Pembahasan Lengkung Gigi

7
HUBUNGAN ERUPSI DAN TERBENTUKNYA LENGKUNG GIGI Lengkung gigi merupakan suatu garis imaginer yang dibentuk berdasarkan permukaan oklusal dari gigi baik pada rahang atas maupun pada rahang bawah. Dimana alur terbentuknya lengkung gigi ini berdasarkan penarikan suatu garis yang melewati tepi-tepi oklusal gigi. Seperti: Lengkung gigi pada rahang atas : ditarik hingga melalui fossa sentral molar, singulum dari kaninus dan insisivus. Lengkung gigi pada rahang bawah : ditarik hingga melalui tonjolan bukal dari molar, dan tepi dari insisivus Selain lengkung gigi juga terdapat dua lengkung lain yang dalam kolaborasinya memberikan bentuk wajah masing-masing individu. Keduanya adalah lengkung alveolar dan lengkung basal. Lengkung alveolar dibentuk dari prosessus alveolar, dimana lengkung ini yang menghubungkan lengkung gigi dengan lengkung basal. Sehingga lengkung basal adalah lengkung mandibula.

description

anatomi gigi

Transcript of Pembahasan Lengkung Gigi

Page 1: Pembahasan Lengkung Gigi

HUBUNGAN ERUPSI

DAN TERBENTUKNYA LENGKUNG GIGI

Lengkung gigi merupakan suatu garis imaginer yang dibentuk berdasarkan

permukaan oklusal dari gigi baik pada rahang atas maupun pada rahang bawah. Dimana alur

terbentuknya lengkung gigi ini berdasarkan penarikan suatu garis yang melewati tepi-tepi

oklusal gigi. Seperti:

Lengkung gigi pada rahang atas : ditarik hingga melalui fossa sentral molar,

singulum dari kaninus dan insisivus.

Lengkung gigi pada rahang bawah : ditarik hingga melalui tonjolan bukal dari

molar, dan tepi dari insisivus

Selain lengkung gigi juga terdapat dua lengkung lain yang dalam kolaborasinya

memberikan bentuk wajah masing-masing individu. Keduanya adalah lengkung alveolar dan

lengkung basal. Lengkung alveolar dibentuk dari prosessus alveolar, dimana lengkung ini

yang menghubungkan lengkung gigi dengan lengkung basal. Sehingga lengkung basal adalah

lengkung mandibula.

Terbentuknya lengkung gigi dipengaruhi oleh bentuk wajah masing-masing individu,

dikarenakan lengkung gigi menyesuaikan bentuk wajah setiap individu. Macam-macam

bentuk wajah dengan lengkung dari mandibulannya adalah: ovoid, quadratic, tapering.

Lengkung gigiLengkung alveolar dan lengkung mandibula

Page 2: Pembahasan Lengkung Gigi

Selain bentuk wajah seperti yang kita ketahui bahwa pembentukkan lengkung gigi

ditarik berdasarkan tepi oklusal dari gigi. Sehingga terjadinya oklusi dari gigi-gigi juga

berperan dalam pembentukkan lengkung gigi.

Pola oklusi yang terbentuk pada gigi permanent adalah akibat waktu erupsi giginya

hingga terjadilah oklusi. Dimana tahap erupsi pada gigi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

a. Tahap 1 : erupsi dari molar pertama, dan insisivus

b. Tahap 2 : erupsi dari caninus, premolar, dan molar dua

c. Tahap 3 : erupsi dari molar ketiga

Dengan demikian oklusi yang dibentuk oleh molar pertama sebagai gigi permanent yang

pertama kali melakukan erupsi, mempengaruhi pembentukkan lengkung gigi . hal ini

dikarenakan begitu terjadi kontak oklusi pertama

kali anatar molar pertama atas dengan bawah akan

terjadi pula pembentukkan posisi mandibula sehingga

memberikan ruang yang cukup dan pola pada

pertumbuhan gigi selanjutnya.

Pada awalnya, begitu molar pertama

mengalami erupsi antara atas dan bawah terjadi oklusi

pada garis vertikal bagian distalnya. Hal ini

dikarenakan molar pertama tumbuh dibelakang molar

kedua gigi sulung, padahal pengganti letak dari molar kedua gigi sulung ini adalah premolar

permanent yang ukurannya lebih kecil. Sehingga begitu molar kedua gigi sulung ini tanggal

makan molar pertama akan beroklusi lebih kedepan dan menempatkan cups distal dari molar

pertama atas pada groove dari mesio bukal molar pertama bawah. Posisi inilah yang

merupakan posisi normal dari gigi molar. Dengan demikian pertumbuhan gigi berikutnya

yaitu gigi pada tahap satu yang lainnya dan tahap ke-2 hingga ke-3, menempati posisi

menyesuaikan space yang telah dibuat dari oklusi molar pertama, termasuk kontak oklusinya.

Page 3: Pembahasan Lengkung Gigi

Sehingga maloklusi yang terjadi biasanya disebabkan gangguan erupsi dari molar

pertama ini. Itulah mengapa erupsi juga berpengaruh dengan pembentukkan lengkung gigi.

Gagalnya terjadi erupsi dari molar pertama yang berpengaruh pada pembentukkan lengkung

gigi dapat diakibatkan :

1. Trauma, benturan, dan keradangan sehingga gigi molar pertama tidak dapat tumbuh

atau mungkin tumbuh namun bererupsi tidak vertikal. Dengan terjadinya faktor ini

pembentukkan lengkung gigi akan dipengaruhi sehingga pertumbuhan gigi lainnya

berantakan, berjejal hingga impaksi.

2. Erupsi dini, dengan erupsi pada molar keuda sulung yang prematur menyebabkan

pertumbuhan gigi molar pertama permanent yang tak menempati posisi normalnya,

yaitu erupsi miring. Sehingga pembentukkan lengkung gigi juga abnormal.

3. Kebiasaan buruk, seperti menggigit jari, intervensi lidah, ngedot, yang berpengaruh

pada arah erupsi gigi atau bahkan terjadi open bite pada gigi anterior(insisivus) akibat

tidak berkembangnya daerah oklusi dari gigi tersebut akibat space yang terjadi dari

jarinya.

Faktor-faktor diatas inilah yang menyebabkan terjadinya maloklusi,terutama pada molar

pertama sehingga kontaknya tidak pada sisi distal molar pertama atas menempati grove dari

mesio bukal molar bawah, berikut kalsifikasi maloklusi yang ditimbulkan:

a. Kelas I yaitu maloklusi dengan molar pertama permanen di bawah setengah lebar tonjol lebih

mesial terhadap molar pertama permanen atas dengan relasi lengkung giginya disebut

netroklusi. Kelainan yang biasa menyertai dapat berupa gigi berdesakan, proklinasi, gigitan

terbuka anterior dan lain-lain.

- Tipe 1 : Gigi anterior rahang atas crowded (ektostem)

- Tipe 2 : Gigi anterior rahang atas protrusi (labioversi)

- Tipe 3 : Gigi anterior rahang atas palatoversi terhadap gigi anterior rahang bawah.

- Tipe 4 : Gigi posterior rahang atas crossbite

- Tipe 5 : Pergeseran gigi molar ke mesial

- Tipe 6 : Diastem, sentral diastem, multiple diastem

Kelas II yaitu lengkung bawah minimal setengah lebar tonjol lebih posterior dari relasi yang

normal terhadap lengkung gigi atas dilihat pada relasi molar. Relasi seperti ini disebut

distoklusi. keadaan ini menyebabkan wajah menampakkan profil retrognatic. Keadaan

Page 4: Pembahasan Lengkung Gigi

ini dikatakan posisi rahang yang protusi akibat posisi rahang atas ke depan dibanding

mandibulanya (mandibula mengalami retrusi).

Maloklusi kelas II dibagi menjadi dua divisi menurut inklinasi insisivus atas yaitu :

- Divisi 1 : insisivus atas proklinasi atau meskipun insisivus atas inklinasinya

normal tetapi terdapat jarak gigit dan tumpang gigit yang bertambah.

- Subdivisi : Gigi insisif dalam posisi labioversi.

- Divisi 2 : insisivus sentral atas retroklinasi. Kadang-kadang insisivus lateral

proklinasi, miring ke mesial atau rotasi mesiodistal. Jarak gigit biasanya dalam

batas normal tetapi kadang-kadang sedikit bertambah.tumpang gigit bertambah.

Dapat juga keempat gigi insisivus retroklinasi dan kaninus terletak dibukal.

b. Kelas III yaitu lengkung bawah setidak-tidaknya satu lebar tonjol lebih ke mesial daripada

lengkung gigi atas bila dilihat dari relasi molar pertama permanen. Relasi lengkung geligi

semacam ini biasa disebut juga mesioklusi. Relasi anterior menunjukkan adanya gigitan

terbalik. Hal berikut disebut dengan posisi rahang yang retrusi, dikarenakan rahan atas

seolah lebih kebelakang dari pada rahang bawah.(mandibula protusi)

- Tipe 1 : Gigi Insisif memiliki hubungan edge to edge

- Tipe 2 : Gigi insisif rahang bawah crowded dan inklinasinya agak ke

- Tipe 3 : Lengkung Gigi rahang atas kurang berkembang, letak insisif rahang bawah

normal, insisif rahang atas crossbite.

Kelemahan klasifikasi angel yaitu hanya memendang dari potongan sagital padahal maloklusi

juga bisa terjadi dari jurusan transversal berupa gigitan silang posterior, baik yang dental maupun

skeletal. Kelainan dalam jurusan vertical. Bisa berupa gigitan terbuka anterior ataupun posterior,

dental maupun skeletal.

British standard institute mengklasifikasikan maloklusi berdasarkan hubungan gigi seri.

Kelas I : tepi insisivus rahang bawah menutupi cingulum (sepertiga tengah dari permukaan

palatal) dari gigi seri rahang atas.

Kelas II : tepi insisivus rahang bawah posterior menutupi cingulum rahang atas

o Divisi 1 : overjet dan gigi seri rahang atas terjadi proclined atau inklinasi rata-rata.

o Divisi 2 : terjadi retroclined dengan overjet yang minimal.

Kelas III : gigi seri rahang bawah anterior menutupi cingulum gigi seri rahang atas atau

gigitan terbalik.8

Page 5: Pembahasan Lengkung Gigi