BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigi 1. Pengertian perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). Menurut Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respons. 2. Respon Perilaku Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Notoatmodjo (2003) : a. Perilaku tertutup (covert behavior) Respons perilaku seseorang terhadap suatu stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau suatu reaksi terhadap suatu stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 8

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Kontrol Gigi

1. Pengertian perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung (Sunaryo, 2004). Menurut Notoatmodjo (2003), merumuskan

bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui

proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme

tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau

Stimulus – Organisme – Respons.

2. Respon Perilaku

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Notoatmodjo (2003) :

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons perilaku seseorang terhadap suatu stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (covert). Respons atau suatu reaksi

terhadap suatu stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan / kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas

oleh orang lain.

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

9

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam

bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat orang lain.

3. Faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003), menganalisis perilaku manusia

tersebut dalam perilaku manusia pada tingkat kesehatan. Sedangkan

kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok

yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku, selanjutnya perilaku

kesehatan dipengaruhi oleh:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan sistem nilai yang dianut masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi

b. Faktor-faktor pendukung(enabling faktor)

Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor ini bisa

sekaligus menjadi penghambat atau mempermudah niat suatu

perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang baik. Faktor

pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

10

mendukung atau memungkinkan terwujudnya suatu perilaku,

sehingga disebut sebagai faktor pendukung atau faktor pemungkin.

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)

Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) merupakan penguat

terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau

berperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik akan

memotivasi, sebaliknya hukuman dan pandangan negatif seseorang

akan menjadi hambatan proses terbentuknya perilaku.

4. Perilaku Kontrol Gigi

Kesehatan gigi individu atau masyarakat merupakan salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan individu atau masyarakat

tersebut. Perilaku kesehatan gigi positif misalnya, kebiasaan menyikat gigi

sebaliknya perilaku kesehatan gigi negatif misalnya, tidak menyikat gigi

secara teratur maka kondisi kesehatan gigi dan mulut akan menurun

dengan dampak antara lain mudah berlubang. Perilaku kontrol gigi pada

orang tua meliputi (Maulani, dkk 2005) :

a. Menyikat gigi

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk

penyingkiran plak secara mekanis. Saat ini telah banyak tersedia sikat

gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, dan desain dengan

berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat. Salah satu penyebab

banyaknya bentuk sikat gigi yang tersedia adalah adanya variasi waktu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

11

menyikat gigi, gerakan menyikat gigi, tekanannya, bentuk dan jumlah

gigi yang ada pada setiap orang.

1) Waktu Menyikat Gigi

Telah terbukti bahwa asam plak gigi akan turun dari pH

normal sampai mencapai pH 5 dalam waktu 3-5 menit sesudah

makan makanan yang mengandung karbohidrat. pH saliva sudah

menjadi normal (pH 6-7) 25 menit setelah makan atau minum.

Menyikat gigi dapat mempercepat proses kenaikan pH 5 menjadi

normal (pH 6-7) sehingga dapat mencegah proses pembentukan

karies. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari prosedur

penyikatan gigi, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah

frekuensi penyikatan gigi. Anak yang melakukan penyikatan gigi

secara teratur dalam sehari dengan frekuensi dua kali sehari atau

lebih dan dibantu oleh orang tua, lebih rendah terkena resiko karies.

2) Frekuensi Menyikat Gigi

Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk

menyikat giginya segera setelah makan. American Dental

Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan

menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur,

minimal 2 dua kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan

sebelum tidur malam. Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak

sama, bergantung pada beberapa faktor seperti kecenderungan

seseorang terhadap plak dan debris, keterampilan menyikat gigi,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

12

dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan

debris. Menyikat gigi dua kali sehari cukup baik pada jaringan

periodonsium yang sehat, tetapi pada jaringan periodonsium yang

tidak sehat dianjurkan menyikat gigi tiga kali sehari. Jadi frekuensi

menyikat gigi yang baik adalah dua kali sehari, pagi 30 menit

setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur.

3) Lamanya Menyikat Gigi

Biasanya rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1

menit. Lamanya seseorang menyikat gigi dianjurkan minimal 5

menit, tetapi umumnya orang menyikat gigi maksimum selama 2-3

menit. Penentuan waktu ini tidak sama pada setiap orang terutama

pada orang yang sangat memerlukan program kontrol plak. Bila

menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang singkat, maka hasilnya

tidak begitu baik daripada bila menyikat gigi dilakukan dalam

waktu yang lebih lama, mengingat banyaknya permukaan gigi yang

harus dibersihkan.

4) Bentuk Sikat Gigi

Terdapat berbagai variasi mengenai sikat gigi. Ada bentuk

sikat gigi yang permukaan bulu sikatnya berbentuk lurus, cembung,

dan cekung sehingga dapat mencapai daerah tertentu dalam

lengkung rahang. Oleh sebab itu, dianjurkan pemakaian sikat gigi

yang serabutnya lurus dan sama panjang. Sikat gigi manual yang

baik harus memenuhi persyaratan, antara lain ukuran permukaan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

13

bulu sikatnya adalah (panjang: 1-11/4 inci (2,5-3,0 cm) dan lebar:

5/16-3/8 inci (8,0-9,5 mm); bulu sikatnya tersusun (baris: 2-4 baris

rumpun dan rumpun: 5-12 rumpun perbaris); serta permukaan bulu

sikatnya terpotong rata. Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus

dibersihkan dibawah air mengalir supaya tidak ada sisa-sisa

makanan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah bersih, sikat gigi

diletakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering dengan tujuan

agar sikat gigi tidak lembab dan basah. Sikat gigi perlu diganti 2-3

bulan setelah pemakaian, oleh karena bulu sikat gigi sudah tidak

dapat bekerja dengan baik dan dapat melukai gusi.

5) Pemakaian Pasta Gigi

Fungsi utama pasta gigi adalah membantu sikat gigi dalam

membersihkan permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan sisa-sisa

makanan dan fungsi sekundernya untuk memperkilat gigi,

mempertinggi kesehatan gingival, serta untuk mengurangi bau

mulut. Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasive 20-40%,

pelembab (humectant) 20-40%, air 20-40%, bahan penyegar ±2%,

bahan pemanis ± 2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, detergen

1-2%, bahan terapeutik ± 5%, dan pewarna <1%.

Untuk anak yang belum bisa berkumur dan meludah, bisa

dipilihkan pasta gigi yang tidak mengandung fluor. Jika sudah bisa

meludah dan bisa membuang kumurnya, boleh diberikan pasta gigi

yang mengandung fluor. boleh diberi pasta gigi untuk anak berisi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

14

flour sebanyak 30% dari kandungan fluor pasta gigi dewasa, berarti

mengandung 0,03% fluor, dapat menghambat terjadinya gigi

berlubang sebanyak 15-30%. Menurut penelitian, orang dewasa

menggunakan 0,30 gr pasta gigi sekali pakai, sedangkan pada anak-

anak sepertiganya. Diperkirakan 25% - 33% anak menelan pasta

gigi sewaktu menyikat giginya. Sehingga kemungkinan anak

menelan fluor adalah sebanyak 0,5 – 0,6 mgF/ hari. Hal ini dapat

menimbulkan fluorosis gigi yang ditandai dengan timbulnya bintik-

bintik pada email gigi jika kadar fluor dalam air minum yang

dipakai untuk anak dan keluarga sudah termasuk tinggi. Oleh

karena itu perlu menjadi perhatian orang tua untuk mengawasi

anaknya dalam menyikat gigi karena pasta gigi dengan harum yang

mirip buah-buahan bisa mengasosiasikan anak pada pasta gigi yang

bisa dimakan.

6) Metode Menyikat Gigi

Teknik apapun yang dipergunakan, harus diperhatikan

cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi.

Ada bermacam-macam metode penyikatan gigi, yaitu :

a) Metode Vertikal: dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi,

kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas

dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang

dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.

Sedangkan pada metode horizontal semua permukaan gigi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

15

disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Kedua metode

tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu baik untuk

dipergunakan karena dapat mengakibatkan resesi gingiva dan

abrasi gigi.

b) Metode Roll: ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi

mengarah ke akar gigi dan arah bulu sikat pada margin

gingiva, sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung

bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat

gigi bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi.

Permukaan atas mahkota juga disikat. Gerakan ini diulangi 8-

12 kali pada setiap daerah dengan sistematis. Cara pemijatan

ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi dan untuk

pembersihan daerah interdental.

c) Metode Charter: ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan

gigi (oklusal), membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu

panjang gigi dan ke atas. Sikat gigi digetarkan membentuk

lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat harus berkontak denga

tepi gusi. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Metode ini

merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan

pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk dilakukan.

d) Metode Bass: bulu sikat pada permukaan gigi membentuk

sudut 45 derajat dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar

gigi sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

16

gusi dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi

digerakkan dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke

belakang selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir

sama dengan teknik Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan

sikat giginya dan cara penyikatan permukaan belakang gigi

depan. Untuk permukaan belakang gigi depan, sikat gigi

dipegang secara vertikal.

e) Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat ditempelkan

tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan

mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran-

lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah

dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi tidak mendapat

perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan

yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil.

f) Metode Stillman dimodifikasi: dianjurkan untuk pembersihan

pada daerah dengan resesi gingiva yang parah disertai

tersingkapnya akar gigi, guna menghindari dekstruksi yang

lebih parah pada jaringan akibat abrasi sikat gigi. Jenis sikat

gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan kekerasan bulu

sikat sedang sampai keras, yang terdiri dari dua atau tiga baris

rumpun bulu sikat.

Teknik penyikatan gigi yang dilakukan pada usia sekolah adalah

teknik roll. Metode penyikatan gigi pada anak lebih ditekankan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

17

agar mampu membersihkan keseluruhan giginya bagaimanapun

caranya, namun dengan bertambahnya usia diharapkan metode

Bass dapat dilakukan.

b. Diet Makanan

Tindakan pencegahan karies lebih tinggi menekankan pada

pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang

tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasihat diet dan bahan

pengganti gula. Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan

makanan yang cukup protein dan fosfat yang dapat menambah sifat

basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang

berserat dan berair karena bersifat membersihkan dan merangsang

sekresi saliva. Menghindari makanan yang manis dan lengket serta

membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari serta menekan

keinginan untuk makan di antara jam makan.

Xylitol dan sorbitol merupakan bahan pengganti gula yang

sering digunakan, berasal dari bahan alami serta mempunyai kalori

yang sama dengan glukosa dan sukrosa. Dapat dijumpai dalam bentuk

tablet, permen karet, minuman ringan, farmasi dan lain-lain,

mempunyai efek menstimulasi daya alir saliva dan menurunkan

kolonisasi dari S. mutans. Xylitol lebih efektif karena tidak dapat

dimetabolisme oleh mikroorganisme dalam pembentukan asam dan

mempunyai efek anti mikroorganisme.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

18

Makanan yang dapat segera dimanfaatkan oleh mikroorganisme

plak disebut sebagai makanan kariogenik. Meskipun kariogenik istilah

yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik yang

menyebabkan karies, selain itu juga dapat menyebabkan penyakit

periodontal. Kariogenik adalah istilah relatif. Makanan yang paling

mungkin menyebabkan karies dianggap sangat kariogenik. Sedangkan

makanan yang tidak menyebabkan karies disebut sebagai non-

kariogenik.

Makanan yang bersifat kariogenik, antara lain Kue, kentang

goreng, donat, cupcake, manisan gula, dan kismis termasuk sangat

kariogenik (highly cariogenic), Biskuit asin (saltines), keripik kentang,

tepung maizena, kerupuk rye, dan roti termasuk moderate cariogenic,

Kacang tanah, gelatin desserts, keripik jagung, dan yogurt termasuk

low cariogenic.

Seseorang dengan diet karbohidrat cenderung memiliki lebih

banyak karies. Jenis karbohidrat yang paling kariogenik adalah gula

atau sukrosa karena mempunyai kemampuan untuk menolong

pertumbuhan bakteri kariogenik. Karbohidrat yang dapat menyebabkan

karies harus bersifat ada dalam diet dengan jumlah yang berarti, siap

difermentasikan oleh bakteri kariogenik, dan larut secara perlahan-lahan

dalam mulut. Gula berfungsi sebagai pemanis dan bahan pengawet,

memberikan bau yang harum. Hal ini akan menimbulkan daya tarik

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

19

baik rasa, bau maupun bentuk makanan itu sendiri, sehingga ada

kecenderungan orang akan memilih makanan yang bergula.

c. Kunjungan Ke Dokter Gigi

Kunjungan ke dokter gigi sangat diperlukan untuk menciptakan

kontak dan ikatan kepercayaan pertama antara orang tua dengan dokter

gigi, sehingga diharapkan kesadaran, perilaku, dan sikap yang positif

dan bertanggungjawab mengenai prinsip-prinsip perawatan kesehatan

gigi anak. Kunjungan diperlukan untuk menciptakan kontak dan ikatan

kepercayaan pertama antara orang tua dengan dokter gigi, sehingga

diharapkan terbentuk kesadaran, perilaku, dan sikap yang positif dan

bertanggung jawab mengenai prinsip-prinsip perawatan kesehatan gigi.

Kontrol tiap enam bulan dilakukan meskipun tidak ada keluhan.

Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat gigi lain yang

berlubang selain yang telah ditambal, sehingga dapat dilakukan

perawatan sedini mungkin. Selain itu juga untuk melihat, apakah telah

terdapat kembali karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang

mungkin ada.

d. Penambalan Gigi

Penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang sebaiknya

dilakukan sedini mungkin sebelum kelainannya menjadi lebih berat

lagi. Apabila penambalan dilakukan sedini mungkin, kunjungan ke

dokter gigi menjadi lebih sedikit, dalam artian sekali datang bisa

langsung dilakukan penambalan langsung. Apabila kelainannya sudah

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

20

lebih besar, maka gigi tersebut harus dilakukan perawatan terlebih

dahulu sehingga memerlukan kunjungan yang lebih banyak.

e. Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi tersebut sudah tidak

dapat lagi dipertahankan dan apabila gigi tersebut menjadi penyebab

dari infeksi di dalam rongga mulut dan dapat menyebabkan kelainan ke

organ yang lainnya.

B. Karies Gigi

1. Pengertian

Karies adalah proses kronis regeneratif yang dimulai dengan

larutan mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara

email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam

mikrobial dari substrat (medium makanan bagi bakteri), timbul destruksi

komponen-komponen organik, dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan

lubang) (Kennedy, 2002).

2. Gigi

Menurut Mansjoer (2009) bentuk dan susunan gigi terdiri atas :

a. Bentuk Gigi

1) Gigi seri untuk memotong.

2) Gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek makanan.

3) Gigi geraham untuk menghaluskan makanan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

21

b. Susunan Gigi

1) Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol di atas

gusi. Sedangkan mahkota anatomis adalah bagian gigi yang dilapisi

email.

2) Akar gigi, yaitu bagian yang terpendam dalam alveolus pada tulang

maksila/mandibula.

3) Leher gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota anatomis

dan akar gigi.

c. Lapisan-lapisan gigi

Bila gigi dibelah, maka akan tampak lapisan-lapisan gigi, yaitu:

1) Email

Email merupakan bahan terkeras pada tubuh. Email tersusun dari

99% bahan anorganik terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal

apatit dan hanya 1% bahan organik. Bahan organiknya terutama

terdiri dari enamelin, suatu protein yang sangat kaya prolin. Email

tampak terdiri atas prisma, bahan interprismatik dan matriks

organid apabila dilihat dengan mikroskop cahaya,.

2) Dentin

Dentin terdiri dari 70% zat anorganik, 18% zat organik dan 12%

air. Dentin terletak di bawah email dan merupakan bagian terbesar

dari seluruh gigi. Dentin lebih lunak dari email dan melindungi

pulpa.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

22

3) Pulpa

Pulpa terdiri dari 25% zat organik dan 75% air. Jaringan pulpa

merupakan jaringan lunak yang terdapat di ruang pulpa dan seluruh

saluran akar. Jaringan ini terdiri dari:

a) Pembuluh limfe

b) Pembuluh darah (arteri dan vena)

c) Urat syaraf

Selain ketiga bagian ini, terdapat pula jaringan pendukung / penyangga

gigi, jaringan periodontial yang terdiri dari: gingiva (gusi), sementum,

membran periodontal serta tulang alveoli (Mansjoer, 2009).

Gambar 2.1 Susunan Gigi

Sumber : Mansjoer (2009)

d. Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen

Perbedaan antara gigi sulung dan gigi permanen dilihat dari potongan

melintang pada bidang bikolingual menurut Kennedy (2002) adalah :

1) Mahkota yang cembung dan serviks jelas

2) Bidang aklusal yang sempit

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

23

3) Konstriksi serviks email (serviks ke apeks menonjol)

4) Email tipis

5) Tanduk pulpa

6) Saluran akar kecil

7) Dasar pulpa tipis

8) Gigi permanen yang sedang tumbuh

9) Inklinasi prisma email

3. Proses Terjadinya Karies

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di

permukaan gigi, sukrosadari sisa makanan dan bakteri berproses

menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang

akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan

demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Suryawati, 2010).

Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah

dentin melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan

lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut.

Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi

sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan

kavitasi yang makroskopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru

mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas

tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap

mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak

tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

24

merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah

terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies

yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan

demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang),

lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).

4. Tanda dan Gejala Karies

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies

sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah

sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan

adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan

membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel,

namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat

diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan

karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

(Kennedy, 2002).

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak.

Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika

disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa

nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin, dan

makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas

tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut,

infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi

berbahaya (Kennedy, 2002).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

25

5. Lapisan-lapisan Karies

Secara histologis, pada karies gigi yang tidak begitu dalam, dapat

dibedakan dari luar ke dalam lima daerah (Schuurs, 2002):

a. Lapisan dentil lunak yang strukturnya tidak dapat dikenal lagi. Di

dalam lapisan ini terdapat floura campuran yang mengeluarkan enzim

hidrolik yang akan merusak komponen organik dentil.

b. Lapisan infeksi, di sini akan dijumpai bakteri-bakteri di dalam tubuli.

Tubuli melebar dan saling menyatu. Selain itu terlihat juga celah-celah

yang mengikuti jalannya garis-garis pertumbuhan toluen.

c. Lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit dimana dentin peritubular

diserang.

d. Lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan

membentuk rintangan terhadap mikro organisme.

6. Jenis Karies

Menurut Widya (2008), jenis karies gigi berdasarkan tempat

terjadinya :

a. Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email.

b. Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

26

c. Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin ( tulang gigi )

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi

biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam

dan manis.

d. Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati

dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk perawatan selanjutnya

akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.

7. Faktor-faktor Terjadinya Karies Dentis

Faktor-faktor yang memungkin terjadinya karies, menurut Schuurs,

(2002), yaitu :

a. Bakteri

Tiga jenis bakteri yang sering mengakibatkan karies, yaitu:

1) Streptokokus

Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan

jumlah terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya yaitu

Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain, dapat

menurunkan pH medium hingga 4,3. Streptococcus mutans

terutama terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi

sukrosa.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

27

2) Aktinomises

Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama

membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.

Actinomyces viscosus dan Actinomyces naeslundi mampu

membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontionium.

Lactobacillus

Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan. Tempat yang paling

disukai adalah lesi dentin yang dalam Lactobacillus hanya

dianggap faktor pembantu proses karies.

b. Karbohidrat makanan

Karbohidrat yang sangat merusak adalah sukrosa (gula), yang akan

diubah oleh kuman menjadi glukosa dan fluktosa. Selanjutnya

karbohidrat tersebut akan mengalami fermentasi sehingga timbul asam

laktat, maka asam inilah yang bertanggung jawab atas proses

dekalsifikasi (Mansjoer, 2009).

c. Kerentanan permukaan gigi, meliputi:

1) Morfologi, di mana daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat

mungkin terjadinya karies.

2) Lengkungan gigi, meliputi jumlah dan isi saliva (ludah, derajat

keasaman, kekentalan, dan kemampuan buffer yang berpengaruh

pada terjadinya karies. Ludah melindungi jaringan dalam rongga

mulut dengan cara perlindungan sebagai berikut:

a) Pembersihan mekanis yang dapat mengurangi akumulasi plak.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

28

b) Pelumuran elemen gigi yang mengurangi keausan oklusi yang

disebabkan karena pengunyahan.

c) Pengaruh buffer sehingga naik turunnya pH dapat ditekan dan

dekalsifikasi elemen gigi dihambat.

d) Agregasi bakteri yang merintangi kolonisasi mikroorganisme.

e) Aktivitas antibakterial.

3) Posisi gigi. Posisi gigi yang abnormal seperti posisi keluar, rotasi,

dan lain-lain menyebabkan kesulitan pembersihan dan cenderung

membuat makanan dan debris terakumulasi.

d. Perilaku kontrol gigi

Timbulnya karies gigi anak sekolah dipengaruhi oleh perilaku orang

tua dalam merawat kesehatan gigi. Kebiasaan yang perlu dimiliki

orang tua antara lain yang berkaitan dengan cara kebersihan gigi, jenis

makanan dan minuman yang menguntungkan kesehatan gigi, cara

makan dan minum.

C. Anak Usia Sekolah

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

Usia anak sekolah dimulai dari umur 6 tahun sampai umur 12

tahun. Usia anak adalah usia dimana anak sedang mengembangkan segala

kemampuannya seperti kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan

orang lain, dan kemampuan mengemukakan pendapat. Anak kecil

berfokus pada perilaku dan bukan pada motivasi atau akibat. Mereka

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

29

melihat alternatif sebagai sesuatu yang konkret, dan mereka tidak mampu

membedakan antara informasi yang diplot secara sentral atau perifer. Anak

kecil mengingat berbagai hal di dalam program, misal mereka mengingat

suatu tindakan, bukan motifasi atau akibatnya (Wong, 2009).

2. Pertumbuhan Anak Sekolah

Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,

yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi

natrium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 2000).

Pada usia sekolah pertumbuhan tinggi dan berat badan cenderung

lebih stabil, rata–rata akan tumbuh 5cm (2 inci) setiap tahunnya, serta

berat badan akan bertambah 2–3 kg (4,5–6,5 pon) pertahun, terdapat

sedikit perbedaan pertumbuhan antara laki–laki dengan perempuan anak

laki–laki akan lebih tinggi serta lebih berat dibanding perempuan (Wong,

2009).

3. Perkembangan Anak Sekolah

Masa anak ditandai beberapa ciri baik perkembangan dari fisik,

kepandaian, emosi dan sosial (Setiawan, 2000):

a. Ciri fisik

1) Pertumbuhannya sangat lambat, tetapi mantap

2) Takaran makanannya bertambah karena ia bisa menjadi gemuk bila

terlalu banyak makan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

30

3) Secara lahiriah tidak rapi, tidak suka berdandan

4) Mudah terserang penyakit campak, cacar air, atau batuk.

b. Kepandaiannya

1) Ketrampilan

Anak menjadi terampil bagi dirinya sendiri, ia dapat berpakaian dan

berdandan sendiri.

2) Perkembangan komunikasi

Anak bertambah luas pergaulanya, maka komunikasi merupakan

salah satu teknik yang sangat penting.

c. Emosi

1) Takut

Anak takut pada kegelapan, takut pergi ke dokter.

2) Marah

Ini terjadi apabila pekerjaanya terganggu, dibandingkan dengan

teman, sadar dengan kelemahannya, sadar telah ditipu,disalah

pahami,atau melihat ketidakadilan.

3) Rasa ingin tahu

Pemuasan rasa ingin tahunya dilakukan dengan menyelidiki dan

bertanya.

4) Kasih

Pengertian ini agak sedikit kabur. Anak laki-laki merasa kurang enak

bila dicium atau dipeluk. Sedangkan anak perempuan tidak suka

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

31

berterus terang dan lebih suka menyatakan diri secara tidak

langsung.

5) Sosial

a) Masih berkelompok

Anak mulai menyukai kehidupan berkelompok.

b) Bekerja sama

Anak-anak pada masa ini sudah dapat mangatasi egonya, kurang

bertengkar dan mampu bekerja sama. Mereka perlu dilatih untuk

dapat masuk dalam masyarakat. Perantara yang baik adalah

bergaul dengan teman-teman yang lain.

c) Penerimaan masyarakat

Anak yang tidak dapat diterima oleh teman-temannya kebanyakan

pendiam atau agresif. Anak yang bermasalah, sering tidak bisa

hidup bersama dengan teman yang lain; ia merasa terasing, tidak

memiliki suka cita, dan selalu gusar.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kontrol Gigidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nurhasanha... · gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, ... lengkung rahang.

32

D. Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Teori Sumber : Schuurs (2002)

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu perilaku

kontrol gigi orang tua dan karies gigi pada anak.

F. Hipotesa Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga tidak ada

hipotesis penelitian.

Perilaku kontrol gigi

- Menyikat gigi - Diet makanan - Kunjungan ke

dokter gigi - Penambalan gigi - Pencabutan gigi

Faktor penyebab karies gigi : - Bakteri (streptococcus,

actynomyces, lactobacillus)

- Karbohidrat makanan - Kerentanan permukaan

gigi - Perilaku kontrol gigi

Karies gigi

Jenis karies gigi : - Karies

insipiens - Karies

superfisialis - Karies media - Karies

profunda