18.880 rumah di 472 lokasi/desa.

7. Perlombaan Desa dan Evaluasi Tingkat Perkembangan Desa

Tujuan perlombaan desa adalah mendorong desa-desa agar lebih giat melaksanakan pembangunan desanya, sehingga menjadi desa yang maju baik dibidang administrasi pemerintahannya maupun dibidang ekonomi serta sosial budayanya. Perlombaan desa dilakukan setiap tahun di tingkat Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II dan Propinsi Daerah Tingkat I, untuk juara kesatu, kedua dan ketiga. Desa-desa yang dapat mencapai pres-tasi tinggi dalam melaksanakan pembangunan desanya dalam ta-hun yang bersangkutan, diberikan penghargaan dan hadiah dalam bentuk proyek kepada setiap pemenang perlombaan. Hal ini akan memberikan dorongan yang positip bagi desa-desa lainnya untuk lebih giat melaksanakan pembangunan desanya.

Hasil monitoring dan evaluasi pada 27 Propinsi, menunjuk-kan bahwa desa-desa yang telah menjadi pemenang perlombaan desa, telah dapat mengembangkan desanya lebih cepat dan baik.

XIV/34

Page 35: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Keberhasilan pembangunan pada desa-desa juara tersebut, diha-rapkan dapat memberikan dampak positif bagi desa-desa lain disekitarnya. Jumlah desa yang telah menjadi pemenang pelom-baan desa pada tingkat Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II dan Propinsi Daerah Tingkat I untuk juara kesatu, kedua dan ketiga dari tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 ber-jumlah 2.898 desa.

E. PEMBINAAN TATA RUANG

1. Pendahuluan

Sejalan dengan semakin meningkatnya usaha-usaha pembangun- an yang dilaksanakan dalam Repelita III, maka pembinaan tata ruang semakin ditingkatkan. Hal itu dimaksudkan agar pelaksa-naan pembangunan yang terus meningkat dapat memberikan hasil yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Pembinaan tata ruang diarahkan agar penguasaan dan penggunaan lahan lebih serasi dengan berbagai kepentingan pembangunan, sehingga di-harapkan akan lebih mendorong pelaksanaan pembangunan. Disam-ping itu pembinaan tata ruang juga dimaksudkan agar terjamin adanya suatu lingkungan hidup yang nyaman. Dengan pembinaan tata ruang yang baik dapat dihindarkan atau dibatasi sekecil mungkin pengaruh buruk terhadap lingkungan hidup sebagai akibat pembangunan.

Kegiatan pembinaan tata ruang tahun 1982/83 merupakan lanjutan dan peningkatan kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan melalui program pengembangan tata guna tanah, pro-gram tata kota dan tata daerah, dan program tata agraria.

2. Pengembangan Tata Guna Tanah

Program Pengembangan Tata Guna Tanah bertujuan antara lain untuk mengusahakan penggunaan tanah yang serasi sesuai dengan kemampuan dan peruntukkannya agar manfaatnya bagi pembangunan adalah optimal. Dalam tahun 1982/83, pelaksanaan pengembangan Tata Guna Tanah pada umumnya adalah kelanjutan kegiatan tahun 1981/82, meliputi kegiatan-kegiatan pemetaan penggunaan tanah daerah pedusunan dengan skala operasional maupun detail, pemetaan penggunaan tanah perkotaan (Kota Ka-bupaten/Kotamadya), pemetaan kemampuan tanah, penyusunan ren-cana Tata Guna Tanah Dati II (Kabupaten/Kotamadya), pengukur-an topografi dan pemetaan kota Kecamatan, perhitungan produk-tifitas tanah, monitoring lokasi daerah miskin serta monito-ring pelaksanaan penghijauan dan reboisasi.

XIV/35

Page 36: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Pelaksanaan pemetaan penggunaan tanah daerah pedusunan selama tahun 1982/83 telah meliputi areal seluas 196.926 km2 yang tersebar di 26 pro.pinsi. Dibandingkan dengan target se-luas 234.594 km2, realisasi dalam tahun 1982/83 telah menca-pai 84% dan apabila dibandingkan dengan tahun 1981/82 terda-pat kenaikan sebesar 54%. (Tabel XIV - 9).

Disamping pemetaan penggunaan tanah, juga telah disele-saikan penyusunan rencana Tata Guna Tanah Dati II (Kabupa-ten/Kotamadya) bagi sejumlah 36 Dati II, perhitungan produk-tivitas tanah di 86 Kabupaten, monitoring lokasi daerah mis-kin di 133 Kabupaten, pengukuran dan pemetaan kota kecamatan sebanyak 160 kecamatan, pemetaan kota kabupaten sebanyak 37 kota, pembuatan peta kerja seluas 342.000 Ha serta monitoring pelaksanaan reboisasi dan penghijauan seluas 486.158 Ha.

Dalam rangka program Transmigrasi, dalam tahun 1982/83 telah diselesaikan pengukuran dan pemetaan tata guna tanah daerah transmigrasi seluas 591.412 Ha atau ± 61% dari target yang terdapat di 19 propinsi.

Dalam rangka penyediaan tanah untuk proyek-proyek perke-bunan dan resettlement, telah diadakan kerjasama dengan Di-rektorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal Pemba-ngunan Desa; pekerjaan tersebut meliputi pengukuran dan pe-metaan tata guna tanah.

3. Tata Kota dan Tata Daerah

Dalam Repelita III, kegiatan program tata kota dan tata daerah semakin ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menga-rahkan perkembangan dan pertumbuhan daerah dan kota agar ter-wujud suatu lingkungan pemukiman yang nyaman dengan suatu ke-bijaksanaan tata ruang yang menyeluruh. Program ini meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan umum wilayah, bidang tata dae- rah dan bidang tata kota berikut kegiatan sarana penunjang.

Perencanaan umum wilayah adalah penyusunan Rancangan Pe-ngembangan Wilayah baik dalam bentuk kerangka dasar maupun rancangan jangka panjang (20 - 30 tahun). Rancangan tersebut merupakan suatu kerangka terpadu bagi suatu pembangunan dae-rah yang berguna bagi aparat perencanaan di daerah, yaitu sebagai pedoman bagi penyusunan program sektoral dengan sasa-ran dan ukuran yang jelas. Kegiatan Perencanaan Umum Wilayah yang dilaksanakan dalam tahun 1982/83 merupakan kegiatan lan-jutan yang telah dimulai pada tahun 1981/82. Kegiatan terse-

XIV/36

Page 37: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 9

PERKEMBANGAN HASIL PELAKSANAAN PENETAAN PENGGUNAAN TANAHMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1978/79 - 1982/83(dalam km2)

No. Daerah Tingkat I/Propinsi 1976/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

1. D.I.Aceh 8.748 960 800 7.040 5.3602. Sumatera Utara 2.916 5.600 14.240 3.520 4.4003. Sumatera Barat 7.776 5.120 5.280 4.160 7.4404. Riau 1.196 - 320 18.020 3.0405. Jambi 6.084 1.120 8.480 10.560 6.8806. Sumatera Selatan - 320 800 3.360 6.0007. Lampung - 3.200 1.600 4.880 3.2008. Bengkulu 4.212 800 5.120 6.320 1.3609. DKI Jakarta - - - 5.540 26

10. Jawa Barat 4.293 - 5.600 6.960 7.76011. Jawa Tengah 2.916 2.080 1.440 1.760 5.44012. D.I. Yogyakarta 607 80 640 - 96013. Jawa Timur 5.913 5.360 8.000 8.800 8.80014. Kalimantan Barat 41.472 24.000 - 4.320 4.00015. Kalimantan Selatan 7.776 2.560 1.120 - 6.16016. Kalimantan Tengah 5.832 1.120 5.280 480 2.08017. Kalimantan Timur 7.695 960 1.440 - 94.880

18. Sulawesi Utara 1.296 1.280 2.880 540 8019. Sulawesi Tengah 25.686 1.120 1.760 240 -20. Sulawesi Selatan 3.078 4.160 12.000 1.600 4.96021. Sulawesi Tenggara 6.156 1.280 1.600 7.440 72022. Nusa Tenggara Barat 2.025 1.600 1.920 6.400 1.20023. Nusa Tenggara Timur 1.052 1.200 8.800 9.760 4.16024. Bali 4.865 840 - - 96025. Maluku 486 320 320 160 16026. Irian Jaya 40.824 13.400 27.300 15.600 14.30027. Timor Timur - - - 160 2.600

Jumlah 193.724 78.480 T16.740 127.620 196.926

XIV/37

Page 38: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

but meliputi penyusunan Rencana Pengembangan Wilayah Tingkat Nasional dan Rencana Umum Total di 5 Satuan Wilayah Pengem-bangan yang meliputi daerah-daerah Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kegiatan pe-rencanaan di bidang Tata Daerah meliputi kegiatan Studi Pe-ngembangan Regional, Studi Potensi Wilayah, Perencanaan Par-tial Wilayah dan Penyusunan Indikasi Program dan Proyek Pemba-ngunan Daerah. Kegiatan studi Potensi Wilayah yang dilakukan dalam tahun 1982/83 dipusatkan pada analisa potensi daerah Timor Timur dan Kalimantan Tengah.

Perencanaan Partial Wilayah adalah bantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah untuk menyusun Rencana Umum Daerah jangka panjang (20 tahun) dan jangka menengah (5 tahun) serta Rencana Pengembangan Kawasan. Dalam tahun 1982/83 kegiatan dilanjutkan untuk menyusun Rencana Umum Daerah di 11 kabupa-ten (Nias, Agam, Tasikmalaya, Cilacap, Banyuwangi, Toraja, Enrekang, Lombok Timur, Lombok Barat, Sumba Timur, Sumba Ba-rat), meliputi 28 WPP dan penyusunan Rencana Satuan Kawasan di 5 lokasi (Gido di Nias, Sukaraja di Tasikmalaya,Maos di Cilacap, Bayan di Lombok Barat dan Kodilaratama di Sumba Barat). Kegiatan Penyusunan Indikasi Program dan Proyek Pem-bangunan Daerah bertujuan untuk merumuskan usulan program-program dan proyek-proyek sektoral secara terpadu untuk pengembangan daerah-daerah tertentu.

Kegiatan perencanaan bidang Tata Kota pada hakekatnya me-rupakan suatu usaha pembinaan pembangunan kota-kota agar per-kembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam Repelita III kegiatan ini diarahkan untuk me-nyusun Rencana Kerangka Umum Pembangunan bagi 200 kota, yaitu 10 kota besar, 40 kota sedang dan 150 kota kecil. Sampai de-ngan tahun keempat Repelita III telah dilakukan penyusunan Rencana Kerangka Umum bagi 143 kota termasuk 25 kota kecil. Dalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja, Kotabumi, Serang, Cirebon, Surakarta, Malang, Ban-jarmasin dan Balikpapan. Disamping itu diusahakan pula penyu-sunan Studi Kelayakan Rencana Teknis Detail Kawasan Pusat Ko-ta Bandung serta Studi Penataan Ruang disepanjang jalur Me-dan-Belawan.

Pembinaan pembangunan kota juga mencakup usaha peningka-tan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan ko-ta; hal ini meliputi masalah peningkatan status pemerintahan kota, yaitu dari kota kacamatan menjadi kota administratif, perluasan wilayah Kotamadya, dan pemindahan ibukota Kabupaten

XIV/38

Page 39: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

yang masih berlokasi di wilayah Kotamadya atau kota Adminis-tratif. Dalam tahun 1982/83 telah dikeluarkan Peraturan Peme-rintah tentang Peningkatan Status Kota bagi kota-kota Kisa-ran, Prabumulih, Baturaja, Padang Sidempuan, Cilacap dan Pur-wokerto; Peraturan Pemerintah tentang Perluasan Wilayah Kota-madya-kotamadya Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Blitar dan Madiur; Peraturan Pemerintah tentang Pemindahan Ibukota Kabu-paten Dati II Kendari dan Dati II Magelang. Disamping itu sedang diproses di tingkat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, Peraturan Pemerintah tentang Peningkatan Status Pemerintahan Kota-kota Tanjung Pinang, Pariaman dan Kota Bumi/Metro; Pera-turan Pemerintah tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Ban-dung, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Semarang.

Kegiatan lain dalam Program Tata Kota dan Daerah adalah kegiatan yang merupakan sarana penunjang. Kegiatan ini dimak-sudkan untuk membantu pelaksanaan perencanaan Tata Kota dan Tata Daerah baik untuk perencanaan tingkat pusat (penyiapan data/informasi) maupunn tingkat daerah (membantu Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Umum Kota/Daerah dan Program Lima Tahun). Kegiatan dalam bidang ini meliputi peningkatan/ pembinaan instansi dan tenaga perencanaan di seluruh tingkat propinsi dan penyusunan Rancangan Undang-undang/Peraturan-peraturan Tata Ruang.

Pada tahun 1982/83, seperti pada tahun 1981/82 dilanjut-kan pembinaan dan peningkatan Unit Perencanaan Daerah di se-luruh Indonesia kecuali di DKI Jakarta; pembinaan Pusat In-formasi dan Dokumentasi (Pusido) Perencanaan Kota Daerah/Wi-layah di Jakarta, Bukit Tinggi, Denpasar, dan Ujung Pandang; pembinaan Pusat Training di Bukit Tinggi dan Denpasar; pelak-sanaan latihan ketrampilan bagi tenaga-tenaga perencana ko-ta/daerah dari berbagai propinsi termasuk tenaga perencanaan dari lingkungan transmigrasi; penyusunan Rancangan Undang-un-dang Pokok Tata Ruang dan Rancangan Peraturan-peraturan Kawa-san Tata Ruang seperti Rancangan Kepres Kawasan Pariwisata Jalur Bogor-Puncak dan penyempurnaan perumusan Rancangan Un-dang-undang Tata Ruang Kota.

4. Tata Agraria

Program Tata Agraria dalam Repelita III antara lain ber-tujuan untuk mewujudkan serta menjamin terselenggaranya ter-tib penyuunnan penguasaan dan pemilikan atas tanah serta ke-pastian hukum mengenai hak-hak atas tanah, sesuai dengan per-undang-undangan yang berlaku. Usaha tersebut telah dilaksana-kan semenjak Repelita I dan telah berhasil dengan baik.

XIV/39

Page 40: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam tahun 1982/83 pada umumnya merupakan kelanjutan dan peningkatan hal-hal yang telah dilaksanakan dalam tahun-tahun sebelumnya. Kegiat-an program Tata Agraria meliputi pengukuran dan pemetaan si-tuasi tanah baik yang dilaksanakan secara teristris maupun secara fotogrametris, pembukuan hak atas tanah, penertiban serta pemberian hak atas tanah,baik hak pakai, hak guna ba-ngunan maupun hal milik.

Hasil-hasil yang telah dicapai dalam tahun 1982/83, yaitu telah dapat diselesaikan pengukuran dan pemetaan situasi ta-nah seluas 65.375 ha dari target seluas 92.400 ha dan meli-puti 24 propinsi; pembukuan hak atas tanah sebanyak 71.140 persil dan penjilidan warkah sebanyak 55.000 persil.

Kegiatan yang menyangkut penertiban dan peningkatan peng-urusan hak-hak atas tanah, dalam tahun 1982/83, dari target sebanyak 42.455 subyek hak, telah dapat diterbitkan Surat Ke-putusan mengenai berbagai hak atas tanah sebanyak 42.179 SK Hak. Dibandingkan dengan tahun 1981/82 terdapat kenaikan se-besar 58%. Dengan terbitnya Surat Keputusan mengenai berbagai hak atas tanah, berarti makin bertambahnya anggauta masyara-kat yang memperoleh kepastian hukum atas tanah mereka.

Selain kegiatan-kegiatan tersebut diatas, dalam rangka menunjang program Transmigrasi, telah diselesaikan pula pe-ngukuran keliling batas daerah transmigrasi seluas 346.752 ha, pengkuran dan pengkaplingan sarana umum seluas 12.755 ha dan pengkaplingan lahan usaha I dan lahan pekarangan seluas 73.706 ha. Dalam pada itu, kegiatan Prona yang telah dimulai tahun 1981/82 terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

F. PEMBINAAN APARATUR PEMERINTAH

Dalam rangka pembinaan aparatur pemerintah telah dilaksa-nakan berbagai kegiatan pembinaan dan penyempurnaan baik di-tingkat pusat maupun daerah, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara dan milik daerah. Sejalan dengan itu telah di-lanjutkan pula usaha penertiban dan pengawasan dalam rangka menanggulangi berbagai bentuk penyelewengan yang dapat meng-hambat pelaksanaan pembangunan.

Untuk melancarkan pelaksanaan pembangunan yang lebih ter-sebar diseluruh pelosok tanah air dalam rangka membina persa-tuan dan kesatuan Bangsa, maka hubungan yang serasi antara

XIV/40

Page 41: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah sangat diperlu-kan. Hubungan yang serasi tersebut tercermin dalam pelaksana-an otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab serta menjamin perkembangan Daerah dan dilaksanakan bersama sama secara sektoral dan regional.

Pertumbuhan dan perkembangan antar daerah terlihat serasi berkat usaha penyebaran pembangunan yang merata keseluruh pe-losok tanah air berdasarkan Trilogi Pembangunan dan delapan jalur pemerataan. Melalui sistim kerjasama antar daerah telah dapat ditingkatkan kegiatan pembangunan antar daerah yang le-bih terpadu, khususnya dalam pelaksanaan program-program dan proyek-proyek yang penting bagi peningkatan laju pertumbuhan Daerah masing-masing. Sejalan dengan itu berbagai wewenang, tanggung jawab dan kemampuan segenap aparat pemerintah di daerah, baik vertikal maupun otonom terus dibina dan diting-katkan agar dapat melaksanakan dengan lebih baik semua ke-giatan pembangunan dilingkungannya masing-masing.

Sementara itu dalam menghadapi kegiatan pembangunan yang semakin meningkat, untuk lebih menyerasikan dan memadukan pe-rencanaan pembangunan di Daerah, telah makin ditingkatkan pembinaan dan pengembangan Bappeda Tingkat I dan Tingkat II sebagai perangkat perencanaan pembangunan di daerah. Dengan demikian pelbagai permasalahan, potensi serta aspirasi yang terdapat di daerah dapat dituangkan dalam rencana pembangunan yang operasional dan mantap sehingga pembangunan dapat ter-laksana dengan lebih lancar dan lebih baik.

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Dengan terbentuknya Bappeda di daerah-daerah tingkat I dan daerah-daerah tingkat II sesuai dengan Keppres No. 27 tahun 1980, dan sejalan dengan meningkatnya kegiatan pembangunan disemua sektor dan tingkat pemerintahan, dari desa, keca-matan, kabupaten sampai ketingkat Propinsi, maka tingkat ke-mampuan dan peranan Bappeda perlu lebih dibina dan ditingkat-kan baik jumlah personilnya, ketrampilannya maupun fasilitas dan peralatan kantor. Untuk meningkatkan kemampuan Bappeda, telah diusahakan untuk melengkapi personil sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan. Juga telah dise-lenggarakan berbagai kursus perencanaan baik yang dilakukan oleh Pusat, Propinsi maupun Kabupaten, serta Lokakarya dan latihan latihan baik yang bersifat regional, nasional maupun internasional. Selain itu untuk mempercepat pelaksanaan kur-sus/latihan bagi Bappeda Tingkat II, Badan Diklat Departe-men Dalam Negeri telah pula memberikan bantuan dana kepada

XIV/41

Page 42: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

pemerintah daerah melalui proyek Latihan perencanaan dan Tata laksana pembangunan Regional. Untuk melaksanakan sendiri latihan bagi aparat Bappeda Departemen Dalam Negeri telah mendirikan Pusat-pusat pendidikan secara bertahap di Medan, Yogyakarta, Banjarbaru, Ujung Pandang dan Jakarta.

Kursus-kursus untuk bidang perencanaan dilaksanakan pula oleh Program Perencanaan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (PPN-FEUI) di Jakarta, Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum di Bali, serta kursus-kursus lain yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga studi perencanaan pembangunan re-gional di beberapa Perguruan Tinggi.

2. Pendidikan dan Latihan Pegawai

Usaha pembinaan aparatur pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah dilaksanakan secara terus menerus untuk me-wujudkan aparatur pemerintah yang effisien, efektif, bersih dan berwibawa. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan antara lain berupa kursus dan latihan yang dilaksanakan oleh Peme-rintah Pusat melalui masing-masing departemen, kerjasama de-ngan lembaga-lembaga perguruan tinggi, Lembaga Administrasi Negara, maupun melalui kursus dan latihan yang diselenggara-kan oleh Pemerintah daerah sendiri.

Pembinaan aparatur dilingkungan Departemen Dalam Negeri dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti Pendidikan dan Latihan Penjenjangan yang antara lain meliputi Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA), Sekolah Pimpinan Adminis-trasi Tingkat Madya (SEPADYA) dan Sekolah Pimpinan Adminis-trasi Tingkat Lanjutan (SEPALA). Selain itu berbagai kursus non-reguler telah pula dilaksanakan yang meliputi kursus pe-rencanaan perkotaan, kursus Kader Pimpinan Hansip, Kursus ke-pala kelurahan, kursus Land Use, kursus administrasi keuang-an, Latihan umum perencanaan pembangunan daerah, Latihan pe-rencanaan Administrasi dan kursus pengawasan. Dalam tahun 1982/83 Badan Diklat Departemen Dalam Negeri telah mendidik dan melatih sebanyak 1894 orang peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Usaha lainnya yang penting adalah pendidikan dan latihan Kader yang mencakup kegiatan pada Akademi Peme-rintahan Dalam Negeri (APDN) yang diselenggarakan di 20 tem-pat dan tersebar diseluruh Indonesia, Akademi Agraria yang terdapat di Yogyakarta dan Semarang serta Institut Ilmu Pemerintah (IIP) di Jakarta yang pada saat ini memiliki lima jurusan (Tata-praja, Administrasi, Politik, Pembangunan, Agraria dan Keuangan Daerah).

XIV/42

Page 43: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Disamping kursus-kursus yang diselenggarakan/dikoordiner oleh Badan Diklat Departemen Dalam Negeri, untuk pegawai-pe-gawai dinas pekerjaan Umum Kabupaten telah pula dilaksanakan latihan teknis dalam rangka pelaksanaan program bantuan pe-nunjangan jalan Kabupaten.

Di bidang Keuangan Daerah, sejak tahun 1982/83 telah di-laksanakan Latihan. Keuangan Daerah bagi aparat Keuangan Dae-rah Tingkat II seluruh Indonesia yang telah dilaksanakan un-tuk tiga angkatan, diikuti oleh 129 orang peserta. Latihan ini diselenggarakan dalam rangka kerjasama antara Pemerintah Indonesia (Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Bap-penas, Fakultas Ekonomi UI) dengan pihak Pemerintah Kerajaan Inggris.

Selain kegiatan Pendidikan dan latihan di dalam negeri, tiap tahun melalui masing-masing departemen telah dilaksana-kan pula usaha peningkatan keterampilan dan pengetahuan apa-ratnya dengan mengikutsertakan peserta pada berbagai pendidi-kan dan kursus serta latihan di Luar Negeri.

3. Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintahan (Pamong- praja)

Pelayanan jasa pemerintah kepada masyarakat di Daerah Tingkat I sampai Tingkat Desa/Kelurahan senantiasa diusahakan untuk lebih ditingkatkan. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sebaik-baiknya serta meningkatkan gairah ker-ja aparatur pemerintah di Daerah diperlukan penyempurnaan prasarana fisiknya. Oleh karena itu maka kegiatan pengadaan dan pembangunan prasarana fisik perkantoran dan fasilitas la-innya serta mobilitas terus dilanjutkan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan akan gedung kantor, rumah jabatan, rumah dinas, kendaraan dan alat kantor lainnya bagi perangkat Pemerintah Daerah. Pelaksanaan selama ini dilakukan secara selektif ber-dasarkan skala prioritas daerah.

Khusus dalam rangka pembangunan prasarana fisik pamong-praja maka selama ini ditempuh jalan secara patungan, yaitu Daerah menyediakan tanah sedangkan dana pembangunan gedung disediakan oleh Pemerintah. Dalam hal ini prioritas diberikan kepada Daerah yang keadaan fisik gedung kantornya dan/atau rumah jabatannya belum ada atau tidak memenuhi persyaratan.

Untuk keperluan penyempurnaan prasarana fisik pamongpraja maka dalam tahun 1982/83 disediakan dana sebesar lebih kurang

XIV/43

Page 44: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Rp.16,0 milyar untuk membangun/memperluas/merehabilitasi 26 buah kantor kabupaten/kotamadya, sebuah kantor walikota admi-nistratif, 13 buah rumah jabatan camat, 75 buah kantor kepala desa dan 331 buah kantor kelurahan, serta bantuan dalam pem-bangunan sebuah rumah jabatan pembantu Gubernur dan sebuah kantor Gubernur.

Disamping itu untuk keperluan mobilitas dalam melaksana-kan tugas disediakan juga secara bertahap kendaraan bermotor roda 2 dan motor tempel (speed boat) untuk para polisi pa-mongpraja yang telah mengikuti penataran sebagai pembantu jaksa.

Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka mengatasi bahaya kebakaran, maka secara selektif kepada kabupaten dan kotamadya diberikan mobil-mobil pemadam kebakaran. Karena terbatasnya anggaran dan banyaknya kota-kota yang memerlukan mobil pemadam kebakaran, maka penyediaannya dilakukan secara bertahap dan berangsur-angsur. Dalam tahun 1982/83 disediakan Rp.1,5 milyar untuk pengadaan 27 unit mobil pemadam kebakaran dan 27 pompa pemadam kebakaran.

G. PENELITIAN REGIONAL DAN DAERAH

Selama tahun 1978/79 - 1982/83, telah dilaksanakan berba-gai penelitian di bidang Regional dan Daerah oleh Badan Pene-litian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri, bekerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi, Lembaga-lembaga Penelitian dan Instansi-instansi di luar Departemen Dalam Negeri. Pene-litian diarahkan terutama untuk mempelajari perkembangan ber-bagai aspek sosial, politik, ekonomi, hankamnas dan segi ke-lembagaan pemerintahan dalam negeri, penelitian pada bidang pertanahan dan agraria dalam rangka usaha penyusunan Rencana Undang-Undang Tata Guna Tanah dan Hukum Pertanahan.

Penelitian yang telah dilaksanakan selama empat tahun Re-pelita III meliputi pengembangan dan konsolidasi pertanahan, pembinaan dan partisipasi organisasi profesi fungsional dalam pelaksanaan pembangunan, ketenteraman dan ketertiban wilayah, pemantapan sistem dan pola pemukiman, sistem administrasi pe-merintahan Daerah, pembinaan personil dan karier, studi kasus penentuan jabatan Wakil Gubernur dan Pembantu Gubernur, pe-ngaruh sosial budaya dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan di pedesaan, peranan pendidikan politik dalam rangka pembangunan budaya politik Pancasila, penelitian dan pengembangan perencanaan pengadaan tanah, penguasaan tanah

XIV/44

Page 45: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

perkotaan dan pedesaan, peningkatan fungsi informasi perta-nahan, pengembangan pelayanan Pemerintah pada masyarakat da-lam usaha menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas ta-nah dan lain sebagainya. Dari tahun 1979/80 sampai dengan ta-hun 1982/83 telah dilaksanakan 75 buah jenis penelitian dan hampir semua propinsi telah dijadikan daerah pengumpulan data dan informasi.

Demikian pula halnya dengan kegiatan penelitian dan pe-ngumpulan data bagi usaha penyusunan dan perumusan kebijaksa naan pemerintah dalam rangka pembinaan dan pengembangan Pe-merintah Desa telah dilakukan hampir di semua propinsi di Su-matera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Timor Timur dan Nusa Tenggara.

Bagi penyusunan kebijaksanaan mengenai penyelenggaraan dan pembinaan Daerah Otonom, telah diadakan pengumpulan data dan informasi di beberapa kabupaten/kotamadya di 15 propinsi. Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan inventarisasi dan pe-ngumpulan data/informasi di Irian Jaya dan Timor Timur guna penentuan dan pemantapan daerah Kecamatan dan Desa.

Hasil-hasil penelitian dan pengumpulan data/informasi tersebut di atas telah dijadikan dasar bagi perumusan berba-gai kebijaksanaan yang akan menjadi pegangan dan pedoman da-lam usaha peningkatan kelancaran pemerintahan dan pembangunan di daerah.

Keseluruhan penelitian yang telah dilaksanakan sejak ta-hun 1978/79 sampai dengan 1.982/83, akan dan telah menjadi ma-sukan bagi Pimpinan Departemen Dalam Negeri dalam usaha me-nyusun Kebijaksanaan-kebijaksanaan dan rekomendasi, baik un-tuk tingkat Pusat maupun untuk tingkat Daerah dalam usaha membina hubungan yang serasi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan memperlancar pelaksanaan pembangunan nasional dan daerah.

H. PEMBANGUNAN PROPINSI TIMOR TIMUR

1. Pendahuluan

Dewasa ini keadaan keamanan dan kondisi sosial politik di Timor Timur bertambah mantap, sehingga usaha-usaha pembangun-an telah semakin giat dilaksanakan. Kegiatan pembangunan ter-sebut yang dilaksanakan meliputi seluruh sektor pembangunan dan tersebar merata di seluruh wilayah Timor Timur.

XIV/45

Page 46: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Sasaran utama dari somua kegiatan pembangunan tersebut ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat se-hingga dalam waktu yang tidak terlalu lama diharapkan tingkat kehidupan mereka telah sejajar dengan tingkat hidup rakyat di daerah-daerah Indonesia lairinya.

Dalam hubungan ini dapat dikemukakan bahwa sejak tahun 1979/80 sampai dengan tahun ke-4 Repelita III sudah banyak usaha pembangunan yang dilaksanakan dan sebagian diantaranya bahlkan melebihi sasaran yang ditetapkan dalam Repelita III. Roda pemerintahan daerah telah dapat berjalan lebih lancar di tingkat propinsi sampai tingkat desa. Kegiatan-kegiatan di berbagai sektorpun meningkat, khususnya di bidang pertanian. Demikian juga di bidang keamanan mendapat kemajuan yang pesat.

Dalam bidang pendidikan, dalam tahun 1982/83 telah dibangun 135 SD baru, dan diperbaiki 66 ruangan kelas lama. Pembangunan fasilitas perumahan bagi guru-guru SMP, pembinaan pendidikan baik di Dili maupun di luar Timor•Timur terus di-laksanakan.

Selanjutnya di bidang kesehatan dalam tahun 1982/83 telah dibangun 2 buah Puskesmas baru, 39 buah Puskesmas Pembantu.

Untuk memperlancar roda pemerintahan dan ekonomi dalam jangka waktu yang sama telah dibangun 1 buah jembatan sepan-jang 240 M serta 130 Km jalan melalui dana Inpres Penunjang-an Jalan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan penerangan kepada masyarakat antara lain telah dibangun 1 buah lagi Stasiun Re-lay TVRI di Okusi, di samping peningkatan daya pancar Studio RRI Dili. Secara bertahap penyebaran televisi ke desa-desa terus dilaksanakan.

Sejak tahun 1978/79 sampai dengan tahun ke-4 Repelita III anggaran pembangunan yang dialokasikan untuk daerah Timor Timur selalu meningkat baik melalui anggaran sektoral khusus, dari anggaran murni Departemen-departemen, maupun dari ang-garan Inpres. Secara keseluruhan, jika pada tahun 1978/79 jumlah alokasi anggaran untuk Timor Timur adalah 7,5 milyar, maka pada tahun 1979/80 naik menjadi Rp.9,2 milyar (+ 22,7%); tahun 1980/81 meningkat menjadi Rp.19,4 milyar (+ 110,9%); tahun 1981/82 naik lagi menjadi Rp.29,5 milyar (+ 52%); ta-hun 1982/83 naik lagi menjadi Rp.41,144 milyar (+ 29%). Rata-rata kenaikan per tahun selama 5 tahun adalah sebesar kurang lebih 56,4%. Perkembangan anggaran pembangunan untuk Timor

XIV/46

Page 47: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Timur sejak dari tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 dapatdilihat pada Tabel XIV - 10.

2. Pelaksanaan Pembangunan, 1982/83

a. Bidang Pemerintahan

Dalam rangka usaha pemantapan penyelenggaraan pemerintah-an dan pembangunan di Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur telah dilakukan berbagai kegiatan, antara lain ditujukan un-tuk meletakkan dasar-dasar organisasi pemerintahan daerah de-ngan menyusun bentuk pola organisasi Pemerintah Daerah sesuai dengan pola yang terdapat di Propinsi-propinsi lainnya di Indonesia.

Di samping peningkatan organisasi dan pola tata kerja pe-merintah daerah dengan dibentuknya beberapa kantor wilayah/ instansi vertikal dari beberapa Departemen, juga telah dilak-sanakan kursus P-4 bagi seluruh aparatur pemerintahan dan berbagai lapisan masyarakat.

Dalam rangka usaha penyempurnaan, peningkatan, dan penda-ya gunaan aparatur pemerintah daerah, maka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 1983 dan No. 11 Tahun 1982 telah dapat diselesaikan pengangkatan pegawai honorer Pemda sebanyak 4.000 orang. Di samping pengisian jabatan-ja-batan serta penyelesaian pengangkatan pegawai tersebut, pen-didikan ketrampilan Aparat Pemerintah Daerah juga mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Dalam tahun 1982/83 telah di-adakan kursus-kursus di berbagai bidang, antara lain dalam bidang pemerintahan yang diikuti oleh 40 orang anggota DPRD Tingkat I di Yogyakarta selama 30 hari. Untuk menunjang pe-laksanaan tugas-tugas yang bersifat teknis juga telah dilak-sanakan kursus ketrampilan dalam bidang keagrariaan yang di-ikuti oleh 68 orang. Untuk menunjang tugas-tugas di bidang pemerintahan daerah, dalam tahun 1982/83 telah dibangun satu Kantor Bupati, 8 buah rumah jabatan Camat, 1 buah kantor Agraria. Di samping itu telah dibangun 100 unit rumah dinas yang terdiri dari berbagai tipe oleh Perum Perumnas untuk di-tempati oleh pegawai berbagai Departemen yang tugas di Dili.

Dalam rangka usaha meningkatkan partisipasi masyarakat, dalam rangka terlaksananya tugas-tugas di bidang Kamtibmas, maka peranan Hansip terus ditingkatkan antara lain dengan memberi insentif berupa pakaian dinas. Dalam tahun 1982/83 telah disediakan 5.500 setel pakaian Hansip sebagai bagian dari pembinaan Kamtibmas juga telah dilaksanakan penanggu-

XIV/47

Page 48: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

TABEL XIV - 10

ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH *) TINGKAT I TIMOR TIMUR,1977/78 - 1982/83(ribuan rupiah)

*) Angka APBN

XIV/48

Page 49: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

langan penduduk yang terkena musibah akibat keganasan gerom-bolan pengacau keamanan (GPK), yaitu pemberian bantuan : ja-gung 100 ton, garam 100 ton, kaos oblong 4.000 potong, kain sarung 20.000 potong, celana kolor 40.000 potong, bantuan ba-han bangunan rumah untuk 385 unit, lampu petromak 300 buah, ternak sapi/kerbau 300 ekor, dan paket alat-alat pertukangan 300 set.

Kegiatan pemukiman kembali penduduk, terutama yang ditu-jukan kepada mereka yang dengan sadar turun dari gunung-gu-nung/pedalaman, terus dilaksanakan. Dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan pemukiman kembali penduduk sebanyak lebih dari 235 KK ke beberapa Kabupaten.

b. Bidang Pendidikan

Untuk meningkatkan kecerdasan rakyat di Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur maka sistim pendidikan diarahkan sesuai dengan ketentuan yang termuat di dalam Garis-Garis Besar Ha-luan Negara (GBHN) dimana pendidikan bertujuan untuk mening-katkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan. Dengan demikian di-usahakan agar pembangunan pendidikan dapat menumbuhkan manu-sia-manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta ber-sama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut di atas, bidang pendidikan di Propinsi Timor Timur terus ditingkatkan. Dalam tahun 1982/83 telah dibangun 135 buah SD baru, dan telah di-perbaiki 66 ruangan kelas lama. Di samping peningkatan prasa-rana pendidikan juga telah dilaksanakan pembangunan 2 buah mess guru SMEA di Dili, 12 buah rumah dinas Kepala SMP di be-berapa Kabupaten. Pengembangan dan pembinaan kesenian daerah terus ditingkatkan melalui penataran dan latihan kesenian. Pembinaan pendidikan dengan pemberian beasiswa kepada siswa SPG sebanyak 340 orang serta pemberian beasiswa bagi 87 orang putra-putri Timor Timur yang sedang mengikuti pelajaran di beberapa tempat di luar Timor Timur terus dilaksanakan. Di samping itu pembinaan olah raga dan pembinaan generasi muda yang meliputi kegiatan-kegiatan penataran olah raga/senam pa-gi, pramuka, kesenian dan lain sebagainya terus ditingkatkan. Pengadaan buku paket A 11 - A 20 sebanyak 70.000 eks. telah dilaksanakan. Dengan semakin baik dan merata prasarana pendi-dikan dan tersedianya alat-alat pendidikan di daerah Timor Timur, diharapkan putra-putri Timor Timur akan lebih mudah mendapatkan pendidikan untuk masa-masa mendatang.

XIV/49

Page 50: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

c. Bidang Kesehatan

Usaha meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penduduk di Propinsi Timor Timur ditujukan pada pelayanan kesehatan seca-ra lebih merata dan terjangkau bagi setiap penduduk, baik yang tinggal di pedesaan maupun yang tinggal di daerah perko-taan.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh ma-syarakat, kecuali melalui Puskesmas-Puskesmas dan Rumah Sa-kit, pelayanan kesehatan dilakukan pula melalui sistim pela-yanan pos-pos kesehatan yang terdapat pada lokasi pemukiman atau kecamatan yang tidak padat penduduknya. Di daerah-daerah kecamatan yang padat penduduknya tersedia Puskesmas Pembantu, sedang Puskesmas terdapat pada tiap-tiap Kabupaten. Untuk le-bih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam tahun 1982/83 telah dibangun Puskesmas baru 8 unit, perbaikan Puskesmas lama 8 unit, perluasan Puskesmas pembantu 39 unit, perbaikan Puskesmas Pembantu 3 unit, serta pembangunan rumah dokter 6 unit. Di samping itu juga telah dilaksanakan pembuat-an sumur pompa 100 unit, pembuatan sumur pompa tangan 600 unit, penampungan air hujan 29 unit, jamban keluarga 350 unit, dan lain-lain.

Dalam rangka peningkatan ketrampilan tenaga paramedis te-lah dilaksanakan latihan-latihan kerja tenaga kesehatan se-banyak 6 orang, penataran pelaporan puskesmas terpadu seba-nyak 34 orang serta penataran management sarana penunjang 30 orang. Di samping itu telah dilaksanakan pembangunan rumah dinas sebanyak 19 unit di Dili dan beberapa kabupaten.

d. Bidang Sosial

Kegiatan di bidang kesejahteraan sosial di Propinsi Timor Timur pertama-tama diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sosial masyarakat dengan menanam-kan kesadaran dan tanggung jawab dalam melaksanakan fungsi sosialnya di lingkungan masyarakatnya. Dalam usaha-usaha pe-layanan diutamakan pada pemberian bantuan kepada keluarga-keluarga yang menjadi korban akibat keganasan gerakan penga-cau keamanan, yang berupa makanan dan lauk-pauk, alat-alat pertanian, alat-alat bangunan rumah, pakaian dan obat-obatan.

Di samping itu pelayanan sosial juga diberikan kepada pembinaan kegiatan karang taruna sebanyak 10 buah, pembinaan anak terlantar, pembinaan dan rehabilitasi penderita cacat, pembinaan lanjut usia, pembinaan yatim piatu, dan pembinaan

XIV/50

Page 51: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

masyarakat terasing. Selain itu, telah dibangun pula perluas-an sasana krida di Dili seluas 150 M2.

e. Bidang Pertanian dan Pengairan

Untuk meningkatkan produksi tanaman pangan di Propinsi Timor Timur dalam tahun 1982/83 telah diadakan usaha-usaha perluasan areal pertanian, rehabilitasi prasarana pertanian yang ada, serta pembangunan dan rehabilitasi irigasi pertani-an. Di samping itu, telah diadakan penyuluhan kepada para pe-tani, pemberian alat-alat pertanian, bibit unggul, serta pem-berantasan hama penyakit tanaman. Perluasan areal pertanian pangan di Propinsi Timor Timur menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Pada tahun 1982 luas areal tanaman pangan pa-di berjumlah 17.646 Ha dibandingkan tahun 1979 yang hanya se-luas 13.978 Ha. Yang berarti meningkat seluas 3.668 Ha (26,2%). Demikian juga halnya dengan luas tanaman jagung me-ningkat dari 57.267 Ha pada tahun 1979 menjadi 71.210 Ha pada tahun 1982, atau terdapat peningkatan 13.943 Ha (24,3%).

Selama lima tahun terakhir telah dilaksanakan perbaikan/ peningkatan jaringan irigasi sedang kecil dan sederhana de-ngan luas baku 7.265 Ha dan luas fungsional 2.430 Ha. Dalam tahun anggaran 1982/83 telah dilaksanakan perbaikan jaringan utama di Maliana antara lain : perbaikan syphon buipira 1 bu-ah, penyempurnaan intake memo 1 buah, saluran induk 1.500 M', tanggul pasangan batu 300 M', tanggul timbun 1.000 M3, go-rong-gorong, dan lain-lain. Dampak positif dari peningkatan perluasan areal pertanian pangan dapat terlihat pada perkem-bangan produksi tanaman pangan sebagai berikut : Produksi ta-naman padi pada tahun 1979 hanya 15.921 ton, pada tahun 1982 meningkat menjadi 29.845 ton, berarti kenaikan sebesar 13.924 ton (87,4%). Produksi jagung pada tahun 1979 sebesar 31.360 ton meningkat,menjadi 68.200 ton pada tahun 1982, berarti ke-naikan 36.840 ton (117,5%).

Untuk lebih meningkatkan produksi pertanian di Propinsi Timor Timur maka dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan antara lain 160 demplot padi sawah dan tegalan, 2 Ha demplot perke-bunan kopi rakyat. Di samping itu telah dilaksanakan pengadaan alat-alat pertanian 2.000 set, hand sprayer 190 buah, traktor lengkap dengan peralatannya 1 unit, peralatan perkebunan, dan lain-lain. Pembinaan PPL dan PPS terus ditingkatkan. Untuk membentuk kader-kader pembargunan pertanian telah dilaksana-kan pendidikan di luar Timor Timur yang diikuti oleh 51 orang putra-putra asli dari Propinsi Timor Timur.

XIV/51

Page 52: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

Untuk meningkatkan populasi ternak yang sejak peralihan menunjukkan penurunan akibat banyaknya pemotongan liar, telah dilaksanakan usaha-usaha pembinaan dan peningkatan ketrampil-nan peternak disamping pengadaan bibit ternak dari luar Timor Timur, baik melalui proyek-proyek sektoral, Inpres maupun Bantuan Presiden. Usaha peningkatan produksi perkebunan rak-yat terutama kopi dan kopra terus dilaksanakan antara lain dilaksanakan melalui perbaikan tanaman perkebunan melalui pembinaan dan peremajaan.

Pada saat ini sedang giat dilaksanakan persiapan untuk me-ngembangkan penanaman bibit cengkeh dan kopi Arabusta masing-masing satu juta pohon yang akan dibagikan kepada petani per-kebunan rakyat. Dengan tujuan agar para petani dapat lebih terampil dalam melaksanakan usahanya, sejak tahun anggaran 1981/82 telah didatangkan sebanyak 50 KK petani teladan dari Jawa dan Bali ke Timor Timur. Mereka umumnya ditempatkan di Kabupaten Bobonaro (Maliana).

f. Bidang Perhubungan dan Pariwisata

Bidang perhubungan mempunyai peranan yang semakin mening-kat sebagai penunjang kegiatan pembangunan di seluruh wilayah Timor Timur. Dengan telah tersedianya prasarana dan sarana yang semakin baik maka bidang perhubungan telah mampu menye-diakan hubungan yang lebih lancar dan singkat baik antar satu daerah dengan daerah lainnya, maupun antara Propinsi Timor Timur dengan Propinsi yang lainnya dan dengan Pusat.

Dengan selesainya pembangunan lapangan terbang Komoro yang sekarang sudah dapat didarati secara penuh oleh pesawat F.28 ini, hubungan antara Dili - NTT - Bali - Jakarta telah dapat dilakukan setiap hari. Hal ini telah memberi hasil yang baik untuk pembangunan di wilayah Timor Timur khususnya. Ha-sil yang nyata antara lain terjadinya peningkatan arus penum-pang dan barang yang cukup pesat dari dan ke pelabuhan udara Komoro di Dili sejak tahun tersebut. Sementara itu, sesuai dengan Repelita III, pelabuhan udara Baucau pun terus diusa-hakan peningkatannya.

Kegiatan lalu lintas di bidang angkutan laut juga menun-jukkan peningkatan yang semakin baik. Dalam tahun 1982/83 te-lah dilaksanakan peningkatan fasilitas keselamatan pelayanan, peningkatan fasilitas pelabuhan dan pengerukan, dan beberapa peralatan. Hubungan telekomunikasi di kota Dili telah meng-gunakan sentral telepon otomat. Sekarang telah tersedia seba-nyak 800 sambungan. Sedangkan hubungan interlokal ke Jakarta

XIV/52

Page 53: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

dan kota-kota lainnya di Indonesia telah dapat dilakukan de-ngan menggunakan Stasiun Bumi Kecil (SKSD Palapa).

Dalam rangka usaha memperlancar hubungan dan arus lalu lintas orang dan barang (terutama 9 bahan pokok) terutama an-tara Dili - Loapalos telah dibangun sebuah jembatan di Sungai Laklo sepanjang 240 M, Lebar 3,5 M. Di samping perhubungan antara Kabupaten dengan Kecamatan Juga telah dilaksanakan de-ngan penunjangan jalan sepanjang 130 Km melalui program Inpres Penunjangan Jalan.

g. Bidang Air Bersih/Minum dan Perumahan Rakyat

Usaha-usaha peningkatan air bersih/minum kepada penduduk, baik yang tinggal di daerah-daerah perkotaan maupun pedesaan terus dilaksanakan. Sebagai lanjutan pembangunan daerah pede-saan kegiatan ini terutama diprioritaskan bagi daerah-daerah yang relatif padat penduduknya, termasuk daerah-daerah pemu-kiman baru. Perbaikan/peningkatan air minum masih terbatas kepada beberapa kota saja seperti Dili yang pada waktu ini tingkat penyediaannya sudah mencapai 56 liter/detik, Baucau 51 liter/detik, dan Maliana 7 liter/detik.

Mengenai perumahan rakyat, tahun 1981/82 Perum Perumnas telah selesai membangun rumah sederhana sebanyak 348 unit dan rumah inti sebanyak 216 unit. Semuanya berlokasi di kota Di-li. Secara bertahap kegiatan ini juga akan diperluas ke dae-rah-daerah atau kabupaten-kabupaten lainnya.

h. Bidang Penerangan

Peningkatan pelayanan penerangan kepada masyarakat di Propinsi Timor Tiraur dilaksanakan dengan memberikan penerangan dan motivasi kepada seluruh masyarakat, baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan pembangunan stasiun relay TVRI di Kabupaten Okussi, peningkatan operasi penerangan di semua Kabupaten, peningkatan daya pancar RRI Dili terus dilaksanakan dengan penambahan dan perbaikan alat-alat pemancar yang ada. Penyabaran televisi umum ke kecamatan-kecamatan/desa-desa ju-ga telah dilaksanakan secara bertahap.

i. Bidang Keagamaan

Pembangunan bidang agama di daerah Propinsi Timor Timur dilaksanakan terutama dengan peningkatan prasarana dan bim-bingan kehidupan beragama kepada seluruh penduduk. Dalam ta-

XIV/53

Page 54: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,

hun 1982/83 telah dilaksanakan perbaikan gereja Protestan 11 buah, perbaikan gereja Katholik sebanyak 19 buah, perbaikan mesjid 11 buah, pembangunan Kantor Departemen Agama di Bau-cau, dan pembangunan rumah dinas sebanyak 3 unit. Di samping itu juga diberikan bantuan kepada para rohaniawan baik Kato-lik, Protestan, maupun Islam.

j. Bidang-bidang lain

Mengenai bidang-bidang lainnya seperti keliatrikan, kelu-arga berencana, peningkatan peranan wanita dan lain-lain se-cara bertahap terus dibangun dan dikembangkan.

XIV/54

Page 55: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,
Page 56: PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA ... · Web viewDalam tahun 1982/83 telah disusun Indikasi Program dan Proyek Pembangunan Kota bagi kota-kota Lhok Seumawe, Padang, Lahat, Baturaja,