pembahasan laporan KP
-
Upload
afifahkamilah -
Category
Documents
-
view
2.050 -
download
6
Transcript of pembahasan laporan KP
Tinjauan Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pada zaman millenium seperti sekarang ini, kebutuhan telekomunikasi bukan
lagi hanya menyangkut kebutuhan voice tetapi telah beralih ke kebutuhan komunikasi
data yang serba praktis dan cepat, untuk itu diperlukan suatu teknologi yang mampu
mentransmisi sinyal sebesar 2 Mbps.
Perkembangan jaringan telekomunikasi di dunia dan bahkan di Indonesia
sedang menuju ke suatu jaringan multimedia bidang lebar. Hal ini disebabkan oleh
tuntutan akan tersediannya pelayanan telekomunikasi yang berkualitas dan
berkapasitas besar. Dengan alasan tersebut, maka implementasi Jaringan Digital tidak
bisa dihindarkan. Masalah utama pada jaringan telekomunikasi adalah tersedianya
media informasi yang berkapasitas tinggi. Secara umum dapat diterima bahwa serat
optik adalah solusinya.
Dengan perkembangan teknologi material dan optoelectronics saat ini,
memungkinkan kita untuk membuat komponen-komponen telekomunikasi internet
dengan kecepatan akses tinggi dan harga terjangkau, sehingga SPEEDY Broadband
Access menjadi salah satu pilihan favorit bagi masyarakat saat ini.
Ichsan Aprideni
1
1.2. SEJARAH SINGKAT TELKOM
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. Atau dikenal dengan PT.
TELKOM adalah suatu badan usaha yang memiliki sejarah panjang. Berawal dari
Post en Telegraafdienst yaitu sebuah perusahaan swasta yang menyelenggarakan
jasa–jasa pos dan telekomunikasi yang didirikan dengan Staatsblad No. 52 tahun
1884. Penyelenggaraan telekomunikasi oleh swasta ini berlangsung sampai tahun
1906 dan sejak itu diambil alih oleh pemerintah Belanda dengan berdasarkan kepada
Staatblad No. 395 tahun 1906. Sejak itu berdirilah Post Telegraaf en Telefoondienst,
atau disebut PTT Dienst yang pada tahun 1927 ditetapkan sebagai perusahaan negara
pemerintah Hindia Belanda.
Jawatan PTT berlangsung sampai dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang–Undang (Perpu) No. 19 tahun 1960, yang menetapkan jawatan
PTT untuk tetap menjadi perusahaan negara. Kemudian berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 240 tahun 1961 Perusahaan Jawatan PTT
berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi. Dalam
perkembangan selanjutnya pemerintah memandang perlu untuk membagi PN. Pos
dan Telekomunikasi menjadi dua Perusahaan Negara yang berdiri sendiri, yakni
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965 dibentuk PN. Pos dan Giro
dan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965 didirikan PN. Telekomunikasi.
Kemajuan teknologi dan jasa telekomunikasi mendorong pemerintah untuk
meningkatkan bentuk perusahaan PN. Telekomunikasi menjadi Perusahaan Umum
Ichsan Aprideni
2
(PERUM). Untuk itu berdasarkan peraturan pemerintah No. 36 tahun 1974 resmi
berdiri Perusahaan Umum Telekomunikasi yang populer dengan sebutan
PERUMTEL. Dalam peraturan tersebut, PERUMTEL dinyatakan sebagai
penyelenggara telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam
negeri maupun luar negeri. Pada saat itu, hubungan telekomunikasi luar negeri juga
diselenggarakan oleh PT. Indonesian Satellindo Corporation (INDOSAT) yang saat
itu berstatus perusahaan asing, bagian dari American Cable & Radio Corporation,
sebuah perusahaan di negara bagian Delaware, Amerika Serikat. Seluruh saham PT.
INDOSAT dengan modal asing tersebut, pada akhir tahun 1980 dibeli oleh Negara
Republik Indonesia dan untukk selanjutnya dikeluarkan peraturan pemerintah No. 53
tahun 1980, yang isinya perubahan atas Perusahaan Pemerintah No. 22 tahun 1974.
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 1980, PERUMTEL ditetapkan
sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi dalam negeri dan INDOSAT
sebagai penyelenggara telekomunikasi jasa luar negeri. Namun saat ini INDOSAT
telah dijual oleh pemerintah Republik Indonesia ke Singapura.
Memasuki Repelita V pemerintah merasakan perlunya percepatan
pembangunan telekomunikasi, kaarena sebagai infrastruktur diharapkan dapat
memacu pembangunan di sektor lainnya. Untuk itu berdasarkkan peraturan
pemerintah No. 25 tahun 1991, maka dibentuk perusahaan umum (PERUM)
dialihkan menjadi perusahaan perseroan (PERSERO) Telekomunikasi Indonesia
dengan sebutan TELKOM.
Ichsan Aprideni
3
Perubahan di lingkungan TELKOM juga terus berlangsung seperti
perubahan bentuk perusahaan sejak dari jawatan, perusahaan umum, perusahaan
perseroan (PERSERO) sampai menjadi perusahaan publik. Bahkan secara makro,
penyelenggaraan yang semula menjadi monopoli pemerintah secara berangsung
angsur diberlakukan privatisasi dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Perubahan besar–besaran terjadi pada tahun 1995, meliputi (1)
restrukturisasi internal ; (2) kerjasama operasi ; (3) Initial public offering (IPO).
Restrukturisasi internal dimaksudkan untuk menjadikan pengelola perusahaan
menjadi efisien dan efektif, karena terjadi pemisahan bidang antara bidang usaha
utama (core business) ; bidang usaha terkait dan bidang usaha penunjang. Sebagai
hasil restrukturisasi, sejak 1 juli 1995 organisasi TELKOM terdiri dari tujuh
divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha
utama. Antara lain:
Divisi Regional Sumatera, terdiri dari: Aceh, Sumatera Utara, Medan,
Lampung, Sumatera Barat, Riau Daratan, Riau Kepulauan, Sumatera Bagian
Selatan.
Divisi Regional Jakarta
Divisi Regional Jawa Barat
Divisi Regional Jawa Tengah
Divisi Regional Jawa Timur
Divisi Regional Kalimantan
Ichsan Aprideni
4
Divisi Regional Indonesia Timur
1.3. STRUKTUR ORGANISASI
Ichsan Aprideni
5
1.4 TUJUAN DAN MAKSUD
1.4.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai laporan kerja praktek.
1.4.2 Maksud
Maksud dari penulisan ini adalah agar dapat memberikan informasi yang
konkret mengenai akses internet cepat dengan menggunakan SPEEDY
Access Broadband yang berbasis teknologi ADSL.
1.5 PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul dari penulisan ini adalah :
a. Tidak semua jaringan telepon bisa dipasang speedy karena speedy berbasis
kabel tembaga murni (Mulai dari MDF sampai ke pesawat telepon).
b. Pengetahuan masyarakat luas mengenai pengoptimalan penggunaan
komputer dan layanan internet cepat masih kurang .
1.6 PEMBATASAN MASALAH
Mengingat begitu kompleksnya masalah telekomunikasi, penulis hanya
membatasi pembahasan sekitar layanan SPEEDY Broadband access dan
teknologi ADSL.
Ichsan Aprideni
6
1.7 METODE PENULISAN
Penulisan dilakukan dengan studi literatur mulai dari pengumpulan
data, analisa hingga pengambilan kesimpulan. semuanya mengacu kepada
konsep-konsep dan referensi yang ada. Secara garis besar, langkah yang
ditempuh dalam penulisan meliputi:
1.7.1 Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan terjun langsung
kelapangan (observasi) saat melaksanakan kerja praktek di TELKOM, dan
mencari referensi yang berkaitan dengan topik ini yang terdiri dari buku,
makalah, jurnal dan lain sebagainya.
1.7.2 Identifikasi Masalah
Masalah dapat ditentukan rnelalui latar belakang yang telah ada
sebelumnya. Masalah mencakup hal yang akan diangkat serta dibahas
dalam tulisan ini. Masalah merupakan pokok terpenting dalam penulisan
ini.
1.7.3 Pembahasan Masalah
Masalah dapat dibahas melalui data-data yang telah didapat. Data
yang telah terkumpul akan sangat menunjang dalam menemukan
pemecahan dan masalah yang diangkat.
Ichsan Aprideni
7
1.7.4 Kesimpulan
Setelah masalah dibahas maka akan didapatkan hasil dan solusi dari
permasalahan tersebut. Secara garis besar hasil penulisan ini akan dirangkum pada
kesimpulan.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan yang digunakan adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis memberikan gambaran secara jelas mengenai
latar belakang permasalahan, sejarah singkat, pembatasan masalah,
tujuan dan maksud, metodelogi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis membahas teori-teori dasar dan tinjauan pustaka
yang mendukung materi.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan masalah
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran sebagai masukan
terhadap apa yang telah dijelaskan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ichsan Aprideni
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. STRUKTUR JARINGAN
Jaringan merupakan suatu media untuk menyalurkan informasi yang telah
dirubah menjadi getaran listrik, terbuat dari bahan yang mempunyai daya hantar
listrik yang baik misalnya: logam mulia (Na, Mg, Al, Ar), tembaga (Cu), besi (Fe).
Adapun jaringan terdiri dari beberapa jenis, antara lain : jaringan lokal dan junction.
2.1.1. JARINGAN LOKAL
Pada jaringan lokal terdapat jaringan langganan yang menghubungkan
sejumlah pesawat telepon ke sentral telpon/ penyambung. Untuk mengatahui
bentuknya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1.1 Jaringan Lokal Akses
Keterangan:
a. MDF (Main Distribution Frame)
MDF atau sering disebut RPU (Rangka Pembagi Utama) biasanya berlokasi
dalam satu bangunan dengan sentral telepon. MDF terdiri dari beberapa terminal
Ichsan Aprideni
9
yang berfungsi sebagai terminal akhir dari kabel, dari sentral dan sebagai awal
terminasi dari kabel primer.
b. RK (Rumah Kabel)
RK sering juga disebut juga dengan CCP (Croee Conection Point) merupakan
terminal sekunder. RK dapat disebut sebagai titik hubung yang fleksibel antara
kabel primer dan kabel sekunder. Disamping itu RK juga mempunyai fungsi
sebagai titik inspeksi dalam rangka pemeliharaan. Kapasitas RK ada yang 800
pairs, 1600 pairs dan 2400 pairs.
c. DP (Distribution Point)
Sering disebut dengan Kotak pembagi (KP), merupakan terminal kabel yang
berkapasitas 10 pair atau 20 pair namun ada juga yang lebih. Bersamaan dengan
band width yang lebih besar. Untuk memecahkan masalah ini peralatan tambahan
yang dinamakan HDSL (High bit rate Digital Line Subcriber) dipasang pada
jaringan eksisting. HDSL dipakai sebagai sebuah solusi untuk memenuhi
permintaan pelayanan dengan bit rate (2 Mbps) pada jaringan lokal kabel metalik.
2.1.2. JUNCTION (SISTEM TRANSMISI ANTAR STO)
Sistem transmisi merupakan subsistem dari suatu sistem telekomunikasi. Ada
tiga subsistem utama yang membentuk sistem telekomunikasi yaitu subsistem
terminal, subsistem switching (sentral), dan subsistem transmisi. Secara umum
konfigurasi dari system telekomunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Ichsan Aprideni
10
Gambar 2.1.2. Jaringan Antar STO
Subsistem terminal dapat berupa : pesawat telepon, pesawat teleprinter,
terminal komputer, dll
Fungsi dari peralatan terminal adalah untuk mengubah informasi yang akan
dikirim menjadi sinyal-sinyal listrik dengan karakteristik tertentu. Proses ini terjadi
pada sisi pengirim. Pada sisi penerima sinyal-sinyal listrik tersebut akan diubah
kembali menjadi bentuk aslinya.
2.2. KABEL TEMBAGA
2.2.1. JENIS KABEL TEMBAGA
1. Kabel multipair polythelene, terdiri dari :
Kabel tanah dibagi menjadi 2, yakni: kabel tanah tanam langsung, dan
Kabel duct.
Kabel udara
2. Bahan-bahan kabel berisolasi polyethylene, terdiri dari: inti kabel terdiri dari
penghantar dan isolasi, pita pengikat satuan (unit), jeli, pembungkus inti
kabel, pelindung elektris, kulit dalam, pelindung mekanis, kulit luar.
2.3 BAND PASS FILTER ( BPF )
Ichsan Aprideni
11
Gambar 2.3 Penyaringan Frekuensi Suara
Fungsi Band Pass Filter (BPF) :
1. Menyaring sinyal voice yang diharapkan
2. Menghilangkan / membatasi Noise
2.3.1 SAMPLING
Gambar 2.3.1. Proses Sampling
f = 1 / T atau T = 1 / f Maka T = 1/8000 = 125 uS
2.3.2 QUANTIZING
Proses pemberian harga berupa level tegangan terhadap setiap pulsa keluaran
dari pulsa PAM.
Gambar 2.3.2. Proses Kuantisasi
2.3.3 CODING
Ichsan Aprideni
12
Proses pengubah dari sinyal analog yang sudah dikuantisasi menjadi sinyal
digital, dimana setiap pulsa PAM yang sudah dikuantisasi, dikodekan menjadi 8 Bit
( binary digit / Byte ) secara serial
Tabel I. Harga Bit A, Bit B dan Bit C
Tabel 2. Harga Bit W, Bit X, Bit Y, dan Bit Z
Ichsan Aprideni
13
Gambar 2.3.3. Grafik Segmen pengisian bit
Cara pengisian 8 Bit tiap tiap Time Slot, dari gambar sebelumnya terlihat
bahwa :
1. Polaritas positip, maka bit S adalah “ 1 “
2. Berada pada Segmen ke “ 0 “, maka bit A = 0 , bit B =0 dan bit C = 0 (lihat
tabel.1)
3. Dan berada pada Interval ke “ 7 “, maka bit W = 0, bit X = 1, bit Y = 1 dan bit
Z = 1 (lihat tabel 2)
Sehingga code 8 bit dari pulsa tersebut adalah :
2.4 DASAR TEKNOLOGI x-DSL
Jenis jaringan akses
Dari aspek media transmisi :
1. Berbasis tembaga (murni , tidak murni)
2. Berbasis optik (OAN , HFC)
Ichsan Aprideni
14
3. Berbasis radio (WLL, RURAL, Celular)
Dari aspek bandwidth :
1. Sistem Narrowband yang menyediakan layanan voice dan data dengan
kecepatan rendah (£ 64 Kbps).
2. Sistem Wideband yang menyediakan layanan voice dan data dengan
kecepatan sedang (64 kb/s < bitrate < 2048 Kbps)
3. Sistem Broadband yang menyediakan layanan voice dan data dengan
kecepatan tinggi (≥ 2,048 Mbps).
Gambar 2.4.1 Konfigurasi jaringan modern
KONDISI JARLOKAT SAAT INI :
Ichsan Aprideni
15
Jumlah jaringan akses tembaga sangat besar, sehingga ditinjau dari aspek
ekonomi sangat menguntungkan untuk dioptimalkan
Bandwidth transmisinya masih terbatas < 4 kHz hanya untuk informasi suara
dengan jarak 5 s/d 10 km
Sebagian besar hanya digunakan untuk komunikasi suara
Bandwidth 4 kHz yang digunakan adalah bandwidth tanpa modulasi,
sehingga masih ada “ruang” untuk meningkatkan kapasitas dengan
menggunakan teknik modulasi tertentu.
Hasil survey hanya sekitar 30 % yang memenuhi syarat untuk menyalurkan
layanan non POTS/Multi media
Teknologi x-DSL merupakan salah satu cara mengoptimalkan jaringan kabel
tembaga yang sudah ada.
Teknologi x-DSL
• DSL adalah Teknologi akses yang menggunakan saluran kabel tembaga
eksisting untuk layanan broadband.
• x-DSL singkatan umum untuk berbagai jenis DSL atau Digital Subscriber
Line.
• “x” berarti tipe/jenis teknologi ; HDSL, ADSL, IDSL, SDSL, VDSL, dll.
Ichsan Aprideni
16
• x-DSL mampu membawa informasi suara dan data (termasuk gambar/video) ,
untuk data dengan kecepatan bervariasi (128Kbps s/d 8 Mbps)
• x-DSL menyediakan bandwidth frekwensi secara dedicated (no-share
bandwidth)
Bandwitdh frekwensi dengan type teknologi x-DSL tertentu dibagi 2 :
Band frekwensi rendah (0 s/d 4 KHz) untuk menyalurkan suara (voice)
Band frekwensi tinggi (38 KHz s/d 1,1 MHz) untuk menyalurkan data
Ditinjau dari aspek layanan dan operasional :
x-DSL mempunyai Bite Rate yang tinggi (asymetric dan symetric)
x-DSL dapat melayani multi media akses (suara, data, video) secara
simultan.
x-DSL menggunakan aplikasi Mode IP dan ATM
x-DSL memanfaatkan jaringan tembaga (saluran telepon eksisting/ yang telah
terpasang)
x-DSL mudah dipasang dan langsung dapat dipakai
x-DSL mudah diinstalasi
Kelebihan x-DSL :
• Menggunakan infrastruktur (kabel pair) eksisting.
Ichsan Aprideni
17
• Layanan dapat seketika diberikan kepada setiap pelanggan yang telah
mempunyai sambungan telepon baik perumahan maupun bisnis/perkantoran.
• Tidak perlu meng-upgrade sentral seperti layanan ISDN, karena trafik DSL
tidak masuk ke sentral.
• Layanan baru yang diberikan tidak mengganggu layanan telepon eksisting
(ADSL).
• Mampu memberikan kanal akses digital kecepatan tinggi secara dedicated
untuk setiap pelanggan (128 Kbps s/d 8 Mbps).
2.5 x-DSL FAMILY
Tabel 3. Family x-DSL
Ichsan Aprideni
18
Layanan x-DSL :
POTS (analog voice)
Internet / fast internet
Broadcast TV
VoD, MoD, KoD
Audio / video conference
Tele-education / distance learning
Transfer file
Email, sms, paging
VoDSL (Voice over DSL); VOIP based
Interactive services (online game, tele-shopping, tele-medicine, etc.)
2.5.1 HDSL
• HDSL (High Bit-Rate Digital Subscriber Line) merupakan teknologi aplikasi
pada jaringan lokal tembaga untuk menyalurkan layanan E1 (2Mbps).
• Kapasitas kabel yang digunakan adalah 2 pair kabel dan aplikasi ini juga
dapat diintegrasikan dengan perangkat lain untuk menghasilkan layanan yang
lebih kecil dari 2 Mbps
• Berbasis kabel tembaga 2 pair
• Bt rate per pair 1.168 Kbps menggunakan rek E1/2.048 Mbps
• Bit rate per pair 784 Kbps menggunakan rek T1/1.544 Mbps
Ichsan Aprideni
19
• Berbasis kabel tembaga 3 pair
• Bit rate per pair 784 Kbps menggunakan rek E1/2.048 Mbps
• Berbasis kabel tembaga 1 pair
• Disebut sebagai SHDSL (Single Pair HDSL), menggunakan rek E1/2.048
Mbps, SHDSL/ SDSL dan G.SHDSL adalah merupakan varian dari HDSL.
• Perbedaan HDSL dengan SHDSL/SDSL:
• HDSL, jika disambungkan ke telepon pelanggan menggunakan multiflex,
sedangkan SHSDSL/SDSL dapat langsung tersambung ke telepon pelanggan
Gambar 2.5 Ilustrasi foto HDSL
Karakteristik HDSL :
Kecepatan akses data : 1,5 Mbps atau 2 Mbps
Ichsan Aprideni
20
Jumlah pair kabel : 2 atau 3 pair kabel
Transmission rate : simetrik.
Kode saluran : 2B1Q
Interface : G.703, V.35, X-21, dll.
Jangkauan HDSL :
4 km : untuk kabel berdiameter 0.4 mm
6 km : untuk kabel berdiameter 0.6 mm
8 km : untuk kabel berdiameter 0.8 mm
2.5.2 SDSL ( symetric digital subscriber line)
Kecepatan akses data : 2 Mbps
Jumlah pair kabel : 1 pair kabel
Transmission rate : simetrik (Downstream=Upstream=2 Mbps)
Multi Rate (Adjustable Rate)
Interface : Ethernet
2.5.3 GSHDSL
Kecepatan akses data : 2 Mbps
Jumlah pair kabel : 1 pair kabel
Transmission rate : simetrik (Downstream=Upstream=2 Mbps)
Ichsan Aprideni
21
Rate Adaptive (HDSL tidak Rate Adaptive)
Interface : Ethernet
2.5.4 IDSL (ISDN Digital Subscriber Line)
IDSL (ISDN Digital Subscriber Line) adalah perangkat aktif di jaringan akses
pelanggan yang dipergunakan untuk mendukung implementasi layanan
Multimedia pada jaringan yang mempunyai fasilitas ISDN (Integrated Service
Digital Network)
Karakteristik IDSL :
• Menggunakan 1 pair kabel.
• Kecepatan transmisi : simetrik 128 Kbps (2B + D) & 1984 Kbps (30 B + D)
• Frekwensi Band : 10 KHz – 50 KHz
• Line Code : 2B1Q
• Memerlukan call set-up untuk membangun hubungan.
• Aplikasi : untuk komunikasi data & voice
2.5.5 VDSL
VDSL (Very High Bit rate Digital Subscriber Line) adalah perangkat aktif di
jaringan akses pelanggan yang dipergunakan untuk mendukung implementasi
layanan multimedia pada jaringan broadband dengan menggunakan satu pair
kabel tembaga.
Ichsan Aprideni
22
Merupakan generasi baru dari HDSL maupun ADSL.
Kapasitas transmisi VDSL jauh lebih besar dari pada ADSL maupun
HDSL (bandwidth antara 10 s/d 30 MHz) dengan besarnya bandwidth
frekuensi yang disalurkan jarak jangkauannya relatif lebih pendek.
Disamping Transmisi Symetrik VDSL juga Asymetrik sebagai option.
Aplikasi ini digunakan untuk menyalurkan layanan broadband.
Bit rate untuk symetrical transmission 13 Mb/s dan 26 Mb/s sedangkan
untuk asymetrical transmission downstream/upstream 52 Mbps/6,4 Mbps,
26 Mbps/3,2Mbps dan 13 Mbps/1,6 Mbps tergantung dari kondisi loop
(kabel) dan noise.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan VDSL adalah :
Menggunakan kabel tembaga eksisting atau kabel tembaga baru.
Menghemat Investasi penggelaran jaringan baru.
Cepat dalam proses instalasi.
Mendukung transmisi data berkecapatan tinggi hingga 52 Mb/s untuk
downstream dan 6,4Mb/s arah upstream.
Dapat disambungkan ke jaringan telekomunikasi yang ada, misal; jaringan
optik diterminasi di tingkat Distribution Area untuk selanjut di
sambungkan ke end user menggunakan teknologi VDSL.
Ichsan Aprideni
23
Jenis layanan yang dapat di-support oleh VDSL meliputi :
Video On Demand (VOD).
Permainan (games)
Interactive education
Penyaluran berita-berita elektronik.
Disamping itu ada pelanggan-pelanggan tertentu yang menginginkan dua
buah “setup boxes” untuk mendapatkan layanan-layanan dari sentral
telepon dan layanan dari perusahaan TV kabel.
Karakteristik VDSL :
• Kecepatan akses : sd. 52 Mbps
• Jumlah pair kabel : 1 pair kabel.
• Kode Saluran : CAP/QAM
• Simetrik dan atau Asimetrik (tergantung vendor)
• Mode asimetrik 52 Mbps/6,4 Mbps, 26 Mbps/3,2Mbps dan 13 Mbps/1,6
Mbps (downstream/up-stream)
• Mode simetrik sd. 25 Mb/s (upstream =downstream)
• Merupakan pengembangan dari HDSL dan ADSL. Hanya digunakan untuk
jarak pendek.
• VDSL dapat digunakan bersama-sama dengan FTTC (OAN).
Ichsan Aprideni
24
2.5.6 ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line): teknologi akses, yang
memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice dan video secara bersamaan,
menggunakan media jaringan akses kabel tembaga 1 pair. ADSL dapat
mensupport pengiriman data dari 1,5 sampai 9 Mbps saat menerima data atau
lebih dikenal dengan downstream rate dan dari 16 sampai 640 Kbps saat
mengirim data atau lebih dikenal dengan upstream rate. ADSL membutuhkan
modem khusus ADSL. ADSL sangat populer dewasa ini di hampir seluruh
belahan dunia yang juga lebih dikenal sebagai jenis dari teknologi Internet
Broadband.
Teknologi ADSL sendiri menggunakan skema modulasi yang cukup rumit untuk
memasukkan data ke dalam kabel tembaga. Sering dikenal dengan sebutan last-
mile technology karena teknologi ini hanya digunakan untuk koneksi dari STO
(Sentral Telepon Otomat) ke perumahan dan perkantoran, bukan di antara sentral-
sentral telepon.
Disebut asimetrik karena rate / kecepatan transmisi dari sentral ke
pelanggan (dowstream) tidak sama dengan rate transmisi dari arah
pelanggan ke sentral (upstream)
Aplikasi ini digunakan untuk menyalurkan layanan broadband .
Bit rate downstream ± 8 Mb/s, upstream ± 640 kb/s,
Ichsan Aprideni
25
Keuntungan
1. Simultan
ADSL memberikan kemampuan Internet dan Voice/Fax secara simultan. Ini
berarti anda dapat Surfing internet dan menggunakan Telepon atau Fax pada
saat bersamaan. Ini akan memberikan kepuasan bagi Anda untuk menikmati
High-Speed Internet Access tanpa kehilangan kontak telepon dengan relasi
Anda.
2. Stabil
Kecepatan koneksi lebih stabil karena masing-masing pemakai ADSL
mempunyai jalur tersendiri hingga ke peralatan multiplexer di sisi Telkom.
Kecepatan tidak terpengaruh oleh pertambahan jumlah pelanggan yang akses
bersamaan.
3. Optimal
Berbagai aplikasi multimedia masa depan, akan dapat dinikmati dengan
kualitas serta kenyamanan yang optimal. Anda bisa mulai menjelajahi dunia
Internet masa depan, Internet 3D - yang padat dengan animasi-video-musik.
4. Tersedia
Dapat menggunakan saluran telepon yang ada (akses tembaga)
5. Cepat dalam proses instalasi
Ichsan Aprideni
26
Konfigurasi ADSL
Gambar 2.5.1 Konfigurasi ADSL
BAB III
PEMBAHASAN
Ichsan Aprideni
27
3.1. JARLOKAT (JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA)
JARLOKAT adalah suatu bentuk jaringan akses yang konfigurasinya dimulai
dari terminal blok vertikal pada rangka pembagi utama (MDF), baik yang hanya
menggunakan perangkat lain untuk meningkatkan unjuk kerjanya. JARLOKAT tidak
murni adalah jaringan lokal akses tembaga yang dalam operasionalnya menggunakan
tambahan teknologi atau perangkat lainnya untuk meningkatkan performansinya.
Gambar 3.1.1. Konfigurasi JARLOKAT tidak Murni
Mekanisme akses dari pelanggan menuju sentral lokal pada JARLOKAT tidak
murni harus bersifat transparan terhadap layanan yang dicakup. Kemampuan akses
(misalnya kecepatan akses dan jenis layanan) ditentukan oleh jenis teknologi/
perangkat yang ditambahkan.
Tujuan dari penambahan perangkat adalah untuk meningkatkan kapasitas atau
kemampuan pada jaringan kabel tembaga. Terdapat beberapa macam, antara lain:
1. Penggandaan saluran atau Pair Gain: berupa perangkat digital (PCM) dan
kapasitasnya bermacam-macam (2,4,...,16), yang sudah banyak dipakai
TELKOM adalah PCM 2, PCM4 dan HDSL.
Ichsan Aprideni
28
2. X – DSL yang meliputi: High bit rate Digital Subscriber Line (HDSL), ISDN
Digital Subscriber Line (IDSL), Asymetrical Digital Subscriber Line (ADSL),
Very High bit rate Digital Subscriber Line (VDSL).
Gambar3.1.2 Konfigurasi Dasar PCM-4
Walaupun penambahan perangkat biasa meningkatkan kapasitas atau
kemampuan pada jaringan kabel tembaga, tetapi hal ini bisa membahayakan
perangkat lain sebab penambahan perangkat seperti PCM, HDSL, dan lainnya
memerlukan catuan yang besar, dan mengingat penempatan perangkat tersebut berada
di luar sehingga mengakibatkan perangkat ini mudah untuk terbakar/ rusak karena
ganguan seperti tersebar petir.
3.1.1. Satuan Redaman
NEPER
Number Of Nepers =
DECIBEL (Db)
Ichsan Aprideni
29
Number Of Decibles =
E1 = Tegangan sisi kirim
E2 = Tegangan Sisi Terima
P1 = Power Sisi Kirim
P2 = Power Sisi Terima
1 never = 8,686 dB
Gambar 3.13. Hubungan RGCL Pada Kawat Tembaga
Kabel tembaga tidak hanya digunakan untuk band frekuensi suara tapi juga
PCM dan X – DSL. Dibanding fiber optic band frekuensi untuk kabel metalik sangat
sempit.
Ichsan Aprideni
30
3.1.2. RESISTANSI (R)Seluruh konduktor mempunyai resistansi berapapun
besarnya konduktivitas, nilai resistansi bertambah besar sebanding
dengan panjang kabel dan berbanding terbalik dengan luas penampang
kabel. Kuantitas R biasanya menggambarkan ketidak sempurnaan
Konduktor. Tabel 4. Konduktivitas Dan Resistansi Kawat
3.2
INSTALASI DAN SETING SPEEDY
Gambar 3.2 Konfigurasi dan terminal SPEEDYKeterangan Ganbar :ISP
: Internet Service Provider adalah penyedia layanan akses internet bagi
pelanggan
Ichsan Aprideni
31
BRAS : Broadband Remote Access Server berfungsi untuk pengelolaan
pelanggan seperti menyediakan IP address ke pelanggan, melakukan
autentifikasi username dan password pelanggan.
DSLAM : Digital Subscriber Line Access Multiplexer.
Perangkat utama pengatur trafik incoming dan outgoing perangkat
modem ADSL dan Internet Gateway
Sebagai interface/antarmuka antara sejumlah pelanggan ADSL dengan
penyedia jaringan data/ISP
SENTRAL TELEPON : berfungsi melakukan penyambungan layanan
suara (voice) antar pelanggan
MODEM : Modulator de modulator berfungsi mengkonversi format
analog ke digital dan sebaliknya antara PC dengan jaringan akses tembaga
SPLITTER/FILTER : Berfungsi memisahkan frekuensi tinggi (untuk
data) dan frekuensi rendah (untuk suara)
3.2.1 Customer Premises Equipment (CPE) dan Kelengkapannya
Konfigurasi CPE :
1. Splitter/Microfilter
2. Modem ADSL
Ichsan Aprideni
32
3. Konektor
4. Server/Terminal (PC)
5. Telephone Handset
Gambar 3.3.1 Konfigurasi CPE
CPE adalah kependekan dari Customer Premises Equipment. Yang dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Perangkat yang berada disisi pelanggan.
CPE untuk layanan Speedy Broadband Access terdiri dari beberapa komponen
Perangkat yang harus disediakan oleh pengguna SPEEDY :
* Komputer, minimum PII -450 MHz
* Memory (RAM), minimal sebesar 64 MB
* Hard Disk, minimal sebesar 3 GB
* Modem atau Router ADSL yang direkomendasikan TELKOM
Ichsan Aprideni
33
Saluran telepon eksisting yang akan digunakan (bila belum ada atau belum
memungkinkan maka dibutuhkan pasang baru saluran telepon)
KOMPUTER
Komputer berasal dari bahasa Yunani yaitu COMPUTA yang dalam
bahasa Inggrisnya berarti “Mesin Hitung”.
Komputer saat ini sudah banyak digunakan oleh berbagai lapisan
masyarakat, dari mulai komputer yang berada dirumah, kantor-kantor, WARNET
dsb. Penggunaannyapun beragam, tapi kebanyakan komputer dipakai sebagai
sarana kerja yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi seseorang dalam
menjalankan tugasnya, bahkan saat ini Komputer merupakan sarana penting
untuk mendapatkan informasi melalui jaringan Internet.
SPLITTER
Splitter adalah komponen dari CPE yang berfungsi memisahkan atau
menduplikasi frekuensi yang membawa informasi baik itu voice maupun data.
Voice dibawa oleh frekuensi 0 – 4 KHz akan diarahkan menuju ke terminal
telepon pada sisi ROT dan ke Sentral Telepon Lokal pada sisi COT, sedangkan
Data dibawa oleh frekuensi 26 KHz – 1,1 MHz akan diarahkan ke Modem pada
sisi ROT dan ke DSLAM pada sisi ROT
Ichsan Aprideni
34
Terdiri dari 3 port, 1 port RJ11 untuk dihubungkan ke Roset, 1 port RJ11
dihubungkan ke telepon dan satu portnya lagi RJ11 yang dihubungkan ke modem
Gambar 3.3.2 Spliter
MODEM ADSL
Modem adalah salah satu komponen dari CPE yang berfungsi melakukan
modulasi dan demodulasi sinyal informasi. Dengan adanya kebijakan
“Liberalisasi Terminal” pelanggan Speedy diberi kebebasan memilih merk
modem yang beredar dipasaran.
Modem ADSL terdiri dari dua tipe yaitu Bridge dan Router
Ichsan Aprideni
35
Gambar 3.3.3 Modem ADSL
KONEKTOR
Konektor adalah komponen dari CPE yang berfungsi sebagai interface
antara dua kondisi yang berbeda. Pada umumnya terdapat tiga buah konektor
yang digunakan Speedy yaitu RJ45, RJ11, USB dan DB9.
Gambar 3.3.4 Konektor
KABEL
Kabel UTP atau unshielded twisted pairs, terdiri dari 4 pair kabel tembaga dan
menggunakan RJ45 sebaga konektornya. Kabel ini digunakan untuk
menghubungkan modem dengan komputer melalui port ethernet.
Jenis UTP berdasarkan throughput, umumnya ada 2, yaitu:
Ichsan Aprideni
36
10 Base-T : throughput max 10 Mbps
100 Base-T : throughput max 100 Mbps
Jenis UTP berdasarkan tipe koneksi umumnya juga ada 2, yaitu:
Cross Over type : Biasanya digunakan untuk menghubungkan dua device
jaringan pada layer yang sama. Contoh: Router – Router, Switch – Switch,
PC – PC.
Straight type : Digunakan untuk menghubungkan dua device jaringan pada
layer yang berbeda. Contoh: PC – Hub, Hub – Router
Universal Serial Bus (USB)
Menghubungkan modem dengan PC melalui port USB pada PC/laptop. Perlu
setting TCP/IP pada komputer untuk berkomunikasi dengan modem.
Gambar 3.3.5 Universal Serial Bus
Ichsan Aprideni
37
MANUAL BOOK/CD INSTALLER
CD Installer, CD installer merupakan paket dari modem sebagai
pelengkap yang digunakan untuk menginstalasi driver modem (USB Cable),
selain itu berisi tentang petunjuk manual dari modem yang bersangkutan.
Manual Book , adalah petunjuk menual dalam bentuk buku. Pada manual
book bisa didapatkan informasi tentang IP address , username dan password
untuk masuk ke “Configuration Manager”
3.2.2 Jenis Modem
Berdasarkan fungsinya
ROUTER
Modem jenis ini dapat terhubung ke RAS baik dengan IP statik maupun
dengan user/password (dynamic)
Spesifikasi:
ANSI T1.413, G.DMT (G.992.1), G.Lite (G.992.2)
RFC1483R (MPoA), RFC2364 (PPPoA/PPPoE)
Encapsulation LLC, VC
TCP/IP, NAT
Support IP WAN/LAN statik/dinamik
BRIDGE/USB
Ichsan Aprideni
38
Modem yang hanya mensupport protokol Dial-in, tidak bisa untuk konfigurasi
statik. Modem jenis ini terhubung ke RAS melalui proses autentikasi di RADIUS.
Spesifikasi:
• ANSI T1.413, G.DMT (G.992.1),G.Lite (G.992.2)
• RFC2364: PPPoA/PPPoE
• TCP/IP,NAT
• Encapsulation LLC, VC
• Support IP WAN/LAN dinamik
Berdasarkan Letaknya
INTERNAL MODEM
Merupakan device berupa card yang terpasang pada motherboard PC yang
berfungsi sebagai network Card sekaligus Modem Router ADSL
Spesifikasi:
berbentuk card PCI/AGP yang dipasang ke motherboard komputer
memiliki semua fitur dasar pada Modem Router ADSL
Gambar 3.3.6 Modem Internal
EXTERNAL MODEM
Ichsan Aprideni
39
Modem yang terpisah dari perangkat PC yang biasanya dilengkapi aksesoris
seperti kabel interface untuk menghubungkan PC dengan Modem
Berdasarkan Aplikasi Setting
http (web based)
telnet
windows wizard
CD installer
hyperterminal
3.2.3 Metode setting modem
1. HyperTerminal
Menu HyperTerminal (windows) : start -> program -> accessories ->
HyperTerminal
Parameter COM yang dikonfigurasi tergantung dari masing-masing modem.
Parameter tersebut antara lain: Bits per second, Flow Control, dll.
Ichsan Aprideni
40
Contoh Set Up Modem Zyxel ( dengan Console)
1. Start program accessories communication hyperterminal ß
2. Ketik : console ß
3. Pilih pada “connect using” : COM1 ß
4. Klik “Restore Default”
Contoh Set Up Modem Zyxel ( dengan Telnet)
Sampel : Zyxel Prestige 650R-A1
• Start run Telnet 192.168.1.1 ß
• Password = 1234
• Setting LAN ketik : 3 2
• Setting ATM/IP ketik : 4
Ichsan Aprideni
41
• Lihat Status ketik : 24 1
Sampel : Modem SpeedStream 4060
• Install CD Driver USB
• Setup Parameter Modem melalui CD
• Login pada aplikasi dengan username/password yang sudah diberikan ISP
(seperti gambar disamp
Ichsan Aprideni
42
3.2.4 INSTALASI CPE
Langkah I : Periksa kelengkapan CPE yang ada. Untuk kelengkapan modem
biasanya terdiri dari 1 paket yaitu ; Modem ADSL, Power Adaptor, Kabel
UTP, Kabel RJ11, CD Installer, Splitter, Buku manual dan kabel USB untuk
modem yang berjenis Bridge.
Langkah ke II : Baca buku manual yang tersedia dengan seksama, perhatikan
alamat atau IP Address modem, Username dan Password modem yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya
Ichsan Aprideni
43
Langkah III : Hubungkan komputer dengan modem ADSL menggunakan
kabel UTP yang tersedia dengan memasukan konektor RJ45 pada port
ethernet pada kedua device tersebut.
Langkah IV : Hubungkan Roset dengan Splitter pada port line menggunakan
RJ11, Splitter dengan telepon pada port Phone dan Splitter dengan Modem
pada port DSL.
Langkah V : Hubungkan kabel power adaptor dari modem ADSL ke catuan
listrik, kemudian tekan tombol power “ON”
Gambar 3.3.7 Rangkaian CPE
Tunggu beberapa saat. Apabila ada pesan “Local Area Connection Is Now
Connected” yang muncul pada layar komputer sebelah kanan bawah, hal ini
menandakan bahwa komputer dan modem telah terhubung dengan baik.
3.2.5 SETTING KOMPUTER
Menggunakan Windows ’XP’
(Aplikasi http/web based)
Ichsan Aprideni
44
Network Connection (1/2)
Pilih Start Control Panel Network Connection
Double klik pada icon “Local Area Connection”
Pilih atau klik pada “Internet Protocol (TCP/IP)” kemudian klik tombol
“Properties”
Kosongkan IP Address dengan mengklik Radio Button “Obtain an IP
address automatically
Isikan DNS Telkom ;
Ichsan Aprideni
45
Preferred DNS server : 202.134.0.155
Alternate DNS Server : 202.134.2.155
Jika DNS “Auto Detect” , kosongkan DNS
Kemudian klik tombol “OK”
Pilih Start Control Panel Internet Option
Pilih Menu Bar “Connection” dan klik tombol “LAN Setting
Ichsan Aprideni
46
Klik Automattically detect settings
Kosongkan address proxies server dengan mengkosongkan tanda pada kotak
“Use proxies server for your LAN”
Klik tombol “OK
Ichsan Aprideni
47
Bacalah buku petunjuk manual dengan seksama untuk mengetahui IP
Address Modem/ Gateway, username dan password
Melihat Konfigurasi (Perintah DOS) :
Pilih menu Start run , ketikan perintah “cmd” kemudian ;
Ichsan Aprideni
48
Ketikan perintah DOS :
ipconfig perhatikan IP address merupakan alamat komputer dan
Gateway sebagai alamat Modem
Cek Koneksi :
Untuk memastikan koneksi modem dengan komputer terhubung baik,ketikan
perintah
ping <IP gateway/modem>
Perhatikan hasilnya !!
Ichsan Aprideni
49
3.2.6 SETTING MODEM
Konfigurasi LAN
IP Address LAN (Private)
Subnet mask
IP Address Gateway
DHCP
NAT
IP Address WAN (Public)
DNS
Hal-hal Yang Diperlu DiperhatiakanDalam Set Up Modem
Konektor
Khususnya untuk UTP, perlu diperhatikan apakah menggunakan Cross over
Type atau Straight. Jenis UTP yang harus digunakan dapat diketahui dari
spesifikasi Modem dalam buku manual produk modem yang digunakan.
LAN LED
:Menunjukkan koneksi modem ke PC. Jika sudah terhubung ke PC maka
lampu ini akan blinking (kedap kedip) dan selanjutnya akan nyala permanet.
Power LED menyala
:Lampu yang menunjukkan Modem terhubung ke Catu daya.
Ichsan Aprideni
50
Link LED menyala
:Lampu yang menunjukkan koneksi ADSL (Link/WAN/DSL/Line/ACT). Jika
lampu ini blinking berarti modem masih dalam proses sinkronisasi. Setelah
sinkron, lampu tidak blinking lagi (nyala permanent). Ada beberapa Merk
modem menambah satu lampu lagi yang diberi label “SYNC“
(Synchronization) untuk menunjukkan proses sinkronisasi sinyal ADSL pada
modem.
TCP/IP LED
Beberapa modem menyertakan lampu ini untuk menunjukkan bahwa Modem
telah terhubung ke internet dan siap browsing. Lampu ini juga biasa diberi
label “ACT“ atau “PPPoA/PPPoE“. Lampu ini akan menyala setelah proses
setup Modem selesai dan pelanggan terhubung ke ISP.
3.2.6.1 Parameter setting modem
Parameter mandatory:
ATM: VPI, VCI
Protocol: PPPoA, PPPoE
Encapsulation: VCMUX, LLC
Username dan password Speedy
Parameter optional:
Ichsan Aprideni
51
DHCP - Modulation (DMT)
NAT - Class Service (UBR)
DNS - Gateway
3.2.6.2 Parameter setting Speedy
Username bersifat unik
Password sifat rahasia
Alcatel :
VPI : 8, VCI : 35 , PPP : LLC
Siemens :
VPI : 1, VCI : 33 ,PPP : VCMUX
Langkah-langkah Setting Modem ADSL
Speedstream
Buka browser interner (Internet Explorer). Ketikan :
HTTP:// 192.168.254.254, lalu tekan enter.
Ichsan Aprideni
52
Pilih Login pada sebelah kiri layar.
Pada kolom password ketikan admin, lalu tekan OK.
Muncul tampilan pada layar seperti pada gambar dibawah.
Ichsan Aprideni
53
Pada layar sebelah kiri pilih / klik Set Up, WAN Interface.
Muncul tampilan pada layar seperti pada gambar dibawah.
Ketikan admin pada kolom User name dan Password, lalu tekan OK.
Muncul tampilan pada layar, Current Configuration.
Klik / Pilih type PPPoA. Akan muncul tampilan pada layar seperti pada
gambar
Ichsan Aprideni
54
Ketikan nomor speedy beserta password yang diberikan oleh ISP.
Lalu tekan Finish.
Ichsan Aprideni
55
Muncul tampilan pada layar seperti pada gambar.
Modem minta di reboot, pilih / klik reboot.
Ichsan Aprideni
56
Modem akan menghitung mundur dalam waktu 45 detik
Setelah itu lampu modem DSL menyala stabil dan
Modem siap digunakan
Untuk meyakinkan lakukan test diagnostic, seperti tampilan dibawah
Langkah-langkah Setting Modem ADSL
CTC
Pada Internet Explorer ketikan
HTTP://192.168.1.1
Ichsan Aprideni
57
• Perhatikan status WAN bertanda “merah”, untuk mulai menseeting
• Pilih menu Quick Configuration
Ichsan Aprideni
58
Parameter Setting Modem
Isikan parameter yang sesuai :
• Operation Mode : Enable
• Encapsulation : PPPoA – LLC
• VPI & VCI : tergantung vendor
• Bridge : Disable
• IGMP : Disable
• IP Address dan Subnetmask : kosong
• DHCP : Enable
• Default Route : Enable
• Isikan Username dan Password Pelanggan
• DNS : Enable
• Klik tombol SUBMIT
Ichsan Aprideni
59
• Pilih Menu Admin
• Klik pada sub menu Commit & Reboot
• Tunggu sampai proses booting modem selesai
INSTALASI & SETTING MODEM
(Aplikasi CD Installer)
1. Masukkan CD driver (installer) ke CD floppy. Install software sesuai petunjuk
menu yang ada sampai selesai. Perhatikan ikon yang dihasilkan.
2. Pastikan power adapter sesuai (tidak tertukar), bila memang membutuhkan
external power.
3. Hubungkan power adapter ke catuan PLN.
4. Hubungkan modem dengan PC/Laptop menggunakan USB.
5. Hubungkan antara modem dengan splitter menggunakan RJ 11
6. Hubungkan antara telepon dengan splitter menggunakan RJ 11
7. Hubungkan antara modem dengan roset menggunakan RJ 11
8. Perhatikan LED modem
9. Pada ”device manager” terdapat menu ”network adapter” dan ”modem”.
Melalui menu tersebut kita dapat meng-input parameter-parameter setting,
baik mandatory maupun optional.
Ichsan Aprideni
60
Ichsan Aprideni
61
INSTALASI & SETTING MODEM
(Aplikasi Windows Wizard)
1. Masuklah ke dalam menu network connection (banyak cara)
Ichsan Aprideni
62
2. Klik create a new connection
3. Klik next
4. Pilih connect to the internet dan klik next
5. Pilih set up my connection manually dan klik next
6. Pilih connect using a broadband connection
that requires a user name and password dan klik next
Ichsan Aprideni
63
7. Isi nama ISP (ketik sembarang, karena hanya label saja)
dan klik next.
8. Isi user name dan password Speedy dan klik next
9. Klik finish.
10.Hubungkan antara modem dengan splitter menggunakan RJ 11
11.Hubungkan antara telepon dengan splitter menggunakan RJ 11
12.Hubungkan antara modem dengan roset menggunakan RJ 11
13. Perhatikan LED DSL modem, establish? OK
14. Klik ikon yang hasil setting
15. Akses berhasil
16. Browsing http://www.plasa.com
Ichsan Aprideni
64
Penomoran SPEEDY:
1DBXYYZ00000 (*)
1 = Kode Produk SPEEDY : Ketetapan
D = Kode DIVRE : 1 s/d 7
B = Tipe XDSL : *)
X = Kode DATEL : ditetapkan oleh DIVRE terkait (numeric)
YY = Kode STO : ditetapkan oleh DIVRE terkait (numeric)
Z = Kode Vendor Perangkat : ditetapkan oleh DIVRE terkait (numeric)
00000 = Nomor Port
Keterangan:
*) TYPE XDSL
1 = ADSL
2 = ADSL 2/2+
3 = G. SHDSL
4 = ADSL 2/2+ AnnexM
5 = VDSL
Ichsan Aprideni
65
3.2.7 Gangguan SPEEDY
Segmentasi gangguan
Gangguan yang mungkin terjadi :
CPE (Modem, PC, Intalasi)
Jarlokat yang digunakan sebagai saluran xDSL.
Network Element (DSLAM, BRAS, RADIUS)
Penyedia layanan seperti ISP, Server DNS
Memulai mengatasi gangguan :
Ichsan Aprideni
66
Status modem ADSL
Tabel 5. Status Modem ADSL
Ichsan Aprideni
67
Gangguan komputer lokal :
Ichsan Aprideni
68
Tabel 6. Gangguan Komputer Lokal
Ichsan Aprideni
69
Gangguan pada modem ADSL
Tabel 7. Gangguan pada Modem ADSL
gangguan logika :
Pemeriksaan dimulai dari layer 1 (physical layer), layer 2 (data link/ATM
layer), dan layer 3 (TCP/IP over ATM)
Pemeriksaan dimulai dari level atas ke level bawah (downstream approach)
Terstruktur, mudah analisis
Wasting time
Pemeriksaan dimulai dari level bawah ke level atas (upstream approach)
Cepat, sesuai dengan kondisi lapangan
Ichsan Aprideni
70
Sulit menganalisis bila terjadi kesalahan
Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan akses:
Konfigurasi PC yang buruk
– hardware conflicts, under-powered PC, unoptimized network setting,
corrupted Win9X installation, etc
http://www.dslreports.com/tweaks
Packet loss
– TCP retransmission, slowing down, and data lost
Overloading of an ISP gateway
– Up link bandwidth ISP tak ada yang memadai
– Location of ISP (ISP peering partner)
Web Servers connectivity
Server yang tidak comply dengan ADSL speed
Peak hour versus off-peak
current load of the server
peak hour: morning, lunch, late-evening
Hop counts and latency
Jumlah hop (routers) antara user and tujuan menimbulkan kemungkinan
koneksi yang buruk dan packet loss
http://rescomp.stanford.edu/~cheshire/rants/Latency.html
Masalah Routing
Bit rate aplikasi :
Bit rate MP3, wav, wma sekitar 50 kbps
Bit rate CD quality 200-250 kbps
Standard windows wav, wma
Bit rate Uncompressed video 472 Mbps
Bit rate MPEG1: 1,2 Mbps for VCD
Ichsan Aprideni
71
Bit rate MPEG2: 4-6 Mbps for DVD
Bit rate MPEG4: 64 kbps for medium resolution video conferencing
Bit rate Email: 9,6 – 56 kbps
Bit rate file transfer: 56 kbps-1,5 Mbps
BAB IV
Ichsan Aprideni
72
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Pada zaman modern seperti sekarang ini, kebutuhan telekomunikasi bukan
lagi hanya menyangkut kebutuhan voice tetapi telah beralih ke kebutuhan
komunikasi data yang serba praktis, cepat, dan murah. ADSL dapat mensupport
pengiriman data dari 1,5 sampai 9 Mbps saat menerima data atau lebih dikenal
dengan downstream rate dan dari 16 sampai 640 Kbps saat mengirim data atau
lebih dikenal dengan upstream rate.
2. Tidak semua jaringan telepon dapat menggunakan layanan speedy karena
speedy berbasis tembaga murni.
3. Line telepon yang dihubungkan ke modem ADSL melalui spliter tidak boleh
line telepon yang sudah diparalel. Jika pelanggan ingin paralel telepon atau
menggunakan PABX, line yang digunakan adalah line telepon keluaran spliter.
4. ADSL memberikan kemampuan Internet dan Voice/Fax secara simultan. Ini
berarti anda dapat Surfing internet dan menggunakan Telepon atau Fax pada saat
bersamaan. Ini akan memberikan kepuasan bagi Anda untuk menikmati High-
Speed Internet Access tanpa kehilangan kontak telepon dengan relasi Anda.
Ichsan Aprideni
73
5. Kecepatan koneksi lebih stabil karena masing-masing pemakai ADSL
mempunyai jalur tersendiri hingga ke peralatan multiplexer di sisi Telkom.
Kecepatan tidak terpengaruh oleh pertambahan jumlah pelanggan yang akses
bersamaan.
6. Berbagai aplikasi multimedia masa depan, akan dapat dinikmati dengan kualitas
serta kenyamanan yang optimal. Anda bisa mulai menjelajahi dunia Internet
masa depan, Internet 3D - yang padat dengan animasi-video-musik.
7. Dapat menggunakan saluran telepon yang ada sehingga pelanggan dapat
mengakses internet tanpa mengganggu line telepon.
4.2. SARAN
Beberapa hal berikut penulis harapkan dapat menjadi masukan bagi PT.
TELKOM untuk kemajuannya di masa yang akan datang, antara lain :
1. Mengingat banyaknya manfaat yang didapat dengan pengimplementasian
fiber optik, maka penulis menyarankan agar PT. TELKOM sebaiknya
menggunakan media serat optik pada semua jaringannya tidak hanya dari MDF
ke RK, tapi juga hingga ke DP.
2. Gunakan Firewall dan Anti Virus pada komputer yang digunakan untuk
mengakses Internet SPEEDY.
Ichsan Aprideni
74
3. Melakukan pengembangan teknologi dari teknologi yang sudah ada sekarang.
Baik peluncuran produk baru dan peningkatan fitur teknologi yang sudah ada.
Ichsan Aprideni
75