Pembahasan Uji Beilstein

3
PEMBAHASAN C. Uji Beilstein Pada uji Beilstein ini mula-mula hal yang dilakukan adalah pemanasan kawat spiral tembaga hingga kemerahan. Pemanasan ditepatkan pada nyala api biru. Hal ini dilakukan karena pada nyala api biru panasnya lebih tinggi dan lebih merata jika dibandingkan dengan nyala api merah, sehingga kawat tembaga spiral yang dipanaskan tidak memijar berlebihan yang mengakibatkan kawatnya rapuh karena terbakar. Selanjutnya kawat tersebut didinginkan dan dicelupkan pada beberapa larutan penguji yang dilakukan secara bergiliran kemudian dipanaskan kembali. Adapun larutan penguji tersebut terdiri dari KCl, KI, KBr, CH 3 Br, CH 3 I, dan air keringat. Saat dipanaskan ternyata warna nyala apinya tampak berwarna hijau pada semua larutan yang diuji, kecuali pada air keringat. Akan tetapi di sisi lain, pijaran nyala api hijau yang dihasilkan berbeda-beda. Misalkan saja warna nyala api hijau yang dihasilkan dari pemanasan kawat tembaga spiral yang dicelupkan pada larutan KI, pijaran nyala api hijaunya hanya tampak kecil dan sesaat. Begitu pula yang terjadi pada kawat tembaga spiral yang dicelupkan pada CH 3 Br warna nyala apinya hijau disertai nyala api biru pada sisi luarnya. Terjadi penyimpangan pula pada pengujian air keringat yaitu warna nyala api yang dihasilkan berwarna jingga kekuningan atau tidak ada perubahan. Berbagai kejanggalan tersebut diduga keadaan kawat spiral yang diujikan tidak dalam keadaan bersih atau terkontaminasi oleh larutan / zat

description

pembahasan pada percobaan uji beilstein

Transcript of Pembahasan Uji Beilstein

Page 1: Pembahasan Uji Beilstein

PEMBAHASAN

C. Uji Beilstein

Pada uji Beilstein ini mula-mula hal yang dilakukan adalah pemanasan kawat spiral

tembaga hingga kemerahan. Pemanasan ditepatkan pada nyala api biru. Hal ini dilakukan karena

pada nyala api biru panasnya lebih tinggi dan lebih merata jika dibandingkan dengan nyala api

merah, sehingga kawat tembaga spiral yang dipanaskan tidak memijar berlebihan yang

mengakibatkan kawatnya rapuh karena terbakar.

Selanjutnya kawat tersebut didinginkan dan dicelupkan pada beberapa larutan penguji

yang dilakukan secara bergiliran kemudian dipanaskan kembali. Adapun larutan penguji tersebut

terdiri dari KCl, KI, KBr, CH3Br, CH3I, dan air keringat. Saat dipanaskan ternyata warna nyala

apinya tampak berwarna hijau pada semua larutan yang diuji, kecuali pada air keringat.

Akan tetapi di sisi lain, pijaran nyala api hijau yang dihasilkan berbeda-beda. Misalkan

saja warna nyala api hijau yang dihasilkan dari pemanasan kawat tembaga spiral yang

dicelupkan pada larutan KI, pijaran nyala api hijaunya hanya tampak kecil dan sesaat. Begitu

pula yang terjadi pada kawat tembaga spiral yang dicelupkan pada CH3Br warna nyala apinya

hijau disertai nyala api biru pada sisi luarnya. Terjadi penyimpangan pula pada pengujian air

keringat yaitu warna nyala api yang dihasilkan berwarna jingga kekuningan atau tidak ada

perubahan. Berbagai kejanggalan tersebut diduga keadaan kawat spiral yang diujikan tidak

dalam keadaan bersih atau terkontaminasi oleh larutan / zat lain. Karena pada dasarnya uji

beilstein ini dilakukan untuk mengidentifikasi unsur halogen pada suatu senyawa. Jika di

dalamnya terdapat unsur halogen maka warna nyala api yang ditimbulkan saat dibakar adalah

berwarna hijau. Warna hijau ini merupakan indikasi adanya suatu unsur yang terdapat dalam

golongan halogen. Dengan demikian pada pengujian dengan air keringat pun seharusnya nyala

api yang dihasilkan juga berwarna hijau, karena kandungan utama dalam keringat adalah natrium

klorida selain bahan lain (yang mengeluarkan aroma) seperti 2-metilfenol (o-kresol) dan 4-

metilfenol (p-kresol). Namun penyimpangan ini dapat terjadi diduga karena pada saat proses

pencelupan kawat pada larutan yang diujikan, larutan penguji tidak menempel pada kawatnya

atau hanya sedikit yang menempel, sehingga pengidentifikasian melalui uji beilstein ini tidak

sempurna.

Akan tetapi, ada kabar terbaru mengejutkan dari sebuah artikel online yang mengatakan

bahwa belakangan produk samping prosedur ini diteliti. Analisis menunjukkan bahwa uji

Page 2: Pembahasan Uji Beilstein

Beilstein menghasilkan dioxin. Dioxin merupakan senyawa yang paling toksik yang kita ketahui

di bumi. Pencegahan harus dilakukan untuk melindungi praktikan dari produk uji ini atau bahkan

lebih baik mengganti uji ini dengan teknik analisis modern.

Berikut adalah alamat website yang menyebutkan kabar tersebut http://kriemhild.uft.uni-

bremen.de/nop/id/articles/html/why_id3.html