V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji...

14
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah, laju infiltrasi, porositas, permeabilitas, dan bulk density, pada Blok Ciheuleut, Blok Tajur, Blok Pakuan dan Blok Ciawi. Hasil analisa tekstur tanah menghasilkan perbandingan antara liat, debu, dan pasir sebesar 38% : 49% : 13%. Dengan hasil tersebut berdasarkan klasifikasi tektur tanah menurut USDA menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian termasuk lempung liat. Kadar air tanah diukur pada selang 0-40 cm dengan penentuan pF antara pF 2.54 (kapasitas lapang) dan pF 4.2 (titik layu permanen). Kadar air pada keadaan kapasitas lapang pada Blok Ciheuleut sebesar 36.39% volume, Blok Tajur 33.77% volume, Blok Pakuan 31.79% volume, dan Blok Ciawi 35.43% volume. Sedangkan nilai kadar air pada titik layu permanen untuk masing-masing Blok adalah sebagai berikut Blok Ciheuleut sebesar 18.22% volume, Blok Tajur 17.28% volume, Blok Pakuan 20.88 % volume, dan Blok Ciawi 20.22 % volume. Dengan kondisi kadar air tersebut maka Blok Ciheuleut mempunyai total air tanah yang tersedia terbesar yaitu 18.17% volume. Sedangkan total air tanah yang tersedia terkecil pada Blok Ciawi sebesar 15.26% volume. Rata- rata nilai total air tanah yang tersedia sebesar 16.89% volume. Menurut Keller dan Bleisner (1990), tanah tekstur lempung liat mempunyai kadar air tersedia sekitar 16.7 % volume. Nilai air tanah tersedia di lokasi penelitian berkisar antara 15.26 % volume – 18.17 % volume. Hal ini berarti bahwa tanah dilokasi penelitian yang nilai air tanah tersedianya > 16.7 % volume maka akan cepat jenuh air dan segera terjadi aliran permukaan pada kondisi pemberian air yang berlebih. Sehingga diperlukan perhitungan yang tepat mengenai jumlah air yang akan diberikan pada tanaman. Hasil yang lengkap disajikan pada Tabel 7 dibawah ini, sedangkan data lengkap perhitungan total air tanah tersedia disajikan pada Lampiran 1.

Transcript of V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji...

Page 1: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. SIFAT FISIK TANAH

Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar

air tanah, laju infiltrasi, porositas, permeabilitas, dan bulk density, pada Blok

Ciheuleut, Blok Tajur, Blok Pakuan dan Blok Ciawi.

Hasil analisa tekstur tanah menghasilkan perbandingan antara liat, debu,

dan pasir sebesar 38% : 49% : 13%. Dengan hasil tersebut berdasarkan

klasifikasi tektur tanah menurut USDA menunjukkan bahwa tanah di lokasi

penelitian termasuk lempung liat.

Kadar air tanah diukur pada selang 0-40 cm dengan penentuan pF antara

pF 2.54 (kapasitas lapang) dan pF 4.2 (titik layu permanen). Kadar air pada

keadaan kapasitas lapang pada Blok Ciheuleut sebesar 36.39% volume, Blok

Tajur 33.77% volume, Blok Pakuan 31.79% volume, dan Blok Ciawi

35.43% volume. Sedangkan nilai kadar air pada titik layu permanen untuk

masing-masing Blok adalah sebagai berikut Blok Ciheuleut sebesar 18.22%

volume, Blok Tajur 17.28% volume, Blok Pakuan 20.88 % volume, dan Blok

Ciawi 20.22 % volume.

Dengan kondisi kadar air tersebut maka Blok Ciheuleut mempunyai total

air tanah yang tersedia terbesar yaitu 18.17% volume. Sedangkan total air

tanah yang tersedia terkecil pada Blok Ciawi sebesar 15.26% volume. Rata-

rata nilai total air tanah yang tersedia sebesar 16.89% volume. Menurut Keller

dan Bleisner (1990), tanah tekstur lempung liat mempunyai kadar air tersedia

sekitar 16.7 % volume. Nilai air tanah tersedia di lokasi penelitian berkisar

antara 15.26 % volume – 18.17 % volume. Hal ini berarti bahwa tanah

dilokasi penelitian yang nilai air tanah tersedianya > 16.7 % volume maka

akan cepat jenuh air dan segera terjadi aliran permukaan pada kondisi

pemberian air yang berlebih. Sehingga diperlukan perhitungan yang tepat

mengenai jumlah air yang akan diberikan pada tanaman. Hasil yang lengkap

disajikan pada Tabel 7 dibawah ini, sedangkan data lengkap perhitungan total

air tanah tersedia disajikan pada Lampiran 1.

Page 2: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

29

Tabel 7. Rekapitulasi Kadar Air dan Total Air Tanah Tersedia

Lokasi Kadar air (%Volume) Air Tanah Tersedia (% Volume) pF 2.54 pF 4.2

Ciheuleut 36.39 18.22 18.17 Tajur 33.77 17.28 16.48 Pakuan 32.79 20.88 17.63 Ciawi 35.43 20.22 15.26

Kemampuan tanah yang berhubungan dengan jumlah pemberian air

irigasi yang akan diberikan, karena jika air irigasi diberikan melebihi laju

infiltrasinya maka akan menyebabkan limpasan. Nilai laju infiltrasi pada

masing-masing Blok adalah sebagai berikut Blok Ciheuleut sebesar 16.78

cm/jam, Blok Tajur 29.25 cm/jam, Blok Pakuan 9.68 cm/jam, dan Blok

Ciawi 15.43 cm/jam.

Salah satu kriteria lahan yang sesuai untuk lahan penerapan irigasi tetes,

yaitu lahan tersebut mempunyai laju infiltrasi rata-rata sebesar >13 mm/jam

(Prastowo, 2003). Berdasarkan hasil yang didapat nilai laju infiltrasi di lahan

lebih besar, sehingga sesuai untuk irigasi tetes dengan sistem micro spray ini.

Nilai porositas untuk masing-masing Blok adalah sebagai berikut Blok

Ciheuleut sebesar 80.40 %, Blok Tajur 81.22 %, Blok Pakuan 82.12 %, dan

Blok Ciawi 80.29 %. Nilai porositas ini dipengaruhi oleh kandungan bahan

organik, struktur tanah dan tekstur tanah. Tanah yang biasa diairi mempunyai

ruang pori antara 35% - 55% (Hansen et. al, 1986). Nilai porositas di lokasi

penelitian lebih besar dikarenakan tekstur tanah di lokasi penelitian jenisnya

lempung dan liat, hal ini menyebabkan kemampuan menahan air lebih besar

juga.

Nilai bulk density berhubungan dengan kemampuan tanah untuk

menahan air. Nilai bulk density tanah dilokasi penelitian adalah sebagai

berikut berikut Blok Ciheuleut sebesar 0.52 g/cm3, Blok Tajur 0.50 g/cm3,

Blok Pakuan 0.47 g/cm3, dan Blok Ciawi 0.52 g/cm3. Nilai bulk density di

lokasi penelitian termasuk rendah, yang berarti tanah di lokasi tersebut baik

ketika menahan air yang ada dalam tanah.

Page 3: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

30

B. CURAH HUJAN EFEKTIF

Curah hujan andalan (CHA) dihitung berdasarkan data curah hujan rata-

rata tahun 1986-1993 dari Stasiun Klimatologi Darmaga, data curah hujan

rata-rata dari tahun 1986-1993 dapat dilihat pada Lampiran 3. Ditentukan

dengan menggunakan metode Weibull. Curah hujan efektif dihitung

berdasarkan curah hujan andalan 80 %.

Dari Tabel 8 diperoleh hasil curah hujan andalan (CHA) berkisar antara

87.4 mm/bulan-310.7 mm/ bulan. Curah hujan efektif (CHE) berkisar antara

64.4 mm/bulan-190.7 mm/bulan. Curah hujan efektif terbesar tejadi pada

bulan Mei sedangkan curah hujan terkecil terjadi pada bulan Juli.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Curah Hujan Andalan dan Curah Hujan efektif

Bulan Curah Hujan

Curah Hujan Andalan

Curah Hujan Efektif

(mm/bulan) (mm/bulan) (mm/bulan) Januari 392.3 294.7 86.8 Febuari 372.0 280.1 102.2 Maret 407.1 300.9 135.6 April 360.4 238.6 174.2 Mei 365.3 239.5 190.7 Juni 230.6 121.4 99.4 Juli 173.2 87.4 64.4 Agustus 279.3 152 87.1 September 231.8 147.6 107.1 Oktober 346.3 231.4 184.8 November 414.8 310.7 131.3 Desember 390.0 281.3 109.8

Pada Tabel 8 Curah Hujan Efektif (CHE) terkecil pada bulan Juli

yang merupakan permulaan masa tanam yaitu mulai dari tahap vegetatif

sampai tahap pembungaan sehingga sangat diperlukan penambahan air

melalui irigasi pada tahap ini. Pada periode tumbuh selanjutnya yaitu masa

pembuahan dan pematangan nilai curah hujan efektif yang ada pada bulan

Agustus termasuk relatif kecil sehingga agar didapatkan hasil yang

memuaskan irigasi diperlukan dari awal hingga akhir periode.

Page 4: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

31

C. EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN

Evapotranspirasi tanaman acuan berkisar antara 2.6 mm/hari-5.3

mm/hari dihitung dengan metode radiasi. Koefisien tanaman (Kc) untuk

tanaman melon berbeda tergantung dari tahap perkembangan tanaman.

Menurut Cumulus (1992), koefisien tanaman kc rata-rata untuk tanaman

melon (Cucumis melo L) pada tiap periode tumbuh berbeda, hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel 9. Nilai evapotranspirasi tanaman acuan (ETo)

dipergunakan untuk menghitung evapotranspirasi tanaman (ETc).

Tabel 9. Koefisien tanaman kc rata-rata untuk tanaman melon (Cucumis melo

L) pada tiap periode tumbuh

Periode Umur Hari kc Tumbuh (hari) ke- rata-rata

Vegetatif 16-40 25-Jan 0.81 Pembungaan 41-50 25-35 0.97 Pembentukan Buah 51-70 36-55 1.16 Pematangan 71-75 56-60 0.85

Nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) melon besarnya tergantung dari

kondisi iklim, tingkat pertumbuhan tanaman. dan oleh nilai koefisisen

tanaman (kc). Nilai koefisien tanaman (kc) untuk tanaman melon pada

vegetatif sebesar 0.81, tahap pembungaan 0.97, pada pembentukan buah

sebesar 1.16, pada tahap pematangan 0.85. Data lengkap mengenai iklim dan

nilai evapotranspirasi tanaman acuan (ETo) dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil perhitungan evapotranspirasi tanaman (ETc) dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai evapotranspirasi tanaman pada tiap periode tumbuh

Tahap Waktu kc ETc

Pertumbuhan (mm/hari)

Awal Juli-1 0.81 4.13

Pembungaan Juli-3 0.97 4.95

Pembentukan Buah Ags-1 1.16 5.92

Pematangan Ags-4 0.85 4.51

Nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) tanaman melon terus meningkat

dari tahap awal pertumbuhan sampai tahap pembentukan buah. Hal ini

Page 5: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

32

menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan air tanaman terus meningkat seiring

pertumbuhan tanaman. Nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) pada setiap

pertumbuhan tanaman diperlukan untuk menentukan jumlah air irigasi yang

dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh optimal dengan hasil maksimal. Oleh

karena itu diperlukan pengkajian mengenai waktu musim tanam yang sesuai

untuk tanaman melon agar diperoleh hasil yang optimal.

D. KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Kebutuhan air irigasi disebut sebagai satuan kebutuhan air (SKA)

merupakan selisih dari evapotranspirasi tanaman (ETc) dan curah hujan efektif

(CHE). Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi untuk setiap periode tumbuh

tanaman dapat dilihat pada Tabel 11. Satuan kebutuhan air yang maksimum

terjadi pada periode tumbuh pembungaan. Nilai kebutuhan air yang

maksimum tersebut dapat dipergunakan untuk menghitung interval irigasi dan

kedalaman (kotor) air irigasi. Rekapitulasi perhitungan satuan kebutuhan air

(SKA) dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 11. Nilai Evapotranspirasi Tanaman (ETc) Tanaman melon, Curah

Hujan Efektif (CHE) dan Satuan Kebutuhan air (SKA)

Tahap Waktu ETc CHE SKA Pertumbuhan (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari)

Vegetatif Juli-1 4.13 2.15 1.98 Pembungaan Juli-3 4.95 2.15 2.80 Pembentukan Buah Ags-1 5.92 2.89 3.03 Pematangan Ags-4 4.51 2.89 1.62

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada setiap masa periode

pertumbuhan dibutuhkan penambahan air untuk mencukupi kebutuhan air

tanaman. Berdasarkan Tabel 7, satuan kebutuhan air tanaman melon pada

periode tumbuh vegetatif nilainya sebesar 1.98 mm/hari, pada periode tumbuh

pembungaan nilainya sebesar 2.80 mm/hari, pada periode pembentukan buah

nilainya sebesar 3.03 mm/hari, dan pada periode tumbuh pematangan nilainya

sebesar 1.62 mm/hari. Pemenuhan kebutuhan air tanaman ini dilakukan

dengan pemberian air secara tepat menggunakan irigasi tetes.

Page 6: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

33

E. KINERJA JARINGAN

Kinerja jaringan dari sistem irigasi tetes dengan micro spray meliputi

debit yang keluar dari micro spray, koefisien variasi penetes (v), koefisien

penyebaran (EU), dan efisiensi irigasi. Pengukuran debit emitter irigasi tetes

dilakukan pada saat pengoperasian jaringan irigasi tetes berlangsung.

Titik pengamatan berjumlah 24 emitter setiap bloknya dan pada 4

bedengan dimana 1 bedengan terdiri dari 2 lateral dengan tipe lateral line-

source. Blok Ciheuleut, yaitu pada bedengan 1, bedengan 4, bedengan 10, dan

bedengan 13. Blok Tajur yaitu pada bedengan 1, bedengan 3, bedengan 7, dan

bedengan 10. Blok Pakuan yaitu pada bedengan 1, bedengan 3, bedengan 5,

dan bedengan 8. Blok Ciawi yaitu pada bedengan 1, bedengan 4, bedengan 7,

dan bedengan 10. Pengukuran debit emitter lateral line-source seluruhnya

berjumlah 96 emitter.

Air dari sumber air untuk lahan di pompa dengan pompa jenis

submersible yang ditempatkan 20 m dari sumur bor sedalam 100 m. Air dari

sumber tersebut di salurkan dengan pipa galvanis 3 inch yang ditahan oleh

kran utama lalu dialirkan dengan menggunakan pipa galvanis 2 inch menuju 3

tempat, yaitu ke tempat penampungan air untuk kantor, ke lokasi penelitian

(Tajur II), dan Tajur I.

Pipa utama menggunakan pipa galvanis 2 inch. Pipa sub utama

menggunakan pipa PVC berukuran 2 inch, pipa manifold menggunakan pipa

PVC yang berukuran ¾ inch. Setiap 1 buah manifold akan membagi air untuk

2 lateral jenis Polyethilen yang berukuran ½ inch.. Detail aliran air irigasi

dapat dilihat pada Gambar 7.

Emitter yang dipergunakan untuk jaringan irigasi ini adalah jenis

micro spray dengan tipe orbitor kit dengan kapasitas 55 l/jam pada tekanan 1-

2 atm. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai debit minimum sebesar 26.64

l/jam, debit maksimum yang keluar sebesar 30.24 l/jam. Debit rata-rata

emitter, nilai koefisien variasi penetes, dan nilai keseragaman penyebaran

(EU) tiap blok dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 7: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

Gambar 7. Detail Aliran Air Irigasi di Lokasi Penelitian

Sumur Bor 100 mPipa Sub Utama PVC 2’’

bedengan

Penampungan Air

Pompa

Pipa Galvanis 3’’

kran

Keterangan : : Aliran air

irigasi

Page 8: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

35

Tabel 12. Debit Rata-rata emitter, Nilai Koefisien Variasi Ppenetes, dan Nilai

Keseragaman Penyebaran (EU) Tiap Blok

Blok Debit Rata-rata (l/jam)

Koefisien variasi

Keseragaman penyebaran

(%) Ciheuleut 28.41 0.04 83.67 Pakuan 28.66 0.036 85.25 Tajur 28.73 0.031 86.78 Ciawi 28.85 0.035 85.37

Nilai koefisien variasi penetes (v) irigasi tetes di lokasi penelitian

berkisar antara 0.031-0.040. Data lengkap perhitungan nilai koefisien variasi

penetes (v) Blok Ciheuleut, Blok Tajur, Blok Pakuan dan Blok Ciawi

disajikan pada Lampiran 6a sampai Lampiran 6d.

Nilai rata-rata koefisien variasi penetes (v) pada lateral line-source

jaringan irigasi tetes di lokasi penelitian sebesar 0.035. Berdasarkan data

tersebut, maka jika nilai koefisien variasi penetes (v) jaringan irigasi tetes di

lokasi penelitian 0.035 berarti variasi debit spray yang keluar berkualitas baik

karena nilai v < 0.05. Nilai ini berpengaruh kepada keseragaman penyebaran

(EU) dimana semakin besar nilai koefisien penetes maka nilai keseragaman

penyebaran semakin kecil. Lateral line-source berada diatas bedengan. Detail

bedengan dapat dilihat pada Gambar 8. Detail lateral di lokasi penelitian

dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 8. Detail Bedengan di Lokasi penelitian

1.5 m

Pipa Lateral (PE 13 mm)

Manifold (PVC ¾’’)

Katup bedengan

Page 9: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

Gambar 9. Detail Lateral di Lokasi Penelitian

Page 10: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

37

Hasil perhitungan nilai keseragaman penyebaran (EU) irigasi tetes

pada lokasi penelitian, Blok Ciheuleut nilainya sebesar 83.67%, Blok Tajur

nilainya sebesar 85.25%, Blok Pakuan nilainya sebesar 86.78%, dan Blok

Ciawi nilainya sebesar 85.37%. Nilai rata-rata keseragaman penyebaran (EU)

sebesar 85.26%, hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai

keseragaman (EU) kurang dari 90%-95% untuk irigasi tetes dengan

menggunakan micro spray.

Menurut Nakayama dan Bucks (1986) di dalam Prastowo (2002), jika

nilai keseragaman penyebaran (EU) dibawah 95 % maka desain harus diubah,

misalnya dengan memperpendek pipa atau memperbesar diameter pipa.

Kecilnya keseragaman penyebaran (EU) dapat disebabkan karena posisi pipa

lateral yang tidak datar, banyak terjadi kerusakan pada jaringan perpipaan.

Nilai untuk kebutuhan leaching sebesar nol karena tidak ada nutrisi yang

diberikan bersamaan dengan air irigasi sehingga nilai efisiensi irigasi (Es)

sama dengan nilai keseragaman penyebaran (EU) yaitu sebesar 85.26 %.

F. JADWAL IRIGASI

Kebutuhan air irigasi tanaman dapat diberikan dengan optimal pada

saat penentuan interval irigasi dan penentuan waktu irigasi yang dibutuhkan

untuk mengairi seluruh lahan tepat. Pemberian air irigasi yang diberikan pada

tanaman melon berubah-ubah tergantung keadaan cuaca tempat budidaya

tanaman melon. Pemberian air irigasi yang diberikan di lapangan untuk tiap

tahap pertumbuhan pada tanaman melon dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rencana Jadwal Operasi Jaringan Irigasi Tetes

Tahap Pertumbuhan

Waktu(hspt)

Satuan Kebutuhan Air

(mm/hari)

Jumlah Air yang

Diberikan (mm/hari)

Kelebihan Air

(mm/hari)

Vegetatif 16-40 1.98 4.12 2.14 Pembungaan 41-50 2.80 8.23 5.43 Pembentukan Buah 51-70 3.03 9.07 6.04

Pematangan 71-75 1.62 3.82 2.20

Page 11: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

38

Pada Tabel 13 dapat dilihat pada tahap vegetatif sampai tahap

pematangan terjadi kelebihan dalam pemberian air irigasi. Pada tahap

vegetatif terjadi kelebihan pemberian air sebesar 2.14 mm/hari. Pada tahap

pembungaan terjadi kelebihan pemberian air sebesar 5.43 mm/hari. Pada tahap

pembentukan buah terjadi kelebihan pemberian air 6.04 mm/hari. Dan pada

tahap pematangan terjadi kelebihan pemberian air 2.20 mm/hari.

Kebutuhan air tanaman meningkat seiring pertumbuhan tanaman, pada

tanaman melon kebutuhan paling besar terjadi pada tahap pembentukan buah,

lalu menurun pada tahap pematangan. Oleh karena itu diperlukan pemenuhan

kebutuhan air pada proses budidaya tersebut. Namun jika pemberian air

dilakukan secara berlebihan maka akan merangsang pertumbuhan beberapa

tanaman pengganggu yang mengakibatkan terjadinya penurunan buah, juga

dapat mengakibatkan kualitas buah menurun.

Kelebihan mengakibatkan pemborosan penggunaan air. Oleh karena

itu diperlukan penentuan jadwal irigasi yang tepat berdasarkan jadwal tanam

secara tepat. Interval dan lama irigasi yang diterapkan di lokasi penelitian

dapat dilihat pada Tabel 14. Dan perhitungan kedalaman bersih air irigasi,

kedalaman kotor air irigasi, interval, volume kotor air irigasi dan waktu

aplikasi tiap tahap pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Tabel 15.

Sedangkan perencanaan jadwal operasi irigasi dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 14. Interval dan Lama Irigasi yang Diterapkan di Lokasi Penelitian

Tahap Pertumbuhan

Waktu(hspt)

Interval (hari)

Waktu Aplikasi (jam/hari)

Volume penyiraman

(mm/aplikasi) Vegetatif 16-40 1 2 4.12 Pembungaan 41-50 1 3 8.23 Pembentukan Buah 51-70 1 3 9.07

Pematangan 71-75 1 2 3.82

Di lokasi penelitian dilakukan pemberian air irigasi dengan interval

waktu 1 hari dan waktu aplikasi pada masa vegetatif 2 jam/hari, pada masa

pembungaan dan pembentukan buah 3 jam/hari dan pada masa pematangan 2

jam/hari. Dengan waktu penjadwalan ini, maka terjadi kelebihan pemberian

air pada setiap tahap pertumbuhan tanaman.

Page 12: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

39

Tabel 15. Penentuan Interval Irigasi yang Disarankan

Parameter Satuan Tahap Pertumbuhan

Vegetatif Pembu-ngaan

Pembentu-kan Buah

Pemata-ngan

Kedalaman bersih irigasi, dx mm 16.4 16.4 16.4 16.4

Interval irigasi, fx hari 8.3 5.9 5.4 10.1

Interval irigasi aktual,f hari 8 5 5 10

Kedalaman bersih irigasi baru,dn

mm 15.8 14.0 15.2 16.2

Kedalaman kotor irigasi,d mm 18.6 16.4 17.8 19

Volume kotor irigasi,G l/hari 16.2 14.3 15.5 16.5

Waktu Aplikasi Jam/hari 0.6 0.5 0.5 0.6

Dari Tabel 15. dapat dilihat kedalaman bersih untuk seluruh lahan

sebesar 16.4 mm. Interval irigasi yang dipilih pada masa vegetatif 8 hari, pada

masa pembungaan 5 hari, pada masa pembentukan buah 5 hari dan pada masa

pematangan 10 hari. Kedalaman kotor irigasi berkisar antara 16.4 mm – 19

mm. Waktu aplikasi pemberian air irigasi berkisar antara 0.5 jam/hari – 0.6

jam/hari. Terlihat bahwa semakin besar jumlah air irigasi (kotor) maka waktu

aplikasi irigasi semakin lama.

Penentuan jadwal pemberian irigasi dilakukan untuk meningkatkan

efisiensi irigasi tetes. Hal ini didasarkan pada pertimbangan untuk memenuhi

kebutuhan air tanaman dengan tepat dan untuk menghindari kelebihan air

irigasi, sehingga tanaman menjadi layu serta dapat pula menyebabkan

limpasan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan efisiensi irigasi tetes

dengan menggunakan micro spray maka diperlukan penerapan jadwal irigasi

secara tepat.

G. ANALISIS JARINGAN PERPIPAAN

Tipe emitter didesain agar selain menyalurkan kebutuhan air untuk

irigasi juga melembabkan daerah sekitar tanaman. Besarnya debit tergantung

dari tekanan operasi yang diberikan. Dengan nilai keseragaman debit aliran

yang kurang baik yaitu antara 83.67 %-86.78 % dapat mempengaruhi

Page 13: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

40

besarnya air yang disalurkan, hal tersebut dapat mengganggu untuk

pertumbuhan tanaman yang ada.

Jaringan irigasi sangat mempengaruhi pula nilai keseragaman ini.

Banyaknya kerusakan dari alat yang dipergunakan oleh jaringan irigasi

mempengaruhi. Jaringan sistem irigasi meliputi pipa utama dengan diameter 3

inch, pipa sub utama dengan diameter 2 inch, pipa manifold dengan diameter

¾ inch, pipa lateral dengan diameter ½ inch dan emitter. Kerusakan banyak

terjadi pada jaringan pipa manifold, pipa lateral dan emitter. Adanya

kerusakan pada jaringan ataupun alat yang hilang menyebabkan nilai

keseragaman penyebaran debit (EU) yang ada kurang dari 95%. Rekapitulasi

data jaringan irigasi dapat dilihat pada Tabel 15. Rekapitulasi data jaringan

irigasi diseluruh lokasi penelitiandapat dilihat pada Lampiran 9. Layout

jaringan perpipaan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 10.

Rekapitulasi data jaringan irigasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 15. Rekapitulasi Data Jaringan Irigasi

Keterangan : B :Berfungsi ; R : Rusak ; T : Tidak ada

Dari data yang diperoleh dapat diketahui kerusakan yang terjadi pada

jaringan pipa manifold di Blok Ciheuleut sebesar 14.3%, Blok Tajur sebesar

10.5%, Blok Pakuan sebesar 7.3%, dan Blok Ciawi sebesar 10%. Pada

No Data Blok Kebun

Ciheuleut Sukasari & Tajur

Muarasari & Pakuan

Ciawi

1. Luas Blok 1904 m2 5168.9 m2 2946.35 m2 1452 m2 2. Jumlah Bedeng 56 bedeng 63 bedeng 59 bedeng 22 bedeng 3. Panjang manifold 84 m 94.5 m 88.5 m 33 m 4. Panjang lateral 1836.8 m 6312.6 m 2755.4 m 1173.2 m 5. Jenis tanaman Melon Pepaya &

melon Tomat & melon

Melon

6. Kondisi Manifold

B 49 57 55 30 R 7 6 4 3 T 0 0 0 0

7. Kondisi Lateral B 102 27 118 66 R 8 99 0 0 T 2 0 0 0

8. Kondisi Sprayer B 2442 7857 3003 1152 R 114 0 0 0 T 0 1387 449 0

Page 14: V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH · V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK TANAH Uji sifat fisik tanah meliputi uji tekstur tanah dan struktur tanah, kadar air tanah,

41

jaringan pipa lateral kerusakan yang terjadi di Blok Ciheuleut sebesar 9.8%,

Blok Tajur sebesar 36.67%, Blok Pakuan dan Blok Ciawi jaringan pipa lateral

yang ada dalam kondisi yang baik. Kerusakan yang terjadi pada emitter di

Blok Ciheuleut sebesar 4.66%, Blok Tajur sebesar 17.65%, Blok Pakuan

sebesar 14.95%, dan Blok Ciawi dalam kondisi yang baik.

Kerusakan yang terjadi pada jaringan irigasi dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu pemeliharaan jaringan yang tidak terlaksana dengan

baik, kondisi iklim juga sangat mempengaruhi karena jaringan pipa manifold,

lateral dan emitter berada diatas permukaan tanah dan tidak terlindungi oleh

bangunan, jaringan yang rusak tidak segera tertangani tetapi tetap dibiarkan

sehingga memperbesar kerusakan yang terjadi. Kerusakan tersebut dapat

menyebabkan nilai keseragaman penyebaran (EU) kurang dari 95 %. Untuk

meningkatkan keseragaman penyebaran debit (EU) dapat dilakukan melalui

penempatan posisi pipa lateral yang datar, penggantiann komponen irigasi

yang rusak. Untuk mengurangi kerusakan komponen irigasi dilakukan,

melalui pemeliharaan dan perawatan jaringan irigasi secara intensif.

Perbaikan dan penggantian komponen-komponen yang mendukung

jaringan irigasi sangat diperlukan. Masing-masing Blok berbeda tergantung

dari besarnya kerusakan dan kebutuhan alat yang ada. Blok Ciheuleut sebesar

Rp. 444600,-, Blok Tajur yang tergabung dengan Blok Sukasar sebesar Rp.

1554300,-, Blok Pakuan yang tergabung dengan Blok Muarasari sebesar Rp.

404100,-, dan Blok Ciawi sebesar Rp. 168000,-. Rincian biaya kebutuhan

komponen di lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 11.