Pembangkit Listrik Tenaga Angin
-
Upload
nugroho-wisnu-widjaksono -
Category
Documents
-
view
695 -
download
0
description
Transcript of Pembangkit Listrik Tenaga Angin
ARTIKEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
TUGAS BAHASA INDONESIA
Di Susun Oleh :
Nugroho Wisnu W 11507134011
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
A. PENDAHULUAN
Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena hampir
semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Misalnya untuk penerangan,
proses industri atau untuk menggerakkan peralatan rumah tangga diperlukan energi
listrik, untuk menggerakkan kendaraan baik roda dua maupun empat diperlukan bensin,
serta masih banyak peralatan di sekitar kehidupan manusia yang memerlukan energi.
Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil yang
berbentuk minyak bumi dan gas bumi. Angin adalah salah satu bentuk energi yang
tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin
menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara
kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk
memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai
sebelum dapat dimanfaatkan.
Pemanfaatan energi angin sebenarnya bukan barang baru bagi umat manusia.
Semenjak 2000 tahun lalu teknologi pemanfaatan sumber daya angin dan air sudah
dikenal manusia dalam bentuk kincir angin (wind mills). Selain ramah lingkungan,
sumber energi ini juga selalu tersedia setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis
yang menguntungkan. Kini sebagian besar negara maju di Eropa dan Amerika Serikat
telah memanfaatkan sumber energi ini. Pada masa awal perkembangannya, teknologi
energi angin lebih banyak dimanfaatkan sebagai sulih tenaga manusia dalam bidang
pertanian dan manufaktur, maka kini dengan teknologi dan bahan yang baru, manusia
membuat turbin angin untuk membangkitkan energi listrik yang bersih, baik untuk
penerangan, sumber panas atau tenaga pembangkit untuk alat-alat rumah tangga.
Menurut data dari American Wind Energy Association (AWEA), hingga saat ini telah
ada sekitar 20.000 turbin angin diseluruh dunia yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik. Kebanyakan turbin semacam itu dioperasikan di lahan khusus yang disebut
“ladang angin” (wind farm).
B. ISI
Di negara-negara Eropa, pemanfaatan sumber energi yang dapat diperbaharui
diperkirakan bakal mencapai 8% dari permintaan energi di tahun 2005. Energi angin
menjadi salah satu alternatif yang banyak dipilih dan sekaligus berfungsi mengurangi
emisi gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh perangkat sumber energi
sebelumnya. Tujuh tahun belakangan ini, kapasitas energi angin terpasang di Eropa
melonjak hingga 40% per tahun dan saat ini kapasitas tersebut dapat memenuhi
kebutuhan listrik lebih dari 5 juta kepala keluarga. Industri energi tenaga angin
diperkirakan bakal memiliki kapasitas 40.000 MW (mega Watt) yang dapat mencukupi
kebutuhan listrik untuk 50 juta kepala keluarga pada tahun 2010. Energi angin adalah
energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon
dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur
dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam). Energi ini pun
tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski
demikian, harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu
memiliki akibat bagi lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat
lokal dan mudah dikelola. Di samping itu turbin atau kincir angin memiliki pesona
tersendiri dan menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir
angin di negeri Belanda.(Nanang Okta : 2006).
Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis
pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk
pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya
belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah
konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007,
pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang
merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.
Syarat - syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut. Pemanfaatan energi angin merupakan
pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data
dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan
energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts,
menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol
dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan
pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai
170 GigaWatt.
Tenaga angin telah lama dimanfaatkan di tanah air kita sejak ratusan mungkin
ribuan tahun yang lalu, khususnya untuk menggerakkan kapal layar sampai sekarang,
dan yang banyak kita lihat sekarang digunakan dalam tambak-tambak ikan di tepi pantai
untuk menggerakkan baling-baling (atau turbin angin) untuk menjalankan memompaan
air. Namun baiklah kalau kita di Indonesia mulai mempopulerkan PTLTA, khususnya
ukuran kecil. PTLTA ukuran kecil adalah istilah yang biasanya diberikan kepada unit
50 KW atau lebih kecil. Tempat-tempat terpencil yang biasanya menggunakan diesel-
generator dapat menggantikannya atau menambahkannya dengan PTLTA ukuran kecil
ini. Salah satu contoh PTLTA ukuran kecil terlihat di gambar #1 sbb:
Gambar #1
Komponen PTLTA Komponen-komponen PTLTA dari ukuran besar, pada
umumnya dapat terlihat dalam gambar #2, sbb; sedangkan untuk ukuran kecil biasanya
tidak semua komponen ada seperti yang terklihat dalam gambar #2
Anemometer: Mengukur kecepatan angin, dan mengirim data angin ini ke Alat
Pengontrol. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah
kipas. Angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.
Gambar#2
Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis, dengan tenaga
listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini menstart turbin pada kecepatan angin
kira-kira 12-25 km/jam, dan mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak
beroperasi di atas 90 km/jam, karena angina terlalu kencang dapat merusakkannya.
Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi kira-kira
1000-1800 rpm yaitu putaran yang biasanya disyaratkan untuk memutar generator
listrik.
Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang alternator arus bolak-balik.
High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi):Menggerakkan generator.
Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira
30-60 rpm. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di
dalamnya berisi gear-box, poros putaran tinggi / rendah, generator, alat pengontrol, dan
alat pengereman. Data kekuatan angin Untuk keperluan perencanaan pemasangan
PTLTA skala besar atau menengah, sebaiknya data kekuatan angin di suatu daerah perlu
diperoleh, agar dapat mendesain ukuran PTLTA yang tepat dan ekonomis. Salah satu
contoh data yang diambil di suatu tempat (Lee Ranch, Colorado) di Amerika Serikat
pada tahun 2002 adalah sebagai berikut:
Demikianlah secara sangat singkat tulisan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Tulisan ini dimaksudkan hanya untuk menggugah gagasan para pembaca untuk dapat
mengembangkan pembuatan PTLTA skala kecil diIndonesia, baik dengan cara
membuat sendiri atau mungkin membeli dari beberapa pembuat turbin angin yang ada
di dunia, untuk dipasang di daerah-daerah, di mana potensi angin memang mencukupi.
Tenaga Angin pada tahun 2020 Selama beberapa tahun terakhir pemasangan
kapasitas angin meningkat melebihi 30%. Hal tersebut membuat target untuk
menjadikan tenaga angin mampu memenuhi kebutuhan energi dunia hingga 12 persen
pada tahun 2020 menjadi realistis. Di saat bersamaan hal tersebut juga akan membuka
kesempatan terbukanya lapangan pekerjaan hingga dua juta dan mengurangi emisi CO2
hingga 10.700 juta ton.
Berkah terus meningkatnya ukuran dan kapasitas rata-rata turbin, pada tahun
2020 biaya pembangkit listrik tenaga angin pada wilayah yang menunjang akan turun
hingga 2.45 sen per KWh- lebih murah 36 persen dari biaya pada tahun 2003 yang
mencapai 3.79 euro/KWh. Sambungan kabel listrik tidak termasuk dalam biaya ini.
Tenaga angin setelah tahun 2020
Sumber angin dunia sangat besar dan menyebar dengan baik di semua kawasan dan
negara. Menggunakan teknologi saat ini, tenaga angin diperkirakan dapat menyediakan
53.000 Terawat/jam setiap tahunnya. Yang berarti dua kali lebih besar dari proyeksi
permintaan energi pada tahun 2020-meninggalkan tempat yang penting untuk
tumbuhnya industri bahkan dalam 1 dekade kedepan. Amerika Serikat sendiri
mempunyai potensi angin yang cukup untuk menyediakan pasokan kebutuhan
energinya bahkan tiga kali lebih besar daripada kebutuhannya.
Variable Angin
Variable angin menimbulkan masalah manajemen sistem jaringan listrik lebih sedikit
daripada yang diharapkan oleh pihak-pihak yang skeptis. Ketidakstabilan permintaan
energi dan kebutuhan untuk melindungi gagalnya pembangkit listrik konvensional
memenuhi kebutuhan tersebut, sesungguhnya membutuhkan sistem jaringan listrik yang
lebih fleksibel daripada tenaga angin, dan pengalaman dunia nyata telah menunjukan
bahwa sistem pembangkit listrik nasional mampu menjalankan tugas tersebut. Pada
malam berangin, sebagai contoh, turbin angin 50% pembangkit listrik di bagian barat
Denmark, tapi kekuatannya telah terbukti dapat diatur.
Penciptaan jaringan listrik yang super mengurangi masalah ketidakstabilan angin.
Caranya dengan membiarkan perubahan pada kecepatan di wilayah-wilayah berbeda
untuk diseimbangkan satu sama lain.
Bergerak ke depan
Perkembangan tenaga angin berkembang dengan pesat saat ini, namun demikian masa
depan tenaga ini belum terjamin. Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan oleh sekitar
50 negara di dunia. Namun sejauh ini kemajuan itu disebabkan oleh usaha segelintir
pihak, yang dipimpin oleh Jerman, Spanyol dan Denmark. Negara-negara lain perlu
untuk memperbaiki industri tenaga angin secara dramastis jika target global ingin
dicapai. Oleh karena itu prediksi untuk menjadikan tenaga angin dapat memasok energi
dunia sebesar 12 persen pada tahun 2020 sebaiknya tidak dilihat sebagai hal yang pasti,
tapi sebagai tujuan—satu kemungkinan masa depan yang kita bisa pilih jika kita mau.
Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya
adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber
energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam
ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi
yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang
ataupolusi yang berarti ke lingkungan.
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin
merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal ini
dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang
membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan
pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik,
secara praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti.
Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida
pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping karbon
dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen
oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik
dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga
angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi
akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah
dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang
angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak
mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat
digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk
setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin,
penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta
pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi
terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk
turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke
rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang
berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu
daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin,
penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga
derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis
elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin.
Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang
mikro untuk perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data turbulensi
angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor
seperti desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk.
Derau aerodinamismerupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan
perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa
penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal
maupun global karena menggunakan energi kinetik angin dan mengubah turbulensi
udara pada daerah atmosfir.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah
terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau
bahkan mati akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak
ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat
kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang melibatkan
pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya
pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan
kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang bertanah kurang bagus
juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah
menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada
beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan
puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai,
terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat
terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api sehingga
dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat menyebarkan asap beracun
dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar habis
ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia
dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat
menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat
mengkontaminasi air minum.
Kelebihan Tenaga Angin
Ramah lingkungan- keuntungan terpenting dari tenaga angin adalah berkurangnya level
emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm. Tenaga ini juga bebas dari polusi
yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir.
Penyeimbang energi yang sangat baik -emisi karbon dioksida berhubungan dengan
proses produksi. Pemasangan dan penggunaan turbin angin selama rata-rata 20 tahun
siklus hidup ‘membayar kembali’ terjadinya emisi setelah 3-6 bulan pertama—yang
berarti lebih dari 19 tahun produksi energi tanpa ongkos lingkungan.
Cepat menyebar—pembangunan ladang angin (wind farm) dapat diselesaikan dalam
waktu seminggu. Menara turbin, badan dan bilahan besi di pasang di atas permukaan
beton bertulang dengan menggunakan alat pemindah besar. Sumber energi terbarukan
dan dapat diandalkan- angin yang menjalankan turbin selalu gratis dan tidak terkena
dampak harga bahan bakar fosil yang fluktuatif. Tenaga ini juga tidak butuh untuk
ditambang, digali atau dipindahkan ke pembangkit listrik. Seiring meningkatnya harga
bahan bakar fosil, nilai tenaga angin juga meningkat dan biaya keseluruhan pembangkit
akan menurun. Selanjutnya, dalam proyek besar yang menggunakan turbin ukuran
medium yang sudah disetujui, tenaga angin mampu beroperasi hingga 98% secara
konstan. Artinya hanya dua persen waktu turun mesin untuk perbaikan- catatan yang
jauh lebih baik dari yang bisa diharapkan dari pembangkit listrik konvensional.
KESIMPULAN
Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena hampir
semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Pemanfaatan energi angin
sebenarnya bukan barang baru bagi umat manusia. Selain ramah lingkungan, sumber
energi ini juga selalu tersedia setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis yang
menguntungkan namun harus kita jaga dan harus bisa memanfaatkan energy tersebut
secara maksimal
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psy-
ab&q=turbin+angin&oq=turbin+angin&gs_l=hp.12...0.0.3.163.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0.
..1c..8.psy-
ab.FB7Kx6FOzZI&pbx=1&bav=on.2,or.r_qf.&bvm=bv.44990110,d.bmk&fp=6156732
3d0abc4c6&biw=1366&bih=616
http://dhikaa.blogspot.com/2009/11/pembangkit-listrik-tenaga-angin.html
Perbedaan antara laporan hasil penelitian dan artikel ilmiah hasil penelitian
laporan hasil penelitian artikel ilmiah hasil penelitian
Judul Lugas dan scientific Singkat dan menarik
Abstrak Satu atau paragraf Bahasa Inggris / Indonesia berisi :
- Permasalan- Metode penelitian- Hasil penlitian
Satu paragraph bahasa Inggris / Indonesia kata kunci berisi:
- Permasalahan- Cara penelitian- Hasil penelitian
Sistematika penulisan
1. PendahuluanA. Latar belakang masalahB. Identifikasi masalahC. Perumusan masalahD. Tujuan masalahE. Maanfaat penelitian
2. Kajian teori3. Metode penelitian4. Hasil penelitian dan
pembahasan5. Simpulan,implikasi dan
saran
A. Pendahuluan 1. Latar belakang masalah2. Perumusan masalah3. Tujuan penelitian4. Kajian teori
B. Metode penelitianC. Hasil dan pembahasanD. Simpulan dan saran
Lampiran Lengkap semua yang
diperlukan untuk menunjang
bobot ilmiah
Tidak perlu lampiran
Jumlah halaman Sesuai kebutuhan 15 – 20 halaman