pembahasan1.pdf

23
MAKALAH KEWAJIBAN LANCAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I Dosen Pengampu : Ibu Adeng Pustikaningsih, M.Si Disusun Oleh : 1. Diah Setianingsih (09403241008) 2. Dian Normalitasari P. (09403241018) 3. Khoiriyatul Mujahidah (09403241029) 4. Fitria Nur Hidayat (09403241039) Kelas : Pendidikan Akuntansi 2009 A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

Transcript of pembahasan1.pdf

  • MAKALAH

    KEWAJIBAN LANCAR

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I

    Dosen Pengampu : Ibu Adeng Pustikaningsih, M.Si

    Disusun Oleh :

    1. Diah Setianingsih (09403241008)

    2. Dian Normalitasari P. (09403241018)

    3. Khoiriyatul Mujahidah (09403241029)

    4. Fitria Nur Hidayat (09403241039)

    Kelas : Pendidikan Akuntansi 2009 A

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2010

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

    Taala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Akuntansi Keuangan Menengah I

    dengan topik Kewajiban Lancar. Makalah Akuntansi Keuangan Menengah I ini

    berisi mengenai kewajiban terkait dengan karyawan, utang garansi purna jual,

    kewajiban kontijensi, serta penyajian, analisis, dan pengungkapan kewajiban

    lancar.

    Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bantuan beberapa pihak, di

    antaranya Ibu Adeng Pustikaningsih, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah

    Akuntansi Keuangan Menengah I serta teman-teman yang telah membantu, yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

    perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat

    memberi manfaat bagi para pembaca. Amin.

    Yogyakarta, Desember 2010

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut FASB, kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan

    masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini

    entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada

    entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa

    lalu. Karena kewajiban melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa

    depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal di

    mana kewajiban itu harus dibayarkan. Kewajiban yang jatuh tempo saat ini

    harus diselesaikan secara tepat waktu.

    Kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan

    penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva

    lancar atau yang memiliki jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu

    siklus operasi disebut sebagai kewajiban lancar. Ada banyak sekali bentuk

    kewajiban lancar dalam suatu perusahaan, di antaranya adalah hutang yang

    berkaitan dengan karyawan dan kontijensi. Dua bentuk kewajiban lancar

    tersebut memiliki perbedaan, baik dari segi asal mula/ sebab terjadinya,

    maupun perlakuan akuntansinya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa saja kewajiban perusahaan yang terkait dengan karyawan?

    2. Apa yang dimaksud kewajiban kontijensi?

    3. Bagaimana penyajian dan analisis kewajiban lancar?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui kewajiban-kewajiban yang terkait dengan karyawan.

    2. Mengetahui pengertian kewajiban kontijensi dan perlakuan akuntansinya.

    3. Mengetahui penyajian dan analisis kewajiban lancar.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Kewajiban Terkait dengan Karyawan (Employee-Related Liabilities)

    Jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada

    akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Pos-pos yang

    berhubungan dengan kompensasi karyawan yang juga sering dilaporkan

    sebagai kewajiban lancar adalah sebagai berikut :

    1. Pemotongan Gaji

    Pemotongan gaji dilakukan dalam suatu perusahaan untuk beberapa

    hal. Jenis yang paling umum dari pemotongan gaji adalah premi asuransi,

    tabungan karyawan serta iuran serikat kerja. Jika jumlah gaji yang

    dipotong oleh perusahaan belum diserahkan kepada pihak yang berwenang

    pada akhir periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui sebagai

    kewajiban lancar. Di Indonesia, penghasilan karyawan hanya dipotong

    PPh pasal 21 atas Penghasilan Kena Pajak karyawan yang bersangkutan,

    yaitu penghasilan bruto dikurangi tunjangan-tunjangan yang diterima

    karyawan dan dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP

    Undang-Undang no.36 tahun 2008 untuk seorang karyawan tetap

    besarnya:

    Keadaan Wajib Pajak PTKP setahun

    Tidak kawin tanpa tanggungan Rp15.840.000,00

    Kawin tanpa anak/ tanggungan Rp17.160.000,00

    Kawin dengan 1 anak/ tanggungan Rp18.480.000,00

    Kawin dengan 2 anak/ tanggungan Rp19.800.000,00

    Kawin dengan 3 anak/ tanggungan Rp21.120.000,00

    Karyawati Rp15.840.000,00

  • Adapun besarnya PPh pasal 21 yang dipotong didasarkan pada tarif

    pajak menurut UU no.36 tahun 2008, yaitu:

    Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

    Sampai dengan Rp50.000.000,00 5%

    Di atas Rp50.000.000,00 s.d Rp250.000.000,00 15%

    Di atas Rp250.000.000,00 s.d Rp500.000.000,00 25%

    Di atas Rp500.000.000,00 30%

    Sedangkan di Amerika Serikat, ada tiga unsur pemotong pajak,

    yaitu:

    a. Pajak Jaminan Sosial ( Social Security Taxes )

    Di Amerika Serikat, sejak tanggal 1 Januari 1937, undang-

    undang Jaminan Sosial telah menetapkan tunjangan asuransi federal

    untuk orang lanjut usia, orang yang selamat dari bencana, dan orang

    cacat (O.A.S.D.I) bagi pribadi- pribadi tertentu dan keluarganya melalui

    pengenaan pajak baik kepada perusahaan (pemberi kerja) dan

    karyawannya. Gaji atau upah kotor karyawan dipotong oleh perusahaan

    untuk membayar pajak tersebut. Baik perusahaan maupun karyawan

    dikenai tarif yang sama yaitu 6,2% berdasarkan gaji kotor pekerja

    hingga batas tahunan sebesar $50.000.

    Selain O.A.S.D.I, pemberi kerja serta karyawan juga di kenai

    potongan untuk asuransi kesehatan federal untuk orang lanjut usia atau

    disebut Medicare. Medicare merupakan program dua bagian yang

    dirancang untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan yang tinggi

    bagi mereka yang berumur di atas 65 tahun. Hal tersebut dibiayai

    melalui Pajak Asuransi Rumah Sakit terpisah yang dibayar oleh

    pemberi kerja dan pekerja pada tarif 1,45% dari total kompensasi

    pekerja. Rencana Sukarela menangani sebagian besar tagihan dokter

    dan pelayanan medis serta kesehatan lainnya yang dibiayai oleh

    pembayaran bulanan dari semua yang mendaftar ditambah dana yang

    mencukupi dari pemerintah federal.

  • Gabungan O.A.S.D.I, yang sering disebut Federal Insurance

    Contribution Act (FICA) dan Pajak Asuransi Rumah Sakit Federal

    biasanya dikenal sebagai pajak jaminan sosial. Tarif gabungan untuk

    pajak ini adalah 7,65% dari upak pekerja hingga $90.000 dan 1,45%

    atas kelebihan sebesar $90.000. Perusahaan harus melaporkan jumlah

    pajak jaminan sosial pekerja dan pemberi kerja yang belum disetor atas

    upah kotor yang dibayarkan harus dilaporkan oleh pemberi kerja

    sebagai kewajiban lancar.

    Contoh : Pak Duta seorang karyawan yang bekerja di sebuah

    perusahaan PT. 507, dan mempunyai gaji kotor senilai $100.000. Dari

    gaji tersebut dikenai pajak O.A.S.D.I, serta Medicare. Maka

    perhitungan pajaknya adalah sebagai berikut :

    Pajak orang cacat (O.A.S.D.I) (6,2% x $100.000) $6200

    Pajak untuk Medicare (1,45% x $100.000) $1450

    Jumlah pajak yang memotong gaji $7650

    Maka PT.507 akan mencatat pajak yang harus dibayar dari potongan

    gaji Pak Duta selaku karyawan sebagai berikut :

    Biaya Gaji $100.000

    Hutang Pajak O.A.S.D.I $6200

    Hutang Pajak Medicare $1450

    Kas $92350

    Setelah pajak dibayarkan, maka PT.507 akan mencatat sebagai berikut:

    Hutang Pajak O.A.S.D.I $6200

    Hutang Pajak Medicare $1450

    Kas $7650

    b. Pajak Pengangguran (Unemployment Taxes)

    Pajak gaji lainnya yang dipungut oleh pemerintah federal yang

    bekerja sama dengan pemerintah negara bagian menyediakan suatu

    sistem asuransi pengangguran. Semua pemberi kerja yang memenuhi

  • kriteria berikut ini dikenai pajak Federal Unemployment Tax Act

    (F.U.T.A) : 1) membayar upah sebesar $1.500 atau lebih selama setiap

    kuartal kalender dalam tahun berjalan atau tahun sebelumnya atau 2)

    mempekerjakan paling sedikit satu atau setidaknya satu hari dalam

    setiap 20 minggu selama tahun kalender berjalan atau sebelumnya.

    Pajak ini hanya dipungut dari setiap pemberi kerja dengan tarif

    6,2% atas kompensasi $7000 pertama yang dibayarkan kepada setiap

    pekerja selama tahun kalender. Pemberi kerja atau majikan memperoleh

    kredit pajak yang tidak melebihi 5,4% dari kontribusi yang dikerjakan

    ke rencana negara bagian untuk kompensasi pengangguran. Pemberi

    kerja dikenai pajak pengangguran negara bagian sebesar 5,4% atau

    lebih, maka hanya pajak 0,8% yang terhutang kepada pemerintah.

    Walaupun undang- undang pajak negara bagian biasanya berkisar

    antara 3% hingga 7% atau lebih tinggi lagi, namun semua negara

    bagian menetapkan satu bentuk tarif keringanan, yang mengijinkan

    pengurangan tarif kontribusi negara bagian. Pemberi kerja yang

    menunjukkan dengan pengalaman tunjangan dan kontribusinya bahwa

    mereka telah menyediakan lapangan kerja yang stabil dapat

    memperoleh pengurangan ini, jika besarnya dana negara bagian cukup

    untuk menyediakan pengurangan itu. Dalam rangka untuk tidak

    mengenakan denda kepada pemberi kerja yang telah menghasilkan

    pengurangan tarif kontribusi negara bagian, undang- undang federal

    mengijinkan suatu kredit sebesar 5,4% walaupun tarif kontribusi negara

    bagian yang efektif kurang dari 5,4%.

    Contoh : Appliance Repair, Corp. memiliki gaji kena pajak $100.000,

    terkena tarif federal 6,2% dan tarif kontibusi negara bagian sebesar

    5,7%. Namun karena pengalaman menyediakan lapangan kerja yang

    stabil, tarif negara bagian perusahaan telah dikurangi menjadi 1%.

    Perhitungan pajak pengangguran federal dan negara bagian untuk

    Appliance Repair Co adalah sebagai berikut :

  • Pembayaran pajak pengangguran negara bagian (1%x$100.000) $1.000

    Pajak penganggurab federal {(6,2%-5,4%)($100.000)} $800

    Total pajak pengangguran federal dan negara bagian $1.800

    Perusahaan mencatat pajak pengangguran yang masih harus dibayar

    sebagai berikut :

    Beban Pajak Pengangguran Negara bagian $1000

    Beban Pajak Pengangguran Federal $800

    Hutang Pajak Pengangguran Negara bagian $1000

    Hutang Pajak Pengangguran Federal $800

    Setelah pajak pengangguran dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak

    yang berwenang, maka perusahaan mencatat jurnalnya sebagai berikut :

    Hutang Pajak Pengangguran Negara bagian $1000

    Hutang Pajak Pengangguran Federal $800

    Kas $1800

    Pajak pengangguran federal dibayarkan secara kuartalan dengan

    formulir pajak yang diajukan secara tahunan. Perusahaan biasanya juga

    membayar kontribusi negara bagian secara kuartalan. Karena baik pajak

    perngangguran pajak federal maupun negara bagian diperhitungkan atas

    kompensasi yang dihasilkan, maka jumlah kontribusi pemberi kerja

    yang diakrualkan tetapi belum dibayar harus dicatat sebagai beban

    operasi dan sebagai kewajiban lancar apabila laporan keuangan

    disiapkan pada akhir tahun.

    c. Pemotongan Pajak Penghasilan

    Undang- undang pajak penghasilan federal dan beberapa negara

    bagian mengharuskan pemberi kerja untuk memotong dari pembayaran

    gaji/ upah setiap pekerja, pajak penghasilan yang dikenakan atas upah

    tersebut. jumlah pajak penghasilan yang dipotong dihitung oleh

    pemberi kerja menurut rumus yang diberikan pemerintah atau tabel

    pemotongan pajak. Jumlah tersebut tergantung pada lamanya periode

  • pembayaran dan upah kena pajak, status pernikahan dan tanggungan

    dari setiap karyawan. Jika pajak penghasilan yang dipotong ditambah

    pajak jaminan sosial karyawan dan pemberi kerja melebihi jumlah yang

    ditetapkan per bulan, maka pemberi kerja diwajibkan menyetorkan

    kepada pemerintah selama bulan tersebut.

    Di bawah ini adalah ilustrasi berbagai pemotongan gaji dan kewajiban

    Pos Siapa yang Membayar

    Pemotongan pajak penghasilan

    Pajak FICA bagian karyawan Karyawan

    Iuran serikat kerja

    Pajak FICA bagian pemberi kerja

    Pengangguran federal Pemberi Kerja

    Pengangguran negara bagian

    Contoh kasus :

    Asumsikan pembayaran gaji mingguan sebesar $10.000 seluruhnya

    terkena pajak FICA dan Medicare (7,65%), pajak pengangguran federal

    (0,8%) dan negara bagian (4%), dengan pemotongan pajak penghasilan

    sebesar $1.320 dan iuran serikat kerja sebesar $88.

    Perusahaan menghitung potongan gaji untuk karyawan sebagai berikut :

    Pajak FICA dan Medicare (7,65% x $10.000) $765

    Pemotongan pajak penghasilan $1.320

    Iuran serikat kerja $88

    $2.173

    Perusahaan mencatat upah dan gaji yang dibayarkan dan potongan

    gaji karyawan (sebelum pajak dibayarkan kepada pihak yang

    berwenang) adalah sebagai berikut :

    Beban Gaji dan Upah $10.000

    Hutang Pajak yang Dipotong $1.320

    Hutang Pajak FICA $ 765

    Hutang Iuran Serikat Kerja $ 88

    Kas $7.827

    Pemberi kerja

    melaporkan

    jumlah ini sebagai

    kewajiban hingga

    diserahkan

  • Maka setelah pajak itu dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak

    yang berwenang perusahaan akan mencatat sebagai berikut :

    Hutang Pajak yang Dipotong $1.320

    Hutang Pajak FICA $ 765

    Hutang Iuran Serikat Kerja $ 88

    Kas $2.173

    Sedangkan perhitungan hutang pajak pemberi kerja adalah sebagai

    berikut :

    Pajak FICA dan Medicare (7,65% x $10.000) $765

    Pajak pengangguran federal (0,8% x $10.000) $80

    Pajak pengangguran negara bagian (4%x$10.000) $400 +

    $1.245

    Ayat jurnal untuk mencatat pajak gaji pemberi kerja (sebelum

    pajak tersebut dibayarkan) adalah sebagai berikut :

    Beban Pajak Gaji $1.245

    Hutang Pajak FICA $765

    Hutang Pajak Pengangguran Federal $80

    Hutang Pajak Pengangguran Negara Bagian $400

    Maka setelah pajak itu dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak

    yang berwenang perusahaan akan mencatat sebagai berikut :

    Hutang Pajak FICA $765

    Hutang Pajak Pengangguran Federal $80

    Hutang Pajak Pengangguran Negara Bagian $400

    Kas $1.245

    Pemberi kerja atau majikan diharuskan untuk menyetorkan kepada

    pemerintah bagiannya atas pajak FICA bersama dengan jumlah pajak

    FICA yang dipotong dari setiap kompensasi kotor karyawan. Semua

    pajak FICA pemberi kerja yang belum disetorkan harus dicatat sebagai

    beban pajak gaji dan hutang pajak gaji

  • 2. Absensi yang dikompensasi

    Absensi yang dikompensasi (compensated absences) adalah

    absensi dari pekerjaan seperti cuti, sakit dan hari libur. Suatu kewajiban

    harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi di masa depan jika

    semua konsidi seberti berikut dibawah ini terpenuhi :

    a) Kewajiban pemberi kerja atau majikan yang berhubungan dengan

    hak karyawan untuk menerima kompensasi atas absensi di masa

    depan berasal dari jasa karyawan yang telah diserahkan.

    b) Kewajiban yang berhubungan dengan hak yang bersifat terjamin

    penuh atau berakumulasi.

    c) Pembayaran kompensasi itu adalah sangan mungkin, dan

    d) Jumlahnya dapat diestimasi dengan layak.

    Jika seorang majikan atau pemberi kerja memenuhi kondisi a) b)

    dan c) tetapi tidak mengakrualkan kewajiban karena lalai

    memenuhi kewajiban d), maka fakta ini harus diungkapkan.

    3. Perjanjian Bonus

    Banyak perusahaan memberikan bonus kepada semua pejabat atau

    karyawan tertentu sebagai tambahan atas gaji atau upah reguler mereka.

    Sering kali jumlah bonusnya bergantung pada laba tahunan perusahaan.

    Sebagai contoh, karyawan Ford Motor Company mendapat bagian atas

    kesuksesan operasi perusahaan dengan menggunakan laba bersih sebagai

    dasar utama perhitungan. Dari sudut pandang perusahaan, pembayaran

    bonus kepada karyawan dapat dianggap sebagai tambahan upah dan harus

    dimasukkan sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih tahun

    berjalan.

    Contoh kasus:

    Perusahaan Palmer Inc. Menunjukkan laba tahun 2009 sebesar $100.000,

    dan akan membayar bonus sebesar $10.700 pada bulan januari 2010.

    Palmer membuat ayat jurnal penyesuaian tertanggal 31 Desember 2009

    untuk mencatat bonus adalah sebagai berikut :

  • Beban Bonus Karyawan $10.700

    Hutang Bonus Pembagian Laba $10.700

    Pada bulan januari 2010, ketika palmer membayar bonus, ayat jurnalnya :

    Hutang Bonus Pembagian Laba $10.700

    Kas $10.700

    Palmer seharusnya mencantumkan akun beban dalam laporan laba-

    rugi sebagai beban operasi. Kewajiban, yaitu Hutang Bonus Pembagian

    Laba, biasanya akan dibayar dalam periode waktu yang singkat dan harus

    dicatat sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Serupa dengan perjanjian

    bonus dicatat sebagai kewajiban untuk beban bersyarat meliputi

    pembayaran sewa atau royalti yang bergantung pada jumlah pendapatan

    yang dihasilkan atau kuantitas produk yang di produksi. Beban bersyarat

    itu didasarkan atas pendapatan atau unit yang diproduksi biasanya lebih

    mudah untuk dihitung daripada perjanjian produk.

    Sebagai contoh, asumsikan bahwa suatu lease mensyaratkan

    pembayaran sewa yang tetap sebesar $500 per bulan dan 1% dari semua

    penjualan di atas $300.000 per tahun. Maka kewajiban sewa tahunan akan

    berjumlah $6.000 ditambah $0,01 dari setiap dolar pendapatan di atas

    $300.000. Atau, suatu perjanjian royalti dapat menimbulkan piutang bagi

    pemilik paten sebesar $1,00 atas setiap ton produk yang dihasilkan dari

    proses yang dipatenkan, atau menimbulkan piutang bagi pemilik hak

    mineral sebesar $0,50 atas setiap barel minyak. Dengan bertambahnya

    setiap unit produk yang diproduksi atau ekstraksi, maka suatu tambahan

    kewajiban, biasanya kewajiban lancar, akan tercipta.

    B. Kewajiban Kontijensi (Contigent Liabilities)

    Kontinjensi adalah suatu kondisi, situasi, atau serangkaian situasi

    yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan

    kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) untuk perusahaan yang

  • pada akhirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan

    terjadi atau tidak terjadi.

    Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak

    untuk menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang

    keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.

    Jenis keuntungan kontinjensi:

    1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, bonus, sumbangan, dan

    lain sebagainya.

    2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak

    3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkn menguntungkan.

    4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan

    Keuntungan kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan. Akan tetapi

    diungkapkan dalam catatan jika probabilitas terealisasinya tinggi. Tetapi

    jika realisasi keuntungan dapat dipastikan, maka itu bukan kontinjensi dan

    pengakuan keuntungan dapat dilakukan.

    Kerugian Kontinjensi (loss contingencies) adalah situasi yang

    melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian.

    Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi, menurut

    definisinya disebut sebagai kewajiban yang tergantung pada terjadinya atau

    tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk

    mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal pembayaran

    atau tanggal keberadaannya. Yaitu satu atau lebih faktor-faktor tersebut

    bergantung pada kerugian kontinjensi.

    Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa

    kejadian di masa dapan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat

    berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin. FASB menggunakan

    istilah:

    1. Kemungkinan besar (probable), kejadian masa depan sangat mungkin

    terjadi.

    2. Cukup mungkin (reasonably possible), peluang kejadian masa depan

    terjadi lebih besar daripada kemungkinan kecil tetapi lebih kecil dari

    mungkin.

  • 3. Kemungkinan kecil (remote) ,peluang kejadian masa depan terjadi sangat

    kecil.

    Suatu estimasi kerugian dari kerugian kontinjensi harus

    diakrualkan dengan membebankan ke beban dan kewajiban dicatat hanya

    jika kedua kondisi berikut dipenuhi:

    1. Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan

    menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi

    pada tanggal laporan keuangan.

    2. Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.

    Beberapa kerugian kontinjensi adalah sebagai berikut:

    1. Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan

    Faktor-faktor berikut, di antara yang lainnya, harus diper-

    timbangkan dalam menentukan apakah suatu kewajiban harus dicatat

    berkenaan dengan perkara pengadilan (litigation) yang ditunda dan yang

    mengancam serta klaim (claim),dan pengenaan (assessment) aktual atau

    yang mungkin:

    a. Periode waktu dimana penyebab tindakan yang mendasari terjadi

    b. Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan

    c. Kemampuan untuk membuat estimasi yang layak mengenai jumlah

    kerugian.

    Untuk melaporkan kerugian dan kewajiban dalam laporan

    keuangan, penyebab perkara keadilan harus terjadi pada atau sebelum

    tanggal laporan keuangan. Untuk mengevaluasi probabilitas hasil yang

    tidak menguntungkan, perusahaan mempertimbangkan: sifat perkara

    pengadilan, kemajuan perkara itu, pendapat penasehat hukum,

    pengalaman perusahaan anda dan perusahaan lain dalam kasus yang

    serupa, dan setiap tanggapan manajemen terhadap tuntutan hukum

    tersebut.

    2. Biaya jaminan dan garansi

    Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual

    kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau

    kinerja suatu produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur

  • sebagai tekhnik promosi penjualan. Perusahaan menggunakan 2 metode

    dasar akuntansi untuk biaya jaminan:

    a. Metode Dasar Kas

    Biaya jaminan dicatat sebagai beban pada saat dikeluarkan. Atau

    dengan kata lain,biaya jaminan dibebankan ke periode dimana penjual

    atau produsen menepati jaminan itu.

    Metode dasar kas diwajibkan apabila kewajiban jaminan tidak

    diakrualkan pada tahun penjualan karena:

    1) Tidak mungkin bahwa kewajiban telah terjadi

    2) Jumlah kewajiban tidak dapat di estimasi dengan layak

    b. Metode Dasar Akrual

    Biaya jaminan dibebankan ke beban operasi dalam tahunpenjualan. Ini

    merupakan metode yang diterima umum dan harus digunakan apabila

    jaminan merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari

    penjualan serta dipandang sebagai kerugian kontinjensi. Pendekatan ini

    disebut sebagai pendekatan jaminan beban. Contoh Pendekatan

    Jaminan Beban. Untuk mengilustrasikan metode jaminan beban,

    asumsikan bahwa Denson Company memulai produksinya pada mesin

    baru dalam bulan Juli 2006,dan menjual 100 unit masing- masing

    seharga $5000 pada akhir tahun,yaitu 31 Desember 2006. Setiap

    mesin mendapat jaminan selama satu tahun. Denson telah

    mengestimasi, dari pengalaman masa lalu dengan mesin sejenis,bahwa

    biaya jaminan rata- rata mungkin sebesar $200 per unit. Lebih lanjut,

    sebagai akibat dari penggantian komponen dan servis yang diberikan

    sesuai dengan jaminan mesin, perusahaan mengeluarkan biaya garansi

    sebesar $4000 pada tahun 2006 dan $16000 pada tahun 2007

    1) Penjualan 100 mesin masing- masing seharga $5000,selama bulan

    juli hingga Desember 2006:

    Kas atau piutang usaha $500.000

    Penjualan $500.000

  • 2) Pengakuan beban jaminan, bulan juli hingga Desember 2006:

    Beban jaminan $4,000

    Kas, persediaan, gaji akrual $4,000

    (mencatat biaya jaminan yang terjadi)

    Beban jaminan $16,000

    Estimasi kewajiban menurut jaminan $16,000

    (untuk mengakrualkan estimasi biaya jaminan)

    Neraca per 31 Desember 2006 akan melaporkan estimasi kewajiban

    menurut jaminan sebagai kewajiban lancer sebesar $16000, laporan

    laba rugi untuk tahun 2006 akan melaporkan beban jaminan sebesar

    $20000.

    3) Pengakuan biaya jaminan yang dikeluarkan pada tahun 2007(atas

    penjualan mesin tahun 2006)

    Estimasi kewajiban menurut jaminan $16,000

    Kas, persediaan, gaji akrual $16,000

    (mencatat biaya garansi yang dikeluarakan)

    3. Premi dan kupon

    Perusahan menawarkan premi (baik atas dasar terbatas maupun

    berkelanjutan) kepada pelanggan sebagai pengganti tutup kotak, sertifikat,

    kupon, label, atau pembungkus. Premi (premium) itu dapat berupa

    peralatan dari perak, piring, alat rumah tangga kecil, atau transportasi

    gratis. Kupon tercetak (printed coupons) yang dapat ditebus untuk

    potongan tunai atas barang yang dibeli juga sangat popular. Premi dan

    kupon biayanya harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan.

    Contoh berikut mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk

    penawaran premi. Joddy Company menawarkan pelanggannya mankuk

    pencampur besar yang anti pecah sebagai penukaran atas $25 dan 10 tutup

    kotak. Mangkuk itu berharga pokok $75,dan perusahaan mengestimasi

    bahwa 60% dari tutup kotak akan ditebus. Penawaran premi ini dimulai

    pada bulan juni 2007 dan menghasilkan transaksi serta ayat jurnal berikut

    Joddy Company:

  • Untuk mencatat pembelian 20.000 mangkuk pencampur masing- masing

    seharga $75:

    Persediaan Premi mangkuk Pencampur $150.000

    Kas $150.000

    Untuk mencatat penjualan 30.000 kotak campuran kue masing- masing

    seharga $80:

    Kas $240.000

    Penjualan $240.000

    Untuk mencatat penebusan aktual dari 60.000 tutup kotak,penerimaan

    sebesar $25 per 10 tutup kotak,dan pengiriman mangkuk pencampur:

    Kas[(60.000/10)x $0,25] $1.500

    Beban premi $3.000

    Persediaan premi mangkuk pencampur[(60.000/10)x$0,75] $4.500

    Untuk mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode atas estimasi

    kewajiban untuk penawaran premi yang berlaku :

    Beban premi $6.000

    Estimasi kewajiban untuk premi $6.000

    Perhitungan:

    Total tutup kotak yang dijual dalam tahun 2007 300.000

    Total estimasi penebusan 180.000

    Tutup kotak yang ditebus dalam tahun 2007 60.000

    Estimasi penebusan masa depan 120.000

    Biaya estimasi klaim yang beredar (120.000/10)x($0,75-$0,25) = $6.000

    4. Kewajiban lingkungan

    Yang termasuk dalam kategori ini antara lain pembersihan limbah

    beracun yang merupakan hasil dari aktivitas produksi perusahaan,

    pencegahan kerusakan lingkungan, dan pembersihan udara yang tercemar.

  • C. Penyajian dan Analisis Kewajiban Lancar

    1. Penyajian Kewajiban Lancar

    Dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan

    akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh

    temponya. Karena singkatnya periode waktu yang terlibat, yang sering

    kali kurang dari satu tahun, maka perbedaan antara nilai sekarang

    kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar. Penilaian

    kewajiban yang sedikit terlalu tinggi akibat pencatatan kewajiban lancar

    pada nilai jatuh tempo dianggap sebagai tidak material.

    Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi

    pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di

    neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar, akun-akun itu dapat

    dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau

    menurut preferensi likuidasinya.

    Informasi yang terinci dan bersifat tambahan mengenai kewajiban

    lancar harus memadai untuk memenuhi persyaratan pengungkapan penuh.

    Kewajiban yang dijamin harus diidentifikasi dengan jelas, dan aktiva

    terkait yang dijaminkan harus ditunjukan. Jika tanggal jatuh tempo setiap

    kewajiban dapat diperpanjang, maka rinciannya harus diungkapakan.

    Kewajiban lancar ini tidak boleh dioffset terhadap aktiva yang akan

    digunakan untuk likuidasinya. Hutang jangka panjang yang akan jatuh

    temposaat ini harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

    Terdapat pengecualian penting apabila kewajiban yang jatuh tempo

    saat ini harus dibayar dari aktiva yang diklasifikasikan sebagai jangka

    panjang. Sebagai contoh, jika pembayaran untuk menarik hutang obligasi

    diambil dari dana pelunasan obligasi yang diklasikasikan sebagai aktiva

    jangka panjang, maka hutang obligasi harus dilaporkan dalam kelompok

    kewajiban jangka panjang. Penyajian hutang ini dalam kelompok

    kewajiban lancar akan mengganggu posisi modal kerja perusahaan.

    Jika kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari kewajiban lancar

    karena pendanaan kembali, maka catatan atas laporan keuangan harus

    mencakup :

  • a. Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan

    b. Persyaratan dari setiap kewajiban baru yang terjadi atau akan terjadi

    c. Persyaratan dari setiap sekuritas ekuitas yang diterbitkan atau akan

    diterbitkan

    Apabila pendanaan kembali atas dasar jangaka panjang diharapkan

    dapat dilakukan melalui penerbitan sekuritas ekuitas, maka tidak layak

    untuk memasukan kewajiban jangka pendek dalam ekuitas pemilik. Pada

    tanggal neraca, kewajiban itu merupakan suatu kewajiban bukan ekuitas

    pemilik.

    2. Pengungkapan Imbalan Kerja

    Peraturan komprehensif mengenai pernyataan akuntansi dan

    pengungkapan Imbalan Kerja bagi karyawan suatu perusahaan diatur

    dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004). Adapun tujuan dari aplikasi PSAK 24

    (Revisi 2004) adalah untuk mengatur akuntansi dan pengungkapan

    imbalan kerja dimana mengharuskan perusahaan untuk mengakui :

    1. Kewajiban jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak

    memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan

    2. Beban jika perusahaan menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan

    dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh

    imbalan kerja.

    Adapun ruang lingkup aplikasi PSAK 24 (Revisi 2004) ini diterapkan

    oleh pemberi kerja untuk imbalan kerja, dimana pernyataan ini tidak

    mencakup pelaporan oleh Dana Pensiun (lihat PSAK 18 : Akuntansi

    Dana Pensiun) dan PSAK 24 (Revisi 2004) ini diterapkan untuk seluruh

    imbalan kerja, termasuk yang diberikan :

    1. Melalui program formal atau perjanjian formal lainnya antara

    perusahaan dan pekerja, serikat pekerja, atau perwakilan pekerja.

    2. Melalui peraturan perundang-undangan atau peraturan industri dimana

    perusahaan wajib untuk ikut serta.

    3. Oleh kebiasaan yang menimbulkan kewajiban konstruktif.

  • 3. Penyajian Kontijensi

    Di Amerika Serikat, perusahaan mencatat kerugian kontijensi dan

    kewajiban jika kerugiannya adalah mungkin dan dapat diestimasi. Akan

    tetapi, jika kerugaiannya sangant mungkin atau dapat diestimasi tetapi

    tidak keduanya, dan jika terdapat paling sedikit kemungkinan yang layak

    bahwa suatu kewajiban telah terjadi, maka pengungkapan berikut berikut

    diperlukan dalam catatan :

    a. Sifat kontijensi

    b. Estimasi mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau

    suatu pernyataan bahwa estimasi tidak dapat dilakukan

    Beberapa kewajiban kontijensi lain yang harus diungkapkan meskipun

    perusahaan kemungkinan kerugiannya kecil adalah :

    a. Jaminan atas hutang pihak lain

    b. Kewajiban bank komersial menurut stand-by letters of credits

    c. Jaminan untuk membeli kembali piutang (atau properti lain yang

    berhubungan) yang telah dijual atau diberikan

    Pengungkapan itu harus mencakup sifat dan jumlah jaminan serta jumlah

    yang dapat dipulihkan dari pihak lain, jika dapat diestimasi.

    Namun di Indonesia, IAI melarang perusahaan untuk mengakui

    kewajiban kontijensi. Hal itu didasarkan pada PSAK no.57 tentang

    Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijeni, dan Aset Kontijensi par.28.

    Meskipun begitu, kewajiban kontijensi harus diungkapkan, kecuali jika

    probabilitas aliran-keluar (kas atau asey lain) di masa depan adalah kecil.

    4. Analisis Kewajiban Lancar

    Perbedaan antara kewajiban lancar dan hutang jangka panjang

    adalah penting karena menyediakan informasi tentang likuiditas

    perusahaan. Likuiditas yang berkaitan dengan kewajiban adalah waktu

    yang diharapkan berlalu hingga suatu kewajiban harus dibayar. Dengan

    kata lain, kewajiban yang akan dibayar dengan segera merupakan

    kewajiban lancar. Suatu perusahaan yang likuid dapat bertahan lebih baik

    dalam menghadapi masalah keuangan. Selain itu, perusahaan ini juga

  • memiliki peluang yang lebih baik dalam mengambil keuntungan dari

    keempatan investasi yang berkembang.

    Analisis menggunakan rasio dasar tertentu seperti arus kas bersih

    yang disediakan oleh aktivitas operasi terhadap kewajiban lancar, serta

    rasio perputaran untuk piutang dan persediaan, untuk menilai likuiditas.

    Dua rasio lainnya yang digunakan untuk menguji likuiditas adalah rasio

    lancar dan rasio cepat.

    a. Rasio Lancar (Current Ratio)

    Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan antara total aktiva

    lancar terhadap total kewajiban lancar.

    Rasio lancar = Aktiva lancar

    Kewajiban lancar

    Rasio tersebut sering kali diekspresikan sebagai cakupan dari

    sedemikian banyak waktu. Terkadang rasio itu disebut sebagai rasio

    modal kerja karena modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar atas

    kewajiban lancar.

    Rasio lancar yang memadai tidak menngungkapkan bagian aktiva

    lancar yang terikat dalam persediaan yang bergerak lambat. Dengan

    persediaan, terutama bahan baku dan barang dalam proses, terdapat

    pertanyaan tentang berapa waktu yang akan diperlukan untuk

    mengubahnya menjadi produk jadi dan yang akhirnya akan direalisasi

    dalam penjualan barang dagang. Eliminasi persediaan, bersama dengan

    setiap beban dibayar dimuka dari jumlah aktiva lancar, dapat

    memberikan informasi yang lebih baik bagi kreditor jangka pendek.

    Sehingga beberapa analis lebih menyukai rasio cepat sebagai pengganti

    rasio lancar.

    b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

    Banyak analis lebih menyukai rasio cepat yang menghubungkan total

    kewajiban lancar dengan kas, sekuritas, dan piutang.

    Rasio cepat = kas + investasi jangka pendek + piutang bersih

    Kewajiban lancar

  • BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan

    secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifi-

    kasikan sebagai aktiva lancar atau yang memiliki jatuh tempo dalam waktu

    satu tahun atau satu siklus operasi. Dua bentuk kewajiban lancar adalah

    kewajiban yang berhubungan dengan karyawan dan kewajiban kontijensi.

    Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan (employee-related liabilities)

    adalah jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada

    akhir periode akuntansi. Sedangkan kewajiban kontijensi (contigent

    liabilities) adalah kewajiban yang potensial timbul yang kemungkinan

    menjadi kewajiban aktual di masa mendatang.

    Untuk penyajiannya dalam laporan keuangan, kewajiban lancar

    biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan

    keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya periode waktu

    yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun, maka perbedaan antara

    nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar.

    Penilaian kewajiban yang sedikit terlalu tinggi akibat pencatatan kewajiban

    lancar pada nilai jatuh tempo dianggap sebagai tidak material.

    Untuk menilai kemampuan tingkat likuiditas perusahaan yang

    berkaitan dengan kewajiban lancar, diperlukan analisis laporan keuangan

    yaitu rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar

    adalah rasio yang membandingkan antara total aktiva lancar terhadap total

    kewajiban lancar. Sedangkan rasio cepat adalah rasio yang membandingkan

    antara kas, sekuritas, dan piutang dengan total kewajiban lancar.

    B. Saran

    Perusahaan sebaiknya berhati-hati dalam pelaporan dan penyajian

    kewajiban lancarnya, karena setiap bentuk kewajiban lancar memiliki

    perlakuan akuntansi yang berbeda-beda.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Isroah. Perpajakan. 2010. Yogyakarta: Ardana Media.

    Kieso, Donald E., dkk. Akuntansi Intermediate Jilid 2 Edisi ke-12. 2008. Jakarta:

    Penerbit Erlangga.

    Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Pengantar 2 Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP

    STIM YKPN.

    Weygandt, Jerry J., dkk. Accounting Principles. 2002. United States of America:

    John Wiley & Sons, Inc.